Pabliyanda Akbario 296592 Andrea Erwina 296608 M. Wahyudi Mari 296675 Zira Brenda 296681 Archimaso Satryo 296905 Dita Pratiwi 296920 Pertanian adalah sumber dari perdebatan di negosiasi perdagangan internasional, hal tersebut berlaku juga dalam perdebatan pada harga dan kebijakan subsidi Negara dengan pendapatan rendah cenderung menerapkan pajak yang tinggi pada petani sektor ekspor karena dapat dijadikan sumber penting pendapatan fiskal, sedang negara maju cenderung untuk mensubsidi petani Biaya sosial dan ekonomi dari perdagangan, harga, dan kebijakan subsidi sangat besar dan mereka mengkonsumsi bagian cukup besar pada anggaran pemerintah dan mengalihkan dari pertumbuhan ekonomi yang menarik investor. Walaupun mengalami penurunan pada 2 dekade terakhir terutama di negara maju, biaya ekonomi dan sosial dari kebijakan ini tetap besar dan mengabadikan disparitas pendapatan dunia Sehingga memperbaiki kebijakan terhadap pertanian dan kegagalan investasi dapat mempercepat pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan Proteksi pertanian dan subsidi di negara maju Perhatian besar banyak ditunjukkan untuk mengurangi efek negatif dari kebijakan negara maju terhadap negara berkembang terutama melalui usaha untuk membuka pasar dan untuk menekan kebijakan subsidi negara maju yang meningkatkan produksi dan mendistorsi harga dunia. Reform Progress is slow, with little change in overall support Reformasi negara OECD berjalan lambat Dari 37 % untuk bantuan pada pertanian pada 1985 hanya turun 7 % pada 2005 Walaupun turun 7 % tetapi jumlah bantuan untuk pertanian mengalami kenaikan pada 242 miliar US setahun pada 1985 menjadi 273 miliar US setahun pada 2005 Negara OECD telah menambah akses istimewa pada pasar mereka untuk negara berkembang. UE memberikan access bebas pajak dan bebas kuota terhadap pasar mereka kepada negara yang belum berkembang Price support untuk petani di negara OECD menciptakan insentif untuk memproduksi lebih Perubahan ke bantuan terpisah dari tipe , volume, dan harga dari produk adalah usaha untuk mengurangi efek distorsi harga pada produksi sekarang dan ke depan dengan tetap memberikan bantuan kepada petani Decoupled payment kurang mendistorsi daripada bentuk bantuan yang lain yang mempengaruhi output seperti tarif proteksi tetapi mereka dapat mempengaruhi produksi Decoupled payment dapat mengurangi wealth effect dan insurance effect bagi petani. Bank cenderung memberikan pinjaman pada petani supaya mereka tidak meminjam pada pihak lain dan mempertahankan petani di bidang Pertanian Banyak program decoupled payment tidak mempunyai batas waktu, ex: Farm bill AS batas waktu 1996, tetapi tidak ditegakkan Program decoupled payment Meksiko yang berakhir pada 2008 tetapi terus dilaksanakan dengan bentuk lain Kalau ada batas waktu terhadap program tersebut dengan komitmen pemerintah yang kredibel untuk tetap melaksanakan program, resiko decoupled payment menjadi lebih distorsi dan biaya lebih besar dari asumsi. Political economy factor matter for further reform Faktor ekonomi politis di tiap negara telah menentukan langkah dan luas dari reformasi Kebijakan katun di AS, gula di UE, dan beras di Jepang melihatkan bahwa efek dari WTO untuk membujuk reformasi adalah nyata dan tekanan dari media. Kasus – kasus tersebut memperlihatkan reformasi tidaklah mudah dan terkadang memperlukan kompromi dan kompensasi untuk yang dirugikan supaya mendapatkan persetujuan untuk mengurangi proteksi terhadap pertanian Kebijakan reformasi beras Jepang Jepang melindungi petani beras dengan tarif sebesar 778 % pada impor beras Tahun 2007 Jepang memberikan direct payment pada petani beras dengan melihat ukuran lahan bukan produksi beras Pelaku ekonomi di jepang bukan pertanian yang menginginkan reformasi, tekanan dari pihak media, dan banyak