Buku In! milik - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dasar Break Even
Salah satu fiingsi manajemen adalah planning (perencanaan), daiam arti
bahwa manajemen harus mengadakan perencanaan untuk menentukan tujuan
organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan
dilaksanakan , perencanaan hzi dapat disusun i.inti.slc laneka nendek atau iangka
panjang
dan
akan
dipakai
sebagai
dasar
untuk
mengendalikan
kegiatan
perusahaan. Untuk dapat membuat perencanaan tersebut dapat dipakai bermacam-
rnacam alat seperti : matematika, statistik, accounting dan sebagainya, sesuai
dengan bidang yang direncanakan.
Accounting
perusahaan
menghasiikan
maupun
pihak-pihak
informasi
di
luar
yang
berguna
perusahaan.
bagi
Salah
manajemen
satu
analisis
accounting untuk manajemen yang berguna sebagai dasar perencanaan laba
adalah Break Even.
Break Even sering disebut sebagai analisa titik impas yaitu merupakan
bagian dari konsep analisis biaya volume laba. Analisis biaya volume laba
berkaitan dengan penentuan volume penjualan dan bauran produk yang diperlukan
untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan ( Carter dan Usry 2002 : 271 ).
Break Even menekankan pada tingkat keluaran atau aktifttas produksi dimana
pendapatan penjualan sama dengan biaya total, tidak terdapat laba maupun rugi.
- Buku In! milik
Break Even mengandalkan dasar dari variabilitas biaya, identifikasi dan
pengukuran terpisah atas komponen biaya tetap dan variabel.
Memirut Horngren Foster (2000: 75):
Titik impas (breakeven point) adalah jumlah penjualan output yang akan
mcnyamakan pendapatan total dengan biaya total yaitu jumlah penjualan
output yang akan menghasilkan laba operasi nol. Titik impas menielaskan
berapa banyak output harus terjual agar tidak menanggung rugi operasi.
Sementara itu menurut Carter dan Usry (2002 : 272) :
Analisis titik impas digunakan imtiik menennikan tingkai nenjiinlan dan
bauran produk yang diperiukan hanya untuk menutup semua biaya yang
terjadi selama periode tersebut.
Titik impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan sama. Tidak ada laba
maupun rugi pada titik impas.
1. Pengertian Laba
Manajemen merumuskan rencana yang baik untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengendalian operasi yang efektif tergantung pada akuntansi biaya
yang menyajikan kepada manajemen laporan terinci mengenai biaya bahan,
pekerja, overhead pabrik, beban pemesanan dan beban administrasi aktual.
Analisis dan perbandingan antara biaya aktual mi dengan estimasi dan standar
yang
ditetapkan
sebeium
dilangsungkannya produksi
dan
penjualan
memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi sebab-sebab timbuinya
perbedaan dan mengambil tindakan perbaikan.
Menurut Slamet Sugiri (1994 :107):
Contribution Margin merupakan selisih antara hasil penjualan dan seluruh
komponen biaya variabel (produksi, administrasi dan penjualan).
Contribution margin positive menunjukkan bahwa basil penjualan dapat
digunakan untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap. Apabila
contribution margin melebihi biaya tetap, maka kelebihannya merupakan
laba.
Sedangkan menurut Horngren Foster (2000 : 90) :
Marjin (laba) kotor = Pendapatan - Harga pokok penjualan
Marjin Kontribusi = Pendapatan - Seluruh biaya variabel
Harga pokok penjualan pada sektor perdagaiigan terbentuk dari barang
yang dibeli lain dijual. Harga pokok penjualan pada sektor manufaktur
sepenuhnya terdiri dari biaya manufaktur (termasuk biaya manufaktur
tetap).
Jadi laba merupakan kelebihan penghasilan atas biaya-biayanya dan dalam
suatu perusahaan industri menjpakan selisih antara hasil neniualnn bersih dan
harga pokok penjualan, serta biaya operasinya. Dalam hal ini dibatasi hanya
sampai laba bersih sebelum pajak, dengan mengabaikan biaya dan hasil iain
yang dikeluarkaa atau diperoleh di luar operasi perusahaan. Besamya iaha
biasanya ditentukan dalarn jangka waktu tertentu atau periode.
