present KDK - WordPress.com

advertisement
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA
Pemeriksaan Fisik Pada
Bayi Baru Lahir
Tugas Persentase ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan
Dasar Kebidanan I
Dosen pembimbing :
Alinea Dwi Elisanti, SKM.,M.Kes
Oleh :
Nevi Yulinda
Nur Hidayatul Ilmiah
Nilna Himmawati
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan
oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas &
mendeteksi adanya penyimpangan dari normal serta menilai
status kesehatannya. Pengkajian ini dapat ditemukan
indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian
terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang
diperlukan. Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus
dilakukan sesegera mungkin sesudah persalinan untuk
mendeteksi kelainan-kelainan dasar untuk pemeriksaan
selanjutnya.
Untuk memeriksa bayi baru lahir diperlukan, kelembutan,
dan prosedur yang fleksibel. Jadi, bila bayi sangat tenang
dan rileks pada permulaan pemeriksaan, yang mula-mula
harus dilakukan adalah palpasi perut atau auskultasi jantung,
sebelum manipulasi janin yang lebih mengganggu dilakukan.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
TEKNIK PERSIAPAN FISIK
Peralatan dan Perlengkapan :










Kapas
Senter
Thermometer
Stetoskop
Flanel / Selimut bayi
Bengkok
Timbangan berat badan bayi (Timbangan tidur )
Pita meter ( Metlin )
Pengukur tinggi badan
Sarung tangan
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Persiapan Awal Pemeriksaan Fisik
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , antara lain :
• Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang dibawah lampu
terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas , atau
lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa
• Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau
lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih
dahulu , seperti paru – paru , jantung , abdomen
• Lakukan prosedur yang menggaggu bayi , seperti
pemeriksaan reflex pada tahap akhir
• Bicara lembut , pegang tangan bayi diatas dadanya atau
lainnya.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Prosedur Tindakan
 Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan
dilakukan pemeriksaan
 Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor
genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu
(maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
 Susun alat secara ergonomis
 Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir,
keringkan dengan handuk
bersih
 Memakai sarung tangan
 Letakkan bayi pada tempat yang rata
Gambar1.1
Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005)
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Prosedur Pelaksanaan
 Hitung Frekuensi Nafas
Pemeriksaan frekuensi napas dilakukan dengan menghitung rata rata pernapasan dalam satu menit . Napas pada bayi baru lahir
dikatakan normal apabila frekuensinya antara 30 - 60 per menit
,tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi .
Tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2500 gr atau
umur kehamilan kurang dari 37 minggu , kemungkinan adanya
retraksi dada ringan dan jika pernafasan berhenti selama beberapa
detik secara periodik . maka masih juga dalam batas normal
 Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pucat ,
ikterus , sianosis sentral , atau lainnya . Umumnya , kondisi kulit bayi
dalam keadaan aterm lebih tebal sehingga tampak lebih pucat dari
pada bayi dalam keadaan preterm.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Stetoskop
Pemeriksaan denyut jantung dilakukan untuk menilai apakah bayi
mengalami gangguan sehingga jantung dalam keadaan tidak normal
. Beberapa gangguan tersebut antara lain , seperti suhu tubuh yang
tidak normal , perdarahan , atau gangguan nafas . Denyut jantung
dinyatakan normal apabila frekuensinnya antara 100-160 kali per
menit . Bayi dinyatakkan masih dalam keadaan normal apabila
frekuensi denyut jantungnnya diatas 60 kali per menit dlam jangka
waktu yang relative pendek . hal ini terjadi beberapa kali per hari
selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distress
 Ukur Suhu Aksiler
Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksiler untuk menentukan
apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermia . Dalam kondisi
normal , suhu bayi berkisar antara 36,5 – 37,5˚C
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Kaji Postur dan Gerakan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya
opistotonos; adanya kejang atau spasme ; dan tremor .
Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam
keadaan istirahat, kepalan tangan longgar dengan lengan
panggul dan lutut semi fleksi . Kemudian pada bayi berat kurang
dari 2500 gr atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ,
ekstremitas dalam keadaan sedikit ekstensi . Apabila bayi yang
terletak sungsang dalam kandungan
mengalami fleksi penuh pada sendi panggul / lutut
atau sendi lutut mengalami ekstensi penuh ,
sehingga kaki bisa mencapai mulut .
Kemudian gerakan ekstremitas bayi
harusnya spontan dan simetris
disertai dengan gerakan sendi penuh ,
dan bayi normal dapat sedikit gemetar
Gambar 1.2
Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005)
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Periksa Tonus atau Tingkat Kesadaran Bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai adanya
letargi , yakni penurunan kesadaran yang
dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit
kesulitan , ada tidaknya layuh seperti tonus otot
lemah , mudah terangsang , mengantuk ,
aktivitas berkurang , dan tidak sadar ( tidur yang
dalam , tidak merespons terhadap rangsangan )
Dalam keadaan normal , pemeriksaan ini
dilakukan pada tingkat kesadaran mulai dari
diam hingga sadar penuh dan bayi dapat
dibangunkan jika sedang tidur atau dalam
keadaan diam.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
• Pemeriksaan Kulit
 Pemeriksaan Kulit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada / tidaknya
kemerahan pada :
kulit atau pembengkakan
postula ( kulit melepuh )
luka atau trauma
bercak atau tanda abnormal pada kulit
elastisitas kulit
Gambar 1.2
Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005)
serta ruam popok ( bercak merah terang dikulit daerah popok
pada bokong)
Pemeriksaan ini normal apabila tanda, seperti eritema
toksikum ( titik merah dan pusat putih kecil pada muka , tubuh
, dan punggung ) pada hari kedua atau selanjutnya , kulit tubuh
yang terkelupas pada hari pertama.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Pemeriksaan Paru-Paru
Banyak yang dapat dipelajari dengan mengamati
pernapasan. Adanya variasi frekuensi dan irama
pada bayi adalah khas, berfluktuasi sesuai dengan
aktivitas fisik, keadaan terjaga, atau menangis.
Karena fluktuasi yang cepat maka frekuensi
respirasi bayi harus dihitung selama satu menit
penuh dalam keadaan istirahat, lenih baik pada
saat tidur. Pada keadaan tidur frekuensi normal
untuk bayi normal cukup bulan adalah 3040/menit; untuk bayi prematur frekuensinya lebih
tinggi dan berfluktuasi lebih lebar.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Rambut Lanugo
Seringkali menutupi kulit kepala dan alis; pada bayi
prematur, rambut juga dapat menutup mukanya.
Pada bayi cukup bulan, rambut lanugo biasanya
hilang atau digantikan dengan rambut velus.
Sekelompok rambut pada spina lumbosakral
memberi kesan dasar suatu kelainan, misalnya spina
bifida tersembunyi; saluran sinus, atau tumor. Kuku
dapat rudimenter pada bayi prematur muda, tetapi
kuku dapat melewati ujung, jari pada bayi yang
dilahirkan lewat bulan. Bayi lewat bulan dapat
mempunyai kulit yang terkelupas,), tingkat
pengelupasan kulit yang memberi kesan iktiosis
kongetinal.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Pemeriksaan Kepala atau Muka
Bagian yang paling keras dan besar dari janin
adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan. Kepala juga
sering mengalami cedera, sehingga dapat
membahayakan hidup. Tengkorak bayi mungkin
bertumpangan (molded) terutama bila bayi
adalah anak pertama dan kepala telah berfiksasi
beberapa waktu. Tulang parietal cenderung
menumpangi tulang oksipital dan frontal. Garis
sutura dan ukuran serta tekanan kontanela
anterior dan posterior harus ditentukan secara
digital.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Ukuran-ukuran kepala bayi
1. Ukuran muka belakang
 Diameter sub occipitalus-bregmatica dari foramen magnum ke
ubun-ubun besar 29,5 cm.
 Diameter sub occipito frontalis: (dari foramen magnum ke
pangkal hidung) 11 cm.
