DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP

advertisement
Page |1
DAMPAK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT SETEMPAT
(Studi Kasus Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Ligar Mekar, Kelurahan
Cibeunying, Kabupaten Bandung)
1
Erin Fitriani, 2Elly Malihah, 3Mirna Nur Alia A
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
3
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstract: The Impact Of Residential Development on Social Economic Life Of Local
Community (Case Study Of Social Economic Life Of Community in Ligar Mekar
Village, Cibeunying Sub, Bandung District), This research is motivated by the rapid
development in the field of residential that occur in rural areas that cause various effects to
the life of rural community, particularly in social and economic life of rural community as
indigenous community of the development area. Formulation of the problem of this research
is how the response of local community regarding the housing development going on around
the village, and how the impact of residential development on the social and economic life of
local community. The purposes of this research are (1) to get to know the response of the
local community to residential development (2) to explore and assess the impact of
residential development on the social economic life of local community. This research uses
mixed method approach that combines qualitative and quantitative approach that is analyzed
descriptively. This research uses a concurrent triangulation strategy which involves the
collection and analysis of qualitative and quantitative data simultaneously. Data in this
research are obtained from observation, interview, questionnaire, documentary study, and
literature study. The result of this research is that the residential development in the area
around the village get a positive response because it can absorb the labor for the local
community thus improving their standard of living. On the other hand, local community
begins to lose their identity as a village community due to the process of imitation of the
urban lifestyle that comes from the residential residents.
Keywords: Development, Social Economic Changes, Community
Abstrak: Dampak Pembangunan Perumahan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat Setempat (Studi Kasus Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa
Ligar Mekar, Kelurahan Cibeunying, Kabupaten Bandung), Penelitian ini dilatar
belakangi oleh pesatnya pembangunan di bidang perumahan yang terjadi di wilayah pedesaan
yang menimbulkan berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat desa, khususnya pada
kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa sebagai masyarakat asli wilayah pembangunan.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat setempat
mengenai pembangunan perumahan yang terjadi di sekitar wilayah desa, dan mengetahui
dampak pembangunan perumahan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui respon masyarakat setempat terhadap
pembangunan perumahan (2) menggali dan mengkaji dampak pembangunan perumahan
Page |2
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini merupakan penelitian
yang menggunakan pendekatan penelitian campuran yang menggabungkan antara pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif yang dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini
menggunakan strategi triangulasi konkuren yang melibatkan pengumpulan dan analisis data
kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari
observasi, wawancara, angket, studi dokumentasi, dan studi literatur. Temuan dari hasil
penelitian ini adalah bahwa pembangunan perumahan di sekitar wilayah desa mendapatkan
respon yang positif dikarenakan dapat menyerap tenaga kerja bagi masyarakat setempat
sehingga meningkatkan taraf hidupnya. Di sisi lain, masyarakat setempat mulai kehilangan
jati dirinya sebagai masyarakat desa dikarenakan adanya proses imitasi gaya hidup dari warga
perumahan yang merupakan masyarakat kota.
Kata kunci: Pembangunan, Perubahan sosial ekonomi, Masyarakat
Page |3
LATAR BELAKANG
Pembangunan merupakan proses
yang direncanakan melalui berbagai
macam kebijakan dengan tujuan untuk
menyejahterakan kehidupan masyarakat.
Pembangunan
dilakukan
untuk
mengoptimalkan kemampuan manusia
baik secara individu maupun kelompok.
Menurut Ndraha (1990, hlm. 16)
pembangunan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan manusia untuk
mempengaruhi masa depannya. Selain itu,
pembangunan juga merupakan suatu
proses
perubahan
sosial
dengan
partisipatori yang luas dalam suatu
masyarakat yang dimaksudkan untuk
kemajuan sosial dan material (termasuk
bertambah besarnya kebebasan, keadilan
dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk
mayoritas rakyat melalui kontrol yang
lebih besar yang mereka peroleh terhadap
lingkungan mereka.
Dari pendapat tersebut, dapat
diartikan bahwa pembangunan merupakan
proses perubahan yang didalamnya
mengandung pembaruan bagi kehidupan
masyarakat ke arah yang lebih maju. Salah
satu dampak dari pembaruan tersebut
adalah terjadinya perubahan sosial
ekonomi.
Salah satu contohnya adalah
pembangunan di Kota Bandung. Kota
Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi
Jawa Barat sekaligus menjadi kota
metropolitan terbesar di Jawa Barat. Selain
merupakan Ibu Kota Jawa Barat, Kota
Bandung juga dikenal dengan objek
wisata, kuliner, juga cuacanya yang sejuk.
Banyak orang datang ke Kota Bandung
untuk sekedar berwisata hingga menetap.
Berbagai macam suku seperti Suku Batak,
Jawa, Betawi, Ambon, Tionghoa, hingga
suku mancanegara pun tinggal di Kota
Bandung.
Hal ini tentu saja berpengaruh
terhadap pertambahan jumlah penduduk di
Kota Bandung. Saat ini, Kota Bandung
menempati peringkat ketiga kota di
Indonesia dengan penduduk terpadat
setelah Jakarta dan Surabaya. Jumlah
penduduk Kota Bandung pada 2007
sebanyak 2.364.312 jiwa dan bertambah
menjadi 2.390.120 jiwa di tahun 2008. Di
tahun 2015, jumlah penduduk Kota
Bandung telah mencapai 2.483.977 jiwa.
Hal ini menunjukkan bahwa penduduk
Kota Bandung terus bertambah. Laju
pertumbahan penduduk di Kota Bandung
bukan hanya didasari faktor kelahiran,
namun banyaknya pendatang yang
menetap di Kota Bandung menjadi salah
satu faktor terbesar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk Kota Bandung.
Salah satu dampak yang mencolok
dan sangat terlihat akibat dari laju
pertumbuhan penduduk di Kota Bandung
adalah pembangunan yang bersifat materil
dan terlihat nyata seperti pembangunan di
bidang
pemukiman.
Kebutuhan
masyarakat kota akan pemukiman semakin
tinggi. Sedangkan, lahan yang tersedia di
wilayah perkotaan semakin sempit. Hal ini
mengakibatkan para pengusaha di bidang
perumahan
memanfaatkan
wilayah
pedesaan di daerah Kabupaten Bandung
sebagai ladang usahanya dengan membuat
perumahan yang konsumen utamanya
adalah masyarakat kota.
Bandung merupakan tempat yang
strategis karena wilayahnya yang terbagi
menjadi wilayah perkotaan dan pedesaan.
Jarak antara kota dan desa pun tidak terlalu
jauh. Hal inilah yang membuat masyarakat
kota tidak keberatan untuk tinggal di
perumahan
yang
letaknya
di
pedesaan/kabupaten. Selain faktor yang
dekat, suasana perumahan di daerah
pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kota
pun menjadi alasan berkembangnya
pembangunan perumahan di Kabupaten
Bandung.
