Etalase SUSUNAN REDAKSI MEDIAKOM Penanggung Jawab: drg. Murti Utami, MPH Pemimpin Redaksi: drg.Rarit Gempari, MARS Sekretaris Redaksi: Sri Wahyuni, S.Sos,MM Redaktur/Penulis: Zahrotiah, S.Sos, M. Kes, Busroni S.IP, Prawito, SKM, MM Resty Kiantini, SKM, M.Kes, Giri Inayah,S.Sos,MKM, Anjari Umarjianto,S.Kom, Awallokita Mayangsari,SKM, Waspodo Purwanto, Hambali, Eko Budiharjo, Juni Widiyastuti, SKM, Desain Grais & FotoGrafer: drg. Anitasari, S,M, Wayang Mas Jendra,S,Sn, Sekretariat: Endang Retnowaty, Iriyadi, Zahrudin Alamat Redaksi: Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Kesehatan RI, Ruang 109, Jl. Hr Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta, 12950 Telp: 021-5201590, 52907416-9 Fax: 021-5223002,52960661 Call Center: 021-500567 Email: [email protected] “BELAJAR DARI ATUN ATASI KANKER” drg. Murti Utami, MPH tun, survivor kanker nasofaring 2010. Dia merasakan gejala awal kanker berupa telinga berdengung. Kemudian pergi ke dokter THT, dokter memberi obat, sembuh. Tapi telinga berdengung lagi, kemudian minum obat warung dan sembuh. Aneh, berikutnya, kepala pusing dan hidung mimisan berulang. Atun bingung, langsung memeriksakan diri ke rumah sakit. Ia mendapat pemeriksaan endoskopi, kemudian merekomendasikan pemeriksaan biopsi. “Saya bertanya, apa biopsi itu dok? Pemeriksaan untuk mengetahui adanya kemungkinan penyakit kanker. Ternyata hasil pemeriksaan benar kanker, bahkan stadium tiga. Ia diharuskan menjalani kemo dan radiasi. Opini masyarakat kalau kemo dan radiasi, bayar mahal, ujungnya mati juga”, kata Atun. Atun melihat iklan TV spesial kanker yang menjelaskan pengobatan kanker tanpa kemo dan radiasi. Dia mendatangi tempat itu untuk berobat. Setelah minum obat, bukan hanya mimisan, tapi ngocor seperti kran, bahkan hapir setengah gelas darah keluar dari hidung, akhirnya berobat lagi ke dokter. Atun menemui dokter, setelah melakukan pemeriksaan, dokter berkata “hebat kamu”. Apa hebatnya dok? Stadiumnya naik, jawab dokter. “Mendengar jawaban itu, saya kaget luar biasa. Saya pasrah kepada dokter. Mengikuti apa yang diperintahkan. Saya menjalani kemo 7 kali dan radiasi 35 kali. Kini, saya bersyukur, Allah masih memberi umur panjang hingga hari ini. Berarti sudah 5 tahun”, ujar Atun bahagia. Bagaimana agar tidak tersesat menjalani pengobatan kanker? Ini resepnya: pertama, cari informasi tentang kanker yang benar dan tepat, yakni informasi dari dokter yang berkompeten atau Kementerian Kesehatan. Kedua, berobat pada tempat yang tepat, yakni dokter spesialis kanker atau rumah sakit yang berkompeten menangani. Insya Allah hasilnya akan lebih baik. Jadi kanker itu bukan akhir segalanya, apalagi ada JKN. Gratis..! Nah, untuk mengetahui seluk beluk, jenis dan tata cara mencegah kanker dari para ahli dapat pembaca simak pada rubrik media utama. Selajutnya, mediakom juga mengangkat berbagai artikel ringan, penting dan menarik untuk menambah wawasan kesehatan, kami sajikan pada rubrik Info Sehat, Kolom dan Lentera. Selamat menikmati.• Redaksi A FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 1 Daftar Isi INFO SEHAT 4-7 PERISTIWA 30-37 - - Batasi Konsumsi Garam & Gula! 12 Makanan Anti Kanker - - MEDIA UTAMA 10-29 - - Gizi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Indonesia BPOM: Caramel Apple tidak Diimpor ke Indonesia Aplikasi Cek Gizi Jajanan Sekolah Diluncurkan Bpjs Kesehatan Bidik Tiga Capaian di 2015 Baik, Bersih dan Melayani Bugar Dengan Jamu Kusta Bisa Sembuh! KOLOM 44-45 - Kanker, Pembunuh Papan Atas Sulit Pastikan Jumlah Penderita Kanker Usia Rentan Kanker Deteksi Dini Cegah Kanker Serviks Paliatif untuk Awal Kehidupan Baru Penderita Kanker di Indonesia Meningkat Mitos Kanker Setahun BPJS Perpustakaan Terpadu Poltekkes Menuju E-Library UNTUK RAKYAT 46-51 - REFORMASI BIROKRASI 38-39 - Pelayan Baik Nan Sejahtera TEROBOSAN 40-43 - Kesehatan Ibu, Kunci Utama Kualitas Bangsa 2 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Waspada Listeria....! Seluk Beluk Listeria Upaya Pemerintah Tanggulangi Listeria Monocytogenes SURAT PEMBACA Hasil Pengumuman Tes CPNS Kemkes ? Mohon informasi hasil pengumunan TEST CPNS yang sudah melakukan Tes Kemampuan Bidang (TKB) kapan pengumumannya dan melalui media apa pengumumannya?, Sekian terima kasih. [email protected] Jawab: Terima kasih Saudara Aprilia Budi atas pertanyaannya. Untuk mengetahui hasil pengumuman Tes Kemampuan Bidang (TKB) silakan pantau di alamat: https://ecpns.ropeg-kemenkes.or.id. Terima kasih. Redaksi Penggunaan kartu JKN? Hallo selamat siang, saya peserta BPJS wilayah.DKI Jakarta. Ingin bertanya apakah bisa kartu JKN di gunakan di luar DKI seperti di Bandung? Mohon penjelasannya terima kasih. Ahmad Mudakir, 082124468xxx DARI DAERAH 52-65 - Pemberdayaan, Kunci Sukses Karanganyar Sehat Karanganyar Maju dan Sehat Dokter Jamu dari Tasikmadu Pemberdayaan Petani Jamu ala Tawangmangu Kiat Kader Toga “Menyehatkan Warga” - Jawab: Terima kasih Saudara Ahmad Mudakir atas pertanyaannya. Bagi peserta BPJS Kesehatan tetap bisa menggunakan kartu JKN di provinsi lain. Sebab kartu JKN Kesehatan berlaku nasional, peserta cukup datang ke kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk mutasi pindah domisili dan pindah fasilitas kesesehatan TK I sesuai alamat sekarang. Terima kasih. Redaksi Membuat Rekening? - Peduli Regenerasi Kader Pengepul Tanaman Obat dari Ngunut Sri Dwiyanti, Srikandi tanpa gaji Dulu Sampah, Sekarang Berkah LENTERA 66-67 RESENSI 68 3 tidak. Namun untuk kelas 3 harap mendaftarkan diri dengan datang ke kantor BPJS dan jika ingin membuka rekening awal untuk JKN hanya 50.000 di Bank Mandiri/BNI/BRI. Terima kasih, Redaksi JKN Backup Persalinan? Apakah JKN itu bisa sepenuhnya membackup seluruh biaya persalinan, baik normal atau operasi? Terima kasih. [email protected] Terima kasih Saudara telah menghubungi kami, faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dapat membiayai persalinan normal dan persalinan secara operasi caesar akan dijamin bila terindikasi medis, dan dilayani di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS. Bukan permintaan dari pihak keluarga peserta. Terima kasih. Redaksi Nusantara Sehat? Selamat siang. Saya ayu nilam dari Jatim. Ijin menanyakan mengenai NUSANTARA SEHAT, bagaimana caranya menjadi team based dari program tersebut? Mohon bantuannya. Ayu Nilam, 085646532xxx Jawab: Terima kasih Saudara atas pertayaannya. Silahkan mengakses melalui situs: http://nusantarasehat. kemkes.go.id. Lalu mendaftar melalui menu pendaftaran dan petunjuk untuk manual informasi untuk pendaftaran. Terima kasih. Redaksi Yang terhormat petugas kemkes, saya dari wilayah Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan mau tanya, mengapa sekarang peraturannya BPJS sulit. Untuk kelas 3 juga harus buat rekning? Terima kasih. Rohman, 081377748xxx Jawab: Terima kasih Saudara Rohman atas pertanyaannya. Pembuatan rekening bank diwajibkan untuk iuran kelas 1 dan kelas 2, sedangkan kelas FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 3 INFO SEHAT Batasi Konsumsi Garam & Gula! irektur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemkes), Ekowati Rahajeng mengatakan masyarakat perlu diedukasi agar tidak berlebihan mengonsumsi garam dan gula. “Saat ini penyakit degeneratif penyebab 60 persen kematian dan cenderung dialami usia muda,” kata Ekowati pada diskusi edukasi garam dan gula yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu. Penyakit degeneratif seperti jantung, hipertensi, dan diabetes melitus saat ini semakin meningkat dan tidak lagi diderita oleh usia lanjut tapi juga anak-anak karena pola konsumsi yang salah. Sejak usia dini anak sudah mengonsumsi gula dan garam secara berlebihan sehingga memicu penyakitpenyakit tersebut akibat pola hidup dan pola konsumsi yang serba instan. Di Indonesia, makanan dan minuman berkadar gula dan garam tinggi masih banyak dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan data Susenas 2011 konsumsi gula mencapai 1.416 kilogram (kg) per kap per minggu dan konsumsi garam sebesar 311 kg per kap per minggu. D Konsumsi garam berdasarkan standar yang dibutuhkan tubuh dan direkomendasikan Kemkes adalah lima gram atau 2.000 miligram hingga 2.400 miligram atau setara dengan satu sendok teh per hari. Sedangkan konsumsi gula sesuai standar internasional adalah maksimal 50 gram per hari atau setara dengan 3-5 sendok makan. Selain pola konsumsi yang tinggi pada gula dan garam, faktor pemicu penyakit degeneratif adalah kurangnya aktivitas isik dan merokok.• 4 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 MediaKuis 1. Di Indonesia Kanker menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah penyakit Jantung. Apa penyebab penyakit kanker? 2. Salah satu penyebab penyakit kanker adalah perilaku yang kurang sehat diantaranya adalah merokok. Sebutkan jenis penyakit kanker yang disebabkan oleh kebiasaan merokok? 3. Salah satu terapi medis penanganan kanker adalah dengan Radioterapi, selain pembedahan dan kemotrapi. Apa peranan radioterapi dalam penanganan kanker? 4. Dimana saja pasien mendapat layanan Radioterapi? 5. Bagaimana cara mencegah penyakit kanker? 2 orang pemenang dari setiap edisi akan mendapatkan hadiah kamera atau handphone Lenovo A369i. Hadiah kuis akan diumumkan pada edisi November 2015. Hadiah survei pembaca akan diumumkan pada edisi Juni 2015. Semakin banyak mengikuti mediakuis, semakin besar peluang untuk menang. Ayo kirimkan kuis sebanyak-banyaknya. Kuis ini tidak berlaku bagi Keluarga Besar Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI. Kirimkan jawaban kuis dengan mencantumkan biodata lengkap (nama, alamat, kota/ kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi) dan nomor edisi majalah pada pojok kiri atas atau nama edisi majalah pada subjek email. JAWABAN DAPAT DIKIRIM MELALUI : Email : [email protected] (Subject : Mediakuis) Fax : 021 - 52921669 Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes Jl. HR. Rasuna Said Blok X5, Kav. 4-9, Jakarta Selatan FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 5 INFO SEHAT 12 MAKANAN ANTI KANKER Kanker menjadi salah satu penyakit yang mengancam di Indonesia. Hal ini terlihat dari Riset Kesehatan Dasar 2013 dimana prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 per 1000 penduduk dan menduduki posisi ketujuh sebagai penyakit penyebab kematian. Untuk menghindari kanker sebenarnya ada upaya yang bisa Anda lakukan, yaitu membiasakan pola hidup sehat dan menjaga asupan nutrisi yang tepat. Berdasarkan penelitian, ada 12 makanan yang kandungannya bisa membantu mencegah munculnya kanker: enzim tertentu yang dapat menonaktifkan radikal bebas dan karsinogen. Alpukat Kandungan: kaya akan glutathione dan antioksidan yang kuat. Khasiat :melawan radikal bebas dalam tubuh.Para ilmuwan juga percaya alpukat dapat berguna untuk mengobati hepatitis –penyebab kanker hatidan masalah kerusakan hati lainnya. Brokoli, kol & kembang kol Kandungan: kimia indole3-carbinol (I3C) dan phytochemical sulforaphane (di bagian kecambah). Khasiat: memerangi kanker payudara dengan mengubah estrogen pemicu kanker menjadi bersifat protektif, mencegah beberapa tipe kanker seperti kanker usus dan rectal juga bisa dicegah dan menginduksi produksi 6 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Cabai Kandungan: senyawa capsaicin Khasiat:menetralisir sejumlah kanker termasuk mencegah kanker perut. Bawang Putih Kandungan: allyl sulfur Khasiat: mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamine dalam tubuh dan memblokir zat-zat karsinogen yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu bumbu dapur ini juga mengandung zat aktif seperti vitamin A, B, C, kalsium, potassium, besi, karoten dan selenium. Komponen-komponen ini dapat mencegah mutasi gen, menghambat pertumbuhan sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak bahkan merangsang sel kanker untuk membunuh dirinya (apoptosis). Selain itu bawang putih juga berperan sebagai antioksidan yang mengeluarkan racun dari dalam tubuh dan membunuh kuman helicobacter pylori yang dapat memicu kanker lambung. berbagai macam kanker dan menetralisir penyakitpenyakit penyebab radikal bebas. Jamur Jeruk Bali Kandungan: monoterpenes yang mengandung vitamin C, beta karoten dan asam folat. Khasiat: mencegah kanker dengan menyapu karsinogen –penyebab kanker- keluar dari dalam tubuh. Ada beberapa jenis jamur yang mampu membantu tubuh memerangi kanker dan membangun sistem imun, diantaranya shiitake, maitake, dan reishi. Jamurjamur ini mengandung polysaccharides, terutama lentinan, senyawa yang ampuh membantu membangun imunitas dan merupakan sumber beta glucan. Jamur juga mengandung protein lectin yang dapat menyerang sel-sel kanker dan mencegahnya bermutasi dan membelah diri.Ekstrak jamur juga telah sukses diuji di Jepang sebagai bahan tambahan untuk kemoterapi. meminimalisasi dysplasia serviks dan kanker jenis tertentu. Rumput laut dan tumbuhantumbuhan laut teh hitam. Berdasarkan laporan dari Journal of Cellular Biochemistry, polyphenol ini banyak terdapat dalvam teh hijau yang dapat melindungi dari berbagai tipe kanker. Daun teh hijau kering juga mampu mengurangi resiko kanker perut, paru-paru, usus kolon, rectum, hati dan pangkreas. Mengandung beta-karoten, protein, vitamin B12, serat dan kloroil seperti kloroilons –asam lemak yang penting melawan kanker payudara. Tomat Kedelai Produk-produk kacang kedelai seperti tahu mengandung beberapa tipe phytoestrogen yang dapat membantu mencegah kanker payudara dan prostat dengan cara menghambat dan menekan perubahan sel kanker. Mengandung lycopene, antioksidan yang melawan radikal bebas penyebab kanker. Tomat juga mengandung vitamin C yang dapat mencegah kerusakan sel yang dapat menjadi kanker. Lycopene dipercaya dapat membunuh sel kanker di mulut dan peningkatan konsumsi lycopene dapat mengurangi resiko kanker payudara, prostat, pangkreas dan kanker kolateral. Anggur Merah Kandungan: biolavonoids, Khasiat: antioksidan yang bekerja sebagai penghalau kanker. Buah mungil ini juga mengandung asam ellagic, zat yang dapat menghambat pertumbuhan tumor. Minuman anggur merah, bahkan yang tidak mengandung alkohol sekalipun, memiliki kandungan polyphenols yang dapat melindungi dari Pepaya Kaya vitamin C yang dapat bekerja sebagai antioksidan, dan juga mengurangi absorsi nitrosamines –penyebab kanker- dari makanan olahan. Pepaya juga mengandung folacin – asam folat- yang dapat Teh Teh hijau maupun teh hitam mengandung antioksidan tertentu, dikenal sebagai polyphenol (catechins) yang mencegah pembelahan sel-sel kanker. Yang terbaik pertama adalah teh hijau, lalu diikuti dengan FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 7 Survei INFO SEHAT Mediakom 2015 Mohon Luangkan Waktu Anda untuk Mengikuti Survei Kami Saat ini kami sedang melakukan survei mengenai MAJALAH MEDIAKOM. Dapatkan Anda meluangkan waktu sebentar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kami? Jawaban-jawaban yang anda berikan nantinya merupakan masukan yang sangat berharga bagi kami dan juga bagi anda sebagai pembaca MAJALAH MEDIAKOM. a. 1 kali b. 2-3 kali c. Lebih dari 3 kali 3. Bagaimana anda memperoleh Mediakom? a. Tempat kerja b. Pinjam teman c. Baca di perpustakaan d. Lainnya, sebutkan 1. Apakah anda pernah membaca Majalah Mediakom selama tahun 2014? a. Ya b. Tidak 4. Berapa banyak bagian isi Majalah Mediakom yang biasanya selalu Anda baca dalam satu edisi? a. Kurang dari 25% b. Antara 25-50% c. Antara 50-75% d. Di atas 75% 2. Jika Ya, Berapa kali anda membaca Mediakom selama tahun 2014? 5. Rubrik apakah yang paling di sukai : a. Etalase 8 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 b. Info Sehat c. Media Utama d. Peristiwa e. Reformasi Birokrasi f. Terobosan g. Potret h. Untuk Rakyat i. Dari Daerah j. Lentera k. Galeri Foto l. Media Kuis m. Resensi 6. Mohon berikan penilaian anda tentang seberapa memuaskan hal-hal berikut ini dalam Majalah majalah Mediakom? 1 = Sangat tidak puas 2 = Tidak puas 3 = Puas 4 = Sangat Puas 1 2 3 4 P1 Judul cover P2 Layout cover P3 Desain sampul/cover P4 Grais/foto menarik P5 Berita/artikel up-to-date P6 Berita/ artikel lengkap & variatif P7 Mudah didapatkan P8 Tema segmen utama menarik Isi tulisan mudah dipahami P9 P10 Pembahasan/analisis tuntas & mendalam 7. Secara keseluruhan bagaimana penilaian anda terhadap majalah Mediakom? a. Sangat tidak puas b. Tidak puas c. Puas d. Sangat puas e. Alasan ……….. 8. Menurut Anda, topik apa yang perlu dibahas dalam tema utama di majalah Mediakom? ............. 9. Bagaimana penilaian Anda terhadap logo Majalah Mediakom? ............. 10. Apakah anda menyukai majalah Mediakom? apa yang membuat anda tertarik membaca Majalah Mediakom? ............. 11. Apakah anda pernah mengikuti Mediakuis? Jika pernah berapa kali Anda mengikuti Mediakuis selama tahun 2014? a. 1 kali b. 2-3 kali c. Lebih dari 3 kali 12. Hadiah apa yang membuat Anda tertarik untuk mengikuti Mediakuis? ............. 13. Apa masukan Anda untuk Majalah Mediakom? ............. 14. Jenis kelamin Anda? a. Laki-Laki b. Perempuan 15. Status pernikahan Anda saat ini? a. Belum menikah b. Menikah c. Janda/Duda 16. Berapa usia Anda? ………………… Tahun 17. Pendidikan terakhir yang Anda tamatkan? a. SD d. Akademi-Diploma b. SMP e. Sarjana (S1) c. SMA f. Pasca Sarjana (S2/S3) 18. Pekerjaan Anda saat ini? a. Ibu Rumah Tangga b. Mahasiswa/pelajar c. PNS d. Karyawan swasta TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA CARA MENGISI SURVEI - Foto copy halaman survei - Isi survei pada lembar hasil fotocopy - Kirimkan lembar jawaban survei dengan mencantumkan biodata lengkap (nama, alamat, kota/kabupaten, provinsi, kode pos dan no telp yang mudah dihubungi) melalui: Email : [email protected] (Subject : Survei Mediakom) Fax : 021 - 52921669 Pos : Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kemenkes Jl. HR. Rasuna Said Blok X5, Kav. 4-9, Jakarta Selatan DAPATKAN HADIAH MENARIK BAGI YANG BERUNTUNG FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 9 [MEDIA UTAMA] KANKER, PEM PAPAN ATAS 10 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 MBUNUH dengan negara berkembang kanker leher rahim 17 per lainnya, yaitu sumber dan 100.000 perempuan, kanker prioritas penanganannya paru 26 per 100.000 lakiterbatas. Penanganan laki, kanker kolorektal 16 per penyakit kanker di Indonesia 100.000 laki-laki. menghadapi berbagai Berdasarkan Sistem kendala yang menyebabkan Informasi RS (SIRS), jumlah hampir 70% penderita pasien rawat jalan maupun ditemukan dalam keadaan rawat inap pada kanker sudah stadium lanjut. payudara terbanyak yaitu Selain itu, rendahnya 12.014 orang (28,7%) dan kesadaran dan pengetahuan kanker serviks 5.349 orang masyarakat mengenai (12,8%). Kemudian disusul penyakit kanker, kepercayaan leukimia sebanyak 4.342 terhadap mitos misalnya, orang (10,4%, lymphoma kanker tidak dapat dideteksi, 3.486 orang (8,3%) dan tidak bisa dicegah dan kanker paru 3.244 orang disembuhkan, juga pengaruh (7,8%). sosial dan budaya seperti Menurut Ekowati, kuatnya kepercayaan lebih dari 40% dari semua terhadap dukun menjadi kanker dapat dicegah. faktor tingginya kasus kanker Bahkan beberapa jenis di Indonesia. yang paling umum, seperti “Pada kenyataannya kanker payudara, kolerektal, dengan perkembangan dan leher rahim dapat teknologi saat ini kanker disembuhkan jika terdeteksi bisa dideteksi dini. Kanker dini. juga bisa dikatakan sebagai Kepala Staf Medik penyakit gaya hidup karena Fungsional Divisi Ginekologi dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan faktor risiko terkena (Age-Standardize Rate per 100.000, All Ages) Estimasi Angka Insidens dan Prevalensi di Indonesi Breast FEMALE kanker,” kata Ekowati dalam diskusi dengan Mediakom (29/1). Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, Cervix Uteri Colorectum Nasopharynx Prostate Thyroid MALE M enurut data WHO tahun 2013, kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13 persen setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang, kejadiannya akan lebih cepat. Insidens kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/ kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemkes, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, mengungkapkan permasalahan kanker di Indonesia tidak jauh berbeda Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta, DR. dr. M. Soemanadi, SpOG, meyakini jika deteksi dini dilakukan, dalam satu dekade penyakit ini (kanker serviks) habis. Sampai tahun 2013 program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara telah berkembang di 207 kabupaten pada 32 provinsi, yang dilaksanakan oleh 717 dari 9500 Puskesmas. Sudah ada 405 pelatih atau trainers yang terdiri dari dokter spesialis obstetri ginekologi, dokter spesialis bedah onkologi, dokter spesialis bedah, dokter umum serta bidan dan diperkuat oleh 1.682 providers atau pelaksana program terdiri dari dokter umum dan bidan. Jumlah diskrining sebanyak 644.951 perempuan atau 1,75% dari target perempuan usia 30-50 tahun, 28.850 (4,47%) IVA positif, curiga kanker leher rahim 840 (1,3 per 1000), benjolan pada payudara 1.682 (2,6 per 1000). “Kalau tidak bahu membahu susah tercapai. Karena banyak faktor kendala, meskipun Kemkes Lung Ovary Corpus Uteri Non-Hodgkin Lymphoma 1.000 500 0 5 Year Prevalence 500 1.000 1.500 2.000 Incidence FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 11 “Pada kenyataannya dengan perkembangan teknologi saat ini kanker bisa dideteksi dini. Kanker juga bisa dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan faktor risiko terkena kanker,” Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes sendiri sudah menyediakan deteksi dini baik itu melalui metode IVA, cryo, dan suspect leher rahim di seluruh puskesmas di daerah,” kata Ekowati. Di samping itu, keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pengobatan yang berkualitas karena masalah ekonomi dan transportasi juga menjadi kendala. Namun, kini masyarakat tidak perlu khawatir kerena adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) semua pemeriksaan dan pengobatan kanker di fasilitas kesehatan dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. “Khusus deteksi dini payudara dan serviks sudah dijamin dalam program JKN. Bahkan Perpres 69/2013 menjamin bahwa pemeriksaan dan cryo terapi juga ditanggung”, katanya. Yang belum dikaver adalah perawatan paliatif untuk pasien yang hidup dengan kanker. Selain rasa sakit luar biasa sebagai efek dar terapi, biaya yang dikeluarkan sangat mahal. Namun, Kemkes sedang mengupayakan agar paliatif masuk dalam JKN. Untuk penanganan kanker di Indonesia, Ekowati menambahkan, diprioritaskan pada jenis yang tertinggi. Kegiatan penemuan kasus kanker terutama dilakukan melalui deteksi dini pada stadium awal, sehingga lebih cepat diobati dan peluang sembuh lebih besar. Sedangkan skrining ditujukan kepada orang yang asimptomatik (tidak 12 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 bergejala), sehingga dapat diobati sebelum menjadi kanker. Contohnya, kanker serviks dilakukan skrining dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk menemukan lesi prakanker. Program ini, lanjut Ekowati, disertai dengan penemuan dan tatalaksana kanker serta program paliatif kanker guna meningkatkan kualitas hidup, juga memperpanjang umur harapan hidup penderita secara massal. Karena wanita usia 30 sampai 50 tahun setidaknya dalam 5 tahun sekali perlu melakukan deteksi dini untuk kedua kanker tersebut,” katanya. Pemerintah juga mendorong tersedianya kawasan tanpa rokok. PP nomor 109/2012, pasal 49 adalah aturan yang mewajibkan hal tersebut. Selain itu, mulai Juni 2014, pemerintah juga mewajibkan semua kemasan rokok mencantumkan peringatan stadium lanjut. Untuk deteksi dini kanker serviks dan payudara dilakukan melalui pemeriksaan IVA dan Clinical Breast Examination (CBE). Sampai saat ini sudah terlaksana di 32 provinsi, 207 kabupaten, dan 717 puskesmas. Kemkes juga menciptakan pelatih yang akan melatih tenaga puskesmas untuk siap melakukan deteksi dini. Saat ini sebanyak 184 pelatih yang disiapkan. “Tahun ini kita akan mempercepat pelatihan, sehingga semua tenaga puskesmas terlatih dan siap melakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara kesehatan dalam bentuk gambar. Tujuannya (1) meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya merokok. (2) Mendorong perokok untuk berhenti merokok. (3) Merubah imej merokok. Pemerintah juga mewajibkan pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak pada pangan olahan dan pangan siap saji (Permenkes No. 30 Tahun 2013). Dengan mencermati pesan kesehatan tersebut masyarakat mampu membatasi konsumsi gula, garam dan lemak yang dikonsumsi untuk terhindar dari penyakit tidak menular• WWW.ANTARAFOTO.COM WWW.VEMALE.COM [MEDIA UTAMA] SULIT PASTIKAN JUMLAH PENDERITA KANKER B eberapa waktu lalu, MEDIAKOM berkesempatan mewawancarai Prof. DR. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo, Sp. Rad(K), OnkRad. Kepala Bagian Radioterapi Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. Berikut petikannya. Bagaimana trend penderita penyakit kanker di Indonesia untuk 3 tahun terakhir ini? Hingga saat ini, Indonesia masih belum memiliki sistem pencatatan kasus kanker yang baik, sehingga pertanyaan seperti trend 3 tahun terakhir menjadi sulit dijawab. Kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai penyakit ini juga menyebabkan banyak kasus yang tidak sampai ke rumah sakit. Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan RI, dilaporkan bahwa 4,3 dari 1000 orang Indonesia saat ini hidup dengan kanker. Satu juta orang lebih hidup dengan kanker. Bandingkan dengan jumlah orang yang hidup dengan kanker di Amerika Serikat, misalnya. Laporan terakhir menunjukkan 13 juta orang hidup dengan kanker di Amerika Serikat, yang jumlah penduduknya 300 juta orang, tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Apakah ini menunjukkan masalah kanker di Indonesia tidak sebesar Amerika Serikat? Sedihnya, tidak. Berdasarkan interpolasi data di negara-negara tetangga, hal tersebut justru menunjukkan jauh lebih rendahnya angka harapan hidup penderita kanker di Indonesia akibat keterlambatan diagnosis, maraknya pengobatan alternatif, dan keterbatasan fasilitas tatalaksana kanker. Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan RI, dilaporkan bahwa 4,3 dari 1000 orang Indonesia saat ini hidup dengan kanker. Satu juta orang lebih hidup dengan kanker. FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 13 [MEDIA UTAMA] Apa peran radioterapi dalam penanganan kanker? Radioterapi merupakan salah satu dari 3 terapi medis utama untuk kanker. Berbeda dengan persepsi yang umum beredar di masyarakat, terapi utama untuk kanker bukan kemoterapi melainkan pembedahan, kecuali pada kanker darah (leukemia). Tiga pilar utama tatalaksana kanker adalah pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Ketiga jenis terapi ini tidak saling bersaing, melainkan saling melengkapi: sebagian besar pasien kanker membutuhkan kombinasi dari 2-3 jenis terapi ini. Contoh peran radioterapi dalam tujuan kuratif, misalnya pada Kanker Nasofaring. Saat ini, kombinasi antara radioterapi dengan kemoterapi (strategi yang dikenal dengan kemoradiasi) merupakan terapi utama untuk penyakit tersebut. Untuk kanker nasofaring stadium dini, radioterapi malah memegang peran tunggal. Di mana pasien bisa mendapatkan layanan radioterapi? Rumah sakit yang menyediakan layanan radioterapi umumnya masih terpusat di kota-kota besar saja. Saat ini terdapat 28 rumah sakit dengan rincian 22 rumah sakit pemerintah dan 6 rumah sakit swasta, yang tersebar di 12 propinsi. Jumlah pesawat radiasi ada 42, terdiri dari 25 pesawat linear accelerator dan 17 pesawat cobalt-60. Jumlah ini masih sangat Dengan beberapa pengecualian, radioterapi hanya diberikan pada pasien yang sudah jelas diagnosis kankernya (terbukti dengan hasil patologi). Dengan demikian, idealnya penentuan keputusan pemberian radioterapi dilakukan bersama oleh tim multidisiplin. jauh dari yang dibutuhkan yaitu lebih dari 200 pesawat radiasi (berdasarkan standar indikator yang lazim digunakan sebesar 1 pesawat radiasi untuk 1 juta penduduk). Keterbatasan jumlah ini menyebabkan daftar tunggu pasien kanker untuk mendapat radioterapi menjadi cukup lama. Di beberapa pusat radioterapi di daerah, waktu tunggu bisa mencapai 1 tahun sebagaimana dilaporkan dalam surat kabar beberapa waktu yang lalu. Berapa waktu yang diperlukan untuk mendapatkan terapi ini? Waktu tunggunya bervariasi. Di beberapa daerah bisa mencapai lebih dari 1 tahun, 14 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 sedangkan di Jakarta yang jumlah alatnya lebih banyak, beberapa minggu. Sebenarnya bila jumlah alat memadai, idealnya pasien kanker tidak perlu menunggu lebih dari 2 minggu untuk mendapatkan radioterapi, namun mengingat kapasitas pusat radioterapi saat ini hanya 15% dari kebutuhan, daftar tunggu ini menjadi sulit dihindari. Radioterapi sendiri dilakukan secara rawat jalan, umumnya sekali sehari selama beberapa minggu. Rawat inap hanya dilakukan bila kondisi pasien dinilai kurang baik atau ada efek samping yang perlu pengawasan ketat. Setiap sesi radioterapi umumnya memerlukan waktu 20-40 menit. Apakah radioterapi juga bisa diberikan pada peserta dengan JKN? Ya. Biaya radioterapi ditanggung juga pada peserta dengan JKN. Apapun jenis radioterapi yang diberikan, mulai dari teknik sederhana hingga kompleks, peserta JKN tidak dikenakan biaya tambahan. Jika pasien harus membayar apakah layanan radioterapi ini mahal? Seperti halnya tatalaksana kanker lainnya, biaya radioterapi memang cukup mahal. Biaya radioterapi sebanyak 20-30 sesi kurang lebih sama dengan biaya pembedahan, kurang lebih 20-30 juta rupiah. Biaya ini sebenarnya dapat dikurangi seandainya bea impor dan pajak-pajak terkait pengadaan alat radioterapi dapat dikurangi atau dihapuskan, sebab komponen utama biaya tersebut adalah pengadaan dan pemeliharaan alat. Keikutsertaan dalam JKN akan sangat membantu mengurangi dampak sosialekonomi akibat kanker. Apa yang harus disiapkan oleh pasien yang akan mendapatkan terapi radioterapi ini? Dengan beberapa pengecualian, radioterapi hanya diberikan pada pasien yang sudah jelas diagnosis kankernya (terbukti dengan hasil patologi). Dengan demikian, idealnya penentuan keputusan pemberian radioterapi dilakukan bersama oleh tim multidisiplin. Dari sudut pandang pasien, sebenarnya tidak ada persiapan khusus kecuali pada pasien yang dinilai berisiko tinggi mengalami efek samping akan dievaluasi dahulu oleh spesialis terkait, misalnya terkait asupan gizi, kesehatan gigi/mulut, atau rehabilitasi medik. Apa side effect bagi pasien yang dilakukan radioterapi? Efek samping yang terjadi tergantung pada lokasi bagian tubuh yang mendapat radiasi, karena berkaitan dengan jaringan normal di sekitar tumor yang ikut terkena radiasi. Sebagai contoh, pada pasien yang memperoleh radiasi daerah panggul, misalnya pasien kanker mulut rahim, efek samping yang paling sering adalah diare. Pada pasien yang memperoleh radiasi pada daerah kepala/leher, efek samping yang paling sering adalah gangguan menelan, sariawan, mulut kering, dan gangguan pengecapan. Adakah alternatif pengobatan lain jika pasien menolak untuk dilakukan radioterapi? Alternatif lain yang tersedia tergantung jenis tumornya dan stadiumnya. Sebagai contoh, pada pasien dengan kanker payudara stadium dini yang menolak dilakukan radioterapi, maka tindakan pembedahan dapat diubah dari lumpektomi (pengangkatan benjolan) menjadi mastektomi (pengangkatan seluruh payudara). Contoh lain adalah pada kanker kelenjar getah bening (limfoma). Pada subtipe limfoma tertentu, tatalaksana terpilih adalah radioterapi dan sebagai alternatifnya adalah kemoterapi seperti subtipe lainnya. Namun demikian, pada beberapa kasus lainnya, misalnya kanker mulut rahim stadium lokal lanjut, seringkali radioterapi merupakan satu-satunya pilihan tatalaksana kuratif karena terapi lainnya pertama terlalu besar komplikasinya, kedua jauh lebih rendah efektivitasnya. Sejak kapan dikembangkan radioterapi ini dan bagaimana prospek pelayanan ini di waktu mendatang? Radioterapi sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak tahun 1927. Pada tahun 1980-an, pemerintah sempat membuka pelayanan radioterapi di berbagai rumah sakit propinsi. Namun, sempat surut karena kurangnya perhatian pemerintah mengenai masalah kanker. Baru pada dekade terakhir ini jumlah pusat radioterapi bertambah secara bermakna. Dengan disadarinya masalah kanker sebagai salah satu masalah kesehatan utama, Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia sebenarnya sangat mengharapkan agar pelayanan radioterapi di Indonesia dapat tersedia secara lebih merata. Rasanya kurang manusiawi bila pasien kanker harus menginap di kota lain, jauh dari keluarga, hanya untuk memperoleh pelayanan radioterapi. Di beberapa negara maju, bahkan sudah diupayakan agar bagi setiap penduduknya, tersedia 1 pusat radioterapi dalam jarak 4 jam perjalanan dari tempat tinggalnya. Radioterapi merupakan salah satu terapi kanker yang paling costeffective, sehingga kami cukup optimis bahwa citacita tersebut dapat tercapai. Berapa banyak dokter ahli radioterapi? Saat ini terdapat 67 orang dokter ahli radioterapi di seluruh Indonesia. Berapa universitas di Indonesia yang telah mengembangkan spesialisasi ini? Saat ini pendidikan dokter spesialis onkologi radiasi baru tersedia di Universitas Indonesia, dengan Departemen Radioterapi RSCM sebagai rumah sakit Dengan disadarinya masalah kanker sebagai salah satu masalah kesehatan utama, Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia sebenarnya sangat mengharapkan agar pelayanan radioterapi di Indonesia dapat tersedia secara lebih merata. pendidikan utama, dan saat ini telah dibuka kerjasama dengan RSUD Dr Soetomo Surabaya sebagai rumah sakit jejaring pendidikan. Berapa persen pasien kanker yang bisa mendapatkan terapi ini? Saat ini kurang lebih 11.000 pasien kanker yang memperoleh radioterapi pertahunnya di Indonesia. Jumlah ini sangat kecil, hanya 15% dari estimasi jumlah pasien yang membutuhkan radioterapi di negara kita. Di negara maju yang ketersediaan alatnya lebih baik, kurang lebih 50-60% dari seluruh pasien kanker memperoleh radioterapi. Bagaimana teknik promosi dan sosialisasi terapi ini kepada masyarakat. Strategi komunikasi apa yang digunakan? Tatalaksana kanker merupakan tatalaksana yang bersifat multimodalitas (kombinasi beberapa jenis terapi) dan multidisiplin (melibatkan berbagai spesialisasi), dengan modalitas utama operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Kerjasama multidisiplin mutlak diperlukan dan saling mendukung. Hubungan antara radioterapi dengan spesialis lainnya tidaklah sebagai pesaing, melainkan mitra. Bisa dikatakan seluruh pasien yang menjalani radioterapi merupakan pasien rujukan dari spesialis lain. Dalam hubungan dengan masyarakat, fokus promosi dan sosialisasi bukan tentang radioterapi melainkan tentang cancer awareness. Banyak kegiatan yang telah dilakukan Departemen Radioterapi RSCM bersama mitra lainnya untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker serta melawan arus promosi terapi-terapi alternatif. Kegiatan komunikasi dengan masyarakat umumnya difokuskan melalui kegiatan aksi World Cancer Day yang telah dilakukan sejak tahun 2010, bekerjasama dengan LSM kanker seperti Yayasan Kanker Indonesia (YKI), perhimpunan survivor kanker (CISC), menjadi narasumber di media, menyelenggarakan seminar-seminar tentang kanker baik untuk kalangan medik maupun awam. (red) FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 15 [MEDIA UTAMA] P enderita kanker serviks uteri stadium awal yang menjalani terapi histerektomi radikal ternyata adalah perempuan yang memiliki rerata usia 35-50 tahun. Kanker serviks menduduki peringkat kedua teratas penyebab kematian pada perempuan di Indonesia. Penderita kanker serviks umumnya memiliki anak lebih dari tiga dengan indeks massa tubuh (IMT) 24 kg/ m2. Sebagian besarnya mengalami anemia dengan kadar haemoglobin di bawah 12 mg/dL. Infeksi human papillomavirus (HPV) hampir dapat dipastikan sebagai penyebab kanker serviks. Berdasarkan penelitian Kepala Staf Medik Fungsional Divisi Ginekologi Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta, DR. dr. M. Soemanadi, SpOG, ada hubungan erat antara tingkat stadium dengan kejadian kekambuhan. Pasien kanker serviks stadium awal dengan pemeriksaan biomolekuler, ekspresi p53 (tumor suppressor gene) positif memiliki risiko lebih dari dua kali untuk kambuh, dibandingkan dengan pasien tanpa ekspresi p53. Pasien stadium awal dengan ekspresi hTERT (human telomerase reverse transcriptase) negatif memiliki risiko empat kali lipat untuk kambuh. Kejadian kekambuhan paling banyak terjadi pada tahun pertama. Menurut dokter kelahiran Sidoarjo ini, meskipun untuk stadium awal, penderita pada umumnya memiliki prognosis yang baik namun sepertiganya memiliki peluang besar meninggal. Walaupun mereka menjalani operasi maupun radioterapi. Namun semakin cepat penyakit ini bisa dideteksi, semakin besar kemungkinan hidupnya. “Untuk penanganan penyakit 16 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 kanker, kita berbicara tentang kemungkinan hidup. Semakin cepat dan dini kanker terdeteksi, kemungkinan hidupnya semakin besar,” katanya. Tingginya angka kematian akibat kanker serviks harus disikapi dengan bijaksana oleh pemerintah. Menurut Soemanadi, perlu dilakukan program nasional upaya penanggulangan kanker. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah. Pertama mendorong BPJS untuk membiayai sekaligus dua tindakan yaitu pengobatan dan deteksi dini kanker pap smear. “Saya membayangkan dengan adanya BPJS, pada periode tertentu, orang yang positif kanker kita layani bersamaan dengan orang-orang yang ingin melakukan deteksi dini. Satu dekade mestinya penyakit ini habis. Tentunya jangan membebankan biaya kepada masyarakat. Saya yakin WWW.HUFFINGTONPOST.CO.UK USIA RENTAN KANKER pasti luar biasa dampaknya,” katanya Kedua pencegahan dilakukan dengan mendorong terutama para suami untuk mengajak istri mereka melakukan pemeriksaan dini. Jika selama ini sosialisasi tentang kanker serviks lebih banyak ditujukan kepada ibuibu, saat ini sosialisasi juga harus menyasar kepada para suami. Alasannya, secara subjektif, patron paternalistik yang masih sangat “terasa” keberadaaannya di masyarakat membuat keputusan suami akan memiliki nilai “lebih tinggi”. Adanya dukungan suami kepada para istri untuk melakukan pap smear akan mengurangi kematian akibat kanker ini. “Kalau saya berbicara di sebuah seminar tentang kanker serviks, yang datang pasti ibu-ibu. Ada juga lakilakinya, tapi mereka adalah panitia.”•(st) DR. dr. M. Soemanadi, SpOG Kepala Staf Medik Fungsional Divisi Ginekologi Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta Deteksi Dini Cegah Kanker Serviks K anker serviks adalah salah satu penyebab terbesar kematian perempuan di Indonesia. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kanker serviks ini, beberapa waktu lalu Mediakom mewawancarai Kepala Staf Medik Fungsional Divisi Ginekologi Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta, DR. dr. M. Soemanadi, SpOG di tengah kesibukannya yang luar biasa. Berikut petikannya. Tanggapan dokter tentang jumlah penderita kanker serviks yang semakin meningkat di Indonesia? Bukan hanya di Indonesia. Jumlah penderita kanker serviks ada dimana-mana. Apalagi di negara-negara berkembang. Sebenarnya kondisi ini bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini bahkan sebelum penyakit ini menjadi kanker. FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 17 [MEDIA UTAMA] WWW.DRSPESIALISKULITKU.COM BPJS mereka merasa terbantu. Secara pribadi saya senang dengan bantuan inansial yang diberikan BPJS. Banyak penderita kanker yang terlayani dengan baik. Sayangnya mereka datang dengan penyakit yang sudah berkembang. Deteksi dini? Perjalanan penyakit kanker serviks dari kondisi normal, ada fase yang disebut prekanker baru kanker. Tugas kita untuk mengetahui kondisi pre-kanker sebelum menjadi kanker. Caranya? Begini. Kalau saja seluruh perempuan di Indonesia yang pernah berhubungan badan melakukan deteksi dini, hampir bisa dipastikan penderita kanker serviks akan mendekati nol. Biayanya? Kalau dibandingkan dengan pengobatan kanker jelas lebih murah. Contohnya, seorang perempuan melakukan deteksi dini selama hidupnya kurang lebih 40 kali. Biaya perdeteksi Rp. 500.000,Totalnya Rp. 40.000.000,Kalau sudah terkena kanker, berapa biaya yang harus dikeluarkan? Deteksi dini jelas sangat menguntungkan, sayangnya belum dianggap penting oleh masyarakat. Puluhan tahun bergelut di bidang di bidang ini, ternyata tidak mudah menggiatkan deteksi dini. Apa kendalanya? Ada beberapa faktor, pertama pelayanan kesehatan dan kedua faktor masyarakat. Masyarakat banyak yang malu, malas, takut, tidak mengerti, repot, sibuk, ingin ditangani dokter perempuan, dan masalah inansial. Bukankah ada BPJS? Betul. Sejak BPJS berlaku jumlah pasien yang datang jumlahnya bisa 2-3 kali lipat dari biasanya. Mungkin dari dulu mereka ingin memeriksakan diri, hanya terkendala masalah biaya. Sekarang dengan adanya 18 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Kalau saja seluruh perempuan di Indonesia yang pernah berhubungan badan melakukan deteksi dini, hampir bisa dipastikan penderita kanker serviks akan mendekati nol. Seharusnya? Saya membayangkan dengan adanya BPJS, pada periode tertentu, orang yang positif kanker kita layani bersamaan dengan orang-orang yang ingin melakukan deteksi dini. Satu dekade mestinya penyakit ini habis. Tentunya jangan membebankan biaya kepada masyarakat. Saya yakin pasti luar biasa dampaknya. Kendala yang lain? Selain inansial, kendala lain yang ada di masyarakat kita adalah budaya. Kalau saya berbicara di sebuah seminar, bisa dipastikan yang datang adalah ibu-ibu. Ada juga laki-laki yang datang, tapi itu panitianya... Secara subjektif, pola paternalistik di Indonesia masih meletakkan laki-laki berada di posisi “lebih tinggi”. Hal ini sebenarnya menjadi kunci pelaksanaan deteksi dini. Suami harus lebih didorong untuk mengajak istri mereka melakukan deteksi dini. Kampanye pencegahan kanker serviks selain kepada ibu-ibu, seharusnya juga ditujukan kepada para suami! Apakah deteksi dini bisa dilakukan di Puskesmas? Kalau fasilitasnya memungkinkan bisa. Kendala selama ini memang terletak di DRIMANFIRMANSYAH.COM Imunisasi terutama diberikan kepada perempuan yang belum pernah melakukan hubungan badan. Imunisasi yang ada saat ini memang belum bisa memberikan perlindungan 100 persen, paling di kisaran 80 persen. Angka tersebut sudah sangat bagus untuk imunisasi massal, karena harga imunisasi ini cukup mahal, di atas satu juta rupiah. fasilitas dan kondisi geograis di Indonesia. Tetapi bukan berarti tidak bisa. Kementerian bisa menyusun sebuah strategi, mengembangkan cara-cara yang bisa diaplikasikan daerah-daerah terpencil tanpa bantuan dokter. Deteksi dini bisa dilakukan petugas kesehatan. Apakah deteksi dini bisa dilakukan tanpa melibatkan dokter? Bisa. Ada program namanya IFA yang bisa dikembangkan untuk daerah-daerah terpencil yang memang tidak memiliki dokter. Namun lebih baik lagi adalah sistem rujukan. Bisa dijelaskan sistem rujukannya? Contohnya di daerah terpencil ada petugas kesehatan yang mencurigai ada pasien kanker. Dia pergi ke rumah sakit tipe C untuk meminta dilakukan penanganan lebih lanjut. Imunisasi yang ada saat ini memang belum bisa memberikan perlindungan 100 persen, paling di kisaran 80 persen. Angka tersebut sudah sangat bagus untuk imunisasi massal, karena harga imunisasi ini cukup mahal, di atas satu juta rupiah. Jika pasien tersebut ternyata membutuhkan radiasi, dan rumah sakit itu tidak memiliki peralatannya, pasien bisa dirujuk ke rumah sakit lebih tinggi. Sayangnya sistem rujukan seperti ini belum berjalan lancar. Belum lancar seperti apa? Saya ada di center rumah sakit kanker. Banyak pasien yang kemudian datang secara langsung ke tempat saya, padahal bisa ditangani di tingkat provinsi. Sementara kapasitas pelayanan kita sangat terbatas. Akibatnya banyak pasien yang tidak tertangani atau harus antri dalam waktu lama. Selain deteksi dini, ada cara lain untuk menanggulangi kanker serviks? Begini, kalau ternyata deteksi dini tidak berhasil baik ada imunisasi. Penyebab kanker serviks adalah virus Infeksi human papillomavirus (HPV). Cukup sekali imunisasi? Paling tidak harus tiga kali, walaupun hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Vaksin HPV diberikan secara berkala melalui 3 kali suntikan dalam waktu 6 bulan, suntikan kedua dan ketiga diberikan 2 dan 6 bulan setelah suntikan pertama. Adakah pengaruh pola makan dan pola hidup terhadap kanker serviks? Kalau pola makan tidak. Pola hidup iya, misalnya seseorang yang sering berganti pasangan cenderung memiliki risiko terkena kanker serviks lebih besar. Penderita kanker bisa disembuhkan? Treatment kepada penderita kanker berarti bicara tentang kemungkinan hidup. Semakin dini kanker bisa dideteksi, semakin besar kemungkinan hidup penderita. Untuk stadium awal, penderita pada umumnya memiliki prognosis yang baik namun sepertiganya memiliki peluang besar meninggal. Meskipun mereka menjalani operasi maupun radioterapi.