PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.) Oleh: Parlindungan Lumbanraja NIM: 138104002 Program S-3 Pertanian SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 1 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. PENDAHULUAN. Degradasi lahan dapat didefenisiakan sebagai berkurangnya tatau menurunnya bahkan hilangnya daya guna, ataupun potensi guna, pergantian keanekaragaman atau hilangnya organisme yang tidak dapat digantikan (Barrow, 1991 dalam Lumbanraja, 2007). Degradasi tanah merupakan satu issu yang sangat serius karena hal tersebut menimbulkan dampak buruk global. Baik dampak secara ekonomi dan dampak lingkungan keduanya ada pengaruhnya baik pada daerah terdegradasi (on-site) dan diluar daerah terdegradasi (off-site) dari degradasi tanah (Gambar 23.1). Dampak yang timbul pada daerah kejadian degradasi tanah timbul sebagai akibat dari merununnya kualitas tanah yang akan diikuti oleh penurunan dari produktivitas tanah tersebut dan berakibat kepada terjadinya biaya tambahan input yang dibutuhkan untuk menumbuhkan tanaman pada kondisi dibawah tingkat yang obtimal (Lal, 1998). Penurunan dari kualitas tanah ini juga berpengaruh buruk terhadap keadaan lingkungan sebagai akibat dari peningkatan emissi gas rumah kaca, dan penurunan kemampuan tanah mengubah bahan-bahan pencemar. Sebagai tahap akhir dari pencemaran yang terjadi dapat berakibat pada eutrofikasi pada badan-badan air alamiah. Selanjutnya indikator fisika, biologi (vegetasi dan hewan) dan sosial/ekonomi degradasi lahan menurut Reiny (1978), Kassas (1978) dalam Barrow (1991) tertera pada Tabel Lampiran 1. Pengaruh merugikan pada daerah diluar daerah degradasi lahan adalah kerugian agronomik sebagai akibat dari penurunan pada pertumbuhan tanaman , secara ekonomi sebagai akibat dari terjadinya pelumpuran pada saluran air dan reservoir, dan pencemaran dan eutrofikasi pada badan air. Satu akibat merugikan secara ekonomi dari erosi tanah karena air adalah kerusakan pada fasilitas rekreasi dan pertanaman atau usaha pada air ( contohnya adalah kegiatan usaha industri perikanan dan udang). Atas dasar keperdulian akan hal ini, berbagai issu penting telah diajukan oleh beberapa komunitas ilmiah: perbandingan besarnya dampak degradasi tanah pada daerah kejadian dibandingkan terhadap daerah diluar kejadian, 2 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 keberhasilan dari pengelolaan kawasan DAS dengan strategi partisipatori untuk keamanan pangan dan lingkungan global, dan kesenjangan pengetahuan dan penelitian dan prioritas pengembangan. Pengaruh Degradasi Tanah Pengaruh pada On-Site Pengaruh pada Off-Site Pengaruh Ekonomi Pengaruh Lingkungan Pengaruh Ekonomi Pengaruh Lingkungan penurunan hasil tanaman emisi gas rumahkaca penurunan hasil tanaman usaha pencemaran air dan eutrofikasi kehilangan bahan masukan pencemaran air dan eutrofikasi peningkatan bahan masukan dibutuhkan untuk mendapat hasil tanaman yang baik penurunan intensitas pola tanam pencemaran air dan eutrofikasi pelumpuran saluran air dan reservoir Gambar 23.1 Pengaruh Degradasi Tanah terhadap Lingkungan dan Ekonomi pencemaran udara dan emisi gas rumahkaca pengaruh yang merugikan terhadap fasilitas rekreasi Gambar 23.1 Pengaruh Degradasi Tanah terhadap Lingkungan dan Ekonomi DAMPAK DEGRADASI TANAH PADA DAERAH KEJADIAN DAN DILUAR DAERAH KEJADIAN 3 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 Besarnya pengaruh relatif dari degradasi tanah pada daerah terdegradasi dan diluar daerah terdegradasi sudah menjadi persoalan yang selalu diperdebatkan. Dalam hal in setidaknya ada dua pola fikir pokok yang saling bertentangan. Satu pihak berpendapat bahwa damak pada daerah diluar tempat kejadian terjadi penurunan kualitas tanah (yang ditandakan oleh penurunan produktivitas tanah) dipandang sebagai susuatu yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pengaruh ekonomi dan lingkungan diluar daerah tanah terdegradasi tersebut (Crosson, 1997). Pendapat lainnya menyatakan bahwa keduanya baik pada lokasi tanah terdegradasi dan diluar lokasi tanah terdegradasi dampaknya sama-sama berpengaruh kuat, dan membutuhkan identifikasi kebijakan yang sesuai untuk diimplementasikan dalam upaya mengurangi pengaruh merugikan dan bagaimanan menyehatkan atau memulihkan kembali kondisi tanah dan lingkungan (Pimentel et al, 1995). Debat ini terus terjadi sebagai akibat dari kekurangan informasi penelitian, khususnya dari negara sedang berkembang dimana para petani dengan sumber daya yang sangat miskin tidak mampu berinvestasi dalam pola perlakuan pada tingkat yang menyuburkan tanah sekligus pada daerah ini terjadi degradasi tanah yang sangat berbahaya. Suatu pendekatan yang objektiv dalam pemecahan masalah perbedaan ini memerlukan informasi spesifik lokasi (site-specific information) tentang produktivitas usaha pertanian dalam hubungannya dengan besarnya degradasi tanah pada sebagian besar tanah-tanah utama di daerah lingkungan tertentu. Data-data ini diperlukan dari informasi penelitian yang dilakukan dalam waktu yang panjang dan khususunya secara sengaja dirancang untuk menentukan hubungan sebab akibat yang terjadi. Pengaruh dari degradasi tanah pada lokasi kejadian lebih kecil pada sistem pertanian di daerah beriklim sedang (Lampiran Gambar 23.2) dibandingkan terhadap daerah tropika (Lampiran Gambar 23.3); pada daerah sistem pertanian intensiv dan sistem pertanian komersial (Lampiran Gambar 23.4) dibandingkan terhadap sistem penggunaan lahan dengan pola pertanian extensiv dan subsisten (Lampiran Gambar 23.5); pada tanah dengan solum dalam dengan kondisi kesuburan tanah yang baik (Lampiran Gambar 23.6) daripada tanah-tanah yang miskin dan tanah-tanah sudah terdegradasi lanjut dengan kapasitas kesuburan yang rendah (Lampiran Gambar 23.7); dan di daerah dengan perekonomian yang sudah berkembang dimana petani mampu menginvestasikan modal besar pada usaha taninya (Lampiran Gambar 23.8) daripada di daerah 4 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 dengan keadaan ekonomi yang sedang berkembang dimana masukan dari luar lahan menjadi faktor penghambat karena mahal sebagai akibat dari kemiskinan petani (Lampiran Gambar 23.9). Dampak degradasi tanah yang sangat buruk dapat dengan mudah ditutupi oleh kondisi kesuburan tanah yang tinggi, dalamnya horizon tanah dari permukaan dan tidak adanya lapisan penghambat pada lapisan dangkal, pemberian input luar yang intensiv, dan penggunaan pola restorasi tanah secara bebas (seperti pupuk kimia, pupuk kandang, pengembangan varietas, penataan permukaan air tanah, aplikasi irigasi dan pengolahan tanah dalam sampai pada kedalaman subsoil dan sebagainya. Larson et al (1983) mengamati bahwa penurunan hasil produksi tanaman adalah sebagai akibat dari tingkat eraosi yang terjadi di U.S yang pada waktu 100 tahun mendatang akan mencapai 4% saja. Secara kontras Lal (1995) and Dregne (1990; 1992; 1995) telah melaporkan dampak erosi tanah pada daerah terdegradasi di Africa, Asia, dan Australia, sering mencapai kisaran dari 20% sampai dengan 50% dan bahkan terjadi dalam waktu yang sangat singkat jika digambarkan dalam generasi manusia setelah conversi dari kondisi alamiah menjadi ekosistem pertanian. Degradasi tanah akan mungkin menonjolkan peningkatan biaya produksi yang sangat boros sekali untuk mendapatkan hasil pada tingkat yang sama. Sebagai tambahan terhadap besarnya pengaruh terhadap lokasi dan luar lokasi daerah degradasi tanah, juga muncul pertanyaan akan keberlanjutan. Walaupun penurunan hasil produksi hanya kecil saja dalam pola pertimbangan pada skala waktu generasi manusia ( satu atau dua generasi), suatu sistem pertanian yang bersifat merusak tentunya