7 BAB II Kajian Pustaka 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Pasar Modal

advertisement
BAB II
Kajian Pustaka
2.1
Tinjauan pustaka
2.1.1
Pasar Modal
Menurut Jogiyanto (2014,29-30), pasar modal merupakan sarana
perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual
saham atau mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian
dari perusahaan. Obligasi merupakan suatu kontrak yang mengharuskan
peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga
dalam kurun waktu yang sudah disepakati. Pasar modal harus bersifat likuid dan
efisien, pasar modal bisa dikatakan likuid jika pembeli dapat membeli dan penjual
dapat menjual surat – surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien
jika harga dari surat – surat berharga mencerminkan nilai perusahaan secara
akurat. Berikut ini merupakan produk - produk dari pasar modal :
2.1.1.1 Saham
Menurut Jogiyanto (2014), suatu perusahaan dapat menjual hak
kepemilikannya dalam suatu saham (stock). Saham dibagi 2 jenis yaitu :
2.1.1.1.1
Saham preferen
Menurut Jogiyanto (2014,169-170), saham preferen memiliki sifat
gabungan antara obligasi dengan saham biasa. Seperti obligasi
yang
membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil tetap
7
berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, saham preferen dibawah klaim
pemegang obligasi. Berikut karakteristik saham preferen antara lain:
2.1.1.1.1.1 Preferen terhadap dividen yaitu pemegang saham preferen
memiliki hak untuk menerima dividen terlebih dahulu
dibanding dengan pemegang saham biasa. Saham preferen juga
memberikan hak dividen kumulatip yaitu memberikan hak
kepada pemegang saham preferen untuk menerima dividen
pada tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum
pemegang saham biasa menerima dividennya.
2.1.1.1.1.2 Preferen pada waktu likuidasi yaitu pemegang saham preferen
lebih dahulu memiliki hak aktiva perusahaan dibanding dengan
hak yang dimiliki oleh saham biasa waktu likuidasi.
2.1.1.1.2
Saham Biasa
Menurut Jogiyanto (2014,174-176), perusahaan yang mengeluarkan satu
kelas saham saja, saham ini biasanya disebut saham biasa (common stock).
Pemegang saham merupakan pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada
manajemen untuk menjalankan perusahaan.Beberapa Hak yang dimiliki oleh
pemegang saham biasa antara lain :
2.1.1.1.2.1 Hak Kontrol, pemegang saham mempunyai hak memilih
dewan direksi. Pemegang saham melakukan hak kontrolnya
dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi dirapat
tahunan pemegang saham atau pada memveto pada tindakan –
tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
8
2.1.1.1.2.2 Hak menerima pembagian keuntungan, pemegang saham biasa
mendapat keuntungan dari perusahaan.
2.1.1.1.2.3 Hak preemptif merupakan hak untuk mendapatkan presentasi
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham. Tujuannnya untuk melindungi hak
kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga
saham lama dari kemrosotan nilai.
2.1.1.2 Obligasi (bond)
Menurut Jogiyanto (2014, 210), didefinisikan sebagai utang jangka
panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga tetap jika
ada. Walaupun obligasi kebanyakan memberikan bunga tetap, ada juga obligasi
yang tidak membayar bunga.Menurut Jogiyanto (2014, 214 – 215), ditinjau dari
penerbitnya obligasi bedakan menjadi 3 antara lain :
2.1.1.2.1
Obligasi pemerintah, untuk pembangunan negara pemerintah
membutuhkan dana, dengan meminjam dana jangka panjang
kepada masyarakat. Surat utang pemerintah ini disebut dengan
SUN ( surat utang negara) atau umumnya dikenal dengan surat
obligasi pemerintah.
2.1.1.2.2
Municipial bond merupakan obligasi yang dikeluarkan
pemerintah daerah. Pemerintah daerah mengeluarkan obligasi
ini untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya,
perumahan rakyat, rumah sakit umum, universitas dan lainnya.
9
Pendapatan dari pembiayaan ini akan digunakan kembali untuk
membayar utang.
2.1.1.2.3
Obligasi perusahaan merupakan surat utang jangka panjang
yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang
akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan
pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan
dikonrak utangnya.
