Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya DEPARTEMEN WANITA GEREJA BETHEL INDONESIA I Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan Istri Yang Cakap Siapa Yang Akan Mendapatkannya PENULIS Pdt. dr. Olly. E. Mesach Pdt. dr. Noenik Dwidjo Saputro, M.Kes Pdt. Yuliana Abednego, M.Min Pdt.dr. Eunike Sadrach Pdm. Dra. Lydia Soehandoko, S.Th Pdt. Silfani So, S.PAK Pdt. Suharni Erastus Pdm. Laura Garchia Mesach Pdt. Dr. Gernaida Pakpahan Pdt. Elda Silvia Mangunsong, S.Th Pdt. Dra. Evelyn L. Tandyawasesa, MTh dr.Anggia Hapsari,SpKJ EDITOR Pdt. Silfani So, S.PAK Sumarni Elsa, Dipl.Sp.ed Pdm. Ivonne Sandra, M.Th Pdt. Dra. Evelyn L. Tandyawasesa, M.Th Pdm. Dr. Susanna Kathryn, S.Si, M.Th Pdp. dr.Anggia Hapsari, SpKJ Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan Istri Yang Cakap Siapa Yang Akan Mendapatkannya Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, sesuai dengan hak cipta. Cetakan : 1 Tahun : 2016 Copyright © 2016 Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 65 Cempaka Putih Timur Jakarta Pusat - 10510 Tel. 021 - 420 6330 Fax. 021 - 420 6330 UNTUK KALANGAN SENDIRI DAFTAR ISI Kata pengantar Ketua BPH GBI 1 Kata pengantar Ketua Departemen Wanita GBI 2 Komentar 4 Peran Istri Hamba Tuhan Sebagai Penolong Suami 7 Etika Istri Hamba Tuhan dan Istri Gembala Jemaat 17 Karakter Kristus 29 Membangun Kehidupan Doa 49 Pujian dan Penyembahan 61 Hermeneutik 73 Homiletika 89 Kepemimpinan 119 Pelayanan Konseling dan Pelepasan 131 Pelayanan Visitasi 145 Keharmonisan Suami Istri 162 Pengelolaan Keuangan Keluarga Hamba Tuhan 179 Kiat Menjaga Tubuh Sebagai Bait Allah 189 Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) 203 Kata pengantar Ketua BPH GBI Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia mengucapkan Selamat atas terbitnya buku Pedoman Pelayanan Praktis Istri hamba Tuhan yang berjudul “ISTRI yang CAKAP siapa yang AKAN mendapatkannya” yang diterbitkan oleh Departemen Wanita Bethel Indonesia. Buku “ISTRI yang CAKAP siapa yang AKAN mendapatkannya” menurut pemahaman saya, memiliki nilai luar biasa bagi seorang istri dan kebanggaan bagi seorang suami, dengan pengertian : 1. Bicara istri yang cakap bicara tentang karakter atau kepribadian seorang wanita yang menjadi pendamping bagi suami dan anak-anak. 2. Istri yang cakap memiliki nilai yang sangat luhur bagi kelangsungan keluarga dan generasi. 3. Istri yang cakap adalah kebanggaan keluarga, gereja dan masyarakat. Ada suatu ungkapan yang mengatakan bahwa, sukses seorang suami karena ada seorang istri yang selalu menopang. Ungkapan ini memberi sebuah pemahaman betapa berpengaruhnya seorang istri sebagai pasangan hidup terhadap tugas dan panggilan seorang suami. Buku yang diterbitkan oleh Departemen Wanita Gereja Bethel Indonesia diharapkan dapat memperlengkapi para wanita khususnya istri-istri Gembala untuk mendampingi suami dalam mengerjakan tugas-tugas panggilan Ilahi. Pdt. Dr. Japarlin Marbun, M.Pd. Ketua Umum BPH GBI 1 Kata Pengantar Ketua Departemen Wanita GBI Syalom, Merupakan sukacita tak terhingga bagi pengurus pusat Wanita Bethel Indonesia karena di awal tahun 2016 kami dapat mempersembahkan sebuah buku panduan bagi para istri hamba Tuhan GBI yang dengan setia mengabdi bagi kerajaan-Nya, yang tersebar baik di kota-kota besar maupun di pelosok-pelosok desa, di Indonesia maupun di manca negara. “Buku Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan” ini merupakan kumpulan tulisan para istri hamba Tuhan berdasarkan pengetahuan dan juga pengalaman mereka di ladang pelayanan. Dikemas dengan apik dan sederhana, buku ini diharapkan dapat membuka wawasan, menambah pengetahuan dan memacu semangat para istri hamba Tuhan yang mendapatkan kepercayaan dan kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam pelayanan bersama dengan suami. Tentu saja buku ini tidaklah mungkin mampu menjawab semua kebutuhan dan permasalahan yang begitu beragam yang dihadapi para istri hamba Tuhan tetapi setidaknya keberadaan buku ini merupakan bentuk penghargaan dan kepedulian pengurus pusat Wanita Bethel Indonesia terhadap para istri hamba Tuhan yang berjuang tanpa lelah mendampingi suami dalam berkarya bagi Sang Majikan Agung. 2 Harapan kami, buku yang kami terbitkan sebagai persembahan istimewa bagi para istri hamba Tuhan dapat disambut dengan penuh sukacita dan dipergunakan semaksimal mungkin dalam pelayanan. Akhirnya doa kami bagi para istri hamba Tuhan di manapun berada, tetaplah berkarya, tetaplah setia dalam kondisi apapun dan tetaplah menghasilkan buah bagi kerajaan Allah. Bagi Dialah segala kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin! Tuhan memberkati! Bagi kemuliaan-Nya, Pdt. dr. Eunike Sadrach Ketua Departemen Wanita Gereja Bethel Indonesia 3 Komentar Untuk Buku “Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan” Dengan segala pujian syukur kepada Tuhan Yesus, sebagai Kepala Gereja, maka kini Wanita Bethel Indonesia mempersembahkan pula talenta mereka dalam penulisan dan penerbitan “Buku Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan”. Karya penulisan mereka yang pertama “Wanita Cakap Berdampak Modul I “ telah diluncurkan pada tahun 2012 sebagai modul pembinaan para wanita sebagai Istri, Ibu dan Wanita dalam jemaat dan masyarakat di seluruh WBI di Indonesia dan Luar Negeri. Kini dengan bimbingan Roh Kudus, karya berlanjut “Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan” dipersembahkan kepada Tuhan Yesus, Kepala Gereja dan Gereja Bethel Indonesia, khususnya para istri hamba Tuhan, pejabat wanita maupun para hamba Tuhan pria. Dengan menyimak artikel-artikel yang terdapat dalam buku ini, kami harapkan bahwa para hamba Tuhan pria akan memperoleh visi baru tentang peran dan karunia Roh para pendamping mereka, serta membantu me-“maksimalkan” mereka dalam menjalankankan rancangan Tuhan bagi mereka. Buku ini “dilahirkan” dalam Visi Masa Tuaian Besar Gereja Tuhan pada akhir zaman dan kiranya menjadi berkat untuk semua. “SOLI DEO GLORIA”. Pdt. dr. Olly E. Mesach Penasehat PP WBI Dengan mengucap syukur pada Tuhan pada akhirnya Departemen Wanita GBI dapat membuat buku pegangan untuk perempuan khususnya untuk istri Hamba Tuhan dan juga hamba Tuhan perempuan. Dengan isi yang cukup padat kami berharap buku ini betul-betul dapat bermanfaat dan memperlengkapi banyak perempuan sehingga kita semua perempuan-perempuan dapat 4 bersama-sama maju menjadi kuat, berhikmat dan berdampak bagi diri sendiri, gereja, jemaat dan masyarakat. Harapan kami akan menyusul bukubuku lain yang dibuat oleh tim dari Departemen Wanita GBI yang berguna untuk generasi dimasa yang akan datang. Ucapan terima kasih disertai rasa bangga kami buat seluruh tim yang ada di Departemen Wanita GBI, maju terus Tuhan menyertai kita semua. Pdt. Dr. Noenik DS, M.Kes Penasehat PP WBI Di tengah berbagai upaya dari Sinode Gereja Behel Indonesia melakukan terobosan-terobosan menjadikan GBI Mantap, buku ini diterbitkan pada waktu yang tepat karena beberapa alasan : 1. Ditulis dengan minat dan semangat yang baru, bukan sebagai penonton yang “heboh” tetapi sebagai bagian dari perubahan itu. Wanita Bethel Indonesia sebagai penyumbang besar perubahan menuju GBI Mantap. Buku ini dengan isinya yang sangat lengkap dan memberkati akan memberikan jawaban atas kebutuhan pelayananan sebagai ibu gembala dan tugas–tugas pelayanan pastoral lainnya. 2. Huruf ‘M’ pada kata mantap merupakan penjabaran dari kata Maju. Kemajuan yang diharapkan pada Gereja baik dari tingkat Sinode sampai pada tataran gereja lokal tidak hanya bertumpu pada Kaum Pria, namun Wanita juga maju bersama-sama. Dengan diterbitkannya buku yang berjudul Istri Cakap siapakah yang mendapatkannya ? Yang berisikan Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan adalah bukti bahwa Departemen Wanita BPH GBI telah menjadi bagian dari perubahan dimana Pejabat GBI pria maupun wanita, Bapak Gembala dan Ibu Gembala jemaat harus maju secara bersama-sama. 5 3. Buku ini secara kongkrit telah mendukung pemantapan fokus program BPH GBI yaitu tahun 2016 adalah tahun ‘Penuaian’. Para penuai harus diperlengkapi dengan alat–alat tuaian yang memadai agar hasil tuaian dicapai secara maksimal. Wanita Bethel Indonesia harus menjadi penuai yang handal, buku ini akan membantu mencapai maksud tersebut. Buku ini sangat memberkati. Pdt. Vina Tandi Cahyono, S.Pd.K Ketua Korda WBI Jawa Barat Saya percaya buku ini akan menolong dan memberikan tuntunan kepada setiap istri hamba Tuhan untuk lebih maksimal dalam pelayanan. Pelayanan maksimal tentunya didukung oleh hikmat dari Tuhan dan urapan Roh Kudus. Buku ini ditulis oleh istri hamba Tuhan yang sudah memiliki pengalaman berkarya di ladang Tuhan. Jadi buku ini ditulis bukan sekedar sebuah teori tetapi lahir dari pengalaman praktis dalam pelayanan. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi berkat bagi para istri hamba Tuhan. Selamat melayani dalam pengurapan Ilahi. Pdt. Hengky So, M.Th Ketua Dept. Teologia GBI 6 PERAN ISTRI HAMBA TUHAN SEBAGAI PENOLONG SUAMI Pdt. Suharni Erastus 7 Seorang istri hamba Tuhan sangat berperan penting dalam pelayanan gereja. Yang dimaksud dengan istri hamba Tuhan adalah istri-istri pendeta yang melayani jemaat atau yang biasa disebut sebagai ibu gembala. Di gereja-gereja dimana majelis gereja banyak berperan, seorang pendeta bukan sebagai pengambil keputusan tunggal, maka istri hamba Tuhan tidak terlalu dilibatkan dalam pelayanan. Mereka juga tidak dituntut untuk dapat mendampingi suami dalam tugas pelayanan secara penuh. Istri hamba Tuhan lebih berperan sebagai istri yang mendampingi suami dalam rumah tangga. Tidak sedikit pendeta di gereja-gereja tersebut hanya seperti karyawan di dalam gereja. Berbeda dengan hamba Tuhan di Gereja Bethel Indonesia, pendeta berperan sebagai seorang “pemilik” yang menentukan maju mundurnya sebuah kegiatan gereja atau pelayanan. Di Gereja Bethel Indonesia, seorang istri hamba Tuhan seringkali dituntut untuk memiliki kapasitas diri seperti hamba Tuhannya sendiri. Dalam lingkungan Gereja Bethel Indonesia, dimana hamba Tuhan atau gembala menjadi orang nomor satu yang memegang peranan penting dalam gereja, faktanya istri hamba Tuhan atau istri gembala memegang peranan nomor dua setelah suami. Tidak sedikit istri-istri hamba Tuhan yang mendominasi rumah tangga, juga cenderung akan mendominasi pelayanan, sehingga istri hamba Tuhan memegang peranan nomor satu dalam gereja. Dalam hal ini, kalau dia adalah istri gembala jemaat maka sejatinya istri gembala adalah gembala jemaat. Kondisi seperti ini tentu bukan kondisi yang sehat di dalam gereja. Harus diingat bahwa sesuai dengan Firman Tuhan, istri adalah penolong suami. Kalau suami yang menjadi hamba Tuhan maka istri adalah penolong bagi suami. Tidak tertutup kemungkinan, yang sering terjadi dalam situasi-situasi tertentu yang sangat ekstrim, istri hamba Tuhan bisa mengambil alih tugas pelayanan sang suami. Situasi-situasi tersebut antara lain: 8 1. Hamba Tuhan mengalami suatu penyakit yang berat sehingga tidak dapat mengerjakan tugas pelayanan sebagai pelayan jemaat. Dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan hamba Tuhan melakukan tugas hamba Tuhan, seorang istri hamba Tuhan mengambil alih tugas pelayanan tersebut. Tentu dibantu oleh staf hamba Tuhan dan perangkat pelayan-pelayan yang lain. Walaupun demikian, istri harus terus menerus membicarakan pelayanan dengan suami selama masih memungkinkan. 2. Hamba Tuhan yang jatuh dalam pelanggaran moral sehingga dijatuhi disiplin gereja atau dipecat. Tentu dalam koridor pertimbangan pimpinan organisasi Gereja Bethel Indonesia yaitu Badan Pekerja Daerah dan Badan Pekerja Harian GBI. Dalam situasi tersebut, istri hamba Tuhan harus menghindari membicarakan kegagalan suaminya. Bila disiplin gereja selesai maka istri hamba Tuhan harus mengembalikan tugas pelayanan kepada suami. Tetapi istri harus lebih banyak berperan, sebab hamba Tuhan yang jatuh dalam dosa atau pelanggaran moral akan banyak kehilangan kepercayaan dari jemaat. 3. Hamba Tuhan sibuk dengan kegiatan di luar gereja seperti tugas sebagai pejabat pemerintah, karyawan sebuah perusahaan swasta, mengelola bisnis pribadi dan lain sebagainya. Pengambilalihan tugas disini bisa bersifat temporal atau sementara. 4. Ketidakmampuan hamba Tuhan menyelesaikan suatu masalah berhubung kondisi kejiwaan tertentu sehingga hamba Tuhan tidak dapat menangani suatu masalah, maka istri hamba Tuhan berperan penuh terlibat di dalam masalah yang ada. Tentu semua berdasarkan pertimbangan dan persetujuan hamba Tuhan yang bersangkutan. 9 Istri hamba Tuhan harus dapat mengambil alih tugas suami hanya dalam situasi ekstrim. Dikatakan situasi ekstrim maksudnya adalah situasi yang sangat terpaksa, dimana istri hamba Tuhan mengambil alih tugas pelayanan sehubungan dengan alasan-alasan tertentu yang sangat khusus, yaitu ketika suami tidak dapat mengambil bagian dalam pelayanan. Hal ini merupakan keadaan yang tidak ideal, sebab idealnya istri hanya sebagai penolong bukan mengambil alih tugas hamba Tuhan. Sering terjadi jika hamba Tuhan meninggal dunia, maka secara otomatis istri hamba Tuhan yang menggantikan tugas suami. Oleh sebab itu, seorang istri hamba Tuhan harus terlibat dalam pelayanan secara penuh. Walau tidak mendapat tugas secara khusus atau sering suami tidak melibatkannya, istri hamba Tuhan harus selalu mencari tempat untuk dapat berperan dalam pekerjaan Tuhan. Tuhan akan selalu menyediakan ruangan bagi istri hamba Tuhan untuk berperan dalam pelayanan. Jangan sampai terjadi ketika hamba Tuhan meninggal dunia istri tidak bisa melanjutkan pelayanan suami sebab tidak terbiasa melayani. Mengingat betapa besar peran istri hamba Tuhan dalam pelayanan maka perlu istri hamba Tuhan memperhatikan beberapa hal ini: Pertama Seorang istri hamba Tuhan harus memiliki kedewasaan rohani yang memadai sehingga dapat mengimbangi pelayanan suami. Kedewasaan rohani di sini maksudnya adalah bahwa istri hamba Tuhan harus berkarakter agung yang dapat menunjukkan pribadi Tuhan Yesus, seandainya Dia hidup di jaman sekarang. Sering dijumpai istri hamba Tuhan berkarakter buruk sehingga menjadi batu sandungan bagi jemaat. Istri harus berjuang terus menerus memerangi karakter buruknya. Kesediaan untuk menanggulangi cacat karakter ini membuka peluang 10 Roh Kudus bekerja memperbaharui roh dan pikirannya sehingga menjadi wanita yang agung di mata Tuhan dan manusia. Karakter ini hal yang paling utama, lebih dari segala sesuatu. Karakter yang baik berstandar Kristus akan menjadi pesona tiada tara bagi seorang istri hamba Tuhan. Kedua Hendaknya istri hamba Tuhan tidak materialis. Harus diperhatikan bahwa ini adalah kelemahan yang menonjol dari banyak istri hamba Tuhan. Oleh sebab itu istri hamba Tuhan harus selalu merasa cukup dengan apa yang ada. Prinsipnya adalah asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1 Tim. 6:8). Tidak mengingini barang yang orang lain miliki, tidak terikat atau menggandrungi barang bermerek, harus selalu mengingat bahwa dunia ini bukan rumah kita. Kita bukan berasal dari dunia ini. Semua yang bisa dimiliki dalam dunia ini adalah milik Tuhan, sedangkan harta kita yang sesungguhnya ada di Surga nanti (Luk. 16:12). Kita harus bersedia hidup dalam ketidakmapanan sebab teladan kita yaitu Tuhan Yesus berprinsip “serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Dia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya”. Hidup ini hanya untuk mengabdi kepada Bapa dan kemapanan hidup akan kita miliki nanti di Rumah Bapa. Kalau seorang istri hamba Tuhan merindukan kemapanan hidup, maka ia tidak dapat melayani segenap hidup tanpa batas bagi Tuhan. Istri hamba Tuhan tidak boleh menjadi perongrong suami karena dapat menjadikan suami materialistis juga dan melakukan pelanggaran moral dalam hal keuangan. Istri hamba Tuhan seharusnya menginspirasi suami supaya tidak menjadi hamba uang. Kalau suami tidak menjadi hamba uang maka pelayanannya pasti sangat efektif dan luar biasa. Dalam kondisi tertentu istri hamba Tuhan dapat bekerja, berbisnis atau melakukan kegiatan mencari penghasilan demi mendukung pelayanan suami dan berjalannya pelayanan gereja. 11 Ketiga Hendaknya seorang istri hamba Tuhan dapat menyimpan rahasia. Karena istri sering mendengar banyak rahasia jemaat dari suami, maka ia harus bisa menyimpannya dengan ketat. Betapa jahatnya kalau istri hamba Tuhan suka ikut-ikutan ibu-ibu lain membicarakan seseorang yang tidak ada ditengah-tengah mereka. Ini adalah kelemahan yang sangat menonjol di kalangan istri hamba Tuhan. “Mulut bocor” istri hamba Tuhan merusak tatanan pelayanan dan membuat jemaat tidak mempercayai hamba Tuhannya. Sangat celaka kalau istri hamba Tuhan membicarakan kelemahan, kekurangan atau kegagalan suami kepada orang lain. Istri yang dapat menjaga mulutnya dapat membangun kepercayaan jemaat bukan saja pada dirinya tetapi juga pada suaminya. Keempat Hendaknya istri hamba Tuhan berdandan dengan pantas. Penampilan istri hamba Tuhan dari ujung rambut sampai ujung kaki pasti diperhatikan semua orang. Istri hamba Tuhan sering dipandang seperti ikan Arwana sendirian di aquarium yang diperhatikan semua orang. Istri hamba Tuhan yang berdandan berlebihan tidak menjadi berkat bagi jemaat termasuk juga dalam memantaskan diri dengan perhiasan yang dikenakan. Hal ini bukan berarti istri hamba Tuhan tidak boleh mengenakan perhiasan, tetapi harus mengenakan perhiasan secara pantas. Dengan penampilan yang pantas seorang istri hamba Tuhan akan menunjukkan bahwa hamba Tuhan sukses atau berhasil “menghamba-Tuhankan” istri. Hal ini membangun kepercayaan dan rasa hormat jemaat kepada hamba Tuhan. 12 Kelima Hendaknya istri hamba Tuhan mengerti dan menerima bahwa suaminya adalah milik banyak orang. Hal ini memang suatu hal yang sulit. Seringkali seorang hamba Tuhan terkesan tidak memperhatikan keluarga sehubungan dengan kesibukannya mengurus orang lain. Dalam hal ini terkesan keluarga ditelantarkan. Hal ini terjadi sebab sering jemaat merasa belum dikunjungi, belum didoakan atau belum diperhatikan kalau bukan oleh hamba Tuhannya sendiri. Tidak sedikit jemaat yang tidak mau dikonseling atau dilayani oleh pengerja gereja atau majelis jemaat. Mereka menuntut hamba Tuhannya sendiri yang melayaninya. Dalam kondisi seperti ini seorang istri hamba Tuhan berfungsi sebagai ibu dan juga bapak bagi anak-anaknya. Jika istri dapat mengimbangi atau menutupi kekurangan suami mengurus rumahtangga, maka istri hamba Tuhan dapat menjadi tiang utama atau pilar yang sangat penting bagi seluruh bangunan gereja tersebut. Tetapi kalau istri merongrong terlalu banyak waktu suami yang harus disediakan bagi jemaat, maka banyak pekerjaan pelayanan yang pasti terbengkalai. Keenam Hendaknya seorang istri hamba Tuhan tidak merasa cemburu dan terbuang ketika suami diperhatikan, diidolakan dan dikagumi oleh banyak orang sehingga terkesan istri hamba Tuhan tersingkirkan. Cemburu di sini bukan cemburu dalam arti suami dekat-dekat dengan wanita lain. Tentu saja kalau suami dekat-dekat secara tidak pantas dengan wanita lain istri patut cemburu, karena kecemburuan tersebut pantas dan bisa menghindarkan suami dari kejatuhan. Tetapi kalau cemburu karena tidak mendapat penghargaan yang sama dengan suami dari jemaat maka akan 13 membangkitkan perasaan dendam dan tidak suka terhadap suami. Ciri dari wanita ini adalah suka mencari kesalahan suami, selalu berusaha membuktikan kegagalan suami, dan suka mencela kekurangan suami di depan orang lain. Sampai tingkat tertentu mencari orang atau teman untuk berpihak dengan dirinya melawan atau beroposisi terhadap suami secara diam-diam. Apapun yang terjadi istri hamba Tuhan harus selalu berdiri disamping suami sebagai pembelanya. Hal ini akan melestarikan dan memperkokoh tugas pelayanan suami sebagai pengawal Kerajaan Surga. Ketujuh Istri hamba Tuhan hendaknya dapat menjadi penengah ketika suami mengalami konflik dengan anggota majelis, pengurus atau aktivis lainnya. Istri hamba Tuhan hendaknya tidak ikut terlibat dalam konflik agar dapat menjadi juru damai di tengah-tengah situasi yang tidak baik tersebut. Ini bukan berarti istri hamba Tuhan berkhianat kepada suami atau tidak membela suami, tetapi sebisa mungkin dapat menjadi penengah agar tidak ada korban dalam konflik tersebut. Ketika seseorang kecewa terhadap hamba Tuhan, istri dapat meneduhkan hatinya sehingga jemaat tidak terhilang. Istri dapat menjadi tempat pelarian bagi jemaat atau pengurus yang kecewa terhadap hamba Tuhannya. Betapa besar peran istri hamba Tuhan di sini. Kedelapan Istri hamba Tuhan hendaknya dapat mengendalikan perasaan. Sebagai wanita hal ini tidak mudah. Ada kecenderungan wanita tidak mampu mengendalikan perasaan dengan baik. Orang yang tidak mengendalikan perasaan menjadi mudah marah dan mudah tersinggung dan lain 14 sebagainya. Istri hamba Tuhan hendaknya dapat menjadi peneduh bagi hamba Tuhan yang temperamental, mudah marah, mudah tersinggung dan emosi yang tidak stabil. Kalau istri hamba Tuhan tidak mampu mengendalikan perasaannya sendiri, ia tidak dapat menjadi peneduh bagi suami. Istri hamba Tuhan jangan menjadi penyebab ketidakstabilan emosi suaminya sebagai hamba Tuhan. Pengaruh istri hamba Tuhan terhadap emosi dan perasaan suami sangat besar. Ketidakstabilan emosi suami sebagai hamba Tuhan yang memimpin jemaat menentukan keputusankeputusan besarnya. Kesembilan Istri hamba Tuhan harus rela kehilangan segala hak demi pelayanan pekerjaan Tuhan, sebab Yesus sendiri telah melepaskan semua hakNya (Fil. 2:5-8). Melepaskan hak untuk Tuhan adalah rahasia bagaimana seseorang dipakai oleh Tuhan. Melepaskan hak artinya “rela” tidak menikmati apa yang menjadi bagian atau haknya” atau rela melepaskan apa yang menjadi miliknya demi kepentingan kerajaan Allah. Hakhak tersebut antara lain “hak untuk dihormati dan disanjung, dikasihi, diperlakukan adil, menikmati milik sendiri, hak dilayani, hak hidup wajar seperti manusia lain dan lain sebagainya”. Orang yang rela melepaskan hak adalah adalah orang yang melayani Tuhan. Peragaan melepaskan hak ditunjukkan Tuhan dalam Yohanes 13:5, 12-14. Maksud tindakan Tuhan mencuci kaki murid-murid-Nya tersebut adalah memberi teladan agar kita melepaskan hak seperti Dia. Kesepuluh Harus disadari bahwa menjadi istri hamba Tuhan adalah suatu kehormatan yang sangat luar biasa. Panggilan sebagai hamba Tuhan sendiri adalah 15 panggilan yang sangat istimewa, maka menjadi istri hamba Tuhan juga merupakan panggilan yang sangat istimewa. Tetapi di sisi lain, tanggungjawab dan beban sebagai istri hamba Tuhan juga sangat berat, sebab pekerjaan Hamba Tuhan adalah pekerjaan yang sangat berat. Istri hamba Tuhan hendaknya tidak berharap memiliki kenyamanan hidup seperti istri-istri dari pria yang tidak menjadi hamba Tuhan. Kalau seorang istri hamba Tuhan mengharapkan kenyamanan hidup seperti istri pria pada umumnya dengan segala profesi mereka, maka ia akan merasa menjadi wanita paling malang. Istri hamba Tuhan seperti ini akan menghancurkan pelayanan suami dan gereja yang dilayani oleh suami. Akhirnya, istri hamba Tuhan tidak boleh berhenti belajar. Seirama dengan perkembangan jaman istri hamba Tuhan harus belajar terus-menerus. Harus diingat bahwa seorang yang berhenti belajar berarti membunuh sebagian nyawanya. Khususnya bagi istri hamba Tuhan di kota-kota besar, harus belajar mengerti tehnologi informatika, internet dan lain sebagainya. Istri-istri hamba Tuhan yang tidak belajar akan mengalami kesulitan mengikuti pelayanan suami dan kegiatan gereja yang semakin modern. Istri-istri hamba Tuhan tidak boleh berhenti membaca. Dari bukubuku bacaan tersebut istri-istri hamba Tuhan belajar secara “otodidak” (belajar sendiri tanpa guru). Gurunya adalah orang-orang hebat yang menulis buku-buku tersebut. Istri hamba Tuhan juga tidak boleh kurang pergaulan dan wawasan. Mengikuti perkembangan jaman melalui koran, berita dari media lain merupakan bagian penting pembelajaran hidup yang tidak boleh berhenti. Suatu hari ketika Tuhan Yesus datang kembali istri-istri hamba Tuhan juga dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus. 16 ETIKA ISTRI HAMBA TUHAN DAN ISTRI GEMBALA JEMAAT Pdt. dr. Olly.E.Mesach 17 PENDAHULUAN Seorang istri gembala jemaat sama seperti para istri lain, mempunyai tanggung jawab dan kewajiban dasar yang sama terhadap suami dan keluarga mereka. Allah telah menciptakan wanita untuk menjadi penolong yang sepadan bagi suami mereka, entah suami adalah seorang pekerja, rohaniawan, petani, profesional, pedagang dsb. Tanggung jawab para istri adalah dalam memenuhi kebutuhan jasmani, emosional dan spiritual suami serta keluarga, sesuai dengan yang ditentukan oleh Tuhan. Seorang istri yang bersuamikan seorang profesional, seperti istri dokter, istri guru, istri tentara, istri hakim dan sebagainya, tidak harus seorang yang memiliki profesi dan keahlian yang sama. Namun ia harus dapat memahami pekerjaan dan panggilan hidupnya dalam mendampingi suami serta memberi dukungan, khususnya dalam menghadapi masalah, persoalan, musibah dan kegagalan. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jemaat, tidak harus seorang pejabat gereja, namun memiliki beban dan tanggung jawab yang kadangkadang melebihi beban istri-istri yang lain. Pendampingan sebagai penolong yang sepadan termasuk pendampingan dalam doa syafaat dan doa peperangan rohani, serta sumbangan pemikiran atau nasehat yang bijak. Ia perlu memiliki karakter Kristus yang kuat, agar dapat menopang suami dan jemaat. Ia harus menunjukkan keteladanan dalam penundukan diri terhadap suami dan menunjukkan rasa hormatnya kepada suami di rumah maupun di tengah jemaat. Karakter seperti inilah yang akan sangat berdampak positif kepada pelayanan sang suami. Rasa hormat kepada suami akan memampukan suami untuk memiliki harga diri serta menuju panggilannya yang tertinggi. Karakter Ilahi seperti ini akan 18 membuat atmosfir dalam rumah tangga nyaman bagi suami dan anakanak, maupun di tengah jemaat. PANGGILAN DAN FUNGSI Seorang istri hamba Tuhan ataupun istri gembala, merupakan penolong dan teman sekerja di ladang Tuhan. Ia harus berani membuat komitmen pelayanan, baik dalam keadaan baik maupun kurang baik. Tidak merupakan keharusan, bahwa seorang istri hamba Tuhan adalah seorang dengan latar belakang pendidikan Sekolah Teologia. Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, ia dapat mempelajari cara-cara pelayanan yang dibutuhkan melalui buku-buku, seminar-seminar, pelatihan, mentoring, dsb. Seorang istri hamba Tuhan ataupun istri gembala, harus menyadari akan kemungkinan datangnya masalah-masalah, tekanan hidup, bahkan salib yang harus ikut dipikulnya bersama suami. Ia akan sering kehilangan “privacy” dalam rumah tangga dan kehidupan sehari-hari. Telpon rumah dan telpon selulernya akan nonstop berbunyi, tanda ada jemaat yang ingin menyampaikan derita, sukacita, kebutuhan atau sekedar ingin “ngobrol” karena kesepian. Bila pastori bersebelahan dengan gereja, maka perabot, pernak-pernik, sering pindah tempat karena ”dipinjam sebentar”. Istri hamba Tuhan atau istri gembala harus merasa berbesar hati, karena ini tandanya bahwa ia adalah “Ibunda” bagi banyak orang dan jemaat merasa betah dalam rumahnya. Meninggalkan anak yang sedang kurang sehat atau menghadapi ujian dan ulangan, demi pelayanan, sering memerlukan hikmat untuk mengatakan “iya” atau ”digantikan orang lain.” Iapun harus sangat mengandalkan Tuhan dalam menghadapi tekanan hidup dalam soal keuangan, saat mereka melayani jemaat yang terdiri 19 dari kelas ekonomi lemah. Biaya transpor anak sekolah, uang sekolah, makanan yang bergizi, kesehatan, pakaian dan sebagainya kadangkadang sangat menekan. Berbahagialah istri hamba Tuhan atau istri gembala yang diperkenankan Tuhan mengalami hal-hal tersebut, karena ia pasti akan mengalami kejutan-kejutan dari Tuhannya yang ternyata adalah Yehova Jireh! Kehidupan dan kepasrahan penuh seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala, yang berkenan di hati Yesus tidak akan dikecewakan, namun sangat dihargai olehNya. PEDOMAN HIDUP Pedoman hidup seorang istri hamba Tuhan ataupun istri gembala ialah Firman Tuhan. Hal tersebut dapat dijelaskan di bawah ini : 1. 1 Petrus 3:1-4 Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya harus tunduk kepada suami dan memiliki kemurnian serta kesalehan hidup. Perhiasannya bukanlah perhiasan lahiriah. Kecantikannya merupakan “kecantikan batiniah”, yang sering disebut sebagai “kecantikan yang memancar dari dalam” atau “Inner beauty”. 2. 1 Timotius 3:11 Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya seorang yang terhormat, tidak suka memfitnah, dapat menahan diri, dapat dipercayai dalam segala hal dan memiliki kehidupan nikah dan kehidupan keluarga tidak tercela. 3. Efesus 5:33 Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya menghormati dan menghargai suami di rumah, di depan anak-anak, maupun di depan umum. 20 ETIKA DALAM PELAYANAN 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memahami panggilan, pelayanan dan kedudukan suami. 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya ikut melayani sesuai dengan talenta dan karunia Roh Kudus yang ia miliki. 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memiliki dan memelihara kehidupan doa dan saat teduh yang intensif. 4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya membaca dan mempelajari Alkitab setiap hari dengan mendalam. 5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya rajin membaca buku-buku maupun majalah rohani untuk meningkatkan ketrampilan bagi pelayanan yang ditugaskan, seperti konseling, pendampingan anggota jemaat di masa-masa yang sulit, pengetahuan dan tafsir Alkitab, pendidikan anak, pelayanan Sekolah Minggu, berkhotbah, dsb. 6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya mengikuti seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, khususnya yang berhubungan dengan pengajaran, doa, pekabaran Injil, cara-cara pelayanan mimbar, pelayanan pastoral, dsb. ETIKA DALAM KEHIDUPAN PRIBADI 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala seharusnya tidak hidup dalam dosa. 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya menyadari 21 bahwa tubuh ini adalah bait Roh Kudus. Hal itu terlihat dari bagaimana kita menjaga kesehatan dan pola makan kita. 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memberikan kesan yang baik dan sopan ketika menyantap makanan, tidak terkesan rakus atau lahap. 4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya tidak menggunakan zat-zat adiktif. 