- KKI Karya Kepausan Indonesia

advertisement
MINGGU BIASA XXIX
HARI MISI SEDUNIA KE-86
21 OKTOBER 2012
Buku ini terdiri dari :
1. Pesan Paus Benediktus XVI
2. Misionaris Pelayan Yang Rendah Hati
3. Mempersembahkan Diri Kepada Tuhan
4. Perayaan Ekaristi dan Ibadat Sabda Tanpa Imam
5. Bahan Temu Bina Iman Anak & Remaja Misioner
Jakarta, Agustus 2012
Biro Nasional
Karya Kepausan Indonesia
Jl. Cut Meutia, 10
Jakarta – 10340
1
Pesan Bapa Suci
Untuk Hari Misi Sedunia
21 Oktober 2012
Tema:
“Dipanggil Untuk Memancarkan Sabda Kebenaran”
(Surat Apostolik Porta Fidei, no. 6)
2
“Dipanggil Untuk Memancarkan Sabda Kebenaran”
(Surat Apostolik Porta Fidei, no. 6)
Saudara-saudari yang terkasih,
Tahun ini perayaan Hari Misi Sedunia
memiliki arti yang sangat khusus. Peringatan 50
tahun dimulainya Konsili Vatikan II dan pembukaan
Tahun Iman serta Sinode para Uskup dengan tema
Evangelisasi Baru, membantu menegaskan kembali
keinginan Gereja untuk terlibat dengan keberanian dan semangat yang lebih besar dalam missio ad
gentes (perutusan kepada bangsa-bangsa) agar Injil
dapat mencapai seluruh ujung bumi.
Konsili Vatikan II, yang melibatkan para Uskup
Katolik dari seluruh penjuru bumi, merupakan suatu
tanda yang benar-benar memancarkan universalitas
Gereja, karena untuk pertama kalinya konsili menyambut sejumlah besar Bapa-bapa Konsili dari Asia,
Afrika, Amerika Latin dan Oseania. Mereka tersebar
di tengah bangsa-bangsa non-Kristen: para uskup
misionaris dan para uskup pribumi, serta para imam
dari pelbagai jemaat Kristiani, hadir dalam Konsili
Vatikan II sebagai suatu gambaran Gereja yang hadir
di semua benua. Kehadiran mereka dipahami sebagai
realitas yang sangat kompleks dari apa yang kemudian disebut “Dunia Ketiga”. Diperkaya oleh pengalaman-pengalaman mereka sebagai gembala-gembala
Gereja, mereka yang masih muda dan yang sedang
dalam proses pembinaan, digerakkan oleh semangat untuk menyebar-luaskan Kerajaan Allah.
Mereka semua memberikan kontribusi yang sangat
penting untuk menegaskan kembali kebutuhan dan
3
urgensi penginjilan kepada bangsa-bangsa, dan
dengan demikian menempatkan kodrat Gereja yang
misioner sebagai pusat eklesiologinya.
Eklesiologi Misioner
Sesungguhnya, visi Eklesiologi Misioner tersebut hingga kini masih sahih berlaku, bahkan telah
menghasilkan buah-buah refleksi teologis dan pastoral yang luar biasa. Dan pada saat yang sama, refleksi
teologis-pastoral tersebut disajikan dengan urgensitas yang baru karena jumlah orang yang tidak mengenal Kristus semakin bertambah: “Jumlah orang yang
menantikan Kristus masih sangat besar”, demikian
kata Beato Yohanes Paulus II dalam Ensikliknya Redemptoris Missio (RM), yang berbicara tentang mandat (perintah) misioner yang kekal dan sahih, seraya
menambahkan: “kita tidak boleh berpuas diri ketika
kita melihat jutaan saudara-saudari kita, yang sama
seperti kita telah ditebus oleh Darah Kristus, namun
hidup dalam ketidaktahuan tentang Kasih Allah” (no.
86). Dalam mempromulgasikan Tahun Iman ini, saya
juga menulis bahwa “hari ini, sama seperti di masa
lalu, Dia (Kristus) mengutus kita melalui jalan-jalan
raya dunia untuk mewartakan Injil-Nya kepada seluruh bangsa di bumi” (Surat Apostolik Porta Fidei,
no. 7). Tugas perutusan tersebut, sebagaimana telah
dikatakan oleh Hamba Allah, Paus Paulus VI, dalam
Anjuran Apostolik-nya Evangelii Nuntiandi, “bukanlah sumbangsih mana-suka dari Gereja, melainkan merupakan tugas yang melekat pada dirinya oleh
karena perintah Tuhan Yesus sendiri, supaya orang
percaya dan diselamatkan. Pesan ini wajib dan unik.
Pesan ini tak tergantikan” (no. 5). Oleh karena itu kita
perlu menemukan kembali semangat kerasulan yang
4
sama seperti yang dialami oleh Jemaat Kristen perdana, yang meskipun kecil dan tak berdaya, mampu
– melalui pewartaan dan kesaksian mereka – menyebarkan Injil ke – yang pada waktu itu dikenal sebagai
– seluruh dunia.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan, kalau
Konsili Vatikan II dan Magisterium Gereja berikutnya
menekankan mandat misioner ini dengan cara yang
sangat istimewa, yaitu mandat yang dipercayakan
oleh Kristus kepada para murid-Nya dan yang harus
menjadi komitmen seluruh Jemaat Allah: para uskup,
para imam, para diakon, para biarawan-biarawati dan
kaum awam. Tugas mewartakan Injil di setiap sudut
dunia, terutama bagi para uskup yang sedang memangku jabatannya, bertanggung-jawab secara langsung terhadap tugas penginjilan di dunia ini, baik sebagai anggota Konferensi Waligereja maupun sebagai
gembala Gereja partikular. Bahkan, mereka itu “telah
ditahbiskan bukan hanya untuk keuskupan tertentu
saja, melainkan untuk keselamatan seluruh dunia”
(Beato Yohanes Paulus II, Ensiklik Redemptoris Missio, no. 63), mereka adalah para “pewarta iman, yang
membawa murid-murid baru kepada Kristus “(bdk. Ad
Gentes, no. 20) dan mereka harus “menampilkan jiwa
dan semangat misioner Umat Allah, sehingga seluruh
jemaat keuskupan menjadi misioner” (ibid, no. 38).