2.1.1.3 Reksa dana (mutual fund)
Menurut Tandelilin (2010:48-50), reksa dana (mutual fund) merupakan
suatu jenis instrumen investasi yang juga tersedia dipasar modal Indonesia
disamping saham, obligasi, dan sebagainya. Reksa dana mudahnya dapat diartikan
sebagai wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelola oleh perusahaan
investasi dan dibeli oleh investor.Jenis – jenis reksa dana berdasar investasinya
antara lain :
2.1.1.3.1
Reksa dana pasar uang, merupakan reksa dana yang
menginvestasikan dananya khusus pada berbagai jenis
sekuritas dipasar uang. Contohnya adalah reksa dana Bira
Dana Kas.
2.1.1.3.2
Reksa dana pendapatan tetap, merupakan reksa dana yang
menginvestasikan dananya khusus pada portofolio obligasi.
2.1.1.3.3
Reksa
dana
saham,
merupakan
reksa
dana
yang
menginvestasikan dananya khusus pada portofolio saham –
10
saham perusahaan. Contohnya adalah reksa dana Niaga
Saham.
2.1.1.3.4
Reksa
dana
campuran,
merupakan
reksa
dana
yang
menginvestasikan danannya pada berbagai jenis sekuritas yang
berbeda baik dipasar modal maupun dipasar uang.
2.1.1.3.5
Reksa
dana
terpotreksi,
merupakan
reksa
dana
yang
memberikan proteksi atas nilai investasi awal investor melalui
mekanisme pengelolaan portofolio.
2.1.2 Indeks Harga Saham
Menurut Samsul (2006,179), indeks saham adalah harga saham yang
dinyatakan dalam angka indeks. Indeks saham digunakan untuk tujuan analisis
dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah.
Corporate action yang dilakukan perusahaan dapat merusak analisis apabila
menggunakan harga saham dalam rupiah tanpa dikoreksi terlebih dahulu. Dengan
menggunakan indeks saham dapat dihindari kesalahan analisis walaupun tanpa
koreksi.
Setiap bursa efek akan menetapkan angka basis indeks yang berbeda,
yaiitu dimulai dari basis 100, 500, atau 1000. Jenis indeks dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
2.1.2.1 Indeks harga saham individu
2.1.2.2 Indeks harga saham parsial
2.1.2.3 Indeks harga saham gabungan
11
2.1.3 Return saham
Menurut Jogiyanto (2014,263), return saham merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Returndapat berupa return realisasi yang sudah terjadi
atau return ekspektasi yang belum terjadi yang diharapkan akan terjadi dimasa
yang akan mendatang.
Menurut Zubir (2011,4), return saham terdiri dari capital gain dan
dividend yield. Capital gain merupakan selisih antara harga jual dan beli saham
perlembar dibagi dengan harga beli. Dividend yield merupakan dividend per
lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar.Rate of return merupakan
ukuran terhadap hasil suatu investasi.Dalam melakukan investasi, orang akan
memilih investasi yang memberikan rate of return yang tinggi.
2.1.4 Expected return
Menurut Jogiyanto (2014,280), return ekspektasi merupakan return yang
digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting
dibandingkan dengan returnhistoris karena return ekspektasian merupakan return
yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan.
Return ekspektasian dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai
berikut :
2.1.4.1 Berdasarkan nilai ekspektasian masa depan, dengan tidak adanya
kepastian return yang akan diperoleh investor dimasa yang akan
mendatang maka perlu diestimasi nilainya dengan segala
12
kemungkinan yang akan terjadi. Dengan mengantisipasi segala
kemungkinan yang dapat terjadi ini berarti bahwa tidak hanya hasil
masa depan (outcome) yang akan diantisipasi, tetapi perlu
diantisipasi beberapa hasil masa depan dengan probabilitas
terjadinya.
2.1.4.2 Berdasarkan nilai - nilai return historis, kenyataan menghitung
hasil masa depan dan probabilitas merupakan hal yang tidak mudah
dan bersifat subjektif. Akibat dari perkiraan subjektif ini,
ketidakakuratan akan terjadi. Untuk mengurangi ketidakakuratan
ini, data historis dapat digunakan sebagai dasar ekspektasi.
2.1.4.3 Berdasar model return ekspektasian yang ada, model yang tersedia
yang populer dan banyak digunakan adalah single index model dan
model CAPM
2.1.5 Abnormal Return
Menurut Jogiyanto (2014,647), abnormal return merupakan kelebihan dari
return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal.Return normal
merupakan return ekspektasi. Dengan demikian abnormal return adalah selisih
antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.
