analisis efisiensi rumah makan waroeng spesial sambal “ss”

advertisement
ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN
WAROENG SPESIAL SAMBAL “SS”
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh:
HUSAEN YULIANTO
B 300 120 025
EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartosuro Telp. (0271) 717417 Surakarta – 57102
SURAT PERRSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Yang bertandatangan dibawah ini pembimbing skripsi :
Pembimbing Utama
: Ir. Maulidyah Indira Hasmarini, M.S.
Telah membaca dan mencermati artikel publikasi ilmiah yang merupakan
ringkasan skripsi dari Mahasiswi :
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
:
:
:
:
HUSAEN YULIANTO
B 300 120 025
EKONOMI PEMBANGUNAN
ANALISIS EFISIENSI RUMAH MAKAN WAROENG
SPESIAL SAMBAL “SS”
Artikel tersebut layak dan disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta,6 Februari 2016
Pembimbing Utama,
(Ir. Maulidyah Indira H, M.S)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Triyono, S.E., M.Si)
ABSTRACT
The industrial sector, especially the trade industry plays a very important for
economic activity in a country. Waroeng SS is part of the industrial restaurant or
restaurant which has a very large role in promoting economic growth. This study
was conducted to compare efficiency between branches of Waroeng SS Solo area
using Data Envelopment Analysis (DEA). Efficiency measurement technique that
uses multiple input and output is expected to measure and compare the
performance between branches.
Branch Waroeng SS is said to have performed efficiently if it has a score of
1 or 100% efficiency and is said to be increasingly inefficient if it is close to 0.
The sample was drawn randomly by the formula slovin which then obtained a
sample of 11 branches, but because there are two branches of losses in the study
period, there are only nine branches that were sampled during the study period of
2014 to 2015. input period used in this study is the raw material costs, labor costs,
overhead and administrative costs. Output is the total sales or turnover and net
profit. The results of analysis using the DEA indicates that there are five branches
whose performance has been efficient, while four other branches achieve
performance that is not efficient. End of this research are suggestions for branch
Waroeng SS inefficient to carry out policies that can be used to increase sales or
turnover.
Keywords: Waroeng SS, efficiency, Data Envelopment Analysis (DEA)
ABSTRAK
Sektor industri terutama industri perdagangan berperan sangat penting bagi
aktivitas perekonomian didalam suatu negara. Waroeng SS merupakan bagian dari
industri restoran atau rumah makan yang mempunyai peranan sangat besar dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbandingan efisiensi antar cabang Waroeng SS area Solo dengan menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA). Pengukuran efisiensi teknik yang
menggunakan multi input dan output ini diharapkan dapat mengukur dan
mengetahui perbandingan kinerja antar cabang.
Cabang Waroeng SS dikatakan memiliki kinerja efisien jika memiliki skor
efisiensi 1 atau 100% dan dikatakan semakin tidak efisien jika mendekati 0.
Sampel dalam penelitian ini diambil secara random dengan rumus slovin yang
kemudian didapat sampel sebanyak 11 cabang, tetapi dikarenakan terdapat dua
cabang yang mengalami kerugian dalam periode penelitian, maka hanya terdapat
9 cabang yang dijadikan sampel penelitian selama periode 2014 sampai periode
2015. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead dan biaya administrasi. Sedangkan outputnya adalah
total penjualan atau omset dan laba bersih. Hasil analisis dengan menggunakan
DEA menunjukkan bahwa terdapat lima cabang yang kinerjanya sudah efisien,
sedangkan 4 cabang lainnya mencapai kinerja yang tidak efisien. Akhir dari
penelitian ini adalah saran bagi cabang Waroeng SS yang tidak efisien untuk
melakukan kebijakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan atau
omset.