5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memperhatikan cara berpakaian dan berdandan karena pakaian kita membawa “pesan” panggilan kita. Berpakaian sopan dengan warna maupun asesoris yang serasi menimbulkan kesan berwibawa pada diri kita. Bila ada kedekatan dengan Roh Kudus, maka Ialah yang menuntun kita, bahkan dalam hal berpenampilan yang memuliakan Bapa di sorga. Hindarilah memamerkan kemewahan dalam berpenampilan. Acuan kita adalah pakaian “mempelai perempuan Sang Anak Domba” (Wahyu 19:7-8). 6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memiliki waktu berolah raga supaya tubuh tetap sehat. 7. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memiliki gaya hidup yang sederhana, sehingga menjadi panutan serta mendapat respek dari jemaat. ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN JEMAAT 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memberikan pelayanan tanpa membeda-bedakan jemaat. 22 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sedapat mungkin mengenal nama anggota jemaat atau orang yang dilayani. Hal ini mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam gereja-gereja yang memiliki banyak anggota jemaat. Namun kita tentu dapat mengenali jemaat yang rajin, ushers dan para aktivis. Melalui kelompok-kelompok sel, kita pun dapat melihat dan mengenal jemaat secara “mikro”. 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya memberi salam kepada pengunjung ibadah dan jangan mengabaikan para penyandang cacat atau jemaat yang berkebutuhan khusus. Hal ini disesuaikan dengan kondisi setempat. 4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memberikan sentuhan yang ramah. Ingat “Touching people, touching people’s heart”. Saat kita memberi sentuhan kasih dengan ramah, kita memberikan sentuhan pada hatinya. 5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya berlaku sopan dan anggun dalam hubungan terhadap lawan jenis dalam jemaat. ETIKA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala memiliki kehidupan pernikahan yang harmonis, penuh perhatian dan pengertian. 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala memberikan cukup waktu, bahkan banyak waktu untuk keluarga, sehingga memahami kebutuhan jasmani dan rohani anak-anak. Pendidik terbaik adalah ibu dan bukan “ibu upahan”. Guru agama terbaik adalah juga ibu bersama 23 bapak. Berdoa dan bersaat teduh dengan anak-anak akan menjadikan mereka orang-orang Kristen yang kuat dan handal di masa depan. 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya menjadi ibu teladan dan bijak dalam segala hal dalam hubungan dan pergaulan dengan anak-anak. (Lihat bahan WCB Modul 1) 4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jangan berselisih dengan pasangan tanpa kendali di depan anak-anak. 5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jangan membedabedakan dan pilih kasih terhadap anak-anak. ETIKA PENGGUNAAN UANG 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala bukanlah hamba uang. 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala harus disiplin dalam hal alokasi uang (lihat bahan WCB Modul 1). 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala memiliki catatan yang rapi tentang keuangan rumah tangga. 4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak memiliki gaya hidup yang konsumtif dan boros. 5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya jangan menjadi bendahara gereja. 6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jangan menceritakan tentang kesulitan keuangan di dalam keluarga kepada sembarang orang. 24 ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN HAMBA-HAMBA TUHAN, REKAN SUAMI 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya menghargai hamba-hamba Tuhan yang lain, walau beda pendapat. 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak menganggap orang lain sebagai “saingan” atau “ancaman” dalam pelayanan, walau mereka memiliki lebih banyak talenta dan karunia Roh. 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala menjaga solidaritas dengan rekan-rekan hamba Tuhan dan pasangan mereka. 4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala bersedia belajar dari pengalaman maupun kemajuan serta keberhasilan hamba Tuhan lain. 5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala dapat menopang dan mendukung rekan hamba Tuhan yang lain. 6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak membicarakan kesalahan maupun kelemahan sesama hamba Tuhan kepada orang lain. 7. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala mendoakan sesama rekan hamba Tuhan dan keluarga mereka. 8. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala usahakan merangkul serta membantu sesama rekan hamba Tuhan, khususnya yang bermasalah, agar terjadi pemulihan. 9. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tetap rendah hati dan tidak boleh menyombongkan talenta dan karunianya di hadapan rekan hamba Tuhan yang lain. 25 10. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala bersedia membagi pengalaman, pengetahuan serta ketrampilan (skill) dengan rekanrekan hamba Tuhan yang lain. ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN SUAMI 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala membangun komunikasi dengan suami setiap hari makin mendalam serta diperbaharui. 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak membuka rahasia kamar tidur dan rahasia suami kepada orang lain. 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala menjaga kehormatan suami dan tidak mempermalukan suami di depan umum, misalnya dalam memanggil, memarahi suami, membodoh-bodohkan suami, merendahkan suami, dsb. 4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala menjaga keharmonisan dan keintiman, sehingga menjadi panutan (role model) bagi anakanak. ETIKA MENJAGA KERAHASIAAN 1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala dapat menjaga kerahasiaan orang lain yang dipercayakan kepadanya misalnya dalam percakapan konseling. 2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala harus menjaga dan melindungi ungkapan orang lain, maupun catatan pribadinya. 3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala harus dapat dipercaya. 26 ETIKET 1. Etiket atau kesantunan merupakan kunci untuk membuka hati orang lain. 2. Jagalah kesopanan dan kekudusan dalam hubungan pergaulan dengan lawan jenis dalam hal sentuhan dan jamahan, ungkapan kata-kata dan pandangan mata. 3. Perhatikan cara duduk yang sopan dengan merapatkan kedua paha, cara berdiri dan berjalan yaitu berdiri dengan jarak kedua kaki tidak lebar-lebar serta berjalan tidak dengan gaya baris-berbaris atau melangkah seperti sedang berlomba jalan cepat. 4. Jagalah kesopanan dalam cara makan, jangan bersuara atau berbunyi sewaktu makan sampai selesai makan. Pahami penggunaan sendok, garpu dan pisau, terutama dalam jamuan-jamuan resmi. 5. Jagalah kesopanan dalam hal berbicara. Perhatikan usia, kedudukan, jenis lawan bicara kita, khususnya dalam hal bahasa yang dipakai. Tidak kurang penting adalah tatapan mata kita. 6. Pakaian kita membawa pesan. Busana untuk ibadah dan pelayanan mimbar harus dibedakan dengan busana pesta. Potongan leher yang tidak terlalu rendah, tidak akan memberi kesan kurang anggun. Demikian juga potongan baju atas yang tidak ketat dan atau transparan tidak akan mengurangi keindahan dan keanggunan. Busana rapi dengan warna yang tidak mencolok untuk Perjamuan Kudus membawa suasana khidmat dan hormat. Jas dengan warna gelap atau terang akan memberi kesan khusus pada hari-hari besar Gerejawi. 27 Warna pakaian tentunya disesuaikan dengan usia dan tempat. Wanita usia lanjutpun kini tidak ragu-ragu memilih warna cerah, seperti kuning, merah, jingga dsb, sesuai dengan “musim kehidupan mereka”, yang dihubungkan dengan warna-warna musim gugur di belahan bumi yang mengenal empat musim. Make-up sederhana dan serasi akan tidak menarik perhatian jemaat kepada kita sebagai pusat “tontonan” ataupun membuat diri kita lebih “dinikmati dan dikagumi”, ketimbang berita atau pujian yang kita sampaikan. Janganlah juga kita bersaing dengan jemaat soal pakaian atau asesoris yang lain. 7. Dalam kunjungan ke rumah jemaat, kita menjaga arah pandangan mata kita, sehingga tidak memberi kesan, bahwa kita sedang mengamatiamati perbendaharaan rumah orang. Memberi sekedar pujian atas penataan barang atau tata ruang adalah wajar dan memberi rasa senang kepada pemilik rumah. Namun, mengagumi berlebihan dapat memberi kesan, bahwa kita mengingini untuk memiliki barang tersebut. SEKARANG, APA LAGI? Kita perlu teman yang sejati dalam pelayanan. Temukan seorang sahabat yang baik dan dapat dipercaya, ataupun seorang istri hamba Tuhan yang lebih senior atau sebaya, yang bersedia menjadi “mentor” kita. Kita belajar bekerja sama dan bersehati bersatu. “Berdua lebih baik dari pada seorang diri”, Pengkhotbah 4:9a. “Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”, Pengkhotbah 4:12b. Selamat menjalani tugas yang mulia, “Istri Hamba Tuhan dan istri Gembala Jemaat.” 28 KARAKTER KRISTUS (Galatia 5:22-23) Pdm. Dra. Lydia Soehandoko, S.Th 29 PENDAHULUAN Wanita diciptakan Tuhan untuk menjadi penolong bagi pria. Jadi, seorang istri hamba Tuhan harus menolong pelayanan suaminya. Dan memang ternyata peranan istri hamba Tuhan sangat penting dalam membangun dan mengembangkan pelayanan. Tetapi tidak sedikit istri hamba Tuhan menjadi penghalang bagi suaminya bahkan menghancurkan pelayanan suami yang telah dibangun bertahun-tahun lamanya. Salah satu contoh, seorang pelayan Tuhan wanita yang aktif, rendah hati, rajin, setia dan taat. Ia mempunyai talenta dan karunia. Ia adalah guru sekolah minggu, pembina remaja, pemain musik, giat melakukan kunjungan sehingga ia disayangi oleh jemaat dan keluarga bapak gembala. Akhirnya ia dipersunting oleh seorang hamba Tuhan dan melayani di kota lain. Ia menjadi penolong bagi suaminya dalam mengembangkan jemaat dan jemaatnya berkembang pesat. Hatinya mulai berubah dan ia menjadi tinggi hati. Kerendahan hati ditinggalkan, penundukan diri atau ketaatan kepada suami tidak ada lagi, dan mulai meremehkan suaminya di hadapan jemaat. Timbul konflik yang berkepanjangan di keluarga dan di tengah-tengah jemaat. Akhirnya ia dan suaminya harus berdiam diri, tidak diijinkan untuk melayani sementara waktu. Sesungguhnya apa yang terjadi dengan istri hamba Tuhan tersebut? Beberapa puluh tahun yang lalu orang-orang masih mengandalkan atau mengagungkan IQ yang tinggi untuk menjadi berhasil. Demikian juga mereka mengandalkan bakat dan karunia untuk meniti perjalanan pelayanan dan pekerjaan. Banyak orang berpikir bahwa hanya orang yang pandai, berpotensi, berbakat dan mempunyai karunia adalah orang-orang yang pantas untuk menduduki posisi penting dalam pekerjaan, pelayanan, dan lain-lain. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa IQ, bakat dan karunia 30 saja tidak cukup untuk seseorang bertahan dalam posisi tinggi atau kesuksesan pelayanan yang dicapainya. Bukan saja dalam dunia pelayanan tetapi banyak contoh yang kita temui dalam kehidupan keseharian kita baik di pemerintahan, politik, dunia usaha, dunia kerja, orang berjuang keras bahkan menghabiskan dana yang besar hanya untuk mendapatkan sesuatu yang kelihatan hebat secara kasat mata tetapi tidak dapat dipertahankan. Hal yang terpenting sebagai orang Kristen termasuk istri hamba Tuhan bukan masalah kedudukan, posisi, keberhasilan, tetapi menjadi “garam dan terang dunia”. Sesuai perintah Yesus, dimana dan kapan saja setiap orang Kristen harus memberi pengaruh dan perbedaan yang positif melalui sikap, perkataan dan perbuatan yang didasari oleh karakter yang baik, sehingga memuliakan Bapa yang di sorga (Matius 5:16). AW Tozer melukiskan karakter sebagai keunggulan dari moral manusia seperti keunggulan dari emas adalah kemurniannya, keunggulan dari seni adalah keindahannya begitu juga keunggulan dari manusia adalah karakternya. Dengan demikian, karakter sangat penting. Karakter seseorang sangat menentukan keberhasilan pelayanannya. Yang menjadi pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan “karakter”? I. Pengertian Karakter Asal kata “karakter” berasal dari bahasa Yunani yaitu “karasso” artinya menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku (Wyne). Alwisol mendefinisikan karakter sebagai penggambaran tingkah laku 31 dengan menonjolkan nilai (bersalah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit yang ditujukan ke lingkungan sosial, bersifat relatif permanen serta menuntun, mengarahkan dan mengorganisasi aktivitas individu. Dengan kata lain karakter tidak hanya berbicara tentang baiknya sebuah perilaku, indahnya sebuah kalimat atau luar biasanya sebuah karya, tetapi karakter berbicara tentang keseluruhan keberadaan seseorang baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Karakter itu tumbuh dari dalam dan bukan hanya sekedar penampilan luar saja. Untuk menggambarkan pentingnya karakter, diilustrasikan dengan pohon bambu. Pohon bambu adalah tanaman yang kuat, indah dan memiliki banyak kegunaan, mulai dari akar, daun, batangnya. Pohon ini menjulang sangat tinggi dan pohon ini kuat, tidak mudah roboh atau tercabut akarnya walaupun angin besar menerpanya. Hal ini disebabkan karena pohon ini mempunyai akar yang kuat. Pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama, walaupun tiap hari disiram, diberi pupuk sekalipun. Pohon ini hanya tumbuh beberapa puluh sentimeter saja. Namun setelah melewati 5 tahun pertama, maka pertumbuhan pohon bambu tidak dapat dibendung. Pohon ini sangat cepat bertumbuh dengan dahsyat dan ukurannya tidak berbicara sentimeter, tetapi meter. Dan itu terjadi hanya dalam hitungan minggu. Ternyata, selama 5 tahun pertama, pohon bambu mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar bukan pada batang, karena sedang mempersiapkan akarnya sebagai pondasi yang kuat, kokoh untuk menunjang batangnya yang menjulang tinggi. 32 Ilustrasi ini menggambarkan bahwa membangun atau memperkuat karakter (akar) sangat penting sebagai pondasi yang kokoh. Karena karakter yang kuat atau kokoh dapat mempertahankan kesuksesan, keberhasilan yang dicapai. Dengan kata lain, sebelum meniti keberhasilan membantu suami dalam pelayanan, terlebih dahulu persiapkanlah pembangunan karakter. Perhatikan dengan seksama mengenai kehidupan Yesus Kristus. Yesus mulai melayani pada usia sekitar 30 tahun dan ketika Yesus mati disalib diperkirakan Ia berumur 33,5 tahun. Artinya Yesus melayani di dunia hanya sekitar 3,5 tahun. Dengan demikian Yesus dipersiapkan selama 30 tahun untuk masuk pelayanan yang hanya sekitar 3,5 tahun saja. Jadi persiapannya jauh lebih lama dibandingkan dengan lama pelayanannya. Sebab itu Yesus berhasil melakukan kehendak Bapa dengan penuh ketaatan sampai akhir hidupnya dengan tidak mengeluh sedikitpun. Harvard University, Amerika Serikat merilis hasil sebuah penelitian bahwa keberhasilan seseorang dalam mendapatkan pekerjaan ditentukan 80 persen oleh karakternya dan 20 persen oleh kecerdasan. Namun banyak orang mengalokasikan 100 persen hanya untuk mengejar yang 20 persen tersebut. Artinya orang lebih mengejar sesuatu yang kelihatan, daripada membangun karakter yang tidak kelihatan. Kalau demikian bagaimana orang kristen, istri hamba Tuhan memiliki atau membangun karakter yang baik, karakter yang kuat? II. Memiliki Karakter Yang Baik Pada mulanya Allah menciptakan manusia menurut “gambar dan rupa” Allah. Dan Allah mengatakan bahwa semua yang diciptakan-Nya “sungguh 33 amat baik”. Jadi ketika manusia diciptakan, maka manusia mempunyai karakter baik, belum tercemar, masih murni yaitu memiliki karakter ilahi. Setelah kejatuhan manusia pertama yaitu Adam dan Hawa maka semua manusia telah jatuh dalam dosa. Manusia hidup di bawah pengaruh dosa, yaitu hidup menurut daging dengan segala tindakan, kemauan, pikiran dan sikapnya yang bertentangan dengan kehendak Allah. Tercatat dalam Roma 3:10-18 yaitu bahwa “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah dan seterusnya.” Keberdosaan manusia menggambarkan karakter manusia dengan semua keinginannya yang buruk, yaitu hidup dalam kedagingan. Galatia 5:19-21 mencatat, “Hidup dalam kedagingan adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Bahwa barang siapa yang melakukan hal-hal yang demikian tidak mendapat bagian dalam Kerajaan surga.” Dengan demikian manusia tidak mungkin menjadi “terang dan garam dunia”, padahal tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia memuliakan Allah melalui seluruh keberadaannya, termasuk karakternya. Meskipun manusia gagal memenuhi kehendak Allah, tetapi rencana Allah tidak berhenti. Rencana Allah harus digenapi. Oleh sebab itu, Allah memberikan jalan agar manusia dipulihkan dengan cara percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati untuk menebus dosa manusia, sehingga setiap orang yang percaya kepada Kristus adalah : 2 Korintus 5: 17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: 34 yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Efesus 4:22 “Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan.” Paulus mengatakan bahwa setiap orang percaya yang berada dalam Yesus Kristus adalah ciptaan baru. Hal ini berbicara tentang perubahan atau transformasi dari manusia lama menjadi manusia baru, hidup dalam kedagingan menjadi hidup dalam roh. Untuk memahami perubahan tersebut, maka dianalogikan dengan metamorfosa kupu-kupu. TELUR ULAT KEPOMPONG KUPU-KUPU Proses metamorfosa : TELUR merupakan hasil dari fertilisasi antara sel sperma dengan ovum, lalu telur tersebut diletakkan di bawah daun. Setelah 3 atau 5 hari telur tersebut menetas menjadi ULAT. Pada siklus ulat adalah saat yang paling rakus sehingga mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Jika pertumbuhannya sudah maksimal, maka ulat berhenti makan lalu mencari tempat untuk melekat dengan menganyam benang dari air liur untuk masuk ke fase KEPOMPONG. Fase ini disebut fase transisi, bisa berlangsung antara 7 sampai 20 hari. Fase ini sangat penting karena pada fase ini akan dipersiapkan perubahan yang besar. Sel-sel ulat akan berubah membentuk sayap, kaki, mata, dan bagian tubuh lainnya. Pada fase ini diperlukan energi yang sangat besar yang diperoleh dari simpanan makanan pada saat fase ulat. Setelah pembentukan bagian tubuh pada kepompong selesai, maka KUPU-KUPU akan menggunakan cairan khusus untuk melunakkan kepompong sehingga terlihat transparan. Kupu-kupu 35 menggunakan cakar yang tajam untuk merobek kepompong yang sudah lunak untuk keluar. Setelah keluar dari kepompong, kupu-kupu akan merangkak keluar. Sayapnya kusut, lemah, dan agak basah. Setelah kering, mengembang, dan kuat, sayap akan membuka dan akan digunakan untuk terbang. Proses ini memerlukan waktu sekitar 5 jam. Mari perhatikan dengan seksama : A. Tidak serta merta telur menjadi kupu-kupu tetapi melalui tahapantahapan, artinya melalui sebuah proses. B. Dari ulat menjadi kupu-kupu, terjadi perubahan bentuk oleh karena adanya perubahan struktur yang disebabkan perubahan sel dan diferensiasi sel yang mengakibatkan terjadi juga perubahan perilaku dan perubahan tempat kupu-kupu berada. Perubahan ini bersifat total, dari dalam keluar. C. Perubahan itu melibatkan peranan kupu-kupu itu sendiri. Dari analogi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan manusia lama menjadi manusia baru pun sifatnya menyeluruh dari dalam keluar, bukan sebaliknya. Perubahan ini melalui sebuah proses yang terjadi secara terus menerus dan melibatkan peranan manusia itu sendiri. Seperti yang tertulis dalam Kolose 3:10 adalah suatu perubahan yang bersifat total dan melalui suatu proses yang terus menerus, untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. III. Perubahan Manusia Lama Menjadi Manusia Baru Perubahan manusia lama menjadi manusia baru adalah perubahan karakter. 36 Banyak istri hamba Tuhan mengikuti pelatihan dan seminar untuk memperlengkapi mereka dalam pelayanan. Pelatihan berkomunikasi, pelatihan managemen, pelatihan berkhotbah dan mengikuti seminar yang menambah pengetahuan, seminar tentang kepribadian, dan sebagainya. Semua itu diperlukan oleh istri hamba Tuhan untuk memperlengkapi dirinya dalam pelayanan. Tetapi semuanya itu hanya bersifat “luar”. Sedangkan perubahan karakter seperti yang sudah disebutkan di atas, terjadinya dari dalam keluar. Perubahan dari dalam tidak mungkin dilakukan oleh diri sendiri maupun oleh manusia siapa pun tetapi hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri karena standar perubahan itu ditentukan bukan oleh manusia tetapi ditentukan oleh Allah sendiri melalui : A. Firman Allah 2 Timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Ibrani 4:12 “Sebab firman Tuhan hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun, ia menusuk dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Luar biasa kekuatan Firman Tuhan yang mampu mengubah hidup karena Firman Tuhan adalah Allah sendiri. Sebab itu ambil waktu untuk membaca, merenungkan, dan terlebih melakukan Firman Tuhan. Ketika dibenci, belajar arti mengasihi, ketika dikhianati, belajar untuk mengampuni, ketika pekerjaan tidak dihargai orang, belajar sebuah ketulusan, ketika dihina, belajar kesabaran, ketika dicaci maki, belajar arti penguasaan diri. 37 Allah mengijinkan peristiwa yang sulit, menyakitkan, menekan dalam hidup manusia karena melalui semuanya itu membuahkan karakter Kristus semakin bertumbuh kuat. B. Roh Kudus Setelah menerima keselamatan maka orang-orang percaya harus terus bertumbuh dewasa, mengalami perubahan dari manusia lama menjadi manusia baru melalui karya Roh Kudus. Titus 3:5 - Pembaharuan dikerjakan oleh Roh Kudus. Roma 15:16 - Karya Roh Kudus yang menyucikan hidup orang percaya. 1 Petrus 1:2 - Roh Kudus yang menguduskan. Roma 8:13 - berbicara tentang manusia baru sebagai karya Roh yang berdiam dalam hidup orang percaya. Sangat jelas ayat-ayat ini mengatakan bahwa Roh Kudus melakukan pembaharuan, menyucikan, dan menguduskan orang percaya sehingga melalui suatu proses menjadi manusia baru; menanggalkan perbuatan serta perkataan yang dihasilkan oleh keinginan daging. Cara kerja Roh Kudus tidak dapat dilihat dengan kasat mata karena berlangsung dalam hidup orang percaya, tetapi dampak dari pekerjaan Roh Kudus itu nyata yaitu terbentuknya karakter Kristus. Yohanes 3:8 “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” Kita tidak dapat melihat angin, tetapi kita dapat melihat daun 38 bergoyang oleh tiupan angin. Kita tidak dapat melihat secara langsung perubahan seseorang, tetapi setiap orang yang dipimpin Roh Kudus sungguh berubah dan dampaknya dapat dilihat. Karena saat manusia percaya kepada Tuhan, Roh Kudus ada di dalam hidup mereka. Dan Roh Kudus akan berbicara kepada hati nurani mereka untuk melakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Jika mereka hidup di bawah pimpinan Roh Kudus setiap saat dan setiap waktu, maka perilaku dan perkataannya selalu mendapatkan arahan dari pimpinan Roh Kudus. Dengan demikian Roh Kudus akan memproses hidup mereka sesuai dengan karakter Kristus. Jelas perubahan dilakukan oleh Allah melalui Firman-Nya dan Roh Kudus, tetapi orang percaya juga harus mengambil bagian dalam proses perubahan itu. C. Kesadaran diri untuk perlu berubah dan bertobat dari cara hidup lama Allah menciptakan manusia bukan sebagai robot yang terdiri dari besi dan kabel-kabel (benda mati). Robot bergerak, bekerja, dan melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan. Robot tidak dapat memberi respon sesuai dengan kebebasan yang dimilikinya karena robot tidak memiliki kebebasan untuk memilih. Tetapi Allah menciptakan manusia berbeda dengan robot. Manusia diciptakan dengan “free will” atau “kehendak bebas”. Dengan demikian manusia mempunyai kebebasan bertindak, melakukan sesuatu baik yang baik maupun yang tidak baik. Ketika orang percaya tidak menyadari dirinya perlu perubahan, maka sesungguhnya perubahan itu tidak akan pernah terjadi. Tetapi ketika 39 orang percaya menyadari dirinya, maka seharusnya ia menggunakan “kehendak bebas” untuk membuka diri dan meresponi Allah serta mempersilahkan Allah bekerja melalui Firman dan Roh Kudus dalam hidupnya. Wahyu 3:20 “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Ini merupakan awal dari proses pembaharuan itu sendiri. Ketika orang percaya membuka diri untuk sebuah perubahan, maka Allah bertindak untuk melakukan perubahan. Ketika orang percaya membutuhkan bimbingan, maka Allah menyiapkan diri untuk menjadi seorang pembimbing yang luar biasa. Perubahan ini berproses selama hidup karena selama masih hidup manusia harus bergumul melawan kuasa dosa. Sebab itu, tetap bertahan dengan komitmen; baca Firman dan hidup dalam pimpinan Roh karena Roh Allah telah hadir ketika kita percaya. IV. Karakter Kristus Dalam Galatia 5:22-23 Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Buah Roh selayaknya dimiliki oleh istri hamba Tuhan. Karena karakter yang berasal dari Allah sebagai buah Roh merupakan karakter yang sangat diperlukan dan kekal sifatnya. Bagaimana kita menunjukkan kasih kita kepada Allah, bagaimana kita berhubungan dengan orang lain, 40 termasuk kepada jemaat dan terakhir menunjukkan kedewasaan kita di dalam Tuhan. A. Kasih (Agape) Dalam bahasa Yunani, kita mengenal beberapa kata untuk menyatakan kasih. • Eros adalah kasih yang terjadi antara antara laki-laki dan perempuan. • Philia adalah kasih persahabatan atau kasih persaudaraan dan sifatnya bersyarat. • Storge adalah kasih yang terjadi karena adanya ikatan keluarga antara orangtua kepada anaknya dan demikian sebaliknya, antara kakak dan adik, dan terbatas hanya kepada keluarga. Ketiga jenis kasih diatas adalah kasih yang biasanya bersyarat dan berdasarkan timbal balik (take and give). Tiga jenis kasih tersebut dapat dinyatakan serta dialami oleh orang percaya dan yang tidak percaya kepada Kristus, tetapi sangat berbeda dengan Agape. Agape adalah kasih tanpa syarat, tidak menuntut, kasih yang berkorban, mengampuni, kasih yang menerima sesama apa adanya, seperti kasih Kristus kepada manusia yang berdosa. Untuk penebusan umat manusia, Yesus rela dicerca dan mati disalib (Yohanes 3:16). Inilah kasih Agape, kasih yang sempurna. Kasih ini hanya diperoleh dari Allah dan dinyatakan atau dinikmati oleh orang percaya. Agapelah yang mendasari, melengkapi, dan menyempurnakan kasih yang lainnya (Eros, Philia, Storge). Sebagai istri hamba Tuhan, kasih Agapelah yang kita kejar karena kita 41 mendasari seluruh pelayanan bukan dengan motivasi yang lain tetapi berdasarkan kasih Allah yang telah kita terima; melahirkan pelayanan tanpa pamrih dan tanpa pandang bulu (Roma 2:11) seperti yang Yesus lakukan. Dengan kasih Agape, mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan dan dimampukan untuk mengasihi sesama dengan tidak mencari kepentingan diri sendiri. Kasih Agapelah yang mendasari semuanya. B. Sukacita (Chara) Sumber sukacita adalah hanya Yesus Kristus. Bila kita hidup di dalamNya, maka sukacita Ilahi memenuhi hati. Sukacita yang melampui penderitaan, kesesakan, tindasan, aniaya karena Kristus telah melimpahkannya kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Rasul Paulus walaupun dalam penjara tetap dapat bersukacita karena Kristus berdiam dalam hatinya. Sukacita yang mengalir dari kedalaman hati yang penuh ucapan syukur, melimpah keluar karena kebergantungannya kepada Allah yang hidup dan kekal. Sukacita bukan dikarenakan oleh hal-hal yang bersifat lahiriah dan fana, tetapi karena hal-hal yang rohani dan kekal. Istri hamba Tuhan yang memiliki sukacita tidak akan menggerutu dan bersungut-sungut dalam menjalani tugas-tugas pelayanannya. C. Damai Sejahtera (Eirene) Allah adalah sumber damai sejahtera (Roma 15:33). Ketika manusia telah diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Yesus Kristus, maka manusia telah menerima dan mengalami damai sejahtera itu. 42 Filipi 4:7 “Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Yesus Kristus.” Sehingga memiliki ketenangan, keteduhan, dan kenyamanan di tengah-tengah badai dan angin ribut, tidak ada ketakutan, dan keraguan. Ketika hubungan dengan Allah begitu erat maka dikatakan dalam Yesaya 48:18 “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering.” Jadi, damai sejahtera yang Tuhan berikan tidak pernah habis tetapi akan selalu mengalir dengan melimpah dalam hidup orang-orang percaya. Sebab itu Rasul Paulus menghimbau orang percaya di Roma untuk mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun (Roma 14:19) dan berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera (Efesus 4:3). Dengan memiliki damai sejahtera, para istri hamba Tuhan dimampukan menyelesaikan persoalan, dimampukan mencari solusi dengan tenang sehingga dapat menjadi pemersatu. Ketiga buah Roh di atas, berhubungan dengan Allah. D. Kesabaran (Makrothumia) Memiliki pengertian yang tidak terburu-buru, tenang atau suatu kemampuan untuk melewati masalah dengan tidak mengeluh, tidak mudah putus asa. Kesabaran diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat 43 jugalah demikian.” (Kolose 3:13) Kesabaran juga tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan tidak mendatangkan kesulitan kepada orang lain. Belajar dari Yesus walaupun diolok-olok, Ia tetap sabar menanggung semuanya. Seorang istri hamba Tuhan perlu “kesabaran” menghadapi orang yang berbeda-beda karakter dan latar belakang. Perlu kesabaran untuk mendengarkan keluhan jemaat, menghadapi penderitaan, menghadapi kesesakan dan kesukaran (2 Korintus 6:4), menghadapi fitnahan dan untuk menumbuh kembangkan kehidupan rohani jemaat. E. Kemurahan (Chrestotes) Kemurahan Tuhan dinyatakan melalui keselamatan kepada manusia dan orang percaya dimampukan juga untuk memperlakukan orang lain sama seperti Allah memperlakukan kita. Oleh karena itu, kemurahan juga harus ditunjukkan oleh orang-orang beriman dalam bentuk keramahan seorang kepada yang lain (Efesus 4:32), melalui tindakan berbagi dengan sesama (2 Korintus 9:13) dan murah hati karena Bapamu adalah murah hati (Lukas 6:35-36). Para istri hamba Tuhan harus murah hati, bukan saja menasehati tetapi juga tangan harus terulur untuk membantu sesama. F. Kebaikan (Agathosune) Kebaikan manusia bersumber kepada kebaikan Allah (Mazmur 31:20). Kebaikan (Agathosune) mengandung unsur memperbaiki dan mendisiplinkan orang agar lebih baik. Dan kebaikan tidak pernah 44 ditujukan kepada diri sendiri, oleh sebab itu kebaikan harus dinyatakan dalam kehidupan bersama, (Filipi 4:5) “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang”. Roma 12:21 “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan”. Sebab itu para istri hamba Tuhan milikilah kebaikan dalam hati sehingga memiliki motivasi yang murni dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan; memiliki kebaikan dalam sikap sehingga memperlakukan orang lain dengan bersahabat; memiliki kebaikan dalam tindakan sehingga melahirkan perbuatan-perbuatan yang tulus dan memberkati. G. Kesetiaan (Pistis) Kesetiaan yang berkaitan dengan iman kepada Yesus, artinya berpegang teguh bahkan tidak tergoyahkan dalam iman kepada Yesus walaupun banyak menghadapi halangan, rintangan, aniaya dan dapat menyelesaikan perjalanan iman dengan baik. 2 Timotius 4:7 “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Ini merupakan pengakuan yang berisi kesetiaan Rasul Paulus dan kiranya ini memotivasi setiap istri hamba Tuhan untuk tetap setia dalam pelayanan, dalam pengiringan dan panggilan Tuhan. Karena kesetiaan itu sangat dihargai oleh Tuhan. Wahyu 2 : 10b “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” 45 H. Kelemahlembutan (Praotes) Kelemahlembutan artinya memiliki watak yang halus sebagai pengganti menggunakan kekuatan, kekerasan atau kemarahan. Kelemahlembutan bukan berarti membiarkan orang lain mengambil keuntungan dari diri kita. Sifat ini bukan menunjukkan kelemahan atau ketidaktegasan seseorang tetapi sesungguhnya merupakan sesuatu kekuatan dan keberanian. Yesus mengatakan dalam Matius 11:29 “.....dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati…”. Musa pun adalah orang yang lemah lembut. Dari Yesus dan Musa maka dapat dimengerti bahwa kelemahlembutan berbicara tentang kekuasaan dan wewenang yang dipakai dengan benar. Orang yang lemah lembut adalah orang yang bisa marah pada saat yang tepat dan memang diperlukan. Istri hamba Tuhan memerlukan kelemahlembutan untuk membawa orang bertumbuh kepada Kristus dan menjadi dewasa, baik melalui pengajaran, nasehat, bimbingan, dan pendisiplinan. I. Penguasaan diri (Egkrateia) Penguasaan diri adalah kemampuan untuk menguasai mengendalikan emosi dan hawa nafsu dalam dan kondisi apapun. Penguasaan diri dan kesabaran seperti dua sisi dari satu mata uang, tidak dapat dipisahkan. Penguasaan diri lebih ditujukan kepada diri sendiri, sedangkan kesabaran ditujukan kepada orang lain. Orang yang bersifat sabar kepada orang lain, berarti dapat menguasai dirinya dengan baik. Penguasaan diri ini juga membawa pada kemenangan. 