RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -1- Satuan Pendidikan : SMA Bhaktiyasa Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XI / IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah Indikator : 1. Menyebutkan pengertian kaedah pencacahan 2. Menentukan banyaknya cara dari suatu peristiwa dengan menggunakan aturan perkalian. 3. Menyebutkan defInisi notasi faktorial. 4. Menentukan nilai bentuk faktorial. 5. Menyelesaikan persamaan bentuk faktorial. I. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Ranah Kognitif Melalui pelaksanaan bimbingan individu, diharapkan siswa dapat: 1. Menyebutkan pengertian kaedah pencacahan 2. Menentukan banyaknya cara dari suatu peristiwa dengan menggunakan aturan perkalian. 3. Menyebutkan defenisi notasi faktorial. 4. Menentukan nilai bentuk faktorial. 5. Menyelesaikan persamaan bentuk faktorial. B. Ranah afektif/karakter yang dikembangkan: Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan siswa diberi kesempatan melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter: 1. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter disiplin. Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain. 2. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatih karakter kerja keras. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dan mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi. 3. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter pantang menyerah. Diantaranya, siswa mampu melakukan kegiatan eksperimen/mengerjakan soal-soal untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. 4. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter teliti. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dengan cermat dan penuh ketelitian. 5. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter kreatif. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru atau melakukan eksperimen dengan melakukan inovasi baru yang kreatif dan inovatif. II. MATERI AJAR A. Kaidah pencacahan Kaidah pencacahan adalah pelajaran yang berkenaan dengan menentukan banyaknya cara yang terjadi dari suatu peristiwa dapat ditentukan dengan menghitung susunan yang mungkin terjadi dengan cara diagram pohon, diagram tabel, dan himpunan pasangan pasangan berurutan. Contoh 1: 1. Dina memiliki 3 kemeja masing-masing berwarna putih, hijau dan coklat serta 2 rok, yaitu berwarna abu-abu dan hitam. Berapa pasang warna kemeja dan rok yang dapat disusun Dina? a. Diagram pohon Warna rok Warna kemeja Pasangan warna Putih (p) (a,p) Hijau (h) (a,h) Coklat (c) (a,c) Putih (p) (h,p) Abu-abu (a) Hitam (h) Hijau (h) (h,h) Coklat (c) (h,c) Didapatkan 6 pasang warna. b. Diagram tabel kemeja Putih Biru (b) Kuning (k) ( Rok p ) Abu-abu (a) (a,p) (a,b) (a,k) Hitam (h) (h,p) (h,b) (h,k) Didapat 6 pasang warna. c. Himpunan Pasangan berurutan Misal : himpunan warna rok dinyatakan dengan P : { a, h } himpunan warna kemeja dinyatakan dengan Q : { p, b, k } Jadi, himpunan pasangan berurutan dari himpunan P dan himpunan Q ditulis sebagai berikut: {(a, p), (a, b), (a, k), (h, p), (h, b), (h, k)}, maka terdapat 6 macam pasang warna. Di samping itu, kita dapat menggunakan aturan yang lebih praktis, yaitu Aturan Perkalian atau Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia (Filling Slots) Jika terdapat k buah tempat yang tersedia dengan: n1 = banyaknya cara untuk mengisi tempat pertama n 2 = banyaknya cara untuk mengisi tempat kedua, setelah tempat pertama terisi n3 = banyaknya cara untuk mengisi tempat ketiga, setelah tempat pertama dan kedua terisi n k = banyaknya cara untuk mengisi tempat ke-k, setelah tempat-tempat sebelumnya terisi. Maka banyaknya cara untuk mengisi k tempat yang tersedia adalah n1 n2 n3 nk . Aturan inilah yang dimaksud sebagai aturan pengisian tempat yang tersedia atau aturan perkalian. Contoh 2: Lia mempunyai 5 buah baju, 2 buah rok, dan 4 buah sepatu. Ada berapa carakah Lia dapat memadupadankan dengan penampilan yang berbeda? Penyelesaian: Baju yang dapat dipilih Lia ada 5 cara, rok 2 cara, dan sepatu 4 cara. Jadi, ada 5 2 4 40 cara Lia dapat berpenampilan lengkap. Contoh 3: Tersedia angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, dan 5. Berapakah banyaknya bilangan yang terdiri dari empat angka yang dapat dibuat dari angka-angka tersebut dengan syarat: a. tidak boleh ada angka yang berulang b. boleh ada angka yang berulang Penyelesaian: a. tidak boleh ada angka yang berulang Bilangan 4 angka, buatlah kotak sebanyak 4 6 - 5 4 3 Kotak pertama diisi banyak kemungkinan angka yang bisa digunakan, yakni 6 - Karena angka yang sama tidak boleh berulang, maka untuk kotak selanjutnya berkurang 1 dari kotak sebelumnya. - Dengan demikian, menggunakan aturan perkalian: 6 × 5 × 4 × 3 = 360 b. boleh ada angka yang berulang Bilangan 4 angka, buatlah kotak sebanyak 4 6 6 6 6 Karena boleh berulang, maka untuk mengisi keempat kotak tersebut adalah banyaknya kemungkinan angka yang bisa digunakan. Jika angka pertamanya adalah 2, maka angka kedua, ketiga, dan keempat juga kemungkinan muncul angka yang sama, yakni 2. Jadi, untuk setiap kotak, banyaknya angka yang muncul adalah 6. Dengan menggunakan aturan perkalian, maka 6 × 6 × 6 × 6 = 1296 B. NOTASI FAKTORIAL a. Definisi faktorial Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Definisi: a. n! = n × (n – 1) × (n – 2) ... × 3 × 2 × 1, dengan n bilangan asli, untuk n ≥ 2. b.1! = 1 dan c. 0! = 1 b. Menentukan Nilai Bentuk Faktorial Nilai bentuk faktorial ditentukan berdasarkan definisi faktorial. Contoh : a. 7! = 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5040 b. 7! 3! = 7×6×5×4×3×2×1 3×2×1 = 7 × 6 × 5 × 4 = 840 7! c. 7 × 6 × 5 = 3! d. 2! + 3! = 2! + 3 × 2! = (1 + 3) × 2! = 4 × 2 = 8 e. 2! × 3! = 2 × 6 = 12 f. c! = c × (c – 1) × (c – 2) ... × 3 × 2 × 1, dengan c bilangan Asli g. (y – 1) = (y – 1) × (y – 2) × (y – 3) ... × 3 × 2 × 1 h. 𝑛! (𝑛−2)! = 𝑛 × (𝑛 – 1) × (𝑛 – 2) ...× 3 × 2 × 1 (𝑛 – 2) × (𝑛 – 3) × ...× 3 × 2 × 1 = 𝑛 × (𝑛 – 1) c. Menyelesaikan Persamaan Bentuk Faktorial Menyelesaikan persamaan bentuk faktorial ditentukan berdasarkan definisi faktorial dan operasi aljabar. Contoh : Tentukan nilai n dari (n + 3)! = 10(n + 2)! Jawab. (n + 3)! = 10(n + 2)! (n +3)(n + 2)! = 10(n + 2)! n+3 n III. = 10 =7 METODE PEMBELAJARAN Diskusi dalam kerja kooperatif, tanya jawab dan pemberian tugas IV. LANGKAH PEMBELAJARAN TAHAPAN KEGIATAN GURU - Menghaturkan KEGIATAN AWAL - Panganjali umat KEGIATAN SISWA - Bersama siswa menghaturkan memberi salam Tuhan yang Maha Esa - Menyampaikan pada hari tersebut - Motivasi - Santun, kehadiran kelas kehadiran siswa - Memotivasi siswa terkait kegunaan materi dalam - Sujud bhakti terhadap memberi salam - Mengabsen siswa KARAKTER panganjali umat dan panganjali umat dan - Mengecek PENDIDIKAN - Memperhatikan guru peduli, empati WAKTU 5 menit kehidupan sehari-hari dan melakukan pendekatan - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Apersepsi - Mengingatkan - Fokus dan bersiap- kembali materi siap untuk pengenalan awal mengikuti pelajaran peluang di tingkat - Santun, 5 menit peduli, empati - Kreatif, percaya diri SMP KEGIATAN INTI - Mengarahkan siswa membentuk kelompok - Membagikan LKS - Memposisikan diri - Disiplin, dalam masing- tanggung masing kelompok jawab, kepada masing-masing 5 menit perhatian kelompok Eksplorasi - Mengarahkan setiap - Mengerjakan LKS - Kerja sama, kelompok untuk dengan disiplin dan tanggung mengerjakan LKS, bertanya kepada jawab berdiskusi dalam guru jika ada kelompoknya untuk masalah menemukan konsep 35 menit - percaya diri, pantang menyerah dan rumus - Memantau aktifitas siswa dalam masingmasing kelompok Elaborasi - Meminta salah satu - mempresentasikan - Percaya diri, 15 menit anggota kelompok hasil diskusi tanggung untuk kelompoknya ke jawab mempresentasikan depan kelas hasil diskusinya - Memberikan kesempatan pada - Kelompok lain menanggapi hasil - Rasa ingin tahu, disiplin, mandiri presentasi kelompok lain untuk menanggapi Konfirmasi - Memberikan - Memperhatikan - Perhatian, penegasan pada penjelasan guru disiplin, kelompok yang untuk selanjutnya menghargai mempresentasikan diterapkan hasil diskusinya 10 menit - Kreatif, tanggung - Membimbing siswa jawab, yang mengalami kemandirian kesulitan - Membantu merumuskan konsep dan jawaban yang benar PENUTUP - Mengarahkan siswa untuk mampu - Menyimpulkan materi pembelajaran - Perhatian, jujur, menyimpulkan materi - Mengerjakan kuis tanggung yang telah dibahas - Mencatat pekerjaan jawab - Bersama siswa membuat kesimpulan - Memberi penilaian berupa kuis rumah 5 menit - Memberikan pekerjaan rumah Total 80 menit V. ALAT DAN SUMBER BELAJAR a. Alat/Bahan Belajar - Papan Tulis - Penghapus - Spidol - Kapur b. Sumber Belajar - Wardono, Agus. 2009. LKS Kreatif untuk Kelas XI IA. Jawa Tengah: Viva Pakarindo VI. LKS Terstruktur Kelas XI PENILAIAN A. Penilaian Proses Afektif: 1. