10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian yang Relevan 1

advertisement
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian yang Relevan
1.
Penelitian relevan dengan judul Wujud dan Unsur Kebudyaan Bali dalam
Kumpulan Cerpen Perempuan Yang Mengawini Keris karya Wayan Sunarta
(Studi Antropologi Sastra) oleh Novi Septiantika mahasiswi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 2014.
Data penelitian ini yaitu data berupa teks yang mengandung wujud dan unsur
kebudayaan Bali yang terdapat dalam kumpulan cerpen Perempuan Yang
Mengawini Keris karya Wayan Sunarta. Wujud dan unsur kebudayaan dijadikan
objek penelitian dalam rangka menganalisis wujud dan unsur-unsur kebudayaan
yang terdapat dalam kumpulan cerpen Perempuan Yang Mengawini Keris
khususnya kebudayaan daerah Bali. Hasil penelitian dari Novi yaitu membahas
tiga wujud kebudayaan meliputi: wujud ide (gagasan), aktivitas dan hasil karya
manusia.
2.
Penelitian relevan dengan judul “Penulisan Novel 99 Cahaya di Langit Eropa
oleh Hanum Salsabiela Rais sebagai Media Dakwah” oleh Muhammad Ahsanul
Falah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2014. Penelitian itu mengungkapkan agar
tidak menggunakan novel hanya sebagai acuan dan ajakan kepada pembaca untuk
dapat mengharapkan materi dari novel yang dihasilkan, namun dapat
menggunakan novel sebagai media untuk berdakwah, berjihad dan menginspirasi
10
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
11
yang dikaitkan dengan pencarian jati diri dengan Sang Pencipta. Penelitian ini
meliputi apa yang melatarbelakangi pengarang dalam menulis novel 99 Cahaya di
Langit Eropa dan bagaimana proses penulisannya yang dijadikan sebagai media
dakwah.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu data penelitian
ini berupa kata, kalimat dan ungkapan yang berkaitan dengan peradaban dan wujud
kebudayaan Islam di Eropa dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Sedangkan
sumber penelitian ini yaitu novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela
Rais dan Rangga Almahendra. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai peradaban
dan wujud kebudayaan Islam di Eropa dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa,
berbeda dengan kedua penelitian sebelumnya. Jika penelitian pertama membahas
tentang kebudayaan Bali yang terdapat dalam kumpulan cerpen, sedangkan penelitian
yang kedua membahas mengenai apa yang melatarbelakangi pengarang dalam
menulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa dan bagaimana proses penulisannya yang
dijadikan sebagai media dakwah. Sedangkan penelitian yang akan dibahas oleh
peneliti adalah mengenai peradaban dan wujud kebudayaan Islam di Eropa dalam
novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Dari beberapa ulasan yang peneliti temukan,
peneliti tidak mendapatkan ulasan ilmiah yang membahas tentang peradaban dan
wujud kebudayaan Islam di Eropa dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya
Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Dengan demikan, penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Novi Septiantika dan Muhammad
Ahsanul Falah. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa penelitian ini perlu
dilakukan.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
12
B. Novel
Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya
dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri serta interaksinya
dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog, kentemplasi dan rekasi pengarang
terhadap lingkungan dan kehidupan. Pengarang menciptakan karya sastra untuk
dinikmati oleh pembaca dengan harapan agar pembaca dapat menangkap gagasan
yang disajikan pengarang atau dengan kata lain agar pembaca dapat menangkap atau
memahami maknanya. Obyek dalam karya sastra dapat berupa prosa, puisi dan drama
yang bentuk rinciannya dapat berupa puisi, novel, cerpen, novela dan naskah drama.
Oleh karena itu, cerita, fiksi atau kesastraan pada umumnya dapat membuat manusia
menjadi lebih arif atau dapat dikatakan sebagai memanusiakan manusia. Salah satu
contoh karya sastra yang juga banyak diminati pembaca adalah novel.
Novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang
rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter dan berbagai peristiwa
rumit yang terjadi dalam cerita. Menurut Nurgiyantoro (2010:4) novel sebagai sebuah
karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang
diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur-unsur pembangun
yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Sedangkan menurut Noor (2010:27) novel
adalah cerita rekaan yang panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan
menampakkan serangkaian peristiwa dan latar (setting) secara terstruktur.
Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita
yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan. Sebuah novel bisa saja
memuat tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa nyata, tetapi pemuatan tersebut biasanya
hanya berfungsi sebagai bumbu belaka dan mereka dimasukkan dalam rangkaian
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
13
cerita yang bersifat rekaan atau dengan detai rekaan. Walaupun peristiwa dan tokohtokohnya bersifar rekaan, mereka memiliki kemiripan dengan kehidupan sebenarnya.
Dalam arti mereka merupakan “cerminan kehidupan nyata”. Novel juga merupakan
sebuah karya fiksi dalam bentuk prosa yang cukup panjang, yang tokoh-tokoh dan
perilakunya merupakan cerminan kehidupan nyata di masa sekarang ataupun di masa
lampau, dan digambarkan dalam satu plot yang cukup kompleks (Aziez dan Abdul
Hasyim, 2010:2).
