Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan

advertisement
Pedoman
Pelayanan Praktis
Istri Hamba Tuhan
Istri yang cakap
siapakah akan
mendapatkannya
DEPARTEMEN WANITA GEREJA BETHEL INDONESIA
I
Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan
Istri Yang Cakap Siapa Yang Akan Mendapatkannya
PENULIS
Pdt. dr. Olly. E. Mesach
Pdt. dr. Noenik Dwidjo Saputro, M.Kes
Pdt. Yuliana Abednego, M.Min
Pdt.dr. Eunike Sadrach
Pdm. Dra. Lydia Soehandoko, S.Th
Pdt. Silfani So, S.PAK
Pdt. Suharni Erastus
Pdm. Laura Garchia Mesach
Pdt. Dr. Gernaida Pakpahan
Pdt. Elda Silvia Mangunsong, S.Th
Pdt. Dra. Evelyn L. Tandyawasesa, MTh
dr.Anggia Hapsari,SpKJ
EDITOR
Pdt. Silfani So, S.PAK
Sumarni Elsa, Dipl.Sp.ed
Pdm. Ivonne Sandra, M.Th
Pdt. Dra. Evelyn L. Tandyawasesa, M.Th
Pdm. Dr. Susanna Kathryn, S.Si, M.Th
Pdp. dr.Anggia Hapsari, SpKJ
Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan
Istri Yang Cakap Siapa Yang Akan Mendapatkannya
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, sesuai
dengan hak cipta.
Cetakan : 1
Tahun : 2016
Copyright © 2016
Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 65
Cempaka Putih Timur
Jakarta Pusat - 10510
Tel. 021 - 420 6330
Fax. 021 - 420 6330
UNTUK KALANGAN SENDIRI
DAFTAR ISI
Kata pengantar Ketua BPH GBI
1
Kata pengantar Ketua Departemen Wanita GBI
2
Komentar
4
Peran Istri Hamba Tuhan Sebagai Penolong Suami
7
Etika Istri Hamba Tuhan dan Istri Gembala Jemaat
17
Karakter Kristus
29
Membangun Kehidupan Doa
49
Pujian dan Penyembahan
61
Hermeneutik
73
Homiletika
89
Kepemimpinan
119
Pelayanan Konseling dan Pelepasan
131
Pelayanan Visitasi
145
Keharmonisan Suami Istri
162
Pengelolaan Keuangan Keluarga Hamba Tuhan
179
Kiat Menjaga Tubuh Sebagai Bait Allah
189
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
203
Kata pengantar Ketua BPH GBI
Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia mengucapkan Selamat
atas terbitnya buku Pedoman Pelayanan Praktis Istri hamba Tuhan yang
berjudul “ISTRI yang CAKAP siapa yang AKAN mendapatkannya” yang
diterbitkan oleh Departemen Wanita Bethel Indonesia.
Buku “ISTRI yang CAKAP siapa yang AKAN mendapatkannya” menurut
pemahaman saya, memiliki nilai luar biasa bagi seorang istri dan
kebanggaan bagi seorang suami, dengan pengertian :
1. Bicara istri yang cakap bicara tentang karakter atau kepribadian
seorang wanita yang menjadi pendamping bagi suami dan anak-anak.
2. Istri yang cakap memiliki nilai yang sangat luhur bagi kelangsungan
keluarga dan generasi.
3. Istri yang cakap adalah kebanggaan keluarga, gereja dan masyarakat.
Ada suatu ungkapan yang mengatakan bahwa, sukses seorang suami
karena ada seorang istri yang selalu menopang. Ungkapan ini memberi
sebuah pemahaman betapa berpengaruhnya seorang istri sebagai
pasangan hidup terhadap tugas dan panggilan seorang suami.
Buku yang diterbitkan oleh Departemen Wanita Gereja Bethel Indonesia
diharapkan dapat memperlengkapi para wanita khususnya istri-istri
Gembala untuk mendampingi suami dalam mengerjakan tugas-tugas
panggilan Ilahi.
Pdt. Dr. Japarlin Marbun, M.Pd.
Ketua Umum BPH GBI
1
Kata Pengantar
Ketua Departemen Wanita GBI
Syalom,
Merupakan sukacita tak terhingga bagi pengurus pusat Wanita Bethel
Indonesia karena di awal tahun 2016 kami dapat mempersembahkan
sebuah buku panduan bagi para istri hamba Tuhan GBI yang dengan
setia mengabdi bagi kerajaan-Nya, yang tersebar baik di kota-kota besar
maupun di pelosok-pelosok desa, di Indonesia maupun di manca negara.
“Buku Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan” ini merupakan
kumpulan tulisan para istri hamba Tuhan berdasarkan pengetahuan
dan juga pengalaman mereka di ladang pelayanan. Dikemas dengan
apik dan sederhana, buku ini diharapkan dapat membuka wawasan,
menambah pengetahuan dan memacu semangat para istri hamba Tuhan
yang mendapatkan kepercayaan dan kesempatan untuk terlibat secara
langsung dalam pelayanan bersama dengan suami.
Tentu saja buku ini tidaklah mungkin mampu menjawab semua kebutuhan
dan permasalahan yang begitu beragam yang
dihadapi para istri
hamba Tuhan tetapi setidaknya keberadaan buku ini merupakan bentuk
penghargaan dan kepedulian pengurus pusat Wanita Bethel Indonesia
terhadap para istri hamba Tuhan yang berjuang tanpa lelah mendampingi
suami dalam berkarya bagi Sang Majikan Agung.
2
Harapan kami, buku yang kami terbitkan sebagai persembahan istimewa
bagi para istri hamba Tuhan dapat disambut dengan penuh sukacita dan
dipergunakan semaksimal mungkin dalam pelayanan.
Akhirnya doa kami bagi para istri hamba Tuhan di manapun berada,
tetaplah berkarya, tetaplah setia dalam kondisi apapun dan tetaplah
menghasilkan buah bagi kerajaan Allah. Bagi Dialah segala kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin! Tuhan memberkati!
Bagi kemuliaan-Nya,
Pdt. dr. Eunike Sadrach
Ketua Departemen Wanita Gereja Bethel Indonesia
3
Komentar Untuk Buku
“Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan”
Dengan segala pujian syukur kepada Tuhan Yesus, sebagai Kepala Gereja, maka
kini Wanita Bethel Indonesia mempersembahkan pula talenta mereka dalam
penulisan dan penerbitan “Buku Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba
Tuhan”. Karya penulisan mereka yang pertama “Wanita Cakap Berdampak
Modul I “ telah diluncurkan pada tahun 2012 sebagai modul pembinaan para
wanita sebagai Istri, Ibu dan Wanita dalam jemaat dan masyarakat di seluruh
WBI di Indonesia dan Luar Negeri. Kini dengan bimbingan Roh Kudus, karya
berlanjut “Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan” dipersembahkan
kepada Tuhan Yesus, Kepala Gereja dan Gereja Bethel Indonesia, khususnya
para istri hamba Tuhan, pejabat wanita maupun para hamba Tuhan pria.
Dengan menyimak artikel-artikel yang terdapat dalam buku ini, kami harapkan
bahwa para hamba Tuhan pria akan memperoleh visi baru tentang peran dan
karunia Roh para pendamping mereka, serta membantu me-“maksimalkan”
mereka dalam menjalankankan rancangan Tuhan bagi mereka.
Buku ini “dilahirkan” dalam Visi Masa Tuaian Besar Gereja Tuhan pada akhir
zaman dan kiranya menjadi berkat untuk semua. “SOLI DEO GLORIA”.
Pdt. dr. Olly E. Mesach
Penasehat PP WBI
Dengan mengucap syukur pada Tuhan pada akhirnya Departemen Wanita
GBI dapat membuat buku pegangan untuk perempuan khususnya untuk istri
Hamba Tuhan dan juga hamba Tuhan perempuan. Dengan isi yang cukup padat
kami berharap buku ini betul-betul dapat bermanfaat dan memperlengkapi
banyak perempuan sehingga kita semua perempuan-perempuan dapat
4
bersama-sama maju menjadi kuat, berhikmat dan berdampak bagi diri
sendiri, gereja, jemaat dan masyarakat. Harapan kami akan menyusul bukubuku lain yang dibuat oleh tim dari Departemen Wanita GBI yang berguna
untuk generasi dimasa yang akan datang. Ucapan terima kasih disertai rasa
bangga kami buat seluruh tim yang ada di Departemen Wanita GBI, maju
terus Tuhan menyertai kita semua.
Pdt. Dr. Noenik DS, M.Kes
Penasehat PP WBI
Di tengah berbagai upaya dari Sinode Gereja Behel Indonesia melakukan
terobosan-terobosan menjadikan GBI Mantap, buku ini diterbitkan pada
waktu yang tepat karena beberapa alasan :
1. Ditulis dengan minat dan semangat yang baru, bukan sebagai penonton
yang “heboh” tetapi sebagai bagian dari perubahan itu. Wanita Bethel
Indonesia sebagai penyumbang besar perubahan menuju GBI Mantap.
Buku ini dengan isinya yang sangat lengkap dan memberkati akan
memberikan jawaban atas kebutuhan pelayananan sebagai ibu gembala
dan tugas–tugas pelayanan pastoral lainnya.
2. Huruf ‘M’ pada kata mantap merupakan penjabaran dari kata Maju.
Kemajuan yang diharapkan pada Gereja baik dari tingkat Sinode sampai
pada tataran gereja lokal tidak hanya bertumpu pada Kaum Pria, namun
Wanita juga maju bersama-sama. Dengan diterbitkannya buku yang
berjudul Istri Cakap siapakah yang mendapatkannya ? Yang berisikan
Pedoman Pelayanan Praktis Istri Hamba Tuhan adalah bukti bahwa
Departemen Wanita BPH GBI telah menjadi bagian dari perubahan
dimana Pejabat GBI pria maupun wanita, Bapak Gembala dan Ibu
Gembala jemaat harus maju secara bersama-sama.
5
3. Buku ini secara kongkrit telah mendukung pemantapan fokus program
BPH GBI yaitu tahun 2016 adalah tahun ‘Penuaian’. Para penuai harus
diperlengkapi dengan alat–alat tuaian yang memadai agar hasil tuaian
dicapai secara maksimal. Wanita Bethel Indonesia harus menjadi penuai
yang handal, buku ini akan membantu mencapai maksud tersebut. Buku
ini sangat memberkati.
Pdt. Vina Tandi Cahyono, S.Pd.K
Ketua Korda WBI Jawa Barat
Saya percaya buku ini akan menolong dan memberikan tuntunan kepada
setiap istri hamba Tuhan untuk lebih maksimal dalam pelayanan. Pelayanan
maksimal tentunya didukung oleh hikmat dari Tuhan dan urapan Roh Kudus.
Buku ini ditulis oleh istri hamba Tuhan yang sudah memiliki pengalaman
berkarya di ladang Tuhan. Jadi buku ini ditulis bukan sekedar sebuah teori
tetapi lahir dari pengalaman praktis dalam pelayanan. Semoga buku ini
bermanfaat dan menjadi berkat bagi para
istri hamba Tuhan. Selamat
melayani dalam pengurapan Ilahi.
Pdt. Hengky So, M.Th
Ketua Dept. Teologia GBI
6
PERAN ISTRI
HAMBA TUHAN
SEBAGAI
PENOLONG SUAMI
Pdt. Suharni Erastus
7
Seorang istri hamba Tuhan sangat berperan penting dalam pelayanan
gereja. Yang dimaksud dengan istri hamba Tuhan adalah istri-istri pendeta
yang melayani jemaat atau yang biasa disebut sebagai ibu gembala. Di
gereja-gereja dimana majelis gereja banyak berperan, seorang pendeta
bukan sebagai pengambil keputusan tunggal, maka istri hamba Tuhan
tidak terlalu dilibatkan dalam pelayanan. Mereka juga tidak dituntut
untuk dapat mendampingi suami dalam tugas pelayanan secara penuh.
Istri hamba Tuhan lebih berperan sebagai istri yang mendampingi suami
dalam rumah tangga. Tidak sedikit pendeta di gereja-gereja tersebut
hanya seperti karyawan di dalam gereja. Berbeda dengan hamba Tuhan di
Gereja Bethel Indonesia, pendeta berperan sebagai seorang “pemilik” yang
menentukan maju mundurnya sebuah kegiatan gereja atau pelayanan. Di
Gereja Bethel Indonesia, seorang istri hamba Tuhan seringkali dituntut
untuk memiliki kapasitas diri seperti hamba Tuhannya sendiri.
Dalam lingkungan Gereja Bethel Indonesia, dimana hamba Tuhan atau
gembala menjadi orang nomor satu yang memegang peranan penting
dalam gereja, faktanya istri hamba Tuhan atau istri gembala memegang
peranan nomor dua setelah suami. Tidak sedikit istri-istri hamba Tuhan
yang mendominasi rumah tangga, juga cenderung akan mendominasi
pelayanan, sehingga istri hamba Tuhan memegang peranan nomor satu
dalam gereja. Dalam hal ini, kalau dia adalah istri gembala jemaat maka
sejatinya istri gembala adalah gembala jemaat. Kondisi seperti ini tentu
bukan kondisi yang sehat di dalam gereja. Harus diingat bahwa sesuai
dengan Firman Tuhan, istri adalah penolong suami. Kalau suami yang
menjadi hamba Tuhan maka istri adalah penolong bagi suami.
Tidak tertutup kemungkinan, yang sering terjadi dalam situasi-situasi
tertentu yang sangat ekstrim, istri hamba Tuhan bisa mengambil alih
tugas pelayanan sang suami. Situasi-situasi tersebut antara lain:
8
1. Hamba Tuhan
mengalami suatu
penyakit yang berat sehingga
tidak dapat mengerjakan tugas pelayanan sebagai pelayan jemaat.
Dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan hamba Tuhan
melakukan tugas hamba Tuhan, seorang istri hamba Tuhan mengambil
alih tugas pelayanan tersebut. Tentu dibantu oleh staf hamba Tuhan
dan perangkat pelayan-pelayan yang lain. Walaupun demikian, istri
harus terus menerus membicarakan pelayanan dengan suami selama
masih memungkinkan.
2. Hamba Tuhan yang jatuh dalam pelanggaran moral sehingga dijatuhi
disiplin gereja atau dipecat. Tentu dalam koridor pertimbangan
pimpinan organisasi Gereja Bethel Indonesia yaitu Badan Pekerja
Daerah dan Badan Pekerja Harian GBI. Dalam situasi tersebut,
istri hamba Tuhan harus menghindari membicarakan kegagalan
suaminya. Bila disiplin gereja selesai maka istri hamba Tuhan harus
mengembalikan tugas pelayanan kepada suami. Tetapi istri harus
lebih banyak berperan, sebab hamba Tuhan yang jatuh dalam dosa
atau pelanggaran moral akan banyak kehilangan kepercayaan dari
jemaat.
3. Hamba Tuhan sibuk dengan kegiatan di luar gereja seperti tugas
sebagai pejabat pemerintah, karyawan sebuah perusahaan swasta,
mengelola bisnis pribadi dan lain sebagainya. Pengambilalihan tugas
disini bisa bersifat temporal atau sementara.
4. Ketidakmampuan hamba Tuhan menyelesaikan suatu masalah
berhubung kondisi kejiwaan tertentu sehingga hamba Tuhan tidak
dapat menangani suatu masalah, maka istri hamba Tuhan berperan
penuh terlibat di dalam masalah yang ada. Tentu semua berdasarkan
pertimbangan dan persetujuan hamba Tuhan yang bersangkutan.
9
Istri hamba Tuhan harus dapat mengambil alih tugas suami hanya
dalam situasi ekstrim. Dikatakan situasi ekstrim maksudnya adalah
situasi yang sangat terpaksa, dimana istri hamba Tuhan mengambil
alih tugas pelayanan sehubungan dengan alasan-alasan tertentu yang
sangat khusus, yaitu ketika suami tidak dapat mengambil bagian dalam
pelayanan. Hal ini merupakan keadaan yang tidak ideal, sebab idealnya
istri hanya sebagai penolong bukan mengambil alih tugas hamba Tuhan.
Sering terjadi jika hamba Tuhan meninggal dunia, maka secara otomatis
istri hamba Tuhan yang menggantikan tugas suami. Oleh sebab itu,
seorang istri hamba Tuhan harus terlibat dalam pelayanan secara penuh.
Walau tidak mendapat tugas secara khusus atau sering suami tidak
melibatkannya, istri hamba Tuhan harus selalu mencari tempat untuk
dapat berperan dalam pekerjaan Tuhan. Tuhan akan selalu menyediakan
ruangan bagi istri hamba Tuhan untuk berperan dalam pelayanan. Jangan
sampai terjadi ketika hamba Tuhan meninggal dunia istri tidak bisa
melanjutkan pelayanan suami sebab tidak terbiasa melayani.
Mengingat betapa besar peran istri hamba Tuhan dalam pelayanan maka
perlu istri hamba Tuhan memperhatikan beberapa hal ini:
Pertama
Seorang istri hamba Tuhan harus memiliki kedewasaan rohani yang
memadai sehingga dapat mengimbangi pelayanan suami. Kedewasaan
rohani di sini maksudnya adalah bahwa istri hamba Tuhan harus
berkarakter agung yang dapat menunjukkan pribadi Tuhan Yesus,
seandainya Dia hidup di jaman sekarang. Sering dijumpai istri hamba
Tuhan berkarakter buruk sehingga menjadi batu sandungan bagi jemaat.
Istri harus berjuang terus menerus memerangi karakter buruknya.
Kesediaan untuk menanggulangi cacat karakter ini membuka peluang
10
Roh Kudus bekerja memperbaharui roh dan pikirannya sehingga menjadi
wanita yang agung di mata Tuhan dan manusia. Karakter ini hal yang
paling utama, lebih dari segala sesuatu. Karakter yang baik berstandar
Kristus akan menjadi pesona tiada tara bagi seorang istri hamba Tuhan.
Kedua
Hendaknya istri hamba Tuhan tidak materialis. Harus diperhatikan bahwa
ini adalah kelemahan yang menonjol dari banyak istri hamba Tuhan. Oleh
sebab itu istri hamba Tuhan harus selalu merasa cukup dengan apa yang
ada. Prinsipnya adalah asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1 Tim.
6:8). Tidak mengingini barang yang orang lain miliki, tidak terikat atau
menggandrungi barang bermerek, harus selalu mengingat bahwa dunia
ini bukan rumah kita. Kita bukan berasal dari dunia ini. Semua yang bisa
dimiliki dalam dunia ini adalah milik Tuhan, sedangkan harta kita yang
sesungguhnya ada di Surga nanti (Luk. 16:12). Kita harus bersedia hidup
dalam ketidakmapanan sebab teladan kita yaitu Tuhan Yesus berprinsip
“serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Dia
tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya”. Hidup ini hanya
untuk mengabdi kepada Bapa dan kemapanan hidup akan kita miliki nanti
di Rumah Bapa. Kalau seorang istri hamba Tuhan merindukan kemapanan
hidup, maka ia tidak dapat melayani segenap hidup tanpa batas bagi
Tuhan. Istri hamba Tuhan tidak boleh menjadi perongrong suami karena
dapat menjadikan suami materialistis juga dan melakukan pelanggaran
moral dalam hal keuangan. Istri hamba Tuhan seharusnya menginspirasi
suami supaya tidak menjadi hamba uang. Kalau suami tidak menjadi
hamba uang maka pelayanannya pasti sangat efektif dan luar biasa.
Dalam kondisi tertentu istri hamba Tuhan dapat bekerja, berbisnis atau
melakukan kegiatan mencari penghasilan demi mendukung pelayanan
suami dan berjalannya pelayanan gereja.
11
Ketiga
Hendaknya seorang istri hamba Tuhan dapat menyimpan rahasia. Karena
istri sering mendengar banyak rahasia jemaat dari suami, maka ia harus
bisa menyimpannya dengan ketat. Betapa jahatnya kalau istri hamba
Tuhan suka ikut-ikutan ibu-ibu lain membicarakan seseorang yang
tidak ada ditengah-tengah mereka. Ini adalah kelemahan yang sangat
menonjol di kalangan istri hamba Tuhan. “Mulut bocor” istri hamba Tuhan
merusak tatanan pelayanan dan membuat jemaat tidak mempercayai
hamba Tuhannya. Sangat celaka kalau istri hamba Tuhan membicarakan
kelemahan, kekurangan atau kegagalan suami kepada orang lain. Istri
yang dapat menjaga mulutnya dapat membangun kepercayaan jemaat
bukan saja pada dirinya tetapi juga pada suaminya.
Keempat
Hendaknya istri hamba Tuhan berdandan dengan pantas. Penampilan istri
hamba Tuhan dari ujung rambut sampai ujung kaki pasti diperhatikan
semua orang. Istri hamba Tuhan sering dipandang seperti ikan Arwana
sendirian di aquarium yang diperhatikan semua orang. Istri hamba Tuhan
yang berdandan berlebihan tidak menjadi berkat bagi jemaat termasuk
juga dalam memantaskan diri dengan perhiasan yang dikenakan. Hal
ini bukan berarti istri hamba Tuhan tidak boleh mengenakan perhiasan,
tetapi harus mengenakan perhiasan secara pantas. Dengan penampilan
yang pantas seorang istri hamba Tuhan akan menunjukkan bahwa
hamba Tuhan sukses atau berhasil “menghamba-Tuhankan” istri. Hal ini
membangun kepercayaan dan rasa hormat jemaat kepada hamba Tuhan.
12
Kelima
Hendaknya istri hamba Tuhan mengerti dan menerima bahwa suaminya
adalah milik banyak orang. Hal ini memang suatu hal yang sulit.
Seringkali seorang hamba Tuhan terkesan tidak memperhatikan keluarga
sehubungan dengan kesibukannya mengurus orang lain. Dalam hal ini
terkesan keluarga ditelantarkan. Hal ini terjadi sebab sering jemaat
merasa belum dikunjungi, belum didoakan atau belum diperhatikan
kalau bukan oleh hamba Tuhannya sendiri. Tidak sedikit jemaat yang
tidak mau dikonseling atau dilayani oleh pengerja gereja atau majelis
jemaat. Mereka menuntut hamba Tuhannya sendiri yang melayaninya.
Dalam kondisi seperti ini seorang istri hamba Tuhan berfungsi sebagai
ibu dan juga bapak bagi anak-anaknya. Jika istri dapat mengimbangi atau
menutupi kekurangan suami mengurus rumahtangga, maka istri hamba
Tuhan dapat menjadi tiang utama atau pilar yang sangat penting bagi
seluruh bangunan gereja tersebut. Tetapi kalau istri merongrong terlalu
banyak waktu suami yang harus disediakan bagi jemaat, maka banyak
pekerjaan pelayanan yang pasti terbengkalai.
Keenam
Hendaknya seorang istri hamba Tuhan tidak merasa cemburu dan
terbuang ketika suami diperhatikan, diidolakan dan dikagumi oleh banyak
orang sehingga terkesan istri hamba Tuhan tersingkirkan. Cemburu di
sini bukan cemburu dalam arti suami dekat-dekat dengan wanita lain.
Tentu saja kalau suami dekat-dekat secara tidak pantas dengan wanita
lain istri patut cemburu, karena kecemburuan tersebut pantas dan bisa
menghindarkan suami dari kejatuhan. Tetapi kalau cemburu karena tidak
mendapat penghargaan yang sama dengan suami dari jemaat maka akan
13
membangkitkan perasaan dendam dan tidak suka terhadap suami. Ciri
dari wanita ini adalah suka mencari kesalahan suami, selalu berusaha
membuktikan kegagalan suami, dan suka mencela kekurangan suami
di depan orang lain. Sampai tingkat tertentu mencari orang atau teman
untuk berpihak dengan dirinya melawan atau beroposisi terhadap suami
secara diam-diam. Apapun yang terjadi istri hamba Tuhan harus selalu
berdiri disamping suami sebagai pembelanya. Hal ini akan melestarikan
dan memperkokoh tugas pelayanan suami sebagai pengawal Kerajaan
Surga.
Ketujuh
Istri hamba Tuhan hendaknya dapat menjadi penengah ketika suami
mengalami konflik dengan anggota majelis, pengurus atau aktivis lainnya.
Istri hamba Tuhan hendaknya tidak ikut terlibat dalam konflik agar dapat
menjadi juru damai di tengah-tengah situasi yang tidak baik tersebut.
Ini bukan berarti istri hamba Tuhan berkhianat kepada suami atau
tidak membela suami, tetapi sebisa mungkin dapat menjadi penengah
agar tidak ada korban dalam konflik tersebut. Ketika seseorang kecewa
terhadap hamba Tuhan, istri dapat meneduhkan hatinya sehingga jemaat
tidak terhilang. Istri dapat menjadi tempat pelarian bagi jemaat atau
pengurus yang kecewa terhadap hamba Tuhannya. Betapa besar peran
istri hamba Tuhan di sini.
Kedelapan
Istri hamba Tuhan hendaknya dapat mengendalikan perasaan. Sebagai
wanita hal ini tidak mudah. Ada kecenderungan wanita tidak mampu
mengendalikan perasaan dengan baik. Orang yang tidak mengendalikan
perasaan menjadi mudah marah dan mudah tersinggung dan lain
14
sebagainya. Istri hamba Tuhan hendaknya dapat menjadi peneduh bagi
hamba Tuhan yang temperamental, mudah marah, mudah tersinggung
dan emosi yang tidak stabil. Kalau istri hamba Tuhan tidak mampu
mengendalikan perasaannya sendiri, ia tidak dapat menjadi peneduh bagi
suami. Istri hamba Tuhan jangan menjadi penyebab ketidakstabilan emosi
suaminya sebagai hamba Tuhan. Pengaruh istri hamba Tuhan terhadap
emosi dan perasaan suami sangat besar. Ketidakstabilan emosi suami
sebagai hamba Tuhan yang memimpin jemaat menentukan keputusankeputusan besarnya.
Kesembilan
Istri hamba Tuhan harus rela kehilangan segala hak demi pelayanan
pekerjaan Tuhan, sebab Yesus sendiri telah melepaskan semua hakNya (Fil. 2:5-8). Melepaskan hak untuk Tuhan adalah rahasia bagaimana
seseorang dipakai oleh Tuhan. Melepaskan hak artinya “rela” tidak
menikmati apa yang menjadi bagian atau haknya” atau rela melepaskan
apa yang menjadi miliknya demi kepentingan kerajaan Allah. Hakhak tersebut antara lain “hak untuk dihormati dan disanjung, dikasihi,
diperlakukan adil, menikmati milik sendiri, hak dilayani, hak hidup wajar
seperti manusia lain dan lain sebagainya”. Orang yang rela melepaskan
hak adalah adalah orang yang melayani Tuhan. Peragaan melepaskan hak
ditunjukkan Tuhan dalam Yohanes 13:5, 12-14. Maksud tindakan Tuhan
mencuci kaki murid-murid-Nya tersebut adalah memberi teladan agar
kita melepaskan hak seperti Dia.
Kesepuluh
Harus disadari bahwa menjadi istri hamba Tuhan adalah suatu kehormatan
yang sangat luar biasa. Panggilan sebagai hamba Tuhan sendiri adalah
15
panggilan yang sangat istimewa, maka menjadi istri hamba Tuhan
juga merupakan panggilan yang sangat istimewa. Tetapi di sisi lain,
tanggungjawab dan beban sebagai istri hamba Tuhan juga sangat berat,
sebab pekerjaan Hamba Tuhan adalah pekerjaan yang sangat berat.
Istri hamba Tuhan hendaknya tidak berharap memiliki kenyamanan
hidup seperti istri-istri dari pria yang tidak menjadi hamba Tuhan. Kalau
seorang istri hamba Tuhan mengharapkan kenyamanan hidup seperti
istri pria pada umumnya dengan segala profesi mereka, maka ia akan
merasa menjadi wanita paling malang. Istri hamba Tuhan seperti ini akan
menghancurkan pelayanan suami dan gereja yang dilayani oleh suami.
Akhirnya, istri hamba Tuhan tidak boleh berhenti belajar. Seirama dengan
perkembangan jaman istri hamba Tuhan harus belajar terus-menerus.
Harus diingat bahwa seorang yang berhenti belajar berarti membunuh
sebagian nyawanya. Khususnya bagi istri hamba Tuhan di kota-kota
besar, harus belajar mengerti tehnologi informatika, internet dan lain
sebagainya. Istri-istri hamba Tuhan yang tidak belajar akan mengalami
kesulitan mengikuti pelayanan suami dan kegiatan gereja yang semakin
modern. Istri-istri hamba Tuhan tidak boleh berhenti membaca. Dari bukubuku bacaan tersebut istri-istri hamba Tuhan belajar secara “otodidak”
(belajar sendiri tanpa guru). Gurunya adalah orang-orang hebat yang
menulis buku-buku tersebut. Istri hamba Tuhan juga tidak boleh kurang
pergaulan dan wawasan. Mengikuti perkembangan jaman melalui koran,
berita dari media lain merupakan bagian penting pembelajaran hidup
yang tidak boleh berhenti. Suatu hari ketika Tuhan Yesus datang kembali
istri-istri hamba Tuhan juga dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan
Yesus.
16
ETIKA
ISTRI HAMBA TUHAN
DAN
ISTRI GEMBALA JEMAAT
Pdt. dr. Olly.E.Mesach
17
PENDAHULUAN
Seorang istri gembala jemaat sama seperti para istri lain, mempunyai
tanggung jawab dan kewajiban dasar yang sama terhadap suami
dan keluarga mereka. Allah telah menciptakan wanita untuk menjadi
penolong yang sepadan bagi suami mereka, entah suami adalah seorang
pekerja, rohaniawan, petani, profesional, pedagang dsb. Tanggung jawab
para istri adalah dalam memenuhi kebutuhan jasmani, emosional dan
spiritual suami serta keluarga, sesuai dengan yang ditentukan oleh Tuhan.
Seorang istri yang bersuamikan seorang profesional, seperti istri dokter,
istri guru, istri tentara, istri hakim dan sebagainya, tidak harus seorang
yang memiliki profesi dan keahlian yang sama. Namun ia harus dapat
memahami pekerjaan dan panggilan hidupnya dalam mendampingi
suami serta memberi dukungan, khususnya dalam menghadapi masalah,
persoalan, musibah dan kegagalan.
Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jemaat, tidak harus seorang
pejabat gereja, namun memiliki beban dan tanggung jawab yang kadangkadang melebihi beban istri-istri yang lain. Pendampingan sebagai
penolong yang sepadan termasuk pendampingan dalam doa syafaat dan
doa peperangan rohani, serta sumbangan pemikiran atau nasehat yang
bijak. Ia perlu memiliki karakter Kristus yang kuat, agar dapat menopang
suami dan jemaat. Ia harus menunjukkan keteladanan dalam penundukan
diri terhadap suami dan menunjukkan rasa hormatnya kepada suami
di rumah maupun di tengah jemaat. Karakter seperti inilah yang akan
sangat berdampak positif kepada pelayanan sang suami. Rasa hormat
kepada suami akan memampukan suami untuk memiliki harga diri serta
menuju panggilannya yang tertinggi. Karakter Ilahi seperti ini akan
18
membuat atmosfir dalam rumah tangga nyaman bagi suami dan anakanak, maupun di tengah jemaat.
PANGGILAN DAN FUNGSI
Seorang istri hamba Tuhan ataupun istri gembala, merupakan penolong
dan teman sekerja di ladang Tuhan. Ia harus berani membuat komitmen
pelayanan, baik dalam keadaan baik maupun kurang baik. Tidak merupakan
keharusan, bahwa seorang istri hamba Tuhan adalah seorang dengan latar
belakang pendidikan Sekolah Teologia. Dengan semangat dan komitmen
yang tinggi, ia dapat mempelajari cara-cara pelayanan yang dibutuhkan
melalui buku-buku, seminar-seminar, pelatihan, mentoring, dsb.
Seorang istri hamba Tuhan ataupun istri gembala, harus menyadari akan
kemungkinan datangnya masalah-masalah, tekanan hidup, bahkan salib
yang harus ikut dipikulnya bersama suami. Ia akan sering kehilangan
“privacy” dalam rumah tangga dan kehidupan sehari-hari. Telpon rumah
dan telpon selulernya akan nonstop berbunyi, tanda ada jemaat yang ingin
menyampaikan derita, sukacita, kebutuhan atau sekedar ingin “ngobrol”
karena kesepian. Bila pastori bersebelahan dengan gereja, maka perabot,
pernak-pernik, sering pindah tempat karena ”dipinjam sebentar”. Istri
hamba Tuhan atau istri gembala harus merasa berbesar hati, karena ini
tandanya bahwa ia adalah “Ibunda” bagi banyak orang dan jemaat merasa
betah dalam rumahnya. Meninggalkan anak yang sedang kurang sehat
atau menghadapi ujian dan ulangan, demi pelayanan, sering memerlukan
hikmat untuk mengatakan “iya” atau ”digantikan orang lain.”
Iapun harus sangat mengandalkan Tuhan dalam menghadapi tekanan
hidup dalam soal keuangan, saat mereka melayani jemaat yang terdiri
19
dari kelas ekonomi lemah. Biaya transpor anak sekolah, uang sekolah,
makanan yang bergizi, kesehatan, pakaian dan sebagainya kadangkadang sangat menekan. Berbahagialah istri hamba Tuhan atau istri
gembala yang diperkenankan Tuhan mengalami hal-hal tersebut, karena
ia pasti akan mengalami kejutan-kejutan dari Tuhannya yang ternyata
adalah Yehova Jireh! Kehidupan dan kepasrahan penuh seorang istri
hamba Tuhan atau istri gembala, yang berkenan di hati Yesus tidak akan
dikecewakan, namun sangat dihargai olehNya.
PEDOMAN HIDUP
Pedoman hidup seorang istri hamba Tuhan ataupun istri gembala ialah
Firman Tuhan. Hal tersebut dapat dijelaskan di bawah ini :
1. 1 Petrus 3:1-4
Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya harus
tunduk kepada suami dan memiliki kemurnian serta kesalehan hidup.
Perhiasannya bukanlah perhiasan lahiriah. Kecantikannya merupakan
“kecantikan batiniah”, yang sering disebut sebagai “kecantikan yang
memancar dari dalam” atau “Inner beauty”.
2. 1 Timotius 3:11
Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya seorang
yang terhormat, tidak suka memfitnah, dapat menahan diri, dapat
dipercayai dalam segala hal dan memiliki kehidupan nikah dan
kehidupan keluarga tidak tercela.
3. Efesus 5:33
Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya menghormati
dan menghargai suami di rumah, di depan anak-anak, maupun di
depan umum.
20
ETIKA DALAM PELAYANAN
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memahami
panggilan, pelayanan dan kedudukan suami.
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya ikut melayani
sesuai dengan talenta dan karunia Roh Kudus yang ia miliki.
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memiliki
dan memelihara kehidupan doa dan saat teduh yang intensif.
4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya membaca
dan mempelajari Alkitab setiap hari dengan mendalam.
5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya rajin
membaca buku-buku maupun majalah rohani untuk meningkatkan
ketrampilan bagi pelayanan yang ditugaskan, seperti konseling,
pendampingan anggota jemaat di masa-masa yang sulit, pengetahuan
dan tafsir Alkitab, pendidikan anak, pelayanan Sekolah Minggu,
berkhotbah, dsb.
6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya mengikuti
seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, khususnya yang berhubungan
dengan pengajaran, doa, pekabaran Injil, cara-cara pelayanan mimbar,
pelayanan pastoral, dsb.
ETIKA DALAM KEHIDUPAN PRIBADI
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala seharusnya tidak hidup
dalam dosa.
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya menyadari
21
bahwa tubuh ini adalah bait Roh Kudus. Hal itu terlihat dari bagaimana
kita menjaga kesehatan dan pola makan kita.
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memberikan
kesan yang baik dan sopan ketika menyantap makanan, tidak terkesan
rakus atau lahap.
4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya tidak
menggunakan zat-zat adiktif.
5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya
memperhatikan cara berpakaian dan berdandan karena pakaian kita
membawa “pesan” panggilan kita.
