V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Dasar

advertisement
V. ULASAN KARYA PERANCANGAN
A. Konsep Dasar Perancangan
Buku saku ini bercerita tentang pertualangan seorang pelaut yang mengalami
bencana saat sedang berteduh di pantai. Karakter utama ini bernama Bari. Ketika ia
sedang beristihat dibawah pohon kelapa, ia merasakan gempa bumi yang kuat yang
mengguncangkan pantai. Seketika ia melihat air surut sepanjang garis pantai.
Merasakan hal yang tidak wajar ia pun menjauh dari pulau. Beberapa menit
kemudian ia melihat gelombang bencana tsunami yang menghantam pulau tadi.
Melihat bencana tersebut, Bari bertekad untuk mengunjungi penduduk yang
bermukim dipantai untuk menginformasikan tanda-tanda bencana alam tsunami.
Buku saku ini mengangkat tema pantai dengan elemen-elemen visual pantai yang
melekat pada keseluruhan layout buku saku ini. Elemen-elemen visual yaitu berupa
pasir pantai, ombak laut, pohon kelapa, perahu, gubuk pantai, dan lainnya. Dengan
cerita yang terinspirasi dari budaya masyarakat Simeulue Aceh yang dikenal dengan
smong. Didalam buku saku ini memiliki permainan yang dapat meningkatkan daya
tarik anak untuk membaca buku saku ini.
B. Rincian Konsep Perancangan
1. Ilustrasi
Konsep ilustrasi karakter adalah perpaduan antara karakter. Karakter kartun
jepang “One Piece” dan karakter serial TV “Upin-Ipin”. Pembuatan ilustrasi
menggunakan software Adobe Ilustrator CS6. Karena bencana tsunami
sebagian besar terjadi di kawasan pantai dengan cakupan wilayah yang kecil
maka dibuatlah visualisasi pantai. Dengan varian elemen visual yang ada pada
keadaan pantai, maka dibuatlah ilustrasi dengan kesan keasrian pantai.
2. Tipografi
Jenis huruf yang digunakan adalah huruf yang tidak memiliki kait atau sans
serif, jenis huruf seperti ini umumnya digunakan didalam buku cerita , dengan
menggunakan huruf tidak berkait agar teks mudah dipahami dan komunikasi
dapat tersampaikan dengan efektif. Pemilihan huruf juga didukung oleh
kuisioner yang telah dibagikan kepada anak SD.
22
3. Warna
Warna yang dipakai dalam buku saku ini adalah warna CMYK, pemakaian jenis
warna ini bertujuan agar warna tidak berubah ketika sampai pada tahap
pencetakan. Nuansa warna yang ditampilkan pada buku saku ini juga warna
yang lembut. Dengan memakai varian warna biru, coklat, kuning dan hijau,
yang identik dengan warna pantai pada kawasan daerah jawa barat bagian
selatan dan wilayah pulau Simeulue, Aceh.
4. Unsur Pembangun Cerita
a. Tokoh Utama
1. Nama : Bari
Profesi : Pelaut
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Gambar 3. Bari
Seorang penjelajah yang senang bertualang di lautan. Ia berjelajah
mengarungi lautan untuk mencari informasi seputar dunia laut.
Karakter ini terinspirasi dari kartun “One Piece” buatan Jepang dan
“Popeye” buatan Amerika. Karakter utama dalam kartun tersebut
berperawakan seperti remaja dengan atribut bajak laut. Maka dari itu
penulis membuat karakter utama ini bertemakan ala perompak laut.
Pemilihan tema karakter didukung oleh kuisioner yang telah dibagikan
kepada anak yaitu berdasarkan kuisioner, anak sekolah dasar memiliki
ketertarikan pada kartun jepang seperti Doraemon, Naruto serta kartun
Upin ipin yang berasal dari negeri Jiran. Melalui proses analisa diatas,
penulis melakukan pendekatan visual berdasarkan data yang didapat.