Pembangunan
perumahan
merupakan
bagian
integral
dari
pembangunan nasional. Pemerintah akan
menciptakan serta mendukung iklim usaha
di bidang perumahan atau pemukiman.
Bentuk
nyata
pemerintah
dalam
mendorong tumbuhnya pembangunan
perumahan adalah dengan dibuatnya
Page |4
Undang Undang No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Jauh dari itu, peraturan perundangan
tentang perumahan pun telah ada yaitu
Undang Undang No. 4 Tahun 1992.
Desa Ligar Mekar yang terletak di
Kelurahan Cibeunying merupakan daerah
Kabupaten Bandung yang mengalami
pembangunan perumahan yang pesat.
Pembangunan perumahan di wilayah
Kelurahan Cibeunying dumulai sejak
tahun 2000, yang kemudian semakain
pesat seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan kebutuhan masyarakat akan
tempat tinggal. Lokasi desa ini letaknya
sangat dekat dengan daerah perkotaan.
Jarak dari desa ke kota sekitar 0,2 Km dan
dapat ditempuh dengan waktu sekitar 15
menit. Pada awalnya desa ini tidak
memiliki banyak akses untuk pergi ke
kota. Perjalanan ke kota biasa ditempuh
oleh warga desa dengan berjalan kaki atau
menggunakan kendaraan pribadi bagi
warga desa yang memilki. Namun,
sekarang sudah terdapat angkutan umum
dan ojeg walaupun jumlahnya relatif
sedikit.
Dahulu
Desa
Ligar
Mekar
merupakan daerah pedesaan yang asri,
terdapat banyak sawah dan perkebunan.
Namun sekarang Desa Ligar Mekar
maupun wilayah sekitar desa telah berubah
menjadi lahan perumahan. Hal ini
mengakibatkan
berkurangnya
lahan
kosong di daerah Desa Ligar Mekar
Kelurahan Cibeunying ini. Jarak yang
dekat dari desa ini ke kota mengakibatkan
pesatnya pembangunan perumahan di
daerah ini. Pesatnya pembangunan
perumahan di wilayah tersebut tentunya
memberikan dampak bagi masyarakat desa
yang sehari-harinya biasa bekerja di
kebun. Sebelum adanya pembangunan,
wilayah
ini
merupakan
wilayah
perkebunan yang dikelola oleh warga desa
sendiri. Mayoritas penduduknya mengelola
kebun sebagai mata pencaharian utama
dan
mata
pencaharian
sampingan.
Kebunnya sendiri ada yang memang tanah
milik, juga mengelola kebun milik orang.
Ketika bisnis perumahan mulai ada di
wilayah Kelurahan Cibeunying, beberapa
warga
ada
yang
menjual
tanah
perkebunannya
kepada
pengusaha
perumahan. Hal ini membuat warga tidak
memiliki lagi lahan untuk berkebun karena
tanah yang dijual pun terbilang sangat
luas. Didukung dengan keadaan ekonomi
warga Desa Ligar Mekar yang rendah,
tentu saja mereka dengan mudahnya
tergiur sehingga menjual lahan kebunnya
kepada pengusaha perumahan.
Tidak hanya menjual lahannya,
warga Desa Ligar Mekar pun banyak yang
bekerja di perumahan tersebut. Hal ini
banyak terjadi pada ibu rumah tangga yang
awalnya hanya diam di rumah, namun
semenjak adanya perumahan mereka
memilih untuk bekerja demi menopang
kebutuhan ekonominya. Kebanyakan dari
ibu rumah tangga yang bekerja di
perumahan bekerja sebagai pembantu
rumah tangga. Selain itu, ada pula yang
bekerja sebagai pedagang. Profesi sebagai
pedagang digeluti warga desa baik sebagai
mata pencaharian utama juga sebagai mata
pencaharian sampingan. Beberapa warga
desa membuka warung dekat perumahan,
sedangkan beberapa warga desa lainnya
yang rata-rata bekerja sebagai buruh,
berdagang keliling daerah perumahan.
Misalnya berdagang baju, peralatan rumah
tangga, makanan, sayuran, dan lain-lain.
Hal ini dilakukan warga untuk menambah
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Terlebih lagi lokasi perumahan
yang dekat dengan rumah warga membuat
semakin banyak warga desa yang
memanfaatkan keberadaan perumahan
untuk menambah penghasilannya.
Dekatnya lokasi perumahan dengan
permukiman desa tidak hanya memberikan
dampak ekonomi saja. Mengingat warga
perumahan merupakan masyarakat kota,
yang tentunya gaya hidupnya lebih modern
dibandingkan dengan masyarakat di
pedesaan.
Hal
tersebut
tentunya
memberikan pengaruh dan perubahan
nilai-nilai sosial pada masyarakat Desa
Ligar Mekar. Masyarakat desa banyak
Page |5
terpengaruh oleh masyarakat pendatang
yang menghuni perumahan tersebut. Mulai
dari
gaya
bicara
yang
dahulu
menggunakan bahasa sunda, sekarang
menggunakan bahasa Indonesia. Gaya
berpakaian masyarakat desa khususnya
pada anak mudanya pun telah berubah.
Selain itu, pandangan masyarakat desa
terhadap beberapa aspek seperti kesehatan
dan pendidikan pun ikut mengalami
perubahan. Saat ini, mereka lebih peduli
terhadap pendidikan dan kesehatan.
Terlebih lagi di bidang kesehatan dengan
adanya dokter di daerah perumahan dan
pembangunan klinik baru yang sangat
dekat dengan desa mereka. Sehingga,
warga desa tidak perlu menempuh jarak
yang jauh untuk dapat berobat.
Dari uraian di atas, dapat dilihat berbagai
dampak yang dihasilkan dari bagi
kehidupan masyarakat pedesaan akibat
kegiatan pembangunan yang dilakukan di
daerah
pedesaan.
Pembangunan
perumahan yang terjadi di daerah
Kabupaten Bandung khususnya di Desa
Ligar Mekar pun tentu saja memiliki
dampak bagi kehidupan masyarakatnya.
METODE
Objek kajian dalam penelitian ini
adalah perubahan sosial ekonomi pada
masyarakat akibat adanya pembangunan,
khususnya pada masyarakat desa. Dalam
melakukan penelitian, peneliti terlebih
dahulu menyusun desain penelitian.
Desain penelitian merupakan suatu
rancangan yang disusun oleh peneliti agar
penelitian yang dilakukan sesuai dengan
apa yang diharapkan. Dalam desain
penelitian, peneliti harus menentukan
pendekatan dan metode penelitian apa
yang akan digunakan dalam meneliti
masalah penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti
menggunakan
pendekatan
penelitian campuran (mixed method) yang
menggabungkan
antara
pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
Penggunaan metode campuran dalam
penelitian ini bertujuan untuk memperluas
dan memperdalam pembahasan penelitian
dengan cara menerapkan dua pendekatan
kualitatif dan kuantitatif sekaligus,
sehingga mampu memperoleh pemahaman
yang lebih dalam dan akurat berkaitan
dengan
penelitian
yang
dilakukan
mengenai dampak keberadaan perumahan
terhadap
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat desa.
