Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 249~264 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA DAN KLAUSA DALAM LIRIK LAGU TAKE A BOW OLEH RIHANNA DAN TERJEMAHAN BAHASA INDONESIANYA Nurul Qonitah e-mail: [email protected] ABSTRACT Phrase is defined as a grammatical unit form of combined word nonpredikatif whereas clause is defined as a set of syntactic form of sequence of words constructed of predicative. In the case of phrases and clauses translation from English into Indonesian, translators often have difficulty in determining the structure of phrases and clauses in the target language due to structural differences between the two languages. It prompted the author to examine the translation of the lyrics of a song called Take A Bow sung by Rihanna contained in terjemah-lirik-lagu-barat.blogspot.com. The method used in this research is translational matching method for analysis focused on two different languages. The study shows that the process of translating phrases and clauses from Indonesian into English through shift process to get the equivalence between the structure of the source language and the target language. This occurs due to differences in syntactic structure between English and Indonesian. ABSTRAK Frasa didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif sedangkan klausa didefinisikan sebagai satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Pada kasus penerjemahan frasa dan klausa dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, penerjemah biasanya mengalami kesulitan di dalam menentukan struktur frasa dan klausa dalam bahasa sasaran dikarenakan perbedaan struktur di antara kedua bahasa tersebut. Hal tersebut mendorong penulis untuk meneliti penerjemahan lirik lagu yang berjudul Take A Bow yang dinyanyikan oleh Rihanna yang terdapat pada terjemah-lirik-lagu-barat.blogspot.com. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan translasional karena analisisnya difokuskan pada dua bahasa yang berbeda. Hasil studi menunjukkan bahwa pada proses penerjemahan frasa dan klausa dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris banyak mengalami proses pergeseran untuk mendapatkan kesepadanan struktur antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan struktur sintaksis antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Kata kunci: frasa; klusa; penerjemahan; struktur sintaksis. 250 A. PENDAHULUAN Sebagai jembatan ilmu, penerjemahan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Pengertian penerjemahan dalam buku Translation: an Advanced Resource Book oleh Basil Hatim dan Jeremy Munday menyatakan, ”Translation is a phenomenon that has a huge effect on everyday life” (Basil Hatim dan Jeremy Munday 2004:3). Penerjemahan adalah fenomena yang memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan sehari-hari. Dengan penerjemahan, maka setiap orang dapat mengetahui banyak hal yang belum pernah seseorang tersebut ketahui sebelumnya. Banyak pengetahuanpengetahuan dari negara lain yang dapat diambil dengan jalan menerjemahkannya agar seseorang tahu makna yang terkandung dalam suatu teks atau ujaran. Banyak yang tertarik dan menekuni bidang penerjemahan yang objeknya adalah bahasa khususnya banyak yang tertarik dengan bahasa internasional yaitu bahasa inggris yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Bahasa itu sendiri menurut Finocchirno dalam buku Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik yaitu “language is a system of arbitrary, vocal symbols which permits all people in agiven culture, or other people who have lerned thes ystem of that culture, or to communicate or interact”. “Bahasa adalah satu sistem simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam kebudayaan tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berinteraksi dan berkomunikasi atau berinteraksi” (Alwasiah 1993:2). Penerjemah haruslah mampu menyampaikan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan baik dan benar. Dalam penerjemahan, penerjemah sering menemui suatu proses sintaksis. Setiap bahasa di dunia memiliki pola struktur sintaksis yang berbeda-beda. Begitu juga antara bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia ada banyak struktur sintaksis yang berbeda. Pengkajian linguistik melalui dua media bahasa yang tidak sama dapat dihasilkan melalui proses yang disebut sebagai penerjemahan. Penerjemahan suatu bahasa ke dalam bahasa lain merupakan proses yang cukup rumit. Penerjemah harus mampu menyampaikan