bisa jadi hal ini akan menjadi tidak sustainable untuk jangka waktu yang lama (untuk beberapa generasi atau beberapa abat kemudian). Persoalan keberlanjutan adalah sesuatu yang kompleks. Hal ini menyangkut persoalan ekonomi, lingkungan, sosial, politik dan persoalan budaya. Beberapa dari persoalan-persoalan tersebut dapat dikuantifikasikan dan diuji dengan indeks yang sudah diketahui dan prosedur yang sudah ada, tetapi beberapa yang lainnya tidak dapat. Argumen penting dengan kedua pola pikir tersebut (rendah vs. tinggi dampak degradasi tanah pada lokasi kejadian) dapat dilihat seperti digambarkan pada Tabel 23.1. Persoalan utama adalah besarnya penurunan hasil, insentiv dan pendekatan yang memfasilitasi adopsi pengembangan teknologi, dan kemampuan dari tanah/lahan untuk 5 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 Tabel 23.1 Persoalan yang masih mungkin dipertanyakan dalam hal degradasi tanah dan Produktivitasnya. Terjadi Pengaruh yang kuat pada On-Site kehilangan hasil tinggi petani tidak menerapkan usaha yang bersifat memperbaiki kondisi tanah hak kepemilikan belum jelas dan tidak ada tersedia insentif bagi petani yang berinvestasi pada lahan produktivitas agronomi menjadi faktor pembatas dalam mengukur kualitas tanah; ada persoalan lain didalamnya (emisi C, habitat satwa liar, nilai keindahan) hal ini juga harus dianggap penting tanah merupakan sumberdaya yang tidak dapat pulih dalam ukuran umur manusia Terjadi Pengaruh yang tidak kuat Off-Site kehilangan hasil tinggi petani menerapkan usaha yang bersifat memperbaiki kondisi tanah sehingga degradasi tanah dapat dikontrol ekonomi pasar akan turut memperbaiki masalah tanah mempunyai daya pulih dan kemampuan untuk dapat dipulihkan pengetahuan sekitar dan keahlian lokal dapat memainkan peranan penting dalam pemulihan kondisi tanah penggunaan pola pendekatan partisipatori dan berbagai pola pendekatan moderen lainnya dapat digunakan dalam upaya fasilitasi adopsi pola teknologi restorasi tanah keperdulian dari ahli ekonomi dan ahli biofisika terkait merupakan pola pendekatan yang mungkin sanggup memecahkan masalah yang berupa keterbatasan transfer teknologi m 6 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 emperbaiki diri sendiri pada kondisi pemanfaatan dengan pola intensifikasi pertanian. Jawaban terhadap pertanyaaan ini terletak dalam pola paham multidisipliner dan pendekatan dengan pola penelitan yang menyeluruh untuk menjadikan pemanfaatan sumber daya alam dapat digunakan secara berkelanjutan. KEBERHASILAN STRATEGI PARTISIPATORI DALAM PENGELOLAAN DAS Pola pendekatan pengelolaan DAS bukanlah merupakan suatu pola konsep pendekatan baru, dan dalam perkembanganya berbagai organisasi telah mengadopsi dan mengimplementasikannya sejak tahun 1970-an bahkan mungkin lebih awal dari itu. Keberhasilan dari strategi ini masih merupakan persoalan yang belum pasti atau masih banyak orang yang mempertanyakannya (Tabel 23.2). Beberapa menentang bahwa keberhasilan dari pola pengelolaan DAS dengan pola pendekatan partisipatori hanya berhasil pada tingkat terbatas saja. Para pendukung atau pengusul dari pola pemikiran ini membantah dengan mengutarakan bahwa walau ada beberapa atau sejumlah contoh kegagalan dengan nilai investasi yang sangat besar namun menurut mereka itu hanya sangat kecil saja. Ditegaskan bahwa ketidak berhasilan dalam pengelolaan lahan dengan pola pengelolaan DAS hanyalah pada pola pertanian dengan skala pengusahaan lahan yang sempit di daerah tropis. Pada kondisi lingkungan atau keadaan yang sesuai, Keberhasilan dari pendekatan partisipatori terutama ditentukan oleh perbaikan komunikasi antara penyuluh dan petani. Alasan utama yang menjadi penyebab kegagalan adalah pola pendekatan top-down yang mana dalam hal ini keterlibatan dari petani adalah masih merupakan suatu aktivitas yang dirancang