Lokasi penelitian yang dipilih
adalah di Desa Ligar Mekar Kelurahan
Cibeunying Kabupaten Bandung. Desa
Ligar Mekar adalah salah satu desa yang
termsuk ke dalam wilayah Kelurahan
Cibeunying Kabupaten Bandung yang
mengalami pembangunan yang pesat,
khususnya di bidang perumahan dan
permukiman. Selain itu, Desa Ligar Mekar
merupakan desa yang lokasinya sangat
dekat dengan perumahan. Wilayah sekitar
desa pun dikelilingi oleh perumahanperumahan elit yang dibangun di wilayah
Kelurahan Cibeunying. Lokasi perumahan
yang sangat dekat dengan permukiman
masyarakat desa menyebabkan terjadinya
perubahan pada berbagai aspek kehidupan
masyarakat desa, terlebih lagi pada aspek
sosial dan ekonomi.
Partisipan dalam penelitian ini
adalah masyarakat Desa Ligar Mekar
Kelurahan
Cibeunying
Kabupaten
Bandung. Dalam penelitian ini peneliti
memilih sampel untuk penelitian kualitatif
ketika observasi dan terjun ke lapangan
dengan memilih dan mempertimbangkan
orang yang dapat memberikan data yang
dibutuhkan dengan memberikan data yang
jelas dan akurat serta memilih sampel
sesuai perhitungan untuk penelitian
kuantitatif.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh masyarakat Desa Ligar Mekar
yang terdiri dari lima Rukun Tetangga
dengan jumlah jiwa sebanyak 744 jiwa.
Dalam penelitian ini digunakan simple
random sampling yang pengambilan
anggota sampelnya dilakukan secara acak
dari
suatu
populasi.
Berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan teknik
Page |6
Slovin, maka jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 88 responden.
Instrumen penelitian merupakan hal
yang penting untuk menggali data primer
dalam sebuah penelitian. Arikunto (dalam
Damier, 2014, hlm. 46) mengungkapkan
bahwa “instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam
mengumpulkan
data
agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasil lebih
baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis
sehingga mudah diolah.” Instrumen
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah pedoman wawancara
dan angket atau kuesioner yang
penyusunannya mengacu pada indikator
dari rumusan masalah penelitian. Pedoman
wawancara berisi serangkaian pertanyaan
yang akan diajukan kepada responden
untuk menggali informasi secara langsung
berkaitan dengan masalah penelitian.
Sedangkan
angket
atau
kuesioner
dilakukan
dengan
memberikan
seperangkat pertanyaan kepada responden
menggunakan jenis angket tertutup.
Pertanyaan tertutup berarti responden
memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik
dirinya
dengan
cara
memberikan tanda silang atau tanda
checklist.
Dalam pengelolaan data angket,
peneliti menggunakan Skala Likert.
Sugiyono (2014, hlm. 93) mengungkapkan
bahwa “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.” Pernyataan ini sesuai
dengan tujuan peneliti yang ingin
mengetahui persepsi dan pendapat warga
masyarakat Desa Ligar Mekar mengenai
dampak sosial dan ekonomi yang terjadi
akibat keberadaan perumahan di sekitar
wilayah tersebut.
Proses pengembangan instrumen
merupakan suatu mata rantai dalam
penelitian setelah peneliti merumuskan
instrumen
penelitian.
Pengembangan
instrumen penelitian bertujuan untuk
menjabarkan lebih lanjut mengenai
instrumen dalam penelitian yang telah
direncanakan. Instrumen penelitian dapat
membantu peneliti mendapatkan data yang
diinginkan mengenai perubahan kondisi
sosial dan ekonomi yang dialami oleh
masyarakat Desa Ligar Mekar akibat dari
pembangunan perumahan. Instrumen
penelitian yang dibuat oleh peneliti harus
dapat memenuhi kriteria kelayakan suatu
instrumen yaitu valid dan reliabel.
Hasil penelitian yang valid adalah
apabila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya
terjadi
pada
objek
penelitian. Dalam uji validitas peneliti
mengkorelasikan skor item instrumen
dengan skor total, kemudian dilakukan
perhitungan. Pada proses perhitungan
peneliti dibantu dengan menggunakan
aplikasi SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 22. Sedangkan
untuk menguji validitas konstruk setiap
item dalam indikatornya menggunakan
analisis dengan rumus korelasi pearson
product moment.
Instrumen penelitian yang reliabel
berarti bila instrumen penelitian itu
digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan hasil
yang sama. Pada uji reliabilitas, peneliti
menguji
ketelitian
angket
dengan
menggunakan metode Alpha. Menurut
Riduwan (2012, hlm. 115) “metode
mencari reabilitas internal yaitu dengan
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu
kali pengukuran”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Respon Masyarakat Desa Ligar Mekar
dengan Dibangunnya Perumahan di
Wilayah
Kelurahan
Cibeunying
Kabupaten Bandung
Menurut Soekanto (2007, hlm. 358)
“pembangunan merupakan suatu proses
perubahan di segala bidang yang dilakukan
secara sengaja dan direncanakan untuk
mengarahkan kehidupan manusia menjadi
lebih baik.” Salah satu contoh kegiatan
pembangunan
adalah
pembangunan
pemukiman masyarakat yang berbentuk
Page |7
perumahan. Pembangunan perumahan
merupakan
pembangunan
yang
direncanakan oleh Pemerintah yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan
Panudju (1999, hlm. 16) yang menjelaskan
bahwa “fasilitas hunian atau shelter
merupakan kebutuhan yang sangat
mendasar bagi kesejahteraan fisik,
psikologi, sosial, dan ekonomi penduduk
di seluruh negara, baik di daerah perkotaan
maupun pedesaan. Perumahan merupakan
indikator dari kemampuan suatu negara
dalam memenuhi salah satu kebutuhan
pokok
penduduknya.”
Berdasarkan
pendapat
ini,
maka
pembangunan
perumahan merupakan hal yang penting,
sehingga Pemerintah saat ini gencar
melakukan pembangunan di bidang
perumahan. Pembangunan perumahan
dilakukan di berbagai daerah mulai dari
kota hingga ke wilayah desa.
Kelurahan Cibeunying merupakan
salah satu wilayah di Kabupaten Bandung
yang mengalami pesatnya pembangunan
perumahan
dikarenakan
semakin
menyempitnya lahan di perkotaan.
