pengembangan alat peraga

advertisement
UPAYA MENGATASI KETERBATASAN
PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA DI SMA/MA
MELALUI PENGEMBANGAN ALAT PERAGA
PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL
Abdul Hadi, Lubna Baradja, Ismunandar
Kelompok Keahlian Kimia Anorganik dan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2009
ABSTRAK
UPAYA MENGATASI KETERBATASAN
PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA DI SMA/MA
MELALUI PENGEMBANGAN ALAT PERAGA
PRAKTIKUM KIMIA SKALA KECIL
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena itu,
pembelajaran kimia di sekolah harus disertai dengan kegiatan praktikum. Sebagai
usaha untuk melengkapi peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum, maka
diperlukan pengembangan alat peraga, yang salah satunya adalah pengembangan
alat peraga praktikum kimia skala kecil. Penelitian ini bertujuan membuat alat
peraga kimia skala kecil, melakukan pengujian terhadap alat peraga yang dibuat,
melakukan perbandingan alat peraga kimia yang dibuat terhadap alat peraga
sejenis yang sudah ada, serta mengaitkan pemanfaatannya dalam kegiatan
praktikum kimia di sekolah menengah. Langkah-langkah dalam pembuatan alat
peraga kimia skala kecil ini adalah mempelajari kurikulum SMA yang terkait,
menentukan alat yang akan dibuat, membuat desain alat, membuat alat sesuai
desain, melakukan pengujian alat, penyempurnaan alat, dan mengevaluasi alat
dari segi kelayakannya untuk dipergunakan dalam pembelajaran kimia di SMA.
Alat peraga praktikum kimia skala kecil yang dihasilkan dari penelitian ini adalah
berupa alat peraga yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan praktikum kimia
skala kecil pada materi stoikiometri, larutan elektrolit dan non elektrolit,
elektrokimia, dan reaksi yang menghasilkan gas. Dibandingkan alat sejenis alat
peraga yang dibuat memiliki kelebihan diantaranya: menggunakan alat/bahan
yang mudah didapat, berbiaya murah, aman, praktis, mudah digunakan, memiliki
akurasi yang cukup baik, hanya menggunakan sedikit bahan kimia, menghasilkan
sedikit
limbah, tidak dituntut laboratorium
khusus,
dan dapat
menjelaskan/membuktikan konsep-konsep/gejala-gejala yang sedang dipelajari.
Dari penelitian ini diharapkan alat peraga yang dibuat dapat dijadikan sebagai
alternatif peralatan laboratorium, disamping dapat memicu agar guru/siswa dapat
berinisiatif membuat alat yang mirip atau mengembangkan untuk praktikum
lainnya.
2
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini
dilakukan untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada praktisi pendidikan
atau pengambil kebijakan dalam pendidikan tentang suatu Inovasi dalam
Pembelajaran Praktikum Kimia.
Pada kesempatan ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga penelitian ini dapat dilakukan.
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Bandung, April 2009
Penulis,
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................
ii
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
ix
BAB I. Pendahuluan ........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
3
1.3 Tujuan...................................................................................................
4
1.4 Batasan Masalah ...................................................................................
4
BAB II Kajian Teori.........................................................................................
6
2.1 Ilmu Kimia dan Kegiatan Praktikum ...................................................
6
2.2 Pengertian Alat Peraga .........................................................................
8
2.3 Tinjauan terhadap Pengembangan Alat Peraga Praktikum Kimia
Skala Kecil ...........................................................................................
9
2.4 Alat yang Dijadikan Model Penelitian ................................................. 11
2.5 Tinjauan Komponen dan Praktikum dalam KTSP Kimia SMA/MA ... 14
BAB III Metodologi ......................................................................................... 17
3.1
Langkah-langkah Pembuatan Alat Peraga ........................................... 17
3.2
Langkah-langkah Pembuatan Modul Praktikum .................................. 18
3.3
Metoda yang Digunakan untuk Uji Coba Alat Peraga ......................... 19
BAB IV Hasil dan Pembahasan ....................................................................... 21
4.1
Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil ........................................... 24
4.2
Perbandingan Alat Peraga yang Dibuat dengan Alat Peraga Sejenis dari
Produk Lain .......................................................................................... 29
4.3
Keterkaitan Pemanfaatan Alat Peraga yang Dibuat dengan Kurikulum di
Sekolah Menengah Atas ....................................................................... 32
BAB V Kesimpulan dan saran ......................................................................... 34
5.1
Kesimpulan........................................................................................... 34
4
5.2
Saran ..................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36
LAMPIRAN ..................................................................................................... 38
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema rangkaian alat peraga kombo pengaduk magnetik,
pemanas dan uji hantaran larutan................................................ 38
Lampiran 2 Skema rangkaian pemanas .......................................................... 39
Lampiran 3 Daftar alat/bahan yang digunakan dalam pembuatan
alat peraga ................................................................................... 40
Lampiran 4 Daftar bahan kimia yang digunakan dalam pengujian
alat peraga ................................................................................... 41
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Alat peraga kimia dari Pudak Scientific ................................
10
Gambar 2.2
Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil dari Micrecol ......
10
Gambar 2.3
Buku Permainan Kimia ..........................................................
11
Gambar 2.4
Pengaduk magnetik standar ...................................................
12
Gambar 2.5
Generator gas .........................................................................
12
Gambar 2.6
Alat peraga pengukuran potensial sel ....................................
13
Gambar 2.7
Alat peraga elektrolisis ...........................................................
13
Gambar 2.8
Alat peraga untuk mengetahui larutan elektrolit
dan non elektrolit....................................................................
13
Gambar 4.1
Alat peraga praktikum kimia skala kecil ................................
24
Gambar 4.2
Alat peraga kombo pengaduk magnetik, pemanas,
dan uji hantaran larutan ..........................................................
25
Gambar 4.3
Tabung Mini ...........................................................................
26
Gambar 4.4
Tabung bentuk W ...................................................................
26
Gambar 4.5
Pembakar spiritus ...................................................................
27
Gambar 4.6
Pipet plastik dan jarum suntik ................................................
27
Gambar 4.7
Elektroda besi, karbon, seng, magnesium, tembaga ..............
28
Gambar 4.8
Mutimeter Digital ...................................................................
28
Gambar 4.9
Halaman depan buku Panduan Praktikum Kimia
Skala Kecil .............................................................................
7
33
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Materi Kimia dalam KTSP yang Dilakukan dengan Praktikum.... 22
Tabel 4.2
Perbandingan Alat Peraga yang Dibuat dengan Alat Peraga
dari Produk Lain ............................................................................ 32
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen.
Oleh karena itu,
pembelajaran kimia di sekolah harus disertai dengan kegiatan praktikum. Salah
satu sasaran praktikum adalah menuntun dan melatih siswa untuk berfikir dari
kongkrit ke abstrak.
Belajar akan bermakna jika siswa mampu mengaitkan
konsep yang bersifat logik abstrak dengan pengalaman nyata baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam skala laboratorium.
Melalui kegiatan praktikum siswa akan mendapatkan konsep yang dipelajari
melalui pengalaman langsung, mengamati, menafsirkan, meramalkan serta
mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama kegiatan
praktikum berlangsung.
Dalam pembelajaran kimia, eksperimen, deskripsi, dan teori dipadukan dan saling
berkaitan. Dalam hal tertentu, eksperimen digunakan untuk melihat persoalan dan
mengembangkan pola konsep serta teori, namun bukan untuk mengilustrasikan
teori yang sudah diajarkan. Pengalaman kerja laboratorium berpengaruh secara
langsung pada kemampuan intelektual dan kemampuan proses ilmiah.
Kemampuan proses ilmiah dan kemampuan intelektual ini dapat menghindari
kesalahan pemahaman pada konsep.1 Penggunaan media laboratorium (dan alat
bantu belajar) juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, kegiatan
laboratorium akan mampu meningkatkan minat dan daya tarik siswa dalam
mempelajari ilmu kimia melalui pengalaman nyata.
