Kanker - Mediakom

advertisement
Etalase
SUSUNAN
REDAKSI
MEDIAKOM
Penanggung Jawab:
drg. Murti Utami, MPH
Pemimpin Redaksi:
drg.Rarit Gempari, MARS
Sekretaris Redaksi:
Sri Wahyuni, S.Sos,MM
Redaktur/Penulis:
Zahrotiah, S.Sos, M. Kes,
Busroni S.IP, Prawito, SKM, MM
Resty Kiantini, SKM, M.Kes,
Giri Inayah,S.Sos,MKM,
Anjari Umarjianto,S.Kom,
Awallokita Mayangsari,SKM,
Waspodo Purwanto, Hambali,
Eko Budiharjo,
Juni Widiyastuti, SKM,
Desain Grais & FotoGrafer:
drg. Anitasari, S,M,
Wayang Mas Jendra,S,Sn,
Sekretariat:
Endang Retnowaty, Iriyadi,
Zahrudin
Alamat Redaksi:
Pusat Komunikasi Publik,
Gedung Kementerian
Kesehatan RI, Ruang 109, Jl.
Hr Rasuna Said Blok X5 Kav.
4-9 Jakarta, 12950
Telp: 021-5201590, 52907416-9
Fax: 021-5223002,52960661
Call Center: 021-500567
Email: [email protected]
“BELAJAR DARI
ATUN ATASI KANKER”
drg. Murti Utami, MPH
tun, survivor kanker nasofaring 2010. Dia merasakan gejala awal
kanker berupa telinga berdengung. Kemudian pergi ke dokter
THT, dokter memberi obat, sembuh. Tapi telinga berdengung lagi,
kemudian minum obat warung dan sembuh. Aneh, berikutnya,
kepala pusing dan hidung mimisan berulang. Atun bingung, langsung
memeriksakan diri ke rumah sakit. Ia mendapat pemeriksaan endoskopi, kemudian
merekomendasikan pemeriksaan biopsi.
“Saya bertanya, apa biopsi itu dok? Pemeriksaan untuk mengetahui adanya
kemungkinan penyakit kanker. Ternyata hasil pemeriksaan benar kanker, bahkan
stadium tiga. Ia diharuskan menjalani kemo dan radiasi. Opini masyarakat kalau
kemo dan radiasi, bayar mahal, ujungnya mati juga”, kata Atun.
Atun melihat iklan TV spesial kanker yang menjelaskan pengobatan kanker
tanpa kemo dan radiasi. Dia mendatangi tempat itu untuk berobat. Setelah minum
obat, bukan hanya mimisan, tapi ngocor seperti kran, bahkan hapir setengah gelas
darah keluar dari hidung, akhirnya berobat lagi ke dokter.
Atun menemui dokter, setelah melakukan pemeriksaan, dokter berkata
“hebat kamu”. Apa hebatnya dok? Stadiumnya naik, jawab dokter. “Mendengar
jawaban itu, saya kaget luar biasa. Saya pasrah kepada dokter. Mengikuti apa
yang diperintahkan. Saya menjalani kemo 7 kali dan radiasi 35 kali. Kini, saya
bersyukur, Allah masih memberi umur panjang hingga hari ini. Berarti sudah 5
tahun”, ujar Atun bahagia.
Bagaimana agar tidak tersesat menjalani pengobatan
kanker? Ini resepnya: pertama, cari informasi tentang
kanker yang benar dan tepat, yakni informasi
dari dokter yang berkompeten atau Kementerian
Kesehatan. Kedua, berobat pada tempat yang tepat,
yakni dokter spesialis kanker atau rumah sakit yang
berkompeten menangani. Insya Allah hasilnya akan
lebih baik.
Jadi kanker itu bukan akhir segalanya, apalagi
ada JKN. Gratis..! Nah, untuk mengetahui seluk
beluk, jenis dan tata cara mencegah kanker
dari para ahli dapat pembaca simak pada
rubrik media utama.
Selajutnya, mediakom juga mengangkat
berbagai artikel ringan, penting dan menarik
untuk menambah wawasan kesehatan,
kami sajikan pada rubrik Info Sehat, Kolom
dan Lentera. Selamat menikmati.•
Redaksi
A
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 1
Daftar Isi
INFO SEHAT 4-7
PERISTIWA 30-37
-
-
Batasi Konsumsi Garam & Gula!
12 Makanan Anti Kanker
-
-
MEDIA
UTAMA 10-29
-
-
Gizi Masih Jadi Pekerjaan
Rumah Indonesia
BPOM:
Caramel Apple tidak
Diimpor ke Indonesia
Aplikasi Cek Gizi
Jajanan Sekolah Diluncurkan
Bpjs Kesehatan Bidik Tiga Capaian
di 2015
Baik, Bersih dan Melayani
Bugar Dengan Jamu
Kusta Bisa Sembuh!
KOLOM 44-45
-
Kanker, Pembunuh Papan Atas
Sulit Pastikan Jumlah Penderita
Kanker
Usia Rentan Kanker
Deteksi Dini Cegah Kanker Serviks
Paliatif untuk Awal Kehidupan Baru
Penderita Kanker di Indonesia
Meningkat
Mitos Kanker
Setahun BPJS
Perpustakaan Terpadu Poltekkes
Menuju E-Library
UNTUK
RAKYAT 46-51
-
REFORMASI
BIROKRASI 38-39
-
Pelayan Baik Nan Sejahtera
TEROBOSAN 40-43
-
Kesehatan Ibu, Kunci Utama Kualitas
Bangsa
2 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Waspada Listeria....!
Seluk Beluk Listeria
Upaya Pemerintah Tanggulangi
Listeria Monocytogenes
SURAT PEMBACA
Hasil Pengumuman
Tes CPNS Kemkes ?
Mohon informasi hasil pengumunan
TEST CPNS yang sudah melakukan
Tes Kemampuan Bidang (TKB) kapan
pengumumannya dan melalui media
apa pengumumannya?, Sekian terima
kasih.
[email protected]
Jawab:
Terima kasih Saudara Aprilia Budi
atas pertanyaannya. Untuk mengetahui
hasil pengumuman Tes Kemampuan
Bidang (TKB) silakan pantau di alamat:
https://ecpns.ropeg-kemenkes.or.id.
Terima kasih. Redaksi
Penggunaan kartu JKN?
Hallo selamat siang, saya peserta
BPJS wilayah.DKI Jakarta. Ingin
bertanya apakah bisa kartu JKN di
gunakan di luar DKI seperti di Bandung?
Mohon penjelasannya terima kasih.
Ahmad Mudakir, 082124468xxx
DARI
DAERAH 52-65
-
Pemberdayaan, Kunci Sukses
Karanganyar Sehat
Karanganyar Maju dan Sehat
Dokter Jamu dari Tasikmadu
Pemberdayaan Petani Jamu ala
Tawangmangu
Kiat Kader Toga “Menyehatkan
Warga”
-
Jawab:
Terima kasih Saudara Ahmad
Mudakir atas pertanyaannya. Bagi
peserta BPJS Kesehatan tetap bisa
menggunakan kartu JKN di provinsi lain.
Sebab kartu JKN Kesehatan berlaku
nasional, peserta cukup datang ke
kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk
mutasi pindah domisili dan pindah
fasilitas kesesehatan TK I sesuai
alamat sekarang. Terima kasih. Redaksi
Membuat Rekening?
-
Peduli Regenerasi Kader
Pengepul Tanaman Obat dari
Ngunut
Sri Dwiyanti, Srikandi tanpa gaji
Dulu Sampah, Sekarang Berkah
LENTERA 66-67
RESENSI 68
3 tidak. Namun untuk kelas 3 harap
mendaftarkan diri dengan datang ke
kantor BPJS dan jika ingin membuka
rekening awal untuk JKN hanya 50.000
di Bank Mandiri/BNI/BRI. Terima kasih,
Redaksi
JKN Backup Persalinan?
Apakah JKN itu bisa sepenuhnya
membackup seluruh biaya persalinan,
baik normal atau operasi? Terima kasih.
[email protected]
Terima kasih Saudara telah
menghubungi kami, faskes yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
dapat membiayai persalinan normal
dan persalinan secara operasi caesar
akan dijamin bila terindikasi medis,
dan dilayani di fasilitas kesehatan yang
bekerja sama dengan BPJS. Bukan
permintaan dari pihak keluarga peserta.
Terima kasih. Redaksi
Nusantara Sehat?
Selamat siang. Saya ayu nilam
dari Jatim. Ijin menanyakan mengenai
NUSANTARA SEHAT, bagaimana
caranya menjadi team based dari
program tersebut? Mohon bantuannya.
Ayu Nilam, 085646532xxx
Jawab:
Terima kasih Saudara atas
pertayaannya. Silahkan mengakses
melalui situs: http://nusantarasehat.
kemkes.go.id. Lalu mendaftar melalui
menu pendaftaran dan petunjuk untuk
manual informasi untuk pendaftaran.
Terima kasih. Redaksi
Yang terhormat petugas kemkes,
saya dari wilayah Kabupaten OKU
Timur Sumatera Selatan mau tanya,
mengapa sekarang peraturannya BPJS
sulit. Untuk kelas 3 juga harus buat
rekning? Terima kasih.
Rohman, 081377748xxx
Jawab:
Terima kasih Saudara Rohman
atas pertanyaannya. Pembuatan
rekening bank diwajibkan untuk iuran
kelas 1 dan kelas 2, sedangkan kelas
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 3
INFO SEHAT
Batasi
Konsumsi
Garam &
Gula!
irektur Pengendalian
Penyakit Tidak Menular
Kementerian Kesehatan
(Kemkes), Ekowati
Rahajeng mengatakan
masyarakat perlu diedukasi agar tidak
berlebihan mengonsumsi garam dan
gula.
“Saat ini penyakit degeneratif
penyebab 60 persen kematian dan
cenderung dialami usia muda,” kata
Ekowati pada diskusi edukasi garam
dan gula yang digelar di Jakarta
beberapa waktu lalu.
Penyakit degeneratif seperti
jantung, hipertensi, dan diabetes
melitus saat ini semakin meningkat dan
tidak lagi diderita oleh usia lanjut tapi
juga anak-anak karena pola konsumsi
yang salah. Sejak usia dini anak sudah
mengonsumsi gula dan garam secara
berlebihan sehingga memicu penyakitpenyakit tersebut akibat pola hidup dan
pola konsumsi yang serba instan.
Di Indonesia, makanan dan
minuman berkadar gula dan garam
tinggi masih banyak dikonsumsi
masyarakat. Berdasarkan data
Susenas 2011 konsumsi gula
mencapai 1.416 kilogram (kg) per kap
per minggu dan konsumsi garam
sebesar 311 kg per kap per
minggu.
D
Konsumsi
garam
berdasarkan standar
yang dibutuhkan tubuh
dan direkomendasikan
Kemkes adalah lima gram atau
2.000 miligram hingga 2.400 miligram
atau setara dengan satu sendok teh
per hari. Sedangkan konsumsi gula
sesuai standar internasional adalah
maksimal 50 gram per hari atau setara
dengan 3-5 sendok makan.
Selain pola konsumsi yang tinggi
pada gula dan garam, faktor pemicu
penyakit degeneratif adalah kurangnya
aktivitas isik dan merokok.•
4 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
MediaKuis
1. Di Indonesia Kanker menjadi penyumbang kematian ketiga
terbesar setelah penyakit Jantung. Apa penyebab penyakit
kanker?
2. Salah satu penyebab penyakit kanker adalah perilaku yang
kurang sehat diantaranya adalah merokok. Sebutkan jenis
penyakit kanker yang disebabkan oleh kebiasaan merokok?
3. Salah satu terapi medis penanganan kanker adalah
dengan Radioterapi, selain pembedahan dan kemotrapi.
Apa peranan radioterapi dalam penanganan kanker?
4. Dimana saja pasien mendapat layanan
Radioterapi?
5. Bagaimana cara mencegah penyakit kanker?
2 orang pemenang dari setiap edisi
akan mendapatkan hadiah kamera
atau handphone Lenovo A369i.
Hadiah kuis akan diumumkan pada
edisi November 2015.
Hadiah survei pembaca akan
diumumkan pada
edisi Juni 2015.
Semakin banyak mengikuti
mediakuis, semakin besar peluang
untuk menang. Ayo kirimkan kuis
sebanyak-banyaknya.
Kuis ini tidak berlaku bagi
Keluarga Besar Pusat
Komunikasi Publik Kemenkes RI.
Kirimkan jawaban kuis dengan
mencantumkan biodata lengkap
(nama, alamat, kota/ kabupaten, provinsi,
kode pos dan no telp yang mudah
dihubungi) dan nomor edisi majalah
pada pojok kiri atas atau nama edisi
majalah pada subjek email.
JAWABAN DAPAT DIKIRIM MELALUI :
Email : [email protected]
(Subject : Mediakuis)
Fax : 021 - 52921669
Pos : Pusat Komunikasi Publik,
Gedung Kemenkes
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5, Kav. 4-9,
Jakarta Selatan
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 5
INFO SEHAT
12 MAKANAN
ANTI
KANKER
Kanker menjadi salah satu penyakit yang mengancam di
Indonesia. Hal ini terlihat dari Riset Kesehatan Dasar 2013
dimana prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 per 1000
penduduk dan menduduki posisi ketujuh sebagai penyakit
penyebab kematian. Untuk menghindari kanker sebenarnya
ada upaya yang bisa Anda lakukan, yaitu membiasakan
pola hidup sehat dan menjaga asupan nutrisi yang tepat.
Berdasarkan penelitian, ada 12 makanan yang kandungannya
bisa membantu mencegah munculnya kanker:
enzim tertentu yang dapat
menonaktifkan radikal bebas
dan karsinogen.
Alpukat
Kandungan: kaya akan
glutathione dan antioksidan
yang kuat.
Khasiat :melawan radikal
bebas dalam tubuh.Para
ilmuwan juga percaya
alpukat dapat berguna
untuk mengobati hepatitis
–penyebab kanker hatidan masalah kerusakan hati
lainnya.
Brokoli, kol &
kembang kol
Kandungan: kimia indole3-carbinol (I3C) dan
phytochemical sulforaphane
(di bagian kecambah).
Khasiat: memerangi kanker
payudara dengan mengubah
estrogen pemicu kanker
menjadi bersifat protektif,
mencegah beberapa tipe
kanker seperti kanker usus
dan rectal juga bisa dicegah
dan menginduksi produksi
6 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Cabai
Kandungan: senyawa
capsaicin
Khasiat:menetralisir
sejumlah kanker termasuk
mencegah kanker perut.
Bawang Putih
Kandungan: allyl sulfur
Khasiat: mencegah
pembentukan dan
pengaktifan nitrosamine
dalam tubuh dan memblokir
zat-zat karsinogen yang
berbahaya bagi tubuh. Selain
itu bumbu dapur ini juga
mengandung zat aktif seperti
vitamin A, B, C, kalsium,
potassium, besi, karoten dan
selenium.
Komponen-komponen ini
dapat mencegah mutasi gen,
menghambat pertumbuhan
sel kanker, memperbaiki
struktur DNA yang rusak
bahkan merangsang sel
kanker untuk membunuh
dirinya (apoptosis). Selain itu
bawang putih juga berperan
sebagai antioksidan yang
mengeluarkan racun dari
dalam tubuh dan membunuh
kuman helicobacter pylori
yang dapat memicu kanker
lambung.
berbagai macam kanker
dan menetralisir penyakitpenyakit penyebab radikal
bebas.
Jamur
Jeruk Bali
Kandungan: monoterpenes
yang mengandung vitamin C,
beta karoten dan asam folat.
Khasiat: mencegah kanker
dengan menyapu karsinogen
–penyebab kanker- keluar
dari dalam tubuh.
Ada beberapa jenis jamur
yang mampu membantu
tubuh memerangi kanker
dan membangun sistem
imun, diantaranya shiitake,
maitake, dan reishi. Jamurjamur ini mengandung
polysaccharides, terutama
lentinan, senyawa yang
ampuh membantu
membangun imunitas
dan merupakan sumber
beta glucan. Jamur juga
mengandung protein lectin
yang dapat menyerang
sel-sel kanker dan
mencegahnya bermutasi
dan membelah diri.Ekstrak
jamur juga telah sukses diuji
di Jepang sebagai bahan
tambahan untuk kemoterapi.
meminimalisasi dysplasia
serviks dan kanker jenis
tertentu.
Rumput laut
dan tumbuhantumbuhan laut
teh hitam. Berdasarkan
laporan dari Journal of
Cellular Biochemistry,
polyphenol ini banyak
terdapat dalvam teh hijau
yang dapat melindungi dari
berbagai tipe kanker. Daun
teh hijau kering juga mampu
mengurangi resiko kanker
perut, paru-paru, usus kolon,
rectum, hati dan pangkreas.
Mengandung beta-karoten,
protein, vitamin B12, serat
dan kloroil seperti kloroilons
–asam lemak yang penting
melawan kanker payudara.
Tomat
Kedelai
Produk-produk kacang
kedelai seperti tahu
mengandung beberapa
tipe phytoestrogen yang
dapat membantu mencegah
kanker payudara dan prostat
dengan cara menghambat
dan menekan perubahan sel
kanker.
Mengandung lycopene,
antioksidan yang melawan
radikal bebas penyebab
kanker. Tomat juga
mengandung vitamin C yang
dapat mencegah kerusakan
sel yang dapat menjadi
kanker. Lycopene dipercaya
dapat membunuh sel kanker
di mulut dan peningkatan
konsumsi lycopene dapat
mengurangi resiko kanker
payudara, prostat, pangkreas
dan kanker kolateral.
Anggur Merah
Kandungan: biolavonoids,
Khasiat: antioksidan yang
bekerja sebagai penghalau
kanker. Buah mungil ini
juga mengandung asam
ellagic, zat yang dapat
menghambat pertumbuhan
tumor. Minuman anggur
merah, bahkan yang tidak
mengandung alkohol
sekalipun, memiliki
kandungan polyphenols
yang dapat melindungi dari
Pepaya
Kaya vitamin C yang
dapat bekerja sebagai
antioksidan, dan juga
mengurangi absorsi
nitrosamines –penyebab
kanker- dari makanan
olahan. Pepaya juga
mengandung folacin –
asam folat- yang dapat
Teh
Teh hijau maupun
teh hitam mengandung
antioksidan tertentu,
dikenal sebagai polyphenol
(catechins) yang mencegah
pembelahan sel-sel kanker.
Yang terbaik pertama adalah
teh hijau, lalu diikuti dengan
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 7
Survei
INFO SEHAT
Mediakom 2015
Mohon Luangkan Waktu Anda
untuk Mengikuti Survei Kami
Saat ini kami sedang melakukan
survei mengenai MAJALAH
MEDIAKOM. Dapatkan Anda
meluangkan waktu sebentar untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan
kami? Jawaban-jawaban yang
anda berikan nantinya merupakan
masukan yang sangat berharga bagi
kami dan juga bagi anda sebagai
pembaca MAJALAH MEDIAKOM.
a. 1 kali
b. 2-3 kali
c. Lebih dari 3 kali
3. Bagaimana anda
memperoleh Mediakom?
a. Tempat kerja
b. Pinjam teman
c. Baca di perpustakaan
d. Lainnya, sebutkan
1. Apakah anda pernah
membaca Majalah Mediakom
selama tahun 2014?
a. Ya
b. Tidak
4. Berapa banyak bagian isi
Majalah Mediakom yang
biasanya selalu Anda baca
dalam satu edisi?
a. Kurang dari 25%
b. Antara 25-50%
c. Antara 50-75%
d. Di atas 75%
2. Jika Ya, Berapa kali anda
membaca Mediakom selama
tahun 2014?
5. Rubrik apakah yang paling di
sukai :
a. Etalase
8 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
b. Info Sehat
c. Media Utama
d. Peristiwa
e. Reformasi Birokrasi
f. Terobosan
g. Potret
h. Untuk Rakyat
i. Dari Daerah
j. Lentera
k. Galeri Foto
l. Media Kuis
m. Resensi
6. Mohon berikan penilaian
anda tentang seberapa
memuaskan hal-hal berikut
ini dalam Majalah majalah
Mediakom?
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat Puas
1
2
3
4
P1
Judul cover
฀
฀
฀
฀
P2
Layout cover
฀
฀
฀
฀
P3
Desain sampul/cover
฀
฀
฀
฀
P4
Grais/foto menarik
฀
฀
฀
฀
P5
Berita/artikel up-to-date
฀
฀
฀
฀
P6
Berita/
artikel lengkap & variatif
฀
฀
฀
฀
P7
Mudah didapatkan
฀
฀
฀
฀
P8
Tema segmen utama
menarik
฀
฀
฀
฀
Isi tulisan mudah dipahami ฀
฀
฀
฀
฀
฀
฀
P9
P10 Pembahasan/analisis
tuntas & mendalam
฀
7. Secara keseluruhan bagaimana penilaian anda
terhadap majalah Mediakom?
a. Sangat tidak puas
b. Tidak puas
c. Puas
d. Sangat puas
e. Alasan ………..
8. Menurut Anda, topik apa yang perlu dibahas
dalam tema utama di majalah Mediakom?
.............
9. Bagaimana penilaian Anda terhadap logo
Majalah Mediakom?
.............
10. Apakah anda menyukai majalah Mediakom?
apa yang membuat anda tertarik membaca
Majalah Mediakom?
.............
11. Apakah anda pernah mengikuti Mediakuis?
Jika pernah berapa kali Anda mengikuti
Mediakuis selama tahun 2014?
a. 1 kali
b. 2-3 kali
c. Lebih dari 3 kali
12. Hadiah apa yang membuat Anda tertarik untuk
mengikuti Mediakuis?
.............
13. Apa masukan Anda untuk Majalah Mediakom?
.............
14. Jenis kelamin Anda?
a. Laki-Laki
b. Perempuan
15. Status pernikahan Anda saat ini?
a. Belum menikah
b. Menikah
c. Janda/Duda
16. Berapa usia Anda?
………………… Tahun
17. Pendidikan terakhir yang Anda tamatkan?
a. SD
d. Akademi-Diploma
b. SMP
e. Sarjana (S1)
c. SMA
f. Pasca Sarjana (S2/S3)
18. Pekerjaan Anda saat ini?
a. Ibu Rumah Tangga
b. Mahasiswa/pelajar
c. PNS
d. Karyawan swasta
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
CARA MENGISI SURVEI
- Foto copy halaman survei
- Isi survei pada lembar hasil fotocopy
- Kirimkan lembar jawaban survei dengan mencantumkan biodata lengkap (nama, alamat,
kota/kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi) melalui:
Email : [email protected] (Subject : Survei Mediakom)
Fax
: 021 - 52921669
Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5, Kav. 4-9, Jakarta Selatan
DAPATKAN HADIAH MENARIK BAGI YANG BERUNTUNG
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 9
[MEDIA UTAMA]
KANKER, PEM
PAPAN ATAS
10 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
MBUNUH
dengan negara berkembang
kanker leher rahim 17 per
lainnya, yaitu sumber dan
100.000 perempuan, kanker
prioritas penanganannya
paru 26 per 100.000 lakiterbatas. Penanganan
laki, kanker kolorektal 16 per
penyakit kanker di Indonesia
100.000 laki-laki.
menghadapi berbagai
Berdasarkan Sistem
kendala yang menyebabkan
Informasi RS (SIRS), jumlah
hampir 70% penderita
pasien rawat jalan maupun
ditemukan dalam keadaan
rawat inap pada kanker
sudah stadium lanjut.
payudara terbanyak yaitu
Selain itu, rendahnya
12.014 orang (28,7%) dan
kesadaran dan pengetahuan
kanker serviks 5.349 orang
masyarakat mengenai
(12,8%). Kemudian disusul
penyakit kanker, kepercayaan leukimia sebanyak 4.342
terhadap mitos misalnya,
orang (10,4%, lymphoma
kanker tidak dapat dideteksi,
3.486 orang (8,3%) dan
tidak bisa dicegah dan
kanker paru 3.244 orang
disembuhkan, juga pengaruh
(7,8%).
sosial dan budaya seperti
Menurut Ekowati,
kuatnya kepercayaan
lebih dari 40% dari semua
terhadap dukun menjadi
kanker dapat dicegah.
faktor tingginya kasus kanker
Bahkan beberapa jenis
di Indonesia.
yang paling umum, seperti
“Pada kenyataannya
kanker payudara, kolerektal,
dengan perkembangan
dan leher rahim dapat
teknologi saat ini kanker
disembuhkan jika terdeteksi
bisa dideteksi dini. Kanker
dini.
juga bisa dikatakan sebagai
Kepala Staf Medik
penyakit gaya hidup karena
Fungsional Divisi Ginekologi
dapat dicegah
dengan melakukan
gaya hidup sehat
dan menjauhkan
faktor risiko terkena (Age-Standardize Rate per 100.000, All Ages)
Estimasi Angka Insidens dan
Prevalensi di Indonesi
Breast
FEMALE
kanker,” kata
Ekowati dalam
diskusi dengan
Mediakom (29/1).
Berdasarkan
estimasi Globocan,
International Agency
for Research on
Cancer (IARC)
tahun 2012, insidens
kanker payudara
sebesar 40 per
100.000 perempuan,
Cervix Uteri
Colorectum
Nasopharynx
Prostate
Thyroid
MALE
M
enurut
data WHO
tahun 2013,
kanker
menjadi
penyebab
kematian nomor dua di dunia
sebesar 13 persen setelah
penyakit kardiovaskular.
Diperkirakan pada 2030
insidens kanker dapat
mencapai 26 juta orang
dan 17 juta di antaranya
meninggal akibat kanker,
terlebih untuk negara
miskin dan berkembang,
kejadiannya akan lebih cepat.
Insidens kanker
meningkat dari 12,7 juta
kasus tahun 2008 menjadi
14,1 juta kasus tahun 2012.
Sedangkan jumlah kematian
meningkat dari 7,6 juta orang
tahun 2008 menjadi 8,2 juta
pada tahun 2012.
Di Indonesia, prevalensi
penyakit kanker juga cukup
tinggi. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, prevalensi tumor/
kanker di Indonesia adalah
1,4 per 1000 penduduk,
atau sekitar 330.000 orang.
Kanker merupakan penyebab
kematian nomor 7 di
Indonesia.
Penderita kanker tertinggi
di Indonesia adalah kanker
payudara dan kanker leher
rahim.
Direktur Pengendalian
Penyakit Tidak Menular
Kemkes, Dr. Ekowati
Rahajeng, SKM, M.Kes,
mengungkapkan
permasalahan kanker di
Indonesia tidak jauh berbeda
Onkologi RS Kanker
Dharmais Jakarta, DR. dr. M.
Soemanadi, SpOG, meyakini
jika deteksi dini dilakukan,
dalam satu dekade penyakit
ini (kanker serviks) habis.
Sampai tahun 2013
program deteksi dini kanker
leher rahim dan payudara
telah berkembang di 207
kabupaten pada 32 provinsi,
yang dilaksanakan oleh 717
dari 9500 Puskesmas.
Sudah ada 405 pelatih
atau trainers yang terdiri
dari dokter spesialis obstetri
ginekologi, dokter spesialis
bedah onkologi, dokter
spesialis bedah, dokter umum
serta bidan dan diperkuat
oleh 1.682 providers atau
pelaksana program terdiri dari
dokter umum dan bidan.
Jumlah diskrining
sebanyak 644.951
perempuan atau 1,75% dari
target perempuan usia 30-50
tahun, 28.850 (4,47%) IVA
positif, curiga kanker leher
rahim 840 (1,3 per 1000),
benjolan pada payudara
1.682 (2,6 per 1000).
“Kalau tidak bahu
membahu susah tercapai.
Karena banyak faktor
kendala, meskipun Kemkes
Lung
Ovary
Corpus Uteri
Non-Hodgkin Lymphoma
1.000
500
0
5 Year Prevalence
500
1.000
1.500
2.000
Incidence
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 11
“Pada kenyataannya
dengan
perkembangan
teknologi saat ini
kanker bisa dideteksi
dini. Kanker juga bisa
dikatakan sebagai
penyakit gaya hidup
karena dapat dicegah
dengan melakukan
gaya hidup sehat dan
menjauhkan faktor
risiko terkena kanker,”
Dr. Ekowati
Rahajeng, SKM,
M.Kes
sendiri sudah menyediakan
deteksi dini baik itu melalui
metode IVA, cryo, dan
suspect leher rahim di
seluruh puskesmas di
daerah,” kata Ekowati.
