Mandala of Health. Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 Suharmilah, Tingkat depresi pasien kanker payudara FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG SUDAH MENDAPATKAN TERAPI DI RUMAH SAKIT MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Suharmilah, Tri Rini Budi Setyaningsih 1 Kamal Agung Wijayana 2 1 2 RSUD Prof Margono Soekarjo Purwokerto Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRACT Prevalence of depression in Indonesia is currently quite high. Depression is caused by internal and external factors. External factors that can cause depression for example, medical disease . One of the medical illnesses associated with the incidence of depression is breast cancer. Depression in breast cancer can occur because of the sense of loss such as loss of body shape. The purpose of the research was to discover the factors associated with level of depression in breast cancer patients who had therapy at Margono Soekarjo Hospital Purwokerto. The subjects of the research was breast cancer outpatient who had therapy at Margono Soekarjo Hospital Purwokerto in 2011. The dependent variable in this research was level of depression which measured by the BDI questionnaire (Beck Depression Inventory). The independent variables in this research was term of diagnosis, disease stage and therapy in breast cancer patients who had therapy. The Method of this research was an observational analytic with cross sectional design. The sampling technique used consecutive sampling with 66 samples. Univariate analysis was used to see the frequency distribution of variables and Spearman test and the Contingency Coefficient test for bivariate analysis. The result of the statistical analysis revealed that there was no relationship between the term of diagnosis p = 0,289 (p> 0,05) and stage of disease p = 0,354 (p> 0,05) with level of depression, but there was a relationship between therapy with level of depession p = 0,001 (p< 0,05). The conclusion of the research was there was significant correlation between negative direction and therapy with level of depression in breast cancer patients who had therapy at Margono Soekarjo Hospital Purwokerto. Keywords: depression, breast cancer, therapy. masalah kesehatan dengan urutan ke-4 PENDAHULUAN Prevalensi depresi di Indonesia cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia terbesar di dunia yang mengakibatkan beban sosial.1 diperkirakan 5-10% per tahun dan life time Depresi disebabkan oleh 2 faktor, prevalence bisa mencapai 2x lipatnya. Data yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan internal bahwa pada tahun 2020, depresi akan pengalaman buruk masa lalu dan tipe menjadi beban global penyakit ke-2 di kepribadian, sedangkan faktor eksternal dunia setelah penyakit jantung iskemik. yang Menurut hasil survei di 14 negara tahun kehidupan, obat terlarang dan alkohol, 1990 menunjukkan melahirkan, menopause, penyakit medis depresi merupakan yang berperan berpengaruh yaitu berupa genetik, stressor 408 Mandala of Health. Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 Suharmilah, Tingkat depresi pasien kanker payudara dan/ atau pengobatan.2 Salah satu penyakit setiap pasien kanker tidak selalu sama. medis yang berhubungan dengan kejadian Diperlukan pemahaman yang benar dan depresi adalah kanker payudara. Depresi diagnosis yang tepat agar pemilihan terapi bisa cukup adekuat memperbaiki kualitas hidup terjadi karena munculnya rasa kehilangan, misalnya merasa bahwa dirinya pasien.3,7 akan kehilangan bentuk tubuhnya.3 Kanker payudara adalah tumor ganas METODE Penelitian yang tumbuh di dalam jaringan