Berpakaian sopan dengan warna maupun asesoris yang serasi
menimbulkan kesan berwibawa pada diri kita. Bila ada kedekatan
dengan Roh Kudus, maka Ialah yang menuntun kita, bahkan dalam
hal berpenampilan yang memuliakan Bapa di sorga. Hindarilah
memamerkan kemewahan dalam berpenampilan. Acuan kita adalah
pakaian “mempelai perempuan Sang Anak Domba” (Wahyu 19:7-8).
6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memiliki
waktu berolah raga supaya tubuh tetap sehat.
7. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memiliki
gaya hidup yang sederhana, sehingga menjadi panutan serta
mendapat respek dari jemaat.
ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN JEMAAT
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memberikan
pelayanan tanpa membeda-bedakan jemaat.
22
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sedapat mungkin
mengenal nama anggota jemaat atau orang yang dilayani. Hal ini
mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam gereja-gereja yang memiliki
banyak anggota jemaat. Namun kita tentu dapat mengenali jemaat
yang rajin, ushers dan para aktivis. Melalui kelompok-kelompok sel,
kita pun dapat melihat dan mengenal jemaat secara “mikro”.
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya memberi
salam kepada pengunjung ibadah dan jangan mengabaikan para
penyandang cacat atau jemaat yang berkebutuhan khusus. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi setempat.
4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya memberikan
sentuhan yang ramah. Ingat “Touching people, touching people’s heart”.
Saat kita memberi sentuhan kasih dengan ramah, kita memberikan
sentuhan pada hatinya.
5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya berlaku
sopan dan anggun dalam hubungan terhadap lawan jenis dalam
jemaat.
ETIKA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala memiliki kehidupan
pernikahan yang harmonis, penuh perhatian dan pengertian.
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala memberikan cukup
waktu, bahkan banyak waktu untuk keluarga, sehingga memahami
kebutuhan jasmani dan rohani anak-anak. Pendidik terbaik adalah ibu
dan bukan “ibu upahan”. Guru agama terbaik adalah juga ibu bersama
23
bapak. Berdoa dan bersaat teduh dengan anak-anak akan menjadikan
mereka orang-orang Kristen yang kuat dan handal di masa depan.
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala hendaknya menjadi ibu
teladan dan bijak dalam segala hal dalam hubungan dan pergaulan
dengan anak-anak. (Lihat bahan WCB Modul 1)
4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jangan berselisih
dengan pasangan tanpa kendali di depan anak-anak.
5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jangan membedabedakan dan pilih kasih terhadap anak-anak.
ETIKA PENGGUNAAN UANG
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala bukanlah hamba uang.
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala harus disiplin dalam
hal alokasi uang (lihat bahan WCB Modul 1).
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala memiliki catatan yang
rapi tentang keuangan rumah tangga.
4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak memiliki gaya
hidup yang konsumtif dan boros.
5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya jangan
menjadi bendahara gereja.
6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala jangan menceritakan
tentang kesulitan keuangan di dalam keluarga kepada sembarang
orang.
24
ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN HAMBA-HAMBA
TUHAN, REKAN SUAMI
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala sebaiknya menghargai
hamba-hamba Tuhan yang lain, walau beda pendapat.
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak menganggap
orang lain sebagai “saingan” atau “ancaman” dalam pelayanan, walau
mereka memiliki lebih banyak talenta dan karunia Roh.
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala menjaga solidaritas
dengan rekan-rekan hamba Tuhan dan pasangan mereka.
4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala bersedia belajar dari
pengalaman maupun kemajuan serta keberhasilan hamba Tuhan lain.
5. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala dapat menopang dan
mendukung rekan hamba Tuhan yang lain.
6. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak membicarakan
kesalahan maupun kelemahan sesama hamba Tuhan kepada orang
lain.
7. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala mendoakan sesama
rekan hamba Tuhan dan keluarga mereka.
8. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala usahakan merangkul
serta membantu sesama rekan hamba Tuhan, khususnya yang
bermasalah, agar terjadi pemulihan.
9. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tetap rendah hati dan
tidak boleh menyombongkan talenta dan karunianya di hadapan
rekan hamba Tuhan yang lain.
25
10. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala bersedia membagi
pengalaman, pengetahuan serta ketrampilan (skill) dengan rekanrekan hamba Tuhan yang lain.
ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN SUAMI
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala membangun komunikasi
dengan suami setiap hari makin mendalam serta diperbaharui.
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala tidak membuka rahasia
kamar tidur dan rahasia suami kepada orang lain.
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala menjaga kehormatan
suami dan tidak mempermalukan suami di depan umum, misalnya
dalam memanggil, memarahi suami, membodoh-bodohkan suami,
merendahkan suami, dsb.
4. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala menjaga keharmonisan
dan keintiman, sehingga menjadi panutan (role model) bagi anakanak.
ETIKA MENJAGA KERAHASIAAN
1. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala dapat menjaga
kerahasiaan orang lain yang dipercayakan kepadanya misalnya dalam
percakapan konseling.
2. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala harus menjaga dan
melindungi ungkapan orang lain, maupun catatan pribadinya.
3. Seorang istri hamba Tuhan atau istri gembala harus dapat dipercaya.
26
ETIKET
1. Etiket atau kesantunan merupakan kunci untuk membuka hati orang
lain.
2. Jagalah kesopanan dan kekudusan dalam hubungan pergaulan
dengan lawan jenis dalam hal sentuhan dan jamahan, ungkapan
kata-kata dan pandangan mata.
3. Perhatikan cara duduk yang sopan dengan merapatkan kedua paha,
cara berdiri dan berjalan yaitu berdiri dengan jarak kedua kaki tidak
lebar-lebar serta berjalan tidak dengan gaya baris-berbaris atau
melangkah seperti sedang berlomba jalan cepat.
4. Jagalah kesopanan dalam cara makan, jangan bersuara atau berbunyi
sewaktu makan sampai selesai makan. Pahami penggunaan sendok,
garpu dan pisau, terutama dalam jamuan-jamuan resmi.
5. Jagalah kesopanan dalam hal berbicara. Perhatikan usia, kedudukan,
jenis lawan bicara kita, khususnya dalam hal bahasa yang dipakai.
Tidak kurang penting adalah tatapan mata kita.
6. Pakaian kita membawa pesan. Busana untuk ibadah dan pelayanan
mimbar harus dibedakan dengan busana pesta. Potongan leher
yang tidak terlalu rendah, tidak akan memberi kesan kurang
anggun. Demikian juga potongan baju atas yang tidak ketat dan
atau transparan tidak akan mengurangi keindahan dan keanggunan.
Busana rapi dengan warna yang tidak mencolok untuk Perjamuan
Kudus membawa suasana khidmat dan hormat. Jas dengan warna
gelap atau terang akan memberi kesan khusus pada hari-hari besar
Gerejawi.
27
Warna pakaian tentunya disesuaikan dengan usia dan tempat. Wanita
usia lanjutpun kini tidak ragu-ragu memilih warna cerah, seperti
kuning, merah, jingga dsb, sesuai dengan “musim kehidupan mereka”,
yang dihubungkan dengan warna-warna musim gugur di belahan
bumi yang mengenal empat musim.
Make-up sederhana dan serasi akan tidak menarik perhatian jemaat
kepada kita sebagai pusat “tontonan” ataupun membuat diri kita lebih
“dinikmati dan dikagumi”, ketimbang berita atau pujian yang kita
sampaikan. Janganlah juga kita bersaing dengan jemaat soal pakaian
atau asesoris yang lain.
7. Dalam kunjungan ke rumah jemaat, kita menjaga arah pandangan mata
kita, sehingga tidak memberi kesan, bahwa kita sedang mengamatiamati perbendaharaan rumah orang. Memberi sekedar pujian atas
penataan barang atau tata ruang adalah wajar dan memberi rasa
senang kepada pemilik rumah. Namun, mengagumi berlebihan
dapat memberi kesan, bahwa kita mengingini untuk memiliki barang
tersebut.
SEKARANG, APA LAGI?
Kita perlu teman yang sejati dalam pelayanan. Temukan seorang sahabat
yang baik dan dapat dipercaya, ataupun seorang istri hamba Tuhan
yang lebih senior atau sebaya, yang bersedia menjadi “mentor” kita. Kita
belajar bekerja sama dan bersehati bersatu. “Berdua lebih baik dari pada
seorang diri”, Pengkhotbah 4:9a. “Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”,
Pengkhotbah 4:12b.
Selamat menjalani tugas yang mulia, “Istri Hamba Tuhan dan istri Gembala
Jemaat.”
28
KARAKTER KRISTUS
(Galatia 5:22-23)
Pdm. Dra. Lydia Soehandoko, S.Th
29
PENDAHULUAN
Wanita diciptakan Tuhan untuk menjadi penolong bagi pria. Jadi, seorang
istri hamba Tuhan harus menolong pelayanan suaminya. Dan memang
ternyata peranan istri hamba Tuhan sangat penting dalam membangun
dan mengembangkan pelayanan. Tetapi tidak sedikit istri hamba Tuhan
menjadi penghalang bagi suaminya bahkan menghancurkan pelayanan
suami yang telah dibangun bertahun-tahun lamanya.
Salah satu contoh, seorang pelayan Tuhan wanita yang aktif, rendah
hati, rajin, setia dan taat. Ia mempunyai talenta dan karunia. Ia adalah
guru sekolah minggu, pembina remaja, pemain musik, giat melakukan
kunjungan sehingga ia disayangi oleh jemaat dan keluarga bapak gembala.
Akhirnya ia dipersunting oleh seorang hamba Tuhan dan melayani di
kota lain. Ia menjadi penolong bagi suaminya dalam mengembangkan
jemaat dan jemaatnya berkembang pesat. Hatinya mulai berubah dan ia
menjadi tinggi hati. Kerendahan hati ditinggalkan, penundukan diri atau
ketaatan kepada suami tidak ada lagi, dan mulai meremehkan suaminya
di hadapan jemaat. Timbul konflik yang berkepanjangan di keluarga dan
di tengah-tengah jemaat. Akhirnya ia dan suaminya harus berdiam diri,
tidak diijinkan untuk melayani sementara waktu. Sesungguhnya apa yang
terjadi dengan istri hamba Tuhan tersebut?
Beberapa puluh tahun yang lalu orang-orang masih mengandalkan
atau mengagungkan IQ yang tinggi untuk menjadi berhasil. Demikian
juga mereka mengandalkan bakat dan karunia untuk meniti perjalanan
pelayanan dan pekerjaan. Banyak orang berpikir bahwa hanya orang yang
pandai, berpotensi, berbakat dan mempunyai karunia adalah orang-orang
yang pantas untuk menduduki posisi penting dalam pekerjaan, pelayanan,
dan lain-lain. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa IQ, bakat dan karunia
30
saja tidak cukup untuk seseorang bertahan dalam posisi tinggi atau
kesuksesan pelayanan yang dicapainya.
Bukan saja dalam dunia pelayanan tetapi banyak contoh yang kita temui
dalam kehidupan keseharian kita baik di pemerintahan, politik, dunia
usaha, dunia kerja, orang berjuang keras bahkan menghabiskan dana
yang besar hanya untuk mendapatkan sesuatu yang kelihatan hebat
secara kasat mata tetapi tidak dapat dipertahankan.
Hal yang terpenting sebagai orang Kristen termasuk istri hamba Tuhan
bukan masalah kedudukan, posisi, keberhasilan, tetapi menjadi “garam
dan terang dunia”. Sesuai perintah Yesus, dimana dan kapan saja setiap
orang Kristen harus memberi pengaruh dan perbedaan yang positif
melalui sikap, perkataan dan perbuatan yang didasari oleh karakter yang
baik, sehingga memuliakan Bapa yang di sorga (Matius 5:16).
AW Tozer melukiskan karakter sebagai keunggulan dari moral manusia
seperti keunggulan dari emas adalah kemurniannya, keunggulan
dari seni adalah keindahannya begitu juga keunggulan dari manusia
adalah karakternya. Dengan demikian, karakter sangat penting. Karakter
seseorang sangat menentukan keberhasilan pelayanannya. Yang menjadi
pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan “karakter”?
I. Pengertian Karakter
Asal kata “karakter” berasal dari bahasa Yunani yaitu “karasso” artinya
menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku (Wyne).
Alwisol mendefinisikan karakter sebagai penggambaran tingkah laku
31
dengan menonjolkan nilai (bersalah, baik-buruk) baik secara eksplisit
maupun implisit yang ditujukan ke lingkungan sosial, bersifat relatif
permanen serta menuntun, mengarahkan dan mengorganisasi aktivitas
individu.
Dengan kata lain karakter tidak hanya berbicara tentang baiknya sebuah
perilaku, indahnya sebuah kalimat atau luar biasanya sebuah karya, tetapi
karakter berbicara tentang keseluruhan keberadaan seseorang baik yang
kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Karakter itu tumbuh dari dalam
dan bukan hanya sekedar penampilan luar saja.
Untuk menggambarkan pentingnya karakter, diilustrasikan dengan pohon
bambu.
Pohon bambu adalah tanaman yang kuat, indah dan memiliki banyak
kegunaan, mulai dari akar, daun, batangnya. Pohon ini menjulang sangat
tinggi dan pohon ini kuat, tidak mudah roboh atau tercabut akarnya
walaupun angin besar menerpanya. Hal ini disebabkan karena pohon
ini mempunyai akar yang kuat. Pohon bambu tidak akan menunjukkan
pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama, walaupun tiap hari
disiram, diberi pupuk sekalipun. Pohon ini hanya tumbuh beberapa puluh
sentimeter saja.
Namun setelah melewati 5 tahun pertama, maka pertumbuhan pohon
bambu tidak dapat dibendung. Pohon ini sangat cepat bertumbuh dengan
dahsyat dan ukurannya tidak berbicara sentimeter, tetapi meter. Dan itu
terjadi hanya dalam hitungan minggu.
Ternyata, selama 5 tahun pertama, pohon bambu mengalami pertumbuhan
dahsyat pada akar bukan pada batang, karena sedang mempersiapkan
akarnya sebagai pondasi yang kuat, kokoh untuk menunjang batangnya
yang menjulang tinggi.
32
Ilustrasi ini menggambarkan bahwa membangun atau memperkuat
karakter (akar) sangat penting sebagai pondasi yang kokoh. Karena karakter
yang kuat atau kokoh dapat mempertahankan kesuksesan, keberhasilan
yang dicapai. Dengan kata lain, sebelum meniti keberhasilan membantu
suami dalam pelayanan, terlebih dahulu persiapkanlah pembangunan
karakter.
Perhatikan dengan seksama mengenai kehidupan Yesus Kristus. Yesus
mulai melayani pada usia sekitar 30 tahun dan ketika Yesus mati disalib
diperkirakan Ia berumur 33,5 tahun. Artinya Yesus melayani di dunia
hanya sekitar 3,5 tahun. Dengan demikian Yesus dipersiapkan selama
30 tahun untuk masuk pelayanan yang hanya sekitar 3,5 tahun saja. Jadi
persiapannya jauh lebih lama dibandingkan dengan lama pelayanannya.
Sebab itu Yesus berhasil melakukan kehendak Bapa dengan penuh
ketaatan sampai akhir hidupnya dengan tidak mengeluh sedikitpun.
Harvard University, Amerika Serikat merilis hasil sebuah penelitian bahwa
keberhasilan seseorang dalam mendapatkan pekerjaan ditentukan 80
persen oleh karakternya dan 20 persen oleh kecerdasan. Namun banyak
orang mengalokasikan 100 persen hanya untuk mengejar yang 20 persen
tersebut. Artinya orang lebih mengejar sesuatu yang kelihatan, daripada
membangun karakter yang tidak kelihatan. Kalau demikian bagaimana
orang kristen, istri hamba Tuhan memiliki atau membangun karakter
yang baik, karakter yang kuat?
II. Memiliki Karakter Yang Baik
Pada mulanya Allah menciptakan manusia menurut “gambar dan rupa”
Allah. Dan Allah mengatakan bahwa semua yang diciptakan-Nya “sungguh
33
amat baik”. Jadi ketika manusia diciptakan, maka manusia mempunyai
karakter baik, belum tercemar, masih murni yaitu memiliki karakter ilahi.
Setelah kejatuhan manusia pertama yaitu Adam dan Hawa maka semua
manusia telah jatuh dalam dosa. Manusia hidup di bawah pengaruh dosa,
yaitu hidup menurut daging dengan segala tindakan, kemauan, pikiran
dan sikapnya yang bertentangan dengan kehendak Allah. Tercatat dalam
Roma 3:10-18 yaitu bahwa “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak
ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah
dan seterusnya.”
Keberdosaan manusia menggambarkan karakter manusia dengan semua
keinginannya yang buruk, yaitu hidup dalam kedagingan. Galatia 5:19-21
mencatat, “Hidup dalam kedagingan adalah percabulan, kecemaran, hawa
nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Bahwa barang siapa yang melakukan hal-hal
yang demikian tidak mendapat bagian dalam Kerajaan surga.”
Dengan demikian manusia tidak mungkin menjadi “terang dan garam
dunia”, padahal tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia
memuliakan Allah melalui seluruh keberadaannya, termasuk karakternya.
Meskipun manusia gagal memenuhi kehendak Allah, tetapi rencana
Allah tidak berhenti. Rencana Allah harus digenapi. Oleh sebab itu, Allah
memberikan jalan agar manusia dipulihkan dengan cara percaya kepada
Yesus Kristus yang telah mati untuk menebus dosa manusia, sehingga
setiap orang yang percaya kepada Kristus adalah :
2 Korintus 5: 17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
34
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
Efesus 4:22 “Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang
dahulu harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya
oleh nafsunya yang menyesatkan.”
Paulus mengatakan bahwa setiap orang percaya yang berada dalam
Yesus Kristus adalah ciptaan baru. Hal ini berbicara tentang perubahan
atau transformasi dari manusia lama menjadi manusia baru, hidup dalam
kedagingan menjadi hidup dalam roh. Untuk memahami perubahan
tersebut, maka dianalogikan dengan metamorfosa kupu-kupu.
TELUR
ULAT
KEPOMPONG
KUPU-KUPU
Proses metamorfosa :
TELUR merupakan hasil dari fertilisasi antara sel sperma dengan ovum,
lalu telur tersebut diletakkan di bawah daun. Setelah 3 atau 5 hari
telur tersebut menetas menjadi ULAT. Pada siklus ulat adalah saat yang
paling rakus sehingga mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
Jika pertumbuhannya sudah maksimal, maka ulat berhenti makan lalu
mencari tempat untuk melekat dengan menganyam benang dari air liur
untuk masuk ke fase KEPOMPONG. Fase ini disebut fase transisi, bisa
berlangsung antara 7 sampai 20 hari. Fase ini sangat penting karena
pada fase ini akan dipersiapkan perubahan yang besar. Sel-sel ulat akan
berubah membentuk sayap, kaki, mata, dan bagian tubuh lainnya. Pada
fase ini diperlukan energi yang sangat besar yang diperoleh dari simpanan
makanan pada saat fase ulat. Setelah pembentukan bagian tubuh pada
kepompong selesai, maka KUPU-KUPU akan menggunakan cairan khusus
untuk melunakkan kepompong sehingga terlihat transparan. Kupu-kupu
35
menggunakan cakar yang tajam untuk merobek kepompong yang sudah
lunak untuk keluar. Setelah keluar dari kepompong, kupu-kupu akan
merangkak keluar. Sayapnya kusut, lemah, dan agak basah. Setelah kering,
mengembang, dan kuat, sayap akan membuka dan akan digunakan untuk
terbang. Proses ini memerlukan waktu sekitar 5 jam.
Mari perhatikan dengan seksama :
A. Tidak serta merta telur menjadi kupu-kupu tetapi melalui tahapantahapan, artinya melalui sebuah proses.
B. Dari ulat menjadi kupu-kupu, terjadi perubahan bentuk oleh karena
adanya perubahan struktur yang disebabkan perubahan sel dan
diferensiasi sel yang mengakibatkan terjadi juga perubahan perilaku
dan perubahan tempat kupu-kupu berada. Perubahan ini bersifat
total, dari dalam keluar.
C. Perubahan itu melibatkan peranan kupu-kupu itu sendiri.
Dari analogi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan manusia lama
menjadi manusia baru pun sifatnya menyeluruh dari dalam keluar, bukan
sebaliknya. Perubahan ini melalui sebuah proses yang terjadi secara
terus menerus dan melibatkan peranan manusia itu sendiri. Seperti
yang tertulis dalam Kolose 3:10 adalah suatu perubahan yang bersifat
total dan melalui suatu proses yang terus menerus, untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
III. Perubahan Manusia Lama Menjadi Manusia Baru
Perubahan manusia lama menjadi manusia baru adalah perubahan
karakter.
36
Banyak istri hamba Tuhan mengikuti pelatihan dan seminar untuk
memperlengkapi mereka dalam pelayanan. Pelatihan berkomunikasi,
pelatihan managemen, pelatihan berkhotbah dan mengikuti seminar yang
menambah pengetahuan, seminar tentang kepribadian, dan sebagainya.
Semua itu diperlukan oleh istri hamba Tuhan untuk memperlengkapi
dirinya dalam pelayanan. Tetapi semuanya itu hanya bersifat “luar”.
Sedangkan perubahan karakter seperti yang sudah disebutkan di atas,
terjadinya dari dalam keluar.
Perubahan dari dalam tidak mungkin dilakukan oleh diri sendiri maupun
oleh manusia siapa pun tetapi hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri
karena standar perubahan itu ditentukan bukan oleh manusia tetapi
ditentukan oleh Allah sendiri melalui :
A. Firman Allah
2 Timotius 3:16 “Segala tulisan
yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Ibrani 4:12 “Sebab firman Tuhan hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada
pedang bermata dua manapun, ia menusuk dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Luar biasa kekuatan Firman Tuhan yang mampu mengubah hidup
karena Firman Tuhan adalah Allah sendiri. Sebab itu ambil waktu
untuk membaca, merenungkan, dan terlebih melakukan Firman Tuhan.
Ketika dibenci, belajar arti mengasihi, ketika dikhianati, belajar untuk
mengampuni, ketika pekerjaan tidak dihargai orang, belajar sebuah
ketulusan, ketika dihina, belajar kesabaran, ketika dicaci maki, belajar
arti penguasaan diri.
37
Allah mengijinkan peristiwa yang sulit, menyakitkan, menekan dalam
hidup manusia karena melalui semuanya itu membuahkan karakter
Kristus semakin bertumbuh kuat.
B. Roh Kudus
Setelah menerima keselamatan maka orang-orang percaya harus
terus bertumbuh dewasa, mengalami perubahan dari manusia lama
menjadi manusia baru melalui karya Roh Kudus.
Titus 3:5 - Pembaharuan dikerjakan oleh Roh Kudus.
Roma 15:16 - Karya Roh Kudus yang menyucikan hidup orang percaya.
1 Petrus 1:2 - Roh Kudus yang menguduskan.
Roma 8:13 - berbicara tentang manusia baru sebagai karya Roh yang
berdiam dalam hidup orang percaya.
Sangat jelas ayat-ayat ini mengatakan bahwa Roh Kudus melakukan
pembaharuan, menyucikan, dan menguduskan orang percaya
sehingga melalui suatu proses menjadi manusia baru; menanggalkan
perbuatan serta perkataan yang dihasilkan oleh keinginan daging.
Cara kerja Roh Kudus tidak dapat dilihat dengan kasat mata karena
berlangsung dalam hidup orang percaya, tetapi dampak dari pekerjaan
Roh Kudus itu nyata yaitu terbentuknya karakter Kristus.
Yohanes 3:8 “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar
bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia
pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh”
Kita tidak dapat melihat angin, tetapi kita dapat melihat daun
38
bergoyang oleh tiupan angin. Kita tidak dapat melihat secara
langsung perubahan seseorang, tetapi setiap orang yang dipimpin
Roh Kudus sungguh berubah dan dampaknya dapat dilihat. Karena
saat manusia percaya kepada Tuhan, Roh Kudus ada di dalam hidup
mereka. Dan Roh Kudus akan berbicara kepada hati nurani mereka
untuk melakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Jika mereka hidup
di bawah pimpinan Roh Kudus setiap saat dan setiap waktu, maka
perilaku dan perkataannya selalu mendapatkan arahan dari pimpinan
Roh Kudus. Dengan demikian Roh Kudus akan memproses hidup
mereka sesuai dengan karakter Kristus.
Jelas perubahan dilakukan oleh Allah melalui Firman-Nya dan Roh
Kudus, tetapi orang percaya juga harus mengambil bagian dalam
proses perubahan itu.
C. Kesadaran diri untuk perlu berubah dan bertobat dari cara hidup lama
Allah menciptakan manusia bukan sebagai robot yang terdiri dari
besi dan kabel-kabel (benda mati). Robot bergerak, bekerja, dan
melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan. Robot tidak
dapat memberi respon sesuai dengan kebebasan yang dimilikinya
karena robot tidak memiliki kebebasan untuk memilih. Tetapi Allah
menciptakan manusia berbeda dengan robot. Manusia diciptakan
dengan “free will” atau “kehendak bebas”. Dengan demikian manusia
mempunyai kebebasan bertindak, melakukan sesuatu baik yang baik
maupun yang tidak baik.
Ketika orang percaya tidak menyadari dirinya perlu perubahan, maka
sesungguhnya perubahan itu tidak akan pernah terjadi. Tetapi ketika
39
orang percaya menyadari dirinya, maka seharusnya ia menggunakan
“kehendak bebas” untuk membuka diri dan meresponi Allah serta
mempersilahkan Allah bekerja melalui Firman dan Roh Kudus dalam
hidupnya.
Wahyu 3:20 “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau
ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan
masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan
ia bersama-sama dengan Aku.”
Ini merupakan awal dari proses pembaharuan itu sendiri. Ketika orang
percaya membuka diri untuk sebuah perubahan, maka Allah bertindak
untuk melakukan perubahan. Ketika orang percaya membutuhkan
bimbingan, maka Allah menyiapkan diri untuk menjadi seorang
pembimbing yang luar biasa.
Perubahan ini berproses selama hidup karena selama masih hidup
manusia harus bergumul melawan kuasa dosa. Sebab itu, tetap
bertahan dengan komitmen; baca Firman dan hidup dalam pimpinan
Roh karena Roh Allah telah hadir ketika kita percaya.
IV. Karakter Kristus Dalam Galatia 5:22-23
Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Buah Roh selayaknya dimiliki oleh istri hamba Tuhan. Karena karakter
yang berasal dari Allah sebagai buah Roh merupakan karakter yang
sangat diperlukan dan kekal sifatnya. Bagaimana kita menunjukkan
kasih kita kepada Allah, bagaimana kita berhubungan dengan orang lain,
40
termasuk kepada jemaat dan terakhir menunjukkan kedewasaan kita di
dalam Tuhan.
A. Kasih (Agape)
Dalam bahasa Yunani, kita mengenal beberapa kata untuk menyatakan
kasih.
• Eros adalah kasih yang terjadi antara antara laki-laki dan
perempuan.
• Philia adalah kasih persahabatan atau kasih persaudaraan dan
sifatnya bersyarat.
• Storge adalah kasih yang terjadi karena adanya ikatan keluarga
antara orangtua kepada anaknya dan demikian sebaliknya, antara
kakak dan adik, dan terbatas hanya kepada keluarga.
Ketiga jenis kasih diatas adalah kasih yang biasanya bersyarat dan
berdasarkan timbal balik (take and give). Tiga jenis kasih tersebut
dapat dinyatakan serta dialami oleh orang percaya dan yang tidak
percaya kepada Kristus, tetapi sangat berbeda dengan Agape.
Agape adalah kasih tanpa syarat, tidak menuntut, kasih yang
berkorban, mengampuni, kasih yang menerima sesama apa adanya,
seperti kasih Kristus kepada manusia yang berdosa. Untuk penebusan
umat manusia, Yesus rela dicerca dan mati disalib (Yohanes 3:16).
Inilah kasih Agape, kasih yang sempurna. Kasih ini hanya diperoleh
dari Allah dan
dinyatakan atau dinikmati oleh orang percaya.
Agapelah yang mendasari, melengkapi, dan menyempurnakan kasih
yang lainnya (Eros, Philia, Storge).
Sebagai istri hamba Tuhan, kasih Agapelah yang kita kejar karena kita
41
mendasari seluruh pelayanan bukan dengan motivasi yang lain tetapi
berdasarkan kasih Allah yang telah kita terima; melahirkan pelayanan
tanpa pamrih dan tanpa pandang bulu (Roma 2:11) seperti yang
Yesus lakukan. Dengan kasih Agape, mengasihi Allah dengan segenap
hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan dan dimampukan untuk
mengasihi sesama dengan tidak mencari kepentingan diri sendiri.
Kasih Agapelah yang mendasari semuanya.
B. Sukacita (Chara)
Sumber sukacita adalah hanya Yesus Kristus. Bila kita hidup di dalamNya, maka sukacita Ilahi memenuhi hati. Sukacita yang melampui
penderitaan, kesesakan, tindasan, aniaya karena Kristus telah
melimpahkannya kepada orang-orang yang dikasihi-Nya.
Rasul Paulus walaupun dalam penjara tetap dapat bersukacita
karena Kristus berdiam dalam hatinya. Sukacita yang mengalir dari
kedalaman hati yang penuh ucapan syukur, melimpah keluar karena
kebergantungannya kepada Allah yang hidup dan kekal. Sukacita
bukan dikarenakan oleh hal-hal yang bersifat lahiriah dan fana,
tetapi karena hal-hal yang rohani dan kekal. Istri hamba Tuhan yang
memiliki sukacita tidak akan menggerutu dan bersungut-sungut
dalam menjalani tugas-tugas pelayanannya.
C. Damai Sejahtera (Eirene)
Allah adalah sumber damai sejahtera (Roma 15:33). Ketika manusia
telah diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Yesus Kristus,
maka manusia telah menerima dan mengalami damai sejahtera itu.
42
Filipi 4:7 “Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Yesus Kristus.” Sehingga memiliki
ketenangan, keteduhan, dan kenyamanan di tengah-tengah badai dan
angin ribut, tidak ada ketakutan, dan keraguan.
Ketika hubungan dengan Allah begitu erat maka dikatakan dalam
Yesaya 48:18 “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku,
maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering.”
Jadi, damai sejahtera yang Tuhan berikan tidak pernah habis tetapi
akan selalu mengalir dengan melimpah dalam hidup orang-orang
percaya.
Sebab itu Rasul Paulus menghimbau orang percaya di Roma untuk
mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna
untuk saling membangun (Roma 14:19) dan berusaha memelihara
kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera (Efesus 4:3).
Dengan memiliki damai sejahtera, para istri hamba Tuhan
dimampukan menyelesaikan persoalan, dimampukan mencari solusi
dengan tenang sehingga dapat menjadi pemersatu.
Ketiga buah Roh di atas, berhubungan dengan Allah.
D. Kesabaran (Makrothumia)
Memiliki pengertian yang tidak terburu-buru, tenang atau suatu
kemampuan untuk melewati masalah dengan tidak mengeluh, tidak
mudah putus asa. Kesabaran diperlukan dalam berhubungan dengan
orang lain. “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan ampunilah
seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap
yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
43
jugalah demikian.” (Kolose 3:13)
Kesabaran juga tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan
tidak mendatangkan kesulitan kepada orang lain. Belajar dari Yesus
walaupun diolok-olok, Ia tetap sabar menanggung semuanya.
Seorang istri hamba Tuhan perlu “kesabaran” menghadapi orang
yang berbeda-beda karakter dan latar belakang. Perlu kesabaran
untuk mendengarkan keluhan jemaat,
menghadapi penderitaan,
menghadapi kesesakan dan kesukaran (2 Korintus 6:4), menghadapi
fitnahan dan untuk menumbuh kembangkan kehidupan rohani jemaat.
E. Kemurahan (Chrestotes)
Kemurahan Tuhan dinyatakan melalui keselamatan kepada manusia
dan orang percaya dimampukan juga untuk memperlakukan orang
lain sama seperti Allah memperlakukan kita. Oleh karena itu,
kemurahan juga harus ditunjukkan oleh orang-orang beriman dalam
bentuk keramahan seorang kepada yang lain (Efesus 4:32), melalui
tindakan berbagi dengan sesama (2 Korintus 9:13) dan murah hati
karena Bapamu adalah murah hati (Lukas 6:35-36).
Para istri hamba Tuhan harus murah hati, bukan saja menasehati
tetapi juga tangan harus terulur untuk membantu sesama.
F. Kebaikan (Agathosune)
Kebaikan manusia bersumber kepada kebaikan Allah (Mazmur
31:20). Kebaikan (Agathosune) mengandung unsur memperbaiki dan
mendisiplinkan orang agar lebih baik. Dan kebaikan tidak pernah
44
ditujukan kepada diri sendiri, oleh sebab itu kebaikan harus dinyatakan
dalam kehidupan bersama, (Filipi 4:5) “Hendaklah kebaikan hatimu
diketahui semua orang”. Roma 12:21 “Janganlah kamu kalah terhadap
kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan”.
Sebab itu para istri hamba Tuhan milikilah kebaikan dalam hati
sehingga memiliki motivasi yang murni dan tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan; memiliki kebaikan dalam sikap sehingga
memperlakukan orang lain dengan bersahabat; memiliki kebaikan
dalam tindakan sehingga melahirkan perbuatan-perbuatan yang
tulus dan memberkati.
G. Kesetiaan (Pistis)
Kesetiaan yang berkaitan dengan iman kepada Yesus, artinya
berpegang teguh bahkan tidak tergoyahkan dalam iman kepada Yesus
walaupun banyak menghadapi halangan, rintangan, aniaya dan dapat
menyelesaikan perjalanan iman dengan baik.
2 Timotius 4:7 “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah
mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Ini merupakan
pengakuan yang berisi kesetiaan Rasul Paulus dan kiranya ini
memotivasi setiap istri hamba Tuhan untuk tetap setia dalam
pelayanan, dalam pengiringan dan panggilan Tuhan. Karena kesetiaan
itu sangat dihargai oleh Tuhan. Wahyu 2 : 10b “Hendaklah engkau
setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota
kehidupan.”
45
H. Kelemahlembutan (Praotes)
Kelemahlembutan artinya memiliki watak yang halus sebagai
pengganti menggunakan kekuatan, kekerasan atau kemarahan.
Kelemahlembutan bukan berarti membiarkan orang lain mengambil
keuntungan dari diri kita. Sifat ini bukan menunjukkan kelemahan
atau ketidaktegasan seseorang tetapi sesungguhnya merupakan
sesuatu kekuatan dan keberanian.
Yesus mengatakan dalam Matius 11:29 “.....dan belajarlah padaKu, karena
Aku lemah lembut dan rendah hati…”. Musa pun adalah orang yang
lemah lembut. Dari Yesus dan Musa maka dapat dimengerti bahwa
kelemahlembutan berbicara tentang kekuasaan dan wewenang yang
dipakai dengan benar. Orang yang lemah lembut adalah orang yang
bisa marah pada saat yang tepat dan memang diperlukan.
Istri hamba Tuhan memerlukan kelemahlembutan untuk membawa
orang bertumbuh kepada Kristus dan menjadi dewasa, baik melalui
pengajaran, nasehat, bimbingan, dan pendisiplinan.
I. Penguasaan diri (Egkrateia)
Penguasaan
diri
adalah
kemampuan
untuk menguasai
mengendalikan emosi dan hawa nafsu dalam
dan
kondisi apapun.
Penguasaan diri dan kesabaran seperti dua sisi dari satu mata uang,
tidak dapat dipisahkan. Penguasaan diri lebih ditujukan kepada diri
sendiri, sedangkan kesabaran ditujukan kepada orang lain. Orang
yang bersifat sabar kepada orang lain, berarti dapat menguasai dirinya
dengan baik. Penguasaan diri ini juga membawa pada kemenangan.
1 Korintus 9:24-27 “Rasul Paulus menyatakan bahwa orang percaya
46
berada dalam gelanggang pertandingan dan harus menguasai diri dalam
segala hal untuk mendapat mahkota.”