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati aktivitas dan keaktifan siswa dalam Tanya jawab. 2. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta keaktifan pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Format Penilaian Sikap (pengamatan) No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai A 1 2 … Dst. B C D Skor Nilai Keterangan: Rentang Skor 1- 4 dengan kriteria: A : Kehadiran di sekolah Tidak pernah =1 B : Keaktifan tanya jawab Kadang – kadang =2 C : Ketertiban di kelas Sering =3 D : Keantusiasan Selalu =4 Kognitif Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya dalam pembelajaran B. Penilaian Produk Kuis (terlampir) Tugas rumah (PR) Guru Pamong Singaraja, Oktober 2013 Mahasiswa PPL I Made Parma, S.Pd NIP 19641231 198411 1 078 I Putu Ade Andre Payadnya NIM 1013011065 Dosen Pembimbing Dra. Ni Nyoman Parwati, M.Pd. NIP 19651229 199003 2 002 LEMBAR KERJA SISWA Waktu: 35 Menit Petunjuk: a. Cermati dan kerjakan apa yang diperintahkan oleh setiap soal secara berpasangan b. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompok tersebut c. Waktu pengerjaan LKS selama 35 menit Identitas: a. Aturan Pengisian Tempat (Aturan Perkalian) I. PENGGALIAN Cermatilah hal-hal berikut: 2. Dino memiliki empat buah baju kaos dan dua 1. Ina hendak bepergian dari kota A ke buah celana. Ia senantiasa menggunakannya kota C dan harus melalui kota B. Dari secara bergantan. Banyaknya alternatif yang kota A ke kota B terdapat dua alternatif bisa dipilih Dino dalam menggunakan baju jalan yang bisa dilalui, sedangkan dari kaos dan celana tersebut dapat ditentukan kota B ke kota C terdapat 3 alternatif dengan cara berikut: jalan yang bisa dilalui. Banyaknya alternatif jalan yang bisa dilalui Ina dapat ditentukan dengan cara berikut A B C Baju Baju 1 Baju 2 Baju 3 Baju 4 Celana 1 .... .... .... .... Celana 2 .... .... .... .... Celana Ada berapa alternatif jalan yang bisa dilalui Ina dari kota A ke kota C melalui kota B? Cobalah nyatakan sebagai berikut: 2 3 Jadi, ada sebanyak ….. alternatif jalan yang bisa dilalui Ina. Coba nyatakan sebagai berikut: …. …. Jadi, ada sebanyak …. alternatif yang bisa dipilih Dino dalam menggunakan pakaian tersebut. II. PENYIMPULAN Berdasarkan hasil eksplorasi tersebut dapat disimpulkan bahwa: a. Jika suatu peristiwa terdiri dari 2 tahap kejadian yang berurutan dimana tahap pertama dapat terjadi dengan a cara berbeda dan tahap kedua dapat terjadi dengan b cara yang berbeda, maka banyaknya cara peristiwa tersebut dapat terjadi cara. b. Jika suatu peristiwa terdiri dari 3 tahap kejadian yang berurutan dimana tahap pertama dapat terjadi dengan a cara berbeda, tahap kedua dapat terjadi dengan b cara berbeda, dan tahap ketiga dapat terjadi dengan c cara berbeda, maka banyaknya cara peristiwa tersebut dapat terjadi adalah cara. c. Jika suatu peristiwa terdiri dari n tahap kejadian yang berurutan dimana tahap pertama dapat terjadi dengan a1 yang berbeda dan tahap kedua terjadi dengan a 2 cara yang berbeda, demikian seterusnya sampai a n cara yang berbeda, maka banyaknya cara peristiwa tersebut dapat terjadi adalah … . .× … . .× … … … … × … cara. b. Penerapan A. Pecahkanlah permasalahan-permasalahan berikut! 1. Dari kota A ke kota B terdapat 3 alternatif jalan, dari kota B ke kota C terdapat 5 alternatif jalan, dari kota C ke kota D terdapat 4 alternatif jalan. Ada berapa alternatif jalan yang bisa dilalui dari kota A ke kota D melalui kota B dan kota C? 1. …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..… ………………………………………………………………………….. 2. Nomor telepon di suatu daerah terdiri dari 5 angka tanpa diawali dengan angka nol. Ada berapa kemungkinan nomor telepon yang dapat beredar di daerah tersebut? Penyelesaian 2. …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………..… ………………………………………………………………………….. c. Notasi Faktorial I. PENGGALIAN II. PENYIMPULAN Definisi faktorial Berdasarkan definisi notasi faktorial, Faktorial adalah hasil kali bilangan asli apakah hal-hal berikut bernilai benar berurutan dari 1 sampai dengan n. atau salah? Definisi: a. n! = n × (n – 1) × (n – 2) ... × 3 × 2 1) 6! 6 ! 3! 3 × 1, dengan n bilangan asli, untuk n 2) 3! 4! 3.4! ≥ 2. b. 1! = 1 dan c. 0! = 1 Contoh: 3! 3.2.1 6 Lengkapilah titik-titik berikut! 3) 4) 5.6.7.8.9 5) 1) 6! 6.5............ 2) 5!.8! 5!.2! 4! 9! 4! n 2! n 2 (n 3)! 6! ............................. 3! .............................. 3) 3! 4! .......................... 4) n! ........................ (n 3)! A. Tuliskan dengan notasi faktorial a) 6.5.4.3 = ………. b) 9.8 = …………… B. Sederhanakanlah! a) n! ..... n! b) n 2! ..... n 4! RANGKUMAN Buatlah rangkuman tentang konsep, prinsip dan prosedur mengenai kaidah pencacahan dan notasi faktorial! ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… KUIS No No Soal Penyelesaian Skor Indikator 1. 3.2 Disediakan angka-angka 0, 1, 2, …, 9 . Akan disusun bilangan yang Tentukan banyak hasil yang mungkin jika terdiri dari 3 angka, maka: dari angka-angka tersebut disusun sebuah 9 bilangan yang terdiri dari 3 angka yang 10 4n = 3 1 0 berbeda (0 tidak boleh sebagai angka yang pertama) dengan ketentuan bilangan tersebut merupakan bilangan genap dan n1 angka pertama dapat dipilih angka boleh berulang. 9 cara ( n1 9), angka 1 sampai 9 n3 angka ketiga dapat dipilih 4 cara ( n3 4 ), angka 2, 4, 6, 8 n2 angka kedua dapat dipilih 10 cara ( n2 10 ), angka 0 sampai 9 dengan menggunakan aturan perkalian, maka: 9 10 4 360 2 3.4 Nyatakan dengan notasi faktorial 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 3𝑥2𝑥1 3 3.4 Hitunglah nilai n dari persamaan berikut (𝑛 + 2)! =5 (𝑛 + 1)! 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑛! = (𝑛 − 3)! 3! 3𝑥2𝑥1 10 (𝑛 + 2)(𝑛 + 1)! =5 (𝑛 + 1)! 10 𝑛+2=5 𝑛=3 Skor Maksimal 30 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -2- Satuan Pendidikan : SMA Bhaktiyasa Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XI / IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah Indikator I. : 1. Menyebutkan pengertian kombinasi 2. Menentukan kombinasi dari sekumpulan unsur Tujuan Pembelajaran C. Ranah Kognitif Melalui pelaksanaan bimbingan individu, diharapkan siswa dapat: 1. Menyebutkan pengertian kombinasi 2. Menyebutkan pengertian kombinasi dari sekumpulan unsur D. Ranah afektif/karakter yang dikembangkan: Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan siswa diberi kesempatan melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter: 6. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter disiplin. Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain. 7. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatih karakter kerja keras. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dan mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi. 8. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter pantang menyerah. Diantaranya, siswa mampu melakukan kegiatan eksperimen/mengerjakan soal-soal untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. 9. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter teliti. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dengan cermat dan penuh ketelitian. 10. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter kreatif. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru atau melakukan eksperimen dengan melakukan inovasi baru yang kreatif dan inovatif. VII. a. MATERI AJAR Kombinasi secara umum Kombinasi dari sekumpulan unsur-unsur adalah cara penyusunan unsur-unsur berbeda tanpa memperhatikan urutannya. Misalkan kita akan menyusun dua abjad dari A, B, dan C. Cara penyusunan abjad itu antara lain : AB AC BC BA CA CB Ada 6 cara untuk menyusunnya jika urutan abjad diperhatikan, namun Karena AB dipandang sama dengan BA (urutan tidak diperhatikan) AC dipandang sama dengan AC (urutan tidak diperhatikan) BC dipandang sama dengan CB (urutan tidak diperhatikan), maka kombinasi dari unsur-unsur tersebut ada 3, yaitu : AB, AC, dan BC b. Kombinasi r unsur dari n unsur yang berbeda, n > r Kombinasi dari n unsur dengan menggunakan r unsur dalam setiap pengambilan terdiri dari semua kemungkinan himpunan dari r objek tersebut tanpa mempedulikan urutan/susunan. Banyak kombinasi dari n unsur dengan menggunakan r unsur dapat dinyatakan dengan C(n, r). Secara sederhana akan dijelaskan dengan contoh. 1. Made akan mengunjungi 2 kota dari 3 kota di Bali. Misalkan 3 kota yang ingin dikunjungi Made adalah A, B, dan C. Ada berapa kemungkinan komposisi kota yang akan dikunjungi Made (tanpa mempedulikan urutan kota yang akan dikunjungi Made. AB AC BC BA CA CD a. Dengan mempedulikan urutan kita mendapat P(3, 2) = 6 komposisi kota yang akan dikunjungi Made. b. Ada 2! = 2 cara yang dapat digunakan untuk menyusun 2 kota dari 2 kota yang ada (jika urutan diperhatikan). c. Namun jika urutan tidak dipedulikan kita hanya mendapat 3 komposisi. 6 d. Hubungan dari pernyataan a, b, dan c adalah 3 = 2 atau C(3, 2) = P(3,2) 2! 2. Made akan mengunjungi 3 kota dari 4 kota di Bali. Misalkan 4 kota yang ingin dikunjungi Made adalah A, B, C, dan D. Ada berapa kemungkinan komposisi kota yang akan dikunjungi Made (tanpa mempedulikan urutan kota yang akan dikunjungi Made. ABC ACB BAC BCA CAB CBA ABD ADB BAD BDA DAB DBA ACD ADC CAD CDA DAC DCA BCD CBD CDB DBC DCB BDC a. Dengan mempedulikan urutan kita mendapat P(4, 3) = 24 komposisi kota yang akan dikunjungi Made. b. Ada 3! = 6 cara yang dapat digunakan untuk menyusun 3 kota dari 3 kota yang ada (jika urutan diperhatikan). c. Namun jika urutan tidak dipedulikan kita hanya mendapat 4 komposisi. d. Hubungan dari pernyataan a, b, dan c adalah 4 = 24 6 atau C(4, 3) = P(4,3) 3! Sehingga banyak kombinasi k unsur dari n unsur yang tersedia adalah 𝐂(𝐧, 𝐫) = VIII. 𝐏(𝐧,𝐫) 𝐧! atau 𝐂(𝐧, 𝐤) = 𝐧! (𝐧−𝐫)! . 𝐧! METODE PEMBELAJARAN Diskusi dalam kerja kooperatif, tanya jawab dan pemberian tugas IX. LANGKAH PEMBELAJARAN TAHAPAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA PENDIDIKAN KARAKTER 5 menit KEGIATAN AWAL - Panganjali umat - Bersama siswa - Menghaturkan kehadiran siswa panganjali umat dan terhadap panganjali umat dan memberi salam Tuhan yang Maha Esa - Mengecek kehadiran siswa - Santun, - Menyampaikan kehadiran kelas - Motivasi - Sujud bhakti menghaturkan memberi salam - Mengecek WAKTU - Memotivasi siswa terkait kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan pada hari tersebut - Memperhatikan guru peduli, empati pendekatan - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Apersepsi - Mengingatkan - Fokus dan bersiap- kembali materi siap untuk Permutasi mengikuti pelajaran - Santun, 5 menit peduli, empati - Kreatif, percaya diri KEGIATAN INTI - Mengarahkan siswa membentuk kelompok - Membagikan LKS - Memposisikan diri - Disiplin, dalam masing- tanggung masing kelompok jawab, kepada masing-masing 5 menit perhatian kelompok Eksplorasi - Mengarahkan setiap - Mengerjakan LKS - Kerja sama, kelompok untuk dengan disiplin dan tanggung mengerjakan LKS, bertanya kepada jawab berdiskusi dalam guru jika ada kelompoknya untuk masalah menemukan konsep 35 menit - percaya diri, pantang menyerah dan rumus - Memantau aktifitas siswa dalam masingmasing kelompok Elaborasi - Meminta salah satu - mempresentasikan - Percaya diri, anggota kelompok hasil diskusi tanggung untuk kelompoknya ke jawab mempresentasikan depan kelas - Rasa ingin 15 menit hasil diskusinya - Memberikan - Kelompok lain menanggapi hasil kesempatan pada tahu, disiplin, mandiri presentasi kelompok lain untuk menanggapi Konfirmasi - Memberikan - Memperhatikan - Perhatian, penegasan pada penjelasan guru disiplin, kelompok yang untuk selanjutnya menghargai mempresentasikan diterapkan hasil diskusinya 5 menit - Kreatif, tanggung - Membimbing siswa jawab, yang mengalami kemandirian kesulitan - Membantu merumuskan konsep dan jawaban yang benar PENUTUP - Mengarahkan siswa untuk mampu - Menyimpulkan materi pembelajaran - Perhatian, jujur, menyimpulkan materi - Mengerjakan kuis tanggung yang telah dibahas - Mencatat pekerjaan jawab - Bersama siswa 10 menit rumah membuat kesimpulan - Memberi penilaian berupa kuis - Memberikan pekerjaan rumah Total 80 menit X. ALAT DAN SUMBER BELAJAR c. Alat/Bahan Belajar - Papan Tulis - Penghapus - Spidol - Kapur d. Sumber Belajar - Wardono, Agus. 2009. LKS Kreatif untuk Kelas XI IA. Jawa Tengah: Viva Pakarindo - XI. LKS Terstruktur Kelas XI PENILAIAN C. Penilaian Proses Afektif: 3. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati aktivitas dan keaktifan siswa dalam Tanya jawab. 4. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta keaktifan pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Format Penilaian Sikap (pengamatan) No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai A B C Skor Nilai D 1 2 … Dst. Keterangan: Rentang Skor 1- 4 dengan kriteria: A : Kehadiran Tidak pernah =1 B : Keaktifan tanya jawab Kadang – kadang =2 C : Ketertiban di kelas Sering =3 D : Keantusiasan Selalu =4 Kognitif Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya dalam pembelajaran D. Penilaian Produk Kuis (terlampir) Tugas rumah (PR) Guru Pamong Singaraja, Oktober 2013 Mahasiswa PPL I Made Parma, S.Pd NIP 19641231 198411 1 078 I Putu Ade Andre Payadnya NIM 1013011065 Dosen Pembimbing Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd. NIP 19651229 199003 2 002 LEMBAR KERJA SISWA Waktu: 35 Menit Petunjuk: d. Cermati dan kerjakan apa yang diperintahkan oleh setiap soal secara berpasangan e. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompok tersebut f. Waktu pengerjaan LKS selama 35 menit Identitas: a. Pengertian Kombinasi Cermatilah hal-hal berikut! 1. Diberikan 4 buah titik berlainan pada 2. Berapa banyak bidang segitiga yang dapat sebuah bidang (A, B, C, D). Berapa dibuat jika diberikan 4 buah titik berlainan banyak ruas garis yang dapat dibuat? (A, B, C, D) Jawab : Jawab : AB……………………AC ABC………………….ABD Satu kombinasi Satu kombinasi BA……………………CA ACB………………….ADB BCA………………….BAD Satu kombinasi Satu kombinasi AD……………………BC BAC…………………...….. Satu kombinasi Satu kombinasi DA……………………CB CAB…………………...….. CBA…………………...….. BD……………………CD Satu kombinasi Satu kombinasi DB……………………DC ACD………………….BCD …………………….…..….. Dalam hal ini setiap dua permutasi (2!) …………………….…..….. Satu kombinasi Satu kombinasi menjadi satu kombinasi. Misalkan AB dan …………………….…..….. BA (berarti kombinasi tidak …………………….…..….. memperhatikan urutan). Sehingga …………………….…..