 Diameter fronto occipitalis (dar pangkal hidung ke titik yang
terjadi pada belakang kepala.12 cm.
 Diameter mento occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada
belakang kepala). 13,5 bertugas.
 Diameter sub mento bragmatika (dari bawah dagu ke ubunubun besar) 9 cm.
2. Ukuran lingkaran
 Circumferentia sub occiput bregmatika. (lingkaran kecil kepala)
31 cm.
 Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34
cm.
 Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala). 35
cm.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Cara Pemeriksaan :
• Lakukan inspeksi daerah kepala
• Lakukan penilaian pada bagian fontanel dan sutura , diantaranya :
 Asimetri atau tidaknya maulage , yaitu tulang tengkorak yang saling
menumpuk pada saat lahir
 Ada tidaknya caput succedaneum , yaitu edema pada kulit kepala , lunak
dan tidak berfluktuasi , batasnya tidak tegas , serta menyeberangi sutura
dan akan hilang dalam beberapa hari
 Ada tidaknya cephal haematum , yang terjadi sesaat setelah lahir dan
tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum
. Cirinya konsistensi lunak , berfluktuasi , berbatas tegas pada tepi tulang
tengkorak , tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura
kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak . Cephal haematum
dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan
 Ada tidaknya perdarahan , yang terjadi karena pecahnya vena yang
menghubungkan jaringan di luar sinus daam tengkorak . Batasnya tidak
tegas sehingga bentuk kepala tampak asimetris , sering diraba terjadi
fluktuasi dan edema
 Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan .
Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan
dan fontanel anterior akan menutup saat usia 12-18 bulan.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Pemeriksaan Leher
Leher relatif tampak pendek. Kelainan leher tidak lazim terjadi; kelainan itu meliputi
gondok, higroma kistik, sisa celah brankial, dan lesi otot sternonokleidomastoideus
yang agaknya terjadi akibat trauma atau akibat fiksasi posisi bayi sewaktu berada
di dalam uterus, yang masing-masing dapat menyebabkan kepala berputar ke arah
sisi yang terkena; dan muka bayi berputar menjauhi sisi yang terkena.
Plaginosefali, asimetri muka, dan hemihipoplasia dapat terjadi jika tidak diobati.
Kulit atau jaringan yang berlebihan pada bayi wanita yang memberi kesan sindrom
turner. Kedua klavikula harus diraba untuk mencari adanya fraktur.
 Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan pada ekstremitas dilakukan untuk menilai ada / tidaknya gerakan
ekstremitas abnormal ; asimetri ; posisi dan gerakan kaki yang abnormal
menghadap ke dalam atau keluar garis tangan ; serta kondisi jari kaki yang
jumlahnya berlebih atau saling melekat
 Pemeriksaan Tali Pusat
Pemeriksaan dilakukan untuk menilai apakah ada kemerahan ; bengkak ; nanah atau
berbau ; atau lainnya pada tali pusat . Pemeriksaan ini normal apabila warna tali
pusat putih kebiruan pada hari ke-1 dan mulai mongering dan mengecil , kemudian
lepas pada hari ke-7 hingga ke-10
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata dilakukan pada kelopak mata untuk menilai ada / tidaknya kemerahan atau
pembengkakan ; nanah yang keluar dari mata ; dan perdarahan subkonjungtiva
Cara Pemeriksaan :
• Lakukan inspeksi daerah mata
• Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan , seperti :
• Strabismus ( koordinasi gerakan mata yang belum sempurna ) , dengan cara menggoyang kepala
secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka
• Kebutaan , seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya berkurang
• Sindrom down , ditemukan epicanthus melebar
• Gluakoma congenital , terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea
• Katarak congenital , apabila terlihat pupil yang berwarna putih.
Apabila bayi diangkat dan dimiringkan secara perlahan ke depan dan di belakang, matanya sering
membuka secara spontan. Manuver ini terjadi akibat refleks labirin danleher, usaha untuk
menginspeksi mata dengan cara semikian lebih berhasil daripada dengan paksa membuka mata.