Dengan demikian,
penggunaan laboratorium pada pembelajaran memiliki peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan pemahaman siswa serta menghindari terjadinya
kesalahan pemahaman konsep. 2
Begitu pentingnya kegiatan laboratorium dalam mengaplikasikan sains, maka
sejak tahun 1882, Departemen Pendidikan Kerajaan Inggris mengemukakan
bahwa pembelajaran sains di sekolah harus disertai dengan eksperimen, meskipun
dalam pelaksanaannya dilakukan demonstrasi oleh guru. 3
9
Berdasarkan hasil studi ditemukan sejumlah fakta bahwa guru di Indonesia masih
kurang memanfaatkan kegiatan praktikum sebagai salah satu kegiatan dalam
proses belajar mengajar. Kondisi ini disebabkan beberapa hal, antara lain:4
a. Keterampilan guru dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dan penggunaan alat
belum memadai.
b. Penuntun praktikum belum baku sehingga berbeda-beda antar sekolah.
c. Peralatan praktikum yang tersedia tidak mencukupi dari jumlah idealnya
bahkan ada yang tidak memilikinya.
d. Banyak sekolah mengalami kesulitan dalam pengadaan bahan praktikum.
e. Minimnya tenaga laboran di sekolah-sekolah, sehingga guru harus bekerja
sendiri dalam mempersiapkan praktikum.
f. Karena materi pelajaran yang padat, maka guru hanya memiliki waktu yang
sedikit dalam melaksanakan praktikum.
g. Kurangnya pemahaman pentingnya praktikum dalam mengaplikasikan sains.
Selain itu, peralatan dan buku praktikum kimia yang ada di pasaran masih
menggunakan bahan-bahan kimia yang dalam segi jumlah cukup banyak dan alat
yang sukar didapat, sehingga guru mengalami kesulitan melaksanakannya.
Sedangkan buku praktikum yang khusus membahas praktikum skala kecil dengan
penggunaan peralatan dan bahan kimia yang mudah didapat masih sulit
ditemukan.
Selama ini, praktikum kimia yang dilakukan di sekolah adalah dengan
menggunakan peralatan standar pabrik dengan pemakaian bahan kimia yang
cukup banyak. Hal ini menyebabkan anggaran yang disediakan oleh instansi
pendidikan menjadi cukup besar karena harga peralatan dan bahan-bahan kimia
cukup mahal.
Ada beberapa alasan yang mendukung perlunya alat peraga praktikum kimia skala
kecil ini dibuat, yaitu:
a. Penggunaan alat peraga praktikum kimia skala kecil yang mudah, maka tidak
diperlukan keterampilan khusus dalam menggunakannya.
b. Membantu dalam pembelajaran kimia sehingga penyampaian konsep menjadi
lebih bermakna.
10
c. Dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat, sehingga guru atau siswa dapat
membuat dan mengembangkannya sendiri. Dengan demikian ketidaktersediaan
alat peraga praktikum kimia di sekolah bisa teratasi.
d. Dengan penggunaan sedikit bahan kimia dan alat yang praktis, maka tidak
diperlukan persiapan khusus, sehingga ketiadaan tenaga laboran dan
keterbatasan waktu bukanlah suatu masalah untuk melakukan praktikum kimia
di sekolah.
e. Menekan biaya kegiatan praktikum, karena menggunakan sedikit bahan kimia
dan peralatan sederhana.
Alat peraga ini dapat dijadikan sebagai alternatif peralatan laboratorium,
disamping dapat memicu agar guru/siswa dapat berinisiatif membuat alat yang
mirip atau mengembangkannya untuk praktikum lainnya. Selain itu, penggunaan
alat peraga skala kecil ini dapat dianggap sebagai upaya meragamkan sumber
belajar, agar siswa dapat membangun pengetahuan dan keterampilan serta sikap
yang sesuai dengan kompetensi yang disarankan kurikulum.
1.2
Rumusan Masalah
Praktikum kimia skala kecil hanyalah proses perubahan dalam melaksanakan
praktikum kimia dari skala makro ke skala yang lebih kecil. Dalam melaksanakan
praktikum kimia yang sama, pada skala makro digunakan banyak bahan kimia,
sedangkan pada praktikum kimia skala kecil digunakan sedikit bahan kimia.
Praktikum kimia skala kecil telah mulai dirintis sejak lebih dari satu dekade yang
lalu di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, dan beberapa negara maju di
Asia.5 Beberapa faktor yang menyebabkannya sangat berkembang adalah harga
peralatan yang murah, lebih aman dibandingkan skala makro karena
menggunakan sedikit bahan kimia, pelaksanaan praktikum lebih cepat sehingga
memberi peluang lebih banyak untuk menyelesaikan tes, diskusi, dan analisis,
tidak memerlukan laboratorium khusus, dan ramah lingkungan karena sedikit
limbah.6
Di Indonesia, praktikum kimia skala kecil ini belum begitu berkembang. Hal ini
lebih banyak disebabkan oleh kurangnya informasi kepada guru bahwa praktikum
11
kimia di sekolah dapat di lakukan dengan skala kecil dan alat yang sederhana.
Selain itu, peralatan kimia skala kecil yang diproduksi secara khusus oleh
produsen di Indonesia masih sulit ditemukan.
Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa untuk melakukan praktikum kimia
skala kecil diperlukan modifikasi atau pengembangan dari peralatan dan petunjuk
praktikum, yang salah satunya dengan menggunakan bahan sederhana dan mudah
didapat.
1.3
Tujuan
Dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan :
a. Membuat alat peraga kimia yang dapat dipergunakan untuk melakukan
praktikum kimia skala kecil.
b. Melakukan pengujian terhadap alat peraga kimia yang dibuat.
c. Melakukan perbandingan terhadap alat peraga kimia yang dibuat terhadap alat
peraga sejenis yang sudah ada.
d. Mengaitkan penggunaan alat peraga yang dibuat dengan kurikulum
pembelajaran kimia di sekolah menengah atas.
1.4
Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini dibatasi pada dihasilkannya suatu alat
peraga dan modul praktikum yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan
praktikum kimia skala kecil pada materi: stoikiometri, larutan elektrolit dan non
elektrolit, elektrokimia, dan kimia unsur (pembentukan gas karbon dioksida, dan
amonia).
12
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian atau kajian pustaka yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti, diantara adalah ilmu kimia dan kegiatan praktikum,
pengertian alat peraga, tinjauan terhadap pengembangan alat peraga praktikum
kimia skala kecil, dan alat yang dijadikan model penelitian, serta tinjauan
komponen dan praktikum dalam KTSP Kimia SMA/MA.
2.1
Ilmu Kimia dan Kegiatan Praktikum
Ilmu kimia pada dasarnya adalah bersifat percobaan. Belajar bermakna akan
terjadi jika siswa mampu mengaitkan konsep yang bersifat logika abstrak dengan
pengalaman nyata baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam skala
laboratorium.2
Konsep-konsep yang abstrak hanya dapat dipahami oleh siswa dengan baik jika
siswa sudah mencapai tingkat intelektual berpikir formal. Salah satu faktor yang
mempengaruhi
pencapaian
tingkat
intelektual
berpikir
formal
adalah
bertambahnya pengalaman alamiah yang dihasilkan dari interaksi individu dengan
sesamanya atau dengan pengetahuan yang baru. Pelaksanaan praktikum atau
eksperimen yang benar yakni bertujuan menemukan konsep, dan melibatkan
siswa secara aktif akan mampu mengurangi tingkat keabstrakan konsep dan
kemungkinan terjadinya salah konsep.2 Melalui kegiatan praktikum siswa akan
mendapatkan konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung, mengamati,
menafsirkan, meramalkan serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama
kegiatan praktikum berlangsung.5
Tujuan praktikum diantaranya meliputi beberapa keluaran, yaitu : pemahaman
konsep, pemahaman isi, keterampilan penalaran saintifik, kognisi yang lebih
tinggi, keterampilan laboratorium, sikap terhadap sains, pemahaman sifat kerja
sains. 5
a. Pemahaman konsep
Melalui kegiatan praktikum diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep
kimia yang telah dipelajari. Apabila konsepnya dikuasai dengan baik, maka
13
tidak diragukan lagi pemahaman lebih lanjut tentang kimia, termasuk yang
aplikatif, akan jauh lebih mudah dan bermanfaat.
b. Pemahaman isi
Kegiatan praktikum diharapkan menimbulkan bahan diskusi dan membuahkan
pengetahuan baru atau pemahaman konsep yang lebih baik dari sebelumnya.
