ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN PADA HARGA SAHAM DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY DI INDONESIA ABSTRAK Oleh: A. RADINAL PRAMUDHA SIRAT NPM: 0711031024 Telepon: 08975466777 E-mail: [email protected] Pembimbing I: Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II: Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak. Kebijakan peningkatan dividen yang membuat pasar bereaksi positif mendukung dividend signaling theory bila pasar menginterprestasikan bahwa peningkatan dividen dianggap sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang yang dapat dilihat dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya pasar bereaksi negatif jika terjadi penurunan dividen sehingga dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus tentang prospek perusahaan di masa mendatang dimana bisa dilihat dengan menurunnya profitabilitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon pasar dan profitabilitas perusahaan terhadap pengumuman kenaikan atau penurunan pembayaran dividen. Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20062010. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh 38 sampel perusahaan kelompok dividen naik dan 13 perusahaan kelompok dividen turun. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t signifikansi ratarata dan uji-t dependen sampel berpasangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketika perusahaan mengumumkan kenaikan pembayaran dividen pasar akan merespon positif dan ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. Hasil dari penelitian tersebut juga menunjukan bahwa terdapat perbedaan profitabilitas yang signifikan setelah pengumuman kenaikan dividen dimana hasil tersebut mendukung dividend signaling theory namun hasil pada penilitian tersebut tidak terbukti pada saat pengumuman penurunan dividen. Kata kunci: kebijakan dividen, respon pasar, profitabiitas, dividend signaling theory. ANALYSIS THE IMPACT OF DIVIDEND POLICY ON STOCK PRICE AND PROFITABILITY OF CONSUMER GOODS INDUSTRY IN INDONESIA ABSTRACT By: A. RADINAL PRAMUDHA SIRAT NPM: 0711031024 Contact: 08975466777 E-mail: [email protected] Perceptor I: Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. Perceptor II: Usep Syaipudin, S.E., M.S.Ak. Policy of increasing dividends make the market react positively and support the dividend signaling theory if the market interprets that the increased dividend is considered as a signal about the company's prospects in the future that can be seen with increasing profitability. Instead the market reacts negatively when a decline in dividends that is considered as a signal that is less good about the prospects of the company in the future which can be seen with the declining profitability of the company. This study aims to analyze the market response and the profitability of the company to the announcement of an increase or decrease in dividend payments. The population of this study are companies in the sector of consumer goods industry listed in Indonesia Stock Exchange in 2006-2010. This study used purposive sampling technique and obtained 38 samples of increased dividend payment companies and 13 samples of decreased dividend payment companies. Testing the hyphothesis in this study using t-test mean siginificance and paired sample t-test. The results showed that when the company announced the increasing of dividend payments the market will respond positively and when the company announced the decreasing dividend payment market will respond negatively to the announcement. Results from the study also shows that there is increasing significant difference in profitability after the announcement of increasing dividend payment which results support the dividend signaling theory, but when the announcement of decreasing dividend payment, there is no decreasing significant difference in profitability. Keyword: dividend policy, market response, profitability, dividend signaling theory. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan sangat dibutuhkan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh investor adalah informasi mengenai kebijakan deviden. Perubahan pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek perusahaan di masa mendatang. Akibat dari perubahan dividen yang diumumkan, maka harga saham akan mengalami penyesuaian. Dividen sering digunakan sebagai sinyal prospek suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk melaporkan kinerjanya kepada investor dalam bentuk laporan keuangan dan pengumuman besarnya dividen yang dibagikan. Peningkatan dividen yang membuat pasar bereaksi positif akan mendukung dividend signaling theory bila pasar cenderung menginterprestasikan bahwa peningkatan dividen dianggap sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang yang dapat dilihat dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya pasar akan bereaksi negatif jika terjadi penurunan dividen dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus tentang prospek perusahaan di masa mendatang dimana bisa dilihat dengan menurunnya profitabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric information. Asymmetric information yaitu suatu kondisi dimana satu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pada pihak lain yakni pihak manajemen perusahaan yang dianggap memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal (Pramastuti, 2007). Jika manajer mempunyai informasi yang tidak dipunyai oleh investor maka manajer dapat menggunakan perubahan dalam dividen sebagai cara untuk menunjukkan sinyal informasi dan kemudian menurunkan asimetri informasi. Dengan demikian investor akan menggunakan pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan (Apriani, 2005). Penelitian tentang hasil studi peristiwa pengumuman dividen masih mengungkapkan hasil yang tidak konsisten, baik di luar negeri ataupun di dalam negeri. Masih terdapat pro dan kontra tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham. Mereka yang mendukung signaling theory diantaranya Bhattacharya (1979) dan Miller dan Rock (1985) yang mengembangkan modelmodel yang memiliki muatan informasi mengenai prospek laba perusahaan masa mendatang. Hasil penelitian mereka menunjukan dividen yang tinggi berasosiasi dengan laba sekarang dan masa datang yang tinggi pula. Sedangkan penelitian yang tidak mendukung tentang adanya pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham sekaligus tidak mendukung signaling theory yaitu penelitian yang dilakukan oleh Li dan Zhao (2007) dan penelitian yang dilakukan oleh Valipor dan Rostami (2009). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh DeAngelo, DeAngelo dan Skinner (1996) juga menunjukan bahwa perubahan dividen sekarang tidak bisa digunakan untuk memprediksi laba masa mendatang sehingga tidak sesuai dengan signaling theory. Berdasarkan uraian diatas, penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya masih mengungkapan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian tersebut untuk memperkuat teori tentang kebijakan deviden, dengan judul: “ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN PADA HARGA SAHAM DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY DI INDONESIA” 1.2. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kenaikan dividen akan direspon positif oleh pasar? 2. Apakah penurunan dividen akan direspon negatif oleh pasar? 3. Apakah profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang akan lebih tinggi dari profitabilitas perusahaan sebelumnya pada pengumuman pembayaran dividen meningkat? 4. Apakah profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang akan lebih rendah dari profitabilitas perusahaan sebelumnya pada pengumuman pembayaran deviden menurun? 1.2.2. Batasan Masalah Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas adalah faktor-faktor yang diteliti hanya reaksi pasar yang diukur menggunakan Abnormal Return (AR) dan profitabilitas perusahaan (ROE). 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon positif (negatif) pasar terhadap kenaikan (penurunan) pembayaran deviden yang diindikasikan dengan harga saham dan mengetahui apakah terdapat kenaikan (penurunan) profitabilitas perusahaan terhadap pengumuman meningkat (menurun) dari deviden perusahaan. 1.3.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai dampak dari kebijakan deviden dan dapat menjadi bahan referensi ilmiah bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis maupun penelitian yang lebih luas. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan salah satu keuntungan yang diharapkan oleh investor yang berinvestasi dalam bentuk saham. Dividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Dividen yang dibagi kepada pemegang saham dapat dinyatakan sebagai persentase atas nilai saham atau sejumlah uang untuk tiap lembar saham yang dimiliki. Dividen dapat dibayarkan dalam beberapa bentuk, yaitu: dividen kas, dividen saham, properti atau asset dan surat perjanjian untuk membayar sejumlah uang tunai. Dividen kas adalah bentuk yang paling umum dipilih oleh manajemen perusahaan bila dibandingkan dengan bentuk dividen lainnya. Dividen kas merupakan pembagian uang kas kepada pemegang saham sebanding dengan nilai kepemilikan saham dalam perusahaan yang bersangkutan. 2.2. Kebijakan Dividen Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan. Dikatakan penting karena fungsi inilah yang melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh melalui pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external financing). Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal. Sedangkan sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak seluruhnya digunakan untuk keperluan pendanaan operasionalnya. Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan yaitu : 1. Dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen. 2. Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Pada umumnya sebagian dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali, artinya manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen. EAT yang dibagi dalam bentuk dividen ini kemudian akan dikenakan pajak lagi, yaitu pajak atas dividen. Perbedaan tingkat pajak atas dividen mempengaruhi sebuah perusahaan dalam melakukan kebijakan dividen. Menurut Atmaja (2001), dalam prakteknya ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan dividen diantaranya adalah : perjanjian utang, pembatasan saham preferen, fluktuasi laba, pengendalian, ketidakcukupan laba, ketersediaan kas, kebutuhan dana untuk berinvestasi. 2.3. Teori Kebijakan Dividen Ada berbagai pendapat atau teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang kebijakan dividen antara lain : 1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR), tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang “ lemah“ seperti pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional, tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru, tidak ada pajak, kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Pada praktiknya pasar modal yang sempurna sulit ditemui, biaya emisi saham baru pasti ada, pajak pasti ada, kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah. 2. Teori Bird in the Hand Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya untuk direalisir dalam bentuk “capital gain” nanti. Tarif pajak untuk “capital gain” memang sering lebih rendah daripada untuk dividen, namun para pemilik saham banyak yang lebih menyukai dividen saat ini, karena dengan pembayaran dividen sekarang maka penerimaan uang tersebut sudah pasti, sedangkan apabila ditunda ada kemungkinan bahwa apa yang diharapkan meleset. Teori ini dianut oleh Myron Bordon dan John Lintner 3. Teori Perbedaan Pajak Berkaitan dengan pajak, ada 3 alasan mengapa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi. a) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada untuk pembagian dividen, karena itu investor yang kaya mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba di dalam perusahaan. b) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, karena adanya nilai efek waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini. c) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris dapat terhindar dari pajak keuntungan modal. Karena ada keuntungan pajak ini, para investor lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan, maka para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividenya lebih rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagiannya tinggi. 4. Teori Clientele Effect Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend Payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. 5. Teori Signaling Hypothesis Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Dividend signaling theory mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan cash dividend mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi harga saham. 