23
2. Nama : Tania
Profesi : Pelajar
Jenis Kelamin : Perempuan
Gambar 4. Tania
Seorang gadis kecil yang cantik. Ia adalah pendatang dari kota besar
dan menetap di pinggir pantai bersama orangtuanya. Konsep karakter
ini yaitu seorang gadis asing yang berasal dari luar negeri Indonesia
yang berpenampilan memakai dress merah jambu, dengan mata birunya
yang khas dengan orang asing/barat. Konsep ini dibuat untuk
mendukung tokoh masyarakat awam yang tidak mengetahui tentang
bencana tsunami.
3. Nama : MeiMei
Profesi : Pelajar
Jenis Kelamin : Perempuan
Gambar 5. Meimei
Seorang gadis kecil yang bersahabat dengan Tania. Seperti Tania,
Meimei datang bersama orangtuanya dari kota besar dan menetap di
pinggir pantai. Seperti konsep karakter Tania, Meimei berpenampilan
seperti gadis tionghoa yang khas dengan warna merah dan mata
sipitnya. Karakter ini terinspirasi dari serial kartun “Upin Ipin”.
Berdasarkan hasil kuisioner, 43 dari 135 anak memilih kartun “Upin
Ipin” sebagai kartun favorit mereka.
24
4. Nama : Pak Untung
Profesi : Nelayan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gambar 6. Pak Untung
Seorang nelayan yang memiliki rumah didekat pantai. Ia adalah
penduduk asli dipulau yang rawan terkena bencana tsunami. Pak
Untung memiliki seorang anak yang bernama Otong. Konsep karakter
ini adalah seorang penduduk lokal yang berprofesi sebagai nelayan.
Karakter ini berperawakan seperti seorang nelayan pada umumnya,
memakai topi caping dengan kaos dan celana, tanpa alas kaki. Konsep
karakter ini berbeda dari Tania dan Meimei, penulis menyisipkan
profesi nelayan lokal sebagai penduduk asli setempat serta termasuk
kedalam kategori masyarakat awam yang tidak mengetahui bencana
tsunami.
5. Nama : Otong
Profesi : Pelajar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gambar 7. Otong
Anak dari pak Untung. Setiap pulang dari sekolah, Otong selalu tidur
siang dibawah pohon kelapa. Konsep karakter ini yaitu sebagai karakter
pendukung dari tokoh pak Untung. Otong berperan sebagai anak dari
pak Untung, ia yang berpenampilan layaknya anak sekolah dengan kaos
tanpa lengan dan celana SD yang berwarna merah yang memperkuat
25
konsep „sepulang sekolah si Otong suka tidur dibawah pohon kelapa‟.
Karakter ini terinspirasi dari tokoh serial kartun “Upin Ipin”.
6. Nama : Nenek Bari
Profesi : Jenis Kelamin : Perempuan
Gambar 8. Nenek Bari
Ketika pada masa kecil, Bari tinggal bersama neneknya. Sang nenek
selalu memberikan ilmu pengetahuannya kepada Bari dan menjadikan
Bari seseorang yang gemar akan mencari ilmu. Karakter ini menjadi
kunci dari isi cerita, yaitu tidak hanya diangkat dari segi cerita rakyat
smong, tapi juga karakter ini menjadi pendukung karakter utama dalam
hal si Bari memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda suatu bencana
yang berasal dari kejadian sebelumnya yang diceritakan oleh seorang
nenek ini. Nenek ini berpenampilan memakai baju panjang ungu.
Berdasarkan teori warna yang dipaparkan pada bab sebelumnya, warna
ini menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual,
pengetahuan
yang
tersembunyi,
aspirasi
yang
tinggi,
transformasi, kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati,
empati, arogan/keangkuhan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi,
magic atau keajaiban, harga diri. Warna yang sangat cocok dengan
konsep penokohan dari nenek Bari.
26
7. Nama : Bari Kecil
Profesi : Pelajar
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gambar 9. Bari Kecil
Anak yatim piatu yang hidup bersama neneknya di pinggir pantai.