Kelurahan Cibeunying dahulu merupakan
suatu
desa
yang bernama
Desa
Cibeunying. Namun seiring dengan
pesatnya pertumbuhan penduduk yang
dipengaruhi oleh adanya pembangunan
perumahan di wilayah ini, membuat Desa
Cibeunying berganti status menjadi
Kelurahan Cibeunying. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan kegiatan administrasi
kependudukan masyarakat Kelurahan
Cibeunying. Sebelumnya, di Kelurahan
Cibeunying tidak terdapat perumahan
melainkan hanya terdapat pemukiman
sederhana masyarakat desa pada umunya.
Kondisi perumahan di wilayah Kelurahan
Cibeunying
terdiri
dari
kawasan
perumahan elite dan memiliki standar yang
sangat baik bagi suatu perumahan. Hal ini
berdasarkan pada pernyataan Ettinger
(1960, hlm. 28-29) yang memaparakan
standar yang baik bagi perumahan ditinjau
dari berbagai aspek ke dalam beberapa
kriteria sebagai berikut:
1.
2.
3.
Ditinjau dari segi kesehatan dan
keamanan
dapat
melindungi
penghuninya dari cuaca hujan,
kelembaban
dan
kebisingan,
mempunyai ventilasi yang cukup,
sinar matahari dapat masuk ke dalam
rumah serta dilengkapi dengan
prasarana air, listrik, dan sanitasi yang
cukup;
Mempunyai cukup ruangan untuk
berbagai kegiatan di dalam rumah
dengan privasi yang tinggi;
Mempunyai cukup akses pada
tetangga,
fasilitas
kesehatan,
pendidikan,
rekreasi,
agama,
pembelanjaan, dan lain sebagainnya.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu
desa yang terdapat di Kelurahan
Cibeunying, yaitu di Desa Ligar Mekar.
Desa Ligar Mekar merupakan wilayah
desa yang lokasinya sangat dekat dengan
kawasan perumahan yang terdapat di
Kelurahan Cibeunying. Perumahan yang
lokasinya dekat dengan Desa Ligar Mekar
tersebut meliputi Perumahan Palm Bridge,
BTN, Ramalaya, dan Ligar Raya. Pesatnya
pembangunan perumahan di Kelurahan
Cibeunying
tentunya
mendatangkan
berbagai dampak bagi masyarakat desa,
khususnya bagi kehidupan masyarakat
Desa Ligar Mekar.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, masyarakat Desa Ligar Mekar
menanggapi pembangunan perumahan
dengan bijaksana. Mereka menyetujui
adanya pembangunan perumahan di
wilayah sekitar desa. Hal ini dikarenakan
adanya
pembangunan
perumahan
memberikan banyak dampak positif bagi
kehidupan mereka. Masyarakat Desa Ligar
Mekar merasa diuntungkan dengan
keberadaan perumahan. Terlebih lagi
dengan kondisi perekonomian masyarakat
desa yang mayoritasnya merupakan
penduduk yang berpenghasilan rendah.
Keberadaan perumahan dapat menyerap
tenaga kerja di wilayah pedesaan
khususnya di Desa Ligar Mekar.
Masyarakat
desa
banyak
yang
Page |8
mendapatkan pekerjaan seperti menjadi
pembantu rumah tangga, tukang kebun,
tukang ojek, tukang bangunan, dan lain
sebagainya
semenjak
adanya
pembangunan perumahan. Dengan begitu,
tentunya
meningkatkan
pendapatan
masyarakat Desa Ligar Mekar yang
mayoritas penduduknya berpenghasilan
rendah dan bahkan ada yang pengangguran
sekarang menjadi memiliki pekerjaan.
Perubahan tersebut tidak hanya
terjadi pada perekonomian saja, namun
turut mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat
desa.
Perubahan
pada
kehidupan sosial mencakup pendidikan,
kesehatan, dan gaya hidup. Terjadi
peningkatan pada tingkat pendidikan
masyarakat
desa
setelah
adanya
perumahan. Selain itu, fasilitas kesehatan
pun
mengalami
perbaikan
dan
pembaharuan. Gaya hidup masyarakat
desa pun mulai berubah dari yang asalnya
tradisional menuju ke gaya hidup modern.
Hal ini menjadi suatu gejolak bagi
masyarakat Desa Ligar Mekar. Perubahan
gaya hidup masyarakat desa dari
tradisional ke modern merupakan hal yang
positif. Namun, di sisi lain hal ini
mengakibatkan masyarakat Desa Ligar
Mekar kehilangan identitas aslinya sebagai
masyarakat desa.
Pembangunan perumahan di wilayah
pedesaan memang menjadi hal yang
penting. Hal ini pun turut dirasakan oleh
masyarakat Desa Ligar Mekar. Karena
dengan adanya pembangunan di wilayah
desa, secara tidak langsung juga akan
membangun
SDM
(Sumber
Daya
Manusia) di suatu desa. Hal tersebut
sangat penting agar masyarakat desa
mampu mengikuti arus perkembangan
zaman. Mayoritas masyarakat Desa Ligar
Mekar
pun
menganggap
bahwa
pembangunan perumahan di sekitar
wilayah tempat tinggal mereka penting
karena memberikan banyak keuntungan
bagi kehidupan masyarakatnya maupun
bagi lingkungan desa. Dengan adanya
perumahan, lingkungan desa menjadi lebih
ramai, lebih rapi, dan terlihat lebih
modern. Kerena tata letak perumahan yang
beraturan tidak seperti pemukiman
penduduk desa.
Dari hasil wawancara dengan
responden, pembangunan perumahan yang
pesat di wilayah ini menyebabkan
pertambahan penduduk yang sangat cepat.
Terdapat kekhawatiran pada masyarakat
Desa Ligar Mekar dengan banyaknya
penduduk yang datang yang mayoritasnya
merupakan masyarakat kota. Masyarakat
desa khawatir warga pendatang yang
berasal dari kota akan membawa pengaruh
buruk bagi kehidupan masyarakat desa.
Terlebih lagi dengan gaya hidup
masyarakat
kota
yang
modern,
individualis, matrealistis, dan hedonis.
Namun, baik masyarakat desa dan warga
perumahan saling beradaptasi dan hidup
rukun satu sama lain. Disamping itu,
warga perumahan kerap kali melaksanakan
kegiatan bagi masyarakat desa maupun
lingkungan desa. Kegiatan tersebut
diantaranya adalah memberikan lapangan
kerja, mengadakan bazar baju bekas
pakai/baru, mengadakan kerja bakti, dan
memperbaiki jalan. Hal tersebut dilakukan
oleh warga perumahan tentunya untuk
menjalin hubungan yang baik dengan
masyarakat desa. Masyarakat desa
menyikapinya dengan ikut berpartisipasi
dalam kegiatan yang dilakukan oleh warga
perumahan. Karena kegiatan yang
dilaksanakan oleh warga perumahan
tersebut berdampak positif bagi kehidupan
masyarakat dan lingkungan desa.