2.4. Kebijakan Dividen dan Harga Saham Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegang saham dan manajemen prusahaan yang dapat mempunyai kepentingan yang berbeda. Dividen diartikan sebagai pembayaran kepada pemegang saham oleh perusahaan atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan pembayaran dividen oleh perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah dua hal yang diinginkan perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi berapa besar pendapatan yang dibagikan sebagai dividen dan yang ditahan. Semakin besar dividen yang dibayar, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Akibatnya, dividen yang diterima pemegang saham atau investor tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung. Peningkatan pembayaran dividen sering ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen akan membaiknya prospek dan kinerja di masa mendatang. Hal ini dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen dapat memberikan suatu sinyal bagi perusahaan. Ada beberapa teori yang dapat digunakan perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen sebagai suatu sinyal. Dalam penelitian ini akan digunakan dividend signaling theory sebagai dasar menganalisis kandungan informasi atau sinyal yang terdapat dalam pengumuman dividen. Sinyal perubahan dividen dapat dilihat dari reaksi harga saham. Reaksi harga saham dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Pengumuman perubahan dividen dikatakan mempunyai kandungan informasi jika memberikan abnormal return yang signifikan terhadap pasar. Sebaliknya, pengumuman perubahan dividen dikatakan tidak mempunyai kandungan informasi jika tidak memberikan abnormal return yang signifikan terhadap pasar. 2.5. Dividend Signaling Theory dan Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Profitabilitas Perusahaan. Seperti teori dividen yang lain, teori Dividend Signaling Theory ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal“ atau disebabkan karena efek “sinyal“ dan preferensi terhadap dividen. Dividend signaling theory pertama kali dicetuskan oleh Bhattacharya (1979). Dividend signaling theory mendasari dugaan bahwa pengumuman perubahan cash dividend mempunyai kandungan informasi yang mengakibatkan munculnya reaksi harga saham. Teori ini menjelaskan bahwa informasi tentang cash dividend yang dibayarkan dianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Adanya anggapan ini disebabkan terjadinya asymetric information antara manajer dan investor, sehingga para investor menggunakan kebijakan dividen sebagai sinyal tentang prospek perusahaan. Miller dan Rock (1985) menyatakan bahwa adanya informasi asimetri antara investor dan manajemen karena perubahan pembayaran dividen akan berdampak pada reaksi harga saham di pasar. Apabila terjadi peningkatan dividen akan dianggap sebagai sinyal positif yang berarti perusahaan mempunyai prospek yang baik, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang positif. Sementara jika terjadi penurunan dividen akan dianggap sebagai sinyal negatif yang berarti perusahaan mempunyai prospek yang tidak begitu baik, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang negatif. Benar tidaknya informasi itu dapat dilihat melalui profitabilitas perusahaan pada masa yang akan datang. Kebijakan dividen yang meningkat akan diikuti dengan kenaikan harga saham karena investor menilai kenaikan dividen itu adalah informasi bahwa prospek perusahaan ke depan akan cerah dengan profitabilitas perusahaan yang akan meningkat dan sebaliknya jika kebijakan perusahaan adalah menurunkan dividen. Kenaikan profitabilitas saat kenaikan dividen naik kemungkinan dipengaruhi oleh naiknya harga saham sehingga perusahaan mendapatkan tambahan dana untuk investasi perusahaan dan hal tersebut mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sementara turunnya profitabilitas pada saat setelah terjadi penurunan kebijakan dividen kemungkinan karena reaksi negatif pasar pada saat pengumuman penurunan dividen dilakukan dan harga saham menurun juga. Hal ini menyebabkan perusahaan kurang mendapatkan tambahan dana untuk pengembangan perusahaan sehingga kesulitan meningkatkan kinerjanya. 2.6. Pengembangan Hipotesis Menurut Khoiruddin (2004), model harga saham dengan pertumbuhan konstan menunjukkan bahwa pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham yang berarti akan meningkatkan nilai perusahaan. Namun demikian, pembayaran yang semakin besar akan dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam investasi, sehingga akan berpotensi menurunkan harga saham. Dalam kenyataannya, di pasar sering terjadi bahwa peningkatan dividen selalu dikuti dengan kenaikan harga saham, sedangkan penurunan dividen akan diikuti dengan penurunan harga saham. Khoiruddin (2004) juga menyimpulkan bahwa pengumuman dividen bank ditanggapi positif oleh investor yang ditunjukkan oleh abnormal return yang positif signifikan beberapa hari di sekitar pengumuman dividen. Aharoni dan Swary (1980) dalam Pramastuti (2007) melakukan pengujian mengenai pengaruh pengumuman dividen dan earning yang dikaitkan dengan perilaku saham. Mereka menggunakan data pengumuman dividen baik yang didahului maupun yang diikuti oleh pengumuman earning dalam jangka waktu 11 hari. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengumuman dividen memberikan informasi yang lebih bermanfaat dari pada pengumuman earning. Hal ini bisa dilihat dari reaksi pasar yang positif terhadap kenaikan dividen dan reaksi pasar yang negatif terhadap penurunan dividen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pramastuti (2007) pada 47 perusahaan manufaktur dengan jumlah observasi sebanyak 100 pengumuman pembayaran dividen selama periode pengamatan 2000-2003. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat reaksi positif terhadap peningkatan dividen dan terdapat reaksi nagatif terhadap penurunan dividen. Sehingga hasil penelitiaannya menyimpulkan bahwa kenaikan (penurunan) dividen direspon positif (negatif) oleh pasar. Dari beberapa penelitian di atas maka dapat dibentuk hipotesis: H1 : Respon pasar yang diukur dengan abnormal return akan positif pada pengumuman dividen meningkat H2 : Respon pasar yang diukur dengan abnormal return akan negatif pada pengumuman dividen menurun Dividend signalling theory menjelaskan bahwa informasi tentang dividen yang dibayarkan digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang. Prospek perusahaan diproksikan dengan tingkat profitabilitas perusahaan yang dicapai pada masa yang akan datang. Modigliani dan Miller (1961) menyatakan bahwa perusahaan hanya akan meningkatkan dividen apabila prospek keuntungan di masa depan lebih baik atau paling tidak dalam kondisi stabil. Watts (1973) menguji proposisi bahwa pengetahuan tentang dividen sekarang akan meningkatkan prediksi tentang laba di masa yang akan datang. Watts menguji apakah laba satu tahun kedepan dapat dijelaskan oleh laba dan dividen tahun sekarang atau laba dan dividen satu tahun sebalumnya. Berdasarkan pengujian terhadap 310 perusahaan dari tahun 1946-1967, dia menemukan hanya 10% teratas saja yang mempunyai koefisien marjinal. Penelitian Abdurahim (2004) menemukan bukti bahwa perubahan dividen memiliki tambahan kandungan informasi terhadap informasi pasar dan data akuntansi tentang perubahan laba untuk satu tahun ke depan, tetapi tidak memiliki tambahan kandungan informasi bagi tingkat laba untuk satu tahun ke depan. Selain itu bukti empiris juga memperlihatkan bahwa informasi perubahan dividen berkolerasi positif hanya dengan perubahan laba satu tahun ke depan saja. Penelitian yang dilakukan oleh Pramastuti (2007) menggunakan 47 perusahaan manufaktur yang mengumumkan dividen dengan periode pengamatan 2000-2003 dari penelitiannya diperoleh hasil bahwa untuk kelompok pembayaran dividen meningkat rata-rata profitabilitas “sebelum” lebih besar dari pada rata-rata “sesudah”. Hasilnya tidak mendukung dividend signaling theory. Sedangkan untuk kelompok pembayaran dividen menurun diperoleh hasil rata-rata profitabilitas “sebelum” lebih besar dari pada rata-rata “sesudah”. Hal ini mendukung dividend signaling theory. Dari beberapa penelitian di atas maka dapat dibentuk hipotesis: H3 : Profitabilitas perusahaan dimasa datang akan lebih tinggi dari profitabilitas sebelumnya pada pengumuman dividen meningkat. H4 : Profitabilitas perusahaan dimasa datang akan lebih rendah dari profitabilitas sebelumnya pada pengumuman dividen menurun. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Data sekunder terdiri dari data saham dan data akuntansi. Data saham yang digunakan adalah harga pasar saham dan indeks harga saham gabungan. Sedangkan data akuntansi yang digunakan adalah data Dividen Per Share (DPS) dan Return On Equity (ROE). Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan dari database BEI (www.idx.co.id). 3.2. Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengumumkan dividen minimal 2 tahun berturut-turut. Penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu dalam penelitian atau sering disebut sebagai teknik penarikan sampel dengan metode purposive sampling. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Perusahaan Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengumumkan dividen minimal 2 tahun berturutturut dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2010. (2) Dividen yang diumumkan adalah dividen kas. (3) Memiliki data tanggal pengumuman dividen, data saham harian dan data IHSG harian. (4) Mempunyai data ROE dari tahun 2007-2010. Berdasarkan data yang diperoleh, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Perusahaan Kelompok Dividen Naik NO 1 2 3 4 NAMA PERUSAHAAN Mandom Indonesia Tbk. Mandom Indonesia Tbk. Mandom Indonesia Tbk. Mandom Indonesia Tbk. 2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 TANGGAL PENGUMUMAN 25/04/2007 28/04/2008 24/04/2009 23/04/2010 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Unilever Indonesia Tbk. 2006-2007 Unilever Indonesia Tbk. 2007-2008 Delta Djakarta Tbk. 2006-2007 Delta Djakarta Tbk. 2007-2008 Delta Djakarta Tbk. 2008-2009 Delta Djakarta Tbk. 2009-2010 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2006-2007 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2007-2008 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2008-2009 PT. Fast Food Indonesia Tbk. 2009-2010 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2006-2007 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2007-2008 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2008-2009 Indofood Sukses Makmur Tbk. 2009-2010 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2007-2008 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2008-2009 Mayora Indah Tbk. 2006-2007 Mayora Indah Tbk. 2007-2008 Mayora Indah Tbk. 2008-2009 Mayora Indah Tbk. 2009-2010 SMART Tbk. 2008-2009 Kimia Farma Tbk. 2007-2008 Merck Indonesia Tbk. 2006-2007 Merck Indonesia Tbk. 2007-2008 Merck Indonesia Tbk. 2008-2009 Gudang Garam Tbk. 2007-2008 Gudang Garam Tbk. 2008-2009 Gudang Garam Tbk. 2009-2010 Tempo Scan Pacific Tbk. 2009-2010 HM Sampoerna 2007-2008 HM Sampoerna 2009-2010 Bentoel IntL. Investama 2006-2007 Mustika Ratu Tbk. 2007-2008 Taisho Pharmaceutical 2009-2010 06/06/2007 27/05/2008 26/04/2007 28/04/2008 07/05/2009 03/05/2010 14/06/2007 16/06/2008 22/06/2009 21/06/2010 05/06/2007 01/07/2008 15/05/2009 26/05/2010 16/05/2008 07/05/2009 27/06/2007 25/06/2008 30/06/2009 18/06/2010 09/06/2009 02/06/2008 25/04/2007 16/04/2008 03/04/2009 25/06/2008 22/06/2009 18/06/2010 01/07/2010 18/09/2008 23/08/2010 04/06/2007 19/06/2008 31/05/2010 Tabel 2. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Perusahaan Kelompok Dividen Turun NO NAMA PERUSAHAAN 1 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2006-2007 2 Multi Bintang Indonesia Tbk. 2009-2010 3 SMART Tbk. 2007-2008 TANGGAL PENGUMUMAN 21/05/2007 31/05/2010 16/05/2008 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SMART Tbk. 2009-2010 Kimia Farma Tbk. 2006-2007 Kimia Farma Tbk. 2008-2009 Merck Tbk. 2009-2010 Gudang Garam Tbk. 2006-2007 HM Sampoerna Tbk. 2006-2007 HM Sampoerna Tbk. 2008-2009 Tempo Scan Pacific Tbk. 2006-2007 Tempo Scan Pacific Tbk. 2008-2009 Mustika Ratu Tbk. 2009-2010 10/06/2010 29/05/2007 09/06/2009 12/04/2010 28/06/2007 22/05/2007 12/11/2009 03/05/2007 01/06/2009 14/06/2010 3.3. Operasional Variabel Penelitian 3.3.1. Kebijakan Dividen Pada hipotesis 1 dan 2 akan digunakan event study untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi, diharapkan pasar segera bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima. Reaksi pasar ditunjukkan dengan munculnya abnormal return di sekitar hari-hari pengumuman. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman kenaikan dan penurunan dividen yang dibayarkan. Kebijakan dividen dinotasikan dengan perubahan DPS (dividen per share), yang bisa dicari dengan rumus sebagai berikut : Δ DPS = π·πππ‘ − π·πππ‘−1 π·πππ‘−1 x 100% Keterangan: Δ DPS = Perubahan Dividend Per Share DPSt = Dividend Per Share pada tanggal t DPSt-1 = Dividend Per Share pada tanggal t-1 3.3.2. Reaksi Pasar Reaksi pasar terhadap pengumuman kenaikan dan penurunan dividen dapat diketahui dari abnormal return yang muncul. Abnormal return adalah selisih dari return yang sebenarnya dengan return yang diharapkan. Langkah-langkah perhitungan abnormal return (AR) dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Menentukan tanggal pengumuman dividen setiap perusahaan sample. Tanggal itu dijadikan sebagai event date (hari ke-0). Berdasarkan tanggal tersebut ditetapkan event window yaitu 5 hari sebelum dan setelah event date. Event window ini sering disebut sebagai periode peristiwa atau periode pengamatan. Jadi pengamatan dilakukan selama 11 hari. Selanjutnya mengumpulkan harga saham harian dan IHSG harian selama periode penelitian. 2) Menghitung return realisasi saham individual (Rit) selama periode peristiwa. Return realisasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : π ππ‘ = (πππ‘ − πππ‘−1 )⁄πππ‘−1 Keterangan : πππ‘ = harga saham ke i hari ke t πππ‘−1 = harga saham ke i hari ke t-1 3) Menghitung return indeks pasar saham (Rmt) selama periode pengamatan. Return indeks pasar saham dihitung dengan rumus sebagai berikut : Rmt = (πΌπ»ππΊπ‘ − πΌπ»ππΊπ‘−1 )⁄πΌπ»ππΊπ‘−1 Keterangan : πΌπ»ππΊπ‘ = indeks pasar hari ke t πΌπ»ππΊπ‘−1 = indeks pasar hari ke t-1 4) Menghitung abnormal return (AR) dengan market adjusted model. AR dihitung dengan selisih antara return realisasi dengan return ekspektasi dengan rumus sebagai berikut : ARit = Rit – Rm Keterangan : ARit = abnormal return saham ke i pada hari ke t Rit = return realisasi saham ke i pada hari ke t Rm = return pasar saham ke i pada hari ke t Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian statistik terhadap abnormal return guna melihat signifikasi abnormal return yang ada di periode peristiwa. 1) Menghitung Average Abnormal Return (AAR) selama periode peristiwa dengan rumus sebagai berikut : π΄π΄π π‘ = ∑π π‘=1 π΄π ππ‘ π Keterangan : π΄π΄π π‘ = rata-rata abnormal return pada hari ke t π΄π ππ‘ = abnormal return saham ke i pada hari ke t N = jumlah saham yang terpengaruh oleh pengumuman dividen 2) Setelah Average Abnormal Return (AAR) diperoleh, selanjutnya dilakukan uji statistik (t-test) untuk melihat signifikansi AAR tersebut. T hitung diperoleh dengan rumus t= β / kesalahan standar estimasi. β adalah parameter yang akan diuji signifikansinya, dalam hal ini yaitu average abnormal return (AAR). 3) Menghitung kesalahan standart estimasi (KSE) secara agregat untuk semua sekuritas (cross section) di setiap harinya di periode peristiwa. Cara ini hanya membutuhkan periode peristiwa dan tidak membutuhkan periode estimasi. Rumus KSE adalah sebagai berikut : πΎππΈπ‘ = 1 √∑ππ‘−π(π΄π ππ‘ − π΄π΄π π‘)2 × π−1 √π Keterangan: KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke t di periode peristiwa ARit = abnormal return sekuritas ke i untuk hari ke t periode peristiwa AARt = rata-rata abnormal return sekuritas hari ke t di periode peristiwa N = jumlah sekuritas 3.3.3. Return On Equity (ROE) Pada hipotesis 3 dan 4 akan dilakukan uji beda rata-rata (paired samples t test). Variabel yang akan digunakan adalah : 1) Perubahan DPS (dividen per share) Δ DPS cari dengan rumus sebagai berikut : Δ DPS = π·πππ‘ − π·πππ‘−1 π·πππ‘−1 x 100% Keterangan: Δ DPS = Perubahan Dividend Per Share DPSt = Dividend Per Share pada tanggal t DPSt-1 = Dividend Per Share pada tanggal t-1 DPS ini mewakili kebijakan dividen, dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu dividen naik dan dividen turun. 2) ROE (Return on Equity). Perhitungan ROE dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: ROE (Return on Equity) = Laba Bersih (Profit After Tax) Modal (Equity) ROE di dalam penelitian ini digunakan sebagai proksi profitabilitas. Uji beda rata yang dilakukan untuk ROE diharapkan rata–rata ROE t+1 > rata –rata ROE t pada kelompok dividen naik dan rata–rata ROE t+1 < rata –rata ROE t pada kelompok dividen turun. 3.4. Alat Analisis Data Alat uji yang digunakan dalam pengujian penelitian ini adalah Uji-t, signifikansi rata-rata dan paired sample t-test. Uji-t signifikansi rata-rata di dalam penelitian ini digunakan untuk menilai apakah rata-rata dari beberapa kelompok data secara statistik berbeda satu dengan yang lain. Uji-t dependen sampel berpasangan (paired-sample t-test) digunakan untuk menguji apakah secara statistik terdapat perbedaan dari profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah melakukan pengumuman kebijakan dividen. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian ini adalah 0,95 atau ο‘ = 0,05. Alat analisis yang digunakan untuk menguji reaksi pasar dan profitabilitas perusahaan sebelum dan sesudah melakukan kebijakan dividen adalah program SPSS 16.0 (Stastical Program For Social Science) dengan uji t-test paired sample t-test dengan menentukan derajat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan α sebesar 5%. Jika probabilitas (p-value) < 5%, maka Ho ditolak dan Ha diterima; tetapi apabila probabilitas (p-value) > 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak. 4. 4.1. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk menguraikan atau memberikan keteranganketerangan seperti nilai maksimum dan minimum, rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation) dari data penelitian yang ada. 4.1.1. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 1 a. Pengujian Berdasarkan Perusahaan Dividen Naik Gambaran secara deskriptif mengenai data average abnormal return dari 5 hari sebelum hingga 5 hari setelah pengumuman kenaikan dividen dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Berikut adalah tabel statistik deskriptif uji hipotesis 1 : Tabel 3. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 1 (Berdasarkan Perusahaan Dividen Naik) Descriptive Statistics N Minimum AAR_per_corp 38 Valid N (listwise) 38 -.02769 Maximum Mean .02788 Std. Deviation .0018014 .00993280 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 b. Pengujian Berdasarkan Hari Pengamatan Gambaran secara deskriptif mengenai data average abnormal return dari 5 hari sebelum peristiwa sampai 5 hari setelah peristiwa pengumuman kenaikan dividen dapat dilihat pada Tabel 4. Berikut adalah tabelnya: Tabel 4. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 1 (Berdasarkan Hari Pengamatan) Descriptive Statistics N Minimum AAR_per_day 11 Valid N (listwise) 11 -.01129 Maximum .0133855 Mean .001801369 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 Std. Deviation .0081686139 4.1.2. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 2 a. Pengujian Berdasarkan Perusahaan Dividen Turun Gambaran secara deskriptif mengenai data average abnormal return 5 hari sebelum sampai 5 hari sesudah peristiwa pengumuman penurunan dividen dapat dilihat pada Tabel . Berikut adalah tabel statistik deskriptif uji hipotesis 2: Tabel 5. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 2 (Berdasarkan Perusahaan Dividen Turun) Descriptive Statistics N Minimum AAR_per_corp 13 Valid N (listwise) 13 Maximum -.00827 Mean .00847 Std. Deviation -0.00102 .00511120 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 b. Pengujian Berdasarkan Hari Pengamatan Gambaran secara deskriptif mengenai data average abormal return 5 hari sebelum peristiwa sampai average abnormal return 5 hari setelah peristiwa pengumuman penurunan dividen dapat dilihat pada tabel 6. Berikut adalah tabelnya: Tabel 6. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 2 (Berdasarkan Hari Pengamatan) Descriptive Statistics N Minimum AAR_per_day 11 Valid N (listwise) 11 -.01757 Maximum Mean .00861 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 -0,00102 Std. Deviation .00711749 4.1.3. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 3 Gambaran secara deskriptif mengenai data ROE t dan ROE t+1 pada perusahaan yang melakukan kebijakan dividen naik dapat dilihat pada tabel 7. Berikut adalah tabel statistik deskriptif uji hipotesis 3: Tabel 7. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 3 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE_t 38 3.98 54.59 21.0455 13.10157 ROE_t_sesudah 38 5.84 323.59 35.5071 50.87278 Valid N (listwise) 38 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 4.1.4. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 4 Gambaran secara deskriptif mengenai data ROE t dan ROE t+1 pada perusahaan dividen turun dapat dilihat pada tabel 8. Berikut adalah tabel statistik deskriptif uji hipotesis 4: Tabel 8. Statistik Deskriptif Uji Hipotesis 4 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE_t 13 5.05 323.59 46.8992 85.14096 ROE_t_sesudah 13 5.75 93.99 28.0638 24.96533 Valid N (listwise) 13 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian 4.2.1. Uji Hipotesis 1 Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan metode event study, yaitu dengan membandingkan hasil yang diperoleh (return sesungguhnya) dengan hasil yang diharapkan (expected return) yang hasilnya kita sebut average abnormal return dari 5 hari sebelum sampai 5 hari sesudah pengumuman kenaikan dividen. Tabel 9. Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Kenaikan Dividen HARI AAR KSE T hitung T tabel Keterangan h-5 h-4 h-3 h-2 h-1 h h+1 h+2 h+3 h+4 -0,009207516 0,003109154 0,00613998 0,000647703 0,012910533 0,007513601 -0,011287892 0,013385534 -0,005611024 0,002941737 0,0099732856 0,0050523419 0,0067272634 0,0075042972 0,0069965486 0,0103496360 0,0055495462 0,0111331580 0,0091621856 0,0082407760 -0,923217951 0,615388759 0,912700951 0,086310941 1,845271618 0,725977345 -2,034020642 1,202312434 -0,612411082 0,356973331 1,6905 1,6905 1,6905 1,6905 1,6905 1,6905 1,6905 1,6905 1,6905 1,6905 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Positif Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan -0,00072702 0,0052315950 -0,138967183 1,6905 Tidak Signifikan h+5 Sumber: Data diolah Tabel tersebut menyajikan average abnormal return (AAR) per hari pengamatan dari 5 hari sebelum sampai dengan 5 hari setelah pengumuman dividen pada perusahaan yang mengalami kenaikan dividen. Untuk mendapatkan T hitung, tiap average abnormal return dibagi dengan kesalahan standar estimasi masingmasing per harinya. Pada tabel dapat dilihat bahwa average abnormal return yang signifikan positif muncul pada satu hari sebelum (h-1) pengumuman kenaikan dividen yaitu sebesar 0,012910533 karena nilai mutlak T hitung pada hari tersebut lebih besar dari pada T tabel yang sudah ditetapkan. Naiknya average abnormal return yang signifikan positif sehari sebelum pengumuman tersebut menunjukan bahwa para investor sudah mengetahui informasi tentang kenaikan dividen sebelum adanya pengumuman kenaikan dividen tersebut sehingga kebocoran informasi direspon langsung oleh pasar pada satu hari sebelum pengumuman dividen. Dengan hasil itu maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima karena adanya average abnormal return yang signifikan positif meningkat yaitu pada satu hari sebelum (h-1) pengumuman kenaikan dividen. 4.2.2. Uji Hipotesis 2 Hipotesis 2 ini juga merupakan event study layaknya pada hipotesis 1. Tabel 10. Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Penurunan Dividen HARI AAR KSE T hitung T tabel Keterangan h-5 h-4 h-3 h-2 h-1 h h+1 h+2 h+3 h+4 0,003854824 -0,000472262 -0,002483777 -0,002650738 -0,007647191 0,008610943 -0,017569432 -0,001950263 0,006389013 0,001556482 0,0045568605 0,0035084775 0,0065621010 0,0069614850 0,0601294800 0,0071778180 0,0054748890 0,0060767385 0,0080376030 0,0011798469 0,845938561 -0,134606043 -0,378503248 -0,380771863 -0,127178735 1,199660317 -3,209093807 -0,320939065 0,794890284 1,319223816 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Negatif Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan h+5 0,00116293 0,0041131005 0,282738021 1,782 Tidak Signifikan Tabel tersebut menyajikan average abnormal return (AAR) per hari pengamatan dari 5 hari sebelum sampai dengan 5 hari setelah pengumuman dividen pada perusahaan yang mengalami penurunan dividen. Untuk mendapatkan T hitung, tiap average abnormal return dibagi dengan kesalahan standar estimasi masingmasing per harinya. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa average abnormal return negatif yang signifikan muncul pada satu hari (h+1) setelah pengumuman kenaikan dividen yaitu sebesar -0,017569432 karena nilai mutlak T hitung pada hari tersebut lebih besar daripada T tabel yang sudah ditetapkan. Adanya respon negatif signifikan ini dimungkinkan karena investor menganggap perusahaan sedang mengalami penurunan kinerja, karena itu dana laba ditahan mungkin digunakan untuk melunasi hutang perusahaan sehingga dana yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan reinvestasi tidak sebesar jumlah laba yang ditahan. Kepercayaan investor terhadap perusahaan menjadi berkurang sehingga menyebabkan penurunan harga saham perusahaan. Dengan hasil itu maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima karena adanya abnormal return negatif signifikan yang muncul setelah pengumuman penurunan dividen, yaitu pada satu hari setelah pengumuman kenaikan dividen. 4.2.3. Uji Hipotesis 3 Naiknya profitabilitas perusahaan pada tahun ke t+1 dibandingkan dengan profitabilitas perusahaan pada tahun ke t setelah pengumuman kebijakan kenaikan dividen adalah hipotesis ketiga yang akan diuji pada penelitian ini. Tabel 11. Pengujian Hipotesis 3 Paired Samples Statistics Mean Pair 1 N Std. Deviation Std. Error Mean ROE_t 21.0455 38 13.10157 2.12536 ROE_t_1 35.5071 38 50.87278 8.25266 Paired Samples Correlations N Pair 1 ROE_t & ROE_t_1 Correlation 38 .683 Sig. .000 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error Deviation Mean Mean t Lower Pair 1 ROE_t - ROE_t_1 -1.44616E1 42.99669 df Sig. (2-tailed) of the Difference Upper 6.97498 -28.59424 -.32892 -2.073 37 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 Dari hasil olahan data pada tabel diatas didapat rata-rata ROE t adalah sebesar 21,0455 dan rata-rata ROE t+1 35,5071. Jika dilihat dari rata-rata sudah jelas bahwa ROE t+1 lebih besar daripada ROE t namun untuk lebih jelas signifikan atau tidak pengujian ini dapat dilihat di tabel hasil dari Paired Sample Test. Pada tabel dapat dilihat bahwa hasilnya adalah signifikan. Nilai signifikansi (p.value/Sig. 2-tailed = 0,045) lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan .045 bahwa terjadi perbedaan profitabilitas yang signifikan dengan naiknya profitabilitas pada tahun ke t+1 dibanding pada tahun ke t setelah terjadinya kenaikan dividen perusahaan. Dengan hasil ini maka H3 penelitian ini diterima karena adanya perbedaan profitabilitas yang signifikan naik dari tahun t ke tahun t+1. 4.2.4. Uji Hipotesis 4 Hipotesis keempat yang akan dibuktikan di dalam penelitian ini adalah terjadi perbedaan profitabilitas dengan turunnya profitabilitas perusahaan pada tahun ke t+1 dibanding pada tahun ke t setelah terjadinya kebijakan penurunan dividen. Tabel 12. Pengujian Hipotesis 4 Paired Samples Statistics Mean Pair 1 N Std. Deviation Std. Error Mean ROE_t 46.8992 13 85.14096 23.61385 ROE_t_1 28.0638 13 24.96533 6.92414 Paired Samples Correlations N Pair 1 ROE_t & ROE_t_1 Correlation 13 .900 Sig. .000 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error Deviation Mean Mean t Lower Pair 1 ROE_t - ROE_t_1 1.88354E1 63.62378 17.64606 df Sig. (2-tailed) of the Difference -19.61208 Upper 57.28285 1.067 12 Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 Dari hasil olahan data pada tabel diatas didapat rata-rata ROE t adalah sebesar 46,8992 dan rata-rata ROE t+1 26,0638. Jika dilihat dari rata-rata sudah jelas bahwa ROE t lebih besar daripada ROE t+1 namun untuk melihat signifikan atau tidak pengujian ini dapat dilihat di tabel hasil dari Paired Sample Test. Pada tabel dapat dilihat bahwa hasilnya adalah tidak signifikan. Nilai signifikansi .307 (p.value/Sig. 2-tailed = 0,307) lebih besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa penurunan dividen pada perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan pada tahun berikutnya. Ini membuktikan dugaan para investor bahwa penurunan dividen adalah salah satu tanda penurunan kinerja perusahaan sehingga para investor beranggapan bahwa laba ditahan perusahaan akan digunakan untuk membayar hutang lebih besar daripada untuk reinvestasi adalah salah. Di dalam hipotesis ini penurunan dividen dianggap sebagai salah satu cara perusahaan menggunakan laba ditahan untuk membangun perusahaan lebih baik lagi dengan cara reinvestasi atau usaha lainnya yang berdampak meningkatkannya kinerja perusahaan pada tahun berikutnya, sehingga profitabilitas perusahaan pun ikut meningkat. Dari hasil tersebut maka H4 penelitian ini ditolak, walaupun terdapat perbedaan profitabilitas yang menurun dari tahun t ke tahun t+1 namun perbedaan tersebut setelah diuji tidak memberikan hasil yang signifikan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelummya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengumuman kenaikan dividen perusahaan direspon positif oleh pasar. Peristiwa pengumuman kenaikan dividen ini ternyata memberikan abnormal return yang positif kepada investor sehari sebelum kenaikan dividen tersebut diumumkan. Adanya kebocoran informasi yang menyebabkan respon positif signifikan terjadi sebelum pengumuman dividen. Respon positif oleh pasar terjadi karena para investor beranggapan kenaikan dividen sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai propek yang cerah di masa mendatang. 2. Pada peristiwa pengumuman penurunan dividen pasar merespon negatif pengumuman ini. Berlawanan dengan kesimpulan pertama, peristiwa penurunan dividen ini memberikan abnormal return yang negatif. Dari hasil penelitian dapat dilihat pada respon pasar yang negatif signifikan di hari pertama setelah pengumuman. Respon negatif tersebut terjadi karena penurunan dividen dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan sedang mengalami penurunan kinerja, dan dari hal tersebut para investor beranggapan bahwa perusahaan tidak mempunyai prospek yang baik kedepannya. 3. Perbedaan yang signifikan antara profitabilitas pada tahun t dan profitabilitas pada tahun t+1 terjadi pada saat kenaikan dividen. Hal ini dapat dilihat dari naiknya profitabilitas pada tahun t+1 dibanding profitabilitas pada tahun t. Ini membuktikan naiknya dividen dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang cerah. Hal ini juga mendukung dividend signaling theory, yang menyatakan bahwa kenaikan dividen dianggap sebagai informasi yang baik bagi investor karena hal tersebut mencermikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang cerah di masa mendatang. 4. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara profitabilitas pada tahun t+1 dengan profitabilitas pada tahun t pada saat penurunan dividen. Hal ini membuktikan bahwa penurunan dividen tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada tahun berikutnya. Dugaan bahwa penurunan dividen merupakan sinyal bahwa perusahaan tidak mempunyai prospek yang cerah di masa mendatang adalah salah. Dalam hal ini penurunan jumlah dividen yang dibagikan dianggap investor sebagai salah satu cara perusahaan untuk melakukan reinvestasi sehingga perusahaan dapat lebih berkembang dan meningkatkan kinerjanya pada tahun berikutnya. Hal tersebut tidak mendukung dividend signaling theory, yang menyatakan bahwa penurunan dividen memberikan sinyal buruk terhadap kinerja perusahaan pada tahun berikutnya. 5.2. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Sampel penelitian yang digunakan hanya fokus terhadap perusahaan consumer goods industry saja dan sampel yang dapat digunakan juga tidak banyak karena hanya perusahaan yang membayarkan dividen dua tahun berturut-turut saja. Sehingga penelitian ini kurang representatif dan hasil dari penelitian tidak berlaku pada perusahaan-perusahaan sektor lainnya. 2. Periode pengamatan yang pendek. Periode yang digunakan adalah tahun 2006-2010. 3. Untuk variabel reaksi pasar hanya menggunakan periode jendela 10 hari, yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah. 4. Untuk mengukur profitabilitas perusahaan hanya menggunakan variabel return on equity (ROE). Pada kenyataannya masih banyak variabel yang dapat digunakan dan dipengaruhi oleh suatu kebijakan. 5.3. Saran Berdasarkan keterbatasan yang dijelaskan diatas, maka peniliti menyarankan: 1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel penelitian dari berbagai jenis perusahaan atau industri. 2. Peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode amatan penelitiannya sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik. 3. Memperpanjang waktu pengukuran reaksi pasar, tidak hanya menggunakan periode jendela 10 hari untuk hasil yang lebih teruji. 4. Peneliti selanjutnya juga diharapkan tidak hanya menggunakan return on equity sebagai proksi dari profitabilitas perusahaan. Masih banyak variabel yang dapat dijadikan proksi untuk profitabilitas perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Abdurahim, Ahim. (2004). Analisis Akurasi Respon Investor Terhadap Pengumuman Dividen. Wahana Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. 07;15-27. Abdurahim, Ahim. (2004). Kandungan Informasi Tambahan Perubahan Dividen Tentang Profitabilitas Perusahaan Di Masa Yang Akan Datang. Wahana Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. 07; 99-111. Apriani, Lisia. 2005. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Utilitas Publik dan Perusahan dalam Industri tidak Diregulasi). SNA VIII Solo; 15-16. Atmaja, Lukas. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Andi. Bhattacharya, S. 1979. Imperfect Information, Dividend Policy and the Bird in the Hand Fallacy Bell. Journal of Economics. 10; pp 259-270. Christianti, Ari. 2006. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta: Hipotesis Static Trade Off Atau Pecking Order Theory. SNA IX Padang; 05-25. DeAngelo, Harry, Linda DeAngelo, and Douglas J. Skinner. 1996. Reversal of Fortune : Dividend Policy and The Disappearance of Sustained Earnings Growth. Journal of Financial Economics 40, 341-371. Fu, Yufen and Horatio Morgan. 2008. Dividend Policy and the Signalling Hypothesis: Is the Signalling Hypothesis still alive? Fuller, Kathleen and Michael Goldstein. 2003. Dividend Policy and Market Movements. SSRN.com. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas di Ponegoro: UPP AMP YKPN. Gugler, K., & Yurtoglu, BB. 2003.Corporate Governance and Dividen Pay out Policy in Germany. European Economic Review 47; 731-758. Harjito, D. A., & Nurfauziah. 2006. Hubungan Kebijakan Hutang, Insider Ownership dan Kebijakan Dividen dalam Mekanisme Pengawasan Masalah Agensi di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. 2; 161-181. Khoiruddin, Moh. (2004) Reaksi Pasar Terhadap Dividend Announcement di Sektor Perbankan Studi Kasus Pada BEJ. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. 2; 123-135. Kurniawan, Addy. 2010. Analisis Dampak Kebijakan Deviden Pada Harga Saham dan Perbedaan Profitabilitas Perusahaan Setelah Perubahan Kebijakan Deviden di Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Kusuma, Hardi. 2006. Efek Informasi Asimetri Terhadap Kebijakan Deviden. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Li, Kai and Xinlei Zhao. 2008. Asymmetric Information and Dividend Policy. Journal of Financial Management. Midiastuty, Pratana Puspa, dkk. 2009. Analisis Kebijakan Dividen : Suatu Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Simpsium Nasional Akuntansi XII. Miller, M. H dan F. Modigliani. (1961). Dividend Policy, Growth, and Valuation of Share. Journal of Business. 34; 235-264. Miller, Merton and Kevin Rock. 1985. Dividend Policy Under Asymmetric Information. The Journal of Finance, Vol. 40, No. 4, pp. 1031-1051. Murhadi, Werner R. 2008. Studi Kebijakan Dividen: Anteseden dan Dampaknya Terhadap Harga Saham. Surabaya Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. 1; 1-17. Nissim, Doron and Amir Ziv. 2001. Dividend Changes and Future Provitability. Journal of Finance, Vol. LVI, No. 6. Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham perusahaan-Perrusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Mandiri, Vol. 9. Pettit, R. (1972). Dividend Announcement, Security Performance, and Capital Market Efficiency. Journal of Finance; 993-1007. Pramastuti, Suluh. 2007. Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signaling Theory dan Rent Extraction Hypothesis. Thesis : Program Pasca Sarjana FE UGM . Prasetio, J. E., & Susilastuti, Erna. (2004). Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen yang Meningkat dan Menurun Terhadap Harga Saham. Wahana Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi. 07; 1-13. Sepriyanti, Ratna. 2004. Analisis Hubungan Antara Kepemilikan Saham Minoritas dan Dividend Payout Ratio Dengan Laba Sebagai Variabel Pemodarasi. Jurnal Akuntansi dan Investasi.1; 63-79. Valipor, Hashem and Vahab Rostami. 2009. Asymmetric Information and Dividend Policy in Emerging Markets: Empirical Evidences from Iran. International Journal of Economics and Finance . Vol. 1, No.1. www.bapepam.go.id www.duniainvestasi.com www.finance.yahoo.com www.idx.co.id