Sekarang Bari menjadi penjelajah lautan yang gemar bertualang mencari
pengetahuan di lautan. Dialah Bari. Karakter Bari ketika kecil
bertempat pada alur cerita mundur. Dalam cerita, neneknya bercerita
banyak hal termasuk mengenai bencana tsunami yang pernah melanda
pulau tempatnya tinggal. Konsep pemilihan warna pakaian sama
dengan pemilihan warna pakaian tokoh Otong yaitu, kaos putih dan
celana merah SD.
5. Sinopsis
Suatu hari Bari sedang berlayar menjelajahi lautan luas. Ketika sedang
beristirahat di pulau kecil, ia merasakan terjadinya gempa di laut. kemudian ia
melihat ke air laut menjadi surut tiba-tiba, ia merasakan hal yang tidak
mengenakan, dengan segera pergi meninggalkan pantai. Beberapa menit
kemudian Bari melihat gelombang ombak yang besar menghantam secara
bertubi-tubi pulau kecil tempat ia beristirahat tadi. Semenjak saat itu Bari
bertekad mengunjungi setiap pantai untuk menginformasikan tanda-tanda
bencana tsunami kepada para penduduk yang bermukim di pinggir pantai.
27
C. Tampilan Buku
1. Format desain
Format desain buku berukuran 13 cm x 9,5 cm atau berukuran A6 dengan
tebal 0,2 cm yang berisi 52 halaman. Sampul buku dilaminasi dengan doff serta
terdapat kertas lebih pada sampul yang bisa digunakan untuk penutup buku
sekaligus sebagai penanda halaman. Buku saku ini dibuat dengan bentuk persegi
panjang dengan mempertimbangkan kesederhanaan buku saku. Dari ukuran buku
ini umumnya tidak bisa dimasukan kedalam saku, hanya definisinya saja yaitu “buku
saku”. Anggapan orang terhadap buku ini yang bisa dimasukan kedalam saku
adalah hal yang keliru. Dinamakan buku saku karena buku ini bisa diakses kapan
saja dan dimana saja. Dengan format ukuran A6 yang kecil, dibuatlah lembar isi
cerita sebelah kanan berupa ilustrasi, dan sebelah kiri berupa teks cerita, dengan
layout landscape atau horizontal.
2. Sampul depan dan belakang buku
Pada bagian sampul depan berisi judul buku dengan warna yang didominasi
oleh warna biru yaitu warna air yang menjadi warna yang identik dengan warna
bencana tsunami. Pada sampul depan terdapat kertas lebih yang berbentuk ombak
laut. Kertas lebih ini dapat dijadikan penutup dari buku atau dapat dijadikan sebagai
penanda halaman. Sedangkan kertas berbentuk lingkaran yang dapat diputar pada
bagian depan. Kertas bulat ini memiliki keunikan tersendiri yaitu pada bagian depan
terdapat ilustrasi Bari yang sedang berlayar. Pembaca buku ini dapat memutar
kertas kekiri dan kekanan yang memberikan kesan seolah-olah Bari sedang terkena
ombak air. Pada bagian dalam sampul terdapat beberapa tulisan mengenai
pendahuluan tentang pengenalan bencana tsunami, dan terdapat ilustrasi kepiting
yang berada pada kertas yang berbentuk bulat. Kertas tersebut dapat diputar 360 o
sebagaimana kertas yang berada diluar sampul. Diharapkan dengan adanya kertas
bulat yang unik tersebut si pembaca berkeinginan untuk membaca buku saku ini.
Pada bagian luar sampul belakang terdapat ilustrasi yang tersambung dengan
ilustrasi depan buku saku yang dibuat. Sampul belakang terdapat gambar sebuah
pulau dengan lumba-lumba dan burung yang menjauhi pantai. Jika penanda
halaman buku saku dijadikan penutup buku maka pada bagian belakang akan
terdapat gambar ombak yang menutupi pulau, yang memberikan kesan seolah-olah
hewan-hewan menjauhi pantai dikarenakan adanya ombak besar (penutup buku).