Disamping itu, seringkali terjadi selama melakukan percobaan di laboratorium
ditemukan beberapa hal baru yang tidak terduga.
c. Keterampilan penalaran saintifik
Melalui praktikum diharapkan dapat mengasah kemampuan praktikan untuk
mencari tahu sebab akibat dari suatu fenomena yang terjadi selama mereka
praktikum, dan kemampuan ini diharapkan akan terus bisa dimiliki oleh
praktikan untuk menjawab fenomena-fenomena baru yang mereka temukan di
masa mendatang dalam kehidupannya.
d. Kognisi yang lebih tinggi
Melalui praktikum diharapkan praktikan mampu secara bertahap memahami
fenomena kimia yang terjadi. Kemudian praktikan harus memberikan
pembahasan mengenai fenomena tersebut secara sistematis dari mulai
fenomena mendasar hingga yang lebih kompleks
e. Keterampilan laboratorium
Melalui praktikum diharapkan praktikan mendapat keterampilan laboratorium
yang baik dalam melakukan praktikum di laboratorium.
f. Sikap terhadap sains
Dengan praktikum diharapkan sikap terhadap sains, khususnya kimia, dapat
lebih baik dan mendapat apresiasi yang baik dari publik pada umumnya.
g. Pemahaman sifat kerja sains
Semua metode saintifik yang dilakukan dalam melakukan suatu percobaan
diterapkan secara terintegrasi dalam praktikum. Dengan demikian diharapkan
para praktikan terbiasa menggunakan metode saintifik ini dalam memecahkan
berbagai permasalahan di sekitarnya, bukan hanya kimia, melainkan
pengetahuan secara lebih luas lagi.
14
Dalam setiap pelaksanaan praktikum, tentu saja pada kenyataannya tidak semua
aspek keluaran di atas bisa dicapai, tetapi paling tidak, ada satu atau beberapa
tujuan tersebut yang bisa diwujudkan.
2.2
Pengertian Alat Peraga
Secara umum pengertian alat peraga adalah benda atau alat-alat yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika benda atau alat tersebut
digunakan untuk pembelajaran kimia, benda atau alat itu disebut sebagai alat
peraga kimia.8
Regional
Education
Centre
of
Science
and
Mathematic
(RECSAM),
mengelompokkan alat peraga sebagai berikut : 9
a. Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung
untuk membentuk suatu konsep. Contoh alat praktek IPA: termometer.
Termometer dapat digunakan untuk menanamkan konsep suhu dan kalor. Alat
praktik IPA digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum dan eksperimen.
b. Alat peraga, adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan
memahami suatu konsep secara tidak langsung. Termasuk ke dalam kelompok
ini antara lain: model, karta, dan poster.
c. Alat
pendukung,
adalah
alat
yang
sifatnya
mendukung
jalannya
percobaan/eksperimen atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh alat
yang termasuk kelompok ini adalah pembakar spiritus, papan flanel, OHP, dan
sebagainya.
Berdasarkan pengelompokan alat peraga dari RESCAM, maka alat peraga yang
dibuat pada penelitian ini dikelompokkan sebagai alat praktik, karena alat yang
dibuat digunakan untuk melakukan praktikum kimia skala kecil.
2.3
Tinjauan terhadap Pengembangan Alat Peraga Praktikum Kimia Skala
Kecil
Kegiatan praktikum kimia di sekolah selama ini dilakukan di laboratorium dengan
peralatan kimia standar pabrik (tradisional) dan memakai bahan kimia yang
banyak. Sebagai konsekuensinya diperlukan biaya yang cukup besar untuk
kegiatan praktikum tersebut. Kegiatan praktikum sesungguhnya tidak selalu harus
15
berlangsung di laboratorium dan menggunakan alat yang mahal dan canggih.
Eksperimen dapat dilakukan di mana saja dengan bahan yang biasa dikenal oleh
siswa sehari-hari dan alat-alat yang murah. Sebagai contoh, penggunaan pelat
mikro plastik sebagai salah satu kit yang dijadikan sebagai alternatif penggunaan
gelas-gelas kimia berukuran besar yang mudah pecah, gelas ukur dapat digantikan
fungsinya dengan bejana plastik yang dikalibrasi sendiri volumenya.10 Demikian
pula untuk demonstrasi sel Galvani seperti yang dilakukan oleh Lise Kvittengen et
al, adalah mempergunakan tabung suntik.11 Sementara pada penentuan potensial
sel dapat dilakukan dengan menggunakan pipet plastik yang dipasang elektroda
dan jembatan garam.12
Di Indonesia, alat peraga yang khusus dibuat produsen untuk praktikum skala
kecil masih sukar ditemukan. Pada umumnya alat peraga praktikum kimia yang
diproduksi di Indonesia masih berupa peralatan standar. Sebagai contoh adalah kit
praktikum kimia yang diproduksi oleh Pudak Scientific masih menggunakan alat
standar dan menggunakan banyak bahan kimia, seperti pada gambar 2.1.
Gambar 2-1. Alat Peraga Kimia dari Pudak Scientific13
Sedangkan di luar negeri alat peraga praktikum kimia skala kecil sudah banyak di
produksi. Sebagai contoh alat elektrolisis dari Boreal North West, kit praktikum
kimia dari MRI Florida Division, microscale chemistry dari The Royal Society of
Chemistry, microscale chemistry dari micrecol, dan produk dari Sueward High
School Nebraska. Gambar 2.2 menunjukkan contoh alat peraga untuk praktikum
kimia skala kecil dari micrecol.
16
Gambar 2-2. Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil dari Micrecol14
Di pasaran, telah mulai ada buku praktikum atau demonstrasi kimia, seperti buku
Permainan Kimia. Namun masih menggunakan bahan-bahan kimia yang sukar
didapat, sehingga guru mengalami kesulitan melaksanakannya. Disamping itu
materi demonstrasi yang disajikan tidak mengacu kepada materi pada kelas
tertentu di SMA/MA. Demikian juga buku Petunjuk Praktikum Kimia dari
Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama masih menggunakan
peralatan standar. Sedangkan buku praktikum kimia skala kecil sejauh
pengetahuan penulis belum ditemukan di Indonesia. Gambar 2.3 memperlihatkan
salah satu buku demostrasi kimia yang berjudul Permainan Kimia.
17
Gambar 2-3. Buku Permainan Kimia13
2.4
Alat yang Dijadikan Model Penelitian
Melakukan praktikum kimia di sekolah bukanlah kegiatan yang mudah untuk
dilakukan. Untuk mempersiapkan alat dan bahan diperlukan waktu yang cukup
lama. Sedangkan waktu yang tersedia untuk kegiatan praktikum sangat singkat.
Keadaan ini diperparah lagi dengan jumlah siswa yang banyak sedangkan
peralatan praktikum tidak mencukupi. Hal ini mengakibatkan kurang efektifnya
pelaksanaan praktikum.
Dalam mempersiapkan bahan kimia, misalnya larutan yang dibuat dari zat padat
yang dilarutkan dalam pelarut, guru cukup direpotkan dengan proses pengadukan
atau pemanasan. Guru melakukan pengadukan/pemanasan secara manual tanpa
menggunakan alat otomatis seperti pengaduk magnetik. Hal ini tentu saja
mengakibatkan penggunaan waktu tidak efisien dan praktikum/demonstrasi yang
memerlukan pengadukan otomatis juga tidak bisa dilakukan. Sedangkan untuk
membeli alat pengaduk magnetik seperti pada gambar 2.4 harganya cukup mahal,
selain itu alat ini sulit ditemukan di daerah.
18
Gambar 2-4. Pengaduk magnetik standar15
Untuk melakukan praktikum reaksi kimia yang menghasilkan gas diperlukan alat
generator gas. Dalam merangkai alat generator gas seperti pada gambar 2.5 cukup
sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama . Disamping pada umumnya alat
seperti ini tidak dimiliki sekolah.
Gambar 2-5. Generator Gas16
Demikian pula untuk praktikum elektrokimia dan pengujian larutan elektrolit dan
non elektrolit diperlukan peralatan khusus yang terpisah-pisah, sehingga dianggap
tidak praktis. Gambar 2.6 memperlihatkan alat peraga untuk mengukur potensial
sel.
19
Gambar 2-6. Alat peraga pengukuran potensial sel17
Gambar 2.7 memperlihatkan alat peraga untuk melakukan proses elektrolisis.
