study excursie - ADIB`s Jatidiri BLOG

advertisement
STUDY EXCURSIE
PERBEDAAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA:
KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN
SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA
MANGATUR YOSAFITA NATASSYA SIANTURI
FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK – SOSIOLOGI
071211433002
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
1
Kata Pengantar
Sudah selayaknya terlebih dahulu kita mempersembahkan Puji Syukur ke
Hadirat Tuhan YME atas berbagai karunianya yang dilimpahkan kepada kita
sehingga dapat melaksanakan kegiatan Study Excursie ini dalam keadaan lancer.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat mencapai pengalaman belajar di luar
kelas bagi peserta pembelajaran baik dosen maupun mahasiswa mata kuliah PPKN
yang diselenggarakan MKWU Direktorat Pendidikan dan Direktorat Kemahasiswaan
Universitas Airlangga.
Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran sudah selayaknya pula kami
menyampaikan terima kasih atas kepedulian berbagai pihak terutama panitia dan
peserta Study Excursie. Kesan dan pesan peserta kegiatan ini kami harapkan dapat
diisi dan diderahkan kembali ke panitia sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
kinerja panitia.
Tiada gading yang tak retak, kegiatan ini juga tidak luput dari kekurangan oleh
karenanya terimalah permohonan maaf kami.
Surabaya, 17 Oktober 2012
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
2
Konsep Pokok
Melalui Studi Excursie ini mengingatkan kita betapa pentingnya toleransi dan
solidaritas di amalkan di Negara yang plural ini. Dan Tujuan kegiatan ini adalah :
Memberikan
pengalaman
riil
kepada
mahasiswa
tentang
kehidupan
masyarakat bhineka di lokasi kegiatan
Membangun kesadaran solidaritas bhineka yang terbuka
Membentuk karakter mahasiswa sebagai insane yang bermoralitas bhineka
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
3
PEMBAHASAN
 Sabtu, 13 Oktober 2012
Lamongan merupakan tempat tujuan dari kegiatan Study Excursie ini.
Sesampainya disana kami disambut langsung oleh Bupati kota tersebut, Bapak
Fadeli, SH. dan langsung mengikuti Stadium generale. Dalam Stadium generale
pertama tersebut, kami mempelajari tentang apa saja yang ada di Lamongan. Salah
satu yang menjadi kebanggan kota Lamongan adalah desa Balun, yang merupakan
tujuan Study Excursie kami yang pertama.
Desa Balun yang berada di Kecamatan Turi ini, terkenal dengan rasa toleransi
dan tenggang rasanya yang tinggi. Karena di desa tersebut terdapat tiga agama
yaitu, Islam, Kristen, dan Hindu yang hidup dan tumbuh bersama dengan rukun.
Bahkan dalam satu keluargapun terdapat beragam agama. Namun walaupun begitu,
desa Balun tetap saja damai dan tidak pernah ada sedikitpun kerusuhan ataupun
pertentangan.
Sedikit tentang Desa Balun, Desa Balun merupakan desa yang terluas di
Kecamatan Turi. Penduduk desa ini kebanyakan berprofesi sebagai Petani, Pegawai
negeri, Buruh, Pedagang, dan sisahnya Pengangguran. Desa ini terdiri dari tiga
agama, dimana Islam merupakan Agama asli dan mayoritas di desa ini, 3.498 jiwa
dari 4.644 penduduk. Kemudian penduduk yang beraga Kristen berjumlah 857 jiwa,
dan sisahnya Agama Hindu, 289 jiwa. Masing-masing dari mereka saling menjaga
kerukunan. Tidak ada pengelompokan tempat tinggal berdasarkan agama, mereka
campur dan menyebar merata.
Kami juga mengadakan diskusi dengan empat orang penting dari Desa Balun.
Beliau-beliau adalah Kepala Desa Balun, Bapak Sudarti. Tokoh Agama Islam, Bapak
Suwito dan Bapak Sumitro. Tokoh Agama Hindu, Bapak Adi Wijono. Tokoh Agama
Kristen, Bapak Sutrisno.
Mereka menjelaskan bagaimana caranya mereka bisa hidup bersama dengan
segala macam perbedaan yang ada tanpa harus adanya konflik. Berikut pernyataanpernyataan dari para pemuka agama di Desa Balun.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
4
Bapak Sumitro ( Tokoh Agama Islam ) Beliau menjelaskan bahwa adanya aturan
dan toleransi yang tinggi di desa ini, contohnya antara lain : Pada hari Minggu bila di
antara Gereja, Masjid dan Pura yang jarak nya sangat berdekatan itu masyarakat
desa selalu saling pengertian dan toleransi menghormati yang tinggi, atau bisa di
sebut Kenduri ( Tidak ada perbedaan )
Bapak Adi Wijono ( Tokoh Agama Hindu ) Beliau menjelaskan kerukunan dan
toleransi agama sudah nyata bukan di paksakan atau di buat-buat oleh masyarakat
bisa di ungkapkan seperti air mengalir saja. Selalu ada pertanyaan mengapa Desa
Balun dapat rukun dalam beragama? Jawaban yang sering muncul ialah Semua
kembali karena jalanNya Tuhan. Kerukunan umat Hindu berjumlah hanya sedikit di
Desa Balun ini, kegiatan antara agama Hindu dengan agama lain saling
menyesuaikan. Sebagai contoh nyata pada saat hari raya Nyepi saat pemadaman
lampu di Pura, tanpa ada suruhan dan paksaan Masjid dan Gereja serta masyarakat
sekitar juga ikut memadamkan lampu penerang untuk saling menghormati dan
toleransi antar agama yang ada di Desa Balun tersebut.