payudara, seperti kelenjar susu, saluran kelenjar susu, dan jaringan penunjang payudara.4 Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia dan dapat menimbulkan masalahmasalah fisiologis, psikologis, dan sosial. Reaksi psikologis yang dapat muncul setelah pasien didiagnosis kanker payudara pada umumnya merasa shock mental, takut, tidak bisa menerima kenyataan, sampai Insidensi kanker payudara di seluruh dunia pada tahun 2008 sebanyak 1,4 juta kasus baru berdasarkan The American Cancer Society. Data Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia pada tahun 2007 mencatat sebanyak 8.227 kasus kanker payudara atau 16,85%. Menurut Direktur Penyehatan Pengendalian Lingkungan Penyakit dan Kementerian Kesehatan, kanker payudara merupakan jenis penyakit kanker yang mempunyai prevalensi terbanyak di RSMS Purwokerto pada bulan Maret 2011 sampai April 2011. Rancangan penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini pasien kanker payudara rawat jalan yang sudah mendapatkan terapi di RSMS Purwokerto tahun 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi dengan umur >30 tahun dan bersedia pada keadaan depresi.5 Jenderal dilakukan pada wanita Indonesia.6 Depresi pada pasien kanker dapat muncul saat pasien mengetahui diagnosis, stadium kanker dan terapi yang diperoleh. Oleh sebab itu penanganan depresi pada menjadi responden. Kriteria eksklusi meliputi pasien dengan riwayat psikiatri sebelum terdiagnosis kanker payudara, mempunyai penyakit kronik lain seperti diabetes mellitus, penyakit paru dan penyakit jantung, penyakit ginjal, mengalami stressor kehidupan dalam 6 bulan terakhir dan mencapai skor dengan jawaban “tidak” ≥ 5 pada instrumen Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI). Subyek penelitian berjumlah 66 orang dan dipilih dengan cara consecutive sampling. Variabel bebas adalah lama diagnosis ditegakkan, stadium penyakit, dan terapi. Variabel tergantung adalah tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang 409 Mandala of Health. Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 sudah mendapatkan terapi di RSMS Purwokerto. Pengumpulan data subyek penelitian menggunakan L-MMPI, Beck Suharmilah, Tingkat depresi pasien kanker payudara Karakteristik n % Pendapatan per bulan < 750.000 42 63,6 ≥ 750.000 24 36,4 Depression Inventory (BDI) dan rekam Pekerjaan medis. Tidak bekerja 35 53 Bekerja 31 47 Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat untuk melihat data Lama diagnosis ditegakkan Tahun pertama Tahun kedua 48 72,7 deskriptif berupa frekuensi dari tiap-tiap Tahun ketiga 12 18,2 variabel Tahun keempat 3 4,5 Tahun kelima 1 1,5 2 3 I 3 4,5 II 33 50 III 28 42,4 IV 2 3 Terapi n % Operasi 1 1,5 Kemoterapi 5 7,6 Operasi+kemoterapi 39 59,1 Operasi+radioterapi 5 7,6 terbanyak berdasarkan umur adalah usia 40- Operasi+kemoterapi+ 5 7,6 49 tahun (37,9%), status perkawinan sudah radioterapi Kemoterapi+hormonal 2 3 menikah (84,8%), pendapatan per bulan < 3 4,5 750.000 (63,6%), tidak bekerja (53%), lama Operasi+kemoterapi+ hormonal Operasi+kemoterapi+ diagnosis ditegakkan pada tahun pertama radioterapi+hormonal 6 9,1 (72,7%), stadium penyakit adalah stadium Tingkat depresi 0 0 yang diukur menggunakan presentase. Analisis bivariat menggunakan uji Spearman dan uji Contingency Coefficient untuk melihat ada tidaknya hubungan variabel antara variabel tergantung. bebas Analisis dan dibantu dengan program komputer. HASIL Distribusi subyek penelitan yang II (50%), terapi dengan operasi dan Stadium Tidak depresi Ringan 4 6,1 kemoterapi (59,1%), tingkat depresi berat Sedang 10 15,2 (78,8%). Berat 52 78,8 Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian (n=66) Karakteristik n % Umur (tahun) 30-39 16 24,2 40-49 25 37,9 50-59 16 24,2 Tabel 2. Hubungan ditegakkan, stadium, depresi antara lama diagnosis terapi dengan tingkat Tingkat de pre si Karakte ristik T R S B Lama diagnosis dite gakkan T ahun pertama - 4 (6,1%) 4 (6,1%) 40 (60,7%) Status perkawinan T ahun kedua - - 5 (7,6%) 7 (10,6%) Belum menikah T ahun ketiga - - - 3 (4,5%) T ahun keempat - - - 1 (1,5%) T ahun kelima - - 1 (1,5%) 1 (1,5%) 60-69 6 9,1 ≥ 70 3 4,5 Menikah Janda 0 56 10 0 84,8 15,2 410 Mandala of Health. Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 Suharmilah, Tingkat depresi pasien kanker payudara dengan tingkat depresi. Sedangkan arah Tingkat de pre si Karakte ristik T R S B I - 1 (1,5%) - 2 (3,0%) II - 1 (1,5%) 7 (10,6%) 25 (37,9%) III - 2 (3,0%) 3 (4,5%) 23 (34,8%) IV - - - 2 (3,0%) Te rapi - - - 1 (1,5%) Operasi - - - 5 (7,6%) Kemoterapi - 2 (3,0%) 2 (3,0%) 35 (53,0%) Operasi+kemoterapi - 1 (1,5%) 2 (3,0%) 2 (3,0%) Operasi+radioterapi - - 1 (1,5%) 4 (6,1%) Operasi+kemo+radioterapi - - - 2 (3,0%) Kemoterapi+hormonal - 1 (1,5%) - 2 (3,0%) Operasi+kemo+hormonal - - 5 (7,6%) 1 (1,5%) korelasi antara stadium penyakit (r= 0,116) Stadium Hasil analisis bivariat menggunakan uji Spearman menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang antara lamanya diagnosis ditegakkan (p = 0,289) dan stadium penyakit (p = 0,354) dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan analisis terapi. bivariat Contingency dengan tingkat depresi. PEMBAHASAN Karakteristik demografi seperti umur, status perkawinan, pekerjaan dan pendapatan per bulan dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan tingkat depresi Op+kemo+radio+hormonal bermakna dan terapi (r= 0,596) berbanding lurus Sedangkan hasil menggunakan Coefficient uji pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi di RSMS Purwokerto. Hal ini sesuai dengan penelitian KarakorunCelik yang bermakna antara terapi (p = 0,001) dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi. menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik demografi dengan tingkat depresi pasien kanker payudara. Depresi pada pasien kanker timbul seiring dengan progresifitas penyakit.8 Hasil penelitian terhadap hubungan menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang antara lamanya diagnosis ditegakkan dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi di RSMS Purwokerto menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna. Tabel 3. Hubungan antara variabel luar dengan tingkat depresi Berdasarkan penelitian Osborne lama diagnosis tidak berhubungan dengan skor Variabel luar Umur Status perkawinan p depresi.9 Hal tersebut berbeda dengan 0,744a penelitian Sharpley dan Christie bahwa b 0,775 terdapat perbedaan yang signifikan depresi Pekerjaan 0,295 pasien kanker payudara pada saat diagnosis Pendapatan per bulan 0,470a dan 2 tahun setelahnya.10 Pasien yang b a = Uji Spearman b = Uji Contingency Coefficient didiagnosis kanker akan mengalami reaksi Arah korelasi antara lamanya diagnosis diagnosisnya. Keadaan tersebut sangat sulit ditegakkan berbanding terbalik (r= -0,132) bagi pasien untuk dapat menerima dirinya penolakan saat pertama mengetahui 411 Mandala of Health. Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 Suharmilah, Tingkat depresi pasien kanker payudara sebagai orang yang sakit. Pasien merasakan pasien menjadi pesimistis, memandang kesedihan yang terus-menerus, murung, dirinya tidak berharga dan merasa bahwa menderita sampai timbul ide atau perilaku hidupnya sudah tidak mempunyai harapan. pesimistis. Pandangan Menurut teori eksistensial, depresi terjadi jika perbedaan antara ideal yang negatif tersebut menyebabkan perasaan depresi.7,13 self dan kenyataan terlalu besar. Pasien Hasil penelitian terhadap hubungan yang mengalami depresi menyadari bahwa antara terapi dengan tingkat depresi pada dirinya tidak hidup sesuai dengan idealnya pasien sehingga mendapatkan terapi di RSMS Purwokerto menyebabkan perasaan tidak berdaya dan putus asa.7,11 kanker payudara yang sudah menunjukkan bahwa terdapat hubungan Hasil penelitian terhadap hubungan yang bermakna. Depresi bisa terjadi akibat antara stadium dengan tingkat depresi pada pengobatan kanker yang sangat membebani pasien sudah pasien dibandingkan penyakitnya sendiri, mendapatkan terapi di RSMS Purwokerto seperti operasi dan kemoterapi. Pengobatan menunjukkan terdapat tersebut dapat mengakibatkan perasaan hubungan yang bermakna. Hal ini sesuai nyeri setelah operasi, kehilangan payudara, dengan hasil penelitian Amin bahwa tidak dan kerusakan tubuh yang berpotensi terdapat perbedaan yang bermakna sindrom menyebabkan hilangnya fungsi tubuh yang depresi tidak dapat diperbaiki.7 kanker pada payudara bahwa pasien yang tidak kanker payudara berdasarkan stadium klinisnya dan yang Respon terhadap paling banyak terjadi pada stadium IIIB berhubungan (76,5%) berupa sindrom depresi berat.12 dikarenakan efek samping kemoterapi yaitu Reaksi Hal ini alopesia, mual, muntah dan hot flushes. besar Alopesia merupakan efek samping yang dibandingkan stadium dini. Kanker pada paling umum, ditakuti dan memberikan stadium lanjut sudah mengalami metastasis aspek traumatis bagi pasien.14,15 Menurut ke organ-organ tubuh lain sehingga pasien Sigmund Freud, kehilangan objek yang harus cukup dicintai dapat menimbulkan depresi. Pasien kompleks. Hal ini dapat mengakibatkan kanker payudara yang mengalami depresi berbagai perubahan pada sistem tubuh. disebabkan Perubahan-perubahan yang terjadi pada kehilangan, misalnya merasa bahwa dirinya pasien kanker payudara stadium lanjut akan kehilangan bentuk tubuh yang dapat akibat proses perjalanan penyakit yang mempengaruhi penampilan fisik. Pasien kronik dan efek samping pengobatan dapat yang terdepresi akan merasakan penurunan mempengaruhi penilaian negatif pasien harga diri, perasaan bersalah dan perbuatan terhadap dirinya sendiri yang menyebabkan mencela diri sendiri.13 stadium menjalani lanjut terapi pasien depresi. kanker payudara psikologis dengan kemoterapi lebih yang karena munculnya rasa 412 Mandala of Health. Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 Hasil uji statistik menunjukkan Suharmilah, Tingkat depresi pasien kanker payudara 2. Terdapat hubungan yang bermakna bahwa hanya satu variabel yaitu terapi yang antara terapi dengan tingkat depresi pada mempunyai hubungan bermakna dengan pasien kanker payudara yang sudah tingkat depresi, sedangkan variabel lain mendapatkan tidak Purwokerto. bermakna. Hal ini disebabkan terapi di RSMS distribusi subyek penelitian yang tidak tersebar secara merata dan didominasi oleh DAFTAR PUSTAKA 1. kelompok tertentu. Selain itu, jumlah subyek penelitian yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil penelitian 2. dikarenakan jumlahnya yang lebih sedikit dibanding penelitian Peningkatan jumlah sebelumnya. subyek penelitian 3. diperlukan untuk meningkatkan ketepatan hasil penelitian karena sebagian besar penelitian dengan hasil tidak bermakna secara statistik dikarenakan jumlah subyek 4. penelitian yang sedikit.16 Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Hasil penelitian tidak bisa digeneralisasikan secara umum. 5. Besar sampel minimal yang digunakan masih kurang dalam menggambarkan populasi yang sebenarnya dan tidak semua rekam medis yang tercantum riwayat dibutuhkan pada psikiatri rekam oleh peneliti medis, seperti sebelum terdiagnosis 6. 