Parasitisme - Rimanews.com

advertisement
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Bab 1
Parasitisme
Pendahuluan
Parasitologi ikan adalah ilmu yang mempelajari parasit pada
ikan dalam arti ikan sebagai hospes (inang) atau ikan sebagai
tuan rumah perantara dan mengandung organisme seperti Protozoa, Helminth dan Arthropoda yang merugikan tubuh ikan.
1
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Dalam kehidupan antar dua atau lebih organisme yang berupa
asosiasi biotik dan saling membutuhkan disebut simbiosis dan
tingkat ketergantungan antar organisme ini ada yang disebut
simbiosis mutualisme? komensal dan parasitik.
Mutualisme merupakan salah satu bentuk hubungan antar
dua organisme yang saling membutuhkan agar dapat hidup.
Sebagai contoh di dalam tubuh SAYAP terdapat protozoa usus
yang membantu menghidrolise selulosa kayu yang tidak dapat
dicerna oleh rayap. Disini terlihat adanya kerja sama yang saling
menguntungkan dan membutuhkan dan tidak merugikan si
hospes (rayap) dan protozoa memperoleh makanan dari hospes.
Komensalisme merupakan juga suatu bentuk hubungan
dimana inang memberikan tempat dan makanan pada organisme
lain yang hidup di tubuhnya. Disini organisme yang menumpang
memerlukan inang dan inang tidak membutuhkannya dan pada
suatu ketika dapat merugikan. Sebagai contoh komensalisme
adalah protozoa usus di dalam usus manusia dan sea anomon
dengan kepiting.
Parasitisme merupakan salah satu bentuk hubungan dimana
si penumpang tergantung pada inang dan merugikan kehidupan
si inang dan tanpa inang organisme ini tidak dapat hidup. Artinya,
inang merupakan habitat dan tempat pemberi makanan. Di sini
terlihat ada yang dirugikan, yaitu inang. Sebagai contoh Myxobolus
merusak jaringan insang ikan untuk dapat mempertahankan
kehidupannya.
Bentuk Parasitisme
Bila ditinjau dari sudut ketergantungan parasit terhadap inang
pada:
1. Tempat di tubuh inang, maka dikenal adanya bentuk parasit
yang disebut ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah
parasit yang terdapat di luar tubuh inang dan masih mendapat
2
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
udara (O 2) dari - luar. Sebagai contoh, misalnya Lernea
Cyprinacea yang menusuk kulit tubuh ikan demikian pula
Argulus Fiolaceus, atau Myxobulus yang menyerang insang
ikan. Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh
inang, misalnya di dalam usus, paru-paru; hati, mata atau
organ tubuh lainnya dan parasit memperoleh udara (02) dari
jaringan tubuh di sekitarnya. Sebagai contoh: endoparasit
adalah Sanguinicela Inermis yang hidup di dalam pembuluh
darah dan Allocreadiuft Lobatum di dalam usus dan Myxosoma
Cerebralis di otak ikan.
2. Waktu terdapatnya pada tubuh inang di dalam maupun di
luar tubuh, maka dikenal adanya parasit temporer; parasit
stationer, periodik dan permanen. Parasit temporer adalah
sekelompok parasit yang berada pada tubuh inang pada waktu
mengambil makanan. Bila sudah kenyang, inang ditinggalkannya dan parasit hidup bebas di alam. Sebagai contoh:
lintah, nyamuk.
Parasit permanen adalah parasit yang selama hidup termasuk
siklus hidupnya berada pada tubuh inang (hospes). Sebagai contoh
adalah Pediculus Humanus Capitif (kutu rambut).
Parasit periodik adalah sekelompok parasit yang hanya ada
pada hospes sebagian dari siklus hidupnya saja, lalu larva hidup
bebas atau non parasit. Misalnya: mites (tungau).
Parasit stationer adalah parasit yang untuk wakti lama dalam
siklus hidupnya berada pada hospes (kutu rambut).
Kelangsungan hidup dengan hospes, maka dikenal adanya
parasit obligat dan fakultatip.
Parasit obligat merupakan parasit yang tergantung pada hospes
dan tidak dapat hidup bila berada di luar tubuh inang (bebas).
Sebagai contoh: kutu rambut akar; mati bila tidak berada pada
tubuh manusia.
3
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Parasit fakultatip adalah kelompok parasit yang dapat hidup
tanpa hospes tertentu atau hidup pada inang lain. Sebagai contoh
adalah Rhabditis yang dapat hidup di usus manusia dan juga
hidup bebas di alam.
Dalam hidup ketergantungan, maka ada organisme yang
merupakan habitat dan tempat pemberi makanan. Organisme ini
disebut inang atau tuan rumah atau hospes. Di dalam tubuh
hospes ini parasit tumbuh dan berkembang biak secara seksual
dan aseksual.
Ditinjau dari sudut hospes atau tuan rumah, maka dikenal
adanya inang akhir (endhost), inang (tuan rumah) perantara
(intermidiate host) inang reservoir (reservoir host); inang transport
(transprot host) dan vektor.
1. Inang akhir (endhost) merupakan tuan rumah di mana parasit
akan tumbuh menjadi dewasa. Contoh: Asoaris yang masuk
ke dalam tubuh manusia berupa telur, akan tumbuh menjadi
dewasa di usus manusia, jadi manusia adalah inang akhir.
Misalnya: Cercaria dari Sanguinicola yang masuk ke dalam
tubuh ikan akan tumbuh menjadi dewasa di pembuluh darah.
Jadi, ikan disini adalah inang akhir.
2. Inang (tuan rumah) perantara (intermidiate host) adalah inang
sementara bagi parasit dan biasanya parasit ada dalam stadium larva. Misalnya, Cyclops merupakan inang perantara bagi
cacing Diphyllobotrium. Di dalam tubuh Cyclops terdapat larva
stadium “procercoid” dan “plourocercoid” (sparganum). Baru
bila Cyclops tersebut termakan ikan Afca Larva Pleurocercoid
di tubuh ikan akan tumbuh menjadi larva stadium sparganum,
disini ikan menjadi tuan rumah perantara kedua bagi
Diphyllobotrium. Sparganum yang ada pada tubuh ikan akan
menjadi dewasa, bila ikan tersebut dimakan oleh ikan lain.
3. Inang transpor merupakan hewan yang membawa parasit di
dalam tubuh atau di luar tubuh dan tidak mengalami perubahan bentuk atau stadium kehidupan. Contohnya: lalat
4
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
membawa Amoeba atau Tabanus membawa Trypanosoma.
Kelompok inang transpor dapat menyebarkan penyakit.
4. Inang reservoir (reservoir host) adalah kelompok hewan yang
dapat menjadi penyimpan atau tempat cadangan bagi parasit.
Misalnya, Armadillo merupakan inang reservoir bagi Trypanosoma Cruzi yang menyerang manusia. Armadillo disini membantu parasit untuk disebarkan.
5. Vektor merupakan sekelompok hewan yang menyebarkan
parasit ke inang lain (hospes baru) atau inang lama. Di dalam
tubuh, vektor parasit dapat berkembang biak dan terjadi
perubahan stadium atau tanpa mengalami perubahan bentuk.
Vektor hampir menyerupai inang transpor, karena berfungsi
sebagai penyebar penyakit. Sebagai vektor, dikenal adanya
vektor pasif dan vektor aktif. Vektor yang disebut vektor aktif
adalah bahwa di dalam tubuh vektor, parasit dapat berkembang
biak dan vektor yang menjadi inang tidak dirugikan, selain
dapat berkembang biak di vektor aktif parasit dapat mengalami
perubahan bentuk. Pada vektor pasif parasit tidak mengalami
perubahan bentuk dan juga tidak terjadi pembiakan. Sebagai
contoh vektor aktif adalah Pacet untuk menyebarkan Trypanosoma Percea dimana di dalam tubuh pacet Trypanosoma
mengalami bentuk stadium kritidia setelah terjadi pembelahan
diri dari parasit tersebut. Contoh vektor pasif adalah lalat yang
membawa Amoeba Coli di antara bulu kaki dan Amoeba tidak
mengalami perubahan stadium.
Bila ditinjau dari kespesifikan inang, maka dikenal adanya
inang spesifik dan inang non spesifik. Parasit ikan kebanyakan
mempunyai inang spesifik. Artinya, parasit ikan tadi hanya mempunyai satu macam hospes saja, bila tidak menemui hospes tertentu akan mati atau tidak menjadi dewasa. Sebagai contoh parasit
yang hospes spesifik, misalnya Pactylogyrus Cyprini hanya ditemui
pada Cyprinus Carpio dan tidak pada ikan lain. Kalau yang inang
non spesifik, maka selain inang utama parasit itu juga pada ikan
5
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
lain. Artinya, tidak tergantung pada satu hospes saja. Misalnya,
Ractylogyrus Cyprini dapat hidup pada mujaer. Kalau ditinjau dari
pertumbuhan parasit dalam tubuh tuan rumah dan tuan rumah
perantara, maka dikenal ada parasit yang monoxen dan heteroxen.
Sifat parasit yang monoxen adalah bahwa parasit tersebut diam
tubuh hospes akan langsung ke hospes baru atau hospes lama
tanpa mempergunakan tuan rumah perantara. Misalnya,
Gyrodactylus yang hidup di insang akan bertelur dan telur yang
menetas akan menghasilkan larva. Larva Gyrodactylus ini akan
langsung menyerang ikan lagi. Pada parasit yang heteroxen dikenal
ada yang heteroxen dan triheteroxen. Kelompok yang diheteroxen
hanya memerlukan satu jenis tuan rumah perantara saja untuk
mencapai inang akhir dan ikan parasit yang triheteroxen memerlukan lebih dari satu tuan rumah perantara sebelum mencapai
inang akhir.
Parasit yang diheteroxen, misalnya Sanguinicola sp. yang
hidup di pembuluh darah ikan (insang) dan larva hidup di keong,
dan parasit triheteroxen misalnya Diphyllobobrium Latum yang
memerlukan Cyclops sebagai tuan rumah perantara pertama
untuk larva procercoid dan inang perantara kedua unbuk larva
stadium sparganum. Hewan dewasa hidup di usus kucing, anjing
maupun manusia. Demikian pula cacing Clinostomum larva stadium miracidium-nya membubuhkan keong dan cercaria membubuhkan ikan sebagai tuan rumah perantara dan cacing dewasa
hidup di usus manusia abau burung dan hewan-hewan mamalia
pemakan ikan.
Ikan yang dapat menjadi hospes akhir maupun hospes
perantara ditemui di laut dan perairan tawar. Di perairan air tawar
ikan dipelihara di kolam atau di perairan terbuka, seperti sungai
dan danau. Dengan adanya pemeliharaan yang berbeda, tempat
ikan-ikan ini mempunyai populasi parasit yang berbeda pula.
Parasit perairan terbuka berbeda dengan di kolam pemeliharaan
menurut O. Bauer, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, misal6
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
nya managemen dalam pemeliharaan kolam sehingga dapat
menimbulkan penyakit yang merugikan bagi kolam, tetapi hal ini
tidak merugikan ikan di perairan terbuka. Faktor lainnya adalah
bahwa di kolam pemeliharaan, ikannya terlalu padat populasinya
dan juga umurnya sama. Juga sumber air juga mempengaruhi
ikan diserang berbagai penyakit.
Parasit yang menyerang ikan dapat berupa bakteri, alga atau
jamur yang termasuk tumbuhan (fitoparasit) dan juga kelompok
hewan (zooparasit) yang berupa protozoa, helminth dan arthropoda.
Parasit-parasit menyerang ikan di insang, otot, kulit, sirip, usus,
pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh lainnya.
Klasifikasi parasit-parasit penting di ikan air tawar yang
dipelihara di kolam dan perairan terbuka maupun ikan hias.
Kelompok Serangga (Binatang Berbuku-Buku dari
Filum Artropoda)
Filum Arthropoda
Kelas
Subkelas
Ordo
Famili
:
:
:
:
Subkelas :
Ordo
:
Famili
:
Ordo
Famili
:
:
Subkelas :
Crustacea
Brachiura
Argulida
Argulidae, dengan contoh: Argulida Fiolaceus, Argulida
Japonicus, Argulida Biramosus, Argulida Catastomi.
Dikenal sebagai fish louse (kutu ikan)
Copepoda
Cyclopoidea
Cyclopodiidae, contohnya: Cyclops Dimorphus yang
dikenal dengan waterflea. Dapat merupakan inang
perantara
Caligidae
Lernadae dengan contoh: Lernea Cyprinacea, Lernea
Tilapise, Lernea Ophiara
Melacoatraca
7
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Ordo
Famili
: Isopoda
: Cymothoidae, dengan contoh: Cymothoa Stromatei,
Ichthyoenus Jellinghausii
Subkelas : Insekta pada umumnya merupakan inang perantara
atau predator
Ordo
: Diptera berupa inang perantara
Famili
: Chironomidae, dengan Chironomus Tentans dan
Chironomus Ferrugi Neovittatus. Inang perantara cacing
Allocreadium
Ordo
: Hemiptera berupa predator
Famili
: Belastomatidae, contoh Lethoceros Americanus (giant
water bug)
Kelompok Cacing (Helmith atau Vermes)
Filum Plathyhelmithes
Kelas
Ordo
Famili
: Trematoda
: Monogenea
: Gyrodactylidae contoh Gtrodactylus Elegans, Gtrodactylus Fairporti
Ordo
: Digenea
Famili
: Sanguinicolidae, contoh Sanginicola Davisi, Sanginicola Huronis
Subkelas : Costoidea (cestoda)
Ordo
: Protocephephalidae
Famili
: Protocephephalidae. Contoh: Proteochepalus Ambloplitis
Ordo
: Cyclophillidae
Famili
: Cyclophillidae. Contoh: Hymepolepis sp yang menyerupai Proteocephalus
Ordo
: Caryophyllidea
Famili
: Caryophyllidea. Contoh: Glaridacris Catastomi,
Caryophylleus Laticeps
8
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Ordo
Famili
Ordo
Famili
: Pseudophtyllidae
: Amphycotylidae. Contoh: Marsiponatra sp., Marsiponatra Confuse, Marsiponatra Hasteta
: Trypanortyncha (tetrahynchoidea)
: Tetrahynchoidea. Contoh: Tentacularia Nusculara,
Tentacularia Megabothridia
Filum Nemathelmithes (Cacing Giling)
Kelas
Ordo
Famili
Ordo
Famili
Ordo
Famili
Ordo
Famili
: Nematoda
: Trichurioidea
: Trichurioidea. Contoh: Capillaria Catenata , Capillaria
Cacastomi
: Ascaridea
: Heterocheilidae. Contoh: Contracecum Brachiurum,
Rhaphidascaris Laurentianus
: Spiruroidea
: Camallidae. Contoh: Camallanus Lacustris
: Rhabditida
: Rhabditidae. Contoh: Rhabditis sp.
Kelompok Protozoa (Hewan Bersel Satu)
Filum Protozoa
Kelas
Ordo
Famili
Ordo
Famili
Ordo
Famili
:
:
:
:
:
Mastigophora
Euglenida ( = )
Euglenida. Contoh: Euglenosoma Branchialis
Protomonadina
Tetramitidae. Contoh: Costia Nacatrix, Costia Pyriformis
: Polymastigina
: Trypanosomidae. Contoh: Trypanosoma Percae, Trypanosoma Remarki, Danilewski, Trypanosoma
Giganteum
9
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Kelas
Ordo
Famili
: Rhizopoda
: Amoebida
: Amoebida. Contoh: Schizamoeba Salmonis
Subfilum Sporozoa
Kelas
Ordo
Famili
Ordo
Famili
Kelas
Ordo
Famili
Kelas
Ordo
Famili
Ordo
Famili
: Telosporidia
: Coccidia
: Eimeriidae. Contoh: Eimeria Cyprini, Eimeria
Cyprinorum, Eimeria Aurati
: Haemosporidia
: Haemosporidae. Contoh: Leucocytozoon Salvelini
: Cnidospora
: Myxosporidea
: Chlomyxidae. Contoh: Chloromyxum Cyprini, Chloromyxum Fluviatile
: Acnidosporidia
: Haplosporidea
: Haplosporidae. Contoh: Dermocystis Branchialis, Toxoplasma sp., Sporozoon Tincae
: Sarcosporidea
: Sarcosporidea. Contoh: Sarcocystis Salvelini
Parasit-parasit ikan tersebut di atas merupakan parasit insang,
kulit, sirip, sisik yang merupakan ektoparasit dan juga berupa
endoparasit yang menyerang alat pencernaan makanan, misalnya
usus, habi, lien, alat peredaran darah, yaitu pembuluh darah
insang, darah dan juga organ lain seperti otot daging, gelembung
udara, mata, otak dan ginjal.