Istri hamba Tuhan memiliki kesabaran dan juga penguasaan diri karena
dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Tidak bersifat temperamental,
meledak-ledak amarahnya, tidak mengumbar rahasia orang lain, tidak
berkata yang tidak senonoh sehingga memperkeruh suasana tetapi
dapat mengatasi setiap persoalan dan keluar sebagai pemenang. Tiga
yang terakhir ini berbicara tentang kedewasaan di dalam Tuhan.
V. Penutup
Istri hamba Tuhan harus menyadari bahwa perubahan karakter adalah hal
yang menjadi prioritas utama dalam perjalanan keimanan dan pelayanan.
Sebab itu milikilah karakter Kristus karena :
• Melalui karakter Kristus, dapat terlihat siapakah yang memerintah di
hati dan pikiran sehingga Kristus nyata dan dipermuliakan.
• Melalui karakter Kristus, istri hamba Tuhan akan mempengaruhi
lingkungan sehingga lingkungan diberkati dan nyaman.
• Melalui karakter Kristus, istri hamba Tuhan telah membantu atau turut
berperan menghantar suami ke jenjang keberhasilan.
• Melalui karakter Kristus, istri hamba Tuhan membangun pelayanan
yang menyenangkan dan membanggakan hati Tuhan, bukan
menyenangkan hati manusia.
Selamat menjadi manusia baru!!!
47
DASAR PELAYANAN BUKAN KEMAMPUAN
TETAPI KARAKTER
Daftar pustaka
Dan B. Allender, “Karakter Yang Memimpin”
H.D. Iriyanto, “Kuat Karakterku, Dahsyat Prestasiku”
John C.Maxwell, “Talent Is Never Enough”
Jusuf B.S, “Perubahan Tabiat”
Sukirno Tarjadi, Makalah “Pembaharuan Budi dan Karakter Untuk Masuk Dalam
Rencana Allah”
Samuel T Gunawan, M.Th. “Membangun dan Mengem-bangkan Karakter Kristen yang
Kuat”. http://artikel.sabda.org/
Buah Roh, www.google.co.id
48
MEMBANGUN
KEHIDUPAN DOA
Pdt. Dra. Evelyn L. Tandyawasesa, MTh
PENDAHULUAN
Secara naluri manusia menyadari bahwa mereka membutuhkan hubungan
dengan suatu kekuatan supranatural. Namun karena dosa, manusia
terpisah dari Allah dan banyak yang tidak mengetahui siapa kekuatan
supranatural yang mereka butuhkan itu. Karena itu ada berbagai cara
yang dilakukan manusia, yang mereka yakini dapat menghubungkan
diri mereka dengan kekuatan itu. Bersyukur bahwa sebagai orang yang
percaya kepada Yesus kita telah dijadikan anak-anak Allah sehingga kita
dapat berhubungan dengan Allah bahkan memanggil Dia, Abba, Bapa.
Alkitab menyatakan bahwa Allah mencari kita untuk berkomunikasi
dengan Dia. Sayangnya banyak orang tidak merespon panggilan itu
dengan baik. Sedangkan kalau kita melihat penganut agama-agama
yang lain, mereka begitu taat dan menghidupi aturan-aturan agama yang
diyakininya. Mereka setia melakukan doa-doa sesuai waktu yang sudah
ditetapkan oleh agamanya.
Doa itu sangat penting karena doa adalah saluran kekuatan rohani kita.
Sebagai Istri Hamba Tuhan, kita mempunyai banyak tugas dan kewajiban
bahkan banyak tuntutan yang tak jarang membuat kita merasa lelah,
jenuh dan tak menutup kemungkinan kita merasa tak berdaya lagi. Kita
butuh selalu terhubung pada sumber kekuatan rohani kita yaitu Allah
sendiri, dan saluran penghubung itu adalah doa-doa kita. Karena itu kita
harus mempunyai kehidupan doa yang baik.
I. Doa dan kehidupan doa
Kamus Alkitab menjabarkan doa sebagai tindakan menghubungkan diri
dengan Tuhan, dengan, atau tanpa perkataan.
50
Doa dalam Perjanjian Lama mencakup permohonan, syafaat, pengakuan
dan pengucapan syukur. Ditentukan pula jam-jam dan hari-hari tertentu
untuk berdoa. Surat-surat dalam Perjanjian Baru mengajarkan bahwa
doa kepada Allah dilakukan melalui Kristus. Doa dalam Perjanjian Baru
mencakup Pujian (Kis 2:47), Pengucapan syukur (1 Kor 14:16-17), dan
permohonan (Filipi 4:6)1.
Doa bukan saja perlu tetapi sangat penting karena doa adalah hubungan
pribadi antara orang percaya dengan Tuhan. Yesus mengingatkan agar
secara rohani kita tetap hidup dan bertumbuh serta berbuah maka kita
harus tetap terhubung pada Dia, Pokok Anggur yang benar itu. Kita harus
memelihara Firman dan persekutuan yang intim dan tetap dengan Kristus.
Kita harus menghidupi hubungan kita dengan Allah sehingga hubungan
itu menjadi kehidupan itu sendiri. Itulah kehidupan doa. Kehidupan yang
intim dengan Allah.
II. Membangun kehidupan doa
A. Membangun hubungan yang intim dengan Tuhan.
Suatu hubungan yang intim tentunya bukanlah hubungan satu
arah. Hubungan yang intim adalah suatu hubungan di mana kedua
belah pihak dapat berkomunikasi dua arah, tanpa halangan. Allah
menginginkan hubungan yang seperti itu. Doa bukanlah sekedar
penyampaian daftar permohonan kepada Tuhan, doa adalah juga
momen atau saat yang tepat Tuhan berbicara kepada kita. Dalam
Kejadian 15:1-6, dikisahkan percakapan Allah dengan Abraham,
1
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008).
51
bahkan dalam pasal 18:16-33, Abraham melakukan tawar menawar
dengan Allah dalam doa syafaat yang dia naikkan untuk kota Sodom.
Allah juga bercakap-cakap dengan Musa, Yeremia, Samuel dan nabinabi. Allah tetap melakukannya hingga sekarang ini dengan mereka
yang mempunyai hubungan yang intim dengan-Nya. Allah tetap ingin
berkomunikasi dengan manusia sebagaimana layaknya dalam suatu
hubungan yang intim antara seorang bapa dan anak-anaknya.
Quin Sherer mengisahkan apa yang dialami oleh Corrie ten Boom yang
sedang berada di kamp tawanan Nazi. Suatu ketika Corrie terkena flu
dan ia membutuhkan sapu tangan untuk menyapu hidungnya. Atas
saran Betsy, adiknya yang sama-sama ditahan dalam kamp tawanan
itu, Corrie menaikkan doa yang sederhana, “Bapa, Corrie terkena
flu dan tidak punya sapu tangan. Maukah Engkau memberi sapu
tangan kepadanya? Dalam nama Yesus. Amin.” Tidak lama setelah itu
seseorang datang memanggil namanya dan memberikan bungkusan
berisi sapu tangan. Orang itu adalah seorang teman perempuan Corrie
yang bertugas di rumah sakit kamp itu. Corrie bertanya bagaimana
dia mengetahui bahwa ia, Corrie, sedang terkena flu dan temannya
itu mengatakan bahwa ada suara di hatinya yang menyuruhnya untuk
membawa saputangan itu kepada Corrie.
Tuhan dapat berbicara langsung secara vokal seperti yang dilakukanNya dengan Abraham, Musa dan lainnya di dalam Perjanjian Lama.
Tuhan dapat berbicara melalui Firman-Nya, melalui orang lain atau
berbicara dengan suara yang tenang dan lembut melalui Roh KudusNya.
Bill Hybels, seorang pendeta dari Gereja “Willow Creek Community” di
South Barrington, Illinois dalam bukunya “Terlalu Sibuk? Justru harus
52
berdoa” (Too busy to pray) mengungkapkan bahwa merupakan satu
kehormatan, kita dapat berbicara dengan Allah, tetapi harus kita sadari
bahwa Allah juga mau berbicara. Selanjutnya Bill Hybels menyatakan:
“Tentu saja tidak mungkin untuk memupuk suatu hubungan melalui
percakapan yang bersifat searah saja, harus ada suatu hubungan yang
berkesinambungan dan intim antara kedua belah pihak, di mana
kedua pihak berbicara secara bergantian dan saling mendengarkan.
Mendengarkan Allah berbicara kepada kita melalui Roh Kudus-Nya
bukan saja wajar tapi perlu sekali.” 2
Joyce Meyer menasehatkan, “Ketika Anda berdoa, pastikan Anda juga
mendengarkan. Anda punya hal-hal yang ingin Anda katakan kepada
Allah, tetapi Allah juga punya hal-hal yang ingin Allah sampaikan
kepada Anda.“
Membangun kehidupan doa adalah membangun hubungan dua arah
yang intim dan berkesinambungan dengan Tuhan.
B. Membangun kubu pertahanan menghadapi pencobaan dan serangan
Iblis
Menjelang puncak dari pelayanan-Nya di bumi, Yesus masuk ke taman
Getsemani dan berdoa di sana, sembari meminta murid-murid-Nya
untuk turut mendukung dalam doa. Namun, ketika Dia kembali
mendapati murid-murid-Nya, ternyata mereka tertidur dan Yesus
menegur mereka agar mereka bangun dan berdoa “supaya kamu
jangan jatuh ke dalam pencobaan” Lukas 22:46.
2
Bill Hybels, Terlalu Sibuk? Justru Harus Berdoa (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF,2002), 153
53
1. Kenalilah musuhmu.
Iblis adalah musuh Allah dan musuh manusia. Sejak awal Iblis
menyerang manusia untuk menghancurkannya. Iblis memperdaya
Adam dan Hawa sehingga mereka jatuh ke dalam dosa, Iblis
menyerang Ayub, bahkan Iblis menyerang Yesus.
Iblis yang
sama itu tetap dan senantiasa menyerang orang-orang percaya.
1 Petrus 5:8 menyebut Iblis itu sebagai singa yang mengaumaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Istri hamba
Tuhan tak luput dari incaran Iblis dan akan menjadi sasaran yang
empuk apabila tidak waspada. Suatu paradigma yang salah yang
dipercayai oleh banyak orang Kristen adalah bahwa dengan
kebangkitan Yesus, Iblis telah dikalahkan dan kini Iblis hanyalah
seekor singa ompong. Paradigma seperti ini berbahaya karena
bisa membuat kita lengah, padahal kita sedang berada dalam
medan pertempuran. Musuh kita bukanlah musuh jasmani yang
kasat mata, melainkan Iblis dengan tipu muslihatnya, pemerintahpemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang
gelap dan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:11-13). Kita sedang
berada di dalam peperangan rohani.
2. Bukan pekerjaan instan.
Sejak semula, manusia dirancang untuk intim dengan Allah.
Sebagai anak-anak Allah sewajarnyalah kalau kita mendambakan
keintiman dengan Allah dalam doa. Namun, kerap kali hasrat
kita untuk berdoa terlalu lemah, sehingga doa-doa kita begitu
mekanis, merupakan rutinitas belaka dan akhirnya membosankan.
Diperburuk lagi ada banyak aspek-aspek dan aturan-aturan doa
yang diajarkan manusia sehingga tidak jarang orang merasa takut
54
berdoa, takut kalau-kalau doanya tidak bagus dan salah.
Membangun kehidupan doa bukanlah pekerjaan instan. Kata
‘membangun’ menunjukkan suatu proses yang memerlukan
perencanaan,
disiplin,
ketekunan
dan
perawatan.
Ibarat
membangun sebuah bangunan atau taman, maka kita harus
membuat perencanaan baik dalam hal modal, waktu, tempat dan
perawatan.
C. Yang perlu dipersiapkan untuk membangun kehidupan doa
1. Untuk membangun kehidupan doa, harus dipersiapkan sebuah
hati yang bersih dan terbuka bagi Allah. Hati adalah pusat
keinginan, harapan, cita-cita, ambisi, impian dan motivasi kita.
Karena itu apabila hati kita bersih, terbuka dan merindukan Allah,
seperti Pemazmur yang berulang kali menyatakan kerinduannya
akan Allah (Mazmur 5:3; 42:1-2; 88:13; 119:147; 130:6), akan
merupakan modal utama untuk membangun kehidupan doa. Doadoa kita bukan doa-doa mekanis dan rutinitas lagi, tetapi seperti
Yesaya 26:9 mengatakan, “Dengan segenap jiwa aku merindukan
Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari
Engkau pada waktu pagi”.
2. Adalah benar bahwa setiap saat kita bisa dan boleh menghampiri
tahta Allah, di pagi hari, siang hari, petang hari, malam hari,
sebelum makan, sebelum bekerja, selama bekerja, kapan saja.
Dan meskipun Alkitab tidak menetapkan peraturan yang kaku
mengenai waktu untuk berdoa, tetapi penting kita menetapkan
waktu-waktu khusus untuk kita berdoa, misalnya pagi hari setelah
55
anak-anak berangkat ke sekolah dan suami pergi ke kantor.
Penetapan waktu ini akan membantu mengingatkan kita untuk
masuk ke dalam hadirat Tuhan, bersekutu dengan Tuhan.
3. Yesus memberitahu kita untuk masuk ke dalam kamar, menutup
pintu jika kita hendak berdoa. Dengan kata lain, tentukan tempat
khusus, yang terpencil, di mana kita akan masuk atau datang
setiap kali untuk berdoa. Tempat itu bisa sebuah kamar, teras
rumah, bangku di bawah pohon di kebun, pojokan ruang tamu,
ruang bersekat (cubicle) di kantor tempat kita bekerja, dapur dan
lain sebagainya. Matius 6:6 “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah
ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Tempat khusus yang
kita tetapkan untuk tempat berdoa, bisa juga menjadi pengingat
bagi kita untuk berdoa.
4.Sama seperti segala sesuatu di bumi ini membutuhkan
perawatan, kehidupan doa pun butuh perawatan yang baik, yang
berkesinambungan dan intens. Setiap kita mengalami saat dimana
kita merasa begitu semangat berdoa, tetapi kadang kala semangat
itu surut. Kita menjadi begitu malas dan merasa sangat sulit untuk
berdoa. Kita merasa sangat jauh dari Tuhan.
Hal-hal yang bisa menjadi kendala atau gangguan dalam kehidupan doa :
a.Dosa.
Tak dapat disangkal bahwa dosa adalah pengganggu utama dalam
kehidupan doa kita. Karena dosa, hubungan Allah dan manusia
56
terputus. Yesaya 59:2 mengatakan “.. tetapi yang merupakan pemisah
antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat
Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar,
ialah segala dosamu. “
b.Kenyamanan.
Kenyamanan hidup ternyata juga merupakan satu gangguan bagi
kehidupan doa. Ketika badai gelombang menerpa kita berdoa
sungguh-sungguh, mencari hadirat Tuhan dengan segenap hati.
Namun ketika keadaan baik, segala sesuatu berjalan sesuai apa yang
kita harapkan, kita seolah terbuai oleh kenyamanan yang sedang kita
nikmati. Banyak orang yang telah berhasil baik dalam studi, karir dan
keluarga kemudian mulai merasa diri tidak butuh Tuhan lagi. Lukas
12:16-19 mencatat peringatan Yesus tentang hal ini. Orang kaya ini
merasa tidak perlu bergantung kepada siapapun, juga tidak kepada
Allah, karena hartanya sangat banyak. Dia sangat menikmati segala
kenyamanan yang dia miliki.
c.Penderitaan.
Mungkin kita berpikir bahwa ketika orang mengalami penderitaan
atau menghadapi masalah yang besar, dia pasti akan mencari
pertolongan kepada Tuhan. Apabila kita berpikir demikian, kita salah
besar. Pada kenyataannya ternyata banyak orang malah mencari
pertolongan kepada kekuatan-kekuatan yang lain ketimbang datang
kepada Tuhan. Pada saat masalah atau penderitaan datang, secara
naluri biasanya banyak orang mencari pertolongan kepada orang
lain. Pada taraf tertentu hal ini manusiawi. Namun akan menjadi dosa
ketika ketergantungan dan harapan terhadap orang lain itu menjadi
sesuatu yang terutama dan adiktif sifatnya. Lebih menyedihkan lagi
57
banyak orang bahkan mencari bantuan kepada kekuatan-kekuatan
gaib dengan bantuan para normal, dukun dan lain sebagainya.
d.Kesibukan.
Kesibukan adalah salah satu pengganggu hubungan yang cukup
serius. Berbagai macam kesibukan dapat menyita waktu kita;
kesibukan karena pekerjaan, pelayanan, tugas pekerjaan rumah tangga
dan lain sebagainya. Karena kesibukan orang menomorsekiankan
hubungannya dengan Allah, dengan keluarga, dan juga dengan
sesama. Bill Hybels dalam bukunya Terlalu sibuk? Justru Harus
Berdoa, mengutip ungkapan Hudson Taylor, “Kalau kita bekerja, kita
yang bekerja; tapi kalau kita berdoa, Tuhan yang bekerja.” 3
Ibarat sebuah taman, kehidupan doa memerlukan perawatan yang
berkesinambungan dan intens. Untuk merawat taman supaya tetap
baik, tukang kebun menyiram tanaman-tanaman di taman itu setiap
hari, mencabut tanaman-tanaman liar serta memotong dahan dan
ranting yang kurang atau tidak berguna, menggemburkan tanah di
sekeliling tanaman-tanaman itu, memberikan pupuk secara berkala.
Seyogyanya demikian jugalah perawatan yang kita berikan kepada
kehidupan doa kita. Bersihkan roh, jiwa dan tubuh kita dari dosa, sakit
hati, dendam, kemarahan, iri hati; lembutkan hati sehingga Allah
bisa dengan mudah berbicara kepada kita, berjalan dalam Roh dan
membaca serta menghidupi Firman Tuhan.
3
58
Bill Hybels, Terlalu Sibuk? Justru Harus Berdoa (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 2002), 11
III. Penutup
Sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan alam semesta yang berdaulat
adalah sebuah kesempatan yang tidak dapat disejajarkan dengan apapun
dan merupakan harta yang abadi.4 Dalam pelayanan, kita diperhadapkan
pada banyak sekali masalah, tantangan, tuntutan yang tidak menutup
kemungkinan membuat kita merasa lelah dan tertekan. Untuk menjaga
agar kita tetap bisa menjalankan fungsi sebagai istri hamba Tuhan, di
antaranya harus menopang pelayanan suami, harus selalu membangun
dan menjaga kehidupan doa. Memang seringkali waktu-waktu kita tersita
untuk berbagai kegiatan sehingga tak jarang kita merasa kekurangan
waktu. Karena itu, kita harus mengatur waktu, mengoreksi jadwal dan
menyiapkan waktu khusus untuk berdoa, masuk ke dalam keintiman
bersama Allah. Kita harus menjaga hubungan pribadi dengan Tuhan dan
terus membangun kehidupan doa.
4
Charles F. Stanley, Cara Hidup Yang Luar Biasa (Light Publishing,2009),19
59
Daftar pustaka
Browning, W.R.F. Kamus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008
Cho, Paul Y, Doa: Kunci Ke Arah Kebangunan Rohani, Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil
“Immanuel”, 1989
Hybels, Bill, Terlalu Sibuk? Justru Harus Berdoa, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2002
King, Claude V & Henry T. Blackaby, Experiencing God (Mengalami Tuhan), Batam Centre:
Interaksa, 1999
Small, P. Douglas, Prayer, The Heartbeat of the Church, Cleveland, Tennessee: Pathway
Press, 2008
Stanley, Charles F, Cara Hidup Yang Luar Biasa, Light Publishing, 2009
Susabda, Yakub B, Mengenal dan Bergaul dengan Allah, Batam Centre: Gospel Press,
2002
Tahapary, Onna, Kuasa Doa, Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000
Towns, Elmer L, Doa Terobosan, Jakarta: Metanoia, 2005
Wagner, C. Peter, Doa Peperangan, Jakarta: Metanoia, 1994
Wagner, C. Peter, Berdoa Dengan Penuh Kuasa, Jakarta: Nafiri Gabriel, 2001
Yancey, Philip, Mencari Tuhan yang Tidak Terlihat, Batam Centre: Gospel Press, 2002
60
PUJIAN DAN
PENYEMBAHAN
Pdt. dr. Eunike Sadrach
Alkitab mengajarkan bahwa kita harus memuji Tuhan setiap hari pada
segala waktu. Segala yang bernafas harus memuji Tuhan (Maz 150).
Allah juga memberikan karunia dan kemampuan kepada manusia untuk
menyanyikan lagu – lagu pujian untuk memuji dan menyembah sang
Pencipta; sejak itulah manusia memuji dan menyembah Allah selagi dia
hidup (Maz 115:17).
MENGAPA KITA MEMUJI DAN MENYEMBAH ALLAH?
Alkitab menyatakan bahwa Allah bersemayam di atas pujian umat-Nya
(Maz 22:4) dan kita telah diciptakan untuk kepujian dan kemuliaan-Nya
serta memberitakan kemasyuran-Nya (Yes 43;21, Ef 1;12, 1 Ptr 2:9).
Ada beberapa alasan mengapa kita harus memuji dan menyembah Tuhan:
1. Karena Allah patut menerima pujian dan penyembahan umat-Nya
(Why 4:11)
2. Karena kita diciptakan untuk bersekutu dan memuliakan Allah (Yes
43:7,21, Kol 1:16-20). Allah menempatkan dalam diri manusia lapar
dan haus akan Allah yang akan dipuaskan bila kita memiliki hubungan
yang erat dengan Dia, yakni bilamana kita memuliakan Dia (Maz 42;23, 143:6).
3. Kita diperintahkan untuk memuji Tuhan (Maz 150, 92:2, 118 ; 28-29,
148:13)
4. Karena Ia telah menyelamatkan kita (1 Taw 16:35, Maz 9:15, 106:47)
5. Karena kasih setia-Nya (Maz 138:2, 63:3-5, 117:2)
6. Karena Ia memuaskan kita (Yoel 2:26, Maz 63:6, 103:5, 105:40)
62
7. Untuk memberitakan keperkasaan-Nya (Maz 150:2, 106:2, Luk 19:37,
Ul 3:24)
8. Mengalahkan roh jahat (1 Sam 16:14, 23)
9. Karena memuji dan menyembah Allah akan menjadi bagian dari hidup
kita kelak di Surga (Yes 66:20-23, 61:6, 1 Ptr 2:9, Why 1:6).
10.Pujian mempunyai kuasa untuk mengubah keadaan-keadaan yang
terburuk menjadi kemenangan-kemenangan bagi Tuhan (Maz 43:5,
59:17-18, 146:1)
11.Allah mencari orang yang menyembah Dia dalam roh dan kebenaran
(Yoh 4:23-24)
DEFINISI DARI PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
Semua orang Kristen tahu bagaimana caranya menyanyikan lagu-lagu
Pujian dan Penyembahan dalam ibadah maupun persekutuan pribadinya.
Tetapi apakah kita benar - benar mengetahui bagaimana dan arti
dari memuji dan menyembah Allah? Seringkali karena keterbatasan
pengertian dan pengetahuan rohani tentang pujian dan penyembahan
kita terjebak antara memuji dan menyembah. Pada saat kita perlu memuji,
kita malah menyembah, dan pada saat kita seharusnya menyembah kita
malah memuji.
Pujian - memuji (Praise) adalah tanggapan dari hati kita yang penuh
ucapan syukur untuk apa yang Allah sudah lakukan bagi kita. Memuji,
merayakan, memuliakan, menyanyi, bermegah, menyanjung karya atau
perbuatan yang Tuhan perbuat (Maz 107:8,21,23). Pujian mempersiapkan
63
kita untuk menyembah (Maz 95:1,2,6; 96:4,7-9). Dalam Pujian juga
tercakup unsur pengucapan syukur (thanksgiving) serta kebaikan Tuhan
dalam hidup kita. Ucapan syukur adalah respon dari seseorang yang telah
diselamatkan (Ef 5:3-4; 1 Tes 5:18).
Memuji Tuhan adalah pernyataan kita tentang kebaikan dan keajaiban
Allah. Kata Pujian dalam kitab Mazmur menggambarkan pujian tentang
Allah maupun bermegah dan bernyanyi tentang keajaiban-keajaiban
Allah yang Maha Tinggi.
Ketika bangsa Israel berhasil menyeberangi Laut Merah, Musa memimpin
mereka menyanyikan pujian yang menyatakan kehebatan dan kedahsyatan
Allah (Kel. 15:1-21). Mereka tidak melakukan penyembahan atau
menyembah melainkan bersuka cita, bersorak sorai dengan menyanyikan
puji-pujian.
Penyembahan (Worship) adalah tanggapan dari kasih kita kepada pribadi
Allah. Penyembahan adalah persekutuan yang erat yang didasarkan atas
hubungan kita dengan Allah; suatu persekutuan kasih dengan Allah.
Seperti hubungan seorang pria dengan wanita; pada saat menyembah
kita menjadi satu dengan Allah, tenggelam dalam kasih setia-Nya
yang tidak berkesudahan. Pemusatan fokus dari penyembahan adalah
tidak pada apa yang sudah lakukan atau berkat-berkat yang sudah kita
terima, tetapi lebih ditujukan kepada Pribadi-Nya, siapakah Allah yang
sesungguhnya. Ini adalah suatu tindakan mencari hadirat Allah untuk
mengenal Dia, keberadaan kita menjadi satu dengan Dia; dalam atmosfir
ini kita dapat menerima pewahyuan dan pengertian tentang pengenalan
akan Allah Bapa.
Dalam pujian kita memuliakan Allah karena pemberian-Nya, sedangkan
64
dalam penyembahan kita mengagungkan si Pemberi itu sendiri, yaitu
Allah.
Dalam bahasa Ibrani kata untuk memuji adalah halal berarti memuji,
merayakan, memuliakan, menyanyi. Juga tehillah yang berarti memuliakan,
memuji, nyanyian pujian, perbuatan-perbuatan yang ajaib. Serta todah
yang berarti ucapan syukur. Dalam bahasa Yunani; epainos berarti pujian,
penghargaan digunakan untuk menunjukkan asal dari pujian kepada
Tuhan dalam kaitan dengan kemuliaan-Nya. Kata hummeo berarti
menyanyi, memuji, menyanjung; Kata dalam bahasa Inggris hymn, berasal
dari kata hummeo ini.
Kata Menyembah dalam bahasa Ibrani : sachach artinya tunduk sampai
ke tanah, meniarapkan diri, memohon dengan rendah hati, melakukan
penyembahan sebagai penghormatan kepada Allah; tindakan penghormatan
di hadapan seseorang yang mulia. Kata ini digunakan sebagai suatu istilah
yang umum untuk datang di hadapan Allah dalam penyembahan (1 Sam
15:25; Yer 7:2). Dalam bahasa Yunani dikenal kata proskuneo, yang berarti
melakukan penyembahan, melakukan penghormatan kepada; mencium. Jadi
penyembahan mengandung unsur kemesraan, melakukan penghormatan,
mengekspresikan rasa hormat atau membuat suatu permohonan kepada
Allah. Penyembahan itu penuh dengan sanjungan dan penghormatan
kepada Allah (Yes 6:1-4)
Pujian harus selalu mendahului penyembahan karena hanya pujian yang
dapat memimpin kita kepada penyembahan. Pujian mempersiapkan kita
masuk ke dalam ruang Maha Kudus untuk menyembah Allah di tengahtengah awan kemulian-Nya (Shekinah Glory). Pujian membawa kita
kepada kesatuan untuk menyembah Allah. Pada saat menyembah Allah
fokus kita haruslah tertuju hanya pada hati Allah Bapa.
65
Kerap kali kemuliaan Allah tidak dimanifestasikan di dalam ibadah
gereja, bukan karena gereja tersebut tidak layak atau pemain musik yang
tidak pandai, pemimpin pujian yang tidak handal, melainkan disebabkan
persiapan hati yang tidak benar serta penyembahan yang tidak benar. Perlu
dicamkan bahwa Allah ingin kita bukan hanya melakukan penyembahan
sebagai tindakan ibadah saja, melainkan Allah ingin kita menjadi
penyembah yang benar (Yoh 4:23-24). Tuhan mencari penyembah yang
benar (orangnya), bukan hanya penyembahannya. Oleh karena itu pujian
(memuji) dan penyembahan harus menjadi gaya hidup kita sehari- hari.
CARA MEMUJI DAN MENYEMBAH ALLAH
Kita harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenap kekuatan dan segenap akal budi (Luk 10:27), dan kita dapat
mengekspresikan kasih kita kepada Allah lewat pujian dan penyembahan
dengan:
1.Suara
a. Menyanyi – Maz 27:6; Kol 3:16, Yak 5:13
b. Bersorak –sorai – Maz 32:11; 98:4;27:6; II Sam 6:15
c. Mengaminkan – 1 Taw 16:36, Why 5:14
2.Tangan
a. Bertepuk tangan – Maz 47:2; 98:8; Yes 56:12
b. Mengangkat tangan – Maz 63:4-6;134:2; Rat 3:41
3. Sikap tubuh
a. Berdiri – Why 7:9-10; II Taw 20:19; Maz 134:1
b. Berlutut – Maz 95:6; Luk 22:41; Kis 9:40;20:36
66
c. Menari –nari – II sam 6:5,14-16; Maz 149:3
d. Tersungkur/ sujud – Why 5:14; 7;11; Luk 24:52
e. Berdiam diri – Ams 5:13, Why 8:1; Hab 2:20
4. Alat musik - Maz 150:3-6; Why 14:2; II Sam 6:5
Alat musik pun memiliki peranan yang penting dalam pujian dan
penyembahan. Kemampuan untuk memainkan alat-alat musik dengan
baik dalam memuji dan menyembah Allah datang melalui pengurapan
Roh Kudus, musik yang diilhami oleh Roh Allah bergantung kepada
keselarasan - kepekaan para pemusik terhadap Roh Kudus (I Taw
15:22, II Taw 34:12).
Kita harus mengijinkan Roh Kudus menguasai roh kita untuk dapat
memuji dan menyembah Allah. Pujian dan penyembahan kita juga harus
sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan (Yoh 17:17). Tanpa Roh Kudus
maka penyembahan dan ibadah kita menjadi kering, suam, hanya sekedar
ritual dan mati; tanpa Firman maka penyembahan kita menjadi perasaan
sentimentil dan emosional saja.
Hal-hal yang tidak benar dalam menyembah Allah:
1. Sikap hati yang tidak benar – Kej 4:3-5a
Kain mempersembahkan jenis dan bentuk korban bakaran persembahan yang tidak benar, sehingga persembahannya ditolak
oleh Allah. Masalahnya, Kain mempunyai sikap hati yang tidak benar.
Kain sengaja tidak mematuhi Allah. Bila sikap hati kita tidak benar,
sebanyak apapun persembahan kita akan ditolak oleh Tuhan, termasuk
sikap hati kita dengan sesama. (I sam 15:22; Mat 5:23-24)
67
2. Ketidakbenaran - Amos 5:22-24
Orang-orang yang sudah ditebus Allah memiliki suatu kebenaran,
yaitu berjalan dengan kebenaran Firman Tuhan dan hidup sesuai
dengan gambaran – karakter Tuhan Yesus (Rm 12:1-2; Why 19:8).
Bagaimana kita dapat memuji, menyembah Tuhan apabila kita tidak
mempraktekkan hidup berjalan di dalam kebenaran menurut Firman
Tuhan (melakukan dosa) dan tidak hidup dalam Kasih (I Yoh 3:18; 4:78,20).
3. Musik duniawi yang menyertakan nama Yesus
Musik duniawi tidak berasal dari Surga, namun dihasilkan dari jiwa
manusia. Ketika Lusifer jatuh dan menjadi setan, ia mulai merusak
sesuatu yang diciptakan untuk memuliakan Tuhan, yaitu MUSIK. Hal ini
merupakan api-api asing yang tidak berkenan untuk dipersembahkan
kepada Tuhan (Im 10:1; Bil 3:4).
PERSIAPAN SEORANG PEMUJI (PEMIMPIN PUJIAN)
Peranan seorang pemimpin pujian adalah mengajak, memotivasi dan
membawa jemaaat datang kepada Tuhan melalui puji-pujian dalam
ibadah yang dilakukan. Oleh karena itu perlu persiapan yang sungguh,
yaitu:
1. Persiapan hati
a. Mempersiapkan diri secara rohani dalam hubungan dengan Tuhan
dan sesama. Kehidupan yang berintegritas, menunjukkan wibawa
Allah melalui kepribadiannya
68
b. Mempersiapkan diri secara psikologis. Pemimpin pujian harus
menunjukkan sikap yang benar, positif.
c. Mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi jemaat,
suasana yang tidak terduga, menghadapi pujian dan kritikan dari
orang lain
d. Mempersiapkan diri secara fisik; menjaga kesehatan, menjaga
kualitas suara, istirahat yang cukup dan lainnya.
2. Persiapan teknis
a. Mempersiapkan susunan acara – liturgi yang sesuai dan tepat.
Memperhatikan waktu yang diberikan kepada pemimpin pujian
dan lainnya.
b. Latihan yang intensif dan efektif bersama pemusik dan singer.
c. Dapat berimprovisasi – mengembangkan dan menggunakan
teknik yang kreatif dan sesuai untuk menyanyikan pujian dengan
baik.
d. Memperhatikan hal tersebut dalam latihan : kesepakatan nada
dasar, instrumental dan kekompakan dengan pemain musik dan
singer.
e. Pemimpin pujian harus memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai mengenai musik.
Faktor Dasar Persiapan Pemimpin Pujian:
Seorang pemimpin pujian yang baik harus memiliki 3 faktor dasar, yaitu:
1.Memiliki kesukaan bernyanyi, sehingga ia dapat memotivasi,
mempengaruhi jemaat untuk bernyanyi.
69
2. Memiliki kualitas suara yang baik untuk bernyanyi, yang cukup
menyenangkan sehingga jemaat tidak berespon secara negatif
terhadap suaranya.
Perlu mengikuti latihan olah vokal untuk menjaga – memperbaiki
kualitas suara.
Jika kualitas suara kurang baik, dapat ditutupi dengan kehadiran
singer yang baik
3. Memiliki sikap kepemimpinan yang meyakinkan.
Persiapan Pemimpin Pujian Memilih lagu:
1. Berdoa meminta pimpinan Tuhan dalam persiapan memimpin pujian
2. Lagu yang dipilih sesuai dengan tema yang telah ditentukan
3. Lagu yang dipilih sesuai dengan kondisi kedewasaan jemaat.
4. Pilih lagu tertentu untuk hal tertentu/khusus ( jangan sembarangan
memilih lagu)
Contoh : ibadah Natal, Jumat Agung, Paskah, kedukaan, penghiburan
5. Cari keseimbangan antara lagu cepat dan lambat. Termasuk dengan
penggunaan bahasa (Indonesia, Inggris, daerah).
Pengucapan - pelafalan kata-kata asing yang tepat
6. Pilih lagu yang baik, yang memiliki syair dan nada yang baik, seperti:
a. Kata-kata – syair yang benar dan bermakna (Alkitabiah dan
kontekstual)
b. Syairnya mengarah kepada Allah
70
c. Pesannya jelas
d. Membangkitkan iman
e. Dapat diterima secara universal
7. Dalam ibadah jangan terlalu banyak lagu baru, dan kalau ada lagu baru
harus ada yang mengajarkan dengan baik dan tepat sesuai dengan
tempo, birama, nada yang diciptakan penciptanya. Bisa diulang untuk
ibadah berikutnya, supaya jemaat mengenal dan terbiasa.
8. Pemimpin pujian bukanlah pengkhotbah atau pembicara! Jangan
memberikan komentar yang berlebihan sebelum memulai lagu,
pusatkan pada isi pujian. Dan pakailah bahasa yang bisa dimengerti
oleh seluruh kalangan jemaat.
9. Membuat catatan untuk diri sendiri dan pemain musik, khususnya
dalam nada dasar dan tempo, serta alur-pengulangan lagu.
