Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter

advertisement
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter, dan
Return on Equity Terhadap Tingkat Underpricing Saham di Bursa Efek
Indonesia
Oleh:
Agus Arman
Staf Pengajar Pada STIM Nitro Makassar
Abstrak
Pada saat pelaksanaan initial public offering (IPO) terdapat kecenderungan terjadinya underpricing.
Para pemilik perusahaan menginginkan agar dapat meminimalisasi underpricing karena terjadinya
underpricing akan menyebabkan transfer kemakmuran (wealth) dari pemilik kepada para investor.
Apabila terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari gopublic tidak maksimum.
Sebaliknya, bila terjadi overpricing, maka investor akan merugi karena mereka tidak menerima
initial return.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
underpricing. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada sektor keuangan, khususnya industri
perbankan yang melakukan IPO antara tahun 2005 sampai dengan 2011. Hasil penelitian
menunjukkan umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing, ukuran
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing, reputasi underwriter
berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing, dan return on asset (ROA)
berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing.
Kata kunci: underpricing, umur dan ukuran perusahaan, reputasi underwriter,
dan ROA.
PENDAHULUAN
Fenomen yang seringkali timbul pada saat penawaran saham perdana (Initial
public offering=IPO) adalah terjadinya underpricing yang menunjukkan harga saham
pada saat penawaran perdana relatif lebih rendah dibanding pada saat
diperdagangkan di pasar sekunder. Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga
saham jual ditentukan berdasarkan kesepakatan antara emiten dan penjamin emisi
(underwriter), sedangkan harga yang terjadi di pasar sekunder ditentukan oleh
mekanisme pasar yang telah ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran
saham tersebut di pasar modal. Apabila penentuan harga saham pada saat IPO
secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar
sekunder di hari pertama, maka terjadi underpricing.
Kondisi underpricing merugikan untuk perusahaan yang melakukan go public,
karena dana yang diperoleh dari publik tidak maksimum. Sebaliknya jika terjadi
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 107
overpricing, maka investor akan merugi, karena mereka tidak menerima initial return
(return awal). Initial return adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena
perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang
bersangkutan di pasar sekunder. Para pemilik perusahaan menginginkan agar
meminimalisasikan situasi underpricing, karena terjadinya underpricing akan
menyebabkan transfer kemakmuran dari pemilik kepada para investor (Beatty,
1989).
Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan
dan menjadi bukti perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan
bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang beroperasi lebih lama
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi. Dengan
demikian akan mengurangi adanya informasi asimetri dan memperkecil
ketidakpastian pasar yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat underpricing
saham.
Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian
saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal masyarakat
sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah
diperoleh. Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai kecilnya tingkat resiko investai
perusahaan berskala besar dalam jangka panjang. Rendahnya tingkat ketidakpastian
perusahaan berskala besar cenderung menurunkan tingkat underpricing dan
kemungkinan initial return yang akan diterima investor akan semakin rendah.
Penjamin efek atau disebut underwriter, berpean didalam melakukan
penjaminan atas penawaran umum suatu saham atau obligasi untuk pertama kalinya
yaitu pada saat go-public. Proses penjaminan emisi ini disebut sebagai underwriting.
Underwriter menjamin terjualnya saham dan menentukan harga penawaran yang
tepat bersama-sama dengan emiten. Underwriter berperan sangat penting dalam
proses penawaran perdana. Meskipun ada proses penunjang lainnya, lolos atau
tidaknya calon emiten menjadi perusahaan publik sangat ditentukan oleh kualitas
underwriter karena underwriter ikut menentukan harga saham. Reputasi underwriter
ini menjadi pertimbangan bagi investor untuk melakukan investasi.
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA yang
semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di
masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai
pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang tinggi dari suatu
perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor.
108 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Apakah umur perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi underwriter, dan
return on asset berpengaruh secara simultan terhadap tingkat underpricing
saham pada saat IPO?
2. Apakah umur perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi underwriter, dan
return on asset berpengaruh secara parsial terhadap tingkat underpricing
saham pada saat IPO?