pihak yang melihat pertanian sebaiknya menjadi bagian dari reformasi perekonomian secara luas merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan reformasi di sektor beras Oposisi dari JAC menciptakan sebuah kompromi dari kebijakan tersebut dengan memberikan direct payment pada petani yang memiliki lahan ukuran kecil tetapi terorganisir menjadi unit pertanian koperasi Kebijakan reformasi gula UE Harga gula di pasaran UE 3x lebih tinggi dari harga gula di dunia Reformasi gula di UE disetujui pada Feb 2006 dan dimulai pada Jul 2004 dan berlaku selama 4 tahun Reformasi gula di UE dilaksanakan atas 2 hal yaitu ketentuan dan komitmen negara UE di WTO dan inisiatif Everything But Arms untuk negara kurang berkembang Kompensasi pun diberikan pada pihak yang dirugikan oleh kebijakan reformasi gula UE Kebijakan reformasi katun AS 40 % ekspor katun dan 20 % produksi katun dunia dilakukan di AS Kelompok Cotton Council of America memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kebijakan katun di AS WTO atas desakan negara penghasil katun pada 2005 memerintahkan AS untuk mengikuti ketentuan di WTO, Tetapi banyak negara yang dan tidak puas terhadap bagaimana AS memenuhi ketentuan WTO Media AS dan kelompok reformasi di AS turut mendorong kongres AS untuk mengurangi bantuan ke katun Agricultural Taxation in Ceveloping Countries By: Archimaso Satryo Santoso Kebijakan (policy) pada negara berkembang umumnya menimbulkan insentif bagi produsen pertanian. Kebijakan makroekonomi dalam bidang perpajakan agrikultural terkadang lebih berpengaruh dibandingkan kebijakan agrikultur,tetapi kedua hal tersebut sama pentingnya bagi negara miskin. Agriculture-Based Countries are Taxing Agriculture Less Pendekatan yang digunakan untuk mengukur perubahan pajak bersih di negara berkembang adalah melalui perhitungan tingkat nominal bantuan kepada petani (Nominal Rate of Assistance). Transforming and Urbanized Countries are Protecting Agriculture More Cont’d Cont’d Still Space for Further Efficiency Gains Net Taxation of Agriculture memang sudah rendah pada umumnya kecuali pada beberapa negara. Tetapi disaggregating perpajakan bersih dengan produk ekspor dan impor menunjukkan bahwa ekspor masih dikenakan pajak lebih besar di sebagian besar negara di dunia, sementara impor sangat dilindungi. Hal ini memberikan ruang lebih lanjut pada welfare gains. Political Economy Factors Matter for Further Reform Agricultural Reform pada beberapa negara khususnya negara yang berbasis agrikultur, timbul setelah Macroeconomic Reform pada tahun 1980. Mereka didukung oleh donor dari pihak eksternal melalui kebijakan, dan pinjaman bersyarat. Selain itu, refleksi ekonomi politik juga menjadi elemen penting dalam reformasi ini, seperti kepemimpinan dan memanfaatkan peluang,mengaitkan keberhasilan pemimpin berdasarkan keberhasilan ekonomi, membangun dukungan, menggunakan akses WTO, dan mengatur kebijakan untuk mendukung keikutsetaan dalam perdagangan bebas. SIMULASI HASIL LIBERALISASI PERDAGANGAN Dita Pratiwi 10/296920/EK/178858 Pendahuluan • Reformasi kebijakan pertanian baik di negara maju ataupun di negara berkembang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan, termasuk pada sisi reformasi perdagangannya. • Besar biaya dan hasil dari kebijakan reformasi perdagangan tersebut telah bisa dikuantifikasikan dengan model global ekuilibrium umum. Penanggung biaya subtansial kebijakan perdagangan. Kira kira sekitar $100 miliar - $ 300 milliar pertahun jumlah biaya global atas tarif dan subsidi perdagangan. Dua pertiga biaya tersebut berasal dari tarif dan subsidi sektor pertanian. Kebijakan pertanian negara maju merugikan negara berkembang sebesar $17 milliar. Penanggung biaya subtansial kebijakan perdagangan. • Dewasa ini, negara berkembang yang lebih banyak