Beberapa contoh jenis lagu dan isinya:
1. Lagu ajakan memulai ibadah : Kumasuki gerbang-Nya, Datanglah ke
bait-Nya
2. Lagu penyembahan : Ku kagum hormat akan Engkau, How great is our
God
3. Lagu kesaksian iman: Bersama Yesus lakukan perkara besar, Kaulah
kuatku
4. Lagu penyerahan : Here I am Lord, Kurindu setiap waktu
5. Lagu misi – penginjilan : Kita dipilih, Mari kita semua
71
6. Lagu-lagu ucapan syukur: Bapa Engkau sungguh baik, S’gala puji
syukur
7. Lagu pengutusan : Tuhan ini tugas kami, Tuhan inilah hidupku
8. Lagu “tantangan” : Di pintu hati-Mu, Ku mau sepertiMu Yesus
Tidak semua istri Hamba Tuhan atau istri Gembala harus menjadi
pemimpin pujian. Kalau tidak memiliki talenta, tidak perlu memaksakan
diri.
Tetapi bagi seorang istri Hamba Tuhan atau istri Gembala yang memiliki
talenta ini, dipersilahkan terus untuk melayani Tuhan dalam bidang
Pujian dan Penyembahan. Ini juga merupakan pelayanan yang sangat
berarti dalam setiap ibadah; jemaat diberkati dengan lawatan, kehadiran
Allah lewat Pujian Penyembahan yang Anda berikan untuk Tuhan dengan
segenap hati.
Selamat menikmati dan mengalami perjumpaan dengan Allah, Tuhan dan
Roh Kudus lewat pujian dan penyembahan Anda. Selamat menjadi berkat
lewat pujian dan penyembahan. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.
Daftar Pustaka:
Daniel Nugroho, Persiapan Memimpin Pujian, Jakarta, Life
Gossett, Don, Terjadi Ledakan Dinamit dalam Puji-pujian, Jakarta, Immanuel
Johanes Marbun, Pujian dan Penyembahan, Jakarta, GBI Petamburan
Sadhu Sundar Selvaraj, Seni Menyembah; menjadi Penyembah yang Dicari Tuhan, Jakarta, Nafiri
Gabriel
72
HERMENEUTIK
Pdt. Dr. Gernaida Pakpahan
73
A. Apakah Hermeneutik itu?
Kata Hermeneutik berasal dari kata Yunani “hermeneuo” atau hermeneutics
(Ing.) yang berarti “menginterpretasikan, menjelaskan atau menterjemahkan”.
Kata ini erat kaitannya dengan Dewa Hermes dalam mitos Yunani, yang
bertugas untuk menyampaikan berita atau pesan dari para dewa kepada
manusia. Metode penyampaian berita oleh Dewa Hermes itu kemudian
diambil alih oleh hermeneutik sebagai metode untuk penyampaian pesan
dari Allah kepada manusia.
Selain istilah hermeneutik, maka kata yang perlu dilihat adalah exegesis
(Ing). Kata eksegesa, berasal dari kata Yunani exegomai yang berarti
“memimpin ke luar dari”. Maksud kata ini sebenarnya adalah bahwa seorang
penafsir berusaha membawa ke luar isi dari teks, atau mengeksplorasi
maksud apa yang sesungguhnya terkandung dalam teks itu. Kata yang
bertolak belakang dengan eksegesa adalah eisegesa dimana seorang
penafsir “membawa ke dalam” konsep-konsep yang telah dimilikinya
ke dalam teks Alkitab yang sedang ditafsir. Dengan cara demikian maka
pendekatan eisegesa ini tentu saja kurang baik dalam mendekati Alkitab.
Selanjutnya istilah lain yang sering dipakai dalam penafsiran adalah
eksposisi. Jika penafsiran mengkonsentrasikan perhatian terhadap arti
atau bagian dari Alkitab, eksposisi lebih memperhatikan aplikasi dan
hubungan dari bagian Alkitab tersebut dengan konteks si penafsir. Hal
seperti itu banyak ditemui dalam khotbah.
B. Pentingnya Hermeneutik
Menafsir Alkitab sesungguhnya merupakan kebutuhan utama seorang
74
kristen, khususnya pelayan Tuhan. Sudah selayaknyalah penafsiran
Alkitab itu dilakukan secara benar dan tepat. Oleh karena itu, hermeneutik
menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam penafsiran Alkitab apalagi
jika dihubungkan dengan hal-hal berikut ini:
a. Menyelamatkan manusia yang terhilang (Roma 10:13,14)
b. Makanan rohani orang Kristen (Yoh. 6:63)
c. Petunjuk Allah untuk kehidupan orang kristen (Mzm. 119:105)
d. Senjata rohani orang Kristen (Mat. 4:1-11; Ef. 6:17)
e. Dasar teologi orang Kristen ( 2 Tim. 3:16)
f. Dasar pengajaran dan khotbah di dalam jemaat Tuhan
g. Dasar pengharapan orang Kristen ( 1 Pet. 1:6,7)
h. Buku yang sangat terkenal karena diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa.
i. Kitab yang sulit dimengerti karena faktor budaya, bahasa, pola pikir
dan konteks lainnya.
C. Prinsip Utama Dalam Penafsiran
Umumnya hermeneutik menggunakan dua pendekatan antara lain:
1. Metode Deduktif: Metode ini bermula dengan memperkenalkan
prinsip umum. Selanjutnya prinsip umum digunakan sebagai dasar
untuk mengadakan penelitian terhadap bagian-bagian khusus di
dalam Alkitab. Metode ini memakai penilaian subyektif sebagai titik
tolak penelitian. Metode ini bukanlah pendekatan terbaik untuk
penggalian Alkitab
75
2.Metode Induktif: Metode induktif memulai penyelidikan dari
pengamatan terhadap bagian-bagian khusus. Hasil pengamatan
terhadap bagian-bagian khusus itu akan dijadikan sebagai dasar
untuk mengambil kesimpulan umum (prinsip). Metode induktif ini
lebih selaras dengan hakekat Kitab Suci itu sendiri.
D. Langkah-langkah Dalam Metode Induktif
1. Langkah Pertama: Pertobatan, Berdoa-Penyerahan Diri dan Meminta
tuntunan Roh Kudus.
2. Langkah Kedua: Membaca Nats berulang-ulang
3. Langkah Ketiga: Amatilah Fakta-fakta dalam Nats.
Misalnya:
a. Perhatikan pribadi-pribadi atau oknum yang ada dalam nats.
Apakah teks menyebut Allah, Tuhan Yesus, malaikat, iblis. Kata
ganti orang: mereka, dia, ia, kamu, aku, kita, engkau, dll.
b. Perhatikan jika dalam teks ada kalimat pernyataan:
- “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup”
- “Akulah gembala yang baik”
- “Akulah roti hidup”
- “Semua orang yang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah”
- “Bertobatlah sebab Kerajaan Sorga sudah dekat”
- “Imanmu telah menyelamatkan engkau”
76
c. Perhatikan jika dalam teks ada pertanyaan:
- Menurut kamu siapakah Aku?
- Siapakah yang harus Ku-utus?
- Mengapa kamu tidak percaya?
- Adakah kamu membawa kabar selamat?
- Bukankah demikian hai Israel?
d. Perhatikan kalimat perintah:
- Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap kekuatanmu!
-
Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah!
- Jangan berbuat dosa lagi!
- Dengarlah sungguh-sungguh!
e. Perhatikan keadaan atau situasi:
- Semua yang mendengar firman itu menjadi takut.
- Maka terjadilah kegemparan di tengah-tengah umat itu.
- Maka takjublah semua yang mendengar pengajaran-Nya itu.
- Maka tersiarlah kabar ke seluruh negeri.
- Ketakutan yang dari Tuhan menimpa seluruh negeri.
- Maka terjadilah kekacauan di negeri itu.
f. Gunakan peta atau atlas untuk memeriksa tempat yang disebut
- Lalu Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun.
- Penatua-penatua diundang datang ke Yerusalem.
- Musa membawa Israel keluar dari Mesir.
- Allah menempatkan manusia itu di Taman Eden.
77
- Daud memerintah di Hebron.
- Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira.
- Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan
Apolonia dan tiba di Tessalonika.
g. Perhatikan penggunaan waktu:
- Ketika Yesus keluar dari Bait Allah
- Waktu sembahyang orang Yahudi
- Ketika tiba Hari Pentakosta
- Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap
h. Cara-cara:
- Percayalah maka dosamu akan diampuni.
- Jika engkau mengakui segala dosamu maka engkau akan
diampuni.
- Berilah maka kamu akan diberi.
i. Alasan-alasan:
- Sebab dosamu sudah diampuni, maka jangan berbuat dosa
lagi.
- Sebab Yesus sudah bangkit, maka engkau akan dibangkitkan.
- Yang menjadi penghalang atas doamu adalah dosamu.
4. Langkah Keempat:
fakta dengan:
a. Siapakah? (who)
b. Apakah? (what)
c. Kapan? (when)
78
Gunakan pertanyaan untuk mengamati fakta-
d. Di manakah? (where)
e. Mengapakah? (why)
f. Bagaimanakah caranya? (how)
Latihan
1. Buatlah observasi terhadap Mazmur 1
2. Buatlah observasi terhadap Keluaran 1
3. Buatlah observasi terhadap Yohanes 2
4. Buatlah observasi terhadap Kisah Para Rasul 9
E. Menggunakan Berbagai Analisis atau Pendekatan dalam
hermeneutik
1. Analisis Konteks
Pendekatan konteks dipakai untuk menunjukkan hubungan yang
menyatakan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau
seluruh bagian Alkitab.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Perhatikan ayat-ayat yang berkisar sebelum dan sesudah ayatayat yang ingin ditafsir.
• Periksa kembali apakah ayat-ayat yang ingin ditafsir merupakan
satu kesatuan yang utuh.
• Sangat penting menentukan arti kata, tata bahasa, nada, dan gaya
sastra ayat-ayat yang ingin ditafsir.
79
• Menentukan tujuan dan maksud penulis terhadap ayat-ayat yang
ingin ditafsir.
• Jangan membuat sebuah konteks yang sebenarnya tidak ada.
• Bacalah berulang-ulang dan observasi ayat-ayat yang teliti.
• Perhatikan kata penghubung ‘dan’, ‘tetapi’, ‘maka’, ‘kemudian’,
‘sementara’.
• Perhatikan konteks yang lebih jauh misalnya penulis, zaman,
pendengar yang berbeda.
• Tulis aplikasi pribadi.
2. Analisis Latar Belakang
Analisis sejarah dan latar belakang bertujuan untuk memberi informasi
tentang sejarah, geografi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan politik
mempengaruhi kisah-kisah yang dinyatakan dalam Alkitab.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Pilih subyek atau salah satu kitab dalam Alkitab.
• Perhatikan setiap pasal, alinea, ayat-ayat dan buat catatan sebagai
kelengkapan.
• Buatlah catatan yang terkait dengan geografi.
• Periksalah apa saja yang terkait dengan sejarah.
• Temukan beberapa pengertian tentang kebudayaan.
80
• Teliti pengertian politis yang terdapat dalam kitab. Misalnya
apakah dalam negeri Israel sendiri atau yang terkait dengan
bangsa-bangsa.
• Buatlah ringkasan sendiri dari hasil observasi Anda.
• Tulis aplikasi pribadi.
3. Analisis Survei Penulisan Kitab
Analisis Survei Penulisan Kitab adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh informasi tentang apa alasan dan mengapa sebuah kitab
ditulis.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Bacalah seluruh kitab yang hendak ditafsir dengan teliti dan
berulang-ulang. Misalnya, Kitab Yohanes.
• Setelah membaca berulang-ulang temukan gambaran umum dari
isi kitab itu.
• Gunakan Alkitab seri studi atau buku pendukung untuk menemukan
siapa penulis itu.
• Pelajarilah apa yang menjadi latar belakang atau motif dari
penulisan kitab itu.
• Temukan harapan atau tujuan penulisan kitab.
• Buatlah catatan-catatan yang diperlukan tentang isinya.
• Usahakan untuk membuat bagan tentang struktur kitab yang
81
sedang dibahas.
• Buatlah kerangka sederhana yang akan memberikan gambaran
isi kitab itu.
• Tulis aplikasi pribadi.
4. Analisis Meringkaskan Bagian Kitab
Metode meringkas bagian dari kitab merupakan metoda untuk
memperoleh informasi yang praktis, ringkas dan komprehensif dari
sebuah kitab.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Bacalah berulang-ulang kitab yang telah ditentukan untuk ditafsir.
• Temukan intisari dari apa yang Anda baca dari kitab itu.
• Periksalah pasal, judul perikop kalau ada, isi kitab.
• Perhatikan tokoh-tokoh penting yang dibahas.
• Perhatikan topik yang sedang dibahas.
• Periksalah ayat-ayat khusus yang memperoleh penekanan khusus
dalam kitab.
• Buka kamus atau konkordansi seandainya Anda menemukan kata
atau ayat-ayat yang sulit dipahami.
• Apakah kitab itu membahas tentang Kristus atau yang terkait
dengan-Nya.
82
• Temukan inti atau pusat pengajaran dari kitab itu.
• Tulis aplikasi pribadi.
5. Analisis Karakteristik Tokoh
Analisis karakteristik dan tokoh bertujuan untuk memeriksa
kehidupan tokoh yang dibahas dalam kitab untuk diaplikasikan dalam
kehidupan kristiani demi membangun karakter seperti Kristus di
dalam kehidupan orang percaya.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Pilih nama orang tokoh dalam Alkitab yang Anda ingin pelajari.
• Buat daftar semua referensi tentang orang itu.
• Pelajari kehidupan tokoh yang Anda tetapkan.
• Lakukan studi biografi dari tokoh yang dibahas.
• Identifikasilah karakter dari tokoh yang dimaksud lalu pisahkan
sifat yang negatif dari sifat yang positif.
• Tunjukkan bagaimana kebenaran Alkitab diungkapkan di dalam
kehidupan tokoh itu.
• Lakukan penilaian yang objektif terhadap tokoh itu.
• Perhatikanlah pada bagian mana karakter Anda menyerupai sifatsifat tokoh itu lalu diselaraskan dengan karakter Yesus Kristus.
• Buatlah rangkuman pelajaran pokok apa yang Anda peroleh.
83
• Tulis aplikasi pribadi.
6. Analisis Tematik
Metode tematik merupakan penyelidikan yang menyeluruh terhadap
Alkitab terkait dengan tema yang sedang dibahas.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Pilih atau tetapkan tema Alkitab yang Anda pelajari.
• Ajukan beberapa pertanyaan penting yang akan memfokuskan
penelitian Anda terhadap tema yang akan dibahas
• Carilah jawaban-jawaban dari pertanyaan yang mengarahkan
Anda untuk membahas tema yang ditetapkan.
• Selidiki ayat-ayat yang akan Anda gunakan untuk menjawab tema
yang sudah ditetapkan.
• Gunakan alat-alat yang diperlukan untuk metode ini adalah
Alkitab, buku konkordansi, kamus dan buku pokok-pokok Alkitab.
• Buat konklusi dari hasil studi Anda
• Tuliskan aplikasi pribadi
7. Analisis Topikal
Analisis Topikal merupakan penelitian yang menyeluruh yang
berusaha mengumpulkan dan membandingkan semua ayat yang
Anda bisa dapatkan tentang topik yang dibahas itu dalam Alkitab.
84
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Tetapkan topik yang hendak dibahas
• Kumpulkan daftar Firman Allah.
• Kumpulkan referensi Alkitab yang terkait dengan topik itu.
• Buatlah daftar dari semua hal yang berkaitan dengan topik Anda.
• Selidiki semua yang dikatakan Tuhan atas suatu topik itu dengan
menelaah secara teliti seluruh Alkitab.
• Telitilah apa arti dari setiap ayat yang Anda pelajari.
• Ringkaslah studi Anda ke dalam sebuah kerangka atau garis besar.
• Buatlah kesimpulan studi Anda.
• Tuliskan aplikasi pribadi
8. Analisis Analisis Kata-kata
Analisis kata-kata merupakan metode mempelajari kata-kata penting
dalam Alkitab sehingga penafsir dapat menemukan apa makna kata
itu ketika penulis Alkitab menuliskannya.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam studi kata-kata
• Tetapkanlah sebuah kata yang penting/kunci untuk dipelajari.
• Temukan arti asal (etimologi) dari kata itu. Lalu bandingkan
terjemahan.
• Tulislah definisi dari kata asli.
85
• Temukan definisi kata dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
• Perlu diperhatikan bahwa kadang-kadang satu kata Yunani atau
Ibrani diterjemahkan dengan beberapa kata dalam bahasa Inggris.
• Pastikan berapa banyak kali kata itu digunakan dan bagaimana
kata itu dipakai dalam Alkitab.
•
Buatlah kesimpulan atas kata yang Anda selidiki
• Tuliskan aplikasi pribadi.
9. Analisis Analisis Tatabahasa
Analisis tata bahasa adalah usaha menafsir dengan menaruh perhatian
pada penentuan susunan kata dari teks, dan menganalisa sebuah teks
melalui bahasanya. Dengan memperhatikan susunan kata, kalimat,
unit-unit yang bermakna, seorang penafsir ditolong untuk dapat
kembali mencari alasan pemikiran penulis teks Alkitab
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
• Tetapkanlah sebuah perikop untuk ditafsir
• Perhatikan susunan kata dan kalimat dalam alinea
• Temukan apa yang dimaksud oleh si penulis ketika mengungkapkan
kalimat itu.
• Gunakan leksikon, kamus
Alkitab, yang akan berguna untuk
memberikan informasi linguistik, filologis, dan juga informasi
teologis, historis, kultural dan bibliografis.
86
• Gunakan Konkordansi Alkitab yang berisi daftar ayat-ayat dengan
kata-kata tertentu yang akan memudahkan seseorang mencari
ayat-ayat yang berhubungan dengan tema tertentu.
• Perhatikan setiap bahasa maupun terjemahan memiliki tatabahasa
tersendiri.
• Dalam kasus-kasus tertentu penafsir sebaiknya sensitif terhadap
pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Alkitab, khususnya
pengaruh bahasa Ibrani dan Aram terhadap Yunani.
• Temukan makna kalimat dalam teks yang sedang dibahas.
• Susunlah temuan dari hasil penggalian tatabahasa dalam kalimatkalimat utuh.
• Tulis aplikasi.
Daftar Pustaka
Fee, Gordon; Stuart Douglas.
1989 Hermeneutik: Bagaimana menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat, Malang
(Gandum Mas).
Fisher, Don L.
1988 Pra Hermeneutik, Malang (Gandum Mas)
Hayes, John H.
1996 Pedoman Penafsiran Alkitab, Jakarta (Gunung Mulia)
Prince, Derek,
1996 Pelajari dan Pahamilah Alkitab Anda, Jakarta (Immanuel)
Sitompul, A.A.; Ulrich Beyer
1997 Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta (BPK)
Sutanto, Hasan
1995 Hermeneutik: Prinsip dan Metode Panafsiran Alkitab, Malang (Gandum Mas)
Wald Oletta,
1975 Temukanlah Sendiri, Sukacita Dalam Mempelajari Alkitab, Malang (Gandum
Mas)
Warren Rick,
1994 Metode Pemahaman Alkitab Yang Dinamis, Yogyakarta (ANDI)
87
88
HOMILETIKA
Pdt. Dr. Gernaida Pakpahan
89
Apakah Homiletika Itu?
Kata homiletika berasal dari bahasa Yunani yang kata dasarnya homilia,
sebuah kata benda yang berarti pergaulan atau sebuah percakapan.
Sedangkan kata kerjanya adalah homilein, yang dalam bahasa Inggris
diterjemahkan to talk atau to converse: berbicara, bercakap-cakap.
Dalam pengertian yang sempit homiletika bisa diartikan sebagai ilmu
berkata-kata. Sedangkan dalam pengertian yang luas homiletika berarti
suatu studi tentang cara atau metode mempersiapkan isi khotbah
dan penyampaiannya dalam ibadah gereja. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa homiletika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
menyampaikan khotbah. Dalam gereja, khotbah menduduki tempat yang
sangat sentral. Liturgi gereja dianggap tidak bermutu, bahkan dianggap
bukan sebuah liturgi bila tanpa ruang yang tersedia untuk menyampaikan
khotbah. Yang juga sangat penting diingat adalah bahwa khotbah yang
berhasil diperoleh dari hubungan dan persekutuan yang erat dengan
Tuhan.
Penjabaran berikut lebih terkait pada pengertian luas dari homiletika itu
sendiri, dengan harapan dapat memperkaya kita menjadi pengkhotbah
yang berkualitas.
Fungsi Khotbah Dalam Ibadah
Beberapa fungsi khotbah dalam ibadah adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan kehendak Allah bagi jemaat. Melalui khotbah Allah
berbicara, menasihati, menghibur, menguatkan dan memberkati umatNya. Dapat dikatakan bahwa pemberitaan firman itu sebagai bagian
90
terpenting dalam sebuah ibadah. Untuk kepentingan inilah seorang
pengkhotbah dituntut memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan
sehingga ia dapat menyampaikan kehendak Tuhan bagi jemaat.
2. Pemenuhan kebutuhan kehidupan rohani jemaat. Khotbah bukan hanya
sekedar berbicara namun lebih dimaksudkan sebagai pemenuhan
makanan rohani jemaat yang dapat memperkaya pengenalan jemaat
terhadap Tuhan serta mampu membangun kualitas hidupnya (Yoh.
17:3; 2 Pet. 1:3-4).
Syarat-Syarat Seorang Pengkhotbah
Seorang pengkhotbah perlu memiliki syarat-syarat tertentu dalam dirinya
antara lain:
1. Lahir baru atau orang yang telah menerima Yesus Kristus secara
pribadi.
2. Bergantung sepenuhnya terhadap kuasa Roh Kudus.
3. Memiliki integritas dan kedewasaan rohani yang utuh (Gal. 5:22-23)
dan menjadi teladan dalam kehidupannya (Fil. 3:17). Artinya seorang
pengkhotbah bukan saja tampak di mimbar melainkan kehidupannya
menjadi “mimbar yang hidup”.
4. Memiliki panggilan khusus sebagai pembicara Firman (2 Tim. 1:1112).
5. Memiliki pengetahuan yang luas dan komprehensif tentang Alkitab (2
Tim. 3:14-17).
91
6. Memiliki kemampuan dan ketrampilan berbahasa yang baik.
7. Kepercayaan pada diri sendiri untuk menyampaikan Firman Tuhan
(bnd. 1 Kor 2:3-4).
Persiapan Menjadi Seorang Pengkhotbah
Seorang pengkhotbah perlu mempersiapkan dirinya dengan baik sebelum
memulai tugasnya. Persiapan itu yang dimaksud ialah adanya suatu
proses menjadi matang dan dewasa rohaninya. Karena itu perlu adanya
persiapan umum antara lain:
1. Memiliki kehidupan yang bersih di hadapan Allah (2 Tim. 2:19-22).
2. Memiliki pergaulan yang akrab dengan Tuhan Allah, baik dalam
pujian, penyembahan, perenungan dan pendalaman Firman, doa dan
tampilan nyata dalam kehidupan setiap hari.
3. Tekun membaca Alkitab agar memiliki pengetahuan yang memadai
terhadap Alkitab sebagai sumber utama khotbah. Memahami teks
dan konteks yang ada dalam Alkitab; memperhatikan pasal sebelum
dan
sesudahnya;
membandingkannya
dengan
teks-teks
lain;
memperhatikan konteks zaman; membedakan ayat-ayat khusus dan
umum; serta membaca berbagai buku tafsiran.
4. Banyak membaca buku-buku teologi, buku-buku tafsir, buku-buku
illustrasi dan buku-buku ilmu pengetahuan lainnya.
5. Peka dan mengerti akan kebutuhan jemaat dan lingkungan sekitarnya.
Pengenalan akan jemaat baik terhadap kehidupan sosial serta
permasalahan yang mereka miliki.
92
Penampilan Seorang Pengkhotbah
Penampilan seorang pengkhotbah sejak ia memasuki ruangan akan
memberi pengaruh penting dalam keberhasilannya menyampaikan firman
Tuhan. Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian antara lain:
1. Penampilan umum
• Cara berjalan memasuki ruangan
• Cara berpakaian
• Menit-menit menuju mimbar
• Tidak menimbulkan kesan terlalu santai
• Keterikatan tubuh dengan mimbar
2. Penggunaan anggota tubuh di mimbar.
• Sikap badan seorang pengkhotbah menampilkan sikap wajar;
berdiri tegak; tidak bersandar pada mimbar; bersikap tenang.
• Gerakan tangan. Gerakan perlu secara wajar; irama gerakan sesuai
dengan ucapan pengkhotbah; serasi dan hidup agar pesan yang
disampaikan lebih jelas; jangan terlalu banyak gerakan tangan;
gerakan tangan harus sopan dan menunjukkan kerendahan hati
seorang pengkhotbah.
• Wajah dan mimik muka. Wajah perlu menggambarkan ketulusan,
wajar dan tidak dibuat-buat; wajah mengekspresikan isi khotbah
dan mengungkapkan perasaan pengkhotbah; wajah hidup dan
bergairah.
• Pandangan mata. Mata hendaknya menjadi jembatan batin antara
93
pengkhotbah dengan jemaat; mata hendaknya jangan terikat pada
catatan saja; mata hendaknya tidak terjerat pada objek tertentu;
mata hendaknya menguasai jangkauan seluruh ruangan; mata
harus nampak “hidup” untuk menunjukkan adanya komunikasi
dengan jemaat.
• Anggota tubuh lain seperti kaki, kepala, bahu, dan lain-lain dapat
digunakan dengan wajar untuk mendukung pesan yang hendak
disampaikan.
3.Suara
• Berbicara wajar dan menghindari ucapan yang dibuat-buat.
• Vocal harus jelas, bicara tidak tergesa-gesa.
• Tinggi rendah suara dan tempo bicara harus bervariasi agar tidak
membosankan pendengar.
• Berbicara tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu lemah.
• Seorang pembicara harus dapat menggunakan nafas yang teratur.
• Hindari berbicara yang bertele-tele dan sedapat mungkin
menghilangkan aksen daerah asal yang dianggap tidak perlu.
4.Bahasa
• Berbicara menurut kaidah tata bahasa yang baik.
• Menggunakan redaksional kalimat yang teratur.
• Menghindari penggunaan kalimat yang pengertiannya tidak jelas.
• Hati-hati dalam menggunakan bahasa asing, kata-kata ilmiah,
94
terminologi kata teologi dan lain-lain.
Langkah-Langkah Mengantisipasi Kegugupan
Ada kalanya seorang pengkhotbah mengalami kegugupan ketika berada
di mimbar. Apalagi bagi pengkhotbah awal. Kegugupan tidak hanya
disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri, tetapi juga bisa disebabkan
oleh kurang tidur, makan terlalu kenyang, kurang persiapan atau kurang
yakin dengan penampilannya. Beberapa teknik yang dapat digunakan
untuk mengantisipasi kegugupan antara lain:
1. Memilih tema khotbah yang menarik bagi pengkhotbah sendiri
maupun jemaat.
2. Menguasai sedalam-dalamnya pokok bahasan yang disampaikan
kepada jemaat.
3. Pelajari sedalam-dalamnya urutan ide-ide yang akan disampaikan.
4. Fokuskan perhatian pada jemaat.
5.Menerima ketegangan sebagai hal yang wajar bagi seorang
pengkhotbah.
6. Tidak menyerah pada saat menghadapi situasi yang sulit.
Metode Membaca Alkitab Yang Efektif
Sebaiknya kita memperhatikan beberapa nasihat berikut ini, apabila kita
menginginkan pembacaan Alkitab yang efektif :
95
1. Penyebutan pasal dan ayat sebaiknya disebutkan lebih dari satu kali
dan pada umumnya dua atau tiga kali.
2. Menunggu sampai jemaat menemukan ayat Alkitab.
3. Pandangan mata hendaknya sesekali menatap jemaat.
4. Tanda baca harus diperhatikan dengan baik, misalnya tanda koma,
tanda seru, tanda titik, dll.
5. Pengkhotbah sebaiknya sedikit dapat mendramatisir pembacaan
Alkitab agar pembacaan tersebut dapat menjadi hidup.
6. Membaca Alkitab tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu lambat.
7. Menjiwai isi dari pada teks yang sedang dibacanya.
8. Vokal harus jelas.
Metode-Metode Berbicara
Berikut ini kita akan pelajari empat metode berbicara yang sudah umum
dikenal dalam dunia mimbar :
1. Metode Impromtu (Impromtu Speech). Berbicara tanpa persiapan
tertulis terlebih dahulu. Metode ini cenderung menghasilkan
pembicaraan yang tidak sistimatis, bertele-tele dan berputar-putar.
Biasanya pendeta-pendeta kharismatik menyukai metode ini.
2. Metode Hafalan (Memorized Speech). Isi khotbah sudah disusun
secara lengkap terlebih dahulu kemudian dihafalkan dan ini biasa
digunakan pada suatu khotbah formal. Sebagai catatan bahwa jarang
96
pengkhotbah dengan efektif menggunakan metode ini.
3. Metode Membaca (Read Speech). Metode ini sering digunakan pada
waktu penyampaian pidato-pidato resmi, pembacaan-pembacaan
naskah, laporan-laporan, dan lain-lain. Sebagai catatan bahwa gerejagereja kharismatik tidak terlalu tertarik terhadap khotbah ini.
4. Metode Ekstemporer (Extemporer Speech). Metode ini adalah
perpaduan antara metode Impromtu dan hafalan.
Hal-Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bangunan
Khotbah
1.
Penetapan tema
2.
Penetapan tujuan
3.
Penetapan judul
4.
Penetapan teks
5.Pendahuluan
6.
Struktur isi
7.Penutup
Tipe-Tipe Khotbah
Khotbah memiliki berbagai ragam dan tipenya. Untuk itu seorang
pengkhotbah perlu menyesuaikan diri dengan tipe khotbah yang
97
disenanginya atau tuntutan dari topik khotbah yang disiapkannya. Berikut
ini beberapa contoh tipe khotbah yang umum digunakan di gereja antara
lain:
1. Khotbah Topikal
Jenis khotbah topikal adalah susunan khotbah yang mengambil topik
tertentu. Tipe ini menggabungkan beberapa ayat-ayat dari berbagai
sumber kitab untuk menjelaskan suatu pokok bahasan atau suatu
topik tertentu sehingga membentuk suatu khotbah yang lengkap.
Tipe ini biasanya efektif untuk pengkhotbah yang memiliki dasar
teologi yang cukup dan menguasai isi Alkitab secara keseluruhan.
Tipe ini juga sering disebut sebagai tipe sintetis. Pengkhotbah yang
menggunakan tipe ini harus mengumpulkan bahan dari berbagai
bagian Alkitab yang berbicara tentang suatu pokok dan dari bahan
itulah disusun sebuah khotbah.
• Khotbah pokok ini dapat mengemukakan suatu kebenaran dalam
kesatuannya.
• Khotbah ini dikupas dari segala sudut, sehingga jemaat Tuhan
bisa menerima makanan rohani dengan limpahnya.
• Khotbah ini menyakinkan jemaat Tuhan tentang kesatuan dari
seluruh kitab-kitab yang ada yang terdiri dari 66 kitab.
• Dengan cara khotbah seperti ini pengajaran dasar Alkitab dapat
dipelajari dengan sempurna.
• Dengan cara khotbah ini kita dapat menyediakan makanan rohani
yang berlainan sehingga jemaat tidak menjadi bosan.
98
Contoh Khotbah Topikal :
“Kemerdekaan Orang Percaya”
(Yohanes 8:30-36)
Pendahuluan
Bulan Agustus, bangsa Indonesia memperingati hari yang penting
dalam sejarah perjalanannya sebagai bangsa, yaitu kemerdekaan
dan
perbudakan.
Kemerdekaan
itu
harus
diperjuangkan
dengan usaha dan kerja keras. Itu sebabnya para pejuang dan
pahlawan bangsa telah mengorbankan banyak hal termasuk
mempersembahkan darah dan nyawa mereka demi kemerdekaan
bangsa Indonesia. Lalu, bagaimana respon kita terhadap
kemerdekaan sebagai orang percaya? Paparan berikut ini akan
memberikan gambaran yang lebih luas bagi kita seperti berikut
ini.
Pokok Isi
Pemahaman orang Yahudi terhadap keberadaan dirinya sebagai
keturunan Abraham membawa mereka kepada sebuah kedudukan
yang lebih unggul. Mereka percaya sebagai umat pilihan Allah
dengan status sebagai keturunan Abraham memiliki berbagai
fasilitas itu. Untuk itulah mereka menganggap dirinya sebagai
orang merdeka.Namun nyatanya pada saat itu mereka sedang
diperbudak oleh bangsa Roma yang menyebabkan berbagai
tekanan dan penderitaan hidup.
99
A. Kemerdekaan Kebutuhan Asasi Manusia
1. Kemerdekaan Dari Perbudakan Dosa.
• Dosa Membawa Keterpisahan dengan Allah (Roma
3:23; 6:23)
• Dosa Membawa Penghukuman Kekal (Yohanes 3:18)
• Dosa Ditebus Oleh Darah Yesus (Yohanes 8:32)
2. Kemerdekaan Dari Rasa Ketakutan (Kejadian 3:10)
3. Kemerdekaan Dari Intimidasi (Yohanes 8:33)
4. Kemerdekaan Dari Kekuatiran (Matius 6:25)
5. Kemerdekaan dari Sakit Penyakit (Matius 4:23; Yes. 53:4-5)
B. Kemerdekaan Sejati Hanya Ada Dalam Kristus.
1. Kemerdekaan Sebagai Anugerah (Yohanes 8:36)
2. Kemerdekaan Untuk Menikmati Damai Sejahtera (Yohanes
14:27)
3. Kemerdekaan Untuk Berkarya (Amsal 10:16)
C. Kemerdekaan Harus Diresponi Dalam Karya Dan Pelayanan
1. Menjalankan Hidup Sesuai Dengan Standar Ilahi ( Matius
5:48)
100
2. Mempersembahkan Hidup Sebagai Hamba Kebenaran
(Amsal 21:21; Amsal 23:23)
3. Menjaga Hidup Sesuai Di Dalam Kekudusan (Ibrani 12:14)
Penutup
1. Kita bersyukur atas kemerdekaan yang dikerjakan oleh Yesus
Kristus
2. Mari kita menggunakan kemerdekaan secara bertanggungjawab
2. Khotbah Tekstual
Jenis khotbah tipe tekstual adalah khotbah dengan menggali satu atau
dua ayat dan memperhatikan kata demi kata yang terdapat dalam ayat
tersebut serta menjelaskan menjadi bagian-bagian utama khotbah.
Untuk khotbah tipe ini sebaiknya pengkhotbah tidak mengambil ayat
yang panjang, yang memiliki banyak kalimat dan anak kalimat. Berikut
ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam khotbah Tekstual :
a. Penangkapannya menarik
b. Menjaga dari penyimpangan khotbah
c. Memelihara khotbah yang Alkitabiah
d. Meningkatkan Keberanian
e. Menolong mengingat suatu pesan khotbah
101
Hal yang perlu dipersiapkan :
a. Bacalah Alkitab Secara Tetap
b. Mempelajari Alkitab
c. Selalu Menyediakan Sebuah Buku Catatan
d. Memelihara Suatu Sikap Berdoa
e. Carilah Pewahyuan Roh Kudus
Contoh:
“Menjadi Agen Damai Sejahtera”
(Matius 5:9)
Pendahuluan
Kebutuhan akan kedamaian merupakan sebuah kebutuhan yang
hakiki. Tanpa kedamaian maka semua yang ada dalam kehidupan
kita akan terasa hampa. Nyatanya bahwa karir, kesuksesan,
pencapaian, prestasi, kesehatan, sahabat yang kita miliki semua
akan menjadi hambar jika tidak disertai dengan “damai sejahtera”.
Demikian pentingnya “damai” itu sehingga dalam Khotbah di
Bukit, Yesus menyebut Berbahagialah orang yang membawa
damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah ( Matius 5:9).
Apa yang dimaksud Yesus dengan ucapan bahagia itu? Bagaimana
kita meresponinya dalam kehidupan setiap hari?
102
Pokok Isi
A. Mengapa Yesus Menyebut “berbahagia” Orang Yang Membawa
Damai?
1. Kata berbahagia atau makarios dalam bahasa Yunani
sebenarnya dikemukakan dalam beberapa pengertian
antara lain :
•Memperlihatkan
karakteristik
seseorang
melalui
kebahagiaan yang transenden atau sukacita yang
diberkati.