KAJIAN PUSTAKA
Initial Public Offering (IPO)
Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) atau yang lebih
dikenal dengan istilah go public adalah kegiatan penjualan saham perdana oleh suatu
perusahaan kepada masyarakat (public) di pasar modal. Undang-Undang Republik
Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan “Penawaran
Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual
Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang
ini dan peraturan pelaksanaannya.”
IPO merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka
penawaran umum penjualan saham perdana. Penawaran umum perdana
merupakan suatu persyaratan yang harus dilakukan bagi emiten yang baru pertama
kali menjual sahamnya di Bursa Efek. Keputusan perusahaan untuk menjadi
perusahaan go public merupakan suatu keputusan yang harus diperhitungkan
dengan matang karena dengan go public perusahaan dihadapkan pada beberapa
konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan (benefits) maupun yang
merugikan (costs).
Underpricing
Underpricing merupakan suatu keadaan dimana harga saham yang
diperdagangkan di pasar perdana lebih rendah dibandingkan ketika
diperdagangkan di pasar sekunder. Penentuan harga saham pada saat penawaran
umum ke publik, dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan
underwriter. Sedangkan harga saham yang terjadi di pasar sekunder merupakan hasil
mekanisme pasar yaitu hasil dari mekanisme penawaran dan permintaan.
Caster dan Manaster (1990) menjelaskan bahwa underpricing adalah hasil dari
ketidakpastian harga saham pada pasar perdana. Fenomena underpricing terjadi
karena adanya mispriced di pasar perdana sebagai akibat adanya ketidakseimbangan
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 109
informasi antara pihak underwriter dengan pihak emiten, biasanya disebut asymmetry
informasi. Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga
perdana yang tinggi, dilain pihak, underwriter sebagai penjamin emisi menginginkan
harga yang rendah demi meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Pihak
underwriter kemungkinan mempunyai informasi lebih banyak dibanding pihak
emiten. Kondisi asymetry informasi inilah yang menyebabkan terjadinya underpricing,
dimana underwriter merupakan pihak yang memiliki banyak informasi dan
menggunakan ketidaktahuan emiten untuk memperkecil resiko. Jadi, para emiten
perlu mengetahui situasi pasar sebenarnya agar pada saat IPO, harga saham
perusahaan tidak mengalami underpricing.
Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing
telah banyak dilakukan diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Ghozali (2002)
yang menggunakan regresi berganda untuk menjelaskan terjadinya fenomena
underpricing dengan menggunakan variabel-variabel seperti reputasi underwriter,
persentase saham yang masih ditahan pemegang saham lama, skala/ukuran
perusahaan, umur perusahaan, ROA dan financial leverage. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap
underpricing pada tingkat signifikansi 5%, sedangkan variabel reputasi underwriter
serta variabel financial leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing
pada tingkat signifikansi 10%. Dan variabel-variabel lainnya tidak berpengaruh
secara signifikan.
Penelitian yang dilakukkan oleh Beatty (1989) menggunakan variabel
independen reputasi auditor, reputasi penjamin emisi, umur perusahaan, persentase
penawaran saham, tipe kontrak penjamin emisi dan indikator perusahaan minyak
dan gas. Beatty mengukur pengaruhnya dengan return awal sebagai variabel
dependen. Model yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan mean
adjusted model. Hasil penelitian menyatakan bahwa reputasi auditor tertentu,
reputasi penjamin emisi, umur perusahaan dan tipe kontrak penjamin berasosiasi
negatif signifikan dengan initial return. Sedangkan variabel prosentase penawaran
saham dan indikator perusahaan minyak dan gas serta reputasi auditor tertentu
berasosiasi positif signifikan dengan initial return.
Yolana dan Martani (2005) meneliti variabel independen kualitas underwriter,
ukuran perusahaan, rata-rata kurs, ROE dan jenis industri terhadap variabel
dependen initial return dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini adalah rata-rata kurs dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap
initial return, sedangkan variabel jenis industri dan ukuran perusahaan berpengaruh
110 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
negatif signifikan terhadap initial return dan variabel kualitas underwriter tidak
berpengaruh signifikan.
