Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter, dan Return on Equity Terhadap Tingkat Underpricing Saham di Bursa Efek Indonesia Oleh: Agus Arman Staf Pengajar Pada STIM Nitro Makassar Abstrak Pada saat pelaksanaan initial public offering (IPO) terdapat kecenderungan terjadinya underpricing. Para pemilik perusahaan menginginkan agar dapat meminimalisasi underpricing karena terjadinya underpricing akan menyebabkan transfer kemakmuran (wealth) dari pemilik kepada para investor. Apabila terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari gopublic tidak maksimum. Sebaliknya, bila terjadi overpricing, maka investor akan merugi karena mereka tidak menerima initial return. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya underpricing. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada sektor keuangan, khususnya industri perbankan yang melakukan IPO antara tahun 2005 sampai dengan 2011. Hasil penelitian menunjukkan umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing, ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing, reputasi underwriter berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing, dan return on asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Kata kunci: underpricing, umur dan ukuran perusahaan, reputasi underwriter, dan ROA. PENDAHULUAN Fenomen yang seringkali timbul pada saat penawaran saham perdana (Initial public offering=IPO) adalah terjadinya underpricing yang menunjukkan harga saham pada saat penawaran perdana relatif lebih rendah dibanding pada saat diperdagangkan di pasar sekunder. Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham jual ditentukan berdasarkan kesepakatan antara emiten dan penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga yang terjadi di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal. Apabila penentuan harga saham pada saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama, maka terjadi underpricing. Kondisi underpricing merugikan untuk perusahaan yang melakukan go public, karena dana yang diperoleh dari publik tidak maksimum. Sebaliknya jika terjadi Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 107 overpricing, maka investor akan merugi, karena mereka tidak menerima initial return (return awal). Initial return adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang bersangkutan di pasar sekunder. Para pemilik perusahaan menginginkan agar meminimalisasikan situasi underpricing, karena terjadinya underpricing akan menyebabkan transfer kemakmuran dari pemilik kepada para investor (Beatty, 1989). Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan dan menjadi bukti perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi. Dengan demikian akan mengurangi adanya informasi asimetri dan memperkecil ketidakpastian pasar yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat underpricing saham. Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh. Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai kecilnya tingkat resiko investai perusahaan berskala besar dalam jangka panjang. Rendahnya tingkat ketidakpastian perusahaan berskala besar cenderung menurunkan tingkat underpricing dan kemungkinan initial return yang akan diterima investor akan semakin rendah. Penjamin efek atau disebut underwriter, berpean didalam melakukan penjaminan atas penawaran umum suatu saham atau obligasi untuk pertama kalinya yaitu pada saat go-public. Proses penjaminan emisi ini disebut sebagai underwriting. Underwriter menjamin terjualnya saham dan menentukan harga penawaran yang tepat bersama-sama dengan emiten. Underwriter berperan sangat penting dalam proses penawaran perdana. Meskipun ada proses penunjang lainnya, lolos atau tidaknya calon emiten menjadi perusahaan publik sangat ditentukan oleh kualitas underwriter karena underwriter ikut menentukan harga saham. Reputasi underwriter ini menjadi pertimbangan bagi investor untuk melakukan investasi. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor. 108 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah umur perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi underwriter, dan return on asset berpengaruh secara simultan terhadap tingkat underpricing saham pada saat IPO? 2. Apakah umur perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi underwriter, dan return on asset berpengaruh secara parsial terhadap tingkat underpricing saham pada saat IPO? KAJIAN PUSTAKA Initial Public Offering (IPO) Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) atau yang lebih dikenal dengan istilah go public adalah kegiatan penjualan saham perdana oleh suatu perusahaan kepada masyarakat (public) di pasar modal. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan “Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya.” IPO merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana. Penawaran umum perdana merupakan suatu persyaratan yang harus dilakukan bagi emiten yang baru pertama kali menjual sahamnya di Bursa Efek. Keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public merupakan suatu keputusan yang harus diperhitungkan dengan matang karena dengan go public perusahaan dihadapkan pada beberapa konsekuensi langsung baik yang bersifat menguntungkan (benefits) maupun yang merugikan (costs). Underpricing Underpricing merupakan suatu keadaan dimana harga saham yang diperdagangkan di pasar perdana lebih rendah dibandingkan ketika diperdagangkan di pasar sekunder. Penentuan harga saham pada saat penawaran umum ke publik, dilakukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan underwriter. Sedangkan harga saham yang terjadi di pasar sekunder merupakan hasil mekanisme pasar yaitu hasil dari mekanisme penawaran dan permintaan. Caster dan Manaster (1990) menjelaskan bahwa underpricing adalah hasil dari ketidakpastian harga saham pada pasar perdana. Fenomena underpricing terjadi karena adanya mispriced di pasar perdana sebagai akibat adanya ketidakseimbangan Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 109 informasi antara pihak underwriter dengan pihak emiten, biasanya disebut asymmetry informasi. Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga perdana yang tinggi, dilain pihak, underwriter sebagai penjamin emisi menginginkan harga yang rendah demi meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Pihak underwriter kemungkinan mempunyai informasi lebih banyak dibanding pihak emiten. Kondisi asymetry informasi inilah yang menyebabkan terjadinya underpricing, dimana underwriter merupakan pihak yang memiliki banyak informasi dan menggunakan ketidaktahuan emiten untuk memperkecil resiko. Jadi, para emiten perlu mengetahui situasi pasar sebenarnya agar pada saat IPO, harga saham perusahaan tidak mengalami underpricing. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing telah banyak dilakukan diantaranya adalah penelitian yang dilakukan Ghozali (2002) yang menggunakan regresi berganda untuk menjelaskan terjadinya fenomena underpricing dengan menggunakan variabel-variabel seperti reputasi underwriter, persentase saham yang masih ditahan pemegang saham lama, skala/ukuran perusahaan, umur perusahaan, ROA dan financial leverage. Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing pada tingkat signifikansi 5%, sedangkan variabel reputasi underwriter serta variabel financial leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing pada tingkat signifikansi 10%. Dan variabel-variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Penelitian yang dilakukkan oleh Beatty (1989) menggunakan variabel independen reputasi auditor, reputasi penjamin emisi, umur perusahaan, persentase penawaran saham, tipe kontrak penjamin emisi dan indikator perusahaan minyak dan gas. Beatty mengukur pengaruhnya dengan return awal sebagai variabel dependen. Model yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan mean adjusted model. Hasil penelitian menyatakan bahwa reputasi auditor tertentu, reputasi penjamin emisi, umur perusahaan dan tipe kontrak penjamin berasosiasi negatif signifikan dengan initial return. Sedangkan variabel prosentase penawaran saham dan indikator perusahaan minyak dan gas serta reputasi auditor tertentu berasosiasi positif signifikan dengan initial return. Yolana dan Martani (2005) meneliti variabel independen kualitas underwriter, ukuran perusahaan, rata-rata kurs, ROE dan jenis industri terhadap variabel dependen initial return dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah rata-rata kurs dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap initial return, sedangkan variabel jenis industri dan ukuran perusahaan berpengaruh 110 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 negatif signifikan terhadap initial return dan variabel kualitas underwriter tidak berpengaruh signifikan. Diyah (2007) meneliti pengaruh variabel bebas reputasi underwriter, ukuran perusahaan, umur perusahaan, nilai penawaran, financial leverage, dan franctional holding terhadap variabel terikat yaitu tingkat underpricing. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa reputasi underwriter, nilai penawaran dan financial leverage berpengaruh signifikan. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan dan franctional holding memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat underpricing. Adanya hasil-hasil penelitian yang tidak konsisten mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan data dari perusahaan industri perbankan yang listed di BEI, yang melakukan IPO pada tahun 2005 sampai dengan 2011. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penjelasan harga saham yang underpricing, khususnya sektor perbankan dengan menggunakan data-data hasil IPO terbaru. Hipotesis Berdasarkan uraian pada latar belakang, tinjauan pustaka, dan penelitian terdahulu, maka disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing saham. 2. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing saham. 3. Reputasi Underwriter berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing saham. 4. Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing saham. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa umur perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi underwriter, dan return on asset (ROA) perusahaan perbankan yang melakukan IPO tahun 2005-2011. Data-data tersebut diperoleh pada kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia di Makassar. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga tahun 2012 yakni sebanyak 32 bank. Sedangkan untuk Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 111 kebutuhan penelitian, digunakan sampel sebanyak 8 bank yang masing-masing melakukan IPO antara tahun 2005 sampai dengan 2011. Bank-bank tersebut yaitu : PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk (SDRA), PT. Bank Bumi Arta, Tbk (BNBA), PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP), PT. Bank Windu Kenjtana International, Tbk (MCOR), PT. Bank Capital Indonesia, Tbk (BACA), PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk (BAEK), PT. Batavia Prosperindo Finance, Tbk (BPFI), dan PT. Bank Tabungan Negara, Tbk (BBTN). Definisi Operasional Variabel 1. Underpricing adalah penentuan harga saham pada saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama. Underpricing diukur berdasarkan perhitungan initial return dari perusahaan keuangan yang melakukan IPO, dirumuskan sebagai berikut: ( P1 – P0) IR = × 100% P0 Keterangan: IR = initial return saham masing-masing perusahaan P0 = Harga penawaran saham perdana P1 = Harga penutupan saham hari pertama di pasar sekunder 2. Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan beroperasi sejak didirikan berdasarkan akte pendirian sampai dengan melakukan penawaran umum perdana (IPO). Umur perusahaan ini dihitung dengan skala tahunan. Age = Tahun perusahaan IPO – Tahun perusahaan Berdiri 3. Untuk mengukur besarnya skala atau ukuran dari perusahaan adalah dengan melihat total aktiva dari laporan keuangan perusahaan saat perusahaan tersebut melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia. 4. Reputasi underwriter diukur berdasarkan peringkat dari presentasi nilai IPO yang dijamin oleh underwriter tersebut. Apabila underwriter termasuk dalam “5 besar”, berarti memiliki reputasi tinggi dan diberi skala 1. Sebaliknya, underwriter yang tidak termasuk dalam “5 besar” berarti tidak memiliki reputasi dan diberi skala 0. Penggolongan underwriter pada penelitian ini berdasarkan besarnya total nilai penjaminan yang telah dilakukan oleh underwriter. 5. Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan cara 112 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA dapat diukur dengan rumus : Net Income After Tax ROA = Total Asset Alat Analisis Penelitian ini menggunakan rancangan eksplanatif (konfirmatif). Desain ini digunakan karena jenis penelitian ini melakukan pengujian atau mengkonfirmasi hubungan atau pengaruh antar variabel atau konstruk. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis) dengan formulasi sebagai berikut: Y = α0 + β1X1 + β2X2+ β3 X3 + β4 X4 + e Dimana: Y = Underpricing X1 = Umur Perusahaan X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Reputasi Underwriter X4 = Return On Asset α0 = Konstanta β1… β4 = Koefisien Regresi e = Kesalahan acak (Penggangu) Selain itu, akan digunakan uji asumsi klasik yang terdiri atas uji multikolinieritas, uji auto korelasi, uji heterokedastisitas, dan uji normalitas data sebagai pendukung. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Underpricing Besarnya underpricing pada penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase selisih antara harga penutupan hari pertama di pasar sekunder (P1) dan harga penawaran perdana (offering price) (P0) di bagi harga penawaran perdana. Besarnya tingkat underpricing dari tiap-tiap perusahaan ditunjukkan pada Tabel berikut : Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 113 Tabel 1.1 Perhitungan Underpricing No Kode 1 SDRA 2 BNBA 3 BBKP 4 MCOR 5 BACA 6 BAEK 7 BPFI 8 BBTN Rata-rata Offering Price 115 160 350 200 150 1.080 110 800 Closing Price 145 235 380 225 205 1.320 121 840 Initial Underpricing Return (%) 30 26,09 75 46,88 30 8,57 25 12,50 55 36,67 240 22,22 11 10,00 40 5,00 20,99 Umur Perusahaan Umur perusahaan dihitung berdasarkan tahun berdirinya perusahaan sesuai akta sampai tahun perusahaan tersebut melakukan penawaran saham perdanan (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Hasil perhitungan diperoleh sebagai berikut : Tabel 1.2 Perhitungan Umur Perusahaan No Kode Tanggal Berdiri 15/06/1974 03/03/1967 10/07/1970 02/04/1974 20/04/1989 15/03/1989 12/12/1994 09/02/1950 Tanggal IPO 15/12/2006 01/06/2006 10/07/2006 03/07/2007 04/10/2007 08/01/2008 01/06/2009 17/12/2009 Umur Perusahaan 32 th 39 th 36 th 33 th 18 th 19 th 15 th 59 th 1 SDRA 2 BNBA 3 BBKP 4 MCOR 5 BACA 6 BAEK 7 BPFI 8 BBTN Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dihitung berdasarkan total aktiva dari laporan keuangan perusahaan saat perusahaan tersebut melakukan IPO. 114 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 Tabel 1.3 Perhitungan Ukuran Perusahaan Jutaan Rp N o Kode Nama Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 SDRA BNBA BBKP MCOR BACA BAEK BPFI BBTN PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT. Bank Bumi Arta Tbk PT. Bank Bukopin Tbk PT. Bank Windu Kentjana InterTbk PT. Bank Capital Indonesia Tbk PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk PT. Batavia Prosperindo Finance Tbk PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Total Aktiva 1.041.190 1.741.751 31.556.143 1.402.568 1.203.443 18.211.454 230.152 58.516.058 Reputasi Underwriter Penggolongan underwriter didasarkan besarnya total nilai penjaminan yang telah dilakukan oleh underwriter. Tabel 1.4 Perhitungan Reputasi Underwriter Nilai Penjaminan PT. Mandiri Sekuritas 945.716.000 PT. CIMB Securites Indonesia 945.716.000 PT. Bahana Securities 555.182.500 Rata-rata (Cut Off) = 335.509.423 PT. Indo Primier Securities 273.983.000 PT. Dinamika Usahajaya 266.600.000 PT. Kresna Graha Sekurindo Tbk 263.500.000 PT. BNI Securities 240.275.000 PT. Transpacific Sekurindo 215.000.000 PT. Makinta Securities 205.800.000 PT. Panin Sekuritas Tbk 144.600.000 PT. Sinarmas Sekuritas 125.000.000 PT. Sucorinvest Central Gani 90.250.000 PT. Danpac Sekuritas 90.000.000 Underwriter Perusahaan Pengguna 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 115 Return on Asset Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara Net Income dibagi dengan Total Asset. Tabel 1.5 Perhitungan Return on Asset No Nama Perusahaan ROA (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT. Bank Bumi Arta Tbk PT. Bank Bukopin Tbk PT. Bank Windu Kentjana International Tbk PT. Bank Capital Indonesia Tbk PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk PT. Batavia Prosperindo Finance Tbk PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1,26 1,54 1,00 0,80 1,02 1,44 7,32 1,00 Pembahasan Uji Asumsi Klasik dan Koefisien Determinasi Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas, dimana nilai VIP semuanya dibawah 10. Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,258, dengan demikian menunjukan terjadinya autokorelasi positif. Uji normalitas data menunjukkan titik-titik distribusi data berada di sekitar garis lurus diagonal maka distribusi pengamatan sama dengan distribusi uji yang berarti data terdistribusi secara normal. Sedangkan uji heterokedastisitas menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar secara acak di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan koefisien determinasi adjusted R-square menunjukkan angka 0,897 yang berarti model regresi sudah baik. Demikian pula statistik uji F yang menunjukkan tingkat signifikansi dibawah α = 0,05 persen. Koefisien Regresi 116 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B Std. Error -68.154 17.810 Umur -.424 .204 Size -3.593 Reputasi ROA Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF -3.827 .031 -.416 -2.074 .030 .368 2.718 1.223 -.519 -2.938 .014 .184 5.442 -23.425 4.100 -1.655 -5.714 .011 .176 5.680 -3.662 1.391 -.550 -2.633 .028 .339 2.952 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS versi 19, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = -68,154 – 0,424X1 – 3,593X2 – 23,425X3 – 3,662X4 Pengaruh Umur Perusahaan Umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Hal menjelaskan bahwa umur perusahaan yang tinggi (telah lama didirikan) dapat mengurangi tingkat ketidakpastian dan risiko yang dihadapi oleh investor. Investor menganggap bahwa perusahaan dengan usia yang tinggi telah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik dalam menjalankan kegiatan usaha dan mengatasi persaingan dengan kompetitor, serta berpengalaman melalui berbagai krisis ekonomi yang dapat menyulitkan perusahaan, sehingga investor dan underwriter tidak perlu menetapkan harga yang terlalu underprice agar investor mau terlibat dalam kegiatan penawaran perdana. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Sohail and Raheman (2009) pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Pakistan, dan Yatim (2011) di Bursa Efek Malaysia. Pengaruh Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Hal ini dapat dijelaskan karena perusahaan yang besar umumnya lebih dikenal, maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak daripada perusahaan yang relatif kecil. Ukuran perusahaan yang besar (asset) juga dipahami dapat bertahan terhadap kemungkinan ketidakpastian pada masa yang akan datang, karena besarnya jumlah asset yang dimilikinya yang dapat menjamin keberlangsungan perusahaan. Informasi yang memadai mengenai besarnya ukuran perusahaan akan mengurangi tingkat ketidakpastian investor akan prospek perusahaan kedepan. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Yuksel Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 117 and Yuksel (2004) pada perusahaan yang melakukan IPO di Istambul Stock Exchange. Pengaruh Reputasi Underwriter Reputasi underwriter berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Hal Hal ini dapat dijelaskan, underwriter sebagai penjamin emisi yang mempunyai reputasi yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian yang dapat diungkapkan oleh informasi yang didapatkan dalam prospektus dan menandai bahwa informasi privat dari emiten mengenai prospek perusahaan di masa mendatang tidak menyesatkan. Reputasi underwriter yang baik dan pengalaman yang dimilikinya akan menjadi jaminan kepada investor tentang penentuan harga terbaik saham perdana pada saat IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Sharma and Saraphin (2010), di Bursa Efek Rumania, Chon et. al (2010) di Bursa Efek China, dan Diyah (2007) di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Return on Asset Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Hal ini dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang mampu menghasilkan laba yang baik merupakan informasi penting bagi investor dalam menanamkan modalnya. ROA yang tinggi menjadi jaminan bagi investor mengenai jaminan atas investasinya. Perusahaan dengan ROA yang tinggi dan stabil menjadi jaminan harga sahamnya akan berkembang pada masa yang akan datang. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Anjad (2011) di pasar sekunder Paskitan, dan Daughty and Jithendranathan (2011). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing saham, yang berarti bahwa perusahaan yang telah lama didirikan memberikan kepercayaan kepada investor sehingga nilai saham perdana dianggap lebih murah. 2. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing saham, yang berarti bahwa ukuran perusahaan yang besar menjadi jaminan bagi investor akan mendapatkan imbal hasil dari penjualan saham perdananya. 3. Reputasi underwriter berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing saham, yang berarti bahwa reputasi underwriter yang baik akan menjadi jaminan penentuan harga terbaik pada harga saham perdana. 118 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 4. Return on Asset (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap underpricing saham, yang berarti bahwa return on asset yang tinggi akan menjadi jaminan untuk mendapatkan imbal hasil. Saran-saran 1. Bagi calon investor yang ingin menanamkan modal di pasar modal, khususnya dalam membeli saham pada pasar perdana hendaknya lebih mempertimbangkan informasi terutama mengenai informasi umur perusahaan, Ukuran perusahaan, Reputasi Underwriter dan Return On Asset yang sesuai dengan hasil penelitian ini berpengaruh terhadap underpricing. 2. Bagi perusahaan yang melakukan IPO di masa mendatang, disarankan untuk memperhatikan faktor Umur, Ukuran, Reputasi Underwriter dan Return On Asset karena semua faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu Umur, Ukuran, Reputasi Underwriter dan Return On Asset memiliki pengaruh terhadap underpricing. Hal ini dilakukan agar tingkat underpricing yang terjadi tidak terlalu tinggi. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011. Indonesian Capital Market Directory. Aydin Yuksel and Asli Yuksel. 2004. The Link between IPOs Underpricing and Trading Volume Evidence from the Istambul Stock Exchange. Faculty of Business Administration, Bilkent University. Betty, Randolph P. 1989. Auditor Reputation and the Pricing of Initial Public Offering. Journal of Financial. Vol. 15. Carter, Richard and Steve Manaster. 1990. Initial Public Offering and Underwriter Reputation. Journal of Financial, Vol XIV, No 4, September. Damodaran, Aswath, 2002. Investment Valuation: Tools and Techniques for Determining the Value of Any Asset 2nd edition – Revised and Updated. New York: John Wiley & Sons, Inc Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BP Undip: Semarang. Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter...(Agus Arman) 119 Ghozali, Imam dan Murdik Al Mansur. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 4, No 1, April. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE. Ka Lok Chan, KC Jhon Wei, and Junbo Wang. 2010. Underpricing and Long Term Performance of IPOs China. Hongkong University of Science and Tecnology. Mary Schmit Daugherty, and Thadavillil Jithendranathan. 2011. Underpricing of IPOs of US Family Cotrolled Business. International Reseacr Journal of finance and economic. Mohammad Khalid Sohail and Abdul Raheman. 2009. Determinant of underpricing of IPOs Regarding Financial and Non Financial in Pakistan. European Journal of Economics, Finance and Administration Science. Puan Yatim. 2011. Underpricing and Board Structures : An Investigation of Malaysia IPOs. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance. Rachmawati, Diyah. 2007. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Tingkat Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. Satyendra Kumar Sharma and Ankit Seraphin. 2010. The Relationship between IPOs Underpricing Phenomenous and the Underwriter Reputation. The Romanian Economic Journal. S. Kagami and S. Anjad. 2011. Investor Ineterest, Underpricing and Trading Volume in Pakistan Secondary Market. Business and Economic Journal. Vol. 2011, BEJ 39. Yolana, Chastina dan Martani, Dwi. 2005. Variabel-VAriabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEI. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September. 120 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012