28
Sedangkan pada bagian dalam terdapat ilustrasi semua karakter pendukung yang
melambaikan tangan sebagai salam perpisahan kepada si pembaca buku.
Gambar 10. Sampul buku saku
3. Isi buku
a. Kata Pengantar dan Daftar isi
Konsep untuk isi buku dibuat sedemikian rupa dengan menerapkan prinsip
dasar layout agar komposisi terlihat sederhana dan mudah dipahami.
Gambar 11. Kata Pengantar dan Daftar Isi
Pada halaman ini berisi kata pengantar dan daftar isi menggunakan ilustrasi
varian warna pantai dan warna kayu perahu serta menggunakan frame dengan
pattern ombak air. Dengan konsep pantai, objek-objek seperti bintang laut,
batu, pasir dan lainnya disajikan dalam perancangan layout yang membangun
image pantai.
29
b. Pengenalan Karakter
Pada bagian halaman ini terdapat 7 halaman mengenai pengenalan
karakter. Tokoh utama yaitu seorang penjelajah lautan yang bernama Bari.
Didalam cerita, karakter ini adalah seorang pelaut yang memiliki jiwa
petualang menjelajahi lautan. Karakter ini menjelaskan tentang langkahlangkah yang perlu diperhatikan ketika datangnya bencana tsunami, sesuai
dengan pengalaman bencana tsunami yang menimpa tempat tinggal ia yang
dulu. Konsep cerita ini diambil dari cerita rakyat Simeulue tentang smong yang
dikisahkan oleh leluhur-leluhur mereka secara turun-temurun melalui lisan.
Gambar 12. Karakter Utama
Karakter pendukung yaitu masyarakat yang bermukim dipantai, yaitu
seorang nelayan dan anak nelayan. Mereka adalah penduduk lokal yang
bermukim dipantai, serta dua orang pendatang dari luar kota, tokoh-tokoh ini
menggambarkan masyarakat awam yang tidak mengetahui bencana alam
tsunami. Satu orang karakter pendukung utama yang ditempatkan pada
bagian flashback1. Karakter ini memiliki kunci informasi mengenai solusi
pencegahan awal ketika terjadi bencana yang digambarkan dengan seorang
nenek.
1
Kilas balik cerita
30
Gambar 13. Karakter Pendukung
c. Isi Cerita
Pada halaman 10 sampai 44 berisi cerita mengenai petualangan Bari
menjelajahi lautan. Konsep isi cerita dibuat dengan ide penjejalah lautan yang
berkriteria seperti pelaut. Seorang penjelajah lautan yang berpetualang di
samudra luas yang menyaksikan terjadinya bencana tsunami. Pasca bencana
tersebut, tokoh utama ini bertekad untuk menginformasikan kepada
masyarakat yang bermukim dipantai untuk bersiap siaga ketika bencana
tersebut datang.
Gambar 14. Halaman 10-11
Konsep penataan layout halaman yaitu pada bagian kiri terdapat ilustrasi yang
memiliki pattern2 ombak laut dan sebelah kanan terdapat tulisan dengan
background3 pantai. Konsep ilustrasi diatas menggambarkan suasana hari yang
cerah dengan sinar matahari yang terang menandakan awal mula perjalanan
hidup Bari.
2
3
pola
Latar tempat
31
Gambar 15. Halaman 12-13
Pada ilustrasi diatas terdapat tokoh Bari yang sedang tersenyum. Bari setelah
melihat sebuah pulau ia segera melabuhkan perahunya di tepi pantai. Latar
tempat diilustrasikan seperti keadaan pagi menjelang siang dengan efek
cahaya matahari yang muncul dari sudut kiri atas. Pada bagian teks terdapat
ilustrasi pinggir garis pantai yang sama dengan keadaan Bari yang sedang
berada dipinggir garis pantai. Karena latar tempat kejadian berada pada
kawasan samudra hindia dimana ombak lautnya lebih besar dari samudra
pasifik, maka penulis membuat ombak-ombak laut yang terlihat dari
kejauhan.