Dengan demikian, dari definisi di atas dapat dinyatakan sebagai berifcut:
Laba
=
Pendapatan penjualan - Biaya keseluruhan
r\
=
TO
-
TC
P.Q
-
(TFC + TVC)
P.Q
-
(TFC + (ACQ))
r]
=
Laba (profit)
TR
TC
TFC
TVC
P
Q
AC
=
=
=
=
=
=
Total Revenue (Total pendapatan)
Total Cost (Total Biaya)
Total Fixed Cost (Total biaya tetap)
Total Variable Cost (Total biaya variabel)
Price (Harga j uaJ per unit)
Quantity (Total unit penjualan)
Average Cost (Biaya rata-rata)
n
=
Keterangan:
10
a.
Tujuan
I aba
Untuk dapat mencapai hasii yang hasi] yang optimal, manajemen hams
dapat menetapkan tujuan laba yang diharapkan secara tepat.
Menurut Carter-Usry (2002 : 4 ) pada dasarnya, ada tiga pendekatan
berbeda yang dapat diikuti datam menetapkan tujuan laba, yaitu :
1.
Metode A Priori
Tujuan laba mendominasi perencaitaan.Pertama - tama manajemen
menentiikan tingkat. pengemhaitan yang diinginkan dan berusaha untuk
merealisasikannnya melalui perencanaan.
2.
Metode A Pasteriori
Tujuan laba berada dibawah perencanaan dan diidentifikasikan sebagai
hasii dari perencanaan.
3.
Metode Pragmatis
Manajemen menggunakan suatu standar laba yang telah diuji dan
dibuktikan melalui pengalaman.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan laba adalah sebagai
berikut:
1. Laba atau rugi yang dialami dari volume penjualan tertentu.
2. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus
menghasilkan laba yang meneukupi untuk membayar dividen serta
menyediakan kebutuhan bisnis masa depan.
3.
Titik impas.
4.
Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang.
11
5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran laba.
6.
Fengembalian atas modal yang digunakan.
b. Perencanaan Laba dan Peningkatan Penjuatao
Perencanaan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna
mencapai cita - cita dan tujuan perusahaan. Laba adalah penting dalam
perencanaan karena tujuan utama dari suatu rencana adaiah laba yang
memuaskan.
Perencanaan laba yang baik dan cermat tidaklah mudah karena teknoloei
berkembang dengan cepat dan faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik
berpengaruh kuat dalam dunia usaha. Guna melaksanakan tugas ini, para
manajer didorong agar berusaha keras mencapai sasaran pribadi yang sejalan
dengan sasaran perusahaan.
Perencanaan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
dengan program budget. Sebagian besar dari program budget berisi taksiran
penghasilan yang akan diperoleh dan biaya - biaya yang akan terjadi untuk
memperoieh penghasilan tersebut dan akhirnya menunjukkan laba yang akan
dicapai.Untuk mencapai laba yang besar ( dalam perencanaan maupun
realisasi) manajemen dapat melakukan berbagai langkah, misamya:
1. Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan
mempertahankan tingfcat harga jual dan volume penjualan yang ada.
2. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang
dikehendaki
3. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.
12
Tetapi perlu diingat dan diperhatikan bahwa ketiga langkah tersebut tidak
dapat dilakukan secara terpisah - pisah atau sendiri - sendiri karena ketiga
langkah dan faktor ( biaya, harga jual, volume produksi ) mempunyai
hubungan yang erat atau saling berkaitan. (Munawir 2001 )
Perencanaan laba dicapai melalui penyusunan sejumlah anggaran seperti
penjuaian, produksi, distribusi dan aktivitas keuangan, yang apabila disatukan,
membentuk suatu rencana bisnis yang terintegrasi yang dikenal sebagai
anggaran induk {master budget). Anggaran indnk merupakan alat mana'emen
yang sangat penting yang mengkomunikasikan rencana-rencana manajemsn di
dalam suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan
aktivitas.
Menurut Garrison dan Noreen (2000 : 404) manfaat dari program
penganggaran adalah sebagai berikut:
1) Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui
organisasi.
2) Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa
depan. Bila penyiapan anggaran tidak diperlukan, maka akan terialu
banyak manajer yang harus menghabiskan waktunya untuk mengatasi
berbagai masalah darurat.
3) Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai
bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin.
4) Proses penganggaran dapat mengungkap adanya kemandegan potensial
sebelum terjadinya.
13
5) Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dervgan cara
mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut
memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran
yang sama.
6) Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai
brenchmark untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.
c Target Laba Bersih dan Pajak Penghasilan.
Manager dalarn pcrencariaan perlu juga mengstahui dampak keputusan
mereka pada operasi setelah pajak yang dibayar. Dengan metode persamaan
diketahui:
Pendapatan - Biaya variabel - Biaya tetap = Target laba operasi
maka,
Target laba bersih = (Target laba operasi) - (Target laba operasi X Tingkat pajak)
Target laba bersih = (Target laba operasi) ( 1- Tingkat pajak)
Target laba bersih
Target laba operasi =
(1- Tingkat pajak)
dengan mensubstitusi target laba operasi, diperoleh:
Target laba bersih
Pendapatan -Biaya variabel-Biaya tetap =
(1-Tingkat pajak)
Target laba bersih
Biaya tetap +
Q-
1- Tingkat Pajak
Marjin kontribusi per unit
14
2.
Pengertian dan Penggolongac Biaya
Beberapa biaya bcrabah jumlahnya secara Iangsung dengan adanya
perubahan kegiatan produksi, sementara biaya-biaya lainnya relatif tidak
berpengaruh. Karena sifat bisnis yang dinamis, perusahaan sering dihadapkan
pada kebutuhan.
untuk
mengubah tingkat kegiatan
bisnisnya,
Supaya
manajemen dapat merencanakan kegiatan perusahaan dengan baik dan dapat
mengendalikan biaya dengan efektif, maka manajemen harus mengerti
iiUuungan antara Diaya dengan perubahan kegiatan.
a.
Pengertian biaya
"Biaya
mengukur pengorbanan
ekonomis yang dilakukan
untuk
mencapai tnjuon organisasi"(Raybitrn 1996: 4)
Sedangkan definisi biaya menurut Mulyadi ( 1999 : 8 ) adalah sebagai
berikut:
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis (suatu sumber merupakan
sumber ekonomis jika memiliki sifat keiarigkaan/scarcity), yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi aiau kemungkinan akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
biaya
merupakan
pengorbanan sumber dana yang ada untuk memperoleh manfaat atau
keuntungan tertentu.
Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban
( expense ).Tetapi, beban dapat didefinisikan sebagai aliran keiuar terukur
dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapativa
untuk menentukan iaba, atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih
15
sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan
i
pendapatan atau pengenaan pajak oleh batian pemerintah. Beban diukur
dengan nilai penurunan dalam aktiva atau peningkatan dalam utang yang
berkaitan dengan produksi atau penyerahan barang dan jasa.Beban dalam
arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang
dapat dikurangkan dari pendapatan.
Untuk membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian
bahan baku sscara tunai. Karena aktiva bersih +iHnir tprrw»no«n!ti tiHat ada
beban yang diakui. Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas
menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya
tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika perusahaan kemudian
menjual bahan baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang jadi, biaya
dari bahan baku dibukukan sebagai beban dilaporan laba rugi. Setiap
beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban, contohnya sajar
aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.
Istilah biaya menjadi lebih spesifik bila deskripsinya dimodifikasi
menjadi biaya langsung, biaya utama ( prime cost), biaya konversi, biaya
tidak langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya terkendali (controllable
cost), biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost), biaya
estimasi, biaya standar, biaya tertanam ( sunk cost \ atau biaya tunai ( out
ofpocket). Setiap modifikasi mengimplikasikan atribut - atribut tertentu
yang penting dalam pengukuran biaya. Setiap biaya tersebut dicatat dan
diakumulasikan saat manajemen membebanican biaya ke persediaan,
16
menyiapkan laporan keuangan, merencanakan dan mengendalikan biaya,
membuat perencanaan dan keputusan strategis, memilih'diantara altematif,
memotivasi karyawan, dan mengevaluasi kinerja. Akuntan yang terlibat
dalam perencanaan dan pengambiian keputusan hams bekerja dengan
biaya masa depan, biaya pengganrian {replacement costs), biaya
diferensial [differential costs), dan biaya oportunitas (opportunity costs), di
mana tidak satupun dari biaya-biaya tersebut dilaporkan dalam laporan
keuangan eksternaL Suatu objek biaya (cost object! atau tujuan biaya
(cost objective), didelinisikan sebagai suatu item atau aktivitas yang
biayanya diakumulasi dan diukur. (Carter dan Usry 2002 )
b.
