BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Salah satu kebebasan yang paling utama dimiliki tiap manusia adalah kebebasan beragama. Melalui agama, manusia mengerti arti dan tujuan hidup yang sebenarnya. Agama membimbing umatnya agar selalu dalam jalur benar dan menanamkan hal kebajikan dalam tatanan kehidupan keluarga, masyarakat hingga berbangsa dan bernegara. Agama sangat berperan dalam pembentukan karakter dan menyatukan semua keanekaragaman suatu bangsa. Sebagai tatanan tertinggi suatu bangsa, pemerintah turut berperan dalam agama melalui konstitusinya UUD’45 pasal 29 yang memberikan kebebasan beragama di Indonesia. Melihat ini, Agama Buddha bersama dengan agama lainnya juga turut mengemban tugas dalam menjaga kedamaian serta tidak menyimpang dari peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Setelah 61 tahun kemerdekaan, jumlah penganut Buddhis meningkat dengan cepat di Indonesia dan sebagian besar berada di Sumut. Sejalan ini Agama Buddha menempatkan dua hal, yaitu dari luar, Agama Buddha telah berkembang bersama-sama dengan tradisi budaya Indonesia sehingga hal inilah yang menjadikan ciri khas Buddhis Indonesia. Sedangkan dari dalam, Agama Buddha memiliki 3 aliran yaitu Theravada, Mahayana dan Tantrayana. Ketiga aliran tersebut telah berkembang terlebih dulu di negara-negara Buddhis sejak jaman sebelum masehi. Di kehidupan modern saat ini dunia semakin terpuruk dalam hal-hal negatif. Agama Buddha sangat prihatin atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi seperti penurunan kualitas keimanan dan moral manusia, masalah narkoba, prostitusi, merebaknya minuman keras, perjudian, perbuatan asusila yang menyalahgunakan arti kebebasan yang sebenarnya, perampokan dan pembunuhan tanpa memikirkan penderitaan makhluk hidup lain. Semua ini merupakan penyimpangan atas Pancasila Buddhis. Agama Buddha berharap semoga seluruh umat manusia tidak semakin larut dalam penyimpangan ini tetapi mengembangkan kesadaran untuk Universitas Sumatera Utara melakukan kebajikan dan kesabaran dalam menjalankan kehidupan ini. Masih banyak pembelajaran yang bisa dilakukan bukan pembodohan tanpa arah yang hanya menyesatkan hati dan pikiran umat manusia. Perkembangan Agama Buddha di kota Medan sangatlah dipengaruhi oleh tradisi setempat yang berakar pada Konfusianisme dan Taoisme. Hal itu terkait dengan tradisi, tata upacara dan ritual. Ajaran utama konfusianisme menekankan cara menjalin kehidupan yang harmonis dengan mengutamakan moralitas. Seseorang dilahirkan untuk menjalin hubungan tertentu, sehingga setiap orang mempunyai kewajiban tertentu. Sebagai contoh kewajiban terhadap negara, sehingga setiap orang mempunyai kewajiban terhadap orang tua, kewajiban untuk menolong teman dan suatu kewajiban umum terhadap kehidupan manusia. Kewajiban-kewajiban tersebut tidaklah sama, dimana kewajiban terhadap negara dan orang tua lebih diutamakan daripada kewajiban terhadap teman dan kehidupan manusia. Sifatsifat yang mulia diajarkan oleh konfusius adalah bertujuan untuk menciptakan manusia yang berbudi pekerti luhur yang disebut budiman. (Sutradharma, 1998 : 111). Pengaruh terbesar Konfusianisme sehubungan dengan upacara kematian adalah kewajiban terhadap keluarga yang diwujudkan dalam bakti, seperti : memuja orang tua dan leluhur, kewajiban anggota keluarga terhadap yang meninggal, lama berkabung, pakaian berkabung, ziara pada bulan 3 penanggalan Imlek, membersihkan altar atau kuburan. Universitas Sumatera Utara LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT UMAT BUDDHA DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA BUDDHISME JALAN TENGAH (8 jalan utama) Pandangan benar - Pikiran