Di samping itu,
keterbatasan masyarakat
untuk memperoleh
pengobatan yang berkualitas
karena masalah ekonomi
dan transportasi juga
menjadi kendala. Namun,
kini masyarakat tidak perlu
khawatir kerena adanya
Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) semua pemeriksaan
dan pengobatan kanker di
fasilitas kesehatan dijamin
oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan.
“Khusus deteksi dini
payudara dan serviks sudah
dijamin dalam program
JKN. Bahkan Perpres
69/2013 menjamin bahwa
pemeriksaan dan cryo terapi
juga ditanggung”, katanya.
Yang belum dikaver
adalah perawatan paliatif
untuk pasien yang hidup
dengan kanker. Selain rasa
sakit luar biasa sebagai
efek dar terapi, biaya yang
dikeluarkan sangat mahal.
Namun, Kemkes sedang
mengupayakan agar paliatif
masuk dalam JKN.
Untuk penanganan
kanker di Indonesia, Ekowati
menambahkan, diprioritaskan
pada jenis yang tertinggi.
Kegiatan penemuan kasus
kanker terutama dilakukan
melalui deteksi dini pada
stadium awal, sehingga lebih
cepat diobati dan peluang
sembuh lebih besar.
Sedangkan skrining
ditujukan kepada orang
yang asimptomatik (tidak
12 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
bergejala), sehingga dapat
diobati sebelum menjadi
kanker. Contohnya, kanker
serviks dilakukan skrining
dengan metode Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat
(IVA) untuk menemukan lesi
prakanker.
Program ini, lanjut
Ekowati, disertai dengan
penemuan dan tatalaksana
kanker serta program paliatif
kanker guna meningkatkan
kualitas hidup, juga
memperpanjang umur
harapan hidup penderita
secara massal. Karena
wanita usia 30 sampai 50
tahun setidaknya dalam 5
tahun sekali perlu melakukan
deteksi dini untuk kedua
kanker tersebut,” katanya.
Pemerintah juga
mendorong tersedianya
kawasan tanpa rokok. PP
nomor 109/2012, pasal
49 adalah aturan yang
mewajibkan hal tersebut.
Selain itu, mulai Juni 2014,
pemerintah juga mewajibkan
semua kemasan rokok
mencantumkan peringatan
stadium lanjut.
Untuk deteksi dini
kanker serviks dan
payudara dilakukan melalui
pemeriksaan IVA dan Clinical
Breast Examination (CBE).
Sampai saat ini sudah
terlaksana di 32 provinsi,
207 kabupaten, dan 717
puskesmas.
Kemkes juga
menciptakan pelatih yang
akan melatih tenaga
puskesmas untuk siap
melakukan deteksi dini. Saat
ini sebanyak 184 pelatih yang
disiapkan.
“Tahun ini kita akan
mempercepat pelatihan,
sehingga semua tenaga
puskesmas terlatih dan
siap melakukan deteksi dini
kanker serviks dan payudara
kesehatan dalam bentuk
gambar.
Tujuannya (1)
meningkatkan kesadaran
masyarakat akan bahaya
merokok. (2) Mendorong
perokok untuk berhenti
merokok. (3) Merubah imej
merokok.
Pemerintah juga
mewajibkan pencantuman
informasi kandungan
gula, garam dan lemak
pada pangan olahan
dan pangan siap saji
(Permenkes No. 30 Tahun
2013). Dengan mencermati
pesan kesehatan tersebut
masyarakat mampu
membatasi konsumsi gula,
garam dan lemak yang
dikonsumsi untuk terhindar
dari penyakit tidak menular•
WWW.ANTARAFOTO.COM
WWW.VEMALE.COM
[MEDIA UTAMA]
SULIT
PASTIKAN
JUMLAH
PENDERITA
KANKER
B
eberapa waktu
lalu, MEDIAKOM
berkesempatan
mewawancarai
Prof. DR. dr.
Soehartati Argadikoesoema
Gondhowiardjo, Sp. Rad(K),
OnkRad. Kepala Bagian
Radioterapi Rumah Sakit
Ciptomangunkusumo.
Berikut petikannya.
Bagaimana trend penderita
penyakit kanker di
Indonesia untuk 3 tahun
terakhir ini?
Hingga saat ini, Indonesia
masih belum memiliki
sistem pencatatan kasus
kanker yang baik, sehingga
pertanyaan seperti trend
3 tahun terakhir menjadi
sulit dijawab. Kesadaran
masyarakat yang masih
rendah mengenai penyakit
ini juga menyebabkan
banyak kasus yang tidak
sampai ke rumah sakit.
Berdasarkan survei
Kementerian Kesehatan RI,
dilaporkan bahwa 4,3 dari
1000 orang Indonesia saat ini
hidup dengan kanker. Satu
juta orang lebih hidup dengan
kanker. Bandingkan dengan
jumlah orang yang hidup
dengan kanker di Amerika
Serikat, misalnya. Laporan
terakhir menunjukkan 13 juta
orang hidup dengan kanker di
Amerika Serikat, yang jumlah
penduduknya 300 juta orang,
tidak berbeda jauh dengan
Indonesia.
Apakah ini menunjukkan
masalah kanker di Indonesia
tidak sebesar Amerika
Serikat? Sedihnya, tidak.
Berdasarkan interpolasi
data di negara-negara
tetangga, hal tersebut
justru menunjukkan jauh
lebih rendahnya angka
harapan hidup penderita
kanker di Indonesia akibat
keterlambatan diagnosis,
maraknya pengobatan
alternatif, dan keterbatasan
fasilitas tatalaksana kanker.
Berdasarkan
survei Kementerian
Kesehatan RI,
dilaporkan bahwa
4,3 dari 1000 orang
Indonesia saat
ini hidup dengan
kanker. Satu juta
orang lebih hidup
dengan kanker.
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 13
[MEDIA UTAMA]
Apa peran radioterapi
dalam penanganan
kanker?
Radioterapi merupakan
salah satu dari 3 terapi
medis utama untuk kanker.
Berbeda dengan persepsi
yang umum beredar di
masyarakat, terapi utama
untuk kanker bukan
kemoterapi melainkan
pembedahan, kecuali pada
kanker darah (leukemia).
Tiga pilar utama
tatalaksana kanker adalah
pembedahan, radioterapi,
dan kemoterapi. Ketiga
jenis terapi ini tidak saling
bersaing, melainkan saling
melengkapi: sebagian besar
pasien kanker membutuhkan
kombinasi dari 2-3 jenis
terapi ini.
Contoh peran radioterapi
dalam tujuan kuratif,
misalnya pada Kanker
Nasofaring. Saat ini,
kombinasi antara radioterapi
dengan kemoterapi (strategi
yang dikenal dengan
kemoradiasi) merupakan
terapi utama untuk penyakit
tersebut. Untuk kanker
nasofaring stadium dini,
radioterapi malah memegang
peran tunggal.
Di mana pasien bisa
mendapatkan layanan
radioterapi?
Rumah sakit yang
menyediakan layanan
radioterapi umumnya masih
terpusat di kota-kota besar
saja. Saat ini terdapat 28
rumah sakit dengan rincian
22 rumah sakit pemerintah
dan 6 rumah sakit swasta,
yang tersebar di 12 propinsi.
Jumlah pesawat radiasi ada
42, terdiri dari 25 pesawat
linear accelerator dan 17
pesawat cobalt-60.
Jumlah ini masih sangat
Dengan beberapa
pengecualian,
radioterapi hanya
diberikan pada
pasien yang sudah
jelas diagnosis
kankernya
(terbukti dengan
hasil patologi).
Dengan demikian,
idealnya penentuan
keputusan
pemberian
radioterapi dilakukan
bersama oleh tim
multidisiplin.
jauh dari yang dibutuhkan
yaitu lebih dari 200 pesawat
radiasi (berdasarkan
standar indikator yang
lazim digunakan sebesar 1
pesawat radiasi untuk 1 juta
penduduk). Keterbatasan
jumlah ini menyebabkan
daftar tunggu pasien kanker
untuk mendapat radioterapi
menjadi cukup lama. Di
beberapa pusat radioterapi
di daerah, waktu tunggu
bisa mencapai 1 tahun
sebagaimana dilaporkan
dalam surat kabar beberapa
waktu yang lalu.
Berapa waktu yang
diperlukan untuk
mendapatkan terapi ini?
Waktu tunggunya bervariasi.
Di beberapa daerah bisa
mencapai lebih dari 1 tahun,
14 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
sedangkan di Jakarta
yang jumlah alatnya lebih
banyak, beberapa minggu.
Sebenarnya bila jumlah alat
memadai, idealnya pasien
kanker tidak perlu menunggu
lebih dari 2 minggu untuk
mendapatkan radioterapi,
namun mengingat kapasitas
pusat radioterapi saat ini
hanya 15% dari kebutuhan,
daftar tunggu ini menjadi sulit
dihindari.
Radioterapi sendiri
dilakukan secara rawat
jalan, umumnya sekali
sehari selama beberapa
minggu. Rawat inap hanya
dilakukan bila kondisi pasien
dinilai kurang baik atau ada
efek samping yang perlu
pengawasan ketat. Setiap
sesi radioterapi umumnya
memerlukan waktu 20-40
menit.
Apakah radioterapi juga
bisa diberikan pada
peserta dengan JKN?
Ya. Biaya radioterapi
ditanggung juga pada
peserta dengan JKN.
Apapun jenis radioterapi
yang diberikan, mulai dari
teknik sederhana hingga
kompleks, peserta JKN tidak
dikenakan biaya tambahan.
Jika pasien harus
membayar apakah layanan
radioterapi ini mahal?
Seperti halnya tatalaksana
kanker lainnya, biaya
radioterapi memang cukup
mahal. Biaya radioterapi
sebanyak 20-30 sesi kurang
lebih sama dengan biaya
pembedahan, kurang lebih
20-30 juta rupiah. Biaya
ini sebenarnya dapat
dikurangi seandainya bea
impor dan pajak-pajak
terkait pengadaan alat
radioterapi dapat dikurangi
atau dihapuskan, sebab
komponen utama biaya
tersebut adalah pengadaan
dan pemeliharaan alat.
Keikutsertaan dalam JKN
akan sangat membantu
mengurangi dampak sosialekonomi akibat kanker.
Apa yang harus disiapkan
oleh pasien yang akan
mendapatkan terapi
radioterapi ini?
Dengan beberapa
pengecualian, radioterapi
hanya diberikan pada
pasien yang sudah jelas
diagnosis kankernya (terbukti
dengan hasil patologi).
Dengan demikian, idealnya
penentuan keputusan
pemberian radioterapi
dilakukan bersama oleh tim
multidisiplin.
Dari sudut pandang
pasien, sebenarnya tidak
ada persiapan khusus
kecuali pada pasien yang
dinilai berisiko tinggi
mengalami efek samping
akan dievaluasi dahulu
oleh spesialis terkait,
misalnya terkait asupan gizi,
kesehatan gigi/mulut, atau
rehabilitasi medik.
Apa side effect bagi
pasien yang dilakukan
radioterapi?
Efek samping yang terjadi
tergantung pada lokasi
bagian tubuh yang mendapat
radiasi, karena berkaitan
dengan jaringan normal
di sekitar tumor yang ikut
terkena radiasi. Sebagai
contoh, pada pasien yang
memperoleh radiasi daerah
panggul, misalnya pasien
kanker mulut rahim, efek
samping yang paling sering
adalah diare.
Pada pasien yang
memperoleh radiasi pada
daerah kepala/leher, efek
samping yang paling sering
adalah gangguan menelan,
sariawan, mulut kering, dan
gangguan pengecapan.
Adakah alternatif
pengobatan lain jika
pasien menolak untuk
dilakukan radioterapi?
Alternatif lain yang
tersedia tergantung jenis
tumornya dan stadiumnya.
Sebagai contoh, pada pasien
dengan kanker payudara
stadium dini yang menolak
dilakukan radioterapi, maka
tindakan pembedahan dapat
diubah dari lumpektomi
(pengangkatan benjolan)
menjadi mastektomi
(pengangkatan seluruh
payudara).
Contoh lain adalah pada
kanker kelenjar getah bening
(limfoma). Pada subtipe
limfoma tertentu, tatalaksana
terpilih adalah radioterapi
dan sebagai alternatifnya
adalah kemoterapi seperti
subtipe lainnya.
Namun demikian, pada
beberapa kasus lainnya,
misalnya kanker mulut
rahim stadium lokal lanjut,
seringkali radioterapi
merupakan satu-satunya
pilihan tatalaksana kuratif
karena terapi lainnya
pertama terlalu besar
komplikasinya, kedua jauh
lebih rendah efektivitasnya.
Sejak kapan
dikembangkan radioterapi
ini dan bagaimana prospek
pelayanan ini di waktu
mendatang?
Radioterapi sebenarnya
sudah ada di Indonesia
sejak tahun 1927. Pada
tahun 1980-an, pemerintah
sempat membuka pelayanan
radioterapi di berbagai
rumah sakit propinsi.
Namun, sempat surut
karena kurangnya perhatian
pemerintah mengenai
masalah kanker. Baru pada
dekade terakhir ini jumlah
pusat radioterapi bertambah
secara bermakna.
Dengan disadarinya
masalah kanker sebagai
salah satu masalah
kesehatan utama,
Perhimpunan Dokter
Spesialis Onkologi Radiasi
Indonesia sebenarnya
sangat mengharapkan agar
pelayanan radioterapi di
Indonesia dapat tersedia
secara lebih merata.
Rasanya kurang manusiawi
bila pasien kanker harus
menginap di kota lain, jauh
dari keluarga, hanya untuk
memperoleh pelayanan
radioterapi.
Di beberapa negara
maju, bahkan sudah
diupayakan agar bagi setiap
penduduknya, tersedia 1
pusat radioterapi dalam jarak
4 jam perjalanan dari tempat
tinggalnya. Radioterapi
merupakan salah satu terapi
kanker yang paling costeffective, sehingga kami
cukup optimis bahwa citacita tersebut dapat tercapai.
Berapa banyak dokter ahli
radioterapi?
Saat ini terdapat 67 orang
dokter ahli radioterapi di
seluruh Indonesia.
Berapa universitas di
Indonesia yang telah
mengembangkan
spesialisasi ini?
Saat ini pendidikan dokter
spesialis onkologi radiasi
baru tersedia di Universitas
Indonesia, dengan
Departemen Radioterapi
RSCM sebagai rumah sakit
Dengan disadarinya
masalah kanker
sebagai salah
satu masalah
kesehatan utama,
Perhimpunan Dokter
Spesialis Onkologi
Radiasi Indonesia
sebenarnya sangat
mengharapkan
agar pelayanan
radioterapi di
Indonesia dapat
tersedia secara lebih
merata.
pendidikan utama, dan saat
ini telah dibuka kerjasama
dengan RSUD Dr Soetomo
Surabaya sebagai rumah
sakit jejaring pendidikan.
Berapa persen pasien
kanker yang bisa
mendapatkan terapi ini?
Saat ini kurang lebih
11.000 pasien kanker yang
memperoleh radioterapi
pertahunnya di Indonesia.
Jumlah ini sangat kecil,
hanya 15% dari estimasi
jumlah pasien yang
membutuhkan radioterapi di
negara kita.
Di negara maju yang
ketersediaan alatnya lebih
baik, kurang lebih 50-60%
dari seluruh pasien kanker
memperoleh radioterapi.
Bagaimana teknik promosi
dan sosialisasi terapi
ini kepada masyarakat.
Strategi komunikasi apa
yang digunakan?
Tatalaksana kanker
merupakan tatalaksana
yang bersifat multimodalitas
(kombinasi beberapa jenis
terapi) dan multidisiplin
(melibatkan berbagai
spesialisasi), dengan
modalitas utama operasi,
radioterapi, dan kemoterapi.
Kerjasama multidisiplin
mutlak diperlukan dan saling
mendukung. Hubungan
antara radioterapi dengan
spesialis lainnya tidaklah
sebagai pesaing, melainkan
mitra. Bisa dikatakan seluruh
pasien yang menjalani
radioterapi merupakan
pasien rujukan dari spesialis
lain.
Dalam hubungan
dengan masyarakat, fokus
promosi dan sosialisasi
bukan tentang radioterapi
melainkan tentang cancer
awareness. Banyak kegiatan
yang telah dilakukan
Departemen Radioterapi
RSCM bersama mitra
lainnya untuk memberikan
informasi kepada
masyarakat mengenai
pentingnya pencegahan
dan deteksi dini kanker
serta melawan arus promosi
terapi-terapi alternatif.
Kegiatan komunikasi
dengan masyarakat
umumnya difokuskan
melalui kegiatan aksi World
Cancer Day yang telah
dilakukan sejak tahun 2010,
bekerjasama dengan LSM
kanker seperti Yayasan
Kanker Indonesia (YKI),
perhimpunan survivor kanker
(CISC), menjadi narasumber
di media, menyelenggarakan
seminar-seminar tentang
kanker baik untuk kalangan
medik maupun awam. (red)
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 15
[MEDIA UTAMA]
P
enderita kanker
serviks uteri
stadium awal
yang menjalani
terapi histerektomi
radikal ternyata adalah
perempuan yang memiliki
rerata usia 35-50 tahun.
Kanker serviks menduduki
peringkat kedua teratas
penyebab kematian pada
perempuan di Indonesia.
Penderita kanker serviks
umumnya memiliki anak
lebih dari tiga dengan indeks
massa tubuh (IMT) 24 kg/
m2. Sebagian besarnya
mengalami anemia dengan
kadar haemoglobin di bawah
12 mg/dL. Infeksi human
papillomavirus (HPV) hampir
dapat dipastikan sebagai
penyebab kanker serviks.
Berdasarkan penelitian
Kepala Staf Medik
Fungsional Divisi Ginekologi
Onkologi RS Kanker
Dharmais Jakarta, DR. dr.
M. Soemanadi, SpOG, ada
hubungan erat antara tingkat
stadium dengan kejadian
kekambuhan. Pasien
kanker serviks stadium
awal dengan pemeriksaan
biomolekuler, ekspresi p53
(tumor suppressor gene)
positif memiliki risiko lebih
dari dua kali untuk kambuh,
dibandingkan dengan pasien
tanpa ekspresi p53.
Pasien stadium awal
dengan ekspresi hTERT
(human telomerase reverse
transcriptase) negatif
memiliki risiko empat kali
lipat untuk kambuh. Kejadian
kekambuhan paling banyak
terjadi pada tahun pertama.
Menurut dokter kelahiran
Sidoarjo ini, meskipun untuk
stadium awal, penderita
pada umumnya memiliki
prognosis yang baik namun
sepertiganya memiliki
peluang besar meninggal.
Walaupun mereka menjalani
operasi maupun radioterapi.
Namun semakin
cepat penyakit ini bisa
dideteksi, semakin besar
kemungkinan hidupnya.
“Untuk penanganan penyakit
16 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
kanker, kita berbicara
tentang kemungkinan
hidup. Semakin cepat dan
dini kanker terdeteksi,
kemungkinan hidupnya
semakin besar,” katanya.
Tingginya angka kematian
akibat kanker serviks harus
disikapi dengan bijaksana
oleh pemerintah. Menurut
Soemanadi, perlu dilakukan
program nasional upaya
penanggulangan kanker.
Ada beberapa hal yang
bisa dilakukan pemerintah.
Pertama mendorong
BPJS untuk membiayai
sekaligus dua tindakan yaitu
pengobatan dan deteksi dini
kanker pap smear.
“Saya membayangkan
dengan adanya BPJS, pada
periode tertentu, orang
yang positif kanker kita
layani bersamaan dengan
orang-orang yang ingin
melakukan deteksi dini. Satu
dekade mestinya penyakit
ini habis. Tentunya jangan
membebankan biaya kepada
masyarakat. Saya yakin
WWW.HUFFINGTONPOST.CO.UK
USIA RENTAN
KANKER
pasti luar biasa dampaknya,”
katanya
Kedua pencegahan
dilakukan dengan mendorong
terutama para suami untuk
mengajak istri mereka
melakukan pemeriksaan dini.
Jika selama ini sosialisasi
tentang kanker serviks lebih
banyak ditujukan kepada ibuibu, saat ini sosialisasi juga
harus menyasar kepada para
suami.
Alasannya, secara
subjektif, patron paternalistik
yang masih sangat
“terasa” keberadaaannya
di masyarakat membuat
keputusan suami akan
memiliki nilai “lebih tinggi”.
Adanya dukungan suami
kepada para istri untuk
melakukan pap smear akan
mengurangi kematian akibat
kanker ini.
“Kalau saya berbicara
di sebuah seminar tentang
kanker serviks, yang datang
pasti ibu-ibu. Ada juga lakilakinya, tapi mereka adalah
panitia.”•(st)
DR. dr. M.
Soemanadi, SpOG
Kepala Staf Medik Fungsional Divisi
Ginekologi Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta
Deteksi Dini
Cegah
Kanker
Serviks
K
anker serviks
adalah salah
satu penyebab
terbesar
kematian
perempuan di Indonesia.
Untuk mendapatkan
gambaran lebih jelas tentang
kanker serviks ini, beberapa
waktu lalu Mediakom
mewawancarai Kepala
Staf Medik Fungsional
Divisi Ginekologi Onkologi
RS Kanker Dharmais
Jakarta, DR. dr. M.
Soemanadi, SpOG di tengah
kesibukannya yang luar
biasa. Berikut petikannya.
Tanggapan dokter tentang
jumlah penderita kanker
serviks yang semakin
meningkat di Indonesia?
Bukan hanya di Indonesia.
Jumlah penderita kanker
serviks ada dimana-mana.
Apalagi di negara-negara
berkembang. Sebenarnya
kondisi ini bisa dicegah
dengan melakukan deteksi
dini bahkan sebelum
penyakit ini menjadi kanker.
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 17
[MEDIA UTAMA]
WWW.DRSPESIALISKULITKU.COM
BPJS mereka merasa
terbantu. Secara pribadi saya
senang dengan bantuan
inansial yang diberikan
BPJS. Banyak penderita
kanker yang terlayani dengan
baik. Sayangnya mereka
datang dengan penyakit yang
sudah berkembang.
Deteksi dini?
Perjalanan penyakit kanker
serviks dari kondisi normal,
ada fase yang disebut prekanker baru kanker. Tugas
kita untuk mengetahui
kondisi pre-kanker sebelum
menjadi kanker.
Caranya?
Begini. Kalau saja seluruh
perempuan di Indonesia
yang pernah berhubungan
badan melakukan deteksi
dini, hampir bisa dipastikan
penderita kanker serviks
akan mendekati nol.
Biayanya?
Kalau dibandingkan dengan
pengobatan kanker jelas
lebih murah. Contohnya,
seorang perempuan
melakukan deteksi dini
selama hidupnya kurang
lebih 40 kali. Biaya
perdeteksi Rp. 500.000,Totalnya Rp. 40.000.000,Kalau sudah terkena
kanker, berapa biaya yang
harus dikeluarkan?
Deteksi dini jelas sangat
menguntungkan, sayangnya
belum dianggap penting oleh
masyarakat. Puluhan tahun
bergelut di bidang di bidang
ini, ternyata tidak mudah
menggiatkan deteksi dini.
Apa kendalanya?
Ada beberapa faktor,
pertama pelayanan
kesehatan dan kedua faktor
masyarakat. Masyarakat
banyak yang malu, malas,
takut, tidak mengerti, repot,
sibuk, ingin ditangani dokter
perempuan, dan masalah
inansial.
Bukankah ada BPJS?
Betul. Sejak BPJS berlaku
jumlah pasien yang datang
jumlahnya bisa 2-3 kali lipat
dari biasanya. Mungkin
dari dulu mereka ingin
memeriksakan diri, hanya
terkendala masalah biaya.
Sekarang dengan adanya
18 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Kalau saja seluruh
perempuan
di Indonesia
yang pernah
berhubungan badan
melakukan deteksi
dini, hampir bisa
dipastikan penderita
kanker serviks akan
mendekati nol.
Seharusnya?
Saya membayangkan
dengan adanya BPJS, pada
periode tertentu, orang
yang positif kanker kita
layani bersamaan dengan
orang-orang yang ingin
melakukan deteksi dini. Satu
dekade mestinya penyakit
ini habis. Tentunya jangan
membebankan biaya kepada
masyarakat. Saya yakin pasti
luar biasa dampaknya.
Kendala yang lain?
Selain inansial, kendala lain
yang ada di masyarakat kita
adalah budaya. Kalau saya
berbicara di sebuah seminar,
bisa dipastikan yang datang
adalah ibu-ibu. Ada juga
laki-laki yang datang, tapi itu
panitianya...
Secara subjektif, pola
paternalistik di Indonesia
masih meletakkan laki-laki
berada di posisi “lebih tinggi”.
Hal ini sebenarnya menjadi
kunci pelaksanaan deteksi
dini. Suami harus lebih
didorong untuk mengajak
istri mereka melakukan
deteksi dini. Kampanye
pencegahan kanker serviks
selain kepada ibu-ibu,
seharusnya juga ditujukan
kepada para suami!
Apakah deteksi dini bisa
dilakukan di Puskesmas?
Kalau fasilitasnya
memungkinkan bisa.
Kendala selama ini
memang terletak di
DRIMANFIRMANSYAH.COM
Imunisasi terutama diberikan
kepada perempuan yang
belum pernah melakukan
hubungan badan. Imunisasi
yang ada saat ini memang
belum bisa memberikan
perlindungan 100 persen,
paling di kisaran 80
persen. Angka tersebut
sudah sangat bagus untuk
imunisasi massal, karena
harga imunisasi ini cukup
mahal, di atas satu juta
rupiah.
fasilitas dan kondisi
geograis di Indonesia.
Tetapi bukan berarti tidak
bisa. Kementerian bisa
menyusun sebuah strategi,
mengembangkan cara-cara
yang bisa diaplikasikan
daerah-daerah terpencil
tanpa bantuan dokter.
Deteksi dini bisa dilakukan
petugas kesehatan.
Apakah deteksi dini
bisa dilakukan tanpa
melibatkan dokter?
Bisa. Ada program namanya
IFA yang bisa dikembangkan
untuk daerah-daerah
terpencil yang memang
tidak memiliki dokter. Namun
lebih baik lagi adalah sistem
rujukan.
Bisa dijelaskan sistem
rujukannya?
Contohnya di daerah
terpencil ada petugas
kesehatan yang mencurigai
ada pasien kanker. Dia
pergi ke rumah sakit tipe C
untuk meminta dilakukan
penanganan lebih lanjut.
Imunisasi yang
ada saat ini
memang belum
bisa memberikan
perlindungan 100
persen, paling di
kisaran 80 persen.
Angka tersebut
sudah sangat bagus
untuk imunisasi
massal, karena
harga imunisasi ini
cukup mahal, di atas
satu juta rupiah.
Jika pasien tersebut ternyata
membutuhkan radiasi, dan
rumah sakit itu tidak memiliki
peralatannya, pasien bisa
dirujuk ke rumah sakit lebih
tinggi. Sayangnya sistem
rujukan seperti ini belum
berjalan lancar.
Belum lancar seperti apa?
Saya ada di center rumah
sakit kanker. Banyak pasien
yang kemudian datang
secara langsung ke tempat
saya, padahal bisa ditangani
di tingkat provinsi. Sementara
kapasitas pelayanan kita
sangat terbatas. Akibatnya
banyak pasien yang tidak
tertangani atau harus antri
dalam waktu lama.
Selain deteksi dini,
ada cara lain untuk
menanggulangi kanker
serviks?
Begini, kalau ternyata
deteksi dini tidak berhasil
baik ada imunisasi.
Penyebab kanker serviks
adalah virus Infeksi human
papillomavirus (HPV).
Cukup sekali imunisasi?
Paling tidak harus tiga kali,
walaupun hal ini masih dalam
penelitian lebih lanjut. Vaksin
HPV diberikan secara berkala
melalui 3 kali suntikan dalam
waktu 6 bulan, suntikan
kedua dan ketiga diberikan 2
dan 6 bulan setelah suntikan
pertama.
Adakah pengaruh pola
makan dan pola hidup
terhadap kanker serviks?
Kalau pola makan tidak.