Penggolongan biaya
Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya tergantung
pada analisis dan telaah yang cermat mengenai hubungan antara biaya dan
perubahan
kegiatan
bisnis
dan
dalam
hal
tersebut
membutuhkan
penggolongan setiap jenis pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel
atau biaya semi variabel.
Penggolongan biaya sangat penting guna membuat iktisar yang berarti
atas data biaya. Penggolongan yang paling umum digunakan didasarkan
pada hubungan antara biaya deiigan berikut ini:
1)
Produk (satu lot, batch, atau unut dari satu barang jadi atau jasa)
2)
Volume produksi
3)
Departemen, proses, pusat b'aya ( cost center ), atau subdivisi lain
dari manufaktur
Bnkn In! m|lik
UMB
ar»P drjagii keutuhannya
17
4)
Periode akuntansi.
j)
Suatu kcputusan, tindakan atau evaluasi
Biaya dalam hubungannya dengan produk, proses klasifikasi biaya dan
beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke tahap yang berbeda
dalam operasi suatu bisnis.
Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi, beberapa jems
biaya berubah secara proposional terhadap perubahan dalam volume
produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam
junilah. Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus
dipeitimbangkan oleh manajemen jika manajemen ingin sukses dalam
merencanakan dan mengendalikan biaya.
Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi dan segmen
lainnya, suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen - segmen yang
memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses proses, unit kerja, pusat biaya, atau keiompok biaya juga berfungsi sebagai
dasar
untuk
mengklasifikasikan
dan
mengakumulasi
biaya
dan
membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya. Saat produk
melalui suatu departemen atau pusat biaya, unit tersebut dibebankan
dengan biaya yang dapat ditelusuri langsung ( biasanya balian baku
langsung dan tenaga kerja langsung ) dan sebagian biaya tidak langsung
(biaya overhead pabrik). Untuk mencapai tingkat pengendalian tetinggi,
manajer departemen sebaiknya berpatisipasi dalam mengembangkan
anggaran untuk departemen atau pusat biaya mereka masing - masing.
18
Anggaran tersebut sebaiknya dengan jelas mengidentifikasikan biaya biaya yang keputusannya berada ditangan manajer tersebut dan manajer itu
menerima tanggung jawab atas biaya tersebut. Diakhir periode pelaporan,
efisiensi
dari
suatu departemen dan
keberhasilan
manajer dalam
mengendalikan biaya dapat diukur dengan cara membandingkan hasil
akrual dengan anggaran.
Biaya
dalam
hubungannya
dengan
periode
akuntansi,
dapat
dikeiompokkan sebagai pengeluaran moda! (capital expenditure) atau
sebagai pengeluaran pendapatan {revenue expenditure). Pengeiuaran
modal ditujukan untuk memberikan manfaat dimasa depan dan dilaporkan
sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan rnemberikan manfaat untuk
periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aktiva akhirnya akan
menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehiiangan kegunaannnya.
Biaya
pelaksanaan
dalam
dan
hubungannya
evaluasi,
dengan
mempakan
keputusan
hal
yang
yang
diusulkan,
penting
untuk
mengidentifikasikan biaya yang reievan dengan pilihan tersebut. Perhatian
pada biaya-biaya yang tidak reievan dapat menjadi hal yang sangat
memboroskan waktu dan mengalihkan perhatian dari biaya-biaya yang
reievan.
Terlebih
lagi,
faktor-faktor yang
tidak
reievan
mungkin
disalahgunakan seakan-akan faktor tersebut reievan. Biaya diferensial
{differensial cost) adalah salah satu narna dari biaya yang reievan dengan
pilihan di antara berbagai altematif. Biaya diferensial kadang-kadang juga
disebut sebagai biaya marjinal (marginal cost) atau biaya inkremental
19
(incremental cost), jika sejumlah biaya diferensial dikeluarkan hanya jika
satu aJternatif tertentu dipiiih, maka biaya itu bisa juga disebut sebagai
biaya tunai (out of pocket cost) dari altematif tersebut.