Prioritas Penginjilan
Tugas memberitakan Injil bagi seorang gembala tidaklah selesai hanya dengan menaruh perhatian pada umat Allah yang reksa pastoralnya dipercayakan kepadanya atau cukup dengan mengutus
para imamnya atau kaum awam Fidei Donum-nya.
5
Melainkan tugas ini harus melibatkan seluruh
aktivitas Gereja lokal, di semua sektornya, singkatnya,
seluruh keberadaan dan aktivitas Gereja lokal. Konsili Vatikan II dengan jelas menunjukkan hal ini dan
Magisterium berikutnya menegaskan kembali hal
yang sama secara kuat. Hal ini memerlukan keselarasan gaya hidup, perencanaan pastoral dan organisasi keuskupan yang teratur karena dimensi yang
paling fundamental dari keberadaan Gereja tersebut,
khususnya di dalam dunia kita yang terus berubah.
Dan ini juga berlaku bagi Lembaga-lembaga Hidup
Bakti dan Serikat-serikat Hidup Kerasulan, serta bagi
gerakan-gerakan gerejani lainnya. Artinya, seluruh
bagian dari mosaik besar Gereja harus merasa dipanggil dan dihadapkan pada suatu pertanyaan yang
berkaitan dengan tugas memberitakan Injil, agar Kristus dapat diwartakan di mana saja. Kami para pastor,
para biarawan-biarawati dan seluruh umat beriman
dalam Kristus, harus mengikuti jejak Rasul Paulus,
sebagai “orang yang dipenjarakan karena Kristus
Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal
Allah” (Ef 3:1), yang bekerja, menderita dan berjuang
untuk membawa Injil bagi bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah (cf. Kol 1:24-29), tanpa kenal lelah,
tanpa kenal waktu atau tanpa sarana apapun untuk
membuat Pesan Kristus semakin dikenal.
Juga dewasa ini tugas perutusan kepada bangsa-bangsa (missio ad gentes) harus menjadi horizon
dan paradigma yang berkelanjutan bagi setiap usaha
gerejani, karena jati diri Gereja itu sendiri dibangun
oleh iman kepada Misteri Allah yang mewahyukan
Diri-Nya dalam diri Kristus untuk membawa keselamatan bagi kita, dengan memberi kesaksian dan
6
mewartakan tentang Dia kepada dunia sampai
Dia datang. Sama seperti Santo Paulus, kita harus
memberi perhatian kepada mereka yang jauh, kepada mereka yang belum mengenal Kristus atau yang
belum mengalami kebapaan Allah, dengan kesadaran
bahwa “kerjasama misioner itu meliputi bentuk- bentuk baru – bukan hanya bantuan ekonomis, tetapi
juga partisipasi langsung” dalam pewartaan Injil (Beato Yohanes Paulus II, Ensiklik RM, no. 82). Perayaan
Tahun Iman dan Sinode para Uskup dengan tema
Evangelisasi Baru akan menjadi kesempatan yang
paling cocok untuk meluncurkan kembali kerjasama
misioner, terutama dalam dimensi kedua ini.
Iman dan Pewartaan
Semangat untuk mewartakan Kristus juga
mendorong kita untuk membaca sejarah sehingga
dapat memahami aneka persoalan, cita-cita dan
harapan-harapan umat manusia yang harus disembuhkan, dimurnikan dan dipenuhi oleh Kristus dengan kehadiran-Nya. Pesan-Nya selalu tepat waktu,
jatuh tepat di jantung sejarah dan mampu menjawabi
kegelisahan yang paling dalam dari setiap manusia.
Karena alasan inilah maka semua anggota Gereja
harus menyadari bahwa “betapa luas cakrawala misi
Gereja dan betapa kompleksnya kondisi dewasa ini
untuk menemukan cara-cara baru untuk mengkomunikasikan Firman Allah secara efektif” (Paus Benediktus XVI, Pasca-sinode Anjuran Apostolik Verbum
Domini, no. 97). Tuntutan ini, pertama-tama merupakan suatu kesetiaan kepada iman yang diperbaharui baik secara pribadi maupun secara komunitas
terhadap Injil Yesus Kristus, “terutama pada era perubahan yang sangat mendalam dalam diri manusia
7
sebagaimana yang sedang mereka alami dewasa ini”
(Surat Apostolik, Porta Fidei, no. 8).