Pola hidup iya, misalnya
seseorang yang sering
berganti pasangan
cenderung memiliki risiko
terkena kanker serviks lebih
besar.
Penderita kanker bisa
disembuhkan?
Treatment kepada penderita
kanker berarti bicara
tentang kemungkinan
hidup. Semakin dini kanker
bisa dideteksi, semakin
besar kemungkinan
hidup penderita. Untuk
stadium awal, penderita
pada umumnya memiliki
prognosis yang baik namun
sepertiganya memiliki
peluang besar meninggal.
Meskipun mereka menjalani
operasi maupun radioterapi.•
(st/wt)
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 19
[MEDIA UTAMA]
PALIATIF
UNTUK AWAL
KEHIDUPAN BARU
P
erawatan
Paliatif melihat
kematian bukan
sebagai akhir
kehidupan. “It’s
just the beginning of a
new life,” tutur dr. Maria,
dokter Palliative Care RS.
Dharmais, Jakarta. Kematian
adalah bagian dari sebuah
proses perjalanan hidup.
Karena itu, ketika pasien
sudah hampir meninggal, dia
harus tahu bahwa dia siap
untuk kehidupan berikutnya.
Tidak boleh lagi ada orang
sakit hati. Sudah harus
memaafkan dan dimaafkan.
Kalau kemudian Tuhan
memberikan keajaiban,
apakah sembuh atau
sebaliknya, pasien harus
siap. Keluarga juga harus
siap. Kesiapan keluarga
ditunjukkan dengan
menyelesaikan seluruh
persoalan yang berpotensi
menjadi masalah di
kemudian hari, seperti
warisan dan sebagainya.
Idealnya seperti itu!
Palliative Care adalah
usaha untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan
memberikan support kepada
keluarganya. Perawatan ini
20 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
dilakukan kepada pasien
yang menderita penyakit
yang sangat berbahaya dan
mengancam jiwa seperti
kanker, kelainan jantung,
Alzheimer, Parkinson,
Amyotrophic Lateral
Sclerosis (ALS) dsb.
“Perawatan paliatif itu,
selain merawat pasien, juga
melakukan pendekatan
kepada keluarga pasien,”
kata Maria, “Keluarga adalah
bagian tak terpisahkan dari
pasien. Dukungan keluarga
akan sangat berarti bagi
peningkatan kualitas hidup
pasien.”
Perawatan paliatif
fokus pada gejala-gejala
seperti nyeri, sesak nafas,
kelelahan, sembelit, mual,
kehilangan nafsu makan,
kesulitan tidur, dan depresi.
“Penderita kanker itu bisa
merasakan nyeri yang
sangat lho,” katanya lagi.
Perawatan paliatif juga
membantu pasien untuk
berani dan bersemangat
menjalani kehidupan mereka
sehari-hari. Paliatif juga
meningkatkan kemampuan
pasien untuk mentolerir
perawatan medis, dan
membantu pasien untuk lebih
WWW.THEHUBALMONTE.COM
memahami dan memiliki
kontrol atas pengobatannya.
“Sayangnya, pasien yang
dikirim ke bagian paliatif,
rata-rata adalah pasien
yang sudah sangat parah,
secara isik, logika dan
mentalnya. Mereka sangat
sulit berbicara apalagi untuk
mengambil keputusan
sendiri. Akibatnya, ada saja
masalah keluarga yang
belum tuntas. Ini sangat
menyakitkan si pasien.”
Perawat akan
mendampingi pasien yang
harus mengambil keputusan
medis yang penting, serta
membantu keluarga melalui
fase penanganan kondisi
pasien dengan dukungan
emosi dan spiritual.
“Ada pasien saya yang
sangat sedih, saat dia tidak
diajak untuk memutuskan
apa yang terbaik bagi
dirinya. Seluruh keluarganya
memutuskan untuk
meneruskan pengobatan,
sementara dia memilih untuk
tidak!”
Deinisi perawatan paliatif
sendiri telah mengalami
beberapa evolusi. Menurut
WHO pada 1990, perawatan
palliatif adalah perawatan
total dan aktif dari untuk
penderita yang penyakitnya
tidak lagi responsif terhadap
pengobatan kuratif.
Saat itu perawatan
paliatif hanya diberikan
kepada penderita yang
penyakitnya sudah
tidak responsif terhadap
pengobatan kuratif.
Artinya sudah tidak dapat
disembuhkan dengan upaya
kuratif apapun.
Pengertian perawatan
paliatif itu berubah 15 tahun
kemudian. Menurut WHO
perawatan paliatif diberikan
sejak diagnosa ditegakkan
sampai akhir hayat. Artinya
tidak memperdulikan pada
stadium dini atau lanjut,
masih bisa disembuhkan
atau tidak, mutlak perawatan
paliatif harus diberikan
kepada penderita.
Paliatif diberikan sejak
awal perjalanan penyakit
bersama dengan terapi
lainnya seperti kemoterapi
atau radiasi. Dalam
perawatan paliatif juga
dilakukan pemberian obat
untuk mengatasi nyeri dan
gejala yang tidak nyaman.
Menurut Global Atlas of
Palliative Care at the End of
“Sayangnya, pasien
yang dikirim ke
bagian paliatif,
rata-rata adalah
pasien yang sudah
sangat parah,
secara isik, logika
dan mentalnya.
Mereka sangat sulit
berbicara apalagi
untuk mengambil
keputusan sendiri.
Akibatnya, ada
saja masalah
keluarga yang belum
tuntas. Ini sangat
menyakitkan si
pasien.”
dr. Maria A
Witjaksono
Life dari WHO (2014) pasien
membutuhkan perawatan
paliatif di setiap level
perawatan.
Perawatan Paliatif
tidak berhenti setelah
penderita meninggal, tetapi
masih diteruskan dengan
memberikan dukungan
kepada anggota keluarga
yang berduka.
Karenanya menurut dr.
Maria perawatan paliatif
mencakup pelayanan
terintegrasi antara dokter,
perawat, terapis, petugas
social-medis, psikolog,
rohaniwan, relawan, dan
profesi lain yang diperlukan.
Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menekankan
bahwa pelayanan
paliatif berpijak pada, (1)
Meningkatkan kualitas hidup
dan menganggap kematian
sebagai proses yang normal.
(2) Tidak mempercepat atau
menunda kematian.
(3) Menghilangkan
nyeri dan keluhan lain yang
menganggu. (4) Menjaga
keseimbangan psikologis
dan spiritual. (5) Berusaha
agar penderita tetap aktif
sampai akhir hayatnya
(6) Berusaha membantu
mengatasi suasana dukacita
pada keluarga.
Tujuan perawatan
paliatif adalah mengurangi
penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya,
meningkatkan kualitas
hidupnya, juga memberikan
dukungan kepada
keluarganya. Meski pada
akhirnya pasien meninggal,
yang terpenting sebelum
meninggal dia sudah
siap secara psikologis
dan spiritual, tidak stres
menghadapi penyakit yang
dideritanya.
Paliatif ada agar pasien
dapat menghargai kehidupan
dan menganggap kematian
sebagai proses yang normal.
Di sisi lain, tentu pihak
keluarga dan dokter ingin
pasien dapat merasakan
kualitas hidup yang lebih
baik walaupun sedang dalam
kondisi kesehatan yang tidak
baik.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 21
[MEDIA UTAMA]
menjawab bahwa kembali
mengajar adalah harapan
terbesarnya.
Tetapi bagaimana
mungkin dengan kondisinya
yang tidak bisa jalan? Saya
meyakinkan profesor yang
kemudian mulai bangun dan
belajar menggunakan kursi
roda.
Bukankah sulit sembuh
dari penyakit kanker?
Memang perjalanan
penyakit kanker memiliki
kecenderungan selalu
menurun. Tidak pernah
bisa membaik seperti
sebelumnya. Ada pasien
yang bahkan menghadapi
perubahan situasi yang tibatiba. Misalnya kemarin baik,
tiba-tiba hari ini sesak nafas
dan meninggal.
Namun intinya,
perawatan paliatif ingin
menyiapkan kepergian
pasien dengan kemuliaan.
Meninggal bermartabat.
Kuncinya adalah kesiapan
dan keikhlasan pasien juga
keluarganya.
B
eberapa waktu
lalu Mediakom
berkesempatan
mengunjungi
bagian
Perawatan Paliatif di RS.
Dharmais, Jakarta dan
berbincang-bincang dengan
dr. Maria A Witjaksono
dan Tim. Berikut petikan
wawancaranya.
Sebenarnya apa yang
dilakukan palliative care?
Seorang pasien yang
didiagnosis terkena kanker,
sulit sekali menerima
kenyataan itu. Mulanya
pasien akan mengalami
penyangkalan kemudian
terjadi kemarahan perasaan
kemudian akan mengalami
fase bargaining jika tidak
bisa menerima akan berubah
menjadi depresi.
Penyangkalan terusmenerus dari pasien tidak
membuat kondisi menjadi
lebih baik. Pertama kali
yang kami lakukan adalah
mendekati pasien dan
memberi pemahaman
agar dia bisa menerima
penyakitnya tersebut.
Sesudah pasien menerima?
22 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Tunjukkan bahwa mereka
bisa hidup berdampingan
dengan penyakitnya.
Beradaptasi dengan
penyakitnya. Memang sulit,
tetapi mereka harus tetap
beraktiitas meskipun sakit.
Mereka tidak boleh hanya
menerima penyakitnya
kemudian tinggal selamanya
di tempat tidur. Apapun
kondisinya pasien harus aktif.
Saya punya pasien
seorang profesor. Sudah
berbulan-bulan hanya
berbaring di tempat tidur.
Saya tanya, “Apa yang
terpenting bagi profesor?” Dia
Kesiapan dan keikhlasan
seperti apa?
Perawatan Paliatif melihat
kematian bukan sebagai
akhir kehidupan. It’s just
the beginning of a new
life. Jadi kematian adalah
bagian dari sebuah proses
perjalanan hidup. Karena
itu, ketika pasien sudah
hampir meninggal, dia harus
tahu bahwa dia siap untuk
kehidupan berikutnya. Tidak
boleh lagi ada orang sakit
hati. Sudah harus memafkan
dan dimaafkan.
Kalau kemudian Tuhan
memberikan keajaiban,
apakah sembuh atau
sebaliknya, pasien harus siap.
Keluargapun juga harus siap.
Kesiapan keluarga ditunjukan
dengan menyelesaikan
seluruh persoalan yang
berpotensi menjadi masalah di
kemudian hari, seperti warisan
dan sebagainya. Idealnya
seperti itu!
Sayangnya, pasien yang
dikirim ke bagian paliatif,
rata-rata adalah pasien yang
sudah sangat parah, secara
isik, logika dan mentalnya.
Mereka sangat sulit bicara
apalagi untuk mengambil
keputusan sendiri. Akibatnya
ada saja masalah keluarga
yang belum tuntas. Ini sangat
menyakitkan bagi si pasien.
Bukankah orang sakit
harus disembuhkan?
Pasien yang datang
dengan kanker stadium
awal, tujuannya adalah
penyembuhan. Pasien
yang datang dengan kanker
stadium lanjut, dokter-dokter
harus mengupayakan
bagaimana usianya bisa
diperpanjang.
Jika stadiumnya sampai
stadium terminal, paliatif pure
di situ! Pada stadium ini,
cancer treatment cenderung
memiliki risiko yang sangat
tinggi. Kondisi isik pasien
juga harus menjadi perhatian.
Pertanyaan
sederhananya, apakah
kita mesti memaksakan
pengobatan kepada penderita
kanker seperti ini? Biaya
untuk cancer treatment itu
sangat besar lho! Sementara
di sisi lain perawatan paliatif
belum sepenuhnya dijamin
BPJS.
Bayangkan jika pasien
kanker kronis yang sudah
lemah atau berusia lanjut
dipaksakan untuk mendapat
cancer treatment, operasi,
kemo, dst. dengan efek
samping yang sangat berat.
!
Menurut WHO pada
1990, perawatan
palliatif adalah
perawatan total
dan aktif dari
untuk penderita
yang penyakitnya
tidak lagi
responsif terhadap
pengobatan kuratif.
Saat itu, perawatan
paliatif hanya
diberikan kepada
penderita yang
penyakitnya
sudah tidak
responsif terhadap
pengobatan kuratif.
Artinya sudah tidak
dapat disembuhkan
dengan upaya
kuratif apapun.
Limabelas
tahun kemudian
perawatan
paliatif diberikan
sejak diagnosa
ditegakkan sampai
akhir hayat.
Artinya tidak
memperdulikan
pada stadium dini
atau lanjut, masih
bisa disembuhkan
atau tidak, mutlak
perawatan paliatif
harus diberikan
kepada penderita.
Menurut Global
Atlas of Palliative
Care at the End
of Life dari WHO
(2014) pasien
membutuhkan
perawatan paliatif
di setiap level
perawatan.
Rumah sakit adalah
rumah untuk orang sakit.
Pasien datang dalam kondisi
sakit, pulang harus dalam
kondisi sehat atau minimal
lebih baik, bukan meninggal
di rumah sakit. Fungsi rumah
untuk orang sakit akan
berubah kalau seperti itu!
tidak harus di rumah sakit.
Pada saat itulah bagian
paliatif berperan. Setelah
selesai operasi, kondisinya
stabil, mereka kita ajak
pulang, kami rawat. Ini
penting supaya kamarnya
bisa dipakai pasien lain yang
juga membutuhkan.
Apa yang dilakukan pada
tahap ini?
Apa yang membuat pasien
menderita, itu harus
dihilangkan! Kita sudah tidak
berikir memperpanjang
usia, tetapi fokus pada
kenyamanan pasien.
Nyerinya tertangani dengan
baik. Nafsu makannya
bertambah. Bisa tidur
nyenyak dan beraktiitas.
Kanker itu identik dengan
nyeri. Tim paliatif tidak boleh
membiarkan pasien kanker
kesakitan. Karenanya kita
menggunakan obat golongan
opium. Sayangnya masih
sangat sedikit rumah sakit
yang menyediakan obat jenis
ini.
Bebas dari sakit dan
dukungan keluarga, saya
yakini adalah kombinasi yang
membuat pasien akan optimis
menatap masa depannya.
Bagaimana dengan kesan
kalau pasien dikirim ke
bagian paliatif, artinya dia
sudah mendekati ajal?
Paradigma awal memang
seperti itu. Tetapi saat ini
sudah jauh berubah dan lebih
maju, terutama dari para
dokter. Justru yang sekarang
sedang gencar-gencarnya
adalah sosialisasi kepada
pasien. Membujuk mereka
agar mau dirawat di rumah.
Sakit itu tidak harus
di rumah sakit, asal ada
perawatan intensif. Seperti
merawat luka yang sangat
parah. Saya pernah merawat
penderita kanker stadium
lanjut. Dia bahkan meminta
untuk tidak dilakukan kemo
dan cancer treatment lainnya.
Hasilnya 7 tahun dia bertahan
hidup.
Tugas palliative care yang
lain?
Era BPJS membuat jumlah
pasien kanker meningkat.
Ada 1200 pasien setiap
harinya. Empat ratus lebih
pasien antri untuk mendapat
tempat di rumah sakit untuk
cancer treatment. Sementara
pasien yang sudah dirawat
tidak mau pulang. Mestinya
mereka sudah tidak perlu
dirawat. Luka belum sembuh,
belum bisa jalan, belum bisa
jalan adalah alasan yang
biasa mereka pakai.
Padahal perawatannya
Harapan untuk perawatan
paliatif ke depan?
Tanggung jawab kita apa sih
sebagai tenaga kesehatan?
Jelas mengurangi beban
penderitaan pasien dan
keluarganya. Itu yang
diharapkan pasien dan
keluarganya dan mereka
berhak mendapatkan
itu. Jangan sampai kita
menambah penderitaan
pasien. Kita tidak bisa
bekerja sendiri-sendiri. Butuh
sinergi seluruh pihak untuk
mewujudkan tanggung jawab
itu. Tanggung jawab rumah
sakit dan hak pasien yang
dijamin oleh PBB.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 23
[MEDIA UTAMA]
PENDERITA
KANKER DI INDONESIA
MENINGKAT
K
epala
Departemen
Radioterapi
Rumah
Sakit Cipto
Mangunkusumo Profesor
Soehartati Gondhowiardjo
mengatakan, sulit
mengetahui jumlah
pasti penderita kanker
di Indonesia. Tetapi
berdasarkan data
Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) tahun 2012,
prevalensi kanker mencapai
4,3 banding 1.000 orang.
Padahal data sebelumnya
menyebutkan prevalensinya
1 banding 1.000 orang.
Kenaikan prevalensi
kanker di Indonesia menjadi
masalah bagi pengobatan.
Soehartati mengatakan,
pusat pengobatan kanker
di Indonesia baru dapat
melayani 15 persen pasien
kanker. “Padahal, angka
itu saat pasien kanker di
Indonesia masih diprediksi
1 banding 1.000,” ungkap
profesor di bidang radiasi
onkologi ini.
Menurut Soehartati,
Indonesia perlu menambah
pusat pengobatan kanker
dengan lokasi yang merata.
“Pusat pengobatan kanker
di Indonesia masih 22
rumah sakit negeri, dan
2 rumah sakit swasta. Itu
pun letaknya tidak merata.
Selain jumlah, perlu juga
diperhatikan jaraknya,”
cetusnya.
Namun yang lebih
penting, lanjut Soehartati,
masyarakat perlu
meningkatkan kewaspadaan
untuk mengantisipasi
keadaan tersebut.
Menurutnya, mewaspadai
risiko kanker dengan
memulai pola hidup sehat
merupakan yang utama.
Para pakar jantung dari
Asosiasi Jantung Amerika
merekomendasikan tujuh tips
gaya hidup sehat yang bisa
mengurangi risiko terserang
kanker hingga 50 persen,
sekaligus mengurangi risiko
serangan jantung.
24 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Ketujuh tips itu adalah
(1) Aktif berolahraga, (2)
Mengendalikan berat badan,
(3) Mengikuti diet yang
sehat, (4) Menjaga tingkat
kolesterol (5) Menurunkan
tekanan darah (6) Memantau
kadar gula, dan (7) Tidak
merokok.
Para peneliti
menyebutkan, mereka yang
menjalankan enam dari tujuh
tips itu bisa menurunkan
risiko kanker hingga 50
persen, sedangkan bagi
yang hanya melaksanakan
empat tips bisa menurunkan
risiko terkena kanker 33
persen. Mereka yang
mengikuti satu atau dua tips
bisa menekan risiko kanker
hingga 21 persen.
Jika “tidak merokok”
dicabut dari tujuh tips
untuk prilaku jantung sehat
ini, maka kaitan faktorfaktor hidup sehat dengan
menurunnnya risiko terkena
kanker berkurang secara
signiikan.
Kanker Serviks
dan kanker
payudara
Jumlah penderita
kanker serviks di Indonesia
sangat tinggi. Menurut dr.
M. Soemanadi RS Kanker
Dharmais Jakarta, semenjak
adanya BPJS, penderita
kanker yang selama ini
tidak terdeteksi mulai
bermunculan. Hal itu ditandai
dengan meningkatnya
jumlah pasien yang berobat
ke rumah sakit tersebut.
Setiap tahun tidak kurang
dari 15.000 kasus kanker
serviks terjadi di Indonesia.
Itu membuat kanker serviks
disebut sebagai penyakit
pembunuh wanita nomor 1 di
Indonesia.
Label itu tidak berlebihan
karena tiap hari di Indonesia
dari 40 wanita yang
terdiagnosa menderita
kanker serviks, 20 wanita
diantaranya meninggal
karena kanker serviks.
Tingginya kasus
kanker serviks di
Indonesia membuat WHO
menempatkan Indonesia
sebagai negara dengan
jumlah penderita kanker
serviks terbanyak di dunia.
Bahkan menurut WHO
pada tahun 2030 akan terjadi
lonjakan penderita kanker
di Indonesia sampai tujuh
kali lipat. Jumlah penderita
kanker yang meninggal juga
kian memprihatinkan.
Sementara kanker
payudara, merupakan
penyakit dengan kasus
terbanyak kedua setelah
kanker serviks. Penderita
kanker payudara di Indonesia
pada tahun 2013 (Proil
Kesehatan Indonesia tahun
2008) sebanyak 5.207 kasus.
Setahun kemudian pada
2005, jumlah penderita
[MEDIA UTAMA]
Mitos Kanker
Banyak rumor mengenai panyakit kanker berkembang di masyarakat.
Sayangnya, rumor yang berkembang tidak memiliki pijakan reverensi dan
akurasi yang memadai. Karenanya banyak masyarakat yang cemas dan
bahkan takut untuk membicarakan kanker.
Agar tidak ada persepsi keliru mengenai kanker, berikut ini kami tampilkan
beberapa mitos dan fakta terpopuler terkait perkembangan kanker
(diolah dari berbagai sumber)
Tidak perlu
membicarakan kanker
Meskipun kanker bisa menjadi
topik yang sulit untuk dibahas
atau bahkan tabu dibahas,
terutama di beberapa budaya,
nyatanya membicarakan
penyakit ini secara terbuka
dapat meningkatkan hasil
penyembuhan yang lebih
baik. Membicarakan kanker
secara terbuka, akan lebih
mudah mendeteksinya lebih
dini sehingga lebih mudah
disembuhkan.
Menurut dr. M. Soemanadi,
dari RS. Dharmais Jakarta,
peran laki-laki akan sangat
berpengaruh terhadap
pencegahan dan pengobatan
penyakit kanker. Budaya
paternalistik sangat
memengaruhi persepsi
perempuan,
apakah harus
memeriksakan
diri atau tidak.
Izin suami
akan sangat
membantu.
Kanker tidak memiliki
tanda dan gejala
Kanker mungkin menular
Orang dengan kondisi badan yang sehat
tidak dapat tertular penyakit ini melalui
kontak isik atau dengan menghirup
udara yang sama. Hal ini hanya
mungkin terjadi jika Anda melakukan
transplantasi organ dari orang dengan
kanker. Bahkan, penularan kanker dari
ibu ke anak melalui plasenta sangat
kecil kemungkinannya.
Kanker diturunkan
Anda mungkin sering melihat ada
beberapa anggota dalam sebuah keluarga
yang mengidap kanker. Hal ini tidak
mengherankan, mengingat fakta bahwa
kanker adalah suatu
penyakit yang umum.
Selain itu, anggota
yang berbeda dalam
sebuah keluarga
mungkin terpapar
faktor pemicu kanker
yang sama seperti
misalnya merokok.
26 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Mitos ini jelas salah. Sebagian
besar kanker, seperti kanker
payudara, serviks, kulit, dan mulut,
memiliki tanda dan gejala. Hanya
sering kali penderita mengabaikan
gejalanya dan baru memeriksakan
ke dokter ketika gejala memburuk
dan kanker sudah mencapai
stadium lanjut.
Kesadaran akan gejala
kanker adalah langkah pertama
untuk deteksi dini dan dapat
meningkatkan hasil pengobatan
kanker. Kanker
pada tahap
awal akan lebih
mudah diobati
dibandingkan jika
sudah memasuki
stadium lanjut.
Namun pada beberapa kasus
tertentu, ada kemungkinan kanker
dapat diwariskan misalnya, kanker
ovarium atau kanker kolorektal.
Namun, penting untuk dicatat bahwa
hal ini mungkin terjadi jika ada gen
yang tidak normal dan bukan karena
kanker itu sendiri.
Semua benjolan pada
payudara dalah kanker
Tidak semua benjolan payudara
adalah kanker. Menurut suatu
penelitian, lebih dari 90 persen kasus benjolan
pada payudara bukanlah kanker. Di sisi lain, hasil
diagnosa sekitar 10 persen pasien kanker payudara
tidak memiliki bentuk benjolan di payudara.
Namun, Anda patut khawatir jika benjolan
pada payudara Anda mengeluarkan cairan dan
mengalami perubahan bentuk atau ukuran.
Deodoran dapat menyebabkan
kanker payudara
Menurut riset yang dirilis oleh National
Cancer Institute (NCI), tidak ada penelitian
konklusif yang mengaitkan antara
penggunaan deodoran dan antiperspiran
terkait risiko mengidap kanker payudara.
Rumor ini diduga merebak setelah
ada laporan yang menemukan bahwa
kandungan aluminium pada deodoran
dapat meresap pada kulit dekat payudara. Hal ini, pada
gilirannya, mendorong pertumbuhan sel kanker payudara.
Namun, NCI bersama dengan US Food and Drug
Administration (FDA) membatalkan klaim tersebut yang
menyatakan bahwa laporan-laporan ini tidak berhubungan
dengan penjelasan ilmiah yang substansial.
Tak ada yang bisa kita lakukan untuk
menghadapi kanker
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi
penyakit ini. Sepertiga dari kanker yang paling umum nyatanya
dapat dicegah. Untuk hal apa pun, upaya pencegahan tetap
lebih baik daripada
pengobatan.
Pencegahan
terhadap penyakit ini
akan membuat kita
mampu menghadapinya.
Dengan mengkonsumsi
makanan sehat,
menghindari rokok dan alkohol,
serta menjaga berat badan ideal
menjadi langkah sederhana yang
bisa dilakukan untuk menghadapi
kanker.
Kanker menyebabkan rambut rontok
Anggapan ini sama sekali tidak
relevan. Rambut rontok bukanlah
efek samping dari kanker melainkan
karena efek terapi pengobatan
kanker seperti kemoterapi dan
radiasi. Bahkan, tidak semua pasien
kanker yang menjalani perawatan ini
akan kehilangan rambut mereka.
Terlalu sering menggunakan ponsel
menyebabkan kanker
Beberapa orang menyakini bahwa paparan frekuensi radio
dari ponsel dapat meningkatkan risiko kanker. Tetapi tidak
ada penelitian yang mampu menjelaskan hubungan antara
keduanya.
Sementara laporan dari National
Institue of Environmental Health Science,
mengatakan bahwa belum ada bukti
ilmiah yang mampu menjelaskan hubungan
konklusif antara ponsel dan kanker, dan perlu
penelitian lebih lanjut tentang ini.
Pasien tidak punya hak untuk mendapatkan
perawatan kanker
Semua orang, tanpa terkecuali, memiliki hak yang
sama untuk mendapat perawatan dan layanan kanker.
Memang perawatan kanker di negara maju dan
berkembang sangatlah berbeda.
Umumnya pasien kanker di negara maju lebih banyak
yang akhirnya sembuh. Sedangkan pasien di negara
berkembang sering tak tertolong lantaran lambatnya
deteksi dini, tak mampu membayar biaya pengobatan
yang mahal, dan buruknya pelayanan kesehatan.
Namun sejak pemerintah mengeluarkan menetapkan
BPJS Kesehatan, kanker termasuk salah satu penyakit
yang di kaver oleh jaminan kesehatan pemerintah ini.
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 27
[MEDIA UTAMA]
Setahun BPJS
Harapan Besar
di Bawah
Bayangan Fraud
A
ntusiasme
masyarakat
mengikuti
program JKN
sangat kuat.
Menurut Kepala Pusat
Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan Kementerian
Kesehatan Donald Pardede,
hal itu harus diartikan
sebagai harapan dan
kepercayaan masyarakat
yang besar kepada program
pemerintah. Sayangnya
ada indikasi fraud dengan
memanfaatkan kelemahan
sistem yang baru seumur
jagung ini.
Menurut data BPJS,
hingga bulan Januari 2015
terdapat 135,7 juta peserta.
Mereka terdiri dari 86,4
juta peserta penerima
bantuan iuran, 8,89 juta
28 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
peserta dari Jamkesda, 11
juta peserta berasal dari
golongan pekerja penerima
upah (masyarakat yang
pembayarannya dibayar oleh
pemberi kerja dan pekerja),
dan 9,8 juta peserta berasal
dari peserta mandiri atau
penerima upah bukan
pekerja di mana peserta
sendiri yang membayarkan
iuran yang bersangkutan.
“Sisanya PNS, TNI, Polri,
dan bukan pekerja,” kata
Humas BPJS Irfan Humaidi.
Sesuai UU No 40
tahun 2002 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional,
keberadaan JKN adalah
untuk menjamin kesehatan
masyarakat Indonesia. JKN
memudahkan masyarakat
Indonesia mengakses
layanan kesehatan primer.
Menurut Donald, tujuan
BPJS adalah layanan
kesehatan bagi semuanya.
