BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan perkalian dari Tegangan (volt) dan arus (amphere). Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan : P=VxI P = Volt x Ampere x Cos φ P = Watt I ˜ V Load Gambar 2.1 Arah Aliran arus listrik 2.1.1 Daya Aktif Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Adapun persamaan dalam daya aktif sebagai berikut : Untuk satu phasa P = V ∙ I ∙ Cos φ Untuk tiga phasa P = 3 ∙ V ∙ I ∙ Cos φ 4 Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja. 2.1.2 Daya Reaktif Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor,dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var. Untuk satu phasa Q = V ∙ I ∙ Sin φ Untuk Tiga phasa Q = 3 ∙ V ∙ I ∙ Sin φ 2.1.3 Daya Semu Daya Semu (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan arus dalam suatu jaringan. Satuan daya semu adalah VA. 𝑆=𝑉∙𝐼 𝑄 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ 𝑆𝑖𝑛𝜑 φ 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 𝜋𝑟 2 Gambar 2.2 Penjumlahan trigonometri daya aktif, reaktif dan semu 5 2.2 Segitiga Daya Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan matematika antara tipe - tipe daya yang berbeda antara daya semu, daya aktif dan daya reaktif berdasarkan prinsip trigonometri. 𝑃 𝑄 𝑆 Gambar 2.3 segitiga daya dimana berlaku hubungan : S= V∙ I P = S ∙ Cos φ Q = S ∙ Sin φ 2.3 Faktor Daya Faktor daya (Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (Watt) dan daya semu (VA) yang digunakan dalam listrik arus bolak balik (AC) atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ . 2.3.1 Faktor Daya Terbelakang (Lagging) Faktor daya terbelakang (lagging) adalah keadaan faktor daya saat memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Beban/ peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem atau beban bersifat induktif 6 2. Arus (I ) terbelakang dari tegangan (V), V mendahului I dengan sudut φ V I Gambar 2.4 Arus tertinggal dari tegangan sebesar sudut φ 2.3.2 Faktor Daya Mendahului (Leading) Faktor daya mendahului (leading) adalah keadaan faktor daya saat memiliki kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Beban/ peralatan listrik memberikan daya reaktif dari sistem atau beban bersifat kapasitif 2. Arus mendahului tegangan, V terbelakang dari I dengan sudut φ V I Gambar 2.5 Arus Mendahului Tegangan Sebesar Sudut 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑃 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢 𝑆 = 𝑘𝑊 𝑘𝑉𝐴 = 𝑉 ∙ 𝐼 ∙ 𝑐𝑜𝑠𝜑 𝑉∙𝐼 = 𝑐𝑜𝑠𝜑 7 Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu. 𝑇𝑎𝑛 𝜑 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑄) = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑃) 𝑘𝑉𝐴𝑅 𝑘𝑊 Karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kVA dan kVAR berubah sesuai dengan faktor daya), dapat juga di tulis sebagai berikut: Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) x Tan φ Sebuah contoh, rating kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya sebagai berikut : Daya reaktif pada pf awal = Daya Aktif (P) x Tan φ1 Daya reaktif pada pf diperbaiki = Daya Aktif (P) x Tan φ2 Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya adalah : Daya reaktif (kVAR) = Daya Aktif (kW) x (Tan φ1 - Tan φ2) 