1 Korintus 9:24-27 “Rasul Paulus menyatakan bahwa orang percaya 46 berada dalam gelanggang pertandingan dan harus menguasai diri dalam segala hal untuk mendapat mahkota.” Istri hamba Tuhan memiliki kesabaran dan juga penguasaan diri karena dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Tidak bersifat temperamental, meledak-ledak amarahnya, tidak mengumbar rahasia orang lain, tidak berkata yang tidak senonoh sehingga memperkeruh suasana tetapi dapat mengatasi setiap persoalan dan keluar sebagai pemenang. Tiga yang terakhir ini berbicara tentang kedewasaan di dalam Tuhan. V. Penutup Istri hamba Tuhan harus menyadari bahwa perubahan karakter adalah hal yang menjadi prioritas utama dalam perjalanan keimanan dan pelayanan. Sebab itu milikilah karakter Kristus karena : • Melalui karakter Kristus, dapat terlihat siapakah yang memerintah di hati dan pikiran sehingga Kristus nyata dan dipermuliakan. • Melalui karakter Kristus, istri hamba Tuhan akan mempengaruhi lingkungan sehingga lingkungan diberkati dan nyaman. • Melalui karakter Kristus, istri hamba Tuhan telah membantu atau turut berperan menghantar suami ke jenjang keberhasilan. • Melalui karakter Kristus, istri hamba Tuhan membangun pelayanan yang menyenangkan dan membanggakan hati Tuhan, bukan menyenangkan hati manusia. Selamat menjadi manusia baru!!! 47 DASAR PELAYANAN BUKAN KEMAMPUAN TETAPI KARAKTER Daftar pustaka Dan B. Allender, “Karakter Yang Memimpin” H.D. Iriyanto, “Kuat Karakterku, Dahsyat Prestasiku” John C.Maxwell, “Talent Is Never Enough” Jusuf B.S, “Perubahan Tabiat” Sukirno Tarjadi, Makalah “Pembaharuan Budi dan Karakter Untuk Masuk Dalam Rencana Allah” Samuel T Gunawan, M.Th. “Membangun dan Mengem-bangkan Karakter Kristen yang Kuat”. http://artikel.sabda.org/ Buah Roh, www.google.co.id 48 MEMBANGUN KEHIDUPAN DOA Pdt. Dra. Evelyn L. Tandyawasesa, MTh PENDAHULUAN Secara naluri manusia menyadari bahwa mereka membutuhkan hubungan dengan suatu kekuatan supranatural. Namun karena dosa, manusia terpisah dari Allah dan banyak yang tidak mengetahui siapa kekuatan supranatural yang mereka butuhkan itu. Karena itu ada berbagai cara yang dilakukan manusia, yang mereka yakini dapat menghubungkan diri mereka dengan kekuatan itu. Bersyukur bahwa sebagai orang yang percaya kepada Yesus kita telah dijadikan anak-anak Allah sehingga kita dapat berhubungan dengan Allah bahkan memanggil Dia, Abba, Bapa. Alkitab menyatakan bahwa Allah mencari kita untuk berkomunikasi dengan Dia. Sayangnya banyak orang tidak merespon panggilan itu dengan baik. Sedangkan kalau kita melihat penganut agama-agama yang lain, mereka begitu taat dan menghidupi aturan-aturan agama yang diyakininya. Mereka setia melakukan doa-doa sesuai waktu yang sudah ditetapkan oleh agamanya. Doa itu sangat penting karena doa adalah saluran kekuatan rohani kita. Sebagai Istri Hamba Tuhan, kita mempunyai banyak tugas dan kewajiban bahkan banyak tuntutan yang tak jarang membuat kita merasa lelah, jenuh dan tak menutup kemungkinan kita merasa tak berdaya lagi. Kita butuh selalu terhubung pada sumber kekuatan rohani kita yaitu Allah sendiri, dan saluran penghubung itu adalah doa-doa kita. Karena itu kita harus mempunyai kehidupan doa yang baik. I. Doa dan kehidupan doa Kamus Alkitab menjabarkan doa sebagai tindakan menghubungkan diri dengan Tuhan, dengan, atau tanpa perkataan. 50 Doa dalam Perjanjian Lama mencakup permohonan, syafaat, pengakuan dan pengucapan syukur. Ditentukan pula jam-jam dan hari-hari tertentu untuk berdoa. Surat-surat dalam Perjanjian Baru mengajarkan bahwa doa kepada Allah dilakukan melalui Kristus. Doa dalam Perjanjian Baru mencakup Pujian (Kis 2:47), Pengucapan syukur (1 Kor 14:16-17), dan permohonan (Filipi 4:6)1. Doa bukan saja perlu tetapi sangat penting karena doa adalah hubungan pribadi antara orang percaya dengan Tuhan. Yesus mengingatkan agar secara rohani kita tetap hidup dan bertumbuh serta berbuah maka kita harus tetap terhubung pada Dia, Pokok Anggur yang benar itu. Kita harus memelihara Firman dan persekutuan yang intim dan tetap dengan Kristus. Kita harus menghidupi hubungan kita dengan Allah sehingga hubungan itu menjadi kehidupan itu sendiri. Itulah kehidupan doa. Kehidupan yang intim dengan Allah. II. Membangun kehidupan doa A. Membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Suatu hubungan yang intim tentunya bukanlah hubungan satu arah. Hubungan yang intim adalah suatu hubungan di mana kedua belah pihak dapat berkomunikasi dua arah, tanpa halangan. Allah menginginkan hubungan yang seperti itu. Doa bukanlah sekedar penyampaian daftar permohonan kepada Tuhan, doa adalah juga momen atau saat yang tepat Tuhan berbicara kepada kita. Dalam Kejadian 15:1-6, dikisahkan percakapan Allah dengan Abraham, 1 W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008). 51 bahkan dalam pasal 18:16-33, Abraham melakukan tawar menawar dengan Allah dalam doa syafaat yang dia naikkan untuk kota Sodom. Allah juga bercakap-cakap dengan Musa, Yeremia, Samuel dan nabinabi. Allah tetap melakukannya hingga sekarang ini dengan mereka yang mempunyai hubungan yang intim dengan-Nya. Allah tetap ingin berkomunikasi dengan manusia sebagaimana layaknya dalam suatu hubungan yang intim antara seorang bapa dan anak-anaknya. Quin Sherer mengisahkan apa yang dialami oleh Corrie ten Boom yang sedang berada di kamp tawanan Nazi. Suatu ketika Corrie terkena flu dan ia membutuhkan sapu tangan untuk menyapu hidungnya. Atas saran Betsy, adiknya yang sama-sama ditahan dalam kamp tawanan itu, Corrie menaikkan doa yang sederhana, “Bapa, Corrie terkena flu dan tidak punya sapu tangan. Maukah Engkau memberi sapu tangan kepadanya? Dalam nama Yesus. Amin.” Tidak lama setelah itu seseorang datang memanggil namanya dan memberikan bungkusan berisi sapu tangan. Orang itu adalah seorang teman perempuan Corrie yang bertugas di rumah sakit kamp itu. Corrie bertanya bagaimana dia mengetahui bahwa ia, Corrie, sedang terkena flu dan temannya itu mengatakan bahwa ada suara di hatinya yang menyuruhnya untuk membawa saputangan itu kepada Corrie. Tuhan dapat berbicara langsung secara vokal seperti yang dilakukanNya dengan Abraham, Musa dan lainnya di dalam Perjanjian Lama. Tuhan dapat berbicara melalui Firman-Nya, melalui orang lain atau berbicara dengan suara yang tenang dan lembut melalui Roh KudusNya. Bill Hybels, seorang pendeta dari Gereja “Willow Creek Community” di South Barrington, Illinois dalam bukunya “Terlalu Sibuk? Justru harus 52 berdoa” (Too busy to pray) mengungkapkan bahwa merupakan satu kehormatan, kita dapat berbicara dengan Allah, tetapi harus kita sadari bahwa Allah juga mau berbicara. Selanjutnya Bill Hybels menyatakan: “Tentu saja tidak mungkin untuk memupuk suatu hubungan melalui percakapan yang bersifat searah saja, harus ada suatu hubungan yang berkesinambungan dan intim antara kedua belah pihak, di mana kedua pihak berbicara secara bergantian dan saling mendengarkan. Mendengarkan Allah berbicara kepada kita melalui Roh Kudus-Nya bukan saja wajar tapi perlu sekali.” 2 Joyce Meyer menasehatkan, “Ketika Anda berdoa, pastikan Anda juga mendengarkan. Anda punya hal-hal yang ingin Anda katakan kepada Allah, tetapi Allah juga punya hal-hal yang ingin Allah sampaikan kepada Anda.“ Membangun kehidupan doa adalah membangun hubungan dua arah yang intim dan berkesinambungan dengan Tuhan. B. Membangun kubu pertahanan menghadapi pencobaan dan serangan Iblis Menjelang puncak dari pelayanan-Nya di bumi, Yesus masuk ke taman Getsemani dan berdoa di sana, sembari meminta murid-murid-Nya untuk turut mendukung dalam doa. Namun, ketika Dia kembali mendapati murid-murid-Nya, ternyata mereka tertidur dan Yesus menegur mereka agar mereka bangun dan berdoa “supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” Lukas 22:46. 2 Bill Hybels, Terlalu Sibuk? Justru Harus Berdoa (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,2002), 153 53 1. Kenalilah musuhmu. Iblis adalah musuh Allah dan musuh manusia. Sejak awal Iblis menyerang manusia untuk menghancurkannya. Iblis memperdaya Adam dan Hawa sehingga mereka jatuh ke dalam dosa, Iblis menyerang Ayub, bahkan Iblis menyerang Yesus. Iblis yang sama itu tetap dan senantiasa menyerang orang-orang percaya. 1 Petrus 5:8 menyebut Iblis itu sebagai singa yang mengaumaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Istri hamba Tuhan tak luput dari incaran Iblis dan akan menjadi sasaran yang empuk apabila tidak waspada. Suatu paradigma yang salah yang dipercayai oleh banyak orang Kristen adalah bahwa dengan kebangkitan Yesus, Iblis telah dikalahkan dan kini Iblis hanyalah seekor singa ompong. Paradigma seperti ini berbahaya karena bisa membuat kita lengah, padahal kita sedang berada dalam medan pertempuran. Musuh kita bukanlah musuh jasmani yang kasat mata, melainkan Iblis dengan tipu muslihatnya, pemerintahpemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:11-13). Kita sedang berada di dalam peperangan rohani. 2. Bukan pekerjaan instan. Sejak semula, manusia dirancang untuk intim dengan Allah. Sebagai anak-anak Allah sewajarnyalah kalau kita mendambakan keintiman dengan Allah dalam doa. Namun, kerap kali hasrat kita untuk berdoa terlalu lemah, sehingga doa-doa kita begitu mekanis, merupakan rutinitas belaka dan akhirnya membosankan. Diperburuk lagi ada banyak aspek-aspek dan aturan-aturan doa yang diajarkan manusia sehingga tidak jarang orang merasa takut 54 berdoa, takut kalau-kalau doanya tidak bagus dan salah. Membangun kehidupan doa bukanlah pekerjaan instan. Kata ‘membangun’ menunjukkan suatu proses yang memerlukan perencanaan, disiplin, ketekunan dan perawatan. Ibarat membangun sebuah bangunan atau taman, maka kita harus membuat perencanaan baik dalam hal modal, waktu, tempat dan perawatan. C. Yang perlu dipersiapkan untuk membangun kehidupan doa 1. Untuk membangun kehidupan doa, harus dipersiapkan sebuah hati yang bersih dan terbuka bagi Allah. Hati adalah pusat keinginan, harapan, cita-cita, ambisi, impian dan motivasi kita. Karena itu apabila hati kita bersih, terbuka dan merindukan Allah, seperti Pemazmur yang berulang kali menyatakan kerinduannya akan Allah (Mazmur 5:3; 42:1-2; 88:13; 119:147; 130:6), akan merupakan modal utama untuk membangun kehidupan doa. Doadoa kita bukan doa-doa mekanis dan rutinitas lagi, tetapi seperti Yesaya 26:9 mengatakan, “Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi”. 2. Adalah benar bahwa setiap saat kita bisa dan boleh menghampiri tahta Allah, di pagi hari, siang hari, petang hari, malam hari, sebelum makan, sebelum bekerja, selama bekerja, kapan saja. Dan meskipun Alkitab tidak menetapkan peraturan yang kaku mengenai waktu untuk berdoa, tetapi penting kita menetapkan waktu-waktu khusus untuk kita berdoa, misalnya pagi hari setelah 55 anak-anak berangkat ke sekolah dan suami pergi ke kantor. Penetapan waktu ini akan membantu mengingatkan kita untuk masuk ke dalam hadirat Tuhan, bersekutu dengan Tuhan. 3. Yesus memberitahu kita untuk masuk ke dalam kamar, menutup pintu jika kita hendak berdoa. Dengan kata lain, tentukan tempat khusus, yang terpencil, di mana kita akan masuk atau datang setiap kali untuk berdoa. Tempat itu bisa sebuah kamar, teras rumah, bangku di bawah pohon di kebun, pojokan ruang tamu, ruang bersekat (cubicle) di kantor tempat kita bekerja, dapur dan lain sebagainya. Matius 6:6 “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Tempat khusus yang kita tetapkan untuk tempat berdoa, bisa juga menjadi pengingat bagi kita untuk berdoa. 4.Sama seperti segala sesuatu di bumi ini membutuhkan perawatan, kehidupan doa pun butuh perawatan yang baik, yang berkesinambungan dan intens. Setiap kita mengalami saat dimana kita merasa begitu semangat berdoa, tetapi kadang kala semangat itu surut. Kita menjadi begitu malas dan merasa sangat sulit untuk berdoa. Kita merasa sangat jauh dari Tuhan. Hal-hal yang bisa menjadi kendala atau gangguan dalam kehidupan doa : a.Dosa. Tak dapat disangkal bahwa dosa adalah pengganggu utama dalam kehidupan doa kita. Karena dosa, hubungan Allah dan manusia 56 terputus. Yesaya 59:2 mengatakan “.. tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. “ b.Kenyamanan. Kenyamanan hidup ternyata juga merupakan satu gangguan bagi kehidupan doa. Ketika badai gelombang menerpa kita berdoa sungguh-sungguh, mencari hadirat Tuhan dengan segenap hati. Namun ketika keadaan baik, segala sesuatu berjalan sesuai apa yang kita harapkan, kita seolah terbuai oleh kenyamanan yang sedang kita nikmati. Banyak orang yang telah berhasil baik dalam studi, karir dan keluarga kemudian mulai merasa diri tidak butuh Tuhan lagi. Lukas 12:16-19 mencatat peringatan Yesus tentang hal ini. Orang kaya ini merasa tidak perlu bergantung kepada siapapun, juga tidak kepada Allah, karena hartanya sangat banyak. Dia sangat menikmati segala kenyamanan yang dia miliki. c.Penderitaan. Mungkin kita berpikir bahwa ketika orang mengalami penderitaan atau menghadapi masalah yang besar, dia pasti akan mencari pertolongan kepada Tuhan. Apabila kita berpikir demikian, kita salah besar. Pada kenyataannya ternyata banyak orang malah mencari pertolongan kepada kekuatan-kekuatan yang lain ketimbang datang kepada Tuhan. Pada saat masalah atau penderitaan datang, secara naluri biasanya banyak orang mencari pertolongan kepada orang lain. Pada taraf tertentu hal ini manusiawi. Namun akan menjadi dosa ketika ketergantungan dan harapan terhadap orang lain itu menjadi sesuatu yang terutama dan adiktif sifatnya. Lebih menyedihkan lagi 57 banyak orang bahkan mencari bantuan kepada kekuatan-kekuatan gaib dengan bantuan para normal, dukun dan lain sebagainya. d.Kesibukan. Kesibukan adalah salah satu pengganggu hubungan yang cukup serius. Berbagai macam kesibukan dapat menyita waktu kita; kesibukan karena pekerjaan, pelayanan, tugas pekerjaan rumah tangga dan lain sebagainya. Karena kesibukan orang menomorsekiankan hubungannya dengan Allah, dengan keluarga, dan juga dengan sesama. Bill Hybels dalam bukunya Terlalu sibuk? Justru Harus Berdoa, mengutip ungkapan Hudson Taylor, “Kalau kita bekerja, kita yang bekerja; tapi kalau kita berdoa, Tuhan yang bekerja.” 3 Ibarat sebuah taman, kehidupan doa memerlukan perawatan yang berkesinambungan dan intens. Untuk merawat taman supaya tetap baik, tukang kebun menyiram tanaman-tanaman di taman itu setiap hari, mencabut tanaman-tanaman liar serta memotong dahan dan ranting yang kurang atau tidak berguna, menggemburkan tanah di sekeliling tanaman-tanaman itu, memberikan pupuk secara berkala. Seyogyanya demikian jugalah perawatan yang kita berikan kepada kehidupan doa kita. Bersihkan roh, jiwa dan tubuh kita dari dosa, sakit hati, dendam, kemarahan, iri hati; lembutkan hati sehingga Allah bisa dengan mudah berbicara kepada kita, berjalan dalam Roh dan membaca serta menghidupi Firman Tuhan. 3 58 Bill Hybels, Terlalu Sibuk? Justru Harus Berdoa (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2002), 11 III. Penutup Sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan alam semesta yang berdaulat adalah sebuah kesempatan yang tidak dapat disejajarkan dengan apapun dan merupakan harta yang abadi.4 Dalam pelayanan, kita diperhadapkan pada banyak sekali masalah, tantangan, tuntutan yang tidak menutup kemungkinan membuat kita merasa lelah dan tertekan. Untuk menjaga agar kita tetap bisa menjalankan fungsi sebagai istri hamba Tuhan, di antaranya harus menopang pelayanan suami, harus selalu membangun dan menjaga kehidupan doa. Memang seringkali waktu-waktu kita tersita untuk berbagai kegiatan sehingga tak jarang kita merasa kekurangan waktu. Karena itu, kita harus mengatur waktu, mengoreksi jadwal dan menyiapkan waktu khusus untuk berdoa, masuk ke dalam keintiman bersama Allah. Kita harus menjaga hubungan pribadi dengan Tuhan dan terus membangun kehidupan doa. 4 Charles F. Stanley, Cara Hidup Yang Luar Biasa (Light Publishing,2009),19 59 Daftar pustaka Browning, W.R.F. Kamus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008 Cho, Paul Y, Doa: Kunci Ke Arah Kebangunan Rohani, Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil “Immanuel”, 1989 Hybels, Bill, Terlalu Sibuk? Justru Harus Berdoa, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2002 King, Claude V & Henry T. Blackaby, Experiencing God (Mengalami Tuhan), Batam Centre: Interaksa, 1999 Small, P. Douglas, Prayer, The Heartbeat of the Church, Cleveland, Tennessee: Pathway Press, 2008 Stanley, Charles F, Cara Hidup Yang Luar Biasa, Light Publishing, 2009 Susabda, Yakub B, Mengenal dan Bergaul dengan Allah, Batam Centre: Gospel Press, 2002 Tahapary, Onna, Kuasa Doa, Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000 Towns, Elmer L, Doa Terobosan, Jakarta: Metanoia, 2005 Wagner, C. Peter, Doa Peperangan, Jakarta: Metanoia, 1994 Wagner, C. Peter, Berdoa Dengan Penuh Kuasa, Jakarta: Nafiri Gabriel, 2001 Yancey, Philip, Mencari Tuhan yang Tidak Terlihat, Batam Centre: Gospel Press, 2002 60 PUJIAN DAN PENYEMBAHAN Pdt. dr. Eunike Sadrach Alkitab mengajarkan bahwa kita harus memuji Tuhan setiap hari pada segala waktu. Segala yang bernafas harus memuji Tuhan (Maz 150). Allah juga memberikan karunia dan kemampuan kepada manusia untuk menyanyikan lagu – lagu pujian untuk memuji dan menyembah sang Pencipta; sejak itulah manusia memuji dan menyembah Allah selagi dia hidup (Maz 115:17). MENGAPA KITA MEMUJI DAN MENYEMBAH ALLAH? Alkitab menyatakan bahwa Allah bersemayam di atas pujian umat-Nya (Maz 22:4) dan kita telah diciptakan untuk kepujian dan kemuliaan-Nya serta memberitakan kemasyuran-Nya (Yes 43;21, Ef 1;12, 1 Ptr 2:9). Ada beberapa alasan mengapa kita harus memuji dan menyembah Tuhan: 1. Karena Allah patut menerima pujian dan penyembahan umat-Nya (Why 4:11) 2. Karena kita diciptakan untuk bersekutu dan memuliakan Allah (Yes 43:7,21, Kol 1:16-20). Allah menempatkan dalam diri manusia lapar dan haus akan Allah yang akan dipuaskan bila kita memiliki hubungan yang erat dengan Dia, yakni bilamana kita memuliakan Dia (Maz 42;23, 143:6). 3. Kita diperintahkan untuk memuji Tuhan (Maz 150, 92:2, 118 ; 28-29, 148:13) 4. Karena Ia telah menyelamatkan kita (1 Taw 16:35, Maz 9:15, 106:47) 5. Karena kasih setia-Nya (Maz 138:2, 63:3-5, 117:2) 6. Karena Ia memuaskan kita (Yoel 2:26, Maz 63:6, 103:5, 105:40) 62 7. Untuk memberitakan keperkasaan-Nya (Maz 150:2, 106:2, Luk 19:37, Ul 3:24) 8. Mengalahkan roh jahat (1 Sam 16:14, 23) 9. Karena memuji dan menyembah Allah akan menjadi bagian dari hidup kita kelak di Surga (Yes 66:20-23, 61:6, 1 Ptr 2:9, Why 1:6). 10.Pujian mempunyai kuasa untuk mengubah keadaan-keadaan yang terburuk menjadi kemenangan-kemenangan bagi Tuhan (Maz 43:5, 59:17-18, 146:1) 11.Allah mencari orang yang menyembah Dia dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:23-24) DEFINISI DARI PUJIAN DAN PENYEMBAHAN Semua orang Kristen tahu bagaimana caranya menyanyikan lagu-lagu Pujian dan Penyembahan dalam ibadah maupun persekutuan pribadinya. Tetapi apakah kita benar - benar mengetahui bagaimana dan arti dari memuji dan menyembah Allah? Seringkali karena keterbatasan pengertian dan pengetahuan rohani tentang pujian dan penyembahan kita terjebak antara memuji dan menyembah. Pada saat kita perlu memuji, kita malah menyembah, dan pada saat kita seharusnya menyembah kita malah memuji. Pujian - memuji (Praise) adalah tanggapan dari hati kita yang penuh ucapan syukur untuk apa yang Allah sudah lakukan bagi kita. Memuji, merayakan, memuliakan, menyanyi, bermegah, menyanjung karya atau perbuatan yang Tuhan perbuat (Maz 107:8,21,23). Pujian mempersiapkan 63 kita untuk menyembah (Maz 95:1,2,6; 96:4,7-9). Dalam Pujian juga tercakup unsur pengucapan syukur (thanksgiving) serta kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Ucapan syukur adalah respon dari seseorang yang telah diselamatkan (Ef 5:3-4; 1 Tes 5:18). Memuji Tuhan adalah pernyataan kita tentang kebaikan dan keajaiban Allah. Kata Pujian dalam kitab Mazmur menggambarkan pujian tentang Allah maupun bermegah dan bernyanyi tentang keajaiban-keajaiban Allah yang Maha Tinggi. Ketika bangsa Israel berhasil menyeberangi Laut Merah, Musa memimpin mereka menyanyikan pujian yang menyatakan kehebatan dan kedahsyatan Allah (Kel. 15:1-21). Mereka tidak melakukan penyembahan atau menyembah melainkan bersuka cita, bersorak sorai dengan menyanyikan puji-pujian. Penyembahan (Worship) adalah tanggapan dari kasih kita kepada pribadi Allah. Penyembahan adalah persekutuan yang erat yang didasarkan atas hubungan kita dengan Allah; suatu persekutuan kasih dengan Allah. Seperti hubungan seorang pria dengan wanita; pada saat menyembah kita menjadi satu dengan Allah, tenggelam dalam kasih setia-Nya yang tidak berkesudahan. Pemusatan fokus dari penyembahan adalah tidak pada apa yang sudah lakukan atau berkat-berkat yang sudah kita terima, tetapi lebih ditujukan kepada Pribadi-Nya, siapakah Allah yang sesungguhnya. Ini adalah suatu tindakan mencari hadirat Allah untuk mengenal Dia, keberadaan kita menjadi satu dengan Dia; dalam atmosfir ini kita dapat menerima pewahyuan dan pengertian tentang pengenalan akan Allah Bapa. Dalam pujian kita memuliakan Allah karena pemberian-Nya, sedangkan 64 dalam penyembahan kita mengagungkan si Pemberi itu sendiri, yaitu Allah. Dalam bahasa Ibrani kata untuk memuji adalah halal berarti memuji, merayakan, memuliakan, menyanyi. Juga tehillah yang berarti memuliakan, memuji, nyanyian pujian, perbuatan-perbuatan yang ajaib. Serta todah yang berarti ucapan syukur. Dalam bahasa Yunani; epainos berarti pujian, penghargaan digunakan untuk menunjukkan asal dari pujian kepada Tuhan dalam kaitan dengan kemuliaan-Nya. Kata hummeo berarti menyanyi, memuji, menyanjung; Kata dalam bahasa Inggris hymn, berasal dari kata hummeo ini. Kata Menyembah dalam bahasa Ibrani : sachach artinya tunduk sampai ke tanah, meniarapkan diri, memohon dengan rendah hati, melakukan penyembahan sebagai penghormatan kepada Allah; tindakan penghormatan di hadapan seseorang yang mulia. Kata ini digunakan sebagai suatu istilah yang umum untuk datang di hadapan Allah dalam penyembahan (1 Sam 15:25; Yer 7:2). Dalam bahasa Yunani dikenal kata proskuneo, yang berarti melakukan penyembahan, melakukan penghormatan kepada; mencium. Jadi penyembahan mengandung unsur kemesraan, melakukan penghormatan, mengekspresikan rasa hormat atau membuat suatu permohonan kepada Allah. Penyembahan itu penuh dengan sanjungan dan penghormatan kepada Allah (Yes 6:1-4) Pujian harus selalu mendahului penyembahan karena hanya pujian yang dapat memimpin kita kepada penyembahan. Pujian mempersiapkan kita masuk ke dalam ruang Maha Kudus untuk menyembah Allah di tengahtengah awan kemulian-Nya (Shekinah Glory). Pujian membawa kita kepada kesatuan untuk menyembah Allah. Pada saat menyembah Allah fokus kita haruslah tertuju hanya pada hati Allah Bapa. 65 Kerap kali kemuliaan Allah tidak dimanifestasikan di dalam ibadah gereja, bukan karena gereja tersebut tidak layak atau pemain musik yang tidak pandai, pemimpin pujian yang tidak handal, melainkan disebabkan persiapan hati yang tidak benar serta penyembahan yang tidak benar. Perlu dicamkan bahwa Allah ingin kita bukan hanya melakukan penyembahan sebagai tindakan ibadah saja, melainkan Allah ingin kita menjadi penyembah yang benar (Yoh 4:23-24). Tuhan mencari penyembah yang benar (orangnya), bukan hanya penyembahannya. Oleh karena itu pujian (memuji) dan penyembahan harus menjadi gaya hidup kita sehari- hari. CARA MEMUJI DAN MENYEMBAH ALLAH Kita harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap akal budi (Luk 10:27), dan kita dapat mengekspresikan kasih kita kepada Allah lewat pujian dan penyembahan dengan: 1.Suara a. Menyanyi – Maz 27:6; Kol 3:16, Yak 5:13 b. Bersorak –sorai – Maz 32:11; 98:4;27:6; II Sam 6:15 c. Mengaminkan – 1 Taw 16:36, Why 5:14 2.Tangan a. Bertepuk tangan – Maz 47:2; 98:8; Yes 56:12 b. Mengangkat tangan – Maz 63:4-6;134:2; Rat 3:41 3. Sikap tubuh a. Berdiri – Why 7:9-10; II Taw 20:19; Maz 134:1 b. Berlutut – Maz 95:6; Luk 22:41; Kis 9:40;20:36 66 c. Menari –nari – II sam 6:5,14-16; Maz 149:3 d. Tersungkur/ sujud – Why 5:14; 7;11; Luk 24:52 e. Berdiam diri – Ams 5:13, Why 8:1; Hab 2:20 4. Alat musik - Maz 150:3-6; Why 14:2; II Sam 6:5 Alat musik pun memiliki peranan yang penting dalam pujian dan penyembahan. Kemampuan untuk memainkan alat-alat musik dengan baik dalam memuji dan menyembah Allah datang melalui pengurapan Roh Kudus, musik yang diilhami oleh Roh Allah bergantung kepada keselarasan - kepekaan para pemusik terhadap Roh Kudus (I Taw 15:22, II Taw 34:12). Kita harus mengijinkan Roh Kudus menguasai roh kita untuk dapat memuji dan menyembah Allah. Pujian dan penyembahan kita juga harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan (Yoh 17:17). Tanpa Roh Kudus maka penyembahan dan ibadah kita menjadi kering, suam, hanya sekedar ritual dan mati; tanpa Firman maka penyembahan kita menjadi perasaan sentimentil dan emosional saja. Hal-hal yang tidak benar dalam menyembah Allah: 1. Sikap hati yang tidak benar – Kej 4:3-5a Kain mempersembahkan jenis dan bentuk korban bakaran persembahan yang tidak benar, sehingga persembahannya ditolak oleh Allah. Masalahnya, Kain mempunyai sikap hati yang tidak benar. Kain sengaja tidak mematuhi Allah. Bila sikap hati kita tidak benar, sebanyak apapun persembahan kita akan ditolak oleh Tuhan, termasuk sikap hati kita dengan sesama. (I sam 15:22; Mat 5:23-24) 67 2. Ketidakbenaran - Amos 5:22-24 Orang-orang yang sudah ditebus Allah memiliki suatu kebenaran, yaitu berjalan dengan kebenaran Firman Tuhan dan hidup sesuai dengan gambaran – karakter Tuhan Yesus (Rm 12:1-2; Why 19:8). Bagaimana kita dapat memuji, menyembah Tuhan apabila kita tidak mempraktekkan hidup berjalan di dalam kebenaran menurut Firman Tuhan (melakukan dosa) dan tidak hidup dalam Kasih (I Yoh 3:18; 4:78,20). 3. Musik duniawi yang menyertakan nama Yesus Musik duniawi tidak berasal dari Surga, namun dihasilkan dari jiwa manusia. Ketika Lusifer jatuh dan menjadi setan, ia mulai merusak sesuatu yang diciptakan untuk memuliakan Tuhan, yaitu MUSIK. Hal ini merupakan api-api asing yang tidak berkenan untuk dipersembahkan kepada Tuhan (Im 10:1; Bil 3:4). PERSIAPAN SEORANG PEMUJI (PEMIMPIN PUJIAN) Peranan seorang pemimpin pujian adalah mengajak, memotivasi dan membawa jemaaat datang kepada Tuhan melalui puji-pujian dalam ibadah yang dilakukan. Oleh karena itu perlu persiapan yang sungguh, yaitu: 1. Persiapan hati a. Mempersiapkan diri secara rohani dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. Kehidupan yang berintegritas, menunjukkan wibawa Allah melalui kepribadiannya 68 b. Mempersiapkan diri secara psikologis. Pemimpin pujian harus menunjukkan sikap yang benar, positif. c. Mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi jemaat, suasana yang tidak terduga, menghadapi pujian dan kritikan dari orang lain d. Mempersiapkan diri secara fisik; menjaga kesehatan, menjaga kualitas suara, istirahat yang cukup dan lainnya. 2. Persiapan teknis a. Mempersiapkan susunan acara – liturgi yang sesuai dan tepat. Memperhatikan waktu yang diberikan kepada pemimpin pujian dan lainnya. b. Latihan yang intensif dan efektif bersama pemusik dan singer. c. Dapat berimprovisasi – mengembangkan dan menggunakan teknik yang kreatif dan sesuai untuk menyanyikan pujian dengan baik. d. Memperhatikan hal tersebut dalam latihan : kesepakatan nada dasar, instrumental dan kekompakan dengan pemain musik dan singer. e. Pemimpin pujian harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai mengenai musik. Faktor Dasar Persiapan Pemimpin Pujian: Seorang pemimpin pujian yang baik harus memiliki 3 faktor dasar, yaitu: 1.Memiliki kesukaan bernyanyi, sehingga ia dapat memotivasi, mempengaruhi jemaat untuk bernyanyi. 69 2. Memiliki kualitas suara yang baik untuk bernyanyi, yang cukup menyenangkan sehingga jemaat tidak berespon secara negatif terhadap suaranya. Perlu mengikuti latihan olah vokal untuk menjaga – memperbaiki kualitas suara. Jika kualitas suara kurang baik, dapat ditutupi dengan kehadiran singer yang baik 3. Memiliki sikap kepemimpinan yang meyakinkan. Persiapan Pemimpin Pujian Memilih lagu: 1. Berdoa meminta pimpinan Tuhan dalam persiapan memimpin pujian 2. Lagu yang dipilih sesuai dengan tema yang telah ditentukan 3. Lagu yang dipilih sesuai dengan kondisi kedewasaan jemaat. 