Perubahan-perubahan yang terjadi
akibat pembangunan perumahan di
Kelurahan Cibeunying dapat diterima oleh
masyarakat Desa Ligar Mekar. Perubahan
tersebut tidak hanya berupa perubahan
yang
positif.
Masyarakat
desa
mengungkapkan terdapat pula dampak
negatif dari pembangunan perumahan
seperti menyempitnya lahan kosong dan
lahan hijau di sekitar desa, hal ini
berakibat pula pada menurunnya kualitas
tanah di sekitar desa, sehingga tanah sulit
ditanami tanaman dan sayuran karena
kondisi tanahnya yang kering. Selain itu,
Page |9
sulitnya masyarakat desa dalam mengakses
air bersih karena sumber airnya terbagi
dengan
warga
perumahan,
serta
meningkatnya kebutuhan sandang dan
papan akibat berubahnya gaya hidup
masyarakat desa yang dipengaruhi oleh
gaya hidup warga perumahan yang berasal
dari kota.
Dampak Pembangunan Perumahan di
Kelurahan Cibeunying Kabupaten
Bandung terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat di Desa Ligar
Mekar
Adapun
dampak-dampak
yang
dihasilkan dari pembangunan perumahan
terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Desa Ligar Mekar adalah:
1. Mata pencaharian dan pendapatan
Pembangunan perumahan di wilayah
Kelurahan
Cibeunying
memberikan
dampak yang besar terhadap kehidupan
ekonomi masyarakat Desa Ligar Mekar.
Keberadaan perumahan dapat menyerap
tenaga kerja bagi penduduk wilayah desa.
Di Desa Ligar Mekar sebelumnya banyak
sekali warga yang berpenghasilan sangat
rendah. Mayoritas warganya bermata
pencaharian sebagai buruh lepas dan ada
yang
pengangguran.
Pembangunan
perumahan menyebabkan warga Desa
Ligar Mekar dapat memperoleh pekerjaan.
Pekerjaan tersebut diantaranya adalah
pembantu rumah tangga, tukang ojek,
tukang bangunan, penjaga keamanan di
perumahan, dan lain-lain. Hal ini tentunya
meningkatkan pendapatan masyarakat
Desa Ligar Mekar. Sebagian besar warga
desa yang bekerja di perumahan adalah
para ibu rumah tangga yang tujuannya
membantu suaminya mencari nafkah.
Karena pendapatan yang dihasilkan oleh
suaminya sangat kurang, sehingga
membutuhkan tambahan untuk kebutuhan
sehari-hari.
Selain
pada
bidang
mata
pencaharian, kenaikan pendapatan juga
diperoleh masyarakat desa dari hasil
penjualan
tanah.
Meningkatnya
pembangunan perumahan dan permukiman
di Kelurahan Cibeunying mengakibatkan
meningkatnya harga jual tanah di wilayah
tersebut. Hal ini tentunya menjadi
keuntungan bagi masyarakat desa yang
masih mempunyai lahan kosong. Beberapa
masyarakat desa menjual lahannya
dikarenakan harganya yang saat ini
semakin meningkat. Dibandingkan dahulu,
masyarakat desa lebih memilih lahannya
untuk berkebun namun sekarang mereka
lebih
memilih
untuk
menjualnya
dikarenakan harga tanah yang mengalami
peningkatan.
Dari hasil angket yang disebarkan
pada responden, menunjukkan bahwa
pendapatan masyarakat Desa Ligar Mekar
mengalami perubahan dari sebelum dan
setelah adanya perumahan. Setelah adanya
perumahan, pendapatan masyarakat Desa
Ligar Mekar mengalami peningkatan
dibandingkan sebelum adanya perumahan.
Begitu
pula
dengan
pengeluaran
masyarakat Desa Ligar Mekar turut
mengalami peningkatan dibandingkan
sebelum adanya perumahan. Hal ini
menunjukkan terjadinya kenaikan taraf
hidup masyarakat Desa Ligar Mekar.
2. Pendidikan
Sama
halnya
dengan
mata
pencaharian dan pendapatan, tingkat
pendidikan masyarakat Desa Ligar Mekar
pun mengalami peningkatan setelah
adanya
perumahan.
Sebelumnya,
mayoritas masyarakat Desa Ligar Mekar
hanya mengenyam pendidikan hingga
SMP dan SMA. Namun sekarang,
mayoritas masyarakat di desa ini sudah
mengenyam pendidikan minimal SMA dan
bahkan ada beberapa yang mengenyam
pendidikan
ke
Perguruan
Tinggi.
Pandangan masyarakat desa terhadap
pendidikan telah berubah dibandingkan
dahulu
yang
menganggap
bahwa
pendidikan bukanlah merupakan hal yang
penting. Saat ini masyarakat desa
beranggapan
bahwa
pendidikan
merupakan hal yang sangat penting dan
dapat menjamin kehidupan di masa depan
kelak. Maka dari itu, para orang tua di
Desa Ligar Mekar saat ini menyekolahkan
P a g e | 10
anak-anaknya setinggi mungkin karena
ingin anaknya mendapatkan masa depan
yang cerah. Saat ini, rata-rata masyarakat
desa memiliki rencana pendidikan untuk
anaknya hingga ke jenjang Perguruan
Tinggi dan SMA/SMK. Jauh berbeda
dengan keadaaan pendidikan dahulu, yang
mana orang tua tidak memilki rencana
pendidikan untuk anaknya sehingga
banyak anak-anak yang putus sekolah
karena kekurangan biaya dan orang tuanya
tidak
memperjuangkan
pendidikan
anaknya.
3. Kesehatan
Kondisi kesehatan masyarakat Desa
Ligar Mekar berada dalam kondisi yang
baik. Hal ini dapat terlihat dari lingkungan
tempat tinggal yang bersih dan tidak
kumuh meskipun pemukiman warga
jaraknya berdekatan. Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
pengaksesan air di desa ini dapat dikatakan
mudah. Mayoritas warga mendapatkan air
dari ledeng dan sumur pribadi. Fasilitas
kesehatan di desa ini pun terbilang cukup
lengkap. Desa Ligar Mekar memiliki
posyandu
yang memiliki
program
kesehatan untuk balita, terdapat juga MCK
umum, dan klinik kesehatan dan apotik
yang jaraknya sangat dekat dari wilayah
desa.
Hal
tersebut
memudahkan
masyarakat Desa Ligar Mekar dalam
memperoleh fasilitas kesehatan. Selain itu,
terdapat pula dokter yang membuka
praktek di rumahnya di Perumahan Ligar
Raya. Terlebih lagi setelah adanya
perumahan, terjadi peningkatan fasilitas
yang dilaksanakan oleh Kelurahan
Cibeunying. Klinik umum diperbaiki dan
peralatannya lebih memadai dan sekarang
telah tersedia dokter dan bidan. Hal ini
tentunya berdampak positif bagi kondisi
kesehatan warga. Sehingga masyarakat
desa tidak perlu menempuh jarak jauh
untuk berobat.