2.4 Sifat Beban Listrik Dalam suatu rangkaian listrik selalu dijumpai suatu sumber dan beban. Bila sumber listrik DC, maka sifat beban hanya bersifat resistif murni, karena frekuensi sumber DC adalah nol. Reaktansi induktif (XL) akan menjadi nol yang berarti bahwa induktor tersebut akan short circuit. Reaktansi kapasitif (XC) akan menjadi tak berhingga yang berarti bahwa kapasitif tersebut akan open circuit. Jadi sumber DC akan mengakibatkan beban beban induktif dan 8 beban kapasitif tidak akan berpengaruh pada rangkaian. Bila sumber listrik AC maka beban dibedakan menjadi 3 sebagai berikut : 2.4.1 Beban Resitif Beban resistif yang merupakan suatu resistor murni. Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali. Tegangan dan arus se-fasa. Secara matematis dinyatakan : I V R=V/I Gambar 2.6 Arus dan tegangan pada beban resistif 2.4.2 Beban Induktif Beban induktif adalah beban yang mengandung kumparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti biasanya inti besi, contoh : motor – motor listrik, induktor dan transformator. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 – 1 “lagging”. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan daya reaktif (kVAR). Tegangan mendahului arus sebesar φ°. Secara matematis dinyatakan : 𝑉 = 𝑉𝑀 × sin 𝜔𝑡 𝐼 = 𝐼𝑀 sin (𝜔𝑡 − 𝜃) 𝑡 𝜃 Gambar 2.7 Arus, tegangan dan GGL insduksi-diri pada beban induktif 9 2.4.3 Beban Kapasitif Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu rangakaian kapasitor. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 – 1 “leading”. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan mengeluarkan daya reaktif (kVAR). Arus mendahului tegangan sebesar φ°. Secara matematis dinyatakan : 𝑉 = 𝑉𝑀 × sin 𝜔𝑡 𝑡 𝜋 2 𝜋 𝐼 = 𝐼𝑀 sin (𝜔𝑡 − ) 2 Gambar 2.8 Arus, tegangan dan GGL induksi-diri pada beban kapasitif 2.5 Keuntungan Perbaikan Faktor Daya Beberapa keuntungan meningkatkan faktor daya : 1. Tagihan listrik akan menjadi kecil (PLN akan memberikan denda jika pf lebih kecil dari 0,85) 2. Kapasitas distribusi sistem tenaga listrik akan meningkat 3. Mengurangi rugi – rugi daya pada sistem 4. Adanya peningkatan tegangan karena daya menurun 5. Mengurangi besarnya tegangan jatuh Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan menurunnya pf sistem kelistrikan. Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan diantaranya : 10 1. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi – rugi daya 2. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR 3. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops) Beberapa strategi untuk koreksi faktor daya adalah : 1. Meminimalkan operasi dari beban motor yang ringan atau tidak bekerja 2. Menghindari operasi dari peralatan listrik diatas tegangan rata – ratanya 3. Mengganti motor – motor yang sudah tua dengan energi efisien motor. Meskipun dengan energi efisien motor, bagaimanapun faktor daya diperngaruhi oleh beban yang variasi. Motor ini harus dioperasikan sesuai dengan kapasitas rata – ratanya untuk memperoleh faktor daya tinggi. 