menanggung biaya subtansial dari kebijakan perdagangan. • Negara berkembang menyumbang 30% dari biaya kebijakan perdagangan saat ini. • Perkiraan biaya yang ditanggung negara berkembang sampai 2015 sebesar 0,8 persen dari pdb rill global negara berkembang. • Separuh biaya yang diderita negara berkembang berasal dari kebijakan negara maju baik itu liberalisasi pertanian maupun non pertanian. Perkiraan distribusi biaya Keuntungan bagi pengekspor, Kerugian bagi pengimpor • Menurut world bank, liberalisasi perdagangan penuh akan meningkatkan 5,5 persen komoditas pertanian dan 1,3 persen makanan olahan • Persentase eksport negara berkembang akan naik sebesar 9% yaitu dari 54 persen menjadi 65 persen. • Namun, hasil agregat ini menimbulkan perbedaan yang besar antar komoditas dan antar negara Keuntungan bagi pengekspor, Kerugian bagi pengimpor • Perkiraan kenaikan harga riil komoditas internasional menyusul adanya liberalisasi perdagangan penuh • Harga kapas dan oil seeds akan mengalami peningkatan paling tinggi Keuntungan bagi pengekspor, Kerugian bagi pengimpor • Perkiraan penambahan persentase perdagangan negara – negara berkembang • Liberalisasi kapas dan oilseeds mendorong peralihan produksi dunia ke negara negara berkembang Mempercepat Pertumbuhan Output di Amerika & Afrika • Dalam kajian bank dunia, pertumbuhan output pertanian mengalami peningkatan sekitar 4,2 persen (skenario liberalisasi penuh) • Amerika latin dan Afrika sub-sahara akan mengalami peningkatan pertumbuhan output tertinggi (lihat figure 4.8) TOT dan Pengentasan Kemiskinan • Tidak semua negara berkembang diuntungkan oleh liberalisasi pertanian. • TOT(persyaratan perdagangan) menguntungkan untuk negara pengeksport suatu komoditas dan merugikan untuk negara pengimport komoditas tersebut. • Perubahan kemiskinan jarang mengikuti perubahan persyaratan perdagangan (TOT). • Reformasi perdagangan ke pengentasan kemiskian melewati banyak saluran dan efeknya berbeda di setiap negara. TOT dan Pengentasan Kemiskinan • Efek perubahan syarat perdagangan (TOT) yang di dorong oleh reformasi perdagangan negara maju terhadap kemiskinan bergantung pada dimana kaum miskin berada , apa pencaharian mereka dan apa yang mereka konsumsi • Reformasi perdagangan pertanian di negara sedang berkembang diperkirakan memiliki dampak yang lebih kecil terhdap perubahan TOT dibandingkan perubahan kebijakan negara maju Pihak yang diuntungkan dan dirugikan Liberalisasi perdagangan menimbulkan kekhawatiran ketika ada perubahan kebijakan perdagangan khususnya kenaikan harga barang pokok, ada pihak yang diuntungkan dan dirugikan Selain mempengaruhi lewat harga liberalisasi mempengaruhi kaum miskin lewat tercipta dan hilangnya pasar, lapangan kerja serta upah kaum miskin By: Andrea Erwina Putri SCOPE FOR ACHIEVING POTENTIAL GAINS Lingkup untuk mencapai keuntungan potensial Memajukan liberalisasi perdagangan global tidak mudah, seperti yang ditunjukkan oleh Rounds Uruguay dan Doha dari perundingan perdagangan. Kepentingan sangat membela kebijakan saat ini banyak dan enggan untuk berubah. Reformasi kebijakan yang paling terakhir telah datang dari unilateral upaya reformasi, yang akan terus menjadi penting di masa depan, tetapi kesepakatan multilateral dan regional merupakan instrumen penting untuk menghapus distorsi di pasar internasional dan regional. Multilateral agreements: the Doha Round Pengembangan Putaran Doha dari perundingan perdagangan memberikan kesempatan untuk mewujudkan setidaknya sebagian dari potensi keuntungan dari liberalisasi perdagangan penuh. Sedangkan potensi keuntungan dari liberalisasi perdagangan penuh sebagai bagian dari PDB lebih besar bagi negara-negara berkembang dibandingkan negara maju (Tabel 4.2), dampak diperkirakan kesepakatan Doha menunjukkan potensi keuntungan yang