Kata kunci : Waroeng SS, efisiensi, Data Envelopment Analysis (DEA)
A.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri semakin pesat, baik dalam jenis industri
perdagangan, manufaktur, jasa maupun media informasi. Setiap produsen
menghendaki peningkatan pendapatan. Dalam hal tersebut, para produsen harus
aktif berperan serta dalam proses ditribusi, dan selalu berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik terhadap konsumen. Hal penting dalam peningkatan
produktivitas adalah penetapan target (target setting) input dan output yang
diperlukan bagi manajemen dalam melakukan monitoring setelah pengukuran
produktivitas. Dengan menetapkan target, akan dapat dilakukan perbaikan input
dan output untuk meningkatkan produktivitas bagi unit yang tidak efisien.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi pada rumah makan Waroeng
Spesial Sambal “SS” di area Solo.
B.
LANDASAN TEORI
1. Konsep Produksi
a) Teori Produksi
Produksi merupakan konsep arus (flow concept) bahwa kegiatan produksi
diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu
periode waktu tertentu sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan
tidak berubah. produksi merupakan hasil akhir dari proses ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa input.
b) Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat antara
input dan output. Dalam hal ini input sebagai sebab, dan output sebagai akibat.
Atau input sebagai variabel bebas dan output sebagai variabel tak bebas. Input
produksi dikenal juga dengan faktor-faktor produksi, dan ouput produksi
dikenal juga dengan jumlah produksi (Ahman, 2007).
c) Maksimalisasi Output Dan Minimalisasi Biaya
Produsen akan mengalami produksi yang manghasilkan maksimum profit
pada saat kurva I bersinggungan dengan kurva Q, sehingga terjadi
keseimbangan produsen. Menurut Rahardja (2010) dalam Nur (2014), untuk
mencapai maksimumoutput, produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu
maksimalisasi output atau minimalisasi biaya.
2. Konsep Efisiensi
a) Teori Efisiensi
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkandari satu input yang
dipergunakan (Sunarto, 2010). Efisiensi juga dapat didefinisikan sebagai rasio
antara output dengan input.
b) Pengukuran Efisiensi
Pengukuran efisiensi modern pertama kali diperkenalkan oleh Farrel
(1957), bekerja sama dengan Debreu dan Koopmas, dengan mendefinisikan
suatu ukuran yang sederhana untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan.
Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi teknis (technical efficiency) dan
efisiensi alokatif (allocative efficiency).
3. Konsep Data Envelopment Data (DEA)
DEA adalah pengembangan programasi linier yang didasarkan pada teknik
pengukuran kinerja relatif dari sekelompok unit input dan output. DEA dapat
mengatasi keterbatasan yang dimiliki analisis rasio parsial maupun regresi
berganda. DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk
mengukur efisiensi relatif suatu decision making unit (DMU) yang menggunakan
banyak input maupun output.
4. Biaya Operasi
a) Pengertian Biaya Operasi
Menurut Jopie Yusuf (2006) biaya operasi atau biaya operasional adalah
biaya biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi
berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari hari.
b) Penggolongan Biaya Operasi
Menurut Adi Saputra (2003) maka jenis biaya operasi digolongkan sesuai
dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan. Dalam hal ini biaya pada suatu
perusahaan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu biaya produksi dan biaya
non produksi.
c) Unsur-Unsur Biaya Operasi
Unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan
dagang dan jasa adalah:
1) Biaya tenaga kerja, gaji, komisi, bonus, tunjangan, dan lain-lain
2) Biaya administrasi dan umum
3) Biaya advertensi, promosi
4) Biaya asuransi
5) Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.
5. Profitabilitas
Menurut Petronila dan Mukhlasin (2002) profitabilitas merupakan gambaran
dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat
berbagai macam seperti:
a) Laba operasi
b) Laba bersih
c) Tingkat pengembalian investasi atau aktiva
d) Tingkat pengembalian ekuitas pemilik.
6. Hubungan Efisiensi Biaya Operasi Dengan Profitabilitas
Menurut Jopie Jusuf (2004) bila perusahaan dapat menekan biaya operasi,
maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba. Demikian juga sebaliknya, bila
terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan menurunnya laba
C.