pesan yang ada dalam bahasa sasaran dengan baik dan benar agar pesan yang dimaksudkan dalam bahasa sumber Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 249 – 264 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 251 menjadi jelas dan bisa dimengerti di dalam bahasa sasaran. Di dalam paper ini, penulis memfokuskan diri untuk mengkaji struktur frasa dan klausa dapa penerjemahan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Objek kajian yang penulis akan kaji adalah lirik lagu yang berjudul Take a bow yang di nyanyikan oleh Rihanna yang kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi Membungkuklah. Permasalahan yang cukup rumit dalam proses penerjemahan yaitu salah satunya adalah pergeseran frasa dan klausa. Baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia mempunyai struktur yang berbeda. Perhatikan contoh di bawah ini: BS: BT: Take a bow Membungkuklah Dari contoh yang tersebut di atas dapat dilihat bahwa pada data tersebut terjadi pergeseran makna kategori yaitu kategori unit (unit shift) dimana klausa “take a bow” dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata ‘membungkuklah’ dalam bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Perhatikan pula contoh kedua: BS: A round of applause BT: Serangkaian tepuk tangan Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa frasa nomina di dalam Bahasa Inggris tetap diterjemahkan ke dalam frasa nomina dalam Bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Dari data di atas pulalah dapat diketahui bahwa penerjemahan mengalami proses hilangnya informasi berupa kata ’of’ yang merupakan preposition. Pada kata selanjutnya terjadi pergeseran kelas (class shift) dimana kata ‘a’ dalam bahasa inggris merupakan determiner artikel diterjemahakan dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘se’ yang merupakan bentuk klitik. Pergeseran unit (unit shift) juga terdapat dalam data tersebut dimana kata ‘applause’ diterjemahkan dengan frasa ‘tepuk tangan’. Perbedaan struktur sintaksis inilah yang bisa dikaji secara linguistik. Dari uraian yang tersebut di atas jelas bahwa frasa dan klausa dalam bahasa sumber berkemungkinan akan mempunyai Analisis Struktur Frase dan Klausa dalam Lirik Lagu Take a Bow (Nurul Qonitah) 252 struktur sintaksis yang berbeda. Pergeseran makna kategori sering ditemui dalam penerjemahan untuk mendapatkan kesepadanan agar pesan dari bahasa sumber dapat tersampaikan dalam bahasa target. Kemudian dari uraian-uraian tersebut timbul pertanyaan akademik yaitu: Bagaimana frasa dan klausa dalam lirik lagu take a bow diterjemahkan, dan (2) Bagaimana penerjemahan frasa dan klausa dalam Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia mencapai kesepadanan penerjemahan. Karena penelitian ini merupakan penelitian menyangkut dua bahasa, maka metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan translasional, yakni metode padan yang alat penentunya adalah bahasa lain (Subroto, 1992: 59). Teori yang penulis gunakan adalah teori Tradisional mengenai struktur sintaksisnya. Aliran Tradisional ini adalah sekumpulan penjelasan dan aturan gramatik yang di pakai kurang lebih selama dua ratus tahun yang lalu. Para ahli sejarah bahasa melihat bahwa grammar ini warisan dari studi preskriptif abad ke – 18 yaitu studi yang pada pokoknya merumuskan aturanaturan berbahasa yang benar. (Alwasiah 1993:33). Tata bahasa tradisional menurunkan penggolongan kata ke dalam delapan jenis kata, yaitu : noun, pronoun, verb, adjective, adverb, preposition, dan interjection. Banyak pihak yang menyatakan keberatan atas pembagian ini, karena penggolongan ke delapan jenis kata tersebut arbitrer dan pembatasannya tidak sistematik. (Alwasiah 1993:34). Kemudian agar pesan dari bahasa sumber tersampaikan dalam bahasa target diperlukan teori penerjemahan yaitu teori penerjemahan tentang pergeseran (shifting) yang diusung oleh Catford. Teori ini digunakan untuk mandapatkan kesepadanan antara bahasa sumber dengan bahasa target. B. LANDASAN TEORI Paper ini mengkaji tentang struktur sintaksis dari frasa maupun klausa dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu teori linguistik yang digunakan adalah teori linguistik tradisional. Teori linguistik tradisional sendiri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah sekumpulan penjelasan dan aturan gramatik yang di pakai kurang lebih selama dua ratus tahun yang lalu. Para ahli sejarah bahasa melihat bahwa grammar ini warisan dari studi preskriptif abad ke–18, yaitu studi