Sejatinya, salah satu kendala terhadap semangat untuk berevangelisasi adalah krisis iman. Krisis
ini tidak hanya mendera dunia Barat, tapi juga ternyata telah mendera sebagian besar umat manusia,
yang justru sedang mengalami lapar dan haus akan
Allah. Karena itu haruslah dihadirkan dan dibawakan roti dan air hidup, seperti seorang perempuan
Samaria yang pergi ke sumur Yakub dan bercakapcakap dengan Kristus. Sebagaimana dikisahkan oleh
Penginjil Yohanes, cerita tersebut sangat menarik
(bdk. Yoh 4:1-30): perempuan itu bertemu dengan
Kristus, yang meminta minum dari padanya. Tetapi
kemudian Yesus berbicara kepadanya tentang air
baru yang dapat memuaskan dahaga untuk selamalamanya. Pada awalnya perempuan itu tidak memahami, karena dia berada pada tingkat makna material
saja. Tetapi perlahan-lahan perempuan itu dibimbing
oleh Tuhan untuk mengalami suatu peziarahan iman
yang menghantar perempuan itu mengenal DiriNya sebagai Mesias. Dan St. Agustinus mengatakan
tentang hal ini: “setelah menerima Kristus Tuhan
dalam hatinya, apa lagi yang bisa dilakukan oleh
perempuan tadi selain meninggalkan timbanya dan
lari ke kampung untuk mewartakan kabar baik?”
(Bdk. Homili 15, 30).
Perjumpaannya dengan Kristus sebagai seorang Pribadi yang hidup, yang mampu memuaskan dahaga batin, mau tidak mau menghantar orang
kepada keinginan untuk berbagi dengan orang lain
tentang sukacita atas kehadiran-Nya dan membuat
Diri-Nya semakin dikenal, supaya semua orang dapat
8
mengalami sukacita tersebut. Sangat perlulah untuk
memperbarui semangat untuk mengkomunikasikan
iman untuk mengembangkan suatu evangelisasi baru
bagi jemaat-jemaat dan negara-negara dengan tradisi Kristen yang sangat kuat namun telah kehilangan
rujukan dengan Allah sehingga mereka diharapkan
dapat menemukan kembali kegembiraan dalam beriman. Perhatian untuk evangelisasi tidak boleh pernah ada di pinggiran kegiatan-kegiatan gerejawi dan
kehidupan pribadi orang-orang Kristen. Sebaliknya,
evangelisasi harus menjadi karakter utama dalam kesadaran bahwa mereka adalah tujuan dari pewartaan
Injil tersebut dan pada saat yang sama, menjadi misionaris-misionaris Injil. Inti dari pewartaan Injil selalu sama: yaitu Kerygma tentang Kristus yang wafat
dan bangkit kembali demi keselamatan dunia; Kerygma tentang kasih Allah yang mutlak dan total bagi setiap pria dan wanita, yang mencapai puncaknya pada
perutusan Putera Tunggal yang kekal abadi, Tuhan
Yesus, yang tidak merasa terhina untuk mengambil
kerapuhan kodrat manusiawi kita, mencintai dan menebus kodrat manusiawi yang rapuh itu dari dosa dan
kematian melalui pengurbanan Diri di kayu Salib.
Iman kepada Allah, dalam proyek cinta kasih
yang terlaksana dalam Kristus, pertama-tama dan
terutama adalah suatu hadiah dan rahasia (misteri)
yang harus diterima dalam sanubari dan dalam kehidupan dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan.
Namun, iman adalah karunia yang diberikan kepada
kita untuk dibagikan. Iman adalah suatu bakat yang
diterima supaya dapat menghasilkan buah. Iman adalah cahaya yang tidak boleh disembunyikan, melainkan harus menerangi seluruh rumah. Inilah karunia
9
yang telah diperbuat bagi kita dalam kehidupan kita
dan yang tidak boleh disimpan hanya untuk diri kita
sendiri.
Pewartaan Menjadi Amal Kasih
“Celakalah aku jika aku tidak memberitakan
Injil!”, demikian seruan Rasul Paulus (1 Kor 9:16).
Ayat ini memiliki gaung yang kuat bagi setiap orang
Kristen dan bagi setiap jemaat Kristen di seluruh
dunia. Kesadaran misioner ini juga telah menjadi
unsur alamiah bagi Gereja-gereja di tanah-tanah
misi, yang sebagian besar anggotanya masih muda,
meskipun mereka sendiri masih membutuhkan para
misionaris. Banyak imam, biarawan-biarawati dari
berbagai belahan dunia, banyak kaum awam dan
bahkan seluruh keluarga meninggalkan negara
mereka dan komunitas lokal mereka pergi ke
Gereja-gereja lain untuk bersaksi dan mewartakan nama Kristus, di mana manusia menemukan
keselamatan di dalam nama-Nya. Perutusan
semacam ini merupakan ungkapan persekutuan yang
mendalam, berbagi dan beramal di antara Gerejagereja, supaya setiap pria dan wanita dapat mendengar atau mendengarkan kembali pewartaan yang
menyelamatkan dan merayakan sakramen-sakramen, sumber kehidupan sejati.
Bersama dengan tanda iman yang luhur-mulia
ini dan yang telah diubah menjadi cinta, saya mengenang kembali dan berterima kasih kepada Serikat-serikat Misioner Kepausan, yang telah menjadi
sarana-sarana kerjasama dalam misi universal Gereja di seluruh dunia. Melalui aktivitas Serikat-serikat
Misioner Kepausan tersebut, pewartaan Injil menjadi
10
suatu tindakan nyata demi sesama, keadilan bagi yang
paling miskin dan pendidikan di kampung-kampung
yang terpencil dimungkinkan. Demikian juga bantuan medis di daerah-daerah terpencil, pembebasan dari kemiskinan, rehabilitasi terhadap yang terpinggirkan, dukungan untuk pembangunan
masyarakat, solusi terhadap perpecahan suku dan
hormat terhadap kehidupan dalam semua tahap-nya,
dimungkinkan.