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber hasil penelitian yang
telah ada serta laporan-laporan dari instansi tertentu yang relevan dengan masalah
yang diteliti. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah DEA (Data
Envelopment Analysis). Metodologi ini berhasil diterapkan untuk mengukur
kinerja relatif dari sekumpulan perusahaan yang menggunakan beragam input
identik untuk menghasilkan beragam output identik. Data input yang digunakan
adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya
administrasi dan umum. Sedangkan data output yang digunakan adalah total
penjualan atau omset dan laba bersih.
Rumus dari model ini dapat dituliskan sebagai berikut:
𝐻𝑠 =
∑m
t = 1 Ui. Yis
<1
∑nj = i Vj. Xjs
Dimana:
Hs
: efisiensi per cabang Waroeng SS
m
: output dari cabang Waroeng SS yang diamati
n
: input cabang Waroeng SS yang diamati
Yis
: jumlah
output i yang digunakan per cabang Waroeng SS
Xis
: jumlah
input i yang dihasilkan per cabang Waroeng SS
Ui
: bobot
Vj
: bobot input j yang diberikan per cabang Waroeng SS
output i yang dihasilkan per cabang Waroeng SS
Suatu DMU atau suatu cabang perusahaan dikatakan efisiensi atau tidak jika
nilai TE pada tiap DMU berkisar antara 0 sampai dengan 1 atau 0 sampai dengan
100%. Suatu DMU memiliki kemampuan paling baik jika nilai efisiensi relatif
sebesar 1 atau 100%, sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 100%
dikatakan kemampuannya masih dibawah DMU yang telah inefisiensi.
D.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi, tingkat efisiensi rumah makan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Waroeng
SS Manahan Barat
SS Gonilan
SS Solobaru
SS Jurug
SS Mangkunegaran
SS Kerten
SS Boyolali
SS Sragen
SS Klaten
Skor Efisiensi DEA
Periode
2014
2015
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
0.953
0.997
1.000
1.000
0.949
0.993
0.963
0.997
0.960
0.980
1.000
1.000
Sumber : Hasil olah data DEA
Tabel diatas menunjukkan skor efisiensi masing-masing cabang rumah
makan Waroeng Spesial Sambal “SS” area Solo, dimana hasil pengolahan
tersebut menggunakan alat analisis DEA dengan menggunakan software DEAP
2.1. Dari hasil pengolahan DEA dapat dilihat bahwa terdapat lima cabang rumah
makan Waroeng Spesial Sambal “SS” yang efisiensi selama periode 2014 sampai
2015, tepatnya dari Januari 2014 sampai September 2015. Cabang yang
kinerjanya dikatakan efisien tersebut adalah SS Manahan Barat, SS Gonilan, SS
Solobaru, SS Mangkunegaran dan SS Klaten. Sedangkan terdapat 4 cabang yang
dapat dikatakan belum efisien maupun mendekati efisien yaitu SS Jurug, SS
Kerten, SS Boyolali dan SS Sragen. Hal tersebut dikarenakan keempat cabang
rumah makan Waroeng Spesial Sambal “SS” tersebut nilai efisiensinya kurang
dari 1. Suatu cabang rumah makan Waroeng Spesial Sambal “SS” dikatakan
efisien ketika technical efficiency bernilai 1 (satu).Pada sisi inputdan output,
ketidakefisienan pada kesembilan cabang Waroeng SS tersebut berasal dari
seluruh variabel yang digunakandengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda pada
masing-masing cabang.
E.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,
maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.
Berdasarkan hasil perhitungan DEA, dari kesembilan cabang Waroeng
Spesial Sambal “SS” yang menjadi objek penelitian hanya terdapat lima
cabang yang masuk dalam kategori efisien. Waroeng SS tersebut adalah
Waroeng SS Manahan Barat, Waroeng SS Gonilan, Waroeng SS Solobaru,
Waroeng SS Mangkunegaran dan Waroeng SS Klaten. Hal ini terlihat dari
skor technical efficiency selama dua tahun yang sudah mencapai 100 persen.
