ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUMARIN DARI KULIT

advertisement
Jurnal Biogenesis Vol. 2(1):13-15, 2005
© Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau
ISSN : 1829-5460
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KUMARIN
DARI KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix DC)
Jimmi Copriady*) , Elva Yasmi, dan Hidayati
Laboratorium Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau Pekanbaru 28293
Diterima 21 April 2005, Disetujui 1 Mei 2005
ABSTRACT
Coumarin has been isolated and characteritated from rind of Citrus hystrix DC by maseration methode with
ethanol. After fractionation by n-hexane and ethyl acetate, collected the phase ethyl acetate which positive of
coumarin and separated by column chromatography by step gradient polarity system. With ethyl acetate and nhexane as eluent. The result was yellow liquid, fitokimia test of isolate using hidroksilamin-HCl and spectrum light
showed isolate is coumarin compound. The ultraviolet spectrum showed maximum absorbtions 203 nm, 269 nm
dan 316 nm (in methanol), and increase reagen NaOH didn’t give moving up.
Keywords : Citrus hystrix DC, coumarin, isolation, characteritation
PENDAHULUAN
Sejak dahulu masyarakat Indonesia mengenal
dan memakai tumbuhan sebagai salah satu upaya
dalam penanggulangan masalah kesehatan yang
dihadapinya. Namun hal ini dilakukan berdasarkan
pengalaman yang turun temurun dan bukan melalui
kajian yang sistematis dan terencana, sehingga
komponen kimia yang aktif dari tumbuhan tersebut
belum banyak ditemukan (Harborne, 1987).
Senyawa kimia dalam tumbuhan merupakan hasil
metabolisme sekunder dari tumbuhan itu sendiri.
Senyawa metabolit sekunder sangat bervariasi
jumlah dan jenisnya dari setiap tumbuh-tumbuhan.
Beberapa dari senyawa tersebut telah diisolasi,
sebagian diantaranya memberikan efek fisiologi
dan farmakologis yang lebih dikenal sebagai
senyawa kimia aktif (Kusuma, 1988). Salah satu
metabolit sekunder pada tumbuhan adalah
golongan kumarin.
Senyawa kumarin dan turunannya banyak
memiliki aktifitas biologis diantaranya sebagai
antikoagulan darah, antibiotik dan ada juga yang
*) Komunikasi Penulis :
Laboratorium Pendidikan Kimia
PMIPA FKIP Universitas Riau
menunjukkan
aktifitas
menghambat
efek
karsinogenik. Selain itu kumarin juga digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan parfum dan
sebagai bahan fluorisensi pada industri tekstil dan
kertas (Murray, 1982).
Kumarin banyak terdapat pada tumbuhan
Angiospermae
dan
tidak
jarang
pada
Gymnospermae serta tumbuhan tingkat rendah.
Pada umumnya terdapat pada famili Rutaceae,
Leguminoceae, Umbelliferae dan Graminae.
Kumarin ditemukan hampir di setiap bagian
tumbuh-tumbuhan mulai dari akar, batang, daun
sampai bunga dan juga buah (Robinson, 1995).
Jeruk purut (Citrus hystrix DC) merupakan salah
satu jenis jeruk dari famili Rutaceae. Penggunaan
buah dan daun jeruk purut telah dikenal oleh
masyarakat sejak dahulu sebagai obat tradisional.
Bagian daun biasanya digunakan untuk mengatasi
badan letih dan lelah sehabis sakit berat dan juga
untuk penyedap masakan. Sedangkan kulit buah
jeruk purut digunakan sebagai obat bisul, panas
dalam, radang kulit, radang payudara, kulit bersisik
dan kulit mengelupas (Setiawan, 2000). Buah jeruk
purut juga sering digunakan dalam pengobatan
magik. Selain itu kulit buah jeruk purut digunakan
untuk penyedap masakan, pembuatan kue dan
dibuat manisan (Setiadi dan Parmin, 2004).
e-mail <[email protected]>
13
Copriadi, Yasmi dan Hidayati : Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Kumarin
Dari penelusuran literatur, tumbuhan jeruk purut
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu
kumarin, flavonoid, steroid, fenolik dan minyak
atsiri (Setiawan, 2000). Berdasarkan uji fitokimia
yang dilakukan pada kulit buah jeruk purut banyak
terdapat senyawa golongan kumarin, juga adanya
senyawa lain yaitu flavonoid dan steroid.
Senyawa kumarin yang berasal dari buah jeruk
purut juga telah dilaporkan oleh Murakami (1999).
Jeruk purut mengandung 3 senyawa kumarin yaitu
bergamottin (1), oksipeucedanain (2) dan 5[(6’,7’-dihidroksi-3’,7’-dimetil-2-oktenil)oksi]
psoralen (3) yang berfungsi sebagai inhibitor dan
penghambat pembentukan gas NO dalam sel. Gas
NO merupakan radikal bebas yang dapat
mengakibatkan mutagenesis deaminasi basa DNA.
Strukturnya dapat dilihat pada Gambar 1
(Murakami, 1999).