Bila ada wabah parasit-parasit baru, akan mengakibatkan
kerugian. Karena kematian ikan, parasit-parasit ini dapat menyerang ikan sebagai infeksi tunggal atau infeksi ganda. Ikan
muda lebih peka daripada ikan yang lebih tua umurnya.
10
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Bab 2
Pemerikasaan di Labolatorium
Pendahuluan
Bila akan mengamati semua parasit ikan, maka preparat ikan
itu harus dalam keadaan segar (belum mati). Jika mati, ikan itu
baru beberapa menit saja. Hal ini penting, karena beberapa protozoa luar akan meninggalkan tubuh host yang mati.
11
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Untuk pemeriksaan parasit, dapat menggunakan lup yang
berukuran 10 x – 3x perbesaran atau dengan mikroskop perbesaran
10 x – 100 x, tergantung dari obyek yang akan diamati. Untuk
Protozoa, pada umumnya menggunakan perbesaran 1000 x
terhadap Protozoa usus dan Protozoa darah serta jaringan. Cacing
ada yang berukuran besar dan berukuran mikroskopik. Melihat
serangga, biasanya dengan lup juga sudah cukup, kecuali dari
Filum Arachnida dari Ordo Acarina (mites) yang berukuran
mikroskopis.
Pemeriksaan Parasit Pada Ikan
Pemeriksaan Bagian Luar (Kulit dan Sisik)
Pertama-tama, ikan dikerok di beberapa bagian, setelah dimatikan dengan menusuk otak, atau dibius di dalam air. Hasil
kerokan lendir ditaruh di atas gelas benda, (gelas obyek). Lalu
periksalah ada tidaknya parasit secara langsung. Pemeriksaan
secara ini disebut pemeriksaan langsung atau natif. Selain
pemeriksaan secara natif, dapat juga dengan menggunakan
pewarnaan, misalnya metoda Giemsa, Wright. Untuk pewarnaan,
perlu difiksasi terlebih dahulu. Artinya, preparat dibunuh dengan
larutan fiksatip, agar bentuk dari organisme parasit tadi masih
dalam bentuk utuh. Pemeriksaan lendir menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 100x – 1000 x, tergantung jenis parasit yang
akan diamati. Jika ikannya kecil, periksalah seluruh tubuh ikan
dengan mempergunakan lup. Demikian pula terhadap sirip-sirip
ikan yang diambil. Untuk mencegah jangan sampai kering, beri
beberapa tetes larutan NaCl fisiologis (0,8 - 0,9%).
Pemeriksaan Insang
Untuk memeriksa insang, dapat dengan cara mengeluarkan
insang dari rongga insang. Masukkan ke dalam larutan fisiologis,
12
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
lalu diperiksa dengan lup. Selain itu, beberapa lengkung insang
dikocok (dikerok) dalam larutan NaCl yang telah ditaruh di atas
gelas erloji. Periksalah di bawah lup atau desekting mikroskop.
Bila insang tidak dikeluarkan, maka ikan yang akan diperiksa
insangnya dipegang pada bagian kepala dengan tutup insang,
diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk, ekor ikan ada dekat
kelingking. Kepala ikan dimasukkan ke dalam larutan NaCl
fisiologis (0,9%) sambil dikocok perlahan-lahan. Setelah itu, cairan
NaCl tersebut diperiksa terhadap ada tidaknya parasit-parasit
insang, setelah diendapkan selama 1/2 jam.
Pemeriksaan Usus Ikan
Untuk pemeriksaan parasit-parasit usus ikan, buka bagian
perutnya, lalu diambil ususnya secara perlahan-lahan dengan
menggunting di daerah esofagus dan di bagian rektum. Setelah
dikeluarkan, usus dibuka. Setiap bagian usus diambil isinya
dengan ose atau ujung pisau. Lalu masing-masing bagian yang
diambil, ditaruh di atas gelas benda yang telah diberi setetes
larutan NaCl 0,9%. Untuk pemeriksaan di bawah mikroskop, gelas
benda ditutup terlebih dahulu dengan gelas penutup, lalu
periksalah ada tidaknya parasit. Bila ada, lakukan identifikasi.
Untuk melihat ada tidaknya parasit yang menempel pada
dinding usus, maka usus dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,9%
di dalam gelas petri atau gelas erloji. Kocok pelan-pelan supaya
isi usus terlepas. Setelah itu, periksalah dinding usus ikan apakah
ada parasit cacing atau Protozoa yang menempel di bawah
mikroskop.
Selain mengambil dengan ose, usus yang sudah dibuka
dimasukkan seluruhnya ke dalam larutan NaCl fisiologis selama
5 - 10 menit, sehingga semua isi usus lepas dan parasitnya mengendap. Larutannya dibuang. Lalu bubuhkan lagi larutan NaCl,
kocok dan diamkan. Lakukanlah secara berulang-ulang hingga
13
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
jernih, lalu tuangkan isinya ke dalam gelas petri untuk diperiksa
di bawah mikroskop binokuler, atau diambil sebagian dan ditaruh
di atas gelas benda. Tutuplah dengan gelas penutup, lalu
periksalah di bawah mikroskop monokuler.
Pemeriksaan Otot Daging
Ambillah beberapa sayatan tipis otot daging, lalu taruh di atas
gelas benda. Setelah itu, taruhlah gelas benda lain di atasnya.
Tekan perlahan-lahan, sehingga menjadi tipis. Periksalah terhadap
larva cacing dan kista di bawah mikroskop.
Untuk memisahkan larva atau kista dari jaringan otot, dapat
juga dengan menggunakan larutan enzim. Metode ini disebut
metode pencernaan. Larutan yang digunakan adalah larutan pepsin 0,5% dalam air yang mengandung 0,5% larutan asam
hidroklorida (larutan pepsin HCl).
Cara Menggunakan Metode Pencernaan
Ambillah dari beberapa bagian tubuh sayatan-sayatan otot
daging sebanyak 1 g, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi yang
sudah mengandung larutan pencerna sebanyak 20 ml. Masukkan
butiran-butiran gelas, lalu dikocok secara hati-hati. Masukkan ke
dalam inkubator selama 1 - 2 jam pada suhu 37 - 390C atau dengan
waterbath. Setelah itu, bahan tersebut disaring melalui saringan
teh. Cacing akan jatuh ke bawah, lalu larutannya dibuang dan
14
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
diganti dengan larutan saline ( NaCl 0,9%) beberapa kali hingga
jernih. Tuangkan isi ke dalam gelas petri atau gelas erloji, lalu
periksa di bawah mikroskop binokuler (stereomikroskop).
Teknik ini juga digunakan untuk pemeriksaan parasit pada
organ tubuh lain dari ikan, misal hati, empedu, otak.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah dilakukan dengan cara tetes tebal dan
apus. Darah yang diambil adalah sebelum insang dikeluarkan
dan berasal dari jantung. Selain cara ini, dapat juga dengan
mengencerkannya dengan larutan NaCl fisiologis dalam
perbandingan 50: 50. Lalu bahan da-rah tersebut diperiksa di
bawah mikroskop terhadap ge-rakan-gerakan parasit Cryptobia
dan Trypanosoma.
Bila dilakukan pemeriksaan dengan cara apus dan tetes tebal
dilakukan pewarnaan dengan Giemsa atau Wright.
Cara Membuat Apus Darah
Ambillah sebuah gelas benda (gelas objek) yarg bersih, dan
taruhlah setetes darah segar di atasnya. Dengan gelas benda lain
yang ditaruh di atas gelas benda yang mengandung tetes darah
dengan membentuk sudut 35 - 40 derajat. Gelas benda yang
ditaruh di atas tetes darah tadi ditunggu sebentar, agar darah
15
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
merata di pinggiran gelas benda tadi. Setelah merata, gelas digeser
ke depan. Diamkan hingga kering, lalu difiksir dengan metil
alkohol. Bila belum sempat difiksir untuk diberi warna, simpanlah
ke dalam gelas petri atau dibungkus kertas bersih. Preparat apus
telah siap untuk diberi warna Giemsa atau Wright.
Cara Membuat Tetes Tebal
Ambillah gelas benda yang bersih (jangan yang ada bekas
asetonnya ketika membersihkan). Taruhlah setetes darah segar
di atasnya. Lalu ambil gelas benda lain dan ditaruh dengan
ujungnya di atas tetes darah tadi. Dengan ujung gelas benda
tersebut, tetes darah diperbesar (disebar) sedikit dengan perlahanlahan, sehingga bulatannya lebih besar sampai 1 - 1½ cm
diameternya.
Setelah diameter tetes darah mencapai 1 - 1½ cm, dikeringkan
sebentar lalu diberi warna Giemsa atau Wright.
Cara Mewarnai Apus Darah dan Tetes Darah Tebal
Pewarnaan preparat darah adalah untuk mempermudah diagnosis berbagai parasit darah, dan parasit dapat terlihat morfologinya. Pewarnaan yang digunakan untuk parasit darah di
laboratorium yang sederhana adalah pewarnaan Wright dan
Giemsa.
16
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pewarnaan Wright
Slide dengan tetes darah apus yang kering telah siap untuk
diberi warna Wright, sedangkan slide tetes darah tebal sebelum
diberi warna Wright perlu dihemolisis terlebih dahulu. Caranya
adalah dengan diberi beberapa tetes air terlebih dahulu, sebelum
diberi warna.
Slide darah yang telah siap disimpan dalam gelas petri, lalu
teteskan 10 tetes larutan Wright di atas slide yang kering dan
tutuplah gelas petri tersebut. Bukalah tutup petri setelah 1-3 menit.
Bubuhkan 10 tetes larutan Buffer di atas Wright dan slide dimiringkan agar tercampur dan merata. Gelas petri ditutup kembali.
Setelah 5-6 menit, campuran larutan Wright dan Buffer dituang,
lalu slide dicuci dengan larutan Buffer dalam gelas Coplin sehingga
membentuk film berwarna hijau biru. Slide dikeluarkan dan
dikeringkan di udara. Slide telah siap untuk diperiksa ada tidaknya
parasit.
Untuk pembuatan slide yang permanen, slide diberi setetes
xilol untuk menjernihkan film darah. Setelah itu, diberi setetes
kanada balsem dan tutuplah dengan gelas penutup. Diamkan
sampai kering di dalam inkubator. Setelah kering slide sudah
siap untuk diperiksa ada tidaknya parasit darah.
Pemeriksaan slide di bawah mikroskop menggunakan
perbesaran 450 x atau 1000 x (dengan oli emersi) objektifnya.
Kandungan larutan Buffer untuk mencuci slide adalah sebagai
berikut.
a. Larutan A mengandung: Na2HPO4: 5.938 g air akuades yang
didestilasi 2 x 500 ml.
b. Larutan B mengandung: KH2PO4: 4.539 g, air akuades yang
didestilasi 2 x 500 ml.
Larutan A dan larutan B dicampur, setelah itu campuran
larutan diencerkan dengan akuades spesial (akuades yang
didestilasi 2 x) dengan perbandingan 2: 1.
17
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pewarnaan GIEMSA
Slide darah tetes tebal yang telah kering langsung diberi
larutan Giemsa. Sedangkan slide tetes darah apus difiksir dengan
alkohol selama 10 menit atau dengan metil alkohol selama 3-5
menit terlebih dahulu, sebelum diberi larutan Giemsa. Setelah
apus darah yang difiksir itu kering, baru diberi larutan Giemsa.
Pewarnaan dengan Giemsa berlangsung selama 45 menit.
Sebelum larutan pewarna itu dibubuhkan, slide darah yang difiksir
dikeringkan terlebih dahulu.
Larutan Giemsa sebelum diteteskan ke atas slide diberi larutan
Buffer terlebih dahulu dengan perbandingan 1 ml Buffer diberi 1
tetes larutan Giemsa. Kocok sampai rata, lalu teteskan ke atas
slide.
Setelah 45 menit, buanglah larutan Giemsa, dan slide dicuci
dengan air ledeng secara perlahan-lahan. Dijaga jangan sampai
tetes darah itu terlepas. Setelah itu, keringkan di udara. Slide
sudah siap diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 450
x untuk larva cacing dan 1000 x untuk parasit Protozoa, dengan
menggunakan oli emersi.
Untuk membuat larutan pewarna Giemsa dan Buffer adalah
sebagai berikut.
Pembuatan Giemsa
Larutan baku mengandung.
Bubuk Giemsa
Metil alkohol absolut dan bebas asam asetat
Gliserin c.p
0,6 g
50 ml
50 ml
Bubuk Giemsa dan gliserin digerus, lalu dibubuhkan metil
alkohol, dan disimpan selama 24 - 48 jam dalam inkubator.
Setelah itu disaring.
18
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Bila akan dipergunakan, larutan baku ini diencerkan dengan
akuades atau larutan Buffer dalam perbandingan 1 ml Giemsa
dengan 20 ml akuades atau 20 ml larutan Buffer.
Pembuatan Larutan Buffer untuk Giemsa
Untuk pembuatan larutan Buffer diperlukan.
KH2P0 4
0,49 g
Na2HPO4
1,14 g
Akuades
1000 ml
Cara Pembuatan Preparat Utuh (Whole Mount)
Untuk pemeriksaan parasit dan menyimpannya sebagai bahan
slide permanen, memerlukan berbagai proses pembuatan, karena
adanya berbagai macam parasit, misalnya ada dari kelompok Protozoa, Helminth dan Arthropoda. Pembuatan preparat permanen
berguna untuk mempelajari morfologi dan anatomi dari parasit
tersebut, sehingga dengan mudah mengidentifikasi. Selain itu,
sebagai bahan peraga dan contoh dari parasit yang pernah ditemui
sewaktu melakukan pengamatan. Pembuatan preparat ada yang
berupa preparat permanen dan semi permanen.
Pembuatan Preparat Telur
Telur dapat diperoleh dari isi usus ikan yang merupakan telur
cacing atau dari serangga. Kedua macam telur ini dapat dibuat
preparat awetan, hanya cara pembuatannya berbeda. Demikianpun bahan perekatnya.
Untuk Telur Serangga (Arthropoda)
Untuk telur serangga, setelah difiksir dengan alkohol atau
dengan air mendidih, diamkan dahulu hingga dingin.Setelah itu,
19
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
taruhlah di atas gelas benda yang bersih dan teteskan larutan
berlese dan hoyer. Taruhlah gelas penutup di atasnya.
Simpanlah dalam inkubator hingga tepinya kering. Setelah
itu, tepi gelas penutup ditutup dengan lak. Pembuatan larutan
hoyer adalah dengan mencampurkan bahan-bahan seperti.
Akuades
50 ml
Gom arab
30 g
Kloral hidrat
200 g
Gliserin
20 ml
Bila bahan telah dicampur, diamkan dalam temperatur kamar
atau disimpan di inkubator pada suhu 300C , sehingga semua
gom arab larut.
Lak yang digunakan dapat berupa kuteks yang jernih atau
berwarna, menurut selera. Lak juga dapat dibuat dari bahanbahan malam tawon, parafin dan kolofonium dengan perbandingan
1: 1: 1. Semua bahan disimpan dalam kaleng, sehingga bila akan
dipergunakan ditaruh di atas api terlebih dahulu agar mencair.
Larutan perekat selain hoyer dapat juga menggunakan larutan
berlose. Bahan pembuatannya terdiri atas.
Gom arab
8 ml
Akuades
8 ml
Gliserin
4 ml
Kloral hidrat
70 g
Glacial acetic acid 3 ml
Setelah bahan-bahan ini dicampur, diamkan dahulu selama
24 jam sebelum dipergunakan.