“Pada tahap awal, dengan
banyaknya peserta BPJS ini,
tentunya membuat tujuan itu
tercapai,” katanya.
Meskipun, menurut
Donald, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dari
besarnya jumlah peserta
BPJS tersebut. Misalnya saja
peserta mandiri. Peserta
yang membayar sendiri
angsuran asuransinya.
Tahun pertama ditargetkan
jumlahnya hanya 600.000
peserta. Kenyataannya ada
9.000.000 peserta yang
terdaftar.
“Cuma ya itu, banyak dari
mereka adalah penderita
sakit yang cukup parah. Hal
ini membuat rumah sakit
kebanjiran pasien.”
Banyaknya pasien berarti
banyak pula klaim rumah
sakit atau provider BPJS
yang juga semakin banyak.
Pada posisi inilah fraud bisa
saja terjadi.
“Kami harus memastikan
bahwa tagihan rumah sakit
memang rasional,” ungkap
Donald.
Salah satu modus
fraud adalah upcoding.
Rumah sakit menambah
atau memperbesar paket
klaim ke BPJS.Tarif layanan
kesehatan se-Indonesia,
saat ini menggunakan
Ina-CBGs (Indonesia Case
Base Groups). Biaya paket
penyakit tertentu di rumah
sakit diseragamkan.
Namun, tarif itu
seringkali dianggap lebih
rendah daripada hitungan
rumah sakit. Contoh,
tarif untuk sunat lebih
mahal dari operasi sectio
caesar. Hal itu sangat
potensial menimbulkan
penyelewengan. Provider
sengaja menambahkan
biaya tagihan ke BPJS.
Modus lainnya adalah
tagihan iktif. Rumah
sakit menagihkan biaya
layanan kesehatan yang
tidak diberikan kepada
pasien. Contoh, rumah sakit
menagihkan pasien dengan
penyakit biasa, namun
disebut komplikasi.
”Sebenarnya
berdasarkan pemeriksaan
pasien itu sakit A.
Perawatannya yang
seharusnya diterima adalah
perawatan standar. Namun
rumah sakit melaporkan
pasien itu mendapat
perawatan lebih dari standar.
Jelas biayanya lebih besar,”
kata Donald.
Modus selanjutnya,
readmission atau
memulangkan pasien,
lalu memasukkannya lagi.
Tujuannya, rumah sakit bisa
mengajukan dobel tagihan.
Hal itu juga terjadi. Misalnya,
pasien penyakit tertentu,
tagihan sekali masuk Rp
5 juta. Dipulangkan dulu.
Masuk lagi, Rp 5 juta lagi.
Modus lainnya pelakunya
adalah tenaga medis seperti
dokter. Dokter menjual
obat ke pasien di luar yang
ditanggung BPJS. Padahal,
obat setara sebenarnya sudah
ditanggung lembaga jaminan
kesehatan nasional itu.
Misalnya, pasien katarak
ditawari lensa di luar
tanggungan BPJS. Sang
dokter menyebut, lensa
itu lebih bagus daripada
yang ditanggung BPJS.
Mereka memanfaatkan
ketidaktahuan pasien.
Fraud tentunya akan
melambungkan biaya
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan pembahasan
Berikut Daftar
Rumah Sakit yang
sudah menerapkan
bridging system
- RS Cipto
Mangunkusumo,
- RSUD Tarakan,
- RSUP Fatmawati,
- RS Haji,
- RS Kanker Dharmais,
- RS Jantung Harapan Kita,
- RSPI Suliati Saroso dan
- RSUP Persahabatan.
- RSUD Margono
Soekarjo (Purwokerto)
- RSUP Dr Sardjito
(Yogyakarta)
- RSUD Tugurejo
(Semarang)
- RSUD Dr Muwardi
(Surakarta)
- RSOP. Dr Soeharso
(Surakarta)
kemenkes dan KPK,
kecurangan-kecurangan
ini bisa dimasukkan dalam
ranah kriminal. Tindakan
memperkaya diri sendiri.
Artinya, masuk ranah korupsi.
Untuk mencegahnya,
BPJS Kesehatan
menerapkan beberapa
langkah. Di antaranya,
meningkatkan kompetensi
veriikator untuk mendeteksi
dini fraud. Setiap rumah
sakit memiliki tim veriikator
dari BPJS. Merekalah
yang bertugas langsung
mengomunikasikan ke pihak
rumah sakit jika ada indikasi
tagihan yang irasional.
Selain itu, Kepala
Pusat Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan
Kemenkes Donald Pardede
mengatakan pihaknya akan
terus melakukan sosialisasi
- RS Hasan Sadikin
(Bandung)
- RSUD Karawang
- RSUD Dr Soetomo
(Surabaya)
- RSUD W. Sudirohusodo
(Mojokerto)
- RSUD Genteng Kab.
Banyuwangi
- RSUP Wahidin
Sudirohusodo (Makassar)
- BLU RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou (Manado)
- RSUD Ariin Achmad
(Pekanbaru) dan RSU
Adam Malik (Medan)
pencegahan fraud ini.
Untuk mengatasi potensi
adanya kecurangan dalam
klaim Ina CBGs, pihaknya
akan membuat modul anti
kecurangan yang saat ini
tengah dibahas bersama
antara Kemenkes dan
Universitas Gadjah Mada.
Selain potensi fraud,
banyaknya pasien yang
ditanggung BPJS membuat
antrian di rumah sakit
mengular. Hingga akhir
Juni lalu, sebanyak
22 rumah sakit yang
bekerjasama dengan
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
telah menjalankan bridging
system. Artinya, di rumah
sakit tersebut, kini telah
memiliki sistem yang dapat
menguraikan antrean yang
panjang di rumah sakit.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 29
PERISTIWA
ermasalahan gizi
masih menjadi
tantangan besar
untuk Indonesia.
Data Global
Nutrition Report (2014)
menyebutkan Indonesia
termasuk negara yang
memiliki masalah gizi yang
kompleks. Hal ini ditunjukkan
dengan tingginya prevalensi
stunting, prevalensi wasting,
dan permasalahan gizi lebih.
Data Riset Kesehatan
Dasar(Riskesdas) 2013
mencatat prevalensi gizi
kurang pada balita (BB/U<2SD) memberikan gambaran
yang luktuatif dari 18,4
persen (2007) menurun
menjadi 17,9 persen (2010)
dan meningkat lagi menjadi
19,6 persen (tahun 2013).
Sementara obesitas
P
sentral, kondisi sebagai faktor
risiko yang berkaitan erat
dengan beberapa penyakit
kronis juga meningkat.Secara
nasional, prevalensi obesitas
sentral adalah 26.6 persen,
lebih tinggi dari prevalensi
pada tahun 2007 sebesar18,8
persen. Dikatakan obesitas
sentral apabila laki-laki
memiliki lingkar perut > 90
cm, atau perempuan dengan
lingkar perut > 80 cm.
Sedangkan masalah stunting
atau pendek pada Balita
ditunjukkan dengan angka
nasional sebesar 37,2 persen.
Masalah gizi perlu
perhatian serius karena
memiliki dampak yang luas
karena selain menyebabkan
kesakitan, kecacatan, dan
kematian, masalah gizi akan
mempengaruhi pembentukan
30 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas
dengan produktiitas optimal.
Sebaiknya pemenuhan
gizi sudah dipantau sejak
terjadinya konsepsi hingga
masa usia balita karena
berdampak pada kualitas
anak nantinya. Kecukupan
gizi ibu selama hamil hingga
anak berusia di bawah 5
tahun serta pola pengasuhan
yang tepat akan memberikan
kontribusi nyata dalam
mencetak generasi unggul.
Untuk menanggulangi
permasalahan gizi ini perlu
dukungan seluruh lapisan
masyarakat dan lintas sektor.
Karena permasalahan gizi
tidak hanya berhubungan
dengan kesehatan saja.
Masalah gizi dipengaruhi
oleh berbagai hal, seperti
WWW.MAJALAHACEH.COM
GIZI MASIH JADI
PEKERJAAN RUMAH
INDONESIA
ekonomi, sosial, budaya, pola
pengasuhan, pendidikan juga
lingkungan.
Masalah gizi ini
menjadi salah satu fokus
utama Pemerintah untuk
peningkatan sumber daya
manusia Indonesia. Untuk
itu, sejalan dengan upaya
Pemerintah melalui Gerakan
Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi sebagai wujud
komitmen pemerintah untuk
memerangi masalah gizi,
sekaligus untuk menggalang
kepedulian dan meningkatkan
komitmen dari berbagai pihak,
setiap tanggal 25 Januari
setiap tahun diperingati
sebagai Hari Gizi nasional
(HGN). Tahun ini, HGN 2015
mengangkat tema “Bersama
Membangun Gizi Menuju
Bangsa Sehat Berprestasi”.•
BPOM: Caramel Apple
tidak Diimpor ke Indonesia
pel Gala
dan Granny
Smith telah
menyebabkan
Kejadian Luar
Biasa di Amerika Serikat.
Selain itu Malaysia dan Brunei
telah melakukan larangan
beredarnya apel tersebut.
Dua jenis ini diketahui sebagai
bahan baku dalam Caramel
Apples yang terkontaminasi
Listeria monocytogenes yang
terkonimasi dengan strain
patogen yang berbahaya bagi
bayi di dalam kandungan
pada ibu hamil dan orangorang yang kekebalan
tubuhnya rendah. Listeria bisa
menyebabkan diare, muntahmuntah, demam dan iritas serta
menghilangkan nafsu makan.
Dua jenis apel ini dikemas
oleh perusahaan Bidart Bros
of Bakersield‎. Perusahaan ini
telah menarik secara sukarela
kedua apel ini di AS.
Kepala Badan Pengawas
HTTP://VIVALTAINC.COM
A
Obat dan Makanan (BPOM),
Roy Sparringa, Ph.D dalam
rilis di Jakarta akhir Januari
2015 lalu mengatakan saat
ini sedang ditelusuri oleh
Kementerian Pertanian
apakah apel tersebut
diimpor ke Indonesia, dan
didistribusikan kemana saja.
“BPOM telah menelusuri
produk olahan Caramel Apple
dimaksud k‎ e Indonesia, dan
dari catatatan tidak ada
importasi produk tersebut”,
ujar Roy.
Badan POM sebagai
National Emergency Contact
Point INFOSAN telah
menerima informasi tersebut
dari INFOSAN (International
Food Safety Network) bahwa
kedua apel ini diekspor
kebeberapa negara termasuk
Indonesia pada 17 Januari
2015. Sesuai dengan Network
dari Indonesia Rapid Alert
System for Food and Feed
(INRASFF), BPOM sebagai
National Contact Point
(NCP) sudah menghubungi
Kementerian Pertanian
sebagai CCP (Competent
Contact Point) pada 19
Januari 2015.
Sesuai ketentuan,
Kementerian Pertanian
sebagai lembaga yang
berwenang diharapkan
memerintahkan kepada
importir, distributor untuk
melakukan penarikan,
pengamanan dan
pemusnahan dua jenis apel
yang terkontaminasi jika
benar benar masuk dan
didistribusikan di indonesia.
Pihak Kedubes AS juga
telah mengirim surat resmi
adanya kasus apel yang
tercemar kepada BPOM
(22 Januari 2015). BPOM
juga telah memberitahukan
Kementerian
Perdangan, Dirjen
Standarisasi dan
Perlindungan Konsumen,
untuk melaksanakan
tindaklanjut sesuai
kewenangannya, sambil
menunggu penelusuran
Kementerian Pertanian.
Sementara itu
Kementerian Perdagangan
sudah mengirim surat kepada
Gubernur, Bupati, Walikota
dan asosiasi terkait untuk
menangani hal ini sesuai
tanggung jawabnya masingmasing.’’Komoditas buah
dan sayur segar adalah
kewenangan Kementerian
Pertanian Pusat dan di
daerah oleh Gubernur, Bupati
dan Walikota sesuai PP
28/2004”, tambah Roy.
BPOM melalui Balai Besar
/ Balai POM yang tersebar di
32 Provinsi akan mengawal
pengawasan di daerah melalui
Jejaring Pengawasan Daerah,
dimana focal point keamanan
pangan di daerah adalah
Balai Besar / Balai POM.
Sebagai bagian dari
prosedur tetap,
menurut Sekretariat
INRASFF, BPOM juga
telah berkomunikasi dengan
Ditjen P2PL (CCP INRASFF
Diretorat Penyehatan
Lingkungan) tentang potensi
KLB ini di tanah air pada 19
Januari 2015 yang lalu.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 31
HTTP://KLUBPOMPI.POM.GO.ID
PERISTIWA
Aplikasi Cek Gizi Jajanan
Sekolah Diluncurkan
B
untuk mengetahui kandungan
zat gizi dari jajanan yang
dikonsumsi anak sekolah,
dalam aplikasi ini juga bisa
dilakukan pengecekan status
gizi dan mengatur asupan
gizi agar cukup.
“Beberapa hari lalu Dirjen
WHO menyampaikan bahwa
keamanan pangan harus
32 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
senantiasa berdampingan
dengan food and trushion
security. Maknanya bahwa
ketahanan pangan tak bisa
diabaikan,” ujar Kepala BPOM,
Dr Roy A Sparingga, di Jakarta
beberapa waktu lalu.
‘Software Ayo Cek Gizi
PJAS’ ini dibuat dalam dua
versi yakni versi desktop
dan versi Android untuk
diaplikasikan di smartphone.
Tujuan dibuat versi mobile ini
agar lebih mudah digunakan,
terutama oleh orang tua saat
memantau jajanan anak
di sekolahnya. Aplikasi ini
sendiri dapat diunduh di situs
Klub Pompi milik BPOM di
www.klubpompi.pom.go.id.•
WWW.KAPUAS.INFO
anyaknya variasi
jajanan untuk anak
di sekolah seringkali
luput dari perhatian
guru dan orang
tua. Padahal makanan yang
dikonsumsi oleh anak di
sekolah memegang peranan
penting dalam menentukan
status gizi anak.
Oleh sebab itu, Badan
Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) pun
meluncurkan aplikasi baru
yang dapat digunakan untuk
mengetahui kandungan zat
gizi dari berbagai jajanan
sekolah.
Aplikasi ini dinamakan
‘Software Ayo Cek Gizi PJAS’
atau Pangan Jajanan Anak
Sekolah. Software ini dapat
menghitung kandungan gizi
pada lebih kurang 210 jenis
PJAS. Zat gizi yang dapat
dihitung antara lain energi,
protein, lemak, karbohidrat,
serat, air, kalsium, besi,
natrium, vitamin A, karoten
total serta vitamin C.
Selain dapat digunakan
adan Pengelola
Jaminan Sosial
(BPJS) kesehatan
membidik tiga
hal yang menjadi
target kerja pada 2015
sebagai upaya untuk terus
meningkatkan kinerja dan juga
layanan kepada masyarakat.
“Tahun pertama
sudah kami lalui, dan
penyempurnaan dalam
menjalankan program
mulia ini akan terus kami
sempurnakan, mengingat
pelayan publik khususnya
bidang kesehatan, selalu
berteman dengan tiga hal
yaitu ekspektasi publik
yang tidak pernah turun,
‘resources’ bidang kesehatan,
selalu tidak ‘match’ antara
‘supply’ dan ‘demand’, serta
alokasi biaya yang terbatas,”
kata Kepala BPJS Kesehatan
Fachmi Idris saat membuka
Rapat Arahan dan Strategi
Nasional (Rasnas) BPJS
Kesehatan tahun 2015.
Tiga hal yang akan
dicapai pada 2015 adalah
keberhasilan implementasi
Kartu Indonesia Sehat,
sukses kendali mutu dan
dan kendali biaya serta
sukses kolektabilitas iuran
dan peningkatan rekrutmen
peserta penerima upah.
Keberhasilan
implementasi Kartu
Indonesia Sehat diukur dari
tercetak dan terdistribusinya
Kartu Indonesia Sehat sesuai
dengan jumlah peserta
yang telah didaftarkan oleh
Pemerintah.
Sementara capaian
keberhasilan kendali mutu
dan kendali biaya dilihat
dari pemenuhan targetkan
rasio klaim pada tahun
2015 adalah 98,5 persen
dan sukses kolektibilitas
iuran dan rekrutmen PPU
ditargetkan iuran yang
B
BPJS KESEHATAN BIDIK
TIGA CAPAIAN DI 2015
terkoleksi adalah 95,1 persen
dan penambahan rekrutment
peserta dari sektor Pekerja
Penerima Upah sebanyak
29,1 juta jiwa.
Kegiatan Rasnas
merupakan kegiatan rutin
yang dilaksanakan setiap
awal tahun yang dihadiri
oleh Dewan Pengawas,
Direksi, Kepala Grup, Kepala
Kantor Divisi Regional dan
Kepala Kantor Cabang
BPJS Kesehatan di seluruh
Indonesia. Rasnas kali ini
juga dihadiri oleh Menteri
Kesehatan RI Nila Moeloek
sebagai keynote speaker.
Fachmi Idris dalam
bagian lain pengarahannya
mengungkapkan, BPJS
Kesehatan akan memasuki
tahun kedua mengelola
Jaminan Sosial bidang
kesehatan sesuai dengan
UU No. 40 Tahun 2004
mengenai Sistem Jaminan
Sosial Nasional dan UU
No. 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Banyak perubahan dan
terobosan yang diusahakan
agar penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan yang
diemban BPJS Kesehatan
lancar tanpa hambatan.
Segala kelancaran dan
prestasi yang diperoleh
dalam menjalani BPJS
Kesehatan, tidaklah lepas
dari dukungan semua
stakeholder termasuk di
dalamnya masyarakat.
Salah satu upaya untuk
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 33
PERISTIWA
pencapain target-target
sepanjang 2015, maka
ditekankan pentingnya
tiga pilar utama dalam
menyelenggarakan asuransi
sosial yaitu ‘revenue
collection’, ‘risk pooling’ dan
‘purchasing’.
Pengumpulan pendapatan
bertujuan untuk memastikan
ketersediaan sumber dana
pelayanan kesehatan,
sementara pengumpulan
resiko bertujuan untuk
memastikan adanya subsidi
silang antar peserta.
Pilar yang terakhir,
pembelian, bertujuan
memastikan tersedianya
pola dan besaran
pembayaran bagi fasilitas
kesehatan.
“Kami berharap dengan
penguatan ketiga pilar
tersebut di atas, dengan
menitikberatkan kepada
masuknya peserta yang
muda, sehat dan mampu
secara kontinyu dalam
membayar iuran serta
pengendalian fraud, kami
dapat menjadikan Indonesia
negara yang sehat dan
sejahtera dengan Jaminan
Kesehatan yang universal,”
kata Fachmi.
Rencana strategis BPJS
Kesehatan di tahun 2015 ini,
disusun berdasarkan arah
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional
2015 – 2019 Indonesia di
bidang Kesehatan yaitu
meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya
kesehatan & pemberdayaan
masyarakat yang didukung
dengan perlindungan
inansial & pemerataan
pelayanan kesehatan.
Lebih fokus ke sasaran
pokok nomor Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasonal di
Bidang Kesehatan adalah
meningkatnya cakupan
pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan Sistem
Jaminan Sosial Nasional
Kesehatan.
Dengan Indikatornya
yaitu meningkatnya
perlindungan inansial,
ketersediaan, penyebaran
dan mutu obat serta sumber
daya kesehatan.
Sementara Indikator
SJSN adalah Persentase
kepesertaan SJSN
Kesehatan dari 51,8 persen
dari target 2019 minimal 95
persen.
Fachmi menegaskan
ada tujuh arah kebijakan
dan strategi sesuai dengan
point empat RPJMN
bidang kesehatan masingmasing peningkatan
cakupan kepesertaan
melalui KIS, peningkatan
jumlah fasilitas kesehatan
yang menjadi penyedia
layanan sesuai standar,
peningkatan pengelolaan
jaminan kesehatan dalam
bentuk penyempurnaan dan
koordinasi, penyempurnaan
sistem pembayaran untuk
penguatan pelayanan
kesehatan dasar,
pengembangan berbagai
regulasi termasuk standar
guideline pelayanan
kesehatan.
Strategi lainnya adalah
peningkatan kapasitas
kelembagaan untuk
mendukung mutu pelayanan
dan pengembangan
pembiayaan pelayanan
kesehatan kerjasama
pemerintah-swasta.
Dengan rencana strategis
BPJS Kesehatan di tahun
2015 dapat mendukung
tercapainya RPJMN 20152019 di Bidang Kesehatan.•
34 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
BAIK, BERSIH
DAN MELAYANI
enteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila
Farid Moeloek, Sp.M (K), bersama
delapan Pejabat Eselon I Kemenkes RI
menandatangani Komitmen Melaksanakan
Pembangunan Kesehatan yang Baik,
Bersih dan Melayani di Jakarta, awal Januari 2015 lalu.
Dengan Semangat Reformasi Birokrasi,
penandatanganan dilakukan di hadapan penasihat
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pimpinan
Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Anggota VI
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
serta Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi,
Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian
PAN dan RB. Penandatangan komitmen ini juga dilakukan
secara bertahap oleh seluruh pejabat eselon II, III dan
IV Kemenkes RI, unit pelaksana teknis (UPT) dan Dinas
Kesehatan di Daerah.
“Komitmen ini bertujuan untuk kembali memantapkan
tekad dalam melaksanakan tugas serta menjalankan
program secara baik dan benar”, ujar Nila. Dijelaskan,
“baik” berarti harus mencapai sasaran program yang telah
ditetapkan, dan “benar” artinya melaksanakan program
sesuai perundangan yang berlaku, terutama dalam
menggunakan anggaran yang menjadi tanggung jawab.
Dalam kurun waktu lima tahun terkahir, Kemenkes
telah melakukan berbagai perubahan terkait reformasi
birokrasi untuk mewujudkan Kemenkes yang Sehat
Tanpa Korupsi. “Kemenkes telah memiliki peta jalan
reformasi birokrasi untuk mempertahankan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan
Kemenkes, serta telah mengeluarkan Permenkes tentang
pengendalian gratiikasi dan lain-lain. Ini menunjukkan
Kemenkes menuju perubahan untuk menjadi lebih baik”,
tambah Nila.
Upaya reformasi birokrasi yang sudah dijalankan
selama 5 tahun ini telah membuahkan hasil, diantaranya:
BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) atas laporan keuangan Kemenkes RI tahun
201, Kemenpan dan RB memberikan nilai batas Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kemenkes RI pada tahun 2013, sehingga memungkinkan
jajaran Kemenkes mendapat Tunjangan Kinerja
(Tukin), hasil survey integritas yang dilakukan oleh KPK
menunjukkan bahwa skor Kementerian Kesehatan
mengalami peningkatan setiap tahun dengan skor di
atas rata-rata nasional, penandatanganan Komitmen
M
bukanlah pekerjaan mudah.
Dalam pelaksanaannya
diperlukan perencanaan
yang baik, terstruktur dan
tersistem serta harus in line
dengan visi, misi dan program
aksi pemerintahan saat ini,
yang tertuang dalam Trisakti,
sembilan agenda perubahan
“Nawa Cita”, dan RPJMN
2015-2019.
Agenda perubahan
“NawaCita” mengamanatkan
Kemenkes, sebagai
Bersama Pengendalian
Gratiikasi dan Pencegahan
Tindak Pidana Korupsi dan
beberapa apresiasi lainnya.
“Keberhasilan ini harus
dipertahankan, bahkan
ditingkatkan”, tegas Nila.
Nila menyatakan bahwa
mewujudkan cita-cita
pembangunan kesehatan
yang sejalan dengan
semangat reformasi birokrasi
penyelenggara negara,
mengemban tugas untuk
memberikan pelayanan
publik yang terbaik bagi
masyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia. Dimana
status kesehatan masyarakat
menjadi syarat untuk hidup
produktif dan meningkatkan
kesejahteraannya.
“Tugas mulia tersebut
hanya akan terwujud
secara optimal apabila
seluruh jajaran Kementerian
Kesehatan berkomitmen
dan melaksanakan tata
kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis
dan terpercaya”, tegas
Nila. Dan keberhasilan dari
proses perubahan tidak lepas
dari terbangunnya kualitas
integritas masing masing
individu dan kualitas integritas
dari organisasi. Dalam
integritas terkandung nilai-nilai
kejujuran, loyalitas, komitmen,
dan nilai perbaikan.
Usai penandatanganan
komitmen tersebut, Nila
melakukan video conference
untuk mendengarkan secara
langsung deklarasi dari dinas
kesehatan provinsi dan UPT
vertikal di 11 Provinsi, yaitu
Papua, Sulawesi Utara,
Jawa Barat, Jawa Tengah,
Lampung, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, DI
Yogayakarta, dan Bali.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 35
PERISTIWA
BUGAR DENGAN JAMU
M
Farid Moeloek, menyatakan bahwa
Kementerian Kesehatan mendukung
dan mendorong Gerakan Bude Jamu
untuk kesehatan dan kebugaran.
Jamu, jelas Menkes meliputi
spektrum yang luas mulai dari minuman
jamu seperti beras kencur dan sinom,
sampai dengan sediaan jamu untuk
pengobatan. Jamu yang berkhasiat
meningkatkan kebugaran akan terus
dikampanyekan pemanfaatannya untuk
peningkatan kesehatan, sementara
pelayanan kesehatan dan dipakai oleh
masyarakat.
“Gerakan Bude Jamu tentunya
harus diawali oleh kita sendiri, misalnya
dengan menyediakan jamu pada rapatrapat di kantor, membuka pojok jamu
di tempat-tempat umum (Bandara,
terminal), penyediaan mimuman jamu di
hotel-hotel, termasuk penyediaan jamu
di kantor kita”, tambah Nila.
Selain itu Nila menjelaskan sesuai
dengan UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.
“Sudah selayaknya pendekatan
pembangunan kesehatan adalah
‘membuat masyarakat menjadi
lebih sehat dan mempertahankan
yang sehat supaya tidak sakit’.
Pendekatan inilah yang disebut
dengan paradigma sehat”,
tambah Nila.
Dalam acara ini Puan bersama
Menteri Kabinet Kerja menandatangani
komitmen bersama untuk Budaya
Minum Jamu mulai dari diri sendiri,
keluarga, lingkungan dan masyarakat.
Acara ditutup dengan minum jamu
bersama dengan seluruh tamu dan
undangan.
Sebelumnya, kegiatan minum jamu
bersama juga telah diadakan tiga kali
yaitu di Kementerian Perdagangan (16
Desember 2014), Kementerian koperasi
(9 Januari 2015) dan Kementerian
Perindustrian (19 Januari 2014).
Rencananya kegiatan minum jamu
akan terus dilakukan bergiliran di tiap
kementerian.•
HTTP://INDONESIA.TRAVEL
enteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan (PMK),
Puan Maharani didampingi
Mentri Kesehatan Nila Farid Moeloek
luncurkan Gerakan Bugar dengan
Jamu (Bude Jamu) di halaman kantor
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Hadir pula dalam acara ini Menteri
Pemberdayaan Perempuan, Menteri
Perindustrian, Menteri Ristek dan Dikti,
Menteri Pariwisata, Menteri Agraria Tata
Ruang, Menteri Pemberdayaan
Perempuan & Perlindungan
Anak,Menteri Koperasi dan UKM
serta perwakilan Gabungan
Pengusaha Jamu serta Ibu-ibu
Penjaja Jamu Gendong
Peluncuran gerakan Bude
Jamu dilakukan sebagai tindak
lanjut dan implementasi dari
komitmen bangsa Indonesia
untuk mengangkat jamu menjadi
tuan rumah di negeri sendiri.
“Saat ini jamu tidak lagi dianggap
sebagai minuman masyarakat
kelas menengah ke bawah. Saat
ini jamu telah mengalami revolusi
baik dari sisi bentuk sediaan
maupun manfaatnya,’’ tutur Puan
Dan saat ini jamu tidak lagi sebagai
stigma negatif yang dikenal masyarakat
berupa bahan yang diproduksi secara
sederhana dan pahit rasanya. Jamu
dapat dinikmati semua kalangan dalam
bentuk sediaan yang sangat praktis,
enak, berkhasiat dan bagian dari gaya
hidup.