2.1.6 Trading Volume Activity
Volume perdagangan saham merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
tertentu, untuk melihat pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan
saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan yang diukur
13
dengan Trading Volume Aktivity (TVA). Trading Volume Aktivity (TVA)
merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu
tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu
(Rumantri dan Moerdiyanto, 2012).
Menurut Susanto dan Sabardi (2010,140), volume perdagangan dianggap
sebagai ukuran dari kekuatan atau kelemahan pasar. Apabila volume perdagangan
meningkat sementara harga bergerak naik dan turun, seperti harga akan tetap pada
kecenderungan
sekarang.
Sebaliknya,
penurunan
volume
perdagangan
dipertimbangkan sebagai sinyal akan terjadi pembalikan kecenderungan.
2.1.7
Even study
Menurut Jogiyanto (2014,623-624), merupakan studi yang mempelajari
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasiakan
sebagai pengumuman. Event studi dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi dari suatu pengumuman dan dapet juga digunakan untuk menguji
efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dan penujian efisiensi pasar bentuk
setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan
informasi dimaksudkan untuk melihat suatu pengumuman. Jika pengumuman
mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi ditunjukan dengan adanya
perubahan harga sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
abnormalreturn. Jika digunakan abnormal return, maka dikatakan bahwa suatu
14
pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal
return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak
memberikan abnormal return kepada pasar.
2.1.8
Indeks Liquid-45 (LQ-45)
Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya
tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya kurang
aktif diperdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (sebagian
besar saham tidak aktif) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar
modal. Oleh karena itu, pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternatif
indeks yang lain, yaitu Indeks Likuid-45 (ILQ-45).
Indeks LQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 dan tanggal ini
merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini dibentuk hanya
dari 45 saham-saham yang paling aktif diperdagangkan. Pertimbangan
pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yangmasuk di ILQ-45 adalah
likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria sebagai berikut (Jogiyanto,
2014:156):
2.1.8.1
Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi saham masuk
dalamurutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
regular.
2.1.8.2
Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya
masukdalam urutan 60 terbesar di pasar reguler.
15
2.1.8.3
Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan. ILQ-45
diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari
dan Agustus.
2.1.9
Efisiensi pasar
Menurut Jogiyanto (2014,585-586), pasar efisien merupakan reaksi pasar
dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang
sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia. Dengan demikian ada
hubungan antara teori pasar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium
dengan konsep pasar efisien yang mencoba menjelaskan bagaimana pasar
memproses informasi untuk menuju ke posisi ekuilibrium yang baru. Efisiensi
pasar seperti ini sisebut efisiensi pasar secara informasi yaitu bagaimana pasar
bereaksi terhadap informasi yang tersedia.
Menurut Fama 1965 dalam Samsul (2006:270-271) Tingkatan efisiensi
pasar dibagi dalam 3 tingkatan antara lain:
2.1.9.1
The weak effecient market hypothesis, efisiensi dikatakan
lemah
(weak-form)
karena
dalam
proses
pengambilan
keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga
dan volume masa lalu.
2.1.9.2
The semistrong market hypothesis. Efisiensi pasar dikatakan
setengah
kuat
(semistrong-form)
karena
dalam
proses
pengambilan keputusan jual-beli saham investor menggunakan
data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi
yang dipublukasiakan seperti laporan keuangan, laporan
16
tahunan,
pengumuman
bursa,
informasi
keuangan
internasional, peraturan peundangan pemerintah, peristiwa
polyik, peristiwa hukum, peristiwa sosial, dan lain sebagainya
yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional.
2.1.9.3
The strong efficient market hypothesis. Efisiensi pasar
dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan
data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa
lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang
tidak dipublikasikan secara umum. Contoh informasi privat
adalah hasil riset yang diterbitkan sendiri oleh unit kerja riset
yang ada dalam perusahaan atau dibeli dari lembaga riset
lainnya.
2.1.10 Signalling Theory
Menurut Jogiyanto (2014) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar. Informasi merupakan salah satu unsur penting baik bagi investor maupun
pelaku
bisnis.