Gambar 2-7. Alat peraga elektrolisis18
Gambar 2.8 memperlihatkan alat peraga untuk mengetahui larutan elektrolit dan
non elektrolit.
Gambar 2-8. Alat peraga untuk mengetahui larutan elektrolit dan non elektrolit19
20
Dengan ketidakpraktisan alat praktikum selama ini, maka bisa dipahami kalau
guru kimia tidak melakukan praktikum. Sedangkan dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), guru dituntut untuk melakukan kegiatan praktikum
tersebut.20
Oleh karena, itu perlu dicari alternatif untuk membuat alat peraga kimia yang bisa
digunakan secara lebih praktis, mudah, murah, dan menggunakan sedikit bahan
kimia, yang salah satunya adalah alat peraga praktikum kimia skala kecil yang
dibuat pada penelitian ini.
2.5
Tinjauan Komponen dan Praktikum dalam KTSP Kimia SMA/MA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.20
Dalam pendidikan IPA dikenal istilah proses IPA. Hubungan antara produk IPA
dengan proses IPA adalah satu kesatuan karena jika kita hanya mengajarkan
produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, atau teori pada siswa tanpa
mengajarkan proses IPA maka yang diajarkan bukan IPA. Dengan demikian,
dalam pengajaran IPA penekanannya jangan terlalu berlebihan pada konsep tanpa
mempertimbangkan pada proses atau sebaliknya. Kegiatan pengamatan dan
percobaan IPA melalui pendekatan eksperimen diharapkan dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan yang muncul dari
pengalaman siswa, mengembangkan konsep dasar, belajar dan mempraktekkan
keterampilan dan memanipulasi, meningkatkan rasa ingin tahu melalui observasi
dan percobaan, mengembangkan keterampilan bahasa dan berkomunikasi,
21
merangsang minat dan kreativitas serta memperoleh rasa percaya diri dalam
mengendalikan situasi baru.
Kegiatan pembelajaran IPA yang dilaksanakan dengan aktif, tidak ceramah atau
verbalistik, serta tidak terlalu berorientasi pada penghafalan istilah atau konsepkonsep IPA secara kaku diharapkan akan lebih menyenangkan dan dapat
meningkatkan keterampilan proses IPA siswa. Dengan demikian siswa bukan
hanya sekedar menghafal, tetapi juga berpikir sebab akibat dan cara
menyelesaikannya. Siswa perlu diberikan kesempatan luas untuk menggunakan
dan mengembangkan keterampilan visual dan alat indera sehingga siswa dapat
mengumpulkan informasi dengan cara yang sesuai dengan gaya pengetahuan
masing-masing.21
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek
ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang
pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
teori. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran
kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran.
Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia
sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab
itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan
karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Salah satu tujuan pelajaran kimia SMA/MA adalah memperoleh pengalaman
dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana
peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan
22
melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data,
serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.20
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa kegiatan praktikum di SMA/MA
adalah kegiatan yang sangat penting dan harus dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan pelajaran kimia.
23
BAB III
METODOLOGI
3.1
Langkah-langkah Pembuatan Alat Peraga
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan alat peraga kimia adalah
sebagai berikut :
a. Mempelajari kurikulum terutama yang berkenaan dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan materi pokok pembelajaran.
Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas.
b. Menentukan alat peraga yang akan dibuat atau dikembangkan.
Alat peraga yang dibuat pada penelitian ini adalah alat peraga yang dapat
dipergunakan untuk melakukan praktikum kimia skala kecil. Alat peraga ini
merupakan penyatuan dari beberapa alat peraga, yaitu berupa alat kombo yang
terdiri atas pengaduk magnetik, pemanas, uji larutan, dan sumber arus untuk
melakukan proses elektrolisis.
c. Membuat desain alat peraga.
Alat peraga dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik dari segi penampilan,
dan praktis dalam penggunaannya.
d. Menyiapkan alat, dan bahan yang diperlukan.
Alat dan bahan yang diperlukan dapat dilihat dalam modul praktikum.
e. Membuat alat sesuai rancangan (desain).
Setelah semua alat dan bahan telah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah
membuat alat peraga sesuai dengan rancangan. Skema rangkaian alat peraga
dapat dilihat dalam modul praktikum.
f. Mengujicoba alat yang telah dibuat.
Uji coba alat peraga dilakukan untuk mengetahui kinerja dari alat peraga yang
dibuat.
g. Menyempurnakan alat/bagian komponen alat jika masih ada kekurangan.
Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan alat jika pada hasil uji coba masih
ditemukan kekurangan.
24
h Mengevaluasi alat peraga yang telah dibuat.
Dari hasil uji coba dilakukan evaluasi mengenai kelayakan penggunaannya
dalam kegiatan praktikum kimia skala kecil.
3.2
Langkah-langkah Pembuatan Modul Praktikum
Setelah alat peraga selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membuat
modul
praktikum
dengan
memberdayakan
alat
kimia
tersebut
dalam
pembelajaran. Modul praktikum yang dibuat disesuaikan dengan materi
kurikulum KTSP Kimia SMA. Modul praktikum dibuat merujuk kepada petunjuk
praktikum kimia yang sudah ada, diantaranya petunjuk praktikum kimia yang
diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan dari
http://chemed.chem.purdue.edu/demos/main_pages/11.1.html, dengan melakukan
modifikasi yang disesuaikan dengan keperluan praktikum kimia skala kecil.
Langkah-langkah pembuatan modul tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan praktikum.
Tujuan dibuat agar praktikan mengetahui sasaran yang ingin dicapai dari
praktikum yang dilakukan. Dengan demikian praktikan dapat mengambil
kesimpulan yang tepat pada akhir praktikum.
b. Menentukan teori dasar
Teori dasar hanya memuat secara singkat teori yang berhubungan dengan
praktikum tersebut. Tujuannya adalah memberikan gambaran singkat teori
yang mendasari percobaan tersebut dan agar praktikan lebih termotivasi untuk
mencari tahu tentang teori dasar praktikum tersebut.
c. Menentukan alat dan bahan yang diperlukan
Peralatan yang digunakan adalah alat peraga yang dibuat dari penelitian ini dan
menggunakan sedikit bahan kimia.
d. Menentukan cara kerja
Cara kerja dibuat agar praktikan mengetahui langkah-langkah kerja yang
dilakukan, sehingga dapat melakukan praktikum dengan benar.
e. Menentukan format pengamatan
Format pengamatan dibuat dengan tujuan agar praktikan dapat mencatat setiap
hasil yang diperoleh dari pengamatan.
25
f. Menentukan pertanyaan-pertanyaan evaluasi
Praktikan dituntun oleh pertanyaan singkat seputar praktikum tersebut dalam
modul, dengan tujuan agar praktikan bisa menemukan sendiri jawabannya
setelah melakukan sendiri praktikum.
3.3
Metoda yang Digunakan untuk Uji Coba Alat Peraga
Untuk mengetahui kerja dari alat peraga yang dibuat, maka dilakukan beberapa
percobaan yang berhubungan dengan fungsi alat dan modul praktikum yang
dibuat. Percobaan yang dilakukan diantaranya adalah membuktikan hukum
Lavoisier, mengamati reaksi kimia, pengujian larutan elektrolit dan non elektrolit,
pengukuran potensial sel, proses elektrolisis, dan reaksi pembentukan gas.
Percobaan untuk membuktikan hukum Lavoiser dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif dengan menggunakan tabung W. Secara kuantitatif yaitu dengan
menimbang massa tabung W yang berisi zat pereaksi, sebelum dan sesudah reaksi.
Apabila dari penimbangan menunjukkan hasil yang sama, baik sebelum dan
sesudah reaksi, maka berarti alat tersebut dapat digunakan untuk membuktikan
hukum Lavoisier. Sedangkan secara kualitatif yaitu dengan mengamati reaksi
yang terjadi pada proses pencampuran zat tersebut.22
Percobaan mengamati reaksi kimia dilakukan untuk mengetahui kinerja alat
pengaduk magnetik dan pengamatan dilakukan secara kualitatif, dimana
pencampuran zat dihentikan ketika zat yang dicampurkan telah membentuk
endapan yang tetap (tidak larut lagi).23
Percobaan untuk mengetahui larutan elektrolit dan non elektrolit dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan alat uji elektrolit yang dibuat.