Saudara-saudari yang terkasih, saya mohon
pada hari misi evangelisasi bagi bangsa-bangsa (ad
gentes), khususnya bagi para pelayan, suatu pencurahan Roh Kudus bagi mereka, agar rahmat Allah
memampukan mereka untuk memajukan misi evangelisasi dengan teguh dalam sejarah dunia. Bersama
dengan Beato John Henry Newman, saya berdoa: “Ya
Tuhan, dampingilah para misionaris-Mu di tanahtanah misi, taruhlah kata-kata yang benar di bibir
mereka dan buatlah jerih payah mereka menghasilkan buah berlimpah.” Semoga Santa Perawan Maria,
Bunda Gereja dan Bintang Evangelisasi, menyertai
semua misionaris Kabar Sukacita (Injil).
Dari Vatikan, 6 Januari 2012,
Pesta Penampakan Tuhan
PAUS BENEDIKTUS XVI
11
Bahan Renungan
Misionaris Pelayan Yang Rendah Hati
Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengarkan
bagaimana Yesus melontakan kritik tajam dan pedas
kepada para penguasa yang menindas rakyat kecil dan
bertindak sewenang-wenang. Yesus juga menantang para
pengikut-Nya dengan suatu peryataan: “Jangan demikian di antara kamu” (Mrk. 10:43) Tentu hal ini dimaksudkan oleh Yesus agar penguasa tidak memperbudak orang
lain demi kepentingan dan keuntungan diri sendiri,
melainkan agar menjadikan dirinya sebagai pelayan bagi
banyak orang. Seorang pelayan, melalui tanggungjawab
dalam tugasnya, berusaha agar orang lain berkembang
dan menjadi manusia yang benar. Yesus sendiri berkata:
“Dia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawaNya untuk membebaskan banyak orang” (Mrk. 10:45).
Melalui derita dan sengsara, Dia menyelamatkan umat
manusia. Itulah salah satu hal yang istimewa dalam diri
Yesus.
Berjiwa pelayan adalah panggilan setiap
orang Kristiani. Pada hari Minggu Misi ini, kita diajak untuk menjadi pelayan-pelayan yang rendah
hati; dalam keluarga, lingkungan masyarakat, paroki dan Gereja universal. Paus Benediktus XVI mengajak kita untuk memelihara kerinduan dan hasrat
untuk menerangi segala bangsa dengan terang Kristus,
sehingga semua orang dikumpulkan dalam satu keluarga,
di bawah kasih kebapaan Allah. Paus mengingatkan kita
bahwa gereja tidak bermaksud memperluas kekuasaan
dan pengusaannya, tetapi bermaksud untuk membawa
Kristus kepada semua orang. Umat Kristiani diminta
untuk membaktikan diri dalam pelayanan, khususnya
12
kepada mereka yang menderita dan miskin. Perkataan
Yesus; ”Jangan demikian diantara kamu” (Mrk.10:43)
baik kita sampaikan tidak hanya kepada penguasa, yang
mempunyai kedudukan dalam pemerintahan, tapi kita
maklumkan kepada seluruh umat manusia. Cinta dan
pengorbanan seharusnya menjiwai hidup setiap orang.
Bagi orang yang mempersembahkan diri secara
khusus untuk karya pewartaan injil, Bapa Suci berdoa
dan mengajak umat beriman berdoa agar Roh Kudus
semakin meningkatkan semangat Gereja untuk menyebarkan Kerajaan Allah dan mendukung para misionaris
dan komunitas kristiani yang sering kali berada dalam
situasi permusuhan dan penindasan, penganiayaan
bahkan sampai pada kematian. Bukankah pewartaan
Injil pertama-tama adalah karya Roh Kudus? Untuk itu
perlu selalu diminta.
Kepada kedua murid yang meminta agar diperkenankan duduk di sebelah kanan dan satu di sebelah
kiri, Yesus bertanya: “Dapatkah kamu meminum cawan
yang harus Kuminum ......”? Mereka menjawab: “Kami
dapat” (Mrk.10:38.39). Seperti kedua murid yang mengharapkan untuk ikut serta dalam kemuliaan Allah, kita
harus solider dengan mereka yang menderita.
Misionaris adalah pelayan yang murah hati,
memberikan diri agar Cinta Allah semakin dinikmati
oleh banyak orang. Ungkapan berikut ini kiranya dapat
dijadikan penyemangat dalam hidup: “Bencana terbesar
dan terdahsyat dalam abad ini, adalah, kalau manusia
kehilangan CINTA”. Semoga cinta selalu menggema dan
terus diwartakan dalam hidup kita. Amin.
P. La Nike, SX
13
Bahan Renungan
Mempersembahkan Diri Kepada Tuhan
Biarkanlah doaku membubung ke hadapan-Mu
seperti asap dupa; kedua tanganku yang terangkat seperti
persembahan kurban di waktu petang” (bdk. Mzm 141:2).
Dalam semua agama, persembahan merupakan
salah satu cara untuk mengungkapkan hubungan manusia dengan Allah. Secara perorangan atau kelompok
manusia mempersembahkan (persembahan-persembahan) seperti : hasil bumi, buah pertama dari hasil panen,
dalam upacara syukur. Orang Yahudi dan banyak bangsa lain mempersembahkan binatang-binatang sebagai
bahan persembahan mereka, kegiatan ini sudah lazim
dilakukan dalam zaman-zaman Weda. Barang yang
dipersembahkan kepada Allah menjadi barang yang
kudus; ia dikuduskan untuk-Nya dan tidak digunakan
untuk tujuan yang lain; sering kali barang-barang itu
dipersembahkan dengan cara dibakar.