4. Pilih lagu tertentu untuk hal tertentu/khusus ( jangan sembarangan memilih lagu) Contoh : ibadah Natal, Jumat Agung, Paskah, kedukaan, penghiburan 5. Cari keseimbangan antara lagu cepat dan lambat. Termasuk dengan penggunaan bahasa (Indonesia, Inggris, daerah). Pengucapan - pelafalan kata-kata asing yang tepat 6. Pilih lagu yang baik, yang memiliki syair dan nada yang baik, seperti: a. Kata-kata – syair yang benar dan bermakna (Alkitabiah dan kontekstual) b. Syairnya mengarah kepada Allah 70 c. Pesannya jelas d. Membangkitkan iman e. Dapat diterima secara universal 7. Dalam ibadah jangan terlalu banyak lagu baru, dan kalau ada lagu baru harus ada yang mengajarkan dengan baik dan tepat sesuai dengan tempo, birama, nada yang diciptakan penciptanya. Bisa diulang untuk ibadah berikutnya, supaya jemaat mengenal dan terbiasa. 8. Pemimpin pujian bukanlah pengkhotbah atau pembicara! Jangan memberikan komentar yang berlebihan sebelum memulai lagu, pusatkan pada isi pujian. Dan pakailah bahasa yang bisa dimengerti oleh seluruh kalangan jemaat. 9. Membuat catatan untuk diri sendiri dan pemain musik, khususnya dalam nada dasar dan tempo, serta alur-pengulangan lagu. Beberapa contoh jenis lagu dan isinya: 1. Lagu ajakan memulai ibadah : Kumasuki gerbang-Nya, Datanglah ke bait-Nya 2. Lagu penyembahan : Ku kagum hormat akan Engkau, How great is our God 3. Lagu kesaksian iman: Bersama Yesus lakukan perkara besar, Kaulah kuatku 4. Lagu penyerahan : Here I am Lord, Kurindu setiap waktu 5. Lagu misi – penginjilan : Kita dipilih, Mari kita semua 71 6. Lagu-lagu ucapan syukur: Bapa Engkau sungguh baik, S’gala puji syukur 7. Lagu pengutusan : Tuhan ini tugas kami, Tuhan inilah hidupku 8. Lagu “tantangan” : Di pintu hati-Mu, Ku mau sepertiMu Yesus Tidak semua istri Hamba Tuhan atau istri Gembala harus menjadi pemimpin pujian. Kalau tidak memiliki talenta, tidak perlu memaksakan diri. Tetapi bagi seorang istri Hamba Tuhan atau istri Gembala yang memiliki talenta ini, dipersilahkan terus untuk melayani Tuhan dalam bidang Pujian dan Penyembahan. Ini juga merupakan pelayanan yang sangat berarti dalam setiap ibadah; jemaat diberkati dengan lawatan, kehadiran Allah lewat Pujian Penyembahan yang Anda berikan untuk Tuhan dengan segenap hati. Selamat menikmati dan mengalami perjumpaan dengan Allah, Tuhan dan Roh Kudus lewat pujian dan penyembahan Anda. Selamat menjadi berkat lewat pujian dan penyembahan. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Daftar Pustaka: Daniel Nugroho, Persiapan Memimpin Pujian, Jakarta, Life Gossett, Don, Terjadi Ledakan Dinamit dalam Puji-pujian, Jakarta, Immanuel Johanes Marbun, Pujian dan Penyembahan, Jakarta, GBI Petamburan Sadhu Sundar Selvaraj, Seni Menyembah; menjadi Penyembah yang Dicari Tuhan, Jakarta, Nafiri Gabriel 72 HERMENEUTIK Pdt. Dr. Gernaida Pakpahan 73 A. Apakah Hermeneutik itu? Kata Hermeneutik berasal dari kata Yunani “hermeneuo” atau hermeneutics (Ing.) yang berarti “menginterpretasikan, menjelaskan atau menterjemahkan”. Kata ini erat kaitannya dengan Dewa Hermes dalam mitos Yunani, yang bertugas untuk menyampaikan berita atau pesan dari para dewa kepada manusia. Metode penyampaian berita oleh Dewa Hermes itu kemudian diambil alih oleh hermeneutik sebagai metode untuk penyampaian pesan dari Allah kepada manusia. Selain istilah hermeneutik, maka kata yang perlu dilihat adalah exegesis (Ing). Kata eksegesa, berasal dari kata Yunani exegomai yang berarti “memimpin ke luar dari”. Maksud kata ini sebenarnya adalah bahwa seorang penafsir berusaha membawa ke luar isi dari teks, atau mengeksplorasi maksud apa yang sesungguhnya terkandung dalam teks itu. Kata yang bertolak belakang dengan eksegesa adalah eisegesa dimana seorang penafsir “membawa ke dalam” konsep-konsep yang telah dimilikinya ke dalam teks Alkitab yang sedang ditafsir. Dengan cara demikian maka pendekatan eisegesa ini tentu saja kurang baik dalam mendekati Alkitab. Selanjutnya istilah lain yang sering dipakai dalam penafsiran adalah eksposisi. Jika penafsiran mengkonsentrasikan perhatian terhadap arti atau bagian dari Alkitab, eksposisi lebih memperhatikan aplikasi dan hubungan dari bagian Alkitab tersebut dengan konteks si penafsir. Hal seperti itu banyak ditemui dalam khotbah. B. Pentingnya Hermeneutik Menafsir Alkitab sesungguhnya merupakan kebutuhan utama seorang 74 kristen, khususnya pelayan Tuhan. Sudah selayaknyalah penafsiran Alkitab itu dilakukan secara benar dan tepat. Oleh karena itu, hermeneutik menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam penafsiran Alkitab apalagi jika dihubungkan dengan hal-hal berikut ini: a. Menyelamatkan manusia yang terhilang (Roma 10:13,14) b. Makanan rohani orang Kristen (Yoh. 6:63) c. Petunjuk Allah untuk kehidupan orang kristen (Mzm. 119:105) d. Senjata rohani orang Kristen (Mat. 4:1-11; Ef. 6:17) e. Dasar teologi orang Kristen ( 2 Tim. 3:16) f. Dasar pengajaran dan khotbah di dalam jemaat Tuhan g. Dasar pengharapan orang Kristen ( 1 Pet. 1:6,7) h. Buku yang sangat terkenal karena diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. i. Kitab yang sulit dimengerti karena faktor budaya, bahasa, pola pikir dan konteks lainnya. C. Prinsip Utama Dalam Penafsiran Umumnya hermeneutik menggunakan dua pendekatan antara lain: 1. Metode Deduktif: Metode ini bermula dengan memperkenalkan prinsip umum. Selanjutnya prinsip umum digunakan sebagai dasar untuk mengadakan penelitian terhadap bagian-bagian khusus di dalam Alkitab. Metode ini memakai penilaian subyektif sebagai titik tolak penelitian. Metode ini bukanlah pendekatan terbaik untuk penggalian Alkitab 75 2.Metode Induktif: Metode induktif memulai penyelidikan dari pengamatan terhadap bagian-bagian khusus. Hasil pengamatan terhadap bagian-bagian khusus itu akan dijadikan sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan umum (prinsip). Metode induktif ini lebih selaras dengan hakekat Kitab Suci itu sendiri. D. Langkah-langkah Dalam Metode Induktif 1. Langkah Pertama: Pertobatan, Berdoa-Penyerahan Diri dan Meminta tuntunan Roh Kudus. 2. Langkah Kedua: Membaca Nats berulang-ulang 3. Langkah Ketiga: Amatilah Fakta-fakta dalam Nats. Misalnya: a. Perhatikan pribadi-pribadi atau oknum yang ada dalam nats. Apakah teks menyebut Allah, Tuhan Yesus, malaikat, iblis. Kata ganti orang: mereka, dia, ia, kamu, aku, kita, engkau, dll. b. Perhatikan jika dalam teks ada kalimat pernyataan: - “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup” - “Akulah gembala yang baik” - “Akulah roti hidup” - “Semua orang yang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” - “Bertobatlah sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” - “Imanmu telah menyelamatkan engkau” 76 c. Perhatikan jika dalam teks ada pertanyaan: - Menurut kamu siapakah Aku? - Siapakah yang harus Ku-utus? - Mengapa kamu tidak percaya? - Adakah kamu membawa kabar selamat? - Bukankah demikian hai Israel? d. Perhatikan kalimat perintah: - Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap kekuatanmu! - Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah! - Jangan berbuat dosa lagi! - Dengarlah sungguh-sungguh! e. Perhatikan keadaan atau situasi: - Semua yang mendengar firman itu menjadi takut. - Maka terjadilah kegemparan di tengah-tengah umat itu. - Maka takjublah semua yang mendengar pengajaran-Nya itu. - Maka tersiarlah kabar ke seluruh negeri. - Ketakutan yang dari Tuhan menimpa seluruh negeri. - Maka terjadilah kekacauan di negeri itu. f. Gunakan peta atau atlas untuk memeriksa tempat yang disebut - Lalu Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun. - Penatua-penatua diundang datang ke Yerusalem. - Musa membawa Israel keluar dari Mesir. - Allah menempatkan manusia itu di Taman Eden. 77 - Daud memerintah di Hebron. - Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira. - Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tessalonika. g. Perhatikan penggunaan waktu: - Ketika Yesus keluar dari Bait Allah - Waktu sembahyang orang Yahudi - Ketika tiba Hari Pentakosta - Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap h. Cara-cara: - Percayalah maka dosamu akan diampuni. - Jika engkau mengakui segala dosamu maka engkau akan diampuni. - Berilah maka kamu akan diberi. i. Alasan-alasan: - Sebab dosamu sudah diampuni, maka jangan berbuat dosa lagi. - Sebab Yesus sudah bangkit, maka engkau akan dibangkitkan. - Yang menjadi penghalang atas doamu adalah dosamu. 4. Langkah Keempat: fakta dengan: a. Siapakah? (who) b. Apakah? (what) c. Kapan? (when) 78 Gunakan pertanyaan untuk mengamati fakta- d. Di manakah? (where) e. Mengapakah? (why) f. Bagaimanakah caranya? (how) Latihan 1. Buatlah observasi terhadap Mazmur 1 2. Buatlah observasi terhadap Keluaran 1 3. Buatlah observasi terhadap Yohanes 2 4. Buatlah observasi terhadap Kisah Para Rasul 9 E. Menggunakan Berbagai Analisis atau Pendekatan dalam hermeneutik 1. Analisis Konteks Pendekatan konteks dipakai untuk menunjukkan hubungan yang menyatakan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau seluruh bagian Alkitab. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Perhatikan ayat-ayat yang berkisar sebelum dan sesudah ayatayat yang ingin ditafsir. • Periksa kembali apakah ayat-ayat yang ingin ditafsir merupakan satu kesatuan yang utuh. • Sangat penting menentukan arti kata, tata bahasa, nada, dan gaya sastra ayat-ayat yang ingin ditafsir. 79 • Menentukan tujuan dan maksud penulis terhadap ayat-ayat yang ingin ditafsir. • Jangan membuat sebuah konteks yang sebenarnya tidak ada. • Bacalah berulang-ulang dan observasi ayat-ayat yang teliti. • Perhatikan kata penghubung ‘dan’, ‘tetapi’, ‘maka’, ‘kemudian’, ‘sementara’. • Perhatikan konteks yang lebih jauh misalnya penulis, zaman, pendengar yang berbeda. • Tulis aplikasi pribadi. 2. Analisis Latar Belakang Analisis sejarah dan latar belakang bertujuan untuk memberi informasi tentang sejarah, geografi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan politik mempengaruhi kisah-kisah yang dinyatakan dalam Alkitab. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Pilih subyek atau salah satu kitab dalam Alkitab. • Perhatikan setiap pasal, alinea, ayat-ayat dan buat catatan sebagai kelengkapan. • Buatlah catatan yang terkait dengan geografi. • Periksalah apa saja yang terkait dengan sejarah. • Temukan beberapa pengertian tentang kebudayaan. 80 • Teliti pengertian politis yang terdapat dalam kitab. Misalnya apakah dalam negeri Israel sendiri atau yang terkait dengan bangsa-bangsa. • Buatlah ringkasan sendiri dari hasil observasi Anda. • Tulis aplikasi pribadi. 3. Analisis Survei Penulisan Kitab Analisis Survei Penulisan Kitab adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang apa alasan dan mengapa sebuah kitab ditulis. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Bacalah seluruh kitab yang hendak ditafsir dengan teliti dan berulang-ulang. Misalnya, Kitab Yohanes. • Setelah membaca berulang-ulang temukan gambaran umum dari isi kitab itu. • Gunakan Alkitab seri studi atau buku pendukung untuk menemukan siapa penulis itu. • Pelajarilah apa yang menjadi latar belakang atau motif dari penulisan kitab itu. • Temukan harapan atau tujuan penulisan kitab. • Buatlah catatan-catatan yang diperlukan tentang isinya. • Usahakan untuk membuat bagan tentang struktur kitab yang 81 sedang dibahas. • Buatlah kerangka sederhana yang akan memberikan gambaran isi kitab itu. • Tulis aplikasi pribadi. 4. Analisis Meringkaskan Bagian Kitab Metode meringkas bagian dari kitab merupakan metoda untuk memperoleh informasi yang praktis, ringkas dan komprehensif dari sebuah kitab. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Bacalah berulang-ulang kitab yang telah ditentukan untuk ditafsir. • Temukan intisari dari apa yang Anda baca dari kitab itu. • Periksalah pasal, judul perikop kalau ada, isi kitab. • Perhatikan tokoh-tokoh penting yang dibahas. • Perhatikan topik yang sedang dibahas. • Periksalah ayat-ayat khusus yang memperoleh penekanan khusus dalam kitab. • Buka kamus atau konkordansi seandainya Anda menemukan kata atau ayat-ayat yang sulit dipahami. • Apakah kitab itu membahas tentang Kristus atau yang terkait dengan-Nya. 82 • Temukan inti atau pusat pengajaran dari kitab itu. • Tulis aplikasi pribadi. 5. Analisis Karakteristik Tokoh Analisis karakteristik dan tokoh bertujuan untuk memeriksa kehidupan tokoh yang dibahas dalam kitab untuk diaplikasikan dalam kehidupan kristiani demi membangun karakter seperti Kristus di dalam kehidupan orang percaya. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Pilih nama orang tokoh dalam Alkitab yang Anda ingin pelajari. • Buat daftar semua referensi tentang orang itu. • Pelajari kehidupan tokoh yang Anda tetapkan. • Lakukan studi biografi dari tokoh yang dibahas. • Identifikasilah karakter dari tokoh yang dimaksud lalu pisahkan sifat yang negatif dari sifat yang positif. • Tunjukkan bagaimana kebenaran Alkitab diungkapkan di dalam kehidupan tokoh itu. • Lakukan penilaian yang objektif terhadap tokoh itu. • Perhatikanlah pada bagian mana karakter Anda menyerupai sifatsifat tokoh itu lalu diselaraskan dengan karakter Yesus Kristus. • Buatlah rangkuman pelajaran pokok apa yang Anda peroleh. 83 • Tulis aplikasi pribadi. 6. Analisis Tematik Metode tematik merupakan penyelidikan yang menyeluruh terhadap Alkitab terkait dengan tema yang sedang dibahas. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Pilih atau tetapkan tema Alkitab yang Anda pelajari. • Ajukan beberapa pertanyaan penting yang akan memfokuskan penelitian Anda terhadap tema yang akan dibahas • Carilah jawaban-jawaban dari pertanyaan yang mengarahkan Anda untuk membahas tema yang ditetapkan. • Selidiki ayat-ayat yang akan Anda gunakan untuk menjawab tema yang sudah ditetapkan. • Gunakan alat-alat yang diperlukan untuk metode ini adalah Alkitab, buku konkordansi, kamus dan buku pokok-pokok Alkitab. • Buat konklusi dari hasil studi Anda • Tuliskan aplikasi pribadi 7. Analisis Topikal Analisis Topikal merupakan penelitian yang menyeluruh yang berusaha mengumpulkan dan membandingkan semua ayat yang Anda bisa dapatkan tentang topik yang dibahas itu dalam Alkitab. 84 Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Tetapkan topik yang hendak dibahas • Kumpulkan daftar Firman Allah. • Kumpulkan referensi Alkitab yang terkait dengan topik itu. • Buatlah daftar dari semua hal yang berkaitan dengan topik Anda. • Selidiki semua yang dikatakan Tuhan atas suatu topik itu dengan menelaah secara teliti seluruh Alkitab. • Telitilah apa arti dari setiap ayat yang Anda pelajari. • Ringkaslah studi Anda ke dalam sebuah kerangka atau garis besar. • Buatlah kesimpulan studi Anda. • Tuliskan aplikasi pribadi 8. Analisis Analisis Kata-kata Analisis kata-kata merupakan metode mempelajari kata-kata penting dalam Alkitab sehingga penafsir dapat menemukan apa makna kata itu ketika penulis Alkitab menuliskannya. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam studi kata-kata • Tetapkanlah sebuah kata yang penting/kunci untuk dipelajari. • Temukan arti asal (etimologi) dari kata itu. Lalu bandingkan terjemahan. • Tulislah definisi dari kata asli. 85 • Temukan definisi kata dalam bahasa Inggris dan Indonesia. • Perlu diperhatikan bahwa kadang-kadang satu kata Yunani atau Ibrani diterjemahkan dengan beberapa kata dalam bahasa Inggris. • Pastikan berapa banyak kali kata itu digunakan dan bagaimana kata itu dipakai dalam Alkitab. • Buatlah kesimpulan atas kata yang Anda selidiki • Tuliskan aplikasi pribadi. 9. Analisis Analisis Tatabahasa Analisis tata bahasa adalah usaha menafsir dengan menaruh perhatian pada penentuan susunan kata dari teks, dan menganalisa sebuah teks melalui bahasanya. Dengan memperhatikan susunan kata, kalimat, unit-unit yang bermakna, seorang penafsir ditolong untuk dapat kembali mencari alasan pemikiran penulis teks Alkitab Langkah-langkah yang perlu diperhatikan: • Tetapkanlah sebuah perikop untuk ditafsir • Perhatikan susunan kata dan kalimat dalam alinea • Temukan apa yang dimaksud oleh si penulis ketika mengungkapkan kalimat itu. • Gunakan leksikon, kamus Alkitab, yang akan berguna untuk memberikan informasi linguistik, filologis, dan juga informasi teologis, historis, kultural dan bibliografis. 86 • Gunakan Konkordansi Alkitab yang berisi daftar ayat-ayat dengan kata-kata tertentu yang akan memudahkan seseorang mencari ayat-ayat yang berhubungan dengan tema tertentu. • Perhatikan setiap bahasa maupun terjemahan memiliki tatabahasa tersendiri. • Dalam kasus-kasus tertentu penafsir sebaiknya sensitif terhadap pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Alkitab, khususnya pengaruh bahasa Ibrani dan Aram terhadap Yunani. • Temukan makna kalimat dalam teks yang sedang dibahas. • Susunlah temuan dari hasil penggalian tatabahasa dalam kalimatkalimat utuh. • Tulis aplikasi. Daftar Pustaka Fee, Gordon; Stuart Douglas. 1989 Hermeneutik: Bagaimana menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat, Malang (Gandum Mas). Fisher, Don L. 1988 Pra Hermeneutik, Malang (Gandum Mas) Hayes, John H. 1996 Pedoman Penafsiran Alkitab, Jakarta (Gunung Mulia) Prince, Derek, 1996 Pelajari dan Pahamilah Alkitab Anda, Jakarta (Immanuel) Sitompul, A.A.; Ulrich Beyer 1997 Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta (BPK) Sutanto, Hasan 1995 Hermeneutik: Prinsip dan Metode Panafsiran Alkitab, Malang (Gandum Mas) Wald Oletta, 1975 Temukanlah Sendiri, Sukacita Dalam Mempelajari Alkitab, Malang (Gandum Mas) Warren Rick, 1994 Metode Pemahaman Alkitab Yang Dinamis, Yogyakarta (ANDI) 87 88 HOMILETIKA Pdt. Dr. Gernaida Pakpahan 89 Apakah Homiletika Itu? Kata homiletika berasal dari bahasa Yunani yang kata dasarnya homilia, sebuah kata benda yang berarti pergaulan atau sebuah percakapan. Sedangkan kata kerjanya adalah homilein, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan to talk atau to converse: berbicara, bercakap-cakap. Dalam pengertian yang sempit homiletika bisa diartikan sebagai ilmu berkata-kata. Sedangkan dalam pengertian yang luas homiletika berarti suatu studi tentang cara atau metode mempersiapkan isi khotbah dan penyampaiannya dalam ibadah gereja. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa homiletika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menyampaikan khotbah. Dalam gereja, khotbah menduduki tempat yang sangat sentral. Liturgi gereja dianggap tidak bermutu, bahkan dianggap bukan sebuah liturgi bila tanpa ruang yang tersedia untuk menyampaikan khotbah. Yang juga sangat penting diingat adalah bahwa khotbah yang berhasil diperoleh dari hubungan dan persekutuan yang erat dengan Tuhan. Penjabaran berikut lebih terkait pada pengertian luas dari homiletika itu sendiri, dengan harapan dapat memperkaya kita menjadi pengkhotbah yang berkualitas. Fungsi Khotbah Dalam Ibadah Beberapa fungsi khotbah dalam ibadah adalah sebagai berikut: 1. Menyatakan kehendak Allah bagi jemaat. Melalui khotbah Allah berbicara, menasihati, menghibur, menguatkan dan memberkati umatNya. Dapat dikatakan bahwa pemberitaan firman itu sebagai bagian 90 terpenting dalam sebuah ibadah. Untuk kepentingan inilah seorang pengkhotbah dituntut memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan sehingga ia dapat menyampaikan kehendak Tuhan bagi jemaat. 2. Pemenuhan kebutuhan kehidupan rohani jemaat. Khotbah bukan hanya sekedar berbicara namun lebih dimaksudkan sebagai pemenuhan makanan rohani jemaat yang dapat memperkaya pengenalan jemaat terhadap Tuhan serta mampu membangun kualitas hidupnya (Yoh. 17:3; 2 Pet. 1:3-4). Syarat-Syarat Seorang Pengkhotbah Seorang pengkhotbah perlu memiliki syarat-syarat tertentu dalam dirinya antara lain: 1. Lahir baru atau orang yang telah menerima Yesus Kristus secara pribadi. 2. Bergantung sepenuhnya terhadap kuasa Roh Kudus. 3. Memiliki integritas dan kedewasaan rohani yang utuh (Gal. 5:22-23) dan menjadi teladan dalam kehidupannya (Fil. 3:17). Artinya seorang pengkhotbah bukan saja tampak di mimbar melainkan kehidupannya menjadi “mimbar yang hidup”. 4. Memiliki panggilan khusus sebagai pembicara Firman (2 Tim. 1:1112). 5. Memiliki pengetahuan yang luas dan komprehensif tentang Alkitab (2 Tim. 3:14-17). 91 6. Memiliki kemampuan dan ketrampilan berbahasa yang baik. 7. Kepercayaan pada diri sendiri untuk menyampaikan Firman Tuhan (bnd. 1 Kor 2:3-4). Persiapan Menjadi Seorang Pengkhotbah Seorang pengkhotbah perlu mempersiapkan dirinya dengan baik sebelum memulai tugasnya. Persiapan itu yang dimaksud ialah adanya suatu proses menjadi matang dan dewasa rohaninya. Karena itu perlu adanya persiapan umum antara lain: 1. Memiliki kehidupan yang bersih di hadapan Allah (2 Tim. 2:19-22). 2. Memiliki pergaulan yang akrab dengan Tuhan Allah, baik dalam pujian, penyembahan, perenungan dan pendalaman Firman, doa dan tampilan nyata dalam kehidupan setiap hari. 3. Tekun membaca Alkitab agar memiliki pengetahuan yang memadai terhadap Alkitab sebagai sumber utama khotbah. Memahami teks dan konteks yang ada dalam Alkitab; memperhatikan pasal sebelum dan sesudahnya; membandingkannya dengan teks-teks lain; memperhatikan konteks zaman; membedakan ayat-ayat khusus dan umum; serta membaca berbagai buku tafsiran. 4. Banyak membaca buku-buku teologi, buku-buku tafsir, buku-buku illustrasi dan buku-buku ilmu pengetahuan lainnya. 5. Peka dan mengerti akan kebutuhan jemaat dan lingkungan sekitarnya. Pengenalan akan jemaat baik terhadap kehidupan sosial serta permasalahan yang mereka miliki. 92 Penampilan Seorang Pengkhotbah Penampilan seorang pengkhotbah sejak ia memasuki ruangan akan memberi pengaruh penting dalam keberhasilannya menyampaikan firman Tuhan. Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian antara lain: 1. Penampilan umum • Cara berjalan memasuki ruangan • Cara berpakaian • Menit-menit menuju mimbar • Tidak menimbulkan kesan terlalu santai • Keterikatan tubuh dengan mimbar 2. Penggunaan anggota tubuh di mimbar. • Sikap badan seorang pengkhotbah menampilkan sikap wajar; berdiri tegak; tidak bersandar pada mimbar; bersikap tenang. • Gerakan tangan. Gerakan perlu secara wajar; irama gerakan sesuai dengan ucapan pengkhotbah; serasi dan hidup agar pesan yang disampaikan lebih jelas; jangan terlalu banyak gerakan tangan; gerakan tangan harus sopan dan menunjukkan kerendahan hati seorang pengkhotbah. • Wajah dan mimik muka. Wajah perlu menggambarkan ketulusan, wajar dan tidak dibuat-buat; wajah mengekspresikan isi khotbah dan mengungkapkan perasaan pengkhotbah; wajah hidup dan bergairah. • Pandangan mata. Mata hendaknya menjadi jembatan batin antara 93 pengkhotbah dengan jemaat; mata hendaknya jangan terikat pada catatan saja; mata hendaknya tidak terjerat pada objek tertentu; mata hendaknya menguasai jangkauan seluruh ruangan; mata harus nampak “hidup” untuk menunjukkan adanya komunikasi dengan jemaat. • Anggota tubuh lain seperti kaki, kepala, bahu, dan lain-lain dapat digunakan dengan wajar untuk mendukung pesan yang hendak disampaikan. 3.Suara • Berbicara wajar dan menghindari ucapan yang dibuat-buat. • Vocal harus jelas, bicara tidak tergesa-gesa. • Tinggi rendah suara dan tempo bicara harus bervariasi agar tidak membosankan pendengar. • Berbicara tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu lemah. • Seorang pembicara harus dapat menggunakan nafas yang teratur. • Hindari berbicara yang bertele-tele dan sedapat mungkin menghilangkan aksen daerah asal yang dianggap tidak perlu. 4.Bahasa • Berbicara menurut kaidah tata bahasa yang baik. • Menggunakan redaksional kalimat yang teratur. • Menghindari penggunaan kalimat yang pengertiannya tidak jelas. • Hati-hati dalam menggunakan bahasa asing, kata-kata ilmiah, 94 terminologi kata teologi dan lain-lain. Langkah-Langkah Mengantisipasi Kegugupan Ada kalanya seorang pengkhotbah mengalami kegugupan ketika berada di mimbar. Apalagi bagi pengkhotbah awal. Kegugupan tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri, tetapi juga bisa disebabkan oleh kurang tidur, makan terlalu kenyang, kurang persiapan atau kurang yakin dengan penampilannya. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengantisipasi kegugupan antara lain: 1. Memilih tema khotbah yang menarik bagi pengkhotbah sendiri maupun jemaat. 2. Menguasai sedalam-dalamnya pokok bahasan yang disampaikan kepada jemaat. 3. Pelajari sedalam-dalamnya urutan ide-ide yang akan disampaikan. 4. Fokuskan perhatian pada jemaat. 5.Menerima ketegangan sebagai hal yang wajar bagi seorang pengkhotbah. 6. Tidak menyerah pada saat menghadapi situasi yang sulit. Metode Membaca Alkitab Yang Efektif Sebaiknya kita memperhatikan beberapa nasihat berikut ini, apabila kita menginginkan pembacaan Alkitab yang efektif : 95 1. Penyebutan pasal dan ayat sebaiknya disebutkan lebih dari satu kali dan pada umumnya dua atau tiga kali. 2. Menunggu sampai jemaat menemukan ayat Alkitab. 3. Pandangan mata hendaknya sesekali menatap jemaat. 4. Tanda baca harus diperhatikan dengan baik, misalnya tanda koma, tanda seru, tanda titik, dll. 5. Pengkhotbah sebaiknya sedikit dapat mendramatisir pembacaan Alkitab agar pembacaan tersebut dapat menjadi hidup. 6. Membaca Alkitab tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu lambat. 7. Menjiwai isi dari pada teks yang sedang dibacanya. 8. Vokal harus jelas. Metode-Metode Berbicara Berikut ini kita akan pelajari empat metode berbicara yang sudah umum dikenal dalam dunia mimbar : 1. Metode Impromtu (Impromtu Speech). Berbicara tanpa persiapan tertulis terlebih dahulu. Metode ini cenderung menghasilkan pembicaraan yang tidak sistimatis, bertele-tele dan berputar-putar. Biasanya pendeta-pendeta kharismatik menyukai metode ini. 2. Metode Hafalan (Memorized Speech). Isi khotbah sudah disusun secara lengkap terlebih dahulu kemudian dihafalkan dan ini biasa digunakan pada suatu khotbah formal. Sebagai catatan bahwa jarang 96 pengkhotbah dengan efektif menggunakan metode ini. 3. Metode Membaca (Read Speech). Metode ini sering digunakan pada waktu penyampaian pidato-pidato resmi, pembacaan-pembacaan naskah, laporan-laporan, dan lain-lain. Sebagai catatan bahwa gerejagereja kharismatik tidak terlalu tertarik terhadap khotbah ini. 4. Metode Ekstemporer (Extemporer Speech). Metode ini adalah perpaduan antara metode Impromtu dan hafalan. Hal-Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bangunan Khotbah 1. Penetapan tema 2. Penetapan tujuan 3. Penetapan judul 4. Penetapan teks 5.Pendahuluan 6. Struktur isi 7.Penutup Tipe-Tipe Khotbah Khotbah memiliki berbagai ragam dan tipenya. Untuk itu seorang pengkhotbah perlu menyesuaikan diri dengan tipe khotbah yang 97 disenanginya atau tuntutan dari topik khotbah yang disiapkannya. Berikut ini beberapa contoh tipe khotbah yang umum digunakan di gereja antara lain: 1. Khotbah Topikal Jenis khotbah topikal adalah susunan khotbah yang mengambil topik tertentu. Tipe ini menggabungkan beberapa ayat-ayat dari berbagai sumber kitab untuk menjelaskan suatu pokok bahasan atau suatu topik tertentu sehingga membentuk suatu khotbah yang lengkap. Tipe ini biasanya efektif untuk pengkhotbah yang memiliki dasar teologi yang cukup dan menguasai isi Alkitab secara keseluruhan. Tipe ini juga sering disebut sebagai tipe sintetis. Pengkhotbah yang menggunakan tipe ini harus mengumpulkan bahan dari berbagai bagian Alkitab yang berbicara tentang suatu pokok dan dari bahan itulah disusun sebuah khotbah. • Khotbah pokok ini dapat mengemukakan suatu kebenaran dalam kesatuannya. • Khotbah ini dikupas dari segala sudut, sehingga jemaat Tuhan bisa menerima makanan rohani dengan limpahnya. • Khotbah ini menyakinkan jemaat Tuhan tentang kesatuan dari seluruh kitab-kitab yang ada yang terdiri dari 66 kitab. • Dengan cara khotbah seperti ini pengajaran dasar Alkitab dapat dipelajari dengan sempurna. • Dengan cara khotbah ini kita dapat menyediakan makanan rohani yang berlainan sehingga jemaat tidak menjadi bosan. 98 Contoh Khotbah Topikal : “Kemerdekaan Orang Percaya” (Yohanes 8:30-36) Pendahuluan Bulan Agustus, bangsa Indonesia memperingati hari yang penting dalam sejarah perjalanannya sebagai bangsa, yaitu kemerdekaan dan perbudakan. Kemerdekaan itu harus diperjuangkan dengan usaha dan kerja keras. Itu sebabnya para pejuang dan pahlawan bangsa telah mengorbankan banyak hal termasuk mempersembahkan darah dan nyawa mereka demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Lalu, bagaimana respon kita terhadap kemerdekaan sebagai orang percaya? Paparan berikut ini akan memberikan gambaran yang lebih luas bagi kita seperti berikut ini. Pokok Isi Pemahaman orang Yahudi terhadap keberadaan dirinya sebagai keturunan Abraham membawa mereka kepada sebuah kedudukan yang lebih unggul. Mereka percaya sebagai umat pilihan Allah dengan status sebagai keturunan Abraham memiliki berbagai fasilitas itu. Untuk itulah mereka menganggap dirinya sebagai orang merdeka.Namun nyatanya pada saat itu mereka sedang diperbudak oleh bangsa Roma yang menyebabkan berbagai tekanan dan penderitaan hidup. 99 A. Kemerdekaan Kebutuhan Asasi Manusia 1. Kemerdekaan Dari Perbudakan Dosa. • Dosa Membawa Keterpisahan dengan Allah (Roma 3:23; 6:23) • Dosa Membawa Penghukuman Kekal (Yohanes 3:18) • Dosa Ditebus Oleh Darah Yesus (Yohanes 8:32) 2. Kemerdekaan Dari Rasa Ketakutan (Kejadian 3:10) 3. Kemerdekaan Dari Intimidasi (Yohanes 8:33) 4. Kemerdekaan Dari Kekuatiran (Matius 6:25) 5. Kemerdekaan dari Sakit Penyakit (Matius 4:23; Yes. 53:4-5) B. Kemerdekaan Sejati Hanya Ada Dalam Kristus. 1. Kemerdekaan Sebagai Anugerah (Yohanes 8:36) 2. Kemerdekaan Untuk Menikmati Damai Sejahtera (Yohanes 14:27) 3. Kemerdekaan Untuk Berkarya (Amsal 10:16) C. Kemerdekaan Harus Diresponi Dalam Karya Dan Pelayanan 1. Menjalankan Hidup Sesuai Dengan Standar Ilahi ( Matius 5:48) 100 2. Mempersembahkan Hidup Sebagai Hamba Kebenaran (Amsal 21:21; Amsal 23:23) 3. Menjaga Hidup Sesuai Di Dalam Kekudusan (Ibrani 12:14) Penutup 1. Kita bersyukur atas kemerdekaan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus 2. Mari kita menggunakan kemerdekaan secara bertanggungjawab 2. Khotbah Tekstual Jenis khotbah tipe tekstual adalah khotbah dengan menggali satu atau dua ayat dan memperhatikan kata demi kata yang terdapat dalam ayat tersebut serta menjelaskan menjadi bagian-bagian utama khotbah. Untuk khotbah tipe ini sebaiknya pengkhotbah tidak mengambil ayat yang panjang, yang memiliki banyak kalimat dan anak kalimat. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam khotbah Tekstual : a. Penangkapannya menarik b. Menjaga dari penyimpangan khotbah c. Memelihara khotbah yang Alkitabiah d. Meningkatkan Keberanian e. Menolong mengingat suatu pesan khotbah 101 Hal yang perlu dipersiapkan : a. Bacalah Alkitab Secara Tetap b. Mempelajari Alkitab c. Selalu Menyediakan Sebuah Buku Catatan d. Memelihara Suatu Sikap Berdoa e. Carilah Pewahyuan Roh Kudus Contoh: “Menjadi Agen Damai Sejahtera” (Matius 5:9) Pendahuluan Kebutuhan akan kedamaian merupakan sebuah kebutuhan yang hakiki. Tanpa kedamaian maka semua yang ada dalam kehidupan kita akan terasa hampa. Nyatanya bahwa karir, kesuksesan, pencapaian, prestasi, kesehatan, sahabat yang kita miliki semua akan menjadi hambar jika tidak disertai dengan “damai sejahtera”. Demikian pentingnya “damai” itu sehingga dalam Khotbah di Bukit, Yesus menyebut Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah ( Matius 5:9). Apa yang dimaksud Yesus dengan ucapan bahagia itu? Bagaimana kita meresponinya dalam kehidupan setiap hari? 102 Pokok Isi A. Mengapa Yesus Menyebut “berbahagia” Orang Yang Membawa Damai? 1. Kata berbahagia atau makarios dalam bahasa Yunani sebenarnya dikemukakan dalam beberapa pengertian antara lain : •Memperlihatkan karakteristik seseorang melalui kebahagiaan yang transenden atau sukacita yang diberkati. • Selain itu kata makarios di luar pemahaman agama atau keyakinan berarti keberuntungan atau kemujuran. • Berbahagia juga dapat dipahami sebagai bagian dari tubuh atau persekutuan yang dianggap berkenan, layak untuk mendapat anugerah dari Tuhan. • Berbahagia juga berarti segala sesuatu yang terhubung dekat dengan Allah sebagai sumber pengharapan. 2. Sementara itu kata “membawa damai” dari kata Yunani eirenipoioi adalah hubungan yang dinyatakan dengan pertemanan yang terjalin dimana dua orang hidup dalam pembuatan atau pengaturan suasana damai atau harmonis 3. Selanjutnya kata “dinamai” dari kata Yunani kletesontai digunakan sebagai ungkapan untuk mengidentifikasi atau alamat dimana seseorang dinyatakan di dalam karakteristik khusus. Lalu selanjutnya “mereka disebut anak-anak Allah” memperlihatkan bahwa secara figuratif ini merupakan 103 panggilan Allah bagi orang percaya untuk hidup menjadi murid sesuai dan berperilaku sesuai dengan identitas panggilannya. B. Bagaimana Kita Memperoleh Damai Sejahtera? 1. Melalui pendamaian yang dikerjakan melalui karya Kristus (Rom. 3:25; 5: 10: 2 Kor. 5:19; I Yoh. 4:10). 2. Melalui iman kepada Kristus Yesus (Rom. 5:1; 15:13) C. Bagaimana Cara Kita Menjadi Agen Damai Kepada Sesama? 1. Kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera ( Ef. 6:15; Kis. 10:36; Rom. 2:10) 2. Menampilkan hidup yang dituntun Roh (Rom. 8:6) 3.Menampilkan hidup yang sesuai dengan teladan Kristus (Rom. 12:18; 1 Kor. 14:33) 4. Menampilkan hidup membangun persahabatan dengan sesama (Ibr. 12:14; Mat. 5:25) Penutup Kita dipanggil menjadi saksi Kristus yang menebarkan pendamaian terhadap semua orang yang ada di sekitar kita. 104 3. Khotbah Ekspositori Jenis khotbah tipe ekspositori atau yang lazim disebut dengan analisis sintetis. Khotbah tipe ini menguraikan suatu perikop yang terdiri dari tiga ayat atau lebih, membaginya dalam beberapa bagian dan memberikan penjelasan arti rohaninya. Menurut beberapa pengamat jenis khotbah ini paling mudah, cenderung membuat seorang pengkhotbah malas dan tidak mengembangkan diri dengan penafsiran yang lebih mendalam dan teologis. a. Merupakan metode yang Alkitabiah b. Menghasilkan pengkhotbah-pengkhotbah Alkitab dan jemaatjemaat yang berorientasikan Alkitab. c. Meminta kekuatan Roh Kudus d. Mendorong perhatian yang sungguh-sungguh terhadap Alkitab Hal yang perlu dipersiapkan : a. Pilihlah dengan hati-hati ayat-ayat yang sesuai b. Carilah tema yang relevan dengan situasi kita hari ini c. Mempelajari bagian ayat dari setiap sudut dengan hati-hati d. Berusahalah untuk memahami temanya e. Memiliki suatu tujuan tertentu f. Berbicara berdasarkan pengalaman pribadi g. Memperjelas Arti h. Membuat menjadi praktis 105 Contoh “Hamba Kebenaran” (Roma 6:15-23) Pendahuluan Perbudakan sangat menyulitkan kehidupan bangsa yang dijajah. Orang yang terjajah akan kehilangan kebebasannya untuk berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat, kesempatan untuk beribadah dan memiliki keyakinan, harta bendanya, kekayaan alam, dan lain-lain. Penjajah selalu menebar intimidasi, teror dan tekanan yang menyebabkan ketakutan. Itu sebabnya, perbudakan selalu ditentang oleh siapapun karena melanggar hak asasi manusia. Kemerdekaan dari perbudakan merupakan hak asasi manusia. Lalu bagaimana dengan kemerdekaan orang percaya? Kemerdekaan dari perbudakan dosa untuk dituntun menjadi hamba kebenaran. Paparan berikut ini akan memberikan gambaran yang lebih luas bagi kita seperti berikut ini : Pokok Isi Dalam Roma 6-8 Paulus memperlihatkan bagaimana sesungguhnya respon orang percaya terhadap panggilan dirinya. Ia menonjolkan pribadi Allah yang menyelamatkan sebagai Allah yang adil. Keadilan Allah dinyatakan dalam hal mengutus AnakNya sendiri sebagai ganti dosa manusia agar manusia dapat 106 diselamatkan. Maka sudah sewajarnya jika manusia berdosa yang sudah diselamatkan harus bekerjasama dengan Roh Allah dengan cara mempersembahkan seluruh anggota tubuhnya sebagai bagian dari kematian Kristus dan kebangkitanNya di dalam diri orang percaya. Mengapa demikian? Paulus dengan jelas menggambarkan bahwa dosa itu seperti pribadi yang sangat kuat yang selalu berusaha untuk menguasai dan mengendalikan hidup manusia. Dengan kemauan manusia untuk mengendalikan daging di bawah kendali Roh Kudus akan menjadikan manusia itu tidak lagi hidup untuk daging melainkan oleh Roh. Sebab hidup yang dikendalikan oleh daging akan berakhir kepada kebinasaan. Namun hidup oleh Roh akan memperoleh hidup kekal. A. Apa Yang Dimaksud Paulus Hamba Kebenaran? 1. Manusia Berdosa Adalah Hamba Dosa • Dosa membawa kematian (Rom. 3:23; 6:23) • Dosa membawa penghukuman kekal (Rom. 8:1) • Manusia diperbudak oleh dosa (Rom. 6:18) 2. Karya Tuhan Yesus Kristus Yang Membebaskan • Salib Menjadikan orang berdosa sebagai Hamba Allah (Rom. 6:22) • Salib Kristus Menjadi Jalan Penebusan (1 Kor. 15:3) 3. Hamba Kebenaran Membutuhkan Tuntunan Roh Allah 107 • Mematikan Keinginan Daging (Rom. 8:6) • Membebaskan Dari Hukum Maut (Rom. 8:2) • Dibebaskan dari tuntutan Taurat (Rom. 6:15-16) 4. Hamba Kebenaran Membutuhkan Firman Allah • Menuntun dalam Hidup Kudus (Rom. 6:22; Yoh. 17:17) • Menikmati Kebenaran ( Yoh. 8:32) • Fakta Bahwa Ada Pengharapan Di Masa Depan (Rom. 8:21) B. Bagaimana Respon Orang Percaya Terhadap Statusnya Sebagai Hamba Kebenaran? 1. Menerima Statusnya Dengan Ucapan Syukur (1 Kor.1:4; Kol. 1:12) 2. Menerima Statusnya Dengan Bertanggungjawab (1 Kor. 15:10) 3. Menerima Kepercayaan Sebagai Investasi bagi Kerajaan Allah (Ams. 23:23; Mat. 6:33) Penutup Sebagai orang yang sudah diselamatkan tugas kita adalah menjadi hamba kebenaran bukan hamba dunia. 108 4. Khotbah Tipologi Khotbah Topikal (khotbah cerita suatu peristiwa). Metode khotbah ini adalah seni menemukan dan menyampaikan kebenaran Firman Tuhan yang tersembunyi dibalik peristiwa dari bermacam-macam “type” dalam Alkitab. “Type” adalah seseorang, obyek atau peristiwa yang melambangkan nubuatan dari seseorang atau sesuatu yang belum datang yang mirip dengan karakter dari orang atau peristiwa itu. Dalam penerapan secara Alkitabiah, seringkali menunjukan kepada suatu karakter atau peristiwa Alkitab sebagai bayangan peristiwa yang akan datang. Tipologi adalah studi tentang peristiwa pada Perjanjian Lama yang mempunyai arti rohani, dengan kata lain, terdapat persesuaian di antara berbagai oknum, peristiwa, atau hal dalam Perjanjian Lama dan Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Studi tentang tipologi membuat kisah-kisah dalam Alkitab menjadi lebih hidup, lebih berkesan, dan lebih terasa kebenarannya. Tipologi adalah juga sebuah bentuk nubuat, nubuat tidak langsung, karena kita tidak tahu itu adalah nubuat sampai penggenapannya atau antitypenya diketahui. Saat antitype besarnya ada, baru kita bisa melihat ke belakang dan melihat apa yang dimaksud Allah. 109 Contoh “Hubungan Musa Dengan Yesus Kristus” Pendahuluan Nubuat Musa itu menunjuk kepada kehadiran Yesus Kristus, karena itu ada kesamaan-kesamaan Musa dengan Yesus Kristus itu dalam hal-hal yang khas unik dan luar biasa: Pokok Isi 1 Musa (Tipologi) Pada waktu Musa lahir, Yesus (Anti –Tipe) Pada waktu Yesus lahir, Firaun membunuh anak Herodes membunuh anak laki-laki berumur dua tahun laki-laki yang berumur dua 2 ke bawah (Keluaran 3: 7-10). tahun ke bawah (Mat 2:16). Yesus, pada masa kanakMusa dimasa kanakkanaknya itu berada di luar kanak juga berada dalam dari tanah tumpah darahnya pelarian di tanah Mesir 3 4 sendiri, yaitu berada di di luar dari tanah tumpah Mesir Musa ditolak saudaranya di darahnya sendiri . Yesus ditolak dalam Mesir (Keluaran 2: 11-15; pelayanan (Yohanes 1: 11; Kisah 7: 23-28) Kembali melayani setelah Kisah 18:5-6) Kembali melayani orang ditolak (Keluaran 4: 19- Israel (Roma 11:24-26) 31) 110 5 6 7 8 9 10 Musa sewaktu menjalankan Yesus dalam kehadiran-Nya karirnya sebagai nabi sebagai Firman yang Hidup, utusan Allah mendapat memiliki Kuasa Allah Kuasa Allah yang dikenal berupa mujizat-mujizat. dengan sebutan mujizat. Musa membebaskan Yesus membebaskan bangsa Israel dari belenggu bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Musa memberi Hukum belenggu perbudakan dosa. Yesus datang bukan Taurat kepada umat untuk meniadakan Taurat Israel Musa memberi hukum melainkan menggenapinya. Yesus adalah kegenapan kenabian (Bilangan 34:1-2; kenabian (Matius 21:1; Ulangan 18 :15-20) Musa menjadi imam dan Kisah 3:22-23) Yesus adalah Imam dan Imam pengantara (Keluaran Pengantara manusia 32:31-35) Musa sebagai pemimpin dengan Bapa (1 Yoh 2:1-2) Yesus Pemimpin dan Raja umat Israel (Ul. 33:4-5) Israel bahkan Ia adalah Raja damai itu (Yohanes 1:49; Yes 9:5-6) 5. Khotbah Biografi Biografi adalah suatu cerita kehidupan seseorang. Karena itu, metode ini berhubungan dengan mempelajari kehidupan dari bermacammacam karakter yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang di catat dalam Alkitab memiliki arti yang penting bagi kita. 111 Setiap kehidupan memiliki sesuatu untuk mengajar kita. Mempelajari karakter-karakter dalam Alkitab adalah sangat menarik dan memikat. Pilihlah seseorang yang khusus. Bacalah setiap referensi dari orang tersebut yang terjadi dalam Alkitab. Buatlah catatan dari setiap ide yang datang ke dalam pikiran. Mulailah merangkai ide-ide tersebut secara kronologis yaitu urutan peristiwa yang mereka alami seperti : a. Mempelajari kelahiran seseorang b. Bagaimana latar belakang kehidupannya c. Bagaimana hubungan pribadi dengan Allah d. Bagaimana reaksi sebagai pernyataan hubungannya dengan Allah e. Apa yang dia pelajari dari hubungannya tersebut f. Apakah dia berhasil dalam hidupnya, apa yang membuatnya berhasil g. Bila hidupnya berakhir dalam kegagalan, menyebabkannya h. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupannya Contoh “Raja Yang Diperkenan Allah” (1 Samuel 16:1-13) 112 apa yang Pendahuluan Hidup yang berkenan merupakan dambaan semua orang apalagi berkenan di hati Tuhan. Nyatanya dalam segala keberhasilan dan kesuksesannya Daud juga rindu menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan. Bagaimana Daud dipilih Tuhan? Bagaimana caranya ia menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan? Pokok Isi A. Siapakah Daud itu? • Arti nama Daud adalah “Kekasih Allah” • Merupakan anak laki-laki ke 7 dari Isai • Bekerja sebagai gembala domba • Seorang anak muda yang rupawan • Hidup bertanggung-jawab dalam pekerjaannya • Suka memuji dan menyembah Tuhan • Diurapi untuk menjadi Raja Israel (2 Sam. 2:1-7; 5:1-5) B. Apa Yang Membuat Hati Tuhan Berkenan atas Daud? • Melakukan kehendak Allah (Kis. 13:22). • Hatinya terpaut dengan Allah melalui pujian dan penyembahan ( Mz. 119 : 164, 63 : 2 ). • Menyediakan waktu khusus di hadapan Allah (Mzm. 84:11) • Hidup menurut Taurat Tuhan (Mzm. 1) 113 C. Apakah Ada Sisi Gelap Dalam Hidup Daud Sebagai Manusia? • Daud bukanlah seorang yang sempurna (2 Sam. 12:26 ; 20:26) • Daud jatuh dalam perzinahan dengan Betsyeba (2 Raj. 11:1-27) • Daud memindahkan Tabut Allah dengan keliru (2 Sam. 6:111; 1 Taw. 13:1-14) • Daud terlalu ambisi untuk berperang (2 Sam. 24:1-17) D. Bagaimana Daud Bangkit Dari Kelemahan? • Daud bertobat dan menerima konsekuensi dari dosanya (2 Sam. 12:1-25) • Daud tetap berkenan di hati Allah (1 Taw. 29: 26-30) • Daud dipilih untuk tugas khusus (1 Raj. 2:1-12) Penutup Sebagai orang yang sudah diselamatkan Tuhan melalui pengorbanan Kristus marilah kita menjaga hidup yang diperkenan oleh Allah. 6. Khotbah Alegori Banyak pengajaran-pengajaran dari Yesus dalam bentuk alegori atau parabel. Dia mengajarkan suatu kebenaran dari kasus atau peristiwa 114 yang serupa (sejajar). Para penulis Alkitab sering menggunakan subyek alam untuk mengajar kebenaran secara rohani yang menyangkut perbandingan fungsi-fungsi yang serupa, dan proses pemikiran dari kasus yang serupa. Khotbah alegori berusaha untuk menceritakan kebenaran yang terkandung dalam suatu parabel. Alegori adalah metafora yang diperluas. Seperti metafora, alegori dipakai untuk mengibaratkan sesuatu sebagai sesuatu yang lain, tapi lebih rinci dan panjang daripada metafora. Alegori adalah cerita yang mengajarkan banyak kebenaran melalui pelbagai metafora, sedangkan perumpamaan biasanya hanya mengajarkan satu pokok kebenaran. Contoh “Akulah Pokok Anggur Yang Benar” (Yohanes 15:1-8) Pendahuluan Dalam perumpamaan atau kiasan ini Yesus menggambarkan diriNya sebagai “pokok anggur yang benar” dan murid-murid-Nya sebagai “ranting”. Dengan tetap terpaut pada-Nya sebagai Sumber kehidupan, mereka dapat menghasilkan buah. Allah dilukiskan sebagai tukang kebun yang memelihara ranting-ranting itu supaya tetap berbuah (Yoh. 15:1,2,8) Pokok Isi 115 A. Karakteristik Apa Yang Digambarkan? Allah Bapa : Pengusaha Yesus Kristus : Pokok Anggur Yang Benar Murid-murid : Ranting B. Apa Yang Harus Dilakukan Ranting? 1. Allah mengharapkan agar setiap ranting berbuah (Yoh. 15:2) 2. Ranting yang tidak berbuah dipotong. Ranting yang tidak berbuah adalah orang-orang yang tidak lagi memiliki hidup yang datang dari iman dan kasih yang langgeng kepada Kristus. Ranting yang tidak berbuah dipotong oleh Bapa dan terpisah yaitu dengan Kristus. 3. Ranting-ranting yang berbuah adalah orang-orang yang memiliki hidup di dalamnya karena iman dan kasih yang langgeng kepada Kristus. Ranting yang berbuah supaya menjadi makin lebat buahnya. Buah adalah kualitas karakter Kristen yang memuliakan Allah melalui hidup dan kesaksian nyata. C. Bagaimana Cara Supaya Orang Percaya Menghasilkan Buah? 1. Tinggallah di dalam Kristus (Yoh. 15:4) a.Setelah seseorang percaya kepada Kristus dan menerima pengampunan dosa, dia menerima hidup kekal dan kuasa untuk tetap tinggal di dalam Kristus. b. Menghidupi Firman Allah senantiasa dalam hati dan 116 pikiran serta menjadikannya penuntun tindakan nyata (Yoh. 5:7) c. Memelihara persekutuan yang intim dengan Kristus (Yoh. 15:7) d. Menaati perintah-perintah-Nya, tinggal dalam kasihNya (Yoh. 15:10, 12, 17) e. Memelihara hidup kudus dan tunduk kepada pimpinan Roh Kudus (Yoh 15:3). 2. Dibersihkan di dalam Kristus (Yoh. 15:6) a. Dampak dari kegagalan ranting yang tidak berbuah adalah dibuang ke luar dari Kristus dan akan binasa (Yoh. 15:2,6). b. Yesus memperingatkan murid-murid bahwa orang yang tidak meresponi anugerah Allah tidak akan tetap melekat pada Kristus. c. Keselamatan harus diresponi dengan penuh tanggung jawab (Yoh. 15:4) d.Hubungan keselamatan di dalam Kristus harus terus-menerus diperbaharui dengan menampilkan kehidupan baru sebagai buah pertobatan di dalam Kristus. 3. Diberi hak untuk meminta kepada Bapa (Yoh. 15:7) a. Rahasia doa yang terjawab ialah tinggal di dalam Kristus. 117 b.Makin dekat kita hidup dengan Kristus melalui merenungkan dan mempelajari Alkitab. c. Doa yang efektif adalah doa yang selaras dengan sifat dan ajaran Kristus Penutup Setiap orang yang percaya kepada Kristus sudah selayaknya menghasilkan buah dan meresponi tugas dan panggilannya secara bertanggungjawab. Literatur Pendukung: Alkitab Kamus Alkitab Ensiklopedi Alkitab dan Gereja Benny Solihin, 7 Langkah Menyusun Khotbah, Malang: SAAT Erastus Sabdono, Homiletika (suatu studi seni berbicara) Evans William, Cara Mempersiapkan Khotbah, Jakarta: BPK-GM, 1980 Rotlishberger, H, Homiletika, Jakarta: BPK-GM, 2002 John Virgil, Cara Mempersiapkan Khotbah dan Berkhotbah dengan Efektif, Jakarta: Yayasan Imanuel, 2001 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah, Jakarta: BPK-GM, 2004 Sostines Ngebu, 70 Garis Besar Khotbah Biografi Para Tokoh Alkitab. 118 KEPEMIMPINAN Pdt. dr. Noenik Dwidjo Saputro, M.Kes 119 I. PENDAHULUAN Ketrampilan memimpin orang lain sangat diperlukan supaya dapat memimpin orang lain dan juga dapat melahirkan seorang pemimpin. Artikel ini ditulis karena ada beban dan tanggung jawab dari pengurus pusat WBI untuk membagikan pengalaman kepada perempuanperempuan lain supaya mereka dapat mengerti, menangkap dan melakukan tujuan Allah dalam hidupnya sebagai pemimpin. Oleh karena itu artikel ini ditulis oleh seorang perempuan mantan ketua Departemen Wanita GBI selama 8 tahun, dibantu oleh seorang mentor yang juga mantan ketua Departemen wanita GBI dan dipadukan dengan tulisan banyak ahli kepemimpinan. Keberhasilan suatu kepemimpinan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain visi, pengaruh, proses dan kepercayaan. II. VISI Visi adalah gambaran yang menginspirasi tentang masa depan yang dapat memberi kekuatan pada pikiran, kehendak dan emosi kita, sehingga dapat memberdayakan seluruh kemampuan kita untuk mencapainya. Seorang pemimpin yang mempunyai visi dapat terus bergerak maju dan dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti pemimpin menjangkau visinya. Menurut Sharon Hull, visi adalah sebuah seed of possibility, suatu benih kemungkinan yang ditanam dalam pikiran dan diimani, yang mendorong kita untuk mengejar tujuan tersebut. Untuk memahami bagaimana supaya visi itu menjadi bagian dalam hidup kita sebagai 120 pemimpin yang bertanggung jawab, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Visi dimulai dari dalam. Visi tidak bisa diberi oleh orang lain, tidak bisa diminta atau dipinjam dari orang lain tetapi kita bisa meminta pertolongan Roh Kudus. Waktu saya dipilih menjadi ketua, saya bertanya kepada Tuhan melalui Roh Kudus, apa yang harus dilakukan untuk perempuan-perempuan yang ada di WBI. Pada tahun pertama, Tuhan menaruh didalam hati saya untuk “menjadikan perempuan-perempuan WBI pintar di hadapan Tuhan”, sehingga terciptalah sebuah semboyan Becoming SMART Women. Kemudian dengan berjalannya waktu saya kembali bertanya kepada Tuhan, “kalau sudah pintar terus apa yang harus kami lakukan,” dan dengan setia Tuhan bilang “ya harus berpengaruh baik untuk diri sendiri, keluarga, gereja dan masyarakat sekeliling.” Sehingga muncul semboyan di WBI, Becoming SMART and IMPACTING Women of God. 2. Visi timbul dari pengalaman Dengan berjalannya waktu dan masukan dari para perempuan senior, ahli-ahli kepemimpinan, maka visi yang kita punyai dan yang akan kita tuju menjadi semakin jelas. Dalam periode kedua kepemimpinan saya, terlihat para perempuan WBI mulai sadar akan pentingnya belajar dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh PP-WBI. Hasilnya, pengetahuan perempuan bertambah dan semakin berhikmat dalam 121 menjalani perannya di rumah sebagai istri, ibu, di gereja dan di tengah masyarakat. Namun perempuan juga harus mempunyai IMAN, PENGHARAPAN dan KASIH yang kuat sehingga timbul semboyan yang ketiga yaitu Becoming Unshakeable Women of God, yang bila disatukan menjadi Becoming SMART, IMPACTING and UNSHAKEABLE Women of God. 3. Visi harus memenuhi kebutuhan banyak orang. Jangkauan visi harus luas melampaui sesuatu yang dapat dicapai seorang diri. Kalau visi itu memang benar-benar berharga, maka visi itu harus melibatkan orang lain dan membuat orang lain lebih berarti serta menjadi berkat bagi sesama. Saya mengagumi seluruh staf PP-WBI, mereka terus bergerak maju tanpa harus didorong-dorong, mereka diberkati hingga mereka dapat membagikan berkat yang lebih banyak kepada semua perempuan di WBI baik di dalam maupun di luar Indonesia. Visi harus dapat melayani orang lain, kalau tidak dapat melayani orang lain berarti mimpi kita belum besar. 4. Visi membantu kita dapat mengumpulkan sumber-sumber daya yang kita perlukan. Keuntungan dari visi yang luas adalah seperti magnet : menarik, menantang dan mempersatukan banyak orang dengan latar belakang berbeda tapi satu tujuan. Visi dapat juga menarik dukungan berupa uang, 122 pikiran dan tenaga dari orang banyak. Semakin besar visi kita, semakin banyak orang yang tertarik untuk terlibat. Semakin menantang visi kita maka semakin keras orang yang terlibat untuk berjuang bersama-sama mencapai visi tersebut. Untuk meningkatkan visi maka kita harus berani : - Mengukur diri kita. Visi yang pernah diutarakan kepada orang lain harus berani diukur, seberapa jauh visi tersebut telah dilaksanakan. Kita dapat membicarakannya kepada orang terdekat seperti pasangan hidup, staf inti, dan mentor. Mintalah mereka menceriterakan dan memberi masukan tentang visi tersebut. Jika mereka bisa menceriterakan dan memberi saran-saran kepada kita berarti kita sudah melaksanakan visi kita tersebut. - Tuliskanlah visi tersebut. Luangkan waktu untuk menulis visi tersebut agar menjadi lebih jelas, dimengerti dan diikuti oleh orang lain. Evaluasilah visi tersebut apakah layak, lalu kejarlah dengan seluruh hati, pikiran dan kemampuan kita. - Periksalah keadaan hati kita. Apa yang membuat kita bersedih dan terbeban terhadap perempuan lain? Apa cita-cita kita supaya banyak perempuan berubah? Dan apa yang membuat kita bersemangat? Renungkanlah setiap saat, apa yang kita inginkan berubah dari semua perempuan khususnya di WBI dan perhatikan apa yang tidak bisa atau sulit berubah. Bicarakan dengan staf dan mentor kita. 123 III. PENGARUH Ukuran yang sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang. Bila tidak mempunyai pengaruh maka kita tidak akan sanggup memimpin orang lain. Banyak ahli mengatakan kita bukanlah seorang pemimpin bila tidak bisa mempengaruhi orang lain tapi kita sedang jalan-jalan. Ada tiga hal yang harus dipunyai seorang pemimpin yaitu pertama, terampil berkomunikasi; kedua, mendapat pengakuan dari orang lain; ketiga, dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kita. Kepemimpinan yang sesungguhnya adalah menjadi orang yang diikuti orang lain dengan senang hati dan penuh keyakinan. Pemimpin yang sejati mengetahui perbedaan antara menjadi bos dan menjadi pemimpin. Kalau bos menggiring pekerjanya, kalau pemimpin melatih stafnya. Kalau bos menimbulkan rasa takut, pemimpin membangkitkan semangat. Kalau bos mengatakan aku, kalau pemimpin kita semua. Kalau bos tahu bagaimana sesuatu hal dilakukan, kalau pemimpin menunjukkan caranya kepada staffnya. Kalau bos mengatakan jalan, kalau pemimpin mengatakan mari kita bersama-sama jalan. Kalau kita memimpin sekelompok orang, maka kita harus mempunyai kemampuan dalam segala hal ditingkat yang lebih tinggi dari orang yang kita pimpin. Supaya kepemimpinan kita tetap efektif, penting sekali mengajak orang lain yang juga mempunyai pengaruh masuk kedalam kelompok kita bersama-sama naik pada tingkat yang lebih tinggi. Jika sebagai pemimpin kita tidak dapat mempengaruhi orang lain, maka mereka tidak akan mengikuti kita untuk mencapai visi tersebut. Dan jika mereka tidak ingin mengikuti pemimpin, maka kita bukanlah 124 pemimpin yang sesungguhnya. Tidak peduli apa kata orang kepada kita, kepemimpinan adalah pengaruh. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui supaya kita tidak terjebak melakukan kekeliruan-kekeliruan selama jadi pemimpin : - Perbedaan antara memimpin dan mengelola (me-manage) Perbedaan utama dari keduanya: kepemimpinan adalah soal mempengaruhi orang lain sehingga mereka mau mengikuti kita untuk mencapai visi kita, sedangkan manajemen adalah memusatkan perhatian pada mempertahankan sistem-sistem dan proses-proses yang ditentukan oleh pemimpin. Cara terbaik untuk menguji seseorang apakah ia sanggup menjadi pemimpin atau menjadi pengelola adalah dengan memintanya menciptakan perubahan baru ke arah yang lebih baik. - Pemimpin bukan seorang usahawan Seorang pramuniaga atau usahawan sukses belum tentu mereka mempunyai pengaruh yang membuat orang lain menjadi pengikut. Pengaruh mereka hanya berkisar pada barang dagangannya dan waktunya singkat. - Sering orang beranggapan bahwa hanya mereka yang mempunyai pengetahuanlah dan kecerdasan yang bisa jadi pemimpin. Namun tidak otomatis demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin kemampuan kepemimpinan. - Pengertian lain yang kurang tepat yaitu setiap orang yang ada di baris depan dari kerumunan orang banyak selalu dia seorang pemimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin bukan saja harus berada di baris terdepan tapi juga harus berhasil membuat orang-orang secara suka 125 rela mengikuti dia di belakangnya, mengikuti kepemimpinannya dan bertindak diatas visinya. - Orang sering menyangka kepemimpinan identik dengan kedudukan. Dalam bukunya, John Maxwell mengutip kata-kata dari Stanley Huffy, “Bukanlah kedudukan yang menjadikan seseorang pemimpin tetapi sang pemimpinlah yang membuat kedudukan tersebut menjadi ada.” IV. PROSES Kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam sehari. Menjadi seorang pemimpin sangat mirip seperti berinvestasi dengan sukses di dunia bisnis. Bila harapan kita adalah menjadi kaya dalam sehari, kita tidak akan pernah berhasil. Yang penting adalah apa yang kita lakukan hari demi hari dalam jangka waktu yang panjang. Sekalipun ada orangorang yang dilahirkan dengan memiliki karunia alami yang lebih besar dari pada yang lain, kemampuan memimpin itu sesungguhnya merupakan kumpulan dari berbagai ketrampilan yang hampir seluruhnya dapat dipelajari serta terus ditingkatkan. Tapi ingat prosesnya tidak terjadi dalam semalam. Kepemimpinan itu rumit, aspeknya sangat banyak seperti: kehormatan, pengalaman, kekuatan emosional, keterampilan membina hubungan dengan orang lain, disiplin, visi yang kuat, ketepatan waktu, dan sebagainya. Banyak faktor tak kelihatan yang berperan dalam kepemimpinan, inilah yang menyebabkan seorang pemimpin membutuhkan waktu supaya mempunyai banyak pengalaman agar menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang sukses adalah orang yang mau terus menerus belajar. Dan proses belajar itu sifatnya berkelanjutan, sebagai hasil dari disiplin 126 diri dan ketekunan. Sasaran seorang pemimpin setiap hari harus menjadi naik ketingkat yang lebih tinggi walau sedikit tapi berhasil naik. Ada empat fase pertumbuhan kepemimpinan, kita bisa menilai diri kita masing-masing ada di fase mana. - Fase pertama: Saya tidak tahu apa yang tidak saya ketahui. Kebanyakan orang tidak berhasil untuk menyadari nilai kepemimpinan. Mereka tidak tahu bahwa ada kesempatan-kesempatan yang mereka lewatkan jika mereka tidak belajar untuk memimpin. Banyak orang yang tidak mengerti bahwa kepemimpinan adalah pengaruh, hingga mereka tidak mau belajar. Sangat disayangkan, karena selama seorang tidak tahu apa yang tidak ia ketahui, ia tidak akan bertumbuh . - Fase kedua: Saya tahu apa yang tidak saya ketahui . Pada suatu saat waktu kita sudah jadi pemimpin dan kita melihat ternyata tidak ada seorangpun yang mengikuti kita, saat itulah kita mulai sadar bahwa kita HARUS belajar memimpin orang lain. Kesadaran kita mendorong kita untuk mulai menghimpun sumbersumber daya dan mulai belajar dari mereka semua baik yang senior maupun yang masih muda. - Fase ketiga: Saya mulai melihat dan merasakan bahwa saya mulai bertumbuh dalam kepemimpinan. Jangan pernah berhenti belajar baik formal maupun informal, dan mulailah mengembangkan kepemimpinan kita mulai sekarang maka kita akan merasakan kepemimpinan kita berdampak bagi staf kita dan juga bagi orang lain. Menurut Benjamin Disraeli yang dikutip oleh John Maxwell “Rahasia kesuksesan dalam hidup ini adalah bila seseorang siap pada waktu kesempatannya datang”. 127 - Fase keempat : Kita memimpin dengan mengalir saja dengan apa yang kita ketahui. Waktu sampai pada proses ketiga kita sudah cukup efektif menjadi pemimpin tapi kita masih selalu berpikir setiap kegiatan yang akan kita lakukan. Tetapi bila sudah sampai fase keempat, kemampuan kita untuk menjadi pemimpin hampir bersifat otomatis. Dan kita sadar bahwa usaha kita pada setiap kegiatan berdampak bagi orang banyak. Tapi harus diingat untuk sampai fase keempat ini harus terus sadar bahwa jadi pemimpin tidak bisa dalam satu hari. Ikuti prosesnya dan selalu siap bayar harganya. Kemampuan kita memimpin tidak bersifat statis, kita pasti bisa menjadi lebih baik. Pengaruh kita akan terus meningkat sekalipun kita sudah “pensiun”, tetapi karena integritas dan dedikasi yang tinggi dari kita dalam pelayanan membuat orang banyak terpengaruh oleh kepemimpinan kita. V. Landasan dari kepemimpinan adalah KEPERCAYAAN. Prinsip yang harus kita pegang adalah mempertahankan kepercayaan staf dan orang lain terhadap kita sebagai pemimpin. Dalam soal kepemimpinan kita tidak boleh mengambil jalan pintas dengan maksud supaya tujuan kita cepat tercapai, tapi itu tidak tepat. Bicarakanlah dengan seluruh staf dan ambil keputusan bersama-sama. Untuk membangun kepercayaan, seorang pemimpin harus menunjukkan kualitas-kualitas dari sikap sebagai berikut : kompetensi, koneksi dan karakter. Orang akan memaafkan kalau kita bersalah karena kurang 128 mampu mengerjakan sesuatu yang baru tetapi mereka tidak akan mempercayai kita lagi apabila kita gagal dalam mempertahankan karakter Kristus dalam diri kita. Kepemimpinan adalah sebuah kombinasi antara strategi dan karakter. Kalau kita harus kehilangan maka lebih baik kita tak punya strategi dari pada harus kehilangan karakter Kristus. Karakter dan kepercayaan dalam kepemimpinan berjalan seiring. Karakter adalah satu-satunya pertahanan yang efektif terhadap berbagai kekuatan internal atau eksternal dari sebuah organisasi yang dapat mendatangkan perpecahan. Karakter memungkinkan terciptanya kepercayaan dan kepercayaan memungkinkan terciptanya kepemimpinan. Perjalanan sebuah organisasi ditentukan oleh karakter pemimpinnya. Pemimpin yang tidak memiliki karakter yang kuat tak dapat diandalkan karena kemampuan mereka menjalankan tugas selalu berubah-ubah terus. Karakter menunjukkan pada sebuah potensi, tak seorangpun dapat melakukan sesuatu melampaui keterbatasan-keterbatasan karakternya. Karakter berbicara tentang sebuah kehormatan. Bagaimana seorang pemimpin mendapatkan kehormatan? Hanya dengan cara membuat keputusan-keputusan yang mantap, mengakui kekeliruan-kekeliruannya dan mendahulukan apa yang terbaik bagi para anggota dan organisasinya dari pada agenda-agenda pribadi pemimpin tersebut. Orang mempercayai pemimpinnya lebih dulu, baru kemudian mengikuti visinya. Pada awalnya orang tidak mengikuti visi pemimpin tetapi mereka mengikuti pemimpin yang dapat dipercaya, yang melontarkan tujuantujuan yang layak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bila pengikut tidak menyukai pemimpin dan visinya maka mereka akan mencari pemimpin yang lain. Jika pengikut tidak mempercayai pemimpin tapi menyukai visinya maka mereka tetap akan mencari pemimpin yang 129 lain. Jika pengikut mempercayai pemimpin tapi tidak menyukai visinya mereka akan mengubah visinya. Jika pengikut mempercayai pemimpin dan menyukai visinya maka mereka akan mendukung sekuat tenaga program yang dibuat. Sebagai seorang pemimpin, memiliki visi yang hebat dan kuat tidaklah cukup membuat orang mengikuti kita. Kita harus lebih dulu menjadi seorang pemimpin yang lebih baik, kita harus dapat dipercaya oleh pengikut kita. Untuk itu ada harga yang harus dibayar supaya visi yang kita sepakati dapat terwujud dan Tuhan kita disenangkan karena sebagai pemimpin kita dapat memberdayakan orang lain. VI. PENUTUP Tulisan ini baru awal dari kepemimpinan, pasti belum lengkap dan akan menyusul tulisan tentang kepemimpinan berikutnya. Bila kita ingin dipakai oleh Allah sebagai seorang pemimpin maka yakinlah kita pasti bisa. Allah selalu mencari orang yang mau dipakai dan kitalah salah satunya yang Allah cari. Daftar Kepustakaan : The 21 Indispensable Qualities of a Leader (21 ciri pokok seorang pemimpin) Oleh John C. Maxwell 21 Hukum tak terbantahkan dalam kepemimpinan, oleh John C. Maxwell Pemimpin yang sedang dibentuk, oleh Joice Meyer. The Spirit of Leadership, oleh DR. Myles Munroe. Makalah kepemimpinan, oleh Pdt. dr. Olly E Mesach. 