Diaper Rash. Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?

advertisement
Diaper Rash. Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?
Masalah kepraktisan sering kali menjadi alasan utama mengapa para mommy lebih suka
menggunakan diaper daripada popok kain sekali pakai. Tapi, seringkali bayi mengalami
gangguan kulit akibat pemakaian
diaper, salah satu masalahnya adalah
diaper rash
atau yang dikenal dengan
diaper dermatitis
, yaitu iritasi pada kulit yang menyebabkan kulit merah pada lipatan paha, selangkangan, dan
bagian bokong bayi.
Menurut dr. Ni Ketut Prami Rukmini, SpA dari RSIA Kemang Medical Care Jakarta, diaper rash
bisa terjadi karena adanya gesekan popok sekali pakai yang bahannya tidak selembut popok
kain. Penyebab yang kerap kali dijumpai pada kasus bayi terkena
diaper rash
adalah karena kondisi
area
popok yang lembab, kulit bayi yang
sensitive
hingga penggunaan antibiotika. “Hal-hal ini bisa juga menjadi pemicu bayi merasa gatal dan
timbul ruam merah pada kulitnya. Biasanya bayi akan bertambah berat badan dan aktifitasnya
pun meningkat. Nah, gerakan aktif dari bayi menimbulkan gesekan popok apalagi popok sekali
pakai pada kulit yang menjadi pemicu timbulnya
diaper rash
. Karena itu penting untuk para
mommy
memperhatikan ukuran
diaper
yang akan digunakan bayinya,” katanya panjang lebar.
Tips Pencegahan
Menurut dr. Ni Ketut Prami Rukmini,SpA, mommy bisa mencegah terjadinya iritasi kulit akibat
pemakaian popok sekali pakai dengan menjaga kulit bayi tetap kering. “Jangan biarkan kulit
bayi dalam kondisi lembab. Nah, kebanyakan para
mommy
sekarang lupa untuk mengganti
diaper
yang dipakai bayi. Karena kekurangan penggunaan
diaper
adalah para
mommy
tidak tahu ketika bayi BAK atau BAB. Kemudian, apakah
diaper
sudah penuh atau belum,” urainya.
1/3
Diaper Rash. Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?
Hal pertama yang perlu diingat ketika akan memakai popok sekali pakai, para orang tua
diminta untuk lebih cermat memperhatikan kondisi popok tersebut. ”Penuh atau tidak
diaper
karena pipis bayi, sebaiknya
mommy
mengganti dengan yang baru. Hindari urin tercampur dengan tinja.” saran dr. Ami.
Kedua, saat melepaskan diaper jangan lupa untuk membersihkan kulit bayi. Sebaiknya
gunakan kapas yang sudah dibasahi air. Kemudian sebelum kembali memakaikan
diaper
, keringkan kulit bayi dengan waslap atau handuk lembut dan biarkan beberapa saat hingga
kulit bayi kering.
Ketiga, hindari penggunaan tisu basah. Karena ternyata tisu basah mengandung zat yang bisa
menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Sebaiknya, hindari juga memakai celana karet atau plastik
setelah memakai
diaper karena membuat kulit sulit untuk ”bernafas” dan menguap.
Keempat, untuk mencegah diaper rash bisa dengan mengolesi krim khusus,jangan
menggunakan bedak karena bisa menyumbat saluran kencing bayi.
Kelima, sebaiknya jangan setiap waktu bayi menggunakan diaper. Aktivitas menjemur bayi
juga sangat disarankan dilakukan setiap pagi hari karena bisa membuat kulit lebih sehat dan
mencegah kulit lembab. Pada kebanyakan bayi yang terkena
diaper rash
akan hilang selama 3 hari jika melakukan hal di atas. Tetapi dr. Ni Ketut Prami Rukmini, SpA
menganjurkan agar
mommy
segera membawa bayi ke dokter spesialis anak apabila setelah tiga hari iritasi kulit tidak juga
hilang. Jika kulit bayi menjadi terkelupas dan demam, maka bayi perlu penanganan khusus.
dr. Ni Ketut Prami Rukmini, SpA
2/3
Diaper Rash. Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?
Artikel pernah dimuat pada majalah Mom, Dad, and I Edisi 1 tahun VI/ Januari-Februari 2014
3/3
Download