Untuk Telur Cacing
Untuk telur cacing yang berasal dari isi usus atau tinja
diencerkan dalam larutan NaCl fisiologis terlebih dahulu. Lalu
dengan menggunakan ose, bahan diperiksa. Bila telurnya banyak,
20
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
maka dapat dibuat awetan dengan diberi larutan formalin 5% panas
agar telurnya mati. Untuk memanaskan formalin, dilakukan
dengan waterbath.
Ketika memeriksa ada tidaknya telur, tidak perlu diberi gelas
penutup. Jika ada telur, maka preparat slide film tinja atau isi
usus di flambir di atas api spiritus agar cepat kering dan juga
telur menempel di atas gelas benda. Setelah itu diberi setetes
larutan glycerin jelly. Simpanlah slide tersebut dalam inkubator
hingga kering. Bila sudah kering, tepi gelas penutup diberi lak.
Setiap slide preparat yang telah selesai diberi etiket nama
dan disimpan dalam kotak preparat sebagai bahan dokumentasi
dan peraga bila diperlukan.
Sisa bahan usus atau tinja yang telah diberi larutan formalin
3% dapat disimpan dan dipergunakan bila akan membuat preparat
baru atau sebagai bahan untuk praktek.
Jika ditemui cacing dapat juga diberi glycerin jelly, sebagai
preparat semi permanen.
Pembuatan Glycerin ada 2 macam, yaitu menurut Grimstone
dan Skaer (1972) atau Mayer dan Olsen (1975). Bahan-bahan
pembuatan sama, hanya perbandingannya berbeda. Gliserin jelly
menurut Grimstone dan Skaer adalah sebagai berikut.
Gelatin
10 g
Gliserin
70 ml
Fenol
0,25 g
Air destilata
50 ml
Gliserin jelly menurut Mayer dan Olsen adalah sebagai berikut.
Gelatin
7g
Air destilata
40 ml
Fenol
1g
Gliserin
40 ml
21
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pertama-tama, larutkan gelatin dalam air destilata. Setelah
itu ditaruh di atas waterbath. Bila ada kotoran, saringlah terlebih
dahulu. Setelah semua gelatin larut, masukkan glycerin dan phenol-nya ke dalam larutan gelatin yang ada di atas waterbath. Aduk
hingga semuanya larut. Bila telah dingin, simpanlah di lemari es.
Jika akan menggunakannya, panaskan glycerin jelly hingga
leleh. Lalu, taruhlah lelehan glycerin jelly tersebut di atas slide
yang panas dan tutuplah dengan gelas penutup yang hangat. Jika
sudah beku dan dingin, tepi gelas penutup diberi lak, dan slide
yang telah selesai diberi etiket dan simpanlah dalam kotak
preparat.
Bila ada specimen yang halus, maka sebaiknya di transfer
terlebih dahulu dari media air ke 50 % glycerin. Setelah itu,
masukkan ke dalam glycerin jelly.
Kalau specimen terlalu tebal, maka di bagian kiri-kanan specimen diberi ganjal yang sebelumnya disimpan dalam larutan glycerin. Ganjal dapat dibuat dari karton bekas dus gelas benda.
Pembuatan Preparat Kelompok Cacing
Cacing ditinjau dari bentuk tubuhnya, ada yang termasuk
Monogenea, Digenea, Cesboda, Nematoda dan Acanthocephala.
Untuk dibuat preparat, maka ada beberapa prosedur yang tidak
dapat diterapkan bagi masing-masing kelompok. Misalnya, untuk
Nematoda dan Acanthocephala yang mempunyai dinding yang
tebal, maka perlu penjernihan dengan bahan lain, misalnya
dengan lactophenol. Selain itu, untuk cacing perlu dilakukan
fiksasi terlebih dahulu, agar memperoleh hasil yang baik. Fiksasi
ini berguna agar specimen tidak banyak berubah pada waktu
22
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
pembuatannya seperti adanya hidrasi, penjernihan dan mounting
dari bahan tersebut, dan juga tidak mengalami distorsi. Selain
itu, fiksasi menyebabkan bahan lebih mudah diberi pewarnaan.
Lamanya fiksasi bagi specimen tidak sama, tergantung dari ukuran
dan kecepatan dari bahan fiksatip yang digunakan. Secara umum,
fiksasi berlangsung antara 18-24 jam.
1.
2.
3.
4.
Fiksatip untuk cacing adalah:
Etanol 70%, tidak mengakibatkan pengerasan dan mengkerutnya jaringan, tetapi tidak baik untuk menfiksir kromosom.
Formaldehid atau formalin, biasanya yang digunakan adalah
4%. Baik untuk struktur sel dan dapat langsung menggunakan
pewarna basis, seperti Heidenhain Haematoxylin. Untuk
pewarna asam seperti borax carmin, perlu dicuci terlebih
dahulu dalam alkohol 70 % sebelum diberi warna.
Bouin. Fiksatip ini mengandung asam pikrat, formalin dan
asam asetat. Sangat baik untuk pewarna yang carmin sangat
baik bila menggunakan fiksatip ini.
A.F.A. (Alkohol: formalin: acetat acid) Jika jaringan yang difiksir
dengan larutan ini, biasanya menggunakan pewarnaan
Semichon’s acetic carmin.
Penggunaan fiksatip ini diperlukan unbuk pembuaban
preparat cacing dari kelompok Cesboda, Digenea dan Acanthocephala. Untuk Monogenea, fiksatip yang digunakan adalah formalin 3-5 persen atau amonium hydroksida pekat.
Pembuatan Preparat Ponogenea
1. Taruhlah specimen hidup di atas gelas objek yang telah di
beri setetes Mayer’s albumin.
23
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
2. SIide yang mengandung spesimen, disimpan dalam cawan di
atas stander dish. Setelah itu, tuanglah alkohol ke dalam cawan
sampai di bawah permukaan atas dari stander dish.Tutuplah
cawan tersebut dan masukkan ke dalam inkubator pada suhu
550C selama 1-5 menit.
24
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
3. Albumin akan berkoagulasi dan spesimen akan menempel
pada gelas benda. Setelah itu difiksir dengan larutan Gilson.
4. Setelah difiksir, masukkan ke dalam larutan iodin. Larutan
ini adalah untuk menghilangkan Hg.
25
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
5. Bubuhkan larutan pewarna borax carmin. Setelah itu dilakukan, alkohol seri dan terakhir diberi Canada balsem sebagai
perekat. Simpanlah ke dalam inkubator untuk dikeringkan.
Setelah kering, beri etiket dan simpanlah dalam kotak
preparat.
Larutan Gilson terdiri atas campuran zat.
Akuades
87 ml
Alkohol 60 %
10 ml
Sublimat
2g
Asam salpeter 5%
2,5 ml
Asam cuka
0,4 ml
Larutan ini juga dapat digunakan untuk menfiksasi Arthropoda selama ½-6 jam. Setelah itu, dicuci dengan alkohol.
Pembuatan Preparat Cestoda dan Digenea
Agar cacing bidak mengkerut, maka pada waktu akan difiksasi,
spesimen ditaruh diantara dua buah gelas benda bila cacing
berukuran besar, bila kecil dapat ditaruh diantara dua gelas
penutup. Setelah itu, ikatlah dengan benang, agar tidak bergeser
bila diberi fiksatip, formalin, Bouin, Ethanol atau A.F.A. Hal ini
tergantung akan menggunakan cara pengecatan yang mana.
Larutan Bouin terdiri atas campuran.
Asam pikrat jenuh 75 ml
Formalin 40 %
25 ml
Asam acetat glacial 5 ml
Asam asetat baru ditambahkan bila akan digunakan.
26
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pembuatan Preparat Nematoda
Nematoda merupakan kelompok cacing yang berkulit luar tebal
dan sukar dipenetrasi oleh zat warna. Kulit luar terdiri dari
kutikula yang impermeabel.
Untuk membuat preparat permanen, cacing difiksasi dengan
larutan Bouin selama 1-2 jam. Sebelum difiksasi, cacing
dibersihkan terlebih dahulu dari berbagai lendir dan kotoran
dengan larutan NaCl fisiologis.
Cara pembuatan:
Pembuatan gliserin dalam etanol 70 % adalah sebagai berikut.
Etanol 90 %
20 ml
Gliserin
1 ml
Akuades
79 ml
Larutan glycerin juga baik sebagai bahan untuk mounting.
Untuk menjernihkan cacing Nematoda, dapat juga menggunakan
larutan laktophenol. Hanya bila cacing disimpan lama dalam
larutan ini, akan terjadi distorsi. Maka bila akan disimpan,
sebaiknya dicuci dahulu dalam ethanol agar semua laktophenol
keluar, setelah itu disimpan dalam ethanol 70 %. Pembuatan
larutan laktophenol adalah sebagai berikut.
Akuades
20 ml
Gliserin
40 ml
Asam laktat
20 ml
Fenol, dilelehkan
20 ml
Larutan laktophenol ini dapat juga ditambahkan zat warna
methylen blue 0,01 atau 0,0025 %.
Pembuatan Preparat Kelompok Cacing Acanthocephala
Acanthocephala juga mempunyai kutikula tebal dan juga
mempunyai proboscis yang digunakan untuk menempelkan diri
pada dinding usus. Untuk mendapatkan proboscis yang menonjol
27
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
keluar, maka sebelum difiksasi dicuci terlebih dahulu dengan
larutan NaCl fisiologis agar lendir dan kotoran terlepas. Setelah
itu, diletakkan diantara dua buah gelas benda dan ditekan ketika
proboscis keluar. Lalu difiksasi dengan alkohol 70 %, atau “4 %
formalin. Pengecatan Acanthocephala dilakukan dengan alum
carmin atau alum borax, seperti pada Trematoda atau dijernihkan
dalam glycerin atau lakthophenol seperti cacing Nematoda (mounting medium).
Preparat (slide) bahan Arthropoda jarang dilakukan
pengecatan, biasanya dilakukan perekatan secara langsung
setelah, difiksasi. Caranya adalah:
1. Spesimen arthropoda yang berukuran kecil, seperti Mite atau
kutu dibunuh dengan alkohol panas. Setelah itu, ditaruh di
atas gelas benda.
2. Setelah agak kering, taruhlah larutan Berlese, atau larutan
Hoyer. Tutup dengan gelas penutup.
Selain melalui fiksasi dengan alkohol dapat juga spesimen
ditaruh langsung di dalam larutan Hoyer atau larutan Berlese di
atas gelas benda. Jika spesimen Arthropoda-nya besar dan
mengandung banyak darah dapat dijernihkan terlebih dahulu
dengan memasukkannya ke dalam larutan EOH 10 % atau asam
laktat. Sedangkan yang mengandung darah, ditusuk terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke dalam larutan asam laktat.
Jika dijernihkan dengan larutan KOH, maka specimen dicuci
terlebih dahulu dengan akuades, sebelum dilakukan proses
dehidrasi dalam alkohol seri.
Disamping preparat yang tidak dilakukan pengecatan dapat
juga diberi pengecatan dengan Chlorazol Black E, untuk
pembuatan preparat permanen. Caranya adalah:
1. Spesimen dimasukkan ke dalam larutan KOH 10% selama 24
jam atau dipanaskan hingga jernih.
28
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
2. Cuci dengan akuades, lalu dimasukkan ke dalam larutan ethanol 70 % selama 24 jam.
3. Masukkan ke dalam larutan 1 % Chlorazol black yang
dilarutkan dalam ethanol 70 selama 10 - 20 menit.
4. Dehidrasi melalui alkohol (ethanol) 85%, 95 % dan alkohol
absolut.
5. Dijernihkan dengan xylol dan creosot.
6. Spesimen ditaruh di atas gelas benda dan diberi canada
balsem. Lalu, tutup dengan gelas penutup dan diberi etiket.
Bila spesimen mengering, dalam larutan pengawet dapat
diperbaiki dengan menggunakan larutan trisodium phospata 0,25
– 0,50 %. Jika spesimen sudah mulai lunak, cuci dengan air
destilata beberapa kali, lalu dipindahkan ke dalam ethanol 35 50
% dan 70 %, Bahan disimpan dalam larutan pengawet 70 % ethanol.
Pembuatan Preparat Protozoa
Protozoa ada yang dari kelompok Protozoa darah, jaringan dan
usus. Untuk Protozoa darah, dibuat tetes tebal dan tetes darah
apus dan diberi pengecatan Giemsa atau Wright.
Untuk Protozoa usus, secara umum digunakan pengecatan
Iron Haematoxzlin. Cara pembuatan preparat Protozoa usus
adalah sebagai berikut.
Tinja atau isi usus diberi larutan NaCl fisiologis. Dari suspensi
ini, diambil dengan ose dan ditaruh di atas gelas benda untuk
dibuat film (apus tipis).
29
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
1. Taruhlah slide dalam fiksatip Schaudinn sebelum apus tipis
itu mengering. Diamkan selama 1 jam atau lebih, dalam
larutan ini. Larutan Schaudinn, terdiri atas.
a. Larutan sediaan (stock solution):
Mercuri khlorida
11,4 g
Air destilata
200 ml
Ethyl alkohol
100 ml
b. Larutan pengerjaan (larutan yang dipakai):
Dibuat dengan menambahkan 3 ml asam acetat glacial
ke dalam 47 ml larutan stock Schaudinn. Cara membuat
larutan Stock Schaudinn adalah dengan melarutkan
mercuri klorida dengan akuades, sehingga menjadi jenuh.
Setelah itu, ditambahkan ke dalam larutan pekat (jenuh)
ini ethanol.
2. Pindahkan slide ke dalam larutan 70 % iodin alkohol selama
5 menit. Lalu dicuci dengan air ledeng selama 10 menit lagi.
3. Pindahkan slide ke dalam larutan haematoxylin selama 4-5
menit. Larutan haematoxylin terdiri atas:
a.
Larutan mordant (1)
Haematozylin
Etanol absolut
b. Larutan (2)
Ferrous ammonium sulfate
Ferric ammonium sulfate
HCl pekat
Akuades
10 g
1000 ml
10 g
10 g
10 ml
1000 ml
Cara membuat larutan Pe haematoxylin (iron haematoxylin)
adalah mendiamkan larutan (1) selama 1 minggu di depan
sinar matahari. Larutan yang digunakan untuk pengecatan,
terdiri atas larutan (1) dan larutan (2) yang dicampur dengan
perbandingan 1: 1 (15 ml larutan 1 ditambahkan ke 15 ml
larutan 2). Larutan campuran ini hanya tahan selama 1
minggu.
30
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Setelah slide diberi pengecatan dalam larutan kerja iron
haematoxylin dicuci dengan air ledeng selama 10 menit.
4. Pindahkan slide ke dalam seri alkohol dimulai dari 70%, 95%
dan absolut. Di setiap konsentrasi, ethanol slide direndam
selama 5 menit.
5. Masukkan ke dalam xyleen (xylol) selama 10 menit untuk
dijernihkan.
6. Beri canada balsem dan tutuplah dengan gelas penutup.
Simpanlah dalam inkubator, sehingga kering.
Pada waktu pembuatan preparat, Protozoa usus ini dijaga
jangan sampai slide yang mengandung bahan menjadi kering.
Selain itu juga, diperhatikan ketentuan waktu dari bahan pewarna,
agar preparat yang dibuat berhasil dengan baik.
Untuk pengecatan Protozoa selain pewarnaan iron haematoxylin dapat juga dengan pewarnaan Delafield Haematoxylin yang
banyak digunakan untuk pengecatan Protozoa yang berambut
getar (cilia). Untuk menambah pewarnaan pada preparat dapat
diberi pewarnaan eosin 0,1 % atau congo red 1%, sehingga
cytoplasma berwarna merah. Larutan Delafield Haematoxylin
terdiri atas:
K. Haematoxylin
4g
Alkohol 95%
25 ml
Ammonium alum jenuh 400 ml
Gliserin
100 ml
Metil alkohol
100 ml
Cara membuatnya adalah larutkan kristal haematoxylin dalam
alkohol, lalu ditambahkan larutan jenuh ammonium alum.
Diamkan selama 4 hari di cawan terbuka. Setelah itu, saringlah
larutan tersebut. Tambahkan glycerin dan methylalkohol ke dalam
campuran zat warna tadi. Diamkan selama beberapa hari agar
warnanya terbentuk lebih pekat. Setelah itu, saringlah larutan
tersebut. Simpanlah zat pewarna ini dalam botol tertutup.