4. Memasang kapasitor pada jaringan AC untuk menurunkan medan dari daya reaktif. Selain itu, pemasangan kapasitor dapat menghindari : - Trafo kelebihan beban (overload), sehingga memberikan tambahan daya yang tersedia - Voltage drops pada line ends - Kenaikan arus / suhu pada kabel, sehingga mengurangi rugi – rugi. Untuk pemasangan Capasitor Bank diperlukan : - Kapasitor, dengan jenis yang cocok dengan kondisi jaringan - Regulator, dengan pengaturan daya tumpuk kapasitor (Capasitor Bank) otomatis - Kontaktor, untuk switching kapasitor 11 - Pemutus tenaga, untuk proteksi tumpuk kapasitor. Energi listrik digunakan berbanding lurus dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Semakin besar energi listrik yang digunakan maka semakin besar biaya produksi yang dibutuhkan. Dengan menggunakan power monitoring system dapat diketahui pemakaian energi listrik dan kondisi energi listrik dari peralatan listrik sehingga menigkatkan efisiensi dari energi listrik yang digunakan dalam pekerjaan dan meminimalkan rugi – rugi pada sistem untuk penyaluran energi listrik yang lebih efisien dari sumber listrik ke beban. Daya Aktif Daya reaktif sesudah Daya Semu Daya reaktif Daya reaktif Sebelum Gambar 2.9 Kompensasi daya reaktif 2.6 Metoda Pemasangan kapasitor bank 2.6.1 Global Compensation PT. Primer Indokencana mengggunakan metoda pemasangan global compensation, dengan metode ini kapasitor dipasang di induk panel (PDU). Arus yang turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel PDU dan transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah PDU tidak turun dengan demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah PDU tidak terpengaruh. Terlebih 12 instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang Delta Voltagenya masih cukup besar. Kelebihan dari pemasangan secara Global Compensation yaitu sebagai berikut : - Pemanfaatan kompensasi daya reaktifnya lebih baik karena semua motor tidak bekerja pada waktu yang sama - Biaya pemeliharaan rendah Kekurangan dari pemasangan secara global compensation yaitu sebagai berikut : - Switching peralatan pengaman bisa menimbulkan ledakan - Transient yang disebabkan oleh energizing grup kapasitor dalam jumlah besar - Hanya memberikan kompensasi pada sisi atasnya (upstream) - Kebutuhan ruang 2.6.2 Group Compensation Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok diterapkan pada industri dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan kva dan terlebih jarak antara panel PDU dan SDP cukup berjauhan. Kelebihan dari pemasangan secara Group Compensation yaitu sebagai berikut : - Biaya pemasangan rendah 13 - Kapasitansi pemasangan bisa dimanfaatkan sepenuhnya - Biaya pemilaharaan rendah Kekurangan dari pemasangan secara Group compesation yaitu sebagai berikut : - Perlu dipasang kapasitor bank pada setiap SDP atau MV/LV bus - Hanya memberikan kompensasi pada sisi atas - Kebutuhan ruangan 2.6.3 Individual Compensation Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban khususnya yang mempunyai daya yang besar. Cara ini sebenarnya lebih efektif dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun ada kekurangan nya yaitu harus menyediakan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut sehingga mengurangi nilai estetika. Disamping itu jika mesin yang dipasang sampai ratusan buah berarti total cost yang di perlukan lebih besar dari metode diatas. Kelebihan