Empat cabang Waroeng SS lain yaitu Waroeng SS Jurug, Waroeng SS
Kerten, Waroeng SS Boyolali dan Waroeng SS Sragen dalam periode 2014
sampai 2015 masih belum efisien. Hal tersebut dikarenakan skor efisien
yang belum mencapai 100 persen.
2.
Waroeng SS yang mengalami inefisiensi paling tinggi adalah Waroeng SS
Sragen, karena selama periode 2014 sampai 2015 memiliki rata-rata nilai
efisiensi paling kecil yaitu sebesar 0,970. Sedangkan Waroeng SS Kerten
menyusul dengan rata-rata nilai efisiensi sebesar 0,971 selama periode 2014
sampai 2015. Kemudian disusul Waroeng SS Jurug dengan rata-rata nilai
efisiensi sebesar 0,975 pada periode 2014 sampai 2015. Dan kemudian baru
disusul Waroeng SS Boyolali yang hampir efisien dengan rata-rata nilai
efisiensi sebesar 0,980, dikatakan hampir efisien karena mendekati nilai
efisiensi 1.
3.
Pada sisi input, ketidakefisienan pada keempat cabang Waroeng Spesial
Sambal “SS” tersebut berasal dari seluruh variabel input yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya administrasi dan umum,
dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda pada masing-masing cabang
Waroeng SS.
4.
Pada sisi output pada masing-masing cabang Waroeng SS yang inefisiensi,
ketidak efisiensinan tersebut berasal dari seluruh variabel output yaitu total
penjualan atau omset dan laba bersih, dengan tingkat efisiensi yang berbedabeda pada masing-masing cabang Waroeng SS.
F.
SARAN
1.
Cabang Waroeng SS yang mengalami inefisiensi dapat melakukan
perbaikan kebijakan seperti kebijakan mikro. Kebijakan mikro tersebut
dilakukan untuk mencapai efisiensi tekniknya. Adapun kebijakan mikro
yang dapat dilakukan antara lain kebijakan yang berkaitan dengan
ketidakefisiensinan variabel, baik variabel input maupun output yang
digunakan dalam operasional Waroeng Spesial Sambal “SS”.
a)
Kebijakan yang dapat dilakukan pada variabel biaya bahan baku
sebagai sebagai variabel input adalah dengan selektif dalam pemilihan
bahan baku pada saat belanja harian maupun bulanan. Selain itu
bagian manajemen Waroeng SS harus lebih intens dalam melakukan
monitoring terkait pemakaian dan penyimpanan bahan baku dari
masing-masing cabang Waroeng SS, karena semua akan sia-sia
apabila sudah mendapatkan bahan baku yang berkualitas tetapi dalam
pemakaian dan perawatan dimasing-masing cabang Waroeng SS
kurang tepat maka akan terjadi bahan baku yang rentan rusak dan
akhirnya harus dilelang atau dimusnahkan, sehingga hal tersebut juga
berpengaruh terhadap peningkatan biaya bahan baku.
b)
Waroeng Spesial Sambal “SS” memiliki banyak karyawan atau tenaga
kerja yang tidak sesuai dengan komposisi kebutuhan dari masingmasing cabang Waroeng SS, serta kurangnya kontribusi dalam
peningkatan pendapatan atau total penjualan. Sehingga perlu diadakan
peningkatan kualitas SDM melalui program pengembangan pegawai
secara teratur agar tidak terlalu membebani biaya tenaga kerja serta
didapatkan kualitas SDM yang handal sesuai yang diharapkan oleh
perusahaan, yang berimplikasi pada peningkatan total penjualan atau
omset.
c)
Dari penumpukan jumlah tenaga kerja yang belum diimbangi dengan
peningkatan pendapatan atau total penjualan tersebut berdampak pada
peningkatan biaya input lainnya, yaitu biaya overhead dan biaya
administrasi dan umum. Cara yang dapat dilakukan oleh Waroeng SS
untuk menekan biaya overhead dan biaya administrasi dan umum
adalah dengan cara menekan biaya operasional, seperti biaya listrik,
air, alat kerja kantor dan biaya pemasaran. Hampir semua cabang
Waroeng SS menggunakan tanah sewa, dan penggunaan listriknya
masih menggunakan daya listrik rumah tangga, sehingga manajemen
Waroeng SS perlu merubah daya listrik dimasing-masing cabangnya
yang semula daya listrik rumah tangga menjadi daya listrik bisnis.