Sejumlah
pendapatan atau manfaat lain yang akan hilang bila altematif terterntu
dipiiih disebut dengan biaya kesempatan (opportunity cost) dari alternatif
tersebut. Biaya yang telah terjadi dan oleh karena itu, tidak reievan
terhadap pengambilan keputusan disebut dengan biaya tertanam (sunk
cost), Daiam keputusan untuk tidak melanjutkan suatu produk atau divisi,
beberapa biaya produk atau divisi mungkin tidak dipengaruhi oleh
keputusan itu; biaya mi disebut sebagai biaya yang tidak dapat dihindari
(unavoidable
cost.
Sebaliknya
biaya-biaya
yang
dapat
dihindari
(avoidable cost) adalah relevan dengan keputusan. Dalam mengevaluasi
prestasi kerja seorang manajer, suatu langkah penting adalah melibatkan
klasifikasikan biaya-biaya yang dapat dikendalikan (controllable) oieh
manajer. Biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh
manajer biasanya tidak relevan dengan evaluasi prestasi kerja manajer, dan
manajer tersebut seharusnya tidak diberi tangung jawab terhadapnya.
Seperti biasa, klasifikasi biaya yang sesuai dengan konsep variabilitas
biaya, dibagi atas 3 kategori biaya yaitu:
1) Biaya tetap(F«:e^Co^)
Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah saat
aktivitas bisnis meningkat atau menurun. (Carter dan Vsry 2002: ?8)
20
Contoh : biaya gaji, biaya depresiasi. Dengan demikian unsur-unsur
yang terkandung dalam pengertian biaya tetap antara lain :
a)
Tidak terpengaruh oleh volume kegiatan
Besarnya
biaya
melaksanakan
tetap
tingkat
akan
selalu
produksi
yang
sama,
tinggi
baik
perusahaan
maupun tingkat
produksi yang rendah, bahkan apabila perusahaan tidak mdakukan
produksi sama sekali, biaya tetapnya tidak akan berubah.
uj
Jtuiliait uiaya
Dalam hubungannya dengan pengertian biaya tetap ini, sangat
perlu diperhatikan bahwa yang bersifat tetap tersebut adalah
besamya jumJah biaya, bukannya biaya perunit Biaya tetap perunit
akan berubah apabila terdapat perubahan pada tingkat produksi
perusahaan,
tetapi
jumlah
biaya
tetap
tidak
akan
berubah
berapapun tingkat produksi perusahaan (dalam asumsi tidak ada
penambahan/pembelian peralatan atau aktiva tetap).
c) Di dalam interval tertentu
Besarnya biaya tetap yang berada dalam perusahaan bukannya
akan selalu tetap tanpa adanya batas tertentu. Di dalam hal ini
terdapat dua macam batas, yaitu batas kapasitas dan batas waktu
yang ada di dalam perusahaan. Apabila perusahaan berproduksi di
atas kapasitas yang terpasang pada perusahaan rnaka perusahaan
harus menambah peralatan produksi sehingga akan menambah
biaya tetap dalam perusahaan.
21
Karakteristik biaya tetap menurut Carter dan Usry (2002 :43)
adalah:
a) Bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan.
b) Biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan
meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan
c) Tanggung jawab pengendahan untuk biaya tetap biasanya
berada pada tingkat matiajerner! menengah atau manajemen
eksekutif
Dari. uraian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tetap
merupakan
biaya
yang
harus
dikeluarkan
tanpa
harus
meraperhatikan volume kegiatan perusahaan atau jumlah produk
yang dihasilkan, bahkan dalam hal perusahaan tidak memproduksi
sekalipun.
2) Biaya variab&\ (Variable Cost)
Biaya variable meningkat secara proporsional dengan peningkatan
kegiatan dan menurun secara proporsional dengan penurunan kegiatan.
Biaya variabei meliputi biaya bahan baku, pekerja iangsung, bahan
penolong
tertentu,
pekerja tidak langsimg tertentu
dan biaya
pengerjaan ulang.
Karakteristik biaya variabei menurut Carter dan Usy ( 2002 :43 )
adalah:
1) Jumlah totalnya berubah secara proporsional terhadap
perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan.
2) Jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya
aktivitas dalam rentang yang relevan.
3) Dapat dibebankan ke departemen operasi dengan mudah
dan akural.
4) Dikendalikan
tertentu.
oleh
supervisor
pada
tingkat
operasi
22
Dengan demikian biaya variabel selalu
dikeluarkan secara
proporsional dengan volume kegiatan perusahaan dan pokok yang
dihasilkan sehingga biaya variabel tidak akan timbul bila perusahaan
tidak mempunyai suatu kegiatan dan atau tidak memproduksi satu
produkpun.