• (st/wt) FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 19 [MEDIA UTAMA] PALIATIF UNTUK AWAL KEHIDUPAN BARU P erawatan Paliatif melihat kematian bukan sebagai akhir kehidupan. “It’s just the beginning of a new life,” tutur dr. Maria, dokter Palliative Care RS. Dharmais, Jakarta. Kematian adalah bagian dari sebuah proses perjalanan hidup. Karena itu, ketika pasien sudah hampir meninggal, dia harus tahu bahwa dia siap untuk kehidupan berikutnya. Tidak boleh lagi ada orang sakit hati. Sudah harus memaafkan dan dimaafkan. Kalau kemudian Tuhan memberikan keajaiban, apakah sembuh atau sebaliknya, pasien harus siap. Keluarga juga harus siap. Kesiapan keluarga ditunjukkan dengan menyelesaikan seluruh persoalan yang berpotensi menjadi masalah di kemudian hari, seperti warisan dan sebagainya. Idealnya seperti itu! Palliative Care adalah usaha untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan memberikan support kepada keluarganya. Perawatan ini 20 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 dilakukan kepada pasien yang menderita penyakit yang sangat berbahaya dan mengancam jiwa seperti kanker, kelainan jantung, Alzheimer, Parkinson, Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) dsb. “Perawatan paliatif itu, selain merawat pasien, juga melakukan pendekatan kepada keluarga pasien,” kata Maria, “Keluarga adalah bagian tak terpisahkan dari pasien. Dukungan keluarga akan sangat berarti bagi peningkatan kualitas hidup pasien.” Perawatan paliatif fokus pada gejala-gejala seperti nyeri, sesak nafas, kelelahan, sembelit, mual, kehilangan nafsu makan, kesulitan tidur, dan depresi. “Penderita kanker itu bisa merasakan nyeri yang sangat lho,” katanya lagi. Perawatan paliatif juga membantu pasien untuk berani dan bersemangat menjalani kehidupan mereka sehari-hari. Paliatif juga meningkatkan kemampuan pasien untuk mentolerir perawatan medis, dan membantu pasien untuk lebih WWW.THEHUBALMONTE.COM memahami dan memiliki kontrol atas pengobatannya. “Sayangnya, pasien yang dikirim ke bagian paliatif, rata-rata adalah pasien yang sudah sangat parah, secara isik, logika dan mentalnya. Mereka sangat sulit berbicara apalagi untuk mengambil keputusan sendiri. Akibatnya, ada saja masalah keluarga yang belum tuntas. Ini sangat menyakitkan si pasien.” Perawat akan mendampingi pasien yang harus mengambil keputusan medis yang penting, serta membantu keluarga melalui fase penanganan kondisi pasien dengan dukungan emosi dan spiritual. “Ada pasien saya yang sangat sedih, saat dia tidak diajak untuk memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya. Seluruh keluarganya memutuskan untuk meneruskan pengobatan, sementara dia memilih untuk tidak!” Deinisi perawatan paliatif sendiri telah mengalami beberapa evolusi. Menurut WHO pada 1990, perawatan palliatif adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya tidak lagi responsif terhadap pengobatan kuratif. Saat itu perawatan paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah tidak responsif terhadap pengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun. Pengertian perawatan paliatif itu berubah 15 tahun kemudian. Menurut WHO perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak perawatan paliatif harus diberikan kepada penderita. Paliatif diberikan sejak awal perjalanan penyakit bersama dengan terapi lainnya seperti kemoterapi atau radiasi. Dalam perawatan paliatif juga dilakukan pemberian obat untuk mengatasi nyeri dan gejala yang tidak nyaman. Menurut Global Atlas of Palliative Care at the End of “Sayangnya, pasien yang dikirim ke bagian paliatif, rata-rata adalah pasien yang sudah sangat parah, secara isik, logika dan mentalnya. Mereka sangat sulit berbicara apalagi untuk mengambil keputusan sendiri. Akibatnya, ada saja masalah keluarga yang belum tuntas. Ini sangat menyakitkan si pasien.” dr. Maria A Witjaksono Life dari WHO (2014) pasien membutuhkan perawatan paliatif di setiap level perawatan. Perawatan Paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Karenanya menurut dr. Maria perawatan paliatif mencakup pelayanan terintegrasi antara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesi lain yang diperlukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa pelayanan paliatif berpijak pada, (1) Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal. (2) Tidak mempercepat atau menunda kematian. (3) Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu. (4) Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual. (5) Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya (6) Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga. Tujuan perawatan paliatif adalah mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan dukungan kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. Paliatif ada agar pasien dapat menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses yang normal. Di sisi lain, tentu pihak keluarga dan dokter ingin pasien dapat merasakan kualitas hidup yang lebih baik walaupun sedang dalam kondisi kesehatan yang tidak baik.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 21 [MEDIA UTAMA] menjawab bahwa kembali mengajar adalah harapan terbesarnya. Tetapi bagaimana mungkin dengan kondisinya yang tidak bisa jalan? Saya meyakinkan profesor yang kemudian mulai bangun dan belajar menggunakan kursi roda. Bukankah sulit sembuh dari penyakit kanker? Memang perjalanan penyakit kanker memiliki kecenderungan selalu menurun. Tidak pernah bisa membaik seperti sebelumnya. Ada pasien yang bahkan menghadapi perubahan situasi yang tibatiba. Misalnya kemarin baik, tiba-tiba hari ini sesak nafas dan meninggal. Namun intinya, perawatan paliatif ingin menyiapkan kepergian pasien dengan kemuliaan. Meninggal bermartabat. Kuncinya adalah kesiapan dan keikhlasan pasien juga keluarganya. B eberapa waktu lalu Mediakom berkesempatan mengunjungi bagian Perawatan Paliatif di RS. Dharmais, Jakarta dan berbincang-bincang dengan dr. Maria A Witjaksono dan Tim. Berikut petikan wawancaranya. Sebenarnya apa yang dilakukan palliative care? Seorang pasien yang didiagnosis terkena kanker, sulit sekali menerima kenyataan itu. Mulanya pasien akan mengalami penyangkalan kemudian terjadi kemarahan perasaan kemudian akan mengalami fase bargaining jika tidak bisa menerima akan berubah menjadi depresi. Penyangkalan terusmenerus dari pasien tidak membuat kondisi menjadi lebih baik. Pertama kali yang kami lakukan adalah mendekati pasien dan memberi pemahaman agar dia bisa menerima penyakitnya tersebut. Sesudah pasien menerima? 22 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Tunjukkan bahwa mereka bisa hidup berdampingan dengan penyakitnya. Beradaptasi dengan penyakitnya. Memang sulit, tetapi mereka harus tetap beraktiitas meskipun sakit. Mereka tidak boleh hanya menerima penyakitnya kemudian tinggal selamanya di tempat tidur. Apapun kondisinya pasien harus aktif. Saya punya pasien seorang profesor. Sudah berbulan-bulan hanya berbaring di tempat tidur. Saya tanya, “Apa yang terpenting bagi profesor?” Dia Kesiapan dan keikhlasan seperti apa? Perawatan Paliatif melihat kematian bukan sebagai akhir kehidupan. It’s just the beginning of a new life. Jadi kematian adalah bagian dari sebuah proses perjalanan hidup. Karena itu, ketika pasien sudah hampir meninggal, dia harus tahu bahwa dia siap untuk kehidupan berikutnya. Tidak boleh lagi ada orang sakit hati. Sudah harus memafkan dan dimaafkan. Kalau kemudian Tuhan memberikan keajaiban, apakah sembuh atau sebaliknya, pasien harus siap. Keluargapun juga harus siap. Kesiapan keluarga ditunjukan dengan menyelesaikan seluruh persoalan yang berpotensi menjadi masalah di kemudian hari, seperti warisan dan sebagainya. Idealnya seperti itu! Sayangnya, pasien yang dikirim ke bagian paliatif, rata-rata adalah pasien yang sudah sangat parah, secara isik, logika dan mentalnya. Mereka sangat sulit bicara apalagi untuk mengambil keputusan sendiri. Akibatnya ada saja masalah keluarga yang belum tuntas. Ini sangat menyakitkan bagi si pasien. Bukankah orang sakit harus disembuhkan? Pasien yang datang dengan kanker stadium awal, tujuannya adalah penyembuhan. Pasien yang datang dengan kanker stadium lanjut, dokter-dokter harus mengupayakan bagaimana usianya bisa diperpanjang. Jika stadiumnya sampai stadium terminal, paliatif pure di situ! Pada stadium ini, cancer treatment cenderung memiliki risiko yang sangat tinggi. Kondisi isik pasien juga harus menjadi perhatian. Pertanyaan sederhananya, apakah kita mesti memaksakan pengobatan kepada penderita kanker seperti ini? Biaya untuk cancer treatment itu sangat besar lho! Sementara di sisi lain perawatan paliatif belum sepenuhnya dijamin BPJS. Bayangkan jika pasien kanker kronis yang sudah lemah atau berusia lanjut dipaksakan untuk mendapat cancer treatment, operasi, kemo, dst. dengan efek samping yang sangat berat. ! Menurut WHO pada 1990, perawatan palliatif adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya tidak lagi responsif terhadap pengobatan kuratif. Saat itu, perawatan paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah tidak responsif terhadap pengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun. Limabelas tahun kemudian perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan sampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa disembuhkan atau tidak, mutlak perawatan paliatif harus diberikan kepada penderita. Menurut Global Atlas of Palliative Care at the End of Life dari WHO (2014) pasien membutuhkan perawatan paliatif di setiap level perawatan. Rumah sakit adalah rumah untuk orang sakit. Pasien datang dalam kondisi sakit, pulang harus dalam kondisi sehat atau minimal lebih baik, bukan meninggal di rumah sakit. Fungsi rumah untuk orang sakit akan berubah kalau seperti itu! tidak harus di rumah sakit. Pada saat itulah bagian paliatif berperan. Setelah selesai operasi, kondisinya stabil, mereka kita ajak pulang, kami rawat. Ini penting supaya kamarnya bisa dipakai pasien lain yang juga membutuhkan. Apa yang dilakukan pada tahap ini? Apa yang membuat pasien menderita, itu harus dihilangkan! Kita sudah tidak berikir memperpanjang usia, tetapi fokus pada kenyamanan pasien. Nyerinya tertangani dengan baik. Nafsu makannya bertambah. Bisa tidur nyenyak dan beraktiitas. Kanker itu identik dengan nyeri. Tim paliatif tidak boleh membiarkan pasien kanker kesakitan. Karenanya kita menggunakan obat golongan opium. Sayangnya masih sangat sedikit rumah sakit yang menyediakan obat jenis ini. Bebas dari sakit dan dukungan keluarga, saya yakini adalah kombinasi yang membuat pasien akan optimis menatap masa depannya. Bagaimana dengan kesan kalau pasien dikirim ke bagian paliatif, artinya dia sudah mendekati ajal? Paradigma awal memang seperti itu. Tetapi saat ini sudah jauh berubah dan lebih maju, terutama dari para dokter. Justru yang sekarang sedang gencar-gencarnya adalah sosialisasi kepada pasien. Membujuk mereka agar mau dirawat di rumah. Sakit itu tidak harus di rumah sakit, asal ada perawatan intensif. Seperti merawat luka yang sangat parah. Saya pernah merawat penderita kanker stadium lanjut. Dia bahkan meminta untuk tidak dilakukan kemo dan cancer treatment lainnya. Hasilnya 7 tahun dia bertahan hidup. Tugas palliative care yang lain? Era BPJS membuat jumlah pasien kanker meningkat. Ada 1200 pasien setiap harinya. Empat ratus lebih pasien antri untuk mendapat tempat di rumah sakit untuk cancer treatment. Sementara pasien yang sudah dirawat tidak mau pulang. Mestinya mereka sudah tidak perlu dirawat. Luka belum sembuh, belum bisa jalan, belum bisa jalan adalah alasan yang biasa mereka pakai. Padahal perawatannya Harapan untuk perawatan paliatif ke depan? Tanggung jawab kita apa sih sebagai tenaga kesehatan? Jelas mengurangi beban penderitaan pasien dan keluarganya. Itu yang diharapkan pasien dan keluarganya dan mereka berhak mendapatkan itu. Jangan sampai kita menambah penderitaan pasien. Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Butuh sinergi seluruh pihak untuk mewujudkan tanggung jawab itu. Tanggung jawab rumah sakit dan hak pasien yang dijamin oleh PBB.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 23 [MEDIA UTAMA] PENDERITA KANKER DI INDONESIA MENINGKAT K epala Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Profesor Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, sulit mengetahui jumlah pasti penderita kanker di Indonesia. Tetapi berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012, prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Padahal data sebelumnya menyebutkan prevalensinya 1 banding 1.000 orang. Kenaikan prevalensi kanker di Indonesia menjadi masalah bagi pengobatan. Soehartati mengatakan, pusat pengobatan kanker di Indonesia baru dapat melayani 15 persen pasien kanker. “Padahal, angka itu saat pasien kanker di Indonesia masih diprediksi 1 banding 1.000,” ungkap profesor di bidang radiasi onkologi ini. Menurut Soehartati, Indonesia perlu menambah pusat pengobatan kanker dengan lokasi yang merata. “Pusat pengobatan kanker di Indonesia masih 22 rumah sakit negeri, dan 2 rumah sakit swasta. Itu pun letaknya tidak merata. Selain jumlah, perlu juga diperhatikan jaraknya,” cetusnya. Namun yang lebih penting, lanjut Soehartati, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi keadaan tersebut. Menurutnya, mewaspadai risiko kanker dengan memulai pola hidup sehat merupakan yang utama. Para pakar jantung dari Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan tujuh tips gaya hidup sehat yang bisa mengurangi risiko terserang kanker hingga 50 persen, sekaligus mengurangi risiko serangan jantung. 24 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Ketujuh tips itu adalah (1) Aktif berolahraga, (2) Mengendalikan berat badan, (3) Mengikuti diet yang sehat, (4) Menjaga tingkat kolesterol (5) Menurunkan tekanan darah (6) Memantau kadar gula, dan (7) Tidak merokok. Para peneliti menyebutkan, mereka yang menjalankan enam dari tujuh tips itu bisa menurunkan risiko kanker hingga 50 persen, sedangkan bagi yang hanya melaksanakan empat tips bisa menurunkan risiko terkena kanker 33 persen. Mereka yang mengikuti satu atau dua tips bisa menekan risiko kanker hingga 21 persen. Jika “tidak merokok” dicabut dari tujuh tips untuk prilaku jantung sehat ini, maka kaitan faktorfaktor hidup sehat dengan menurunnnya risiko terkena kanker berkurang secara signiikan. Kanker Serviks dan kanker payudara Jumlah penderita kanker serviks di Indonesia sangat tinggi. Menurut dr. M. Soemanadi RS Kanker Dharmais Jakarta, semenjak adanya BPJS, penderita kanker yang selama ini tidak terdeteksi mulai bermunculan. Hal itu ditandai dengan meningkatnya jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit tersebut. Setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia. Label itu tidak berlebihan karena tiap hari di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 wanita diantaranya meninggal karena kanker serviks. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia. Bahkan menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan. Sementara kanker payudara, merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kanker serviks. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2013 (Proil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita [MEDIA UTAMA] Mitos Kanker Banyak rumor mengenai panyakit kanker berkembang di masyarakat. Sayangnya, rumor yang berkembang tidak memiliki pijakan reverensi dan akurasi yang memadai. Karenanya banyak masyarakat yang cemas dan bahkan takut untuk membicarakan kanker. Agar tidak ada persepsi keliru mengenai kanker, berikut ini kami tampilkan beberapa mitos dan fakta terpopuler terkait perkembangan kanker (diolah dari berbagai sumber) Tidak perlu membicarakan kanker Meskipun kanker bisa menjadi topik yang sulit untuk dibahas atau bahkan tabu dibahas, terutama di beberapa budaya, nyatanya membicarakan penyakit ini secara terbuka dapat meningkatkan hasil penyembuhan yang lebih baik. Membicarakan kanker secara terbuka, akan lebih mudah mendeteksinya lebih dini sehingga lebih mudah disembuhkan. Menurut dr. M. Soemanadi, dari RS. Dharmais Jakarta, peran laki-laki akan sangat berpengaruh terhadap pencegahan dan pengobatan penyakit kanker. Budaya paternalistik sangat memengaruhi persepsi perempuan, apakah harus memeriksakan diri atau tidak. Izin suami akan sangat membantu. Kanker tidak memiliki tanda dan gejala Kanker mungkin menular Orang dengan kondisi badan yang sehat tidak dapat tertular penyakit ini melalui kontak isik atau dengan menghirup udara yang sama. Hal ini hanya mungkin terjadi jika Anda melakukan transplantasi organ dari orang dengan kanker. Bahkan, penularan kanker dari ibu ke anak melalui plasenta sangat kecil kemungkinannya. Kanker diturunkan Anda mungkin sering melihat ada beberapa anggota dalam sebuah keluarga yang mengidap kanker. Hal ini tidak mengherankan, mengingat fakta bahwa kanker adalah suatu penyakit yang umum. Selain itu, anggota yang berbeda dalam sebuah keluarga mungkin terpapar faktor pemicu kanker yang sama seperti misalnya merokok. 26 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Mitos ini jelas salah. Sebagian besar kanker, seperti kanker payudara, serviks, kulit, dan mulut, memiliki tanda dan gejala. Hanya sering kali penderita mengabaikan gejalanya dan baru memeriksakan ke dokter ketika gejala memburuk dan kanker sudah mencapai stadium lanjut. Kesadaran akan gejala kanker adalah langkah pertama untuk deteksi dini dan dapat meningkatkan hasil pengobatan kanker. Kanker pada tahap awal akan lebih mudah diobati dibandingkan jika sudah memasuki stadium lanjut. Namun pada beberapa kasus tertentu, ada kemungkinan kanker dapat diwariskan misalnya, kanker ovarium atau kanker kolorektal. Namun, penting untuk dicatat bahwa hal ini mungkin terjadi jika ada gen yang tidak normal dan bukan karena kanker itu sendiri. Semua benjolan pada payudara dalah kanker Tidak semua benjolan payudara adalah kanker. Menurut suatu penelitian, lebih dari 90 persen kasus benjolan pada payudara bukanlah kanker. Di sisi lain, hasil diagnosa sekitar 10 persen pasien kanker payudara tidak memiliki bentuk benjolan di payudara. Namun, Anda patut khawatir jika benjolan pada payudara Anda mengeluarkan cairan dan mengalami perubahan bentuk atau ukuran. Deodoran dapat menyebabkan kanker payudara Menurut riset yang dirilis oleh National Cancer Institute (NCI), tidak ada penelitian konklusif yang mengaitkan antara penggunaan deodoran dan antiperspiran terkait risiko mengidap kanker payudara. Rumor ini diduga merebak setelah ada laporan yang menemukan bahwa kandungan aluminium pada deodoran dapat meresap pada kulit dekat payudara. Hal ini, pada gilirannya, mendorong pertumbuhan sel kanker payudara. Namun, NCI bersama dengan US Food and Drug Administration (FDA) membatalkan klaim tersebut yang menyatakan bahwa laporan-laporan ini tidak berhubungan dengan penjelasan ilmiah yang substansial. Tak ada yang bisa kita lakukan untuk menghadapi kanker Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi penyakit ini. Sepertiga dari kanker yang paling umum nyatanya dapat dicegah. Untuk hal apa pun, upaya pencegahan tetap lebih baik daripada pengobatan. Pencegahan terhadap penyakit ini akan membuat kita mampu menghadapinya. Dengan mengkonsumsi makanan sehat, menghindari rokok dan alkohol, serta menjaga berat badan ideal menjadi langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menghadapi kanker. Kanker menyebabkan rambut rontok Anggapan ini sama sekali tidak relevan. Rambut rontok bukanlah efek samping dari kanker melainkan karena efek terapi pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radiasi. Bahkan, tidak semua pasien kanker yang menjalani perawatan ini akan kehilangan rambut mereka. Terlalu sering menggunakan ponsel menyebabkan kanker Beberapa orang menyakini bahwa paparan frekuensi radio dari ponsel dapat meningkatkan risiko kanker. Tetapi tidak ada penelitian yang mampu menjelaskan hubungan antara keduanya. Sementara laporan dari National Institue of Environmental Health Science, mengatakan bahwa belum ada bukti ilmiah yang mampu menjelaskan hubungan konklusif antara ponsel dan kanker, dan perlu penelitian lebih lanjut tentang ini. Pasien tidak punya hak untuk mendapatkan perawatan kanker Semua orang, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama untuk mendapat perawatan dan layanan kanker. Memang perawatan kanker di negara maju dan berkembang sangatlah berbeda. Umumnya pasien kanker di negara maju lebih banyak yang akhirnya sembuh. Sedangkan pasien di negara berkembang sering tak tertolong lantaran lambatnya deteksi dini, tak mampu membayar biaya pengobatan yang mahal, dan buruknya pelayanan kesehatan. Namun sejak pemerintah mengeluarkan menetapkan BPJS Kesehatan, kanker termasuk salah satu penyakit yang di kaver oleh jaminan kesehatan pemerintah ini. FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 27 [MEDIA UTAMA] Setahun BPJS Harapan Besar di Bawah Bayangan Fraud A ntusiasme masyarakat mengikuti program JKN sangat kuat. Menurut Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan Donald Pardede, hal itu harus diartikan sebagai harapan dan kepercayaan masyarakat yang besar kepada program pemerintah. Sayangnya ada indikasi fraud dengan memanfaatkan kelemahan sistem yang baru seumur jagung ini. Menurut data BPJS, hingga bulan Januari 2015 terdapat 135,7 juta peserta. Mereka terdiri dari 86,4 juta peserta penerima bantuan iuran, 8,89 juta 28 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 peserta dari Jamkesda, 11 juta peserta berasal dari golongan pekerja penerima upah (masyarakat yang pembayarannya dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja), dan 9,8 juta peserta berasal dari peserta mandiri atau penerima upah bukan pekerja di mana peserta sendiri yang membayarkan iuran yang bersangkutan. “Sisanya PNS, TNI, Polri, dan bukan pekerja,” kata Humas BPJS Irfan Humaidi. Sesuai UU No 40 tahun 2002 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, keberadaan JKN adalah untuk menjamin kesehatan masyarakat Indonesia. JKN memudahkan masyarakat Indonesia mengakses layanan kesehatan primer. Menurut Donald, tujuan BPJS adalah layanan kesehatan bagi semuanya. “Pada tahap awal, dengan banyaknya peserta BPJS ini, tentunya membuat tujuan itu tercapai,” katanya. Meskipun, menurut Donald, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari besarnya jumlah peserta BPJS tersebut. Misalnya saja peserta mandiri. Peserta yang membayar sendiri angsuran asuransinya. Tahun pertama ditargetkan jumlahnya hanya 600.000 peserta. Kenyataannya ada 9.000.000 peserta yang terdaftar. “Cuma ya itu, banyak dari mereka adalah penderita sakit yang cukup parah. Hal ini membuat rumah sakit kebanjiran pasien.” Banyaknya pasien berarti banyak pula klaim rumah sakit atau provider BPJS yang juga semakin banyak. Pada posisi inilah fraud bisa saja terjadi. “Kami harus memastikan bahwa tagihan rumah sakit memang rasional,” ungkap Donald. Salah