yang pada pokoknya merumuskan Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 249 – 264 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 253 aturan-aturan berbahasa yang benar (Alwasiah 1993:33). Untuk mengetahui struktur-struktur dari data yang telah penulis temukan, penulis menggunakan teori sintaksis dari linguistik tradisional. Teori sintaksis dibuat untuk membedakan level analisis pada kalimat, klausa, dan frasa. Selain menggunakan teori sintaksis, paper ini juga mengkaji frasa nomina dalam Bahasa Inggris dan terjemahan Bahasa Indonesianya dengan menggunakan teori equivalence. Karena paper ini mengkaji proses penerjemahan maka sangatlah penting untuk mengetahui kesepadanan struktur sintaksisnya. Untuk mendapatkan kesepadanan itulah maka penulis meneliti tentang pergeseran makna kategori yang hampir selalu ada dalam penerjemahan. Pergeseran makna kategori ini diusung oleh Catford. 1. FRASA Dalam sejarah linguistik istilah frase banyak digunakan dengan pengertian yang berbeda-beda. Disini istilah frase tersebut digunakan sebagai satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa, atau satu tingkat berada di atas satuan kata. Frase lazim didefinisikan sebagai satuan grammatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Baik dari definisi yang pertama maupun yang kedua kita lihat bahwa yang namanya frase itu pasti terdiri lebih dari sebuah kata. (Chaer 2007: 222) 2. KLAUSA Klausa merupakan tataran dalam suatu sintaksis yang berada di atas tataran frase dan berada di bawah tataran kalimat. Dalam berbagai karya linguistik mungkin ada perbedaaan konsep karena penggunaan teori analisis yangberbeda. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata—kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan (Chaer 2007: 231). 3. PENERJEMAHAN Menurut Larson (1998), penerjemahan pada dasaranya ialah perubahan bentuk. Dalam penerjemahan, bentuk bahasa klausa, Analisis Struktur Frase dan Klausa dalam Lirik Lagu Take a Bow (Nurul Qonitah) 254 frasa ataupun kata dalam bahasa sumber digantikan dengan bentuk yang sesuai dalam bahasa sasaran. Dari pernyataan tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa penerjemahan adalah proses pentrasferan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Terdapat dua kata dan frasa kunci dalam definisi itu yang perlu diperhatikan, yaitu the meaning, dan in the way the author intended the text’. Dalam kata kunci pertama meaning dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas utama dalam penerjemahan adalah makna, dan dalam frasa in the way the author intended the text’ dapat disimpulkan bahwa suatu teks terjemahan harus memiliki dampak yang sama terhadap pembacanya seperti yang dikendaki oleh penulis aslinya. Nida dan Taber (1982: 12) menyatakan bahwa ‘translating consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in the term of meaning secondly in the term of style’. Jadi menurut Nida menerjemahkan berarti menghasilkan pesan yang paling dekat, sepadan dan wajar dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik dalam hal makna maupun gaya. 1. Jenis penerjemahan Larson (1998) membagi penerjemahan ke dalam dua jenis: a. Penerjemahan literal adalah penerjemahan yang mencoba untuk mengikuti bentuk bahasa sumber. b. Penerjemahan idiomatic adalah penerjemahan yang mencoba untuk mengkomunikasikan makna dalam bahasa sumber menjadi senatural mungkin dalam bahasa sasaran. 2. Kompetensi penerjemah Johnson dan Whitelock menyatakan bahwa seorang penerjemah profesional harus memiliki lima jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang bahasa sasaran (Bsa), jenis teks, bahasa sumber (Bsu), subjek yang sedang diterjemahkan, dan perbandingan bahasa (constrastive knowledge). (Bell, 1991:36) Menurut Bell kelima pengetahuan itu adalah pengetahuan dasar yang diperlukan untuk menjadi seorang penerjemah. Bell menambahkan bahwa selain pengetahuan tersebut, seorang penerjemah harus memiliki kompetensi komnikasi (communicative competence) yang mencakup grammatical competence yaitu Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 249 – 264 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 255 pengetahuan tentang tata bahasa termasuk kosa kata dan susunan kata (word-formation) , dan pengucapan; socio linguistics yang merupakan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan dan memahami ujaran dalam suatu konteks; discourse competence yaitu kemampuan untuk menggabungkan bentuk dan makna untuk menghasilkan teks lisan maupun tulisan yang utuh; strategic competence yaitu penguasaan strategi komunikasi yang dapat digunakan untuk memperlancar komunikasi (Bell 1991:41). 