Secara kualitatif dilakukan pengamatan terhadap nyala lampu dan reaksi yang
terjadi pada elektroda. Makin terang lampu atau makin banyak gelembung pada
elektroda maka makin kuat elektrolit.24 Sedangkan secara kuantitatif dilakukan
dengan pengamatan jarum voltmeter. Makin jauh simpangan jarum voltmeter
makin kuat suatu elektrolit.
26
Percobaan untuk mengukur potensial sel dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan
mengukur besarnya potensial sel yang terjadi pada pada dua buah sel yang dipisah
tempatnya, kedua sel tersebut dihubungkan dengan jembatan garam. Pengukuran
besarnya potensial sel yang terjadi menggunakan multimeter digital, dan sebagai
tabung untuk membuat jembatan garam digunakan tabung bentuk W.
Percobaan elektrolisis dilakukan secara kualitatif. Pengujian hasil reaksi yang
terjadi pada katoda dan anoda dilakukan dengan menggunakan indikator
fenolftalein, kertas indikator/lakmus, dan amilum – sesuai dengan jenis larutan
yang di elektrolisis.25 Tabung yang digunakan untuk percobaan ini adalah tabung
bentuk W.
Percobaan untuk reaksi pembentukan gas dilakukan secara kualitatif. Gas yang
terbentuk diuji dengan indikator tertentu. Seperti pada reaksi pembentukan gas
karbon dioksida, gas ini diketahui pembentukannya dengan mereaksikannya
dengan kalsium hidroksida. Jika terbentuk endapan putih, berarti pada reaksi
tersebut terbentuk gas karbon dioksida. Sedangkan pembentukan gas amonia
diketahui dengan menggunakan indikator fenolftalein. Jika warna larutan
fenolftalein menjadi merah, berarti pada reaksi tersebut terbentuk gas amonia.26
Tabung yang digunakan untuk reaksi yang menghasilkan gas adalah tabung
bentuk W.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dan sedang dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Departemen Agama di segala bidang. Upaya ini mulai
dari pembenahan manajemen, pengembangan kemampuaan profesional guru
dalam melaksanakan tugas profesional melalui pendidikan dan pelatihan, sampai
dengan peningkatan sumber belajar. Dalam mata pelajaran kimia, peningkatan
sumber meliputi pengadaan laboratorium kimia lengkap dengan alat dan bahan
yang diperlukan untuk keperluan praktikum siswa SMA/MA.
Walaupun demikian, dengan jumlah Sekolah Menengah Atas yang sangat banyak
dan tersebar mulai dari Nangro Aceh Darussalam sampai dengan Papua, belum
semua SMA memiliki laboratorium yang lengkap sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Ada SMA yang memiliki laboratorium standar lengkap kimia. Ada
SMA yang memiliki laboratorium kimia tidak lengkap, tidak sesuai standar.
Bahkan, masih banyak SMA yang belum memiliki laboratorium IPA, baik yang
lengkap maupun tidak lengkap. Walaupun sekolah dalam kondisi yang sangat
minimal, pendidikan hendaknya dapat terus diselenggarakan.8
Selain itu, alat peraga standar yang dipakai selama ini, dari segi penggunaannya di
SMA masih dianggap kurang praktis, sukar diperoleh, mahal, dan menggunakan
banyak bahan kimia. Sebagai contoh, banyak sekolah yang tidak memiliki alat
pengaduk magnetik karena alat ini tergolong mahal dan sukar diperoleh di daerah.
Demikian pula alat peraga kimia yang mempunyai beberapa fungsi sekaligus juga
belum banyak ditemukan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah menengah atas,
hampir setiap pokok bahasan kimia terdapat praktikum yang harus dilakukan oleh
siswa. Minimal ada dua puluh tujuh (27) jenis praktikum kimia yang harus
dilakukan siswa dari kelas 1 hingga kelas 3. Materi kimia yang harus dilakukan
dengan praktikum dapat dilihat pada tabel 4.1.
28
Tabel 4.1. Materi Kimia dalam KTSP yang Dilakukan dengan Praktikum
No
Materi Pembelajaran
Kegiatan Praktikum
1
2
Persamaan reaksi sederhana
Hukum dasar kimia
3
Larutan elektrolit dan non elektrolit
4
5
Identifikasi atom C, H, dan O
Reaksi eksoterm dan endoterm
6
7
Hukum Hess
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
8
Faktor-faktor yang mempengarui
pergeseran kesetimbangan
9
Sifat larutan asam dan basa
10
Derajat keasaman (pH)
11
12
13
Titrasi asam dan basa
Larutan penyangga
Hidrolisis garam
14
Pembuatan koloid
15
Tekanan uap jenuh larutan
16
Titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan
non elektrolit
17
18
Perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan
non elektrolit
Sel Volta
19
Reaksi elektrolisis
20
Korosi
21
Sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur
22
Manfaat dan dampak unsur-unsur dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
Struktur dan tata nama senyawa karbon
23
arah
Mengamati reaksi kimia
Membuktikan hukum Lavoisier melalui percobaan
Membuktikan hukum Proust melalui percobaan
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan
non elektrolit melalui percobaan
Mengidentifikasi unsur C, H, dan O melalui percobaan
Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm)
dengan reaksi yang menerima kalor (endoterm) melalui
percobaan
Menghitung harga ∆H reaksi melalui percobaan
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi melalui percobaan
Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi,
tekanan dan volume pada pergeseran kesetimbangan
melalui percobaan
Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan
berbagai indikator
Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak
dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek
perubahan warna berbagai indikator asam dan basa
Menentukan konsentrasi, dan kadar zat melalui titrasi
Menganalisis larutan penyangga melalui percobaan
Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang
terhidrolisis dalam air melalui perobaan
Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui
percobaan
Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan
percobaan
Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat
penambahan zat terlarut melalui percobaan
Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan
non elektrolit berdasarkan data percobaan
Mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat
penambahan zat terlarut melalui percobaan
Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan
non elektrolit berdasarkan data percobaan
Menganalisis data percobaan untuk membandingkan
sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
Menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan
dari reaksi redoks dalam sel Volta
Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda
pada reaksi elektrolisis melalui percobaan
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya korosi melalui percobaan
Mengidentifikasi sifat kimia unsur melalui percobaan
Menjelaskan pembuatan unsur dan senyawanya di
laboratorium dan industri
Mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon melalui
percobaan
Sumber : Silabus Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas20
29
Dari 27 jenis praktikum tersebut, terdapat beberapa praktikum yang memerlukan
peralatan khusus, antara lain: pada materi stoikiometri praktikum kimia yang
disyaratkan kurikulum untuk dilakukan diantaranya adalah membuktikan hukum
Lavoisier dan mengamati reaksi kimia. Praktikum ini disajikan pada kelas X
semester 1. Pada praktikum skala makro praktikum untuk membuktikan hukum
Lavoisier dilakukan dengan menggunakan tabung Landolt/tabung Y dan untuk
melakukan percobaan mengamati reaksi kimia digunakan pengaduk magnetik.
Sedangkan pada materi larutan elektrolit
dan non elektrolit praktikum yang
dilakukan adalah mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit.
Praktikum ini disajikan pada kelas X semester 2. Pada praktikum skala makro
praktikum ini dilakukan dengan menggunakan alat konduktivitas.
Pada materi elektrokimia, praktikum kimia yang dilakukan adalah pengukuran
potensial sel dan elektrolisis. Praktikum ini disajikan pada kelas XII semester 1.
Pada praktikum skala makro praktikum ini dilakukan dengan menggunakan
tabung bentuk U, baik sebagai tempat membuat jembatan garam maupun sebagai
tempat larutan untuk melakukan proses elektrolisis.
Pada materi kimia unsur, praktikum kimia yang dilakukan diantaranya adalah
reaksi pembentukan gas (pembentukan gas karbon dioksida, dan amonia).
Praktikum ini disajikan pada kelas XII semester 2. Dengan skala makro praktikum
dilakukan dengan alat generator gas.