“Melalui jamu yang aman,
berkhasiat dan bermutu, maka
pelayanan kesehatan ke depan tidak
hanya menyelenggarakan pelayanan
konvensional seperti yang ada sekarang
ini, tetapi juga menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tradisional seperti
yang tertuang pada PP 103/2014,” ujar
Puan.
Pada kesempatan sama, Nila
jamu yang diklaim dapat mengobati
penyakit, tentunya harus melalui uji
klinik yang benar.
Kemenkes telah mengembangkan
saintiikasi jamu, yaitu program
penelitian berbasis layanan untuk
mendapatkan bukti ilmiah agar
mendapatkan jamu yang bermutu
dan berkhasiat. Melalui saintiik jamu
dibentuk jejaring dokter saintiikasi
jamu, yang memberikan layanan jamu
dan layanan penelitian. Sampai saat ini
sudah ada lebih 600 dokter saintiikasi
jamu yang tersebar di seluruh
provinsi dan sudah terlibat penelitian
di klinik jamu. Untuk menghasilkan
formula jamu yang terbukti berkhasiat
aman dan dapat digunakan pada
36 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
KUSTA BISA SEMBUH!
eskipun
tergolong
ke dalam
penyakit
menular,
kusta merupakan penyakit
yang tidak mudah menular,
karena diperlukan kontak
erat secara terus menerus
dan dalam waktu yang lama
dengan penderita. Penyakit
yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang
menyerang kulit, saraf tepi,
jaringan dan organ tubuh
lain ini memang bisa memicu
kecacatan. Tapi kusta dapat
disembuhkan tanpa cacat
bila penderita ditemukan dan
diobati secara dini.
Fakta yang sering
terjadi saat ini, penyakit
kusta seringkali ditemukan
terlambat dan sudah
dalam keadaan cacat yang
terlihat. Terdapat 2 tingkatan
kecacatan penyakit kusta saat
ditemukan, yaitu tingkat I dan
II. Kecacatan tingkat I adalah
cacat yang belum terlihat
atau belum ada perubahan
pada anatominya. Sementara
kecacatan tingkat II adalah
sudah terjadi perubahan
yang nampak pada anatomi
penderita kusta.
Dan kecacatan yang
nampak pada tubuh
penderita kusta ini
seringkali tampak
menyeramkan bagi
sebagian besar
masyarakat
sehingga
menyebabkan
perasaan jijik,
bahkan ada
yang ketakutan
secara
M
berlebihan terhadap kusta
atau dinamakan leprophobia.
Selain itu, meski penderita
kusta telah menyelesaikan
rangkaian pengobatannya,
dinyatakan sembuh dan
tidak menular, status predikat
penyandang kusta tetap
dilekatkan pada dirinya
seumur hidup. Inilah yang
seringkali menjadi dasar
permasalahan psikologis para
penyandang kusta. Rasa
kecewa, takut, malu, tidak
percaya diri, merasa tidak
berguna, hingga kekhawatiran
akan dikucilkan (self
stigma). Hal
ini diperkuat
dengan
opini
masyarakat
(stigma)
yang
menyebabkan
penderita
kusta
dan
keluarganya dijauhi bahkan
dikucilkan oleh masyarakat.
Survei di lima Kabupaten
di Indonesia (Kab. Subang,
Malang, Gresik, Gowa, dan
Bone) pada tahun 2007
memotret diskriminasi yang
dialami penderita kusta baik
di lingkungan keluarga,
maupun di sarana dan
pelayanan publik, seperti
dipisahkan dari pasangan
(diceraikan), dikeluarkan atau
tidak diterima di pekerjaan,
ditolak di sekolah, restoran,
tempat ibadah, pelayanan
kesehatan dan fasilitas
umum lainnya.
Dan stigma
dan diskriminasi
seringkali
menghambat
penemuan
kasus kusta
secara dini,
pengobatan
pada
penderita,
serta
penanganan
permasalahan medis yang
dialami oleh penderita
maupun orang yang pernah
mengalami kusta. Dan dalam
upaya menghilangkan stigma
dan diskriminasi, dibutuhkan
motivasi dan komitmen yang
kuat baik dari penderita
maupun masyarakat.
Penderita diharapkan dapat
mengubah pola pikirnya,
sehingga dapat berdaya untuk
menolong diri mereka sendiri,
bahkan orang lain. Masyarakat
pun juga diharapkan dapat
mengubah pandangannya
serta membantu penderita
maupun orang yang pernah
mengalami kusta (OYPMK)
agar tetap sehat dan mampu
menjaga kesehatan secara
mandiri.
Untuk menggugah
kesadaran masyarakat untuk
meningkatkan motivasi,
mengubah pandangan dan
menghilangkan stigma bagi
penderita kusta juga OYPMK,
maka setiap hari Minggu
pada pekan terakhir di bulan
Januari, diperingati sebagai
hari kusta sedunia atau world
leprosy day. Tahun ini, hari
kusta sedunia jatuh pada
25 Januari 2015 dengan
tema “Hilangkan Stigma!
Kusta Bisa Disembuhkan
Secara Tuntas”.
Sepanjang tahun 2013,
Kementerian Kesehatan RI
mencatat 16.825 kasus kusta
baru, dengan angka kecacatan
6,82 per 1.000.000 penduduk.
Angka ini menempatkan
Indonesia di peringkat ketiga
dunia dengan kasus baru
kusta terbanyak setelah India
(134.752 kasus) dan Brasil
(33.303 kasus).•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 37
REFORMASI BIROKRASI
Pelayan Baik Nan
C
epat, tepat,
nyaman,
aman, murah
dan ramah
merupakan
harapan publik ketika
berurusan dengan
pelayanan perizinan,
registrasi, sertiikasi dan
bentuk layanan lainnya di
badan publik. Kementerian
Kesehatan berusaha untuk
memenuhi harapan itu.
Satu-satunya cara adalah
melakukan reformasi
birokrasi. Mulai dari
mereformasi mental, budaya
kerja dan peningkatan
kesejahteraan karyawan.
Kualitas layanan seperti
di atas sudah menjadi
tuntutan masyarakat.
“Setiap badan publik wajib
menyediakannya, terpaksa
atau sukarela, itu harga
mati”, kata Presiden Jokowi
dalam berbagai kesempatan.
Jadi, baik-buruk
Kementerian atau Lembaga
dalam melakukan reformasi
birokrasi, tolok ukurnya ada
pada kualitas layanan publik.
Jika baik layanan publiknya,
maka baik pula reformasi
birokrasinya, demikian pula
sebaliknya.
Layanan publik
Kementerian kesehatan,
sejak 2012 telah mendapat
beberapa penghargaan
antara lain; penghargaan
sebagai layanan publik tanpa
calo dari KPK. Layanan
publik berapor hijau dari
Ombudsman dan Gold
champion of Indonesia WOW
Branddari MarkPlus.
Keberhasilan itu bukan
kebetulan, tapi memang
terencana sesuai tahapan
reformasi birokrasi di
Kementerian Kesehatan.
Tepatnya, target reformasi
birokrasi tahun 2014-2015,
yang berakhir maret 2015.
Target tersebut menetapkan
sanksi atau penghargaan
kepada petugas dan
pemberian kompensasi
kepada pelanggan yang
38 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
tidak mendapat pelayanan
sesuai target sasaran mutu
yang ditetapkan dalam ISO
9001: 2008.
Dan sejak 28 Januari
2015, Kementrian Kesehatan
sudah melakukan pemberian
kopensasi kepada
pelanggan dengan memberi
cinderamata berupa buku
agenda, kalender, lashdisc,
stabilo atau power bank.
Sedangkan untuk petugas
loket unit layanan terpadu
(ULT) dan agen Halo
dapat meningkatkan
semangat kinerja layanan
publik.
Dan untuk meningkatkan
pelayanan, Kementrian
Kesehatan sudah
melaksanakan hal-hal yang
mendukung terwujudnya
layanan publik yang baik
seperti, implementasi
SOP, layanan melalui
online, survei kepuasan
pelanggan secara mandiri
dan dari pihak ketiga yang
independen, pelatihan
Kemkes (HK) setiap tiga
bulan sekali melakukan
pemeringkatan karyawan
terbaik.
Bagi karyawan terbaik
mendapat penghargaan
dari pimpinan Kementerian
Kesehatan dan bagi
karyawan yang kurang baik
dalam melayani memperoleh
catatan khusus dari atasan
untuk melakukan perbaikan.
Melalui pemeringkatan
karyawan ini diharapkan
petugas loket dari sisi
konten dan pelayanan, serta
pemberian kompensasi
kepada pelanggan yang
mendapat pelayanan tidak
sesuai dengan sasaran
layanan mutu.
Akhir dari seluruh
perjalanan proses
reformasi birokrasi ini dapat
mengantarkan pada suatu
masa pelanggan tersenyum
manis atas pemberian
layanan yang diterima
Sejahtera
dan petugas merasa puas
karena tunjangan kinerja
yang mereka peroleh
menyejahterakan. Sehingga,
senyum manis pelanggan
dan kesejahteraan karyawan
menjadi kenyataan.
Terus Meningkatkan
Layanan Publik
Kementerian Kesehatan
sebagai badan publik yang
mempunyai peran cukup
besar, terus berbenah
memberi pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat.
Mulai 2015, unit pelayanan
terpadu yang terletak
di lantai 5 gedung Prof.
Sujudi akan dipindahkan
ke lantai dasar lobi gedung
Prof. Sujudi. Salah satu
alasan pemindahan
agar masyarakat lebih
mudah mengakses
pelayanan, terutama dari
sisi masyarakat yang
menginginkan pelayanan
tatap muka.
Dr. Untung Suseno,
Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan
mengharapkan agar unit
layanan terpadu dapat
dengan mudah diakses
oleh masyarakat, bukan
hanya secara online, tapi
juga secara tatap muka.
‘’Jangan sampai masyarakat
kebingungan karena
tempat pelayanannya
berada ditempat yang tidak
strategis,’’ tuturnya.
Untung menegaskan
unit layanan terpadu yang
akan dikembangkan dengan
disain baru, ruang baru, letak
tempat yang strategis dan
mudah dijangkau diharapkan
dapat meningkatkan
mutu pelayanan dari sisi
kecepatan, ketepatan,
kemudahan, kenyamanan,
keamanan dan keramahan
para petugasnya.
Selain disain ruangan
yang modern juga akan
didukung dengan sistem
mobilisasi berkas yang cepat
melalui online. Diharapkan
tidak ada kendala lambat
dalam antrian menyerahkan
berkas. Pemberkasan dapat
dilakukan dari tempat tinggal
masing-masning. Setelah
berkas lengkap, kemudian
melakukan veriikasi keaslian
data secara tatap muka.
Proses ini menjadi lebih
cepat karena petugas hanya
menananyakan beberapa
dokumen tertentu yang
dianggap perlu penjelasan.
Ruang tunggu ULT
juga terintegrasi dengan
layanan pojok informasi.
Selain pelanggan dilayani
dengan baik, pelanggan
juga mendapat kesempatan
memperoleh informasi
tentang kesehatan sambil
menunggu giliran antrian
layanan. Tidak cukup sampai
disini. Bagi pelanggan
yang mendapat pelayanan
melebihi batas waktu
penyelesaian yang ditetapan
akan mendapat kompensasi.
“Kompensasi ini harus
diberikan sebagai apresiasi
kepada pelanggan yang
tidak menerima layanan
seseuai dengan janji yang
telah ditetapkan. Selain itu
juga diberikan penghargaan
kepada karyawan terbaik
yang setiap tiga bulan
sekali. Hal ini diharapkan
dapat memacu karyawan
kerja lebih disiplin”, tambah
drg Rarit Gempari Kabid
Pelayanan Informasi Publik
Puskom Publik, Kemenkes.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 39
TEROBOSAN
Kesehatan Ibu,
Kunci Utama Ku
Oleh: Prof. Tjandra Y Aditama
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan
P
eran ibu sangat
strategis dalam
pembangunan
suatu bangsa.
Sosok ibulah yang
melahirkan dan
mengantarkan generasi
penerus menjadi manusia
yang kelak berguna
bagi negara. Karena itu,
kesehatan ibu menjadi
penting seperti pepatah
‘dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat’.
Ibu yang sehat lebih bias
menjalankan itrahnya
untuk menghasilkan cikal
bakal yang berkualitas. Dan
indikator kesehatan ibu
yang utama bisa dilihat dari
angka kematian ibu (AKI) di
suatu negara. Oleh karena
itu AKI masuk sebagai
gol ke-5 dalam Millenium
Development Goal (MDGs).
Kajian Litbangkes
Kementrian
Kesehatan
Untuk mendukung
Badan Penelitian
dan Pengembangan
Kesehatan (Litbangkes) telah
melakukan kajian layanan
kesehatan ibu tahun 2013
dengan hasil layanan dari
program kesehatan ibu
berkontribusi 68% terhadap
kematian ibu, sedangkan
32% adalah faktor lain.
Sehingga bias dijelaskan bila
cakupan program-program
kesehatan ibu mencapai
100%, target kematian ibu
tetap tidak akan tercapai.
Analisa selanjutnya juga
membuktikan bahwa
faktor-faktor non kesehatan
berkontribusi terhadap
kematian ibu, seperti
pendidikan, ekonomi dan
budaya.
Hasil kajian sebelumnya,
Studi Tindak Lanjut SP 2010
oleh Badan Litbangkes pada
tahun 2011, menyebutkan
penyebab medis kematian
ibu di Indonesia tertinggi
disebabkan oleh kelompok
kasus hipertensi dalam
kehamilan (HDK) sebesar
(32,4%) dan kasus
Perdarahan Post Partum
(PPP) sebesar 20,3%.
Kedua kelompok kasus ini
mempunyai case fatality
rate yang masih tinggi di
Indonesia. Artinya bila ibu
mengalami komplikasi HDK
dan PPP sulit diselamatkan
bila penanganan tidak
cepat dan adekuat. Periode
kematian ibu berdasarkan
40 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
hasil kajian kematian ibu di 5
region tahun 2012, tertinggi
pada saat persalinan (13%)
dan nifas (62%), dan terjadi
dalam kurun waktu 2x 24
jam pasca persalinan. Ibu
yang meninggal di rumah
sebanyak 30%.
PONED di
Puskesmas dan
Rumah Sakit
Pemerintah telah
membentuk Puskesmas
PONED (Pelayanan Obstetrik
Neonatal Emergensi Dasar)
dan RS PONEK (Pelayanan
Obstetrik Neonatal
Emergensi Komprehensif)
dengan tujuan mendekatkan
akses masyarakat pada
pelayanan kegawatdaruratan.
Diharapkan ibu hamil atau
bersalin ketika mengalami
komplikasi mendapatkan
pertolongan tepat waktu dan
tepat guna.
Rencana Strategis
(Renstra) Kementrian
Kesehatan 2010-2014
menargetkan puskesmas
rawat inap mampu
menyediakan PONED
sebesar 100% dan pada
tahun 2013 telah tercapai
95%. Keberhasilan ini
seyogyanya diikuti dengan
peningkatan kualitas layanan
yang ternyata belum optimal.
Hasil Rifaskes tahun 2011,
menyebutkan Puskesmas
yang belum mempunyai
dokter 17,6%, tidak ada
bidan 3,5%, ketersediaan
obat untuk kasus komplikasi
HDK, yaitu Mg SO4 (42%)
dan alat pemeriksaan Hb
untuk screening 69%. Sarana
pendukung lainnya yaitu
ketersediaan transportasi
rujukan hanya 79%, air bersih
dan listrik 24 jam baru 65%.
Untuk melihat kondisi
fasilitas puskesmas yang
ada saat ini, pemerintah
melakukan analisa secara
statistik indikator layanan
puskesmas. Hasilnya
diperoleh model layanan
berpengaruh signiikan pada
kematian ibu. Model layanan
tersebut adalah tersedianya
pedoman malaria pada ibu
hamil, penanganan P4K,
adanya supervisi dari dinkes,
adanya kegiatan AMP (Audit
Maternal Perinatal) dan
Monitoring dan Evaluasi
(MONEV). Kelima indikator
tersebut berkontribusi 49,9 %
terhadap rasio kematian ibu
di Indonesia. Ketika program
mempunyai keterbatasan,
kelima indikator tersebut
ualitas Bangsa
dapat dijadikan sebagai
prioritas program dalam
penurunan kematian ibu,
tanpa mengkesampingkan
program lainnya.
Rumah Sakit PONEK
saat ini juga sudah
meningkat jumlahnya,
namun secara kualitas
juga harus ditingkatkan
kompetensinya. Hasil
Rifaskes 2011 menyebutkan
RS PONEK yang memenuhi
kriteria 17 indikator baru
7,6%, ketersediaan dokter
terlatih PONEK (54%), Tim
PONEK essensial (44%),
layanan darah siap 1 jam
(27%).
Hasil analisa statistik
kajian Litbangkes
menyebutkan model layanan
pada RS yang berpengaruh
signiikan terhadap kematian
ibu ditentukan oleh waktu
tanggap UGD siap 10
menit, kamar bersalin siap
30 menit, dan pelayanan
darah siap dalam waktu < 1
jam. Model ini berkontribusi
25% terhadap rasio
kematian ibu. Kematian ibu
di Indonesia sering terjadi
karena keterlambatan
dalam penentuan diagnosa
komplikasi, terlambat
mengambil keputusan,
terlambat merujuk, dan
terlambat ditangani.Oleh
karena itu kecepatan dan
ketepan dalam mengambil
keputusan, merujuk dan
penanganan berpengaruh
signiikan secara statistik,
karena mencerminkan
kecepatan tindakan
kegawatdaruratan dan
stabilisasi kondisi pasien
yang merupakan faktor
yang penting dalam
menyelamatkan nyawa ibu.
SDM, Gizi dan
Pendidikan
Selain fasilitas kesehatan,
kualitas sumber daya
manusia juga sangat penting
dalam sistem kesehatan.
Kondisi saat ini, bidan
sebagai pemeriksa kehamilan
87% (hasil Riskesdas 2013).
Bidan/perawat sebagai
penolong persalinan 62%
(SDKI 2012), sedangkan
dokter kandungan sebagai
penolong persalin sebesar
16% (Riskesdas 2013),
dan 20% (SDKI 2012).
Dokter umum sebagai
penolong persalinan hanya
1% (Riskesdas 2013).
Pertolongan persalinan oleh
tenaga non professional yaitu
dukun 14% (SDKI 2012).
Hal ini menandakan bidan
menjadi tenaga andalan
dalam layanan kesehatan ibu.
Berdasarkan laporan-laporan
secara kuantitas jumlah bidan
saat ini sudah mencukupi,
namun belum terdistribusi
secara merata.
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 41
TEROBOSAN
dalam
Angka
Saat ini,angka kematian
ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi jika
dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN
lainnya dan target yang
ditetapkan Kementrian
Kesehatan dimana angka
kematian ibu menjadi
118
per 100.000
kelahiran hidup
pada tahun 2015.
•
Hasil SDKI 2012,
dalam lima tahun
terakhir
AKI 359
per 100.00
kelahiran hidup.
Sedangkan hasil
kompetensi bidan
berdasarkan laporan studi
oleh Badan Litbangkes,
PPSDM dan GAVI di 5
provinsi (Jawa Barat,
Banten, Sulawesi Tengah,
Papua dan Papua Barat)
menyebutkan kompetensi
bidan yang bertugas di
fasilitas kesehatan yang
mempunyai pengetahuan
yang baik hanya (37,3%43,7%), keterampilan yang
baik (57,1%-77,3%). Hasil
kajian, tingkat pendidikan
bidan D1 berkorelasi positif
dengan kematian ibu.Saat ini
di wilayah Indonesia Timur
masih banyak tenaga bidan
dengan pendidikan D1.
kelompok usia 20- 24 tahun
23,8% (Riskesdas 2007)
meningkat menjadi 30,1%
(Riskesdas 2013). Status
gizi lainnya adalah Ibu hamil
dengan anemia sebanyak
37% (Riskesdas 2013).
Resiko ibu hamil dengan
anemia adalah saat terjadi
perdarahan menjadi sulit
untuk ditangani. Kondisi
lain yang memperburuk
adalah penyakit pada ibu
hamil. Hasil Riskesdas 2007
melaporkan ibu hamil pada
kelompok usia 15-19 tahun
yang menderita hipertensi
5,8%, dan menderita
diabetes 0,5%. Hal ini
menandakan intervensi
kesehatan ibu harus
diupayakan sejak dini, yaitu
sejak remaja.
Faktor lainnya
dipengaruhi oleh
pengetahuan kesehatan
reproduksi sangat kurang
pada remaja. Padahal
penduduk Indonesia
terbanyak saat ini ada pada
kelompok usia reproduktif
(66,5%). Hubungan seksual
pertama kali sudah dilakukan
oleh remaja pria pada usia
sekolah menegah pertama
(SMP) sebesar 1,1%,
masih dalam perhitungan,
semula dilaporkan
AKI 259
per 100.000
kelahiran hidup
setelah dihitung kembali
sementara menjadi
346
per 100.000
kelahiran hidup
•
Kesulitan mencapai target
MDGs ini juga dialami oleh
negara-negara lain, hanya
19
negara
yang dapat
menurunkan
75%
kematian ibu
sesuai target global.
Sementara itu ibu hamil
kekurangan gizi diprediksi
akan melahirkan bayi dengan
berat badan rendah (BBLR)
dan bayi stunting (pendek)
yang rentan terhadap
gangguan pertumbuhan
dan perkembangan otak.
Dampaknya adalah kerugian
bagi negara karena sumber
daya manusia yang
dihasilkan tidak produktif.
Saat ini ibu hamil
kekurangan energi
kronis (KEK) meningkat,
hasil Riskesdas 2007
menyebutkan ibu hamil
KEK pada kelompok usia
15-19 tahun (31,3%)
meningkat menjadi 38,5%
( Riskesdas 2013). Pada
42 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
MANAJEMEN-PEMBIAYAANKESEHATAN.NET
AKI
Indonesia
Hasil Sensus
Penduduk (SP)
2010,
akan tetapi pengetahuan
tentang resiko hamil setelah
berhubungan seksual hanya
31% pada pria dan 35%
pada wanita.
Di sisi lain umur
perkawinan pertama pada
kelompok usia 10-14 tahun
(saat masih sekolah dasar/
SD dan menengah pertama/
SMP) sebanyak 4,8%.
Hal ini akan berdampak
kehamilan pada usia dini.
Usia muda merupakan
faktor resiko tinggi terjadinya
komplikasi pada kehamilan
dan persalinan yang dapat
berujung kematian ibu.
Yang juga sangat penting
untuk mendukung kesehatan
ibu adalah faktor pendidikan,
ibu yang tidak tamat SD,
periksa hamil pada nakes
hanya 54%, sedangkan
pada ibu dengan pendidikan
SLTA, periksa hamil ke
nakes mencapai 99,1%
(SDKI, 2012). Pria yang
tidak berpendidikan juga
berpengaruh pada tingkat
kematian ibu.
Begitupula dengan faktor
ekonomi.Semakin tinggi
status ekonomi, semakin
meningkat periksa kehamilan
ke tenaga kesehatan,
DIUPDATE.COM
mendapatkan pil zat besi,
persalinan di faskes dan
kunjungan nifasnya. Kultur
budaya juga berpengaruh
pada kesehatan ibu.
Hasil Studi Riset Etnograi
Kesehatan Ibu dan Anak,
menyebutkan masyarakat di
pedesaan percaya kepada
dukun karena mempunyai
kelebihan dapat mengobati
ibu hamil yang “ dimasuki
oleh roh halus”.Eklampsia
kadang disebut oleh dukun
sebagai kemasukan “roh”.
Hal-hal tersebut jelas dapat
merugikan kesehatan
ibu, sehingga diperlukan
pendekatan budaya
untuk memperbaiki status
kesehatan ibu.
Penting Dilakukan
Pada sistem JKN
layanan kuratif sudah mulai
mendapatkan jaminan,
maka upaya dan layanan
promotif dan preventif harus
ditingkatkan pula agar
masyarakat berpola pikir
paradigma sehat. Upaya
preventif yang penting pada
program adalah screening
pemeriksaan darah dan
urin ibu hamil tidak hanya
wajib pada trimester 1, tapi
wajib juga dilakukan pada
trimester ke 3. Persalinan
dilakukan di faskes oleh
tenaga kesehatan, karena
ada persalinan juga bisa
terjadi komplikasi tidak
terduga sebelumnya (15%).
Kualitas layanan
kesehatan juga harus
diperbaiki dengan
meningkatkan kompetensi
tenaga kesehatan terutama
bidan dan fasilitas kesehatan
terutama PONED dan
PONEK.Ketersediaan alat,
sarana dan tenaga yang
terdistribusi secara merata.
Daerah-daerah terpencil,
kepulauan dan perbatasan,
masih ditemukan kesulitan
dalam mengakses layanan
kesehatan.
Dibutuhkan komitmen
pimpinan daerah (Bupati/
Walikota) sebagai pemegang
kekuasaan otonomi untuk
meningkatkan kemampuan
SDM nya sehingga kebijakan
dan pembangunan yang
dilakukan harus memberikan
kontribusi yang positif
terhadap kesehatan.
Seperti memilih pimpinan
Puskesmas dan RS
yang mempunyai strategi
mempercepat layanan
kegawatdaruratan serta
dapat melakukan “improving
collaboration”, sehingga
terbentuk pembinaan dan
jejaring layanan kesehatan
ibu.
Selain itu diperlukan
upaya memperbaiki tingkat
pendidikan, ekonomi dan
pendekatan budaya. Sektor
pendidikan juga berperan
terhadap kompetensi
tenaga kesehatan terutama
bidan. Standar kompetensi
harus terpenuhi baik
dari mahasiswa, dosen
maupun alat dan prasarana
pendidikan.Untuk itu
kerjasama sektor Pendidikan
dan Kesehatan harus
ditingkatkan baik pemerintah
maupun swasta.
Dan upaya pemakaian
alat kontrasepsi terutama
kontrasepsi jangka panjang
dapat ditingkatkan untuk
mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan, menghindari
kematian pada ibu hamil,
serta meningkatkan
kesehatan pada ibu.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 43
KOLOM
Perpustakaan
Terpadu Poltekkes
Menuju E-Library
Oleh : Rarit Gempari
M
asyarakat
Indonesia
belum
menjadikan
kegiatan
membaca sebagai sumber
utama mendapatkan
informasi. Mereka lebih
memilih menonton TV
(85,9%) atau mendengarkan
radio (40,3%) daripada
membaca (23,46%)
(BPS). Hal ini jelas
menjadi tantangan bagi
pustakawan di seluruh
unit kerja Kementerian
Kesehatan. Tantangan untuk
menyediakan perpustakaan
yang mampu menjaring minat
pembaca.
Saat ini, perpustakaan
haruslah menjadi representasi
ilmu pengetahuan itu sendiri,
dinamis dan selalu bergerak
maju. Perpustakaan bukan
hanya ruangan kaku yang
menyediakan deretan buku
tua berdebu. Old shoes.
Lebih jauh, dia adalah pusat
dokumentasi dari informasi
kiwari sampai hari ini.
Memanfaatkan kemajuan
teknologi dan sistem
informasi, perpustakaan
haruslah menjadi fasilitas
ternyaman yang bisa
dinikmati siapa saja. Tempat
tenang untuk menimba dan
menggali pengetahuan yang
disajikan secara audio visual
dan tentu saja teks.
Idealnya perpustakaan
harus menyediaan tempat
khusus untuk semua koleksi
buku dan material cetaknya,
ruang petugas, ruang
baca, ruang audiovisual,
ruang learning center,
ruang referensi serta ruang
konsultasi.
Banyaknya perpustakaan
di jajaran Kemenkes di satu
sisi adalah kabar gembira.
Poltekkes bisa mempunyai
perpustakaan yang
jumlahnya sama dengan
jumlah jurusannya. Bahkan
ada Direktorat yang juga
mempunyai perpustakaan
sendiri. Sayangnya, dari
perpustakaan yang ada,
mayoritasnya adalah
sekedar ruang baca. Belum
membawa elan vital ilmu
pengetahuan yang dinamis
dan terus bergerak maju.
Pertama dilihat dari
koleksi buku. Banyak
perpustakaan itu memiliki
koleksi buku terbatas,
baik jenis dan jumlahnya.