31
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Jika slide preparat yang dibuat terlalu tebal pewarnaannya,
slide dimasukkan ke dalam larutan 2 % feric alum. Setelah itu,
dicuci dengan air kembali.
Untuk Protozoa dapat juga menggunakan impregnasi perak.
Pengecatan ini biasa digunakan untuk Protozoa yang berambut
getar, yaitu dari kelompok Infusoria atau Ciliata. Caranya adalah
sebagai berikut.
1. Membuat slide dari bahan yang akan diamati, berupa apusan.
Setelah itu, gelas benda diflambir ( dikeringkan dengan cepat).
2. Taruhlah di atas bahan larutan 2 - 2 % perak nitrat selama 510 menit. Lalu dicuci dengan akuades.
3. Masukkan ke dalam petridish yang berisi akuades.
4. Taruhlah petridish yang mengandung slide di atas karton
putih, lalu jemur di bawah sinar matahari selama beberapa
jam atau ditaruh di bawah sinar violet selama 5- 0 menit.
Setelah slide berwarna hitam dikeluarkan dari gelas petri dan
keringkan slide tersebut. Pemeriksaan dilakukan dengan minyak
emersi.
Morfologi
Untuk mengetahui dengan baik berbagai macam parasit ikan
morfologi dari hewan-hewan tersebut juga perlu diketahui, agar
dengan mudah dikenali. Jadi, morfologi berguna untuk
mengidentifikasi parasit yang ditemui.
Dalam morfologi, tidak saja hewan dewasa yang diperhatikan,
tetapi juga stadium dari siklus hidupnya, misalnya larva maupun
belur. Ciri-cirinya dari berbagai stadium hidup selama siklus hidup
juga membantu mengidentifikasi parasit. Stadium larva dapat juga
menjadi parasit, misalnya metacercaria dari Diplostomulum
Spathaceum yang menyerang mata, terutama lensa mata.
Hewan-hewan parasit termasuk golongan Arthropoda,
Helminthes dan Protozoa.
32
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Filum Arthropoda
Kelompok hewan ini mempunyai exoskelebon (rangka luar)
yang terdiri dari zat khitin. Tubuhnya beruas ruas, berkaki
berruas, ada yang bersayap atau tidak bersayap. Tubuhnya terdiri
atas daerah kepala, thorax (dada) dan abdomen, serta di setiap
bagian dari tubuh ini terdapat peralatannya masing-masing.
Daerah Kepala
1.
2.
3.
4.
Di bagian ini, pada setiap Arthropoda terdapat:
Antena yang beruas. Bentuknya aneka ragam tergantung dari
spesiesnya. Ada yang berambut lebat dan ada yang tidak.
Dikenal ada antena tipe moniliform dan tilet. Jumlahnya pada
umumnya satu pasang, pada Copepoda dua pasang.
Mata yang bentuknya ada berupa mata faset (mata majemuk)
dan mata tunggal. Kedua macam mata ini, kadang-kadang
ada pada satu serangga.
Palpa yang bentuknya beruas-ruas dan jumlahnya sepasang.
Bentuknya berbeda-beda pada setiap spesies.
Probosis alat mulut, juga terdiri atas berbagai tipe. Misalnya:
penusuk, pengisap ini tergantung dari jenis serangganya.
Daerah Toraks (Dada)
Di bagian ini ditemui adanya kaki dan sayap. Jumlah ada
yang tiga pasang dan ada yang empat pasang. Jumlah sayap ada
yang satu pasang dan dua pasang.
Pada beberapa Arthropoda daerah kepala dan thorax ada yang
menjadi satu kesatuan, sehingga dikenal dengan Cephalothorax.
Bentuk ini ditemui pada Crustacea.
Pada Crustacea di daerah cephalothorax terdapat alat pengisap
(sucker), yang merupakan alat untuk menempelkan diri pada host.
33
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Daerah Abdomen
Daerah abdomen terdiri atas segmen-segmen dan pada ruas
terakhir terdapat alat kelamin luar dari hewan jantan atau hewan
betina.
Pada Crustacea seperti Cyclops kantung telur terdapat di luar.
Arthropoda ada yang berupa parasit, tuan rumah perantara bagi
beberapa parasit ikan dan juga dapat menjadi predator yang
merugikan bagi ikan, tetapi dapat menjadi predator yang berguna
bila membunuh tuan rumah perantara dari berbagai parasit ikan.
Filum Arthropoda yang merupakan parasit, tuan rumah perantara
atau predator bagi ikan terdiri atas kelas Crustacea, Insecta, dan
Arachnida.
Klas Crustacea yang penting adalah (contoh: genus).
Argulus
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Crustacea
Subkelas : Brachiura
Ordo
: Argulida
Famili
: Argulidae
Genus
: Argulus
Spesies : Argulus Indicus, Argulus Japonicus, Argulus Fiolaceus
Mempunyai cephalothorax yang lebar dan di bagian dorsal
adalah carapase yang di bagian belakang berbentuk gantung.
Dikenal sebagai kutu ikan dan banyak menyerang kulit.
34
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Morfologi Argulus jantan serta bagian-bagiannya
Cyclops
Filum
Kelas
Subkelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
Arthropoda
Crustacea
Copepoda
Cyclopoidea
Cyelopodiidae
Cyclops
Cyclops Dimorphus, Cyclops Bicolor
Cyclops mempunyai sebuah mata dan bercephalothorax, tetapi
tidak ber-carapase. Kakinya 6 pasang, antena 2 pasang, dimana
35
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
antena primer panjang. Hewan jantan dan betina berbeda
ukurannya. Hewan betina mempunyai kantung telur disamping
tubuhnya.
Cyclops yang merupakan zooplankton merupakan tuan rumah
perantara dari cacing Diphyllobotrium Latum, Marsipometra
Confusa, dan Proteocephalus Ambloplitis misalnya sebelum larva
stadium sparganum mencapai ke tuan rumah perantara kedua,
yaitu ikan. Hewan dewasa ada yang ditemui pada ikan atau hewan
pemakan ikan. Kaki bertipe uniramous dan biramous. Sedangkan
mulut tipe pengisap.
Cyclops kadang-kadang berpalpa. Untuk mengenal berbagai
spesies perlu diperhatikan jumlah segmen kaki, ada tidaknya duri
pada kaki. Larva Nauplius juga berperan untuk membantu
identifikasi Cyclops. Jumlah segmen abdominal juga membantu
membedakan setiap spesies.
Morfologi Cyclops jantan dan betina serta bagian-bagiannya
36
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Lernea
Filum
Kelas
Subkelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
Arthropoda
Crustacea
Copepoda
Caligidea
Lernaeidea
Lernea
Lernea Cyprinaceal, Lernea Esocina.
Tubuh, hewan jantan tidak bersegmen, kepala mempunyai
benjolan di bagian tepi. Mata bentuknya tripartitit dan terpendam.
Di bagian dorsal cephalothorax berdapat sepasang tanduk. Leher
pendek dan lunak. Abdomen pendek. Kantung teIur bentuknya
memanjang. Probocis bentuknya konikal.
Pada stadium larvacopepodit, kakinya biramous, berantena 2
pasang dan bentuknya seperti Cyclops.
Lernea merupakan parasit kulit, bila ikan diserang, proboscis
menusuk ke dalam otot (kulit).
Ichthyoxenus
Filum
Kelas
Subkelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
Arthropoda
Crustacea
Malacostraca
Isopoda
Cymothoidae
Ichthyoxenus
Ichthyoxenus Jellinghausiis, Ichtyoxenus Amurensis.
Tubuh berbentuk lonjong dan kompak, dan sebagian besar
berdiri atas segmen thorax. Kepala kecil dan berbentuk segi tiga,
mata ter-redusir. Berantena 2 pasang, antena primer pendek dan
antena sekunder panjang.
37
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Hewan betina kakinya berbuku dan lebaknya dalam ruang
eram dimana terdapat benjolan. Hewan betina membawa anakanaknya dalam kantung eram.
Ukuran dapat mencapai 28 mm panjangnya pada hewan
dewasa. Ichbhyoxenus merupakan parasit kulit dimana hewan ini
dapat membuat lubang pada host. Dapat menempelkan diri pada
bubuh host dengan alat pengisap. Dikenal dengan nama daerah
SONGKEAT yang banyak ditemui pada ikan beunteur (Punbius
Binotatus).
Jika host-nya mati, maka Ichthyoxenus akan langsung
meninggalkannya, dan mencari host baru.
Ikan beunteur yang mengandung songkeat, dapat menjadi
racun, sehingga bila akan dimasak harus dibuang dahulu.
Songkeat dapat masuk ke dalam rongga tubuh.
Hewan Ichthyoxenus waktu muda adalah hermaprodit. Jika
akan menjelang dewasa, mengadakan perubahan bentuk. Waktu
muda, hewan ini adalah jantan, karena organ alat kelamin jantan
berkembang dengan baik. Setelah usia lanjut, berubah menjadi
hewan betina.
Filum Plathyhelminthes
Kelompok cacing ini mempunyai tubuh yang pipih ada yang
berbentuk, seperti hati atau daun dan berbuku-buku (berproglotid). Alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu
tubuh. Jadi, disini cacingnya ibu adalah hermaprodit, hanya dari
famili Schizbosomabidae yang berpisah alat kelaminnya.
Sebagai alat penempel ada yang berupa, opishapbor dengan
anchor dan duri-duri kait pengisap oral dan ventral atau proboscis yang menyerupai tonjolan dan berduri yang terdapat di daerah
kepala, dan juga botrium.
38
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Dalam siklus hidupnya, ada yang memerlukan tuan rumah
perantara untuk mencapai dewasa, tetapi ada juga yang langsung.
Artinya, tidak ada tuan rumah perantara. Sebagai tuan rumah
perantara, ada yang menggunakan keong, ikan, serangga dan
hewan lainnya. Pada tuan rumah perantara ini, ditemui berbagai
stadium larva. Ikan seperti tadi disebutkan dapat juga merupakan
hospes.
Cacing Plathyhelminthes dapat merupakan endoparasit dan
ektoparasit pada ikan. Hal ini tergantung di bagian mana dari
organ tubuh ditemukannya.
Ditinjau dari bentuk tubuh, maupun alat-alat pengisap dan
juga perlu tidaknya tuan rumah perantara untuk mencapai dewasa,
maka kelompok cacing ini dibagi atas Kelas Trematoda, yaitu yang
tubuhnya seperti hati atau daun dan Kelas Oestoda, yaitu yang
tubuhnya bersegmen-segmen atau berproglotid.
Kelas Trematoda sebagai contoh adalah.
Gyrodactylus
Filum
Kelas
Subkelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
PlathyheIminthes
Trematoda
Monogenea
Monoopisthocotylea
Gyrodactylidae
Gyrodactylus
Gyrodactylus Elegans, Gyrodactylus Gambusiae
Di bagian anterior bercabang dua dan pada tiap lobus terdapat
alat kepala. Di bagian posterior terdapat haptor dengan pengait
berukuran besar sebanyak 2 buah dan di tepi haptor terdapat 16
duri kecil.
Di kepala tidak terdapat titik mata, hanya ada kelenjar. Sirus
mengandung duri-duri halus yang berbentuk segi tiga dari bahan
kutikula.
39
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Ovarium bentuk “V” atau berlobus dan letaknya di bagian ventral atau posterior dari testis. Kelenjar viteline tidak ada atau
bersatu dengan ovarium. Tidak mempunyai vagina.
Merupakan hewan vivipar, dan embrio terdapat di dalam
embrio induk. Genus ini sangat host spesifik (artinya, hanya
ditemukan pada host tertentu saja untuk setiap spesies).
Gyrodactylus merupakan ektoparasit yang banyak ditemui di
insang atau pada kulit.Usus bercabang dua.
Opisthorchis
Filum
Kelas
Subkelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
Plathyhelminthes
Trematoda
Digenea
Opisthorchiodiae
Opisthorchiidae
Opisthorchis
Opisthorchis Felinus
Hewan dewasa hidupnya di hati kucing dan dapat menyebabkan manusia juga berserang. Metaserkaria hidup dalam otot daging
ikan.
Metaserkaria bentuknya pipih dan memanjang dapat berduri
dan tidak. Pengisap ventral besar pada larva dan kecil pada hewan
dewasa, yang letaknya di tengah. Esofagus pendek dan mencapai
posterior. Alat Garoretori berbentuk kantung dan sigmoid (bentuk
“S”). Serkaria tipe lophocercous.
Hewan dewasa mempunyai uterus yang bercabang-cabang.
Demikian pula kelenjar vitelin. Testis letaknya berurutan dan
berlobus. Ovarium bentuknya tidak teratur atau lonjong yang
letaknya di depan testis. Pengisap ventral lebih kecil dari pengisap
oral.
40
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Usus bercabang hingga ke bagian posberior tubuh yang
bentuknya pipih dan lonjong. Opisbhorchis merupakan cacing
hermaprodit.
Kelas Cestoda sebagai contoh adalah
Bobhrtocephalus
Filum
Klas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
Plathyhelminthes
Cestoda
Pseudophyllidea
Bobhriocephalidae
Bothriocephalus
Bothriocephalus Cuspidabus, Bothriocephalus Clavice,
Bothriocephalus Formosus
Skolek bentuknya memanjang hampir berbenbuk segi
panjang, bothria memanjang, dan tidak berleher. Bagian tepi scolex
cembung bentuknya.
Ovariumnya kompak, tidak berseminal reseptakel. Kelenjar
vitelin terdapat di seluruh tepi proglotid.
Uterus terdapat di tengah. Telur beroperkulum dan tidak
berembrio, dan berdinding tipis.
Sirus dapat dikelilingi oleh kelenjar prostat testis terdapat di
bagian laberal medulla. Hewan dewasa terdapat dalam intestinum
ikan dan larva procercoid terdapat di Copepoda dan ikan kecil
dapat juga menjadi carrier.
Pada genus Diphyllobobrium larva pleurocercoid terdapat pada
otot daging ikan, sedangkan hewan dewasanya berdapat pada
manusia, hewan mammalia pemakan ikan dan burung. Larva procercoid pada Cyclops.
Larva pleurocercoid juga dikenal sebagai sparganum.
41
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Filum Nemathelminthes
Kelompok cacing ini mempunyai tubuh yang gilig (bulat) dan
hidupnya di dalam usus, peredaran darah, otot daging dan organ
tubuh lainnya. Kadang-kadang nampak ada segmen-segmen
(bergaris) pada tubuhnya.
Cacing ini kelaminnya berpisah jadi tidak hermaprodit lagi
seperti Trematoda. Hewan jantan dan betina dapat dengan mudah
dibedakan karena alat kelamin luarnya, dan bentuk bubuhnya.
Pada hewan jantan, bagian posterior biasanya agak melengkung
dan terdapat bursa kopulatrik atau spikula.
Bentuk bursa kopulatrik dan spikula dapat menentukan jenis
cacingnya. Hewan betina bagian posteriornya lurus, dan hanya
ada anus saja.
Dalam siklus (daur) hidupnya nematoda memerlukan tuan
rumah perantara seperti Copepoda, nimpa serangga atau juga
ikan sebagai tuan rumah sekunder sebelum tumbuh menjadi
dewasa pada ikan, burung atau mamalia.
Di bagian anterior terdapat mulut dengan bibir, jumlah dan
bentuk bibir bagi setiap jenis berbeda. Kadang-kadang, ada juga
tonjolan di bagian posterior tubuh yang merupakan ciri bagi cacing
nematoda bagi jenisnya.
Larva nematoda dapat juga menyebabkan kerusakan jaringan
bagi tuan rumahnya, misalnya Contracecum dan Spiroxys dapat
merusak rongga tubuh, Untuk mengontrol cacing Nematoda,
belum ada caranya yang terbaik.
Filum Nemabhelminthes terdiri atas Kelas Nematoda dan
terdiri atas beberapa ordo. Kelompok cacing Nematoda ini dapat
hidup di daerah usus (alat pencernaan) .