Selain dampak positif di atas,
terdapat pula dampak negatif dari
pembangunan perumahan terhadap kondisi
kesehatan masyarakat Desa Ligar Mekar
yaitu dalam hal pengaksesan air bersih.
Semenjak
keberadaan
perumahan,
masyarakat desa sering mengalami
kesulitan dalam memperoleh air bersih.
Hal ini dikarenakan air bersih yang berasal
dari ledeng tersebut lebih diprioritaskan
bagi warga perumahan. Kelangkaan air
bersih di wilayah desa bisa terjadi hingga
dua hari. Jika ini sudah terjadi, masyarakat
desa mengambil air dari MCK umum yang
kondisi airnya tidak terlalu jernih. Keadaan
ini tentunya akan mempengaruhi kondisi
kesehatan
masyarakat
desa
jika
menkonsumsi air yang tidak bersih.
Masalah yang terjadi ini tentunya tidak
sesuai dengan Undang-Undang No 1 Pasal
2 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan
perumahan dan kawasan pemukiman yang
berasaskan pada kesehatan. Pembangunan
perumahan
sudah
seharusnya
memperhatikan pula kesehatan masyarakat
setempat yang bertempat tinggal di
wilayah dekat perumahan.
4. Gaya hidup
Seringnya masyarakat desa melihat
dan atau berinteraksi dengan warga
perumahan
menyebabkan
terjadinya
perubahan pada gaya hidup masyarakat
desa. Gaya hidup disini mencakup gaya
bahasa dan gaya berpakaian masyarakat
desa yang telah berubah setelah adanya
perumahan. Gaya hidup masyarakat desa
saat ini mengikuti gaya hidup warga
perumahan yang merupakan masyarakat
perkotaan. Hal ini merupakan salah satu
bentuk perubahan sosial. Karena adanya
perubahan pada gaya hidup pada
masyarakat Desa Ligar Mekar berarti
masyarakat
tersebut
mengalami
perkembangan. Adanya perubahan gaya
hidup pada masyarakat Desa Ligar Mekar
menyebabkan ciri khas mereka sebagai
masyarakat desa semakin memudar. Gaya
hidup masyarakat desa mengalami
peralihan dari gaya hidup yang tradisional
dan sederhana menjadi gaya hidup yang
modern. Masyarakat desa saat ini sering
sekali melakukan mobilitas ke kota.
Berbeda
dengan
sebelum
adanya
perumahan, masyarakat desa jarang sekali
pergi ke kota. Tingginya mobilitas
P a g e | 11
masyarakat desa menyebabkan terjadinya
peningkatan pada kepemilikan transportasi
pribadi. Saat ini, hampir seluruh
masyarakat Desa Ligar Mekar memiliki
kendaraan bermotor untuk menunjang
aktivitasnya. Dahulu, masyarakat Desa
Ligar Mekar menggunakan transportasi
umum untuk beraktivitas atau pergi ke
kota, bahkan dengan berjalan kaki.
Perubahan pada gaya hidup yang
mencolok banyak terjadi pada anak muda
di Desa Ligar Mekar. Mereka banyak
melakukan
imitasi
terhadap
gaya
berpakaian dan gaya berbicara masyarakat
pendatang yang merupakan masyarakat
kota. Perubahan gaya berpakaian ini sangat
disayangkan karena anak muda menjadi
lebih hedon dengan mengikuti gaya
berpakaian terkini, mebuat mereka ingin
selalu membeli pakaia n terbaru. Nilai
kesopanan dalam berpakaian pun menjadi
memudar. Namun, perubahan gaya
berbicara tidak terlalu berpengaruh karena
sebagian besar masih menggunakan
Bahasa Sunda dalam kehidupan sehariharinya. Disamping itu, masyarakat desa
disini juga sudah mulai mengenal
teknologi dan internet. Hal tersebut
merupakan suatu kemajuan bagi kehidupan
masyarakat Desa Ligar Mekar.
Perubahan gaya hidup masyarakat
Desa Ligar Mekar ke arah yang lebih
modern merupakan suatu wujud dari
dampak
pembangunan
perumahan.
Perubahan gaya hidup pada masyarakat
desa telah menghilangkan jati diri
masyarakat Desa Ligar Mekar sebagai
masyarakat desa asli. Kehidupan seharihari mereka sudah tidak mencerminkan
kehidupan
masyarakat
desa
yang
sederhana, yang penuh kesopanan, terlebih
lagi dalam menjalani kegiatan keagamaan.
Masyarakat Desa Ligar Mekar kini
memiliki gaya hdup yang hedonis dan
matrealis. Mereka menjadi lebih konsumtif
terhadap hal-hal yang tidak terlalu penting
seperti pakaian, aksesoris, gadget, dan lain
sebagainya. Hal ini merupakan salah satu
watak masyarakat kota cenderung pada
sifat materialitis. Nilai kesopanan yang
kental pada masyarakat desa pun telah
luntur. Hal ini ditandai dengan banyaknya
masyarakat desa khususnya pada remaja
yang berbicara tidak menggunakan bahasa
yang sopan. Remaja di desa ini pun sering
sekali bermain dan nongkrong hingga larut
malam bahkan membuat kegaduhan
dengan menyalakan musik dengan suara
keras
di
malam
hari.
Sehingga
mengganggu ketenangan masyarakat desa
lainnya. Hal ini tentunya merupakan
perubahan gaya hidup yang negatif dan
sangat disayangkan yang terjadi pada
masyarakat desa yang dikenal dengan
masyarakatnya yang penuh santun dan tata
krama.
Selain itu, saat ini masyarakat desa
sudah kehilangan ketertarikan terhadap
acara keagamaan yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa. Padahal masyarakat
desa
dipandang
masih
memiliki
ketergantungan pada kebudayaan dan
keagamaan. Acara keagamaan yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa
diantaranya adalah acara peringatan
Maulid Nabi, Malam Satu Suro, bahkan
acara kurban yang saat ini sangat sedikit
sekali warga desa yang berpartisipasi.
Berbeda dengan kondisi masyrakat dahulu,
yang berbondong-bondong ke mesjid
untuk sholat berjamaah. Saat ini,
masyarakat desa sudah jarang sekali
melaksanakan sholat berjamaah di mesjid
dan lebih memilih untuk sholat di rumah.
Hal ini menunjukkan mulai tumbuhnya
sikap individualis pada masyarakat Desa
Ligar
Mekar.