Selain beban biayanya yang lebih murah, penggunaan daya listrik
bisnis juga mendapat subsidi dari pemerintah. Serta diperlukan peran
dari manajemen Waroeng SS terkait penggunaan air, penggunaan alat
kerja kantor dan keperluan promosi, sehingga biaya yang dikeluarkan
dimasing-masing cabang Waroeng SS sesuai dengan kebutuhan.
d)
Pada sisi output, kedua variabel yang digunakan juga belum mencapai
nilai efisiensi yaitu pada total penjualan atau omset dan laba bersih.
Sehingga yang harus dilakukan oleh Waroeng SS adalah dengan
meningkatkan pendapatan operasionalnya. Cara yang dapat dilakukan
oleh Waroeng SS adalah perlu dilakukan peningkatan kualitas rasa
produk atau menu yang dijual, menjaga higienitas menu masakan dan
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. Hal tersebut
dilakukan untuk mempertahankan konsumen tetap atau pelanggan
lama dan mendapatkan pelanggan baru.
2.
Perlunya kebijakan yang mengatur ketidakefisienan pada cabang Waroeng
SS yang tidak efisien, yang berkaitan dengan upaya pengoptimalan dari sisi
input maupun output. Penggunaan input yang efisien akan menghasilkan
output yang efisien pula. Dengan mengetahui penyebab dan tingkat
ketidakefisienan baik dari sisi input maupun output, sehingga diharapkan
direktur perusahaan dan manajer area mampu mengambil kebijakan yang
tepat dalam mengatasi ketidakefisienan tersebut.
G.
DAFTAR PUSTAKA
Adila, Nurlaela. 2014. Analisis Efisiensi Sektoral Provinsi Jawa Tengah Dengan
Menggunakan Analisis Data Envelopment Analysis (DEA) Periode
Tahun 2002-2012. Skripsi, tidakdipublikasikan. Surakarta :
Universitas Muhammadyah Surakarta.
Ahman, H., E., Rohmana. 2007.Ilmu Ekonomi Dalam PIPS. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Agustiana, Linda. 2013. Analisis efisiensi obyek wisata di Kabupaten Wonosobo.
Skripsi, tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Al-Bagoury, Samar. 2013. DEA To Evaluate Efficiency Of African Higher
Education.Journal of Educational Research and Essays. Vol. 1(4), pp.
39-46.
Ambarwati, Iga. 2012. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah. Journal
Agribisnis dan Agrowisata. ISSN: 2301-6523. Vol. 1, No. 1, Hal 1-10.
Baroto, T. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia.
Charnes, A., W.W Cooper dan E. Rhodes. 1978. Measuring the Efficiency of
Decision Making Units. European Journal of Operation Research,
Vol. 2 p.429-444.
Cooper, William W dkk. 2006. Introduction To Data Envelopment Analysis And
Its Uses With DEA-Solver Software And References.
http://www.libgen.org. Diakses Rabu, 18 November 2015.
Fitriana dan Zaini M. 2012. Efisiensi Ekonomis Usaha Pembesaran Ikan
Lele.Jurnal IlmiahESAI. ISSN No. 1978-6034, Vol 6, No 2.
Gerungan H. Paulus. 2013. Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian
Efisiensi Produksi Pada PT. Tropica Cocoprima.2013. Jurnal EMBA.
ISSN 2303-1174 863, Vol.1 No.3, Hal. 863-870.