• Selain itu kata makarios di luar pemahaman agama
atau keyakinan berarti keberuntungan atau kemujuran.
• Berbahagia juga dapat dipahami sebagai bagian dari
tubuh atau persekutuan yang dianggap berkenan, layak
untuk mendapat anugerah dari Tuhan.
• Berbahagia juga berarti segala sesuatu yang terhubung
dekat dengan Allah sebagai sumber pengharapan.
2. Sementara itu kata “membawa damai” dari kata Yunani
eirenipoioi adalah hubungan yang dinyatakan dengan
pertemanan yang terjalin dimana dua orang hidup dalam
pembuatan atau pengaturan suasana damai atau harmonis
3. Selanjutnya kata “dinamai” dari kata Yunani kletesontai
digunakan sebagai ungkapan untuk mengidentifikasi atau
alamat dimana seseorang dinyatakan di dalam karakteristik
khusus. Lalu selanjutnya “mereka disebut anak-anak Allah”
memperlihatkan bahwa secara figuratif ini merupakan
103
panggilan Allah bagi orang percaya untuk hidup menjadi
murid sesuai dan berperilaku sesuai dengan identitas
panggilannya.
B. Bagaimana Kita Memperoleh Damai Sejahtera?
1. Melalui pendamaian yang dikerjakan melalui karya
Kristus (Rom. 3:25; 5: 10: 2 Kor. 5:19; I Yoh. 4:10).
2. Melalui iman kepada Kristus Yesus (Rom. 5:1; 15:13)
C. Bagaimana Cara Kita Menjadi Agen Damai Kepada Sesama?
1. Kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera (
Ef. 6:15; Kis. 10:36; Rom. 2:10)
2. Menampilkan hidup yang dituntun Roh (Rom. 8:6)
3.Menampilkan hidup yang sesuai dengan teladan
Kristus (Rom. 12:18; 1 Kor. 14:33)
4. Menampilkan hidup membangun persahabatan dengan
sesama (Ibr. 12:14; Mat. 5:25)
Penutup
Kita dipanggil menjadi saksi Kristus yang menebarkan pendamaian
terhadap semua orang yang ada di sekitar kita.
104
3. Khotbah Ekspositori
Jenis khotbah tipe ekspositori atau yang lazim disebut dengan
analisis sintetis. Khotbah tipe ini menguraikan suatu perikop yang
terdiri dari tiga ayat atau lebih, membaginya dalam beberapa bagian
dan memberikan penjelasan arti rohaninya. Menurut beberapa
pengamat jenis khotbah ini paling mudah, cenderung membuat
seorang pengkhotbah malas dan tidak mengembangkan diri dengan
penafsiran yang lebih mendalam dan teologis.
a. Merupakan metode yang Alkitabiah
b. Menghasilkan pengkhotbah-pengkhotbah Alkitab dan jemaatjemaat yang berorientasikan Alkitab.
c. Meminta kekuatan Roh Kudus
d. Mendorong perhatian yang sungguh-sungguh terhadap Alkitab
Hal yang perlu dipersiapkan :
a. Pilihlah dengan hati-hati ayat-ayat yang sesuai
b. Carilah tema yang relevan dengan situasi kita hari ini
c. Mempelajari bagian ayat dari setiap sudut dengan hati-hati
d. Berusahalah untuk memahami temanya
e. Memiliki suatu tujuan tertentu
f. Berbicara berdasarkan pengalaman pribadi
g. Memperjelas Arti
h. Membuat menjadi praktis
105
Contoh
“Hamba Kebenaran”
(Roma 6:15-23)
Pendahuluan
Perbudakan sangat menyulitkan kehidupan bangsa yang dijajah.
Orang yang terjajah akan kehilangan kebebasannya untuk
berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat, kesempatan
untuk beribadah dan memiliki keyakinan, harta bendanya,
kekayaan alam, dan lain-lain. Penjajah selalu menebar intimidasi,
teror dan tekanan yang menyebabkan ketakutan. Itu sebabnya,
perbudakan selalu ditentang oleh siapapun karena melanggar
hak asasi manusia. Kemerdekaan dari perbudakan merupakan
hak asasi manusia. Lalu bagaimana dengan kemerdekaan orang
percaya? Kemerdekaan dari perbudakan dosa untuk dituntun
menjadi hamba kebenaran. Paparan berikut ini akan memberikan
gambaran yang lebih luas bagi kita seperti berikut ini :
Pokok Isi
Dalam
Roma
6-8
Paulus
memperlihatkan
bagaimana
sesungguhnya respon orang percaya terhadap panggilan dirinya.
Ia menonjolkan pribadi Allah yang menyelamatkan sebagai Allah
yang adil. Keadilan Allah dinyatakan dalam hal mengutus AnakNya sendiri sebagai ganti dosa manusia agar manusia dapat
106
diselamatkan. Maka sudah sewajarnya jika manusia berdosa
yang sudah diselamatkan harus bekerjasama dengan Roh Allah
dengan cara mempersembahkan seluruh anggota tubuhnya
sebagai bagian dari kematian Kristus dan kebangkitanNya di
dalam diri orang percaya. Mengapa demikian? Paulus dengan
jelas menggambarkan bahwa dosa itu seperti pribadi yang sangat
kuat yang selalu berusaha untuk menguasai dan mengendalikan
hidup manusia. Dengan kemauan manusia untuk mengendalikan
daging di bawah kendali Roh Kudus akan menjadikan manusia itu
tidak lagi hidup untuk daging melainkan oleh Roh. Sebab hidup
yang dikendalikan oleh daging akan berakhir kepada kebinasaan.
Namun hidup oleh Roh akan memperoleh hidup kekal.
A. Apa Yang Dimaksud Paulus Hamba Kebenaran?
1. Manusia Berdosa Adalah Hamba Dosa
• Dosa membawa kematian (Rom. 3:23; 6:23)
• Dosa membawa penghukuman kekal (Rom. 8:1)
• Manusia diperbudak oleh dosa (Rom. 6:18)
2. Karya Tuhan Yesus Kristus Yang Membebaskan
• Salib Menjadikan orang berdosa sebagai Hamba Allah
(Rom. 6:22)
• Salib Kristus Menjadi Jalan Penebusan (1 Kor. 15:3)
3. Hamba Kebenaran Membutuhkan Tuntunan Roh Allah
107
• Mematikan Keinginan Daging (Rom. 8:6)
• Membebaskan Dari Hukum Maut (Rom. 8:2)
• Dibebaskan dari tuntutan Taurat (Rom. 6:15-16)
4. Hamba Kebenaran Membutuhkan Firman Allah
• Menuntun dalam Hidup Kudus (Rom. 6:22; Yoh. 17:17)
• Menikmati Kebenaran ( Yoh. 8:32)
• Fakta Bahwa Ada Pengharapan Di Masa Depan (Rom.
8:21)
B. Bagaimana Respon Orang Percaya Terhadap Statusnya Sebagai
Hamba Kebenaran?
1. Menerima Statusnya Dengan Ucapan Syukur (1 Kor.1:4;
Kol. 1:12)
2. Menerima Statusnya Dengan Bertanggungjawab (1 Kor.
15:10)
3. Menerima Kepercayaan Sebagai Investasi bagi Kerajaan
Allah (Ams. 23:23; Mat. 6:33)
Penutup
Sebagai orang yang sudah diselamatkan tugas kita adalah menjadi
hamba kebenaran bukan hamba dunia.
108
4. Khotbah Tipologi
Khotbah Topikal (khotbah cerita suatu peristiwa). Metode khotbah ini
adalah seni menemukan dan menyampaikan kebenaran Firman Tuhan
yang tersembunyi dibalik peristiwa dari bermacam-macam “type”
dalam Alkitab. “Type” adalah seseorang, obyek atau peristiwa yang
melambangkan nubuatan dari seseorang atau sesuatu yang belum
datang yang mirip dengan karakter dari orang atau peristiwa itu.
Dalam penerapan secara Alkitabiah, seringkali menunjukan kepada
suatu karakter atau peristiwa Alkitab sebagai bayangan peristiwa
yang akan datang.
Tipologi adalah studi tentang peristiwa pada Perjanjian Lama yang
mempunyai arti rohani, dengan kata lain, terdapat persesuaian di
antara berbagai oknum, peristiwa, atau hal dalam Perjanjian Lama
dan Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.
Studi tentang tipologi membuat kisah-kisah dalam Alkitab menjadi
lebih hidup, lebih berkesan, dan lebih terasa kebenarannya. Tipologi
adalah juga sebuah bentuk nubuat, nubuat tidak langsung, karena kita
tidak tahu itu adalah nubuat sampai penggenapannya atau antitypenya diketahui. Saat antitype besarnya ada, baru kita bisa melihat ke
belakang dan melihat apa yang dimaksud Allah.
109
Contoh
“Hubungan Musa Dengan Yesus Kristus”
Pendahuluan
Nubuat Musa itu menunjuk kepada kehadiran Yesus Kristus, karena
itu ada kesamaan-kesamaan Musa dengan Yesus Kristus itu dalam
hal-hal yang khas unik dan luar biasa:
Pokok Isi
1
Musa (Tipologi)
Pada waktu Musa lahir,
Yesus (Anti –Tipe)
Pada waktu Yesus lahir,
Firaun membunuh anak
Herodes membunuh anak
laki-laki berumur dua tahun laki-laki yang berumur dua
2
ke bawah (Keluaran 3: 7-10). tahun ke bawah (Mat 2:16).
Yesus, pada masa kanakMusa dimasa kanakkanaknya itu berada di luar
kanak juga berada dalam
dari tanah tumpah darahnya pelarian di tanah Mesir
3
4
sendiri, yaitu berada di
di luar dari tanah tumpah
Mesir
Musa ditolak saudaranya di
darahnya sendiri .
Yesus ditolak dalam
Mesir (Keluaran 2: 11-15;
pelayanan (Yohanes 1: 11;
Kisah 7: 23-28)
Kembali melayani setelah
Kisah 18:5-6)
Kembali melayani orang
ditolak (Keluaran 4: 19-
Israel (Roma 11:24-26)
31)
110
5
6
7
8
9
10
Musa sewaktu menjalankan
Yesus dalam kehadiran-Nya
karirnya sebagai nabi
sebagai Firman yang Hidup,
utusan Allah mendapat
memiliki Kuasa Allah
Kuasa Allah yang dikenal
berupa mujizat-mujizat.
dengan sebutan mujizat.
Musa membebaskan
Yesus membebaskan
bangsa Israel dari belenggu
bangsa Israel dari
perbudakan bangsa Mesir.
Musa memberi Hukum
belenggu perbudakan dosa.
Yesus datang bukan
Taurat kepada umat
untuk meniadakan Taurat
Israel
Musa memberi hukum
melainkan menggenapinya.
Yesus adalah kegenapan
kenabian (Bilangan 34:1-2;
kenabian (Matius 21:1;
Ulangan 18 :15-20)
Musa menjadi imam dan
Kisah 3:22-23)
Yesus adalah Imam dan
Imam pengantara (Keluaran
Pengantara manusia
32:31-35)
Musa sebagai pemimpin
dengan Bapa (1 Yoh 2:1-2)
Yesus Pemimpin dan Raja
umat Israel (Ul. 33:4-5)
Israel bahkan Ia adalah
Raja damai itu (Yohanes
1:49; Yes 9:5-6)
5. Khotbah Biografi
Biografi adalah suatu cerita kehidupan seseorang. Karena itu, metode
ini berhubungan dengan mempelajari kehidupan dari bermacammacam karakter yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi
yang di catat dalam Alkitab memiliki arti yang penting bagi kita.
111
Setiap kehidupan memiliki sesuatu untuk mengajar kita.
Mempelajari karakter-karakter dalam Alkitab adalah sangat menarik
dan memikat. Pilihlah seseorang yang khusus. Bacalah setiap referensi
dari orang tersebut yang terjadi dalam Alkitab. Buatlah catatan dari
setiap ide yang datang ke dalam pikiran. Mulailah merangkai ide-ide
tersebut secara kronologis yaitu urutan peristiwa yang mereka alami
seperti :
a. Mempelajari kelahiran seseorang
b. Bagaimana latar belakang kehidupannya
c. Bagaimana hubungan pribadi dengan Allah
d. Bagaimana reaksi sebagai pernyataan hubungannya dengan Allah
e. Apa yang dia pelajari dari hubungannya tersebut
f. Apakah dia berhasil dalam hidupnya, apa yang membuatnya
berhasil
g. Bila
hidupnya
berakhir
dalam
kegagalan,
menyebabkannya
h. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupannya
Contoh
“Raja Yang Diperkenan Allah”
(1 Samuel 16:1-13)
112
apa
yang
Pendahuluan
Hidup yang berkenan merupakan dambaan semua orang apalagi
berkenan di hati Tuhan. Nyatanya dalam segala keberhasilan dan
kesuksesannya Daud juga rindu menjadi orang yang berkenan di
hati Tuhan. Bagaimana Daud dipilih Tuhan? Bagaimana caranya ia
menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan?
Pokok Isi
A. Siapakah Daud itu?
• Arti nama Daud adalah “Kekasih Allah”
• Merupakan anak laki-laki ke 7 dari Isai
• Bekerja sebagai gembala domba
• Seorang anak muda yang rupawan
• Hidup bertanggung-jawab dalam pekerjaannya
• Suka memuji dan menyembah Tuhan
• Diurapi untuk menjadi Raja Israel (2 Sam. 2:1-7; 5:1-5)
B. Apa Yang Membuat Hati Tuhan Berkenan atas Daud?
• Melakukan kehendak Allah (Kis. 13:22).
• Hatinya terpaut dengan Allah melalui pujian dan
penyembahan ( Mz. 119 : 164, 63 : 2 ).
• Menyediakan waktu khusus di hadapan Allah (Mzm. 84:11)
• Hidup menurut Taurat Tuhan (Mzm. 1)
113
C. Apakah Ada Sisi Gelap Dalam Hidup Daud Sebagai
Manusia?
• Daud bukanlah seorang yang sempurna (2 Sam. 12:26 ;
20:26)
• Daud jatuh dalam perzinahan dengan Betsyeba (2 Raj.
11:1-27)
• Daud memindahkan Tabut Allah dengan keliru (2 Sam. 6:111; 1 Taw. 13:1-14)
• Daud terlalu ambisi untuk berperang (2 Sam. 24:1-17)
D. Bagaimana Daud Bangkit Dari Kelemahan?
• Daud bertobat dan menerima konsekuensi dari dosanya (2
Sam. 12:1-25)
• Daud tetap berkenan di hati Allah (1 Taw. 29: 26-30)
• Daud dipilih untuk tugas khusus (1 Raj. 2:1-12)
Penutup
Sebagai orang yang sudah diselamatkan Tuhan melalui
pengorbanan Kristus marilah kita menjaga hidup yang diperkenan
oleh Allah.
6. Khotbah Alegori
Banyak pengajaran-pengajaran dari Yesus dalam bentuk alegori atau
parabel. Dia mengajarkan suatu kebenaran dari kasus atau peristiwa
114
yang serupa (sejajar). Para penulis Alkitab sering menggunakan subyek
alam untuk mengajar kebenaran secara rohani yang menyangkut
perbandingan fungsi-fungsi yang serupa, dan proses pemikiran dari
kasus yang serupa. Khotbah alegori berusaha untuk menceritakan
kebenaran yang terkandung dalam suatu parabel.
Alegori adalah metafora yang diperluas. Seperti metafora, alegori
dipakai untuk mengibaratkan sesuatu sebagai sesuatu yang lain,
tapi lebih rinci dan panjang daripada metafora. Alegori adalah cerita
yang mengajarkan banyak kebenaran melalui pelbagai metafora,
sedangkan perumpamaan biasanya hanya mengajarkan satu pokok
kebenaran.
Contoh
“Akulah Pokok Anggur Yang Benar”
(Yohanes 15:1-8)
Pendahuluan
Dalam perumpamaan atau kiasan ini Yesus menggambarkan diriNya sebagai “pokok anggur yang benar” dan murid-murid-Nya
sebagai “ranting”. Dengan tetap terpaut pada-Nya sebagai Sumber
kehidupan, mereka dapat menghasilkan buah. Allah dilukiskan
sebagai tukang kebun yang memelihara ranting-ranting itu
supaya tetap berbuah (Yoh. 15:1,2,8)
Pokok Isi
115
A. Karakteristik Apa Yang Digambarkan?
Allah Bapa
: Pengusaha
Yesus Kristus
: Pokok Anggur Yang Benar
Murid-murid
: Ranting
B. Apa Yang Harus Dilakukan Ranting?
1. Allah mengharapkan agar setiap ranting berbuah (Yoh.
15:2)
2. Ranting yang tidak berbuah dipotong. Ranting yang tidak
berbuah adalah orang-orang yang tidak lagi memiliki
hidup yang datang dari iman dan kasih yang langgeng
kepada Kristus. Ranting yang tidak berbuah dipotong oleh
Bapa dan terpisah yaitu dengan Kristus.
3. Ranting-ranting yang berbuah adalah orang-orang yang
memiliki hidup di dalamnya karena iman dan kasih yang
langgeng kepada Kristus. Ranting yang berbuah supaya
menjadi makin lebat buahnya.
Buah adalah kualitas
karakter Kristen yang memuliakan Allah melalui hidup dan
kesaksian nyata.
C. Bagaimana Cara Supaya Orang Percaya Menghasilkan Buah?
1. Tinggallah di dalam Kristus (Yoh. 15:4)
a.Setelah seseorang percaya kepada Kristus dan
menerima pengampunan dosa, dia menerima hidup
kekal dan kuasa untuk tetap tinggal di dalam Kristus.
b. Menghidupi Firman Allah senantiasa dalam hati dan
116
pikiran serta menjadikannya penuntun tindakan nyata
(Yoh. 5:7)
c. Memelihara persekutuan yang intim dengan Kristus
(Yoh. 15:7)
d. Menaati perintah-perintah-Nya, tinggal dalam kasihNya (Yoh. 15:10, 12, 17)
e. Memelihara hidup kudus dan tunduk kepada pimpinan
Roh Kudus (Yoh 15:3).
2. Dibersihkan di dalam Kristus (Yoh. 15:6)
a. Dampak dari kegagalan ranting yang tidak berbuah
adalah dibuang ke luar dari Kristus dan akan binasa
(Yoh. 15:2,6).
b. Yesus memperingatkan murid-murid bahwa
orang
yang tidak meresponi anugerah Allah tidak akan tetap
melekat pada Kristus.
c. Keselamatan harus diresponi dengan penuh tanggung
jawab (Yoh. 15:4)
d.Hubungan keselamatan di dalam Kristus harus
terus-menerus diperbaharui dengan
menampilkan
kehidupan baru sebagai buah pertobatan di dalam
Kristus.
3. Diberi hak untuk meminta kepada Bapa (Yoh. 15:7)
a. Rahasia doa yang terjawab ialah tinggal di dalam
Kristus.
117
b.Makin dekat kita hidup dengan Kristus melalui
merenungkan dan mempelajari Alkitab.
c. Doa yang efektif adalah doa yang selaras dengan sifat
dan ajaran Kristus
Penutup
Setiap orang yang percaya kepada Kristus sudah selayaknya
menghasilkan buah dan meresponi tugas dan panggilannya
secara bertanggungjawab.
Literatur Pendukung:
Alkitab
Kamus Alkitab
Ensiklopedi Alkitab dan Gereja
Benny Solihin, 7 Langkah Menyusun Khotbah, Malang: SAAT
Erastus Sabdono, Homiletika (suatu studi seni berbicara)
Evans William, Cara Mempersiapkan Khotbah, Jakarta: BPK-GM, 1980
Rotlishberger, H, Homiletika, Jakarta: BPK-GM, 2002
John Virgil, Cara Mempersiapkan Khotbah dan Berkhotbah dengan Efektif, Jakarta:
Yayasan Imanuel, 2001
Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah, Jakarta: BPK-GM, 2004
Sostines Ngebu, 70 Garis Besar Khotbah Biografi Para Tokoh Alkitab.
118
KEPEMIMPINAN
Pdt. dr. Noenik Dwidjo Saputro, M.Kes
119
I. PENDAHULUAN
Ketrampilan memimpin orang lain sangat diperlukan supaya
dapat
memimpin orang lain dan juga dapat melahirkan seorang pemimpin.
Artikel ini ditulis karena ada beban dan tanggung jawab dari pengurus
pusat WBI untuk membagikan pengalaman kepada perempuanperempuan lain supaya mereka dapat mengerti, menangkap dan
melakukan tujuan Allah dalam hidupnya sebagai pemimpin.
Oleh karena itu artikel ini ditulis oleh seorang perempuan mantan ketua
Departemen Wanita GBI selama 8 tahun, dibantu oleh seorang mentor
yang juga mantan ketua Departemen wanita GBI dan dipadukan dengan
tulisan banyak ahli kepemimpinan.
Keberhasilan suatu kepemimpinan sangat ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain visi, pengaruh, proses dan kepercayaan.
II. VISI
Visi adalah gambaran yang menginspirasi tentang masa depan yang
dapat memberi kekuatan pada pikiran, kehendak dan emosi kita, sehingga
dapat memberdayakan seluruh kemampuan kita untuk mencapainya.
Seorang pemimpin yang mempunyai visi dapat terus bergerak maju dan
dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti pemimpin menjangkau
visinya. Menurut Sharon Hull, visi adalah sebuah seed of possibility, suatu
benih kemungkinan yang ditanam dalam pikiran dan diimani, yang
mendorong kita untuk mengejar tujuan tersebut. Untuk memahami
bagaimana supaya visi itu menjadi bagian dalam hidup kita sebagai
120
pemimpin yang bertanggung jawab, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1. Visi dimulai dari dalam.
Visi tidak bisa diberi oleh orang lain, tidak bisa diminta atau dipinjam dari
orang lain tetapi kita bisa meminta pertolongan Roh Kudus. Waktu saya
dipilih menjadi ketua, saya bertanya kepada Tuhan melalui Roh Kudus,
apa yang harus dilakukan untuk perempuan-perempuan yang ada di WBI.
Pada tahun pertama, Tuhan menaruh didalam hati saya untuk “menjadikan
perempuan-perempuan WBI pintar di hadapan Tuhan”, sehingga terciptalah
sebuah semboyan Becoming SMART Women.
Kemudian dengan berjalannya waktu saya kembali bertanya kepada
Tuhan, “kalau sudah pintar terus apa yang harus kami lakukan,” dan dengan
setia Tuhan bilang “ya harus berpengaruh baik untuk diri sendiri, keluarga,
gereja dan masyarakat sekeliling.” Sehingga muncul semboyan di WBI,
Becoming SMART and IMPACTING Women of God.
2. Visi timbul dari pengalaman
Dengan berjalannya waktu dan masukan dari para perempuan senior,
ahli-ahli kepemimpinan, maka visi yang kita punyai dan yang akan kita
tuju menjadi semakin jelas. Dalam periode kedua kepemimpinan saya,
terlihat para perempuan WBI mulai sadar akan pentingnya belajar dan
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh PP-WBI. Hasilnya,
pengetahuan perempuan bertambah dan semakin berhikmat dalam
121
menjalani perannya di rumah sebagai istri, ibu, di gereja dan di tengah
masyarakat.
Namun perempuan juga harus mempunyai IMAN, PENGHARAPAN dan
KASIH yang kuat sehingga timbul semboyan yang ketiga yaitu Becoming
Unshakeable Women of God, yang bila disatukan menjadi Becoming SMART,
IMPACTING and UNSHAKEABLE Women of God.
3. Visi harus memenuhi kebutuhan banyak orang.
Jangkauan visi harus luas melampaui sesuatu yang dapat dicapai seorang
diri. Kalau visi itu memang benar-benar berharga, maka visi itu harus
melibatkan orang lain dan membuat
orang lain lebih berarti serta
menjadi berkat bagi sesama.
Saya mengagumi seluruh staf PP-WBI, mereka terus bergerak maju
tanpa harus didorong-dorong, mereka diberkati hingga mereka dapat
membagikan berkat yang lebih banyak kepada semua perempuan di WBI
baik di dalam maupun di luar Indonesia.
Visi harus dapat melayani orang lain, kalau tidak dapat melayani orang
lain berarti mimpi kita belum besar.
4. Visi membantu kita dapat mengumpulkan sumber-sumber daya yang
kita perlukan.
Keuntungan dari visi yang luas adalah seperti magnet : menarik,
menantang dan mempersatukan banyak orang dengan latar belakang
berbeda tapi satu tujuan. Visi dapat juga menarik dukungan berupa uang,
122
pikiran dan tenaga dari orang banyak. Semakin besar visi kita, semakin
banyak orang yang tertarik untuk terlibat. Semakin menantang visi kita
maka semakin keras orang yang terlibat untuk berjuang bersama-sama
mencapai visi tersebut.
Untuk meningkatkan visi maka kita harus berani :
- Mengukur diri kita.
Visi yang pernah diutarakan kepada orang lain harus berani
diukur, seberapa jauh visi tersebut telah dilaksanakan. Kita dapat
membicarakannya kepada orang terdekat seperti pasangan hidup,
staf inti, dan mentor. Mintalah mereka menceriterakan dan memberi
masukan tentang visi tersebut. Jika mereka bisa menceriterakan dan
memberi saran-saran kepada kita berarti kita sudah melaksanakan
visi kita tersebut.
- Tuliskanlah visi tersebut.
Luangkan waktu untuk menulis visi tersebut agar menjadi lebih jelas,
dimengerti dan diikuti oleh orang lain. Evaluasilah visi tersebut apakah
layak, lalu kejarlah dengan seluruh hati, pikiran dan kemampuan kita.
- Periksalah keadaan hati kita.
Apa yang membuat kita bersedih dan terbeban terhadap perempuan
lain? Apa cita-cita kita supaya banyak perempuan berubah? Dan apa
yang membuat kita bersemangat? Renungkanlah setiap saat, apa yang
kita inginkan berubah dari semua perempuan khususnya di WBI dan
perhatikan apa yang tidak bisa atau sulit berubah. Bicarakan dengan
staf dan mentor kita.
123
III. PENGARUH
Ukuran yang sejati dari kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih
dan tidak kurang. Bila tidak mempunyai pengaruh maka kita tidak akan
sanggup memimpin orang lain. Banyak ahli mengatakan kita bukanlah
seorang pemimpin bila tidak bisa mempengaruhi orang lain tapi kita
sedang jalan-jalan.
Ada tiga hal yang harus dipunyai seorang pemimpin yaitu pertama, terampil
berkomunikasi; kedua, mendapat pengakuan dari orang lain; ketiga, dapat
mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kita. Kepemimpinan yang
sesungguhnya adalah menjadi orang yang diikuti orang lain dengan
senang hati dan penuh keyakinan.
Pemimpin yang sejati mengetahui perbedaan antara menjadi bos dan
menjadi pemimpin. Kalau bos menggiring pekerjanya, kalau pemimpin
melatih stafnya. Kalau bos menimbulkan rasa takut, pemimpin
membangkitkan semangat. Kalau bos mengatakan aku, kalau pemimpin
kita semua. Kalau bos tahu bagaimana sesuatu hal dilakukan, kalau
pemimpin menunjukkan caranya kepada staffnya. Kalau bos mengatakan
jalan, kalau pemimpin mengatakan mari kita bersama-sama jalan.
Kalau kita memimpin sekelompok orang, maka kita harus mempunyai
kemampuan dalam segala hal ditingkat yang lebih tinggi dari orang
yang kita pimpin. Supaya kepemimpinan kita tetap efektif, penting
sekali mengajak orang lain yang juga mempunyai pengaruh masuk
kedalam kelompok kita bersama-sama naik pada tingkat yang lebih
tinggi. Jika sebagai pemimpin kita tidak dapat mempengaruhi orang lain,
maka mereka tidak akan mengikuti kita untuk mencapai visi tersebut.
Dan jika mereka tidak ingin mengikuti pemimpin, maka kita bukanlah
124
pemimpin yang sesungguhnya. Tidak peduli apa kata orang kepada kita,
kepemimpinan adalah pengaruh.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui supaya kita tidak terjebak
melakukan kekeliruan-kekeliruan selama jadi pemimpin :
- Perbedaan antara memimpin dan mengelola (me-manage)
Perbedaan utama dari keduanya:
kepemimpinan adalah soal
mempengaruhi orang lain sehingga mereka mau mengikuti kita
untuk mencapai visi kita, sedangkan manajemen adalah memusatkan
perhatian pada mempertahankan sistem-sistem dan proses-proses
yang ditentukan oleh pemimpin. Cara terbaik untuk menguji seseorang
apakah ia sanggup menjadi pemimpin atau menjadi pengelola adalah
dengan memintanya menciptakan perubahan baru ke arah yang lebih
baik.
- Pemimpin bukan seorang usahawan
Seorang pramuniaga atau usahawan sukses belum tentu mereka
mempunyai pengaruh yang membuat orang lain menjadi pengikut.
Pengaruh mereka hanya berkisar pada barang dagangannya dan
waktunya singkat.
- Sering orang beranggapan bahwa hanya mereka yang mempunyai
pengetahuanlah dan kecerdasan yang bisa jadi pemimpin.
Namun tidak otomatis demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin
kemampuan kepemimpinan.
- Pengertian lain yang kurang tepat yaitu setiap orang yang ada di baris
depan dari kerumunan orang banyak selalu dia seorang pemimpin.
Untuk menjadi seorang pemimpin bukan saja harus berada di baris
terdepan tapi juga harus berhasil membuat orang-orang secara suka
125
rela mengikuti dia di belakangnya, mengikuti kepemimpinannya dan
bertindak diatas visinya.
- Orang sering menyangka kepemimpinan identik dengan kedudukan.
Dalam bukunya, John Maxwell mengutip kata-kata dari Stanley Huffy,
“Bukanlah kedudukan yang menjadikan seseorang pemimpin tetapi
sang pemimpinlah yang membuat kedudukan tersebut menjadi ada.”
IV. PROSES
Kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam sehari. Menjadi
seorang pemimpin sangat mirip seperti berinvestasi dengan sukses di
dunia bisnis. Bila harapan kita adalah menjadi kaya dalam sehari, kita
tidak akan pernah berhasil. Yang penting adalah apa yang kita lakukan
hari demi hari dalam jangka waktu yang panjang. Sekalipun ada orangorang yang dilahirkan dengan memiliki karunia alami yang lebih besar
dari pada yang lain, kemampuan memimpin itu sesungguhnya merupakan
kumpulan dari berbagai ketrampilan yang hampir seluruhnya dapat
dipelajari serta terus ditingkatkan. Tapi ingat prosesnya tidak terjadi
dalam semalam.
Kepemimpinan itu rumit, aspeknya sangat banyak seperti: kehormatan,
pengalaman, kekuatan emosional, keterampilan membina hubungan
dengan orang lain, disiplin, visi yang kuat, ketepatan waktu, dan sebagainya.
Banyak faktor tak kelihatan yang berperan dalam kepemimpinan, inilah
yang menyebabkan seorang pemimpin membutuhkan waktu supaya
mempunyai banyak pengalaman agar menjadi pemimpin yang efektif.
Pemimpin yang sukses adalah orang yang mau terus menerus belajar.
Dan proses belajar itu sifatnya berkelanjutan, sebagai hasil dari disiplin
126
diri dan ketekunan. Sasaran seorang pemimpin setiap hari harus menjadi
naik ketingkat yang lebih tinggi walau sedikit tapi berhasil naik.
Ada empat fase pertumbuhan kepemimpinan, kita bisa menilai diri kita
masing-masing ada di fase mana.
- Fase pertama: Saya tidak tahu apa yang tidak saya ketahui.
Kebanyakan orang tidak berhasil untuk menyadari nilai kepemimpinan.
Mereka tidak tahu bahwa ada kesempatan-kesempatan yang mereka
lewatkan jika mereka tidak belajar untuk memimpin. Banyak orang
yang tidak mengerti bahwa kepemimpinan adalah pengaruh, hingga
mereka tidak mau belajar. Sangat disayangkan, karena selama seorang
tidak tahu apa yang tidak ia ketahui, ia tidak akan bertumbuh .
- Fase kedua: Saya tahu apa yang tidak saya ketahui .
Pada suatu saat waktu kita sudah jadi pemimpin dan kita melihat
ternyata tidak ada seorangpun yang mengikuti kita, saat itulah
kita mulai sadar bahwa kita HARUS belajar memimpin orang lain.
Kesadaran kita mendorong kita untuk mulai menghimpun sumbersumber daya dan mulai belajar dari mereka semua baik yang senior
maupun yang masih muda.
- Fase ketiga: Saya mulai melihat dan merasakan bahwa saya mulai
bertumbuh dalam kepemimpinan.
Jangan pernah berhenti belajar baik formal maupun informal, dan
mulailah mengembangkan kepemimpinan kita mulai sekarang maka
kita akan merasakan kepemimpinan kita berdampak bagi staf kita
dan juga bagi orang lain. Menurut Benjamin Disraeli yang dikutip
oleh John Maxwell “Rahasia kesuksesan dalam hidup ini adalah bila
seseorang siap pada waktu kesempatannya datang”.
127
- Fase keempat : Kita memimpin dengan mengalir saja dengan apa yang
kita ketahui.
Waktu sampai pada proses ketiga kita sudah cukup efektif menjadi
pemimpin tapi kita masih selalu berpikir setiap kegiatan yang akan
kita lakukan. Tetapi bila sudah sampai fase keempat, kemampuan kita
untuk menjadi pemimpin hampir bersifat otomatis. Dan kita sadar
bahwa usaha kita pada setiap kegiatan berdampak bagi orang banyak.
Tapi harus diingat untuk sampai fase keempat ini harus terus sadar
bahwa jadi pemimpin tidak bisa dalam satu hari. Ikuti prosesnya dan
selalu siap bayar harganya.
Kemampuan kita memimpin tidak bersifat statis, kita pasti bisa
menjadi lebih baik. Pengaruh kita akan terus meningkat sekalipun
kita sudah “pensiun”, tetapi karena integritas dan dedikasi yang
tinggi dari kita dalam pelayanan membuat orang banyak terpengaruh
oleh kepemimpinan kita.
V. Landasan dari kepemimpinan adalah KEPERCAYAAN.
Prinsip yang harus kita pegang adalah mempertahankan kepercayaan
staf dan orang lain terhadap kita sebagai pemimpin. Dalam soal
kepemimpinan kita tidak boleh mengambil jalan pintas dengan maksud
supaya tujuan kita cepat tercapai, tapi itu tidak tepat. Bicarakanlah
dengan seluruh staf dan ambil keputusan bersama-sama.
Untuk membangun kepercayaan, seorang pemimpin harus menunjukkan
kualitas-kualitas dari sikap sebagai berikut : kompetensi, koneksi dan
karakter. Orang akan memaafkan kalau kita bersalah karena kurang
128
mampu mengerjakan sesuatu yang baru tetapi mereka
tidak akan
mempercayai kita lagi apabila kita gagal dalam mempertahankan karakter
Kristus dalam diri kita. Kepemimpinan adalah sebuah kombinasi antara
strategi dan karakter. Kalau kita harus kehilangan maka lebih baik kita
tak punya strategi dari pada harus kehilangan karakter Kristus. Karakter
dan kepercayaan dalam kepemimpinan berjalan seiring. Karakter adalah
satu-satunya pertahanan yang efektif terhadap berbagai kekuatan
internal atau eksternal dari sebuah organisasi yang dapat mendatangkan
perpecahan. Karakter memungkinkan terciptanya kepercayaan dan
kepercayaan memungkinkan terciptanya kepemimpinan. Perjalanan
sebuah organisasi ditentukan oleh karakter pemimpinnya. Pemimpin
yang tidak memiliki karakter yang kuat tak dapat diandalkan karena
kemampuan mereka menjalankan tugas selalu berubah-ubah terus.
Karakter menunjukkan pada sebuah potensi, tak seorangpun dapat
melakukan sesuatu melampaui keterbatasan-keterbatasan karakternya.
Karakter berbicara tentang sebuah kehormatan. Bagaimana seorang
pemimpin mendapatkan kehormatan? Hanya dengan cara membuat
keputusan-keputusan yang mantap, mengakui kekeliruan-kekeliruannya
dan mendahulukan apa yang terbaik bagi para anggota dan organisasinya
dari pada agenda-agenda pribadi pemimpin tersebut.