130 PELAYANAN KONSELING DAN PELEPASAN Pdt. Yuliana Abednego, M.Min 131 Pelayanan konseling dan pelepasan adalah pelayanan rohani yang merupakan tugas dari seorang pelayan Tuhan yang memerlukan ketrampilan khusus. Sebab pelayanan ini membutuhkan pengabdian agar dapat menolong konseli memecahkan masalahnya. Kehidupan manusia di dunia yang serba kompleks ini, terutama seorang wanita sering menghadapi beraneka ragam masalah, yang mengakibatkan hati jadi kosong, jiwa kacau balau dan hidup serasa kering, tak punya gairah hidup bahkan kehilangan sukacita. Hal-hal semacam ini tidak boleh didiamkan. Gereja melalui para pelayannya terpanggil untuk terjun dalam pelayanan ini, karena Tuhan Yesus sendiri giat dalam pelayanan konseling terhadap bermacam-macam pergumulan manusia dan juga dengan gencarnya melepaskan mereka yang terikat oleh kuasa setan, dosa dan penyakit. Melalui materi ini akan diuraikan prinsip pelayanan konseling berkisar bagaimana menghadapi masalah dan pemecahannya, sedangkan pelayanan pelepasan bagaimana menghadapi konseli yang terikat oleh kuasa iblis dan dosa dapat dilepaskan. Untuk jelasnya kita akan melihat uraian dibawah ini: I. Pelayanan Konseling Pelayanan konseling adalah pelayanan dalam usaha membimbing konseli untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya berdasarkan terang firman Tuhan dan teladan dari Konselor Agung/Penasehat Ajaib yaitu Tuhan Yesus Kristus. 132 Dalam beberapa konseling apakah itu menyangkut pribadi, pernikahan maupun keluarga, maka pengetahuan tentang pendekatan secara Alkitabiah sangatlah penting disamping prinsip-prinsip konseling yang juga penting. Kita melihat teladan yang Yesus lakukan dalam kehidupanNya memiliki hubungan dengan konseli yang merupakan dasar dari pendekatan-Nya. Konseli yang datang, entah individu, pasangan suami-istri atau keluarga, perlu mengetahui bahwa si konselor memperhatikan mereka dan hal ini dapat dilihat melalui kehangatan, pengertian, penerimaan dan kepercayaan terhadap mereka untuk berubah dan menjadi pemenang. Ciri-ciri pelayanan konseling yang Yesus lakukan : Suatu hal yang penting yang dapat kita lakukan perihal pendekatan Yesus dalam konseling adalah apa yang Yesus lakukan merupakan suatu proses. Ia tidak hanya melihat mereka beberapa menit saja tetapi Ia melewatkan waktu sambil menolong mereka menghadapi masalah dengan perhatian yang dalam. Ia bukan hanya melihat kesulitan mereka tapi Ia juga melihat kemampuan mereka dan harapan-harapan yang mereka miliki. Ciri-ciri pelayanan konseling Yesus adalah sebagai berikut : 1. Belas kasihanNya terhadap orang lain, tertulis dalam Markus 6:34, ”Ketika Yesus mendarat,…maka tergeraklah hatiNya dengan belas kasihan”. 2. Menerima apa adanya. Dengan kata lain Ia percaya kepada yang datang kepada-Nya. Misalnya ; 133 • Yoh.4, Ia menerima perempuan Samaria apa adanya tanpa menghakimi. • Yoh 8:1-11, Ia menerima perempuan yang berzinah. • Luk 19:1-10, Ia menerima Zakheus si pemungut cukai yang tidak jujur. 3. Menghargai mereka yang datang kepada-Nya. Dengan kata lain Yesus lebih mengutamakan kebutuhan-kebutuhan mereka daripada hukum dan peraturan-peraturan. Yesus lakukan ini untuk mengangkat harga diri mereka (Markus 3:1-5). 4. Kemampuan untuk melihat kebutuhan konseli-Nya. (Markus 10:2831). 5. Yesus berusaha agar konseli menerima tanggung jawab untuk keadaan mereka. Yoh.5:1-9, Yesus berkata kepada yang sakit di Kolam Betesda, ”Maukah engkau sembuh?” Dalam Markus 10:51, Yesus bertanya kepada Bartimeus, “apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” 6. Mendorong semangat konseli (Mat.11:28-30; Yoh.14:27). Penerapan konseling berdasarkan prinsip Alkitab : 1. Mendengar (Yak.1:19; Amsal 17:27-28) Tatkala mendengarkan kita berusaha mengerti perasaan orang lain dan mencoba mengerti apa yang kita dengar. Mendengarkan adalah salah satu karunia yang penuh kasih yang dapat diberikan kepada konseli, sahabat atau keluarga. 134 2. Kapan konselor harus berbicara dan kapan harus berdiam diri (Amsal 15:23). Kitab pengkhotbah pasal 3 menuliskan bahwa “segala sesuatu ada waktunya”. Pada saat konseli mengeluarkan isi hatinya/permasalahannya, jangan sekali-kali konselor memotong pembicaraannya, biarkan ia menyampaikan sampai tuntas. Konselor hendaknya mendengarkan dengan sabar, jangan memberikan komentar sebelum tahu persis duduk perkaranya. 3. Dengan mengajukan pertanyaan. Suatu tehnik yang paling sering digunakan dalam konseling adalah dengan mengajukan pertanyaan atau bersoal jawab. Teknik soal jawab ini aman dan mudah digunakan, namun berilah konseli bergerak dan kebebasan seluas-luasnya untuk menjawab. Hindari pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak, sebab hal itu tidak bermanfaat. Berhati-hatilah dalam mengajukan pertanyaan agar tidak memberi kesan konselor sedang menghakimi, baik melalui nada berbicara atau raut muka. 4. Empati. Empati di sini berarti “bersama merasakan”, jadi seakan-akan kita berada di tempat konseli berada, merasakan apa yang konseli rasakan (Roma 12:15). Empati bukan hanya kemampuan untuk ikut merasakan tapi juga kemampuan menyampaikan pengertian kepada konseli sedemikian rupa sehingga ia menyadari bahwa konselor mengetahui perasaan maupun perilakunya. 5. Membangun dan menolong (Gal.6:2 ; Roma 14:19) Kata membangun adalah bagian dari menolong, yang berarti menyokong atau meningkatkan pertumbuhan dalam kekudusan, kebajikan, kasih karunia dan hikmat. Menolong berarti membantu seseorang melakukan sesuatu untuk 135 perbaikan keadaannya. Ini berarti membesarkan hati konseli untuk mempercayai nilai pribadinya sendiri (Amsal 12:25). Membangun dan menolong berarti menolong konseli agar lebih percaya diri untuk sanggup berdiri sendiri, setahap demi setahap dari ketergantungan memperoleh bantuan nasehat atau pendapat konselor. 6. Mengambil keputusan. Perlu ada sesuatu yang mulai terjadi setelah konseli bertemu muka dengan konselor, dari sikap ragu-ragu kepada sikap kepastian, keyakinan akan datang jalan keluar bagi orang percaya (IYoh.4:4;Yoh.14:12). Yesus memberi teladan dalam Lukas 24:13 - 35, ”Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus”. Mulamula Yesus berjalan bersama-sama mereka, mengajukan beberapa pertanyaan, mendengarkan apa yang diungkapkan tentang rasa frustasi, Ia juga menunjukkan kesalahpahaman mereka (ayat 2527). Pada akhir perjalanan, Ia menunjukkan sikap lebih akrab yaitu dengan menerima undangan makan malam bersama. Kemudian hal menarik terjadi dan inilah yang ingin ditunjukkan Yesus kepada setiap konselor. Lukas 24:31,”Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka”. Hal ini dilakukan Yesus dengan tujuan membiarkan mereka berdiri sendiri serta memacu mereka menggerakkan konseli untuk berdiri sendiri sehingga ia tidak lagi tergantung pada konselor. Hal inilah yang merupakan kata kunci dalam pelayanan konseling. II. PELAYANAN PELEPASAN Sebagai pembimbing Kristen/pelayan Tuhan dan istri hamba Tuhan kita harus selalu siap menghadapi berbagai macam kasus dalam pelayanan. 136 Untuk melayani orang-orang yang masih terikat oleh kuasa kegelapan, paling tidak kita harus mengerti gejala-gejala yang berhubungan dengan kuasa-kuasa roh jahat, sehingga dapat dilakukan pelepasan. Orang yang dikuasai roh jahat (dirasuk setan), ia selalu hidup dalam ketakutan. Dalam kasus ini ia membutuhkan pembebasan dari Tuhan Yesus dan hal ini sering terjadi dalam pelayanan kita. Dalam Markus 16:15-18, Tuhan Yesus berkata, ”pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil ke segala bangsa”. Tuhan Yesus berkata dalam ayat tersebut bahwa dalam namaNya para pengikut-Nya akan mengusir setan. Jika seseorang diikat roh jahat dan dalam proses konseling diperlukan pengusiran roh jahat yang menguasai orang tersebut maka pembimbing dapat menggunakan kuasa Allah di dalam Yesus Kristus untuk mengusir setan dan membebaskan orang tersebut dari ikatan setan. Kerasukan setan bukanlah sesuatu hal yang baru. Alkitab menuliskan halhal tersebut. Bahasa Yunani dari kerasukan setan adalah “Daimonizomai” (Matius 4:24; Markus 1:32; 5; 15-16). Seseorang yang dirasuk setan, ia akan ada didalam kendali setan dan akan berbuat segala sesuatu menurut perintah / kehendak setan / roh jahat dan ia tak dapat menguasai dirinya sendiri. Dalam Alkitab terdapat contoh-contoh dimana Tuhan Yesus mengusir roh jahat dan memberi kebebasan bagi orang yang dirasuk setan. Misalnya dalam Markus 5:1-20, Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Dalam Kisah Rasul 16:16-18 bersaksi tentang pelayanan Paulus ketika ia mengusir setan yang merasuk seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung. Dari ayat-ayat tersebut diatas jelas diakui adanya roh jahat dan nyata sekali bahwa roh jahat itu mempunyai kuasa 137 tertentu. Roh jahat itu bisa tinggal dalam manusia dan binatang (Markus 5:2, 12; Kis.16:16). Setan dapat menguasai tingkah laku manusia, roh jahat juga dapat menyiksa orang-orang yang dikuasai / dirasuknya. Orang yang kerasukan itu akan kelihatan menakutkan serta menyedihkan. Rohroh jahat itu tidak suka / tahan akan kehadiran Yesus (Markus 5:7) atau kehadiran hamba Allah (Kis 16:17). Roh-roh jahat itu dapat diusir dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Langkah-langkah dalam pelayanan konseling : 1. Saat memasuki pelayanan. Disini konselor / pembimbing memastikan apakah orang yang akan dilayani itu betul-betul kerasukan setan atau tidak, dengan bertanya jawab dengan orang tersebut. Juga diperhatikan, apakah ada tindakan yang harus ditangani oleh dokter atau ahli jiwa, sehingga dapat diambil tindakan yang perlu. 2. Pengusiran Langkah yang kedua adalah pengusiran. Di sini roh-roh jahat diperintahkan keluar dengan kuasa dalam nama Tuhan Yesus. 3. Pelayanan tindak lanjut. Orang yang sudah dibebaskan dari ikatan setan harus mendapatkan pelayanan tindak lanjut, baik pelayanan pribadi di rumahnya ataupun pelayanan di gereja. Dalam kasus Yesus mengusir roh jahat di Gerasa, pelayanan lanjutan dari Yesus jelas tertulis, dimana Yesus sendiri berdialog / berkata-kata kepada orang yang telah dibebaskan. 138 Langkah-langkah utama bagi konselor / pelayan : 1. Peperangan rohani. Seorang konselor Kristen harus sadar dan mengetahui bila ia memasuki peperangan rohani, yaitu melawan roh jahat. Kita berperang dengan roh-roh jahat bukan melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, yaitu roh jahat di sudara (Ef. 6:12). 2. Mempunyai persiapan rohani. Berbahaya bila seorang konselor memasuki peperangan rohani tanpa persiapan rohani. Karena konselor tersebut akan berperang secara roh, ia harus ada dalam persekutuan dengan Tuhan. Ia harus dilengkapi dengan kuasa Roh Kudus, hidup dalam kekudusan dan hidup takut akan Allah, bila tidak ia seperti orang yang berperang tanpa persiapan. Ingat peristiwa dalam Kis.19:14, tentang ketujuh anak-anak Skewa. 3. Memiki keyakinan iman dalam nama Yesus ada kemenangan. Konselor harus mempunyai keyakinan bahwa dalam nama Yesus, rohroh jahat itu dapat diusir keluar dan pelayan itu sendiri telah diberi kuasa untuk mengusir setan (Mark. 3:15). 4. Seorang konselor Kristen harus memperlengkapi dirinya dengan senjata rohani, sebagaimana tertulis dalam Ef. 6:10-20. Perlu diketahui bahwa seorang yang diikat/dikuasai oleh roh jahat akan selalu merasa diganggu oleh mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan atau emosi yang tidak dapat dikuasai (contohnya raja Saul). Seorang yang ada dalam kuasa roh jahat merasakan bahwa ia 139 tidak dapat menguasai dirinya sendiri. Roh jahat itu dapat menyiksanya dan membuat orang itu berbuat sesuatu diluar kehendaknya. Petunjuk dibawah ini adalah untuk membantu pelayan/konselor bila menjumpai kasus seperti diatas : Ketika seorang yang perlu dilayani dibawa kepada seorang hamba Tuhan, penting bagi si hamba Tuhan untuk menyelidiki orang tersebut untuk memperoleh kepastian bahwa hal tersebut bukan karena sakit jiwa, sebab kalau demikian lebih baik dikirim ke dokter ahli jiwa. Pastikan ia benar-benar kerasukan setan. Kita perlu mengetahui latar belakang kehidupan orang yang dilayani. Kita dapat menanyakan hal-hal tersebut dibawah ini kepada orang yang akan dilayani : A. Apakah mempunyai jimat, pernah belajar ilmu hitam, silat, ikut upacara sembahyang di kuil atau penyembahan kepada setan? B. Pernah berhubungan dengan roh-roh mati, pergi ketukang ramal nasib/garis tangan? C. Pernahkah ambil bagian dalam permainan jailangkung. D. Pernahkah kedukun, tukang sihir, hipnotis dan memakai susuk dan mandi air kembang, memakai jimat atau opo-opo dan sebagainya. 140 Selama dalam proses konseling, hamba Tuhan kemudian dapat membuat kepastian apakah orang itu kerasukan hal-hal berikut : A. Apakah orang itu dikuasai perasaan hati yang merusak, yang jelas berbeda dengan sifatnya yang sebenarnya? Misalnya : kebencian, kepahitan hidup, dendam, takut, cemburu, tidak sabar, sombong, dll. B. Apakah orang itu menunjukkan suasan hati yang bergejolak, misalnya berbicara terus tapi tidak masuk akal atau membisu terus. C. Apakah orang tersebut diperbudak oleh nafsu sex, homosex, lesbian, atau pikiran-pikiran yang kotor atau oleh alkohol, nikotin atau obatobat terlarang lainnya? D. Apakah ia menghujat Allah, mengolok-olok atau berkata kotor? Setelah beberapa kali konseling dan semuanya menunjuk kepada gejala kerasukan, hamba Tuhan kita dapat melangkah lebih lanjut ke dalam pelayanan pelepasan. III.Pengusiran Pada tahap ini, roh-roh jahat yang menguasai orang tersebut, mulai ingin keluar. Beritakan pada orang itu bahwa kelepasan hanya mungkin terjadi melalui kuasa Tuhan Yesus, karena itu ia wajib menerima Tuhan Yesus bila ingin dilepaskan secara tuntas. Kepada keluarganya yang membawa orang tersebut untuk dilayani, harus diberi penjelasan apa yang mereka lakukan agar orang tersebut menjadi 141 baik. Keluarganya juga ditantang untuk menerima Yesus dan percaya kepada-Nya. Mereka harus juga bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pelepasan terjadi karena Doa (Yak. 5 : 16b) Ketika berdoa mengusir setan, hamba Tuhan masuk dalam peperangan melawan setan / roh-roh jahat dengan mengalahkannya / menghancurkan dalam nama Yesus. Kadang-kadang ketika sedang berdoa orang itu mulai menunjukkan gejala-gejala kerasukannya. Gejala-gejala itu dapat dilihat seperti dibawah ini : 1. Matanya bergerak-gerak secara liar dan menyeramkan 2. Kadang-kadang keluar dari mulutnya buih atau nafasnya berbau busuk. 3. Penampilannya berubah, juga termasuk daya pikir, sifatnya, tingkah lakunya. 4. Kadang-kadang berubah dalam daya tubuhnya. Ia dapat menunjukkan kekuatan yang luar biasa, misalnya bersilat dan lain-lain. Sebaliknya ada yang menjadi lemah tubuhnya seperti orang yang kurang darah, kadang-kadang seperti orang ayan, mulutnya berbusa. Adakalanya suaranya berubah, berteriak-teriak jangan sebut nama Yesus dan lainlain. Disaat ini hamba-hamba Tuhan langsung mengusir roh jahat tersebut dengan berkata : “Aku perintahkan engkau dalam nama Yesus keluar dari orang ini!”. Perintah ini juga yang dikatakan Paulus ketika ia di Filipi. Kita perlu memperhatikan beberapa hal mengenai kata perintah ini : 142 1. Ini suatu perintah yang penuh kuasa. Ini bukanlah merupakan permohonan kepada roh jahat agar pergi/ keluar dari orang itu, tetapi perintah untuk pergi / keluar dan harus ditaati. Karena itu kita tidak boleh ragu-ragu ketika melakukannya. 2. Perintah ini ditujukan kepada roh jahat bukan dengan kekuatan kita sendiri tetapi selalu di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Karena di dalam nama Yesus semua setan bertekuk lutut dan mengakui akan kemahakuasaanNya. Ada beberapa tanda yang menunjukkan keluarnya roh-roh jahat. Biasanya orang yang kerasukan ini tahu apakah roh jahat itu sudah keluar dari dirinya atau belum. Roh jahat itu keluar dari diri seseorang dengan berbagai cara, ada yang keluar dengan diam-diam meninggalkan orang tersebut, ada yang sambil berteriak-teriak, ada kalanya orang itu mengeluarkan muntahan seperti lendir yang kental seiring dengan keluarnya roh jahat itu. Sesudah roh jahat itu keluar, roh jahat itu bersaksi bahwa ia sudah dilepaskan. Jadi tidak ada resep khusus atau suatu cara tertentu dalam suatu pelayanan pelepasan, kita jangan seperti terjebak bahwa roh jahat itu keluar meninggalkan tubuh manusia dengan cara tertentu. Ada kalanya roh-roh jahat itu mencoba untuk mengelabui hamba Tuhan dengan cara memakai orang yang terikat roh jahat itu berkata-kata bahwa segalanya sudah baik dan ia sudah kembali waras. Seorang hamba Tuhan tidak boleh gampang percaya kepada setan yang kenyataannya adalah bapa pembohong. 143 Pelayanan Lanjutan Meskipun pelayanan pelepasan sudah selesai ditangani, bimbingan tetap berlanjut lebih-lebih untuk seorang yang baru menjadi Kristen. Ia harus diajari bagaimana berdoa dan menolak roh-roh jahat. Karena roh-roh jahat itu berusaha supaya orang yang lahir baru kembali kepada hidup yang lama. Jadi menolak roh-roh jahat itu sangat penting (Baca Yak 4:7; 1 Pet. 5:8-10). Seorang yang telah lahir baru itu harus dibawa ke gereja, mengikuti persekutuan doa supaya mendapat bimbingan rohani. Sehingga ia bisa bertumbuh semakin dewasa di dalam Tuhan. 144 PELAYANAN VISITASI Pdt. Silfani So, S.PAK 145 PENDAHULUAN Pelayanan visitasi atau perkunjungan adalah salah satu bagian dari pelayanan penggembalaan kepada jemaat dan jiwa-jiwa yang membutuhkan uluran kasih. Dalam Alkitab, jemaat digambarkan sebagai kawanan domba, tanaman anggur yang membutuhkan bimbingan dan pemeliharaan. Dalam pelayanan visitasi biasanya istri hamba Tuhan turut mendampingi suami dalam mengunjungi jemaat yang sakit, jemaat yang mengalami masalah dan pergumulan hidup, jiwa-jiwa baru, dan sebagainya. Kepedulian pada jiwa-jiwa merupakan inti pelayanan dan isi hati Tuhan untuk umat-Nya. Kunjungan kasih kepada yang membutuhkan merupakan kunjungan kepada Tuhan Yesus sendiri, “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:35-40). 146 I. FUNGSI PELAYANAN VISITASI 1. Evangelism (Penginjilan) Yesus melakukan segala-galanya untuk memperjuangkan jiwa-jiwa. Ia rela mati untuk keselamatan jiwa-jiwa. Karena bagi Yesus, jiwa-jiwa lebih berharga daripada apapun juga dan tidak ada yang lebih menyenangkan bagi Yesus selain keselamatan jiwa-jiwa karena itu merupakan misi Yesus datang ke dunia. Yesus memerintahkan kita untuk menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang, memberitakan Injil (kabar baik) bahwa hanya di dalam Yesus Kristuslah ada keselamatan. Pelayanan visitasi adalah salah satu bentuk dari penginjilan kepada jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan. Ini dimulai dari kepedulian kita dan kasih tanpa pamrih kepada mereka. Hal ini membutuhkan investasi waktu, doa dan usaha untuk menjangkau mereka bagi Kristus. Semasa hidupnya di dunia, Tuhan Yesus melakukan kunjungan penginjilan ke rumah Lewi, pemungut cukai (Lukas 5:29), ke rumah Zakheus (Lukas 19:1-10), bertemu dengan perempuan Samaria di sumur Yakub (Yohanes 4). Melalui perkunjungan tersebut, Yesus berbicara dengan kasih dan kelembutan, menjamah hati mereka sehingga terjadi pertobatan sejati. Yesus berkata, ”Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”. (Lukas 5:32). Seorang istri hamba Tuhan dapat di pakai Tuhan menjangkau jiwa-jiwa baru yang belum percaya pada Yesus melalui kunjungan ke rumah jemaat yang anggota keluarganya belum percaya pada Yesus. 147 2. Fellowship (Persekutuan) Pelayanan visitasi harus dibedakan dengan kunjungan kepada teman atau kenalan. Perkunjungan merupakan wujud penghayatan persekutuan dengan saudara seiman. Setiap orang percaya adalah saudara seiman di dalam Kristus. Jemaat digambarkan sebagai satu tubuh yang dipersatukan dalam keluarga Allah. Persekutuan dengan saudara seiman berarti memelihara kasih persaudaraan (Ibrani 13:1). Dalam perkunjungan kita akan mengenal lebih baik, lebih dekat dan lebih akrab satu dengan yang lain sehingga terjalin hubungan persaudaraan yang lebih erat. Di dalam gereja mungkin kita kurang bisa bersosialisasi dengan baik karena keterbatasan waktu, namun saat perkunjungan, kita bisa membangun relasi yang baik dan bermakna dengan saudara seiman. Persekutuan terbangun karena adanya komunikasi dua arah yang melibatkan hamba Tuhan dan jemaat yang dikunjungi. Melalui kunjungan, seorang hamba Tuhan dapat mengenal jemaatnya dengan lebih baik dan memberi dirinya sendiri dikenal jemaat. Disinilah terjadi persekutuan yang sesungguhnya. Tuhan Yesus Gembala yang baik mengenal dombadomba-Nya dan domba-domba-Nya mengenal suaranya dan mengikuti Dia (Yohanes 10:1-5). Demikianlah antara gembala dan domba terjalin hubungan baik; domba mengenal gembalanya dan gembala mengasihi dombanya. Pelayanan seorang istri Hamba Tuhan bukan hanya untuk “berdoa”, “berkhotbah” saja, tetapi juga menjadi seorang “saudara” yang rela mendengarkan suka dan duka, tawa dan tangis. Ia mau turut berempati dan memikirkan persoalan saudara-saudaranya, sebab ia mengasihi 148 domba-domba yang Tuhan percayakan. Yang mau bersukacita dengan orang yang bersukacita dan yang mau menangis dengan orang yang menangis (Roma 12:15). 3. Discipleship (pemuridan) Pelayanan visitasi (perkunjungan) bukan hanya dilakukan sekali saja tetapi bisa berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan untuk memuridkan umat Tuhan menjadi serupa dengan Kristus. Percakapan-percakapan dalam kunjungan pastoral diarahkan untuk membangun iman jemaat agar bertumbuh menjadi dewasa. Pelayanan ini memberikan perhatian khusus kepada jemaat supaya mereka semakin mengenal kehendak Tuhan dalam dirinya didalam pergumulan dan masalah yang dihadapi. Pemuridan bukan hanya dilakukan di gereja tetapi juga dapat dilakukan di rumah-rumah jemaat. Ada banyak jemaat yang tidak bisa ke gereja karena keterbatasan fisik, usia dan keadaan, namun itu bukan suatu hambatan bagi mereka untuk tidak bertumbuh dalam Kristus. Visitasi adalah tugas penggembalaan yang tidak hanya sekali bertemu dengan anggota jemaat di gereja tetapi diteruskan dengan memberikan mereka makanan rohani di rumah. Ben Freudenburg berkata, kami percaya bahwa rumah adalah lembaga utama dalam pembinaan iman. Meskipun ada banyak “agen-agen” gereja dalam pemeliharaan iman, namun kami yakin bahwa agen yang terutama adalah keluarga Kristen. Setiap hari hidup kita dimulai dan diakhiri di rumah, rumah adalah tempat dimana nilai-nilai positif terbentuk. Rumah adalah tempat dimana kegembiraan dilipatgandakan dan kesedihan dihilangkan. Rumah adalah tempat dimana doa menghasilkan ikatan 149 yang kuat satu dengan yang lain dengan Tuhan. Gereja harus menyadari pengaruh kuat dari sebuah rumah dalam pembentukan iman dan kehidupan.” 4. Ministry (Pelayanan) Injil Matius 20:28 berkata “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Sepanjang hidup-Nya, Tuhan Yesus mengunjungi rumah-rumah yang merupakan misi yang sangat penting bagi Yesus untuk menunjukkan kepedulian-Nya. Bahkan Tuhan Yesus mengutus dua belas murid-Nya untuk pergi memberitakan Kerajaan Allah, memberikan kuasa kepada mereka untuk mengusir setan dan untuk menyembuhkan penyakit (Lukas 9:1-6). Tuhan Yesus juga mengutus tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya (Lukas 10:1) Pelayanan visitasi merupakan suatu bentuk pelayanan atas jiwa-jiwa yang membutuhkan. Melayani orang-orang sakit, melayani orang berduka, melayani orang-orang yang menghadapi krisis pekerjaan, melayani orang-orang yang menghadapi masalah dalam pergumulan hidupnya, melayani orang-orang yang baru percaya pada Yesus, melayani jiwajiwa yang terhilang, dan sebagainya. Seperti Kristus yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani demikianlah hidup kita menjadi berkat bagi sesama. Melalui pelayanan visitasi, seorang hamba Tuhan dapat memenuhi kebutuhan jemaat. Di dalam pelayanan visitasi terjadi interaksi sosial antara seorang hamba Tuhan dan jemaat yang dilayani, sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam persoalan 150 jemaat, mengembangkan kepekaan terhadap keadaan jemaat sehingga program gereja yang direncanakan tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan jemaat. II. PELAYANAN PERKUNJUNGAN Pelayanan kunjungan yang baik harus menghasilkan pelayanan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada di jemaat. Kebutuhan adalah sesuatu yang perlu dikenali dan bila mungkin sedapatnya dipenuhi. Adakalanya orang yang memiliki kebutuhan merasakan hal itu, tetapi tak jarang pula ia tidak menyadarinya. Adapun kebutuhan-kebutuhan yang sering ditemui dalam jemaat adalah : • Kebutuhan orang yang baru pindah gereja • Kebutuhan orang yang baru pindah rumah • Kebutuhan orang yang baru punya anak • Kebutuhan orang baru ditinggal karena kematian • Kebutuhan orang yang baru mengalami perceraian • Kebutuhan orang yang baru menjadi pengikut Kristus • Kebutuhan orang yang tidak pernah mendapat kunjungan, walaupun sudah bertahun-tahun menjadi anggota gereja. • Kebutuhan orang sakit • Kebutuhan orang yang sakit lama/menahun • Kebutuhan orang yang menghadapi krisis hubungan dalam keluarga 151 • Kebutuhan orang yang menghadapi krisis pekerjaan • Kebutuhan orang yang keluarganya belum percaya pada Yesus • Kebutuhan orang yang mengalami musibah/bencana Karena itu demi memampukan kita untuk dapat memantau kebutuhan yang ada, kunjungan yang dapat dilakukan adalah berdasarkan kondisi/ kebutuhan jemaat, yaitu : 1. Kunjungan rutin penggembalaan. Pendukung : data base / data jemaat 2. Kunjungan jiwa baru (dalam waktu 2x24 jam) 3. Kunjungan jemaat yang sakit/masalah/bencana/ musibah 4. Kunjungan penginjilan/kesaksian 5. Kunjungan penjara/panti/rumah sakit 6. Kunjungan khusus III. METODE PERKUNJUNGAN Di dalam perkunjungan ke rumah jemaat ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, janganlah mengunjungi seseorang yang tidak mau dikunjungi, sebab tidak semua orang siap secara mental dan kondisi untuk dikunjungi. Kedua, biasanya di kota besar kunjungan dilaksanakan dengan pemberitahuan terlebih dulu kepada warga jemaat yang akan dikunjungi. Bila jemaat tidak memiliki telepon, maka sebagai hamba Tuhan dapat menanyakan langsung apakah bersedia untuk dikunjungi. 152 Seandainya mereka tidak bersedia untuk dikunjungi, jangan dipaksa. Pastikan mereka siap terlebih dahulu untuk dikunjungi pada kesempatan yang lain. Buatlah janji kapan orang tersebut bersedia untuk dikunjungi. Ada tiga tahap yang harus dilaksanakan dalam pelayanan kunjungan : A. Tahap Persiapan Pertama, tentukanlah berapa orang yang akan dikunjungi dalam sehari. Sebaiknya jangan lebih dari tiga keluarga, supaya waktu kunjungan di tiap keluarga dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Di dalam tahap persiapan, lakukan tindakan-tindakan ini : 1. Doakan setiap nama yang akan dikunjungi agar kasih Tuhan menjamah hati mereka. Doakan untuk seluruh tim yang melayani agar Roh Kudus mengurapi dan memberikan hikmat pengertian. 2. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang mereka, misalnya nama, alamat, kondisi dan keadaan keluarga tersebut. Agar memudahkan kita mengenal mereka dan melayani mereka sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Hal ini berguna juga untuk mencegah kita mengatakan sesuatu yang dapat melukai mereka secara tidak sengaja, misalnya menanyakan dimana keberadaan anaknya, padahal minggu lalu anaknya baru saja meninggal dunia. Selain itu bagilah para pengunjung dalam tim-tim kecil, sebaiknya satu tim berjumlah dua atau tiga orang. Hindari berkunjung dalam jumlah banyak, sebab kunjungan tersebut dapat menyebabkan keluarga yang dilayani menjadi bingung dan repot, misalnya karena harus menyediakan tempat duduk, minuman dan lain-lain. 153 3. Tentukan topik pembicaraan agar tidak berbicara terlalu banyak atau bahkan membisu secara kaku. Camkanlah bahwa Tuhan mengaruniakan kita sepasang telinga, tetapi hanya satu mulut. Jadi lebih baik banyak mendengar dan sedikit berbicara. 4. Sebagai petunjuk praktis, hendaklah dalam kunjungan mengenakan busana / pakaian yang pantas dan tidak menjadi batu sandungan. Sesuaikan penampilan dengan orang yang ditemui. B. Tahap Pelaksanaan Di dalam tahap ini, percakapan pendahuluan sangat penting, apalagi bila kita mengunjungi seseorang yang belum kita kenal sebelumnya. Perkenalkan diri dan tim dan juga tujuan kunjungan sehingga yang dikunjungi merasa nyaman. Setelah perkenalan terjadi, kita bisa memulai percakapan dari hal-hal umum sampai kepada hal-hal yang khusus. Makin lama makin dalam mengarah pada tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya (lihat gaya Tuhan Yesus berhadapan dengan perempuan Samaria dalam Yohanes 4:1-37). Kehadiran kita bukan untuk meminta perhatian, tetapi justru untuk memberi perhatian. Fokus utama bukan untuk berbicara, tetapi yang terutama mendengarkan orang yang dikunjungi. Dengan memberi perhatian dan mendengarkan, kita mencoba memahami kebutuhan dan pergumulan keluarga yang dikunjungi serta menolong mereka untuk mencari jalan keluar yang terbaik. 