Gambar 16. Halaman 14-15
Pada ilustrasi ini terdapat tokoh Bari yang sedang terlelap. Pada bagian kiri
terdapat Bari yang ditemani oleh seekor kepiting. Penulis menhadirkan
suanana yang asri dan damai saat tokoh utama sedang terlelap dengan
membuat pohon kelapa dan suasana air laut yang tenang serta cuaca yang
cerah dan damai saat tokoh utama sedang terlelap. Pada bagian kanan yaitu
32
teks, terdapat ilustrasi jejak kaki manusia yang membuat kesan seperti
seseorang yang baru saja melangkahkan kakinya dari air menuju pantai.
Gambar 17. Halaman 16-17
Pada ilustrasi diatas terjadi suatu bencana awal sebelum kejadian bencana
tsunami yaitu gempa bumi. Gempa bumi ini berpotensi menimbulkan bencana
tsunami yang diilustrasikan seperti diatas dengan getaran yang luar biasa. Begitu
juga ilustrasi pada bagian teks terdapat efek getaran bumi.
Gambar 18. Halaman 18-19
Pada ilustrasi ini terjadi surutnya air laut yang disebabkan lempengan bumi yang
bergeser dan air laut masuk kedalam lempengan bumi tersebut. Beberapa
elemen visual pendukung seperti keanehan prilaku hewan yang menjauhi pantai
juga menjadi bagian yang mendukung ilustrasi diatas serta pada bagian teks juga
dibuat surutnya air laut pada garis pantai.
33
Gambar 19. Halaman 20-21
Surutnya air laut menyebabkan Bari memiliki firasat buruk. Pada ilustrasi ini bari
segera menjauh pantai sebagaimana hewan seperti burung dan kepiting yang
menjauhi pantai.
Gambar 20. Halaman 22-23
Pada ilustrasi ini digambarkan kebesaran tsunami yang menghantam pantai
tempat Bari beristirahat. Tsunami ini diilustrasikan dengan gelombang air laut
yang besar dengan beberapa gelombang yang menyusul dibelakang gelombang
air sebelumnya serta pada bagian teks juga terdapat pola gelombang yang ada
digaris pantai.
34
Gambar 21. Halaman 24-25
Bari melihat dari kejauhan, ilustrasi ombak tsunami yang menghantam bertubitubi dan menenggelamkan pulau. Untuk membuat kesan kedahsyatan bencana
tsunami maka penulis membuat 3 ombak besar. Pada bagian teks, terdapat
ilustrasi yang menggambarkan keadaan seseorang yang melihat ke air laut yang
bergelombang.
Gambar 22. Halaman 26-27
Pada bagian ini adalah bagian alur cerita mundur dimana Bari kecil sedang
berbicara dengan neneknya. Konsep waktu malam menjadi suasana yang
mendukung ketika nenek bari menceritakan kisah yang mencekam dan
mengerikan yaitu cerita bencana tsunami. Warna ungu menjadi warna yang
sangat dominan pada ilustrasi diatas yang menunjukan suatu pengaruh, kekuatan
spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, upacara, misteri,
pencerahan, intuisi, dan kepercayaan yang dalam.
35
Gambar 23. Halaman 28-29
Pada ilustrasi ini, setelah terjadinya bencana alam yang dahsyat, Bari memulai
petualangannya untuk mengunjungi penduduk pantai. Konsep visual pada
ilustrasi ini yaitu dengan membuat efek siluette didukung dengan warna putih
pemilihan warna latar yang menunjukan kebaikan, semangat baru dan segar.
Gambar 24. Halaman 30-31
Pada ilustrasi ini, Bari menemukan sebuah pulau yang berpenduduk ramai yang
diilustrasikan dengan penduduk yang sedang melakukan pekerjaannya masingmasing. Pada bagian teks, ilustrasi pinggir pantai, beberapa bintang laut, kerang,
dan sandal menjadi bagian pendukung dari suasana ramai penduduk.