Perdarahan konjungtiva dan retina tidak dapat sendirinya berarti serius. Refleks pupil timbul sesudah
28-30 minggu kehamilan. Iris harus diinspeksi untuk mencari koloboma dan heterokromia. Kornea
yang berdiameter lebih besar dari 1 cm pada bayi cukup bulan memberi kesan glaukoma kongenital
dan memerlukan konsultasi oftalmologis yang segera. Adanya refleks merah bilateral memberi kesan
tidak adanya katarak atau kelainan intraokuler. Leukokoria (refleks pupil putih) memberi kesan
katarak, tumor, korioretinitis, retinopati prematuritas, atau korpus vitreum hiperplastik primer yang
menetap, dan memerlukan konsultasi oftalmologis.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Pemeriksaan Telinga
Kadang-kadang ditemukan deformitas daun telinga.
Cara Pemeriksaan :
• Bunyikan bel atau suara . Apabila terjadi refleks terkejut
, maka pendengarannya baik . Kemudian apabila tidak
terjadi refleks , maka kemungkinan akan terjadi
gangguan pendengaran.
• Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
• Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
• Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagian atas
• Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
• Perhatikan adanya aurikel hal ini dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal .
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Pemeriksaan Hidung
Hidung dapat sedikit tersumbat oleh mukus yang terkumpul dalam
lubang hidung yang sempit. Cuping hidung seharusnya simetris.
Cara Pemeriksaan:
• Amati pola pernapasan . Apabila bayi bernapas melalui mulut ,
maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas karena
adanya atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung , atau
ensefalokel yang menonjol ke nasofaring . Sedangkan ,
pernapasan cuping hidung akan menunjukkan gangguan pada
paru-paru
• Amati mukosa lubang hidung . Apabila terdapat secret
mukopurulen dan berdarah , perlu dipikirkan adanya penyakit
sifilis congenital dan kemungkinan lain.
• Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm.
• Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Pemeriksaan Mulut
Cara Pemeriksaan :
• Lakukan inspeksi adanya kista pada mukosa mulut
• Amati warna , kemampuan refleks menghisap . Apabila lidah
menjulur keluar , dapat dinilai adanya kecacatan congenital
• Amati adanya bercak pada mukosa mulut , palatum , dan pipi .
Biasanya disebut sebagai monilia albicans
• Amati gusi dan gigi , untuk menilai adanya pigmen
• Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah.
Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
• Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista
lunak yang berasal dari dasar mulut)
• Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan
antara palatum keras dan lunak
• Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi
seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
• Pemeriksaan Abdomen atau Punggung
Hati biasanya teraba, kadang-kadang sebesar 2 cm di
bawah tepi kosta. Ujung limfa jarang dapat diraba.
Perkiraan ukuran dan lokasi masing-masing ginjal
biasanya dapat ditentukan dengan melakukan palpasi
dalam. Variasi pada jumlah udara dalam saluran cerna
tidak dijumpai pada periode lain dalam kehidupan,
yang biasanya dalam keadaaan normal tidak begitu
besar. Normalnya, gas harus ada di dalam rektum
sewaktu dilakukan pemeriksaan roentgen pada umur
24 jam. Dinding perut pada keadaan normal lemah
(terutama bayi prematur), dan diastasis rekti serta
hernia umbillikalis lazim dijumpai, terutama pada bayibayi kulit hitam.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Gambar 1.3
Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005)
Cara Pemeriksaan :
• Lakukan inspeksi bentuk abdomen . Apabila abdomen membuncit ,
kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali ( cairan di dalam rongga
perut ) dan adanya kembung
• Lakukan auskultasi adanya bising usus
• Lakukan perabaan organ hati . Umumnya , teraba 2-3 cm dibawah arkus
kosta kanan . Sedangkan limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri
• Lakukan palpasi ginjal dengan mengatur posisi telentang dan tungkai bayi
dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi . Batas bawah
ginjal dapat diraba setinggi umbilicus , diantara garis tengah dan tepi perut
. Bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm . Adanya pembesaran pada
ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma , kelainan bawaan atau
thrombosis vena renalis
• Letakkan bayi dalam posisi tengkurap , raba sepanjang tulang belakang
untuk mencari ada tidaknya kelainan seperti spinabifida /
mielomeningokel ( defek tulang punggung sehingga medulla spinalis dan
selaput otak menonjol )
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Pengukuran Antropometri
Cara Pemeriksaan :
• Lakukan pengukuran berat badan , panjang badan , lingkar kepala ,
dan lingkar dada
• Lakukan penilaian hasil pengukuran
 Berat badan normal adalah 2500-3500 gr.