Persembahan yang bersifat eksternal itu adalah
simbol dari persembahan diri seseorang yang lebih mendalam kepada Allah. Kita mau mengungkapkan rasa
bakti, rasa hormat, rasa syukur dan penyerahan kita dengan memberikan diri kita sendiri secara total dan pemberian diri ini disimbolkan dengan mempersembahkan
milik kita yang paling berharga sebagai ganti diri kita.
Apabila dibuat terlalu ekstrem, persembahan-persembahan seperti itu kadang-kadang bisa menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan yang kurang manusiawi.
Contohnya, anak-anak dikurbankan untuk menentramkan hati para dewa.
Doa sendiri adalah suatu persembahan, suatu
14
ungkapan keinginan hati yang mendalam untuk
menjadi milik Allah secara total. “Hati kami diciptakan untuk-Mu dan tidak dapat tenteram sebelum mereka beristirahat dalam Engkau, “kata St.
Agustinus. Doa persembahan ini dapat diungkapkan
dalam aneka ragam cara :
- melalui gerak-gerik tubuh, sikap sembah sujud,
pemberian bunga-bunga, pendupaan, menyalaan
lilin;
- melalui keheningan atau doa tanpa kata;
- melalui kata-kata yang secara spontan keluar dari
hati kita, atau kata-kata, puisi atau lagu-lagu orang
lain.
Sudah barang tentu, hal yang terpenting adalah bahwa doa persembahan mesti diterjemankan ke
dalam hidup kita setiap hari, yakni dengan semakin
membuat diri kita menjadi suatu hadiah bagi orang
lain, dan dengan demikian menjadikan seluruh
diri kita suatu persembahan yang berkenan kepada
Allah.
15
Marilah kita berdoa :
“Allah sumber kehidupan dan cinta,
aku mempersembahkan diriku kepada-Mu
melalui Yesus dalam Roh Kudus.
Kupersembahkan tubuhku, akal budiku dan semangatku;
pikiranku-pikiran, perasaan-perasaan, keinginan-keinginan;
kata-kata serta tindakan-tindakanku; masa lalu, masa kini
dan masa depanku;
kegembiraan-kegembiraan dan penderitaan-penderitaanku;
keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalanku;
doa dan karyaku, hubungan dengan sesama
dan kecemasan-kecemasanku,
harapan-harapanku dan cita-citaku,
totalitas ataupun bagian-bagian diriku.
Kusampaikan persembahan ini
bersama dengan Maria Bundaku,
Santo Yosep dan semua Malaikat dan para Kudus;
bersama dengan saudara-saudaraku terkasih
yang telah meninggal,
dan semua orang yang telah meninggal mendahului kami;
kiranya Engkau sendiri memberikan kebahagiaan kekal
bagi mereka semua.
Agar kelak kamipun dapat bersatu kembali bersama mereka
dalam ikatan kasih-Mu nan abadi. Amin.
Sumber :
Harta Karun dalam doa
16
HARI MISI SEDUNIA
KE-86
21 OKTOBER 2012
PERAYAAN EKARISTI
DAN
IBADAT SABDA TANPA IMAM
17
PERAYAAN EKARISTI
DAN
IBADAT SABDA TANPA IMAM
PERSIAPAN
Dibawakan oleh pemandu acara yang dewasa atau seorang
anak remaja.
Saudara-saudari umat beriman terkasih,
Hari ini Gereja Katolik memasuki Hari Minggu
Biasa ke-29. Pada kesempatan ini pula, kita merayakan Hari Misi Sedunia ke-86. Paus Benediktus XVI
menghimbau para Uskup, Imam, dan para petugas
pastoral agar memberikan perhatian khusus kepada
kegiatan misioner, sebagai tugas Gereja yang paling
hakiki dan paling suci (bdk. RM.63).
Hari Misi Sedunia tahun ini bertemakan,
”Dipanggil untuk memancarkan Sabda Kebenaran”
(Srt. Ap. Pintu Iman, 6). Bapa Suci mengatakan
bahwa “Kasih Kristus menguasai kita” (bdk. 2 Kor
5:14): Kasih Kristuslah yang memenuhi hati kita
dan mendorong kita untuk melakukan evangelisasi.
Sekarang ini, seperti di waktu yang dulu, Kristus
mengutus kita melalui lorong-lorong dunia ini untuk memberitakan Injil-Nya kepada seluruh bangsa
di bumi (bdk. Mat 28:16).
18
Saudara-saudari terkasih,
Tugas misioner merupakan tugas yang utama, karena berkaitan dengan tujuan abadi umat manusia
dan sesuai dengan rencana Allah yang rahasia dan
penuh kerahiman (bdk. RM.67). Oleh karena itu,
melalui pembaptisan yang telah kita terima, marilah
kita pupuk kesadaran untuk ikut ambil bagian dalam
tugas perutusan misioner ini, dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Mari kita menyiapkan hati untuk memulai perayaan
suci ini dengan menyanyikan lagu pembuka
RITUS PEMBUKA
Perarakan Masuk
Barisan Imam, Biarawan-biarawati, Frater, dan Petugas liturgi
lain berarak menuju altar diiringi lagu pembuka sesuai tema.
Dapat disertakan barisan anak-anak/remaja dengan mengenakan busana misioner yang berwarna hijau (Afrika),
merah (Amerika), putih (Eropa) biru (Australia-Oceania),
kuning (Asia).