36
Gambar 25. Halaman 32-33
Pada ilustrasi ini, Bari menemui penduduk lokal yang berprofesi sebagai nelayan,
ilustrasi penduduk lokal ini didukung dengan gubuk sederhana tempat si nelayan
tersebut tinggal. Karakter penduduk lokal ini merupakan gambaran dari
masyarakat awam yang tidak mengetahui tanda-tanda bencana tsunami. Pada
bagian teks terpadat beberapa kerang dan bebatuan ada pada pantai yang
menjadi bagian pendukung dari ilustrasi pada halaman 32 ini (kiri).
Gambar 26. Halaman 34-35
Bari menemui 2 orang gadis cilik yang bermukim dipantai. Karakter ini adalah
karakter pendukung sebagaimana karakter pak Untung dan lainnya. Pada bagian
teks terdapat ilustrasi 2 pasang sandal yang mendukung ilustrasi 2 orang gadis
cilik disebelahnya.
37
Gambar 27. Halaman 36-37
Pada ilustrasi ini Bari mengajarkan hal yang perlu dilakukan ketika bencana
tsunami tersebut datang. Yaitu dengan membawa bekal secukupnya,
diilustrasikan dengan Bari membawa sebuah kain yang diikat dengan tongkat.
Gambar 28. Halaman 38-39
Bari sedang mengajarkan langsung ketika bencana tsunami datang, Bari sedang
menginstruksikan agar naik keatas yaitu naik kedataran yang lebih tinggi. Hal ini
sesuai dengan yang diajarkan masyarakat Simeulue tentang smong, ketika
gelombang air datang untuk segera naik kedataran yang tinggi. Penulis
mengangkat cerita smong ini menjadi cerita didalam buku saku ini agar
masyarakat mengetahui bagaimana cara memperkecil terjadinya korban bencana
tsunami.
38
Gambar 29. Halaman 40-41
Pada ilustrasi ini bukan bagian dari alur cerita, tetapi hanya pengambaran
tentang bencana tsunami yang dahsyat. Pada bagian teks, ilustrasi jejak kaki yang
menurun kebawah yang mendukung bacaan tentang „jika gelombang benarbenar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban‟ yang memberitahukan
supaya penduduk yang berada pada dataran tinggi untuk turun dan melakukan
pertolongan pertama.
Gambar 30. Halaman 42-43
Pada ilustrasi ini Bari mengucapkan selamat tinggal, dan melanjutkan
perjalanannya menuju petualangan selanjutnnya dan menandakan berakhirnya
cerita petualangan si Bari. Pada bagian ilustrasi, Bari melambaikan tangan
dengan teman-teman barunya, ekspresi wajah menjadi bagian yang vital
mengingat dimana setiap cerita anak berakhir dengan happy ending4 serta
ditambah efek cahaya matahari yang mendukung suasana happy ending ini.
4
Akhir yang bahagia
39
Gambar 31. Halaman 44-45
Pada ilustrasi ini terdapat bagian penutup, pada bagian kanan terdapat Bari yang
melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang rawan bencana alam dengan
bentuk bumi yang bulat. Sedangkan pada bagian kanan merupakan penutup dari
keseluruhan cerita dengan munculnya slogan „sebesar apapun bahaya tsunami,
gelombang ini tidak datang setiap saat‟.
d. Permainan
Pada buku saku ini terdapat bagian permainan ketika selesai membaca buku ini,
anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya dengan memainkan permainan
ini.
Gambar 32. Permainan1
Pada permainan ini, sipembaca diajak untuk mencari keberadaan perahu si Bari
dengan menelusuri beberapa jejak kaki. Perancangan layout ilustrasi ini memakai
konsep peta harta karun bajak laut.
40
Gambar 33. Permainan2
Pada permainan kedua dan ketiga ini, si pembaca harus mencari dengan teliti
beberapa barang yang sulit terlihat, serta mencari beberapa perbedaan objek
pada dua gambar, yang melatih ketelitian anak untuk menganalisa gambar.
41
Download