Sehingga jika dikaitkan
dengan informasi terkini
tentang kesehatan, bisa
dipastikan mereka belum
menyediakannya. Seperti
ilmu pengetahuan lainnya,
bidang kesehatan adalah
salah satu bidang ilmu yang
mengalami perkembangan
yang sangat cepat.
Karena perpustakaan-
44 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
perpustakaan itu ada di
bawah binaan Kementerian
Kesehatan, persoalannya
bisa ditelisik mulai dari awal.
Lemahnya perencanaan di
awal yang biasanya ditandai
dengan tidak adanya alokasi
anggaran pengadaan yang
cukup, mengakibatkan
penambahan koleksi buku
menjadi terhambat.
Kedua tingkat
kenyamanan sebagai
output yang dihasilkan dari
paduan tempat, suasana,
kelengkapan fasilitas, dan
tentu saja pelayanan.
Kedua faktor di
atas diyakini
menjadi
alasan
mengapa
orang enggan
berkunjung ke
perpustakaan.
Selain ada juga
faktor eksternal,
yaitu kemudahan
mengakses
informasi melalui
internet. “Serahkan
kepada Mbah Google,”
demikian pameo yang
cukup terkenal. Kemudahan
visual yang disediakan
internet membuat sebagian
masyarakat menjadi malas
mengunjungi perpustakaan.
Sialnya, banyak
penelitian yang mendukung
premis tersebut. Misalnya
tahun 2009, Badan Pusat
Statistik merilis hasil survei
untuk mengetahui minat
penduduk terhadap dua
aktivitas, yaitu menonton
dan membaca. Survei
dilakukan kepada penduduk
yang berusia 10 tahun ke
atas. Hasilnya, sungguh
mengejutkan. Sebesar 90,27
persen penduduk menyukai
menonton dan hanya 18,94
persen yang menyenangi
aktivitas membaca.
Penelitian Serikat
Perusahaan Pers di sembilan
kota besar di
anggota bagi peminjam.
Seandainya ada, kartu
anggotanya masih manual.
Model ini menyulitkan
pengelola untuk melihat data
pengunjung dan peminjaman
buku. Berapa buku yang
belum dikembalikan?
Berapa peminjam yang
mengembalikan buku
tepat waktu? atau Apakah
pengembalian dilakukan
lebih dari waktu yang
ditentukan? Kondisi ini
tentunya memiliki risiko
hilang atau berkurangnya
koleksi buku yang dimiliki.
Kedua, kegiatan
perawatan buku-buku
Perpustakaan juga
masih terbatas pada
perbaikan sampul buku
dan menjilid ulang buku,
yang secara isik sudah
tidak layak dipakai. Ketiga
infrastruktur perpustakaan
belum mendukung seperti
penyediaan alat-alat dan
prasarana. Keempat petugas
yang jumlahnya terbatas
dan belum pernah mendapat
WWW.LAFAYETTELIB.ORG
Indonesia juga mendapatkan
hasil tidak jauh berbeda.
Mereka menyebutkan bahwa
pembaca koran terus turun
dari sebelumnya mencapai
25,1 persen kini tersisa
15 persen (Republika,
21/10/2011).
Semua faktor di atas
diyakini menjadi alasan
mengapa orang enggan
berkunjung ke perpustakaan.
Selain itu, berdasarkan
pengamatan penulis, ada
beberapa hal yang perlu
mendapat catatan serius.
Pertama, pengelolaan
perpustakaan yang ada
di bawah Kementerian
Kesehatan terkesan
seadanya. Belum tertib
administrasi. Contohnya
tidak semua buku yang
dipinjam sudah dicatat dalam
buku pencatatan peminjam.
Perpustakaan juga
belum menerbitkan kartu
pelatihan teknis bidang
Perpustakaan. Selain itu
supervisi terhadap hasil kerja
dari pihak Direktur dan Pudir
juga terbatas.
Berdasarkan catatan
di atas sebaiknya mulai
dirancang perpustakaan
terpadu di semua Poltekkes.
Terpadu di sini bukan
dalam artian isik. Terpadu
menggunakan sistem
yang terintegrasi dengan
dukungan iptek. Sistem yang
digunakan oleh masingmasing jurusan hendaknya
sama. Hal ini akan mengarah
tidak hanya pada otomasi
perpustakaan namun
sudahmengarah ke e-library,
sehingga semua koleksi
perpustakaan bisa diakses
secara elektronik.
Otomasi perpustakaan
akan memungkinkan
terjadinya efektiitas dan
eisiensi dari tenaga,
sarana, dan prasarana, juga
memudahkan dari aspek
pemustaka, mengingat
bahwa pelayanan yang
diberikan sudah tidak
dilakukan secara manual lagi.
Kondisi perpustakaan
di Poltekkes berbeda-beda,
pada umumnya terdiri dari
beberapa jurusan yang
terdapat di satu lokasi
ataupun terkadang beberapa
jurusan terletak di lokasi
yang berbeda. E-Library
memungkinkan mahasiswa
dapat meminjam di jurusan
manapun. Mereka bahkan
tidak harus datang ke
perpustakaan jurusan yang
dituju. Mereka juga dapat
mengembalikan bukunya di
jurusan manapun.
Hal ini terutama untuk 11
Perpustakaan Poltekkes yang
sudah dipasang uploader
KIN (Katalog Induk Nasional).
Kemenkes tahun 2014 telah
melakukan pemasangan
uploader KIN di Poltekkes
Jakarta II, III, Bandung,
Tasikmalaya, Aceh, Bengkulu,
Yogyakarta, Semarang,
Surakarta, Surabaya,
Malang, dengan system
remote control. Selanjutnya
tahun 2015 akan dipasang di
9 Poltekkes lainnya.
Pada akhirnya
Perpustakaan akan
diwajibkan untuk menyusun
dan menetapkan Standar
Operating Prosedure
(SOP) Perpustakaan.
Kepala pengurus/pengelola
perpustakaan juga wajib
melakukan langkah-langkah
konkrit dalam melakukan
penataan/pengelolaan
perpustakaan. Dengan
demikian keberadaan
perpustakaan akan
dirasakan bermanfaat
dan banyak diminati oleh
dosen, mahasiswa dan
petugas perpustakaan serta
pengunjung umum.
Perpustakaan yang telah
memenuhi standar akan
mendapat akreditasi dari
Perpustakaan Nasional. Jika
pengelolaan perpustakaan
sudah tertata dengan baik,
bisa mendapatkan ISO 9001
yaitu untuk aspek manajemen,
dimana semua yang
dikerjakan di perpustakaan
dicatat secara tertulis.
Semoga kualitas
perpustakaan Poltekkes
kian bermutu dan tingkat
kepuasan pengunjung
semakin meningkat.
Bukankah manusia modern
dituntut untuk membaca
tidak kurang dari 840.000
kata per-minggu (Baldridge,
1987)? Karena membaca
adalah salah satu fungsi
yang penting dalam hidup.
Seperti kata ahli pendidikan
Reading is the heart of
education(Farr, 1984).•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 45
UNTUK RAKYAT
Waspada
Listeria....!
Kejadian infeksi bakteri listeria momocytogenes di dunia
semakin meningkat tiap tahunnya bahkan menjadi wabah.
Mewaspadai menjadi hal penting untuk kita lakukan bersama.
Oleh: Prawito dan Hambali
P
enyakit yang
disebabkan oleh
bakteri listeria
monocytogenes
mulai menjadi
perhatian masyarakat dunia
menyusul wabah yang
terjadi di Amerika Serikat
pada awal tahun 2015 lalu.
Wabah tersebut terjadi
akibat produk buah apel
asal Bidart Bros Bakersield
Caliofornia Amerika yang
dieskpor ke berbagai negara
termasuk Indonesia diketahui
mengandung bakteri ini.
Pemerintah Amerika
Serikat melalui Badan
pengawasan makanan
dan obat (FDA) dan
Badan Pencegahan
Penyakit Menular (CDC)
mulai menyelidiki wabah
listerioris terkait apel dan
pengepakannya mulai awal
Januari lalu.
Menurut CDC, pada 9
Januari 2015 lalu terdapat
46 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
32 orang terinfeksi wabah
bakteri listeria monositogen
di 11 negara bagian Amerika
Serikat. Dari jumlah itu, 31
dirawat di rumah sakit. Saat
wabah ini terjadi, listeriosis
telah menyebabkan tiga
kematian, sepuluh gangguan
kehamilan dan satu kematian
janin. CDC menyatakan 25
dari 28 pasien mengaku
memakan apel karamel.
Hingga kini, merek apel yang
dimaksud termasuk Happy
Apple, Carnival dan Merb’s
Candies.
Peneliti Keamanan
Pangan dari Departemen
Ilmu Teknologi Pangan
Institut Pertanian Bogor,
Ratih Dewanti-Hariyadi
mengatakan, penemuan
bakteri tersebut seharusnya
menjadi tolak ukur bagi
pemerintah dan perusahaan
pertanian, perkebunan
untuk memperbaiki sistem
pengepakan agar lebih
higenis.
“Ini menjadi
momentum karena dengan
kontaminasi bakteri Listeria
monocytogenes, tidak hanya
terjadi di AS, tetapi bisa juga
terjadi saat pengepakan
buah, sayuran di Indonesia,”
kata dia.
Menurut Ratih, bakteri
Listeria monocytogenes
pertama kali ditemukan di
Kanada pada tahun 1983
pada tanaman kubis. Bakteri
ini tumbuh dan berkembang
cepat di daerah dengan
sanitasi yang buruk dan kotor.
“Karakteristik bakteri Listeria
monocytogenes ini bisa
bertahan meski berada di
suhu dingin, tetapi tidak tahan
panas,” kata dia.
Artinya, ungkap
Ratih, bakteri ini masih
bisa bertahan hidup dan
berkembang dalam kondisi
dingin, termasuk jika
sayuran dan buah yang
POPULASI RENTAN
Beberapa kelompok individu (populasi)
mudah atau rentak terjangkit bakteri listeria
monocytogenes ini. Populasi itu mencakup:
WANITA
HAMIL
Biasanya pada individu yang
menjalani perawatan dengan
corticosteroid (salah satu
jenis hormon), obat-obat anti
kanker, graft suppression
therapy (perawatan setelah
pencangkokan bagian, tubuh,
dengan obat-obat yang
menekan sistem kekebalan
tubuh) dan orang dengan AIDS.
Akan terjadi janin-infeksi
perinatal (sesaat sebelum
dan sesudah kelahiran) dan
neonatal (segera setelah
kelahiran).
PASIEN KANKER
PENGKONSUMSI KEJU
Terutama pasien leukimia.
Kasus listeriosis yang pernah terjadi di
Swiss, yang melibatkan keju, menunjukan
bahwa orang sehat dapat terserang
penyakitini, terutama bila makanan
terkontaminasi organisme ini dalam
jumlah besar.
ORANG LANJUT USIA
Karena status imun mulai
menurun.
ORANG NORMAL
PENGGUNA ANTASIDA
ATAU CIMETIDINE
Karena beberapa laporan
menunjukan orang normal
yang sehat dapat menjadi
rentan kemungkinan karena
penggunaan antasida atau
cimetidine.
Gala Royal. Hal ini dilakukan
setelah mereka mengetahui
temuan bakteri Listeria
monocytogenes pada apel itu.
“Kami sudah
mendapatkan informasi
tersebut sejak akhir pekan
lalu. Untuk mengantisipasi
hal tersebut, kami langsung
menarik peredaran dua
jenis apel ini dari toko buah
impor, pusat perbelanjaan,
serta di pasar-pasar,” kata
Kepala Bidang Perdagangan
DOCTIPSS.COM
terkontaminasi bakteri ini
disimpan di lemari pendingin.
“Bakteri tersebut masih bisa
berkembang dan menyerang
manusia yang mengkonsumsi
salad sayur atau buah,
akan tetapi bakteri ini tidak
menimbulkan bahaya yang
mengancam pada orang
dewasa normal atau kaum
lelaki,” tambah dia.
Bakteri itu lebih banyak
menyerang janin dalam
wanita hamil serta bayi dan
manula, karena bisa memicu
keguguran atau bayi yang
dilahirkan meninggal. “Atau
jika lahir hidup, anak tersebut
terancam terkena radang
selaput otak,” kata Ratih
Terkait hal ini, Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan Kota Bogor
langsung menarik semua
peredaran dua jenis apel
asal California Amerika
Serikat, Granny Smith dan
ORANG DENGAN
KEKEBALAN
TUBUH LEMAH
WWW.DAILYMAIL.CO.UK
“Ini menjadi
momentum karena
dengan kontaminasi
bakteri Listeria
monocytogenes, tidak
hanya terjadi di AS,
tetapi bisa juga terjadi
saat pengepakan
buah, sayuran di
Indonesia,”
Ratih DewantiHariyadi
Lebih jarang di laporkan-pada pasien
penderita diabetes, pengecilan hati
(cirrhotic), asama, dan radang kronis pada
usus besar (ulcerative colitis)
Disperindag Kota Bogor
Mangahit Sinaga di Bogor,
Rabu 28 Januari 2015.
Namun Sinaga tak bisa
memastikan apakah dua
jenis apel yang beredar di
Kota Bogor berasal dari
pengepakan di Bidart Bros
Bakersield Caliofornia.
“Kami belum melakukan cek
labolatorium sendiri, tetapi
yang penting kami melakukan
langkah antisipasi, tidak mau
ambil risiko saja,”kata dia.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 47
SUMBER FOTO: WWW.MICROCHEM.CO.ZA
UNTUK RAKYAT
Seluk Beluk
Listeria
Paham tentang listeria monocytogenes
untuk mencegah atau menghadapinya
dengan tepat.
B
akteri Listeria
Monocytogenes
diketahui dapat
menyebabkan
infeksi serius dan
fatal pada orang dengan
sistem kekebalan tubuh
yang lemah. Listeriosis
merupakan nama penyakit
yang disebabkan oleh L.
Monocytogenes.
Hal ini disampaikan
Dirjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL)
Kementrian Kesehatan, dr.
H.M. Subuh, MMPM awal
Januari 2015 lalu.
dr. Subuh menjelaskan
bakteri ini merupakan
bakteri Gram-positif, dan
motif/bergerak dengan
menggunakan lagella.
Beberapa penelitian
menunjukan bahwa 1-10 %
manusia mungkin memiliki
L. Monocytogenes di dalam
ususnya. Bakteri ini telah
ditemukan pada setidaknya
37 spesies mamalia, baik
hewan peliharaan maupun
hewan liar, serta pada
setidaknya 17 spesies
burung, dan mungkin pada
beberapa spesies kerang.
Bakteri ini terdistribusi luas di
lingkungan, dapat ditemukan
di tanah, silage (pakan ternak
yang dibuat dari daun-daunan
hijau yang diawetkan dengan
fermentasi) dan sumbersumber alami lainnya seperti
kotoran ternak.
Kontaminasi Pada
Makanan
Sebagai bakteri yang
tidak dibentuk spora, L.
Monocytogenes sangat kuat
dan tahan terhadap panas,
48 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
asam dan garam. Dan bakteri
ini tahan pembekuan dan
dapat tumbuh pada susu 4
derajat Celsius (khhususnya
pada makanan yang
disimpan di lemari pendingin).
L. Monocytogenes juga
diketahui membentuk bioilm
(ciri khas terbentuk lapisan
lendir pada permukaan
makanan).
L. Monocytogenes
mempunyai tingkat kematian
sekitar 20-30 %. Tingkat
kematian di antara bayi
yang baru lahir dengan
Listeria adalah 25 sampai 50
persen dan kasus listeriosis
pada manusia di Spanyol
(1 kasus per 100.000
penduduk). Pada tahun 1981
terjadi wabah listeriosis di
Kanada yang menyebabkan
kematian beberapa domba
akibat memakan kubis
yang terkontaminasi L.
Monocytogenes.
Dua tahun kemudian,
tahun 1983, 14 orang
meninggal dari 49 orang
yang dirawat di Rumah
Sakit di Massachusetts
dengan gejala klinis berupa
septikemia dan meningitis
karena menkonsumsi
susu pasteurisasi yang
terkontaminasi.
Tahun 1985 terjadi wabah
listeriosis di Los Angeles
dan California, dilaporkan
"Bakteri ini telah
ditemukan pada
setidaknya 37
spesies mamalia,
baik hewan
peliharaan maupun
hewan liar, serta
pada setidaknya
17 spesies burung,
dan mungkin pada
beberapa spesies
kerang."
dr. H.M. Subuh
Listeriosis hanya dapat didiagnosis
secara pasti dengan cara membiakkan
organisme ini dari dara, cairan
cerebrospinal (cairan otak dan sumsum
tulang belakang). Atau kotoran (walaupun
untuk kotoran, sulit dilakukan dan
terbatas kegunaannya).
Apa Gejala
Listeria?
Gejala listeria dapat muncul
diantara 3 - 70 hari setelah
infeksi, tetapi biasanya
sekitar 21 hari.
Gejala umumnya
29 orang meninggal akibat
mengkonsumsi keju yang
terkontaminasi. Pada tahun
1991-2002 di Eropa terjadi
19 kasus listeriosis invasif
dan dilaporkan juga di 9
negara lainnya dengan total
wabah listeriosis sebanyak
526 kasus. Sejak tahun
1998 di Perancis telah
dikembangkan sistem untuk
melaksanakan kegiatan
monitoring ter- hadap
listeriosis pada manusia
dan dilakukan investigasi
pada sumber.
Laporan CDC
memperkirakan bahwa
telah terjadi sekitar
1600 kasus dengan 260
kematian karena listeriosis
setiap tahunnya di Amerika.
Pada tahun 2013 kejadian
listeriosis di Amerika adalah
0,26 kasus per 100.000
penduduk per tahunnya.
Trend kejadian listeriosis
dibandingkan dengan 19961998 kejadian listeriosis
telah menurun sekitar 42 %
tahun 2012.
Pada tahun2012
dilaporkan terjadi 831
wabah makanan yang
di laporkan CDC. Ada 4
wabah dinyatakan listeriosis
dan 1 diduga wabah
listeriosis di Amerika.
Wabah listeriosis terbesar
dalam sejarah AS terjadi
pada tahun 2011, ketika
terjadi 147 penyakit, 33
kematian, dan 1 keguguran
yang pada penduduk di 28
negarabagian yangmana
wabah dikaitkan dengan
konsumsi blewah dari
sebuah pertanian
Cara Penularan
dan Pencegahan
Sumber penularan L.
Monocytogenes dapat
terjadi melalui beberapa
cara, mulai dari pemilihan
makanan, pengolahan,
hingga penyajiannya.
Pada pemilihan makanan
penularan biasanya terjadi
pada produk seperti susu
mentah, susu yang proses
pasteurisasinya kurang
benar, keju (terutama jenis
keju yang dimatangkan
secara lunak), es krim,
sayuran mentah, sosis
dari daging mentah yang
difermentasi, daging
unggas mentah dan
yang sudah di masak,
semua jenis daging
mentah, dan ikan mentah
atau ikan asap. Pada
saat pengolahan dapat
terjadi penularan jika
menggunakan alat masak
yang telah terkontaminasi
L. Monocy- togenes.
Selain itu,. Bayi bisa lahir
dengan Listeria jika ibu
yang makan makanan yang
terkontaminasi selama
kehamilan. Dan penyajian
dengan lingkungan
yang kurang bersih dan
pembersihan yang tidak
benar menyebabkan bakteri
ikut serta terkonsumsi.•
l Sakit Demam
l Nyeri otot
l Mual atau diare
(jarang terjadi)
Dan jika infeksi
menyebar ke sistem
saraf pusat (SSP),
gejala mencakup:
l
l
l
l
Sakit kepala
Leher kaku
Kebingungan
Kehilangan
keseimbangan
l Kejang
Gejala bagi mereka dengan
sistem kekebalan yang
lemah bakteri Listeria dapat
menyerang sistem saraf
pusat dan menyebabkan
meningitis atau infeksi otak.
Gejala wanita hamil dan
bayi yang baru lahir
Pada wanita hamil yang
terinfeksi, gejala seperti
lu ringan. Namun, infeksi
selama kehamilan dapat
menyebabkan keguguran,
infeksi pada bayi yang baru
lahir, atau bayi mati. Gejala
biasanya muncul pada baru
lahir pada minggu pertama
kehidupan, tetapi juga dapat
terjadi di kemudian hari.
Gejala Listeria pada bayi
baru lahir sering tidak terlihat,
namun gejala juga termasuk
lekas marah, demam, dan
tidak mau makan.
Cara Mencegahnya!
Beberapa cara bisa dilakukan
untuk mencegah agar bakteri
listeris monocytogenes tidak
menyerang kita. Yang bisa
coba dilakukan yaitu:
l Bilas bahan mentah
dengan air mengalir,
seperti buah-buahan
dan sayuran, sebelum
dimakan, dipotong, atau
dimasak. Termasuk
produk yang sudah
dikupas, tetap harus
dicuci terlebih dahulu.
l Menggosok produk
pertanian, seperti melon
dan mentimun, dengan
menggunakan sikat bersih
sebelum disimpan dan
keringkan produk dengan
kain bersih atau kertas.
l Pisahkan daging mentah
dan unggas dari sayuran,
makanan matang, dan
makanan siap saji.
l Cuci peralatan masak
(alat atau alas pemotong)
yang telah digunakan
pada produk hewani
sebelum digunakan pada
produk makanan lainnya.
l Cuci tangan
menggunakan sabun
sebelum mengolah
makanan dan saat akan
makan.
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 49
TEMPO.CO.ID
UNTUK RAKYAT
B
eberapa cara
dilakukan
Kementrian
Kesehatan dan
kementrian terkait
untuk mencegah, menekan
dan menaggulangi bakteri ini.
Kejadian luar biasa
disebabkan oleh bakteri
Listerus Monocytogenes
sudah dialami sejak 2010
lalu. Secara berturut-turut
kejadian luar biasa listeria
dan akibat keracunan pangan
di Indonesia dalam angka
kejadian sebagai berikut: 190,
177, 312, 233 dan 99 kejad
ian
Dirjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL) dr. H.M.
Subuh, MMPM mengatakan
Kementerian Kesehatan telah
melakukan beberapa upaya,
diantaranya melakukan
program keamanan
pangan dengan penguatan
pengaturan norma, standar,
pedoman dan kriteria
terhadap implementasi
keamanan pangan melalui
pengelolaan higene sanitasi
pangan siap saji yang
terstandar.
Kementrian Kesehatan
juga melakukan penguatan
pembinaan dan pengawasan
secara berjenjang melalui
pemetaan pusat sampai
dengan tingkat provinsi dan
kabupaten/kota melalui
pemetaan faktor risiko
50 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
WWW.SUPERINDO.CO.ID
Upaya Pemerintah Tanggulangi
Listeria Monocytogenes
kualitas pangan siap saji
melalui e-Monev HSP di
seluruh Tempat Pengelolaan
Pangan Siap Saji (rumah
makan/restoran, Jasaboga,
makanan jajanan, depot
air minum) sebagai upaya
peningkatan kewaspadaan
dini kejadian penyakit
bawaan pangan dan KLB
keracunan pangan.
“Sosialisasi dan advokasi
kepada jajaran Pemerintah
Daerah Provinsi/Kabupaten/
Kota dalam rangka sinergitas
pengelolaan pelaksanaan
higiene sanitasi pangan siap
saji yang terstandar, juga
bagian dari upaya penting”,
ujar Subuh.
Menurut Subuh,
peningkatan kinerja pertugas
kabupaten/kota dilihat dari
pelaksanaan analisis cepat
kualitas pangan siap saji
melalui penyediaan alat
deteksi cepat pemeriksaan
kualitas pangan siap saji,
sistem kewaspadaan dini
dan penang- gulangan KLB
keracunan pangan melalui
orientasi petugas harus
mendapat perhatian serius.
Dan di sisi lain, Subuh
mengingatkan perlu ada
peningkatkan peran Kantor
Kesehatan Pelabuhan
melakukan fungsi cegah
tangkal dalam penularan
penyakit, melaksanakan
pengawasan terhadap keluar
masuknya orang ataupun
BERITADAERAH.CO.ID
Syarat
Sanitasi
yang Baik
keracunan pangan dalam
sistem SMS Gateway,
sehingga informasi terkait
KLB keracunan pangan
dapat tertanggulangi dengan
cepat dan tepat”, ujar Subur.
Menurut Undangundang RI, Nomor 18
tentang menjelaskan bahwa
keamanan pangan adalah
kondisi dan upaya yang di
perlukan untuk mencagah
pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia,
dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan
manusia serta tidak
bertentangan dengan agama
keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman
WWW.JURNALASIA.COM
barang yang dicurigai dapat
mengkontaminasi atau
terkontaminasi menimbulkan
penyakit serta pemeriksaan
laboratorium sampel pangan
oleh Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan
dan Pengendalian Penyakit
yang terdapat di 10 Kota di
Indonesia.
“Dampak pengelolaan
hygiene sanitasi pangan yang
terstandar akan menurunkan
kejadian penyakit bawaan
pangan dan KLB keracunan
pangan, serta menurunnya
kejadian luar biasa akibat
keracunan pangan.Saat ini,
Kementerian Kesehatan telah
mengembangkan sistem
respon cepat terhadap KLB
untuk dikonsumsi.
Lebih lanjut undang
undang itu menyebutkan
setiap orang bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan kegiatan
pada ranatai pangan
yang meliputi proses
produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan
peredaran pangan wajib
memenuhi pesyaratan
sanitasi sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan yang berlaku.
Dan dalam rangka
pencegahan dan
kewaspadaan dini terhadap
timbulnya penyakit listeriosis
di Indonesia, Direktur
Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, Kementerian
Kesehatan RI meminta
kepada seluruh Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi
dan Unit Pelaksana Teknis
Ditjen PP dan PL (Kantor
Kesehatan Pelabuhan dan
Balai/Balai Besar Teknik
Kesehatan LingkunganPengendalian Penyakit)
seluruh Indonesia melakukan
langkah-langkah pencegahan
dan kewaspadaan dini serta
Pemenuhan persyaratan
sanitasi di seluruh
kegiatan rantai pangan
penting dilakukan untuk
upaya pencegahan
penyebaran bakteri
Listeria Monocytogenes.
Untuk mewujudkannya
bisa dilakukan dengan
cara penerapkan pedoman
cara yang baik meliputi:
l Cara budidaya yang
baik; (tanggung jawab
Menteri Pertanian,
Perikanan atau
Kehutanan)
l Cara Produk Pangan
Segar yang Baik;
(tanggung jawab
Menteri Pertanian atau
Perikanan)
l Cara Produk Pangan
Olahan yang Baik;
(tanggung jawab
Kepala Badan
Pengawasan Obat dan
Makanan)
l Cara distribusi
Pangan yang Baik;
(tanggung jawab
Menteri Perindustrian,
Pertanian atau
Perikanan)
l Cara Ritel Pangan
yang Baik; (tanggung
jawab Kepala Badan
Pengawasan Obat dan
Makanan)
l Cara Produk Pangan
Siap Saji yang Baik;
(tanggung jawab
Menteri Kesehatan)
melaporkan dalam waktu 1x
24 jam jika ditemukan kasus
listeriosis di wilayah kerja
masing-masing.•
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 51
DARI DAERAH
Pemberdayaan,
Kunci Sukses
Karanganyar Se
K
aranganyar
sehat, program
besar yang
menjadi
unggulan
pemerintah Kabupaten
Karanganyar. Program besar
ini kemudian dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten, bersama
jajaranya, lintas sektor, para
tokoh ormas dan seluruh
masyarakat Karanganyar.
Sebab, sehat itu hak semua
orang dan menjadi tanggung
jawab semua pihak, bukan
hanya sektor kesehatan saja.
Nah, untuk memastikan
program kesehatan dapat
terlaksana dengan baik,
maka pemerintah telah
menetapkan sistem
kesehatan kabupaten,
termasuk anggaran dan
target yang akan dicapai.
Khusus penetapan target
sasaran, Dinas Kesehatan
menggali apa yang menjadi
kehendak masyarakat
tentang kesehatan, kemudian
dimasukkan dalam kebijakan
kesehatan. Selanjutnya,
kebijakan kesehatan masuk
dalam forum kesehatan desa
dan dilaksanakan pengurus
kesehatan desa dalam
dr. Cucuk Heru Kusumo (kanan).
Dinas Kesehatan mempunyai tim
gerak cepat untk menanggulangi
bencana kesehatan dan kejadian
luar biasa.