3. Teknik penerjemahan a. Adaptasi (adaptation) Merupakan salah satu teknik penerjemahan dimana satu kata atau frasa yang mengandung unsur budaya, dapat dipadankan dengan kata atau frasa yang mengandung unsur budaya yang sama dalam bahasa sasaran, dengan catatan bahwa unsur budaya tersebut dikenal baik oleh pemakai bahasa sasaran, misalnya frasa as white as snow dapat dipadankan dengan seputih kapas, karena kapas dikenal baik di Indonesia, tidak demikian halnya dengan salju, yang hanya ada di beberapa tempat di Indonesia. b. Amplifikasi (amplification) Teknik penerjemahn ini dilakukan dengan cara memberikan keterangan yang eksplisit atau dengan memparafrase sesuatu yang implisit dalam bahasa sumber. Kata Natal dapat diparafrase menjadi hari kelahiran Yesus. c. Peminjaman (borrowing) Penerjemah meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber. Teknik peminjaman terdiri atas dua jenis, yaitu peminjaman murni (pure borrowing), misalnya kata CD writer diterjemahkan dengan CD writer , radio tape diterjemahkan dengan radio tape juga. Jenis peminjaman yang lain adalah peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized borrowing), misalnya kata appreciation diterjemahkan menjadi apresiasi. d. Calque Merupakan suatu teknik yang menerjemahkan kata asing atau frasa ke dalam bahasa sasaran dengan menyesuaikan struktur bahasa sasaran, misalnya water fall, diterjemahkan menjadi air terjun. Analisis Struktur Frase dan Klausa dalam Lirik Lagu Take a Bow (Nurul Qonitah) 256 e. Deskripsi (description) Deskripsi merupakan salah satu teknik penerjemahan dengan menggantikan suatu istilah atau ungkapan dengan memberikan penjelasan, dapat berupa bentuk dan fungsinya. Misalnya samurai (the sword of Japanese aristocracy.) f. Kesepadanan lazim (established equivalent) Kesepadanan lazim adalah teknik penerjemahan yang menggunakan istilah atau ungkapan yang sudah lazim, baik berdasarkan kamus atau karena penggunaan sehari-hari. Misalnya snack lebih dikenal dari pada kudapan, handphone lebih dikenal dari pada telepon genggam. g. Kesepadanan lazim (established equivalent) Kesepadanan lazim adalah teknik penerjemahan yang menggunakan istilah atau ungkapan yang sudah lazim, baik berdasarkan kamus atau karena penggunaan sehari-hari. Misalnya snack lebih dikenal dari pada kudapan, handphone lebih dikenal dari pada telepon genggam. h. Penerjemahan harfiah (literal translation) Teknik penerjemahan ini diterapkan dengan cara penerjemahan kata demi kata. Misalnya I will invite him to the party, diterjemahkan Saya akan mengundangnya ke pesta itu. i. Penghilangan (deletion). Pada teknik penghilangan, penerjemah menghapus atau menghilangkan informasi yang tidak dibutuhkan. He gave some money to the beggar with his left hands, Dia memberikan uang kepada pengemis itu. The proposal was rejected and repudiated pengajuannya ditolak. 4. Pergeseran dalam Penerjemahan (Shifts) Hatim dan Munday (2004:26) menjelaskan bahwa perubahan linguistik yang terjadi antara teks sumber dan teks target disebut shift. Catford (1978:73) mengelompokkan pergeseran ini menjadi dua kelompok, yaitu : . Pergeseran Tingkatan (Level Shift) yaitu pergeseran dari satu tataran linguistik ke tataran lainnya. Misalnya: He is my mother’s friend. Dia (laki-laki) teman ibu saya. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 249 – 264 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 257 Dalam contoh ini terjadi pergeseran tingkatan yaitu dia (lakilaki). Pergeseran Kategori (Category Shift) Pergeseran Kategori (CS) yang dapat dibedakan menjadi : 1. Pergeseran unit (Unit Shift) Pergeseran Unit (US) yaitu pergeseran yang terjadi apabila unsur bahasa sumber (BSu) pada suatu unitlinguistiknya memiliki padanan yang berbeda unitnya pada bahasa sasaran (BSu). Misalnya : attractive place, diterjemahkan menjadi ”tempat yang menarik”. Dalam hal ini terjadi pergeseran dari unit kata menjadi unit klausa. 2. Pergeseran Struktur (Structure-Shift) Pergeseran Struktur (SS) yaitu bila terjadi perubahan yang diakibatkan oleh sistem struktur BS tidak sama dengan sistem struktur BT. Dalam bahasa Inggris misalnya dikenal pola menerangkan-diterangka (DM), sedangkan dalam bahasa Indonesia pola yang berlaku umumnya menerangkan-diterangkan (MD). 