Diyah (2007) meneliti pengaruh variabel bebas reputasi underwriter, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, nilai penawaran, financial leverage, dan franctional
holding terhadap variabel terikat yaitu tingkat underpricing. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa reputasi underwriter, nilai penawaran dan financial leverage
berpengaruh signifikan. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan
dan franctional holding memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
underpricing.
Adanya hasil-hasil penelitian yang tidak konsisten mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan data dari perusahaan industri
perbankan yang listed di BEI, yang melakukan IPO pada tahun 2005 sampai dengan
2011. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penjelasan harga saham yang
underpricing, khususnya sektor perbankan dengan menggunakan data-data hasil IPO
terbaru.
Hipotesis
Berdasarkan uraian pada latar belakang, tinjauan pustaka, dan penelitian terdahulu,
maka disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing
saham.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing
saham.
3. Reputasi Underwriter berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing
saham.
4. Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing
saham.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa
umur perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi underwriter, dan return on asset
(ROA) perusahaan perbankan yang melakukan IPO tahun 2005-2011. Data-data
tersebut diperoleh pada kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia di Makassar.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang listed di Bursa Efek
Indonesia (BEI) hingga tahun 2012 yakni sebanyak 32 bank. Sedangkan untuk
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 111
kebutuhan penelitian, digunakan sampel sebanyak 8 bank yang masing-masing
melakukan IPO antara tahun 2005 sampai dengan 2011. Bank-bank tersebut yaitu :
PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (SDRA), PT. Bank Bumi Arta, Tbk (BNBA),
PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP), PT. Bank Windu Kenjtana International, Tbk
(MCOR), PT. Bank Capital Indonesia, Tbk (BACA), PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk
(BAEK), PT. Batavia Prosperindo Finance, Tbk (BPFI), dan PT. Bank Tabungan
Negara, Tbk (BBTN).
Definisi Operasional Variabel
1. Underpricing adalah penentuan harga saham pada saat IPO secara signifikan
lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di
hari pertama. Underpricing diukur berdasarkan perhitungan initial return dari
perusahaan keuangan yang melakukan IPO, dirumuskan sebagai berikut:
( P1 – P0)
IR =
× 100%
P0
Keterangan:
IR
= initial return saham masing-masing perusahaan
P0
= Harga penawaran saham perdana
P1
= Harga penutupan saham hari pertama di pasar sekunder
2. Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan beroperasi sejak didirikan
berdasarkan akte pendirian sampai dengan melakukan penawaran umum
perdana (IPO). Umur perusahaan ini dihitung dengan skala tahunan.
Age = Tahun perusahaan IPO – Tahun perusahaan Berdiri
3. Untuk mengukur besarnya skala atau ukuran dari perusahaan adalah dengan
melihat total aktiva dari laporan keuangan perusahaan saat perusahaan
tersebut melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.
4. Reputasi underwriter diukur berdasarkan peringkat dari presentasi nilai IPO
yang dijamin oleh underwriter tersebut. Apabila underwriter termasuk dalam
“5 besar”, berarti memiliki reputasi tinggi dan diberi skala 1. Sebaliknya,
underwriter yang tidak termasuk dalam “5 besar” berarti tidak memiliki
reputasi dan diberi skala 0. Penggolongan underwriter pada penelitian ini
berdasarkan besarnya total nilai penjaminan yang telah dilakukan oleh
underwriter.
5. Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan cara
112 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA dapat diukur dengan
rumus :
Net Income After Tax
ROA =
Total Asset
Alat Analisis
Penelitian ini menggunakan rancangan eksplanatif (konfirmatif). Desain ini
digunakan karena jenis penelitian ini melakukan pengujian atau mengkonfirmasi
hubungan atau pengaruh antar variabel atau konstruk. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis)
dengan formulasi sebagai berikut:
Y = α0 + β1X1 + β2X2+ β3 X3 + β4 X4 + e
Dimana:
Y
= Underpricing
X1
= Umur Perusahaan
X2
= Ukuran Perusahaan
X3
= Reputasi Underwriter
X4
= Return On Asset
α0
= Konstanta
β1… β4 = Koefisien Regresi
e
= Kesalahan acak (Penggangu)
Selain itu, akan digunakan uji asumsi klasik yang terdiri atas uji
multikolinieritas, uji auto korelasi, uji heterokedastisitas, dan uji normalitas data
sebagai pendukung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Underpricing
Besarnya underpricing pada penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase
selisih antara harga penutupan hari pertama di pasar sekunder (P1) dan harga
penawaran perdana (offering price) (P0) di bagi harga penawaran perdana.