Novel mempunyai bentuk yang panjang dan berbagai tema yang diceritakan
dalam satucerita. Menurut Stanton (2012:90) novel tidak dapat mewarisi kesatuan
padat yang dipunyai cerpen. Novel juga tidak mampu menjadikan topiknya menonjol
seperti cerpen. Sebaliknya, novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter,
situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter dan
berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetail.
Novel mempunyai ciri khas pada kemampuannya untuk menciptakan satu semesta
yang lengkap sekaligus rumit. Dalam arti, novel lebih mudah sekaligus lebih sulit
dibaca jika dibandingkan dengan cerpen. Karena novel tidak dibebani tanggung jawab
untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat atau dengan bentuk padat dan dikatakan
lebih sulit, sebab novel dituliskan dalam skala besar sehingga mengansung satuansatuan organisasi yang lebih luas ketimbang cerpen.
Melalui pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah karya
sastra yang berupa cerita rekaan dan di dalamnya mempunyai berbagai tokoh-tokoh
serta peristiwa-peristiwa sebagai cerminan hidup yang nyata dan digambarkan dalam
satu plot yang berkesinambungan. Dalam hal ini cerpen juga dapat diartikan sama
dengan novel, namun bedanya novel mempunyai fisik yang panjang (yang
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
14
mengandung berbagai episode-episode atau adegan dalam setiap cerita) dan secara
tidak langsung akan mengurangi kepekaan pembaca terhadap bagian-bagian kecil dari
alur cerita. Sedangkan cerpen tidak mempunyai berbagai episode atau adegan yang
begitu rumit dan banyak.
Novel juga bersifat naratif, dalam arti lebih bersifat
bercerita dari pada memperagakan. Di dalamnya pun mempunyai unsur-unsur
pembangun dalam penyusunannya yang sama halnya dengan karya sastra lain, yaitu
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Roman atau romance menjadi salah satu sebab
munculnya novel, karena karya sastra yang kini mungkin bisa dikatakan sebagai milik
masa lalu dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari baik kehidupan pengarang itu
sendiri, kehidupan orang lain atau kehidupan lainnya yang dapat dijadikan sebagai
bahan dan tema dalam sebuah karya sastra.
C. Peradaban Islam
1.
Pengertian Peradaban
Istilah peradaban sering dikaitkan dengan hasil kebudayaan masyarakat di
masa lalu, tetapi sebenarnya tidak selalu demikian, melainkan dapat terjadi pada masa
kini dan menjadi acuan bagi masyarakat dunia. Peradaban merupakan suatu istilah
yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang
dianggap halus, indah dan maju. Misalnya perkembangan kesenian, IPTEK,
kepandaian manusia dan sebagainya dimana tiap bangsa di dunia memiliki karakter
kebudayaan yang khas, maka tak heran bila sebuah negara hanya unggul IPTEK-nya
saja atau keseniannya saja. Menurut Liliweri (2014:38-39) semua peradaban telah
terbukti dimulai dari gerak perubahan ketergantungan masyarakatnya pada sektor
pertanian untuk mencari nafkah. Beberapa tanda awal peradaban seperti munculnya
tentara penjaga keamanan, seniman, imam dan pendeta serta sejumlah karir khusus.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
15
Menurut Yatim (dalam Sulaiman, 2014:1) peradaban idenentik dengan wujud
benda, dilekatkan kepadanya ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Sedangkan
menurut Suratman (2013:105) konsep peradaban tidak lain adalah perkembangan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.
Kebudayaan merupakan kelanjutan yang bertahap kearah yang semakin kompleks.
Memahami istilah peradaban kalau kita hubungkan dengan situasi negara kota
(polis) di Yunani kuno. Yang dimaksud dengan peradaban adalah konsep untuk
menjelaskan adanya pemukiman penduduk yang lebih padat yang dibagi ke dalam
kelas sosial dan elit penguasa yang ada di daerah perkotaan dan juga mungkin
pedesaan, juga tentang pembagian kerja dalam masyarakat yang terlibat dalam
pertanian intensif, pertambangan, manufaktur skala kecil dan perdagangan. Peradaban
mengkonsentrasikan kekuasaan demi memperpanjang kontrol manusia atas alam atau
orang lain (Mann dalam Liliweri, 2014: 35).
Suatu hal yang membedakan antara kebudayaan dan peradaban sebenarnya
terletak pada kemajuan dan kesempurnaan wujud tertentu yang telah dicapai
seseorang atau masyarakat. Kebudayaan masyarakat yang satu terlihat lebih maju dan
sempurna dari pada kebudayaan masyarakat yang lain. Bila aspek-aspek yang melekat
kepada kebudayaan berupa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, maka
disebut peradaban (civilization). Merujuk kepada pengertian tersebut, tentunya kata
al-hadārah yang berarti kemajuan kemudian dapat juga diidentikan dengan
peradaban, bukan kebudayaan. Dengan begitu, bahwa kebudayaan dapat dibedakan
menjadi kebudayaan yang bernilai rendah, yaitu (kebudayaan itu sendiri) dan
kebudayaan yang bernilai tinggi, disebut dengan peradaban (Sulaiman, 2014: 34-35).