154 Sangatlah bermanfaat bila kehadiran istri hamba Tuhan di tengah keluarga tersebut dapat menjadi berkat. Karena itu usahakanlah sebaiknya mengenal dan melayani mereka sesuai kebutuhannya, misalnya berdoa bagi yang sakit, menghibur, memberi kekuatan, serta mampu memberi informasi yang dibutuhkan oleh keluarga yang dikunjungi. Bila ada masalah pelik yang diluar batas kemampuan kita, maka kita harus membatasi diri dan mengakui secara jujur. Jangan sekali-kali memberi nasehat atau petunjuk yang kita sendiri tidak paham resikonya atau akibatnya lebih lanjut. Sangat bijaksana kalau kita menyampaikan masalah tersebut kepada pendeta atau para ahli yang lebih berkompeten untuk menangani lebih lanjut. Sebagai istri hamba Tuhan yang melayani kunjungan, jangan mengorekngorek masalah pribadi keluarga yang sebetulnya tidak perlu diketahui atau ditanyakan. Bila keluarga yang dikunjungi mau mengeluarkan isi hati mengenai pergumulan hidup mereka, maka kita harus dapat menyimpan rahasia tersebut. Selagi berkunjung, janganlah memakai kesempatan tersebut untuk menawarkan barang-barang jualan untuk kepentingan pribadi. Hal ini menyalahgunakan tugas jabatan yang dipercayakan oleh gereja dan Tuhan sendiri. Waktu berkunjung hindarilah percakapan yang tidak perlu, sehingga membuang-buang waktu, terutama bila mengunjungi orang sakit. Bicaralah seperlunya dan batasi waktu kunjungan. Tidaklah tepat bila berkunjung di waktu jam istirahat atau makan, carilah waktu yang tepat di saat anggota keluarga yang dikunjungi dalam keadaan santai dan siap menerima kunjungan. 155 C. Tahap penyelesaian dan evaluasi Pada tahap ini, tim mencatat hasil percakapan serta topik yang telah dibicarakan dengan orang-orang yang dikunjungi dan perlu diadakan tindak lanjutnya. Data ini sangat dibutuhkan oleh hamba Tuhan yang akan mengadakan kunjungan lanjutan terhadap keluarga yang sama. Namun data-data tersebut harus disimpan dengan baik dan hanya boleh dibaca atau dilihat oleh orang-orang yang memang berkepentingan sehubungan dengan tugas perkunjungan. Untuk itu diperlukan formulir perkunjungan. Seperti tertera dibawah ini : Formulir Visitasi Nama : Alamat : Telepon / Hp : Nama Pasangan : Anak-anak : Pekerjaan : Tanggal /bulan perkunjungan : Dalam 1 tahun terakhir dikunjungi : 0 1 2 3 4 kali (lingkari) Pergumulan yang dihadapi dan perlu didoakan : 1. 2. 3. Hasil percakapan yang harus ditindaklanjut : 1. 2. 3. Rekomendasi untuk tindak lanjut oleh Gembala / Hamba Tuhan ................................................................................................................... ................................................................................................................... 156 IV. SYARAT UNTUK MENJADI PELAYAN VISITASI A. Kerohanian 1. Lahir baru: ini adalah syarat yang mutlak 2. Memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan 3. Memiliki hati Yesus, hati yang penuh belas kasihan 4. Rela berkorban waktu, tenaga dan usaha 5. Menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan 6. Penuh Roh Kudus 7. Memiliki buah Roh B. Karakter atau pola dalam hubungan dengan orang lain: 1. Tidak menggurui tetapi menciptakan persekutuan kasih 2. Tidak memandang rendah atau meremehkan yang dikunjungi 3. Tidak memperlihatkan sikap mengasihani tetapi mengasihi 4. Memiliki percaya diri 5. Dapat menyimpan rahasia dari jemaat yang dikunjungi 6. Menunjukkan empati 7. Memandang orang lain sebagai sesama saudara dalam Kristus 8. Tidak membicarakan kesalahan orang 157 9. Tidak menghakimi 10. Sikap yang simpatik dan penuh perhatian Kemahiran dan karakter seorang pelayan visitasi berakar pada hidup imannya. Setelah seseorang menerima penebusan Kristus, maka ia masih harus melakukan tugas panggilannya, yaitu pertumbuhan iman pribadinya dan pelayanan yang berbuah. Salah satunya adalah tugas yang mengenali dirinya sendiri serta caranya berhubungan dengan orang lain. Tanpa penyelesaian tugas tersebut dengan baik, ia mudah terjerumus ke dalam kesalahan pada saat ia memasuki pelayanan. Para pelayan visitasi adalah kawan sekerja Allah (1 Korintus 3:9), sebab ia melakukan tugas yang diperintahkan oleh Allah sendiri. Ia datang sebagai “duta” Kristus, sang kepala Gereja. Untuk itu seorang pelayan visitasi harus bertanggung jawab atas pelayanannya, bukan hanya kepada gembala, namun terutama kepada Tuhan Yesus, Kepala gereja. Oleh karena itu jangan lalai melakukan tugas pelayanan. Harus bertekun dan bersungguh-sungguh melayani orang yang membutuhkan perhatian dan pertolongan. Para pelayan visitasi perlu mengembangkan komitmen agar hidup kerohaniannya terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Tekun berdoa dan rajin mendalami Firman Tuhan sebagai penuntun kehidupannya. Juga belajar tabah menghadapi kesulitan dan pergumulan, serta terbuka menerima kritik yang membangun. Janganlah mudah tersinggung, kecewa, dan kecil hati, karena dalam menghadapi bermacammacam orang tak jarang muncul hambatan. 158 C. Keterampilan sebagai pelayan visitasi 1. Memiliki keterampilan berkomunikasi 2. Memiliki pengetahuan Alkitab dan menguasai ayat-ayat Alkitab tentang kasih Allah, keselamatan, dan sebagainya 3. Memiliki pemahaman tentang etika dan konseling pastoral V. PERKUNJUNGAN KEPADA ORANG SAKIT Pertama, pelayan visitasi harus dapat menyelami keadaan orang sakit. Orang yang sakit berarti ia tidak dapat menjalankan fungsinya seperti biasa. Ada banyak hal yang tak dapat ia lakukan sendiri dan membutuhkan bantuan serta pertolongan orang lain. Ia juga mengalami penderitaan atau perasaan nyeri di bagian tubuh tertentu yang terganggu fungsinya. Akibatnya si penderita menjadi sedih, kuatir, gelisah, berontak, kesepian dan peka perasaannya, sehingga mudah tersinggung, mudah marah dan sebagainya. Untuk penyakit yang parah, penderita juga menanggung beban pergumulan mengenai biaya perawatan yang besar atau operasi yang harus dilakukan, kuatir akan resiko yang harus ditanggung pascaoperasi, pekerjaan yang tertunda dan terbengkalai. Bagi penderita yang penyakitnya menahun, terjadi suatu regresi (kemunduran) yang aneh, misalnya menjadi kekanak-kanakan, bersifat egosentris. Karena itu untuk menghadapi mereka diperlukan kesabaran. Selanjutnya, pelayan visitasi harus dapat melayani mereka dengan penuh kasih, mencoba ikut memahami dan merasakan penderitaan si sakit 159 serta mengajak si sakit untuk menerima kenyataan bahwa memang sakit itu tidak enak atau menderita. Luangkan waktu untuk mendengar keluh kesahnya serta menghibur mereka. Kemudian mencoba memulihkan serta memperkuat imannya pada Tuhan. Ingatkan dia bahwa Tuhan juga telah menanggung banyak derita bagi kita (Yesaya 53:4-5). Tuhan tidak hanya mengerti, bahkan Ia ikut merasakan penderitaannya. Karena itu si sakit perlu berserah dan berharap pada pertolongan dari Tuhan saja, sang Tabib Agung. Dibalik penyakit, kadang kala ada maksud tertentu dari Tuhan, seperti disaksikan oleh Ayub, Paulus mengalami duri dalam daging (2 Korintus 12:7-9), orang buta sejak lahir (Yohanes 9). Namun jangan sekali-kali menyatakan adanya hubungan antara dosa dan penyakit (lihat Yohanes 9). Menggunakan obat dan pergi konsultasi ke dokter tidak berarti menunjukkan si sakit kurang beriman. Tuhan Yesus sendiri mengakui peranan dokter/tabib (Matius 9:12). Ilmu kedokteran adalah salah satu berkat Tuhan untuk memelihara kesehatan tubuh manusia. Namun pergi berobat ke dukun dengan segala jampi-jampi dan ilmu gaib tidak dapat dibenarkan secara iman Kristen. Jangan menganjurkan si sakit untuk memakai atau menggunakan ramuan-ramuan herbal tertentu, suplemen atau obat-obatan yang kita sendiri tidak tahu khasiatnya secara pasti. Akhirnya ajaklah si sakit untuk membaca bagian dari Firman Tuhan yang dapat menguatkan (misalnya Mazmur 41:4, Matius 11:28, Filipi 4:6,13, 1 Petrus 2:24, 1 Petrus 5:7, Yakobus 5:16). Doakanlah si sakit bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain. Tugas penggembalaan dalam menghadapi si sakit adalah menganjurkan 160 agar ia hidup lebih dekat pada Tuhan dan berharap pada-Nya saja. Namun di pihak lain penyakit berhubungan erat dengan kematian. Adakalanya penyakit sulit disembuhkan dan akibat terakhir dari penyakit adalah maut. Untuk itu dalam kasus-kasus tertentu pelayan visitasi perlu meluruskan jalan si sakit untuk mempersiapkan dia dipanggil Tuhan dalam damai, serta juga mempersiapkan keluarganya untuk menghadapi semuanya dengan tabah. VI. PENUTUP Banyak cerita kesaksian tentang peristiwa pertobatan yang dimulai dengan sentuhan tangan Tuhan terhadap hidup seseorang melalui pelayanan visitasi. Ingatlah bahwa banyak orang membutuhkan kasih Tuhan. Sebagai istri hamba Tuhan kita adalah orang-orang khusus yang dipilih Tuhan melayani Tuhan. Mungkin pelayanan ini tidak kelihatan buahnya dengan cepat, namun satu orang yang berubah karena pelayanan kita mungkin akan menjadi orang yang berperan besar dalam kerajaan Tuhan di kemudian hari. Karena itu bersukacitalah untuk pelayanan yang khusus ini dan jiwa-jiwa yang Tuhan percayakan. Upah besar menanti dalam kekekalan! Selamat melayani. 161 Daftar pustaka Mesach, Olly, dr, Makalah ”Pelayanan Visitasi” Tjandra, Lukas, “Pembimbingan Penggembalaan” Freudenburg Ben; Rick Lawrence, “The Family Friendly Church” Warren, Rick, ”Lebih Baik Bersama Untuk Apa Kita Ada di Dunia ini?” Pedoman Perkunjungan/Pelawatan/Visitasi, https://ntprasetyo.wordpress.com/2012 Pedoman Pelayanan Visitasi, http://indratheexplorer.blogspot.co.id/2015/08 M. Bons-Strom, “Apakah Penggembalaan itu?” Pelayanan Visitasi, https://groups.yahoo.com/neo/groups/Satelitjkiik 162 KEHARMONISAN SUAMI ISTRI Pdt. Elda Silvia Mangunsong, S.Th 163 Pendahuluan Pernikahan bukan sekedar penyatuan seorang laki-laki dan perempuan yang setuju untuk hidup bersama karena merasa cocok. Pernikahan merupakan ide dan rencana Allah atas diri manusia supaya dapat menyatakan gambar dan rupa Allah. Suami istri dikatakan sebagai teman hidup, kekasih hati atau belahan jiwa, maka seharusnya suami atau istri orang yang terdekat dengan pasangannya, sahabat terkarib pasangan. Menjadi sahabat terbaik bagi pasangan bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi hanya karena hidup bersama, tetapi merupakan hasil usaha yang serius dan tekun. Sekalipun Hawa adalah bagian dari Adam, namun mereka berdua adalah pribadi yang berbeda. Demikian juga dengan semua pasangan suami istri adalah dua pribadi yang berbeda. Pernikahan adalah manajemen ketidakcocokan. Tugas kita adalah bagaimana membuat perbedaan itu menjadi menyenangkan. Perceraian dan ketidakpuasan dalam pernikahan seringkali terjadi karena harapan seseorang yang berlebihan dan tidak realistis terhadap pasangannya. Sebagian mereka mengharapkan pasangannya sekaligus menjadi teman, orang yang bisa dipercaya, pasangan seks yang memuaskan, konselor dan orangtua. Keadaan keluarga sangat penting karena keadaan keluarga sangat menentukan keadaan masyarakat dan gereja. Keluarga yang tidak harmonis akan menciptakan masyarakat dan gereja yang tidak harmonis pula. Sebaliknya jika keluarga itu harmonis maka masyarakat dan gereja pun harmonis. Kehidupan pernikahan adalah kehidupan yang paling sulit, jauh lebih 164 sulit daripada hubungan dagang. Betapa sulitnya mempersatukan dua orang yang berbeda latar belakang dalam penyesuaian untuk membentuk keluarga. Pengaruh pendidikan orangtua berperan penting dalam rumah tangga termasuk pendidikan formal. Jadi selama hidup di dunia ini ada dua pengaruh besar yang mempengaruhi kepribadian kita. Semua pendidikan itu akan membentuk satu pembawaan dan cara bersikap, gaya berkatakata, pola berpikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda. Pernikahan adalah suatu bentuk hubungan yang direncanakan Allah. Allah mendambakan sebuah pernikahan yang dipenuhi kasih, saling pengertian, damai sejahtera dan kebahagiaan. Ia juga merencanakan agar suasana pernikahan manusia seperti suasana dalam Kerajaan Surga. Suasana Kerajaan Surga dapat dirasakan di dalam keluarga yang hidupnya seturut kehendak Allah. Beberapa hal di bawah ini yang dapat membantu kita dalam memelihara keharmonisan suami-istri, antara lain: I. Memahami tahapan pernikahan. Beberapa tahapan dalam pernikahan menurut H. Norman Wright : 1. Fantasy time: Tahun ke-1 s/d tahun ke-3. Pada periode ini Anda berpikir bahwa pasangan Anda sangat hebat. Kesalahan-kesalahan pada tahap ini tidak mengganggu, justru mempermanis situasi. 2. Compromise: Tahun ke-3 s/d tahun ke-5. Pada tahap ini pasangan mulai menemui kekecewaan terhadap pasangannya. Masingmasing menyadari bahwa mereka telah terganggu atau terluka oleh 165 tingkah laku dan kebiasaan pasangannya. Banyak pasangan mulai berkompromi, membujuk pasangannya untuk mengubah tingkah laku dan berjanji akan berubah pula. Pada tahap yang sangat berbahaya ini banyak pasangan mulai bertengkar bahkan ada yang bercerai. 3. Really Struggles: Tahun ke-5 s/d tahun ke-10. Dalam tahapan ini Anda menemukan perubahan yang Anda inginkan, tetapi dalam banyak hal, sebenarnya baik Anda maupun pasangan Anda adalah manusia biasa yang tidak sempurna. Tidak satupun di antara Anda berdua yang dapat memenuhi harapan pasangannya secara sempurna. 4. Decision: Tahun ke-10 s/d tahun ke-15. Pada tahap ini Anda mulai menyadari adanya sifat buruk pasangan yang tidak dapat diubah, dan mempertimbangkan apakah sifat-sifat baiknya dapat menutupi kejelekannya. Dapatkah saya membuat perubahan seperlunya untuk menyesuaikan dengan kebiasaan partner saya yang tidak dapat diubah sehingga konflik-konflik ini tidak sampai mempengaruhi pertumbuhan pernikahan?. 5. Separation: tahun ke-15 s/d tahun ke-20. Persoalan utama bagi beberapa pasangan dalam tahap ini adalah memutuskan antara tetap tinggal bersama, berusaha menyesuaikan, menyelesaikan masalah dan berupaya sekuat tenaga untuk menghidupkan kembali pernikahan atau perpisahan dan perceraian. Perpisahan dapat terjadi walau pasangan itu pada kenyataannya tetap tinggal bersama. Banyak pasangan yang tetap menikah tapi bersikap seperti pribadi yang terpisah satu sama lain. 6. Together Again: Tahap ini terjadi bila sepasang suami istri akhirnya menyadari bahwa mereka tetap ingin bersatu dalam pernikahan. 166 Komitmen diperbaharui untuk pertumbuhan pernikahan. 7. New Freedom: tahun ke-20 s/d tahun ke-25 dan seterusnya. Masingmasing pasangan bebas dari tekanan untuk berusaha keras mengubah pasangannya dan hubungan antar keduanya mengalir lebih lancar. Masing-masing merasa diterima dan makin mudah menerima. Pertumbuhan individu mempunyai kesempatan besar, karena kedua pihak bebas mengeksplorasi cara-cara baru dalam pemenuhan diri. Kepuasan dalam pernikahan meningkat banyak. Pemahaman akan tahap-tahap dalam pernikahan akan memudahkan pasangan suami istri memelihara keharmonisan dalam pernikahannya. Untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai tahap–tahap pernikahan, di bawah ini dijabarkan masa-masa dalam pernikahan. Menurut H. Norman Wright dan M. Inmon (1978) dalam: Preparing Youth for Dating Courtship and Marriage ada 3 masa dalam pernikahan, yaitu: 1. Masa Bulan Madu. Pada masa ini suami istri baru menikah, belum melihat realita dan belum berhadapan dengan segala masalah pernikahan, belum bergumul dengan tanggung jawab, usaha ke arah kedewasaan dan hubungan yang langgeng. Masing-masing masih terpukau dan mengidolakan pasangannya. Masa ini relatif singkat, ada yang berlangsung setahun, enam bulan, tiga bulan, sebulan, dua minggu, bahkan ada yang hanya 3 hari. 2. Masa Konflik. Masa ini dibagi dalam 2 fase, antara lain: a. Fase Dilusi. Pada fase ini mereka mulai sadar bahwa apa yang diimpikan berbeda dengan kenyataan. Mulai merasa kecewa, serba salah, frustrasi. Berusaha mendapatkan keinginannya 167 dengan berusaha mengubah dan membentuk pasangannya menurut keinginannya. Ternyata kedua-duanya tidak gampang berubah dan semua persoalan tidak bisa lenyap dengan sekejap mata. Kedua-duanya kecewa. b. Fase Putus asa. Mereka tahu dan sadar bahwa pasangan tidak akan berubah meskipun dirayu, diminta, ditangisi, dihina, diancam, diomeli, dicereweti, dipaksa, dikerasi, diacuhkan, dan didiamkan. Malah tambah melawan, menentang, dan keras. Mulai merasa putus asa dan timbul kebencian. Masa konflik bisa singkat antara tiga bulan, enam bulan atau setahun saja, tergantung pencapaian kedewasaan dari keduanya. Tetapi bisa juga lima sampai sepuluh tahun sehingga konselor harus menyadarkan dan mengarahkan ke arah kedewasaan. Masa konflik bisa sampai pada perceraian atau berlangsung terus sampai salah satu pasangan meninggal. Atau ada yang sampai tua tidak bercerai tapi tidak hidup bersama. 3. Masa Dewasa. Masa yang saling menerima pasangan dalam kelebihan dan kekurangan. Bertumbuh bersama menuju kedewasaan. Berusaha keras, rela dan bahagia menghabiskan waktu dan tenaga untuk kebahagiaan dan pertumbuhan pasangannya. Dengan memahami ketiga masa ini, maka setiap pasangan dapat menjadi pribadi yang mau bertumbuh menjadi dewasa dan rela membayar harga untuk mempertahankan keharmonisan suami istri. 168 II. Memelihara komunikasi antara suami istri Komunikasi adalah tindakan atau hal menyampaikan pesan baik melalui kata-kata maupun tulisan, proses pertukaran informasi melalui suatu sistem simbol, isyarat atau tingkah laku yang sama-sama mereka pahami. Komunikasi adalah pertukaran informasi. Manusia sebagai peta dan gambar Allah adalah makhluk sosial yang sejak lahir membina komunikasi dengan sesamanya untuk menemukan makna dan tujuan hidupnya. Melalui komunikasi, manusia mengembangkan kepribadian, mengenal arti dari mempercayai, mengembangkan tanggung jawab dan menikmati kedekatan dengan sesamanya. Suami istri diharapkan mampu mengembangkan komunikasi yang efektif, yang mempertemukan dua pribadi di dalam keutuhan mereka. Beberapa hal yang harus dipahami dalam komunikasi suami istri, antara lain: 1. Dampak dari kekuatan dosa dalam kemampuan manusia berkomunikasi yaitu: a. Adanya keinginan untuk tidak berkomunikasi, Kejadian 3:8, ”..... bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan di taman.” b. Kecenderungan untuk menimpakan kesalahan pada orang lain bila ia gagal, Kejadian 3:12,13 “...perempuan yang memberi ... kepadaku, maka kumakan. Ular ....memperdayakan aku, maka kumakan.” c. Kecenderungan untuk berbohong dan penuh tipu daya, Kejadian 4:9 “...aku tidak tahu....apakah aku penjaga adikku.” 169 d. Kecenderungan untuk menyembunyikan pribadinya terhadap pasangannya, Kejadian 3:7, “...mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.” 2. Memahami hal yang penting dalam berkomunikasi, antara lain: a. Empati. Empati terjadi bila seseorang dapat “memasuki” dunia orang lain sehingga ia dapat memahami arti dan nilai pribadi orang lain, dapat melihat situasi sama seperti orang itu melihatnya dan dapat merasa sama seperti orang itu merasa. Suatu cara efektif untuk bersimpati dengan seseorang ialah dengan MENDENGARKANNYA. Mendengarkan berarti ada kontak mata dan posisi tubuh harus jelas menyatakan bahwa kita memperhatikan sepenuhnya: memperhatikan komunikasi non verbalnya, mengembalikan kepadanya apa yang kita dengarkan, memberi tanggapan terbuka. b. Keterbukaan. Tidak menyembunyikan sesuatu di hadapan pasangannya. Mengetahui segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Hal ini dapat terjadi bila tidak ada penyekat diantara suami istri. Penyekat yang dimaksud misalnya diam atau membisu dan sengaja menyembunyikan. c. Komunikasi secara kuantitas. Komunikasi yang dilakukan sesering mungkin diperlukan agar keduanya dapat “berjalan bersama” (Amos 3:3). d. Komunikasi secara kualitas. Komunikasi yang berkualitas sangat diperlukan untuk menjalin dan mempertahankan hubungan (Efesus 4:32). Gunakanlah perkataan yang membangun karena perkataan kita mempunyai kuasa (Efesus 4:29). 170 3. Hal-hal yang dapat merusak komunikasi a. Menyatakan ketidakbenaran atau menyatakan kebenaran tanpa kasih. (Efesus 4:15). b. Pembicaraan yang tajam selalu berisi kritik dan cerewet. Hindarilah menuduh dan berasumsi. Pikirkan sebelum berkata-kata. Jangan hanya mengatakan apa yang dipikirkan. Pilih kata yang tepat dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat. Kata-kata yang membangun lebih efektif dari kata-kata yang menjatuhkan (Amsal 27:15). c. Tidak mau mengampuni (Matius 6:14-15). d. Tidak mau mengakui kesalahan (Yakobus 5:16). e. Membuka rahasia pasangan kepada orang lain. f. Mengejek, menghina, dan meremehkan pasangan. 4. Hal-hal penting untuk mengatasi hambatan komunikasi a. Minta maaf atas sikap yang salah dan perkataan yang menyakitkan (Kolese 3:13). b. Jadwalkan kesempatan khusus untuk membahas hal-hal yang sensitif. c. Berdoa bersama sebelum membicarakan hal-hal yang dapat memancing kemarahan (I Tes 5:17). d. Tanyakan pada pasangan, bagaimana Anda dapat meningkatkan komunikasi dan apa saja penyesuaian yang diharapkan dari Anda dalam tiap hal. 171 5. Hal yang tidak boleh dilakukan dalam komunikasi a. Jangan menyerang watak atau pribadi pasangan (Galatia 5:15). b. Jangan ungkit-ungkit masalah yang sudah diselesaikan hanya karena keputusan yang diambil dulu tidak menguntungkan Anda. Tujukan mata dan pandangan ke depan tidak melihat hal-hal yang sudah lalu (Filipi 3:13). c. Jangan berupaya atau memaksa pasangan menyesuaikan diri dengan pandangan Anda, sebaliknya jangan menolak memberi kesempatan padanya untuk setuju dengan pendapat Anda. d. Jangan mati-matian menentang kompromi. Ada saatnya jalan keluar terbaik atau bahkan satu-satunya jalan didapat bila bagianbagian tertentu dari pandangan kedua-duanya disatukan. e. Jangan segan-segan mengorbankan pandangan Anda demi kelangsungan hubungan dan demi kepentingan pasangan. III. Memahami kebutuhan masing-masing pasangan Menurut Willard F. Harley Jr. dalam bukunya: His Need, Her Needs, ada lima kebutuhan mendasar dalam pernikahan dari masing-masing pasangan. 1. Kebutuhan suami yang paling mendasar dalam pernikahan, antara lain: a. Pemenuhan seksual. Persetubuhan memuaskan dorongan seksnya: membuatnya sungguh-sungguh merasa bahwa ia adalah seorang 172 laki-laki sejati, membuatnya lebih mengasihi istri, mengurangi friksi dalam pernikahan, memberikan pengalaman hidup yang paling menyenangkan baginya. b. Teman bersenang-senang. Perlu dimengerti bahwa terdapat selera yang berbeda antara pasangan suami istri. Laki-laki menyukai rekreasi yang melibatkan lebih banyak resiko, lebih banyak petualangan. c. Pasangan yang menarik. Stimulasi visual sering merangsang lakilaki secara seksual. Istri yang terlihat cantik membuat suami sering memandangnya dan menyukai apa yang dilihatnya dan menambah gairah baginya. d. Dukungan di rumah. Kebutuhan suami adalah mendapatkan dukungan istrinya ketika berada di rumah. Dukungan bisa diberikan dalam bentuk : menyambutnya di pintu dengan penuh kasih dan senyum manis; menyiapkan rumah yang nyaman, menyenangkan, rapi dan bersih; mengatur menu makanan yang bervariasi, menarik dan menyehatkan. e. Penghargaan. Suami butuh dihormati, dikagumi, diterima, dipercayai, dan didukung. Penghargaan dari istri sangat berarti bagi suami dalam mencapai keberhasilan dan kepuasannya. Penghargaan atas apa yang telah dicapai suami. Pujian yang jujur, keluar dari hati yang tulus yang disampaikan pada saat yang tepat (Amsal 12:4). 173 2. Kebutuhan istri yang paling mendasar dalam pernikahan: a. Kasih sayang dan kemesraan. Kemesraan melambangkan rasa aman, perlindungan, kenyamanan dan penerimaan. Romantis, intim dan sentuhan yang tidak harus mengarah pada seks. Usapan di kepalanya, dipedulikan, disayangi, dan penuh pengertian. b. Percakapan. Mendapat perhatian dan merasa disayang serta merasa satu dengan teman bicaranya. Butuh ada yang mendengarkannya, walaupun kadangkala tidak membutuhkan solusi. Istri perlu dipahami suami dengan memberi waktu, menjadi pendengar, dan fokus pada komunikasi non verbal. Butuh percakapan untuk melepaskan ketegangannya. c. Kejujuran dan keterbukaan. Suami dapat mempertahankan komunikasi yang jujur dan terbuka dengan istrinya, sehingga membuat istri merasa aman. Mendapat informasi yang tepat dari suaminya tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. d. Pemenuhan kebutuhan keuangan. Mendapat cukup uang untuk keperluannya. e. Komitmen/tanggung jawab keluarga. Suami yang dapat diandalkan dan dihormati, menjadi pemimpin dan dapat mengarahkan keluarga menuju pengembangan moral yang baik. Suami istri yang memahami kebutuhan pasangannya akan lebih mudah memelihara keharmonisan hubungannya dalam pernikahan. 174 IV. Memahami perbedaan laki-laki dan perempuan Menurut Myles Munroe ada perbedaan laki-laki dan perempuan yang harus dipahami untuk memelihara keharmonisan suami istri, antara lain: 1. Laki-laki: Pemikir yang logis, bahasa yang diucapkan adalah ekspresi dari apa yang dipikirkan, bahasa yang didengar adalah penerimaan informasi. Cenderung melupakan. Tertarik pada prinsip, ringkasan, atau filosofi. Dalam urusan materi ingin mengetahui rincian tentang bagaimana untuk mencapainya. Dalam urusan rohani lebih melihat pada tujuan. Otaknya seperti lemari arsip, berpikir logis, mengolah apa yang dilihat. Pekerjaan adalah perpanjangan dari kepribadiannya. Stabil dan datar. Cenderung menahan diri dan mengevaluasi sebelum melibatkan diri. Perlu diberitahu berulang-ulang. Cenderung mengingat inti persoalan ketimbang rincian. 2. Perempuan: Perasaan yang emosional, bahasa yang diucapkan adalah ekspresi dari apa yang dirasakan, bahasa yang didengar adalah pengalaman emosional, cenderung memasukkan segalanya ke dalam hati, tertarik pada rincian “aspek yang paling dasar”, dalam urusan materi cenderung melihat pada tujuan, dalam urusan rohani ingin tahu bagaimana untuk tiba di sana. Otak perempuan seperti komputer, intuitif, jangkauan sudut pandang lebih luas. Rumah adalah perpanjangan dari kepribadiannya. Memerlukan rasa aman dan menetap. Cenderung rentan terhadap rasa bersalah. Cenderung lebih mudah terlihat dan lebih cepat. Tidak gampang lupa. Cenderung mengingat rincian dan kadangkala memutarbalikkan inti persoalan. 175 V. Memahami faktor-faktor pemicu konflik suami istri 1. Perbedaan kebiasaan pribadi: misalnya, berpakaian, penataan barangbarang, kebersihan, kebiasaan tidur, kebiasaan mandi, cara mengemudi, dll. 2. Perbedaan selera: dekor rumah, interior, ornamen, meubel/perabotan rumah, makanan, rekreasi, jadwal, kendaraan, penggunaan uang, dll. 3. Perbedaan cara bergaul: dominan dalam percakapan, humor yang tidak lucu, memotong pembicaraan, lupa janji, lupa masa lampau, peduli hal-hal sepele, dll. 4. Perbedaan latar belakang: budaya, etnis, pendidikan, karakter, sosial ekonomi, lingkungan, pengalaman, dll. 5. Perbedaan tujuan hidup: misi, visi, penerapan misi dan visi, dll. 6. Emosi dan kepekaan : emosi dan kepekaan seseorang rentan terganggu pada saat-saat tertentu misalnya ketika lelah, lapar, terburu-buru, sakit, tertekan, masalah, kesibukan, “siklus haid” bagi wanita, berpuasa, tuntutan pekerjaan, jabatan, dll. 7. Perbedaan respons seseorang dalam menghadapi stres: ada yang menghindari stres, ada yang berjuang melawan stres, dan ada yang berdiam diri dengan tegang disertai perasaan putus asa dan tidak berdaya. 176 VI. Memahami keunikan pernikahan kristen 1. Pernikahan adalah ide Allah, yang tetap harus dipelihara di dalam Kristus dipimpin oleh Roh Kudus dan menurut Firman Tuhan. 2. Pernikahan adalah lembaga dasar yang mendahului semua lembaga yang lain. 3. Menghasilkan keturunan bukanlah tujuan utama pernikahan. 4. Seks bukanlah tujuan utama pernikahan. 5. Pernikahan seperti permata yang dilebur menjadi satu. 6. Pernikahan bertumbuh bersama waktu. 7. Pernikahan bertumbuh semakin kuat di bawah tekanan, masalah bukanlah tanda ketidakcocokan. 8. Membangun pernikahan memerlukan waktu seumur hidup. 9. Pernikahan adalah proses penyempurnaan yang digunakan Allah membentuk laki-laki dan perempuan seperti yang Ia inginkan. 10. Fondasi pernikahan adalah kasih Agape. 11. Memiliki komitmen pernikahan seumur hidup. 12. Menjadikan Tuhan sebagai tujuan hidup. Kesimpulan untuk menjadi pasangan yang harmonis Pasangan yang harmonis harus membangun rasa saling menerima sebagai pribadi yang berbeda, menerima kekurangan pasangan, sebab tidak ada 177 orang yang sempurna (Rom 15:7). Pasangan juga harus dapat saling mengampuni kesalahan (Ef.4:32), saling berbagi beban (Gal 6:2), saling mendengarkan isi hati masing-masing (Yak 1:19), saling menundukkan diri di bawah pimpinan Allah, dan siap untuk mengubah kebiasaan yang dapat mengganggu keharmonisan (Ef. 5:21). Milikilah kemauan untuk saling mengikatkan diri selamanya, serta tekad dan semangat membahagiakan pasangan (Mark 10:7-9). Yang terutama adalah saling menjalankan peran dan tanggung jawab sesuai kehendak Allah. Ingat selalu memberikan “L.O.V.E” yaitu Listen: mau mendengarkan; Offer your self: memberikan diri sepenuhnya kepada pasangan; Value and Honor: menghargai dan menghormati; dan Embrace: kemesraan. Daftar pustaka Pernikahan Kristen, ITKI, Jakarta, Dr. Jonathan Trisna Tujuh Pilar Pernikahan, Divisi Pengajaran GBI Jln G. Subroto Jakarta, Jaliaman Sinaga dan Andanu Seto Kemesraan Abadi, Andi, Jogya, Drs. Les & Leslie Parrott Kata-kata Bijak Pernikahan, Esther Gallery, Jakarta, Jaliaman Sinaga Suami Istri Idaman, LLB, Bandung, Eddy & Susie Wiriadianata Pemulihan Keluarga Masa Kini, Andi, Jogya, Daniel Alexander Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman, BPK Gn Mulia, Jakarta, Dr. Yulia Singgih D. Gunarsa. Konseling Pranikah, Mitra Pustaka, Yakub Susabda. Belajar dari Sang Bijak, GBI Jemaat Petra, Pekalongan, Yohanes Setiawan, MA, M.Th Air Anggur, Betlehem, Jakarta, Gilbert dan Reinda Lumoindong Kuasa keintiman, Betlehem, Jakarta, sda Jodoh, Bukit Zaitun, Surabaya, Pdt. Yusuf B.S Grace on Marriage, Light Publishing, Daud Putranto 178 PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA HAMBA TUHAN Pdm. Laura Garchia Mesach 179 Menjadi istri hamba Tuhan tentu saja adalah orang pertama yang seharusnya bisa mempraktekkan Firman Tuhan yang diajarkan suaminya sebagai hamba Tuhan. Termasuk di antaranya adalah tentang prinsip keuangan yang Alkitabiah yang diajarkan kepada jemaat, itu juga yang seharusnya merupakan pegangan istri hamba Tuhan dalam pengelolaan keuangan keluarganya. Apalagi dengan banyaknya permasalahan yang harus ditangani seorang hamba Tuhan, maka banyak hamba Tuhan yang tidak mau direpotkan dengan urusan keuangan dalam keluarganya dan menyerahkan pengelolaan keuangan keluarga kepada istrinya. Untuk itu penting sekali Istri-istri hamba Tuhan bisa mengelola keuangan keluarga dengan baik berdasarkan prinsip Alkitab yang benar. Prinsip apa sajakah yang Alkitab katakan tentang uang ? 