lebih kecil untuk negara-negara berkembang. Bagian dari alasan: Doha menempatkan lebih berat menekankan-sis pada menghilangkan subsidi ekspor dan subsidi domestik memotong daripada mengurangi tarif di negara maju Sebuah kesepakatan Putaran Doha-masalah konten. Dampaknya akan tergantung pada hal-hal berikut: Sejauh mana diterapkan atau tarif aktual berada di bawah upper-terikat mereka tingkat disepakati di WTO. Tarif yang diterapkan saat ini umumnya tingkat bawah terikat, memerlukan pemotongan yang lebih besar di tingkat terikat jika tingkat diterapkan harus dipotong. Tarif terikat rata-rata tarif yang diterapkan hampir dua kali lipat di negara maju, dan lebih dari dua setengah kali menerapkan tarif di negara-negara berkembang. Tingkat negara maju pengurangan subsidi untuk tanaman ekspor utama, seperti kapas. Sebagai negeri akun program dukungan untuk 89 persen dari biaya kesejahteraan global kebijakan perdagangan kapas, mengurangi subsidi ini bisa menjadi keuntungan penting untuk negaranegara berkembang, khususnya produsen kapas negara-negara di SubSahara Afrika. Sekali lagi, batas yang disepakati di WTO sangat melebihi level support saat ini. Perlakuan terhadap "produk sensitif," yang jika tidak dibatasi dengan ketat dapat melemahkan dampak reformasi. Negaranegara maju sedang mencari yang lebih kecil pengurangan tarif dan subsidi untuk dipilih sendiri yang sensitif dari produk tersirat oleh pendekatan rumus umum. Estimasi menunjukkan bahwa jika hanya 1 persen dari seluruh pos tarif dalam Uni Eropa dibebaskan. Usulan dari Amerika Serikat adalah untuk membatasi produk sensitif terhadap 1 persen dari semua pos tarif, sedangkan usulan Uni Eropa adalah 8 persen. Perlakuan "produk khusus." Negara-negara berkembang mencari pemotongan tarif kecil atau tidak ada pada khusus produk-dianggap penting untuk keamanan pangan, keamanan mata pencaharian, dan pembangunan pedesaan. Dampak potensial dari setiap pembebasan kemungkinan akan negara tertentu. Special dan Different treatment berbeda bagi negara-negara berkembang. Mengembangkan negara-negara diwajibkan untuk melakukan pemotongan yang lebih kecil dalam perlindungan dari negara-negara maju di bawah putaran pengembangan saat negosiasi perdagangan. Sementara negara maju reformasi perdagangan pertanian mungkin akan memiliki dampak kemiskinan yang lebih besar pada banyak negara berkembang dibandingkan negara reformasi, yang terakhir dapat berpotensi mengurangi kemiskinan secara lebih konsisten di sejumlah besar negara-negara berkembangkeduanya penting. Setelah di atas, kesepakatan Doha akan menangkap beberapa manfaat dari liberalisasi penuh jika kesepakatan yang menurunkan binding tarif jauh di bawah tingkat yang sebenarnya, mengurangi subsidi negara maju-di mana mereka paling penting untuk negaranegara berkembang Skenario dengan tidak adanya kesepakatan Dengan tidak adanya kesepakatan perdagangan Putaran Doha, negara-negara berkembang akan perlu menggunakan perjanjian bilateral dan regional untuk memajukan reformasi. Perjanjian perdagangan bilateral dan regional yang lebih pada pertanian akan menjadi hasil yang kurang efisien dan lebih mahal daripada reformasi global lebih lanjut, mungkin menunda dan rumit itu. Tapi perjanjian regional seringkali dapat berguna untuk mengatasi masalah tidak dalam agenda multilateral Hasil terburuk dari kegagalan Putaran Doha akan kembali melonjaknya untuk perlindungan global, termasuk di negara-negara berkembang, membalikkan keuntungan efisiensi masa lalu dan dampaknya terhadap pengurangan kemiskinan. Perjanjian Perdagangan Regional Sebagai perdagangan di antara negara-negara berkembang merupakan bagian pertumbuhan perdagangan secara keseluruhan, memperbaiki negara berkembang untuk mengembangkan akses pasar negara dapat memiliki efek yang signifikan. Perjanjian