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
16
Perbandingan kebudayaan dan peradaban ibarat kita membandingkan
keberadaan negara dan bahasa yang sedang digunakan oleh suatu masyarakat.
Kebudayaan bisa eksis dalam dirinya sendiri sedangkan peradaban tidak bisa disebut
peradaban jika dia tidak memiliki kebudayaan tertentu. Peradaban juga termasuk
bagian dari kebudayaan yang sudah berkembang dan maju. Namun, ada juga yang
mengatakan bahwa kebudayaan sesuatu yang bersifat ideal yang dapat berupa citacita, rencana atau bahkan keinginan; sedangkan peradaban adalah apa yang dapat
dilakukan dari apa yang telah dicita-citakan. Tinggi rendahnya peradaban suatu
bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan
tingkat pendidikan. Dengan demikian, suatu bangsa yang memiliki kebudayaan tinggi
(peradaban) dapat dinilai dari tingkat pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan, teknologi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
masyarakat akan senantiasa berkembang. Karena itu, peradaban masyarakat juga akan
berkembang sesuai dengan zamannya.
Melalui pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peradaban adalah tahapan
tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu, yang telah mencapai kemajuan yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang telah maju dan dapat
dilakukan dari apa yang dicita-citakan. Peradaban juga termasuk gabungan dari
semangat dan sikap serta cara-cara yang menuntun kehidupan sosial dan perilaku
masyarakat. Kebudayaan dapat tumbuh dan ada tanpa berada dalam peradaban resmi,
sedangkan peradaban tidak akan pernah tumbuh tanpa unsur budaya. Kebudayaan
juga dapat ditularkan melalui simbol dalam bentuk bahasa, sedangkan peradaban tidak
dapat ditularkan melalui bahasa saja melainkan dengan berbagai cara atau teknik
lainnya.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
17
2.
Pengertian Peradaban Islam
Kajian tentang peradaban Islam sekarang ini memang sudah menganut
pendapat bahwa kebudayaan Islam tidak lagi satu, tetapi sudah terdapat beberapa
peradaban Islam. Akan tetapi, tampaknya peradaban-perdaban Islam disorot dalam
kajian-kajian Islam sampai yang dominan. Semuanya sangat berkaitan dengan empat
kawasan, yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur Tengah dan Afrika Utara,
termasuk Spanyol Islam), kawasan pengaruh kebudayaan Turki dan kawadan
kebudayaan India Islam (Yatim, 2006:4). Kemajuan berbagai peradaban dan ilmu
pengetahuan yang ada di dunia ini tidaklah terjadi dengan begitu saja, ada proses yang
melatar belakanginya, termasuk peradaban Islam. Adanya peradaban Islam di dunia
ini pastinya ada pengaruh besar dari berbagai tokoh masyarakat dan beberapa
masyarakat sekitarnya. Baik dari berbagai pakar ahli ataupun pemikiran dari beberapa
tokoh agama yang mempengaruhinya.
Peradaban Islam merupakan realitas yang terjadi dalam sejarah kehidupan
manusia yang nilai-nilainya terkandung dalam sumber sejarah Islam, Al-Qur‟an dan
Sunnah Nabi SAW. Semua yang terkandung dalam sejarah dapat mengacu kepada dua
konsep secara terpisah; muatan sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa
lampau, keseluruhan pengalaman manusia dan sejarah sebagai suatu cara yang dengan
fakta-fakta sejarah
diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan dianalisis. Pertama,
memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau dan hendaknya
dipahami sebagai aktualitas sejarah. Kedua, sejarah menunjukkan maknanya yang
subjektif sebab masa lampau itu telah menjadi sebuah kisah, di mana ketika
diungkapkan akan memberikan nilai tersendiri yang dapat diambil (Sulaiman, 2014
:101).
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
18
Konsep peradaban Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan
kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya. Dalam hal ini ruang lingkup
pembahasan akan sangat luas, karena Islam
merupakan sistem keyakinan dan
kepercayaan serta aturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya, keseluruhan
tercermin dalam sejarah dan kehidupan umat Islam. Peradaban yang dimaksud dalam
sejarah peradaban Islam merupakan pembahasan yang tercakup perspektif sejarah
umat Islam atau peradaban yang dihasilkan oleh umat Islam sepanjang sejarah.
Istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari
kebudayaan yang halus dan indah. Thohir (dalam Syaaefudin, 2013:24-25)
menyatakan bahwa ketinggian, kedalaman dan keluasan horizon suatu peradaban
dapat diukur melalui budaya, bentuk pemikiran dan jenis tradisi keilmuan yang
dikembangkan. Dalam konteks seperti itulah, peradaban-peradaban Islam berkembang
pada masa keemasannya mewariskan berbagai tradisi keilmua kepada dunia. Dalam
konteks sejarah, baik peradaban, aktivitas dan kreativitas umat Islam tidak perlu
terhambat aktivitas dan kreativitas yang ada karena sudah terikat oleh nilai-nilai ajaran
agama dan diresapi secara maksimal. Sedangkan menurut Yatim (2006:2) peradaban
sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni, bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang
maju dan kompleks. Landasan “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam”
terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama.