Tentu saja tidak semua sekolah memiliki peralatan tersebut. Disamping harga
peralatannya mahal, pengoperasiannya juga dianggap kurang praktis. Oleh karena
itu, pada penelitian ini dilakukan pengembangan alat peraga praktikum kimia
skala kecil. Alat peraga yang dibuat merupakan penyatuan dari beberapa alat
peraga praktikum kimia, yaitu berupa alat kombo pengaduk magnetik, pemanas,
dan uji larutan. Selain itu, alat peraga yang dibuat dilengkapi juga dengan alat
pendukung seperti tabung bentuk W, botol mini, pembakar spiritus mini, pipet
plastik, tabung suntik, elektroda, dan multimeter digital. Alat peraga kombo ini
dibuat dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah didapat, murah, dan
dapat dibuat oleh guru maupun siswa
30
Dari sebaran materi kimia yang terdapat pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada 5
materi praktikum kimia yang dapat dilakukan dengan mempergunakan alat peraga
yang dibuat pada penelitian ini (dapat dilihat materi yang tercetak tebal pada tabel
4.1) atau 20 persen dari materi praktikum dapat dilakukan dengan
mempergunakan alat peraga yang dibuat. Dengan demikian, alat peraga yang
dibuat memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam mengatasi masalah
praktikum kimia di SMA/MA.
Alat peraga yang dibuat dan pendukungnya dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4-1. Alat peraga praktikum kimia skala kecil
4.1
Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil
a. Alat kombo pengaduk magnetik, pemanas, dan uji hantaran larutan
Fungsi dan Prinsip Kerja Alat
Sebagai pengaduk magnetik, alat ini berfungsi melakukan proses pengadukan
larutan yang dibantu oleh putaran dari magnet, baik pengadukan larutan yang
memerlukan pemanasan ataupun tidak.
Sebagai sumber arus pada proses elektrolisis, alat ini mempunyai prinsip kerja
yaitu larutan yang akan dielektrolisis dimasukkan ke dalam tabung elektrolisis.
Elektroda yang telah dialiri arus listrik searah (DC) dari alat, kemudian
dicelupkan ke dalam larutan yang akan dielektrolisis tersebut, sehingga terjadi
reaksi kimia. Salah satu elektroda bertindak sebagai katoda dan satu elektroda
bertindak sebagai anoda.
31
Sebagai alat penguji elektrolit, alat ini mempunyai prinsip kerja yaitu elektroda
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi larutan yang akan diuji. LED dan
voltmeter berfungsi sebagai indikator ada/tidaknya arus listrik yang
dihantarkan suatu larutan.
Desain Alat
Desain peraga ini dapat dilihat pada gambar 4.2, sedangkan skema rangkaian
alat dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Gambar 4-2. Alat peraga kombo pengaduk magnetik, pemanas, dan uji larutan
b. Alat Pendukung
Tabung Mini
Tabung ini terdiri dari botol mini dengan berbagai ukuran. Botol ini berfungsi
sebagai pengganti tabung reaksi. Disamping sebagai penampung zat, tabung ini
digunakan untuk melakukan praktikum sel Volta. Kelebihan dari botol-botol
ini adalah tidak mudah pecah, mudah diperoleh, dan tidak mahal. Beberapa
tabung mini dapat dilihat pada gambar 4.3.
32
Gambar 4-3. Tabung Mini
Tabung bentuk W
Tabung W adalah sebagai pengganti tabung reaksi atau pengganti tabung mikro
pada alat peraga skala mikro. Bentuk tabung W dapat dilihat pada gambar 4.4.
Dibandingkan dengan tabung reaksi biasa tabung bentuk W memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya; dapat dipakai sebagai tabung elektrolisis, tabung untuk
membuat jembatan garam, tabung untuk melakukan reaksi yang menghasilkan
gas, dan tabung untuk melakukan berbagai reaksi kimia lainnya.
Gambar 4-4. Tabung bentuk W
33
Pembakar spiritus mini
Pembakar spiritus mini dibuat dengan menggunakan botol kecil yang dipasangi
sumbu dan diisi dengan spiritus. Pembakar ini digunakan untuk sebagai
pengganti pembakar spiritus yang biasa digunakan di laboratorium dan sebagai
penyulut api digunakan gas mini.
Pembakar spiritus dan gas mini dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4-5. Pembakar spiritus
Pipet Plastik dan Tabung Suntik
Pipet dan tabung suntik ini berfungsi untuk melakukan pengambilan larutan.
Pipet plastik dan tabung suntik yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4-6. Pipet plastik dan jarum suntik
34
Elektroda
Elektroda yang dipakai pada kit praktikum ini adalah karbon, zink, tembaga,
magnesium, dan besi. Jenis elektroda yang dipakai dapat dilihat pada gambar
4.7.
Gambar 4-7. Elektroda besi, karbon, zink, magnesium, tembaga
Multimeter Digital
Untuk mengukur besarnya potensial sel, digunakan multimeter digital, seperti
pada gambar 4.8.
Gambar 4-8. Mutimeter Digital
35
4.2
Perbandingan Alat Peraga yang Dibuat dengan Alat Peraga Sejenis
dari Produk Lain
Alat peraga telah banyak dibuat secara massal oleh pabrik. Namun, kerena alasanalasan tertentu, seperti harganya yang mahal, kurang lengkap, atau sekolah tidak
memilikinya, maka alat-alat tersebut dapat dibuat dan dikembangkan sendiri oleh
guru atau siswa. Seperti pada penelitian ini, alat peraga yang dihasilkan dapat
dibuat dan dikembangkan oleh guru maupun siswa.
Peralatan praktikum kimia skala kecil yang dibuat memiliki beberapa kelebihan
antara lain: menggunakan alat/bahan yang mudah didapat, berbiaya murah, aman,
praktis, mudah digunakan, memiliki akurasi yang cukup baik,
menggunakan
sedikit bahan kimia, menghasilkan sedikit limbah, tidak dituntut laboratorium
khusus, dan dapat menunjukkan/membuktikan konsep-konsep/ gejala-gejala yang
sedang dipelajari.
a. Menggunakan alat/bahan yang mudah didapat
Alat peraga praktikum kimia skala kecil yang dibuat ini menggunakan
alat/bahan yang mudah didapat, antara lain : botol mini, jarum suntik, pipet
plastik, komponen elektronika, serta memanfaatkan barang-barang yang sudah
tidak terpakai. Tempat memperoleh alat dan bahan dapat dilihat pada lampiran
3 dan 4.
b. Berbiaya murah
Kit praktikum kimia skala kecil di pasaran pada umumnya dijual dengan harga
relatif mahal, seperti kit praktikum kimia dari Pudak Scientific dijual dengan
harga kisaran Rp 2.000.000, pengaduk magnetik dari Pudak Scientific dijual
dengan harga Rp 1.750.000 - 3.000.000, alat uji elektrolit dari Pudak Scientific
dijual dengan harga Rp 67.000, alat elektrolisis dari Boreal North West dijual
dengan harga $ 31, dan kit praktikum kimia dari MRI Florida Division dijual
dengan harga $ 200, meskipun jika dibanding dengan alat praktikum skala
makro jauh lebih murah.13,27 Alat peraga yang dibuat ini memerlukan biaya
yang lebih murah, yaitu berkisar Rp 200.000.
36
c. Aman
Alat peraga praktikum kimia yang dibuat lebih aman untuk digunakan, karena
resiko kontak dengan lingkungan maupun praktikan jauh lebih kecil, disamping
penggunaan alat-alat yang berbahan baku selain kaca. Tidak ada resiko seperti
adanya bagian yang tajam/membahayakan, kemungkinan jatuh/terbakar
menimpa siswa, dan tersengat listrik.
d. Praktis
Salah satu yang menyebabkan guru kurang memanfaatkan laboratorium
sebagai salah satu kegiatan proses belajar mengajar adalah kurang praktisnya
penggunaan alat praktikum kimia skala makro (tradisional), sehingga memakan
waktu yang lama untuk melakukannya. Adanya alat peraga ini sangat
membantu guru dalam melaksanakan praktikum, karena penyiapan alat dapat
dilakukan dengan praktis sehingga penggunaan waktu dapat lebih efisien.
e. Mudah digunakan
Alat peraga praktikum kimia skala kecil ini mudah digunakan, sehingga setiap
siswa dapat mengikuti dan melakukannya dengan baik, dengan harapan dapat
lebih memahami konsep/teori kimia yang telah dipelajari di kelas.
f. Memiliki akurasi yang cukup baik
Artinya peralatan yang dikembangkan ini presisi dalam memperagakan suatu
fenomena reaksi yang terjadi, sehingga tidak menimbulkan salah konsep atau
pengertian.
g. Menggunakan sedikit bahan kimia
Praktikum yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga yang dibuat ini
memerlukan sedikit bahan kimia. Hal ini memungkinkan pihak pengelola di
sekolah dapat membiayai kegiatan praktikum ini. Dengan demikian materimateri kimia yang memerlukan eksperimen akan bisa dilakukan.
h. Menghasilkan sedikit limbah
Karena penggunaan sedikit bahan kimia, maka memberikan konsekuensi
perolehan limbah yang sedikit pula, sehingga ikut mengurangi pencemaran
lingkungan.