Walaupun secaa
keseluruhan biaya variabel
selalu
berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan, tetapi
secara peruriit adalah tetap karena pada dasarnya beban biaya variabel
yang ditanggung oleh masing-masing unit produksi adalah sama
3) Biaya semi variabel (Semi Variable Cost)
Biaya semi variabel merapakan biaya yang memiliki sifat tetap
maupun variabel. Contoh : biaya bah an bakar, perbekalan tertentu,
pemeliharaan, asuransi jiwa karyawan secara berkelompok, biaya
pensiun, pajak atas gaji dan Iain-Iain.
Dalam penentuan unsur-unsur tetap dan vanabel pada beban semi
variabel perlu untuk merencanakan, menganalisa, mengendalikan,
mengukur atau mengevaluasi biaya dalam berbagai tingkat kegiataa
Ini merupakan tujuan pokok dan anggaran fleksibel. Komponen tetap
dan variabel dan beban semi variabel hams dipisahkan untuk tujuan
sebagai berikut :
a) Perhitungan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu
dan analisis varians.
b) Penyusunan anggaran fleksibel dan analisi varians.
c) Kalkulasi biaya langsung dan analisis nwjin kontribusi.
23
d) Analisis titik impas dan biaya-volume-laba.
e) Analisis biaya diferensial dan komparatif.
f)
Analisis atas maksiminasi laba dan miniminasi biaya dalam jangka
pendek.
g) Analisis penganggaran barang modal.
h) Analisis
profitabilitas
pemasaran
perwilayah,
produk
dan
pelanggan.
Karena
perubEhati
biaya
semi
variabel
tidak
senermhnva
bergantung kepada perubahan volume kegiatan, maka biaya ini agak
sulit untak dicari hubungannya dengan volume produksi yang ada
dalam perusahaan. Oleh karena itu, untuk mempermudah analisis titik
impas di dalam suatu perusahaan, pada umumnya biaya semi variabel
ini akan dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel
B. Manfaat Break Even
Menurut Matz-Usry
(1993:224) kegunaan Break Even yang dapat
dimanfaatkan oleh manajemen adalah sebagai berikut:
1.
Membantu pengendalian melalui anggaran untuk menunjukan perubahan
apas bila ada, yang diperlukan untuk menjadikan beban selaras dengan
pendapatan.
2.
Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan berlaku sebagai sinyal
peringatan untuk menggugah manajemen terhadap kemungkinan kesulitan
dalam program penjualan. Jika penjualan secara reiatif tidak cukup tinggi
24
dibandingkan dengan biayanya seperti yang semestinya. Dengan demikian
mungkin akan tersedia cukup waktu untuk mengevaluasi kembali;
3.
a.
Teknik penj ualan
b.
Latihan staf penjualan dan
c.
Lini produk uang dijual dalam kaitannya dengan pelanggan.
Menganaiisa dampak perubahan volume, memberikan jawaban atas
pertanyaan- pertanyaan khusus seperti:
u
Dci-»«o UoM^i^k volmiis "Sivuslsn ssat itii bis? bcrJoirars^ sebetum
perusahaan menderita rugi ?
c.
Berapa kenaikan labajika ada kenaikan volume?
4. Menganaiisa harga jual dan dampak perubaan biaya. Menunjukan
pengaruh yang mungkin teijadi atas laba akibat perubahaan harga jual
yang disertai oleh perubahan lainnya.
5.
Merundingkan upah. Membantu manajemen karena:
b. Menunjukan dengan cepat kemungkinaB peng31^ perubahan usuian
upah terhadap laba (dianggap tidak ada perubahan efisiensi karyawan).
c.
Memberikan bantuan dalam menentukan kemungkinan penghematan
dan efisiensi yang dapat melindungi posisi laba perusahaan.
6. Menganaiisa bauran produk. Memungkinkan dilakukan pemeriksaan atas
bauran produk. Analisis impas dan biaya volume laba untuk bauran
penjualan yang berbeda dan untuk setiap jalur produk yang merupakan
bantuan dalam menentukan produk lama yang Lams ditingkatkan dan
produk mana yang mungkin harus dihilangkan.
25
7.
Meiiilai keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan. Memberikan sarana
guna menilai terlebih dahuiu usulan beianja barang modai yang dapat
mengubah struktur biaya perusahaan.