Informasi
selalu
menyajikan
keterangan,
catatan
atau
gambaranmengenai keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang.
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan
investor sebagai alat analisis untuk pengambilan keputusan dalam berivestasi.
17
2.2
Penelitian terdahulu
Ramadhan (2013), melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruhkenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tahun 2013 terhadap
investasi saham pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Dari analisis menunjukkan pengujian abnormal return dan
volume perdaganganselama 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah kenaikan harga
baham bakar minyak. Kenaikan harga BBM bepengaruh terhadap return saham,
10
hari sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak investor mendapatkan
abnormal return. Sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak rata – rata investor
tidak mendapat abnormal return. Sedangkan terhadap volume perdagangansaat
kenaikan harga BBM tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti
kenaikan harga bahan bakar minyak tidak berpengaruh terhadap volume
perdagangan saham dan mengidikasikan investor tidak merespon peristiwa
tersebut untuk mmelakukan transaksi jual atau beli di pasar modal.
Chandra (2013), melakukan penelitian ini bertujuan menguji reaksi pasar
terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak pada tanggal 22 juni 2013. Indikator
reaksi investor menggunakan abnormal return dan trading volume aktivity.
Penelitian ini menggunakan event study yang mengukur perbedaan reaksi sebelum
dan sesudah kenaikan harga bahan bakar minyak. Sample yang digunakan dalam
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 periode
februari sampai Juli 2013. Hasil menunjukkan adanya abnormal return negatif
signifikan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM dan terdapat abnormal
18
return positif setelah pengumuman kenaikan harga BBM. Untuk volume
perdagangan terdapat peningkatan aktivitas yang berarti, namun tidak terdapat
perbedaan yang berarti antara aktifitas sebelum dan sesudah pengumuman
kenaikan harga BBM
2.3
Kerangka Teoritis
Kenaikan BBM
18 November 2014
Reaksi
Pasar Modal
Trading Volume
Activity
Return Saham
Sesudah
pengumuman
Sebelum
Pengumuman
Sesudah
Pengumuman
Sebelum
Pengumuman
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis Kenaikan BBM
Pengumuman kenaikan BBM berdampak pada perekonomian secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana reaksi pasar
modal terhadap pengumuman mengenai kenaikan BBM. Dalam penelitian ini
reaksi pasar modal diketahui dengan menguji perbedaan return saham dan trading
valume activity. Jika setelah pengumuman tidak ada perbedaanreturn setelah
19
pengumuman kenaikan BBM berarti pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman.
Efisien pasar juga dapat dilihat dari volume perdagangan yang terjadi pada saham
LQ45. Jika volume perdagangan meningkat maka pasar berekasi secara cepat dan
berarti pasar tersebut efisiensi sangat kuat. Tetapi jika volume perdagangan
mengalami penurunan maka pasar tersebut tidak terpengaruh oleh pengumuman.
Penurunan BBM
19 Januari 2015
Reaksi
Pasar Modal
Return Saham
Sesudah
pengumuman
Sebelum
Pengumuman
Trading Volume
Activity
Sesudah
Pengumuman
Sebelum
Pengumuman
Gambar 2.2
Kerangka Teoritis Penurunan BBM
Pengumuman penurunan juga akan mempengaruhi perekonomian negara. Dalam
penelitian ini akan dilihat bagaimana reaksi pasar modal terhadap pengumuman
mengenai penurunan harga BBM. Dalam penelitian ini reaksi pasar modal
diketahui dengan menguji perbedaan return saham dan trading valume activity.
Jika setelah pengumuman tidak ada perbedaan returnsaham setelah pengumuman
20
penurunan harga BBM berarti pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman. Efisien
pasar juga dapat dilihat dari volume perdagangan yang terjadi pada saham LQ45.
Jika volume perdagangan meningkat maka pasar berekasi secara cepat dan berarti
pasar tersebut efisiensi sangat kuat. Tetapi jika volume perdagangan mengalami
penurunan maka pasar tersebut tidak terpengaruh oleh pengumuman.
2.4
Hipotesis
2.4.1 Diduga terdapat perbedaaan antarareturn saham dan trading
volume aktivity sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan BBM.
2.4.2 Diduga terdapat perbedaan antarareturnsaham dan trading volume
aktivity sebelum dan sesudah pengumuman penurunan harga BBM.
21
Download