R
O
O
O
O
(1 ) R =
(2 ) R =
(3 ) R =
OH
OH
HASIL DAN PEMBAHASAN
OH
OH
Dari hasil uji fitokimia, mengarahkan bahwa
fraksi etil asetat yang banyak mengandung
senyawa kumarin. Kemudian fraksi etil esetat
dilakukan pemisahan lebih lanjut dengan
kromatografi kolom sistem step gradien polarity
dan kromatotron. Senyawa yang diperoleh berupa
cairan kental berwarna kuning. Hasil analisis KLT
dengan menggunakan dua sistem eluen yaitu
heksana : etil asetat (4 : 6) dan petroleum eter : etil
asetat (6 : 4) menunjukkan satu noda (gambar 2)
dengan harga Rf berturut-turut 0,56 dan 0,48. Uji
kualitatif isolat dengan hidroksilamin–HCl dalam
basa memberikan warna ungu dan uji lampu
Ultralembayung memberikan flouresensi kuning
kehijauan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
isolat tersebut adalah senyawa kumarin.
Pengukuran
spektrum
ultraviolet
(MeOH)
memberikan pergeseran puncak serapan dari
kumarin tersubstitusi yaitu pada 203 nm, 269 nm
dan 316 nm.
Gambar 1. Struktur senyawa kumarin pada buah jeruk
purut
METODE PENELITIAN
Bahan tumbuhan yang diteliti adalah kulit buah
jeruk purut (Citrus hystrix DC) yang diperoleh dari
pasar Kodim Pekanbaru.
Peralatan yang digunakan untuk keperluan
ekstraksi yaitu seperangkat alat destilasi,
maserator, rotary evaporator, kolom kromatografi,
lampu UV 365 nm, kromatotron dan spectrometer
UV-VIS shimadzu.
Sebanyak 1 kg kulit buah jeruk purut kering yang
telah dibersihkan dan dikeringkan di udara
diblender halus kemudian dimaserasi dengan
petroleum eter selama 3 x 24 jam untuk
menghilangkan minyak yang terkandung di dalam
sampel. Residu dikeringkan di udara terbuka
sampai bau petroleum eter hilang. Dengan cara
yang sama residu dimaserasi kembali dengan
etanol selama 4 x 24 jam. Ekstrak etanol dikisatkan
14
pada tekanan rendah pada suhu 30–400C dengan
rotary evaporator. Fraksi etanol kemudian
difraksinasi menggunakan corong pisah berturutturut dengan heksana dan etil asetat. Kemudian
semua fraksi dipekatkan dan dilakukan uji
fitokimia.
Fraksi etil asetat sebanyak 2,5 gram dipisahkan
dengan kromatografi kolom sistem kepolaran
bertingkat (Step Gradien Polarity) dengan eluen
heksana 100%, heksana : etil asetat 9 : 1, heksana :
etil asetat 7 : 3, heksana : etil asetat 5 : 5, heksana :
etil asetat 4 : 6, heksana : etil asetat 3 : 7, heksana :
etil asetat 2 : 8, heksana : etil asetat 1 : 9, etil asetat
100% ditampung 70 fraksi @ 10 ml. Dari
pemisahan tadi dianalisis KLT dan diperoleh lima
fraksi utama yaitu fraksi I (1-8) tiga noda, fraksi II
(9-26) tiga noda, fraksi III (27-39) empat noda,
fraksi IV (40-51) empat noda dan fraksi V (52-70)
tiga noda. Fraksi II selanjutnya dipisahkan kembali
dengan kromatotron, eluen heksana : etil asetat (4 :
6) ditampung 4 frkasi utama dan dianalisis KLT.
Dari pengamatan KLT terlihat fraksi II2
menunjukkan satu noda (dengan sedikit pengotor),
berupa cairan kental.
Copriadi, Yasmi dan Hidayati : Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Kumarin
DAFTAR PUSTAKA
A
B
C
Gambar 2. Kromatografi lapis tipis isolat dengan 2 sistem
eluen. A = heksana : etil asetat 4 : 6,
B = petroleum eter : etil asetat 6 : 4,
C = aseton : heksana 1 : 1
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terbitan kedua.
Terjemahan Padmawita, K dan I. Sudiro. Penerbit ITB.
Bandung.
Kusuma, T.S. 1988. Kimia Lingkungan. Pusat Penelitian
Universitas Andalas. Padang.
Murakami, A. 1999. Identification of Coumarins from the
Fruit of Citrus hystrix DC as Inhibitors of Nitric Oxide
Generation in Mouse Macrophage RAW, 264,7,
J.Agric Food Chem (47) : 333-339
Murray, R.D.H., J. Mendez, and S.A. Brow. 1982. The
Natural Cumarins. Jhon Willey and Sons Ltd. New
York.
Setiawan, D. 2000. Atlas Tumbuhan Organik Indonesia.
Persi,co.id
Setiadi dan Parmin. 2004. Jeruk Asam. Penebar Swadaya.
Jakarta.
KESIMPULAN
Dari fraksi etil asetat kulit buah jeruk purut
(Citrus hystrix DC) telah berhasil diisolasi senyawa
kumarin berupa cairan kental berwarna kuning.
Analisis KLT dengan dua sistem eluen
memperlihatkan satu noda menunjukkan bahwa
senyawa isolat sudah relatif murni. Berdasarkan uji
fitokimia dengan hidroksilamin-HCl memberikan
warna ungu dan hasil uji isolat jika dilihat di
bawah lampu UV pada plat KLT menghasilkan
flouresensi kuning kehijauan sehingga dapat
disimpulkan bahwa isolat tersebut adalah senyawa
kumarin.
15
Download