dari pemasangan secara Individual Compensation yaitu sebagai berikut : - Meningkatkan kapasitas saluran suplai - Memperbaiki tegangan secara langsung - Kapasitor dan beban ON/OFF secara bersamaan - Pemeliharaan dan pemasangan unit kapasitor mudah 14 Kekurangan dari pemasangan secara Individual compenstion yaitu sebagai berikut : - Biaya pemasangan tinggi - Membutuhkan perhitungan yang banyak - Kapasitas terpasang tidak dimanfaatkan sepenuhnya - Terjadi fenomena transient yang besar akibat sering dilakukan switching ON/OFF - Waktu kapasitor OFF lebih banyak dibanding waktu kapasitor ON a) b) Gambar 2.10 a) Global Compensation, b) Group Compensation,c) Individual Compensation 15 2.7 Komponen-komponen Kapasitor bank 1. Main switch / load Break switch Main switch ini sebagai peralatan kontrol dan isolasi jika ada pemeliharaan panel . Sedangkan untuk pengaman kabel / instalasi sudah tersedia disisi atasnya dari PDU. Main switch atau lebih dikenal load break switch adalah peralatan pemutus dan penyambung yang sifatnya on load yakni dapat diputus dan disambung dalam keadaan berbeban, berbeda dengan on-off switch model knife yang hanya dioperasikan pada saat tidak berbeban .Untuk menentukan kapasitas yang dipakai dengan perhitungan minimal 25 % lebih besar dari perhitungan KVar terpasang dari sebagai contoh :Jika daya kvar terpasang 400 Kvar dengan arus 600 Ampere , maka pilihan kita berdasarkan 600 A + 25 % = 757 Ampere yang dipakai size 800 Ampere. 2. Kapasitor Breaker Kapasitor Breaker digunkakan untuk mengamankan instalasi kabel dari breaker ke Kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri. Kapasitas breaker yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus nominal dengan I m = 10 x Ir.Untuk menghitung besarnya arus dapat digunakan rumusI n = Qc / 3 . VL Sebagai contoh : masing masing steps dari 10 steps besarnya 20 Kvar maka dengan menggunakan rumus diatas didapat besarnya arus sebesar 29 ampere , maka pemilihan kapasitas breaker sebesar 29 + 50 % = 43 A atau yang dipakai 40 Ampere.Selain breaker dapat pula digunakan Fuse , Pemakaian Fuse ini sebenarnya lebih baik karena 16 respon dari kondisi over current dan Short circuit lebih baik namun tidak efisien dalam pengoperasian jika dalam kondisi putus harus selalu ada penggantian fuse. Jika memakai fuse perhitungannya juga sama dengan pemakaian breaker. 3. Magnetic Contactor Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan kontrol.Beban kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi , lebih tinggi dari beban motor. Untuk pemilihan magnetic contactor minimal 10 % lebih tinggi dari arus nominal (pada AC 3 dengan beban induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih tinggi akan lebih baik sehingga umur pemakaian magnetic contactor lebih lama. 4. Kapasitor Bank Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai sifat kapasitif yang akan berfungsi sebagai penyeimbang sifat induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar. Dari tegangan kerja 230 V sampai 525 Volt. 5. Reactive Power Regulator Peralatan ini berfungsi untuk mengatur kerja kontaktor agar daya reaktif yang akan disupply ke jaringan/ system dapat bekerja sesuai kapasitas yang