satu modus fraud adalah upcoding. Rumah sakit menambah atau memperbesar paket klaim ke BPJS.Tarif layanan kesehatan se-Indonesia, saat ini menggunakan Ina-CBGs (Indonesia Case Base Groups). Biaya paket penyakit tertentu di rumah sakit diseragamkan. Namun, tarif itu seringkali dianggap lebih rendah daripada hitungan rumah sakit. Contoh, tarif untuk sunat lebih mahal dari operasi sectio caesar. Hal itu sangat potensial menimbulkan penyelewengan. Provider sengaja menambahkan biaya tagihan ke BPJS. Modus lainnya adalah tagihan iktif. Rumah sakit menagihkan biaya layanan kesehatan yang tidak diberikan kepada pasien. Contoh, rumah sakit menagihkan pasien dengan penyakit biasa, namun disebut komplikasi. ”Sebenarnya berdasarkan pemeriksaan pasien itu sakit A. Perawatannya yang seharusnya diterima adalah perawatan standar. Namun rumah sakit melaporkan pasien itu mendapat perawatan lebih dari standar. Jelas biayanya lebih besar,” kata Donald. Modus selanjutnya, readmission atau memulangkan pasien, lalu memasukkannya lagi. Tujuannya, rumah sakit bisa mengajukan dobel tagihan. Hal itu juga terjadi. Misalnya, pasien penyakit tertentu, tagihan sekali masuk Rp 5 juta. Dipulangkan dulu. Masuk lagi, Rp 5 juta lagi. Modus lainnya pelakunya adalah tenaga medis seperti dokter. Dokter menjual obat ke pasien di luar yang ditanggung BPJS. Padahal, obat setara sebenarnya sudah ditanggung lembaga jaminan kesehatan nasional itu. Misalnya, pasien katarak ditawari lensa di luar tanggungan BPJS. Sang dokter menyebut, lensa itu lebih bagus daripada yang ditanggung BPJS. Mereka memanfaatkan ketidaktahuan pasien. Fraud tentunya akan melambungkan biaya pelayanan kesehatan. Berdasarkan pembahasan Berikut Daftar Rumah Sakit yang sudah menerapkan bridging system - RS Cipto Mangunkusumo, - RSUD Tarakan, - RSUP Fatmawati, - RS Haji, - RS Kanker Dharmais, - RS Jantung Harapan Kita, - RSPI Suliati Saroso dan - RSUP Persahabatan. - RSUD Margono Soekarjo (Purwokerto) - RSUP Dr Sardjito (Yogyakarta) - RSUD Tugurejo (Semarang) - RSUD Dr Muwardi (Surakarta) - RSOP. Dr Soeharso (Surakarta) kemenkes dan KPK, kecurangan-kecurangan ini bisa dimasukkan dalam ranah kriminal. Tindakan memperkaya diri sendiri. Artinya, masuk ranah korupsi. Untuk mencegahnya, BPJS Kesehatan menerapkan beberapa langkah. Di antaranya, meningkatkan kompetensi veriikator untuk mendeteksi dini fraud. Setiap rumah sakit memiliki tim veriikator dari BPJS. Merekalah yang bertugas langsung mengomunikasikan ke pihak rumah sakit jika ada indikasi tagihan yang irasional. Selain itu, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes Donald Pardede mengatakan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi - RS Hasan Sadikin (Bandung) - RSUD Karawang - RSUD Dr Soetomo (Surabaya) - RSUD W. Sudirohusodo (Mojokerto) - RSUD Genteng Kab. Banyuwangi - RSUP Wahidin Sudirohusodo (Makassar) - BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou (Manado) - RSUD Ariin Achmad (Pekanbaru) dan RSU Adam Malik (Medan) pencegahan fraud ini. Untuk mengatasi potensi adanya kecurangan dalam klaim Ina CBGs, pihaknya akan membuat modul anti kecurangan yang saat ini tengah dibahas bersama antara Kemenkes dan Universitas Gadjah Mada. Selain potensi fraud, banyaknya pasien yang ditanggung BPJS membuat antrian di rumah sakit mengular. Hingga akhir Juni lalu, sebanyak 22 rumah sakit yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah menjalankan bridging system. Artinya, di rumah sakit tersebut, kini telah memiliki sistem yang dapat menguraikan antrean yang panjang di rumah sakit.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 29 PERISTIWA ermasalahan gizi masih menjadi tantangan besar untuk Indonesia. Data Global Nutrition Report (2014) menyebutkan Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah gizi yang kompleks. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya prevalensi stunting, prevalensi wasting, dan permasalahan gizi lebih. Data Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) 2013 mencatat prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<2SD) memberikan gambaran yang luktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) dan meningkat lagi menjadi 19,6 persen (tahun 2013). Sementara obesitas P sentral, kondisi sebagai faktor risiko yang berkaitan erat dengan beberapa penyakit kronis juga meningkat.Secara nasional, prevalensi obesitas sentral adalah 26.6 persen, lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 sebesar18,8 persen. Dikatakan obesitas sentral apabila laki-laki memiliki lingkar perut > 90 cm, atau perempuan dengan lingkar perut > 80 cm. Sedangkan masalah stunting atau pendek pada Balita ditunjukkan dengan angka nasional sebesar 37,2 persen. Masalah gizi perlu perhatian serius karena memiliki dampak yang luas karena selain menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian, masalah gizi akan mempengaruhi pembentukan 30 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dengan produktiitas optimal. Sebaiknya pemenuhan gizi sudah dipantau sejak terjadinya konsepsi hingga masa usia balita karena berdampak pada kualitas anak nantinya. Kecukupan gizi ibu selama hamil hingga anak berusia di bawah 5 tahun serta pola pengasuhan yang tepat akan memberikan kontribusi nyata dalam mencetak generasi unggul. Untuk menanggulangi permasalahan gizi ini perlu dukungan seluruh lapisan masyarakat dan lintas sektor. Karena permasalahan gizi tidak hanya berhubungan dengan kesehatan saja. Masalah gizi dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti WWW.MAJALAHACEH.COM GIZI MASIH JADI PEKERJAAN RUMAH INDONESIA ekonomi, sosial, budaya, pola pengasuhan, pendidikan juga lingkungan. Masalah gizi ini menjadi salah satu fokus utama Pemerintah untuk peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Untuk itu, sejalan dengan upaya Pemerintah melalui Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi sebagai wujud komitmen pemerintah untuk memerangi masalah gizi, sekaligus untuk menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak, setiap tanggal 25 Januari setiap tahun diperingati sebagai Hari Gizi nasional (HGN). Tahun ini, HGN 2015 mengangkat tema “Bersama Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi”.• BPOM: Caramel Apple tidak Diimpor ke Indonesia pel Gala dan Granny Smith telah menyebabkan Kejadian Luar Biasa di Amerika Serikat. Selain itu Malaysia dan Brunei telah melakukan larangan beredarnya apel tersebut. Dua jenis ini diketahui sebagai bahan baku dalam Caramel Apples yang terkontaminasi Listeria monocytogenes yang terkonimasi dengan strain patogen yang berbahaya bagi bayi di dalam kandungan pada ibu hamil dan orangorang yang kekebalan tubuhnya rendah. Listeria bisa menyebabkan diare, muntahmuntah, demam dan iritas serta menghilangkan nafsu makan. Dua jenis apel ini dikemas oleh perusahaan Bidart Bros of Bakersield. Perusahaan ini telah menarik secara sukarela kedua apel ini di AS. Kepala Badan Pengawas HTTP://VIVALTAINC.COM A Obat dan Makanan (BPOM), Roy Sparringa, Ph.D dalam rilis di Jakarta akhir Januari 2015 lalu mengatakan saat ini sedang ditelusuri oleh Kementerian Pertanian apakah apel tersebut diimpor ke Indonesia, dan didistribusikan kemana saja. “BPOM telah menelusuri produk olahan Caramel Apple dimaksud k e Indonesia, dan dari catatatan tidak ada importasi produk tersebut”, ujar Roy. Badan POM sebagai National Emergency Contact Point INFOSAN telah menerima informasi tersebut dari INFOSAN (International Food Safety Network) bahwa kedua apel ini diekspor kebeberapa negara termasuk Indonesia pada 17 Januari 2015. Sesuai dengan Network dari Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF), BPOM sebagai National Contact Point (NCP) sudah menghubungi Kementerian Pertanian sebagai CCP (Competent Contact Point) pada 19 Januari 2015. Sesuai ketentuan, Kementerian Pertanian sebagai lembaga yang berwenang diharapkan memerintahkan kepada importir, distributor untuk melakukan penarikan, pengamanan dan pemusnahan dua jenis apel yang terkontaminasi jika benar benar masuk dan didistribusikan di indonesia. Pihak Kedubes AS juga telah mengirim surat resmi adanya kasus apel yang tercemar kepada BPOM (22 Januari 2015). BPOM juga telah memberitahukan Kementerian Perdangan, Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen, untuk melaksanakan tindaklanjut sesuai kewenangannya, sambil menunggu penelusuran Kementerian Pertanian. Sementara itu Kementerian Perdagangan sudah mengirim surat kepada Gubernur, Bupati, Walikota dan asosiasi terkait untuk menangani hal ini sesuai tanggung jawabnya masingmasing.’’Komoditas buah dan sayur segar adalah kewenangan Kementerian Pertanian Pusat dan di daerah oleh Gubernur, Bupati dan Walikota sesuai PP 28/2004”, tambah Roy. BPOM melalui Balai Besar / Balai POM yang tersebar di 32 Provinsi akan mengawal pengawasan di daerah melalui Jejaring Pengawasan Daerah, dimana focal point keamanan pangan di daerah adalah Balai Besar / Balai POM. Sebagai bagian dari prosedur tetap, menurut Sekretariat INRASFF, BPOM juga telah berkomunikasi dengan Ditjen P2PL (CCP INRASFF Diretorat Penyehatan Lingkungan) tentang potensi KLB ini di tanah air pada 19 Januari 2015 yang lalu.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 31 HTTP://KLUBPOMPI.POM.GO.ID PERISTIWA Aplikasi Cek Gizi Jajanan Sekolah Diluncurkan B untuk mengetahui kandungan zat gizi dari jajanan yang dikonsumsi anak sekolah, dalam aplikasi ini juga bisa dilakukan pengecekan status gizi dan mengatur asupan gizi agar cukup. “Beberapa hari lalu Dirjen WHO menyampaikan bahwa keamanan pangan harus 32 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 senantiasa berdampingan dengan food and trushion security. Maknanya bahwa ketahanan pangan tak bisa diabaikan,” ujar Kepala BPOM, Dr Roy A Sparingga, di Jakarta beberapa waktu lalu. ‘Software Ayo Cek Gizi PJAS’ ini dibuat dalam dua versi yakni versi desktop dan versi Android untuk diaplikasikan di smartphone. Tujuan dibuat versi mobile ini agar lebih mudah digunakan, terutama oleh orang tua saat memantau jajanan anak di sekolahnya. Aplikasi ini sendiri dapat diunduh di situs Klub Pompi milik BPOM di www.klubpompi.pom.go.id.• WWW.KAPUAS.INFO anyaknya variasi jajanan untuk anak di sekolah seringkali luput dari perhatian guru dan orang tua. Padahal makanan yang dikonsumsi oleh anak di sekolah memegang peranan penting dalam menentukan status gizi anak. Oleh sebab itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pun meluncurkan aplikasi baru yang dapat digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi dari berbagai jajanan sekolah. Aplikasi ini dinamakan ‘Software Ayo Cek Gizi PJAS’ atau Pangan Jajanan Anak Sekolah. Software ini dapat menghitung kandungan gizi pada lebih kurang 210 jenis PJAS. Zat gizi yang dapat dihitung antara lain energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, kalsium, besi, natrium, vitamin A, karoten total serta vitamin C. Selain dapat digunakan adan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan membidik tiga hal yang menjadi target kerja pada 2015 sebagai upaya untuk terus meningkatkan kinerja dan juga layanan kepada masyarakat. “Tahun pertama sudah kami lalui, dan penyempurnaan dalam menjalankan program mulia ini akan terus kami sempurnakan, mengingat pelayan publik khususnya bidang kesehatan, selalu berteman dengan tiga hal yaitu ekspektasi publik yang tidak pernah turun, ‘resources’ bidang kesehatan, selalu tidak ‘match’ antara ‘supply’ dan ‘demand’, serta alokasi biaya yang terbatas,” kata Kepala BPJS Kesehatan Fachmi Idris saat membuka Rapat Arahan dan Strategi Nasional (Rasnas) BPJS Kesehatan tahun 2015. Tiga hal yang akan dicapai pada 2015 adalah keberhasilan implementasi Kartu Indonesia Sehat, sukses kendali mutu dan dan kendali biaya serta sukses kolektabilitas iuran dan peningkatan rekrutmen peserta penerima upah. Keberhasilan implementasi Kartu Indonesia Sehat diukur dari tercetak dan terdistribusinya Kartu Indonesia Sehat sesuai dengan jumlah peserta yang telah didaftarkan oleh Pemerintah. Sementara capaian keberhasilan kendali mutu dan kendali biaya dilihat dari pemenuhan targetkan rasio klaim pada tahun 2015 adalah 98,5 persen dan sukses kolektibilitas iuran dan rekrutmen PPU ditargetkan iuran yang B BPJS KESEHATAN BIDIK TIGA CAPAIAN DI 2015 terkoleksi adalah 95,1 persen dan penambahan rekrutment peserta dari sektor Pekerja Penerima Upah sebanyak 29,1 juta jiwa. Kegiatan Rasnas merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap awal tahun yang dihadiri oleh Dewan Pengawas, Direksi, Kepala Grup, Kepala Kantor Divisi Regional dan Kepala Kantor Cabang BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia. Rasnas kali ini juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek sebagai keynote speaker. Fachmi Idris dalam bagian lain pengarahannya mengungkapkan, BPJS Kesehatan akan memasuki tahun kedua mengelola Jaminan Sosial bidang kesehatan sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Banyak perubahan dan terobosan yang diusahakan agar penyelenggaraan Jaminan Kesehatan yang diemban BPJS Kesehatan lancar tanpa hambatan. Segala kelancaran dan prestasi yang diperoleh dalam menjalani BPJS Kesehatan, tidaklah lepas dari dukungan semua stakeholder termasuk di dalamnya masyarakat. Salah satu upaya untuk FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 33 PERISTIWA pencapain target-target sepanjang 2015, maka ditekankan pentingnya tiga pilar utama dalam menyelenggarakan asuransi sosial yaitu ‘revenue collection’, ‘risk pooling’ dan ‘purchasing’. Pengumpulan pendapatan bertujuan untuk memastikan ketersediaan sumber dana pelayanan kesehatan, sementara pengumpulan resiko bertujuan untuk memastikan adanya subsidi silang antar peserta. Pilar yang terakhir, pembelian, bertujuan memastikan tersedianya pola dan besaran pembayaran bagi fasilitas kesehatan. “Kami berharap dengan penguatan ketiga pilar tersebut di atas, dengan menitikberatkan kepada masuknya peserta yang muda, sehat dan mampu secara kontinyu dalam membayar iuran serta pengendalian fraud, kami dapat menjadikan Indonesia negara yang sehat dan sejahtera dengan Jaminan Kesehatan yang universal,” kata Fachmi. Rencana strategis BPJS Kesehatan di tahun 2015 ini, disusun berdasarkan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019 Indonesia di bidang Kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan & pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan inansial & pemerataan pelayanan kesehatan. Lebih fokus ke sasaran pokok nomor Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasonal di Bidang Kesehatan adalah meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Kesehatan. Dengan Indikatornya yaitu meningkatnya perlindungan inansial, ketersediaan, penyebaran dan mutu obat serta sumber daya kesehatan. Sementara Indikator SJSN adalah Persentase kepesertaan SJSN Kesehatan dari 51,8 persen dari target 2019 minimal 95 persen. Fachmi menegaskan ada tujuh arah kebijakan dan strategi sesuai dengan point empat RPJMN bidang kesehatan masingmasing peningkatan cakupan kepesertaan melalui KIS, peningkatan jumlah fasilitas kesehatan yang menjadi penyedia layanan sesuai standar, peningkatan pengelolaan jaminan kesehatan dalam bentuk penyempurnaan dan koordinasi, penyempurnaan sistem pembayaran untuk penguatan pelayanan kesehatan dasar, pengembangan berbagai regulasi termasuk standar guideline pelayanan kesehatan. Strategi lainnya adalah peningkatan kapasitas kelembagaan untuk mendukung mutu pelayanan dan pengembangan pembiayaan pelayanan kesehatan kerjasama pemerintah-swasta. Dengan rencana strategis BPJS Kesehatan di tahun 2015 dapat mendukung tercapainya RPJMN 20152019 di Bidang Kesehatan.• 34 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 BAIK, BERSIH DAN MELAYANI enteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K), bersama delapan Pejabat Eselon I Kemenkes RI menandatangani Komitmen Melaksanakan Pembangunan Kesehatan yang Baik, Bersih dan Melayani di Jakarta, awal Januari 2015 lalu. Dengan Semangat Reformasi Birokrasi, penandatanganan dilakukan di hadapan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pimpinan Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Deputi Bidang Program dan Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur, dan Pengawasan Kementerian PAN dan RB. Penandatangan komitmen ini juga dilakukan secara bertahap oleh seluruh pejabat eselon II, III dan IV Kemenkes RI, unit pelaksana teknis (UPT) dan Dinas Kesehatan di Daerah. “Komitmen ini bertujuan untuk kembali memantapkan tekad dalam melaksanakan tugas serta menjalankan program secara baik dan benar”, ujar Nila. Dijelaskan, “baik” berarti harus mencapai sasaran program yang telah ditetapkan, dan “benar” artinya melaksanakan program sesuai perundangan yang berlaku, terutama dalam menggunakan anggaran yang menjadi tanggung jawab. Dalam kurun waktu lima tahun terkahir, Kemenkes telah melakukan berbagai perubahan terkait reformasi birokrasi untuk mewujudkan Kemenkes yang Sehat Tanpa Korupsi. “Kemenkes telah memiliki peta jalan reformasi birokrasi untuk mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan Kemenkes, serta telah mengeluarkan Permenkes tentang pengendalian gratiikasi dan lain-lain. Ini menunjukkan Kemenkes menuju perubahan untuk menjadi lebih baik”, tambah Nila. Upaya reformasi birokrasi yang sudah dijalankan selama 5 tahun ini telah membuahkan hasil, diantaranya: BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan Kemenkes RI tahun 201, Kemenpan dan RB memberikan nilai batas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kemenkes RI pada tahun 2013, sehingga memungkinkan jajaran Kemenkes mendapat Tunjangan Kinerja (Tukin), hasil survey integritas yang dilakukan oleh KPK menunjukkan bahwa skor Kementerian Kesehatan mengalami peningkatan setiap tahun dengan skor di atas rata-rata nasional, penandatanganan Komitmen M bukanlah pekerjaan mudah. Dalam pelaksanaannya diperlukan perencanaan yang baik, terstruktur dan tersistem serta harus in line dengan visi, misi dan program aksi pemerintahan saat ini, yang tertuang dalam Trisakti, sembilan agenda perubahan “Nawa Cita”, dan RPJMN 2015-2019. Agenda perubahan “NawaCita” mengamanatkan Kemenkes, sebagai Bersama Pengendalian Gratiikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi dan beberapa apresiasi lainnya. “Keberhasilan ini harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan”, tegas Nila. Nila menyatakan bahwa mewujudkan cita-cita pembangunan kesehatan yang sejalan dengan semangat reformasi birokrasi penyelenggara negara, mengemban tugas untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Dimana status kesehatan masyarakat menjadi syarat untuk hidup produktif dan meningkatkan kesejahteraannya. “Tugas mulia tersebut hanya akan terwujud secara optimal apabila seluruh jajaran Kementerian Kesehatan berkomitmen dan melaksanakan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya”, tegas Nila. Dan keberhasilan dari proses perubahan tidak lepas dari terbangunnya kualitas integritas masing masing individu dan kualitas integritas dari organisasi. Dalam integritas terkandung nilai-nilai kejujuran, loyalitas, komitmen, dan nilai perbaikan. Usai penandatanganan komitmen tersebut, Nila melakukan video conference untuk mendengarkan secara langsung deklarasi dari dinas kesehatan provinsi dan UPT vertikal di 11 Provinsi, yaitu Papua, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DI Yogayakarta, dan Bali.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 35 PERISTIWA BUGAR DENGAN JAMU M Farid Moeloek, menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan mendukung dan mendorong Gerakan Bude Jamu untuk kesehatan dan kebugaran. Jamu, jelas Menkes meliputi spektrum yang luas mulai dari minuman jamu seperti beras kencur dan sinom, sampai dengan sediaan jamu untuk pengobatan. Jamu yang berkhasiat meningkatkan kebugaran akan terus dikampanyekan pemanfaatannya untuk peningkatan kesehatan, sementara pelayanan kesehatan dan dipakai oleh masyarakat. “Gerakan Bude Jamu tentunya harus diawali oleh kita sendiri, misalnya dengan menyediakan jamu pada rapatrapat di kantor, membuka pojok jamu di tempat-tempat umum (Bandara, terminal), penyediaan mimuman jamu di hotel-hotel, termasuk penyediaan jamu di kantor kita”, tambah Nila. Selain itu Nila menjelaskan sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. “Sudah selayaknya pendekatan pembangunan kesehatan adalah ‘membuat masyarakat menjadi lebih sehat dan mempertahankan yang sehat supaya tidak sakit’. Pendekatan inilah yang disebut dengan paradigma sehat”, tambah Nila. Dalam acara ini Puan bersama Menteri Kabinet Kerja menandatangani komitmen bersama untuk Budaya Minum Jamu mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan masyarakat. Acara ditutup dengan minum jamu bersama dengan seluruh tamu dan undangan. Sebelumnya, kegiatan minum jamu bersama juga telah diadakan tiga kali yaitu di Kementerian Perdagangan (16 Desember 2014), Kementerian koperasi (9 Januari 2015) dan Kementerian Perindustrian (19 Januari 2014). Rencananya kegiatan minum jamu akan terus dilakukan bergiliran di tiap kementerian.• HTTP://INDONESIA.TRAVEL enteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani didampingi Mentri Kesehatan Nila Farid Moeloek luncurkan Gerakan Bugar dengan Jamu (Bude Jamu) di halaman kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Hadir pula dalam acara ini Menteri Pemberdayaan Perempuan, Menteri Perindustrian, Menteri Ristek dan Dikti, Menteri Pariwisata, Menteri Agraria Tata Ruang, Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak,Menteri Koperasi dan UKM serta perwakilan Gabungan Pengusaha Jamu serta Ibu-ibu Penjaja Jamu Gendong Peluncuran gerakan Bude Jamu dilakukan sebagai tindak lanjut dan implementasi dari komitmen bangsa Indonesia untuk mengangkat jamu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Saat ini jamu tidak lagi dianggap sebagai minuman masyarakat kelas menengah ke bawah. Saat ini jamu telah mengalami revolusi baik dari sisi bentuk sediaan maupun manfaatnya,’’ tutur Puan Dan saat ini jamu tidak lagi sebagai stigma negatif yang dikenal masyarakat berupa bahan yang diproduksi secara sederhana dan pahit rasanya. Jamu dapat dinikmati semua kalangan dalam bentuk sediaan yang sangat praktis, enak, berkhasiat dan bagian dari gaya hidup. “Melalui jamu yang aman, berkhasiat dan bermutu, maka pelayanan kesehatan ke depan tidak hanya menyelenggarakan pelayanan konvensional seperti yang ada sekarang ini, tetapi juga menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional seperti yang tertuang pada PP 103/2014,” ujar Puan. Pada kesempatan sama, Nila jamu yang diklaim dapat mengobati penyakit, tentunya harus melalui uji klinik yang benar. Kemenkes telah mengembangkan saintiikasi jamu, yaitu program penelitian berbasis layanan untuk mendapatkan bukti ilmiah agar mendapatkan jamu yang bermutu dan berkhasiat. Melalui saintiik jamu dibentuk jejaring dokter saintiikasi jamu, yang memberikan layanan jamu dan layanan penelitian. Sampai saat ini sudah ada lebih 600 dokter saintiikasi jamu yang tersebar di seluruh provinsi dan sudah terlibat penelitian di klinik jamu. Untuk menghasilkan formula jamu yang terbukti berkhasiat aman dan dapat digunakan pada 36 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 KUSTA BISA SEMBUH! eskipun tergolong ke dalam penyakit menular, kusta merupakan penyakit yang tidak mudah menular, karena diperlukan kontak erat secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dengan penderita. Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, jaringan dan organ tubuh lain ini memang bisa memicu kecacatan. Tapi kusta dapat disembuhkan tanpa cacat bila penderita ditemukan dan diobati secara dini. Fakta yang sering terjadi saat ini, penyakit kusta seringkali ditemukan terlambat dan sudah dalam keadaan cacat yang terlihat. Terdapat 2 tingkatan kecacatan penyakit kusta saat ditemukan, yaitu tingkat I dan II. Kecacatan tingkat I adalah cacat yang belum terlihat atau belum ada perubahan pada anatominya. Sementara kecacatan tingkat II adalah sudah terjadi perubahan yang nampak pada anatomi penderita kusta. Dan kecacatan yang nampak pada tubuh penderita kusta ini seringkali tampak menyeramkan bagi sebagian besar masyarakat sehingga menyebabkan perasaan jijik, bahkan ada yang ketakutan secara M berlebihan terhadap kusta atau dinamakan leprophobia. Selain itu, meski penderita kusta telah menyelesaikan rangkaian pengobatannya, dinyatakan sembuh dan tidak menular, status predikat penyandang kusta tetap dilekatkan pada dirinya seumur hidup. Inilah yang seringkali menjadi dasar permasalahan psikologis para penyandang kusta. Rasa kecewa, takut, malu, tidak percaya diri, merasa tidak berguna, hingga kekhawatiran akan dikucilkan (self stigma). Hal ini diperkuat dengan opini masyarakat (stigma) yang menyebabkan penderita kusta dan keluarganya dijauhi bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Survei di lima Kabupaten di Indonesia (Kab. Subang, Malang, Gresik, Gowa, dan Bone) pada tahun 2007 memotret diskriminasi yang dialami penderita kusta baik di lingkungan keluarga, maupun di sarana dan pelayanan publik, seperti dipisahkan dari pasangan (diceraikan), dikeluarkan atau tidak diterima di pekerjaan, ditolak di sekolah, restoran, tempat ibadah, pelayanan kesehatan dan fasilitas umum lainnya. Dan stigma dan diskriminasi seringkali menghambat penemuan kasus kusta secara dini, pengobatan pada penderita, serta penanganan permasalahan medis yang dialami oleh penderita maupun orang yang pernah mengalami kusta. Dan dalam upaya menghilangkan stigma dan diskriminasi, dibutuhkan motivasi dan komitmen yang kuat baik dari penderita maupun masyarakat. Penderita diharapkan dapat mengubah pola pikirnya, sehingga dapat berdaya untuk menolong diri mereka sendiri, bahkan orang lain. Masyarakat pun juga diharapkan dapat mengubah pandangannya serta membantu penderita maupun orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) agar tetap sehat dan mampu menjaga kesehatan secara mandiri. Untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk meningkatkan motivasi, mengubah pandangan dan menghilangkan stigma bagi penderita kusta juga OYPMK, maka setiap hari Minggu pada pekan terakhir di bulan Januari, diperingati sebagai hari kusta sedunia atau world leprosy day. Tahun ini, hari kusta sedunia jatuh pada 25 Januari 2015 dengan tema “Hilangkan Stigma! Kusta Bisa Disembuhkan Secara Tuntas”. Sepanjang tahun 2013, Kementerian Kesehatan RI mencatat 16.825 kasus kusta baru, dengan angka kecacatan 6,82 per 1.000.000 penduduk. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dunia dengan kasus baru kusta terbanyak setelah India (134.752 kasus) dan Brasil (33.303 kasus).• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 37 REFORMASI BIROKRASI Pelayan Baik Nan C epat, tepat, nyaman, aman, murah dan ramah merupakan harapan publik ketika berurusan dengan pelayanan perizinan, registrasi, sertiikasi dan bentuk layanan lainnya di badan publik. Kementerian Kesehatan berusaha untuk memenuhi harapan itu. Satu-satunya cara adalah melakukan reformasi birokrasi. Mulai dari mereformasi mental, budaya kerja dan peningkatan kesejahteraan karyawan. Kualitas layanan seperti di atas sudah menjadi tuntutan masyarakat. “Setiap badan publik wajib menyediakannya, terpaksa atau sukarela, itu harga mati”, kata Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan. Jadi, baik-buruk Kementerian atau Lembaga dalam melakukan reformasi birokrasi, tolok ukurnya ada pada kualitas layanan publik. Jika baik layanan publiknya, maka baik pula reformasi birokrasinya, demikian pula sebaliknya. Layanan publik Kementerian kesehatan, sejak 2012 telah mendapat beberapa penghargaan antara lain; penghargaan sebagai layanan publik tanpa calo dari KPK. Layanan publik berapor hijau dari Ombudsman dan Gold champion of Indonesia WOW Branddari MarkPlus. Keberhasilan itu bukan kebetulan, tapi memang terencana sesuai tahapan reformasi birokrasi di Kementerian Kesehatan. Tepatnya, target reformasi birokrasi tahun 2014-2015, yang berakhir maret 2015. Target tersebut menetapkan sanksi atau penghargaan kepada petugas dan pemberian kompensasi kepada pelanggan yang 38 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 tidak mendapat pelayanan sesuai target sasaran mutu yang ditetapkan dalam ISO 9001: 2008. Dan sejak 28 Januari 2015, Kementrian Kesehatan sudah melakukan pemberian kopensasi kepada pelanggan dengan memberi cinderamata berupa buku agenda, kalender, lashdisc, stabilo atau power bank. Sedangkan untuk petugas loket unit layanan terpadu (ULT) dan agen Halo dapat meningkatkan semangat kinerja layanan publik. Dan untuk meningkatkan pelayanan, Kementrian Kesehatan sudah melaksanakan hal-hal yang mendukung terwujudnya layanan publik yang baik seperti, implementasi SOP, layanan melalui online, survei kepuasan pelanggan secara mandiri dan dari pihak ketiga yang independen, pelatihan Kemkes (HK) setiap tiga bulan sekali melakukan pemeringkatan karyawan terbaik. Bagi karyawan terbaik mendapat penghargaan dari pimpinan Kementerian Kesehatan dan bagi karyawan yang kurang baik dalam melayani memperoleh catatan khusus dari atasan untuk melakukan perbaikan. Melalui pemeringkatan karyawan ini diharapkan petugas loket dari sisi konten dan pelayanan, serta pemberian kompensasi kepada pelanggan yang mendapat pelayanan tidak sesuai dengan sasaran layanan mutu. Akhir dari seluruh perjalanan proses reformasi birokrasi ini dapat mengantarkan pada suatu masa pelanggan tersenyum manis atas pemberian layanan yang diterima Sejahtera dan petugas merasa puas karena tunjangan kinerja yang mereka peroleh menyejahterakan. Sehingga, senyum manis pelanggan dan kesejahteraan karyawan menjadi kenyataan. Terus Meningkatkan Layanan Publik Kementerian Kesehatan sebagai badan publik yang mempunyai peran cukup besar, terus berbenah memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Mulai 2015, unit pelayanan terpadu yang terletak di lantai 5 gedung Prof. Sujudi akan dipindahkan ke lantai dasar lobi gedung Prof. Sujudi. Salah satu alasan pemindahan agar masyarakat lebih mudah mengakses pelayanan, terutama dari sisi masyarakat yang menginginkan pelayanan tatap muka. Dr. Untung Suseno, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan mengharapkan agar unit layanan terpadu dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat, bukan hanya secara online, tapi juga secara tatap muka. ‘’Jangan sampai masyarakat kebingungan karena tempat pelayanannya berada ditempat yang tidak strategis,’’ tuturnya. Untung menegaskan unit layanan terpadu yang akan dikembangkan dengan disain baru, ruang baru, letak tempat yang strategis dan mudah dijangkau diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dari sisi kecepatan, ketepatan, kemudahan, kenyamanan, keamanan dan keramahan para petugasnya. Selain disain ruangan yang modern juga akan didukung dengan sistem mobilisasi berkas yang cepat melalui online. Diharapkan tidak ada kendala lambat dalam antrian menyerahkan berkas. Pemberkasan dapat dilakukan dari tempat tinggal masing-masning. Setelah berkas lengkap, kemudian melakukan veriikasi keaslian data secara tatap muka. Proses ini menjadi lebih cepat karena petugas hanya menananyakan beberapa dokumen tertentu yang dianggap perlu penjelasan. Ruang tunggu ULT juga terintegrasi dengan layanan pojok informasi. Selain pelanggan dilayani dengan baik, pelanggan juga mendapat kesempatan memperoleh informasi tentang kesehatan sambil menunggu giliran antrian layanan. Tidak cukup sampai disini. Bagi pelanggan yang mendapat pelayanan melebihi batas waktu penyelesaian yang ditetapan akan mendapat kompensasi. “Kompensasi ini harus diberikan sebagai apresiasi kepada pelanggan yang tidak menerima layanan seseuai dengan janji yang telah ditetapkan. Selain itu juga diberikan penghargaan kepada karyawan terbaik yang setiap tiga bulan sekali. Hal ini diharapkan dapat memacu karyawan kerja lebih disiplin”, tambah drg Rarit Gempari Kabid Pelayanan Informasi Publik Puskom Publik, Kemenkes.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 39 TEROBOSAN Kesehatan Ibu, Kunci Utama Ku Oleh: Prof. Tjandra Y Aditama Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan P eran ibu sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Sosok ibulah yang melahirkan dan mengantarkan generasi penerus menjadi manusia yang kelak berguna bagi negara. Karena itu, kesehatan ibu menjadi penting seperti pepatah ‘dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’. Ibu yang sehat lebih bias menjalankan itrahnya untuk menghasilkan cikal bakal yang berkualitas. Dan indikator kesehatan ibu yang utama bisa dilihat dari angka kematian ibu (AKI) di suatu negara. Oleh karena itu AKI masuk sebagai gol ke-5 dalam Millenium Development Goal (MDGs). Kajian Litbangkes Kementrian Kesehatan Untuk mendukung Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) telah melakukan kajian layanan kesehatan ibu tahun 2013 dengan hasil layanan dari program kesehatan ibu berkontribusi 68% terhadap kematian ibu, sedangkan 32% adalah faktor lain. Sehingga bias dijelaskan bila cakupan program-program kesehatan ibu mencapai 100%, target kematian ibu tetap tidak akan tercapai. Analisa selanjutnya juga membuktikan bahwa faktor-faktor non kesehatan berkontribusi terhadap kematian ibu, seperti pendidikan, ekonomi dan budaya. Hasil kajian sebelumnya, Studi Tindak Lanjut SP 2010 oleh Badan Litbangkes pada tahun 2011, menyebutkan penyebab medis kematian ibu di Indonesia tertinggi disebabkan oleh kelompok kasus hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar (32,4%) dan kasus Perdarahan Post Partum (PPP) sebesar 20,3%. Kedua kelompok kasus ini mempunyai case fatality rate yang masih tinggi di Indonesia. Artinya bila ibu mengalami komplikasi HDK dan PPP sulit diselamatkan bila penanganan tidak cepat dan adekuat. Periode kematian ibu berdasarkan 40 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 hasil kajian kematian ibu di 5 region tahun 2012, tertinggi pada saat persalinan (13%) dan nifas (62%), dan terjadi dalam kurun waktu 2x 24 jam pasca persalinan. Ibu yang meninggal di rumah sebanyak 30%. PONED di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah telah membentuk Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar) dan RS PONEK (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif) dengan tujuan mendekatkan akses masyarakat pada pelayanan kegawatdaruratan. Diharapkan ibu hamil atau bersalin ketika mengalami komplikasi mendapatkan pertolongan tepat waktu dan tepat guna. Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan 2010-2014 menargetkan puskesmas rawat inap mampu menyediakan PONED sebesar 100% dan pada tahun 2013 telah tercapai 95%. Keberhasilan ini seyogyanya diikuti dengan peningkatan kualitas layanan yang ternyata belum optimal. Hasil Rifaskes tahun 2011, menyebutkan Puskesmas yang belum mempunyai dokter 17,6%, tidak ada bidan 3,5%, ketersediaan obat untuk kasus komplikasi HDK, yaitu Mg SO4 (42%) dan alat pemeriksaan Hb untuk screening 69%. Sarana pendukung lainnya yaitu ketersediaan transportasi rujukan hanya 79%, air bersih dan listrik 24 jam baru 65%. Untuk melihat kondisi fasilitas puskesmas yang ada saat ini, pemerintah melakukan analisa secara statistik indikator layanan puskesmas. Hasilnya diperoleh model layanan berpengaruh signiikan pada kematian ibu. Model layanan tersebut adalah tersedianya pedoman malaria pada ibu hamil, penanganan P4K, adanya supervisi dari dinkes, adanya kegiatan AMP (Audit Maternal Perinatal) dan Monitoring dan Evaluasi (MONEV). Kelima indikator tersebut berkontribusi 49,9 % terhadap rasio kematian ibu di Indonesia. Ketika program mempunyai keterbatasan, kelima indikator tersebut ualitas Bangsa dapat dijadikan sebagai prioritas program dalam penurunan kematian ibu, tanpa mengkesampingkan program lainnya. Rumah Sakit PONEK saat ini juga sudah meningkat jumlahnya, namun secara kualitas juga harus ditingkatkan kompetensinya. Hasil Rifaskes 2011 menyebutkan RS PONEK yang memenuhi kriteria 17 indikator baru 7,6%, ketersediaan dokter terlatih PONEK (54%), Tim PONEK essensial (44%), layanan darah siap 1 jam (27%). Hasil analisa statistik kajian Litbangkes menyebutkan model layanan pada RS yang berpengaruh signiikan terhadap kematian ibu ditentukan oleh waktu tanggap UGD siap 10 menit, kamar bersalin siap 30 menit, dan pelayanan darah siap dalam waktu < 1 jam. Model ini berkontribusi 25% terhadap rasio kematian ibu. Kematian ibu di Indonesia sering terjadi karena keterlambatan dalam penentuan diagnosa komplikasi, terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk, dan terlambat ditangani.Oleh karena itu kecepatan dan ketepan dalam mengambil keputusan, merujuk dan penanganan berpengaruh signiikan secara statistik, karena mencerminkan kecepatan tindakan kegawatdaruratan dan stabilisasi kondisi pasien yang merupakan faktor yang penting dalam menyelamatkan nyawa ibu. SDM, Gizi dan Pendidikan Selain fasilitas kesehatan, kualitas sumber daya manusia juga sangat penting dalam sistem kesehatan. Kondisi saat ini, bidan sebagai pemeriksa kehamilan 87% (hasil Riskesdas 2013). Bidan/perawat sebagai penolong persalinan 62% (SDKI 2012), sedangkan dokter kandungan sebagai penolong persalin sebesar 16% (Riskesdas 2013), dan 20% (SDKI 2012). Dokter umum sebagai penolong persalinan hanya 1% (Riskesdas 2013). Pertolongan persalinan oleh tenaga non professional yaitu dukun 14% (SDKI 2012). Hal ini menandakan bidan menjadi tenaga andalan dalam layanan kesehatan ibu. Berdasarkan laporan-laporan secara kuantitas jumlah bidan saat ini sudah mencukupi, namun belum terdistribusi secara merata. FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 41 TEROBOSAN dalam Angka Saat ini,angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya dan target yang ditetapkan Kementrian Kesehatan dimana angka kematian ibu menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. • Hasil SDKI 2012, dalam lima tahun terakhir AKI 359 per 100.00 kelahiran hidup. Sedangkan hasil kompetensi bidan berdasarkan laporan studi oleh Badan Litbangkes, PPSDM dan GAVI di 5 provinsi (Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tengah, Papua dan Papua Barat) menyebutkan kompetensi bidan yang bertugas di fasilitas kesehatan yang mempunyai pengetahuan yang baik hanya (37,3%43,7%), keterampilan yang baik (57,1%-77,3%). Hasil kajian, tingkat pendidikan bidan D1 berkorelasi positif dengan kematian ibu.Saat ini di wilayah Indonesia Timur masih banyak tenaga bidan dengan pendidikan D1. kelompok usia 20- 24 tahun 23,8% (Riskesdas 2007) meningkat menjadi 30,1% (Riskesdas 2013). Status gizi lainnya adalah Ibu hamil dengan anemia sebanyak 37% (Riskesdas 2013). Resiko ibu hamil dengan anemia adalah saat terjadi perdarahan menjadi sulit untuk ditangani. Kondisi lain yang memperburuk adalah penyakit pada ibu hamil. Hasil Riskesdas 2007 melaporkan ibu hamil pada kelompok usia 15-19 tahun yang menderita hipertensi 5,8%, dan menderita diabetes 0,5%. Hal ini menandakan intervensi kesehatan ibu harus diupayakan sejak dini, yaitu sejak remaja. Faktor lainnya dipengaruhi oleh pengetahuan kesehatan reproduksi sangat kurang pada remaja. Padahal penduduk Indonesia terbanyak saat ini ada pada kelompok usia reproduktif (66,5%). Hubungan seksual pertama kali sudah dilakukan oleh remaja pria pada usia sekolah menegah pertama (SMP) sebesar 1,1%, masih dalam perhitungan, semula dilaporkan AKI 259 per 100.000 kelahiran hidup setelah dihitung kembali sementara menjadi 346 per 100.000 kelahiran hidup • Kesulitan mencapai target MDGs ini juga dialami oleh negara-negara lain, hanya 19 negara yang dapat menurunkan 75% kematian ibu sesuai target global. Sementara itu ibu hamil kekurangan gizi diprediksi akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) dan bayi stunting (pendek) yang rentan terhadap gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak. Dampaknya adalah kerugian bagi negara karena sumber daya manusia yang dihasilkan tidak produktif. Saat ini ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) meningkat, hasil Riskesdas 2007 menyebutkan ibu hamil KEK pada kelompok usia 15-19 tahun (31,3%) meningkat menjadi 38,5% ( Riskesdas 2013). Pada 42 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 MANAJEMEN-PEMBIAYAANKESEHATAN.NET AKI Indonesia Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010, akan tetapi pengetahuan tentang resiko hamil setelah berhubungan seksual hanya 31% pada pria dan 35% pada wanita. Di sisi lain umur perkawinan pertama pada kelompok usia 10-14 tahun (saat masih sekolah dasar/ SD dan menengah pertama/ SMP) sebanyak 4,8%. Hal ini akan berdampak kehamilan pada usia dini. Usia muda merupakan faktor resiko tinggi terjadinya komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang dapat berujung kematian ibu. Yang juga sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu adalah faktor pendidikan, ibu yang tidak tamat SD, periksa hamil pada nakes hanya 54%, sedangkan pada ibu dengan pendidikan SLTA, periksa hamil ke nakes mencapai 99,1% (SDKI, 2012). Pria yang tidak berpendidikan juga berpengaruh pada tingkat kematian ibu. Begitupula dengan faktor ekonomi.Semakin tinggi status ekonomi, semakin meningkat periksa kehamilan ke tenaga kesehatan, DIUPDATE.COM mendapatkan pil zat besi, persalinan di faskes dan kunjungan nifasnya. Kultur budaya juga berpengaruh pada kesehatan ibu. Hasil Studi Riset Etnograi Kesehatan Ibu dan Anak, menyebutkan masyarakat di pedesaan percaya kepada dukun karena mempunyai kelebihan dapat mengobati ibu hamil yang “ dimasuki oleh roh halus”.Eklampsia kadang disebut oleh dukun sebagai kemasukan “roh”. Hal-hal tersebut jelas dapat merugikan kesehatan ibu, sehingga diperlukan pendekatan budaya untuk memperbaiki status kesehatan ibu. Penting Dilakukan Pada sistem JKN layanan kuratif sudah mulai mendapatkan jaminan, maka upaya dan layanan promotif dan preventif harus ditingkatkan pula agar masyarakat berpola pikir paradigma sehat. Upaya preventif yang penting pada program adalah screening pemeriksaan darah dan urin ibu hamil tidak hanya wajib pada trimester 1, tapi wajib juga dilakukan pada trimester ke 3. Persalinan dilakukan di faskes oleh tenaga kesehatan, karena ada persalinan juga bisa terjadi komplikasi tidak terduga sebelumnya (15%). Kualitas layanan kesehatan juga harus diperbaiki dengan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan dan fasilitas kesehatan terutama PONED dan PONEK.Ketersediaan alat, sarana dan tenaga yang terdistribusi secara merata. Daerah-daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan, masih ditemukan kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan. Dibutuhkan komitmen pimpinan daerah (Bupati/ Walikota) sebagai pemegang kekuasaan otonomi untuk meningkatkan kemampuan SDM nya sehingga kebijakan dan pembangunan yang dilakukan harus memberikan kontribusi yang positif terhadap kesehatan. Seperti memilih pimpinan Puskesmas dan RS yang mempunyai strategi mempercepat layanan kegawatdaruratan serta dapat melakukan “improving collaboration”, sehingga terbentuk pembinaan dan jejaring layanan kesehatan ibu. Selain itu diperlukan upaya memperbaiki tingkat pendidikan, ekonomi dan pendekatan budaya. Sektor pendidikan juga berperan terhadap kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan. Standar kompetensi harus terpenuhi baik dari mahasiswa, dosen maupun alat dan prasarana pendidikan.Untuk itu kerjasama sektor Pendidikan dan Kesehatan harus ditingkatkan baik pemerintah maupun swasta. Dan upaya pemakaian alat kontrasepsi terutama kontrasepsi jangka panjang dapat ditingkatkan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menghindari kematian pada ibu hamil, serta meningkatkan kesehatan pada ibu.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 43 KOLOM Perpustakaan Terpadu Poltekkes Menuju E-Library Oleh : Rarit Gempari M asyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Mereka lebih memilih menonton TV (85,9%) atau mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca (23,46%) (BPS). Hal ini jelas menjadi tantangan bagi pustakawan di seluruh unit kerja Kementerian Kesehatan. Tantangan untuk menyediakan perpustakaan yang mampu menjaring minat pembaca. Saat ini, perpustakaan haruslah menjadi representasi ilmu pengetahuan itu sendiri, dinamis dan selalu bergerak maju. Perpustakaan bukan hanya ruangan kaku yang menyediakan deretan buku tua berdebu. Old shoes. Lebih jauh, dia adalah pusat dokumentasi dari informasi kiwari sampai hari ini. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan sistem informasi, perpustakaan haruslah menjadi fasilitas ternyaman yang bisa dinikmati siapa saja. Tempat tenang untuk menimba dan menggali pengetahuan yang disajikan secara audio visual dan tentu saja teks. Idealnya perpustakaan harus menyediaan tempat khusus untuk semua koleksi buku dan material cetaknya, ruang petugas, ruang baca, ruang audiovisual, ruang learning center, ruang referensi serta ruang konsultasi. Banyaknya perpustakaan di jajaran Kemenkes di satu sisi adalah kabar gembira. Poltekkes bisa mempunyai perpustakaan yang jumlahnya sama dengan jumlah jurusannya. Bahkan ada Direktorat yang juga mempunyai perpustakaan sendiri. Sayangnya, dari perpustakaan yang ada, mayoritasnya adalah sekedar ruang baca. Belum membawa elan vital ilmu pengetahuan yang dinamis dan terus bergerak maju. Pertama dilihat dari koleksi buku. Banyak perpustakaan itu memiliki koleksi buku terbatas, baik jenis dan jumlahnya. Sehingga jika dikaitkan dengan informasi terkini tentang kesehatan, bisa dipastikan mereka belum menyediakannya. Seperti ilmu pengetahuan lainnya, bidang kesehatan adalah salah satu bidang ilmu yang mengalami perkembangan yang sangat cepat. Karena perpustakaan- 44 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 perpustakaan itu ada di bawah binaan Kementerian Kesehatan, persoalannya bisa ditelisik mulai dari awal. Lemahnya perencanaan di awal yang biasanya ditandai dengan tidak adanya alokasi anggaran pengadaan yang cukup, mengakibatkan penambahan koleksi buku menjadi terhambat. Kedua tingkat kenyamanan sebagai output yang dihasilkan dari paduan tempat, suasana, kelengkapan fasilitas, dan tentu saja pelayanan. Kedua faktor di atas diyakini menjadi alasan mengapa orang enggan berkunjung ke perpustakaan. Selain ada juga faktor eksternal, yaitu kemudahan mengakses informasi melalui internet. “Serahkan kepada Mbah Google,” demikian pameo yang cukup terkenal. Kemudahan visual yang disediakan internet membuat sebagian masyarakat menjadi malas mengunjungi perpustakaan. Sialnya, banyak penelitian yang mendukung premis tersebut. Misalnya tahun 2009, Badan Pusat Statistik merilis hasil survei untuk mengetahui minat penduduk terhadap dua aktivitas, yaitu menonton dan membaca. Survei dilakukan kepada penduduk yang berusia 10 tahun ke atas. Hasilnya, sungguh mengejutkan. Sebesar 90,27 persen penduduk menyukai menonton dan hanya 18,94 persen yang menyenangi aktivitas membaca. Penelitian Serikat Perusahaan Pers di sembilan kota besar di anggota bagi peminjam. Seandainya ada, kartu anggotanya masih manual. Model ini menyulitkan pengelola untuk melihat data pengunjung dan peminjaman buku. Berapa buku yang belum dikembalikan? Berapa peminjam yang mengembalikan buku tepat waktu? atau Apakah pengembalian dilakukan lebih dari waktu yang ditentukan? Kondisi ini tentunya memiliki risiko hilang atau berkurangnya koleksi buku yang dimiliki. Kedua, kegiatan perawatan buku-buku Perpustakaan juga masih terbatas pada perbaikan sampul buku dan menjilid ulang buku, yang secara isik sudah tidak layak dipakai. Ketiga infrastruktur perpustakaan belum mendukung seperti penyediaan alat-alat dan prasarana. Keempat petugas yang jumlahnya terbatas dan belum pernah mendapat WWW.LAFAYETTELIB.ORG Indonesia juga mendapatkan hasil tidak jauh berbeda. Mereka menyebutkan bahwa pembaca koran terus turun dari sebelumnya mencapai 25,1 persen kini tersisa 15 persen (Republika, 21/10/2011). Semua faktor di atas diyakini menjadi alasan mengapa orang enggan berkunjung ke perpustakaan. Selain itu, berdasarkan pengamatan penulis, ada beberapa hal yang perlu mendapat catatan serius. Pertama, pengelolaan perpustakaan yang ada di bawah Kementerian Kesehatan terkesan seadanya. Belum tertib administrasi. Contohnya tidak semua buku yang dipinjam sudah dicatat dalam buku pencatatan peminjam. Perpustakaan juga belum menerbitkan kartu pelatihan teknis bidang Perpustakaan. Selain itu supervisi terhadap hasil kerja dari pihak Direktur dan Pudir juga terbatas. Berdasarkan catatan di atas sebaiknya mulai dirancang perpustakaan terpadu di semua Poltekkes. Terpadu di sini bukan dalam artian isik. Terpadu menggunakan sistem yang terintegrasi dengan dukungan iptek. Sistem yang digunakan oleh masingmasing jurusan hendaknya sama. Hal ini akan mengarah tidak hanya pada otomasi perpustakaan namun sudahmengarah ke e-library, sehingga semua koleksi perpustakaan bisa diakses secara elektronik. Otomasi perpustakaan akan memungkinkan terjadinya efektiitas dan eisiensi dari tenaga, sarana, dan prasarana, juga memudahkan dari aspek pemustaka, mengingat bahwa pelayanan yang diberikan sudah tidak dilakukan secara manual lagi. Kondisi perpustakaan di Poltekkes berbeda-beda, pada umumnya terdiri dari beberapa jurusan yang terdapat di satu lokasi ataupun terkadang beberapa jurusan terletak di lokasi yang berbeda. E-Library memungkinkan mahasiswa dapat meminjam di jurusan manapun. Mereka bahkan tidak harus datang ke perpustakaan jurusan yang dituju. Mereka juga dapat mengembalikan bukunya di jurusan manapun. Hal ini terutama untuk 11 Perpustakaan Poltekkes yang sudah dipasang uploader KIN (Katalog Induk Nasional). Kemenkes tahun 2014 telah melakukan pemasangan uploader KIN di Poltekkes Jakarta II, III, Bandung, Tasikmalaya, Aceh, Bengkulu, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Malang, dengan system remote control. Selanjutnya tahun 2015 akan dipasang di 9 Poltekkes lainnya. Pada akhirnya Perpustakaan akan diwajibkan untuk menyusun dan menetapkan Standar Operating Prosedure (SOP) Perpustakaan. Kepala pengurus/pengelola perpustakaan juga wajib melakukan langkah-langkah konkrit dalam melakukan penataan/pengelolaan perpustakaan. Dengan demikian keberadaan perpustakaan akan dirasakan bermanfaat dan banyak diminati oleh dosen, mahasiswa dan petugas perpustakaan serta pengunjung umum. Perpustakaan yang telah memenuhi standar akan mendapat akreditasi dari Perpustakaan Nasional. Jika pengelolaan perpustakaan sudah tertata dengan baik, bisa mendapatkan ISO 9001 yaitu untuk aspek manajemen, dimana semua yang dikerjakan di perpustakaan dicatat secara tertulis. Semoga kualitas perpustakaan Poltekkes kian bermutu dan tingkat kepuasan pengunjung semakin meningkat. Bukankah manusia modern dituntut untuk membaca tidak kurang dari 840.000 kata per-minggu (Baldridge, 1987)? Karena membaca adalah salah satu fungsi yang penting dalam hidup. Seperti kata ahli pendidikan Reading is the heart of education(Farr, 1984).• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 45 UNTUK RAKYAT Waspada Listeria....! Kejadian infeksi bakteri listeria momocytogenes di dunia semakin meningkat tiap tahunnya bahkan menjadi wabah. Mewaspadai menjadi hal penting untuk kita lakukan bersama. Oleh: Prawito dan Hambali P enyakit yang disebabkan oleh bakteri listeria monocytogenes mulai menjadi perhatian masyarakat dunia menyusul wabah yang terjadi di Amerika Serikat pada awal tahun 2015 lalu. Wabah tersebut terjadi akibat produk buah apel asal Bidart Bros Bakersield Caliofornia Amerika yang dieskpor ke berbagai negara termasuk Indonesia diketahui mengandung bakteri ini. Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan pengawasan makanan dan obat (FDA) dan Badan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) mulai menyelidiki wabah listerioris terkait apel dan pengepakannya mulai awal Januari lalu. Menurut CDC, pada 9 Januari 2015 lalu terdapat 46 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 32 orang terinfeksi wabah bakteri listeria monositogen di 11 negara bagian Amerika Serikat. Dari jumlah itu, 31 dirawat di rumah sakit. Saat wabah ini terjadi, listeriosis telah menyebabkan tiga kematian, sepuluh gangguan kehamilan dan satu kematian janin. CDC menyatakan 25 dari 28 pasien mengaku memakan apel karamel. Hingga kini, merek apel yang dimaksud termasuk Happy Apple, Carnival dan Merb’s Candies. Peneliti Keamanan Pangan dari Departemen Ilmu Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Ratih Dewanti-Hariyadi mengatakan, penemuan bakteri tersebut seharusnya menjadi tolak ukur bagi pemerintah dan perusahaan pertanian, perkebunan untuk memperbaiki sistem pengepakan agar lebih higenis. “Ini menjadi momentum karena dengan kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes, tidak hanya terjadi di AS, tetapi bisa juga terjadi saat pengepakan buah, sayuran di Indonesia,” kata dia. Menurut Ratih, bakteri Listeria monocytogenes pertama kali ditemukan di Kanada pada tahun 1983 pada tanaman kubis. Bakteri ini tumbuh dan berkembang cepat di daerah dengan sanitasi yang buruk dan kotor. “Karakteristik bakteri Listeria monocytogenes ini bisa bertahan meski berada di suhu dingin, tetapi tidak tahan panas,” kata dia. Artinya, ungkap Ratih, bakteri ini masih bisa bertahan hidup dan berkembang dalam kondisi dingin, termasuk jika sayuran dan buah yang POPULASI RENTAN Beberapa kelompok individu (populasi) mudah atau rentak terjangkit bakteri listeria monocytogenes ini. Populasi itu mencakup: WANITA HAMIL Biasanya pada individu yang menjalani perawatan dengan corticosteroid (salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy (perawatan setelah pencangkokan bagian, tubuh, dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh) dan orang dengan AIDS. Akan terjadi janin-infeksi perinatal (sesaat sebelum dan sesudah kelahiran) dan neonatal (segera setelah kelahiran). PASIEN KANKER PENGKONSUMSI KEJU Terutama pasien leukimia. Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju, menunjukan bahwa orang sehat dapat terserang penyakitini, terutama bila makanan terkontaminasi organisme ini dalam jumlah besar. ORANG LANJUT USIA Karena status imun mulai menurun. ORANG NORMAL PENGGUNA ANTASIDA ATAU CIMETIDINE Karena beberapa laporan menunjukan orang normal yang sehat dapat menjadi rentan kemungkinan karena penggunaan antasida atau cimetidine. Gala Royal. Hal ini dilakukan setelah mereka mengetahui temuan bakteri Listeria monocytogenes pada apel itu. “Kami sudah mendapatkan informasi tersebut sejak akhir pekan lalu. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami langsung menarik peredaran dua jenis apel ini dari toko buah impor, pusat perbelanjaan, serta di pasar-pasar,” kata Kepala Bidang Perdagangan DOCTIPSS.COM terkontaminasi bakteri ini disimpan di lemari pendingin. “Bakteri tersebut masih bisa berkembang dan menyerang manusia yang mengkonsumsi salad sayur atau buah, akan tetapi bakteri ini tidak menimbulkan bahaya yang mengancam pada orang dewasa normal atau kaum lelaki,” tambah dia. Bakteri itu lebih banyak menyerang janin dalam wanita hamil serta bayi dan manula, karena bisa memicu keguguran atau bayi yang dilahirkan meninggal. “Atau jika lahir hidup, anak tersebut terancam terkena radang selaput otak,” kata Ratih Terkait hal ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor langsung menarik semua peredaran dua jenis apel asal California Amerika Serikat, Granny Smith dan ORANG DENGAN KEKEBALAN TUBUH LEMAH WWW.DAILYMAIL.CO.UK “Ini menjadi momentum karena dengan kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes, tidak hanya terjadi di AS, tetapi bisa juga terjadi saat pengepakan buah, sayuran di Indonesia,” Ratih DewantiHariyadi Lebih jarang di laporkan-pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati (cirrhotic), asama, dan radang kronis pada usus besar (ulcerative colitis) Disperindag Kota Bogor Mangahit Sinaga di Bogor, Rabu 28 Januari 2015. Namun Sinaga tak bisa memastikan apakah dua jenis apel yang beredar di Kota Bogor berasal dari pengepakan di Bidart Bros Bakersield Caliofornia. “Kami belum melakukan cek labolatorium sendiri, tetapi yang penting kami melakukan langkah antisipasi, tidak mau ambil risiko saja,”kata dia.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 47 SUMBER FOTO: WWW.MICROCHEM.CO.ZA UNTUK RAKYAT Seluk Beluk Listeria Paham tentang listeria monocytogenes untuk mencegah atau menghadapinya dengan tepat. B akteri Listeria Monocytogenes diketahui dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh L. Monocytogenes. Hal ini disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementrian Kesehatan, dr. H.M. Subuh, MMPM awal Januari 2015 lalu. dr. Subuh menjelaskan bakteri ini merupakan bakteri Gram-positif, dan motif/bergerak dengan menggunakan lagella. Beberapa penelitian menunjukan bahwa 1-10 % manusia mungkin memiliki L. Monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia, baik hewan peliharaan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies kerang. Bakteri ini terdistribusi luas di lingkungan, dapat ditemukan di tanah, silage (pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi) dan sumbersumber alami lainnya seperti kotoran ternak. Kontaminasi Pada Makanan Sebagai bakteri yang tidak dibentuk spora, L. Monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap panas, 48 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 asam dan garam. Dan bakteri ini tahan pembekuan dan dapat tumbuh pada susu 4 derajat Celsius (khhususnya pada makanan yang disimpan di lemari pendingin). L. Monocytogenes juga diketahui membentuk bioilm (ciri khas terbentuk lapisan lendir pada permukaan makanan). L. Monocytogenes mempunyai tingkat kematian sekitar 20-30 %. Tingkat kematian di antara bayi yang baru lahir dengan Listeria adalah 25 sampai 50 persen dan kasus listeriosis pada manusia di Spanyol (1 kasus per 100.000 penduduk). Pada tahun 1981 terjadi wabah listeriosis di Kanada yang menyebabkan kematian beberapa domba akibat memakan kubis yang terkontaminasi L. Monocytogenes. Dua tahun kemudian, tahun 1983, 14 orang meninggal dari 49 orang yang dirawat di Rumah Sakit di Massachusetts dengan gejala klinis berupa septikemia dan meningitis karena menkonsumsi susu pasteurisasi yang terkontaminasi. Tahun 1985 terjadi wabah listeriosis di Los Angeles dan California, dilaporkan "Bakteri ini telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia, baik hewan peliharaan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies kerang." dr. H.M. Subuh Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan organisme ini dari dara, cairan cerebrospinal (cairan otak dan sumsum tulang belakang). Atau kotoran (walaupun untuk kotoran, sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya). Apa Gejala Listeria? Gejala listeria dapat muncul diantara 3 - 70 hari setelah infeksi, tetapi biasanya sekitar 21 hari. Gejala umumnya 29 orang meninggal akibat mengkonsumsi keju yang terkontaminasi. Pada tahun 1991-2002 di Eropa terjadi 19 kasus listeriosis invasif dan dilaporkan juga di 9 negara lainnya dengan total wabah listeriosis sebanyak 526 kasus. Sejak tahun 1998 di Perancis telah dikembangkan sistem untuk melaksanakan kegiatan monitoring ter- hadap listeriosis pada manusia dan dilakukan investigasi pada sumber. Laporan CDC memperkirakan bahwa telah terjadi sekitar 1600 kasus dengan 260 kematian karena listeriosis setiap tahunnya di Amerika. Pada tahun 2013 kejadian listeriosis di Amerika adalah 0,26 kasus per 100.000 penduduk per tahunnya. Trend kejadian listeriosis dibandingkan dengan 19961998 kejadian listeriosis telah menurun sekitar 42 % tahun 2012. Pada tahun2012 dilaporkan terjadi 831 wabah makanan yang di laporkan CDC. Ada 4 wabah dinyatakan listeriosis dan 1 diduga wabah listeriosis di Amerika. Wabah listeriosis terbesar dalam sejarah AS terjadi pada tahun 2011, ketika terjadi 147 penyakit, 33 kematian, dan 1 keguguran yang pada penduduk di 28 negarabagian yangmana wabah dikaitkan dengan konsumsi blewah dari sebuah pertanian Cara Penularan dan Pencegahan Sumber penularan L. Monocytogenes dapat terjadi melalui beberapa cara, mulai dari pemilihan makanan, pengolahan, hingga penyajiannya. Pada pemilihan makanan penularan biasanya terjadi pada produk seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah di masak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Pada saat pengolahan dapat terjadi penularan jika menggunakan alat masak yang telah terkontaminasi L. Monocy- togenes. Selain itu,. Bayi bisa lahir dengan Listeria jika ibu yang makan makanan yang terkontaminasi selama kehamilan. Dan penyajian dengan lingkungan yang kurang bersih dan pembersihan yang tidak benar menyebabkan bakteri ikut serta terkonsumsi.• l Sakit Demam l Nyeri otot l Mual atau diare (jarang terjadi) Dan jika infeksi menyebar ke sistem saraf pusat (SSP), gejala mencakup: l l l l Sakit kepala Leher kaku Kebingungan Kehilangan keseimbangan l Kejang Gejala bagi mereka dengan sistem kekebalan yang lemah bakteri Listeria dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis atau infeksi otak. Gejala wanita hamil dan bayi yang baru lahir Pada wanita hamil yang terinfeksi, gejala seperti lu ringan. Namun, infeksi selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, infeksi pada bayi yang baru lahir, atau bayi mati. Gejala biasanya muncul pada baru lahir pada minggu pertama kehidupan, tetapi juga dapat terjadi di kemudian hari. Gejala Listeria pada bayi baru lahir sering tidak terlihat, namun gejala juga termasuk lekas marah, demam, dan tidak mau makan. Cara Mencegahnya! Beberapa cara bisa dilakukan untuk mencegah agar bakteri listeris monocytogenes tidak menyerang kita. Yang bisa coba dilakukan yaitu: l Bilas bahan mentah dengan air mengalir, seperti buah-buahan dan sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Termasuk produk yang sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu. l Menggosok produk pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas. l Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap saji. l Cuci peralatan masak (alat atau alas pemotong) yang telah digunakan pada produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya. l Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan dan saat akan makan. FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 49 TEMPO.CO.ID UNTUK RAKYAT B eberapa cara dilakukan Kementrian Kesehatan dan kementrian terkait untuk mencegah, menekan dan menaggulangi bakteri ini. Kejadian luar biasa disebabkan oleh bakteri Listerus Monocytogenes sudah dialami sejak 2010 lalu. Secara berturut-turut kejadian luar biasa listeria dan akibat keracunan pangan di Indonesia dalam angka kejadian sebagai berikut: 190, 177, 312, 233 dan 99 kejad ian Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dr. H.M. Subuh, MMPM mengatakan Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya, diantaranya melakukan program keamanan pangan dengan penguatan pengaturan norma, standar, pedoman dan kriteria terhadap implementasi keamanan pangan melalui pengelolaan higene sanitasi pangan siap saji yang terstandar. Kementrian Kesehatan juga melakukan penguatan pembinaan dan pengawasan secara berjenjang melalui pemetaan pusat sampai dengan tingkat provinsi dan kabupaten/kota melalui pemetaan faktor risiko 50 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 WWW.SUPERINDO.CO.ID Upaya Pemerintah Tanggulangi Listeria Monocytogenes kualitas pangan siap saji melalui e-Monev HSP di seluruh Tempat Pengelolaan Pangan Siap Saji (rumah makan/restoran, Jasaboga, makanan jajanan, depot air minum) sebagai upaya peningkatan kewaspadaan dini kejadian penyakit bawaan pangan dan KLB keracunan pangan. “Sosialisasi dan advokasi kepada jajaran Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota dalam rangka sinergitas pengelolaan pelaksanaan higiene sanitasi pangan siap saji yang terstandar, juga bagian dari upaya penting”, ujar Subuh. Menurut Subuh, peningkatan kinerja pertugas kabupaten/kota dilihat dari pelaksanaan analisis cepat kualitas pangan siap saji melalui penyediaan alat deteksi cepat pemeriksaan kualitas pangan siap saji, sistem kewaspadaan dini dan penang- gulangan KLB keracunan pangan melalui orientasi petugas harus mendapat perhatian serius. Dan di sisi lain, Subuh mengingatkan perlu ada peningkatkan peran Kantor Kesehatan Pelabuhan melakukan fungsi cegah tangkal dalam penularan penyakit, melaksanakan pengawasan terhadap keluar masuknya orang ataupun BERITADAERAH.CO.ID Syarat Sanitasi yang Baik keracunan pangan dalam sistem SMS Gateway, sehingga informasi terkait KLB keracunan pangan dapat tertanggulangi dengan cepat dan tepat”, ujar Subur. Menurut Undangundang RI, Nomor 18 tentang menjelaskan bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang di perlukan untuk mencagah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman WWW.JURNALASIA.COM barang yang dicurigai dapat mengkontaminasi atau terkontaminasi menimbulkan penyakit serta pemeriksaan laboratorium sampel pangan oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit yang terdapat di 10 Kota di Indonesia. “Dampak pengelolaan hygiene sanitasi pangan yang terstandar akan menurunkan kejadian penyakit bawaan pangan dan KLB keracunan pangan, serta menurunnya kejadian luar biasa akibat keracunan pangan.Saat ini, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan sistem respon cepat terhadap KLB untuk dikonsumsi. Lebih lanjut undang undang itu menyebutkan setiap orang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pada ranatai pangan yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi pesyaratan sanitasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dan dalam rangka pencegahan dan kewaspadaan dini terhadap timbulnya penyakit listeriosis di Indonesia, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI meminta kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Unit Pelaksana Teknis Ditjen PP dan PL (Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai/Balai Besar Teknik Kesehatan LingkunganPengendalian Penyakit) seluruh Indonesia melakukan langkah-langkah pencegahan dan kewaspadaan dini serta Pemenuhan persyaratan sanitasi di seluruh kegiatan rantai pangan penting dilakukan untuk upaya pencegahan penyebaran bakteri Listeria Monocytogenes. Untuk mewujudkannya bisa dilakukan dengan cara penerapkan pedoman cara yang baik meliputi: l Cara budidaya yang baik; (tanggung jawab Menteri Pertanian, Perikanan atau Kehutanan) l Cara Produk Pangan Segar yang Baik; (tanggung jawab Menteri Pertanian atau Perikanan) l Cara Produk Pangan Olahan yang Baik; (tanggung jawab Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan) l Cara distribusi Pangan yang Baik; (tanggung jawab Menteri Perindustrian, Pertanian atau Perikanan) l Cara Ritel Pangan yang Baik; (tanggung jawab Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan) l Cara Produk Pangan Siap Saji yang Baik; (tanggung jawab Menteri Kesehatan) melaporkan dalam waktu 1x 24 jam jika ditemukan kasus listeriosis di wilayah kerja masing-masing.• FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 51 DARI DAERAH Pemberdayaan, Kunci Sukses Karanganyar Se K aranganyar sehat, program besar yang menjadi unggulan pemerintah Kabupaten Karanganyar. Program besar ini kemudian dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, bersama jajaranya, lintas sektor, para tokoh ormas dan seluruh masyarakat Karanganyar. Sebab, sehat itu hak semua orang dan menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya sektor kesehatan saja. Nah, untuk memastikan program kesehatan dapat terlaksana dengan baik, maka pemerintah telah menetapkan sistem kesehatan kabupaten, termasuk anggaran dan target yang akan dicapai. Khusus penetapan target sasaran, Dinas Kesehatan menggali apa yang menjadi kehendak masyarakat tentang kesehatan, kemudian dimasukkan dalam kebijakan kesehatan. Selanjutnya, kebijakan kesehatan masuk dalam forum kesehatan desa dan dilaksanakan pengurus kesehatan desa dalam dr. Cucuk Heru Kusumo (kanan). Dinas Kesehatan mempunyai tim gerak cepat untk menanggulangi bencana kesehatan dan kejadian luar biasa. 