7. kanker payudara. KESIMPULAN 8. 1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama diagnosis ditegakkan dan stadium penyakit dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan Purwokerto. terapi di RSMS 9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Data Prevalensi Depresi di Dunia dan Indonesia. Available at: www.depkes.go.id. Acessed: November 7, 2010. Maramis A., S. Darmono., M. Maramis. 2003. Depresi. Dalam: Penanganan Depresi dan Anxietas di Pelayanan Primer. Surabaya: Indopsy. Hal 20-2. Konginan, Agustina. 2008. Depresi pada Penderita Kanker. Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr. Soetomo Surabaya. Available: http://www.palliativesurabaya.com/gambar/pdf/buku_pkb_vibagian_1408082008.pdf. Acessed: November 10, 2010. Mardiana, L. 2007. Kanker pada Wanita; Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman Obat. Cetakan V. Jakarta: Panebar Swadaya. Hartati, Arika Suci. 2008. Konsep Diri dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Available at: http://www.repository.usu.ac.id. Acessed: November 9, 2010. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta Orang di Dunia Menderita Kanker. Available at: www.depkes.go.id. Acessed: November 7, 2010. Mintian, Yang, dan Wang Yi. 2008. Psikoterapi Pasien Kanker. Dalam: Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi II. Editor: Wan Desen. Jakarta: FKUI. Hal: 230-245. Karakoyun-Celik, O., I. Gorken, S. Sahin, E. Orcin, H. Alanyali, dan M. Kinay. 2010. Depression and Anxiety Levels in Woman Under Follow-Up for Breast Cancer: Relationship to Coping with Cancer and Quality of Life. Journal of Medical Oncology. 27:108–113. Osborne, R. H., G.R. Elsworth, M.A.G. Sprangers, F.J. Oort, dan J.L. Hopper. 2004. The value of the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) for 413 Mandala of Health. Volume 6, Nomor 1, Januari 2013 Suharmilah, Tingkat depresi pasien kanker payudara Comparing Women with Early Onset Breast Cancer with Population-Based Reference Women. Journal of Quality of Life Research. 13: 191–206. Sharpley, C. F. dan D. R. H. Christie. 2007. Current and Retrospective SelfReports of Anxiety and Depression in Australian Women with Breast Cancer. Journal of Psycho-Oncolog. 16: 752–762 Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius. Hal: 4245; 428-429. Amin, Mustafa Mahmud. 2008. Sindrom Depresi pada Penderita Kanker Payudara. Available at: www.repository.usu.ac.id. Acessed: November 7, 2010. Gabbard, Glen O. 2010. Gangguan Mood. Dalam: Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi VII, Jilid I. Editor: Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, Jack A. Grebb. Binarupa Aksara: Jakarta. Hal 802. 14. Chintamani, Anupriya G., Rohan K., Megha T., Sidharth J., Yashwant K. et al. 2011. The Correlation of Anxiety and Depression Levels with Response to Neoadjuvant Chemotherapy in Patients With Breast Cancer. Journal of The Royal Society of Medicine. 2: 315. 15. Shaheen, Ghazala, Muhammad Arshad, Tahira S., Shafia A., Muhammad Akram, Zareena Y. 2011. Effects of Breast Cancer on Physiological and Psychological Health of Patients. International Journal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology. 2: 236-243. 16. Madiyono, B., Moeslichan M, S., Sastroasmoro, S., Budiman, I., dan Purwanto, S.H. 2008. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi III. Editor: Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Jakarta: Sagung Seto. Hal 302, 313. 10. 11. 12. 13. 414