Contoh dari Kelas Nematoda adalah:
42
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
CamaIIanus
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
Nemathelminthes
Nematoda
Spiruroidea
Camallanidae
Camallanus
Camallanus Ancylodiruss, Camallanus Oxycephalus
Camallanus mempunyai bentuk tubuh yang bulat, mulut
berbentuk celah dan mempunyai buccal capsul dengan dua buah
katup khitin di latetfal. Oesophagus mempunyai otot anterior yang
pendek dan daerah kelenjar di posterior yang panjang. Hewan
jantan bagian posterior melengkung ke bagian ventral dan
mempunyai tonjolan 7 pasang yang berupa papila preanal, 2
pasang papila adanal dan ada beberapa papila post anal. Spikula
tidak sama panjang.
Hewan betina mempunyai vulva yang terletak di daerah
pertengahan tubuhnya dan tidak mempunyai ovarium posterior
dan vivipar.
Cacing Camallanus hidupnya di alat pencernaan, yaitu di
daerah usus. Selain itu, banyak ditemui di daerah mesenterium.
Merupakan parasit lambung dan usus pada ikan Amphibia dan
Reptilia. Selain itu, larvanya memerlukan tuan rumah perantara,
seperti Copepoda dan Crustacea lainnya.
Filum Protozoa
Kelompok hewan ini merupakan hewan yang bersel satu dan
hidup di dalam tubuh ikan (endoparasit), yaitu di darah, jaringan
otot atau organ tubuh lainnya atau di luar tubuh (ektoparasit),
dan membentuk benjolan pada kulit tubuh, sehingga tidak sedap
dipandang, bila ikan itu merupakan ikan hias.
Pada ikan, dapat ditemui pada kulit (lendir), di insang, di usus,
di darah, serta di otot daging.
43
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Membiak dengan membelah diri atau membentuk spora, selain
itu juga dapat membenbuk kista unbuk mempertahankan diri
bila keadaan kurang baik. Alat gerak dapat berupa pseudopodium,
cilia (rambut getar) atau flagelum (bulu cambuk). Tetapi ada juga
yang tidak mempunyai alat gerak.
Inti bagi tiap kelas mempunyai bentuk khas. Ada yang
mempunyai inti makro dan inti mikro. Jumlahnya pada umumnya
satu, tapi ada yang dua dengan ukuran berbeda atau berinti
banyak.
Alat pembiak adalah gamet, yaitu gamet jantan yang disebut
zoogamet, dan gamet betina disebut oogamet. Hasil perkawinannya, yaitu zigot akan tumbuh menjadi troposoit. Pembiakan ini
terdapat pada Sporozoa.
Ditinjau dari sudut alat gerak, maka filum Protozoa dibagi atas
kelas Rhizopoda, kelas Ciliata, kelas Flagellata, kelas Cnidospora,
kelas Telosporidia, dan kelas Acnibdosporidia.
Kelas Sarcodina (Rhizopoda)
Kelompok hewan ini mempunyai Pseudopodium sebagai alat
geraknya. Stadium troposoit mempunyai Pseudopodium dan
membentuk stadium kista. Membiak dengan membelah diri dan
terdapat di usus. Bila membentuk kista, akan keluar dari usus,
melalui tinja. Pada kelompok yang hidup parasit pada ikan adalah
di lambung. Selain itu, ada juga yamg ditemui pada insang.
Makanannya adalah bakteri dan zat organik lainnya. Ada juga
yang memakan darah. Contoh dari Kelas ini adalah:
Schizamoeba Salmonis dan Entamoeba Coli.
Filum
Kelas
44
: Protozoa
: Sarcodina (Rhizopoda)
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Famili
Genus
Spesies
: Amoebidae
: Schizamoeba dan Entamoeba
: Schizamoeba Salmonis, Entamoeba Coli
1.
Schizamoeba mempunyai inti troposoit tidak berendosome,
tetapi bergranula yang besar sepanjang dinding inti. Pada kista,
terdapat endosome. Jumlah inti banyak. Terdapat di lambung.
2.
Entamoeba, inti troposifitnya berendosome yang letaknya
tidak sentris, butir khromatin lebih halus. Jumlah inti hanya
satu pada troposoit, kista ada 4 - 8 buah inti. Hidup di usus.
Kelas Mastigophora (Flagellata)
Kelompok hewan ini bergerak dengan flagelum (bulu cambuk)
yang berjumlah 1-banyak (10 buah). Inti umumnya berjumlah 1
buah, ada beberapa yang mempunyai 2 buah inti.
Mempunyai endosom dan juga mempunyai vakuola berdenyut.
Selain itu, ada yang mempunyai cytostome (mulut).
Membiak dengan membelah diri memanjang dan ada yang
membentuk kista. Contoh dari kelas ini adalah sebagai berikut.
Trypanosoma
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
Protozoa
Mastigophora (Flagellafca)
Protomonadina
Trypanosomidae
Trypanosoma
Trypanosoma Percae, Trypanosoma Remaki, Trypanosoma Myoxocephala
Tubuhnya seperti daun berinti satu dan mempunyai blepharoplast, dimana flagelum keluar. Di bagian basal, flagelum
membentuk membrana undulan. Merupakan parasit darah.
45
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Penyebaran terjadi melalui vektor, yaitu pacet. Siklus hidup yang
terjadi dalam tubuh pacet setelah mengisap terjadi pembelahan
diri dan membentuk stadium critidia selama 4-6 hari, stadium ini
terdapat dalam crop. Pada hari ke 7 menjadi stadium metasiklik
trypanosom yang migrasi balik ke proboscis dari pacet tersebut,
dan waktu mengisap kembali, mengembalikan bibit penyakit ini
ke dalam tubuh ikan.
Kelas Ciliata
Kelompok hewan ini mempunyai alat penggerak berupa cilia
atau rambut getar yang terdapat pada seluruh tubuh atau pada
bagian tertentu pada stadium troposoit. Stadium kista tidak bersilia.
Mempunyai cytostome (mulut) dan hidupnya sebagai endoparasit
atau ekboparasit.
Contoh dari Kelas ini adalah:
Balantidium
Filum
Klas
Ordo
Famili
:
:
:
:
Protozoa
Ciliata
Spirotricha
Balantiidae
Genus
: Balantidium
Tubuhnya berbentuk elips (lonjong) dan mempunyai peristome di bagian anterior. Cilia bentuknya sama. Inti ada 2 macam,
yaitu inti makro dan inti mikro. Inti makro berbentuk memanjang.
Mempunyai cytopyge (anus) dan vakuola berdenyut. Merupakan
endoparasit yang ditemui di lambung dan usus.
Ichthyophthirius
Filum
: Protozoa
Kelas
: Ciliata
Subkelas : Holotrichia
46
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
Hymenostomatida
Holophryidae
Ichthyophthirius
Ichthyophthirius Multifilis
Tubuhnya bentuknya bulat berdiameter 50 mikron-1 mm.
Bercilia sebagai alat geraknya dan terdapat pada seluruh tubuh,
dan bentuknya sama. Mempunyai cytostome. Inti ada 2 maoam,
yaitu inti makro yang berbentuk tapal kuda dan sebuah inti mikro.
Membiak dengan membelah diri setelah lepas dari tubuh host
dan berbentuk kista. Siklus hidup adalah sekitar 4 - 40 bila
keadaan suhu sesuai. Menyerang kulit berbagai ikan yang hidup
di air tawar dan ikan anadrom.
Kelas Sporozoa
Kelompok hewan ini tidak mempunyai alat gerak dan membiak
aseksual dengan cara achisogoni dan seksual secara schisogoni.
Semuanya membentuk spora, ada yang mempunyai selaput
dengan sebuah spora di dalamnya atau banyak spora, dan ada
juga yang tidak berselaput dan mengandung banyak spora. Selain
itu, ada juga yang mempunyai filamen (benang) polar.
Merupakan endoparasit yang hidup di dalam sel darah di
jaringan otot, insang dan kulit. Contoh dari kelas Sporozoa adalah:
Sarcocystis
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
Protozoa
Sporozoa
Acnidosporidia
Sarcocystidae
Sarcocystis
Sarcocystis Salvelini
47
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Membentuk spora berbentuk pisang yang terdapat dalam kista
yang berupa tabung yang berwarna putih, seperti biji ketimun
dan disebut Meischer’s Tube. Bila kista telah dewasa, mengandung
penuh spora yang berinti dan bergranula, dan berbentuk pisang.
Spora berbentuk bulat lonjong dari depan dan terdapat di
dalam kista yang berwarna putih. Mempunyai 2 buah kapsul polar yang berbentuk buah pir di bagian anterior tubuh, Sporoplasma
tidak mempunyai vakuola beriodin, Mempunyai polar filamen.
Merupakan parasit insang, kulit, tulang rawan kepala, otot daging,
dan mesenterium (selaput perut).
48
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Bab 3
Parasit yang Menyerang Ikan
Pendahuluan
Kulit ikan berdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis di bagian
luar dan cutis di lapisan bawah. Di daerah epidermis terdapat selsel lendir diantara sel-sel epitelium. Selain itu, ada juga sisik yang
bentuknya plakoid atau sikloid, tetapi ada juga yang tidak bersisik.
Lendir pada tubuh ikan sebenarnya adalah alat pelindung bagi
49
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
ikan terhadap penyakit. Tetapi sebagai mahluk hidup, tidak
terhindar dari berbagai penyakit Arthropoda, Cacing dan Protozoa, jamur, dan bakteri.
Parasit Pada Kulit Ikan
Kelompok Arthropoda
Argulus
Penyakitnya disebut argulosis dan disebabkan oleh parasit
Argulus Fiolaceus, Argulus Coregoni, Argulus Japonicus dan Argulus
Indicus banyak menyerang ikan Cyprinus Carpio (ikan mas),
Trichogaster Pectoralis (serpat siam), Helostoma Temmincki
(tambakan), Anabas Testudineus (bebok), Osphronemus Gouramy
(gurami), Phoxinus Phoxinus (minnows).
Argulus selain hidup parasit dapat juga hidup bebas di air
kolam, membiak dengan telur yang ditaruh di batu atau dinding
akuarium atau tumbuhan air yang teduh. Terbawanya Argulus ke
dalam kolam karena makanan ikan yang diberi Daphpia. Argulus
dalam jumlah besar dapat mematikan ikan ukuran konsumsi.
Penyakit ini sangat ditakuti di kolam pembibitan.
Morfologi Argulus
Bentuk tubuhnya bulat dan pipih, mempunyai kaki renang 4
pasang dan di bagian posterior terdapat ekor. Hewan jantan membawa testis yang besar dan hewan betina mempunyai reseptakel.
Untuk melekatkan diri pada ikan, dengan mempergunakan
alat pengisap dan alat penusuk yang juga digunakan untuk
mengisap darah ikan. Mempunyai mata faset di bagian anterior
dan 2 pasang antena.
50
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Warna tubuh Argulus adalah hijau muda, kuning hijau atau
cokelat dan berukuran 6 - 7 mm pada hewan betina dan 4 - 5 mm
pada hewan jantan. Membiak melalui stadium nauplius.
Gejala penyakit argulosis pada kulit ada bercak cokelat kuning.
Pengobatan dan penanggulangan.
Bila terdapat pada tubuh ikan dalam jumlah sedikit, maka
diambil dengan pinset. Bila banyak dengan menggunakan sarung
tangan, ikan diusap dari kepala ke arah ekor. Apabila Argulus
menusuk ke dalam kulit terlalu keras, maka diberi 1-2 tetes garam
dapur yang pekat pada kutu tadi. Lakukanlah hati-hati jangan
terkena ikannya. Kutu akan menjadi lemas (lumpuh) dan mudah
dicabut.
Untuk kolam, maka kolam dikeringkan dahulu, lalu diberi
kapur 0,1-0,2 gram per liter. Dikosongkan selama 3 minggu. Atau
memasukkan ikan yang berkutu ke dalam larutan kresol 0,2 %
selama 15 sekon, setelah dicelup dimasukkan ke dalam air
mengalir.
Bahan lain yang dapat digunakan adalah larutan pyretrum
ekstrak 100 - 300 mg/liter air, selama 10 - 20 menit atau larutan
KMn 04 0,001 %. Neguvon 1: 1000 (1 g/liter), lindan 1: 10 juta.
Selain itu, dapat juga dengan menggunakan Gambusia, Palaemonebes Paludosus (sejenis udang) atau Fundulus Chrysobus untuk
penanggulangan secara biologis karena merupakan predator.
Anchor worm atau Lernea
Penyakitnya disebut lernaosis dan penyebabnya adalah Lernea
Cyprinacea, Lernea Ophiara, Lernea Phoxinacea, Lernea Esocina
dan Lernea Tilapiae.
Penyakit ini dapat menyerang Cyorinus Carpio, Carasius
Aurabus, Carasius Carasius, Phoxinus, Lebistes, Esox lucius misalnya. Tergantung pada spesies Lernea-nya.
51
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Larva dapat juga ditemui pada insang dan yang menyerang
kulit adalah hewan betina, hewan jantan mati sebelah kopulasi.
Morfologi Lernea
Bentuk tubuhnya langsing seperti jari dan menempelkan diri
dengan pelekat dengan menusukkan kepala ke dalam kulit. Kaki
renang sangat berredusir hanya nampak seperti rambut. Lehor
nampak jelas. Di bagian abdomen, nampak ada penonjolan dan
dibagian posberior terdapat kantung telur dan mengandung telur.
Ukuran tubuh sekitar 9-22 mm. Di bagian anterior, mempunyai
tonjolan yang bercabang atau tanpa cabang.
Warna tubuh putih jernih dan kadang-kadang di bagian posterior dekat kantung-kantung telur nampak kehijauan seperti
rambut-rambut.
Gejala penyakitnya adalah pada tubuh ikan terlihat ada
tonjolan yang keluar dari kulit. Pengobatan dan penanggulangan.
Bila ikan terserang dalam jumlah kecil, dapat ditetesi larutan kalium permanganat 0,1 % papa anchor worm-nya, jangan sampai
terkena kulit ikan. Setelah anchor worm mati, tubuhnya lemas
dan luruh. Tetapi bila masih melekat, maka dapat dicabut dengan
pinset. Lalu tempat yang luka diberi merkurochrom dalam
perbandingan 1: 10 untuk desinfektan.
Selain dengan cara pengambilan dengan pinset dapat juga
dengan cara pencelupan (bath), dengan menggunakan DDT (1:
100 juta). Menurut Schaperclaus, pembuatan larutan DDT itu
dalam alkohol dalam konsentrasi pekat, melalui larutan ini
diencerkan.
Untuk kolam, dapat menggunakan garam pada konsentrasi
0,76 - 1,10 % dan diulang kembali setelah 2 - 3 minggu. Selain
itu, dapat juga menggunakan KMnO4.
52
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Kelompok Vermes
Kulit ikan dapat juga diserang oleh cacing dalam stadium
serkaria, metaserkaria maupun dewasa seperti kelompok pacet,
yaitu Piscicola Salmositica, Pisieola Geometrica yang juga
merupakan vektor dari Trypanosoma dan Oryptobia.
Clinostomum
Penyakitnya disebut yellow grub dan penyebabnya adalah stadium larva serkaria dan metaserkaria dari Clinostomum Complanatum dan Clinostomum Marginatum.
Morfologi
Clinostomum dewasa mempunyai tubuh pipih, berpengisap oral
dan ventral, hermaprodit, dan hidup di burung pemakan ikan
manusia atau ikan lainnya.
Dalam siklus, hidupnya memerlukan tuan rumah perantara,
seperti siput dari genus Helisoma untuk mirasidiumnya. Bila larva
ini masuk ke dalam hati siput, akan berkembang biak dan tumbuh
menjadi sporocyst, lalu membentuk redia dan serkaria. Larva
serkaria ini akan keluar dari siput dan berenang mencari ikan.
Pada kulit ikan membentuk kista. Kista terdapat di bawah sisik.
Bila ada burung atau ikan yang karnivorus memakan ikan yang
terinfeksi baru metaserkaria ini tumbuh menjadi dewasa.