1. Pengelola bukan Pemilik Mazmur 24 : 1 “Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya” Pemazmur berkata : Tuhanlah yang empunya bumi serta SEGALA isinya, itu berarti tidak ada satu pun di bumi ini yang bukan milik Tuhan, semuanya milik Tuhan, semuanya Tuhan yang punya. Kata SEGALA yang dimaksud di ayat ini termasuk “saya” adalah milik Tuhan, termasuk harta benda saya, termasuk uang saya juga milik Tuhan. Sebagai seorang istri hamba Tuhan, kita harus memahami dan mengerti prinsip ini dengan benar, bahwa kita tidak pernah diciptakan sebagai PEMILIK. Kita hanya diciptakan sebagai PENGELOLA dari semua kepunyaan Tuhan. Begitu juga ketika Allah menciptakan Adam dan memberi dia 180 kehormatan untuk memelihara taman Eden, di dalam Kejadian 2:15 “Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Allah tidak pernah mengalihkan hak kepemilikan-NYA, Adam hanyalah ditunjuk sebagai seorang pengelola untuk memelihara dan bukan untuk mengambil hak kepemilikan. Kita tidak pernah di ciptakan untuk menjadi pemilik, kita diciptakan sebagai pengelola dari semua kepunyaan Tuhan. Untuk itu kita harus jadi pengelola yang baik, pengelola yang excellent, mengapa ? Karena yang kita kelola itu kepunyaan Tuhan. Apa yang dipercayakan kepada kita hari ini, seberapa besar harta dan seberapa sen uang yang dipercayakan kepada kita, itu harus kita pertanggung jawabkan dengan benar di hadapan Tuhan sang Pemilik. Kita harus mengelolanya dengan baik. Istri seorang hamba Tuhan harus jadi teladan bagi jemaatnya dalam mengelola keuangan keluarga. Seorang pengelola keuangan yang baik, punya prioritas dalam setiap pengeluaran yang dilakukan. Bisa membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Kebutuhan dan keinginan itu sesuatu yang sangat berbeda. Kebutuhan lebih penting dan harus didahulukan daripada keinginan. Pengelola keuangan yang baik, selalu bijaksana dalam berbelanja dan bisa menabung secara konsisten sehingga hidupnya tidak lebih besar pasak daripada tiang. Juga bisa menyesuaikan gaya hidup yang sesuai kemampuannya sebagai keluarga hamba Tuhan dan bukan mengikuti gaya hidup lingkungan yang konsumerisme. Nah, ketika kita mampu mengelola uang atau harta yang dipercayakan 181 kepada kita dengan baik, maka semakin besar juga kepercayaan yang kita peroleh dari Sang Pemilik Harta itu. Karena Tuhan itu akan mempercayakan kita berkat-NYA sesuai dengan kemampuan kita mengelola harta yang ada pada kita. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam Lukas 16: 10 “Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkaraperkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” 2. Tuan bukan Hamba Ibrani 13 : 5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman : Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”. Istri seorang hamba Tuhan bisa menjadi TUAN atau menjadi HAMBA atas uang, tergantung dari kita sendiri sang pengelola uang itu. Menjadi Tuan atas uang artinya kitalah yang mengatur uang tersebut, kitalah yang mengelola uang tersebut sehingga cukup untuk kebutuhan kita. Kebalikannya kalau kita menjadi hamba uang artinya kitalah yang diperbudak uang. Uanglah yang mengatur hidup kita. Kita tidak akan pernah cukup dan puas dengan apa yang dipercayakan Tuhan pada kita. Selalu merasa kurang sehingga perlu berhutang untuk memuaskannya. Jatuh bangun dalam hutang, gali lubang tutup lubang karena hutang. Walaupun hutang bukanlah perbuatan dosa, tetapi kalau kita tidak membayar hutang maka kita berdosa. Zaman sekarang ini banyak sekali kemudahan yang diberikan kepada 182 kita untuk membayar secara bertahap atau kredit, misalnya saja kredit rumah, kredit mobil, kredit motor dan barang apa saja bisa kita bayar secara bertahap atau dicicil. Tetapi meskipun demikian, kita harus berhatihati dengan kredit, hitung dengan seksama terlebih dahulu apakah kita bisa membayar cicilannya setiap bulan. Kalau kita tidak bisa membayar tagihan cicilannya maka itu akan menjadi hutang dan kalau kita tidak membayar hutang maka kita berdosa. Sadar atau tidak, ketika kita terjerat hutang, kita sedang kehilangan kebebasan dalam keuangan di masa depan. Mengapa? Karena kita telah mengikat pendapatan kita di masa depan untuk membayar hutanghutang. Dan itu artinya, kita tidak lagi bisa merdeka dalam keuangan. Kalau tidak merdeka dalam keuangan, bagaimana bisa kita melakukan Firman dalam hal memberi? Seperti memberi untuk diakonia, untuk misi dan lainnya. Padahal salah satu bentuk pelayanan kita adalah mendukung pekerjaan Tuhan melalui uang kita. Kalau kita tidak merdeka dalam keuangan, bagaimana bisa kita memberikan tangan kita kepada yang tertindas dan mengulurkan tangan kepada yang miskin? Istri hamba Tuhan tidak boleh menjadi hamba uang. Firman Tuhan dalam Ibrani 13:5 berkata, ”Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Hati-hatilah jangan dengan sengaja terlibat ke dalam hutang yang tidak bijak. Ingatlah bahwa fondasi dari keuangan yang baik adalah keuangan yang bebas hutang. Kita tidak akan bisa menjadi pengelola yang baik kalau kita masih terlibat hutang yang berat, kita harus bereskan dulu hutanghutang tersebut dan mulailah hidup menjadi tuan atas uang kita dan bukan menjadi hamba uang. 183 3. Memberi adalah sebuah kekuatan Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, memberi adalah sebuah kekuatan dalam pengelolaan keuangan, sekalipun hal ini berbeda dengan yang dunia ajarkan. Dunia mengajarkan hemat pangkal kaya tetapi firman Tuhan mengajarkan kita untuk menyebar dan menabur artinya untuk memberi di ladang Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan dalam 2 Korintus 9 : 6 “Camkanlah ini ; Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” Pemberian yang harus dilakukan : 1. Perpuluhan Memberikan perpuluhan adalah prinsip mendasar dan salah satu perintah Allah untuk orang percaya termasuk istri hamba Tuhan. Mengapa demikian ? Sebab perpuluhan adalah MILIK ALLAH yang harus kita kembalikan ke dalam rumah perbendaharaan. Maleakhi 3 : 10 “Bawalah seluruh persembahan perpuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan dirumahKu dan ujilah Aku, Firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan”. 2. Persembahan Khusus lainnya Selain perpuluhan kita dapat memberikan persembahan - persembahan khusus lainnya seperti: a. Pemberian Amsal 3 : 9-10 184 hasil pertama (Persembahan sulung), b. Pemberian untuk pekerjaan misi dan pemberitaan Injil, 3 Yoh 1 : 5-8 ; 2 Kor 8 : 1-5 c. Pemberian untuk fasilitas rumah Tuhan d. Pemberian untuk orang-orang miskin, janda-janda, dll e. Pemberian ucapan syukur f. dll Ingatlah setiap pemberian yang kita lakukan harus diberikan dengan rela dan penuh suka cita. Jangan kita memberi dengan terpaksa, karena tidak ada manfaatnya. 2 Korintus 9 : 7, “ Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita”. 4. Tidak Cinta Uang. 1 Timotius 6 : 10, “Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”. Prinsip yang keempat, Tuhan mengajarkan kita supaya tidak cinta uang karena cinta uang adalah akar segala kejahatan. Cinta uang yang dimaksud di sini adalah sikap hati kita kepada uang atau kepada harta. Kalau hati dipenuhi cinta uang, atau keinginan untuk kaya, maka keinginan yang lain akan tersingkirkan termasuk urusan keselamatanpun akan tersingkirkan. Tujuan hidup akan beralih, tidak lagi memikirkan keselamatan tetapi memikirkan uang atau harta saja dan itu artinya kita berdiri dan mengabdi kepada uang atau harta. Inilah hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan, 185 sebab Firman Tuhan berkata bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, Matius 6 : 24 “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, Ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon”. Cinta uang atau ingin kaya adalah sikap yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Letak kesalahannya bukan pada uangnya atau pada hartanya tetapi pada keinginan atau kecintaan terhadap uang itu. Uang sendiri bukanlah akar segala kejahatan, akar segala kejahatan terletak dalam hati manusia yang mencintai uang. Istri hamba Tuhan tidak boleh cinta uang, istri hamba Tuhan seharusnya tidak lagi terpikat oleh keindahan uang dan harta. Karena orang yang tidak menjadikan Tuhan sebagai tujuan utama tidak akan bisa melayani Tuhan dengan benar. Karena itu mari kita jaga hati kita jangan sampai tercemar oleh keinginankeinginan yang tidak berasal dari Tuhan dan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Akhirnya, mari kita jalani prinsip Alkitab tentang keuangan di keluarga kita masing-masing dengan bertanggung jawab dan sesuai tuntunan Roh Kudus. Kita tidak perlu mengikuti gaya hidup orang lain di sekitar kita. Kita juga tidak perlu mengejar uang hanya untuk memberi nilai atau citra diri secara jasmani. Percayalah nilai kita di hadapan Tuhan tidak ditentukan oleh seberapa banyak uang kita atau harta kita. Selamat menjadi pengelola keuangan keluarga yang baik. Tuhan Yesus Memberkati ! 186 Daftar pustaka : Alkitab – Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama Buku “Anda Ingin Kaya?” – Dr Erastus Sabdono Buku “Perjanjian berkat” – Ir Eddy Leo M.Th Buku “Becoming the woman God Wants Me to Be “– Dona Partow 187 188 KIAT MENJAGA TUBUH SEBAGAI BAIT ALLAH Pdt. dr. Eunike S Sadrach 189 Kesehatan merupakan suatu anugerah Tuhan yang terindah dan hal ini menjadi keinginan setiap pribadi pasti untuk memiliki tubuh yang sehat. Apalagi sebagai istri Hamba Tuhan kita diperhadapkan dengan situasi dimana kesehatan tubuh sangat diperhatikan sebagai salah satu citra istri Hamba Tuhan. Hal ini biasanya disadari ketika kita sakit. Banyak orang seringkali menghakimi jika seorang Hamba Tuhan ataupun keluarganya mengalami sakit; dengan berkata pasti ada dosa yang dilakukan, pasti ada kutuk, pasti belum bisa mengampuni karenanya dia sakit karena menyimpan kepahitan. Padahal pandangan di atas tidak selalu benar. Kalau Tuhan mengijinkan hal itu terjadi dalam hidup kita artinya Tuhan punya rencana yang indah untuk mengerjakan kuasa-Nya dan membuat kita juga bisa mengubah kebiasaan yang buruk, menjaga tubuh kita sebagai bait Allah yang berfungsi untuk memuliakan nama Tuhan melalui apa yang kita lakukan. Berikut ada beberapa penyakit yang sering kali didapatkan dalam kehidupan seseorang dan bagaimana kita dapat menghadapi serta mengatasinya. STROKE Penyakit stroke merupakan salah satu penyebab kematian yang tertinggi di Indonesia yang juga menyebabkan kecacatan; hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang penyakit stroke. Pengenalan stroke secara dini sangat penting karena kesempatan terbaik dalam pengobatan stroke terbatas, yaitu sampai 12 jam setelah serangan stroke. Keterlambatan dalam penanganan stroke akan meningkatkan kematian dan kecacatan. 190 Penyakit stroke merupakan penyakit yang mendadak, dimana terjadi gangguan fisik (kelainan neurologis) yang disebabkan akibat kurangnya aliran darah ke otak oleh karena adanya suatu kelainan pembuluh darah di otak, berkurangnya suplai darah dan bocornya darah keluar dari pembuluh darah ini bisa diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu : Stroke hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) dan stroke iskemik (karena adanya sumbatan di pembuluh darah). Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya stroke? Otak mendapat suplai darah yang terus menerus dari pembuluh darah besar yang ada di dalam otak. Dalam keadaan normal otak membutuhkan darah kira-kira 900 – 1000 ml/ menit untuk seluruh otak. Dalam keadaan normal otak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan aliran darah ke seluruh bagian otak walaupun terjadi perubahan tekanan darah yang bervariasi. Tetapi mekanisme ini akan gagal jika terjadi perubahan tekanan yang berlebihan dan mendadak. Jika otak tiba-tiba tidak menerima jatah darah lagi akibat adanya pembuluh darah yang pecah atau tersumbat, maka bagian dari otak yang tidak mendapat suplai darah akan tidak berfungsi. Penyumbatan bisa terjadi secara mendadak maupun berangsur-angsur. Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya stroke? Faktor resiko utama adalah penyakit hipertensi (darah tinggi), penyakit jantung, diabetes melitus (kencing manis), merokok; faktor resiko utama ini dapat diubah dengan pengobatan atau usaha pencegahan lain. Faktor lain yang juga dapat meningkatkan resiko stroke dan perlu diwaspadai, dapat diperbaiki dan diobati adalah seperti kegemukan, stress berat, dislipidemia (lemak dalam darah), obat kontrasepsi, cuaca dan musim. 191 Sedangkan riwayat keluarga, jenis kelamin adalah faktor resiko yang tidak dapat diperbaiki, tetapi bisa berguna untuk lebih memotivasi menjaga kesehatan tubuh. Stroke sering dapat dicegah dengan mengidentifikasi orang-orang yang beresiko tinggi dan memotivasi untuk mengubah pola hidup mereka. Gejala-gejala yang timbul Pada pasien yang sadar: tiba–tiba separuh badan menjadi lemah, berat dan sulit digerakkan, sulit melangkah, badan seperti kesemutan, gangguan bicara ( pelo ), muka tidak simetris dan tidak mampu berkomunikasi. Pada kasus yang berat kesadaran penderita bisa menurun sampai koma. Apa yang harus dilakukan? • Bersikap tenang, tidak panik • Memeriksakan penderita ke dokter umum, dokter spesialis syaraf untuk segera ditangani dan diobati dalam 24 jam pertama (segera mungkin) • Jika pasien tidak sadar, segera bawa ke rumah sakit terdekat PENYAKIT JANTUNG Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak setelah kanker. Penyakit ini banyak menyerang usia pertengahan dan merupakan salah satu penyakit yang banyak ditakuti orang. Ada 2 macam penyakit jantung yang sering didapatkan yaitu Angina 192 Pektoris dan Infark Miokard Akut Penyakit Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian otot jantung akibat aliran darah ke otot jantung berkurang. Hal ini disebabkan adanya pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah di jantung karena adanya ateroma (plak) sehingga pembuluh darah jantung menyempit (aterosklerosis). Akibatnya otot jantung mengalami kerusakan dan kematian karena tidak mendapat aliran darah yang baik. Faktor pemicu terjadinya IMA di antaranya adalah perokok berat, hipertensi, diabetes melitus, kadar lemak dalam darah tinggi, stress – emosi, kurang aktivitas fisik, terlalu gemuk; faktor-faktor ini masih bisa diperbaiki. Gejala – gejala yang terjadi Keluhan yang khas ialah nyeri di bawah tulang dada, seperti diremasremas, ditekan, ditusuk, panas atau seperti ditindih beban berat. Nyeri dapat menjalar ke lengan kiri, bahu , leher, rahang bahkan punggung dan daerah ulu hati. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat dingin, berdebar-debar. Penderita sering merasa ketakutan (rasa akan mati) Apa yang harus dilakukan? Resiko kematian terjadi dalam 4 jam pertama setelah serangan IMA jika tidak segera ditangani. Jika tertangani, 24 jam berikutnya adalah masa resiko tinggi. Setelah melewati masa ini resiko terjadinya komplikasi berkurang. 193 Untuk itu yang perlu dilakukan adalah segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Pencegahan yang harus dilakukan untuk Stroke dan penyakit Jantung 1. MENGHINDARI • Rokok, alkohol, obat- obatan Narkoba • Stress mental • Kegemukan • Konsumsi garam – asin yang berlebihan 2. MENGURANGI • Kolesterol, lemak dalam makanan 3. MENGENDALIKAN - MENGOBATI • Hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung • Penyakit pembuluh darah lainnya 4. MELAKUKAN • Olah raga secara teratur • Konsumsi makanan yang bergizi seimbang KANKER Setiap orang dalam kehidupannya secara normal akan mengalami pertumbuhan sel untuk mengganti sel-sel yang telah mati atau rusak. 194 Jika pertumbuhan sel itu terus menerus dan tidak terkendali maka akan menyebabkan penumpukan sel yang membentuk benjolan pada tubuh. Ini dinamakan TUMOR. Tumor sendiri dapat dibagi 2 yaitu tipe yang jinak dan tipe yang ganas. Tipe yang ganas akan disebut KANKER. Proses pembentukan sel yang berlebihan ini memakan waktu yang lama, prosesnya tahunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kanker: 1. Keturunan 2. Ras, suku tertentu 3. Gaya hidup : makanan, kurang berolah raga dan istirahat tidak teratur, alkohol, rokok. Kanker terbanyak yang menyerang kaum wanita adalah kanker mulut rahim (serviks) di samping kanker payudara. KANKER MULUT RAHIM ( Serviks) Kanker ini sebenarnya tidak sulit di diagnosa, tetapi umumnya penderita datang ke dokter dalam keadaan terlambat, sudah lanjut. Kanker ini biasa mengenai wanita usia pertengahan (31-60 tahun) Apa saja faktor pencetusnya? 1. Menikah pada usia muda (belasan tahun) 2. Pergantian pasangan seks yang sering 195 3. Peradangan di rahim yang sering dialami 4. Paritas tinggi (banyak melahirkan) 5. Daya tahan tubuh yang rendah Penyebab utamanya adalah: Human Papiloma Virus (HPV) Gejala-gejala yang dapat terjadi: 1. Keputihan : yang berbau dan kadang bercampur darah 2. Perdarahan setelah melakukan hubungan seks (sanggama) 3. Perdarahan di luar jadwal menstruasi, atau setelah menopause 4. Nyeri pada saat berhubungan seks 5. Nyeri-sakit di daerah panggul Langkah-langkah yang harus dilakukan jika ada gejala seperti di atas adalah: 1. Lakukan pemeriksaan ginekologis ke bidan atau dokter ahli kandungan 2. Lakukan pemeriksaan yang dokter ahli anjurkan seperti : Pap smear, Biopsi, pemeriksaan pertanda tumor-kanker 3. Jika dinyatakan (+), lakukan anjuran pengobatan secara medis dengan segera (tergantung stadium), baik operasi pengangkatan rahim, kemoterapi maupun terapi sinar 196 Proses Kanker Serviks Apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks? 1. Setia pada pasangan hidup. 2. Tidak melakukan seks bebas dan atau tidak berganti-ganti pasangan seks. 3. Tidak melakukan hubungan seks pada usia dini. 4. Pola hidup sehat dengan makan makanan yang cukup nutrisi. 5. Menjaga kebersihan area kewanitaan dengan baik; tidak sering membersihkan area kewanitaan dengan pembersih yang mengandung zat kimia. Lebih baik dengan air yang bersih. 197 KANKER PAYUDARA Merupakan kanker nomor 2 dari semua kanker yang menyerang wanita, biasanya pada usia di atas 40 tahun. Faktor pencetus - penyebabnya adalah: 1. Keturunan, riwayat kanker dalam keluarga. 2. Usia. 3. Wanita yang tidak melahirkan (infertil), berkaitan dengan pemberian ASI. 4. Gaya Hidup: a. Pola makan yang tidak sehat. b. Kegemukan. c. Penggunaan pil kontrasepsi. d. Terapi Sulih Hormon, bagi wanita yang tidak mau mengalami menopause. e. Pengguna alkohol. Gambaran klinik atau gejalanya adalah: 1. Adanya benjolan yang permanen. 2. Benjolan ini tidak sakit, tapi terasa keras ketika diraba. 3. Adanya penebalan pada kulit di payudara atau sekitar ketiak. 4. Terjadi perubahan ukuran dan bentuk dari payudara. 198 5. Bisa terjadi ruam (kemerahan) di sekitar puting payudara. 6. Terkadang permukaan kulit payudara dapat berkerut, seperti permukaan kulit jeruk. 7. Keluar cairan dari puting payudara (biasanya darah atau nanah bercampur darah). 8. Ada tarikan ke dalam dari puting payudara. Pemeriksaan dan deteksi dini, lakukan: 1. Pemeriksaan rutin : USG dan atau mamografi paling lama 3 tahun sekali. Jika keadaan memungkinkan boleh setiap tahun. 2. Lakukan SADARI (PerikSA payuDAra sendiRI). Lakukan 2-3 minggu sekali. Jika didapatkan kelainan segera periksakan ke dokter ahli bedah. 199 POLA HIDUP SEHAT UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KANKER 1. Makan makanan yang sehat dan bergizi, perbanyak makan sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian, makanan rendah lemak. 2. Kurangi makanan yang diberi pengawet, makanan kaleng, makanan instan. 3. Hindari / kurangi makanan yang dibakar. 200 4. Hindari makanan dengan bahan pewarna. 5. Jangan makan makanan yang sudah berjamur, berubah warna. 6. Berat badan ideal. 7. Tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol. 8. Olah raga teratur. 9. Jangan hidup dalam stress; serahkan segala kuatirmu kepada Tuhan. Mari kita menjaga tubuh pemberian Allah dengan bijaksana, sehingga kita bisa memuliakan Allah. 201 202 ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) dr.Anggia Hapsari, SpKJ 203 Seringkali kita menemukan anak-anak disekitar kita yang sangat aktif, bermasalah dalam lingkungan rumah dan sekolah, sulit mengikuti pelajaran di sekolah dan lainnya. Kemudian kita melabel mereka dengan sebutan “anak nakal”, “anak iseng”. Apa yang sebenarnya yang mereka alami? Mereka mungkin mengalami Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), atau disebut juga Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktif (GPPH). Apa itu ADHD? ADHD merupakan gangguan psikiatrik bersifat kronis, muncul pada masak kanak awal. Biasa mulai timbul usia 3 th dan butuh bantuan saat usia 6 – 9 th (saat usia SD). Angka kejadian sebesar 5 – 13% pada anak usia sekolah. Perbandingan terjadinya lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak perempuan sebesar 3 : 1. Bagaimana mengenali anak dengan ADHD? 1. Gejala inatensi, seperti tidak rapi, sulit, mempertahankan konsentrasi, gagal menyelesaikan tugas, menghindari usaha yang berkepanjangan, kehilangan, pelupa, tampak seperti tidak mendengarkan, tidak teliti, perhatian mudah beralih. 2. Gejala hiperaktivitas, seperti gelisah, meninggalkan kursi di kelas / tidak bisa duduk tenang dalam kelas, berlari/memanjat berlebihan, 204 selalu dalam keadaan tergesa-gesa, tidak dapat diam dalam bermain/ bekerja, bicara terlalu banyak. 3. Gejala impulsivitas, seperti tergesa-gesa menjawab, tidak bisa menunggu giliran, menginterupsi orang lain, mengganggu orang lain. Berbagai macam terapi pada ADHD : • Farmakoterapi / medikasi • Psikoterapi dan intervensi psikososial lain • Terapi Remedial Apa yang dapat dilakukan orangtua? 1. Beri perhatian pada perilaku yang baik Walau sesibuk apapun orangtua harus terus menerus memberikan perhatian pada perilaku yang positif, hal ini penting dalam membesarkan anak, juga untuk anak dengan ADHD. Banyak cara yang dapat dipergunakan orang-tua untuk mengingatkan mereka. Salah satu cara adalah dengan menggunakan timer agar anak ingat apa yang harus dilakukan dan melakukannya dengan baik. Prinsipnya adalah tidak lupa untuk memperhatikan si anak merupakan suatu keterampilan yang harus dipelajari dan dilatih sehingga menjadi sesuatu hal yang otomatis. Hal ini membuat kita harus mendiskusikan perilaku siapa yang seharusnya berubah, orangtua atau si anak. Secara jujur untuk menolong anak mengubah perilaku mereka, berarti orangtua harus memulainya untuk mencari cara untuk mengubah perilaku mereka sendiri. Karena 205 hukuman tidak mengajarkan ketrampilan baru, maka sebaiknya orangtua mencari cara-cara positif untuk mengajar dan memperkuat (dengan memperhatikan) ketrampilan baru, ini merupakan hal yang penting bagi perubahan perilaku. 2. Abaikan perilaku yang sedikit salah (minor misbehavior) Misbehaviors adalah tingkah laku yang salah yang bisa menjengkelkan tetapi tidak berbahaya, yang dilakukan anak untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya atau mendapat perhatian dari orang dewasa lainnya. Salah satu strategi terbaik mengatasi misbehaviors adalah dengan mengabaikannya. Tingkah laku yang perlu diabaikan oleh orang-tua, misalnya : menyela waktu orangtua sedang berbicara melalui telepon, atau waktu sedang berbicara dengan orang dewasa lain, berteriak-teriak atau marah tak terkendali (tantrum), atau membuat bunyi/kegaduhan waktu orangtua sedang sibuk. Tidak mudah mengabaikan kelakuan seperti ini; bagi beberapa orang-tua, tantrum hampir mustahil untuk mengabaikannya. Tetapi mengabaikan sangat efektif. Juga mengajar anak bahwa orang-tua tidak akan memberikan perhatian untuk kelakuan yang negatif. Penting untuk mengamati bahwa perhatian apapun – positif atau negatif – adalah sama bagi bagi seorang anak. Jika mereka bisa membuat orang-tua mereka menanggapi mereka, tujuan mereka untuk mendapat perhatian tercapai. 3. Pahami konsekuensi Konsekuensi adalah apa yang muncul sesudah sesuatu kelakuan terjadi. Konsekuensi bisa positif atau negatif. Konsekuensi positif 206 akan meningkatkan kelakuan, sedangkan konsekuensi negatif akan mengurangi kelakuan. Jika seorang anak menolong/ membantu di rumah dan orang-tua mengatakan sesuatu yang positif, maka anak mungkin akan membantu lagi. Misalnya orangtua yang mengajar anak mereka bagaimana caranya untuk mengatur meja, dan lalu berkata, “Saya benarbenar suka cara kamu mengatur meja” ini menolong anak untuk merasa baik dalam berlatih ketrampilan baru. Konsekuensi negatif, sesuatu yang tak diinginkan anak, dipakai lebih banyak dan lebih sering oleh orang dewasa daripada konsekuensi positif. Contoh sederhana adalah bila anak “tidak baik”, maka kita hukum. Beberapa orang dewasa mungkin menganggap bahwa konsekuensi negatif (hukuman) adalah obat terbaik untuk mengatasi kelakuan buruk. Bagaimanapun juga, tujuannya adalah agar kelakuan tidak terjadi lagi. Masalahnya adalah bahwa hukuman tidak mengajar anak apa yang harus. 4. Gunakan konsekuensi yang memberikan hasil Anak ADHD memerlukan konsekuensi untuk menolong mereka belajar mengerjakan tugas atau pekerjaan sekolah, mengikuti peraturan, atau bertingkah laku baik yang diharapkan orang dewasa. Karena banyak di antara mereka tidak mempunyai motivasi diri, maka mereka membutuhkan konsekuensi yang berarti untuk belajar. Karena beberapa anak mungkin kurang peka terhadap konsekuensi, maka hadiah yang lebih besar yang lebih diinginkan anak mungkin perlu dipergunakan. Komentar atau pujian positif secara lisan kadang tidak cukup untuk memotivasi anak ADHD untuk bertingkah laku dengan baik sesuai yang diharapkan orangtua atau guru. Disamping pujian dan hak istimewa, orang-tua seharusnya menyediakan konsekuensi nyata, seperti pelukan atau kasih-sayang secara fisik, hadiah istimewa, traktiran, mainan atau uang sebagai konsekuensi 207 cadangan untuk memotivasi anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka, mengikuti peraturan atau mengerjakan tugas. Banyak orang-tua berpikir mereka sebaiknya tidak memberi anak hadiah karena mereka mengerjakan pekerjaannya, atau mungkin berpikir mentraktir atau hadiah akan menyebabkan mereka menuntut dibayar untuk setiap aktivitas, seperti tugas atau pekerjaan rumah. Sebenarnya, bagi kebanyakan anak yang tidak mempunyai ADHD, hadiah atau mengganjar tidak diperlukan untuk memotivasi. Anak yang mendapat angka baik atau yang menolong orang lain biasanya merasa baik mengenai dirinya sendiri. Perasaan baik mereka mengenai dirinya ini yang akan memotivasi. Mereka merasakan suatu pencapaian karena mereka sudah mengerjakan pekerjaan baik atau karena mereka tahu orang-tua atau guru mereka menghargai apa yang dilakukan oleh mereka. Mereka mungkin membaca buku untuk kesenangan membaca atau belajar. Mereka menyenangkan orang lain karena membolehkan mereka merasa baik. 5. Berikan umpan balik pada perilaku Penting bagi anak dengan ADHD untuk mempelajari hubungan kelakuan mereka dan akibat yang mengikuti (positif dan negatif). Kebanyakan anak dengan ADHD memerlukan umpan balik (feedback) segera tentang kelakuan dan aktivitas mereka. Mereka memerlukan lebih banyak pujian, umpan balik yang lebih positif tentang prestasi mereka, dan umpan balik yang lebih segera tentang kelakuan yang perlu dirubah. Kalau orangtua memuji kelakuan positif, adalah penting harus spesifik - anak perlu mendengar persis apa yang dia lakukan itu positif. Umpan balik yang ditawarkan dapat berupa perhatian fisik, izin atau hadiah seperti ditraktir, uang atau hak istimewa, umpan balik sebaiknya sesegera mungkin setelah 208 kelakuan positif anak terlihat. Beberapa orangtua mempergunakan apa yang disebut “token economy” – Mereka memberikan angka atau chip bila anak berperilaku positif, dan mengambil kembali bila anak berperilaku negatif. Dalam hal ini, angka mungkin dapat memperkuat pada beberapa anak. Kesabaran adalah kunci pokok dari strategi merubah tingkah laku. 6. Gunakan cara-cara positif dahulu Karena anak dengan ADHD sering mendapat lebih banyak kritik/kecaman daripada anak lain, penting untuk menghindari penggunaan hukuman terlebih dulu untuk menghentikan tingkah laku anak yang tidak diingini. Orang-tua, guru dan orang lain disekitar anak harus sering diingatkan untuk fokus pada kekuatan (strength) anak daripada kebutuhan anak. Positives before negatives adalah kunci program merubah tingkah laku. 7. Kembangkan rutinitas di rumah Salah satu strategi terbaik yang dapat dipergunakan oleh orang-tua untuk menolong anak dengan ADHD adalah selalu konsisten dengan hadiah, hukuman, dan rutinitas. Di rumah, ini berarti bahwa orang-tua harus mempunyai waktu khusus untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, tidur, dan bangun untuk ke sekolah. Hal ini bisa menjadi sulit bagi keluarga-keluarga yang hidup di lingkungan dengan stress yang tinggi. Karena anak dengan ADHD sering “tidak teratur”, memberikan pengetahuan hal-hal di luar yang teratur menolong mereka untuk mengerti apa yang akan terjadi berikutnya, dan apa yang diharapkan sebagai akibat kelakuan mereka. Rutinitas benar-benar menolong mereka untuk mengatur pikiran mereka, dan untuk mengikuti apa yang diharapkan oleh dewasa. 209 8. Berusahalah untuk tetap konsisten Konsisten berarti 3 hal penting. Pertama, orangtua atau guru harus konsisten dengan waktu. Kedua, konsisten berarti merespons tingkah laku anak dengan cara yang sama di segala tempat yang berbeda. Ketiga, konsisten berarti bahwa setiap orang sebaiknya berusaha untuk mengelola kelakuan dengan cara yang sama. 9. Rencanakan cara mengatasi masalah • Berbicara dengan anak sebelum memasuki situasi yang sulit (toko, restoran, dsb.) • Ulangi peraturan-peraturan yang berlaku • Nyatakan ekpektasi positif • Nyatakan reward & punishmentnya • Laksanakan 10. Rencanakan untuk mengatasi kelakuan untuk menarik perhatian Langkah : a. Pilihlah kelakuan yang akan diubah 210 b. Katakan pada anak bahwa anda akan: • mengabaikan perilaku tsb • beritahukan cara positif lain untuk mendapat perhatian • respon hanya pada perilaku positif c. Bila kelakuan anak memburuk, gunakan konsekuensi d. Perhatikan perilaku baru e. Reinforce perilaku baru f. Abaikan perilaku lama g. Jangan menyerah pada perilaku negatif ! 11. Pikirkan kebutuhan anak untuk belajar • Cobalah untuk tidak berdebat secara emosional dengan anak yang sedang marah. • Jangan sakit hati & frustrasi. • Anda adalah guru bagi anak anda. • Bagaimana cara anda mengatasi situasi sulit, itu akan ditiru anak! 12. Jangan menyerah ! 211 KESIMPULAN ADHD merupakan gangguan yang meliputi berbagai aspek perkembangan anak sehingga perlu penanggulanganan secara terpadu dan sedini mungkin . Orang tua dan guru perlu bersama-sama tim terapis mengatasi permasalahan ini agar anak tidak layu sebelum berkembang. 212 213 Diterbitkan oleh : Departemen Wanita Gereja Bethel Indonesia 2016 214