Benar - Ucapan Benar - Perbuatan Benar - Mata Pencaharian Benar - Usaha Benar - Kesadaran Benar - Konsentrasi Benar TAOISME KONFUSIANISME Kehidupan harmonis dengan mengutamakan moralitas, setiap orang mempunyai kewajiban tertentu. Kewajiban terhadap orang tua lebih diutamakan. - • Erat kaitannya tentang dunia dan alam semesta • Terkesan tidak logis dan melampaui batas-batas logika • Diidentikkan dengan sesuatu yang bersifat gaib dan mistis DIAGRAM 1.1. Latar belakang perkembangan agama buddha dan kebudayaan masyarakat umat Buddha di kota Medan dan sekitarnya. Sumber : Menjalani Kehidupan Buddhisme, Konfusianisme dan Taoisme. Universitas Sumatera Utara Pandangan Taoisme erat kaitannya tentang dunia dan alam semesta serta hubungannya dengan kehidupan manusia dan pemerintah. Taoisme terkesan tidak logis, dan Tao memang melampaui batas-batas logika. Dalam perkembangannya Taoisme diidentikkan sebagai sesuatu yang bersifat gaib dan mistik (Sutradharma, 1998 : 164). Pengaruh terbesar Taoisme sehubungan dengan upacara kematian terlihat pada upacara dan ritual. Pengaruh Konfusianisme dan Taoisme dalam Buddha dapat dijelaskan sebagai : Ajaran Taoisme yang menekankan jalan KeAlamsemesta-an (TAO) yang mengatur hubungan antar manusia dengan alam semesta atau gejala-gejala alam di luar sifat manusia dan Konfusianisme melengkapinya dengan jalan Kemanusiaan (JEN), yang menekankan hubungan antar manusia dengan lingkungannya dalam kehidupan bermasyarakat, kemudian Buddhisme dengan ajaran Jalan Tengah pada dasarnya dapat melengkapi Taoisme dan Konfusianisme dengan menghubungkan TAO dan JEN, dalam suatu perwujudan yang merupakan satu perwujudan yang merupakan perluasan Jalan Tengah (Sutradharma, 1998 : 162). Sampai saat ini penganut agama Buddha khususnya di Medan belum memiliki tempat peribadatan yang sekaligus memiliki fasilitas tambahan yang menunjang upacara ritual pernikahan, pembhaktisan, kematian serta kegiatankegiatan yang berhubungan dengan bidang sosial, lingkungan hidup, pendidikan dan spiritual. Dengan latar belakang di atas dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Medan dan sekitarnya, maka akan dibangun sebuah tempat peribadatan Oasis Bodhicitta Mandala Indonesia yang dapat memberi pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan umat Buddha khususnya, bukan hanya sekedar fungsional, tetapi juga secara budaya menurut perkembangan agama buddha dan kebudayaan masyarakat umat buddha di kota Medan. I. 2. Maksud dan Tujuan Maksud dari proyek ini adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sebuah kompleks peribadatan yang bukan saja fungsional tetapi juga sebagai kompleks yang dapat memberi makna religius agama Buddha. Tujuan dari proyek ini adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan tempat ibadah bagi umat Buddha. Universitas Sumatera Utara 2. Menyediakan tempat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kita akan ajaran Agama Buddha. 3. Menyediakan asrama sebagai tempat peristirahatan bagi umat dan bhikkhu. 4. Menyediakan tempat bagi umat Buddha untuk melaksanakan upacara-upacara tradisi, dan ritual-ritual seperti pernikahan, pembhaktisan, dan kematian. 5. Menyediakan tempat pengkremasian jenazah. 6. Menyediakan tempat penyimpanan abu jenazah dengan segala fasilitas pendukungnya. 7. Menjadikan tempat ini tidak hanya diperuntukkan bagi kebutuhan rohani umat Buddha, tetapi juga menjadi objek wisata di kota Medan. I. 3. Masalah Perancangan Rumusan perancangan dalam kasus ini adalah : 1. Bagaimana membentuk suatu kompleks bangunan yang dapat menampung segala aktivitas keagamaan berupa tempat bhaktisala, vihara, kuti, tempat kremasi, tempat penyimpanan abu? 2. Bagaimana membentuk suatu bangunan yang secara visual mampu memberikan simbol sebagai bangunan religius umat Buddha? 