Pengantar (oleh Imam/Pemimpin Ibadat)
Saudara-saudara terkasih,
Hari ini, kita beryukur dan berdoa secara khusus
bagi mereka yang menyerahkan dirinya untuk karya
pewartaan Injil. Semoga pelayanan, pewartaan dan
kesaksian hidup mereka sungguh menjadi tanda kehadiran-Kerajaan Allah di dunia ini.
Yesus berkata, ”Barangsiapa ingin menjadi terbesar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan
barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara
19
kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya”
(Mrk 10 : 44). Marilah kita mohon ampun, agar kita
layak mengikuti perayaan syukur ini.
Tobat
I = Imam, P = Pemimpin Ibadat
I/P Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah Hamba Penderita,
yang menguduskan semua orang
dengan memikul sendiri kesalahan mereka.
Tuhan, kasihanilah kami.
U Tuhan, kasihaninlah kami.
I/P Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah Imam Agung,
yang telah turut merasakan kelemahan kami
dan telah dicobai dalam segala hal seperti kami,
untuk memperoleh rahmat belas kasih bagi kami.
Kristus, kasihanilah kami.
U Kristus kasihanilah kami.
I/P Tuhan Yesus Kristus,
Engkaulah Putera Manusia,
yang datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan
menyerahkan nyawa sebagai tebusan bagi semua
orang.
Tuhan, kasihanilah kami.
U Tuhan, kasihanilah kami.
20
I/P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani
kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita
ke hidup yang kekal.
U Amin.
Kemuliaan
Doa Pembuka
Imam/Pemimpin
I : Marilah kita berdoa :
Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu ke
dunia sebagai cahaya yang benar. Curahkanlah
Roh yang telah dijanjikan untuk terus menaburkan benih kebenaran dalam hati manusia dan
untuk membangkitkan ketaatan iman. Semoga
dengan demikian semua orang diperkenankan
menjadi anggota satu umat-Mu, dengan dilahirkan kembali melalui baptisan untuk hidup yang
baru. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, PutraMu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau
dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
21
LITURGI SABDA
Bacaan I : Yes 53 : 10 - 11
Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban
pepulih, ia akan melihat keturunannya
Tuhan berkehendak menghancurkan dia dengan
sengsara. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban pepulih ia akan melihat keturunannya,
umurnya akan lanjut dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan
melihat terang dan menjadi puas, dan hamba-Ku itu,
sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka
akan dipikulnya.
L : Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Antarbacaan – Mzm 32 (33) : 4-5. 18-19. 20.22
Ref : Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu,
ya Tuhan sebab pada-Mu kami berharap.
Sabda Tuhan selalu benar,
segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan setia.
Tuhan mencintai keadilan dan hukum,
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
Sebab Tuhan menjaga hamba-Nya yang takwa,
yang berharap akan kasih setia-Nya.
Untuk melepaskan mereka dari maut,
dan menghidupi mereka di mana kelaparan.
22
Maka kita berharap akan Tuhan,
Dialah penolong dan perisai kita.
Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu, ya Tuhan,
sebab pada-Mulah kami berharap.
Bacaan II : Ibr 4 :14 - 16
Marilah kita dengan penuh harapan menghadap
takhta rahmat Allah
Saudara-saudara, kita mempunyai seorang Imam
Agung, yang telah sampai ke surga, yaitu Yesus,
Putera Allah. Hendaknya kita berpegang teguh pada
pengakuan iman itu. Sebab Imam Agung yang kita
punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya
sama dengan kita. Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya
kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
Alleluya dan Bait Pengantar Injil
Alleluia, Alleluia
Putera Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.
Alleluia, Alleluia
23
Bacaan Injil : Mrk 10 : 35 – 45
Putera Manusia datang untuk menyerahkan nyawaNya sebagai tebusan bagi semua orang
Pada suatu hari (Yakobus dan Yohanes, anak-anak
Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya,
“Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!” Jawab-Nya kepada
mereka, “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat
bagimu?” Lalu kata mereka, “Perkenankanlah kami
duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang di
sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah
kiri-Mu.” Tetapi kata Yesus kepada mereka, “Kamu
tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu
meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab
mereka, ”Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka,
”Memang kamu akan meminum cawan yang harus
Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang
harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanakKu atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa itu telah disediakan.”
Mendengar itu sepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes). Yesus memanggil
murid-murid-Nya dan berkata, ”Kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan
keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin
menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah
24
ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Putera
Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya sebagai tebusan bagi semua orang.”
L : Demikianlah Injil Tuhan
U : Terpujilah Kristus
Homili
Aku Percaya
Doa Umat
Imam/Pemimpin :
Marilah kita dengan mantap menghadap takhta
Allah Bapa kita yang Mahabaik. Ia akan berkenan
mendengarkan kita, bila kita berdoa dengan perantaraan Yesus, Putera-Nya terkasih :
1. Bagi Sri Paus, para uskup dan para imam serta
para pemimpin umat,
Semoga mereka dapat menjadi pemimpin yang
melayani umat-Mu dengan rendah hati, sabar
dan penuh kasih seturut teladan Yesus Kristus.
Marilah kita mohon…
U: Kabulkanlah doa kami , ya Tuhan
2. Bagi pemimpin negara dan bangsa di dunia,
Semoga para pemimpin negara dan bangsa di
dunia selalu menghargai dan memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang adil, rukun dan
damai bagi semua umat manusia.