dibutuhkan. Dengan acuan pembacaan besaran arus dan tegangan pada sisi utama Breaker maka daya reaktif yang dibutuhkan dapat terbaca dan regulator inilah yang akan mengatur kapan dan berapa 17 daya reaktif yang diperlukan. Peralatan ini mempunyai bermacam macam steps dari 6 steps , 12 steps sampai 18 steps. Peralatan tambahan yang biasa digunakan pada panel kapasitor antara lain : - Push button on dan push button off yang berfungsi mengoperasikan magnetic contactor secara manual.- Selektor auto – off – manual yang berfungsi memilih system operasional auto dari modul atau manual dari push button. - Exhaust fan + thermostat yang berfungsi mengatur ambein temperature dalam ruang panel kapasitor. Karena kapasitor , kontaktor dan kabel penghantar mempunyai disipasi daya panas yang besar maka temperature ruang panel meningkat.setelah setting dari thermostat terlampaui maka exhust fan akan otomatic berhenti. 6. Setup C/K PFR Capacitor Bank Agar Power Factor Regulator (PFR) yang terpasang pada Panel Capacitor Bank dapat bekerja secara maksimal dalam melakukan otomatisasi mengendalikan kerja capacitor maka diperlukan setup C/K yang sesuai. 2.8 Menentukan Ukuran Kapasitor untuk Memeperbaiki faktor daya Ukuran kapasior untuk memperbaiki faktor daya sistem pada titik-titik tertentu dapat secara manual untuk sistem distribusi yang relatif kecil, KVAR kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya cos φ1 sampai dengan cosφ2 . Ada beberapa Metode dalam mencari ukuran kapasitor untuk 18 perbaikan faktor daya seperti dengan metode perhitungan sederhana, metode tabel kompensasi dan metode diagram. 2.8.1 Metode perhitungan sederhana Dalam metode sederhana dapat kita mencari ukuran kapasitor data yang diperlukan anatara lain ; Daya Semu = S ( kVA) Daya Aktif = P (kW) Daya Reaktif = Q Agar mempermudah mengingat simbol Daya reaktif kita gunakan simbol QL ( Daya reaktif PF lama) dan QB (Daya Reaktif PF baru). Jadi dapat kita simpulkan bahwa persamaan perhitungan sederhana yaitu : Qc = QL − QB 2.8.2 Metode Tabel Kompensasi Untuk menghitung besarnya daya reaktif dapat dilakukan melalui tabel kompensasi, tabel ini menyajikan suatu data dengan input faktor daya mula – mula sebesar Cos θ1 dan faktor daya yang diinginkan Cos θ2 maka besarnya faktor pengali dapat dilihat melalui tabel kompensasi. Berikut data tabel kompensasi : P = V ∙ I ∙ faktor pengali 19 Tabel 2.1 Faktor pengali T abel Kompensasi Sebelum Cos Ѳ 0,5 0,51 0,52 0,53 0,54 0,55 0,56 0,57 0,58 0,59 0,6 0,61 0,62 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,69 0,7 0,71 0,72 0,73 0,74 0,75 0,76 0,77 0,78 0,79 0,8 0,81 0,82 0,83 0,84 0,85 0,86 0,87 0,88 0,89 0,9 0,85 1,11 1,07 1,02 0,98 0,94 0,9 0,86 0,82 0,78 0,75 0,71 0,68 0,65 0,61 0,58 0,55 0,52 0,49 0,46 0,43 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,26 0,24 0,21 0,18 0,16 0,13 0,1 0,08 0,05 0,03 0 0,86 1,14 1,09 1,05 1,01 0,97 0,93 0,89 0,85 0,81 0,78 0,74 0,71 0,67 0,64 0,61 0,58 0,54 0,51 0,48 0,46 0,43 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,26 0,24 0,21 0,18 0,16 0,13 0,1 0,08 0,05 0,03 0 0,87 1,17 1,12 1,05 1,08 1 0,99 0,95 0,91 0,87 0,84 0,8 0,77 0,73 0,7 0,67 0,63 0,6 0,57 0,54 0,51 0,48 0,43 