52 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 program desa siaga. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Karanganyar dr. Cucuk Heru Kusumo kepada Mediakom awal februari 2015 yang lalu, di Karanganyar. Menurut Cucuk, penetapan anggaran kesehatan saat ini masih prioritas untuk orang sakit, belum untuk orang sehat. Kedepan, akan dilakukan analisis terhadap pembiayaan yang tepat dan belanja yang tepat pula, khususnya untuk orang sehat dalam program kesehatan masyarakat. “Secara makro pemberdayaan masyarakat terekam pada program desa toga (tanaman obat keluarga) dan lingkungan bersih dan sehat (LBS). Program ini mendorong masyarakat secara aktif menata lingkungan bersih dan sehat. Termasuk pemanfatan sampah untuk kebutuhan keluarga. Memanfaatkan halaman untuk tanam obat dan memanfaatkan hasil tanaman obat untuk kesehatan. Jadi masyarakat dapat mencukupi kebutuhan kesehatan dari pekarangan yang tersedia dan bila lebih dapat dijual”, ujar Cucuk bangga. Hj Siti Khomsyah, sebagai ketua tim penggerak PKK Kabupaten menjadi motor pendorong masyarakat melaksanakan program desa toga dan lingkungan bersih dan sehat bersama pengurus PKK dan tenaga kesehatan lainnya. “Kini masyarakat telah merasakan memanfaat hasil tanaman toga dan LBS, bukan hanya untuk dirinya tapi juga orang lain. Khusus toga, masyarakat telah memproduksi berbagai jenis makanan dari tanaman pekarangan menjadi industri rumah tangga. Mereka telah menjual dengan label dan kemasan yang sehat”, ujar Khomsyah. Menurut Kadinkes, pemberdayaan masyarakat melalui posyandu juga sudah mulai mengembangkan koperasi. Sehingga berbagai kebutuhan operasional posnyadu sudah dapat tercukupi dari pendanaan yang dihasilkan koperasi, seperti yang dilakukan posbindu Nirmala, Dusun Manyar, Desa Dawung, Kecamatan Matesih, Karanganyar. ehat “Saya mengawali sejak menjadi kepala Puskemas Kecamatan Matesih. Awalnya dengan memberi modal garam beryodium kepada posnyadu, karena daerah tersebut menjadi endemik gondok. Saat ini sudah berkembang menjadi koperasi yang menyediakan bahan kebutuhan masyarakat. Bahkan hasil dari koperasi itu mereka gunakan untuk mengadakan makanan tambahan untuk balita, tanpa harus memungut dana dari masyarakat lagi”, ujar Cucuk. Menurut dr. Cucuk Kadinkes yang mengawali Hj Siti Khomsyah (tengah). Kini masyarakat telah merasakan memanfaat hasil tanaman toga dan LBS. karirnya dari bawah ini menjelaskan, program prioritas dalam promosi kesehatan adalah lansia dan anak sekolah. Mengapa lansia?, karena mempunyai sifat paternalistik. Mereka berperilaku sehat mengikuti apa yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh nenek moyangnya. Kemudian untuk anak sekolah, mengutamakan karena faktor psikologis untuk mempengaruhi orang tua menjalankan program kesehatan. Seperti anak TK yang terbiasa mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan ke puskemasmas lebih didengar dari pada nasehat oleh suami Tim gerak cepat layanan kesehatan. Menurut dr. Cucuk, Dinas Kesehatan mempunyai tim gerak cepat untk menanggulangi bencana kesehatan dan kejadian luar biasa. Tim ini terdiri dari tenaga kesehatan dan masyarakat yang berasal dari para pemuda. Mereka menjadi satu kesatuan program pemberdayaan masyarakat untuk menangani masalah kesehatan masyarakat. Tim ini dikembangkan sampai tingkat desa dalam program desa siaga. “Tim gerak cepat melakukan deteksi dini penyakit tidak menular, kanker leher rahim dan payudara. Tim ini sudah terdapat pada setiap puskesmas. Mereka mampu melakukan deteksi dini dan berkolaborasi dengan rumah sakit daerah”, ujar Cucuk. Menurut dr. Cucuk, khusus penanggulangan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan mempunyai tim khusus yang bekerjasama dengan Komisi Penanggulan HIV/AIDS (KPA). Bahkan untuk penyakit TB, sudah mempunyai laboratorium pemeriksaan TB, bahkan terpilih menjadi laboratorium rujukan untuk wilayah Solo Raya. Untuk pelayanan dasar, khususnya puskesmas secara keseluruhan telah dilengkapi dengan dokter yang sudah dilatih saintiikasi jamu yang bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT). Sedang sebagian puskesmas juga sudah dilengkapi dokter dengan keahlian akupreser dan akupuntur. “Karanganyar sehat” harus diperjuangan. Upaya pemberdayaan masyarakat memerlukan langkah persuasif. Upaya persuasif butuh waktu. Untuk itu harus pandai membuka peluang kemungkinan agar pihak lain mendukung program Karanganyar sehat. Sehingga harus tertanam dalam diri setiap pejuan berpikir positif dan kerja ikhlas. “Jangan merasa dapat menyelesaikan pekerjaan secara mandiri, kita harus memberdayaan pihak lain untuk mendukung program kesehatan. Awalnya kita tenaga inti pihak lain tenaga pendukung, tapi fase berikutnya kita tenaga pendukung hanya melengkapi dan pihak lain sebagai tenaga inti. Seperti pemberdayaan desa, libatkan LSM untuk mendampingi memberdayakan masyarakat. Sebab, pemberdayaan masyarakat menjadi kunci sukses membentuk Karanganyar Sehat.”, kata dr. Cucuk mengakhiri percakapan.• (pra) FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 53 DARI DAERAH Bupati Karanganyar Karanganyar Maju dan Sehat B H. Juliatmono 54 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 upati berharap menjadi “Karanganyar maju dan sehat”. Cita-cita ini memerlukan gerakan besar dari semua pihak untuk mencapainya. Mulai dari Bupati, perangkat daerah ditingkat dinas, camat, lurah, desa, dusun dan masyarakat. Gerakan ini harus saling bersinergi, sehingga mendorong gerakkan besar untuk mewujudkan Karanganyar maju dan sehat. H. Juliatmono, sebagai Bupati menyadari untuk menggerakkan semua unsur tersebut memerlukan momentum, sehingga mempunyai daya dorong yang kuat. Momentum itu disepakati jatuh pada hari jadi Karanganyar, yakni November 2015 yang akan datang. “Selain momentum, untuk mendorong kearah cita-cita besar itu, saya akan memberi penghargaan kepada semua pihak yang mempunyai peran sesuai dengan tanggung jawab masingmasing. Sehingga akan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi menciptakan Karanganyar maju dan sehat. Saya yakin dapat menggerakkan. Sehingga November sebagai puncak gerakkan dapat menemukan momentumnya”, ujar Juliatmono kepada Mediakom di Karanganyar. Kepada anggota masyarakat yang memiliki kinerja baik dan dapat memberi inspirasi kepada masyarakat lainnya dalam mendukung terciptanya lingkungan bersih, sehat dan maju mendapat apresiasi dari pemerintah daerah. Selain itu, secara kelompok akan diselenggarakan lomba lingkungan bersih dan sehat dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Adapun indikatornya, lingkungan bebas jentik nyamuk, tidak ada anggota masyarakat buang air besar sembarangan dan adanya tanaman obat keluarga (Toga) disetiap pekarangan masyarakat. Untuk memperkenalkan produk tanaman obat yang langsung dapat dirasakan masyarakat, akan segera dibuka “Café Jamu” bekerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu di lingkungan rumah Dinas Bupati Karanganyar. Cofe tersebut menyediakan layanan kesehatan yang dilakukan dokter saintiikasi jamu. Masyarakat akan mendapat pelayanan pemeriksaan dan mendapat obat-obatan dari jamu. “Café jamu berfungsi mendekatkan masyarakat Karanganyar dengan produk jamu, sekaligus memperkenalkan jamu yang mempunyai potensi besar untuk mendukung Karanganyar sehat dengan jamu. Apalagi jamu sudah menjadi warisan budaya dari nenek moyang kita”, ujar Juliatmono. Menurut Juliatmono, mengembangkan produksi tanaman obat ditengah masyarakat akan mudah, asalkan ada kepastian pembeli produk tanaman obat tersebut. Dalam hal ini saya berharap B2P2TOOT Tawangmangu bersedia menampung hasil tanaman obat petani. Bila hal ini dapat terlaksana dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kesehatan dan sekaligus kesejahteraan masyarakat. Menurut Bupati, program ini tentu mempunyai tantangan tersendiri, khususnya kultur masyarakat, terutama mereka yang berpendidikan rendah. Mereka sulit berubah, dan mempunyai kemauan sendiri “sak-sak’e dewe”. Untuk itu harus merekrut mereka yang muda dan berpendidikan untuk mendukung program. Bagi masyarakat yang sulit berubah harus ada pendamping, terutama para RT. Diantara tugas RT memberi penjelasan kepada masyarakat agar mau mengikuti program yang dicanangkan pemerintah. Sebab, para RT di Karanganyar mendapat gaji Rp 1.000.000,- setiap tahun. Masih ada yang harus mendapat perhatian dan konsolidasi khusus, terutama pendanaan, sarana prasarana, honor para petugas dan biaya “Selain momentum, untuk mendorong kearah cita-cita besar itu, saya akan memberi penghargaan kepada semua pihak yang mempunyai peran sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Sehingga akan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi menciptakan Karanganyar maju dan sehat." opersional. Untuk itu harus dikerjasamakan dengan para lurah dan camat setempat, supaya ada sebagian anggaran yang diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat. “Untuk memperkuat legalitas program, harus dikeluarkan Surat Keputusan (SK) dari Bupati untuk para penyelenggara, bukan hanya SK lurah. Selain itu, Bupati akan mem-backup pendanaan tersebut”, ujar Juliatmono. Menurut Bupati, tahun 2015 sudah menganggarkan dana untuk kegiatan di Dinas Kesehatan Kabupaten, mensinergikan dengan rumah sakit dan CSR perusahaan yang ada di Kabupaten Karanganyar. “Saya tidak perlu uang, tapi perlu WC leher angsa berupa paket-paket. Saya sudah minta Dinas Pekerjaan Umum untuk menyiapkan. Kemudian CSR kita dorong untuk menyediakan paket tersebut. Paket itu selanjutnya dibagikan kepada masyarakat sebagai simbolisasi gerakan lingkungan sehat”, katanya. Mulai saat ini Bupati sudah mengintrusikan kepada Dinas Pertanian agar setiap kecamatan menanam tanaman obat disepanjang jalan, sehingga suatu saat akan menjadi sebagai daerah wisata. Setiap kecamatan akan menjadi wisata. Tanaman obat dan durian tempat wisata dari Kecamatan Jumantono. Wisata tanaman pisang dari Kecataman Jenawi dan wisata jambu dari Kecamatan Argoyoso.•(pra) FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 55 DARI DAERAH Dokter Jamu dari Tasikmadu 56 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 d r. Isti, begitu panggilan Kepala Puskesmas Tasikmadu Karanganyar. Setiap hari, selain sebagai kepala Puskesmas juga sebagai dokter saintiikasi jamu di puskemasnya. Hanya saja masih ada beberapa hambatan dalam memberi pelayanan kesehatan, terutama yang terkait saintiikasi jamu. Padahal banyak masyarakat yang menginginkan berobat dengan saintiikasi jamu. “Saya termasuk angkatan pertama, Oktober 2010 untuk mengikuti pelatihan saintiikasi jamu. Mendapatkan STR untuk dokter saintiikasi jamu tahun 2011. Dokter saintiikasi jamu hanya melayani masyarakat dengan jamu yang sudah diteliti secara saintiik jamu pelayanan, tidak boleh sembarang jamu”, ujar dr. Isti. Menurutnya, saat itu baru tersedia jamu anti kolesterol, anti asam urat dan anti hipertensi. “Biasanya setiap akhir tahun ada penjelasan hasil penelitian jamu, mungkin dalam waktu dekat ini”, ujarnya. Selama memberi pelayanan saintiikasi jamu. Pemerintah tekah menyediakan alat penyimpanan jamu, seperti simplisia (daun jamu kering). Hanya saja pengadaannya masih harus mengambil sendiri ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu. Sebab, saintiikasi jamu belum masuk dalam formularium nasional dan e-katalog. “Untuk menyimpan simplisia. Secara teori simplisia dapat disimpan dalam lemari penyimpanan selama satu tahun, tapi kenyataanya belum satu tahun sudah ada jamurjamur putih. Mungkin kadar airnya masih tinggi”, ujarnya. Menurut dokter Isti, seseuai dengan Perda, untuk berkunjung ke puskesmas cukup membawa Rp 5000,sudah termasuk obat. Sementara harga jamu Rp 35.000,- untuk satu minggu. Jadi sebagian besar pasien memang merasa agak berat. Sebab para pasien puskesmas ini sebagain besar masyarakat kelas menengah ke bawah. Saintiikasi jamu ini sebenarnya mempunyai dua fungsi. Selain untuk mengobati penyakitnya, simplisia jamu dapat untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau kesegaran. Nah, kalau jamu ini masuk dalam formularium nasional atau JKN masyarakat akan senang menggunakan. Tapi karena belum masuk JKN, setelah mengetahui harganya, sebagian besar mundur teratur. Bagi Isti, saintiikasi jamu mampu mengangkat potensi masyarakat yang mempunyai tanaman obat keluarga (Toga). Tanaman tersebut, selain dapat digunakan sendiri sebagai obat dan peningkatan daya tahan tubuh atau kesegaran, juga dapat dijual untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, puskemas mempunyai program “prolanis” program pengelolaan penyakit kronis. Komunitas prolanis ini banyak yang menggunakan saintiikasi jamu. Komunitas ini mengadakan pertemuan Saintiikasi jamu mampu mengangkat potensi masyarakat yang mempunyai tanaman obat keluarga (Toga). Tanaman tersebut, selain dapat digunakan sendiri sebagai obat dan peningkatan daya tahan tubuh atau kesegaran, juga dapat dijual untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. setiap bulan dan senan bersama setiap jum’at. Mereka inilah yang secara aktif menggunakan saintiikasi jamu. Tapi ada juga yang insidental, setelah melihat simplisia dikonter pelayanan, kemudian berminat menggunakan jamu. “Sayang, setelah mendapat penjelasan tentang saitiikasi jamu, pasien tidak melanjutkan dengan mengkonsumsi jamu, karena harganya relatif lebih mahal. Padahal secara budaya masyarakat sangat senang dengan minum jamu. Dari sekitar 40 orang komunitas prolanis, 50 % tetap aktif mengkonsumsi jamu”, ujar Isti. Menurut dr. Isti, tidak semua orang yang mempunyai hipertensi dapat menggunakan jamu anti hipertensi. Pasien yang dapat menggunakan jamu hanya pasien yang mempunyai hipertensi terkontrol dengan tensi dibawah 150. Untuk tensi yang tidak terkontrol tetap mendapat terapi secara konvensional. Sementara untuk tensi yang sudah terkontrol dapat menggunakan jamu berdampingan dengan konvensional. “Bagi pasien yang sudah stabil tensinya karena mengatur pola makan dan olah raga, kami menganjurkan untuk mengkonsumsi jamu anti hipertensi. Sebab masyarakat yang mengkonsumsi jamu merasa lebih segar. Ada pasein pak Untung namanya, setiap jumat hadir ikut senan, walau berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan. Motornya dimodiikasi, rajin minum jamu, katanya lebih bugar”, ujar Isti.•(pra) FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 57 DARI DAERAH Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes Pemberdayaan Petani Jamu ala Tawangmangu S ejak tahun 2013, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2 TOOT) Tawangmangu telah merintis membentuk dua desa model pemberdayaan masyarakat di Sragen. Satu desa dengan kondisi ekonomi biasa dan satunya lagi dengan kondisi desa yang “miskin”. Mengapa dengan model ? Sebab dengan model akan dapat diaplikasikan ditempat lain. Ada rujukan dan pengalaman sebelumnya. Hal ini disampaikan Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes Balai Besar Penelitian dan 58 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2 TOOT) Tawangmangu kepada Mediakom awal Januari 2015 yang lalu. Bagaimana hasilnya ?, Ternyata desa miskin lebih bagus hasilnya. Kondisi desa yang mempunyai ketersidaan air memang berpengaruh pada keberhasilan. Tapi keberhasilan itu juga sangat bergantung kesungguhan para petani. Walau desa miskin, tapi mereka berusaha untuk memahami khasiat dan manfaat tanaman obat. Pada akhirnya kepahaman itu menuntun kepada keberhasilan. Menurut Indah, petani bersedia menanam jamu apabila ada jaminan yang membelian hasil tanam jamu tersebut. B2P2TOOT tentu akan membeli hasil tanaman petani dengan harga yang lebih tinggi dibanding pengepul. Sebab petani yang mendapat pembimbingan akan menghasilkan produk yang lebih baik. Misalnya; petani tidak akan melakukan pengobatan dengan bahan pestisida bila tanaman terserang hama. “Ini cara B2P2TOOT mendukung petani untuk kebutuhan penelitian”, kata Indah. Bagi Indah, pengalaman ini tak terlupakan, pernah ada petani yang akan menjual temulawak, dalam jumlah besar karena panen raya, ternyata sudah ditawarkan ke industri tapi ditolak. Setelah itu petugas mengambil acak beberapa kg bahan dalam karung. Kemudian memeriksa kandungan kurkumenya, ternyata hanya 1,1 %, sementara standar difarmakope minimal harus mengandung kurkume 1,5 %,. Dengan demikian kami harus menyampaikan tidak membeli temulawak yang ditawarkan. “Setelah dilakukan pengecekan dilapangan, temulawak tersebut ditanam di bawan pohon-pohon besar, sehingga kekurangan sinar matahari. Berangkat dari fakta ini, maka petani sangat memerlukan penyuluhan agar memahami cara menanam yang benar. Sementara kita tak mampu untuk memberi penyuluhan”, ujar Indah. Menurut Indah, petani itu memerlukan pembimbingan, pemantauan dan kunjungan tatap muka. Sebab ketika mereka tidak mendapat kunjungan, mereka menganggap sudah tidak diperlukan lagi. Kehadiran pembina menjadi penting sebagai strategi merangkul petani. Sehingga petani merasa tetap dibutuhkan. Mata rantai pengelolaan jamu tidak boleh putus. Petani menaman dengan benar, berarti mereka harus mendapat penyuluhan. Selanjutnya jamu hasil tani harus memenuhi persyaratan agar dapat dibeli Industri untuk jamu atau Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2 TOOT) Tawangmangu untuk riset saintiikasi jamu. Mata rantai ini tidak boleh putus. Bupati Karanganyar, Juliatmono sangat bersemangat mendorong petani untuk menanam jamu. Sehingga dari tanaman jamu tersebut dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Untuk mendukung programnya, Bupati akan menjalin kerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2 TOOT) Tawangmangu. “Sekalipun Bupati siap mendorong petani menanam jamu, tapi kalau hanya menaman saja, repot. Contoh petani menanam sledri, kemudian sledri itu kena ulat, lalu disemprot menggunakan pestisida. Sledri itu yang dibutuhkan kandunganya. Kalau kandungannya sudah tercemar pestisida, harga jualnya menjadi turun. Kasihan petaninya”, ujar Indah. Menurut Kepala B2P2TOOT, sampai saat ini realisasi kerjasama masih harus diperkuat dengan komitmen riel dalam Petani itu memerlukan pembimbingan, pemantauan dan kunjungan tatap muka. Sebab ketika mereka tidak mendapat kunjungan, mereka menganggap sudah tidak diperlukan lagi. Kehadiran pembina menjadi penting sebagai strategi merangkul petani. Sehingga petani merasa tetap dibutuhkan. pelaksanaan, sehingga menjadi kenyataan dan memenuhi harapan semua pihak. Mulai dari petani, pengepul, industri dan tentunya B2P2TOOT sebagai pihak yang mendorong pengembangan jamu. Dalam waktu dekat ini akan dibuka “Cafe jamu” yang merupakan kerjasama antara Pemda Karanganyar dan B2P2TOOT. Pemda menyiapkan gedung dengan segala sarana dan prasarana, kemudian B2P2TOOT menyiapkan berbagai macam jenis jamu dan sistem pengelolaannya. Rencananya “Cafe jamu” akan diresmikan Menteri Kesehatan, setelah cafe tersebut betul-betul ada nuansa kesehatannya, seperti tersedia pelayanan saintiikaksi jamu dan dokter saintiikasi jamu. Dengan pelayanan yang berkelanjutan. “Bukan sekedar cafe jamu biasa. Kalau cafe jamu biasa, sudah banyak dimana-mana”, ujar Indah tentang gagasan cafe jamu. Untuk mendukung pemberdayaan petani jamu, perlu kerjasama yang erat antara Kemenkes, Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata. Kemenkes fokus pada konten saintiikasi jamu dan menyediakan wisata ilmiah. Dinas Pertanian bertugas membina petani, sehingga produknya sesuai dengan persyaratan yang telah ditertentukan. Sementara Dinas Pariwisata bertanggung jawab mengembangkan pariwisata khusus tanaman jamu. Bila hal ini terwujud, maka Karanganyar sehat dan sejahtera akan segera jadi nyata.•(pra) FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 59 DARI DAERAH Kiat Kader Toga “Menyehatkan Warga” T uti (47) kader tanaman obat keluarga (Toga), datang tergopoh-gopoh menyambut kehadiran tamu yang sudah dikenal, yakni dr. Cucuk Heru Kusumo Kadinkes Karanganyar dan rombongan Mediakom. “Monggo lenggah rumiyen, kulo nembe sakeng kebon jahe teng wingking”, dalam bahasa jawa halus ala Karanganganyar. Tuti mempersilahkan tamunya duduk, menunggu sebentar untuk berganti baju. Maklum, Dia baru saja datang dari kebun jahe dengan seragam pakaian ladang yang kotor. Tuti dikenal kader toga dari Ngunut, Kecamatan Jumantono, Karanganyar. Dialah penggerak masyarakat untuk menanam toga dan sayur-sayuran di pekarang rumah atau kebun milik masyarakat. Tidak boleh ada kebun dan ladang nganggur tidak produktif. Untuk menggerakan masyarakat, Tuti harus memberi contoh dan merasakan terlebih dahulu betapa enaknya punya kebon penuh tanaman. “Saya melengkapi pekarangan dengan berbagai tanaman obat dan sayuran , seperti sereh, jahe, laos, dewa, terong, lobak, sawi, cabe, kacang panjang dan bayam. Dengan tanaman toga dan sayuran seperti ini keluarga tidak perlu membeli. Kalau beli, hanya garam, bawang merah dan bawang 60 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 putih”, ujar Tuti. Menurut kader toga ini, seluruh penduduk yang terdiri dari 4 desa, 9 dukuh, 1000 kk dan 4000 jiwa, sejak tahun 2009 telah memulai gerakan. Sehingga Dia berharap tahun 2016 menjadi kampung wisata herbal. Masyarakat dapat menikmati warung herbal yang menyajikan minuman jamu tradisional herbal. Selain itu, berencana mengembangkan salon herbal. “Sejak menanam toga dan sayuran, cukup lumayan. Misalnya sehari belanja sayuran Rp 50 ribu, dengan menanam sayuran sendiri, dapat menghemat Rp 40 ribu/hari. Sebulan bisa menghemat Rp 1,5 juta. Apalagi kalau sedang panen jahe dengan harga yang bagus, Tuti. Berharap cukup lumayan tahun 2016 penghasilannya”, menjadi ujar kader toga kampung wisata herbal. yang merangkap kader posnyadu ini. Untuk menggerakkan masyarakat, Tuti menginisiasi dengan pertemuan rutin PKK setiap tanggal 5 tingkat bayan, tanggal 19 tingkat kelurahan kemudian ada pertemuan tingkat RT. Menggerakan harus bersama aparat desa yang lain. “Yang penting kegiatan positif, masyarakat itu mudah digerakkan. Seperti pelatihan membuat jamu instan, cukup seduh langsung minum saja”, ujar petani kacang itu. Menurut Kadinkes, sekalipun belum ada penelitian, kampung Ngunut yang telah membudaya minum jamu gendong maupun instan yang diproduk sendiri, tampaknya lebih sehat dan bugar. Sebab dari hasil saintiikasi jamu yang dilakukan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal Tawangmangu, Simplisia dapat menyebuhkan penyakit juga menambah daya tahan tubuh. Bagi Tuti, dengan berkembangnya gerakan menanam toga dan sayuran jelas menambah sehat secara jasmani dan penghasilan keluarga. Warga bersemangat untuk bekerja, mulai dari menanam, memproduksi dan menjajakan ke pasar. “Memotivasi warga untuk berlomba menanam dengan berbagai varietas tanaman obat dan sayuran. Ketika bertemu ditempat perkumpulan seperti arisan, warga ramai dan gembira. Apalagi arisan telor, masing-masing membawa telor dari hasil ternak keluarga mereka”, kata Tuti bangga.