regional dapat mengatasi masalah aksi kolektif regional yang tidak dalam agenda dalam diskusi perdagangan multilateral. Misalnya, perjanjian regional dapat mengurangi ketegangan politik dan mengambil keuntungan dari skala ekonomi dalam penyediaan infrastruktur. Regional yang lebih besar integrasi dan membuka pasar regional dapat menjadi penting di daerah dengan negara-negara kecil (Sub-Sahara Afrika, misalnya) Lebih dari sepertiga dari perdagangan global antara negara-negara yang memiliki beberapa bentuk perjanjian perdagangan timbal balik regional. Perjanjian ini biasanya lebih mudah untuk mencapai daripada perjanjian multilateral, dengan peserta lebih sedikit terlibat, dan mereka biasanya melampaui penurunan tarif untuk mengurangi hambatan terkait dengan penyeberangan perbatasan, peraturan, dan standar. Tidak semua perjanjian tersebut menciptakan perdagangan dan investasi baru-beberapa malah mengalihkan mereka Negara-negara Afrika memiliki empat perjanjian perdagangan regional rata-rata, dan negara-negara Amerika Latin memiliki tujuh, menambah mereformasi kebijakan perdagangan, harga, dan subsidi kompleksitas perdagangan. Bank Dunia tinjauan baru-baru ini menyimpulkan bahwa perjanjian regional perjanjian paling mungkin untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah mereka dengan rendah eksternal "yang paling disukai-bangsa" tarif, pembebasan sektoral dan beberapa produk, non-restriktif aturan tes asal, langkahlangkah untuk memfasilitasi perdagangan, aturan investasi dan mengatur kekayaan intelektual yang sesuai dengan konteks pembangunan, dan jadwal pelaksanaan diberlakukan pelaksanaan waktu telah terbukti sulit di banyak negara: volume dokumen resmi melegalkan pergerakan bebas barang dan orang di seluruh perbatasan, namun pelaksanaannya masih lemah. Upaya yang diperlukan untuk memastikan harmonisasi kebijakan, mengurangi hambatan non-tarif, mengurangi formalitas perbatasan dan korupsi, alamat masalah transfer mata uang, dan memanfaatkan skala ekonomi di bidang infrastruktur. TRANSITIONAL SUPPORT Food Staples in Developing Countries Kebijakan OECD • Perlunya proteksi impor sementara • Proteksi dapat diberikan dalam tingkat yang rendah dengan jangka waktu yang pendek Ketahanan Pangan • Proteksi industri mengatasnamakan ketahanan pangan • Jika industri yang diproteksi memiliki daya jual perekonomian yang tinggi? Safeguard Policies • Implementasi pengurangan sementara tarif jika harga dunia sangat tinggi, dan sebaliknya • Kebijakan perdagangan dalam makanan pokok harus menyadari bahwa proteksi produksi dalam negeri sering kali tidak pro-kaum miskin Transitioning to Alternative Forms of Taxation Pengurangan proteksi impor dan pajak ekspor komoditas pertanian yang lebih jauh dapat menimbukan dilema fiskal bagi negara. Reformasi perdagangan kiranya perlu diikuti dengan reformasi pajak domestik komplementer dan perbaikan kualitas belanja publik pertanian dalam jumlah yang signifikan Policies and Public Spending to Support Transitions • Hibah untuk memfasilitasi peralihan produksi. • Bantuan langsung tunai dan social safety net. Tantangan: Untuk memastikan adanya keseimbangan yang baik antara bantuan pendapatan komplementer untuk masa peralihan dan program publik inti untuk memacu pertumbuhan pertanian jangka panjang serta pengentasan kemiskinan. Mencakup investasi publik dan berbagai kebijakan lain yang akan memfasilitasi tanggapan terhadap sinyal pasar baru untuk pertumbuhan jangka panjang. PUBLIC INVESTMENT FOR LONG TERM M. Wahyudi Mari Free Powerpoint Templates Page 52 Public invesment for long-term development investasi Publik terhadap pembangunan jangka panjang merupakan pasokan dari petani kecil yang cukup besar untuk merespon reformasi terhadap perdagangan dan harga. Yang mendukung faktor-faktor tersebut