Berbagai pendapat yang bernuansa kritik terhadap Islam pun bermunculan dan
cukup banyak, bahkan melebihi jumlah pendapat yang ditulis oleh ilmuwan muslim
atau ahli pakar Islam itu sendiri. Kesemuanya menunjukkan bahwa peradaban Islam
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
19
merupakan bukti nyata supermasi Islam di tengah-tengah peradaban dunia yang
menyebar dari berbagai kawasan (atlantik-pasifik) dan melahirkan sejumlah gerakan
spiritual, aliran teologi , filsafat dan kemajuan ilmu pengetahuan (sains). Dengan
berbagai pendapat tersebut, mengindikasikan bahwa peradaban Islam merupakan
warisan sejarah umat Islam terdahulu. Menurut Sulaiman (2014:110), warisan
peradaban Islam yang termasuk sejarah Islam terdahulu, antara lain:
a)
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Filsafat, meliputi; matematika dan astronomi, obatobatan dan bidang ilmu pengetahuan lain seperti logika dan metafisika lainnya.
b) Bidang Bahasa, di zaman klasik Islam dipergunakan beberapa bahasa, yaitu
bahasa Arab, Persia dan Turki. Kesemuanya disebut sebagai bahasa untuk
komposisi literir dunia Islam. Bahasa Arab merupakan bahasa utama pendidikan
agama. Tradisi menulis Arab sama halnya dengan di dunia Islam lain. Arab Sind
pada masa kekuasaan Dinasti Umayah, Abbasiyah dan juga Saffariyah, bahasa
Arab digunakan sebagai bahasa administrasi negara saat itu.
c)
Bidang Pendidikan, beberapa pusat pendidikan di zaman klasik Islam adalah
masjid, madrasah, perpustakaan, maktab, majelis, Bait al-Hikmah dan beberapa
sentral belajar lain baik formal (dikelola negara) maupun non-formal
(diselenggarakan secara individual oleh tokoh-tokoh tertentu). Masjid merupakan
tempat pertama yang menjadi pusat aktivitas ilmiah berbagai jenis ilmu
pengetahuan dikembangkan. Setelah tidak tertampung, baru didirikan lembaga
pendidikan di luar masjid. Maktab adalah jenis lembaga pendidikan pertama, dan
setelah itu majlis, Bait al-Hikmah, madrasah, observatorium (gedung yang
dilengkapi untuk pengamatan dan penelitian ilmiah tentang bintang), rumah sakit
dan zawiyah (pesantren).
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
20
3.
Hubungan Manusia dengan Peradaban
Manusia sebagai makhluk sosial membentuk persekutuan-persekutuan hidup,
yaitu masyarakat. Manusia beradab pastilah berkeinginan membentuk masyarakat
yang beradab. Terbentuklah masyarakat beradab atau berkeadaban. Peradaban sebagai
produk yang bernilai tinggi, halus, indah dan maju menunjukkan bahwa manusia
memanglah merupakan makhluk yang memiliki kecerdasan, keberadaban dan
kemauan yang kuat. Manusia merupakan makhluk yang beradab sehingga mampu
menghasilkan peradaban. Selain manusia sebagai makhluk sosial juga mampu
menciptakan masyarakat yang beradab. Adab artinya sopan. Manusia sebagai
makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan,
berakhlak dan berbudi pekerti yang luhur (yang menunjuk pada perilaku manusia)
(Winarno dan Herimanto, 2010:68-69).
Masyarakat adab memiliki padanan istilah yang dikenal masyarakat madani
atau masayarakat sipil (civil society). Konsep masyarakat adab berasal dari civil
society, dari asal kata cociety civilis. Masyarakat teratur juga tidak mungkin tanpa
peradaban dan peradaban hanya terwujud dalam masyarakat teratur. Masyarakat adab
yang dituju adalah terwujudnya bangsa yang berciri religius, manusiawi, bersatu,
demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, baik dan bersih dalam penyelenggaraan
negara. Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu, juga
sebagai makhluk sosial budaya, di mana saling berkaitan satu sama lain. Sebagai
makhluk Tuhan, manusia memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada sang khalik.
Begitu juga sebagai makhluk individu, manusia harus memenuhi segala kebutuhan
pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya manusia harus hidup berdampingan
dengan manusia atau orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
21
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia harus senantiasa menjunjung
tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran (kaidah) dan wejangan atau
nilai-nilai kehiduapan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati
berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan masyarakat itu
akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah
sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia beradab (Suratman, 2013:108). Konsep
masyarakat adab merupakan suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi
dan kepentingan umum. Cara mewujudkannya terletak pada masyarakt itu sendiri,
kesadaran nurani manusia dalam menuntut hak tak pernah berhenti. Segala daya upaya
telah dilaksanakan dan ada beberapa tingakah masyarakat yang erat hubungannya
dengan hak, mereka ingin melepaskan diri dari keadaan yang dianggapnya tidak
sesuai dengan perasaan keadilannya.
