TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/29/DPM TANGGAL 26 OKTOBER 2015 PERIHAL PERUBAHAN KEDUA ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA 1. Q: Apa latar belakang penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia ini? A: Surat Edaran Bank Indonesia ini diterbitkan dalam rangka untuk mengelola aliran modal serta menjaga keseimbangan penawaran dan permintaan di pasar forward. 2. Q: Bagaimana penerapan aturan Minimum Holding Period (MHP) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sesuai ketentuan Operasi Pasar Terbuka? A: Pemilik SBI dilarang untuk melakukan transaksi atas SBI yang dimilikinya dengan pihak lain dalam jangka waktu 1 minggu, yaitu 7 hari kalender sejak setelmen pembelian. Transaksi tersebut mencakup repo, penjualan secara outright, hibah dan pengagunan. Selain itu, terdapat kewajiban bagi Sub-Registry untuk menatausahakan SBI milik nasabahnya dengan memperhatikan ketentuan mengenai MHP SBI. 3. Q: Bagaimana pengaturan untuk transaksi atas SBI yang dilakukan setelah berlakunya Surat Edaran ini yang merupakan bagian dari transaksi yang telah dilakukan sebelum Surat Edaran ini berlaku? A: Transaksi tersebut dikecualikan dari aturan MHP SBI 1 minggu sampai dengan transaksi tersebut jatuh waktu, dan tetap tunduk pada ketentuan MHP SBI pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 16/23/DPM tanggal 24 Desember 2014 perihal Operasi Pasar Terbuka sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/8/DPM tanggal 20 Mei 2015. 4. Q: Untuk transaksi SBI dengan second leg yang tidak disertai dengan perpindahan kepemilikan seperti transaksi pengagunan (pledge), securities lending and borrowing dan repo collateralized borrowing, apabila transaksi tersebut sudah jatuh waktu dan sudah ditatausahakan kembali pada rekening aktif (rekening Page 1 perdagangan), kapan SBI tersebut dapat ditransaksikan kembali? A: Pemilik SBI dapat langsung mentransaksikan kembali SBI tersebut apabila transaksi dimaksud sudah jatuh waktu dan berhasil dilakukan setelmen second leg karena tidak terjadi perpindahan kepemilikan atas SBI. 5. Q: Untuk transaksi SBI dengan second leg yang disertai dengan perpindahan kepemilikan seperti transaksi repo sell and buy back, apabila transaksi tersebut sudah jatuh waktu, kapan SBI tersebut dapat ditransaksikan kembali? A: a. dalam hal second leg transaksi repo berhasil dilakukan, maka SBI dapat ditransaksikan kembali oleh penjual repo pada 1 minggu atau 7 hari kalender sejak setelmen second leg transaksi repo atas SBI. b. Dalam hal second leg transaksi repo tidak berhasil dilakukan, maka SBI dapat ditransaksikan kembali oleh pembeli repo pada 1 minggu atau 7 hari kalender sejak tanggal setelmen first leg transaksi repo atas SBI. 6. Q: Apakah pengaturan MHP SBI 1 minggu berlaku untuk transfer SBI antar SubRegistry yang tidak disertai dengan adanya perpindahan kepemilikan? A: Tidak. Perhitungan periode MHP atas SBI tersebut dihitung sejak SBI tersebut dicatat di Sub-Registry awal. 7. Q: Bagaimana pengaturan atas MHP SBI 1 minggu terhadap SBI milik perusahaan yang melakukan merger, akuisisi atau konsolidasi? A: Dalam hal terdapat perpindahan SBI karena merger, akuisisi atau konsolidasi maka SBI tersebut dapat ditransaksikan kembali pada 1 minggu atau 7 hari kalender sejak tercatat di rekening surat berharga awal. 8. Q: Apakah aturan mengenai MHP SBI 1 minggu berlaku juga untuk transaksi dengan Bank Indonesia? A: Tidak, ketentuan mengenai MHP SBI 1 minggu dikecualikan untuk transaksi dengan Bank Indonesia. 9. Q: Apa yang dimaksud dengan Transaksi Forward? Transaksi Forward adalah transaksi jual/beli antara valuta asing terhadap Rupiah dengan penyerahan dana dilakukan lebih dari 2 (dua) hari kerja setelah tanggal Page 2 transaksi. 10. 11. A: Siapa yang dapat menjadi peserta Transaksi Forward? Q: Peserta OPT yang dapat mengikuti Transaksi Forward adalah Bank Devisa Q: Apa jenis valuta asing yang dapat digunakan dalam Transaksi Forward? A: Jenis valuta asing yang digunakan dalam Transaksi Forward adalah Dolar Amerika Serikat 12. Q: Bagaimana mekanisme pengajuan penawaran untuk mengikuti Transaksi Forward? A: • Peserta OPT mengajukan penawaran melalui sarana dealing system dan dalam window time yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. • Pengajuan Transaksi Forward dapat dilakukan paling banyak 2 kali untuk masing-masing tenor yang ditawarkan dan dapat diajukan secara langsung dan/atau melalui Lembaga Perantara dengan nilai nominal pengajuan penawaran paling sedikit sebesar USD 1 juta dan selebihnya dengan kelipatan USD 1 juta. Sedangkan pengajuan penawaran forward point paling sedikit sebesar Rp 1 dan selebihnya dengan kelipatan Rp 1. 13. Q: Apakah atas pengajuan penawaran Transaksi Forward dapat dilakukan koreksi? A: Ya, koreksi atas pengajuan penawaran dapat dilakukan sebanyak 1 kali untuk setiap penawaran yang diajukan dalam window time Transaksi Forward, kecuali untuk informasi nama Peserta OPT dan tenor Transaksi Forward tidak dapat dilakukan koreksi. 14. Q: Apakah Transaksi Forward yang telah diajukan kepada Bank Indonesia dapat dibatalkan? A: Peserta OPT dan Lembaga Perantara dilarang membatalkan penawaran yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia. Page 3