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,26 0,24 0,21 0,18 0,16 0,13 0,11 0,08 0,05 0,03 0 0,88 1,19 1,15 1,1 1,06 1,02 0,98 0,94 0,9 0,86 0,83 0,79 0,76 0,73 0,69 0,66 0,63 0,6 0,57 0,54 0,51 0,48 0,45 0,42 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,26 0,24 0,21 0,18 0,16 0,13 0,11 0,08 0,05 0,03 0 0,89 1,22 1,17 1,13 1,09 1,05 1,01 0,97 0,93 0,89 0,86 0,82 0,79 0,75 0,72 0,69 0,66 0,63 0,6 0,57 0,54 0,51 0,48 0,45 0,42 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,26 0,24 0,21 0,19 0,16 0,13 0,11 0,08 0,05 0,03 0 0,9 1,25 1,2 1,16 1,12 1,07 1,03 1 0,96 0,92 0,88 0,85 0,81 0,78 0,75 0,72 0,68 0,65 0,62 0,59 0,56 0,54 0,51 0,48 0,45 0,42 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,27 0,24 0,21 0,19 0,16 0,13 0,11 0,08 0,05 0,03 0 0,91 1,28 1,23 1,19 1,14 1,1 1,06 1,02 0,99 0,95 0,91 0,88 0,84 0,81 0,78 0,74 0,71 0,68 0,65 0,62 0,59 0,56 0,54 0,51 0,48 0,45 0,43 0,4 0,37 0,35 0,32 0,29 0,27 0,24 0,22 0,19 0,16 0,13 0,11 0,09 0,06 0,03 Sesudah 0,92 0,93 1,31 1,34 1,26 1,29 1,22 1,25 1,17 1,2 1,3 1,16 1,09 1,12 1,05 1,08 1,02 1,05 0,98 1,01 0,94 0,97 0,91 0,94 0,87 0,9 0,84 0,87 0,81 0,84 0,77 0,81 0,74 0,77 0,71 0,74 0,68 0,71 0,65 0,68 0,62 0,65 0,59 0,62 0,57 0,6 0,54 0,57 0,51 0,54 0,48 0,51 0,46 0,49 0,43 0,46 0,4 0,43 0,38 0,41 0,35 0,38 0,32 0,35 0,3 0,33 0,27 0,3 0,25 0,28 0,22 0,25 0,19 0,2 0,17 0,19 0,13 0,17 0,11 0,13 0,09 0,12 0,06 0,09 0,94 1,37 1,32 1,28 1,24 1,2 1,16 1,12 1,08 1,04 1,01 0,97 0,94 0,9 0,87 0,84 0,81 0,78 0,75 0,72 0,69 0,66 0,63 0,6 0,57 0,55 0,52 0,49 0,47 0,44 0,41 0,39 0,36 0,34 0,31 0,28 0,26 0,23 0,2 0,18 0,15 0,12 0,95 1,4 1,36 1,31 1,27 1,23 1,19 1,15 1,11 1,08 1,04 1 0,97 0,94 0,9 0,87 0,84 0,81 0,78 0,75 0,72 0,69 0,66 0,64 0,61 0,58 0,55 0,53 0,5 0,47 0,45 0,42 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,26 0,24 0,21 0,18 0,16 0,96 1,44 1,39 1,35 1,31 1,27 1,23 1,19 1,15 1,11 1,08 1,04 1,01 0,97 0,94 0,91 0,88 0,85 0,82 0,79 0,76 0,73 0,7 0,67 0,64 0,62 0,59 0,56 0,54 0,51 0,48 0,46 0,43 0,41 0,38 0,35 0,33 0,3 0,28 0,25 0,22 0,19 0,97 1,48 1,44 1,39 1,35 1,31 1,27 1,23 1,19 1,15 1,12 1,08 1,05 1,1 0,98 0,95 0,92 0,89 0,86 0,83 0,8 0,77 0,74 0,71 0,69 0,66 0,63 0,6 0,58 0,55 0,53 0,5 0,47 0,45 0,42 0,4 0,37 0,34 0,32 0,29 0,26 0,23 0,98 1,53 1,48 1,44 1,4 1,36 1,32 1,28 1,24 1,2 1,17 1,13 1,1 1,06 1,03 1 0,97 0,94 0,9 0,88 0,85 0,82 0,79 0,76 0,73 0,71 0,68 0,65 0,63 0,6 0,57 0,55 0,52 0,49 0,47 0,44 0,42 0,39 0,36 0,34 0,31 0,28 0,99 1,59 1,54 1,5 1,46 1,42 1,38 1,34 1,3 1,26 1,23 1,19 1,16 1,12 1,09 1,06 1,03 1 0,97 0,94 0,91 0,88 0,85 0,82 0,79 0,77 0,74 0,71 0,69 0,66 0,63 0,61 0,58 0,56 0,53 0,5 0,48 0,45 0,42 0,4 0,37 0,34 1 1,73 1,69 1,64 1,6 1,56 1,52 1,48 1,44 1,4 1,37 1,33 1,3 1,27 1,23 1,2 1,17 1,14 1,11 1,08 1,05 1,02 0,99 0,96 0,94 0,91 0,88 0,86 0,83 0,8 0,78 0,75 0,72 0,7 0,67 0,65 0,62 0,59 0,57 0,54 0,51 0,48 20 2.8.3 Metode Diagram Dalam menentukan besarnya kapasitor yang dibutuhkan diperlukan diagram sebelum kompensasi dan sesudah kompensasi maka dapat di gambarkan sebagai berikut : kVAr 1 Sebelum Q kVAr 2 Sesudah 𝜑 k W Gambar 2.11 Diagram Daya untuk menentukan Kapasitor Dapat di peroleh persamaan sebagai berikut : Qc = kW(Tanφ1 − Tanφ2 ) 21