52 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
program desa siaga.
Hal ini disampaikan
Kepala Dinas Kesehatan
Karanganyar dr. Cucuk Heru
Kusumo kepada Mediakom
awal februari 2015 yang lalu,
di Karanganyar.
Menurut Cucuk,
penetapan anggaran
kesehatan saat ini masih
prioritas untuk orang
sakit, belum untuk orang
sehat. Kedepan, akan
dilakukan analisis terhadap
pembiayaan yang tepat
dan belanja yang tepat
pula, khususnya untuk
orang sehat dalam program
kesehatan masyarakat.
“Secara makro
pemberdayaan masyarakat
terekam pada program desa
toga (tanaman obat keluarga)
dan lingkungan bersih dan
sehat (LBS). Program ini
mendorong masyarakat
secara aktif menata
lingkungan bersih dan sehat.
Termasuk pemanfatan
sampah untuk kebutuhan
keluarga. Memanfaatkan
halaman untuk tanam
obat dan memanfaatkan
hasil tanaman obat untuk
kesehatan. Jadi masyarakat
dapat mencukupi kebutuhan
kesehatan dari pekarangan
yang tersedia dan bila lebih
dapat dijual”, ujar Cucuk
bangga.
Hj Siti Khomsyah,
sebagai ketua tim
penggerak PKK Kabupaten
menjadi motor pendorong
masyarakat melaksanakan
program desa toga dan
lingkungan bersih dan sehat
bersama pengurus PKK dan
tenaga kesehatan lainnya.
“Kini masyarakat telah
merasakan memanfaat
hasil tanaman toga dan
LBS, bukan hanya untuk
dirinya tapi juga orang lain.
Khusus toga, masyarakat
telah memproduksi berbagai
jenis makanan dari tanaman
pekarangan menjadi industri
rumah tangga. Mereka telah
menjual dengan label dan
kemasan yang sehat”, ujar
Khomsyah.
Menurut Kadinkes,
pemberdayaan masyarakat
melalui posyandu juga sudah
mulai mengembangkan
koperasi. Sehingga berbagai
kebutuhan operasional
posnyadu sudah dapat
tercukupi dari pendanaan
yang dihasilkan koperasi,
seperti yang dilakukan
posbindu Nirmala, Dusun
Manyar, Desa Dawung,
Kecamatan Matesih,
Karanganyar.
ehat
“Saya mengawali sejak
menjadi kepala Puskemas
Kecamatan Matesih.
Awalnya dengan memberi
modal garam beryodium
kepada posnyadu, karena
daerah tersebut menjadi
endemik gondok. Saat
ini sudah berkembang
menjadi koperasi yang
menyediakan bahan
kebutuhan masyarakat.
Bahkan hasil dari koperasi
itu mereka gunakan untuk
mengadakan makanan
tambahan untuk balita, tanpa
harus memungut dana dari
masyarakat lagi”, ujar Cucuk.
Menurut dr. Cucuk
Kadinkes yang mengawali
Hj Siti Khomsyah (tengah).
Kini masyarakat telah
merasakan memanfaat hasil
tanaman toga dan LBS.
karirnya dari bawah ini
menjelaskan, program
prioritas dalam promosi
kesehatan adalah lansia
dan anak sekolah. Mengapa
lansia?, karena mempunyai
sifat paternalistik. Mereka
berperilaku sehat mengikuti
apa yang telah dilakukan
secara turun-temurun oleh
nenek moyangnya.
Kemudian untuk anak
sekolah, mengutamakan
karena faktor psikologis
untuk mempengaruhi orang
tua menjalankan program
kesehatan. Seperti anak TK
yang terbiasa mengingatkan
ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan ke puskemasmas
lebih didengar dari pada
nasehat oleh suami
Tim gerak
cepat layanan
kesehatan.
Menurut dr. Cucuk, Dinas
Kesehatan mempunyai
tim gerak cepat untk
menanggulangi bencana
kesehatan dan kejadian
luar biasa. Tim ini terdiri
dari tenaga kesehatan dan
masyarakat yang berasal dari
para pemuda. Mereka menjadi
satu kesatuan program
pemberdayaan masyarakat
untuk menangani masalah
kesehatan masyarakat. Tim ini
dikembangkan sampai tingkat
desa dalam program desa
siaga.
“Tim gerak cepat
melakukan deteksi dini
penyakit tidak menular,
kanker leher rahim dan
payudara. Tim ini sudah
terdapat pada setiap
puskesmas. Mereka mampu
melakukan deteksi dini dan
berkolaborasi dengan rumah
sakit daerah”, ujar Cucuk.
Menurut dr. Cucuk,
khusus penanggulangan
HIV/AIDS, Dinas Kesehatan
mempunyai tim khusus yang
bekerjasama dengan Komisi
Penanggulan HIV/AIDS
(KPA). Bahkan untuk penyakit
TB, sudah mempunyai
laboratorium pemeriksaan
TB, bahkan terpilih menjadi
laboratorium rujukan untuk
wilayah Solo Raya.
Untuk pelayanan dasar,
khususnya puskesmas
secara keseluruhan
telah dilengkapi dengan
dokter yang sudah dilatih
saintiikasi jamu yang
bekerjasama dengan
Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu (B2P2TOOT).
Sedang sebagian puskesmas
juga sudah dilengkapi dokter
dengan keahlian akupreser
dan akupuntur.
“Karanganyar sehat”
harus diperjuangan. Upaya
pemberdayaan masyarakat
memerlukan langkah
persuasif. Upaya persuasif
butuh waktu. Untuk itu harus
pandai membuka peluang
kemungkinan agar pihak
lain mendukung program
Karanganyar sehat. Sehingga
harus tertanam dalam diri
setiap pejuan berpikir positif
dan kerja ikhlas.
“Jangan merasa dapat
menyelesaikan pekerjaan
secara mandiri, kita harus
memberdayaan pihak lain
untuk mendukung program
kesehatan. Awalnya
kita tenaga inti pihak
lain tenaga pendukung,
tapi fase berikutnya kita
tenaga pendukung hanya
melengkapi dan pihak lain
sebagai tenaga inti. Seperti
pemberdayaan desa, libatkan
LSM untuk mendampingi
memberdayakan masyarakat.
Sebab, pemberdayaan
masyarakat menjadi
kunci sukses membentuk
Karanganyar Sehat.”,
kata dr. Cucuk mengakhiri
percakapan.• (pra)
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 53
DARI DAERAH
Bupati Karanganyar
Karanganyar
Maju dan Sehat
B
H. Juliatmono
54 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
upati berharap
menjadi
“Karanganyar
maju dan
sehat”. Cita-cita
ini memerlukan gerakan
besar dari semua pihak
untuk mencapainya. Mulai
dari Bupati, perangkat
daerah ditingkat dinas,
camat, lurah, desa, dusun
dan masyarakat. Gerakan
ini harus saling bersinergi,
sehingga mendorong
gerakkan besar untuk
mewujudkan Karanganyar
maju dan sehat. H.
Juliatmono, sebagai
Bupati menyadari untuk
menggerakkan semua
unsur tersebut memerlukan
momentum, sehingga
mempunyai daya dorong
yang kuat. Momentum itu
disepakati jatuh pada hari
jadi Karanganyar, yakni
November 2015 yang akan
datang.
“Selain momentum,
untuk mendorong
kearah cita-cita besar
itu, saya akan memberi
penghargaan kepada semua
pihak yang mempunyai
peran sesuai dengan
tanggung jawab masingmasing. Sehingga akan
mendorong masyarakat
untuk berpartisipasi dan
berkontribusi menciptakan
Karanganyar maju dan
sehat. Saya yakin dapat
menggerakkan. Sehingga
November sebagai puncak
gerakkan dapat menemukan
momentumnya”, ujar
Juliatmono kepada
Mediakom di Karanganyar.
Kepada anggota
masyarakat yang memiliki
kinerja baik dan dapat
memberi inspirasi kepada
masyarakat lainnya dalam
mendukung terciptanya
lingkungan bersih, sehat dan
maju mendapat apresiasi
dari pemerintah daerah.
Selain itu, secara kelompok
akan diselenggarakan
lomba lingkungan bersih
dan sehat dari tingkat
desa, kecamatan hingga
kabupaten. Adapun
indikatornya, lingkungan
bebas jentik nyamuk,
tidak ada anggota
masyarakat buang air besar
sembarangan dan adanya
tanaman obat keluarga
(Toga) disetiap pekarangan
masyarakat.
Untuk memperkenalkan
produk tanaman obat
yang langsung dapat
dirasakan masyarakat,
akan segera dibuka “Café
Jamu” bekerjasama
antara Pemerintah
Daerah Kabupaten
Karanganyar dengan
Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) Tawangmangu
di lingkungan rumah Dinas
Bupati Karanganyar. Cofe
tersebut menyediakan
layanan kesehatan yang
dilakukan dokter saintiikasi
jamu. Masyarakat akan
mendapat pelayanan
pemeriksaan dan mendapat
obat-obatan dari jamu.
“Café jamu berfungsi
mendekatkan masyarakat
Karanganyar dengan
produk jamu, sekaligus
memperkenalkan jamu
yang mempunyai potensi
besar untuk mendukung
Karanganyar sehat dengan
jamu. Apalagi jamu sudah
menjadi warisan budaya dari
nenek moyang kita”, ujar
Juliatmono.
Menurut Juliatmono,
mengembangkan produksi
tanaman obat ditengah
masyarakat akan mudah,
asalkan ada kepastian
pembeli produk tanaman
obat tersebut. Dalam hal ini
saya berharap B2P2TOOT
Tawangmangu bersedia
menampung hasil tanaman
obat petani. Bila hal ini
dapat terlaksana dengan
baik, maka akan dapat
meningkatkan kesehatan
dan sekaligus kesejahteraan
masyarakat.
Menurut Bupati,
program ini tentu
mempunyai tantangan
tersendiri, khususnya kultur
masyarakat, terutama
mereka yang berpendidikan
rendah. Mereka sulit
berubah, dan mempunyai
kemauan sendiri “sak-sak’e
dewe”. Untuk itu harus
merekrut mereka yang
muda dan berpendidikan
untuk mendukung program.
Bagi masyarakat yang
sulit berubah harus ada
pendamping, terutama
para RT. Diantara tugas RT
memberi penjelasan kepada
masyarakat agar mau
mengikuti program yang
dicanangkan pemerintah.
Sebab, para RT di
Karanganyar mendapat gaji
Rp 1.000.000,- setiap tahun.
Masih ada yang harus
mendapat perhatian
dan konsolidasi khusus,
terutama pendanaan,
sarana prasarana, honor
para petugas dan biaya
“Selain momentum,
untuk mendorong
kearah cita-cita
besar itu, saya
akan memberi
penghargaan
kepada semua
pihak yang
mempunyai peran
sesuai dengan
tanggung jawab
masing-masing.
Sehingga akan
mendorong
masyarakat untuk
berpartisipasi
dan berkontribusi
menciptakan
Karanganyar maju
dan sehat."
opersional. Untuk itu
harus dikerjasamakan
dengan para lurah dan
camat setempat, supaya
ada sebagian anggaran
yang diarahkan untuk
pemberdayaan masyarakat.
“Untuk memperkuat
legalitas program,
harus dikeluarkan Surat
Keputusan (SK) dari Bupati
untuk para penyelenggara,
bukan hanya SK lurah.
Selain itu, Bupati akan
mem-backup pendanaan
tersebut”, ujar Juliatmono.
Menurut Bupati, tahun
2015 sudah menganggarkan
dana untuk kegiatan
di Dinas Kesehatan
Kabupaten, mensinergikan
dengan rumah sakit
dan CSR perusahaan
yang ada di Kabupaten
Karanganyar. “Saya tidak
perlu uang, tapi perlu
WC leher angsa berupa
paket-paket. Saya sudah
minta Dinas Pekerjaan
Umum untuk menyiapkan.
Kemudian CSR kita
dorong untuk menyediakan
paket tersebut. Paket itu
selanjutnya dibagikan
kepada masyarakat sebagai
simbolisasi gerakan
lingkungan sehat”, katanya.
Mulai saat ini Bupati
sudah mengintrusikan
kepada Dinas Pertanian
agar setiap kecamatan
menanam tanaman obat
disepanjang jalan, sehingga
suatu saat akan menjadi
sebagai daerah wisata.
Setiap kecamatan akan
menjadi wisata. Tanaman
obat dan durian tempat
wisata dari Kecamatan
Jumantono. Wisata tanaman
pisang dari Kecataman
Jenawi dan wisata
jambu dari Kecamatan
Argoyoso.•(pra)
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 55
DARI DAERAH
Dokter
Jamu dari
Tasikmadu
56 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
d
r. Isti, begitu
panggilan Kepala
Puskesmas
Tasikmadu
Karanganyar.
Setiap hari, selain sebagai
kepala Puskesmas juga
sebagai dokter saintiikasi
jamu di puskemasnya.
Hanya saja masih ada
beberapa hambatan
dalam memberi pelayanan
kesehatan, terutama yang
terkait saintiikasi jamu.
Padahal banyak masyarakat
yang menginginkan berobat
dengan saintiikasi jamu.
“Saya termasuk
angkatan pertama, Oktober
2010 untuk mengikuti
pelatihan saintiikasi jamu.
Mendapatkan STR untuk
dokter saintiikasi jamu tahun
2011. Dokter saintiikasi jamu
hanya melayani masyarakat
dengan jamu yang sudah
diteliti secara saintiik jamu
pelayanan, tidak boleh
sembarang jamu”, ujar dr. Isti.
Menurutnya, saat itu baru
tersedia jamu anti kolesterol,
anti asam urat dan anti
hipertensi. “Biasanya setiap
akhir tahun ada penjelasan
hasil penelitian jamu,
mungkin dalam waktu dekat
ini”, ujarnya.
Selama memberi
pelayanan saintiikasi
jamu. Pemerintah tekah
menyediakan alat
penyimpanan jamu,
seperti simplisia (daun
jamu kering). Hanya saja
pengadaannya masih
harus mengambil sendiri ke
Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional
Tawangmangu. Sebab,
saintiikasi jamu belum
masuk dalam formularium
nasional dan e-katalog.
“Untuk menyimpan
simplisia. Secara teori
simplisia dapat disimpan
dalam lemari penyimpanan
selama satu tahun, tapi
kenyataanya belum satu
tahun sudah ada jamurjamur putih. Mungkin kadar
airnya masih tinggi”, ujarnya.
Menurut dokter Isti,
seseuai dengan Perda, untuk
berkunjung ke puskesmas
cukup membawa Rp 5000,sudah termasuk obat.
Sementara harga jamu Rp
35.000,- untuk satu minggu.
Jadi sebagian besar pasien
memang merasa agak
berat. Sebab para pasien
puskesmas ini sebagain
besar masyarakat kelas
menengah ke bawah.
Saintiikasi jamu ini
sebenarnya mempunyai
dua fungsi. Selain untuk
mengobati penyakitnya,
simplisia jamu dapat untuk
meningkatkan daya tahan
tubuh atau kesegaran.
Nah, kalau jamu ini masuk
dalam formularium nasional
atau JKN masyarakat akan
senang menggunakan.
Tapi karena belum masuk
JKN, setelah mengetahui
harganya, sebagian besar
mundur teratur.
Bagi Isti, saintiikasi
jamu mampu mengangkat
potensi masyarakat yang
mempunyai tanaman obat
keluarga (Toga). Tanaman
tersebut, selain dapat
digunakan sendiri sebagai
obat dan peningkatan daya
tahan tubuh atau kesegaran,
juga dapat dijual untuk
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Saat ini, puskemas
mempunyai program
“prolanis” program
pengelolaan penyakit kronis.
Komunitas prolanis ini
banyak yang menggunakan
saintiikasi jamu. Komunitas
ini mengadakan pertemuan
Saintiikasi jamu
mampu mengangkat
potensi masyarakat
yang mempunyai
tanaman obat
keluarga (Toga).
Tanaman tersebut,
selain dapat
digunakan sendiri
sebagai obat dan
peningkatan daya
tahan tubuh atau
kesegaran, juga
dapat dijual untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
setiap bulan dan senan
bersama setiap jum’at.
Mereka inilah yang secara
aktif menggunakan
saintiikasi jamu. Tapi ada
juga yang insidental, setelah
melihat simplisia dikonter
pelayanan, kemudian
berminat menggunakan jamu.
“Sayang, setelah
mendapat penjelasan tentang
saitiikasi jamu, pasien
tidak melanjutkan dengan
mengkonsumsi jamu, karena
harganya relatif lebih mahal.
Padahal secara budaya
masyarakat sangat senang
dengan minum jamu. Dari
sekitar 40 orang komunitas
prolanis, 50 % tetap aktif
mengkonsumsi jamu”, ujar Isti.
Menurut dr. Isti,
tidak semua orang yang
mempunyai hipertensi dapat
menggunakan jamu anti
hipertensi. Pasien yang dapat
menggunakan jamu hanya
pasien yang mempunyai
hipertensi terkontrol dengan
tensi dibawah 150. Untuk
tensi yang tidak terkontrol
tetap mendapat terapi
secara konvensional.
Sementara untuk tensi
yang sudah terkontrol
dapat menggunakan jamu
berdampingan dengan
konvensional.
“Bagi pasien yang
sudah stabil tensinya
karena mengatur pola
makan dan olah raga,
kami menganjurkan
untuk mengkonsumsi
jamu anti hipertensi.
Sebab masyarakat yang
mengkonsumsi jamu merasa
lebih segar. Ada pasein pak
Untung namanya, setiap
jumat hadir ikut senan,
walau berjalan dengan
menggunakan alat bantu
jalan. Motornya dimodiikasi,
rajin minum jamu, katanya
lebih bugar”, ujar Isti.•(pra)
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 57
DARI DAERAH
Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes
Pemberdayaan
Petani Jamu ala
Tawangmangu
S
ejak tahun 2013,
Balai Besar
Penelitian dan
Pengembangan
Tanaman Obat
dan Obat Tradisional (B2P2
TOOT) Tawangmangu telah
merintis membentuk dua
desa model pemberdayaan
masyarakat di Sragen.
Satu desa dengan kondisi
ekonomi biasa dan satunya
lagi dengan kondisi desa
yang “miskin”. Mengapa
dengan model ? Sebab
dengan model akan dapat
diaplikasikan ditempat
lain. Ada rujukan dan
pengalaman sebelumnya.
Hal ini disampaikan Indah
Yuning Prapti, SKM, M.Kes
Balai Besar Penelitian dan
58 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional
(B2P2 TOOT) Tawangmangu
kepada Mediakom awal
Januari 2015 yang lalu.
Bagaimana hasilnya ?,
Ternyata desa miskin lebih
bagus hasilnya. Kondisi desa
yang mempunyai ketersidaan
air memang berpengaruh
pada keberhasilan. Tapi
keberhasilan itu juga sangat
bergantung kesungguhan
para petani. Walau desa
miskin, tapi mereka berusaha
untuk memahami khasiat
dan manfaat tanaman obat.
Pada akhirnya kepahaman
itu menuntun kepada
keberhasilan.
Menurut Indah, petani
bersedia menanam jamu
apabila ada jaminan yang
membelian hasil tanam jamu
tersebut. B2P2TOOT tentu
akan membeli hasil tanaman
petani dengan harga yang
lebih tinggi dibanding
pengepul. Sebab petani yang
mendapat pembimbingan
akan menghasilkan produk
yang lebih baik. Misalnya;
petani tidak akan melakukan
pengobatan dengan bahan
pestisida bila tanaman
terserang hama. “Ini cara
B2P2TOOT mendukung
petani untuk kebutuhan
penelitian”, kata Indah.
Bagi Indah, pengalaman
ini tak terlupakan, pernah ada
petani yang akan menjual
temulawak, dalam jumlah
besar karena panen raya,
ternyata sudah ditawarkan ke
industri tapi ditolak. Setelah
itu petugas mengambil
acak beberapa kg bahan
dalam karung. Kemudian
memeriksa kandungan
kurkumenya, ternyata hanya
1,1 %, sementara standar
difarmakope minimal harus
mengandung kurkume 1,5
%,. Dengan demikian kami
harus menyampaikan tidak
membeli temulawak yang
ditawarkan.
“Setelah dilakukan
pengecekan dilapangan,
temulawak tersebut ditanam
di bawan pohon-pohon besar,
sehingga kekurangan sinar
matahari. Berangkat dari
fakta ini, maka petani sangat
memerlukan penyuluhan agar
memahami cara menanam
yang benar. Sementara kita
tak mampu untuk memberi
penyuluhan”, ujar Indah.
Menurut Indah, petani itu
memerlukan pembimbingan,
pemantauan dan kunjungan
tatap muka. Sebab ketika
mereka tidak mendapat
kunjungan, mereka
menganggap sudah tidak
diperlukan lagi. Kehadiran
pembina menjadi penting
sebagai strategi merangkul
petani. Sehingga petani
merasa tetap dibutuhkan.
Mata rantai pengelolaan
jamu tidak boleh putus.
Petani menaman dengan
benar, berarti mereka harus
mendapat penyuluhan.
Selanjutnya jamu hasil tani
harus memenuhi persyaratan
agar dapat dibeli Industri
untuk jamu atau Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2 TOOT)
Tawangmangu untuk riset
saintiikasi jamu. Mata rantai ini
tidak boleh putus.
Bupati Karanganyar,
Juliatmono sangat
bersemangat mendorong
petani untuk menanam jamu.
Sehingga dari tanaman
jamu tersebut dapat
meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan
rakyat. Untuk mendukung
programnya, Bupati akan
menjalin kerjasama dengan
Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2 TOOT)
Tawangmangu.
“Sekalipun Bupati siap
mendorong petani menanam
jamu, tapi kalau hanya
menaman saja, repot. Contoh
petani menanam sledri,
kemudian sledri itu kena ulat,
lalu disemprot menggunakan
pestisida. Sledri itu yang
dibutuhkan kandunganya.
Kalau kandungannya sudah
tercemar pestisida, harga
jualnya menjadi turun.
Kasihan petaninya”, ujar
Indah.
Menurut Kepala
B2P2TOOT, sampai saat
ini realisasi kerjasama
masih harus diperkuat
dengan komitmen riel dalam
Petani itu
memerlukan
pembimbingan,
pemantauan dan
kunjungan tatap
muka. Sebab
ketika mereka
tidak mendapat
kunjungan, mereka
menganggap sudah
tidak diperlukan
lagi. Kehadiran
pembina menjadi
penting sebagai
strategi merangkul
petani. Sehingga
petani merasa tetap
dibutuhkan.
pelaksanaan, sehingga
menjadi kenyataan dan
memenuhi harapan semua
pihak. Mulai dari petani,
pengepul, industri dan
tentunya B2P2TOOT sebagai
pihak yang mendorong
pengembangan jamu.
Dalam waktu dekat ini
akan dibuka “Cafe jamu”
yang merupakan kerjasama
antara Pemda Karanganyar
dan B2P2TOOT. Pemda
menyiapkan gedung
dengan segala sarana
dan prasarana, kemudian
B2P2TOOT menyiapkan
berbagai macam jenis jamu
dan sistem pengelolaannya.
Rencananya “Cafe jamu”
akan diresmikan Menteri
Kesehatan, setelah cafe
tersebut betul-betul ada
nuansa kesehatannya,
seperti tersedia pelayanan
saintiikaksi jamu dan
dokter saintiikasi jamu.
Dengan pelayanan yang
berkelanjutan.
“Bukan sekedar cafe
jamu biasa. Kalau cafe
jamu biasa, sudah banyak
dimana-mana”, ujar Indah
tentang gagasan cafe jamu.
Untuk mendukung
pemberdayaan petani
jamu, perlu kerjasama yang
erat antara Kemenkes,
Dinas Pertanian dan Dinas
Pariwisata. Kemenkes fokus
pada konten saintiikasi jamu
dan menyediakan wisata
ilmiah. Dinas Pertanian
bertugas membina petani,
sehingga produknya
sesuai dengan persyaratan
yang telah ditertentukan.
Sementara Dinas Pariwisata
bertanggung jawab
mengembangkan pariwisata
khusus tanaman jamu.
Bila hal ini terwujud, maka
Karanganyar sehat dan
sejahtera akan segera jadi
nyata.•(pra)
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 59
DARI DAERAH
Kiat Kader Toga
“Menyehatkan Warga”
T
uti (47) kader
tanaman
obat keluarga
(Toga), datang
tergopoh-gopoh
menyambut kehadiran tamu
yang sudah dikenal, yakni
dr. Cucuk Heru Kusumo
Kadinkes Karanganyar dan
rombongan Mediakom.
“Monggo lenggah rumiyen,
kulo nembe sakeng kebon
jahe teng wingking”, dalam
bahasa jawa halus ala
Karanganganyar. Tuti
mempersilahkan tamunya
duduk, menunggu sebentar
untuk berganti baju. Maklum,
Dia baru saja datang dari
kebun jahe dengan seragam
pakaian ladang yang kotor.
Tuti dikenal kader toga
dari Ngunut, Kecamatan
Jumantono, Karanganyar.
Dialah penggerak
masyarakat untuk menanam
toga dan sayur-sayuran di
pekarang rumah atau kebun
milik masyarakat. Tidak
boleh ada kebun dan ladang
nganggur tidak produktif.
Untuk menggerakan
masyarakat, Tuti harus
memberi contoh dan
merasakan terlebih dahulu
betapa enaknya punya kebon
penuh tanaman.
“Saya melengkapi
pekarangan dengan berbagai
tanaman obat dan sayuran
, seperti sereh, jahe, laos,
dewa, terong, lobak, sawi,
cabe, kacang panjang dan
bayam. Dengan tanaman
toga dan sayuran seperti ini
keluarga tidak perlu membeli.
Kalau beli, hanya garam,
bawang merah dan bawang
60 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
putih”, ujar Tuti.
Menurut kader toga ini,
seluruh penduduk yang terdiri
dari 4 desa, 9 dukuh, 1000
kk dan 4000 jiwa, sejak tahun
2009 telah memulai gerakan.
Sehingga Dia berharap tahun
2016 menjadi kampung
wisata herbal. Masyarakat
dapat menikmati warung
herbal yang menyajikan
minuman jamu tradisional
herbal. Selain itu, berencana
mengembangkan salon
herbal.
“Sejak menanam
toga dan sayuran, cukup
lumayan. Misalnya sehari
belanja sayuran Rp 50 ribu,
dengan menanam sayuran
sendiri, dapat menghemat
Rp 40 ribu/hari. Sebulan
bisa menghemat Rp 1,5
juta. Apalagi kalau sedang
panen jahe dengan
harga yang bagus,
Tuti. Berharap
cukup lumayan
tahun 2016
penghasilannya”,
menjadi
ujar kader toga
kampung
wisata herbal.
yang merangkap
kader posnyadu ini.
Untuk
menggerakkan
masyarakat, Tuti
menginisiasi
dengan pertemuan
rutin PKK setiap
tanggal 5 tingkat
bayan, tanggal 19
tingkat kelurahan
kemudian ada
pertemuan tingkat
RT. Menggerakan
harus bersama
aparat desa yang
lain. “Yang penting kegiatan
positif, masyarakat itu mudah
digerakkan. Seperti pelatihan
membuat jamu instan, cukup
seduh langsung minum
saja”, ujar petani kacang itu.
Menurut Kadinkes,
sekalipun belum ada
penelitian, kampung Ngunut
yang telah membudaya
minum jamu gendong
maupun instan yang diproduk
sendiri, tampaknya lebih
sehat dan bugar. Sebab
dari hasil saintiikasi jamu
yang dilakukan Balai
Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisonal
Tawangmangu, Simplisia
dapat menyebuhkan penyakit
juga menambah daya tahan
tubuh.
Bagi Tuti, dengan
berkembangnya gerakan
menanam toga dan
sayuran jelas menambah
sehat secara jasmani dan
penghasilan keluarga.
Warga bersemangat
untuk bekerja, mulai dari
menanam, memproduksi
dan menjajakan ke pasar.
“Memotivasi warga untuk
berlomba menanam
dengan berbagai varietas
tanaman obat dan sayuran.
Ketika bertemu ditempat
perkumpulan seperti arisan,
warga ramai dan gembira.