Orang mempercayai pemimpinnya lebih dulu, baru kemudian mengikuti
visinya. Pada awalnya orang tidak mengikuti visi pemimpin tetapi mereka
mengikuti pemimpin yang dapat dipercaya, yang melontarkan tujuantujuan yang layak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bila
pengikut tidak menyukai pemimpin dan visinya maka mereka akan
mencari pemimpin yang lain. Jika pengikut tidak mempercayai pemimpin
tapi menyukai visinya maka mereka tetap akan mencari pemimpin yang
129
lain. Jika pengikut mempercayai pemimpin tapi tidak menyukai visinya
mereka akan mengubah visinya. Jika pengikut mempercayai pemimpin
dan menyukai visinya maka mereka akan mendukung sekuat tenaga
program yang dibuat.
Sebagai seorang pemimpin, memiliki visi yang hebat dan kuat tidaklah
cukup membuat orang mengikuti kita. Kita harus lebih dulu menjadi
seorang pemimpin yang lebih baik, kita harus dapat dipercaya oleh
pengikut kita. Untuk itu ada harga yang harus dibayar supaya visi yang
kita sepakati dapat terwujud dan Tuhan kita disenangkan karena sebagai
pemimpin kita dapat memberdayakan orang lain.
VI. PENUTUP
Tulisan ini baru awal dari kepemimpinan, pasti belum lengkap dan akan
menyusul tulisan tentang kepemimpinan berikutnya. Bila kita ingin
dipakai oleh Allah sebagai seorang pemimpin maka yakinlah kita pasti
bisa. Allah selalu mencari orang yang mau dipakai dan kitalah salah
satunya yang Allah cari.
Daftar Kepustakaan :
The 21 Indispensable Qualities of a Leader (21 ciri pokok seorang pemimpin) Oleh John
C. Maxwell
21 Hukum tak terbantahkan dalam kepemimpinan, oleh John C. Maxwell
Pemimpin yang sedang dibentuk, oleh Joice Meyer.
The Spirit of Leadership, oleh DR. Myles Munroe.
Makalah kepemimpinan, oleh Pdt. dr. Olly E Mesach.
130
PELAYANAN KONSELING
DAN PELEPASAN
Pdt. Yuliana Abednego, M.Min
131
Pelayanan konseling dan pelepasan adalah pelayanan rohani yang
merupakan tugas dari seorang pelayan Tuhan yang memerlukan
ketrampilan khusus. Sebab pelayanan ini membutuhkan pengabdian agar
dapat menolong konseli memecahkan masalahnya.
Kehidupan manusia di dunia yang serba kompleks ini, terutama seorang
wanita sering menghadapi beraneka ragam masalah, yang mengakibatkan
hati jadi kosong, jiwa kacau balau dan hidup serasa kering, tak punya
gairah hidup bahkan kehilangan sukacita. Hal-hal semacam ini tidak
boleh didiamkan.
Gereja melalui para pelayannya terpanggil untuk terjun dalam pelayanan
ini, karena Tuhan Yesus sendiri giat dalam pelayanan konseling terhadap
bermacam-macam pergumulan manusia dan juga dengan gencarnya
melepaskan mereka yang terikat oleh kuasa setan, dosa dan penyakit.
Melalui materi ini akan diuraikan prinsip pelayanan konseling berkisar
bagaimana menghadapi masalah dan pemecahannya, sedangkan
pelayanan pelepasan bagaimana menghadapi konseli yang terikat oleh
kuasa iblis dan dosa dapat dilepaskan.
Untuk jelasnya kita akan melihat uraian dibawah ini:
I. Pelayanan Konseling
Pelayanan konseling adalah pelayanan dalam usaha membimbing konseli
untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya berdasarkan terang firman
Tuhan dan teladan dari Konselor Agung/Penasehat Ajaib yaitu Tuhan
Yesus Kristus.
132
Dalam beberapa konseling apakah itu menyangkut pribadi, pernikahan
maupun keluarga, maka pengetahuan tentang pendekatan secara
Alkitabiah sangatlah penting disamping prinsip-prinsip konseling yang
juga penting. Kita melihat teladan yang Yesus lakukan dalam kehidupanNya memiliki hubungan dengan konseli yang merupakan dasar dari
pendekatan-Nya.
Konseli yang datang, entah individu, pasangan suami-istri atau keluarga,
perlu mengetahui bahwa si konselor memperhatikan mereka dan hal
ini dapat dilihat melalui kehangatan, pengertian, penerimaan dan
kepercayaan terhadap mereka untuk berubah dan menjadi pemenang.
Ciri-ciri pelayanan konseling yang Yesus lakukan :
Suatu hal yang penting yang dapat kita lakukan perihal pendekatan Yesus
dalam konseling adalah apa yang Yesus lakukan merupakan suatu proses.
Ia tidak hanya melihat mereka beberapa menit saja tetapi Ia melewatkan
waktu sambil menolong mereka menghadapi masalah dengan perhatian
yang dalam. Ia bukan hanya melihat kesulitan mereka tapi Ia juga melihat
kemampuan mereka dan harapan-harapan yang mereka miliki.
Ciri-ciri pelayanan konseling Yesus adalah sebagai berikut :
1. Belas kasihanNya terhadap orang lain, tertulis dalam Markus 6:34,
”Ketika Yesus mendarat,…maka tergeraklah hatiNya dengan belas
kasihan”.
2. Menerima apa adanya. Dengan kata lain Ia percaya kepada yang
datang kepada-Nya. Misalnya ;
133
• Yoh.4, Ia menerima perempuan Samaria apa adanya tanpa
menghakimi.
• Yoh 8:1-11, Ia menerima perempuan yang berzinah.
• Luk 19:1-10, Ia menerima Zakheus si pemungut cukai yang tidak
jujur.
3. Menghargai mereka yang datang kepada-Nya. Dengan kata lain Yesus
lebih mengutamakan kebutuhan-kebutuhan mereka daripada hukum
dan peraturan-peraturan. Yesus lakukan ini untuk mengangkat harga
diri mereka (Markus 3:1-5).
4. Kemampuan untuk melihat kebutuhan konseli-Nya. (Markus 10:2831).
5. Yesus berusaha agar konseli menerima tanggung jawab untuk keadaan
mereka. Yoh.5:1-9, Yesus berkata kepada yang sakit di Kolam Betesda,
”Maukah engkau sembuh?” Dalam Markus 10:51, Yesus bertanya kepada
Bartimeus, “apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”
6. Mendorong semangat konseli (Mat.11:28-30; Yoh.14:27).
Penerapan konseling berdasarkan prinsip Alkitab :
1. Mendengar (Yak.1:19; Amsal 17:27-28)
Tatkala mendengarkan kita berusaha mengerti perasaan orang lain
dan mencoba mengerti apa yang kita dengar. Mendengarkan adalah
salah satu karunia yang penuh kasih yang dapat diberikan kepada
konseli, sahabat atau keluarga.
134
2. Kapan konselor harus berbicara dan kapan harus berdiam diri
(Amsal 15:23). Kitab pengkhotbah pasal 3 menuliskan bahwa
“segala sesuatu ada waktunya”. Pada saat konseli mengeluarkan isi
hatinya/permasalahannya, jangan sekali-kali konselor memotong
pembicaraannya, biarkan ia menyampaikan sampai tuntas. Konselor
hendaknya mendengarkan dengan sabar, jangan memberikan
komentar sebelum tahu persis duduk perkaranya.
3. Dengan mengajukan pertanyaan. Suatu tehnik yang paling sering
digunakan dalam konseling adalah dengan mengajukan pertanyaan
atau bersoal jawab. Teknik soal jawab ini aman dan mudah digunakan,
namun berilah konseli bergerak dan kebebasan seluas-luasnya untuk
menjawab. Hindari pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak,
sebab hal itu tidak bermanfaat. Berhati-hatilah dalam mengajukan
pertanyaan agar tidak memberi kesan konselor sedang menghakimi,
baik melalui nada berbicara atau raut muka.
4. Empati. Empati di sini berarti “bersama merasakan”, jadi seakan-akan
kita berada di tempat konseli berada, merasakan apa yang konseli
rasakan (Roma 12:15). Empati bukan hanya kemampuan untuk ikut
merasakan tapi juga kemampuan menyampaikan pengertian kepada
konseli sedemikian rupa sehingga ia menyadari bahwa konselor
mengetahui perasaan maupun perilakunya.
5. Membangun dan menolong (Gal.6:2 ; Roma 14:19)
Kata membangun adalah bagian dari menolong, yang berarti
menyokong atau meningkatkan pertumbuhan dalam kekudusan,
kebajikan, kasih karunia dan hikmat.
Menolong berarti membantu seseorang melakukan sesuatu untuk
135
perbaikan keadaannya. Ini berarti membesarkan hati konseli untuk
mempercayai nilai pribadinya sendiri (Amsal 12:25).
Membangun dan menolong berarti menolong konseli agar lebih
percaya diri untuk sanggup berdiri sendiri, setahap demi setahap
dari ketergantungan memperoleh bantuan nasehat atau pendapat
konselor.
6. Mengambil keputusan. Perlu ada sesuatu yang mulai terjadi setelah
konseli bertemu muka dengan konselor, dari sikap ragu-ragu
kepada sikap kepastian, keyakinan akan datang jalan keluar bagi
orang percaya (IYoh.4:4;Yoh.14:12). Yesus memberi teladan dalam
Lukas 24:13 - 35, ”Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus”. Mulamula Yesus berjalan bersama-sama mereka, mengajukan beberapa
pertanyaan, mendengarkan apa yang diungkapkan tentang rasa
frustasi, Ia juga menunjukkan kesalahpahaman mereka (ayat 2527). Pada akhir perjalanan, Ia menunjukkan sikap lebih akrab yaitu
dengan menerima undangan makan malam bersama. Kemudian hal
menarik terjadi dan inilah yang ingin ditunjukkan Yesus kepada setiap
konselor. Lukas 24:31,”Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka”. Hal ini
dilakukan Yesus dengan tujuan membiarkan mereka berdiri sendiri
serta memacu mereka menggerakkan konseli untuk berdiri sendiri
sehingga ia tidak lagi tergantung pada konselor. Hal inilah yang
merupakan kata kunci dalam pelayanan konseling.
II.
PELAYANAN PELEPASAN
Sebagai pembimbing Kristen/pelayan Tuhan dan istri hamba Tuhan kita
harus selalu siap menghadapi berbagai macam kasus dalam pelayanan.
136
Untuk melayani orang-orang yang masih terikat oleh kuasa kegelapan,
paling tidak kita harus mengerti gejala-gejala yang berhubungan dengan
kuasa-kuasa roh jahat, sehingga dapat dilakukan pelepasan.
Orang yang dikuasai roh jahat (dirasuk setan), ia selalu hidup dalam
ketakutan. Dalam kasus ini ia membutuhkan pembebasan dari Tuhan Yesus
dan hal ini sering terjadi dalam pelayanan kita. Dalam Markus 16:15-18,
Tuhan Yesus berkata, ”pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil ke segala
bangsa”. Tuhan Yesus berkata dalam ayat tersebut bahwa dalam namaNya para pengikut-Nya akan mengusir setan. Jika seseorang diikat roh
jahat dan dalam proses konseling diperlukan pengusiran roh jahat yang
menguasai orang tersebut maka pembimbing dapat menggunakan kuasa
Allah di dalam Yesus Kristus untuk mengusir setan dan membebaskan
orang tersebut dari ikatan setan.
Kerasukan setan bukanlah sesuatu hal yang baru. Alkitab menuliskan halhal tersebut. Bahasa Yunani dari kerasukan setan adalah “Daimonizomai”
(Matius 4:24; Markus 1:32; 5; 15-16). Seseorang yang dirasuk setan, ia
akan ada didalam kendali setan dan akan berbuat segala sesuatu menurut
perintah / kehendak setan / roh jahat dan ia tak dapat menguasai dirinya
sendiri.
Dalam Alkitab terdapat contoh-contoh dimana Tuhan Yesus mengusir roh
jahat dan memberi kebebasan bagi orang yang dirasuk setan.
Misalnya dalam Markus 5:1-20, Yesus mengusir roh jahat dari orang
Gerasa. Dalam Kisah Rasul 16:16-18 bersaksi tentang pelayanan Paulus
ketika ia mengusir setan yang merasuk seorang hamba perempuan
yang mempunyai roh tenung. Dari ayat-ayat tersebut diatas jelas diakui
adanya roh jahat dan nyata sekali bahwa roh jahat itu mempunyai kuasa
137
tertentu. Roh jahat itu bisa tinggal dalam manusia dan binatang (Markus
5:2, 12; Kis.16:16). Setan dapat menguasai tingkah laku manusia, roh
jahat juga dapat menyiksa orang-orang yang dikuasai / dirasuknya. Orang
yang kerasukan itu akan kelihatan menakutkan serta menyedihkan. Rohroh jahat itu tidak suka / tahan akan kehadiran Yesus (Markus 5:7) atau
kehadiran hamba Allah (Kis 16:17). Roh-roh jahat itu dapat diusir dalam
nama Tuhan Yesus Kristus.
Langkah-langkah dalam pelayanan konseling :
1. Saat memasuki pelayanan.
Disini konselor / pembimbing memastikan apakah orang yang akan
dilayani itu betul-betul kerasukan setan atau tidak, dengan bertanya
jawab dengan orang tersebut. Juga diperhatikan, apakah ada tindakan
yang harus ditangani oleh dokter atau ahli jiwa, sehingga dapat
diambil tindakan yang perlu.
2. Pengusiran
Langkah yang kedua adalah pengusiran. Di sini roh-roh jahat
diperintahkan keluar dengan kuasa dalam nama Tuhan Yesus.
3. Pelayanan tindak lanjut.
Orang yang sudah dibebaskan dari ikatan setan harus mendapatkan
pelayanan tindak lanjut, baik pelayanan pribadi di rumahnya ataupun
pelayanan di gereja. Dalam kasus Yesus mengusir roh jahat di Gerasa,
pelayanan lanjutan dari Yesus jelas tertulis, dimana Yesus sendiri
berdialog / berkata-kata kepada orang yang telah dibebaskan.
138
Langkah-langkah utama bagi konselor / pelayan :
1. Peperangan rohani.
Seorang konselor Kristen harus sadar dan mengetahui bila ia
memasuki peperangan rohani, yaitu melawan roh jahat. Kita
berperang dengan roh-roh jahat bukan melawan darah dan daging
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, yaitu
roh jahat di sudara (Ef. 6:12).
2. Mempunyai persiapan rohani.
Berbahaya bila seorang konselor memasuki peperangan rohani tanpa
persiapan rohani. Karena konselor tersebut akan berperang secara roh,
ia harus ada dalam persekutuan dengan Tuhan. Ia harus dilengkapi
dengan kuasa Roh Kudus, hidup dalam kekudusan dan hidup takut
akan Allah, bila tidak ia seperti orang yang berperang tanpa persiapan.
Ingat peristiwa dalam Kis.19:14, tentang ketujuh anak-anak Skewa.
3. Memiki keyakinan iman dalam nama Yesus ada kemenangan.
Konselor harus mempunyai keyakinan bahwa dalam nama Yesus, rohroh jahat itu dapat diusir keluar dan pelayan itu sendiri telah diberi
kuasa untuk mengusir setan (Mark. 3:15).
4. Seorang konselor Kristen harus memperlengkapi dirinya dengan
senjata rohani, sebagaimana tertulis dalam Ef. 6:10-20.
Perlu diketahui bahwa seorang yang diikat/dikuasai oleh roh jahat
akan selalu merasa diganggu oleh mimpi-mimpi buruk, ketakutan
yang berlebihan atau emosi yang tidak dapat dikuasai (contohnya raja
Saul). Seorang yang ada dalam kuasa roh jahat merasakan bahwa ia
139
tidak dapat menguasai dirinya sendiri. Roh jahat itu dapat menyiksanya
dan membuat orang itu berbuat sesuatu diluar kehendaknya.
Petunjuk dibawah ini adalah untuk membantu pelayan/konselor bila
menjumpai kasus seperti diatas :
Ketika seorang yang perlu dilayani dibawa kepada seorang hamba
Tuhan, penting bagi si hamba Tuhan untuk menyelidiki orang tersebut
untuk memperoleh kepastian bahwa hal tersebut bukan karena sakit
jiwa, sebab kalau demikian lebih baik dikirim ke dokter ahli jiwa.
Pastikan ia benar-benar kerasukan setan. Kita perlu mengetahui latar
belakang kehidupan orang yang dilayani.
Kita dapat menanyakan hal-hal tersebut dibawah ini kepada orang yang
akan dilayani :
A. Apakah mempunyai jimat, pernah belajar ilmu hitam, silat, ikut
upacara sembahyang di kuil atau penyembahan kepada setan?
B. Pernah berhubungan dengan roh-roh mati, pergi ketukang ramal
nasib/garis tangan?
C. Pernahkah ambil bagian dalam permainan jailangkung.
D. Pernahkah kedukun, tukang sihir, hipnotis dan memakai susuk dan
mandi air kembang, memakai jimat atau opo-opo dan sebagainya.
140
Selama dalam proses konseling, hamba Tuhan kemudian dapat membuat
kepastian apakah orang itu kerasukan hal-hal berikut :
A. Apakah orang itu dikuasai perasaan hati yang merusak, yang jelas
berbeda dengan sifatnya yang sebenarnya? Misalnya : kebencian,
kepahitan hidup, dendam, takut, cemburu, tidak sabar, sombong, dll.
B. Apakah orang itu menunjukkan suasan hati yang bergejolak, misalnya
berbicara terus tapi tidak masuk akal atau membisu terus.
C. Apakah orang tersebut diperbudak oleh nafsu sex, homosex, lesbian,
atau pikiran-pikiran yang kotor atau oleh alkohol, nikotin atau obatobat terlarang lainnya?
D. Apakah ia menghujat Allah, mengolok-olok atau berkata kotor?
Setelah beberapa kali konseling dan semuanya menunjuk kepada gejala
kerasukan, hamba Tuhan kita dapat melangkah lebih lanjut ke dalam
pelayanan pelepasan.
III.Pengusiran
Pada tahap ini, roh-roh jahat yang menguasai orang tersebut, mulai ingin
keluar. Beritakan pada orang itu bahwa kelepasan hanya mungkin terjadi
melalui kuasa Tuhan Yesus, karena itu ia wajib menerima Tuhan Yesus bila
ingin dilepaskan secara tuntas.
Kepada keluarganya yang membawa orang tersebut untuk dilayani, harus
diberi penjelasan apa yang mereka lakukan agar orang tersebut menjadi
141
baik. Keluarganya juga ditantang untuk menerima Yesus dan percaya
kepada-Nya. Mereka harus juga bertobat dan menerima Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat.
Pelepasan terjadi karena Doa (Yak. 5 : 16b)
Ketika berdoa mengusir setan, hamba Tuhan masuk dalam peperangan
melawan setan / roh-roh jahat dengan mengalahkannya / menghancurkan
dalam nama Yesus.
Kadang-kadang ketika sedang berdoa orang itu mulai menunjukkan
gejala-gejala kerasukannya. Gejala-gejala itu dapat dilihat seperti
dibawah ini :
1. Matanya bergerak-gerak secara liar dan menyeramkan
2. Kadang-kadang keluar dari mulutnya buih atau nafasnya berbau
busuk.
3. Penampilannya berubah, juga termasuk daya pikir, sifatnya, tingkah
lakunya.
4. Kadang-kadang berubah dalam daya tubuhnya. Ia dapat menunjukkan
kekuatan yang luar biasa, misalnya bersilat dan lain-lain. Sebaliknya
ada yang menjadi lemah tubuhnya seperti orang yang kurang darah,
kadang-kadang seperti orang ayan, mulutnya berbusa. Adakalanya
suaranya berubah, berteriak-teriak jangan sebut nama Yesus dan lainlain.
Disaat ini hamba-hamba Tuhan langsung mengusir roh jahat tersebut
dengan berkata : “Aku perintahkan engkau dalam nama Yesus keluar dari
orang ini!”. Perintah ini juga yang dikatakan Paulus ketika ia di Filipi. Kita
perlu memperhatikan beberapa hal mengenai kata perintah ini :
142
1. Ini suatu perintah yang penuh kuasa.
Ini bukanlah merupakan permohonan kepada roh jahat agar pergi/
keluar dari orang itu, tetapi perintah untuk pergi / keluar dan harus
ditaati. Karena itu kita tidak boleh ragu-ragu ketika melakukannya.
2. Perintah ini ditujukan kepada roh jahat bukan dengan kekuatan kita
sendiri tetapi selalu di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Karena di
dalam nama Yesus semua setan bertekuk lutut dan mengakui akan
kemahakuasaanNya.
Ada beberapa tanda yang menunjukkan keluarnya roh-roh jahat. Biasanya
orang yang kerasukan ini tahu apakah roh jahat itu sudah keluar dari
dirinya atau belum. Roh jahat itu keluar dari diri seseorang dengan berbagai
cara, ada yang keluar dengan diam-diam meninggalkan orang tersebut,
ada yang sambil berteriak-teriak, ada kalanya orang itu mengeluarkan
muntahan seperti lendir yang kental seiring dengan keluarnya roh jahat
itu. Sesudah roh jahat itu keluar, roh jahat itu bersaksi bahwa ia sudah
dilepaskan. Jadi tidak ada resep khusus atau suatu cara tertentu dalam
suatu pelayanan pelepasan, kita jangan seperti terjebak bahwa roh jahat
itu keluar meninggalkan tubuh manusia dengan cara tertentu.
Ada kalanya roh-roh jahat itu mencoba untuk mengelabui hamba Tuhan
dengan cara memakai orang yang terikat roh jahat itu berkata-kata bahwa
segalanya sudah baik dan ia sudah kembali waras. Seorang hamba Tuhan
tidak boleh gampang percaya kepada setan yang kenyataannya adalah
bapa pembohong.
143
Pelayanan Lanjutan
Meskipun pelayanan pelepasan sudah selesai ditangani, bimbingan tetap
berlanjut lebih-lebih untuk seorang yang baru menjadi Kristen. Ia harus
diajari bagaimana berdoa dan menolak roh-roh jahat. Karena roh-roh
jahat itu berusaha supaya orang yang lahir baru kembali kepada hidup
yang lama. Jadi menolak roh-roh jahat itu sangat penting (Baca Yak 4:7;
1 Pet. 5:8-10).
Seorang yang telah lahir baru itu harus dibawa ke gereja, mengikuti
persekutuan doa supaya mendapat bimbingan rohani. Sehingga ia bisa
bertumbuh semakin dewasa di dalam Tuhan.
144
PELAYANAN
VISITASI
Pdt. Silfani So, S.PAK
145
PENDAHULUAN
Pelayanan visitasi atau perkunjungan adalah salah satu bagian
dari pelayanan penggembalaan kepada jemaat dan jiwa-jiwa yang
membutuhkan uluran kasih. Dalam Alkitab, jemaat digambarkan sebagai
kawanan domba, tanaman anggur yang membutuhkan bimbingan dan
pemeliharaan. Dalam pelayanan visitasi biasanya istri hamba Tuhan
turut mendampingi suami dalam mengunjungi jemaat yang sakit, jemaat
yang mengalami masalah dan pergumulan hidup, jiwa-jiwa baru, dan
sebagainya. Kepedulian pada jiwa-jiwa merupakan inti pelayanan dan isi
hati Tuhan untuk umat-Nya. Kunjungan kasih kepada yang membutuhkan
merupakan kunjungan kepada Tuhan Yesus sendiri, “Sebab ketika Aku
lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku
minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika
Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat
Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang
benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat
Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi
Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan
kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau
pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan
kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya
untuk Aku.” (Matius 25:35-40).
146
I. FUNGSI PELAYANAN VISITASI
1. Evangelism (Penginjilan)
Yesus melakukan segala-galanya untuk memperjuangkan jiwa-jiwa. Ia
rela mati untuk keselamatan jiwa-jiwa. Karena bagi Yesus, jiwa-jiwa lebih
berharga daripada apapun juga dan tidak ada yang lebih menyenangkan
bagi Yesus selain keselamatan jiwa-jiwa karena itu merupakan misi Yesus
datang ke dunia.
Yesus memerintahkan kita untuk menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang,
memberitakan Injil (kabar baik) bahwa hanya di dalam Yesus Kristuslah
ada keselamatan. Pelayanan visitasi adalah salah satu bentuk dari
penginjilan kepada jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan. Ini dimulai
dari kepedulian kita dan kasih tanpa pamrih kepada mereka. Hal ini
membutuhkan investasi waktu, doa dan usaha untuk menjangkau mereka
bagi Kristus.
Semasa hidupnya di dunia, Tuhan Yesus melakukan kunjungan penginjilan
ke rumah Lewi, pemungut cukai (Lukas 5:29), ke rumah Zakheus (Lukas
19:1-10), bertemu dengan perempuan Samaria di sumur Yakub (Yohanes
4). Melalui perkunjungan tersebut, Yesus berbicara dengan kasih dan
kelembutan, menjamah hati mereka sehingga terjadi pertobatan sejati.
Yesus berkata, ”Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi
orang berdosa, supaya mereka bertobat”. (Lukas 5:32). Seorang istri hamba
Tuhan dapat di pakai Tuhan menjangkau jiwa-jiwa baru yang belum
percaya pada Yesus melalui kunjungan ke rumah jemaat yang anggota
keluarganya belum percaya pada Yesus.
147
2. Fellowship (Persekutuan)
Pelayanan visitasi harus dibedakan dengan kunjungan kepada teman
atau kenalan. Perkunjungan merupakan wujud penghayatan persekutuan
dengan saudara seiman. Setiap orang percaya adalah saudara seiman di
dalam Kristus. Jemaat digambarkan sebagai satu tubuh yang dipersatukan
dalam keluarga Allah.
Persekutuan dengan saudara seiman berarti memelihara kasih
persaudaraan (Ibrani 13:1). Dalam perkunjungan kita akan mengenal
lebih baik, lebih dekat dan lebih akrab satu dengan yang lain sehingga
terjalin hubungan persaudaraan yang lebih erat. Di dalam gereja mungkin
kita kurang bisa bersosialisasi dengan baik karena keterbatasan waktu,
namun saat perkunjungan, kita bisa membangun relasi yang baik dan
bermakna dengan saudara seiman.
Persekutuan terbangun karena adanya komunikasi dua arah yang
melibatkan hamba Tuhan dan jemaat yang dikunjungi. Melalui kunjungan,
seorang hamba Tuhan dapat mengenal jemaatnya dengan lebih baik dan
memberi dirinya sendiri dikenal jemaat. Disinilah terjadi persekutuan
yang sesungguhnya. Tuhan Yesus Gembala yang baik mengenal dombadomba-Nya dan domba-domba-Nya mengenal suaranya dan mengikuti
Dia (Yohanes 10:1-5). Demikianlah antara gembala dan domba terjalin
hubungan baik; domba mengenal gembalanya dan gembala mengasihi
dombanya.
Pelayanan seorang istri Hamba Tuhan bukan hanya untuk “berdoa”,
“berkhotbah” saja, tetapi juga menjadi seorang “saudara” yang rela
mendengarkan suka dan duka, tawa dan tangis. Ia mau turut berempati
dan memikirkan persoalan saudara-saudaranya, sebab ia mengasihi
148
domba-domba yang Tuhan percayakan. Yang mau bersukacita dengan
orang yang bersukacita dan yang mau menangis dengan orang yang
menangis (Roma 12:15).
3. Discipleship (pemuridan)
Pelayanan visitasi (perkunjungan) bukan hanya dilakukan sekali saja tetapi
bisa berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan untuk memuridkan
umat Tuhan menjadi serupa dengan Kristus. Percakapan-percakapan
dalam kunjungan pastoral diarahkan untuk membangun iman jemaat agar
bertumbuh menjadi dewasa. Pelayanan ini memberikan perhatian khusus
kepada jemaat supaya mereka semakin mengenal kehendak Tuhan dalam
dirinya didalam pergumulan dan masalah yang dihadapi.
Pemuridan bukan hanya dilakukan di gereja tetapi juga dapat dilakukan di
rumah-rumah jemaat. Ada banyak jemaat yang tidak bisa ke gereja karena
keterbatasan fisik, usia dan keadaan, namun itu bukan suatu hambatan
bagi mereka untuk tidak bertumbuh dalam Kristus. Visitasi adalah tugas
penggembalaan yang tidak hanya sekali bertemu dengan anggota jemaat
di gereja tetapi diteruskan dengan memberikan mereka makanan rohani
di rumah.
Ben Freudenburg berkata, kami percaya bahwa rumah adalah lembaga
utama dalam pembinaan iman. Meskipun ada banyak “agen-agen” gereja
dalam pemeliharaan iman, namun kami yakin bahwa agen yang terutama
adalah keluarga Kristen. Setiap hari hidup kita dimulai dan diakhiri di
rumah, rumah adalah tempat dimana nilai-nilai positif terbentuk. Rumah
adalah tempat dimana kegembiraan dilipatgandakan dan kesedihan
dihilangkan. Rumah adalah tempat dimana doa menghasilkan ikatan
149
yang kuat satu dengan yang lain dengan Tuhan. Gereja harus menyadari
pengaruh kuat dari sebuah rumah dalam pembentukan iman dan
kehidupan.”
4. Ministry (Pelayanan)
Injil Matius 20:28 berkata “sama seperti Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang.” Sepanjang hidup-Nya, Tuhan Yesus
mengunjungi rumah-rumah yang merupakan misi yang sangat penting
bagi Yesus untuk menunjukkan kepedulian-Nya. Bahkan Tuhan Yesus
mengutus dua belas murid-Nya untuk pergi memberitakan Kerajaan
Allah, memberikan kuasa kepada mereka untuk mengusir setan dan untuk
menyembuhkan penyakit (Lukas 9:1-6). Tuhan Yesus juga mengutus tujuh
puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya (Lukas 10:1)
Pelayanan visitasi merupakan suatu bentuk pelayanan atas jiwa-jiwa
yang membutuhkan. Melayani orang-orang sakit, melayani orang berduka,
melayani orang-orang yang menghadapi krisis pekerjaan, melayani
orang-orang yang menghadapi masalah dalam pergumulan hidupnya,
melayani orang-orang yang baru percaya pada Yesus, melayani jiwajiwa yang terhilang, dan sebagainya. Seperti Kristus yang datang untuk
melayani dan bukan untuk dilayani demikianlah hidup kita menjadi
berkat bagi sesama. Melalui pelayanan visitasi, seorang hamba Tuhan
dapat memenuhi kebutuhan jemaat. Di dalam pelayanan visitasi terjadi
interaksi sosial antara seorang hamba Tuhan dan jemaat yang dilayani,
sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam persoalan
150
jemaat, mengembangkan kepekaan terhadap keadaan jemaat sehingga
program gereja yang direncanakan tepat sasaran
dan memenuhi
kebutuhan jemaat.
II. PELAYANAN PERKUNJUNGAN
Pelayanan kunjungan yang baik harus menghasilkan pelayanan yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada di jemaat. Kebutuhan adalah
sesuatu yang perlu dikenali dan bila mungkin sedapatnya dipenuhi.
Adakalanya orang yang memiliki kebutuhan merasakan hal itu, tetapi tak
jarang pula ia tidak menyadarinya. Adapun kebutuhan-kebutuhan yang
sering ditemui dalam jemaat adalah :
• Kebutuhan orang yang baru pindah gereja
• Kebutuhan orang yang baru pindah rumah
• Kebutuhan orang yang baru punya anak
• Kebutuhan orang baru ditinggal karena kematian
• Kebutuhan orang yang baru mengalami perceraian
• Kebutuhan orang yang baru menjadi pengikut Kristus
• Kebutuhan orang yang tidak pernah mendapat kunjungan, walaupun
sudah bertahun-tahun menjadi anggota gereja.
• Kebutuhan orang sakit
• Kebutuhan orang yang sakit lama/menahun
• Kebutuhan orang yang menghadapi krisis hubungan dalam keluarga
151
• Kebutuhan orang yang menghadapi krisis pekerjaan
• Kebutuhan orang yang keluarganya belum percaya pada Yesus
• Kebutuhan orang yang mengalami musibah/bencana
Karena itu demi memampukan kita untuk dapat memantau kebutuhan
yang ada, kunjungan yang dapat dilakukan adalah berdasarkan kondisi/
kebutuhan jemaat, yaitu :
1. Kunjungan rutin penggembalaan. Pendukung : data base / data jemaat
2. Kunjungan jiwa baru (dalam waktu 2x24 jam)
3. Kunjungan jemaat yang sakit/masalah/bencana/ musibah
4. Kunjungan penginjilan/kesaksian
5. Kunjungan penjara/panti/rumah sakit
6. Kunjungan khusus
III. METODE PERKUNJUNGAN
Di dalam perkunjungan ke rumah jemaat ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Pertama, janganlah mengunjungi seseorang yang tidak
mau dikunjungi, sebab tidak semua orang siap secara mental dan kondisi
untuk dikunjungi. Kedua, biasanya di kota besar kunjungan dilaksanakan
dengan pemberitahuan terlebih dulu kepada warga jemaat yang akan
dikunjungi. Bila jemaat tidak memiliki telepon, maka sebagai hamba
Tuhan dapat menanyakan langsung apakah bersedia untuk dikunjungi.
152
Seandainya mereka tidak bersedia untuk dikunjungi, jangan dipaksa.
Pastikan mereka siap terlebih dahulu untuk dikunjungi pada kesempatan
yang lain. Buatlah janji kapan orang tersebut bersedia untuk dikunjungi.
Ada tiga tahap yang harus dilaksanakan dalam pelayanan kunjungan :
A. Tahap Persiapan
Pertama, tentukanlah berapa orang yang akan dikunjungi dalam sehari.
Sebaiknya jangan lebih dari tiga keluarga, supaya waktu kunjungan di
tiap keluarga dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
Di dalam tahap persiapan, lakukan tindakan-tindakan ini :
1. Doakan setiap nama yang akan dikunjungi agar kasih Tuhan menjamah
hati mereka. Doakan untuk seluruh tim yang melayani agar Roh Kudus
mengurapi dan memberikan hikmat pengertian.
2. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang mereka, misalnya
nama, alamat, kondisi dan keadaan keluarga tersebut. Agar
memudahkan kita mengenal mereka dan melayani mereka sesuai
dengan kebutuhan mereka masing-masing. Hal ini berguna juga untuk
mencegah kita mengatakan sesuatu yang dapat melukai mereka
secara tidak sengaja, misalnya menanyakan dimana keberadaan
anaknya, padahal minggu lalu anaknya baru saja meninggal dunia.
Selain itu bagilah para pengunjung dalam tim-tim kecil, sebaiknya
satu tim berjumlah dua atau tiga orang. Hindari berkunjung dalam
jumlah banyak, sebab kunjungan tersebut dapat menyebabkan
keluarga yang dilayani menjadi bingung dan repot, misalnya karena
harus menyediakan tempat duduk, minuman dan lain-lain.
153
3. Tentukan topik pembicaraan agar tidak berbicara terlalu banyak
atau bahkan membisu secara kaku. Camkanlah bahwa Tuhan
mengaruniakan kita sepasang telinga, tetapi hanya satu mulut. Jadi
lebih baik banyak mendengar dan sedikit berbicara.
4. Sebagai petunjuk praktis, hendaklah dalam kunjungan mengenakan
busana / pakaian yang pantas dan tidak menjadi batu sandungan.
Sesuaikan penampilan dengan orang yang ditemui.
B. Tahap Pelaksanaan
Di dalam tahap ini, percakapan pendahuluan sangat penting, apalagi
bila kita mengunjungi seseorang yang belum kita kenal sebelumnya.
Perkenalkan diri dan tim dan juga tujuan kunjungan sehingga yang
dikunjungi merasa nyaman.
Setelah perkenalan terjadi, kita bisa memulai percakapan dari hal-hal
umum sampai kepada hal-hal yang khusus. Makin lama makin dalam
mengarah pada tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya (lihat gaya
Tuhan Yesus berhadapan dengan perempuan Samaria dalam Yohanes
4:1-37).