37
i. Tidak dituntut laboratorium khusus
Sebagian besar sekolah-sekolah yang ada di Indonesia tidak memiliki
laboratorium.4 Oleh karena itu peralatan praktikum ini dapat membantu
mengatasi keadaan tersebut. Praktikum kimia dengan alat peraga yang dibuat
ini dapat dilakukan dimana saja, sehingga memungkinkan siswa mencoba
sendiri di rumah atau dimana saja.
j. Dapat menunjukkan/membuktikan konsep-konsep/gejala-gejala yang
sedang dipelajari.
Dari hasil uji coba, alat peraga yang dibuat ini dapat membuktikan konsepkonsep kimia yang dipelajari. Dengan demikian siswa dapat lebih memahami
konsep kimia dengan lebih baik.
Perbandingan alat yang dibuat dengan alat sejenis dari produk lain, seperti seperti
kit praktikum kimia dari Pudak Scientific, alat elektrolisis dari Boreal North West,
kit praktikum kimia dari MRI Florida Division, microscale chemistry dari The
Royal Society of Chemistry, microscale chemistry dari microcel, dan produk dari
Sueward High School Nebraska dapat dilihat pada tabel 4.2.27
38
Tabel 4.2. Perbandingan Alat Peraga yang Dibuat dengan Alat Peraga dari
Produk Lain
Komponen
Pembanding
No
1
Kelengkapan
-
-
-
-
-
-
2
Harga
-
3
4
Penggunaan bahan ki-mia
Pengoperasian
-
Pembuatan
-
5
4.3
Jenis Alat Peraga
Alat Peraga dari Produk
Alat Peraga yang dibuat
Lain
Tabung elektrolisis
- Tabung elektrolisis
menggunakan tabung
menggunakan tabung
bentuk U
bentuk W
Pengaduk magnetik,
- Pengaduk magnetik,
pemanas, alat uji larutan,
pemanas, alat uji
dan sumber arus untuk
larutan, dan sumber arus
elektrolisis dibuat terpisah
untuk elektrolisis dibuat
Penguji elektrolit tidak
menjadi satu
dilengkapi dengan
- Penguji elektrolit
voltmeter
dilengkapi dengan
Pengujian reaksi yang
voltmeter
menghasilkan gas
- Pengujian reaksi yang
menggunakan alat
menghasilkan gas
tersendiri
menggunakan tabung
Untuk membuktikan
bentuk W
hukum Lavoisier
- Untuk membuktikan
menggunakan tabung
hukum Lavoisier
bentuk Y
menggunakan tabung
Jembatan garam
bentuk W
menggunakan tabung
- Jembatan garam
bentuk U
menggunakan tabung
bentuk W
Karena diproduksi oleh
- Karena memanfaatkan
pabrik dan menggunakan
bahan-bahan yang ada
bahan-bahan yang khusus
disekitar dan dibuat
untuk keperluan membuat
sendiri, maka biaya
alat peraga tersebut, maka
pembuatannya lebih
harganya cukup mahal
murah yaitu
Rp
berkisar Rp 2 – 10 juta
200.000
sedikit 1 – 5 mL
- sedikit 1 – 5 mL
tidak dapat menggunakan
- dapat menggunakan
baterai
baterai
mudah
- mudah
Praktis
- Praktis
dibuat pabrik
- dapat dibuat oleh guru
atau siswa)
Keterangan
Produk dari :
microcel, MRI
Division, Boreal
North West
Produk dari : The
Royal Society of
Chemistry, Pudak,
Sueward High School
Nebraska
Produk dari :
microcel
Keterkaitan Pemanfaatan Alat Peraga yang Dibuat dengan Kurikulum
di Sekolah Menengah Atas
Dengan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh alat peraga yang dibuat, maka para
guru dapat memanfaatkan alat peraga ini untuk melakukan praktikum kimia skala
kecil di sekolah.
Agar alat peraga yang dibuat ini dapat dimanfaatkan di sekolah, maka disamping
pembuatan alat peraga, peneliti juga membuat modul praktikum kimia skala
39
kecil. Modul yang dibuat meliputi materi praktikum kimia di SMA/MA, yaitu
pada materi: stoikiometri, larutan elektrolit dan non elektrolit, elektrokimia, dan
kimia unsur (karbon dioksida, dan amonia).
Modul dibuat dalam bentuk buku dengan judul "Panduan Praktikum Kimia Skala
Kecil untuk Siswa SMA/MA". Dalam buku panduan ini disajikan pengenalan
praktikum kimia skala kecil, cara pembuatan alat praktikum kimia skala kecil, dan
petunjuk pelaksanaan praktikum kimia skala kecil. Halaman depan dari buku
panduan praktikum tersebut dapat dilihat pada gambar 4.9. Buku lengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 5.
Gambar 4-9. Halaman Depan buku Panduan Praktikum Kimia Skala Kecil
Modul yang dibuat memiliki kelebihan antara lain: memuat secara singkat teori
yang berhubungan dengan praktikum tersebut, dengan tujuan agar praktikan lebih
termotivasi untuk mencari tahu tentang teori dasar praktikum tersebut. Isi modul
praktikum juga memuat beberapa pertanyaan evaluasi seputar praktikum, dengan
tujuan agar praktikan dapat menemukan sendiri jawabannya setelah mereka
melakukan praktikum. Disamping itu, waktu yang diperlukan untuk mengerjakan
praktikum lebih singkat, sehingga keterbatasan waktu yang selama ini menjadi
alasan guru dalam melakukan praktikum dapat teratasi.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Salah satu bentuk praktikum yang dapat dikembangkan di sekolah adalah
praktikum kimia skala-kecil. Alat peraga praktikum kimia yang dibuat adalah alat
peraga yang dapat digunakan untuk melakukan praktikum kimia skala kecil. Alat
peraga ini merupakan penyatuan dari beberapa alat peraga praktikum kimia, yaitu
berupa alat kombo pengaduk magnetik, pemanas, dan uji larutan. Selain itu, alat
peraga yang dibuat dilengkapi juga dengan alat pendukung seperti tabung bentuk
W, botol mini, pembakar spiritus mini, pipet plastik, tabung suntik, dan elektroda.
Dari hasil uji coba terhadap alat peraga, seperti pengujian larutan elektrolit dan
non elektrolit, reaksi pengukuran potensial sel, elektrolisis, dan reaksi
pembentukan gas, menunjukkan bahwa alat peraga yang dibuat pada penelitian ini
dapat membuktikan konsep-konsep kimia yang dipelajari, sehingga dapat dipakai
untuk melakukan praktikum kimia.
Alat peraga standar yang dipakai selama ini, dari segi penggunaannya di
SMA/MA masih dianggap kurang praktis, sukar diperoleh, mahal, dan
menggunakan banyak bahan kimia. Demikian pula alat peraga kimia yang
mempunyai beberapa fungsi sekaligus juga belum banyak ditemukan.
Dibandingkan dengan alat peraga yang sudah ada, maka alat peraga yang dibuat
memiliki beberapa kelebihan antara lain: lebih murah, menghemat biaya
pemakaian alat dan bahan kimia, aman, praktis, mudah digunakan, memiliki
akurasi yang cukup baik, mengurangi kebutuhan penyimpanan alat dan
bahan/pereaksi, menghasilkan sedikit limbah, tidak dituntut laboratorium khusus,
dan dapat menjelaskan/membuktikan konsep-konsep/gejala-gejala yang sedang
dipelajari.