diantaranya (irigasi, imfrastruktur, transfortasi, listrik, telekomunikasi, market, keuangan pedesaan dan resarch). Dan demikian juga pada faktor-faktor non harga namun domestik ekonomi makro dan kebijakan sektoral menekan insentif untuk memproduksi, yang dampaknya respon terhadap pasokan mungkin terbatas, dibanyak negara terutama yang berbasis pertanian Selama jangka panjang investasi ini mungkin lebih penting daripada perdagangan reformasi dalam menggunakan pertanian untuk pembangunan, (rincian prioritas untuk investasi akan di bahas pada bab berikutnya). Belanja public telah sering di alihkan untuk invstasi yang lain, sedangkan dalam investasi jangka panjang dibutuhkan untuk subsidi pertanian. Tetapi dalam halnya subsidi biasanya menjadikan ketidakefisienan terhadap ekonomi dan menjadikan penggunaaan sumberdaya yang boros dan cost yang tinggi. Alokasi sumber daya yang terlalu sedikit menyebabkan tingkat produktifitas terhadap hasil dari domesic kita akan berpengaruh, dan akan menurunkan kualitas hasil domestik. Inefficiency of current spending Terjadinya Inefisiensi pengeluaran saat sebagian besar dari belanja publik telah digunakan untuk menyediakan barang private dengan biaya yang tinggi, ulasan pengeluaran publik menunjukkan bahwa yang sebenarnya alokasi anggran untuk pertanian di alihkan untuk belanja swasta yang tinggi, 37% di Argentina (2003), 43% di Indonesia (2006), 75% di India (2002), dan 75% di Ukraina (2005). Transfer ke prastatal dan kenya pada th 2002 menyumbang 26% dari total Pngeluaran Pemerintah dibidang pertanian, dan di Zambia pada th 2003 sekitar 80% dari pengeluaran non wage beralih ke subsidi petani untuk pupuk dan harga jagung. Di Zambia hanya sekitar 15% dari anggaran 2003 pertanian di habiskan untuk penelitian, penyuluhan dan infrastruktur pedesaan yang menunjukkan hadiah terhadap investasi yang tinggi. Relokasi terhadap subsidi swasta untuk barang publik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Meskipun subsidi secara ekonomi dipandang tidak efisien sehingga mereka sering menggunakan politik bijaksana. Reforms to improve the efficiecy of rural public spanding Pedesaan memahami mengapa pengeluaran publik di alokasikan tidak produktif, yang menghasilkan intervensi pemahaman ekonomi politik terhadap kebijakan Pemerintah ? Institusional, demogarfi, dan variabel ekonomi bersama-sama membentuk ukuran dan kualitas pengeluaran publik, dimana salah satu yang mempengaruhi kualitas adalah informasi. Dengan kesenjangan informasi tersebut, debat publik tentang kebijakan publik cendrung dimanipulasi oleh kelompok-klompok minat kusus. ooOOOwW…..?? Belanja atau subsidi terhadap pertanian di India 4 kali lebih besar dari subsidi barang publik. Dari studi terkait menyimpulkan bahwa potensi sigifikan tidak efisien terhadap relokasi pengeluaran publik untuk pertanian di India. Conclusions Reformasi kebijakan baru-baru ini telah meningkatkan harga insentif bagi produsen pertanian di negara-negara berkembang. Net pertanian perpajakan memiliki rata-rata yang menurun tajam 1980-1984 dan 2000-04, menurun 28% menjadi 10% di negara berbasis pertanian. Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan ruang yang cukup untuk lebih lanjut melakukan perbaikan kebijakan khususnya indonesia yang masih limit didalam pengalokasian sumberdaya manusia maupun sumbrdaya alam nya. Elemen kunci dari agenda ke depan adalah untuk terus mendapatkan harga yang tepat melalui perdagangan dan reformasi kebijakan domestik, untuk menjamin pelengkap pajak serta reformasi untuk menggantikan hasil dari pendapatan perdagangan yang hilang untuk reinvestasi. Semua inimembutuhkan pendekatan yang komprehensif melampaui harga dan penyesuaian; pemerintah harus fokus terhadap peningkatan infrastruktur pasar,lembaga, dan dukungan layanan lainnya.