….. banyak ruas garis yang terjadi 4! Dalam hal ini setiap enam permutasi (3!) = 𝑃(4,2): 2! = (4−2)! : 2! = menjadi satu kombinasi. Misalkan ABC, 4! =……….. ACB, BCA, BAC, CAB, dan CBA (4−2)!2! dianggap satu kombinasi (berarti kombinasi tidak memperhatikan urutan). Sehingga banyak kombinasi yang terjadi 4! = 𝑃(4,3): 3! = (4−3)! : 3! = 4! (4−3)!3! =……….. Berdasarkan hasil diskusi di atas, dapat disimpulkan bahwa : Pengertian Kombinasi adalah………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………. b. Kombinasi 𝒓 unsur dari 𝒏 unsur berbeda yang tersedia Cermatilah hal-hal berikut! 1. Dari tiga siswa laki-laki akan dipilih dua 2. Riko memiliki empat buah kelereng siswa sebagai tim ganda putra bulutangkis. berbeda warna yang disimpan dalam Berapa banyaknya cara membentuk tim sebuah kantong. Ia akan mengambil dua tersebut? buah kelereng sekaligus. Berapa Jawab : banyaknya cara pengambilan yang Misalkan ketiga siswa tersebut adalah A, mungkin dilakukan Riko? B, dan C. Dengan permutasi diperoleh Jawab : susunan sebagai berikut : Misalkan keempat kelereng tersebut AB, BA, AC, CA, BC, CB adalah K1, K2, K3, dan K4. Dengan Dalam hal ini, AB dan BA merupakan satu permutasi diperoleh susunan sebagai kombinasi sebab urutan tidak diperhatikan. berikut : Demikian pula halnya dengan AC dan CA K1K2................K1K3................K1K4 serta BC dan CB. K2K3................K2K4................K3K4 Sehingga Kemungkinan tim yang K2K1................K3K1................K4K1 terbentuk adalah AB, BC, dan AC. K3K2................K4K2................K4K3 Maka kombinasi 2 unsur dari 3 unsur yang Dalam hal ini, K1K2 dan K2K1 merupakan tersedia dapat ditulis : satu kombinasi sebab urutan tidak diperhatikan. Demikian pula yang lainnya. 𝑃(3,2) ……! …..! Sehingga kemungkinan pengambilan yang 𝐶(3,2) = 2! = (….− …..)!….! = ….! = ⋯ terjadi adalah : K1K2................K1K3................K1K4 K2K3................K2K4................K3K4 Maka kombinasi 2 unsur dari 4 unsur yang tersedia adalah : 𝐶(… . , … . ) = ⋯ 𝑃(…,….) ….! …..! ….! = (….− ⋯ )!….! = ….!….! = Berdasarkan hasil diskusi di atas, dapat disimpulkan bahwa : Kombinasi 𝑟 unsur dari 𝑛 unsur berbeda yang tersedia (𝑟 < 𝑛), dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐶(𝑛, 𝑟) = ….! (… … − … . . )! … . ! KUIZ a. Cermati dan jawab setiap soal dengan singkat b. Waktu pengerjaan LKS selama 10 menit Soal: 1. Seorang petani akan membeli 3 ekor ayam, 2 ekor kambing, dan 1 ekor sapi dari pedagang yang memiliki 6 ekor ayam, 4 ekor kambing, dan 3 ekor sapi. Dengan berapa cara petani tersebut dapat memilih ternak-ternak yang diinginkannya? 2. Hitung nilai dari 𝐶(6, 5) Intsrumen soal dan pembahasan kuis No No Soal Indikator 1. 1 Soal Penyelesaian Skor Seorang petani akan Jawab: 50 membeli 3 ekor ayam, Banyaknya cara memilih ayam = C(6,3) = 2 ekor kambing, dan 1 ekor sapi dari pedagang yang memiliki 6 ekor ayam, 4 ekor kambing, dan 3 Dengan ekor berapa 6! (6−3)!3! 6! = 3!3! = 20 cara Banyaknya cara memilih kambing = C(4,2) 4! 4! = (4−2)!2! = 2!2! = 6 cara, dan sapi. Banyaknya cara memilih sapi = C(3,1) = cara 3! (3−1)!1! 3! = 2!1! = 3 cara petani tersebut dapat Jadi, petani tersebut memiliki memilih ternak-ternak sebanyak = 20𝑥6𝑥3 = 360 cara pilihan yang diinginkannya? 2. 2 Hitung nilai dari 𝐶(6, 5) Skor Maksimum 𝐶(6, 5) = 6! =6 (6 − 5)! 5! 50 100 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -3- Satuan Pendidikan : SMA Bhaktiyasa Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XI / IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 1. Menentukan ruang sampel suatu percobaan 2. Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya. Indikator : 1. Menyebutkan pengertian ruang sampel dari suatu percobaan. 2. Menyebutkan kejadian dari suatu percobaan 3. Menentukan ruang sampel dari suatu percobaan 4. Menentukan kejadian dari suatu percobaan 5. Mendeskripsikan konsep peluang 6. Menetukan peluang suatu kejadian 7. Menentukan kisaran nilai peluang 8. Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian II. Tujuan Pembelajaran E. Ranah Kognitif Melalui pelaksanaan bimbingan individu, diharapkan siswa dapat: 1. Menyebutkan pengertian ruang sampel dari suatu percobaan. 2. Menyebutkan kejadian dari suatu percobaan 3. Menentukan ruang sampel dari suatu percobaan 4. Menentukan kejadian dari suatu percobaan 5. Mendeskripsikan konsep peluang 6. Menetukan peluang suatu kejadian 7. Menentukan kisaran nilai peluang 8. Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian F. Ranah afektif/karakter yang dikembangkan: Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan siswa diberi kesempatan melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter: 11. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter disiplin. Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain. 12. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatih karakter kerja keras. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dan mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi. 13. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter pantang menyerah. Diantaranya, siswa mampu melakukan kegiatan eksperimen/mengerjakan soal-soal untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. 14. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter teliti. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dengan cermat dan penuh ketelitian. 15. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter kreatif. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru atau melakukan eksperimen dengan melakukan inovasi baru yang kreatif dan inovatif. XII. MATERI AJAR 1. Definisi ruang sampel dan kejadian dari suatu percobaan Pada pelemparan sekeping uang logam, sisi yang mungkin muncul adalah sisi angka (A) atau sisi gambar (G). Jika sisi yang mungkin muncul ini dinyatakan dengan himpunan, misalnya S, menjadi S = {A,G}. S = {A,G} merupakan ruang sampel, sebab S merupakan himpunan semua hasil yang mungkin terjadi. A dan G merupakan titik sampel, sebab A dan G merupakan anggota dari ruang sampel atau merupakan hasil yang mungkin terjadi. Misalkan pada pelemparan tersebut yang muncul adalah Angka (A), maka {A} merupakan kejadian, sebab {A} merupakan himpunan bagian dari ruang sampel 2. Ruang sampel dan kejadian sederhana dari suatu percobaan Dalam menentukan ruang sampel dari suatu kejadian tunggal dapat dilakukan dengan cara mendaftar semua hasil yang mungkin. Misalnya dalam pelemparan sebuah dadu, maka ruang sampel dari permasalahan tersebut adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dengan n(S) = 6 Contoh lain, dalam pengambilan acak sebuah kartu dari satu set kartu Brigde (tanpa Joker), ruang sampel dari permasalah tersebut adalah S = {As hati, As wajik, Askeriting, dan As skop, kartu hati 2, kartu hati 2 kartu hati 2 kartu hati 2 kartu hati 2 kartu hati 2 kartu hati 2 kartu hati, …, king hati, king wajik, king kriting, dan king skop} dengan n(S) = 52 3. Ruang sampel dan kejadian dari suatu percobaan a. Menentukan Ruang Sampel dengan Mendaftar Misalkan, pada pelemparan dua keping uang logam sekaligus, sisi yang muncul adalah angka (A) pada uang logam pertama dan gambar (G) pada uang logam kedua, ditulis AG. Kejadian lain yang mungkin muncul pada pelemparan kedua uang logam tersebut adalah AA, GA, dan GG. Jika ruang sampelnya dituliskan dengan cara mendaftar, hasilnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S) = 4. b. Menentukan Ruang Sampel dengan Tabel Selain dengan cara mendaftar, ruang sampel dapat ditentukan dengan cara membuat tabel. Perhatikan kembali pelemparan dua keping uang logam pada bagian a. Untuk menentukan ruang sampel dengan tabel, buatlah tabel dengan jumlah baris dan kolom yang diperlukan. Untuk percobaan pelemparan dua uang logam sekaligus, diperlukan tabel yang terdiri atas tiga kolom dan tiga baris. Isi kolom pertama dengan hasil yang mungkin muncul dari uang logam ke-1 dan isi baris kedua dengan hasil yang mungkin dari uang logam ke-2. Kemudian, lengkapi tabel yang kosong. Tabel ruang sampel pelemparan dua logam adalah sebagai berikut. Uang Logam ke-1 Uang Logam ke-2 A G A AA AG G GA GG baris pertama kolom pertama Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S) = 4. c. Menentukan Ruang Sampel dengan Diagram Pohon Cara lain yang digunakan untuk menentukan ruang sampel adalah dengan diagram pohon. Cara ini merupakan cara yang paling mudah. Berikut adalah diagram pohon untuk pelemparan dua uang logam sekaligus. Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S) = 4. Contoh 1 Tentukan ruang sampel dari percobaan-percobaan berikut. a. Melambungkan sebuah dadu. b. Melambungkan tiga keping uang logam yang berbeda sekaligus. c. Melambungkan dua buah dadu sekaligus. Jawab: a. Hasil yang mungkin muncul dari pelemparan sebuah dadu adalah muka dadu bertitik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Jadi, ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. b. Untuk mempermudah penentuan ruang sampel pelemparan tiga keping uang logam berbeda sekaligus, digunakan diagram pohon. Jadi, ruang sampelnya adalah S = {AA, AG, GA, GG} dengan n(S) = 4. 4. Peluang Definisi : Jika A adalah suatu kejadian dengan A ⊂ S, maka peluang kejadian A dapat dinyatakan dengan P(A), didefinisikan : 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆) Dengan: 𝑛(𝐴) = banyaknya elemen pada suatu kejadian A 𝑛(𝑆) = banyaknya titik sampel pada ruang sampel S atau banyaknya anggota dari himpunan S Contoh : Sebuah dadu dilempar sekali. Berapakah peluang munculnya mata dadu lebih dari tiga ? Penyelesaian : Misalnya A adalah kejadian munculnya mata dadu lebih dari tiga. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(S) = 6 A = {4, 5, 6} sehingga n(A) = 3 Jadi, 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝐴) 3 1 = = 𝑛(𝑆) 6 2 5. Peluang suatu kejadian Jika ruang sampel S tersiri dari titik-titik sampel yang serupa, sehingga masing-masing mempunyai nilai peluang yang sama dan A adalah kejadian yang diharapkan terjadi, maka P(A) = n(A) n(S) , dengan n(A) = banyak anggota A dan n(S) = banyak anggota ruang sampel. Dalam sebuah kotak berisi 5 buah bola bertuliskan nomor 2, 3, 5, 7, 11. Jika dilakukan pengambila satu buah bola secara acak maka ruang sampelnya adalah S={2, 3, 5, 7, 11}. Misalkan G adalah kejadian terambil bola bernomor ganjil, maka G = {3, 5, 7, 11}. Dari percobaan tersebut n(S) = 6 dan n(G) = 5. Dengan demikian, peluang kejadian G (terambil bola bernomor ganjil) adalah sebagai berikut. P(G) n(G) 5 n(S) 6 Contoh 1: Dalam sebuah toples berisikan 10 buah bola tenis yang tuliskan masing masing dari momor 0 sampai dengan 9. Jika dilakukan pengambilan 2 buah bola sekaligus tentukanlah peluang terambilnya: a. Bola dua-duanya bernomor ganjil b. Nomor kedua bola berjumlah 5 c. Bola bernomor satu ganjil dan yang satu genap d. Nomor kedua bola berjumlah kurang dari 9 e. Nomor kedua bola bermonor sama Jawab 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 (0,1) (0,2) (0,3) (0,4) (0,5) (0,6) (0,7) (0,8) (0,9) 1 (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6) (1,7) (1,8) (1,9) 2 (2,3) (2,4) (2,5) (2,6) (2,7) (2,8) (2,9) 3 ( 3 , 4 ) ( 3 , 5 ) ( 3 , 6 ) ( 3 , 7 ) ( 3, 8 ) ( 3 , 9 ) 4 (4,5) (4,6) (4,7) (4,8) (4,9) 5 (5,6) (5,7) (5,8) (5,9) 6 (6,7) (6,8) (6,9) 7 (7,8) (7,9) 8 (8,9) 9 Banyaknya anggota ruang sampel n(S) = 45 a. Banyaknya Anggota ruang sampel Bola kedua-duanya bernomor ganjil n(gjl,gjl) = 10 P(gjl,gjl) = n(gjl, gjl) = n(S) 10 2 = 45 9 b. Banyaknya Anggota ruang sampel nomor kedua bola berjumlah 5 n(5) = 3 n(5) = 3 1 n( 5) = = 45 15 n(s) 6. Kisaran Nilai Peluang Peluang kjadian dirumuskan sebagai berikut : 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆) Karena A ⊂ S, maka n(A) ≤ n(S), akibatnya P(A) ≤ 1. Dari semua kemungkinan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : c. Besarnya peluang suatu kejadian berkisar antara 0 dan 1. d. Peluang suatu kejadian 0 jika terjadi kemustahilan e. Peluang kejadian 1 jika terjadi kepastian f. Untuk setiap kejadian A berlaku : 0 ≤ P(A) ≤ 1. Contoh : Pada percobaan melantunkan dua dadu bersama-sama, berapakah peluang mendapatkan jumlah kedua mata dadu 9 ? Penyelasian : n(S) = 36 misalkan A adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu 9, maka : A = {(6,3), (5,4), (4,5), (3,6)} sehingga n(A) = 4 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝐴) 4 1 = = 𝑛(𝑆) 36 9 7. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian Frekuensi harapan adalah hasil kali peluang suatu kejadian dengan frekuensi atau banyaknya percobaan. Frekuensi harapan suatu kejadian A dirumuskan sebagai berikut. 𝐹ℎ = 𝑃(𝐴) × 𝑛 Dengan : P(A) = peluang kejadian A n = banyaknya percobaan contoh : sekeping uang logam dilantunkan sebanyak 30 kali, hitung frekuensi harapan muncul gambar. Penyelesaian : 𝐹ℎ(𝐺) = XIII. 1 × 30 = 15 2 METODE PEMBELAJARAN Diskusi dalam kerja kooperatif, tanya jawab dan pemberian tugas XIV. LANGKAH PEMBELAJARAN TAHAPAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA PENDIDIKAN KARAKTER 5 menit KEGIATAN AWAL - Panganjali umat - Bersama siswa - Menghaturkan kehadiran siswa - Sujud bhakti menghaturkan panganjali umat dan terhadap panganjali umat dan memberi salam Tuhan yang memberi salam - Mengecek WAKTU Maha Esa - Mengecek kehadiran siswa - Santun, - Menyampaikan peduli, empati kehadiran kelas - Motivasi - Memotivasi siswa terkait kegunaan materi dalam pada hari tersebut - Memperhatikan guru kehidupan sehari-hari dan melakukan pendekatan - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Apersepsi - Mengingatkan - Fokus dan bersiap- kembali materi siap untuk Permutasi mengikuti pelajaran - Santun, 5 menit peduli, empati - Kreatif, percaya diri KEGIATAN INTI - Mengarahkan siswa membentuk kelompok - Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok - Memposisikan diri - Disiplin, dalam masing- tanggung masing kelompok jawab, perhatian 5 menit Eksplorasi - Mengarahkan setiap - Mengerjakan LKS - Kerja sama, kelompok untuk dengan disiplin dan tanggung mengerjakan LKS, bertanya kepada jawab berdiskusi dalam guru jika ada kelompoknya untuk masalah menemukan konsep 35 menit - percaya diri, pantang menyerah dan rumus - Memantau aktifitas siswa dalam masingmasing kelompok Elaborasi - Meminta salah satu - mempresentasikan - Percaya diri, anggota kelompok hasil diskusi tanggung untuk kelompoknya ke jawab mempresentasikan depan kelas hasil diskusinya - Memberikan kesempatan pada - Kelompok lain menanggapi hasil 15 menit - Rasa ingin tahu, disiplin, mandiri presentasi kelompok lain untuk menanggapi Konfirmasi - Memberikan - Memperhatikan - Perhatian, penegasan pada penjelasan guru disiplin, kelompok yang untuk selanjutnya menghargai mempresentasikan diterapkan hasil diskusinya - Membimbing siswa yang mengalami - Kreatif, tanggung jawab, kemandirian 5 menit kesulitan - Membantu merumuskan konsep dan jawaban yang benar - Mengarahkan siswa PENUTUP untuk mampu - Menyimpulkan materi pembelajaran - Perhatian, jujur, menyimpulkan materi - Mengerjakan kuis tanggung yang telah dibahas - Mencatat pekerjaan jawab - Bersama siswa 10 menit rumah membuat kesimpulan - Memberi penilaian berupa kuis - Memberikan pekerjaan rumah Total XV. ALAT DAN SUMBER BELAJAR e. Alat/Bahan Belajar - Papan Tulis - Penghapus - Spidol - Kapur f. Sumber Belajar - Wardono, Agus. 2009. LKS Kreatif untuk Kelas XI IA. Jawa Tengah: Viva Pakarindo - LKS Terstruktur Kelas XI 80 menit XVI. PENILAIAN E. Penilaian Proses Afektif: 5. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati aktivitas dan keaktifan siswa dalam Tanya jawab. 6. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta keaktifan pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Format Penilaian Sikap (pengamatan) No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai A B C Skor Nilai D 1 2 … Dst. Keterangan: Rentang Skor 1- 4 dengan kriteria: A : Kehadiran Tidak pernah =1 B : Keaktifan tanya jawab Kadang – kadang =2 C : Ketertiban di kelas Sering =3 D : Keantusiasan Selalu =4 Kognitif Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya dalam pembelajaran F. Penilaian Produk Kuis (terlampir) Tugas rumah (PR) Guru Pamong Singaraja, Oktober 2013 Mahasiswa PPL I Made Parma, S.Pd NIP 19641231 198411 1 078 I Putu Ade Andre Payadnya NIM 1013011065 Dosen Pembimbing Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd. NIP 19651229 199003 2 002 LEMBAR KERJA SISWA Waktu: 35 Menit Petunjuk: g. Cermati dan kerjakan apa yang diperintahkan oleh setiap soal secara berpasangan h. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompok tersebut i. Waktu pengerjaan LKS selama 35 menit Identitas: 1. a. Pada percobaan pertama : pelemparan satu keping uang logam. Pandang salah satu sisi sebagai sisi “angka (A)” dan sisi lain sebagai sisi “gambar (G)”. Angka (A) dan Gambar (G) disebut dengan titik sampel. {A, G} disebut dengan ruang sampel (S) {A} atau {G} disebut dengan kejadian b. Pada percobaan kedua : pelemparan satu buah dadu. 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 disebut dengan titik sampel {1, 2, 3, 4, 5, 6} disebut dengan titik sampel {1} merupakan kejadian munculnya sisi berangka 1 {1, 2} adalah kejadian munculnya mata dadu 1 pada pelemparan 1 dan 2 pada pelemparan kedua Dengan bahasa sendiri dan bantuan kajian/buku berikanlah definisi dari Titik sampel adalah ………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….. Ruang sampel adalah ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……….. Kejadian adalah ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………… ……….. 2. Dari satu set kartu Bridge diambil kartu Hati. Dari kumpulan kartu Hati tersebut akan diambil satu kartu. Dengan mendaftarkan tuliskanlah ruang sampelnya. S={ } n(S) = … 3. Sebuah dadu bersisi 6 sisi dan uang koin dilempar. Tentukanlah ruang sampelnya. 1 A G 2 (A, 1) (G, 2) 3 4 5 6 Sehingga S = { } n(S) = … 4. Logam Rp 100, Rp 200, Rp 500, dan Rp 1000 dilempar. Tentukan ruang sampelnya. n(S) = … Yang dapat dilakukan untuk menentukan ruang sampel dari suatu percobaan. 1. ……………………………………… 2. ……………………………………… 3. ……………………………………… 1. Sebuah dadu ditos satu kali, peluang munculnya mata dadu bernomor prima dapat dihitung sebagai berikut : Ruang Sampel (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(S) = … Misalkan P adalah kejadian munculnya bilangan prima, P = {……………………} sehingga n(P) = … Jadi peluang munculnya bilangan prima adalah : 𝑃(𝑃) = 𝑛(𝑃) … = 𝑛(𝑆) … 2. Dalam sebuah kotak terdapat lima kelereng yang masing-masing diberi angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Sebuah kelereng diambil dari kotak tersebut sebanyak satu kali. Peluang terambilnya kelereng bernomor ganjil dapat dihitung sebagai berikut : Ruang Sampel (S) = {…………………..} sehingga n(S) = … Misalkan Q adalah kejadian terambilnya kelereng bernomor ganjil, Q = {……………………} sehingga n(Q) = … Jadi peluang munculnya bilangan prima adalah : 𝑃(𝑄) = 𝑛(𝑄) … = 𝑛(𝑆) … Berdasarkan contoh diatas, Peluang Suatu kejadian dapat dirumuskan dengan ……………………………. 3. Suatu kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel (K ⊂ S). Himpunan bagian dari S yang terkecil adalah n(∅) = 0 Himpunan bagian dari S yang terbesar adalah n(S) Sehingga, n(∅) Nilai peluang terkecil = n(S) = Nilai peluang terbesar = … 𝑛(𝑆) … 𝑛(𝑆) =⋯ =⋯ Berdasarkan hal di atas, maka kisaran nilai peluang dapat dituliskan sebagai berikut : … ≤ Peluang suatu kejadian P(K) ≤ … Jika P(K) = …, maka K disebut kemustahilan Jika P(K) = …, maka K disebut kepastian KUIZ c. Cermati dan jawab setiap soal dengan singkat d. Waktu pengerjaan LKS selama 10 menit Soal: 1. Sebuah koin dilantunkan sebanyak tiga kali, tentukanlah ruang sampelnya! Berapa banyak anggota ruang sampelnya? 2. Sebuah koin dilantunkan sebanyak tiga kali, tentukan kejadian muncul satu angka? Berapa banyak anggotanya ? 3. Pada percobaan melantunkan dua dadu bersama-sama, berapakah peluang mendapatkan jumlah kedua mata dadu 9 ? 4. Sekeping uang logam dilantunkan sebanyak 286 kali, hitung frekuensi harapan muncul angka. Instrumen Soal dan Pembahasan Kuis No 1. Soal Penyelesaian Sebuah koin dilantunkan Ruang sebanyak tiga kali, tentukanlah ruang sampelnya! Berapa banyak anggota sampelnya S {( A, A, A), ( A, A, G ), ( A, G, A)( A, G, G ), (G, A, A) (G, A, G ), (G, G. A), (G, G, G )} n( S ) 8 Sebuah koin dilantunkan Ruang sebanyak tiga kali, tentukan kejadian muncul satu 25 ruang Jadi, banyak anggota ruang sampelnya sampelnya? 2. Skor angka? Berapa banyak anggotanya ? sampelnya 25 S {( A, A, A), ( A, A, G ), ( A, G, A)( A, G, G ), (G, A, A) (G, A, G ), (G, G. A), (G, G, G )} misal : K adalah kejadian munculnya satu angka K = {(A,G,G), (G,A,G), (G,G,A)} n(K) = 3 3. pada percobaan n(S) = 36 melantunkan dua dadu bersama-sama, berapakah peluang mendapatkan 25 missal A adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu 9. jumlah kedua mata dadu A = {(6,3), (5,4), (4,5), (3,6)}; n(A) = 4 9? 4. sekeping 1 𝑃(𝐴) = 36 = 9 uang dilantunkan logam 𝐹ℎ(𝐺) = sebanyak 1 × 30 = 15 2 25 286 kali, hitung frekuensi harapan muncul angka. Total 100 Intsrumen soal dan pembahasan kuis No No Soal Indikator 1. 1 Soal Penyelesaian Seorang petani akan Jawab: 50 membeli 3 ekor ayam, Banyaknya cara memilih ayam = C(6,3) = 2 ekor kambing, dan 1 ekor sapi dari pedagang yang memiliki 6 ekor ayam, 4 ekor kambing, dan 3 ekor 6! (6−3)!3! 6! = 3!3! = 20 cara Banyaknya cara memilih kambing = C(4,2) 4! Skor 4! = (4−2)!2! = 2!2! = 6 cara, dan sapi. Banyaknya cara memilih sapi = C(3,1) = Dengan berapa cara petani tersebut dapat memilih ternak-ternak 3! (3−1)!1! = 2!1! = 3 cara 3! Jadi, petani tersebut memiliki pilihan sebanyak = 20𝑥6𝑥3 = 360 cara yang diinginkannya? 2. 2 Hitung nilai dari 𝐶(6, 5) Skor Maksimum 𝐶(6, 5) = 6! =6 (6 − 5)! 5! 50 100 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -4- Satuan Pendidikan : SMA Bhaktiyasa Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XI / IPA Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 1. Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya. Indikator : 1. Menentukan peluang komplemen dari suatu kejadian. 2. Menyebutkan pengertian kejadian majemuk. 3. Merumuskan pengertian dan contoh kasus dua kejadian saling lepas 4. Merumuskan pengertian dan contoh kasus dua kejadian saling bebas III. Tujuan Pembelajaran G. Ranah Kognitif Melalui pelaksanaan bimbingan individu, diharapkan siswa dapat: 1. Menentukan peluang komplemen dari suatu kejadian. 2. Menyebutkan pengertian kejadian majemuk. 3. Merumuskan pengertian dan contoh kasus dua kejadian saling lepas 4. Merumuskan pengertian dan contoh kasus dua kejadian saling bebas H. Ranah afektif/karakter yang dikembangkan: Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan siswa diberi kesempatan melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter: 16. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter disiplin. Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain. 17. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatih karakter kerja keras. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dan mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi. 18. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter pantang menyerah. Diantaranya, siswa mampu melakukan kegiatan eksperimen/mengerjakan soal-soal untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. 19. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter teliti. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dengan cermat dan penuh ketelitian. 20. Dalam proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter kreatif. Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru atau melakukan eksperimen dengan melakukan inovasi baru yang kreatif dan inovatif. XVII. MATERI AJAR 1. Peluang Komplemen Suatu Kejadian Misalnya A dan B adalah kejadian pada ruang sampel S. Jika A dan B adalah kejadian yang saling berkomplemen, maka berlaku: P( A) 1 P( B) atau P( B) 1 P( A) Komplemen dari A dilambangkan dengan AC . Contoh 3: Banyaknya anggota ruang sampel pada pengundian 3 koin bersama-sama adalah n( S ) 8 Misalnya A adalah kejadian muncul sedikitnya satu sisi angka, maka komplemen kejadian A adalah AC , yaitu kejadian tidak ada angka sama sekali, sehingga P( A) 1 P( A C ) 1 2. AC {GGG} dan n( A C ) 1 . Jadi, 1 7 8 8 Peluang Kejadian Majemuk Kejadian majemuk adalah gabungan dari dua atau lebih kejadian yang dioperasikan menjadi satu kejadian baru. a. Peluang Dua Kejadian Saling Lepas Misalkan diketahui S adalah ruang sampel dari suatu percobaan. A dan B merupakan kejadian dalam ruang sampel S. Sifat himpunan: 𝑛(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑛(𝐴) + 𝑛(𝐵) − 𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) 𝑛(𝐴 ∪ 𝐵) 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵) 𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) = + − 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) Jadi, peluang gabungan dua kejadian (kejadian A atau kejadian B) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) Jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling lepas, yaitu (𝐴 ∩ 𝐵) = ∅ maka berlaku 𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) = 0 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) =0 𝑛(𝑆) 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) Sehingga diperoleh bahwa: = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 0 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) Ini merupakan Peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas (mutually exclusive). Contoh-contoh permasalahan peluang kejadian majemuk yang dapat diselesaikan dengan aturan penjumlahan Contoh 7: 1. Sebuah dadu ditos sekali. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan ganjil, sedangkan B adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan habis dibagi 3, maka peluang munculnya mata dadu bilangan ganjil atau mata dadu bilangan habis dibagi 3 dapat ditentukan sebagai berikut. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ; A = {1, 3, 5} ; B = {3, 6} ; n(A) = 3 ; n(B) = 2 ; A ∩ B = {3} n(S) = 6 ; n(A ∩ B) = 1 sehingga diperoleh 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵) 𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) + − 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) = 3 2 1 4 2 + − = = 6 6 6 6 3 Dapat digambarkan dalam diagram Venn S A B Jadi, peluang munculnya mata dadu bilangan ganjil 2 1 5 3 atau mata dadu bilangan habis dibagi 3 adalah 6 4 2 . 3 (Dalam hal ini, kejadian dalam contoh diatas disebut kejadian yang tidak saling lepas) 2. Sebuah dadu ditos sekali. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan kuadrat, sedangkan B adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan prima, maka peluang munculnya mata dadu bilangan kuadrat atau mata dadu bilangan prima dapat ditentukan sebagai berikut. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ; A = {1, 4}; B = {2, 3, 5}; A ∩ B = {∅} n(S) = 6 ; n(A) = 2 ; n(B) = 3 ; n(A ∩ B) = 0 sehingga diperoleh 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵) 𝑛(𝐴 ∩ 𝐵) 2 3 0 5 + − = + − = 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 6 6 6 6 Dapat digambarkan dalam diagram Venn S A B Jadi, peluang munculnya mata dadu bilangan kuadrat atau 1 2 mata dadu bilangan prima adalah b. Peluang Dua 3 Kejadian Saling Bebas 4 Definisi: 5 5 6 . (Dalam hal ini, kejadian dalam contoh diatas disebut kejadian yang saling 6 lepas karena A ∩ B = {∅}). Dua kejadian yang tidak saling mempengaruhi disebut kejadian saling bebas. Misalnya A dan B adalah kejadian pada ruang sampel S. Jika A dan B adalah kejadian yang saling bebas, maka peluang kejadian ”A dan B” adalah: P( A B) P( A) P( B) Jika tidak berlaku seperti di atas, maka kedua kejadian tersebut tidak saling bebas Contoh 5: Pada percobaan melantunkan sebuah mata uang logam dan sebuah dadu bersama-sama satu kali, tentukan peluang munculnya gambar pada uang logam dan munculnya mata dadu 1 pada dadu. Penyelesaian: A = kejadian munculnya gambar pada percobaan melantunkan mata uang logam B = kejadian munculnya mata dadu 1 pada percobaan melantunkan dadu Kejadian A dan B adalah kejadian yang saling bebas karena kejadian pertama tidak mempengaruhi peluang munculnya kejadian kedua. S {( G,1), (G,2), , (G,6), ( A,1), ( A,2), ( A,6)} n( S ) 12 A {( G,1), (G,2), , (G,6} n( A) 6 B {( G,1), ( A,1)} n( B) 2 A B {( G,1)} n( A B) 1 6 1 2 1 ; P( B) 12 2 12 6 n( A B ) 1 1 1 P( A B) . n( S ) 12 2 6 P( A) Jadi, peluang munculnya gambar pada uang logam dan munculnya mata dadu 1 pada dadu adalah XVIII. 1 12 METODE PEMBELAJARAN Diskusi dalam kerja kooperatif, tanya jawab dan pemberian tugas XIX. LANGKAH PEMBELAJARAN TAHAPAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA PENDIDIKAN KARAKTER 5 menit KEGIATAN AWAL - Panganjali umat - Bersama siswa - Menghaturkan kehadiran siswa - Sujud bhakti menghaturkan panganjali umat dan terhadap panganjali umat dan memberi salam Tuhan yang memberi salam - Mengecek WAKTU Maha Esa - Mengecek kehadiran siswa - Santun, - Menyampaikan peduli, empati kehadiran kelas - Motivasi - Memotivasi siswa terkait kegunaan materi dalam pada hari tersebut - Memperhatikan guru kehidupan sehari-hari dan melakukan pendekatan - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Apersepsi - Mengingatkan - Fokus dan bersiap- kembali materi Ruang siap untuk Sampel, Peluang mengikuti pelajaran Kejadian, dan - Santun, 5 menit peduli, empati - Kreatif, percaya diri Frekuensi Harapan KEGIATAN INTI - Mengarahkan siswa membentuk kelompok - Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok - Memposisikan diri - Disiplin, dalam masing- tanggung masing kelompok jawab, perhatian 5 menit Eksplorasi - Mengarahkan setiap - Mengerjakan LKS - Kerja sama, kelompok untuk dengan disiplin dan tanggung mengerjakan LKS, bertanya kepada jawab berdiskusi dalam guru jika ada kelompoknya untuk masalah menemukan konsep 35 menit - percaya diri, pantang menyerah dan rumus - Memantau aktifitas siswa dalam masingmasing kelompok Elaborasi - Meminta salah satu - mempresentasikan - Percaya diri, anggota kelompok hasil diskusi tanggung untuk kelompoknya ke jawab mempresentasikan depan kelas hasil diskusinya - Memberikan kesempatan pada - Kelompok lain menanggapi hasil 15 menit - Rasa ingin tahu, disiplin, mandiri presentasi kelompok lain untuk menanggapi Konfirmasi - Memberikan - Memperhatikan - Perhatian, penegasan pada penjelasan guru disiplin, kelompok yang untuk selanjutnya menghargai mempresentasikan diterapkan hasil diskusinya - Membimbing siswa - Kreatif, tanggung jawab, 5 menit yang mengalami kemandirian kesulitan - Membantu merumuskan konsep dan jawaban yang benar - Mengarahkan siswa PENUTUP untuk mampu - Menyimpulkan materi pembelajaran - Perhatian, jujur, menyimpulkan materi - Mengerjakan kuis tanggung yang telah dibahas - Mencatat pekerjaan jawab - Bersama siswa 10 menit rumah membuat kesimpulan - Memberi penilaian berupa kuis - Memberikan pekerjaan rumah Total XX. ALAT DAN SUMBER BELAJAR g. Alat/Bahan Belajar - Papan Tulis - Penghapus - Spidol - Kapur h. Sumber Belajar - Wardono, Agus. 2009. LKS Kreatif untuk Kelas XI IA. Jawa Tengah: Viva Pakarindo - LKS Terstruktur Kelas XI 80 menit XXI. PENILAIAN G. Penilaian Proses Afektif: 7. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati aktivitas dan keaktifan siswa dalam Tanya jawab. 8. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta keaktifan pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. Format Penilaian Sikap (pengamatan) No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai A B C Skor Nilai D 1 2 … Dst. Keterangan: Rentang Skor 1- 4 dengan kriteria: A : Kehadiran Tidak pernah =1 B : Keaktifan tanya jawab Kadang – kadang =2 C : Ketertiban di kelas Sering =3 D : Keantusiasan Selalu =4 Kognitif Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya dalam pembelajaran H. Penilaian Produk Kuis (terlampir) Tugas rumah (PR) Guru Pamong Singaraja, November 2013 Mahasiswa PPL I Made Parma, S.Pd NIP 19641231 198411 1 078 I Putu Ade Andre Payadnya NIM 1013011065 Dosen Pembimbing Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd. NIP 19651229 199003 2 002 LEMBAR KERJA SISWA Waktu: 35 Menit Petunjuk: j. Cermati dan kerjakan apa yang diperintahkan oleh setiap soal secara berpasangan k. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompok tersebut l. Waktu pengerjaan LKS selama 35 menit Identitas: a. Peluang Komplemen Suatu Kejadian Dalam sebuah kantong terdapat sembilan buah kartu identik yang berisi nomor 1,2,3,....,9. Sebuah kartu diambil secara acak, maka dapat dideskripsikan hal-hal berikut. S = {.......................................} A = kejadian terambilnya kartu bernomor bilangan prima = {.........................} 𝐴𝐶 = kejadian tidak terambilnya kartu bernomor bilangan prima ={...............} Sehingga diperoleh hubungan berikut 𝑆 = 𝐴 ∪ 𝐴𝐶 𝑛(𝑆) = 𝑛(𝐴) + 𝑛(𝐴𝐶 ) ⟺ 𝑛(𝐴𝐶 ) = 𝑛(𝑆) − 𝑛(𝐴) Perhatikan bahwa 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆) …… = …… = … … dan 𝑃(𝐴𝐶 ) = 𝑛(𝐴𝐶 ) 𝑛(𝑆) 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝐶 ) = = 𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)−𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆) + ……. = …….. = … . .. 𝑛(𝑆)−𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆) = … … … … … … … … … …. = … … … … … … … … … …. = … … … … … … … … … …. Kesimpulan Berdasarkan hasil diskusi tersebut, dapat disimpulkan bahwa : Komplemen suatu kejadian adalah :......................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................ 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴𝐶 ) = … … ⟺ 𝑃(𝐴𝐶 ) = … … − … … b. Pengertian Kejadian Majemuk Sebuah dadu ditos sekali. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan genap, sedangkan B adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan prima, maka diperoleh : S={................................} A={..................................} B={...................................} Sajikan dalam diagram Venn, maka diperoleh hasil seperti tampak pada gambar di bawah. S …... …... …... …... …... …... Dari kejadian A dan B diperoleh dua kejadian baru, yaitu 𝐴 ∩ 𝐵 (dibaca A irisan B) dan 𝐴 ∪ 𝐵 (dibaca A gabungan B) 𝐴 ∩ 𝐵 = kejadian munculnya mata dadu bernomor bilangan genap dan bilangan prima = {.....................} 𝐴 ∪ 𝐵 = kejadian munculnya mata dadu bernomor bilangan genap atau bilangan prima = {......................} Kesimpulan Berdasarkan hasil diskusi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kejadian majemuk adalah........................................................................................................................ .................................................................................................................................. .......................................................................................................... c. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas Peluang gabungan dua kejadian yaitu peluang terjadinya kejadian A atau kejadian B terjadi secara umum ditentukan dengan rumus : 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) Namun ada kasus dimana dua kejadian tersebut saling lepas, misalnya: Sebuah dadu ditos sekali. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan kuadrat, sedangkan B adalah kejadian munculnya mata dadu bilangan prima, maka peluang munculnya mata dadu bilangan kuadrat atau mata dadu bilangan prima dapat ditentukan sebagai berikut : S = {1,2,3,4,5,6} A = {...............} B = {........................} 𝐴 ∩ 𝐵 = {.....................} n(S) = ................. n(A) = ................ n(B) = ................. n(𝐴 ∩ 𝐵) = ................. Sehingga diperoleh 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵) = 𝑛(𝑆) + 𝑛(𝑆) − ……. …… 𝑛(𝐴∩𝐵) 𝑛(𝑆) …… = ……. + …… − …… = … … … Kejadian ini disebut kejadian yang saling lepas Kesimpulan Berdasarkan hasil diskusi tersebut, dapat disimpulkan bahwa : Jika A dan B merupakan 2 kejadian yang saling lepas, maka 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) =............................................. d. Peluang dari Dua Kejadian Saling Bebas Pada kejadian majemuk, terkadang dua kejadian misalnya kejadian A dan Kejadian B. Pada kasus ini kejadian B terjadi dipengaruhi oleh kejadian A atau sebaliknya, maka: P( A B) P( A) P( B / A) B/A artinya kejadian B terjadi dengan dipengaruhi oleh kejadian A. Pada saat dua kejadian misalkan kejadian A dan kejadian B terjadi tidak saling mempengaruhi, maka dua kejadian tersebut kejadian yang saling bebas yang ditentukan dengan rumus: P( A B) P( A) P( B) Contoh: 1. Sebuah kotak berisi 9 kelereng hijau dan 6 kelereng biru. Diambil 2 kelereng secara berurutan tanpa pengembalian. Tentukan peluang terambilnya kelereng hijau pada pengambilan pertama dan kelereng biru pada pengambilan kedua. Kejadian di atas termasuk………………………………………………….. Tentukan 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = ⋯ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .. 2. Sebuah keranjang berisi 8 buah jeruk dan 7 buah apel. Diambil dua buah secara berurutan dengan mengembalikan buah yang terambil ke dalam keranjang. Tentukan peluang buah jeruk pada pengambilan pertama dan buah apel pada pengambilan kedua. Kejadian di atas termasuk………………………………………………….. Tentukan 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = ⋯ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .. Kesimpulan Kejadian saling bebas adalah…………………………………..................... ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………… KUIZ e. Cermati dan jawab setiap soal dengan singkat f. Waktu pengerjaan Kuiz selama 10 menit Soal: 1. Dalam sebuah kantong terdapat 10 kartu, masing-masing diberi nomor yang berurutan, sebuah kartu diambil dari dalam kantong secara acak, misal A adalah kejadian bahwa yang terambil kartu bernomor genap dan B adalah kejadian terambil kartu bernomor prima ganjil. Tentukan peluang kejadian A atau B. 2. Pada pelemparan sebuah dadu sekaligus. A adalah kejadian keluarnya dadu pertama angka 3 dan B adalah kejadian keluarnya dadu kedua angka 5. Berapakah peluang terjadinya A,B, dan 𝐴 ∩ 𝐵. Instrumen Soal dan Pembahasan Kuis No Soal 1. Dalam sebuah kantong terdapat 10 kartu, 𝑆 = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} masing-masing A = {2,4,6,8,10} diberi Penyelesaian nomor yang berurutan, sebuah kartu diambil dari dalam B = {3,5,7} kantong secara acak, misal A adalah 𝐴 ∩ 𝐵 = {} kejadian kartu Karena kedua kejadian tidak memiliki bernomor genap dan B adalah kejadian irisan, maka kedua kejadian dikatakan terambil kartu bernomor prima ganjil. saling lepas. 𝑃(𝐴) = 10 bahwa yang terambil Tentukan peluang kejadian A atau B. Skor 50 5 3 𝑃(𝐵) = 10 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) 5 3 8 = 10 + 10 = 10 2. Pada pelemparan sebuah dadu sekaligus. A S={(1,1), (1,2), (1,3), ……., (6,6)} ⟹ adalah kejadian keluarnya dadu pertama n(S) = 36 angka 3 dan B adalah kejadian keluarnya dadu kedua angka 5. Berapakah peluang terjadinya A,B, dan 𝐴 ∩ 𝐵. A={(3,1),(3,2),(3,2),(3,4),(3,5),(3,6)} ⟹ n(A) = 6 50 B={(1,5),(2,5),(3,5),(4,5),(5,5),(6,5)} ⟹ n(B) = 6 𝑃(𝐴) = 𝑃(𝐵) = 𝑛(𝐴) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝐵) 𝑛(𝑆) 6 1 6 1 = 36 = 6 = 36 = 6 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵) 1 1 1 = 6 × 6 = 36 Total = 100