12 JANUARI - 14 MARET 2016 MUMPS BULETIN DISEASE EDISI XVII 1. EPIDEMIOLOGI Mump merupakan infeksi virus akut sistemik yang terutama mengenai anak usia sekolah dan dewasa muda. Mumps endemis di seluruh dunia. Epidemi Mumps telah dilaporkan pada barak militer, penjara, asrama, sekolah, dan kapal. Mumps jarang terjadi pada bayi di bawah 1 tahun dan di amerika serikat 49% infeksi dilaporkan terjadi pada orang berusia di atas 15 tahun [1]. 2. ETIOLOGI Virus mumps merupakan family Paramyxoviridae. Family Paramyxoviridae mencakup Rubula Virus (Virus Mumps, virus New Castle, dan virus Parainfluenza), Paramyxovirus dan Pneumavirus [1]. Morfologi Paramxovirus pleomorfik, dengan partikel berdiameter 150 nm atau lebih, terkadang mencapai 700 nm. Genom virus berupa RNA linear, sense negative beruntai tunggal tidak bersegmen berukuran sekitar 15 kb [2]. 3. PATOGENESIS Transmisi virus melalui kontak langsung, droplet nuclei, muntahan yang masuk melalui hidung atau mulut. Penularan virus Mumps, tidak semudah virus Measles atau Varisela. Masa puncak penularan terjadi sebelum atau saat timbul parotitis. Diperkirakan pada masa inkubasi, virus berproliferasi pada epitel saluran nafas bagian atas dan terjadi viremia, pada tahap selanjutnya terlokalisasi pada kelenjar dan jaringan saraf [1]. Virus ini sering bereplikasi dalam sel epitel diberbagai organ dalam. Virus sering menyerang ginjal dan dapat dideteksi di dalam urine kebanyakan pasien. Virus dapat bertahan hingga 14 hari sejak gejala klinis muncul. System saraf pusat umumnya juga ikut terinfeksi dan dapat saja tanpa diiringi parotitis [2]. 4. MANIFESTASI KLINIS Gejala prodromal tidak khas, mencakup demam ringan, anoreksia, malaise, sakit kepala,. Dalam 1 hari gejala penyakit jadi nyata dengan timbulnya sakit telinga. Dan nyeri pada kelenjar parotis dan dalam waktu 2-3 hari kelenjar parotis membesar hingga ukuran maksimal di sertai nyeri hebat. Pembesaran parotis bisa menyebabkan trismus dan kesulitan berbicara dan menelan. Komplikasi parotitis jarang terjadi [1]. Manifestasi mumps diluar kelenjar ludah mencakup berbagai organ. Meningitis didapatkan pada 1 –10% kasus, biasanya terjadi 4 hari setelah parotitis, namun dapat terjadi 1 minggu sebelum atau 2 minggu setelah parotitis. Ensefalitis terjadi pada saat bersamaan dengan munculnya parotitis. Sebagai invasi virus pada neuron. Manifestasi neurologi lainnya meliputi ataksia serebelar, facial palsy, transverse myelitis, ascending poliradiculitis, poliomyelitis like syndrome, stenosis aqueductal yang dapat menyebabkan hidrocefalus. Epididimitis didapatkan dan biasanya didahului orkitis. Pancreatitis biasanya ringan ditandai leh demam, mual muntah, nyeri epigastrium. Miokarditis jarang terjadi namun, pernah dilaporkan kematian karena miokarditis yang berkaitan dengan mumps. Manifestasi lain yang sangat jarang antara lain, mastitis, prostatitis, hepatitis, trombositopenia purpura [1]. Diagnosis mumps umumnya berdasarkan gambaran klinis yang khas yaitu pembesaran dan neri pada kelenjar parotis dan gejala konstituonal. Pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah leukosit normal atau leucopenia pada limfositosis relative. Diagnosis definitive berdasarkan pemeriksaan serlogi, isolasi virus atau PCR. Metode RT-PCR merupakan teknik pemeriksaan yang paling sensitive dan spesifik [1]. 5. PENATALAKSANAAN Terpai parotitis mumps adalah simpatomimatik dan suportif. Diberikan analgesic antipiretik untuk mengurangi nyeri karena pembengkakan parotis dan menurunkan demam. Pada pasien ensefalitis dan pancreatitis dengan intake yang kurang atau muntah diperlukan pemberian intravena. Penelitian melaporkan bahwa pemberian interferon–alfa 2b pada 4 pasien dengan orkitis mumps menunjukkan perbaikan gejala yang cepat. Dan tidak terjadi atrofi testis atau oligospermia selama pemantauan. Gellis dkk melaporkan bahwa pemebrian 20 ml immunoglobulin mumps pada pasien pria dewasa, mengurangi kejadian orkitis [1]. 6. PROGNSIS Angka kematian akibat miokarditis akinat mumps pernah dilaporkan. Kematian karena nefritis yang berubungan dengan mumps juga pernah dilaporkan. Prognosis di tentukan leh berat ringannya penyakit. 1]. 7. PENCEGAHAN Untuk mencegah transmisi virus ke orang lain, pasien dengan mumps sebaiknya diisolasi selama 5 hari setelah onset parotitis, meskipun upaya ini kurang efektif karena virus dapat menyebvar ke orang lain beberapa hari sebelum muncul gejala klinik. Dewasa ini menggunakan imunisasi aktif dengan virus mumps dilemhkan. Terdapat beberapa srain vaksin seperti jerryl-lynn, rubbini urabe, leninggrad, l-zagreb. Pemebrian vaksin dianjurkan pada anak usia 12-15 bulan dan diulang pada usia 46 tahun bersamaan dengan vaksin measles, mumps, dan rubella (MMR). Vaksin MMR yang tersedia di Indonesia saat ini adalah trimovaks merieux dan MMR II [1]. DAFTAR PUSTAKA 1. Setiati S, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6. InternaPublishing, Jakarta. 2. Nugroho AW, dkk. 2012. Mikrobiologi Kedokteran, edisi 25. EGC, Jakarta