AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Tugas Persentase ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan I Dosen pembimbing : Alinea Dwi Elisanti, SKM.,M.Kes Oleh : Nevi Yulinda Nur Hidayatul Ilmiah Nilna Himmawati AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal serta menilai status kesehatannya. Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan dasar untuk pemeriksaan selanjutnya. Untuk memeriksa bayi baru lahir diperlukan, kelembutan, dan prosedur yang fleksibel. Jadi, bila bayi sangat tenang dan rileks pada permulaan pemeriksaan, yang mula-mula harus dilakukan adalah palpasi perut atau auskultasi jantung, sebelum manipulasi janin yang lebih mengganggu dilakukan. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I TEKNIK PERSIAPAN FISIK Peralatan dan Perlengkapan : Kapas Senter Thermometer Stetoskop Flanel / Selimut bayi Bengkok Timbangan berat badan bayi (Timbangan tidur ) Pita meter ( Metlin ) Pengukur tinggi badan Sarung tangan Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Persiapan Awal Pemeriksaan Fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , antara lain : • Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang dibawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas , atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa • Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu , seperti paru – paru , jantung , abdomen • Lakukan prosedur yang menggaggu bayi , seperti pemeriksaan reflex pada tahap akhir • Bicara lembut , pegang tangan bayi diatas dadanya atau lainnya. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Prosedur Tindakan Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal Susun alat secara ergonomis Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih Memakai sarung tangan Letakkan bayi pada tempat yang rata Gambar1.1 Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005) Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Prosedur Pelaksanaan Hitung Frekuensi Nafas Pemeriksaan frekuensi napas dilakukan dengan menghitung rata rata pernapasan dalam satu menit . Napas pada bayi baru lahir dikatakan normal apabila frekuensinya antara 30 - 60 per menit ,tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi . Tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2500 gr atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu , kemungkinan adanya retraksi dada ringan dan jika pernafasan berhenti selama beberapa detik secara periodik . maka masih juga dalam batas normal Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pucat , ikterus , sianosis sentral , atau lainnya . Umumnya , kondisi kulit bayi dalam keadaan aterm lebih tebal sehingga tampak lebih pucat dari pada bayi dalam keadaan preterm. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Stetoskop Pemeriksaan denyut jantung dilakukan untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan sehingga jantung dalam keadaan tidak normal . Beberapa gangguan tersebut antara lain , seperti suhu tubuh yang tidak normal , perdarahan , atau gangguan nafas . Denyut jantung dinyatakan normal apabila frekuensinnya antara 100-160 kali per menit . Bayi dinyatakkan masih dalam keadaan normal apabila frekuensi denyut jantungnnya diatas 60 kali per menit dlam jangka waktu yang relative pendek . hal ini terjadi beberapa kali per hari selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distress Ukur Suhu Aksiler Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksiler untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermia . Dalam kondisi normal , suhu bayi berkisar antara 36,5 – 37,5˚C Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Kaji Postur dan Gerakan Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya opistotonos; adanya kejang atau spasme ; dan tremor . Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat, kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi . Kemudian pada bayi berat kurang dari 2500 gr atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu , ekstremitas dalam keadaan sedikit ekstensi . Apabila bayi yang terletak sungsang dalam kandungan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul / lutut atau sendi lutut mengalami ekstensi penuh , sehingga kaki bisa mencapai mulut . Kemudian gerakan ekstremitas bayi harusnya spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh , dan bayi normal dapat sedikit gemetar Gambar 1.2 Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005) Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Periksa Tonus atau Tingkat Kesadaran Bayi Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya letargi , yakni penurunan kesadaran yang dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan , ada tidaknya layuh seperti tonus otot lemah , mudah terangsang , mengantuk , aktivitas berkurang , dan tidak sadar ( tidur yang dalam , tidak merespons terhadap rangsangan ) Dalam keadaan normal , pemeriksaan ini dilakukan pada tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh dan bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I • Pemeriksaan Kulit Pemeriksaan Kulit Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada / tidaknya kemerahan pada : kulit atau pembengkakan postula ( kulit melepuh ) luka atau trauma bercak atau tanda abnormal pada kulit elastisitas kulit Gambar 1.2 Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005) serta ruam popok ( bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong) Pemeriksaan ini normal apabila tanda, seperti eritema toksikum ( titik merah dan pusat putih kecil pada muka , tubuh , dan punggung ) pada hari kedua atau selanjutnya , kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Paru-Paru Banyak yang dapat dipelajari dengan mengamati pernapasan. Adanya variasi frekuensi dan irama pada bayi adalah khas, berfluktuasi sesuai dengan aktivitas fisik, keadaan terjaga, atau menangis. Karena fluktuasi yang cepat maka frekuensi respirasi bayi harus dihitung selama satu menit penuh dalam keadaan istirahat, lenih baik pada saat tidur. Pada keadaan tidur frekuensi normal untuk bayi normal cukup bulan adalah 3040/menit; untuk bayi prematur frekuensinya lebih tinggi dan berfluktuasi lebih lebar. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Rambut Lanugo Seringkali menutupi kulit kepala dan alis; pada bayi prematur, rambut juga dapat menutup mukanya. Pada bayi cukup bulan, rambut lanugo biasanya hilang atau digantikan dengan rambut velus. Sekelompok rambut pada spina lumbosakral memberi kesan dasar suatu kelainan, misalnya spina bifida tersembunyi; saluran sinus, atau tumor. Kuku dapat rudimenter pada bayi prematur muda, tetapi kuku dapat melewati ujung, jari pada bayi yang dilahirkan lewat bulan. Bayi lewat bulan dapat mempunyai kulit yang terkelupas,), tingkat pengelupasan kulit yang memberi kesan iktiosis kongetinal. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Kepala atau Muka Bagian yang paling keras dan besar dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala juga sering mengalami cedera, sehingga dapat membahayakan hidup. Tengkorak bayi mungkin bertumpangan (molded) terutama bila bayi adalah anak pertama dan kepala telah berfiksasi beberapa waktu. Tulang parietal cenderung menumpangi tulang oksipital dan frontal. Garis sutura dan ukuran serta tekanan kontanela anterior dan posterior harus ditentukan secara digital. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Ukuran-ukuran kepala bayi 1. Ukuran muka belakang Diameter sub occipitalus-bregmatica dari foramen magnum ke ubun-ubun besar 29,5 cm. Diameter sub occipito frontalis: (dari foramen magnum ke pangkal hidung) 11 cm. Diameter fronto occipitalis (dar pangkal hidung ke titik yang terjadi pada belakang kepala.12 cm. Diameter mento occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala). 13,5 bertugas. Diameter sub mento bragmatika (dari bawah dagu ke ubunubun besar) 9 cm. 2. Ukuran lingkaran Circumferentia sub occiput bregmatika. (lingkaran kecil kepala) 31 cm. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala). 35 cm. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Cara Pemeriksaan : • Lakukan inspeksi daerah kepala • Lakukan penilaian pada bagian fontanel dan sutura , diantaranya : Asimetri atau tidaknya maulage , yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir Ada tidaknya caput succedaneum , yaitu edema pada kulit kepala , lunak dan tidak berfluktuasi , batasnya tidak tegas , serta menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari Ada tidaknya cephal haematum , yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum . Cirinya konsistensi lunak , berfluktuasi , berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak , tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak . Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan Ada tidaknya perdarahan , yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus daam tengkorak . Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tampak asimetris , sering diraba terjadi fluktuasi dan edema Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan . Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior akan menutup saat usia 12-18 bulan. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Leher Leher relatif tampak pendek. Kelainan leher tidak lazim terjadi; kelainan itu meliputi gondok, higroma kistik, sisa celah brankial, dan lesi otot sternonokleidomastoideus yang agaknya terjadi akibat trauma atau akibat fiksasi posisi bayi sewaktu berada di dalam uterus, yang masing-masing dapat menyebabkan kepala berputar ke arah sisi yang terkena; dan muka bayi berputar menjauhi sisi yang terkena. Plaginosefali, asimetri muka, dan hemihipoplasia dapat terjadi jika tidak diobati. Kulit atau jaringan yang berlebihan pada bayi wanita yang memberi kesan sindrom turner. Kedua klavikula harus diraba untuk mencari adanya fraktur. Pemeriksaan Ekstremitas Pemeriksaan pada ekstremitas dilakukan untuk menilai ada / tidaknya gerakan ekstremitas abnormal ; asimetri ; posisi dan gerakan kaki yang abnormal menghadap ke dalam atau keluar garis tangan ; serta kondisi jari kaki yang jumlahnya berlebih atau saling melekat Pemeriksaan Tali Pusat Pemeriksaan dilakukan untuk menilai apakah ada kemerahan ; bengkak ; nanah atau berbau ; atau lainnya pada tali pusat . Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari ke-1 dan mulai mongering dan mengecil , kemudian lepas pada hari ke-7 hingga ke-10 Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Mata Pemeriksaan mata dilakukan pada kelopak mata untuk menilai ada / tidaknya kemerahan atau pembengkakan ; nanah yang keluar dari mata ; dan perdarahan subkonjungtiva Cara Pemeriksaan : • Lakukan inspeksi daerah mata • Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan , seperti : • Strabismus ( koordinasi gerakan mata yang belum sempurna ) , dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka • Kebutaan , seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang • Sindrom down , ditemukan epicanthus melebar • Gluakoma congenital , terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea • Katarak congenital , apabila terlihat pupil yang berwarna putih. Apabila bayi diangkat dan dimiringkan secara perlahan ke depan dan di belakang, matanya sering membuka secara spontan. Manuver ini terjadi akibat refleks labirin danleher, usaha untuk menginspeksi mata dengan cara semikian lebih berhasil daripada dengan paksa membuka mata. Perdarahan konjungtiva dan retina tidak dapat sendirinya berarti serius. Refleks pupil timbul sesudah 28-30 minggu kehamilan. Iris harus diinspeksi untuk mencari koloboma dan heterokromia. Kornea yang berdiameter lebih besar dari 1 cm pada bayi cukup bulan memberi kesan glaukoma kongenital dan memerlukan konsultasi oftalmologis yang segera. Adanya refleks merah bilateral memberi kesan tidak adanya katarak atau kelainan intraokuler. Leukokoria (refleks pupil putih) memberi kesan katarak, tumor, korioretinitis, retinopati prematuritas, atau korpus vitreum hiperplastik primer yang menetap, dan memerlukan konsultasi oftalmologis. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Telinga Kadang-kadang ditemukan deformitas daun telinga. Cara Pemeriksaan : • Bunyikan bel atau suara . Apabila terjadi refleks terkejut , maka pendengarannya baik . Kemudian apabila tidak terjadi refleks , maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran. • Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya • Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang • Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas • Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin) • Perhatikan adanya aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal . Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Hidung Hidung dapat sedikit tersumbat oleh mukus yang terkumpul dalam lubang hidung yang sempit. Cuping hidung seharusnya simetris. Cara Pemeriksaan: • Amati pola pernapasan . Apabila bayi bernapas melalui mulut , maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung , atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring . Sedangkan , pernapasan cuping hidung akan menunjukkan gangguan pada paru-paru • Amati mukosa lubang hidung . Apabila terdapat secret mukopurulen dan berdarah , perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis congenital dan kemungkinan lain. • Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. • Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Mulut Cara Pemeriksaan : • Lakukan inspeksi adanya kista pada mukosa mulut • Amati warna , kemampuan refleks menghisap . Apabila lidah menjulur keluar , dapat dinilai adanya kecacatan congenital • Amati adanya bercak pada mukosa mulut , palatum , dan pipi . Biasanya disebut sebagai monilia albicans • Amati gusi dan gigi , untuk menilai adanya pigmen • Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia • Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut) • Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak • Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote) Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I • Pemeriksaan Abdomen atau Punggung Hati biasanya teraba, kadang-kadang sebesar 2 cm di bawah tepi kosta. Ujung limfa jarang dapat diraba. Perkiraan ukuran dan lokasi masing-masing ginjal biasanya dapat ditentukan dengan melakukan palpasi dalam. Variasi pada jumlah udara dalam saluran cerna tidak dijumpai pada periode lain dalam kehidupan, yang biasanya dalam keadaaan normal tidak begitu besar. Normalnya, gas harus ada di dalam rektum sewaktu dilakukan pemeriksaan roentgen pada umur 24 jam. Dinding perut pada keadaan normal lemah (terutama bayi prematur), dan diastasis rekti serta hernia umbillikalis lazim dijumpai, terutama pada bayibayi kulit hitam. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Gambar 1.3 Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005) Cara Pemeriksaan : • Lakukan inspeksi bentuk abdomen . Apabila abdomen membuncit , kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali ( cairan di dalam rongga perut ) dan adanya kembung • Lakukan auskultasi adanya bising usus • Lakukan perabaan organ hati . Umumnya , teraba 2-3 cm dibawah arkus kosta kanan . Sedangkan limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri • Lakukan palpasi ginjal dengan mengatur posisi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi . Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilicus , diantara garis tengah dan tepi perut . Bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm . Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma , kelainan bawaan atau thrombosis vena renalis • Letakkan bayi dalam posisi tengkurap , raba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada tidaknya kelainan seperti spinabifida / mielomeningokel ( defek tulang punggung sehingga medulla spinalis dan selaput otak menonjol ) Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pengukuran Antropometri Cara Pemeriksaan : • Lakukan pengukuran berat badan , panjang badan , lingkar kepala , dan lingkar dada • Lakukan penilaian hasil pengukuran Berat badan normal adalah 2500-3500 gr. Berat badan yang kurang dari 2500 gr disebut bayi prematur sedangkan berat badan bayi yang saat lahir lebih dari 3500 gr disebut macrosomia Panjang badan normal adalah 45-50 cm Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm Lingkar dada normal adalah 30-33 cm , apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami hydrocephalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami microcephalus Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Genetalia Cara Pemeriksaan : • Lakukan inspeksi pada genetalia wanita , seperti keadaan labiominora , labiomayora , lubang uretra , dan ubang vagina • Lakukan inspeksi pada genitalia laki-laki , seperti keadaan penis , ada tidaknya hipospadia ( defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penis ) dan epispadia ( defek pada dorsum penis ) • Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis • Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua • Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora • Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding). Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Genetalia Bayi Laki-Laki Genetalia Bayi Wanita Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Anus dan rectum • Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya • Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan Tungkai • Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan • Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kurangya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis. • Periksa adanya polidaktili dan sidaktili pada jari kaki Gambar 1.4 Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005) Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Pemeriksaan Urine dan Tinja Pemeriksaan urine dan tinja dilakukan untuk menilai ada / tidaknya diare dan kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi berak cair antara 6-8 kali per menit . Dapat dicurigai apabila frekuensinya meningkat dan adanya lendir atau darah . Adanya perdarahan per vagina pada bayi baru lahir , dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama hidupnya . Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I TAHAP AKHIR Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering Minta Ibu untuk menyusui Jelaskan posisi yang baik saat menyusui Jelaskan tanda-tanda bahwa bayi melekat pada payudara ibu dengan benar Jelaskan tanda-tanda bahwa bayi menghisap dengan baik Anjurkan ibu untuk menyusui sesuai dengan keinginan bayi tanpa memberi makanan atau minuman lain Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Berikan imunisasi yang diperlukan Bila terlihat tanda-tanda bahaya atau kelainan pada bayi , segera di rujuk ke fasilitas kesehatan. Bila bayi dirujuk, selama perjalanan ke tempat rujuk, pastikan bayi : Berada dalam kontak kulit dengan kulit dengan ibu atau ayah Diselimuti dan memakai topi Terlindungi selama perjalanan, atau diberikan ASI peras dengan cangkir jika perlu. Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Jelaskan pada ibu : Untuk merujuk bayinya ke fasilitas kesehatan bila terdapat tanda bahaya yang ada pada si bayi Pentingnya mendapat imunisasi sesuai jadwal dan kapan mendapat imunisasi berikutnya. Waktu untuk kunjungan berikutnya. Lengkapi catatan medis, dengan catatan secara rinci : Kondisi bayi Imunisasi yang diberikan,jika ada Keterangan rujukan apabila dirujuk Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I Berikut adalah Video pemeriksaan BBl Atas perhatiannya By : Nilna Himmawati