Besarnya tingkat underpricing dari tiap-tiap perusahaan ditunjukkan pada Tabel
berikut :
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 113
Tabel 1.1
Perhitungan Underpricing
No
Kode
1
SDRA
2
BNBA
3
BBKP
4
MCOR
5
BACA
6
BAEK
7
BPFI
8
BBTN
Rata-rata
Offering
Price
115
160
350
200
150
1.080
110
800
Closing
Price
145
235
380
225
205
1.320
121
840
Initial Underpricing
Return
(%)
30
26,09
75
46,88
30
8,57
25
12,50
55
36,67
240
22,22
11
10,00
40
5,00
20,99
Umur Perusahaan
Umur perusahaan dihitung berdasarkan tahun berdirinya perusahaan sesuai akta
sampai tahun perusahaan tersebut melakukan penawaran saham perdanan (IPO)
di Bursa Efek Indonesia. Hasil perhitungan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 1.2
Perhitungan Umur Perusahaan
No
Kode
Tanggal
Berdiri
15/06/1974
03/03/1967
10/07/1970
02/04/1974
20/04/1989
15/03/1989
12/12/1994
09/02/1950
Tanggal
IPO
15/12/2006
01/06/2006
10/07/2006
03/07/2007
04/10/2007
08/01/2008
01/06/2009
17/12/2009
Umur
Perusahaan
32 th
39 th
36 th
33 th
18 th
19 th
15 th
59 th
1
SDRA
2
BNBA
3
BBKP
4
MCOR
5
BACA
6
BAEK
7
BPFI
8
BBTN
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dihitung berdasarkan total aktiva dari laporan keuangan
perusahaan saat perusahaan tersebut melakukan IPO.
114 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Tabel 1.3
Perhitungan Ukuran Perusahaan
Jutaan Rp
N
o
Kode
Nama Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
SDRA
BNBA
BBKP
MCOR
BACA
BAEK
BPFI
BBTN
PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
PT. Bank Bumi Arta Tbk
PT. Bank Bukopin Tbk
PT. Bank Windu Kentjana InterTbk
PT. Bank Capital Indonesia Tbk
PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk
PT. Batavia Prosperindo Finance Tbk
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Total
Aktiva
1.041.190
1.741.751
31.556.143
1.402.568
1.203.443
18.211.454
230.152
58.516.058
Reputasi Underwriter
Penggolongan underwriter didasarkan besarnya total nilai penjaminan yang telah
dilakukan oleh underwriter.
Tabel 1.4
Perhitungan Reputasi Underwriter
Nilai
Penjaminan
PT. Mandiri Sekuritas
945.716.000
PT. CIMB Securites Indonesia
945.716.000
PT. Bahana Securities
555.182.500
Rata-rata (Cut Off) =
335.509.423
PT. Indo Primier Securities
273.983.000
PT. Dinamika Usahajaya
266.600.000
PT. Kresna Graha Sekurindo Tbk
263.500.000
PT. BNI Securities
240.275.000
PT. Transpacific Sekurindo
215.000.000
PT. Makinta Securities
205.800.000
PT. Panin Sekuritas Tbk
144.600.000
PT. Sinarmas Sekuritas
125.000.000
PT. Sucorinvest Central Gani
90.250.000
PT. Danpac Sekuritas
90.000.000
Underwriter
Perusahaan
Pengguna
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 115
Return on Asset
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara Net
Income dibagi dengan Total Asset.