8.
Menganalisa
marjin
pengaman.
Berperan
sebagai
cadangan
marjin
pengaman dan cara untuk mempengaruhinya melahri perubahan.
1.
Asumsi-asumsi Break Even
Oalam
menerapkan
Break
Even,
termasuk
menghitung
dan
mengumpulkan angka-angka yang dihitung, Break Even menetapkan
syarat-syarat tertentu. Jika syarat itu tidak ada dalam kenyataannya, maka
hams diadakan atau dianggap ada. Inilah yang disebut asumsi. Asumsi* ini
perlu untuk menjaga hasil kesimpulan yang diambil agar Break Even lebih
mendekati kebenaran.
Menurut Soehardi Sigit (1993:3) asumsi-asumsi Break Even yang
dimaksud adalah:
a.
Bahwa
biaya-biaya
yang
terjadi
di
dalam
perusahaan
dapat
diidentifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya semi
variabel haras tegas dimasukkan dalam unsur variabel atau tetap.
b.
Biaya tetap adalah konstan, tidak mengalami perubahan merkipun
volume produksi atau volume kegiatan berubah.
c.
Biaya variabel berfluktuasi dalam perbandingan yang konstan terhadap
volume produksi atau penjualan.
d.
Harga jual per unit adaiah konstan.
26
e.
Perusahaan menjual hanya satu jenis produk jika lebih, maka harus
dianggap sebagai satu jems produk dengan kombinasi (mix) yang
selalu tetap.
f.
Ada kesesuaian antara produksi dan penjuaian dalam arti tidak ada
persediaan akhir ataupun pada awal periode.
Asumsi mi perlu untuk rnenjaga hasil kesimpulan yang diambil
terutama yang berhubungan dengan volume, agar mendekati kebenaran
secara umum, biaya dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan biaya
variabel dan biaya tetap. Untuk jenis biaya tertentu dapai merupakan
gabungan dari kedua jenis sifat biaya di atas. lni di sebut dengan Biaya
Semi Variabel. Misalnya biaya listrik, sampai batas tertentu biaya ini
dianggap tetap. Jika volume penjuaian naik, maka biaya ini juga bisa naik.
Untuk menjaga bism's perusahaan yang dinamis, harga jual ini tidak
mungkin 100% tetap atau berubah sama sekali. Pada kesempatan tertentu
laba dapat dinaikkan sedikit atau untuk merebut langganan, harga dapat
diturunkan sedikit. Asalkan perbedaan harga ini tidak terlalu jauh dari
harga yang ditentukan. Jadi diasumsikan bahwa harga jual adalah konstan
dalam periode analisis.
2.
Faktor-faktor Yang Menipengaruhi Break Even
Salah satu aspek yang penting dalam Break Even bahwa adanya
p^rubahan dalam satu faktor atau iebih yang mempengaruhi analisis, dapat
diadakan
penilaian
atau
evaluasi.
Aspek
ini
sangat
penting
f—— Bnlm in! mihk™
| PERPUSTAKAAN UMB
i
Harap dyag& keutuhannya
bagi
27
manajemen dalam proses penyusunan atau perencanaan budget, kavena hal
ini akan memungkinkan diadakan testing untuk menentukan akibat adanya
perubahan berbagai faktor atau mempertimbangkan berbagai alternatif.
Perubahan salah satu faktor penentu Break Even atau faktor yang
mengakibatkan perubahan
pada
faktor-faktor yang
lain,
misalnya
perubahan hanya terjadi pada jumlah biaya tetap sedangkan biaya variabel,
harga jual maupun volume penjualan tetap; tetapi kemungkinan bisa
terjadi perubahan daiam saiah satu faktor akan mengakibatkan nerubahan
pada faktor Iain, misalnya perubahan harga jual akan mengakibatkan
perubahan volume penjualan.
Faktor-faktor yang nieiiapengaruhi break ev&a adalah sebagai berikut:
a.
Perubahan biaya tetap dan volume penjualan
b. Perubahan biaya variabel dan volume penjualan
c.
Perubahan biaya tetap, harga jual dan volume penjualan
d. Perubahan biaya variabel, biaya tetap dan volume penjualan
e.
3.
Perubahan dari harga reguler.