Marilah kita mohon…
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
25
3. Bagi para misionaris,
Semoga para misionaris, para imam, biarawanbiarawati, kaum awam, petugas pastoral tetap
bersemangat dalam mewartakan cinta kasih-Mu
kepada seluruh umat manusia, terlebih mereka
yang sangat membutuhkan.
Marilah kita mohon…
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
4. Bagi anak-anak misioner,
Semoga anak-anak misionaris cilik tergerak hatinya untuk meneladani Yesus menjadi rasul yang
berbelaskasih, rela melayani dan berkorban bagi
sesamanya.
Marilah kita mohon…
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
5. Bagi Umat yang hadir dalam perayaan ini,
Semoga kami yang hadir dalam upacara misa
ini, menyadari dan ikut ambil bagian dalam amanat misioner Kristus, untuk menjadikan semua
bangsa murid-Nya.
Marilah kita mohon…
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
I/P:Allah Bapa yang mahakasih,
terimalah doa-doa permohonan yang kami
panjatkan kepada-Mu dengan penuh iman.
Semoga kami selalu siap diutus untuk menjadi
misionaris-misionaris-Mu, penuh kasih, damai,
sukacita demi keselamatan umat manusia.
Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin.
26
LITURGI EKARISTI
Persiapan Persembahan
Persiapan persembahan diawali dengan kolekte. Wakil-wakil
umat/anak-anak dan remaja mengantar kepada Imam bahanbahan persembahan : roti dan anggur, hasil karya tangan
yang lain yang pantas. Kolekte Hari Misi akan diserahkan
ke Roma untuk membantu pembangunan Gereja Lokal yang
membutuhkan dan bagi pembinaan para misionaris.
Doa Persembahan
I : Marilah berdoa
Allah Bapa, sumber kebahagiaan hidup kami,
di altar suci ini, kami menaruh persembahan
karya tangan kami yang sederhana sebagai
ungkapan syukur dan pujian kami bagi-Mu. Baruilah seluruh hidup, panggilan dan perutusan kami
agar menjadi terang yang menuntun banyak orang
untuk berjalan dalam cahaya-Mu.
Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
Antifon Komuni – Mzm 32 : 18-19
Tuhan menjaga hamba-Nya yang takwa, yang
berharap akan kasih setia-Nya untuk melepaskan
mereka dari maut, dan menghidupi mereka di masa
kelaparan.
27
Doa Sesudah Komuni
I/P : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, kami telah dihidupkan oleh karunia penebusan kami. Kami mohon, semoga
berkat daya sakramen keselamatan kekal ini,
iman yang benar semakin luas berkembang ke
seluruh dunia. Dengan pengantaraan Kristus,
Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
U : Amin
RITUS PENUTUP
Amanat Pengutusan
Imam/Pemimpin menyampaikan ucapan Profisiat, Selamat
Berbahagia kepada seluruh umat, sambil mengajak umat
untuk terus berdoa dan berderma bagi karya misi Gereja
Universal.
Juga mengingatkan umat, bahwa kita semua dipanggil untuk
terlibat dalam karya misi Gereja, untuk mewartakan cinta
kasih Allah kepada seluruh umat manusia.
Perarakan Keluar
Di depan pintu Gereja atau di tempat yang disiapkan umat
dapat memberikan salam kepada seluruh umat yang hadir.
Hari Misi adalah amanah bagi kita semua umat beriman.
28
Temu Bina Iman Anak
Tema : Misionaris Sejati Adalah Orang Kudus
Tujuan : Agar anak-anak belajar menjadi misionaris
cilik yang sejati
Proses Pertemuan
I. Pembukaan
1. Lagu Pembukaan : Kami Anak-anak Misioner
2. Tanda Salib
3. Doa Pembukaan
Bisa dipimpin langsung oleh pendamping atau salah satu
anak diminta untuk memimpin doa.
4. Kata Pengantar
Adik-adik sahabat Yesus, selamat Hari Misi
Sedunia, apa kabar hari ini?
Adik-adik, kita semua adalah murid Yesus dipanggil untuk menjadi saksi-Nya sesuai kemampuan dan talenta kita. Hari ini kita merayakan
Hari Misi Sedunia, kita bersyukur karena kita
dapat berkumpul bersama. Pertemuan kita hari
ini dengan tema : “Misionaris Sejati Adalah
Seorang Kudus”
Menjadi misionaris berarti siap sedia mengikuti Yesus seperti para murid-Nya di jaman dulu.
Mereka bersemangat dan setia menemani Yesus.
Kita pun dipanggil untuk ikut Yesus dengan
setia, dan menjadi misionaris-Nya yang sejati.
29
5. Ilustrasi : Cerita
Anak diajak untuk mendengarkan kisah hidup tentang
Pauline Marie Jaricot.
Pauline Jaricot lahir dalam sebuah keluarga yang cukup berada, ayahnya pengusaha
Sutra yang bernama Antoine dan ibunya Jane
seorang yang saleh. Pauline lahir di Lyon Perancis pada tanggal 22 Juli 1799. Kehidupan
Pauline dalam keluarganya sangatlah membahagiakan, karena kedua orangtuanya sangat menyayanginya. Suatu ketika, Pauline terjatuh yang
mengakibatkan ia menderita parah, bahkan
jiwanya terancam. Ibunya tak henti-hentinya berdoa agar Pauline terselamatkan. Sampai
akhirnya, doa ibunya terkabulkan, Pauline selamat
namun ibunya meninggal. Kejadian ini membuat
Pauline sangat terpukul jiwanya. Dalam keadaan
duka inilah Pauline bergumul dan berdoa, sampai
akhirnya Tuhan membukakan sebuah jalan
baginya.