Tabel 1.5
Perhitungan Return on Asset
No
Nama Perusahaan
ROA (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
PT. Bank Bumi Arta Tbk
PT. Bank Bukopin Tbk
PT. Bank Windu Kentjana International Tbk
PT. Bank Capital Indonesia Tbk
PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk
PT. Batavia Prosperindo Finance Tbk
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
1,26
1,54
1,00
0,80
1,02
1,44
7,32
1,00
Pembahasan
Uji Asumsi Klasik dan Koefisien Determinasi
Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas,
dimana nilai VIP semuanya dibawah 10. Hasil pengujian autokorelasi
menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,258, dengan demikian
menunjukan terjadinya autokorelasi positif. Uji normalitas data menunjukkan
titik-titik distribusi data berada di sekitar garis lurus diagonal maka distribusi
pengamatan sama dengan distribusi uji yang berarti data terdistribusi secara
normal. Sedangkan uji heterokedastisitas menunjukkan tidak terjadi
heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar secara acak di atas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sedangkan koefisien determinasi adjusted R-square menunjukkan angka 0,897 yang
berarti model regresi sudah baik. Demikian pula statistik uji F yang menunjukkan
tingkat signifikansi dibawah α = 0,05 persen.
Koefisien Regresi
116 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
B
Std. Error
-68.154
17.810
Umur
-.424
.204
Size
-3.593
Reputasi
ROA
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-3.827
.031
-.416
-2.074
.030
.368 2.718
1.223
-.519
-2.938
.014
.184 5.442
-23.425
4.100
-1.655
-5.714
.011
.176 5.680
-3.662
1.391
-.550
-2.633
.028
.339 2.952
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS versi 19, maka
diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = -68,154 – 0,424X1 – 3,593X2 – 23,425X3 – 3,662X4
Pengaruh Umur Perusahaan
Umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing.
Hal menjelaskan bahwa umur perusahaan yang tinggi (telah lama didirikan)
dapat mengurangi tingkat ketidakpastian dan risiko yang dihadapi oleh investor.
Investor menganggap bahwa perusahaan dengan usia yang tinggi telah memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik dalam menjalankan kegiatan usaha
dan mengatasi persaingan dengan kompetitor, serta berpengalaman melalui
berbagai krisis ekonomi yang dapat menyulitkan perusahaan, sehingga investor
dan underwriter tidak perlu menetapkan harga yang terlalu underprice agar
investor mau terlibat dalam kegiatan penawaran perdana. Hasil penelitian ini
sejalan dengan temuan Sohail and Raheman (2009) pada perusahaan yang
melakukan IPO di Bursa Efek Pakistan, dan Yatim (2011) di Bursa Efek Malaysia.
Pengaruh Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing.
Hal ini dapat dijelaskan karena perusahaan yang besar umumnya lebih dikenal,
maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak daripada perusahaan
yang relatif kecil. Ukuran perusahaan yang besar (asset) juga dipahami dapat
bertahan terhadap kemungkinan ketidakpastian pada masa yang akan datang,
karena besarnya jumlah asset yang dimilikinya yang dapat menjamin
keberlangsungan perusahaan. Informasi yang memadai mengenai besarnya
ukuran perusahaan akan mengurangi tingkat ketidakpastian investor akan
prospek perusahaan kedepan. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Yuksel
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 117
and Yuksel (2004) pada perusahaan yang melakukan IPO di Istambul Stock
Exchange.
Pengaruh Reputasi Underwriter
Reputasi underwriter berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing.
Hal Hal ini dapat dijelaskan, underwriter sebagai penjamin emisi yang mempunyai
reputasi yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian yang dapat diungkapkan
oleh informasi yang didapatkan dalam prospektus dan menandai bahwa
informasi privat dari emiten mengenai prospek perusahaan di masa mendatang
tidak menyesatkan. Reputasi underwriter yang baik dan pengalaman yang
dimilikinya akan menjadi jaminan kepada investor tentang penentuan harga
terbaik saham perdana pada saat IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan
Sharma and Saraphin (2010), di Bursa Efek Rumania, Chon et. al (2010) di Bursa
Efek China, dan Diyah (2007) di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Return on Asset
Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat
underpricing. Hal ini dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang mampu
menghasilkan laba yang baik merupakan informasi penting bagi investor dalam
menanamkan modalnya. ROA yang tinggi menjadi jaminan bagi investor
mengenai jaminan atas investasinya. Perusahaan dengan ROA yang tinggi dan
stabil menjadi jaminan harga sahamnya akan berkembang pada masa yang akan
datang. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Anjad (2011) di pasar sekunder
Paskitan, dan Daughty and Jithendranathan (2011).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing saham,
yang berarti bahwa perusahaan yang telah lama didirikan memberikan
kepercayaan kepada investor sehingga nilai saham perdana dianggap lebih
murah.
2. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing
saham, yang berarti bahwa ukuran perusahaan yang besar menjadi jaminan bagi
investor akan mendapatkan imbal hasil dari penjualan saham perdananya.
3. Reputasi underwriter berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing
saham, yang berarti bahwa reputasi underwriter yang baik akan menjadi jaminan
penentuan harga terbaik pada harga saham perdana.
118 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
4. Return on Asset (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing
saham, yang berarti bahwa return on asset yang tinggi akan menjadi jaminan
untuk mendapatkan imbal hasil.
Saran-saran
1. Bagi calon investor yang ingin menanamkan modal di pasar modal, khususnya
dalam
membeli
saham
pada
pasar
perdana
hendaknya
lebih
mempertimbangkan informasi terutama mengenai informasi umur perusahaan,
Ukuran perusahaan, Reputasi Underwriter dan Return On Asset yang sesuai
dengan hasil penelitian ini berpengaruh terhadap underpricing.
2. Bagi perusahaan yang melakukan IPO di masa mendatang, disarankan untuk
memperhatikan faktor Umur, Ukuran, Reputasi Underwriter dan Return On Asset
karena semua faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu Umur,
Ukuran, Reputasi Underwriter dan Return On Asset memiliki pengaruh terhadap
underpricing. Hal ini dilakukan agar tingkat underpricing yang terjadi tidak
terlalu tinggi. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
variabel-variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011. Indonesian Capital Market Directory.
Aydin Yuksel and Asli Yuksel. 2004. The Link between IPOs Underpricing and
Trading Volume Evidence from the Istambul Stock Exchange. Faculty of
Business Administration, Bilkent University.
Betty, Randolph P. 1989. Auditor Reputation and the Pricing of Initial Public
Offering. Journal of Financial. Vol. 15.
Carter, Richard and Steve Manaster. 1990. Initial Public Offering and Underwriter
Reputation. Journal of Financial, Vol XIV, No 4, September.
Damodaran, Aswath, 2002. Investment Valuation: Tools and Techniques for
Determining the Value of Any Asset 2nd edition – Revised and Updated. New York:
John Wiley & Sons, Inc
Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BP Undip:
Semarang.
Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 119
Ghozali, Imam dan Murdik Al Mansur. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Underpricing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol 4, No 1, April.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta:
BPFE.
Ka Lok Chan, KC Jhon Wei, and Junbo Wang. 2010. Underpricing and Long Term
Performance of IPOs China. Hongkong University of Science and Tecnology.
Mary Schmit Daugherty, and Thadavillil Jithendranathan. 2011. Underpricing of
IPOs of US Family Cotrolled Business. International Reseacr Journal of finance
and economic.
Mohammad Khalid Sohail and Abdul Raheman. 2009. Determinant of underpricing
of IPOs Regarding Financial and Non Financial in Pakistan. European Journal of
Economics, Finance and Administration Science.
Puan Yatim. 2011. Underpricing and Board Structures : An Investigation of Malaysia
IPOs. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance.
Rachmawati, Diyah. 2007. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap
Tingkat Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta.
Satyendra Kumar Sharma and Ankit Seraphin. 2010. The Relationship between IPOs
Underpricing Phenomenous and the Underwriter Reputation. The Romanian
Economic Journal.
S. Kagami and S. Anjad. 2011. Investor Ineterest, Underpricing and Trading Volume
in Pakistan Secondary Market. Business and Economic Journal. Vol. 2011, BEJ 39.
Yolana, Chastina dan Martani, Dwi. 2005. Variabel-VAriabel yang Mempengaruhi
Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEI. Simposium
Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September.
120 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Download