Metode Break Even
Metode break even menurut Homgren dkk ( 2000 : 75 ) terdapat
tiga metode dalam menentukan titik impas :
a.
Metode Persamaan ( Equation Method )
Untuk metode persamaan laporan rugi laba disajikan dengan persamaan
berikut:
28
Pendapatan - Biaya variabel - Biaya tetap = Laba operasi
(Harga jual X Jumlah unit output terjual)-(Biaya variabel/unit X Jumlah
unit output terjual) - Biaya tetap = Laba operasi
b.
Metode Marjin Kontribusi
Untuk break even dalam unit dengan rumus :
Biaya Tetap
tSh,i
(dalam tout)
—
■■
_^___^___
OtOU
Hargajua per unit - Biaya variabel per unit
Biaya Tetap
BEP (dalam unit) =
—___
Mar/in Contribusi per unit
Untuk break even dalam rupiah dengan rumus :
Biaya Tetap
BEP (daiamruptah) =
atau
Biaya Variabel
1-
Penjualan
Biaya Tetap
BEP (dalamntpiah) =
,
Rasio Mar/in Contribusi
c.
Metode Grafik
Pada
metode
grafik
biaya
dan
pendapatan
diukur
dalam
rupiah
digambarkan dalam sumbu vertikal (y), sedangkan output yang diukur
dalam
satuan
unit
digambarkan
dalam
satuan
horisontal
(x). Total
pendapatan adalah flingsi dari harga jual dan unit output yang dijual. Biaya
tetap ( Fixed Cost ) digainbarkan sejajar dengan sumbu dengan mlai total
29
yang tidak berubah sedangkan biaya vanabei secara langsung berubah
sesuai dengan perubahan tingkat output. Asumsi yang digunakan daiam
break even adalah harga jual dan biaya variabel adalah konstan. Asumsi
ini hanya berlaku untuk range output tertentu ( Qi - Q2 ). Tampak bahwa
Break Even Point (BEP) tercapai pada tingkai output sebesar Qb. Apabila
perusahaan beroperasi di daerah sebelah kin bbF maka perusahaan
menderita rugi sedangkan apabila beroperasi disebelah kanan titik break
even, maka akan diperoleh laba. Adapun grafik BEP adatah sebagai
berikut
Biaya, Pendapatan
(Rp)
Y
Pendapatan Total
Daerah laba
EbitNegatif
Biaya Variabel
Daerah rugi
X
Qi
Qb
Q2
Output
30
4.
Margin ofSafety
Hubungan atau selisih ariiara peiijualan yang dibudget atau tingkat
Penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan
tingkat keamanan {margin of safety) bagi perusahaan yang melakukan
penurunan penjualan.
Adapun rumus margin of safety adalah sebagai
berikut:
Margin ofSafety ~ Penjualan per budget - Penjualan per Break Even
Sedangkan Margin ofsafety rasio adalah sebagai berikut:
Penjualan per budget - Penjualan per Break Even
Penjualan per budget
5.
Break even pada Sales Mix
Apabila perusahaan rnemproduksi atau menjual iebih dari satu
macam barang/ jasa, maka analisa break even dapat pula diterapkan
untuk seluruh barang/ jasa yang diproduksi dan dijual oieh perusahaan
tersebut. Untuk maksud tersebut maka komposisi
antara barang - barang
( perbandingan )
tersebut harus tetap sama baik komposisi
produksinya maupun penjualannya (produk mix dan sales mix ). Break
even dalam keseluruhan atau total tidak berarti bahwa masing - masing
produk harus dalam keadaan break even. Kemungkinan terjadi suatu
macam produk menderita rugi sedang produk yang lain memperoleh
keuntungan
memperoleh
atau
laba
kemungkinan
masing
-
ataupun menderita rugi.
masing
produk
tidak
Apabila komposisinya
berubah maka break evennya secara total akan berubah pula.
31
6.
Profit
Profit merupakan keuritungan yang diperoieh dari penjuaian sejumiah
volume di atas nilai EEP (Break Even Point).
Untuk menentukan seberapa besar profit dapat dengan rumus sebagai
berikut:
Profit = Marginal income Ratio x Margin ofSafety
Untuk Marginal Income Ratio diperdeh dari perumusan sebagai berikut:
,
__ Hasilpenjualan- BiayaVariabel
JVLLK —
= 1-
Has ilpenjualan
BiayaVariabel
Hasitpeiy'italan
Download