Konteks peradaban manusia sebenarnya tidak cukup hanya dilihat dari
kapasitas kemajuan teknologi dan bangunannya, melainkan juga perlu dilihat dari
keteraturan masyaraktnya dalam menghadapi fenomena hidup dan kehidupan seharihari yang sangat kompleks persoalannya. Dalam kehidupannya manusia pasti
dihadapkan pada berbagai masalah, hambatan, tantangan dan gangguan dalam upaya
mencapai cita-cita hidup atau tujuan hidupnya. Sebagai makhluk yang mempunyai
keinginan mencapai cita-cita yang akan memimpin kepada kebaikan dan keselamatan
baik pribadi maupun orang lain. Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan manusia yang lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
Karena membutuhkan bantuan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain, sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota
masyarakat yang tentunya mempunyai tanggungjawab seperti lainnya agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
22
D. Kebudayaan
1.
Pengertian Kebudayaan
Apa itu kebudayaan? Kebudayaan merupakan bagian dari kita, dia lah yang
membimbing nilai-nilai kita, keyakinan, perilaku serta interaksi kita dengan orang
lain. Banyak orang bicara tentang “budaya” dan “kebudayaan”. Betapa sering orang
menyebutkan konsep-konsep seperti budaya ekonomi, budaya bisnis, budaya politik,
seni budaya, kesenian, dan kebudayan, kebudayaan orang dari suku bangsa tertentu,
dewan kesenian, pemerhati seni budaya, dan lain-lain. Semua aktivitas dan kegiatan
yang ada di dalam sebuah masyarakat tidak lepas dari budaya dan kebudayaan.
Aktivitas ini dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh manusia dan menghasilkan
hasil karya yang merupakan bagian dari kebudayaan. Hasil karya ini nantinya akan
menjadi milik masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang berarti ”budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat
diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada sarjana lain yang mengupas
kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti
“daya dan budi”. Karena itu mereka membedakan “budaya” dan “kebudayaan”.
Demikianlah “budaya” adalah “daya dan budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. kata “budaya” di
sini hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang
sama. (Koentjaraningrat, 2009:146).
Salim (dalam Warsito, 2012:50) kebudayaan adalah persatuan antara budi dan
daya, menjadi makna yang sejiwa dan tidak lagi terpisah. Budi mengandung makna
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
23
akal, pikiran, pengertian, paham, pendapat, ikhtiar dan perasaan. Dengan demikian
kebudayaan merupakan himpunan segala daya upaya yang dikerjakan dengan
menggunakan hasil budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencapai
kesempurnaan. Sedangkan Liliweri (2014:1) berpendapat kebudayaan (culture) adalah
setiap usaha untuk memanusiakan manusia sesungguhnya, disusul dengan penjelasan
tentang perkembangan definisi kebudayaan, wujud dan unsur-unsur kebudayaan,
tujuan kebudayaan, peranan dan fungsi kebudayaan, sifat kebudayaan dan terakhir
memahami makna peradaban.
Kebudayaan dan peradaban sebenarnya
saling berhubungan.
Karena
kebudyaan dan peradaban merupakan dua konsep yang dapat dibedakan namun tidak
dapat dipisahkan. Istilah peradaban menjelaskan bagaimana setiap orang dapat atau
seharusnya berpartisipasi dalam apa saja yang berkaitan dengan kebudayaan yang
pada gilirannya membentuk suatu kompleksitas kehidupan manusia berdasarkan nilai,
kepercayaan, norma yang mengatur perilaku, lalu menjadi tradisi atau cara hidup
masyarakat. Menurut Liliweri (2014:42) kebudayaan dapat dipelajari dan dengan cara
yang sama dia dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penggunaan
media komunikasi melalui percakapan atau penuturan bahasa dapat dikatakan sebagai
salah satu cara bagaimana suatu masyarakat mengembangkan dan mewariskan
kebudayaannya kepada kelompok lain. Disisi lain, peradaban tidak dapat dialihkan
hanya melalui bahasa semata-mata. Kita perlu mengalihkan semua agregat baku
(pondasi) peradaban untuk itu melalui banyak cara sehingga kita juga mengenal dan
bangunnya sebuah peradaban.
Kalau diingat bahwa sebagai konsep, kebudayaan menurut Koentjaraningrat
(1984:9-10) antara lain berarti: keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
24
dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu,
maka istilah “kebudayaan” memang suatu istilah yang amat cocok. Adapun istilah
Inggrisnya bersalah dari kata Latin colere, yang berarti “mengolah, mengerjakan”,
terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture, sebagai
segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam. Kebudayaan merupakan
keseluruhan total dari apa yang pernah dihasilkan oleh makhluk manusia yang
menguasai planet ini sejak zaman ia muncul di muka bumi kira-kira empat juta tahun
yang lalu, sampai sekarang (perkiraan mengenai waktu munculnya manusia di muka
bumi yang panjang ini, adalah hasil analisa-analisa terbaru dengan metode potassiumargon untuk mengukur umur lapisan-lapisan bumi).
