114 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Dalam

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan
diproksikan dengan absolute discretionary accruals menggunakan Modified Jones
Model. Rasio ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap
manajemen laba, yaitu struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional), penerapan good corporate govarnance (proporsi komisaris independen
dan keberadaan komite audit), financial leverage, total aktiva, dan kualitas audit
(ukuran kantor akuntan publik dan opini auditor). Berdasarkan analisis dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, didapat beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rata-rata absolute discretionary accruals yang didapat bernilai negatif
mengindikasikan rata-rata perusahaan dalam setiap sektor industri keuangan
melakukan manajemen laba dalam bentuk penurunan laba dalam melaporkan
kinerja. Penurunan laba yang dilakukan dapat disebabkan karena keadaan
perekonomian secara global yang pada saat tahun 2008 mengalami krisis yang
berdampak terhadap kondisi perekonomian nasional yang diperkirakan pada
tahun 2009 dampak krisis tersebut masih akan dirasakan oleh setiap industri
terutama industri keuangan. Sedangkan rata-rata absolute discretionary accruals
pada sektor keuangan bank bernilai positif mengindikasikan rata-rata perusahaan
dalam setiap sektor industri keuangan melakukan manajemen laba dengan cara
114
115
menaikkan laba, sebaliknya rata-rata absolute discretionary accruals sektor
industri non bank bernilai negatif mengindikasikan rata-rata perusahaan dalam
setiap sektor industri keuangan melakukan manajemen laba dalam bentuk
penurunan laba.
2. Pada dasarnya semua variabel mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba.
Dalam sektor industri keuangan, variabel kepemilikan manajerial, keberadaan
komite audit dan proporsi komisaris independen tidak mempunyai pengaruh
terhadap manajemen laba. Namun, mengacu pada hasil penelitian Carina (2010)
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada semua sektor
industri selain industri keuangan dengan periode tahun 2008, menujukkan
keempat variabel tersebut mempengaruhi manajemen laba pada sektor industri
tertentu.
3. Pada pengujian hipotesis semua variabel pada sektor industri keuangan secara
keseluruhan, diketahui bahwa setiap variabel mempunyai pengaruh yang berbeda
terhadap manajemen laba di setiap industri, baik industri keuangan secara
keseluruhan maupun sektor keuangan bank dan sektor keuangan non bank sesuai
dengan karakteristik masing-masing sektor industri. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi praktik manajemen laba
secara signifikan untuk industri secara keseluruhan adalah kepemilikan
institusional, financial leverage, total aktiva, ukuran kantor akuntan publik dan
opini auditor. Sedangkan variabel-variabel lainnya yaitu kepemilikan manajerial,
proporsi komisaris independen dan keberadaan komite audit tidak terbukti
berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
115
116
a. Kepemilikan institusional pada sektor keuangan non bank memiliki pengaruh
signifikan terhadap praktik manajemen laba, sedangkan pada industri
keuangan bank kepemilikan institusional tidak. Hal ini disebabkan karena
industri keuangan bank memiliki regulasi yang ketat dari regulator dalam hal
ini Bank Indonesia dibandingkan dengan dalam industri keuangan non bank.
Besar atau tidaknya proporsi kepemilikan institusional dalam suatu bank tidak
mempengaruhi pelaporan keuangan bank.
b. Ukuran kantor akuntan publik dan opini auditor pada sektor keuangan bank
memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba dibandingkan
dengan industri keuangan non bank. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
(64%) perusahaan dalam industri keuangan bank diaudit oleh auditor “big
four” dan memperoleh opini auditor wajar tanpa pengecualian. Auditor “big
four” memiliki reputasi yang baik dan dapat mendeteksi praktik-praktik yang
mencurigakan yang akan membatasi ruang gerak manajemen untuk
menggunakan akuntansi accruals yang agresif.
c. Variabel financial leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
industri keuangan bank dan industri keuangan non bank secara terpisah. Rasio
financial leverage yang tinggi terbukti mempengaruhi perusahaan untuk
melakukan manajemen laba di semua industri, semakin besar hutang suatu
perusahaan semakin besar pula resiko yang hadapi oleh investor, implikasinya
investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi sehingga
perusahaan cenderung akan melakukan praktik manajemen laba.