Kehadiran kita bukan untuk meminta perhatian, tetapi justru untuk
memberi perhatian. Fokus utama bukan untuk berbicara, tetapi yang
terutama mendengarkan orang yang dikunjungi. Dengan memberi
perhatian dan mendengarkan, kita mencoba memahami kebutuhan dan
pergumulan keluarga yang dikunjungi serta menolong mereka untuk
mencari jalan keluar yang terbaik.
154
Sangatlah bermanfaat bila kehadiran istri hamba Tuhan di tengah
keluarga tersebut dapat menjadi berkat. Karena itu usahakanlah sebaiknya
mengenal dan melayani mereka sesuai kebutuhannya, misalnya berdoa
bagi yang sakit, menghibur, memberi kekuatan, serta mampu memberi
informasi yang dibutuhkan oleh keluarga yang dikunjungi.
Bila ada masalah pelik yang diluar batas kemampuan kita, maka kita
harus membatasi diri dan mengakui secara jujur. Jangan sekali-kali
memberi nasehat atau petunjuk yang kita sendiri tidak paham resikonya
atau akibatnya lebih lanjut. Sangat bijaksana kalau kita menyampaikan
masalah tersebut kepada pendeta atau para ahli yang lebih berkompeten
untuk menangani lebih lanjut.
Sebagai istri hamba Tuhan yang melayani kunjungan, jangan mengorekngorek masalah pribadi keluarga yang sebetulnya tidak perlu diketahui
atau ditanyakan. Bila keluarga yang dikunjungi mau mengeluarkan isi hati
mengenai pergumulan hidup mereka, maka kita harus dapat menyimpan
rahasia tersebut.
Selagi berkunjung, janganlah memakai kesempatan tersebut untuk
menawarkan barang-barang jualan untuk kepentingan pribadi. Hal ini
menyalahgunakan tugas jabatan yang dipercayakan oleh gereja dan
Tuhan sendiri.
Waktu berkunjung hindarilah percakapan yang tidak perlu, sehingga
membuang-buang waktu, terutama bila mengunjungi orang sakit.
Bicaralah seperlunya dan batasi waktu kunjungan. Tidaklah tepat bila
berkunjung di waktu jam istirahat atau makan, carilah waktu yang tepat
di saat anggota keluarga yang dikunjungi dalam keadaan santai dan siap
menerima kunjungan.
155
C. Tahap penyelesaian dan evaluasi
Pada tahap ini, tim mencatat hasil percakapan serta topik yang telah
dibicarakan dengan orang-orang yang dikunjungi dan perlu diadakan
tindak lanjutnya. Data ini sangat dibutuhkan oleh hamba Tuhan yang akan
mengadakan kunjungan lanjutan terhadap keluarga yang sama. Namun
data-data tersebut harus disimpan dengan baik dan hanya boleh dibaca
atau dilihat oleh orang-orang yang memang berkepentingan sehubungan
dengan tugas perkunjungan. Untuk itu diperlukan formulir perkunjungan.
Seperti tertera dibawah ini :
Formulir Visitasi
Nama
:
Alamat
:
Telepon / Hp
:
Nama Pasangan
:
Anak-anak
:
Pekerjaan
:
Tanggal /bulan perkunjungan
:
Dalam 1 tahun terakhir
dikunjungi
: 0
1
2
3
4 kali (lingkari)
Pergumulan yang dihadapi dan perlu didoakan :
1.
2.
3.
Hasil percakapan yang harus ditindaklanjut :
1.
2.
3.
Rekomendasi untuk tindak lanjut oleh Gembala / Hamba Tuhan
...................................................................................................................
...................................................................................................................
156
IV. SYARAT UNTUK MENJADI PELAYAN VISITASI
A. Kerohanian
1. Lahir baru: ini adalah syarat yang mutlak
2. Memiliki persekutuan yang erat dengan Tuhan
3. Memiliki hati Yesus, hati yang penuh belas kasihan
4. Rela berkorban waktu, tenaga dan usaha
5. Menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan
6. Penuh Roh Kudus
7. Memiliki buah Roh
B. Karakter atau pola dalam hubungan dengan orang lain:
1. Tidak menggurui tetapi menciptakan persekutuan kasih
2. Tidak memandang rendah atau meremehkan yang dikunjungi
3. Tidak memperlihatkan sikap mengasihani tetapi mengasihi
4. Memiliki percaya diri
5. Dapat menyimpan rahasia dari jemaat yang dikunjungi
6. Menunjukkan empati
7. Memandang orang lain sebagai sesama saudara dalam Kristus
8. Tidak membicarakan kesalahan orang
157
9. Tidak menghakimi
10. Sikap yang simpatik dan penuh perhatian
Kemahiran dan karakter seorang pelayan visitasi berakar pada hidup
imannya. Setelah seseorang menerima penebusan Kristus, maka ia
masih harus melakukan tugas panggilannya, yaitu pertumbuhan iman
pribadinya dan pelayanan yang berbuah. Salah satunya adalah tugas yang
mengenali dirinya sendiri serta caranya berhubungan dengan orang lain.
Tanpa penyelesaian tugas tersebut dengan baik, ia mudah terjerumus ke
dalam kesalahan pada saat ia memasuki pelayanan.
Para pelayan visitasi adalah kawan sekerja Allah (1 Korintus 3:9), sebab
ia melakukan tugas yang diperintahkan oleh Allah sendiri. Ia datang
sebagai “duta” Kristus, sang kepala Gereja. Untuk itu seorang pelayan
visitasi harus bertanggung jawab atas pelayanannya, bukan hanya
kepada gembala, namun terutama kepada Tuhan Yesus, Kepala gereja.
Oleh karena itu jangan lalai melakukan tugas pelayanan. Harus bertekun
dan bersungguh-sungguh melayani orang yang membutuhkan perhatian
dan pertolongan.
Para pelayan visitasi perlu mengembangkan komitmen agar hidup
kerohaniannya terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan.
Tekun berdoa dan rajin mendalami Firman Tuhan sebagai penuntun
kehidupannya. Juga belajar tabah menghadapi kesulitan dan pergumulan,
serta terbuka menerima kritik yang membangun. Janganlah mudah
tersinggung, kecewa, dan kecil hati, karena dalam menghadapi bermacammacam orang tak jarang muncul hambatan.
158
C. Keterampilan sebagai pelayan visitasi
1. Memiliki keterampilan berkomunikasi
2. Memiliki pengetahuan Alkitab dan menguasai ayat-ayat Alkitab
tentang kasih Allah, keselamatan, dan sebagainya
3. Memiliki pemahaman tentang etika dan konseling pastoral
V. PERKUNJUNGAN KEPADA ORANG SAKIT
Pertama, pelayan visitasi harus dapat menyelami keadaan orang sakit.
Orang yang sakit berarti ia tidak dapat menjalankan fungsinya seperti
biasa. Ada banyak hal yang tak dapat ia lakukan sendiri dan membutuhkan
bantuan serta pertolongan orang lain. Ia juga mengalami penderitaan
atau perasaan nyeri di bagian tubuh tertentu yang terganggu fungsinya.
Akibatnya si penderita menjadi sedih, kuatir, gelisah, berontak, kesepian
dan peka perasaannya, sehingga mudah tersinggung, mudah marah dan
sebagainya.
Untuk penyakit yang parah, penderita juga menanggung beban
pergumulan mengenai biaya perawatan yang besar atau operasi yang
harus dilakukan, kuatir akan resiko yang harus ditanggung pascaoperasi, pekerjaan yang tertunda dan terbengkalai. Bagi penderita yang
penyakitnya menahun, terjadi suatu regresi (kemunduran) yang aneh,
misalnya menjadi kekanak-kanakan, bersifat egosentris. Karena itu untuk
menghadapi mereka diperlukan kesabaran.
Selanjutnya, pelayan visitasi harus dapat melayani mereka dengan
penuh kasih, mencoba ikut memahami dan merasakan penderitaan si sakit
159
serta mengajak si sakit untuk menerima kenyataan bahwa memang sakit
itu tidak enak atau menderita. Luangkan waktu untuk mendengar keluh
kesahnya serta menghibur mereka. Kemudian mencoba memulihkan
serta memperkuat imannya pada Tuhan. Ingatkan dia bahwa Tuhan juga
telah menanggung banyak derita bagi kita (Yesaya 53:4-5). Tuhan tidak
hanya mengerti, bahkan Ia ikut merasakan penderitaannya. Karena itu si
sakit perlu berserah dan berharap pada pertolongan dari Tuhan saja, sang
Tabib Agung.
Dibalik penyakit, kadang kala ada maksud tertentu dari Tuhan, seperti
disaksikan oleh Ayub, Paulus mengalami duri dalam daging (2 Korintus
12:7-9), orang buta sejak lahir (Yohanes 9). Namun jangan sekali-kali
menyatakan adanya hubungan antara dosa dan penyakit (lihat Yohanes
9).
Menggunakan obat dan pergi konsultasi ke dokter tidak berarti
menunjukkan si sakit kurang beriman. Tuhan Yesus sendiri mengakui
peranan dokter/tabib (Matius 9:12). Ilmu kedokteran adalah salah satu
berkat Tuhan untuk memelihara kesehatan tubuh manusia. Namun pergi
berobat ke dukun dengan segala jampi-jampi dan ilmu gaib tidak dapat
dibenarkan secara iman Kristen. Jangan menganjurkan si sakit untuk
memakai atau menggunakan ramuan-ramuan herbal tertentu, suplemen
atau obat-obatan yang kita sendiri tidak tahu khasiatnya secara pasti.
Akhirnya ajaklah si sakit untuk membaca bagian dari Firman Tuhan yang
dapat menguatkan (misalnya Mazmur 41:4, Matius 11:28, Filipi 4:6,13, 1
Petrus 2:24, 1 Petrus 5:7, Yakobus 5:16). Doakanlah si sakit bersama-sama
dengan anggota keluarga yang lain.
Tugas penggembalaan dalam menghadapi si sakit adalah menganjurkan
160
agar ia hidup lebih dekat pada Tuhan dan berharap pada-Nya saja. Namun
di pihak lain penyakit berhubungan erat dengan kematian. Adakalanya
penyakit sulit disembuhkan dan akibat terakhir dari penyakit adalah maut.
Untuk itu dalam kasus-kasus tertentu pelayan visitasi perlu meluruskan
jalan si sakit untuk mempersiapkan dia dipanggil Tuhan dalam damai,
serta juga mempersiapkan keluarganya untuk menghadapi semuanya
dengan tabah.
VI. PENUTUP
Banyak cerita kesaksian tentang peristiwa pertobatan yang dimulai
dengan sentuhan tangan Tuhan terhadap hidup seseorang melalui
pelayanan visitasi. Ingatlah bahwa banyak orang membutuhkan kasih
Tuhan. Sebagai istri hamba Tuhan kita adalah orang-orang khusus yang
dipilih Tuhan melayani Tuhan.
Mungkin pelayanan ini tidak kelihatan buahnya dengan cepat, namun
satu orang yang berubah karena pelayanan kita mungkin akan menjadi
orang yang berperan besar dalam kerajaan Tuhan di kemudian hari.
Karena itu bersukacitalah untuk pelayanan yang khusus ini dan jiwa-jiwa
yang Tuhan percayakan. Upah besar menanti dalam kekekalan! Selamat
melayani.
161
Daftar pustaka
Mesach, Olly, dr, Makalah ”Pelayanan Visitasi”
Tjandra, Lukas, “Pembimbingan Penggembalaan”
Freudenburg Ben; Rick Lawrence, “The Family Friendly Church”
Warren, Rick, ”Lebih Baik Bersama Untuk Apa Kita Ada di Dunia ini?”
Pedoman Perkunjungan/Pelawatan/Visitasi, https://ntprasetyo.wordpress.com/2012
Pedoman Pelayanan Visitasi, http://indratheexplorer.blogspot.co.id/2015/08
M. Bons-Strom, “Apakah Penggembalaan itu?”
Pelayanan Visitasi, https://groups.yahoo.com/neo/groups/Satelitjkiik
162
KEHARMONISAN
SUAMI ISTRI
Pdt. Elda Silvia Mangunsong, S.Th
163
Pendahuluan
Pernikahan bukan sekedar penyatuan seorang laki-laki dan perempuan
yang setuju untuk hidup bersama karena merasa cocok. Pernikahan
merupakan ide dan rencana Allah atas diri manusia supaya dapat
menyatakan gambar dan rupa Allah. Suami istri dikatakan sebagai teman
hidup, kekasih hati atau belahan jiwa, maka seharusnya suami atau istri
orang yang terdekat dengan pasangannya, sahabat terkarib pasangan.
Menjadi sahabat terbaik bagi pasangan bukanlah sesuatu yang otomatis
terjadi hanya karena hidup bersama, tetapi merupakan hasil usaha yang
serius dan tekun. Sekalipun Hawa adalah bagian dari Adam, namun
mereka berdua adalah pribadi yang berbeda. Demikian juga dengan
semua pasangan suami istri adalah dua pribadi yang berbeda.
Pernikahan adalah manajemen ketidakcocokan. Tugas kita adalah
bagaimana membuat perbedaan itu menjadi menyenangkan. Perceraian
dan ketidakpuasan dalam pernikahan seringkali terjadi karena harapan
seseorang yang berlebihan dan tidak realistis terhadap pasangannya.
Sebagian mereka mengharapkan pasangannya sekaligus menjadi teman,
orang yang bisa dipercaya, pasangan seks yang memuaskan, konselor dan
orangtua.
Keadaan keluarga sangat penting karena keadaan keluarga sangat
menentukan keadaan masyarakat dan gereja. Keluarga yang tidak
harmonis akan menciptakan masyarakat dan gereja yang tidak harmonis
pula. Sebaliknya jika keluarga itu harmonis maka masyarakat dan gereja
pun harmonis.
Kehidupan pernikahan adalah kehidupan yang paling sulit, jauh lebih
164
sulit daripada hubungan dagang. Betapa sulitnya mempersatukan dua
orang yang berbeda latar belakang dalam penyesuaian untuk membentuk
keluarga. Pengaruh pendidikan orangtua berperan penting dalam rumah
tangga termasuk pendidikan formal. Jadi selama hidup di dunia ini ada dua
pengaruh besar yang mempengaruhi kepribadian kita. Semua pendidikan
itu akan membentuk satu pembawaan dan cara bersikap, gaya berkatakata, pola berpikir, cara pandang, dan perasaan yang berbeda.
Pernikahan adalah suatu bentuk hubungan yang direncanakan Allah. Allah
mendambakan sebuah pernikahan yang dipenuhi kasih, saling pengertian,
damai sejahtera dan kebahagiaan. Ia juga merencanakan agar suasana
pernikahan manusia seperti suasana dalam Kerajaan Surga. Suasana
Kerajaan Surga dapat dirasakan di dalam keluarga yang hidupnya seturut
kehendak Allah.
Beberapa hal di bawah ini yang dapat membantu kita dalam memelihara
keharmonisan suami-istri, antara lain:
I. Memahami tahapan pernikahan.
Beberapa tahapan dalam pernikahan menurut H. Norman Wright :
1. Fantasy time: Tahun ke-1 s/d tahun ke-3. Pada periode ini Anda
berpikir bahwa pasangan Anda sangat hebat. Kesalahan-kesalahan
pada tahap ini tidak mengganggu, justru mempermanis situasi.
2. Compromise: Tahun ke-3 s/d tahun ke-5. Pada tahap ini pasangan
mulai menemui kekecewaan terhadap pasangannya. Masingmasing menyadari bahwa mereka telah terganggu atau terluka oleh
165
tingkah laku dan kebiasaan pasangannya. Banyak pasangan mulai
berkompromi, membujuk pasangannya untuk mengubah tingkah laku
dan berjanji akan berubah pula. Pada tahap yang sangat berbahaya
ini banyak pasangan mulai bertengkar bahkan ada yang bercerai.
3. Really Struggles: Tahun ke-5 s/d tahun ke-10. Dalam tahapan ini Anda
menemukan perubahan yang Anda inginkan, tetapi dalam banyak hal,
sebenarnya baik Anda maupun pasangan Anda adalah manusia biasa
yang tidak sempurna. Tidak satupun di antara Anda berdua yang dapat
memenuhi harapan pasangannya secara sempurna.
4. Decision: Tahun ke-10 s/d tahun ke-15. Pada tahap ini Anda mulai
menyadari adanya sifat buruk pasangan yang tidak dapat diubah,
dan mempertimbangkan apakah sifat-sifat baiknya dapat menutupi
kejelekannya. Dapatkah saya membuat perubahan seperlunya untuk
menyesuaikan dengan kebiasaan partner saya yang tidak dapat
diubah sehingga konflik-konflik ini tidak sampai mempengaruhi
pertumbuhan pernikahan?.
5. Separation: tahun ke-15 s/d tahun ke-20. Persoalan utama bagi
beberapa pasangan dalam tahap ini adalah memutuskan antara
tetap tinggal bersama, berusaha menyesuaikan, menyelesaikan
masalah dan berupaya sekuat tenaga untuk menghidupkan kembali
pernikahan atau perpisahan dan perceraian. Perpisahan dapat terjadi
walau pasangan itu pada kenyataannya tetap tinggal bersama.
Banyak pasangan yang tetap menikah tapi bersikap seperti pribadi
yang terpisah satu sama lain.
6. Together Again: Tahap ini terjadi bila sepasang suami istri akhirnya
menyadari bahwa mereka tetap ingin bersatu dalam pernikahan.
166
Komitmen diperbaharui untuk pertumbuhan pernikahan.
7. New Freedom: tahun ke-20 s/d tahun ke-25 dan seterusnya. Masingmasing pasangan bebas dari tekanan untuk berusaha keras mengubah
pasangannya dan hubungan antar keduanya mengalir lebih lancar.
Masing-masing merasa diterima dan makin mudah menerima.
Pertumbuhan individu mempunyai kesempatan besar, karena kedua
pihak bebas mengeksplorasi cara-cara baru dalam pemenuhan diri.
Kepuasan dalam pernikahan meningkat banyak.
Pemahaman akan tahap-tahap dalam pernikahan akan memudahkan
pasangan suami istri memelihara keharmonisan dalam pernikahannya.
Untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai tahap–tahap pernikahan,
di bawah ini dijabarkan masa-masa dalam pernikahan. Menurut H. Norman
Wright dan M. Inmon (1978) dalam: Preparing Youth for Dating Courtship
and Marriage ada 3 masa dalam pernikahan, yaitu:
1. Masa Bulan Madu. Pada masa ini suami istri baru menikah, belum
melihat realita dan belum berhadapan dengan segala masalah
pernikahan, belum bergumul dengan tanggung jawab, usaha ke arah
kedewasaan dan hubungan yang langgeng. Masing-masing masih
terpukau dan mengidolakan pasangannya. Masa ini relatif singkat,
ada yang berlangsung setahun, enam bulan, tiga bulan, sebulan, dua
minggu, bahkan ada yang hanya 3 hari.
2. Masa Konflik. Masa ini dibagi dalam 2 fase, antara lain:
a. Fase Dilusi. Pada fase ini mereka mulai sadar bahwa apa yang
diimpikan berbeda dengan kenyataan. Mulai merasa kecewa,
serba salah, frustrasi. Berusaha mendapatkan keinginannya
167
dengan berusaha mengubah dan membentuk pasangannya
menurut keinginannya. Ternyata kedua-duanya tidak gampang
berubah dan semua persoalan tidak bisa lenyap dengan sekejap
mata. Kedua-duanya kecewa.
b. Fase Putus asa. Mereka tahu dan sadar bahwa pasangan tidak
akan berubah meskipun dirayu, diminta, ditangisi, dihina, diancam,
diomeli, dicereweti, dipaksa, dikerasi, diacuhkan, dan didiamkan.
Malah tambah melawan, menentang, dan keras. Mulai merasa
putus asa dan timbul kebencian. Masa konflik bisa singkat antara
tiga bulan, enam bulan atau setahun saja, tergantung pencapaian
kedewasaan dari keduanya. Tetapi bisa juga lima sampai sepuluh
tahun sehingga konselor harus menyadarkan dan mengarahkan
ke arah kedewasaan. Masa konflik bisa sampai pada perceraian
atau berlangsung terus sampai salah satu pasangan meninggal.
Atau ada yang sampai tua tidak bercerai tapi tidak hidup bersama.
3. Masa Dewasa. Masa yang saling menerima pasangan dalam kelebihan
dan kekurangan. Bertumbuh bersama menuju kedewasaan. Berusaha
keras, rela dan bahagia menghabiskan waktu dan tenaga untuk
kebahagiaan dan pertumbuhan pasangannya.
Dengan memahami ketiga masa ini, maka setiap pasangan dapat
menjadi pribadi yang mau bertumbuh menjadi dewasa dan rela
membayar harga untuk mempertahankan keharmonisan suami istri.
168
II. Memelihara komunikasi antara suami istri
Komunikasi adalah tindakan atau hal menyampaikan pesan baik melalui
kata-kata maupun tulisan, proses pertukaran informasi melalui suatu
sistem simbol, isyarat atau tingkah laku yang sama-sama mereka pahami.
Komunikasi adalah pertukaran informasi.
Manusia sebagai peta dan gambar Allah adalah makhluk sosial yang sejak
lahir membina komunikasi dengan sesamanya untuk menemukan makna
dan tujuan hidupnya. Melalui komunikasi, manusia mengembangkan
kepribadian, mengenal
arti
dari
mempercayai, mengembangkan
tanggung jawab dan menikmati kedekatan dengan sesamanya. Suami
istri diharapkan mampu mengembangkan komunikasi yang efektif, yang
mempertemukan dua pribadi di dalam keutuhan mereka.
Beberapa hal yang harus dipahami dalam komunikasi suami istri, antara
lain:
1. Dampak
dari
kekuatan
dosa
dalam
kemampuan
manusia
berkomunikasi yaitu:
a. Adanya keinginan untuk tidak berkomunikasi, Kejadian 3:8, ”.....
bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah di
antara pohon-pohonan di taman.”
b. Kecenderungan untuk menimpakan kesalahan pada orang lain bila
ia gagal, Kejadian 3:12,13 “...perempuan yang memberi ... kepadaku,
maka kumakan. Ular ....memperdayakan aku, maka kumakan.”
c. Kecenderungan untuk berbohong dan penuh tipu daya, Kejadian
4:9 “...aku tidak tahu....apakah aku penjaga adikku.”
169
d. Kecenderungan untuk menyembunyikan pribadinya terhadap
pasangannya, Kejadian 3:7, “...mereka menyemat daun pohon ara
dan membuat cawat.”
2. Memahami hal yang penting dalam berkomunikasi, antara lain:
a. Empati. Empati terjadi bila seseorang dapat “memasuki” dunia
orang lain sehingga ia dapat memahami arti dan nilai pribadi
orang lain, dapat melihat situasi sama seperti orang itu
melihatnya dan dapat merasa sama seperti orang itu merasa.
Suatu cara efektif untuk bersimpati dengan seseorang ialah
dengan MENDENGARKANNYA. Mendengarkan berarti ada kontak
mata dan posisi tubuh harus jelas menyatakan bahwa kita
memperhatikan sepenuhnya: memperhatikan komunikasi non
verbalnya, mengembalikan kepadanya apa yang kita dengarkan,
memberi tanggapan terbuka.
b. Keterbukaan. Tidak menyembunyikan sesuatu di hadapan
pasangannya. Mengetahui segala kelebihan dan kekurangan
pasangan. Hal ini dapat terjadi bila tidak ada penyekat diantara
suami istri. Penyekat yang dimaksud misalnya diam atau
membisu dan sengaja menyembunyikan.
c. Komunikasi secara kuantitas. Komunikasi yang dilakukan sesering
mungkin diperlukan agar keduanya dapat “berjalan bersama”
(Amos 3:3).
d. Komunikasi secara kualitas. Komunikasi yang berkualitas sangat
diperlukan untuk menjalin dan mempertahankan hubungan
(Efesus 4:32). Gunakanlah perkataan yang membangun karena
perkataan kita mempunyai kuasa (Efesus 4:29).
170
3. Hal-hal yang dapat merusak komunikasi
a. Menyatakan ketidakbenaran atau menyatakan kebenaran tanpa
kasih. (Efesus 4:15).
b. Pembicaraan yang tajam selalu berisi kritik dan cerewet. Hindarilah
menuduh dan berasumsi. Pikirkan sebelum berkata-kata. Jangan
hanya mengatakan apa yang dipikirkan. Pilih kata yang tepat
dengan cara yang tepat dan waktu yang tepat. Kata-kata yang
membangun lebih efektif dari kata-kata yang menjatuhkan
(Amsal 27:15).
c. Tidak mau mengampuni (Matius 6:14-15).
d. Tidak mau mengakui kesalahan (Yakobus 5:16).
e. Membuka rahasia pasangan kepada orang lain.
f. Mengejek, menghina, dan meremehkan pasangan.
4. Hal-hal penting untuk mengatasi hambatan komunikasi
a. Minta maaf atas sikap yang salah dan perkataan yang menyakitkan
(Kolese 3:13).
b. Jadwalkan kesempatan khusus untuk membahas hal-hal yang
sensitif.
c. Berdoa bersama sebelum membicarakan hal-hal yang dapat
memancing kemarahan (I Tes 5:17).
d. Tanyakan pada pasangan, bagaimana Anda dapat meningkatkan
komunikasi dan apa saja penyesuaian yang diharapkan dari Anda
dalam tiap hal.
171
5. Hal yang tidak boleh dilakukan dalam komunikasi
a. Jangan menyerang watak atau pribadi pasangan (Galatia 5:15).
b. Jangan ungkit-ungkit masalah yang sudah diselesaikan hanya
karena keputusan yang diambil dulu tidak menguntungkan Anda.
Tujukan mata dan pandangan ke depan tidak melihat hal-hal
yang sudah lalu (Filipi 3:13).
c. Jangan berupaya atau memaksa pasangan menyesuaikan diri
dengan pandangan Anda, sebaliknya jangan menolak memberi
kesempatan padanya untuk setuju dengan pendapat Anda.
d. Jangan mati-matian menentang kompromi. Ada saatnya jalan
keluar terbaik atau bahkan satu-satunya jalan didapat bila bagianbagian tertentu dari pandangan kedua-duanya disatukan.
e. Jangan segan-segan mengorbankan pandangan Anda demi
kelangsungan hubungan dan demi kepentingan pasangan.
III. Memahami kebutuhan masing-masing pasangan
Menurut Willard F. Harley Jr. dalam bukunya: His Need, Her Needs, ada lima
kebutuhan mendasar dalam pernikahan dari masing-masing pasangan.
1. Kebutuhan suami yang paling mendasar dalam pernikahan, antara
lain:
a. Pemenuhan seksual. Persetubuhan memuaskan dorongan seksnya:
membuatnya sungguh-sungguh merasa bahwa ia adalah seorang
172
laki-laki sejati, membuatnya lebih mengasihi istri, mengurangi
friksi dalam pernikahan, memberikan pengalaman hidup yang
paling menyenangkan baginya.
b. Teman bersenang-senang. Perlu dimengerti bahwa terdapat selera
yang berbeda antara pasangan suami istri. Laki-laki menyukai
rekreasi yang melibatkan lebih banyak resiko, lebih banyak
petualangan.
c. Pasangan yang menarik. Stimulasi visual sering merangsang lakilaki secara seksual. Istri yang terlihat cantik membuat suami
sering memandangnya dan menyukai apa yang dilihatnya dan
menambah gairah baginya.
d. Dukungan di rumah. Kebutuhan suami adalah mendapatkan
dukungan istrinya ketika berada di rumah. Dukungan bisa
diberikan dalam bentuk : menyambutnya di pintu dengan penuh
kasih dan senyum manis; menyiapkan rumah yang nyaman,
menyenangkan, rapi dan bersih; mengatur menu makanan yang
bervariasi, menarik dan menyehatkan.
e. Penghargaan. Suami butuh dihormati, dikagumi, diterima,
dipercayai, dan didukung. Penghargaan dari istri sangat berarti
bagi suami dalam mencapai keberhasilan dan kepuasannya.
Penghargaan atas apa yang telah dicapai suami. Pujian yang jujur,
keluar dari hati yang tulus yang disampaikan pada saat yang
tepat (Amsal 12:4).
173
2. Kebutuhan istri yang paling mendasar dalam pernikahan:
a. Kasih sayang dan kemesraan. Kemesraan melambangkan rasa
aman, perlindungan, kenyamanan dan penerimaan. Romantis,
intim dan sentuhan yang tidak harus mengarah pada seks. Usapan
di kepalanya, dipedulikan, disayangi, dan penuh pengertian.
b. Percakapan. Mendapat perhatian dan merasa disayang serta
merasa satu
dengan teman bicaranya. Butuh ada yang
mendengarkannya, walaupun kadangkala tidak membutuhkan
solusi. Istri perlu dipahami suami dengan memberi waktu,
menjadi pendengar, dan fokus pada komunikasi non verbal. Butuh
percakapan untuk melepaskan ketegangannya.
c. Kejujuran dan keterbukaan. Suami dapat mempertahankan
komunikasi yang jujur dan terbuka dengan istrinya, sehingga
membuat istri merasa aman. Mendapat informasi yang tepat dari
suaminya tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan.
d. Pemenuhan kebutuhan keuangan. Mendapat cukup uang untuk
keperluannya.
e. Komitmen/tanggung jawab keluarga. Suami yang dapat diandalkan
dan dihormati, menjadi pemimpin dan dapat mengarahkan
keluarga menuju pengembangan moral yang baik.
Suami istri yang memahami kebutuhan pasangannya akan lebih mudah
memelihara keharmonisan hubungannya dalam pernikahan.
174
IV. Memahami perbedaan laki-laki dan perempuan
Menurut Myles Munroe ada perbedaan laki-laki dan perempuan yang
harus dipahami untuk memelihara keharmonisan suami istri, antara lain:
1. Laki-laki: Pemikir yang logis, bahasa yang diucapkan adalah ekspresi
dari apa yang dipikirkan, bahasa yang didengar adalah penerimaan
informasi. Cenderung melupakan. Tertarik pada prinsip, ringkasan,
atau filosofi. Dalam urusan materi ingin mengetahui rincian tentang
bagaimana untuk mencapainya. Dalam urusan rohani lebih melihat
pada tujuan. Otaknya seperti lemari arsip, berpikir logis, mengolah
apa yang dilihat. Pekerjaan adalah perpanjangan dari kepribadiannya.
Stabil dan datar. Cenderung menahan diri dan mengevaluasi
sebelum melibatkan diri. Perlu diberitahu berulang-ulang. Cenderung
mengingat inti persoalan ketimbang rincian.
2. Perempuan: Perasaan yang emosional, bahasa yang diucapkan
adalah ekspresi dari apa yang dirasakan, bahasa yang didengar
adalah pengalaman emosional, cenderung memasukkan segalanya
ke dalam hati, tertarik pada rincian “aspek yang paling dasar”, dalam
urusan materi cenderung melihat pada tujuan, dalam urusan rohani
ingin tahu bagaimana untuk tiba di sana. Otak perempuan seperti
komputer, intuitif, jangkauan sudut pandang lebih luas. Rumah adalah
perpanjangan dari kepribadiannya. Memerlukan rasa aman dan
menetap. Cenderung rentan terhadap rasa bersalah. Cenderung lebih
mudah terlihat dan lebih cepat. Tidak gampang lupa. Cenderung
mengingat rincian dan kadangkala memutarbalikkan inti persoalan.
175
V. Memahami faktor-faktor pemicu konflik suami istri
1. Perbedaan kebiasaan pribadi: misalnya, berpakaian, penataan barangbarang, kebersihan, kebiasaan tidur, kebiasaan mandi, cara mengemudi,
dll.
2. Perbedaan selera: dekor rumah, interior, ornamen, meubel/perabotan
rumah, makanan, rekreasi, jadwal, kendaraan, penggunaan uang, dll.
3. Perbedaan cara bergaul: dominan dalam percakapan, humor yang
tidak lucu, memotong pembicaraan, lupa janji, lupa masa lampau,
peduli hal-hal sepele, dll.
4. Perbedaan latar belakang: budaya, etnis, pendidikan, karakter, sosial
ekonomi, lingkungan, pengalaman, dll.
5. Perbedaan tujuan hidup: misi, visi, penerapan misi dan visi, dll.
6. Emosi dan kepekaan :
emosi dan kepekaan seseorang rentan
terganggu pada saat-saat tertentu misalnya ketika lelah, lapar,
terburu-buru, sakit, tertekan, masalah, kesibukan, “siklus haid” bagi
wanita, berpuasa, tuntutan pekerjaan, jabatan, dll.
7. Perbedaan respons seseorang dalam menghadapi stres: ada yang
menghindari stres, ada yang berjuang melawan stres, dan ada yang
berdiam diri dengan tegang disertai perasaan putus asa dan tidak
berdaya.
176
VI. Memahami keunikan pernikahan kristen
1. Pernikahan adalah ide Allah, yang tetap harus dipelihara di dalam
Kristus dipimpin oleh Roh Kudus dan menurut Firman Tuhan.
2. Pernikahan adalah lembaga dasar yang mendahului semua lembaga
yang lain.
3. Menghasilkan keturunan bukanlah tujuan utama pernikahan.
4. Seks bukanlah tujuan utama pernikahan.
5. Pernikahan seperti permata yang dilebur menjadi satu.
6. Pernikahan bertumbuh bersama waktu.
7. Pernikahan bertumbuh semakin kuat di bawah tekanan, masalah
bukanlah tanda ketidakcocokan.
8. Membangun pernikahan memerlukan waktu seumur hidup.
9. Pernikahan adalah proses penyempurnaan yang digunakan Allah
membentuk laki-laki dan perempuan seperti yang Ia inginkan.
10. Fondasi pernikahan adalah kasih Agape.
11. Memiliki komitmen pernikahan seumur hidup.
12. Menjadikan Tuhan sebagai tujuan hidup.
Kesimpulan untuk menjadi pasangan yang harmonis
Pasangan yang harmonis harus membangun rasa saling menerima sebagai
pribadi yang berbeda, menerima kekurangan pasangan, sebab tidak ada
177
orang yang sempurna (Rom 15:7). Pasangan juga harus dapat saling
mengampuni kesalahan (Ef.4:32), saling berbagi beban (Gal 6:2), saling
mendengarkan isi hati masing-masing (Yak 1:19), saling menundukkan
diri di bawah pimpinan Allah, dan siap untuk mengubah kebiasaan yang
dapat mengganggu keharmonisan (Ef. 5:21).
Milikilah kemauan untuk saling mengikatkan diri selamanya, serta tekad
dan semangat membahagiakan pasangan (Mark 10:7-9).
Yang terutama adalah saling menjalankan peran dan tanggung jawab
sesuai kehendak Allah.
Ingat selalu memberikan “L.O.V.E” yaitu Listen: mau mendengarkan; Offer
your self: memberikan diri sepenuhnya kepada pasangan; Value and Honor:
menghargai dan menghormati; dan Embrace: kemesraan.
Daftar pustaka
Pernikahan Kristen, ITKI, Jakarta, Dr. Jonathan Trisna
Tujuh Pilar Pernikahan, Divisi Pengajaran GBI Jln G. Subroto Jakarta, Jaliaman
Sinaga dan Andanu Seto
Kemesraan Abadi, Andi, Jogya, Drs. Les & Leslie Parrott
Kata-kata Bijak Pernikahan, Esther Gallery, Jakarta, Jaliaman Sinaga
Suami Istri Idaman, LLB, Bandung, Eddy & Susie Wiriadianata
Pemulihan Keluarga Masa Kini, Andi, Jogya, Daniel Alexander
Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman, BPK Gn Mulia, Jakarta, Dr. Yulia Singgih D.
Gunarsa.
Konseling Pranikah, Mitra Pustaka, Yakub Susabda.