Kedudukan manusia dalam kebudayaan adalah sentral, bukan manusia sebagai
orang, melainkan senagai pribadi. Segala kegiatan manusia yang dilakukan dengan
cara apapun dan bagaimanapun bentuknya, segalanya diarahkan sebagai tujuan dalam
kehidupan untuk kepentingan bersama. Aspek formal dari kebudayaan terletak dalam
karya budi yang mentransformasikan data, fakta, situasi dan kejadian alam yang
dihadapinya itu menjadi nilai bagi manusia. Tylor (dalam Liliweri, 2014:4)
mengemukakan “kebudayaan sebagai kumpulan yang kompleks dari pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan setiap kemampuan lain atau
kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat”, meskipun
sebelumnya, Tylor sendiri pernah mengatakan bahwa penggunaan istilah kebudayaan
sangat membingungkan dan kontradiktif (bertentangan).
Secara antropologis setiap kebudayaan atau sistem sosial adalah baik bagi
masyarakat, selama kebudayaan atau sistem tertentu dapat menunjang kelangsungan
hidup masyarakat yang bersangkutan. Karenanya sistem masyarakat yang satu dengan
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
25
yang lainnya tidak dapat dipertanyakan manakah yang lebih baik. Kebudayaan
merupakan penjelmaan manusia dalam menghadapi dimensi waktu, peluang,
kesinambungan dan perubahan yakni sejarah (Sujatmoko dalam Sujarwa, 2014:31).
Kebudayaan terlihat baik dilihat, jika tidak sebagai kompleks pola-pola tingkah laku
konkret (seperti: adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi, kumpulankumpulan kebiasaaan), melainkan sebagai seperangkat mekanisme-mekasnisme
kontrol (seperti: rencana-renacana, resep-resep, aturan-aturan, instruksi-instruksi
(dalam istilah ahli kompter: program-program) untuk mengatur tingkah laku.
Memahami kebudayaan suatu masyarakat adalah melimperlihatkan kenormalan
mereka tanpa menyempitkan pada kekhususan mereka. Dalam arti dapat memaparkan
kebudayaan itu sendiri dalam pengertian tafsiran-tafsiran yang diketahuinya mengenai
kebudayaan tersebut.
Melalui pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu
yang dihasilkan dari akal pikiran, perasaan dan perbuatan manusia yang menjadi adat
kebaiasaan adat manusia. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan suatu cara hidup
bersama, cara khas manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan alam dan
merupakan strategi manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Dengan adanya tiga hal dalam wujud kebudayaan, yaitu wujud kebudayaan berupa
ide, berupa aktivitas dan berupa hasil karya manusia, kebudayaan dapat dijadikan
sebagai keberlangsungan dalam hidup manusia untuk masa depan nantinya.
2.
Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian tindakan dan
aktivitas manusia yang berpola. Menurut Ratna (2011:189) objek kajian mengenai
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
26
kebudayaan yang begitu luas itu dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: (a) artifact,
merupakan semua jenis benda sebagai hasil keterampilan manusia (seperti bangunan,
jalan, senjata dan berbagai bentuk perlengkapan lain dalam rangka mempermudahkan
kehidupan manusia), (b) socifact, merupakan bentuk-bentuk hubungan sosial, tingkah
laku sepanjang hari, sistem sosial yang relatif baku seperti sistem kekerabatan,
struktur organisasi dan sebagainya, dan (c) mentifact, merupakan semua bentuk ide
dan pikiran manusia, khususnya bentuk-bentuk kreativitas seperti karya seni.
Menurut Almaney dan Alwan (dalam Liliweri, 2014:9) walaupun para ahli
tidak memiliki daftar definitf dan definisi kebudayaan namun sebagaian besar mereka
setuju bahwa setiap deskripsi kebudayaan harus mencakup tiga kategori utama yang
mereka sebut sebagai the ingredients of culture yaitu berupa artefak (mencakup
barang-barang yang selalu dipakai manusia dan dijadikan sebagai alat kehidupan
masyarakat sekitar), konsep (mencakup keyakinan, sistem nilai sebgai penanda benar
atau salah, Allah dan manusia, etika dan makna umum kehidupan), dan perilaku
(merujuk pada praktek yang sebenarnya dari konsep keyakinan atau dengan kata lain
seperti
aktivitas-aktivitas
masyarakat).
Ahli
antropologi
A.L.Kroeber
dan
J.J.Honigmann (dalam Koentjaranigrat, 2009:150) pernah menganjurkan untuk
membedakan secara tajam wujud kebudayaan, yaitu (1) ideas, (2) activities, dan (3)
artifact. Ketiga wujud kebudayaan tersebut, yaitu sebagai berikut:
a.
Wujud Kebudayaan Berupa Ide atau Gagasan
Sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto, tempatnya ada di dalam kepala-
kepala atau dengan kata lain ada dalam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan
bersangkutan itu hidup. Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
27
disk, arsip, koleksi micro film dan microfish, kartu komputer, silinder dan pita
komputer. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan
bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan dan memberi arah
kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai etika
yang sopan dan santun. Dengan demikian, budaya ideal adalah merupakan
perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak.
Menurut Winarno dan Herimanto (2010:25) wujud ide kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Sedangkan
menurut Koentjaraningrat (2009:151) ide dan gagasan manusia banyak yang hidup
bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri.
Gagasan itu satu dengan yang lain selalu berkaitan menjadi suatu sistem. Para ahli
antropologi dan sosiologi menyebut sistem ini sistem budaya atau cultural system.
