KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

advertisement
KEMENTERIAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
PRESS RELEASE
CAPAIAN KINERJA SATU TAHUN
(OKTOBER 2009 – OKTOBER 2010)
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
_______________________________________________________

Sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Presiden RI, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) mempunyai
peran sentral dalam membuka wawasan para pemangku kepentingan tentang
perspektif gender dan anak dan memberikan “technical assistance” kepada sektor
di dalam menyusun kebijakan-kebijakan sektor agar responsif gender dan peduli
hak anak,
mensosialisasikan pola pikir strategis bahwa perempuan dan anak
adalah aset dan potensi pembangunan dan memperkuat kapasitas kelembagaan
baik di tingkat propinsi, kabupaten, dan kota agar mampu melaksanakan
pengarusutaman gender dan pengarusutamaan hak anak.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara, KPP dan PA menyenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak;
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak; dan
3. Pengawasan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah menyusun
Rencana Strategis 2010-2014. Terdapat 2 (dua) program yang telah ditetapkan,
yaitu:
1. Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan; dan
2. Program Perlindungan Anak.
1

Bertitik tolak pada rencana-rencana aksi tahun 2010, hasil-hasil strategis yang telah
dicapai oleh KPP dan PA hingga bulan Oktober 2010 adalah sebagai berikut:
1. Terbitnya Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung RI, Jaksa Agung RI,
Kepala Kepolisian Negara RI, Menteri Hukum dan HAM RI, Menteri Sosial RI,
dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
tentang Penanganan Anak yang Berhadapan dengan Hukum;
2. Terbitnya berbagai Peraturan Menteri Negara PP dan PA tentang:
a. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu bagi
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;
b. Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Bidang
Ketenagakerjaan;
c. Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Bidang
Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan;
d. Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Bidang
Pendidikan Agama Islam; dan
e. Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di bidang
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, dan bidang Keluarga
Berencana;
f. Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Madrasah;
g. Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di bidang Pendidikan
Politik bagi Calon Pemilih Pemula, Anggota DPR/DPD/ DPRD, dan
masyarakat;
h. Pedoman Kota Layak Anak Provinsi;
i. Panduan Pelaksanaan Kota Layak Anak di Kelurahan dan Desa;
j. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap
Anak;
k. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Anak Berhadapan
Hukum dengan Pendekatan Keadilan Restoratif;
l. Panduan Pengembangan Bina Keluarga TKI;
3. Terbitnya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara Menteri Negara PP dan
PA dengan:
a. Kementerian Koperasi dan KUKM tentang Pemberdayaan Perempuan
dalam rangka Mewujudkan Kesetaraan Gender melalui Pengembangan
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
b. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
tentang Peningkatan
Efektifitas Pengarusutamaan Gender di Bidang Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian;
c. Kementerian Kesehatan tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di
Bidang Kesehatan; dan
d. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tentang Peningkatan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dalam Mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera;
2