Clinostomum ditemui pada ikan Lebistes reticurlatus,
Osphronemus Gourami Nannostomus Trifaciatus. Gejala penyakit
yellow grub adanya benjolan kecil pada tubuh ikan yang berwarna
krem dengan ukuran sekitar 2,5 mm. Banyak ditemui di daerah
kepala, sirip dan tubuh ikan. Bentuk kistanya adalah bulat atau
lonjong. Waktu keluarnya kista kadang-kadang perut ikan
membuncit.
53
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pencegahan dan Pengobatan
Ikan di akuarium atau kolam bila mengandung kista tidak
akan menyebarkan parasit ini, kecuali bila ada ikan yang memakan
ikan. Untuk hal seperti ini adalah membersihkan kolam pemeliharaan atau akuarium dari siput-siput. Serkaria dapat masuk
ke akuarium atau kolam karena tumbuhan air.
Ikan yang terkene kista Clinostomum diambil kistanya dengan
pisau skalpel, lalu kista diambil dengan pinset lancip. Daerah
insisi (torehan), lalu diberi merkurokhrom dengan menggunakan
kuas halus. Setelah itu, ikan dimasukkan ke dalam akuarium
dengan air bersih hingga sembuh.
Untuk kolam untuk memberantas siput dapat digunakan
moluscid yang mengandung CuSO4. Perlu diperhatikan, ikan yang
terkena yellow grub jangan dimakan karena metaserkarianya dapat
menyerang manusia.
Diplostomum
Penyakitnya disebut Black Spot atau bintik hitam atau
diplostomiasis dan penyebabnya adalah Diplostomum atau Postho
(Neo) Diplostomum cuticula atau Feascus cuticola yang merupakan
stadium metaserkaria, hewan dewasa pada burung pemakan ikan.
Morfologi
Hewan dewasa mempunyai tubuh pipih, berpengisap oral dan
ventral, hidup si usus burung. Telur yang dikeluarkan bersama
feses akan menetas menjadi niracidium dan miracidium akan mencari siput dan di dalam tubuh siput larva akan tumbuh menjadi
serkaria. Larva serkaria akan menyerang ikan di kulit bagian kutis
dan juga otot daging di bawahnya, kadang-kadang menyerang
mata.
54
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Serkaria (metaserkaria) diplostotum atau neascus mempunyai
tubuh depan seperti daun dan pipih dan konkap di bagian ventral tubuh belakang berbentuk tonjolan berbentuk kantung,
berpengisap dan ususnya bercabang. Ukuran tubuh sekitar 1-2
mm. Bila jumlah parasit sedikit pada ikan besar tidak ada
pengaruhnya, asal jangan dalam jumlah besar, tetapi bagi ikan
kecil dapat menjadi fatal, karena sisiknya rusak.
Gejala Penyakit Diplostomiasis
Pada tubuh ikan terlihat adanya bintik-bintik yang berwarna
gelap, yaitu dari cokelat hingga hitam. Hal ini tergantung pada
jumlah pigmen yang diprodusir serkaria. Bila pigmennya sedikit,
pada kulit nampak bintik cokelat, bila banyak berwarna hitam.
Serkaria ini menembus kulit hingga ke kutis. Bila kista mendekati permukaan (epidermis), maka warna bintik akan lebih gelap.
Pencegahan dan Penanggulangan
Kista di tubuh ikan tidak akan membiak, bila ikan tidak dimakan burung pemakan ikan. Tetapi bila ada siput, maka larva
miracidium akan membiak dan tumbuh menjadi serkaria, dan
serkaria inilah yang mengganggu kesehatan ikan dan menurunkan
kualitas ikan, karena adanya bintik- bintik cokelat atau hitam.
Siput yang menjadi tuan rumah perantara adalah Planorbis yang
mudah terbawa oleh tanaman air bila disimpan dalam akuarium.
Maka, perlu kebersihan air dan membunuh siputnya saja.
Bila ada ikan yang terserang black spot, maka ikan yang sakit
saja diobati dengan cara pencelupan di dalam larutan asam pikrat
pada konsentrasi 2 - 7 s 100.000 selama 1 jam. Untuk ini, dibuat
dahulu larutan stok asam pikrat dengan melarutkan 1 gram dalam
100 cc air dan untuk pengobatan diambil 2-7 cc yang diencerkan
dalam 1 liter air. Untuk ikan yang banyak lendir, dipergunakan
55
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
konsentrasi yang lebih pekat. Setelah pengobatan, ikan dapat
dikembalikan ke dalam akuarium kembali.
Penyakit yang sama seperti black spot adalah grey pedesease
yang disebabkan oleh metaserkaria Neascusirartri labus, di mana
kistanya bentuknya bulat atau lonjong dan berukuran 1,8-2,3
mµ Kista ini di kulit seperti mutiara abu-abu kecil. Dapat
menyerang Cyprinus Carpio.
Kelompok Protozoa
Ichthiopthirius
Penyakitnya dlsebut white spot atau ichthiopthiriasis atau ICH
dan penyebabnya adalah Ichthiopthirius Multifiliis.
Morfologi
Parasit dewasa bentuknya bulat dan berukuran 4-0 mµ; atau
dapat sampai ukuran 2,5 mm, pada hospes yang besar. Pada
tubuhnya ditutupi silia dan berinti bentuk tapal kuda. Membiak
dengan membelah diri dalam kista.
Parasit dewasa melepaskan diri dari ikan, lalu tenggelam ke
dasar kolam; lalu membungkus diri dengan mengeluarkan bahan
seperti jelly, sehingga membentuk kista.Di dalam kista ini,
terjadilah pembelahan sel. Setiap kista dapat berisi 500 - 1200
ekor Ichthyopthirius muda.
Gejala penyakit pada kulit ikan nampak ada bintik-bintik berwarna putih hingga abu-abu yang berukuran 0,5, 1 mm. Tiap
bintik sebenarnya merupakan gelembung yang mengandung 1-2
buah parasit yang bergerak berputar-putar. Sebelum membentuk
gelembung, parasit menembus lapisan mukus (lendir) dan epidermis atas. Karena gerakannya itu, epidermis teriritasi dan merangsang sel-sel epidermis di sekitar parasit dan pembungkusnya.
56
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Di dalam gelembung kadang-kadang ditemui 2 buah Ich,
karena waktu menembus kulit, parasit muda sedang membelah
diri. Karena Ichthiopthirius Multifiliis memakan darah merah yang
berasal dari pembuluh superfisial, maka akibatnya merusak
lapisan epidermis. Bila Ichthiopthirius Multifiliis telah dewasa, maka
meninggalkan epidermis dan pada kulit nampak bintik-bintik
putih.
Ichthiopthirius Multifiliis muda tidak akan dapat hidup lama
bila tidak menemui hospes, maka akan mati.
Penyakit ini tersebar secara kosmopolit, juga ditemui pada
ikan laut dan ikan air payau. Sebagai contoh: menyerang ikan
Puntius Javanicus (tawes); Helostoma Termineki (tambakan);
Osphronemus Gourami (gurami); Tretodon Fluviatilis (puffer fish).
Pencegahan dan Penanggulangan (Pengobatan)
Agar ikan tidak terkena Ichthiopthirius Multifiliis, maka perlu
waktu karantina ikan sekitar 2-4 minggu untuk ikan tropik dan
4-8 minggu untuk ikan daerah subtropik atau dingin sebelum
masuk ke dalam akuarium. Selain itu, dapat juga dengan menaikkan suhu di tanki hingga 320 - 330C agar parasit di kulit mati.
Untuk preventip, dapat menggunakan methylen blue atau
kuinin, dalam konsentrasi 3: 100.000 dalam suasana pH 6,5. Tetapi
konsentrasi ini akan merusak tanaman air dalam tanki; maka
waktu pengobatan sebaiknya ikan ditempatkan dalam tanki lain.
Pembuatan larutan digunakan kuinin klorida 3 g yang dilarutkan
dalam 300 cc air dan digunakan untuk tanki yang berisi 100 liter.
Jumlah ini diberikan 3 kali sehari dan ikan dibiarkan hingga white
spot hilang. Pada suhu tinggi, dalam 5-4 hari ikan akan sembuh,
tetapi pada suhu rendah akan memakan waktu 4 minggu lebih.
Pencegahan dengan methylenblue digunakan konsentrasi 1:
500.000 tetapi bagi tanaman Chara dan Nitella yang merupakan
ganggang air konsentrasi ini tidak tahan. Untuk menggunakan
57
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
methylenblue, sebaiknya dibuat larutan stok 1 % dahulu. Lalu
dari larutan ini diambil 0,2 cc dan diencerkan dalam 1 liter air.
Perlakuan pengobatan ini adalah selang 2 hari. Pengobatan dengan
methylenblue juga dapat untuk kolam.
Selain methylenblue dapat juga dengan menggunakan malachite green untuk jenis kolam yang airnya mudah diganti airnya.
Pengobatan dengan malachite green hanya boleh untuk ikan hias
saja; jangan untuk ikan konsumsi. Untuk ini, dibuat dahulu
larutan stok, yaitu dengan melarutkan 1 g ke dalam 500 cc
akuades. Konsentrasi yang digunakan adalah melarutkan 0,5 mg
per liter.
Mipakrin dalam konsentrasi 500 mg per 100 liter digunakan
dalam interval 48 jam dengan aerasi yang baik dan tangki harus
terhindar cahaya matahari yang kuat. Perlakuan dengan
menggunakan mapakrin hanya selama 8-10 hari.
Kloramin dikenal nama kloramin B dan kloramin T banyak
digunakan untuk desinfektans. Di negeri Belanda, bahan ini
disebut halamid. Untuk penggunaannya, dibuat dahulu larutan
stok, yaitu 1 g dilarutkan dalam 100 cc air ledeng dari larutan ini
diambil 1 cc dan diencerkan dengan 1 liter air. Ikan dimasukkan
ke dalam larutan ini selama 24 jam. Pengobatan ini dilakukan
dalam tangki kaca yang tidak mengandung metal.
Selain pengobatan kimiawi, dapat juga menggunakan predator, sebagai salah satu cara biological control, yaitu Psettus Argenteus
yang dapat memakan Ichthyopthirius.
Cyclochaeta
Penyakitnya dikenal sebagai cyclochaetiasis dan penyebabnya
adalah Cyclochaeta Domerguei yang juga disebut Trichodina
Domerguei yang menurut Schaperclaus hampir sama dengan
parasit yang menyerang Hydra, yaitu Trlchodina Pediculus,
Trlchodina Megamicronucleata.
58
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Morfologi
Bentuk Tubuh Cyclochaeta seperti lonceng dan di bagian atas
konfeks dan membawa dua baris silia; sedangkan lingkaran silia
ketiga terdapat di bagian ventral pada tepi tubuh yang berbentuk
lonceng. Di bagian ventral tubuhnya adalah konkaf (cekung) yang
bersifat sebagai pengisap.
Mempunyai gigi kitin juga untuk mencengkram pada tubuh
inang. Ukurannya sekitar 40 - 50 µ; bernukleus 2 buah. Diagnosis penyakitnya adalah tubuh ikan sangat berlendir karena sekresi
lendir yang berlebihan dan pada tubuh nampak warna pucat
dimana lendir menutupi tubuh seperti kabut berwarna kelabu
atau kebiru-biruan dengan tepi berdarah; sirip melipat. Penyakit
ini banyak menyerang Cyprinus Carpio; Trichogaster Pectoralis
(sepat si-am) dan Labistes Reticulatus (impun).
Pencegahan dan Pengobatan
Ikan yang berkena penyakit cyclochaetiasis atau trichodoniasis
dapat ditanggulangi dengan pencelupan dalam larutan garam NaCl
2 % selama 10-20 menit. Dapat juga melakukan permanen bath
dengan larutan NaCl ini selama 3 hari dengan menambah
konsentrasinya. Pada hari pertama digunakan 7 g per liter,
keesokan harinya separuh dari air dalam tangki dibuang dan
ditambahkan sejumlah air yang mengandung 11 g per liter, dan
pada hari ketiga setengah airnya dibuang dan ke dalam bak
at•bau tangki tadi ditambahkan air yang mengandung garam 13
g per liter. Setelah pengobatan hari ketiga, maka pada hari-hari
berikutnya adalah airnya sepertiga dibuang, lalu ditambahkan
air bersih, sedikitnya sehari sekali. Setelah 4 kali penggantian
air, maka ikan dapat dimasukkan ke dalam air tawar kembali.
Waktu pengobatan dengan NaCl (garam dapur) jangan dilakukan
di akuarium yang ada tumbuhan, karena tumbuhan akan mati.
59
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pengobaban dengan quinine hydrchlorid dalam kepekatan 1:
50,000 selama 6 jam atau diperpanjang selama 24 - 48 jam. Bila
akan mengobati Carasius Carasius jangan menggunakan quinin
karena sangat peka berhadap larutan ini.
Neguvon dalam konsentrasi 2 – 3,5 % untuk pencelupan selama
10-30 detik menurut Bailtfsoff sangat efektif. Menurut Tsutaumi
dan Murata, permanen bath dengan konsentrasi perbandingan
1: 250.000 selama 35 jam dapat membunuh semua jenis parasit
yang termasuk Urceolariidae. Cara ini amat baik untuk wadah
yang populasinya banyak. Setelah pengobatan ikan dimasukkan
ke dalam air bersih.
Malachieb green 1: 200 000 selama 30 menit dapat juga
digunakan, tetapi jangan untuk akuarium.
Kalium perngamanat yang dikenal dengan PK dalam
konsentrasi 1: 500 000 selama 1 1/2 jam sangat efektif, tetapi
tidak begitu direkomendasi karena dapat mengakibatkan
keracunan dan kerusakan insang. Hal ini karena KmnO4 mudah
terurai dan membentuk MnO2, H2O (mangan dioxida) yang berupa
racun. Waktu menggunakan PK, harus dilarutkan dahulu. Jangan
memasukkan kristal PK ke dalam akuarium atau kolam.
Chilodonella
Penyakitnya disebut chilodonasis dan penyebabnya adalah
Chilodonella Cyprini, Chilodonella Hexasticha, Chilodonella
Dentatus.
Morfologi
Benbuk bubuh Chilodonella adalah bulat dan memipih dorsa
ventral. Silia terdapat di bagian di bagian dan di bagian anterior
pada permukaan dorsal yang pipih terdapat rambut-rambut yang
melintang. Cytostome bentuknya bulat, makronukleus berbentuk
60
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
bulat. Selain bentuk tubuhnya bulat, ada juga yang berbentuk
daun atau jantung. Panjang tubuhnya sekibar 40-70 cm dan lebar
tubuhnya 30-50 cm. Chilodonella berkembang biak dengan cara
membelah diri.
Gejala penyakitnya adalah bahwa ikan akan menghasilkan
banyak lendir pada tubuhnya yang mengakibatkan terhambatnya
pernafasan melalui kulit. Ikan tidak akan merasa tenang, dan
berenang ke permukaan. Tubuhnya berlihat ada bercak kebirubiruan terutama pada kepala.
Chilodonella menyerang Cyorinus Carpio dan Micropterus
Dolomieui dan dapat juga menyerang amphibia.
Pencegahan dan Pengobatan
Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kedalaman kolam dan
parasit masuk terbawa air dan adanya ikan liar, maka perlu
diperhatikan suplai air dan mencegah masuknya ikan liar ke dalam
kolam pemeliharaan. Selain itu juga menjaga makanannya dan
jumlah makanan yang diberikan. Bila kondisi ikan jelek, maka
ikan mudah terserang penyakit ini. Untuk pencegahan agar
penyakit ini tidak masuk ke dalam kolam, dapat dilakukan
pencelupan dengan larutan 5 % garam NaCl selama 5 menit, atau
dalam larutan 2,5 % selama 15 - 20 menit.
Dapat juga dengan quinin dan pencelupan memakan waktu
18 jam dalam larutan 1: 50 000. Obat lain yang juga digunakan
untuk Chilodonellasis adalah periflavin yang juga dikenal dengan
merk dagang trypaflavin. Penggunaan Schaperclaus adalah 1 g
per 100 liter air, selama 2-10 jam. Hal yang perlu diperhatikan
waktu melakukan pengobatan penyakit ini adalah suhu air
sebaiknya dalam keadaan normal.
61
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Kelompok Jamur dan Bakteri
Selain hewan ada juga tumbuhan yang menyerang kulit ikan,
yaitu jamur (kapang), yaitu Saprolegnia dan Achlya.