Dalam bahasa Indonesia terdapat juga istilah lain yang sangat tepat untuk menyebut
wujud ideal dari kebudayaan ini, yaitu adat atau adat-istiadat untuk dalam bentuk
jamaknya.
b.
Wujud Kebudayaan Berupa Aktivitas atau Tindakan
Wujud kedua dari kebudayaan adalah aktivitas atau tindakan dan bisa juga
disebut sistem sosial atau social system, mengenai tindakan berpola dari manusia itu
sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan lain detik ke detik, dari hari ke hari dan dari
tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
28
Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakt, sistem sosial itu
bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasi. Sedangkan menurut Halida (2011:94) wujud kebudayaan yang kedua
adalah dalam bentuk aktivitas, sistem sosial dan mengenai pola dari manusia itu
sendiri. Sistem sosial yang dapat dikenali adalah aktivitas-aktivitas interaksi manusia,
saling hubungan dan pola pergaulan dari waktu ke waktu.
c.
Wujud Kebudayaan Berupa Hasil Karya Manusia
Wujud ketiga dari kebudayaan adalah hasil karya manusia atau bisa juga
disebut kebudayaan fisik (artefak) dan tak memerlukan banyak penjelasan. Karena
berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia
dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal
yang dapat diraba, dilihat dan difoto. Ada benda-benda yang sangat besar seperti
pabrik baja, benda-benda yang amat kompleks dan canggih seperti komputer
berkapasitas tinggi atau benda-benda yang besar dan bergerak seperti kapal tangki
minyak; bangunan hasil seni arsitek seperti suati candi yang indah, adapula bendabenda kecil seperti kain batik atau yang lebih kecil lagi seperti kancing baju dan masih
banyak lainnya.
Artefak merupakan berbagai produk dari seseorang atau sekelompok orang
dari suatu masyarakat, misalnya barang-barang yang mereka hasilkan pada jaman
tertentu seperti alat-alat rumah tangga, patung, lukisan, alat-alat perang, dan lain-lain.
dengan kata lain artefak adalah objek yang dibentuk atau dikerjakan oleh manusia.
Menurut Halida (2011:94) wujud kebudayaan artefak merupakan totalitas dari hasil
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
29
fisik yang berupa perbuatan, karya yang bersifat konkret berupa benda-benda atau halhal yang dapat dirabam dilihat dan difoto. Sedangkan menurut Sujarwa (2014:32)
artefak adalah hasil kebudayaan yang berupa benda-benda maupun bangunan. Seperti:
keris, candi, monumen, gedung dan lain-lain.
Ketiga wujud yang telah disebutkan di atas, dalam kenyataan kehidupan
masyarakat tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. kebudayaan ideal dan adatistiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya manusia. Pikiranpikiran dan ide-ide maupun tindakan dan karya manusia menghasilkan benda-benda
kebudayaan fisik. Sebaliknya, kebudyaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup
tertentu yang makin lama semakin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya
sehingga mempengaruhi pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.
Berdasarkan ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama, antara lain:
a)
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata
(kongkret). Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeolog: candi, prasasti, mangkuk tanah liat,
perhiasan, senjata dan benda-benda lain yang nyata dan kasatmata.
b) Kebudyaaan Non Material
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat dan lagu atau tarian
tradisional.
Melalui pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wujud kebudayaan dapat
diskemakan seperti digambarkan di bawah ini:
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
30
Skema I Wujud Kebudayaan
Wujud Kebudayaan
WK. Ide atau
Gagasan
Bersifat abstrak, berupa gagasan/ide/pikiran yang
ada dalam kehidupan masyarakat dan berkembang
menjadi kebudayaan daerah tersebut.
WK. Aktivitas
atau Tindakan
Berupa aktivitas- aktivitas sosial masyarakat seperti
bergaul atau berinteraksi sesuai dengan norma-norma
yang berlaku.
Berupa kebudayaan fisik (artefak), berupa benda
(dapat difoto,diraba dan dilihat), benda-benda yang
besar, sedang, kecil dan bergerak.
WK. Hasil
Karya Manusia
Skema II Kebudayaan digolongkan dalam dua komponen
Kebudayaan berdasarkan dua komponen utama
Kebudayaan Non Material
Kebudayaan Material
Berupa semua ciptaan
masyarakat yang nyata
(kongkret)
Seperti candi, prasasti, mangkuk
tanah liat, perhiasan, senjata dan
benda-benda lain yang nyata dan
kasatmata.
3.
Berupa cipta-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke
generasi
Seperti dongeng, cerita rakyat
dan lagu atau tarian
tradisional.
Manusia sebagai Pencipta Kebudayaan
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi
antara manusia dengan segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
31
dengan akal dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan
kemampuan-kemampuan. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal,
intelegensia dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan
sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia
menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan
(Suratman, 2013:34-35). Kebudayaan merupakan produk manusia, namun manusia itu
sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada
manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendukungknya. Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan mempunyai kegunaan
yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Kebudayaan juga memberikan pedoman,
ugeran (kaidah), norma dan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan
teknologi hasil ciptaannya, yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadap lingkungan alamnya.