3. Bagaimana memadukan konsep ruang, baik ruang dalam maupun ruang luar, yang dikaitkan dengan kegiatan keagamaan untuk menciptakan kesan ruang yang mendukung kegiatan ibadah? I. 4. Sasaran Dengan adanya Oasis Bodhicitta Mandala Indonesia ini akan membuat umat Buddha di Medan dan sekitarnya memperoleh kenyamanan dalam melakukan aktivitas keagamaan dan menerima edukasi Buddhis serta dapat menjadi objek wisata di kota Medan. I. 5. Lingkup /Batasan a. Perancangan kompleks peribadatan yang memberikan kenyamanan bagi umatnya. b. Perancanangan sarana pendukung lainnya untuk kegiatan-kegiatan lain di luar kegiatan peribadatan. c. Fasilitas yang disediakan antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Fasilitas utama : • Balai Dhamma (Dharmasala), tempat untuk pembacaan paritta, pembabaran Dhamma, diskusi Dhamma, meditasi unuk melakukan Vesakpuja (puja bakti waisak), Asathapuja (puja bakti Asadha), dan Maghapuja. Selain itu, juga berfungsi sebagai tempat untuk melangsungkan upacara pernikahan, ulang tahun atau upacara kematian. • Kuti, tempat tinggal untuk Bhikkhu/Bhikkhuni. • Perpustakaan, merupakan sarana untuk menambah wawasan melalui koleksi buku-buku Buddhist maupun buku-buku pengetahuan umum. • Aula krematorium, yang berfungsi untuk melakukan proses kremasi. • Ruang kremator, tempat kremasi dilaksanakan. Jenis ruang kremator tergantung pada bahan bakar dan cara kremasi. • Ruang penyimpanan guci abu jenazah, sebagai tempat untuk menyimpan guci penyimpan abu jenazah, dan juga tempat melakukan ziara dan sembahyang kepada yang meninggal. 2. Fasilitas Pendukung : • Ruang pengelola administrasi, tempat kegiatan administrasi, pembukuan, penjualan serta konsultasi. • Ruang-ruang utilitas, tempat pengoperasian proses kremasi, perawatan, dan serta elektrikal & mekanikal gedung. • Ruang-ruang servis, seperti tempat parkir, ruang sekuriti, dapur, ruang makan, kamar mandi, locker/ruang ganti staff, dan gudang. 3. Fasilitas Penunjang : Aula serba guna, yang berfungsi untuk mengakomodasi upacaraupacara lain setelah kremasi, seperti upacara : 1. Peringatan 1000 hari 2. Peringatan hari Ulambhana 3. Kegiatan sosial dan seminar keagamaan I. 6. Kerangka Berpikir PENDAHULUAN Latar Belakang : Kebutuhan akan kompleks peribadatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat bukan sekedar fungsional, tetapi Universitas Sumatera Utara DIAGRAM 1.2. Latar belakang perkembangan agama buddha dan kebudayaan masyarakat umat Buddha di kota Medan dan sekitarnya. Sumber : Pribadi I. 7. Sistematika Laporan Universitas Sumatera Utara BAB I : PENDAHULUAN, meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, sasaran dan batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika laporan. BAB II : TINJAUAN UMUM, menjelaskan tentang pengertian, sejarah perkembangan, riwayat hidup Buddha Gautama, kitab suci serta hari besar agama Buddha, interpretasi judul dan studi banding proyek sejenis. BAB III : TINJAUAN KHUSUS, menjelaskan tentang peninjauan lokasi, deskripsi proyek secara umum, struktur organisasi, fasilitasfasilitas pendukung, elaborasi tema yang menguraikan pengertian tema dan interpretasinya, serta keterkaitannya dengan judul dan studi banding tema sejenis. BAB IV : ANALISA, menganalisa lingkungan, tapak dan bangunan serta fungsional ruangan. BAB V : KONSEP, menggambarkan sketsa-sketsa ide dasar rancangan, tapak, bangunan, dan ruangan. BAB VI : HASIL PERANCANGAN, meliputi gambar kerja berupa denah, tampak, potongan, rencana, detail, perspektif. Universitas Sumatera Utara