Gobel, Meryanti. 2013. Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan
Tunjangan Makan Dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada
Perusahaan Jasa Outsourcing. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174, Vol.1
No.4 Desember 2013, Hal. 1868-1878.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill.
Hadad, Muliaman D dkk. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia:
Penggunaan Metode Non Parametrik Data Envelopment Analysis
(DEA).
Buletin
Ekonomi
Moneter
dan
Perbankan.
http://www.bi.go.id. Diakses Rabu, 18 November 2015.
Hidayah, Nur. 2014. Studi Komparatif Tingkat Efisiensi Perbankan Konvensional
dan Perbankan Syariah Di Indonesia. Skripsi, tidak dipublikasikan.
Surkarta: Universitas Muhammadyah Surakarta.
Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi
Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta: Salemba Empat.
Khan, Atiquzzafar and Noreen, Uzma. 2014. Efficiency Measure of Insurance vs
Tak ful Firms Using DEA Approach A Case of Pakistan. Journal
Islamic Economic. Vol. 22, No. 1, Hal. 139-158.
Khezrimotlagh, Dariush and Sze Tan S. Moh. 2014. Measuring the Efficiency of
the Dairy Industry Using DEA Models.Journal of Economics,
Business and Management. ISSN 2348-5302, Hal. 563-567
Machmud, Amir dan Rukmana. 2010. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi
Empiris di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N. Gregory et al. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro Principles of
Economics An Asia Edition-Volume 1. Penerjemah: Barlev Nicodemus
Hutagalung. Jakarta: Salemba Empat.
Mat Rahim S. Rohaya and Abu Bakar J. Binti. 2015. How Efficient Are Islamic
Banks in Malaysia.Journal of Business. ISSN 2152-1034.Vol 6,
Number 3, pp. 164-174.
Memon M. Ali and Izah Mohd Tahir. 2012. Company Operation Performance
Using DEA and Performance Matrix Evidence from Pakistan.Journal
of Business and Behavioral Sciences. Vol. 2, No.2, pp. 41-55.
Repkova, Iveta. 2014. Efficiency of the Czech banking sector employing the DEA
window analysis approach.Journal of business, pp. 587 – 596.
Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: Universitas Indonesia.
Solomon, Tesfaye and Yami, Mesay. 2015. Gender Differentials in Scale and
Technical Efficiencies among Improved Wheat Variety Growers in
Wheat Belt Areas of Ethiopia A Data Envelopment Analysis
(DEA).Journal of Economics and Sustainable Development. ISSN
2222-1700, Vol.6, No.1, pp. 2222-2855.
Sudarman, Ari. 2008. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Sukirno, Sadono. 2009. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Sukirno, Sadono. 2011, Mikroekonomi Teori Pengantar.Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, Edisi Ketiga.
Sumodiningrat,Gunawan.
2009.
Mewujudkan
Kesejahteraan
Bangsa,
Menanggulangi Kemiskinan dengan Prinsip Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta : Kompas Gramedia Building..
Sunarto, 2010. Evaluasi Kinerja. Jakarta: Universitas Indonesia.
Umri, Nazmil dan Hidayat, Rahmad. 2011. Kinerja Biaya Dengan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Tehnik Industri.ISSN 1411 –
6340, Vol 1 No 2, Hal. 96-103.
Wibowo, Agus dan Wartini, Sri. 2012. Efisiensi Modal Kerja, Liquiditas Dan
Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di
BEI.Jurnal Dinamika Manajemen.ISSN 2086-0668. Vol. 3, No. 1, pp:
49-58
Yahya, Aziah and‘Khalid M. Asraf . 2015. Measuring Efficiency of
Telecommunication Customer Service Centres Using Data
Envelopment Analysis.Journal of Economics, Business and
Management. ISSN 2348-5302. Vol. 2, No. 1, pp. 26-28.
Zarei, Sameri. 2013. Impact of government policies on the efficiency of food
industry companies (DEA versus TOPSIS).World of Sciences Journal.
ISSN 2307-3071, pp. 61-69.
Download