Selain capaian kinerja di atas yang disesuaikan dengan Renstra 2010-2014
Kementerian PP dan PA, beberapa kegiatan lain yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Pada tanggal 28 Februari sampai dengan 7 Maret 2010, delegasi Indonesia
yang dipimpin oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak menghadiri Sidang Komisi ke 51 Komisi Kedudukan
Wanita di PBB, New York. Pada kesempatan tersebut, Menteri Negara PP dan
PA menyampaikan “statement” mengenai kemajuan pelaksanaan Landasan
Aksi Beijing, antara lain berbagai peraturan perundang-undangan, program
dan kegiatan terkait dengan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan,
tantangan yang dihadapi dan rencana aksi ke depan;
b. Pada tanggal 14 – 16 Juni 2010 di Jakarta, Kementerian PP dan PA
melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional Tahunan bidang PP dan PA yang
mengundang seluruh pemangku kepentingan di pusat dan daerah. Pada
kesempatan tersebut juga sudah ditandatangani Kesepakatan Bersama antara
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan 33
Gubernur/Wakil Gubernur di seluruh Indonesia mengenai pencapaian kinerja
pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di daerah
sehingga daerah juga dapat melaksanakan strategi pengarusutamaan gender
dan pemenuhan hak anak di masing-masing daerah dari tahapan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari kebijakan, program
dan kegiatan masing-masing daerah. Setiap setahun sekali daerah diminta
untuk menyampaikan laporan pelaksanaan Kesepakatan Bersama tersebut ke
Kementerian PP dan PA dan kesepakatan ini berlaku hingga 2014;
c.
Pada bulan Agustus 2010, Kementerian PP dan PA sudah memilih 2 (dua)
orang wakil Indonesia yang akan duduk di dalam Komisi Promosi dan
Perlindungan Perempuan dan Anak di kawasan ASEAN. Kedua orang wakil
tersebut terpilih setelah melalui tahapan seleksi yang independen. Kedua wakil
tersebut adalah Sdr. Rita Kolibonso (Direktur Mitra Perempuan di Jakarta
yang akan membidangi perempuan) dan Sdr. Ahmad Taufan Damanik (anggota
LSM Anak di Medan yang akan membidangi anak). Tujuan dari pembentukan
Komisi ini adalah untuk membantu pemerintah di kawasan masing-masing
mengefektifkan upaya untuk memberdayakan, melindungi perempuan dan
anak di masing-maisng Negara;
d. Kementrian PP dan PA menjadi anggota Satuan Tugas Sosialisasi dan Edukasi
untuk mencegah meledaknya tabung gas LPG 3 kilogram. Kementerian PP dan
PA sudah mengirimkan sejumlah 41 orang wakil dari organisasi perempuan
yang ada termasuk wakil dari SIKIB untuk mengikuti pelatihan LPG yang
aman yang difasilitasi dan dikoordinasikan oleh Ditjen Migas, Kementrian
ESDM pada bulan Juli 2010. Pada saat ini para anggota yang sudah
mendapatkan pelatihan sedang dalam proses untuk melakukan sosialisasi dan
edukasi berbagai propinsi, kabupaten dan kota dengan sasaran utama para ibu
rumah tangga di akar rumput;
3
e. Pada tanggal 16 sd 18 September 2010 Menteri Negara PP dan PA memenuhi
undangan dari “All China Women’s Federation” untuk hadir pada
“International Forum on Women in Urban Development: and
Commemoration of the 15th Anniversary of the Fourth World Conference on
Women” di Shanghai, China. Pada kesempatan tersebut Menteri Negara PP
dan PA menyampaikan “statement” mengenai “Challenging the Gender Roles:
Potentials, Rights and Responsibilities”. Pertemuan tersebut untuk
meningkatkan komitmen internasional, termasuk Indonesia, di dalam
mengimplementasikan kesepakatan dari Konferensi Dunia IV tentang
Perempuan pada tahun 1995 di Beijing yang lalu, namun dengan fokus utama
bagaimana membangun suatu perkotaan dengan perspektif gender, yaitu yang
mengakomodir kebutuhan dan pengalaman perempuan dan laki-laki di bidang
tersebut. Selain itu rombongan juga menyempatkan diri untuk mengunjungi
Pameran internasional yang juga digelar di Shanghai;
f. Pada tanggal 29 September – 1 oktober 2010 di Jakarta telah dilaksanakan
Rapat Koordinasi Nasional Evaluasi Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan
Tindak Pidana Perdagangan Orang tahun 2010. Rakornas yang dibuka oleh
Bapak Wakil Presiden RI ini sebagai tindak lanjut dari Perpres No 69 Tahun
2008 tentang Pembentukan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak
Pidana Perdagangan Orang. Sebagai ketua nasional dijabat oleh Mentri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, sedangkan ketua harian adalah
Menteri Negara PP dan PA. Pada Perpres tersebut juga memberikan mandat
untuk diadakan pertemuan koordinasi satu tahun sekali. Seluruh gugus tugas
yang berada di tingkat nasional, propinsi, kabupaten, kota diundang dalam
kegiatan ini dengan tujuan utama untuk meningkatkan komitmen di dalam
pencegahan dan penanganan tindak pidanan perdagangan orang di masingmasing wilayah. Pada kesempatan pembukaan Rakornas telah dilakukan
penandatanganan Kesepakatan Bersama antar Gubernur dari provinsi yang
banyak mengirimkan tenaga kerjanya ke wilayah lain maupun mendapatkan
masalah dalam bidang tersebut di atas, yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Lampung dan
Bangka Belitung. Bapak Wakil Presiden dalam kesempatan membuka sudah
mengarahkan peserta untuk “bekerja dengan hati” di dalam upaya pencegahan
dan penanganan tindak pidana perdagangan orang, yang mana sebagian
besarnya korbannya adalah perempuan dan anak. Hasil dari Rakornas adalah
berupa Rekomendasi untuk mengefektifkan peran gugus tugas dan sub-gugus
tugas yang ada dari tahapan pencegahan, pemberdayaan, penegakan hukum,
perlindungan, rehabilitasi sosial dan kesehatan. Pada kesempatan sebelum
penutupan, Menteri Negara PP dan PA telah melakukan penandatanganan
Kesepakatan Bersama dengan Yayasan Sahabat Wanita yang selama ini telah
berkiprah di dalam penguatan kelompok ekonomi perempuan di daerah.
g. Pada tanggal 20 – 21 Oktober 2010 di Tangerang, kami merencanakan untuk
melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Masyarakat seluruh
Indonesia. Keberhasilan pembangungan suatu bangsa tidak hanya ditentukan
oleh peran pemerintah saja, namun perlu dukungan dan kerjasama dengan
berbagai lembaga masyarakat, terutama yang menangani perempuan dan anak.
Tujuan dari Rakornas dengan tema utamanya adalah “Penguatan Sinergi Peran
Lembaga Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak di Pusat dan Daerah” ini antara lain adalah
untuk mengefektifkan jejaring kerjasama yang sudah terjalin selama ini di
4
dalam upaya-upaya di atas dan sekaligus untuk meningkatkan komitmen
pemerintah dan lembaga masyarakat melalui Rekomendasi yang akan
dihasilkan di dalam Rakornas tersebut.
h. Pada tanggal 4-7 Oktober 2010, Menteri Negara PP dan PA mengadakan
kunjungan kerja ke Jeddah, Saudi Arabia untuk melihat kondisi perempuan
Indonesia yang bekerja di sana dan para over stayers. Menteri Negara PP dan
PA berkesempatan untuk melakukan Sosialisasi Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana Perdagangan Orang di
Madinah yang dihadiri oleh para warga negara Indonesia yang berada di sana
dan para pejabat dan staf KBRI.

Tantangan terbesar dalam proses pencapaian hasil sebagaimana tersebut di atas,
adalah adanya perubahan mendasar dan menyeluruh dari struktur organisasi
Kementerian PP dan PA sebagai tindak lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014, dan Rencana Strategis 2010-2014 Kementerian PP
dan PA. Perubahan tersebut berdampak pada revisi total program dan anggaran
oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan adanya perubahan Kuasa Pengguna Anggaran.
Biro Hukum dan Humas
5
Download