KELOMPOK 3 BERLIANING SARI PERTIWI CITRA ANNISA DANISHA ILMA DEWI J. PURBA FAUZIYAH AYU KUSDINI Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon (Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Individu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari yang lain), organisme yg hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi ia bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya). Perilaku individu dalam suatu organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, dimana bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja) dirinya dan organisasi. STIMULUS ORGANISME RESPONS Mekanisme pembentukan perilaku terbagi atas 2 aliran, yaitu: 1. Aliran Behaviorisme: S > R atau S > O > R S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan O=organisme (individu/manusia). W>S>O>R>W lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu : - Lingkungan objektif - Lingkungan efektif 2. Aliran Holistik/ Humanis Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks: -what (apa), -how (bagaimana), dan -why (mengapa). 1.Respondent respon atau reflexsive, 2.Operant respon atau instrumental respon 1.Variabel (Karakteristik) Individu, terdiri dari: -Faktor Fisiologis -Faktor Psikologis -Faktor Demografi. 2.Variabel Lingkungan, terdiri dari yaitu: -Lingkungan kerja (di dalam organisasi kerja) -Lingkungan non kerja (di luar organisasi kerja). Penguatan positif, Penguatan negatif, Hukuman, Pemusnahan. Motivasi adalah kondisi psikologis yang menimbulkan, mengarahkan, dan mempertahankan tingkah laku tertentu (Pitrinch & Schunk, dalam Sukadji & SinggihSalim, 2001). Motivasi individu dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang individu yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs); (2) kebutuhan rasa aman (safety needs); (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs); (5) aktualisasi diri (self actualization) McClelland (dalam Sukadji dan Singgih-Salim, 2001) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya dipengaruhi oleh motif. Ada 3 kelompok motif yang dikemukakan olehnya, yaitu : Motif untuk berhubungan dengan orang lain (Affiliation Motive), Motif untuk berkuasa (Power Motive), dan Motif untuk berprestasi. Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; dan (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian ini terdiri dari tiga elemen, yaitu 1.id, 2.ego, dan 3.superego. Secara psikologi, bentuk-bentuk perilaku individu yaitu berupa: 1.Perilaku sadar 2.Perilaku tidak sadar 3.Perilaku tampak dan tidak tampak; 4.Perilaku sederhana dan kompleks; 5.Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor. Bentuk perilaku berdasarkan responnya: 1.Perilaku pasif (respons internal) 2.Perilaku aktif (respons eksternal) Proposisi utama teori X, yaitu: -Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur unsur dari usaha produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-dalam kepentingan ekonomi berakhir; -Menghormati orang lain, ini adalah proses mengarahkan usaha mereka, memotivasi mereka, mengendalikan tindakan mereka, dan memodifikasi perilaku mereka agar sesuai dengan kebutuhan organisasi; dan -Tanpa intervensi aktif oleh manajemen, orang akan pasif-bahkan resisten-untuk kebutuhan organisasi. Oleh karena itu mereka harus dibujuk, dihargai, dihukum, dan dikendalikan. Kegiatan mereka harus diarahkan. -Tidak menyukai bekerja; -Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah; -Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi; -Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja; dan -Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi. Proposisi utama Teori Y Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur unsur-unsur dari usaha produktif-uang, bahan, peralatan, dan orang-orang dalam kepentingan ekonomi berakhir. Orang tidak dengan sifat pasif atau resisten terhadap kebutuhan organisasi. Mereka telah menjadi begitu sebagai hasil dari pengalaman dalam organisasi. Motivasi, pengembangan potensi, kapasitas untuk mengasumsikan tanggung jawab, dan kesiapan untuk mengarahkan perilaku ke arah tujuan organisasi semuanya hadir dalam orang-manajemen tidak menempatkan mereka di sana. Ini adalah tanggung jawab manajemen untuk memungkinkan orang untuk mengenali dan mengembangkan karakteristik manusia ini untuk diri mereka sendiri. Tugas pokok manajemen adalah untuk mengatur kondisi organisasi dan metode operasi agar orang dapat mencapai tujuan-tujuan mereka sendiri dengan mengarahkan usaha mereka ke arah tujuan-tujuan organisasi. Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat. ‘Theory X’ ‘Theory Y’ management staff Theory X - authoritarian, repressive style. Tight control, no development. Produces limited, depressed culture. Theory Y - liberating and developmental. Control, achievement and continuous improvement achieved by enabling, empowering and giving responsibility. staff staff staff management Teori X Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Sentralistik Teori Y Gaya Kepemimpinan Demokratis dan Partisipatif Antara teori X dan teori Y ini sebenarnya bukan berarti yang satu lebih baik dariapada yang lainnya. Namun teori ini lebih untuk mengarahkan kepada bagaimana tindakan seseorang pemimpin untuk memimpin atau menghadapi pegawai/ karyawannya yang memiliki berbagai perbedaan karakter/ perilaku. Bagi pegawai yang diasumsikan berperilaku teori X, maka gaya kepemimpinan yang tepat yaitu dengan gaya otoriter dan sentralistik. Sedangkan bagi pegawai yang berperilaku teori Y, maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah gaya demokratis dan partisipatif. TERIMA KASIH