Apalagi arisan telor,
masing-masing membawa
telor dari hasil ternak
keluarga mereka”, kata Tuti
bangga.•(pra)
Bidan Sri Mulyani
Peduli
Regenerasi
Kader
S
ri Mulyani, bidan
Desa Dawung
Kecamatan
Matesih,
Kabupaten
Karanganyar selalu siap
sedia mendampingi para
kader membina masyarakat,
baik ketika di posnyandu,
PKK dan rumah warga. Untuk
menjamin keberlangsungan
pemberdayaan masyarakat
terhadap kegiatan kesehatan,
bidan Sri telah menyiapkan
kader generi penerus untuk
menggantikan kader senior
yang sudah mengabdi lebih
28 tahun seperti Sri Dwiyanti
kader posnyandu Nirmala
Dusun Manyar.
Para kader muda ini
tergabung dalam Karang
Taruna Harapan, Dusun
Talesan. Sekalipun mereka
anak muda, tapi fokus
kegiatannya justru pada
pelayanan lansia. Mereka
melakukan pemeriksaan
tensi darah, gula darah,
kolesterol, pemberian
vitamin dan senam lansia.
Hal ini dilakukan oleh Karang
Taruna karena mendapat
arahan bidan Sri agar
berbakti kepada orang tua.
Menurut Ketua Karang
Taruna Titon, atas arahan
bidan Sri, kami Karang
Taruna Harapan berusaha
mengabdikan diri untuk
berbakti kepada orang tua
dengan cara membantu
memberi layanan kesehatan
kepada lansia. Mereka
menyediakan mankanan
tambahan untuk lansia,
seperti bubur dan kacang
hijau. Sedang pendanaanya
diambil dari kas karang taruna
dan sebagian dari kas RW.
“Kecintaan kami kepada
lansia karena kami semua
ini berasal dari orang tua.
Kencintaan ini murni atas
keinginan sendiri. Apabila
dari pihak pemerintah dan
pihak terkait peduli terhadap
karang taruna memberi
pelatihan yang benar-benar
kader, pasti kecintaan ini
akan bertambah tinggi”, ujar
Titon.
Menurut Titon, sarana-
prasarana memang perlu
dilengkapi. Sebab sekarang
ini alat tensi meter sudah
tua, kalau untuk ngukur
tensi lansia malah naik. “
Ini satu-satunya harta kami
yang sudah berumur 3
tahun kenang-kenangan dari
Mahasiswa Akper sewaktu
KKN. Kalau digunakan
sudah Suloyo dalam bahasa
jawa ( tidak akurat)”, ujar
Titon sambil tertawa terbahabahak.•(pra)
Titon (duduk tengah). Karang Taruna
Harapan berusaha mengabdikan diri untuk
berbakti kepada orang tua dengan cara
membantu memberi layanan kesehatan
kepada lansia.
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 61
DARI DAERAH
Pengepul
Tanaman Obat
dari Ngunut
S
uparjo (59)
sebagai
pengepul
tanaman obat
sukses. Selain
sebagai sumber penghasilan
keluarga, juga membantu
menyalurkan hasil tanaman
obat warga dengan cara
membeli dan menjual ke
tempat lain. Mengawali
sebagai pengepul bermodal
Rp 5 juta, kini sudah
beromset kurang lebih
Rp 50 juta. Dengan bekal
pengalaman sebagai mantan
karyawan jamu air mancur,
Parjo dapat dengan mudah
memulai usahanya sebagai
pengepul tanaman obat
warga.
Parjo tidak hanya
membeli hasil tani tanaman
obat, tapi dia juga memberi
penyuluhan kepada warga
tentang tata cara menanam
obat yang benar. Termasuk
mendampingi petani dalam
produksi pasca panen.
Tanaman obat yang
terkumpul, kemudian dijual
ke pabrik jamu air mancur,
Balai Besar Penelitian
Tanaman Obat dan Obat
Tradisional Tawangmangu,
pengusaha toga nusantara
di Bekasi, Jawa Barat, Solo
dan Jakarta.
Parjo, warga asli
kapung Ngunut, Kecamatan
Jumantono, Kabupaten
Karanganyar ini memulai
usaha sebagai pengepul
sejak tahun 2004. Tanaman
obat yang paling banyak
dibeli berjenis kunyit, daun
dewa dan jahe.
Ketika ditanya apa yang
melatar belakangi menjadi
pengepul ? “Saya ini juga
petani yang merasakan
kesulitan menjual hasil
tanaman obat masyarakat.
Petani itu kesulitan
62 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
membuang hasil panenya.
Nah, untuk membantu
masyarakat menjual tanaman
obat, akhirnya saya mencoba
untuk menjadi pengepul”, ujar
Parjo rendah hati.
Parjo mengakui, semua
warga Ngunut menanam
tanaman obat dan obat
tradisional dengan luas
lahan kurang lebih 200
ha. Masyarakat umumnya
menanam jahe dan kunyit
dan menjual dalam bentuk
simplisia. Mengapa jahe dan
kunyit ? karena kedua jenis
tanaman tersebut sangat
dibutuhkan dan mudah
menjualnya.
Menurut Kadinkes
Karanganyar dr.Cucuk,
untuk mendukung program
tanaman obat masyarakat,
pemerintah berencana
memberi izin industri rumah
tangga kepada masyarakat
yang memproduksi makanan
atau minuman berbahan
baku tanaman obat.
Menurut Kadinkes, bila
masyarakat khususnya
rumah tangga sudah
memiliki izin industri rumah
tangga untuk produksi
makanan berbahan baku
tanaman obat, maka secara
hukum masyarakat sudah
terlindungi, baik produksen
maupun konsumennya.
Sebab, mereka akan
mendapat pembinaan
dari dinas terkait secara
berkesinambungan.
“Kedepan saya berharap
mempunyai jaringan
yang lebih luas, baik dari
sisi pengumpulan bahan
tanaman obat dan juga
distribusinya. Dengan
demikian, saya menjadi lebih
banyak manfaatnya untuk
menyehatkan masyarakat
secara jasmani maupun
ekonomi”, harap Parjo.•(pra)
Sri Dwiyanti,
Srikandi tanpa gaji
S
ri Dwiyanti,
sering dipanggil
Cici, sebagai
kader PKK
sejak lulus SLA
tahun 1976. Ia meniti karir
sebagai kader posyandu
Nirmala, Dusun Manyar,
Desa Dawung, Kecamatan
Matesih, Karanganyar
hingga mengantarkan
sebagai ketua Posyandu,
sekaligus Kepala Dusun
Manyar. Tanpa beban
dan lelah, Dia melakukan
kegiatan sosial untuk
warganya. Mulai dari Bina
Keluarga Balita, Bina
Keluarga Remaja, Bina
Keluarga Lansia dan seabrek
kegiatan kemasyarakatan
tanpa bayar dijalani dengan
ikhlas.
Kini, setelah 28 tahun
mengabdi di posyandu
Sri Dwiyanti (ketiga dari kanan).
Pengabdian saya kepada
masyarakat sudah panggilan
hati.
melayani masyarakat,
telah banyak prestasi yang
diperoleh. Dengan caranya
sendiri Sri memetakan
semua program dalam
bentuk visualisasi diagram
gambar menggunakan
bahan lokal, seperti kertas,
cat warna dan papan tulis
besar sebagai tempat
visualisasi program imunisasi
dan program lainnya.
Khusus program
imunisasi, Cici mampu
menjelaskan visualisasi
tahapan imunisasi dasar
yang lengkap setelah 9 bulan,
mulai dari bayi lahir mendapat
imunisiasi BCG, Folio, DPT
dan Campak. Berikutnya kartu
tersebut dimasukan dalam
kantong untuk memonitor
perkembangan imunisasi
anak secara sederhana dan
mudah.
Visualisasi juga di buat
untuk program penimbangan
balita. Bagi balita yang
tidak hadir melakukan
penimbangan maka Cici
akan mengunjungi rumah
balita tersebut pada hari
berikutnya. “Saya akan
mengunjungi balita yang
tidak hadir pada hari
penimbangan dengan
membawa timbangan untuk
menimbang balita dan
mencatatnya”, ujar Cici.
Menurut Cici, selain
melayani kesehatan
masyarakat, posnyandu
yang Dia pimpin juga
mengembangkan koperasi.
Dia menceritakan, kalau
koperasinya berawal
dari sumbangan garam
beryodium. Garam tersebut
diberikan gratis kepada
warga selama 3 bulan dan
berikutnya masyarakat
membeli sendiri.
“Setelah proses jual-beli
yodium kepada masyarakat,
ternyata mendapat banyak
dana yang terkumpul.
Kemudian muncul inisiatif
untuk menggunakan dana
tersebut untuk membeli
kenang-kenangan kepada
balita yang sudah berumur
5 tahun, karena telah lulus
dengan imunisasi 100%”,
ujar Cici.
Dengan kreatiitas dan
kemandirian mengelola
posnyandu, mengantarkan
banyak kunjungan dari
pihak luar untuk belajar
mengelola posnyandu
yang baik. Bahkan banyak
dikunjungi dari daerah lain
untuk belajar. “Banyaknya
pengunjung dari banyak
pihak mendorong saya dan
teman-teman kader untuk
meningkatkan kreatiitas
pengelolaan posnyandu”,
ujar ketua Dusun
Mengapa Sri terpanggil
untuk mengabdi tanpa gaji,
bahkan sudah lebih 28 tahun
? “ Pengabdian saya kepada
masyarakat sudah panggilan
hati. Bekerja 24 jam untuk
masyarakat. Semua itu saya
jalani dengan senang hati.
Sebab pengabdian seperti
ini sudah turun-temurun
dicontohkan para orang tua.
Ayah saya sebelumnya juga
kepala Dusun. Jadi kegiatan
pengabdian seperti ini sudah
menyatu dalam hidupku”,
ujar Dwi.
Apalagi kantor posyandu
Nirmala merupakan separoh
dari rumah Sri Dwiyanti
yang telah bertahun-tahun
menyatu dengan kehidupan
rumah keluarga. Jadi,
mengelola posyandu sudah
seperti mengurus rumah
tangga sendiri. Ketika
ditanya tentang ilosoi nama
Nirmala, Sri menjelaskan:
Nir itu kalis, artinya hilang.
Mala itu penyakit. Jadi,
masyarakat yang datang ke
posyandu harapanya akan
hilang penyakitnya.• (pra)
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 63
DARI DAERAH
Sutarmi, Spd
Ketua PKK Jatiroyo
Dulu
Sampah,
Sekarang
Berkah
Oleh: Eko Budiharjo & Prawito
S
utarmi, guru
TK kampung
yang peduli
lingkungan
sehat. Ia
terpanggil membangun tanah
kelahirannya. Segudang
kegiatan Dia lakukan
bersama masyarakat,
seperti pengadaan air
bersih, pengadaan jamban,
pengolahan sampah dan
kebersihan lingkungan. Jerih
payah ini mengantarkan
juara 1 lomba Lingkungan
Bersih Sehat (LBS) tingkat
provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2014.
Sutarmi, kader PKK
Desa Jatiroyo, Jatipuro,
Karanganyar, Jawa Tengah
ini mengawali kegiatannya
sejak tahun 2011 dengan
mengajak masyarakat
Jatiroyo dan memberikan
sosialisasi. Tahun 2011
tingkat capaian baru 10%,
pada tahun 2012 tercapai
50% dan tahun 2014 sudah
mencapai 90%. Ketercapain
itu berdasarkan penilaian
terhadap 8 indikator yakni:
Kandang ternak
penempatannya tidak dekat
dengan rumah tempat tinggal
Pengadaan air bersih
Pengadaan jamban, agar
tidak BAB sembarangan.
SPAL (Saluran
Pembuangan Air Limbah).
Ventilasi rumah, agar
udara masuk terhindar dari
gas beracun dan lainnya
yang dapat mengurangi
kadar Oksigen.
Kamar mandi bersih
dari jentik nyamuk, karena
dikuras seminggu 3 kali
64 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Pengolahan sampah
hasil rumah tangga
Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)
Menurut Sutarmi, hingga
tahun 2014 masyarakat
Jatiroyo sudah menyadari
akan pentingnya kebersihan
individu dan lingkungannya,
serta mau malakukan 8
indikator. “Butuh proses yang
lama untuk memperjuangkan
masyarakat Jatiroyo agar
memiliki prilaku hidup bersih
dan sehat”, ujarnya bangga.
Menurut guru Tk ini,
sebagai tempat transaksi
jual-beli sampah, dibentuk
Bank sampah. Sampah
organik menjadi kompos dan
sampah non organik menjadi
barang seni kerajinan,
seperti tropi piala, bunga
dan hiasan. Hasil karya seni
dijual menjadi tambahan
penghasilan.
“Setiap warga
menyerahkan sampah
non organik, kemudian
dicatat oleh pengurus
dan menjualnya kepada
pemulung dan pengrajin.
Uang dari hasil sampah
masuk tabungan warga
dan dapat diambil setelah
setahun. Nilai tabungan
mereka antara Rp 100.000,s/d Rp 200.000. Ternyata
Bank sampah dapat
merubah prilaku masyarakat
untuk menjaga kebersihan
dan tidak membuang
sampah sembarangan. Dulu
sampah sekarang berkah.”,
ujar Sutarmi.
Secara cekatan Sutarmi
juga dapat menggerakkan
masyarakat untuk
membenahi kandang ternak
agar terpisah dengan rumah.
Ada saja masyarakat yang
sulit menerima sarannya.
“Saya harus sabar
ngobrol kesana kemari baru
menjurus pada obrolan
memisahkan kandang sapi
dengan rumah. Terkadang
harus menyampaikan
bukti, sifulan sakit karena
pengaruh kandang sapi
yang menyatu dengan
rumah. Satu persatu,
akhirnya kadang ternak
warga terpisah dari rumah
atau membangun kandang
komunal selama 4 tahun
bergerilya bersama warga”,
ujar Sutarmi.
Retno Susilowati,
sebagai Kades Jatiroyo
merasa terbantu dengan
bergeraknya kader. Mulai
dari pembuangan air limbah
rumah tangga sembarangan,
kemudian mengajak
masyarakat membuat SPAL
(saluran penampungan air
limbah). SPAL tersebut juga
bermanfaat sebagai resapan
air, tidak mengikis tanah dan
lingkungan menjadi bersih
dan rapi.
Sebagai Kades
wanita, Retno mampu
menggerakkan 70 kader
PKK, pada sepuluh dusun,
untuk memasang ventilasi
rumah warga agar menjadi
sehat. Bahkan ada beberapa
rumah yang semula tidak
ada ventilasi, kemudian
merenovasi bersama tim
penggerak PKK.
Sutarmi bersama tim
mempuyai jadwal gerakkan
menguras kamar mandi.
Mereka terjun langsung dari
rumah ke rumah warga.
Minimal 7 hari sekali.
Gerakan ini mereka beri
nama tilik tonggo ( besuk
tetangga).
“Saat tilik tonggo,
saya juga menyampaikan
agar buang air besar
(BAB) ditempat yang telah
“Butuh proses
yang lama untuk
memperjuangkan
masyarakat Jatiroyo
agar memiliki prilaku
hidup bersih dan
sehat”
Sutarmi
disediakan atau jamban,
tidak boleh BAB diselokan,
sekalipun disawah, kolam
dan ladang belakang rumah.
Setelah arisan jamban,
warga sebagian besar telah
menggunakan jamban.
Demikian juga dengan
cuci tangan pakai sabun.
Sekarang sebagian besar
sudah mempunyai pancuran
cuci tangan didepan
rumahnya”, ujar Sutarmi.
Untuk memastikan 8
indikator tercapai, Sutarmi
memantau dengan kartu
PHBS dan memberi tanda
pada setiap rumah warga.
Sebagai contoh, rumah yang
sudah memenuhi 8 indikator
akan diberikan tanda segi
tiga warna biru, sedang
warna kuning berarti belum
memenuhi 8 indikator.
“Saya senang beraktiitas
sosial, tanpa memikirkan
penghasilan. Sebab bekerja
tampa pamrih dan ihklas
akan mendatangkan
kemudahan hidup dalam
bidang yang lain”, ujar
Sutarmi menjelaskan
falsafah hidupnya.
Kini, Sutarmi bersama
tim sedang mempersiapkan
lomba LBS tingkat nasional
dengan mengajak seluruh
warga melakukan PBHS.
“Penerimaan masyarakat
untuk ber-PHBS merupakan
kebahagiaan dan
kebanggaan tersendiri
yang tak ternilai harganya”,
ujarnya bangga.§
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 65
LENTERA
Sekali Bohong,
Sulit Dipercaya
Oleh : Prawito
THEUNBOUNDEDSPIRIT.COM
S
uatu pagi di hari
Kamis, 1 Januari
2015 menjadi
awal tahun yang
kelabu. Cuaca
mendung dan gerimis sejak
malam tahun baru. Sekalipun
demikian tak menyurutkan
masyarakat merayakan
malam pergantian tahun itu.
Sejak sore menjelang malam,
jalan-jalan Jabodetabek
sudah merayap merasakan
oroma kemacetan. Selain itu,
bunyi terompet dan petasan
sudah mulai terdengar
dimana-mana. Penjual
terompet dan petasan sejak
minus dua hari sebelum
malam tahun baru sudah
berseliweran di lingkungan
kampung, perumahan,
pasar tradisional dan
tempat-tempat keramaian
menjajakan dagangannya.
Pukul 06.00 pagi,
Rendy (23) tahun, remaja
tanggung ini tampak bingung,
wajahnya muram dan
berkali-kali menatap telepon
genggamnya, kemudian
menatap lingkungan sekitar
dengan tatapan kosong.
Dari kejauhan ia seperti
menunggu seseorang
yang tak kunjung datang.
Berkali-kali duduk lalu
bangkit kembali di teras
tukang cukur di pinggir jalan
wilayah bekasi. Kebetulan
pagi itu belum buka, maklum
semalam sebagian besar
masyarakat tidur larut malam
menikmati pergantian tahun.
Tak tahan melihat
kegelisahan remaja tanggung
itu, saya yang sedang
memperbaiki genteng yang
bocor, turun dari genteng,
mendekat dan menyapanya.
“ Sedang menunggu ya... ,
sudah 2 jam disini terlihat
gelisah?.Betul pak jawabnya
pelan. Siapa yang ditunggu?,
Hendri jawabnya singkat.
Siapa Hendri itu, tanyaku
lagi, teman kerjaku di
Cibitung. Lho rumah adik
dimana dan teman yang
ditunggu rumahnya dimana?
Saya tinggal di Tanjung
Periok dan teman saya
tinggalnya di Blok EE 2 PUP,
namanya Hendri, jawabnya.
Hendri? Saya tak mengenal
nama Hendri di lingkungan
blok EE. Tapi kalau adik
tahu alamatnya datangi
saja rumahnya daripada
menunggu disini berlamalama, jawabku. Ia terdiam
dan tampak bingung.
Karena keinginan untuk
membantu, saya panggil
ketua RT Blok EE 2,
kebetulan sedang melintas.
Pak RT, ini mas Rendy
sedang mencari temannya
di Blok EE 2 namanya
Hendri. Apa ada warga
bernama itu, Pak? Pak
66 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
RT dan Rendy bertatapan
mata. Rendy menunduk,
setelah pak RT berkata
“Lho...Rendy ini tetangga
saya”. Kalau begitu Anda
bohongi saya dong ? Sorry
pak...! jawab Rendy pelan,
tanpa rasa penyesalan.
Kemudian pak RT berbisik,
Rendy ini anak yang susah
dipercaya, semalam ia
tidak dibukakan pintu oleh
pamannya. Kebetulan Dia
ikut pamannya. Dia belum
masuk rumah. Jadi keluyuran
kemana-mana.
Kisah di atas, tentu
akan mengundang
banyak tanggapan. Satu
pihak ingin membantu
yang bersangkutan atas
masalah yang diungkapkan,
tapi Rendy justru malah
berbohong. Apakah setelah
berhasil membohongi orang
lain yang ingin membantunya
dengan tulus kemudian
berkata:Rasakan...! Sudah
kubohongi kamu! Wallahu
a’lam.
Peristiwa ini memberi
pelajaran berharga
tentang jujur, kepercayaan,
kemudahan dan ketenangan.
Jujur, harus tetap ditegakkan
sekalipun sulit. Sulit karena
punya dampak tidak
menyenangkan terhadap diri
dan orang lain. Tapi, kalau
kesulitan ini dapat dilalui
dengan baik, pasti akan
mendatangkan kemudahan
kemudian hari atau
bahkan saat itu juga. Tapi,
sebaliknya, bila jujur ini tidak
dapat tegak pada seseorang,
pasti akan mendatangkan
kesulitan-kesulitan
berikutnya. Ini contohnya.
Rendy, ternyata sudah
biasa bohong. Tak peduli
tetangga atau saudaranya
sendiri. Kini, pamannya
sudah tak percaya lagi,
akibat kebohongannya.
Sekalipun malam itu tidak
bohong, pamannya sudah
terlanjur tidak percaya,
akibatnya yang bersangkutan
tidak dibukakan pintu untuk
masuk rumah. Saya, sebagai
tetanggapun jadi korban
kebohongan. Padahal
kebohongan itu tidak
bermanfaat apapun untuk
dirinya, justru menambah
kerugian. Minimal ia
menjadi dikenal sebagai
pembohong oleh lingkungan.
Seandainya ia jujur berkata
“saya tidak dapat masuk
rumah karena kunci di bawa
paman”. Jawaban ini akan
menyebabkan maklum
orang yang bertanya.
Orang tersebut tidak akan
mengenalnya sebagai
pembohong.
Ketika seseorang
pernah dibohongi, sulit
untuk percaya pada waktu
berikutnya, sekalipun orang
tersebut bicara sejujurjujurnya. Berikut sepenggal
cerita Triwati atau Mama
Adi, ketika tetangganya
bernama Mama Pani, begitu
orang sering memanggilnya,
ingin meminjam uang Rp
5.000.000,- kepada Mama
Adi untuk membayar SPP
sekolah anaknya bernama
Dian yang masih duduk di
bangku SMA dan adiknya
bernama Pani yang masih
duduk di bangku SMP.
Keduanya tidak akan dapat
mengikuti ujian tengah
semester tahun 2014 bila
tidak melunasi SPPnya. Saat
itu Mama Adi memberikan
pinjaman Rp 5.000.000,-.
“Saya tidak tega
atas permintaan itu dan
memberikan pinjaman Rp
5.000.000,- itu kepada Mama
Pani. Padahal uang itu hasil
arisan RT di lingkunganya
yang akan digunakan untuk
memperbaiki rumah yang
bocor, apalagi sedang musim
penghujan begini. Tapi, bayar
SPP masih lebih penting
dari pada rumah bocor. Toh
rumah bocor airnya masih
dapat ditampung pakai
ember. Mama Pani akan
membayar hutangnya tiga
bulan berikutnya setelah
mendapat arisan RT.”, begitu
cerita Mama Adi suatu saat.
Dua bulan berikutnya,
setelah suasana tenang
Mama Pani tanpa sengaja
terucap bercerita kepada
ibu-ibu RT yang sedang
berkumpul, diantaranya
ada Triwati “Terima kasih
Mama Adi, panggilan Triwati,
kemarin telah meminjamkan
uang arisannya, sehingga
saya dapat beli sofa, terima
kasih ya...” kata Mama Pani.
Triwati tentu kecewa
setelah mendengar cerita itu.
Sudah berusaha mengalah
tidak menggunakan uang
arisan untuk memperbaiki
genteng bocor, agar anak
Mama Pani dapat membayar
uang SPP dan ikut ujian
semester, ternyata uang
arisan hanya untuk membeli
sofa. “ Ya..sudahlah, apa
boleh buat, ibarat nasi sudah
menjadi bubur”, keluh Triwati.
Setelah Dian lulus SMA
dan bekerja membutuhkan
kendaraan roda dua. Selama
ini ayahnya mengalah
menggunakan angkutan
umum, karena motornya
digunakan Dian untuk
keperluan transportasi saat
bekerja. Ada keinginan
membeli satu kendaraan
roda dua, agar operasional
bekerja lebih mudah. Solusi
yang pilih adalah pinjam
tetangga, sebab kalau pinjam
bank harus bayar bunga,
berat. Syarat pinjamnya juga
susah. Setelah menyeleksi
seluruh tetangga, Triwati
menjadi
pilihan utama.
Orangnya baik,
kalem, tidak
seperti ember bocor
dan mudah membantu
orang lain yang kesulitan.
“Mama Adi, Dian sudah
bekerja. Selama ini pakai
motor ayahnya, sehingga
ayahnya sering nginap di
kator, jarang pulang karena
susah kendaraan. Saya mau
pinjam lagi Rp 5.000.000,untuk beli motor, selanjutnya
Dian akan mencicil Rp
500.000/ bulan daripada gaji
Dian tiap bulan habis ngak
ada bekasnya”, kata Mama
Pani kepada Triwati.
Mendengar cerita itu,
Triwati hanya diam. Setelah
ceritanya selesai, Triwati
kemudian berkata; beli motor
itu bagus, karena transpotasi
menjadi lebih mudah, tapi
saya tidak dapat memenuhi
permintaan pinjaman itu.
Mendengar jawaban Triwati,
kemudian Mama Pani
berkata, bukankah bulan ini
Mama Adi dapat arisan Rp
5 juta?. Betul, tapi sudah
ada keperluan lain, jawab
Mama Adi. Seandainya
tidak bohong sebelumnya,
mungkin masih ada upaya
untuk membantu.
Rendy, Mama Pani dan
entah siapa lagi yang sejenis,
contoh nyata pilihan
hidup yang buruk
dengan berbohong.
Akibatnya, Dia
tidak dipercaya
orang yang
pernah
dibohongi.
Bukan
hanya
orang yang
dibohongi
yang tidak
percaya.
Orang
yang
jujur, minimal kepada diri
sendiri. Atau Anda masih
ingin mencoba berkata
bohong...? Hanya Anda yang
bisa menjawabnya...•
mendengar
cerita itu
pun juga
tidak percaya,
minimal
meragukan
integritasnya.
Akibat bohong,
hidup jadi susah.
Tak dipercaya orang,
apalagi pinjam uang.
Untuk itu, marilah berbuat
FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 67
RESENSI BUKU
PERGESERAN pola penyakit yang
di kenal dengan transisi epidemiologi
menjadikan penyakit tidak menular
sebagai penyebab terbesar kwematian
melebihi penyakit menular.
Kanker merupakan salah satu
penyakit idak menular yang juga
mempunyai kecenderungan semakin
meningkat dan hal ini dianggap masalah
baru bagi kesehatan masyarakat.
Pengendalian penyakit kanker di
Indonesia telah dilaksanakan baik
oleh pemerintah maupun LSM, namun
koordinasi belum berjalan dengan baik
, karena belum adanya keseragaman
dalam visi , misi , kebijakan, strategi dan
program kerja yang di jalankan secara
sinergi dan berkesinambungan.
Buku ini di harapkan menjadi acuan
bagi pelaksanaan upaya pengendalian
penyakit kanker di Indonesia oleh
pemerintah, para professional maupun
lembaga non pemerintah dalam dan luar
negeri.•
614.599 9
Indonesia. Departemen
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
ANGKA penderita kanker pada
anak semakin meningkat, sementara
dalam praktek sehari hari petugas
kesehatan banyak mendapatkan
kendala dalam melakukan diagnosis
dan penatalaksanaannya. Masyarakat
yang mendapat layanan kesehatan
menaruh harapan yang besar akan
terselenggaranya pelayanan yang
bermutu, namun penderita kanker anak
datang dalam keadaan stadium lanjut.
Sementara bila di temukan dalam
keadaan stadium dini diharapkan dapat
di sembuhkan.
Program pengendalian kanker
anak sangat memerlukan dukungan
dari petugas kesehatan mulai dari
pelayanan primer hingga ketingkat yang
lebih tinggi, hal ini tentu membutuhkan
pemahaman lebih baik dalam diagnosis
dan penatalaksanaannya. Buku ini
berisi pedoman tentang pelayanan
tersebut diatas.•
614.599 9
Indonesia. Departemen
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
68 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015
Pedoman
Nasional
Pengendalian
Penyakit
Kanker
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI,
2013
vi,144 hlm. ; 30 x 21 cm. + Lampiran
CANCER
Pedoman
Penemuan Dini
Kanker pada
Anak.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI,
2013
vi,144 hlm. ; 30 x 21 cm. + Lampiran
CANCER
Download