Penyakitnya dikenal sebagai Dermatomikosis dan penyebabnya
adalah Saprolegnia Parasitica, Saprolegnia Invaderis dan Achlya
Prolifera.
Morfologi Saprolegnia dan Achlya
Berupa benang-benang yang berwarna putih atau abu-abu
dan tumbuh seperti kapas. Benang-benang atau mycelium tidak
bersekat dan berinti banyak, sehingga dikenal sebagai mycelium
tipe coenocyte.
Membiak dengan sporangium yang mengandung zoospora Sporangium terletak di ujung hyphe. Membiak seksual dengan membentuk oogonium yang menghasilkan oospore yang lebih tahan.
Perbedaan antara Saprolegnia dan Achlya adalah pada pembentukan sporangium dan pengeluaran zoospora.
Gejala penyakit dermatomycosis adalah pada tubuh ikan
nampak adanya rambut-rambut atau kumpulan benang seperti
kapas yang berwarna putih atau kelabu. Selain itu, hyphe yang
masuk ke dalam otot daging dapat ke sumsum dan mengakibatkan
kematian.
Selain menyerang kulit, dapat juga menyerang telur ikan.
Pencegahan dan pengotaban dermatomycosis dapat dilakukan
dengan phenoxethol. Menurut lan M. Rankin, dengan konsentrasi
10 - 20 cc stok yang diencerkan dalam 1 liter. Larutan stok adalah
1 cc yang diencerkan dalam 99 cc akuades. Pengobatan ini
dilakukan selama 24 jam.
Obat lainnya adalah malachae green dalam perbandingan 1:
15.000 selama 10 - 30 detik atau 1: 180.000 selama 45 menit,
sebagai pengobatan cara pencelupan. Untuk akuarium dapat
menggunakan perbandingan 1: 450.000 dengan cara bertahap.
62
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Bila serangannya sedikit, maka daerah yang berjamur ditotosi
atau diolesi larutan iodin 1: 10, atau mercurochrom 1: 10, atau 1
% kalium bichromat. Setelah itu, ikan dimasukkan ke dalam tangki
yang mengandung kalium bichromat pada konsentrasi 1: 25.000
atau 1: 20.000 yang berlangsung selama 7 - 10 hari.
Tail and Pin Rot (Bacteriosis Pinnarum)
Penyakit Bacteriosis Pinnarum atau Tail and Pin rot disebabkan
oleh bakteri. Snieszko telah mengisolir, dari penyakit ini bakteri
Haemophilus Piscium dan Aeromonas Salmonicida, Conroy
mendapatkan Aeromonas Punctata, Aeromonas Liguetaciens dan
Pseudomonas Putida dan Reichenbach Klinke mendapatkan
Pseudomonas Fluorecens, Pseudomonas Granula, Aeromonas
Hydrophila (hampir sama dengan Aeromonas Punctata) dan
Myxobacterium Species. Dari hasil biakan ternyata adalah bakteri
gram negatif.
Gejala Penyakit
Ikan yang terkena penyakit ini terlihat adanya kerusakan pada
sirip-siripnya, misalnya sirip punggung dan ekor nampak jelas
dan juga adanya ecchymosis, yaitu adanya bercak atau garis-garis
yang berwarna merah tengguli yang menyerupai bisul (nonjol).
Ekor biasanya akan rontok karena dirusak oleh bakteri-bakteri
tadi.
Penyakit ini sangat peka pada ikan yang mempunyai pigmen
yang kuat dan juga kondisi kesehatan ikan yang menurun. Selain
itu, ada juga kemungkinan karena ultraviolet atau penerangan
yang berlebihan yang mengakibatkan kerusakan sirip, sehingga
memudahkan masuknya bakteri pada luka-luka tersebut.
Penyakit ini menyerang Salmotrutcta (trout), Cyprinus Aurabus,
Carassius Carasssius.
63
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pencegahan dan Pengobatan
Menurut Bowers untuk Pin rot digunakan phenoxethol dalam
konsentrasi 10 - 20 cc per liter dari larutan stok 1 cc yang dilarutkan
ke dalam 99 cc air. Phenorethol dikenal dengan nama dagang
LIQUITOX.
Pengobatan dengan acriflavin, yaitu dengan membuat larutan
stok dari 1 tablet dilarutkan ke dalam 330 cc air. Cara penggunaannya adalah mula-mula luka-lukanya itu diberi larutan tersebut
dengan kuas yang telah dicelup dalam acriflavin. Setelah itu, ikan
dimasukkan ke dalam larutan acriflavin dalam pengenceran 10
cc per 4,546 liter selama 3 hari. Dapat juga dengan menggunakan
chloramphenicol dalam dosis 13 mg per liter dan juga dicampur
dengan makanannya 1 mg per gram makanan kahamycin 3,1 mg
per liter atau dengan suntikan 20 mg untuk ikan besar.
Diberi pobasium dichromat 1: 25.000 setelah sirip yang sakit
dibuang dan diberi AgNO3 1 % dengan kuas, lalu diberi 1 % larutan
pobasium diehromat pada bekas potongannya. Baru dimasukkan
ke dalam bak yang mengandung potasium diehromat selama 10
hari.
Parasit Insang
Insang ikan berdiri atas 4 buah lengkung insang, dimana gill
sheet (lembaran insang) melekat. Lembaran insang bentuknya
seperti pisau (lanset) dan terdiri atas lipatan-lipatan transversal
pada daerah yang melebar. Lipatan ini disebut daerah lipatan
pernafasan. Daerah ini mengandung pembuluh kapiler di lapisan
bawahnya, sehingga oksigen dengan mudah didifusi ke dalam
pembuluh darah.
Insang ikan sehat, berwarna merah atau dapat juga berpigmen,
tetapi bila ikan itu sakit nampaknya pucat. Di insang juga berdapat
sel-sel mukus (lendir) yang menghasilkan cairan lendir untuk
melindungi sel epibhel insang.
64
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Kelompok Arthropoda
Ergasilus
Penyakitnya disebut ergasilosis dan penyebabnya adalah
berbagai spesies Ergasilus. Misalnya, Ergasilus Sieboldi, Ergasilus
Trisetaceus, Ergasilus Auribus, Ergasilus Gibbus, Ergasilus Briani.
Morfologi
Bentuk tubuh Ergasilus adalah seperti cyclops, dengan bagian
tubuh posterior menyempit. Kepalanya kadang-kadang terpisah
dengan segmen pertama atau bersatu. Segmen abdomen pada
hewan betina ada 3 buah, pada hewan jantan 4 buah dan bagian
ekor pendek. Kantung telur berbentuk cerutu yang membawa
telur berukuran kecil. Ergasilus mempunyai 2 pasang antena.
Antena pertama bersegmen 6 buah, dan antena kedua bersegmen 5 buah. Segmen terminal besar dan kuat dengan pemegang seperti capit tanpa kuku mempunyai 5 pasang kaki renang.
Ukuran tubuhnya sekitar 1,5 – 2 mm. Membiak dengan telur dan
mengalami stadium larva yang disebut Nauplius yang berenang
bebas di air, masuk ke stadium copepodid. Kopulasi terjadi waktu
berenang bebas, kemudian hewan jantan mati.
Gejala Penyakit
Insang ikan nampak adanya pendarahan bila terserang oleh
130 ekor Ergasilus, pernafasan terganggu dan ikan gelisah.
Insangnya rusak dan berat tubuhnya menurun, bergerak lamban.
Penyakit ini menyerang Cyprinus Carpio, Esox Lucius, Tinca Tinca,
Perca Fluviatilis.
Pencegahan dan Pengobatan
Ikan yang terserang ergasilosis diobati dengan kalium
permanganat (PK) dalam larutan 0,1 g per li-ter selama 5 - 10
65
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
menit atau dengan formalin dalam perbandingan 1: 4000 selama
1 jam. Setelah itu, dapat juga menggunakan lintan dan DDT pada
perbandingan 1 - 2: 100 juta untuk beberapa hari.
Bila serangan parasit hanya sedikit, maka ditetesi dengan kuas
yang dicelup ke dalam larutan 1: 1000 kalium permanganat
dimana Ergasilus itu berada, lalu diambil dengan pinset.
Selain Ergasilus larva Copepoda lainnya, seperti Lernea atau
Argulus dapat juga menyerang insang.
Kelompok Vermes
Dactylogyrus (Gill Fluke)
Penyakitnya disebut dactylogyrosis dan penyebabnya adalah
Dactylogyrus Vestator, Dactylogyrus Anchoratus, Dactylogyrus
Mioutus, Dactylogyrus Auriculatus, Dactylogyrus Extensus.
Morfologi
Bentuk tubuh Dactylogyrus pipih hermaprodit dan bertitik
mata 2 pasang di bagian anterior dan haptor di bagian posterior.
Pada haptor terdapat kait-kait dengan sebuah bar dari kutikula,
dan 14 buah duri tepi dan ada satu pasang duri yang berukuran
kecil sekali.
Usus bercabang dua dan di bagian posterior bersatu. Bentuk
testes dan ovarium bulat, letak ovarium di muka testes.
Gejala penyakit dactylogyrosis, yaitu tutup insang merenggang,
pernafasan menjadi lebih meningkat dan insang membesar dan
sangat pucat. Sebagian dari insang membentuk tonjolan dan
nampak keluar tutup insang seperti yang berwarna pucat. Filamen
insang yang mengandung Dactylogyrus diselaputi film dari lendir
dan sel ephitel yang rusak.
66
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Pencegahan dan Pengobatan
Telur Dactylogyrus lebih tahan terhadap bahan kimia, tetapi
bila larva menetas, harus mendapat hospes, bila tidak mendapatkan
hospes akan mati. Penghasilan telur tergantung pada jumlah
oksigen dalam air. Bila oksigen menurun, maka telur akan
meningkat. Sedangkan bila oksigen tinggi, maka jumlah telur akan
berkurang dihasilkan oleh hewan betina.
Obat-obat kimia yang digunakan untuk pengobatan sama,
seperti untuk penyakit gyrodoctylosis, seperti garam dapur (NaCl),
Neguvon pada konsentrasi 2 - 2,5 % selama 2 - 3 menit pencelupan.
Potasium antimonyl tartrat (tartar emetic) yang merupakan
bubuk racun digunakan dalam konsentrasi 1 ½ mg per liter
sebagai dosis maksimum.
Bila keadaannya sangat rawan, maka dapat dilakukan
pengobatan campuran dengan methylen blue dan asam salisilat.
Tetapi cara ini jangan untuk ikan yang lembut.
Mula-mula ikan dimasukkan ke dalam larutan asam salisiliat
pada konsentrasi 0,9 - 1 g per Iiter gallon (4,546 liter). Ikan harus
terus diamati. Bila ikan menjadi gelisah cepat dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam air bersih.
Keesokan harinya diberi methylen blue dengan konsentrasi
2-4 cc dari 1 % larutan stok. Selain itu, diberi aerasi yang baik.
Setelah itu, ikan dicelup ke dalam asam cuka 0,2 % selama 24
menit. Asam ini akan mengkoagulasi lendir di insang dan juga
tubuh ikan, sehingga nampak berwarna putih. Jika tidak terserang
penyaki sekunder, maka akan sembuh dengan sendirinya.
Kelompok Fungi dan Bakteri
Branchiomyces
Penyakitnya dikenal sebagai gill rob (busuk insang), dan
penyebabnya adalah Branchiomyces Sanguinis dan Branchiomyces
Demigrans.
67
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Morfologi
Fungi ini mempunyai hyphe yang bercabang dan berukuran
9 - 15 cm menghasilkan syncytium dan miseliumnya berinti
banyak.
Gejala Penyakit
Insang nampak berbintik-bintik dan di beberapa daerah
nampak tidak ada darah (pucat) dan di tempat ini terjadi nekrosis,
lalu membusuk dan rontok. Ikan akan kekurangan oksigen dan
lama-kelamaan akan mati lemas. Keadaan ikan gelisah.
Penyakit ini menyerang Cyorinus Carpio, Esox Lucius, Tinca
Tinca.
Pencegahan dan Pengobatan
Untuk mencegah jangan sampai terjadi wabah, maka perlu
diperhatikan kebersihan kolam dari berbagai pembusukkan bahan
organik, terutama di musim kemarau.
Untuk penanggulangan penyakit dapat digunakan CuSO 4
sebanyak 1 - 2 g per mg dan untuk kolam dapat menggunakannya
hingga 8 - 10 g per mg. Harus hati-hati menggunakan bahan ini,
karena sangat beracun bagi ikan.
Parasit Organ Tubuh
Parasit yang menyerang organ tubuh seperti mata, lisus, hati,
lien, otot daging atau syaraf merupakan endoparasit yang berupa
cacing dewasa atau larva, protozoa, jamur dan bakteri. Tetapi dapat
juga karena makannan.
68
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Kelompok Helminth (Cacing) Pada Usus
Bucephatcus (Gasterostomum)
Cacing Trematoda ini hidup di usus ikan dan merupakan
hewan yang hermaprodit dan mempunyai mulut di ventral tanpa
pengisap mulut, tetapi mempunyai rhynchus (alat pelekat) di bagian
anterior yang berbentuk 7 buah tonjolan. Lubang mulut berada
di tengah sepertiga tubuh dan intestinum pendek. Ovarium
terletak di muka testes. Bentuk testis bulat dan mempunyai
kelenjar vitelin di muka ovarium.
Hewan dewasa terdapat di usus ikan akan menghasiIkan telur,
bila menetas akan menghasilkan mirasidium. Larva mirasidium
akan mencari sarang (Unio atau Anodonta). Di dalam tubuh kerang,
mirasidium akan tumbuh menjadi serkaria dan keluar dari keran.
Bentuk serkaria seperti kepala sapi ini, akan mencari ikan dan
menempel di kulit, serta menjadi metaserkaria. Bila ada ikan
belavior yang memakan ikan yang mengandung metaserkaria,
maka larva stadium ini di usus ikan karnivora akan tumbuh
menjadi cacing dewasa dan akan bertelur. Selain di kulit,
metaserkaria dapat menempel di insang.
Untuk pengobatan parasit pada insang dan digunakan larutan
1–1 ½ % garam dapur dengan cara pencelupan selama 15 - 30
menit atau dengan asam pikrat dalam konsentrasi 2 - 7 dibanding
100.000. Buchephalus yang menyerang usus ikan adalah
Buchephalus Lynorpus, Buchephalus Elegans. Ikan yang diserang
adalah Ambloplites Rupestris, Esox Niger, Perca Flavor.
Crepidostomum
Cacing ini hidup di usus ikan dan merupakan endoparasit.
Tubuhnya, yaitu kerang (Pisidium dan Musculium) untuk
mirasidium hingga tumbuh menjadi serkaria. Serkaria akan keluar
dari tubuh kerang dan mencari serangga air. Misalnya: Hexagenia
(mayfly) yang merupakan tuan rumah perantara kedua. Serangga
69
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
ini akan bermetamorfosis dan keluar dari air. Bila serangga ini
dimakan ikan, maka akan tumbuh di usus ikan menjadi cacing
dewasa.
Bentuk serkaria disebut opthalmoxifidiocercus adalah serkaria
yang berenang aktif dan mempunyai dekat mulut (pengisap oral)
dan terangsang oleh sinar.
Contoh Pisidium adalah Pisidium Compressum, Pisidium
Subtruncatum, Pisidium Abditum, Pisidium Nitidum, dan contoh
Musculium adalah Musculium Transversum semuanya merupakan
tuan rumah perantara.
Jenis Crepidostomum yang hidup di usus ikan misalnya
Crepidostomum Farionis, Crepidostomum Metoecus, Crepidostomum
Ictaluri dan Crepidostomum Cooperi.
Sebagai pencegahan adalah mencegah masuknya tuan rumah
perantara pertama, yaitu kerang masuk ke dalam kolam dan membersihkan kolam dari serangga air yang merupakan zooplankton.
Sphaerostoma
Cacing ini juga masih termasuk Trematoda, seperti Crepidostomum dan Bucephalus. Hidupnya di usus, tetapi mengambil
makanan dari makanan yang ada di usus ikan.