3. Pergeseran Kelas (Class Shift) Pergeseran Kelas (CS) yaitu pergeseran yang terjadi misalnya dari kelas kata tertentu dalam BSu menjadi kelas kata yang lain dalam BSa. 4. Pergeseran Antar- Sistem (Intra-System Shift) Pergeseran antar-sistem yaitu pergeseran yang terjadi pada kategori grammatikal yang sama. 5. Kesepadanan (Equivalence) Vinay dan Darbelnet (dikutip dari Munday, 2001: 58) menyatakan bahwa equivalence merujuk pada kasus dimana bahasa mendeskripsikan situasi yang sama dengan perbedaan style atau perbedaan struktural. Catford (dikutip dari Hatim dan Munday, 2004: 40) manyatakan bahwa menuliskan suatu teks kedalam bahasa lain bisa sama melalui beberapa element yang berbeda (seluruhnya atau hanya sebagian sama), dalam tataran level yang berbeda (persamaan konteks, semantic, gramatikal, leksikal, dsb). Baker (1998: 77) menyatakan bahwa penggunaan gagasan equivalence Analisis Struktur Frase dan Klausa dalam Lirik Lagu Take a Bow (Nurul Qonitah) 258 digunakan para penerjemah untuk alasan kenyamanan dibandingkan dengan alasan mengikuti struktur yang ada. C. HASIL PENELITIAN Data 1: BS: A round of applause BT: Serangkaian tepuk tangan a round of NP: Noun Phrase Det. article adjective preposition se Bentuk klitik rangkaian tepuk FN: Frasa Nomina nomina nomina applause noun tangan nomina Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa frasa nomina di dalam Bahasa Inggris tetap diterjemahkan ke dalam frasa nomina dalam Bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Dari data di atas pulalah dapat diketahui bahwa penerjemahan mengalami proses hilangnya informasi berupa kata ’of’ yang merupakan preposition. Pada kata selanjutnya terjadi pergeseran kelas (class shift) di mana kata ‘a’ dalam bahasa inggris merupakan determiner artikel diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘se’ yang merupakan bentuk klitik. Pergeseran unit (unit shift) juga terdapat dalam data tersebut dimana kata ‘applause’ diterjemahkan dengan frasa ‘tepuk tangan’. Data 2: BS: Tryin to apoligize BT: Berusaha minta maaf tryin To VP: Verb Clause Transitive Verb Preposition berusaha Verba intransitif Minta FV: Clausa verba Verba transitif Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 249 – 264 Apologize Intransitive Verb Maaf Nomina Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 259 Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa frasa verba dalam Bahasa Inggris tetap diterjemahkan ke dalam frasa verba dalam Bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Dari data di atas pulalah dapat diketahui bahwa dalam penerjemahan data tersebut mengalami proses perubahan kelas kata atau yang disebut sebagai pergeseran antar-sistem (IntraSystem Shift) yaitu pada kata ‘tryin’ dalam bahasa Inggris adalah verba transitif, sedangkan kata ‘berusaha’ dalam bahasa Indonesia merupakan verba intransitif. Kemudian terjadi pula proses hilangnya informasi kata ‘to’ yang merupakan preposisi. Pada kata selanjutnya terjadi pergeseran unit (unit shift) dimana kata ‘apologize’ dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan frasa ‘minta maaf’ dalam bahasa Indonesia. Data 3: BS: Just cut it out BT: Hentikan just cut it Out VP: Verb Clause adverb t. & i. verb pronoun Adverb Hentikan V: Verba Verb intransitif Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa ada pergeseran unit (unit shift) yaitu dari klausa verba ‘just cut it out’ dalam Bahasa Inggris berubah menjadi kata kerja ‘hentikan’ dalam Bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Kemudian kata ‘cut’ yang merupakan kata verba transitif dan bisa pula intransitif diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi ‘hentikan’ yang merupakan kata verba intransitif saja. Dari data tersebut pula tejadi proses hilangnya informasi berupa kata ‘just’ yang merupakan adverbia, ‘it’ yang merupakan pronomina dan ‘out’ yang merupakan adverbia. Analisis Struktur Frase dan Klausa dalam Lirik Lagu Take a Bow (Nurul Qonitah) 260 Data 4: BS: You got caught BT: Kau ketahuan You pronoun got VP: Verb Clausa Transitive verb caught noun kau ketahuan FV: klausa Verba nomina Verba transitif Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa klausa verba dalam Bahasa Inggris tetap diterjemahkan ke dalam klausa verba dalam Bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Dari data di atas pulalah dapat diketahui bahwa dalam penerjemahan data tersebut terjadi pergeseran unit (unit shift) dimana frasa ‘got caught’ dalam Bahasa Inggris diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kata ‘ketahuan’. Data 5: BS: You put on quite a show BT: Penampilanmu lumayan you Put on Quite VP: Verb Clause Noun Transitive preposition Adverb verb penampilan nomina Mu FN: Klausa Nomina Penunjuk kepunyaan a show Det. article Noun Lumayan Adjectiva Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa terjadi pergeseran antar sistem (intra-system shift) yaitu dari klausa verba dalam Bahasa Inggris berubah diterjemahkan ke dalam klausa nomina dalam Bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Dari data di atas pulalah dapat diketahui bahwa dalam penerjemahan data tersebut mengalami proses hilangnya Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 249 – 264 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 261 informasi kata ‘put’ yang merupakan verba transitif,’on’ yang merupakan preposisi dan ‘a’ yang merupakan determiner artikel. Data 6: BS: Take a bow BT: Membungkuklah take t. & i. verb A VP: Verb Clause Det. Art Bow Noun Membungkuklah Kata Verba verba intransitif Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa data tersebut terjadi pergeseran unit (unit shift) dimana klausa ‘take a bow’ dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata ‘membungkuklah’ dalam bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Data 7: BS: The best liar BT: Pembohong terbaik the Best NP: Noun Phrase Det. art Adj Pembohong liar noun terbaik FN: Frasa Nomina D: nomina M: adj Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa frasa nomina di dalam Bahasa Inggris tetap diterjemahkan ke dalam frasa nomina dalam Bahasa Indonesia untuk mendapatkan kesepadanan penerjemehan. Dari data di atas pulalah dapat diketahui bahwa penerjemahan mengalami proses hilangnya informasi berupa kata ’the’. kemudian terjadi pula pergeseran struktur (structure shift) dimana dalam Bahasa Inggris penanda (modifier) posisi kata ‘best’ Analisis Struktur Frase dan Klausa dalam Lirik Lagu Take a Bow (Nurul Qonitah) 262 berada sebelum inti (head), sehingga dapat diistilahkan sebagai penanda awal (premodifier). Sebaliknya dalam Bahasa Indonesia dimana penanda posisi kata ‘terbaik’ berada setelah inti (head) ‘pembohong’ yang disebut pasca inti (post modifier). D. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data di atas bisa diambil kesimpulan bahwa penerjemahan dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia bisa tercapai melalui beberapa proses penerjemahan di antaranya yaitu proses pergeseran makna. Faktor yang mempengaruhi adanya pergeseran makna di antaranya gaya bahasa, struktur bahasa dan kebiasaan masyarakat dalam penggunaan bahasa tersebut. Di sini penulis memfokuskan pada analisa struktur frasa dan klausa yang hasilnya terdapat cukup banyak pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan dari bahasa sumber ke dalam bahasa target. Pergeseran tersebut berupa pergeseran kategori di mana pergeseran kategori tersebut terbagi menjadi empat yaitu pergeseran unit (unit shift), pergeseran struktur (structure shift), pergeseran kelas (class shift) dan pergeseran antar sistem (IntraSystem Shift). Pergeseran-pergeseran tersebut dimaksudkan agar dalam penerjemahan antara bahasa sumber dan bahasa target dapat sepadan dan pesan yang dimaksud oleh bahasa sumber dapat tersampaikan dalam bahasa target dengan baik dan benar. E. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 1992. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa. Bell, Roger T. Translation and Translating Theory and Pratice. Londonand New York: Longman. Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation. London: OxfordUniversity Press. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Hatim, B and Munday, J. 2004. Translation: An Advance Resource Book. Londonand New York: Routledge. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 249 – 264 Linguistika Akademia ISSN: 2089-3884 263 Hornby, A. S. 1995. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford University Press. http://terjemah-lirik-lagu-barat.blogspot.com/2010/12/take-bowrihanna-3.html Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan Tipologis Struktural. Jakarta: Erlangga. Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sykes, J. B [ed]. 1975. The Concise Oxford Dictionary. Oxford: Oxford University Press. Taber, Charles R. and Nida, Eugene A. 1982. The Theory and Practice of Translation. Netherlands : E. J. Brill. Verspoor, Marjolijn and Kim S. 2000. English Sentence Analysis. America: John Benjamins North America. Analisis Struktur Frase dan Klausa dalam Lirik Lagu Take a Bow (Nurul Qonitah)