•(pra) Bidan Sri Mulyani Peduli Regenerasi Kader S ri Mulyani, bidan Desa Dawung Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar selalu siap sedia mendampingi para kader membina masyarakat, baik ketika di posnyandu, PKK dan rumah warga. Untuk menjamin keberlangsungan pemberdayaan masyarakat terhadap kegiatan kesehatan, bidan Sri telah menyiapkan kader generi penerus untuk menggantikan kader senior yang sudah mengabdi lebih 28 tahun seperti Sri Dwiyanti kader posnyandu Nirmala Dusun Manyar. Para kader muda ini tergabung dalam Karang Taruna Harapan, Dusun Talesan. Sekalipun mereka anak muda, tapi fokus kegiatannya justru pada pelayanan lansia. Mereka melakukan pemeriksaan tensi darah, gula darah, kolesterol, pemberian vitamin dan senam lansia. Hal ini dilakukan oleh Karang Taruna karena mendapat arahan bidan Sri agar berbakti kepada orang tua. Menurut Ketua Karang Taruna Titon, atas arahan bidan Sri, kami Karang Taruna Harapan berusaha mengabdikan diri untuk berbakti kepada orang tua dengan cara membantu memberi layanan kesehatan kepada lansia. Mereka menyediakan mankanan tambahan untuk lansia, seperti bubur dan kacang hijau. Sedang pendanaanya diambil dari kas karang taruna dan sebagian dari kas RW. “Kecintaan kami kepada lansia karena kami semua ini berasal dari orang tua. Kencintaan ini murni atas keinginan sendiri. Apabila dari pihak pemerintah dan pihak terkait peduli terhadap karang taruna memberi pelatihan yang benar-benar kader, pasti kecintaan ini akan bertambah tinggi”, ujar Titon. Menurut Titon, sarana- prasarana memang perlu dilengkapi. Sebab sekarang ini alat tensi meter sudah tua, kalau untuk ngukur tensi lansia malah naik. “ Ini satu-satunya harta kami yang sudah berumur 3 tahun kenang-kenangan dari Mahasiswa Akper sewaktu KKN. Kalau digunakan sudah Suloyo dalam bahasa jawa ( tidak akurat)”, ujar Titon sambil tertawa terbahabahak.•(pra) Titon (duduk tengah). Karang Taruna Harapan berusaha mengabdikan diri untuk berbakti kepada orang tua dengan cara membantu memberi layanan kesehatan kepada lansia. FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 61 DARI DAERAH Pengepul Tanaman Obat dari Ngunut S uparjo (59) sebagai pengepul tanaman obat sukses. Selain sebagai sumber penghasilan keluarga, juga membantu menyalurkan hasil tanaman obat warga dengan cara membeli dan menjual ke tempat lain. Mengawali sebagai pengepul bermodal Rp 5 juta, kini sudah beromset kurang lebih Rp 50 juta. Dengan bekal pengalaman sebagai mantan karyawan jamu air mancur, Parjo dapat dengan mudah memulai usahanya sebagai pengepul tanaman obat warga. Parjo tidak hanya membeli hasil tani tanaman obat, tapi dia juga memberi penyuluhan kepada warga tentang tata cara menanam obat yang benar. Termasuk mendampingi petani dalam produksi pasca panen. Tanaman obat yang terkumpul, kemudian dijual ke pabrik jamu air mancur, Balai Besar Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, pengusaha toga nusantara di Bekasi, Jawa Barat, Solo dan Jakarta. Parjo, warga asli kapung Ngunut, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar ini memulai usaha sebagai pengepul sejak tahun 2004. Tanaman obat yang paling banyak dibeli berjenis kunyit, daun dewa dan jahe. Ketika ditanya apa yang melatar belakangi menjadi pengepul ? “Saya ini juga petani yang merasakan kesulitan menjual hasil tanaman obat masyarakat. Petani itu kesulitan 62 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 membuang hasil panenya. Nah, untuk membantu masyarakat menjual tanaman obat, akhirnya saya mencoba untuk menjadi pengepul”, ujar Parjo rendah hati. Parjo mengakui, semua warga Ngunut menanam tanaman obat dan obat tradisional dengan luas lahan kurang lebih 200 ha. Masyarakat umumnya menanam jahe dan kunyit dan menjual dalam bentuk simplisia. Mengapa jahe dan kunyit ? karena kedua jenis tanaman tersebut sangat dibutuhkan dan mudah menjualnya. Menurut Kadinkes Karanganyar dr.Cucuk, untuk mendukung program tanaman obat masyarakat, pemerintah berencana memberi izin industri rumah tangga kepada masyarakat yang memproduksi makanan atau minuman berbahan baku tanaman obat. Menurut Kadinkes, bila masyarakat khususnya rumah tangga sudah memiliki izin industri rumah tangga untuk produksi makanan berbahan baku tanaman obat, maka secara hukum masyarakat sudah terlindungi, baik produksen maupun konsumennya. Sebab, mereka akan mendapat pembinaan dari dinas terkait secara berkesinambungan. “Kedepan saya berharap mempunyai jaringan yang lebih luas, baik dari sisi pengumpulan bahan tanaman obat dan juga distribusinya. Dengan demikian, saya menjadi lebih banyak manfaatnya untuk menyehatkan masyarakat secara jasmani maupun ekonomi”, harap Parjo.•(pra) Sri Dwiyanti, Srikandi tanpa gaji S ri Dwiyanti, sering dipanggil Cici, sebagai kader PKK sejak lulus SLA tahun 1976. Ia meniti karir sebagai kader posyandu Nirmala, Dusun Manyar, Desa Dawung, Kecamatan Matesih, Karanganyar hingga mengantarkan sebagai ketua Posyandu, sekaligus Kepala Dusun Manyar. Tanpa beban dan lelah, Dia melakukan kegiatan sosial untuk warganya. Mulai dari Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia dan seabrek kegiatan kemasyarakatan tanpa bayar dijalani dengan ikhlas. Kini, setelah 28 tahun mengabdi di posyandu Sri Dwiyanti (ketiga dari kanan). Pengabdian saya kepada masyarakat sudah panggilan hati. melayani masyarakat, telah banyak prestasi yang diperoleh. Dengan caranya sendiri Sri memetakan semua program dalam bentuk visualisasi diagram gambar menggunakan bahan lokal, seperti kertas, cat warna dan papan tulis besar sebagai tempat visualisasi program imunisasi dan program lainnya. Khusus program imunisasi, Cici mampu menjelaskan visualisasi tahapan imunisasi dasar yang lengkap setelah 9 bulan, mulai dari bayi lahir mendapat imunisiasi BCG, Folio, DPT dan Campak. Berikutnya kartu tersebut dimasukan dalam kantong untuk memonitor perkembangan imunisasi anak secara sederhana dan mudah. Visualisasi juga di buat untuk program penimbangan balita. Bagi balita yang tidak hadir melakukan penimbangan maka Cici akan mengunjungi rumah balita tersebut pada hari berikutnya. “Saya akan mengunjungi balita yang tidak hadir pada hari penimbangan dengan membawa timbangan untuk menimbang balita dan mencatatnya”, ujar Cici. Menurut Cici, selain melayani kesehatan masyarakat, posnyandu yang Dia pimpin juga mengembangkan koperasi. Dia menceritakan, kalau koperasinya berawal dari sumbangan garam beryodium. Garam tersebut diberikan gratis kepada warga selama 3 bulan dan berikutnya masyarakat membeli sendiri. “Setelah proses jual-beli yodium kepada masyarakat, ternyata mendapat banyak dana yang terkumpul. Kemudian muncul inisiatif untuk menggunakan dana tersebut untuk membeli kenang-kenangan kepada balita yang sudah berumur 5 tahun, karena telah lulus dengan imunisasi 100%”, ujar Cici. Dengan kreatiitas dan kemandirian mengelola posnyandu, mengantarkan banyak kunjungan dari pihak luar untuk belajar mengelola posnyandu yang baik. Bahkan banyak dikunjungi dari daerah lain untuk belajar. “Banyaknya pengunjung dari banyak pihak mendorong saya dan teman-teman kader untuk meningkatkan kreatiitas pengelolaan posnyandu”, ujar ketua Dusun Mengapa Sri terpanggil untuk mengabdi tanpa gaji, bahkan sudah lebih 28 tahun ? “ Pengabdian saya kepada masyarakat sudah panggilan hati. Bekerja 24 jam untuk masyarakat. Semua itu saya jalani dengan senang hati. Sebab pengabdian seperti ini sudah turun-temurun dicontohkan para orang tua. Ayah saya sebelumnya juga kepala Dusun. Jadi kegiatan pengabdian seperti ini sudah menyatu dalam hidupku”, ujar Dwi. Apalagi kantor posyandu Nirmala merupakan separoh dari rumah Sri Dwiyanti yang telah bertahun-tahun menyatu dengan kehidupan rumah keluarga. Jadi, mengelola posyandu sudah seperti mengurus rumah tangga sendiri. Ketika ditanya tentang ilosoi nama Nirmala, Sri menjelaskan: Nir itu kalis, artinya hilang. Mala itu penyakit. Jadi, masyarakat yang datang ke posyandu harapanya akan hilang penyakitnya.• (pra) FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 63 DARI DAERAH Sutarmi, Spd Ketua PKK Jatiroyo Dulu Sampah, Sekarang Berkah Oleh: Eko Budiharjo & Prawito S utarmi, guru TK kampung yang peduli lingkungan sehat. Ia terpanggil membangun tanah kelahirannya. Segudang kegiatan Dia lakukan bersama masyarakat, seperti pengadaan air bersih, pengadaan jamban, pengolahan sampah dan kebersihan lingkungan. Jerih payah ini mengantarkan juara 1 lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014. Sutarmi, kader PKK Desa Jatiroyo, Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah ini mengawali kegiatannya sejak tahun 2011 dengan mengajak masyarakat Jatiroyo dan memberikan sosialisasi. Tahun 2011 tingkat capaian baru 10%, pada tahun 2012 tercapai 50% dan tahun 2014 sudah mencapai 90%. Ketercapain itu berdasarkan penilaian terhadap 8 indikator yakni: Kandang ternak penempatannya tidak dekat dengan rumah tempat tinggal Pengadaan air bersih Pengadaan jamban, agar tidak BAB sembarangan. SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah). Ventilasi rumah, agar udara masuk terhindar dari gas beracun dan lainnya yang dapat mengurangi kadar Oksigen. Kamar mandi bersih dari jentik nyamuk, karena dikuras seminggu 3 kali 64 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Pengolahan sampah hasil rumah tangga Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Menurut Sutarmi, hingga tahun 2014 masyarakat Jatiroyo sudah menyadari akan pentingnya kebersihan individu dan lingkungannya, serta mau malakukan 8 indikator. “Butuh proses yang lama untuk memperjuangkan masyarakat Jatiroyo agar memiliki prilaku hidup bersih dan sehat”, ujarnya bangga. Menurut guru Tk ini, sebagai tempat transaksi jual-beli sampah, dibentuk Bank sampah. Sampah organik menjadi kompos dan sampah non organik menjadi barang seni kerajinan, seperti tropi piala, bunga dan hiasan. Hasil karya seni dijual menjadi tambahan penghasilan. “Setiap warga menyerahkan sampah non organik, kemudian dicatat oleh pengurus dan menjualnya kepada pemulung dan pengrajin. Uang dari hasil sampah masuk tabungan warga dan dapat diambil setelah setahun. Nilai tabungan mereka antara Rp 100.000,s/d Rp 200.000. Ternyata Bank sampah dapat merubah prilaku masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan. Dulu sampah sekarang berkah.”, ujar Sutarmi. Secara cekatan Sutarmi juga dapat menggerakkan masyarakat untuk membenahi kandang ternak agar terpisah dengan rumah. Ada saja masyarakat yang sulit menerima sarannya. “Saya harus sabar ngobrol kesana kemari baru menjurus pada obrolan memisahkan kandang sapi dengan rumah. Terkadang harus menyampaikan bukti, sifulan sakit karena pengaruh kandang sapi yang menyatu dengan rumah. Satu persatu, akhirnya kadang ternak warga terpisah dari rumah atau membangun kandang komunal selama 4 tahun bergerilya bersama warga”, ujar Sutarmi. Retno Susilowati, sebagai Kades Jatiroyo merasa terbantu dengan bergeraknya kader. Mulai dari pembuangan air limbah rumah tangga sembarangan, kemudian mengajak masyarakat membuat SPAL (saluran penampungan air limbah). SPAL tersebut juga bermanfaat sebagai resapan air, tidak mengikis tanah dan lingkungan menjadi bersih dan rapi. Sebagai Kades wanita, Retno mampu menggerakkan 70 kader PKK, pada sepuluh dusun, untuk memasang ventilasi rumah warga agar menjadi sehat. Bahkan ada beberapa rumah yang semula tidak ada ventilasi, kemudian merenovasi bersama tim penggerak PKK. Sutarmi bersama tim mempuyai jadwal gerakkan menguras kamar mandi. Mereka terjun langsung dari rumah ke rumah warga. Minimal 7 hari sekali. Gerakan ini mereka beri nama tilik tonggo ( besuk tetangga). “Saat tilik tonggo, saya juga menyampaikan agar buang air besar (BAB) ditempat yang telah “Butuh proses yang lama untuk memperjuangkan masyarakat Jatiroyo agar memiliki prilaku hidup bersih dan sehat” Sutarmi disediakan atau jamban, tidak boleh BAB diselokan, sekalipun disawah, kolam dan ladang belakang rumah. Setelah arisan jamban, warga sebagian besar telah menggunakan jamban. Demikian juga dengan cuci tangan pakai sabun. Sekarang sebagian besar sudah mempunyai pancuran cuci tangan didepan rumahnya”, ujar Sutarmi. Untuk memastikan 8 indikator tercapai, Sutarmi memantau dengan kartu PHBS dan memberi tanda pada setiap rumah warga. Sebagai contoh, rumah yang sudah memenuhi 8 indikator akan diberikan tanda segi tiga warna biru, sedang warna kuning berarti belum memenuhi 8 indikator. “Saya senang beraktiitas sosial, tanpa memikirkan penghasilan. Sebab bekerja tampa pamrih dan ihklas akan mendatangkan kemudahan hidup dalam bidang yang lain”, ujar Sutarmi menjelaskan falsafah hidupnya. Kini, Sutarmi bersama tim sedang mempersiapkan lomba LBS tingkat nasional dengan mengajak seluruh warga melakukan PBHS. “Penerimaan masyarakat untuk ber-PHBS merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri yang tak ternilai harganya”, ujarnya bangga.§ FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 65 LENTERA Sekali Bohong, Sulit Dipercaya Oleh : Prawito THEUNBOUNDEDSPIRIT.COM S uatu pagi di hari Kamis, 1 Januari 2015 menjadi awal tahun yang kelabu. Cuaca mendung dan gerimis sejak malam tahun baru. Sekalipun demikian tak menyurutkan masyarakat merayakan malam pergantian tahun itu. Sejak sore menjelang malam, jalan-jalan Jabodetabek sudah merayap merasakan oroma kemacetan. Selain itu, bunyi terompet dan petasan sudah mulai terdengar dimana-mana. Penjual terompet dan petasan sejak minus dua hari sebelum malam tahun baru sudah berseliweran di lingkungan kampung, perumahan, pasar tradisional dan tempat-tempat keramaian menjajakan dagangannya. Pukul 06.00 pagi, Rendy (23) tahun, remaja tanggung ini tampak bingung, wajahnya muram dan berkali-kali menatap telepon genggamnya, kemudian menatap lingkungan sekitar dengan tatapan kosong. Dari kejauhan ia seperti menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Berkali-kali duduk lalu bangkit kembali di teras tukang cukur di pinggir jalan wilayah bekasi. Kebetulan pagi itu belum buka, maklum semalam sebagian besar masyarakat tidur larut malam menikmati pergantian tahun. Tak tahan melihat kegelisahan remaja tanggung itu, saya yang sedang memperbaiki genteng yang bocor, turun dari genteng, mendekat dan menyapanya. “ Sedang menunggu ya... , sudah 2 jam disini terlihat gelisah?.Betul pak jawabnya pelan. Siapa yang ditunggu?, Hendri jawabnya singkat. Siapa Hendri itu, tanyaku lagi, teman kerjaku di Cibitung. Lho rumah adik dimana dan teman yang ditunggu rumahnya dimana? Saya tinggal di Tanjung Periok dan teman saya tinggalnya di Blok EE 2 PUP, namanya Hendri, jawabnya. Hendri? Saya tak mengenal nama Hendri di lingkungan blok EE. Tapi kalau adik tahu alamatnya datangi saja rumahnya daripada menunggu disini berlamalama, jawabku. Ia terdiam dan tampak bingung. Karena keinginan untuk membantu, saya panggil ketua RT Blok EE 2, kebetulan sedang melintas. Pak RT, ini mas Rendy sedang mencari temannya di Blok EE 2 namanya Hendri. Apa ada warga bernama itu, Pak? Pak 66 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 RT dan Rendy bertatapan mata. Rendy menunduk, setelah pak RT berkata “Lho...Rendy ini tetangga saya”. Kalau begitu Anda bohongi saya dong ? Sorry pak...! jawab Rendy pelan, tanpa rasa penyesalan. Kemudian pak RT berbisik, Rendy ini anak yang susah dipercaya, semalam ia tidak dibukakan pintu oleh pamannya. Kebetulan Dia ikut pamannya. Dia belum masuk rumah. Jadi keluyuran kemana-mana. Kisah di atas, tentu akan mengundang banyak tanggapan. Satu pihak ingin membantu yang bersangkutan atas masalah yang diungkapkan, tapi Rendy justru malah berbohong. Apakah setelah berhasil membohongi orang lain yang ingin membantunya dengan tulus kemudian berkata:Rasakan...! Sudah kubohongi kamu! Wallahu a’lam. Peristiwa ini memberi pelajaran berharga tentang jujur, kepercayaan, kemudahan dan ketenangan. Jujur, harus tetap ditegakkan sekalipun sulit. Sulit karena punya dampak tidak menyenangkan terhadap diri dan orang lain. Tapi, kalau kesulitan ini dapat dilalui dengan baik, pasti akan mendatangkan kemudahan kemudian hari atau bahkan saat itu juga. Tapi, sebaliknya, bila jujur ini tidak dapat tegak pada seseorang, pasti akan mendatangkan kesulitan-kesulitan berikutnya. Ini contohnya. Rendy, ternyata sudah biasa bohong. Tak peduli tetangga atau saudaranya sendiri. Kini, pamannya sudah tak percaya lagi, akibat kebohongannya. Sekalipun malam itu tidak bohong, pamannya sudah terlanjur tidak percaya, akibatnya yang bersangkutan tidak dibukakan pintu untuk masuk rumah. Saya, sebagai tetanggapun jadi korban kebohongan. Padahal kebohongan itu tidak bermanfaat apapun untuk dirinya, justru menambah kerugian. Minimal ia menjadi dikenal sebagai pembohong oleh lingkungan. Seandainya ia jujur berkata “saya tidak dapat masuk rumah karena kunci di bawa paman”. Jawaban ini akan menyebabkan maklum orang yang bertanya. Orang tersebut tidak akan mengenalnya sebagai pembohong. Ketika seseorang pernah dibohongi, sulit untuk percaya pada waktu berikutnya, sekalipun orang tersebut bicara sejujurjujurnya. Berikut sepenggal cerita Triwati atau Mama Adi, ketika tetangganya bernama Mama Pani, begitu orang sering memanggilnya, ingin meminjam uang Rp 5.000.000,- kepada Mama Adi untuk membayar SPP sekolah anaknya bernama Dian yang masih duduk di bangku SMA dan adiknya bernama Pani yang masih duduk di bangku SMP. Keduanya tidak akan dapat mengikuti ujian tengah semester tahun 2014 bila tidak melunasi SPPnya. Saat itu Mama Adi memberikan pinjaman Rp 5.000.000,-. “Saya tidak tega atas permintaan itu dan memberikan pinjaman Rp 5.000.000,- itu kepada Mama Pani. Padahal uang itu hasil arisan RT di lingkunganya yang akan digunakan untuk memperbaiki rumah yang bocor, apalagi sedang musim penghujan begini. Tapi, bayar SPP masih lebih penting dari pada rumah bocor. Toh rumah bocor airnya masih dapat ditampung pakai ember. Mama Pani akan membayar hutangnya tiga bulan berikutnya setelah mendapat arisan RT.”, begitu cerita Mama Adi suatu saat. Dua bulan berikutnya, setelah suasana tenang Mama Pani tanpa sengaja terucap bercerita kepada ibu-ibu RT yang sedang berkumpul, diantaranya ada Triwati “Terima kasih Mama Adi, panggilan Triwati, kemarin telah meminjamkan uang arisannya, sehingga saya dapat beli sofa, terima kasih ya...” kata Mama Pani. Triwati tentu kecewa setelah mendengar cerita itu. Sudah berusaha mengalah tidak menggunakan uang arisan untuk memperbaiki genteng bocor, agar anak Mama Pani dapat membayar uang SPP dan ikut ujian semester, ternyata uang arisan hanya untuk membeli sofa. “ Ya..sudahlah, apa boleh buat, ibarat nasi sudah menjadi bubur”, keluh Triwati. Setelah Dian lulus SMA dan bekerja membutuhkan kendaraan roda dua. Selama ini ayahnya mengalah menggunakan angkutan umum, karena motornya digunakan Dian untuk keperluan transportasi saat bekerja. Ada keinginan membeli satu kendaraan roda dua, agar operasional bekerja lebih mudah. Solusi yang pilih adalah pinjam tetangga, sebab kalau pinjam bank harus bayar bunga, berat. Syarat pinjamnya juga susah. Setelah menyeleksi seluruh tetangga, Triwati menjadi pilihan utama. Orangnya baik, kalem, tidak seperti ember bocor dan mudah membantu orang lain yang kesulitan. “Mama Adi, Dian sudah bekerja. Selama ini pakai motor ayahnya, sehingga ayahnya sering nginap di kator, jarang pulang karena susah kendaraan. Saya mau pinjam lagi Rp 5.000.000,untuk beli motor, selanjutnya Dian akan mencicil Rp 500.000/ bulan daripada gaji Dian tiap bulan habis ngak ada bekasnya”, kata Mama Pani kepada Triwati. Mendengar cerita itu, Triwati hanya diam. Setelah ceritanya selesai, Triwati kemudian berkata; beli motor itu bagus, karena transpotasi menjadi lebih mudah, tapi saya tidak dapat memenuhi permintaan pinjaman itu. Mendengar jawaban Triwati, kemudian Mama Pani berkata, bukankah bulan ini Mama Adi dapat arisan Rp 5 juta?. Betul, tapi sudah ada keperluan lain, jawab Mama Adi. Seandainya tidak bohong sebelumnya, mungkin masih ada upaya untuk membantu. Rendy, Mama Pani dan entah siapa lagi yang sejenis, contoh nyata pilihan hidup yang buruk dengan berbohong. Akibatnya, Dia tidak dipercaya orang yang pernah dibohongi. Bukan hanya orang yang dibohongi yang tidak percaya. Orang yang jujur, minimal kepada diri sendiri. Atau Anda masih ingin mencoba berkata bohong...? Hanya Anda yang bisa menjawabnya...• mendengar cerita itu pun juga tidak percaya, minimal meragukan integritasnya. Akibat bohong, hidup jadi susah. Tak dipercaya orang, apalagi pinjam uang. Untuk itu, marilah berbuat FEBRUARI 2015 • Edisi 55 • MEDIAKOM 67 RESENSI BUKU PERGESERAN pola penyakit yang di kenal dengan transisi epidemiologi menjadikan penyakit tidak menular sebagai penyebab terbesar kwematian melebihi penyakit menular. Kanker merupakan salah satu penyakit idak menular yang juga mempunyai kecenderungan semakin meningkat dan hal ini dianggap masalah baru bagi kesehatan masyarakat. Pengendalian penyakit kanker di Indonesia telah dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun LSM, namun koordinasi belum berjalan dengan baik , karena belum adanya keseragaman dalam visi , misi , kebijakan, strategi dan program kerja yang di jalankan secara sinergi dan berkesinambungan. Buku ini di harapkan menjadi acuan bagi pelaksanaan upaya pengendalian penyakit kanker di Indonesia oleh pemerintah, para professional maupun lembaga non pemerintah dalam dan luar negeri.• 614.599 9 Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ANGKA penderita kanker pada anak semakin meningkat, sementara dalam praktek sehari hari petugas kesehatan banyak mendapatkan kendala dalam melakukan diagnosis dan penatalaksanaannya. Masyarakat yang mendapat layanan kesehatan menaruh harapan yang besar akan terselenggaranya pelayanan yang bermutu, namun penderita kanker anak datang dalam keadaan stadium lanjut. Sementara bila di temukan dalam keadaan stadium dini diharapkan dapat di sembuhkan. Program pengendalian kanker anak sangat memerlukan dukungan dari petugas kesehatan mulai dari pelayanan primer hingga ketingkat yang lebih tinggi, hal ini tentu membutuhkan pemahaman lebih baik dalam diagnosis dan penatalaksanaannya. Buku ini berisi pedoman tentang pelayanan tersebut diatas.• 614.599 9 Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 68 MEDIAKOM • Edisi 55 • FEBRUARI 2015 Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kanker Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013 vi,144 hlm. ; 30 x 21 cm. + Lampiran CANCER Pedoman Penemuan Dini Kanker pada Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013 vi,144 hlm. ; 30 x 21 cm. + Lampiran CANCER