Bapak Sutrisno ( Tokoh Agama Kristen ) Beliau menjelaskan bahwa pendapatpendapat tokoh sebelum nya memang benar tentang adanya toleransi antar umat
beragama. Kepala Desa juga sudah memberi peran-peran antar umat bagaimana
mungkin untuk adanya gejolak budaya Kenduri untuk peringatan orang meninggal.
Jika ada yang meninggal tidak agama nya sendiri lah yang hadir tetapi agama lain
juga. Pak Kades selalu memberi ajaran-ajaran. Di Desa Balun ini juga ada yang
namanya perbedaan tetapi dapat di garis bawahi bahwa prinsip di Desa Balun ini
ialah bahwa “ Perbedaan tidak ada untuk di pertentangkan karena perbedaan itu
Indah “. Selain itu juga ada yang namanya KAUM ( Kerukunan Antar Umat Manusia
) Gereja yang ada di Desa Balun ini ialah GKJW ( Gereja Kristen Jawi Wetan ) yang
biasanya kegiatan dari Gereja adalah melakukan kunjungan ke Pesantren-pesantren
yang ada.
 Minggu, 14 Oktober 2012
Stadium generale yang selanjutnya bertempat di Pondok Pesantren Sunan
Derajad yang berlokasi di Banjaranyar Pciran Lamongan Jawa Timur. Melalui
Stadium generale ini kami diingatkan bahwa jiwa entrepreneur haruslah kita punyai.
Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga dan generasi pelurus bangsa ini, kita
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
5
sepatutnya bisa menjadi pemuda-pemudi yang mandiri. Di pondok pesantren ini
merupakan contoh yang sangat bagus dan riil untuk kita. Bisa dilihat dari bidang
usaha yang dikembangkan, antara lain :
PT. Sunan Drajat Lamongan. Bergerak pada bisnis pupuk.
Pertambangan dan persewaan alat-alat berat
Air minum dalam kemasan (AIDRAT)
BMT (Baitul Mal waTamwi) Sunan Drajat
Toserba Sunan Drajat
Fotocopy Sunan Drajat
Dan lain sebagainya
Pondok pesantren ini menyelenggarakan banyak pemberdayaan bagi para
santrinya tujuannya agar santri-santri di ponpes tersebut tidak hanya berakhlak
mulai tetapi juga mempunyai skill yang baik.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
6
 Simpulan
Melalui kegiatan Study Excursie ini, saya pribadi merasa diingingatkan akan
betapa pentingnya sikap toleransi dan tenggang rasa. Kita hidup di negara yang
memiliki beragam suku, agama, ras, bahasa dan lain sebagainya dimana
keunikan tersebut bisa saja menjadi penyebab disintregasinya negara ini.
Toleransi merupakan perekat utama yang dimiliki negara ini tanpa sikap itu saya
yakin Indonesia pasti tidak akan ada. Oleh sebab itu, kita sebagai pelurus
bangsa yang aware dan bertekad akan persatuan bangsa ini, sedari sekarang
mengamalkan sikap-sikap toleransi yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Tidak hanya mengamalkan Pancasila saja, tetapi sebagai pemuda Indonesia
yang berpikiran terbuka, jiwa Entrepreneur untuk jaman sekarang ini haruslah
ada walaupun mungkin hanya sedikit. Kita sebagai pemuda Indonesia yang
bersikap toleransi kepada sesama ada kalanya kita juga sepatutnya bersikap
mandiri untuk survive di era globalisasi ini. Salah satu langkah awalnya adalah
menggembangkan Entrepreneurship dalam diri kita masing-masing.
 Saran
Study excursie semacam ini sangat penting untuk sering dilakukan. Karena
menurut saya kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang sangat efektif agar
kita memiliki rasa sensitive terhadap kejadian sosial yang ada. Dan seharusnya
kita mahasiswa yang istilahnya lebih mengerti dan paham ketimbang masyarakat
awam, tidak lupa untuk mengingatkan kepada orang-orang sekitar kita betapa
pentingnya rasa toleransi tersebut. Lain kata, sebaiknya ada suatu sikap lanjutan
dimana
mahasiswa
mensosialisasikan
atau
mungkin
lebih
tepatnya
mengingatkan kepada masyarakat awam tentang pentingnya nilai-nilai Sila
Pancasila yang notabene sebagai landasan berdirinya NKRI.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/
[email protected]
7
Download