Tubuhnya pipih berbentuk lonjong dan hermaprodit. Mempunyai pengisap mulut dan pengisap ventral. Usus bercabang dua,
ovarium bentuknya tidak teratur dan terletak diantara testis yang
berlobus. Kantung cirus dan lubang genital terletak di bagian anterior pengisap ventral. Tubuhnya berukuran sekitar 1,2-4,2 mm.
Kelenjar vitelin berada di sekitar tubuh bagian posterior dan
menyebar ke anterior. Uterus terdapat di daerah posterior pengisap
ventral.
Dalam siklus hidupnya, Sphaerostama memerlukan tuan
rumah perantara pertama, yaitu siput misalnya Bithynia Tentaculata dan Bithynia Leachi untuk pertumbuhan miracidium-nya.
70
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Serkaria yang berbentuk mikrura, mempunyai stylet dan dapat
menembus kulit dan menempel pada tuan rumah perantara kedua
sebagai metacercaria. Tuan rumah perantara kedua adalah
Herpobdella, serangga air maupun ikan.
Sphaerostoma bramae dalam jumlah besar di usus dapat
menimbulkan kerusakan di usus dan ikan tumbuhnya terganggu.
Hewan ini menyerang Cyprinus Carpio, Anguilla Anguilas, Perca
fluviatilis, Esox Lucius.
Pencegahannya adalah kolam dicegah dari invasi siput dan
untuk menanggulanginya diberi molusida yang mengandung
CuSO4.
Bothriocephalus
Cacing ini mempunyai skolek yang lonjong, kadang-kadang
bulat dan membesar di bagian posterior. Botria bentuknya memanjang, seperti celah di skolek dan tidak berleher. Tubuh terdiri
atas segmen-segmen (proglottid) yang hermaprodit. Proglotid muda
yang terletak di dekat kepala yang benbuknya kampanulatus atau
anapolitik. Testis terletak di medula laberai dan ovariumnya padat
dan memanjang ke samping, kadang-kadang berbentuk lobus,
dan letak ovarium adalah di tengah. Tidak mempunyai reseptakula
seminis dan cosberior dari lubang uterus. Telur bercangkang bipis,
beroperkulum dan tidak berembrio.
Siklus Hidup
Telur yang ditaruh di air akan menetaskan corgsidium, dan
bila dimakan Copepoda akan tumbuh menjadi procercoid dan bila
Copepoda dimakan ikan akan tumbuh menjadi dewasa di usus
ikan. Selain Copepoda, ikan kecil dapat juga menjadi pembawa
procercoid.
Jenis Bothriocephalus pada ikan adalah Bothriocephalus Claviceps pada Anguilla Rostrata, Microptaerus Dolomieui, Lepomis
71
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Gibbosus larva dapat pada ikan kecil, Bothriocephalus Cuspidatus
didapat di Perca Flavescens, Lepomis Gibbosus dan Micrptaerus
Dolomleui dan Cyprinus Carpio.
Pengobatan Cacing di Usus Ikan
1. Kamala 1,5 - 2 % dalam makanan selama satu minggu dan
diulang kembali minggu berikutnya. Selain itu juga, dapat
dengan menggunakan kapsul 180 - 220 mg per pon (1/2 kg)
berat ikan yang dimasukkan ke dalam perut ikan selama 3
hari berturut-turut.
2. Dinbutylzinc oxide 0,3 % dalam makanan selama 1 hari atau
500 mg/kg berat badan ditambahkan dalam pelet selama 3
hari dengan dosis 1/3 per hari.
3. Larutan jenuh para chlorometaxylon (chloroxylelol) yang diberikan bersama makanan ikan yang dicelup ke dalam larutan
ini dan dikombinasi dengan perlakuan pencelupan 10 cc
larutan stok dalam 1 liter air.
4. Phenoxethol 1 % digunakan untuk makanan yang dicelup ke
dalam larutan ini, lalu dalam akuarium ditambahkan 10 cc
larutan phenoxethol.
Kelompok Protozoa dalam Jaringan
Trypanosoma merupakan hewan bersel satu dan berflagel,
hidup di dalam darah ikan, dan mengakibatkan penyakit tidur
pada ikan. Ada yang disebut stadium forma, larva berukuran 1520 mµ panjang dan lebar 1,4 mµ dan forma magma berukuran 2628 mµ panjang dan lebar 2,5 mµ pada Trypanosoma Remarki.
Sedangkan Trypanosoma Granolosum berukuran 55 mµ
panjangnya dan lebar 2,5-3 mµ dan Trypanosoma Danilewakyi
35 - 49 mµ panjangnya. Menyerang Cyprinus Carpio, Anguila
Anguila. Cryptobia juga berupa hewan bersel sabu dan berflagel
dua dan hidup dalam sel darah merah dan mengakibatkan pe72
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
nyakit tidur. Cryptobia Borelli berukuran 20 mµ panjang dan lebar
3-4 mµ ditemui pada Phoxinus Phoxinus, Cryptobia Cyprini 10 30 mµ panjang dan ditemui di darah Cyprinus Carpio, Carasius
Auratus dan Cryptobia Carasius.
Gejala penyakit tidur pada ikan adalah insang menjadi pucat
dan darah menjadi lebih encer. Selain itu, pernafasannya terganggu dan juga terlihat adanya anemia pada ikan, kekurangan
darah merah. Akibat penyakit ini adalah kematian ikan. Selain
itu, terlihat adanya kenaikan sel darah putih (leukosit).
Pengobatannya dengan menggunakan tryparsamid, seperti
pengobatan terhadap Costia Necatrix, yaitu 1 g dalam 100 liter.
Hexamita (Octomibus)
Hexamita merupakan hewan bersel satu dengan 3 pasang
flageIla di bagian muka yang digunakan untuk berenang dan
satu pasang flagella di bagian belakang. Ukurannya 12-16 mµ
panjang dan 6-7 mµ lebar.
Hexamita Inbesbinalis menyerang usus ikan dan mengakibatkan enteritis kalau Hexamita Bruttae yang berukuran 10
mµ panjang tubuh dan lebar 2,9-6,0 mµ menyerang lambung,
usus, hati dan gelembung empedu.
Gejala penyakit Hexamitasis adalah kehabisan tenaga dan
perut mengembung, warna kulit menggelap dan bila sampai ke
kantung empedu, nampak adanya cairan seperti jeli, dan hal ini
juga dapat ditemui pada darah. Bila dilihat secara mikroskopi
(patologi) terlihat adanya pengerutan dinding selnya dan juga ada
peradangan dan dilasi. Penyakit ini dapat laten dan dapat mengakibatkan kematian.
Pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat yang dicampur dalam makanannya, misalnya:
1. Calomel diberi dalam makanan sebanyak 0,2 % selama
beberapa hari (4 hari), hati-hati sangat beracun.
73
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
2. Carbarasone 0,2 % dalam makanan selama 4 hari, lalu
pengobatan dihentikan selama 3 hari, baru diulangi lagi.
3. Pumagalin 0,2 % juga dicampur dalam makanan selama 4 hari.
4. Purasolidon digunakan dalam makanan sebesar 500 mg per
kg berat badan yang dilaksanakan 14 hari. Untuk pencegahan
dapat menggunakan 25 mg per kg berat badan per ikan selama
14 hari.
5. Acriflafin pada konsentrasi 0,1 % dicampur dalam makanan.
Penyakit pada Mata
Sebelum membicarakan tentang penyakit, maka dilihat dahulu
bagaimana bentuk dan jaringan mata pada ikan. Mata ikan hampir
sama dengan mata manusia, kecuali lensanya itu tetap, tidak dapat
berubah-ubah bentuk, tetapi dapat berakomodasi. Mata bagi ikan
amat penting karena dapat mempengaruhi kesehatan ikan. Bila
ikan tersebut sehat, maka bila ikan diambil dan berada di tangan
dalam air, lalu dibalikkan ke salah satu sisinya, maka mata tidak
akan mengikuti gerakan tersebut, tetapi tetap pada posisi yang
sama, sehingga bila dilihat dari atas pupil mata tetap tidak terlihat.
Tetapi bila ikan itu sakit, maka mata akan mengikuti gerakan
badan dan pupil mata aka nampak bila diputar ke salah satu
sisinya. Simtom lainnya adalah mata menjadi cekung (tenggelam),
karena pengaruh keadaan serangan penyakit di organ tubuh,
dropsy, kelaparan, kekacauan metabolisme tubuh dan keracunan
oleh klorida. Selain itu juga, oleh parasit yang menyerang mata.
Macam-macam penyakit pada mata, misalnya:
Katarakta Parasitika (Worm Cataract)
Penyakit ini menyerupai Grey Cataract, tetapi ada bedanya,
yaitu bagian putih mata tidak merata, tetapi nampak adanya bintikbintik putih yang nampak jelas pada dasar yang hitam dari pupil
mata. Bintik-bintik putih ini adalah cacing yang terletak antara
lensa dan kapsul lensa. Cacing ini memakan lensa dan merusak74
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
nya. Bila cacing itu tumbuh, maka mata ikan berwarna putih,
seperti ikan yang direbus. Gejala penyakit mata ini adalah adanya
akumulasi cairan terjadi di mata dan mengakibatkan penekanan
pada kornea dan nampak adanya lipatan-lipatan, sehingga menonjol ke luar. Keadaan ini disebut keratokonus atau keratoglobus. Bila cairan terlalu banyak, mengakibatkan pecahnya kornea
mata dan isi mata ke luar dan terjadilah infeksi sekunder oleh
jamur dan ikan akan mati.
Penyebab worm cataract adalah larva cacing yang disebut
serkaria yang menembus mata. Jenis cacing adalah:
1. Diplostomum Volvens, Diplostomum Annuligerum.
2. Tylodelphys Clavata.
3. Diplostomulum Scheutingi, Diplostomulum Truttae.
4. Posthosiplostomum Cuticola, Posthosiplostomum Brevicaudatum.
Cacing dewasa hidup pada burung air dan larva sebelum
serkaria dan metacercaria terdapat dalam tubuh siput, seperti
Lymnea Stagnalis, Radix Auricularia, Radix Ovata, Galba Palustris
dan Planorbis sp. atau Stagnicola Palustris. Jadi, ikan disini sebenarnya merupakan tuan rumah perantara kedua bagi cacingcacing tersebut.
Pengobatan dan Pencegahan dilakukan dengan menggunakan.
1. Tartar emetic (potasium antimonyl tartrate) dengan dosis 1,5
mg per liter. Karena bahan obat ini racun, maka harus hatihati bila menggunakannya.
2. Phenoxethol dalam 1 % larutan digunakan untuk mencelup
makanan yang akan diberikan. Menggunakannya adalah 10
cc diencerkan dalam 1 liter air. Bila ikan sudah sembuh baru
dihentikan. Juga dapat dimasukkan ke dalam air akuarium
larutan, phenoxethol ini.
3. Sulphamerazin sodium dalam dosis 1 g per liter dilakukan
selama 2-3 minggu dan diberikan secara oral bersama
makanan.
75
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
4. Mengoperasi mata dengan mengambil cacingnya. Lalu luka
yang terbentuk diberi kalium bichromat dan ikan disimpan
dalam bak dengan larutan ini pada konsentrasi 1: 25.000
sampai lukanya sembuh. Pada waktu pencelupan, di gunakan
air bersih dan berikan makanan yang baik.
Bila ada ikan mati, maka cepat-cepatlah dibuang, karena
serkaria yang berada di mata akan tetap hidup selama 10 hari,
dan bila termakan oleh burung air pemakan ikan, maka serkaria
tadi akan tumbuh menjadi hewan dewasa dan dapat menyebarkan
serkaria melalui telurnya. Untuk mencegah berkembang biaknya
larva, juga diperhatikan kebersihan kolam dari siput dan untuk
memberantas siput dapat digunakan molusida yang mengandung
CuSO4. Selain itu, ikan dilakukan karantina agar tidak mengakibatkan penyebaran penyakit ini bila di daerah pemeliharaan
banyak siput.
76
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Daftar Pustaka
Dogiel, V.A., G.K, Petrushevski and Yu. I. Polyanski. 1970. Parasitology of fishes. T.F.H. Publications lac. Ltd. The British Crown
Colony of Hongkong Manufactured.
Dijn, C.van.Jnr. 1972. Diseases of Fishes. London: Butterworth &
Co Publisher Ltd.
77
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Hoffman, G.L. 1967. Parasites of North American freshwater Fishes.
University of California Press, Berkerley and Los Angelos.
Kennedy, M.J. 1979. Basic methods of specimen preparation in
Parasitology. International Development Research Centre
manuscript reports*
Lucky, Z. 1971. Methods for the diagnosis of fish diseases. M
Amerind Publishing Co. PVT.Ltd. New Delhi, Bombay, Calcutta,
New York.
Noble, E.R. and G.A. Noble. I960. Parasitology (The Biology of
Animal Parasites) Lea and Febiger.
Olsen, O.W. Animal Parasites (their biology and life cycles) 2 nd.
Ed. Purgess Publishing Company, Minneapolis.
Piekarski, G. 1954. Lehrbuch der Parasitologic. Springer Verlag
Berlin, Gottingen.
Sachlan, M. 1952. Notes on parasites of freshwater fishes in Indonesia. Contr. Inl. Bogor.
Suryanti S.R. 1980. Parasit Ikan dan Cara Pemberantasannya.
Penerbit Yayasan Sosial Tani Membangun.
78
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
glosarium
Endhost
: Inang akhir atau tuan rumah di mana
pa-rasit akan tumbuh menjadi dewasa.
Hospest
: Inang tempat perantara.
Intermidiate host : Inang sementara bagi parasit dan biasanya
parasit ada dalam stadium larva.
Inang transpor
: Hewan yang membawa parasit di dalam
tubuh atau di luar tubuh dan tidak
mengalami perubahan bentuk atau stadium
kehidupan.
79
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Komensal
: Hubungan yang salah satunya mendapat
keuntungan sedangkan yang lainnya tidak
dirugikan maupun diuntungkan.
Mikroskop
: Alat untuk memperbesar struktur, seperti
sel atau organisme yang tidapat dilihat
dengan mata.
Parasitik
: Hubungan yang salah satunya mendapat
keuntungan sedangkan yang lainnya tidak
dirugikan maupun diuntungkan.
Parasit obligat
: Parasit yang tergantung pada hospes dan
tidak dapat hidup bila berada di luai tubuh
inang (bebas).
Parasit periodik
: Sekelompok parasit yang hanya ada pada
hospes sebagian dari sikulus hidupnya saja,
lalu larva hidup bebas atau non parasit.
Parasit permanen : Parasit yang selama hidup termasuk siklus
hidupnya berada pada tubuh inang (hospes).
Parasit stationer
: Parasit yang untuk waktu lama dalam siklus
hidupnya berada pada hospes (kutu rambut).
Parasit fakultatip : Kelompok parasit yang dapat hidup tanpa
hospes tertentu atau hidup pada inang lain.
Reservoir host
: Kelompok hewan yang dapat menjadi
penyimpan atau tempat cadangan bagi
parasit.
Sucker
: Alat untuk menempelkan diri pada host.
80
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
Biodata Penulis
Dilahirkan tanggal 4 April 1943. Kusnandar menamatkan
sekolah tinggi di IPB Bogor tahun 1968. Pada tahun 1975 menjadi
pimpinan koordinator proyek Tani Makmur yang bekerja sama
dengan negara Jepang di Tegineneng Lampung Sumatera Selatan.
Pada tahun 1976 hingga tahun 1980 ia diutus oleh Dinas Pertanian
ke Jepang untuk melakukan sejumlah studi banding, job training
dan pendalaman keahlian di bidang pertanian. Selain berkegiatan
tetap sebagai koordinator di Dinas Pertanian Bogor, ia aktif dalam
koordinasi pemerintah RI dengan Jepang dalam bidang pertanian.
Kini, dimasa hari tua bersama istri, anak dan cucu, ia
meluangkan waktunya untuk menyumbangkan pikiran dalam
bentuk karya ilmiah, makalah, jurnal dan buku seputar pertanian,
perikanan, dan peternakan.
81
TEKNOLOGI TEPAT GUNA BIDANG PERIKANAN: PARASIT PADA IKAN
82
Download