E. Antropologi Sastra
Antropologi merupakan ilmu yang paling luas kajiannya. Antropologi ingin
memahami segala sesuatu yang ada hubungannya dengan makhluk manusia dari
dahulu sampai dengan sekarang. Banyak ilmu lain yang juga mempelajari manusia,
namun ilmu-ilmu itu hanya melihat dari salah satu sudut saja. Namun, antropologi
mencoba memahami kehidupan manusia itu secara menyeluruh. Dalam kaitannya
dengan ini, ada lima masalah besar yang dikaji oleh antropologi dari manusia itu,
yaitu : (a) masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk
biologis, (b) masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
32
sudut ciri-ciri tubuhnya, (c) masalah persebaran dan terjadinya aneka warna bahasa
yang diucapkan oleh manusia di seluurh dunia, (d) masalah perkembangan, persebaran
dan terjadinya aneka warna dari kebudayaan manusia di seluruh dunia, dan (e)
masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada jaman sekarang
ini (Mustolikh, 1997:1).
Ahli antropologi meletakkan perhatiannya pada kebudayaan manusia atau cara
hidupnya di dalam masyarakat. Dalam bidang antropologi termasuk para ahli
arkeologi yang mencoba menerangkan perilaku manusia dengan mempelajari obyek
material, biasanya yang berasal dari kebudayaan masa lampau; ahli bahasa, yang
memperlajari bahasa sebagai wahana untuk melestarikan dan meneruskan kebudayaan
kepada generasi berikutnya; dan ahli etnologi yang memperlajari kebudayaan
sepanjang yang dapat dihayati dan didiskusikan dengan orang-orang yang
kebudayaannya hendak dipahami.
Antropologi adalah studi tentang umat manusia. Dengan menggunakan
pendekatan ilmiah, antropologi berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang
bermakna tentang manusia dan perilakunya, serta untuk mendapat pengertian yang
tidak berprasangka tentang keanekaragaman manusia. Kedua bidang yang bersar dari
antropologi adalah antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi fisik
memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis. Sedangkan
penekanan utama antropologi fisik adalah melacak evolusi perkembangan makhluk
manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis dalam spesies manusia. Ahli
antropologi budaya mempelajari manusia berdasarkan kebudayaan. Kebudayaan
adalah peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku di masyarakat (Haviland,
1985:29).
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
33
Antropologi sastra adalah salah satu bidang ilmu yang bertujuan untuk
memberikan sumbangan berbagai pikiran, seperti ilmu pengetahuan yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi bangsa pada saat itu. Antropologi sastra memiliki tugas
yang sangat penting untuk mengungkapkan aspek-aspek kebudayaan, khususnya
kebudayaan tertentu pada suatu masyarakat. Karya sastra dalam bentuk apapun,
termasuk karya-karya yang dikategorikan sebagai bersifat realis tidak pernah eksplisit
mengemukakan muatan-muatan yang akan ditampilkan.
Secara definitif, antropologi sastra adalah studi mengenai karya sastra dengan
relevansi manusia (antrophos). Dengan melihat pembagian antropologi menjadi dua
macam, yaitu antropologi fisik dan antropologi kultural, maka antropologi sastra
dibicarakan dalam kaitannya dengan antropologi kultural, dengan karya-karya yang
dihasilkan oleh manusia, seperti; bahasa, religi, mitos, sejarah, hukum, adat-istiadat
dan karya seni, khususnya karya sastra. Dalam kaitannya dengan tiga macam
kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia, yaitu; kompleks ide, kompleks aktivitas
dan kompleks benda-benda, maka antropologi sastra memusatkan perhatian pada
kompleks ide (Ratna, 2013:351).
Secara harfiah dalam bahasa Yunani, kata antrophos berarti manusia dan logos
berarti studi. Jadi antropologi adalah suatu disiplin ilmu yang berdasarkan rasa ingin
tahu yang tiada henti-hentinya tentang umat manusia. Sedangkan menurut Semi
(2012:65) sastra bukan suatu komunikasi praktis melainkan suatu komunikasi yang
mengandung unsur seni dan unsur aktivitas. Maka antropologi sastra merupakan suatu
disiplin ilmu yang mempelajari karya sastra berdasarkan rasa ingin tahu
mengenai kebudayaan suatu daerah tertentu, baik pada zaman dahulu ataupun zaman
sekarang.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
34
Melalui pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa antropologi sastra adalah
suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
manusia secara menyeluruh yang berkaitan dengan kekayaan kebudayaan yang
diwariskan oleh nenek moyang. Antropologi sastra menyelidiki bagaimana manusia
mampu berkebudayaan sepanjang perubahan zaman dengan cara hidup manusia yang
berbeda pula. Ilmu ini mempelajari bagaimana manusia dengan akal dan struktur
fisiknya yang unik berhasil mengubah lingkungannya yang tidak ditentukan oleh pola
naluri, melainkan berhasil mengubahnya dengan berbagai pengalaman dan pengajaran
yang diterimanya dari berbagai sumber dalam arti seluas-luasnya.
Peradaban dan Wujud Kebudayaan Islam ..., Rizca Anissa Yanuar, FKIP UMP, 2015
Download