Sikap
individualis
merupakan
sikap
yang
lebih
mementingkan kepentingan pribadi di atas
kepentingan bersama. Sifat individualis
merupakan salah satu ciri masyarakat
perkotaan. Saat ini, tidak dapat dipungkiri
bahwa gaya hidup masyarakat desa telah
terkontaminasi oleh gaya hidup warga
perumahan yang berasal dari kota. Jika hal
ini terus terjadi maka masyarakat Desa
Ligar Mekar akan kehilangan identitas
mereka sebagai masyarakat desa.
5. Lingkungan
P a g e | 12
Pembangunan perumahan di wilayah
Cibeunying tidak dipungkiri berdampak
pada kondisi lingkungan Desa Ligar
Mekar. Perubahan kondisi lingkungan
tersebut diantaranya adalah berkurangnya
lahan hijau dan lahan kosong di wilayah
sekitar desa karena saat ini lahan tersebut
telah berubah menjadi perumahan. Hal ini
juga mengakibatkan semakin sempitnya
wilayah permukiman desa karena lahan
kosong yang tadinya merupakan bagian
dari wilayah Desa Ligar Mekar telah dijual
sehingga tidak masuk ke dalam wilayah
desa lagi. Selain itu, pihak developer
perumahan pun membangun benteng
tinggi sebagai pembatas antara wilayah
perumahan dengan wilayah desa. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya nilai estetika
Desa Ligar Mekar yang asalnya
merupakan wilayah pedesaan dengan lahan
yang luas dan pemandangan yang indah,
namun sekarang terhalangi oleh bentengbenteng yang dibangun oleh pihak
perumahan. Selain itu, dampak terhadap
lingkungan lainnya yaitu tanah di Desa
Ligar Mekar yang sudah tidak subur
karena mengalami kekeringan akibat tanah
di sekitarnya sudah tidak ada pepohonan,
sehingga
penyerapan
air
menjadi
berkurang. Hal ini membuat masyarakat
desa kesulitan untuk bercocok tanam.
Meskipun mata pencaharian utama
masyarakat desa saat ini bukan bercocok
tanam, namun sebagian dari mereka masih
mengandalkan hasil kebun mereka untuk
membantu menambah pendapatan seharihari. Dengan menurunnya kesuburan tanah
di desa, maka menurun pula kualitas dan
kuantitas hasil panen kebun.
Di sisi lain, adanya perumahan
membuat lingkungan sekitar desa menjadi
lebih
modern
dengan
keberadaan
perumahan. Selain itu, jalan raya di
wilayah
Cibeunying
mendapatkan
penerangan dari kawasan perumahan
sehingga ketika malam hari suasana di
sekitar desa tidak menyeramkan seperti
dahulu. Selain itu, dengan adanya
perumahan
berpengaruh
terhadap
kemajuan infrastruktur di wilayah desa
seperti peningkatan fasilitas kesehatan
yaitu perbaikan klinik kesehatan dengan
memperluas tempat dan peningkatan pada
alat
kesehatan,
perbaikan
tempat
peribadatan, perbaikan sarana pendidikan,
jalan dan fasilitas umum lainnya.
Peningkatan fasilitas umum yang paling
terlihat adalah pada pembangunan jalan.
Dahulu jalan raya di wilayah Cibeunying
sangat tidak layak karena banyaknya batubatuan dan lubang pada jalan. Hal ini
tentunya
sangat
membahayakan
keselamatan pengguna jalan. Seiring
dengan adanya pembangunan di wilayah
ini, maka perbaikan jalan pun sudah
beberapa kali dilakukan di wilayah ini. Hal
ini tentunya memberikan dampak yang
sangat baik bagi masyarakat desa di
wilayah
Cibeunying
mengingat
meningkatnya mobilitas masyarakat desa
dan bertambahnya kendaraan akibat
banyaknya warga pendatang.
Dampak-dampak yang terjadi pada
kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa
akibat pembangunan perumahan tentunya
dilatar belakangi oleh berbagai faktor.
Faktor yang paling mendasari munculnya
perubahan pada kehidupan masyarakat
desa adalah dekatnya jarak antara Desa
Ligar
Mekar
dengan
perumahanperumahan yang ada di wilayah Kelurahan
Cibeunying. Hal tersebut mengakibatkan
perubahan terjadi secara langsung dan
cepat. Dekatnya perumahan dengan desa
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan
yang membuat masyarakat desa berganti
mata pencaharian dari tukang kebun
menjadi bekerja di perumahan. Selain itu,
jarak yang dekat mengakibatkan terjadinya
penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat
desa.
Faktor
jarak
juga
yang
mengakibatkan cepatnya proses imitasi
yang dilakukan masyarakat desa terhadap
gaya hidup warga perumahan. Selain
dekatnya jarak antara desa dengan
perumahan, faktor internal menjadi salah
satu faktor yang melatar belakangi
terjadinya perubahan pada kehidupan
masyarakat desa. Faktor internal tersebut
yaitu keinginan masyarakat Desa Ligar
P a g e | 13
Mekar sendiri untuk mengubah nasibnya
menjadi lebih baik. Tanpa adanya
keinginan yang muncul dari masyarakat
desa untuk meningkatkan taraf hidupnya,
perubahan tersebut tidak akan mungkin
terjadi.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan
dari pemerintahan dan masyarakat desa
dalam mengatasi dampak negatif dari
pembangunan perumahan yaitu dengan
dibatasinya pembangunan perumahan di
wilayah Cibeunying sesuai dengan
instruksi Gubernur Jawa Barat untuk KBU
(Kawasan
Bandung
Utara),
yaitu
pembangunan perumahan yang didasarkan
pada perbandingan 20:80, dimana dari
tanah yang akan dibuat rumah hanya 20%
dari tanah tersebut yang boleh dibangun,
sedangkan 80% dari tanah tersebut dibuat
untuk lahan terbuka. Sehingga lingkungan
pedesaan tetap memiliki lahan terbuka dan
keasriannya tetap terjaga. Selain itu, agar
masyarakat Desa Ligar Mekar tidak
kehilangan jati dirinya sebagai masyarakat
desa akibat banyaknya pendatang yang
masuk, pemerintahan desa yaitu Rukun
Warga Desa Ligar Mekar mengadakan
kegiatan untuk masyarakat desa baik acara
keagamaan dan acara sosial. Acara
keagamaan diadakan dalam rangka
memperingati acara besar keagaamaan
seperti memperingati Maulid Nabi dan
Malam Satu Suro, dimana aparatur RW
Desa Ligar Mekar mengadakan pertemuan
dengan masyarakat desa. Di dalam acara
tersebut ditampilkan pertunjukan rebana,
tadarus serta makan bersama. Selain itu,
aparatus RW pun memberikan amanat
pada pengurus mesjid yang beradda di
Desa Ligar Mekar untuk mengadakan
tadarus bersama khusunya bagi ibu-ibu di
Desa Ligar Mekar yang diadakan setiap
sore di mesjid Ali Iman dan mesjid AlHidayah. Sedangkan acara sosial yang
dilakukan adalah kerja bakti yang
dilakukan secara rutin yaitu sebanyak 3
bulan sekali. Hal tersebut dilakukan agar
gotong royong pada masyarakat desa tidak
hilang dan tali persaudaraan sesama
masyarakat Desa Ligar Mekar makin erat
meskipun banyaknya warga pendatang
yang memberikan berbagai macam
pengaruh khususnya pengaruh negatif pada
kehidupan masyarakat desa. Hendaknya
upaya-upaya
yang
dilakukan
oleh
pemerintah kelurahan, pemerintah desa,
dan masyarakat desa dapat mengatasi
pengaruh negatif akibat pembangunan
perumahan dan dapat membawa perubahan
yang lebih baik bagi masyarakat desa
khususnya masyarakat Desa Ligar Mekar.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Adisasmita,
Rahardjo.