116
117
d. Financial leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dengan
demikian, perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi cenderung
akan melakukan manajemen laba lebih besar karena perusahaan terancam
gagal bayar (default). Perusahaan tersebut akan berusaha menghindarinya
dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba.
e. Dalam industri keuangan bank total aktiva tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap praktik manajemen laba, sedangkan pada industri keuangan non bank
variabel ini berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Hal ini
dapat disebabkan total aktiva tidak memiliki pengaruh terhadap praktik
manajemen laba dapat disebabkan karena industri keuangan bank merupakan
industri yang diawasi secara ketat oleh regulator dalam hal ini Bank
Indonesia. Semua regulasi yang telah ditetapkan oleh regulator harus
terpenuhi baik untuk bank yang memiliki total aktiva besar maupun kecil.
V.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang didapat, maka saran dan
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang untuk memperoleh hasil yang lebih
akurat. Penelitian ini hanya menganalisis data pada tahun 2008 pada saat
terjadinya
krisis,
sehingga
tidak
menganalisa
manajemen
laba
dengan
membandingkan periode pada saat terjadinya krisis dan periode setelah terjadinya
krisis untuk mengetahui dampak krisis terhadap perusahaan.
117
118
2. Pengguna laporan keuangan harus lebih waspada dalam membaca dan
menggunakan informasi laporan keuangan agar tidak mengalami kesalahan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
3. Penelitian ini hanya mengambil sampel dari industri-industri keuangan. Penelitian
selanjutnya
dapat
diperluas
dengan
membandingkannya
dengan
sampel
perusahaan dari industri lain di luar industri keuangan karena perlakuan terhadap
industri keuangan yang sarat dengan berbagai regulasi berbeda dengan industri
lainnya.
4. Penggunaan alternatif yang berbeda sebagai proksi masing-masing variabel.
Sebagai contoh, penggunaan nilai penjualan atau nilai laba bersih sebagai proksi
dari ukuran perusahaan menggantikan variabel total aktiva karena tidak semua
kekayaan perusahaan tercermin melalui total aktivanya. Untuk financial leverage,
terdapat banyak alternatif pengukuran selain rasio total hutang per total aset,
misalnya total hutang per total ekuitas atau hutang jangka panjang per total
ekuitas.
5. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan variabel-variabel baru
untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba, seperti
asimetri informasi, profitabilitas, pertumbuhan asset dan umur perusahaan.
6. Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi bagi pihak regulator dalam hal
gambaran tentang implementasi good corporate governance dalam pengaruhnya
terhadap manajemen laba yang sering dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini
diharapkan juga bisa menjadi masukan bagi pihak regulator untuk meregulasi
118
119
implementasi good corporate governance pada perusahaan-perusahaan di
Indonesia
7. Bagi Investor hendaknya memilih perusahaan yang memiliki rasio financial
leverage yang rendah, karena terbukti financial leverage memberikan pengaruh
terhadap pelaporan keuangan berupa peningkatan laba.
V.3 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Periode pengamatan hanya satu tahun. Pendeknya periode pengamatan akan
mempengaruhi temuan yang didapat, seperti tidak diketahui trend manajemen
laba yang terjadi.
2. Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan sebagai sampel
sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada jenis perusahaan
lain seperti manufaktur, transportasi atau telekomunikasi.
3. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu variabel corporate governance
diwakilkan oleh komposisi komisaris, ukuran komisaris, dan keberadaan komite
audit. Ketiga variabel ini kurang dapat mengukur secara komprehensif praktik
corporate governance dalam perusahaan, sehingga perlu adanya indeks tertentu
yang mencerminkan praktik corporate governance secara lebih tepat.
119
Download