Melalui khotbah yang didengarnya dari
seorang imam, Pauline mengubah cara pandang
hidupnya. Ia berjanji untuk mempersembahkan
dirinya kepada Tuhan, dan ia pun mulai tergerak
hatinya untuk memperhatikan dan terlibat dalam
kegiatan gerejani.
Ia mulai mengajak para pegawai di pabrik
ayahnya untuk berdoa secara rutin tiap bulan
dan menyisihkan uang bagi pewartaan Injil. Ia
terus beramal kasih melalui teladan dan doadoa bersama. Kelompoknya berkembang, dan
anggotanya pun bertambah banyak. Salah satu
30
pemikiran yang mendasari karyanya adalah,
“Sebagai orang Katolik kita harus mendukung semua daerah misi di seluruh dunia, bukan hanya
beberapa daerah misi tertentu”. Kata-kata inilah
yang memberikan inspirasi bagi Gereja Katolik,
karena apa yang dipikirkan Pauline menyangkut
misi Gereja Universal. Sebagai seorang awam
Katolik, Pauline mencintai Gereja, dan ia pun
mempunyai wawasan visioner dan misioner yang
jelas. Makna kisah hidup Pauline bagi bagi anak-anak
SEKAMI
- Mempersembahkan diri kepada Tuhan
- Berdoa, dan berserah kepada Tuhan
- Mau menjadi misionaris Yesus
- Mau berderma bagi orang yang membutuhkan.
6. Rangkuman dan Pengarahan
Setiap orang Katolik adalah Misionaris.
Kita adalah misionaris Yesus, yang dipanggil untuk mewartakan cinta kasih Tuhan. Tuhan Yesus
yang telah lebih dahulu mencintai kita semua,
dan kita belajar dari-Nya untuk mencintai orang
lain. Kita sebagai misionaris cilik patut bersyukur
boleh ikut ambil bagian dalam tugas misi Gereja.
Kita membantu misi Gereja melalui Doa, Derma,
Kurban dan Kesaksian hidup kita masing-masing.
Semoga teladan hidup Pauline Marie Jaricot menyadarkan dan menggerakkan hati kita
untuk tetap setia dan bertanggungjawab menjadi
misionaris cilik masa kini dengan tugas mewartakan kabar gembira Yesus kepada semua orang
sesuai talenta dan kemampuan yang kita miliki.
31
II. Pendalaman Kitab Suci
1. Pembacaan Kitab Suci : (Luk 8 : 1 – 3).
- Seorang anak membacakan Kitab Suci
- Hening sejenak
- Secara bergiliran membacakan ayat per ayat
teks Kitab Suci
2. Memahami Isi Kitab Suci dengan kegiatan
- Anak-anak diberi kesempatan untuk memilih kata-kata yang berkaitan dengan tugasnya
sebagai misionaris cilik.
- Pertanyaan pendalaman teks :
• Apa yang dibuat Yesus selama berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa?
• Dalam bacaan tadi siapa saja mengikuti
Yesus dalam mewartakan Injil?
• Apakah anak-anak juga mau menjadi
misionaris masa kini? Apa tugas anak-anak
sebagai misionaris cilik?
3. Pengarahan atau penegasan dari pendamping
Kristus adalah utusan Bapa, Misionaris Agung.
Kristus berjalan keliling dari kota ke kota dan
dari desa ke desa mewartakan Injil. Tugas ini
belum selesai dan dilanjutkan terus oleh para
Paus, Uskup, Imam dan kita semua termasuk
anak-anak misioner. Berkat Sakramen Permandian dan Penguatan setiap orang dipanggil
menjadi rasul saksi dan misionaris. Yesus sendiri bersabda : Jika kamu tidak seperti anak-anak
ini kamu tidak akan masuk Kerajaan Surga. Hal
ini berarti anak-anak adalah sungguh misionaris, petunjuk jalan ke Surga bukan hanya bagi
teman-temannya tapi juga bagi orang dewasa.
32
4. Pesan Perutusan
Anak-anak diutus menjadi misionaris cilik
masa kini dengan tugas mengembangkan karya misi Kristus, karya misi Gereja dengan doa,
derma, kurban dan kesaksian.
III. Pernyataan Iman
1. Lagu : HPN no. 287 (Kami anak-anak Allah).
2. Doa Permohonan : (pendamping menunjuk bebera-
pa anak untuk berdoa secara spontan dengan ujud yang
ditentukan).
3. Doa Bapa Kami (sambil bergandengan tangan).
4. Kolekte atau persembahan (kotak derma diedarkan).
5. Lagu HPN no. 284. Jadilah Terang dan Garam
Dunia.
IV. Penutup
1. Perutusan Misioner/tugas perutusan (kegiatan
konkrit) :
Anak-anak mengunjungi Panti Asuhan terdekat bersama pendamping untuk berdoa dan
membawa sumbangan untuk anak-anak di Panti
Asuhan.
2. Doa Penutup :
Yesus Sahabat yang setia, Engkau berjalan
keliling sambil berbuat baik. Kami mohon
dampingilah dan beranikanlah kami anak-anakMu, agar mampu meneladani-Mu, menjadi
misionaris cilik masa kini. Semoga kami
dapat menghasilkan buah yang berlimpah melalui perbuatan-perbuatan kami. Dikau kami puji
kini dan sepanjang masa. Amin.
33
3. Pengumuman
4. Tanda Salib
5. Lagu Penutup : Mars Sekami.
34
Download