9 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemuliaan tanaman telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia. Secara konvensional, pemuliaan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti seleksi sifat tertentu, persilangan, dan mutasi buatan. Penemuan gen sebagai substansi penentu sifat, diikuti dengan penemuan teknik isolasi gen, transfer gen, dan pengekspresiannya pada sel lain memberikan alternatif baru dalam pemuliaan melalui bioteknologi (Suwanto 1998). Hal ini memungkinkan penyisipan gengen penting saja, sedangkan sifat lain yang telah ada diharapkan tidak berubah. Transformasi genetik yang merupakan proses introduksi gen dari satu organisme ke organisme lain adalah salah satu bentuk dari bioteknologi. Proses transformasi genetik dapat dilakukan secara langsung (particle bombardment, penggunaan polietilen-glikol (PEG), elektroporasi) maupun tidak langsung menggunakan bantuan Agrobacterium tumefaciens. Setiap teknik transformasi memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Transformasi secara langsung memiliki keunggulan karena cakupannya yang luas pada berbagai spesies tanaman, namun gen yang tersisip cenderung dalam jumlah salinan yang banyak sehingga peluang terjadinya penyusunan kembali (re-arrangement) gen lebih tinggi (Hansen & Chilton 1996). Transformasi tidak langsung menggunakan A. tumefaciens memiliki keunggulan karena tidak membutuhkan peralatan khusus, dapat dilakukan dengan peralatan laboratorium yang sederhana dan sisipan gen tunggal berpeluang lebih tinggi dibanding transformasi langsung, sehingga stabilitas ekspresi gen lebih tinggi (Hansen & Chilton 1996; Dai et al. 2001; Rahmawati 2006). Namun transformasi tidak langsung memiliki kekurangan yaitu sekuen yang ditransfer ke genom target bersifat acak, ada kemungkinan yang ditransfer bukan gen target (Wenck et al. 1997; Gelvin 2003). Secara alami A. tumefaciens hanya dapat menginfeksi tanaman dikotil, sehingga pada awalnya transformasi menggunakan A. tumefaciens hanya terbatas pada tanaman dikotil. Perkembangan penelitian dasar mengenai mekanisme infeksi A. tumefaciens telah memberikan pemahaman baru sehingga beberapa modifikasi metode transformasi dapat dilakukan untuk tanaman monokotil (Slamet-Loedin 1994). Penelitian ini merupakan penelitian transformasi gen terhadap beberapa spesies tanaman dengan karakteristik yang berbeda dengan menggunakan sistem dan metode yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru mengenai teknik transformasi yang efektif menggunakan A. tumefaciens pada berbagai jenis tanaman. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mencari sistem yang tepat dalam melakukan introduksi gen menggunakan A. tumefaciens strain AGL0 pada beberapa spesies tanaman yang memiliki karakter berbeda yaitu manggis (tanaman apomiksis), tembakau (tanaman model), anggrek (kelas monokotil), dan kopi (kelas dikotil). BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2008 hingga November 2008 di Laboratorium Biologi Molekuler dan Rekayasa Genetika (BMRG) Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia dan Laboratorium Fisiologi dan Biologi Molekuler Tumbuhan Departemen Biologi, FMIPA IPB. Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan antara lain tanaman manggis, kultur in-vitro tembakau, kultur in-vitro anggrek, kopi, dan tembakau hasil transformasi. Bakteri untuk transformasi merupakan koleksi Laboratorium BMRG, yaitu A. tumefaciens strain AGL0 pembawa konstruksi gen Agamous asal kakao (TcAG) dan gen Apetala1 asal kakao (TcAP1). Kultur in-vitro menggunakan media Murashige & Skoog (MS) (Lampiran 1) dengan pemberian antibiotik kanamisin dan cefotaksim. Isolasi DNA menggunakan buffer SDS (Lampiran 2). Uji insersi menggunakan Polimerase Chain Reaction (PCR) kit RBC (Real Biotech Corp., Taiwan) dengan primer spesifik gen target (Tabel 1). Alat yang digunakan adalah laminar air flow, skalpel, pinset, alat gelas, shaker incubator, sentrifuse berpendingin, vortex, tabung mikro, speed vac, spektrofotometer,