Implikasi dari penggunaan alat peraga ini antara lain: dari sebaran materi kimia
yang terdapat dalam KTSP dapat dilihat bahwa ada 5 pokok bahasan praktikum
kimia yang dapat dilakukan dengan mempergunakan alat peraga yang dibuat pada
penelitian ini atau 20 persen dari materi praktikum dapat dilakukan dengan
41
mempergunakan alat peraga yang dibuat. Dengan demikian, alat peraga yang
dibuat memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam mengatasi masalah
praktikum kimia di SMA/MA, penggunaan alat peraga praktikum kimia skala
kecil yang mudah, maka tidak diperlukan keterampilan khusus dalam
menggunakannya, membantu dalam pembelajaran kimia sehingga penyampaian
konsep menjadi lebih bermakna, dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat,
sehingga guru atau siswa dapat membuat dan mengembangkannya sendiri, dan
dengan demikian ketidaktersediaan alat peraga praktikum kimia selama ini di
sekolah bisa teratasi, dengan penggunaan sedikit bahan kimia dan alat yang
praktis, maka tidak diperlukan persiapan khusus, sehingga ketiadaan tenaga
laboran dan keterbatasan waktu bukanlah suatu masalah untuk melakukan
praktikum kimia di sekolah, menekan biaya kegiatan praktikum, karena
menggunakan sedikit bahan kimia dan peralatan sederhana.
5.2
Saran
Berdasarkan beberapa kelebihan dari praktikum kimia skala kecil, diantaranya
pertimbangan biaya, keamanan dan dampak positif terhadap lingkungan, maka
peneliti menyarankan agar praktikum kimia skala kecil dapat menjadi
pertimbangan untuk dipergunakan di sekolah menengah atas (SMA/MA) dan
para guru hendaknya dapat mengembangkan lebih lanjut peralatan praktikum
dengan memanfaat bahan-bahan yang ada disekitar, sehingga dengan demikian
diharapkan para guru dapat lebih memanfaatkan kegiatan praktikum dalam
pembelajaran kimia.
Disamping itu, alat peraga yang dibuat diharapkan dapat diproduksi secara massal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu kegiatan praktikum kimia di
SMA/MA.
42
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Masykur, K. S., Asim dan Suyudi, A., (1995), Kesalahan Pemahaman pada
Konsep dalam Belajar Fisika Bagi Siswa SMAN di Jawa Timur
Ditinjau dari Beberapa Faktor Internal dan Eksternal yang
Mempengaruhinya, Ilmu Pendidikan, 261 – 273.
Sholahuddin, A., dan Iriani, R., (2001), Peningkatan Pemahaman Konsep
Keseimbangan Kimia melalui Penggunaan Alat Bantu Belajar dan
Optimalisasi Praktikum, Vidya Karya, 14 – 21.
Yunita, (2006), Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan Kimia,
Jilid 1, Bandung: Pudak Scientific, v – vii.
http://www.republika.co.id/suplemen/default.asp (Mendorong Kreativitas
dengan Workshop, Senin 05 Maret 2007). Diakses : 25 September
2007.
Wahyuningrum, D., (2007), Small Scale Chemistry, Bandung : Institut
Teknologi Bandung, 2-8.
http://www.academyequipment.co.uk . (Microscale Chemistry, Paul Priest).
Diakses 17 Januari 2008.
Dahar, R. W., dan Sumarna, A., (1986). Pengelolaan Pengajaran Kimia,
Jakarta: Karunika, 15 – 20.
Depdiknas, (2004), Pedoman Pembuatan Alat Peraga Kimia Sederhana,
Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 5-6.
Villegas, A.J., (1981), A Resource Book of Idea Science, Malaysia :
RESCAM.
Mattson, B., (2006), Microscale Demonstration of the Paramagnetism of
Liquid Oxygen with a Neodymium Magnet. Journal of Chemical
Education, 20, 0132.
Kvittengen, L., (2004), Small-Scale and Low-Cost Electrodes for "Standar"
Reduction Potential Measurements, Journal of Chemical Education,
Vol. 84, No. 4, p. 671-673.
Kvittengen, L., (2006), Small-Scale and Low-Cost Galvanic Cells, Journal
of Chemical Education. Vol. 83 No. 8, p. 1201.
http://www.pudak.com. Diakses : 17 Januari 2008.
http://www.micrecol.de/materialien.htm. Diakses : 25 September 2007.
http://www.chem-is-try.org. Diakses : 17 Januari 2008.
http://www.docbrown.info/misc/DrMM/DrMM/DrMM4.htm. Diakses 17
Januari 2008.
http://www.genchem.chem.evis.edu/demonstrations/gen.chem/pages/17elect
ropage/concentration_cell.htm. Diakses 17 Januari 2008.
http://www.physics.montana.edu/demonstration/electrolysis.html. Diakses
17 Januari 2008.
http://www.kreativkemi.se/ovriga.htm. Diakses 17 Januari 2008.
Depdiknas, (2006), Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Dan Penilaian
KTSP, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Imanah, A.,(2006), Pembelajaran Identifikasi Senyawa Asam dan Basa
dengan Model Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas VII SMPN
Serang. Banten: LPMP, 1-5.
43
22. Wahyuni, S., (2006), Kerja Ilmiah Kimia, Jakarta : Erlangga, 40-41.
23. http://chemed.chem.purdue.edu/demos/main_pages/11.1.html. Diakses 25
September 2007.
24. Rismiati, (2000), Panduan Pembelajaran di Laboratorium Kimia, Jilid 2,
Jakarta : Bina Wirawasta Insan Indonesia, 23-30.
25. Rismiati, (2000), Panduan Pembelajaran di Laboratorium Kimia, Jilid 3,
Jakarta : Bina Wirawasta Insan Indonesia, 46.
26. Manan, M. A., (2005), Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, Jakarta:
Bumi Aksara, 196-197.
27. http://www.MRI_research.org. Diakses 17 Januari 2008.
28. Polling, C., (1992), Ilmu Kimia, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, 120.
29. Purba, M., (2004), Kimia, Jilid 3, Jakarta : Erlangga, 47-49.
30. Winarko, Y. A., (2004), Pembuatan Elektroda Pembanding Mikro
Ag/AgCl, Skripsi, Bandung: ITB, 5-15.
31. Hiskia, A., (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Bandung : Citra
Aditya Bakti, 95
44
Lampiran 1: Skema rangkaian alat peraga kombo pengaduk magnetik, pemanas,
dan uji hantaran larutan
45
Lampiran 2: Skema rangkaian pemanas
46
Lampiran 3:
DAFTAR ALAT/BAHAN YANG DIGUNAKAN
DALAM PEMBUATAN ALAT PERAGA
No
1
Nama Barang/Pengganti
Tempat Memperoleh
Brand magnetic stirrer/magnet batang Toko alat
kecil
kesehatan/laboratorium
2
Adaptor 1 A
Toko komponen elektronik
3
Resistor 1 kΩ
Toko komponen elektronik
4
Potensiometer 1 kΩ
Toko komponen elektronik
5
LED
Toko komponen elektronik
6
Dinamo kipas CPU 12 V, 0,2A
Toko komponen elektronik/
bekas power supply CPU
7
Jack banana
Toko komponen elektronik
8
Saklar DC
Toko komponen elektronik
9
Jack power supply
Toko komponen elektronik
10
Magnet
Toko
komponen
elektronik
/Hard disk bekas
11
Casing
Toko komponen elektronik/
tempat makan plastik
12
Multimeter digital
Toko komponen elektronik
13
VU meter
Toko komponen elektronik
14
Element pemanas majic jar
Toko komponen elektronik
15
Saklar AC
Toko komponen elektronik
16
Lampu 3 V
Toko komponen elektronik
47
Lampiran 4
DAFTAR BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN
DALAM PENGUJIAN ALAT PERAGA
No
1
Nama Barang
Tempat Memperoleh
Asam asetat
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
2
Asam sulfat
3
Asam klorida
4
Natrium hidroksida
5
Barium Hidroksida
6
Natrium klorida
7
Natrium sulfat
8
Tembaga sulfat
9
Seng sulfat
10
Phenolptalein
11
Kalium Yodida
12
Aquades
13
Besi (II) sulfat
14
Magnesium sulfat
15
Amilum
16
Karbon
17
Besi (Fe)
18
Seng (Zn)
19
Magnesium (Mg)
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
Toko bahan kimia, apotik, toko
pertanian
48
Download
Study collections