(2006).
Membangun
Desa
Partisipatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif Aktualisasi
Metodologis ke Arah Ragam Varian
Kontemporer. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Creswell, J.W. (2010). Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Damsar. (2009). Pengantar Sosiologi
Ekonomi-Edisi
Kedua.
Jakarta:
Kencana
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(1996). Peilaku Masyarakat di
Kawasan Industri Pulogadung.
Jakarta: Depdikbud.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian
Kualitatif: Analisis Data. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ettinger, Jan Van. (1960). Towards a
Habitable World: Task, Problems
and
Methods
Acceleration.
Amsterdam: Elsevier.
Koentjaraningrat.
(1982).
MasalahMasalah
Pembangunan-Bunga
P a g e | 14
Rampai
Antropologi
Terapan.
Jakarta: LP3ES.
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mardalis. (1999). Metode Penelitian Suatu
Pendekatan Proposal. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Martono, Nanang. (2011). Sosiologi
Perubahan Sosial Perspektif Klasik,
Modern,
Postmodern,
dan
Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers.
Marzali, Amri. (2005). Antropolodi &
Pembangunan Indonesia. Jakarta:
Kencana.
Misbahuddin & Hasan, Iqbal. (2013).
Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong, Lexy. (2012). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Narwoko, J. Dwi. (2004). Sosiologi Teks
Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana.
Nasution. (1987). Metode Research.
Bandung: Jemmars.
Nasution. (2009). Metode Research
Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nazsir, Nasrullah. (2008). Teori-teori
Sosiologi.
Bandung:
Widya
Padjajaran.
Panudju, Bambang. (1999). Pengadaan
Perumahan Kota dengan Peran
Serta Masyarakat Berpenghasilan
Rendah. Bandung: Alumni.
Pasaribu, I. L. & Simandjuntak. (1986).
Sosiologi Pembangunan. Bandung:
Tarsito.
Prasetyo, Bambang & Jannah, L. (2010).
Metode
Penelitian
Kuantitatif.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Putra, Nusa. & Hendraman. (2013).
Metode Riset Campur Sari. Jakarta:
PT. Indeks.
Riduwan.
(2012).
Belajar
Mudah
Penelitian untuk Guru-Karyawan
dan Peneliti Pemula. Bandung:
Alfabeta.
Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan
Data dalam Analisis Statistika.
Bandung: Alfabeta.
Ritzer, George. (2012). Teori SosiologiEdisi ke Delapan 2012: Dari
Sosiologi
Klasik
Sampai
Perkembangan
Terakhir
Postmodern. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ritzer, George & Douglas, J Goodman.
(2011). Teori Sosiologi ModernEdisi Ke 6. Jakarta: Kencana.
Sajogyo, Pudjiwati. (1985). Sosiologi
Pembangunan. Jakarta: Institut
Pertanian Bogor.
Santoso, S. (2011). SPSS Mengolah Data
Statistik Secara Profesional. Jakarta:
Elek Media Komputindo.
Satori, D.& Komariah, A. (2011).
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Setiadi, Elly M. & Kolip, Usman. (2011).
Pengantar
Sosiologi-Pemahaman
Fakta dan Gejala Permasalah
Sosial-Teori,
Aplikasi,
dan
Pemecahannya. Jakarta: Prenada
Media Group.
Silalahi, Uber. (2012). Metode Penelitian
Sosial. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Soekanto, Sudjono. (1983). Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Soekanto, Sudjono. (2006). Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Soekanto, Sudjono. (2007). Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, Astrid S. (1984). Sosiologi
Pembangunan. Binacipta.
P a g e | 15
Suyanto,
Bagong.
(2005).
Metode
Penelitian Sosial-Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Sztompka, Piotr. (2011). Sosiologi
Perubahan
Sosial.
Jakarta:
Prenada.
Tjondronegoro, Sediono M. P. (1998).
Keping-Keping
Sosiologi
Dari
Pedesaan.
Bogor:
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Turner, J. F. C. (1982). Housing by
People: Towards Autonomy in
Building Environments. London:
Marios Boyars.
Usman, Husaini. (2009). Metodologi
Penelitian
Sosial-Edisi
kedua.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wirartha, Made. (2006). Metodologi
Penelitian
Sosial
Ekonomi.
Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
Wiriaatmadja, Soekandar. (1972). PokokPokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta:
C.V. Yasaguma.
Wulansari, D. (2009). Sosiologi Konsep
dan Teori. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Jurnal dan Skripsi:
Aeni, Mutiara. (2014). Perubahan
Kehidupan
Mayarakat
Sekitar
Kawasan Industri Krakatau Posco di
Lingkungan
Kubang
Welut,
Kelurahan Kubang Sari, Kecamatan
Ciwandan, Cilegon-Banten. Skripsi,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Ismail, Syahid dkk. (2012). Pembangunan
Perumahan Dan Dampak Sosial
Ekonominya Terhadap Masyarakat
Setempat (Studi Kasus Di Jln. Abdul
Hakim
Desa
Tanjung
Sari
Kecamatan
Medan
Selayang).
Proposal Penelitian, Universitas
Sumatra Utara.
Damier, Pradikta Prisma Waris. (2014).
Kesiapan
Masyarakat
dalam
Menghadapi Pembangunan Jalan
Tol Cisumdawu (Studi Kasus pada
Masyarakat Desa Citali Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang).
Skripsi, Universitas Pendidikan
Indonesia.
White, E.M. dkk. (2010). Journal of
Forestry. Socioeconomic Changes
and
Forestland
Development:
Commonalities and Distinctions
between the Eastern and Western
United States, hlm. 329-337.
Wu, J. (2008). Choices. Land Use
Changes: Economic, Social, and
Environmental Impacts, 23 (4), hlm.
6-10.
Internet:
Anonim.
Pengertian
Pembangunan
Menurut Para Pakar [online]
tersedia
di:
http://www.pengertianpakar.com/20
14/10/pengertian-pembangunanmenurut-para.html#_ [19 Februari
2015].
Download