 Berat badan yang kurang dari 2500 gr disebut bayi prematur
sedangkan berat badan bayi yang saat lahir lebih dari 3500 gr
disebut macrosomia
 Panjang badan normal adalah 45-50 cm
 Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm
 Lingkar dada normal adalah 30-33 cm , apabila diameter kepala
lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami
hydrocephalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3 cm dari
lingkar dada maka bayi mengalami microcephalus
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Pemeriksaan Genetalia
Cara Pemeriksaan :
• Lakukan inspeksi pada genetalia wanita , seperti keadaan labiominora ,
labiomayora , lubang uretra , dan ubang vagina
• Lakukan inspeksi pada genitalia laki-laki , seperti keadaan penis , ada tidaknya
hipospadia ( defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penis )
dan epispadia ( defek pada dorsum penis )
• Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi
lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
• Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
• Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
• Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding).
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Genetalia Bayi Laki-Laki
Genetalia Bayi Wanita
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Anus dan rectum
• Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
• Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam
belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon
atau obstruksi saluran pencernaan
 Tungkai
• Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
• Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kurangya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
• Periksa adanya polidaktili dan sidaktili pada jari kaki
Gambar 1.4
Sumber (Babak Ledermik.Jensen ,2005)
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Pemeriksaan Urine dan Tinja
Pemeriksaan urine dan tinja dilakukan untuk
menilai ada / tidaknya diare dan kelainan pada
daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi
berak cair antara 6-8 kali per menit . Dapat
dicurigai apabila frekuensinya meningkat dan
adanya lendir atau darah . Adanya perdarahan per
vagina pada bayi baru lahir , dapat terjadi selama
beberapa hari pada minggu pertama hidupnya .
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
TAHAP AKHIR
 Cuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain
yang bersih dan kering
 Minta Ibu untuk menyusui
 Jelaskan posisi yang baik saat menyusui
 Jelaskan tanda-tanda bahwa bayi melekat pada
payudara ibu dengan benar
 Jelaskan tanda-tanda bahwa bayi menghisap
dengan baik
 Anjurkan ibu untuk menyusui sesuai dengan
keinginan bayi tanpa memberi makanan atau
minuman lain
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Berikan imunisasi yang diperlukan
Bila terlihat tanda-tanda bahaya atau kelainan
pada bayi , segera di rujuk ke fasilitas
kesehatan.
Bila bayi dirujuk, selama perjalanan ke tempat
rujuk, pastikan bayi :
 Berada dalam kontak kulit dengan kulit
dengan ibu atau ayah
 Diselimuti dan memakai topi
 Terlindungi selama perjalanan, atau
diberikan ASI peras dengan cangkir jika
perlu.
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
 Jelaskan pada ibu :
 Untuk merujuk bayinya ke fasilitas kesehatan
bila terdapat tanda bahaya yang ada pada si
bayi
 Pentingnya mendapat imunisasi sesuai jadwal
dan kapan mendapat imunisasi berikutnya.
 Waktu untuk kunjungan berikutnya.
 Lengkapi catatan medis, dengan catatan secara
rinci :
 Kondisi bayi
 Imunisasi yang diberikan,jika ada
 Keterangan rujukan apabila dirujuk
Pemeriksaan Fisik BBL- KDK I
Berikut adalah Video pemeriksaan BBl
Atas perhatiannya
By : Nilna Himmawati

Download