Belajar dari Sang Bijak, GBI Jemaat Petra, Pekalongan, Yohanes Setiawan, MA,
M.Th
Air Anggur, Betlehem, Jakarta, Gilbert dan Reinda Lumoindong
Kuasa keintiman, Betlehem, Jakarta, sda
Jodoh, Bukit Zaitun, Surabaya, Pdt. Yusuf B.S
Grace on Marriage, Light Publishing, Daud Putranto
178
PENGELOLAAN
KEUANGAN KELUARGA
HAMBA TUHAN
Pdm. Laura Garchia Mesach
179
Menjadi istri hamba Tuhan tentu saja adalah orang pertama yang
seharusnya bisa mempraktekkan Firman Tuhan yang diajarkan suaminya
sebagai hamba Tuhan. Termasuk di antaranya adalah tentang prinsip
keuangan yang Alkitabiah yang diajarkan kepada jemaat, itu juga yang
seharusnya merupakan pegangan istri hamba Tuhan dalam pengelolaan
keuangan keluarganya. Apalagi dengan banyaknya permasalahan yang
harus ditangani seorang hamba Tuhan, maka banyak hamba Tuhan yang
tidak mau direpotkan dengan urusan keuangan dalam keluarganya dan
menyerahkan pengelolaan keuangan keluarga kepada istrinya. Untuk itu
penting sekali Istri-istri hamba Tuhan bisa mengelola keuangan keluarga
dengan baik berdasarkan prinsip Alkitab yang benar.
Prinsip apa sajakah yang Alkitab katakan tentang uang ?
1. Pengelola bukan Pemilik
Mazmur 24 : 1 “Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala
isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya”
Pemazmur berkata : Tuhanlah yang empunya bumi serta SEGALA isinya, itu
berarti tidak ada satu pun di bumi ini yang bukan milik Tuhan, semuanya
milik Tuhan, semuanya Tuhan yang punya. Kata SEGALA yang dimaksud di
ayat ini termasuk “saya” adalah milik Tuhan, termasuk harta benda saya,
termasuk uang saya juga milik Tuhan.
Sebagai seorang istri hamba Tuhan, kita harus memahami dan mengerti
prinsip ini dengan benar, bahwa kita tidak pernah diciptakan sebagai
PEMILIK. Kita hanya diciptakan sebagai PENGELOLA dari semua kepunyaan
Tuhan. Begitu juga ketika Allah menciptakan Adam dan memberi dia
180
kehormatan untuk memelihara taman Eden, di dalam Kejadian 2:15
“Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman
Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Allah tidak pernah
mengalihkan hak kepemilikan-NYA, Adam hanyalah ditunjuk sebagai
seorang pengelola untuk memelihara dan bukan untuk mengambil hak
kepemilikan.
Kita tidak pernah di ciptakan untuk menjadi pemilik, kita diciptakan
sebagai pengelola dari semua kepunyaan Tuhan. Untuk itu kita harus jadi
pengelola yang baik, pengelola yang excellent, mengapa ? Karena yang
kita kelola itu kepunyaan Tuhan.
Apa yang dipercayakan kepada kita hari ini, seberapa besar harta dan
seberapa sen uang yang dipercayakan kepada kita, itu harus kita
pertanggung jawabkan dengan benar di hadapan Tuhan sang Pemilik.
Kita harus mengelolanya dengan baik.
Istri seorang hamba Tuhan harus jadi teladan bagi jemaatnya dalam
mengelola keuangan keluarga. Seorang pengelola keuangan yang
baik, punya prioritas dalam setiap pengeluaran yang dilakukan. Bisa
membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi
keinginan. Kebutuhan dan keinginan itu sesuatu yang sangat berbeda.
Kebutuhan lebih penting dan harus didahulukan daripada keinginan.
Pengelola keuangan yang baik, selalu bijaksana dalam berbelanja dan
bisa menabung secara konsisten sehingga hidupnya tidak lebih besar
pasak daripada tiang. Juga bisa menyesuaikan gaya hidup yang sesuai
kemampuannya sebagai keluarga hamba Tuhan dan bukan mengikuti
gaya hidup lingkungan yang konsumerisme.
Nah, ketika kita mampu mengelola uang atau harta yang dipercayakan
181
kepada kita dengan baik, maka semakin besar juga kepercayaan yang kita
peroleh dari Sang Pemilik Harta itu. Karena Tuhan itu akan mempercayakan
kita berkat-NYA sesuai dengan kemampuan kita mengelola harta yang
ada pada kita. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam Lukas 16: 10
“Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkaraperkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia
tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”
2. Tuan bukan Hamba
Ibrani 13 : 5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu
dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman : Aku sekali-kali
tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau”.
Istri seorang hamba Tuhan bisa menjadi TUAN atau menjadi HAMBA
atas uang, tergantung dari kita sendiri sang pengelola uang itu. Menjadi
Tuan atas uang artinya kitalah yang mengatur uang tersebut, kitalah
yang mengelola uang tersebut sehingga cukup untuk kebutuhan kita.
Kebalikannya kalau kita menjadi hamba uang artinya kitalah yang
diperbudak uang. Uanglah yang mengatur hidup kita. Kita tidak akan
pernah cukup dan puas dengan apa yang dipercayakan Tuhan pada kita.
Selalu merasa kurang sehingga perlu berhutang untuk memuaskannya.
Jatuh bangun dalam hutang, gali lubang tutup lubang karena hutang.
Walaupun hutang bukanlah perbuatan dosa, tetapi kalau kita tidak
membayar hutang maka kita berdosa.
Zaman sekarang ini banyak sekali kemudahan yang diberikan kepada
182
kita untuk membayar secara bertahap atau kredit, misalnya saja kredit
rumah, kredit mobil, kredit motor dan barang apa saja bisa kita bayar
secara bertahap atau dicicil. Tetapi meskipun demikian, kita harus berhatihati dengan kredit, hitung dengan seksama terlebih dahulu apakah kita
bisa membayar cicilannya setiap bulan. Kalau kita tidak bisa membayar
tagihan cicilannya maka itu akan menjadi hutang dan kalau kita tidak
membayar hutang maka kita berdosa.
Sadar atau tidak, ketika kita terjerat hutang, kita sedang kehilangan
kebebasan dalam keuangan di masa depan. Mengapa? Karena kita telah
mengikat pendapatan kita di masa depan untuk membayar hutanghutang. Dan itu artinya, kita tidak lagi bisa merdeka dalam keuangan.
Kalau tidak merdeka dalam keuangan, bagaimana bisa kita melakukan
Firman dalam hal memberi? Seperti memberi untuk diakonia, untuk misi
dan lainnya. Padahal salah satu bentuk pelayanan kita adalah mendukung
pekerjaan Tuhan melalui uang kita.
Kalau kita tidak merdeka dalam keuangan, bagaimana bisa kita
memberikan tangan kita kepada yang tertindas dan mengulurkan tangan
kepada yang miskin?
Istri hamba Tuhan tidak boleh menjadi hamba uang. Firman Tuhan dalam
Ibrani 13:5 berkata, ”Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah
dirimu dengan apa yang ada padamu.” Hati-hatilah jangan dengan sengaja
terlibat ke dalam hutang yang tidak bijak.
Ingatlah bahwa fondasi dari keuangan yang baik adalah keuangan yang
bebas hutang. Kita tidak akan bisa menjadi pengelola yang baik kalau
kita masih terlibat hutang yang berat, kita harus bereskan dulu hutanghutang tersebut dan mulailah hidup menjadi tuan atas uang kita dan
bukan menjadi hamba uang.
183
3. Memberi adalah sebuah kekuatan
Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, memberi adalah sebuah
kekuatan dalam pengelolaan keuangan, sekalipun hal ini berbeda dengan
yang dunia ajarkan. Dunia mengajarkan hemat pangkal kaya tetapi firman
Tuhan mengajarkan kita untuk menyebar dan menabur artinya untuk
memberi di ladang Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan dalam
2 Korintus 9 : 6 “Camkanlah ini ; Orang yang menabur sedikit akan menuai
sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”
Pemberian yang harus dilakukan :
1. Perpuluhan
Memberikan perpuluhan adalah prinsip mendasar dan salah satu
perintah Allah untuk orang percaya termasuk istri hamba Tuhan.
Mengapa demikian ? Sebab perpuluhan adalah MILIK ALLAH yang
harus kita kembalikan ke dalam rumah perbendaharaan.
Maleakhi 3 : 10 “Bawalah seluruh persembahan perpuluhan itu ke dalam
rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan dirumahKu dan
ujilah Aku, Firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan
bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu
sampai berkelimpahan”.
2. Persembahan Khusus lainnya
Selain
perpuluhan
kita
dapat
memberikan
persembahan
-
persembahan khusus lainnya seperti:
a. Pemberian
Amsal 3 : 9-10
184
hasil
pertama
(Persembahan
sulung),
b. Pemberian untuk pekerjaan misi dan pemberitaan Injil,
3 Yoh 1 : 5-8 ; 2 Kor 8 : 1-5
c. Pemberian untuk fasilitas rumah Tuhan
d. Pemberian untuk orang-orang miskin, janda-janda, dll
e. Pemberian ucapan syukur
f. dll
Ingatlah setiap pemberian yang kita lakukan harus diberikan dengan rela
dan penuh suka cita. Jangan kita memberi dengan terpaksa, karena tidak
ada manfaatnya. 2 Korintus 9 : 7, “ Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,
sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita”.
4. Tidak Cinta Uang.
1 Timotius 6 : 10, “Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab
oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”.
Prinsip yang keempat, Tuhan mengajarkan kita supaya tidak cinta uang
karena cinta uang adalah akar segala kejahatan. Cinta uang yang dimaksud
di sini adalah sikap hati kita kepada uang atau kepada harta. Kalau hati
dipenuhi cinta uang, atau keinginan untuk kaya, maka keinginan yang lain
akan tersingkirkan termasuk urusan keselamatanpun akan tersingkirkan.
Tujuan hidup akan beralih, tidak lagi memikirkan keselamatan tetapi
memikirkan uang atau harta saja dan itu artinya kita berdiri dan mengabdi
kepada uang atau harta. Inilah hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan,
185
sebab Firman Tuhan berkata bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada
dua tuan, Matius 6 : 24 “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian, Ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang
lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon”.
Cinta uang atau ingin kaya adalah sikap yang bertentangan dengan
Firman Tuhan. Letak kesalahannya bukan pada uangnya atau pada
hartanya tetapi pada keinginan atau kecintaan terhadap uang itu. Uang
sendiri bukanlah akar segala kejahatan, akar segala kejahatan terletak
dalam hati manusia yang mencintai uang.
Istri hamba Tuhan tidak boleh cinta uang, istri hamba Tuhan seharusnya
tidak lagi terpikat oleh keindahan uang dan harta. Karena orang yang
tidak menjadikan Tuhan sebagai tujuan utama tidak akan bisa melayani
Tuhan dengan benar.
Karena itu mari kita jaga hati kita jangan sampai tercemar oleh keinginankeinginan yang tidak berasal dari Tuhan dan yang tidak sesuai dengan
kehendak Tuhan. Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dengan kewaspadaan, karena
dari situlah terpancar kehidupan”.
Akhirnya, mari kita jalani prinsip Alkitab tentang keuangan di keluarga
kita masing-masing dengan bertanggung jawab dan sesuai tuntunan
Roh Kudus. Kita tidak perlu mengikuti gaya hidup orang lain di sekitar
kita. Kita juga tidak perlu mengejar uang hanya untuk memberi nilai atau
citra diri secara jasmani. Percayalah nilai kita di hadapan Tuhan tidak
ditentukan oleh seberapa banyak uang kita atau harta kita.
Selamat menjadi pengelola keuangan keluarga yang baik. Tuhan Yesus
Memberkati !
186
Daftar pustaka
:
Alkitab – Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama
Buku “Anda Ingin Kaya?” – Dr Erastus Sabdono
Buku “Perjanjian berkat” – Ir Eddy Leo M.Th
Buku “Becoming the woman God Wants Me to Be “– Dona Partow
187
188
KIAT MENJAGA TUBUH
SEBAGAI BAIT ALLAH
Pdt. dr. Eunike S Sadrach
189
Kesehatan merupakan suatu anugerah Tuhan yang terindah dan hal ini
menjadi keinginan setiap pribadi pasti untuk memiliki tubuh yang sehat.
Apalagi sebagai istri Hamba Tuhan kita diperhadapkan dengan situasi
dimana kesehatan tubuh sangat diperhatikan sebagai salah satu citra istri
Hamba Tuhan. Hal ini biasanya disadari ketika kita sakit. Banyak orang
seringkali menghakimi jika seorang Hamba Tuhan ataupun keluarganya
mengalami sakit; dengan berkata pasti ada dosa yang dilakukan, pasti
ada kutuk, pasti belum bisa mengampuni karenanya dia sakit karena
menyimpan kepahitan. Padahal pandangan di atas tidak selalu benar.
Kalau Tuhan mengijinkan hal itu terjadi dalam hidup kita artinya Tuhan
punya rencana yang indah untuk mengerjakan kuasa-Nya dan membuat
kita juga bisa mengubah kebiasaan yang buruk, menjaga tubuh kita
sebagai bait Allah yang berfungsi untuk memuliakan nama Tuhan melalui
apa yang kita lakukan.
Berikut ada beberapa penyakit yang sering kali didapatkan dalam
kehidupan seseorang dan bagaimana kita dapat menghadapi serta
mengatasinya.
STROKE
Penyakit stroke merupakan salah satu penyebab kematian yang tertinggi
di Indonesia yang juga menyebabkan kecacatan; hal ini mungkin
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang penyakit stroke.
Pengenalan stroke secara dini sangat penting karena kesempatan terbaik
dalam pengobatan stroke terbatas, yaitu sampai 12 jam setelah serangan
stroke. Keterlambatan dalam penanganan stroke akan meningkatkan
kematian dan kecacatan.
190
Penyakit stroke merupakan penyakit yang mendadak, dimana terjadi
gangguan fisik (kelainan neurologis) yang disebabkan akibat kurangnya
aliran darah ke otak oleh karena adanya suatu kelainan pembuluh
darah di otak, berkurangnya suplai darah dan bocornya darah keluar
dari pembuluh darah ini bisa diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu :
Stroke hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) dan stroke iskemik
(karena adanya sumbatan di pembuluh darah).
Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya stroke?
Otak mendapat suplai darah yang terus menerus dari pembuluh darah
besar yang ada di dalam otak. Dalam keadaan normal otak membutuhkan
darah kira-kira 900 – 1000 ml/ menit untuk seluruh otak. Dalam keadaan
normal otak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan aliran
darah ke seluruh bagian otak walaupun terjadi perubahan tekanan darah
yang bervariasi. Tetapi mekanisme ini akan gagal jika terjadi perubahan
tekanan yang berlebihan dan mendadak.
Jika otak tiba-tiba tidak
menerima jatah darah lagi akibat adanya pembuluh darah yang pecah
atau tersumbat, maka bagian dari otak yang tidak mendapat suplai darah
akan tidak berfungsi. Penyumbatan bisa terjadi secara mendadak maupun
berangsur-angsur.
Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya stroke?
Faktor resiko utama adalah penyakit hipertensi (darah tinggi), penyakit
jantung, diabetes melitus (kencing manis), merokok; faktor resiko utama
ini dapat diubah dengan pengobatan atau usaha pencegahan lain.
Faktor lain yang juga dapat meningkatkan resiko stroke dan perlu
diwaspadai, dapat diperbaiki dan diobati adalah seperti kegemukan,
stress berat, dislipidemia (lemak dalam darah), obat kontrasepsi, cuaca
dan musim.
191
Sedangkan riwayat keluarga, jenis kelamin adalah faktor resiko yang tidak
dapat diperbaiki, tetapi bisa berguna untuk lebih memotivasi menjaga
kesehatan tubuh.
Stroke sering dapat dicegah dengan mengidentifikasi orang-orang yang
beresiko tinggi dan memotivasi untuk mengubah pola hidup mereka.
Gejala-gejala yang timbul
Pada pasien yang sadar: tiba–tiba separuh badan menjadi lemah, berat
dan sulit digerakkan, sulit melangkah, badan seperti kesemutan, gangguan
bicara ( pelo ), muka tidak simetris dan tidak mampu berkomunikasi.
Pada kasus yang berat kesadaran penderita bisa menurun sampai koma.
Apa yang harus dilakukan?
• Bersikap tenang, tidak panik
• Memeriksakan penderita ke dokter umum, dokter spesialis syaraf
untuk segera ditangani dan diobati dalam 24 jam pertama (segera
mungkin)
• Jika pasien tidak sadar, segera bawa ke rumah sakit terdekat
PENYAKIT JANTUNG
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian
terbanyak setelah kanker. Penyakit ini banyak menyerang usia pertengahan
dan merupakan salah satu penyakit yang banyak ditakuti orang.
Ada 2 macam penyakit jantung yang sering didapatkan yaitu Angina
192
Pektoris dan Infark Miokard Akut
Penyakit Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian otot jantung akibat
aliran darah ke otot jantung berkurang. Hal ini disebabkan adanya
pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah di jantung karena
adanya ateroma (plak) sehingga pembuluh darah jantung menyempit
(aterosklerosis).
Akibatnya otot jantung mengalami kerusakan dan
kematian karena tidak mendapat aliran darah yang baik.
Faktor pemicu terjadinya IMA di antaranya adalah perokok berat,
hipertensi, diabetes melitus, kadar lemak dalam darah tinggi, stress –
emosi, kurang aktivitas fisik, terlalu gemuk; faktor-faktor ini masih bisa
diperbaiki.
Gejala – gejala yang terjadi
Keluhan yang khas ialah nyeri di bawah tulang dada, seperti diremasremas, ditekan, ditusuk, panas atau seperti ditindih beban berat. Nyeri
dapat menjalar ke lengan kiri, bahu , leher, rahang bahkan punggung dan
daerah ulu hati.
Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak nafas, pusing, keringat
dingin, berdebar-debar. Penderita sering merasa ketakutan (rasa akan
mati)
Apa yang harus dilakukan?
Resiko kematian terjadi dalam 4 jam pertama setelah serangan IMA jika
tidak segera ditangani. Jika tertangani, 24 jam berikutnya adalah masa
resiko tinggi. Setelah melewati masa ini resiko terjadinya komplikasi
berkurang.
193
Untuk itu yang perlu dilakukan adalah segera dibawa ke rumah sakit
terdekat.
Pencegahan yang harus dilakukan untuk Stroke dan penyakit Jantung
1. MENGHINDARI
• Rokok, alkohol, obat- obatan Narkoba
• Stress mental
• Kegemukan
• Konsumsi garam – asin yang berlebihan
2. MENGURANGI
• Kolesterol, lemak dalam makanan
3. MENGENDALIKAN - MENGOBATI
• Hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung
• Penyakit pembuluh darah lainnya
4. MELAKUKAN
• Olah raga secara teratur
• Konsumsi makanan yang bergizi seimbang
KANKER
Setiap orang dalam kehidupannya secara normal akan mengalami
pertumbuhan sel untuk mengganti sel-sel yang telah mati atau rusak.
194
Jika pertumbuhan sel itu terus menerus dan tidak terkendali maka akan
menyebabkan penumpukan sel yang membentuk benjolan pada tubuh.
Ini dinamakan TUMOR.
Tumor sendiri dapat dibagi 2 yaitu tipe yang jinak dan tipe yang ganas.
Tipe yang ganas akan disebut KANKER.
Proses pembentukan sel yang berlebihan ini memakan waktu yang lama,
prosesnya tahunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kanker:
1. Keturunan
2. Ras, suku tertentu
3. Gaya hidup : makanan, kurang berolah raga dan istirahat tidak teratur,
alkohol, rokok.
Kanker terbanyak yang menyerang kaum wanita adalah kanker mulut
rahim (serviks) di samping kanker payudara.
KANKER MULUT RAHIM ( Serviks)
Kanker ini sebenarnya tidak sulit di diagnosa, tetapi umumnya penderita
datang ke dokter dalam keadaan terlambat, sudah lanjut. Kanker ini biasa
mengenai wanita usia pertengahan (31-60 tahun)
Apa saja faktor pencetusnya?
1. Menikah pada usia muda (belasan tahun)
2. Pergantian pasangan seks yang sering
195
3. Peradangan di rahim yang sering dialami
4. Paritas tinggi (banyak melahirkan)
5. Daya tahan tubuh yang rendah
Penyebab utamanya adalah: Human Papiloma Virus (HPV)
Gejala-gejala yang dapat terjadi:
1. Keputihan : yang berbau dan kadang bercampur darah
2. Perdarahan setelah melakukan hubungan seks (sanggama)
3. Perdarahan di luar jadwal menstruasi, atau setelah menopause
4. Nyeri pada saat berhubungan seks
5. Nyeri-sakit di daerah panggul
Langkah-langkah yang harus dilakukan jika ada gejala seperti di atas
adalah:
1. Lakukan pemeriksaan ginekologis ke bidan atau dokter ahli kandungan
2. Lakukan pemeriksaan yang dokter ahli anjurkan seperti : Pap smear,
Biopsi, pemeriksaan pertanda tumor-kanker
3. Jika dinyatakan (+), lakukan anjuran pengobatan secara medis dengan
segera (tergantung stadium), baik operasi pengangkatan rahim,
kemoterapi maupun terapi sinar
196
Proses Kanker Serviks
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks?
1. Setia pada pasangan hidup.
2. Tidak melakukan seks bebas dan atau tidak berganti-ganti pasangan
seks.
3. Tidak melakukan hubungan seks pada usia dini.
4. Pola hidup sehat dengan makan makanan yang cukup nutrisi.
5. Menjaga kebersihan area kewanitaan dengan baik; tidak sering
membersihkan area kewanitaan dengan pembersih yang mengandung
zat kimia. Lebih baik dengan air yang bersih.
197
KANKER PAYUDARA
Merupakan kanker nomor 2 dari semua kanker yang menyerang wanita,
biasanya pada usia di atas 40 tahun.
Faktor pencetus - penyebabnya adalah:
1. Keturunan, riwayat kanker dalam keluarga.
2. Usia.
3. Wanita yang tidak melahirkan (infertil), berkaitan dengan pemberian
ASI.
4. Gaya Hidup:
a. Pola makan yang tidak sehat.
b. Kegemukan.
c. Penggunaan pil kontrasepsi.
d. Terapi Sulih Hormon, bagi wanita yang tidak mau mengalami
menopause.
e. Pengguna alkohol.
Gambaran klinik atau gejalanya adalah:
1. Adanya benjolan yang permanen.
2. Benjolan ini tidak sakit, tapi terasa keras ketika diraba.
3. Adanya penebalan pada kulit di payudara atau sekitar ketiak.
4. Terjadi perubahan ukuran dan bentuk dari payudara.
198
5. Bisa terjadi ruam (kemerahan) di sekitar puting payudara.
6. Terkadang permukaan kulit payudara dapat berkerut, seperti
permukaan kulit jeruk.
7. Keluar cairan dari puting payudara (biasanya darah atau nanah
bercampur darah).
8. Ada tarikan ke dalam dari puting payudara.
Pemeriksaan dan deteksi dini, lakukan:
1. Pemeriksaan rutin : USG dan atau mamografi paling lama 3 tahun
sekali. Jika keadaan memungkinkan boleh setiap tahun.
2. Lakukan SADARI (PerikSA payuDAra sendiRI). Lakukan 2-3 minggu
sekali. Jika didapatkan kelainan segera periksakan ke dokter ahli
bedah.
199
POLA HIDUP SEHAT UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
KANKER
1. Makan makanan yang sehat dan bergizi, perbanyak makan sayuran
hijau, buah-buahan, biji-bijian, makanan rendah lemak.
2. Kurangi makanan yang diberi pengawet, makanan kaleng, makanan
instan.
3. Hindari / kurangi makanan yang dibakar.
200
4. Hindari makanan dengan bahan pewarna.
5. Jangan makan makanan yang sudah berjamur, berubah warna.
6. Berat badan ideal.
7. Tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol.
8. Olah raga teratur.
9. Jangan hidup dalam stress; serahkan segala kuatirmu kepada Tuhan.
Mari kita menjaga tubuh pemberian Allah dengan bijaksana, sehingga
kita bisa memuliakan Allah.
201
202
ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY
DISORDER (ADHD)
dr.Anggia Hapsari, SpKJ
203
Seringkali kita menemukan anak-anak disekitar kita yang sangat aktif,
bermasalah dalam lingkungan rumah dan sekolah, sulit mengikuti
pelajaran di sekolah dan lainnya. Kemudian kita melabel mereka dengan
sebutan “anak nakal”, “anak iseng”.
Apa yang sebenarnya yang mereka alami?
Mereka mungkin mengalami Attention Deficit/Hyperactivity Disorder
(ADHD), atau disebut juga Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktif
(GPPH).
Apa itu ADHD?
ADHD merupakan gangguan psikiatrik
bersifat kronis, muncul pada
masak kanak awal. Biasa mulai timbul usia 3 th dan butuh bantuan saat
usia 6 – 9 th (saat usia SD). Angka kejadian sebesar 5 – 13% pada anak
usia sekolah. Perbandingan terjadinya lebih banyak pada anak laki-laki
dibanding anak perempuan sebesar 3 : 1.
Bagaimana mengenali anak dengan ADHD?
1. Gejala inatensi, seperti tidak rapi, sulit, mempertahankan konsentrasi,
gagal menyelesaikan tugas, menghindari usaha yang berkepanjangan,
kehilangan, pelupa, tampak seperti tidak mendengarkan, tidak teliti,
perhatian mudah beralih.
2. Gejala hiperaktivitas, seperti gelisah, meninggalkan kursi di kelas /
tidak bisa duduk tenang dalam kelas, berlari/memanjat berlebihan,
204
selalu dalam keadaan tergesa-gesa, tidak dapat diam dalam bermain/
bekerja, bicara terlalu banyak.
3. Gejala impulsivitas, seperti tergesa-gesa menjawab, tidak bisa
menunggu giliran, menginterupsi orang lain, mengganggu orang lain.
Berbagai macam terapi pada ADHD :
• Farmakoterapi / medikasi
• Psikoterapi dan intervensi psikososial lain
• Terapi Remedial
Apa yang dapat dilakukan orangtua?
1. Beri perhatian pada perilaku yang baik
Walau sesibuk apapun orangtua harus terus menerus memberikan
perhatian pada perilaku yang positif, hal ini penting dalam membesarkan
anak, juga untuk anak dengan ADHD. Banyak cara yang dapat
dipergunakan orang-tua untuk mengingatkan mereka. Salah satu cara
adalah dengan menggunakan timer agar anak ingat apa yang harus
dilakukan dan melakukannya dengan baik. Prinsipnya adalah tidak
lupa untuk memperhatikan si anak merupakan suatu keterampilan
yang harus dipelajari dan dilatih sehingga menjadi sesuatu hal yang
otomatis. Hal ini membuat kita harus mendiskusikan perilaku siapa yang
seharusnya berubah, orangtua atau si anak. Secara jujur untuk menolong
anak mengubah perilaku mereka, berarti orangtua harus memulainya
untuk mencari cara untuk mengubah perilaku mereka sendiri. Karena
205
hukuman tidak mengajarkan ketrampilan baru, maka sebaiknya orangtua
mencari cara-cara positif untuk mengajar dan memperkuat (dengan
memperhatikan) ketrampilan baru, ini merupakan hal yang penting bagi
perubahan perilaku.
2. Abaikan perilaku yang sedikit salah (minor misbehavior)
Misbehaviors adalah tingkah laku yang salah yang bisa menjengkelkan
tetapi tidak berbahaya, yang dilakukan anak untuk mendapatkan perhatian
dari orang tuanya atau mendapat perhatian dari orang dewasa lainnya.
Salah satu strategi terbaik mengatasi misbehaviors adalah dengan
mengabaikannya. Tingkah laku yang perlu diabaikan oleh orang-tua,
misalnya : menyela waktu orangtua sedang berbicara melalui telepon,
atau waktu sedang berbicara dengan orang dewasa lain, berteriak-teriak
atau marah tak terkendali (tantrum), atau membuat bunyi/kegaduhan
waktu orangtua sedang sibuk. Tidak mudah mengabaikan kelakuan
seperti ini; bagi beberapa orang-tua, tantrum hampir mustahil untuk
mengabaikannya. Tetapi mengabaikan sangat efektif. Juga mengajar anak
bahwa orang-tua tidak akan memberikan perhatian untuk kelakuan yang
negatif. Penting untuk mengamati bahwa perhatian apapun – positif atau
negatif – adalah sama bagi bagi seorang anak. Jika mereka bisa membuat
orang-tua mereka menanggapi mereka, tujuan mereka untuk mendapat
perhatian tercapai.
3. Pahami konsekuensi
Konsekuensi adalah apa yang muncul sesudah sesuatu kelakuan
terjadi. Konsekuensi bisa positif atau negatif. Konsekuensi positif
206
akan meningkatkan kelakuan, sedangkan konsekuensi negatif akan
mengurangi kelakuan. Jika seorang anak menolong/ membantu di rumah
dan orang-tua mengatakan sesuatu yang positif, maka anak mungkin
akan membantu lagi. Misalnya orangtua yang mengajar anak mereka
bagaimana caranya untuk mengatur meja, dan lalu berkata, “Saya benarbenar suka cara kamu mengatur meja” ini menolong anak untuk merasa
baik dalam berlatih ketrampilan baru. Konsekuensi negatif, sesuatu yang
tak diinginkan anak, dipakai lebih banyak dan lebih sering oleh orang
dewasa daripada konsekuensi positif. Contoh sederhana adalah bila
anak “tidak baik”, maka kita hukum. Beberapa orang dewasa mungkin
menganggap bahwa konsekuensi negatif (hukuman) adalah obat terbaik
untuk mengatasi kelakuan buruk. Bagaimanapun juga, tujuannya adalah
agar kelakuan tidak terjadi lagi. Masalahnya adalah bahwa hukuman tidak
mengajar anak apa yang harus.
4. Gunakan konsekuensi yang memberikan hasil
Anak ADHD memerlukan konsekuensi untuk menolong mereka belajar
mengerjakan tugas atau pekerjaan sekolah, mengikuti peraturan, atau
bertingkah laku baik yang diharapkan orang dewasa. Karena banyak di
antara mereka tidak mempunyai motivasi diri, maka mereka membutuhkan
konsekuensi yang berarti untuk belajar. Karena beberapa anak mungkin
kurang peka terhadap konsekuensi, maka hadiah yang lebih besar yang
lebih diinginkan anak mungkin perlu dipergunakan. Komentar atau
pujian positif secara lisan kadang tidak cukup untuk memotivasi anak
ADHD untuk bertingkah laku dengan baik sesuai yang diharapkan orangtua atau guru. Disamping pujian dan hak istimewa, orang-tua seharusnya
menyediakan konsekuensi nyata, seperti pelukan atau kasih-sayang secara
fisik, hadiah istimewa, traktiran, mainan atau uang sebagai konsekuensi
207
cadangan untuk memotivasi anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah
mereka, mengikuti peraturan atau mengerjakan tugas. Banyak orang-tua
berpikir mereka sebaiknya tidak memberi anak hadiah karena mereka
mengerjakan pekerjaannya, atau mungkin berpikir mentraktir atau hadiah
akan menyebabkan mereka menuntut dibayar untuk setiap aktivitas,
seperti tugas atau pekerjaan rumah. Sebenarnya, bagi kebanyakan anak
yang tidak mempunyai ADHD, hadiah atau mengganjar tidak diperlukan
untuk memotivasi. Anak yang mendapat angka baik atau yang menolong
orang lain biasanya merasa baik mengenai dirinya sendiri. Perasaan baik
mereka mengenai dirinya ini yang akan memotivasi. Mereka merasakan
suatu pencapaian karena mereka sudah mengerjakan pekerjaan baik
atau karena mereka tahu orang-tua atau guru mereka menghargai apa
yang dilakukan oleh mereka. Mereka mungkin membaca buku untuk
kesenangan membaca atau belajar. Mereka menyenangkan orang lain
karena membolehkan mereka merasa baik.
5. Berikan umpan balik pada perilaku
Penting bagi anak dengan ADHD untuk mempelajari hubungan kelakuan
mereka dan akibat yang mengikuti (positif dan negatif). Kebanyakan
anak dengan ADHD memerlukan umpan balik (feedback) segera tentang
kelakuan dan aktivitas mereka. Mereka memerlukan lebih banyak pujian,
umpan balik yang lebih positif tentang prestasi mereka, dan umpan balik
yang lebih segera tentang kelakuan yang perlu dirubah. Kalau orangtua memuji kelakuan positif, adalah penting harus spesifik - anak perlu
mendengar persis apa yang dia lakukan itu positif. Umpan balik yang
ditawarkan dapat berupa perhatian fisik, izin atau hadiah seperti ditraktir,
uang atau hak istimewa, umpan balik sebaiknya sesegera mungkin setelah
208
kelakuan positif anak terlihat. Beberapa orangtua mempergunakan apa
yang disebut “token economy” – Mereka memberikan angka atau chip bila
anak berperilaku positif, dan mengambil kembali bila anak berperilaku
negatif. Dalam hal ini, angka mungkin dapat memperkuat pada beberapa
anak. Kesabaran adalah kunci pokok dari strategi merubah tingkah laku.
6. Gunakan cara-cara positif dahulu
Karena anak dengan ADHD sering mendapat lebih banyak kritik/kecaman
daripada anak lain, penting untuk menghindari penggunaan hukuman
terlebih dulu untuk menghentikan tingkah laku anak yang tidak diingini.
Orang-tua, guru dan orang lain disekitar anak harus sering diingatkan
untuk fokus pada kekuatan (strength) anak daripada kebutuhan anak.
Positives before negatives adalah kunci program merubah tingkah laku.
7. Kembangkan rutinitas di rumah
Salah satu strategi terbaik yang dapat dipergunakan oleh orang-tua
untuk menolong anak dengan ADHD adalah selalu konsisten dengan
hadiah, hukuman, dan rutinitas. Di rumah, ini berarti bahwa orang-tua
harus mempunyai waktu khusus untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah, tidur, dan bangun untuk ke sekolah. Hal ini bisa menjadi sulit bagi
keluarga-keluarga yang hidup di lingkungan dengan stress yang tinggi.
Karena anak dengan ADHD sering “tidak teratur”, memberikan pengetahuan
hal-hal di luar yang teratur menolong mereka untuk mengerti apa yang
akan terjadi berikutnya, dan apa yang diharapkan sebagai akibat kelakuan
mereka. Rutinitas benar-benar menolong mereka untuk mengatur pikiran
mereka, dan untuk mengikuti apa yang diharapkan oleh dewasa.
209
8. Berusahalah untuk tetap konsisten
Konsisten berarti 3 hal penting.
Pertama, orangtua atau guru harus konsisten dengan waktu.
Kedua, konsisten berarti merespons tingkah laku anak dengan cara
yang sama di segala tempat yang berbeda.
Ketiga, konsisten berarti bahwa setiap orang sebaiknya berusaha
untuk mengelola kelakuan dengan cara yang sama.
9. Rencanakan cara mengatasi masalah
• Berbicara dengan anak sebelum memasuki situasi yang sulit
(toko, restoran, dsb.)
• Ulangi peraturan-peraturan yang berlaku
• Nyatakan ekpektasi positif
• Nyatakan reward & punishmentnya
• Laksanakan
10. Rencanakan untuk mengatasi kelakuan untuk menarik perhatian
Langkah :
a. Pilihlah kelakuan yang akan diubah
210
b. Katakan pada anak bahwa anda akan:
• mengabaikan perilaku tsb
• beritahukan cara positif lain untuk mendapat perhatian
• respon hanya pada perilaku positif
c. Bila kelakuan anak memburuk, gunakan konsekuensi
d. Perhatikan perilaku baru
e. Reinforce perilaku baru
f. Abaikan perilaku lama
g. Jangan menyerah pada perilaku negatif !
11. Pikirkan kebutuhan anak untuk belajar
• Cobalah untuk tidak berdebat secara emosional dengan anak yang
sedang marah.
• Jangan sakit hati & frustrasi.
•
Anda adalah guru bagi anak anda.
• Bagaimana cara anda mengatasi situasi sulit, itu akan ditiru anak!
12. Jangan menyerah !
211
KESIMPULAN
ADHD merupakan gangguan yang meliputi berbagai aspek perkembangan
anak sehingga perlu penanggulanganan secara terpadu dan sedini
mungkin . Orang tua dan guru perlu bersama-sama tim terapis mengatasi
permasalahan ini agar anak tidak layu sebelum berkembang.
212
213
Diterbitkan oleh :
Departemen Wanita
Gereja Bethel Indonesia
2016
214
Download