dan direncanakan oleh orang luar. 7 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 Tabel 23.2 Berhasil atau Gagal Suatu Pola Pengelolaan DAS. Sangat Berhasil Berhasil terbatas atau Gagal sebagai suatu unit hidrologi ia tidak dikaitkan dengan batas-batas sosial dan politik penduduk setempat tidak mempunyai pengertian tentang keuntungan dan harga yang jelas akan keikutsertaan mereka pada kegiatan-kegiatan partisipatori penduduk setempat yang bukan melakukan kegiatan pertanian tidak merupakan pewakil yang bijak sering terjadi adanya konflik kepentingan antara para petani skala kecil yang ada pada wilayah DAS tersebut identifikasi dan diagnosa masalah yang ada dilakukan dengan pola pendekatan partisipatori pola pendekatan yang bersifat memfasilitasi secara menyeluruh pengelolaan sumber daya alam. dapat diterapkan bagi pemilik lahan yang luas dengan keahlian dan kemampuan investasi sumberdaya KESENJANGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PRIORITAS YANG DAPAT DITELITI. Strategi pengelolaan daerah aliran sungai terhalang oleh rendahnya data dasar yang sesuai tentang kondisi seluruh aspek-aspek sumber daya alam yang berhubungan seperti aspek atau faktor biofisik (tanah, kemiringan, vegetasi, climate, drainage), aspek atau faktor sosioekonomi (ukuran lahan pertanian, kepemilikan lahan, pendidikan, kesehatan, keterhubungan dengan pasar, fasilitas kredit, ketersediaan inputs), dan budaya (adat-istiadat, kecenderungan atau kesesuaian dengan hal kepercayaan). Ketika tolok ukur ditentukan maka dampak yang timbul terhadap sumberdaya alam yang ada harus di quantifikasikan. Dalam hal ini terlihat jelas adanya kesenjangan dalam hal betapa luasnya dan parahnya degradasi tanah yang terjadi pada suatu wilaya daerah aliran sungai, hubungan faktor penyebab dan pengaruhnya dalam hal penggunaan lahan dan degradasi yang terjadi, besaran dampak absolut dan relativ dalam hal kerugian atau kehilangan nilai ekonomi dalam daerah terdegradasi dan daerah di luar wilayah terdegradasi sehubungan dengan degradasi atau kerusakan yang terjadi, 8 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 daya lenting atau daya pemulihan sendiri dari unit bentang lahan dan bagaimana daya tanggap lahan tersebut terhadap upaya pemulihan atau perbaikan yang dilakukan. Ada berbagai persoalan sosial ekonomi yang perlu harus ditangani. Keberhasilan dari pengelolaan daerah aliran sungai sangat tergantung kepada strategi pengelolaan dengan identifikasi yang jelas terhadap keduanya produk atau hasil dari pertanian dan perlakuan non pertanian yang dilakukan dalam bentang lahan. Nilai dari pelayanan atau kegiatan nonpertanian dalam program pengelolaan daerah aliran sungai akan semakin meningkat dengan terjadinya peningkatan nilai hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Perlu adanya penetapan yang jelas tentang garis hubungan antara pengaruh dari dregradasi tanah pada daerah on-site dan off-site. Keikutsertaan dari penduduk yang bukan pelaku usaha pertanian pada wilayah tersebut adalah esensial dalam pengelolaan suatu wilaya daerah aliran sungai. Dalam upaya pengelolaan daerah aliran sungai untuk masa datang diperlukan suatau pencarian atau penelitian untuk penerapan suatu strategi lain. Adalah sesuatu keharusan yang harus dicapai suatu pola pendekatan yang memberikan suatu identifikasi dan pengajuan suatu pola dan kemungkinan skenario saling menguntungkan pada tingkat wilayah DAS. Lebih lanjut, aspek-aspek yang positiv dari strategi tersebut harus dikenali dan dengan cara yang benar diperkenalkan kepada masyarakat. Contoh suatu aspek positiv termasuk didalamnya adalah perbaikan produktivitas, produksi non pertanian dan jasa (seperti: kesempatan untuk rekreasi, habitat alami, dan air bersih). Beberapa hal yang harus dilakukan dan yang dilarang dalam suatu pengelolaan wilayah DAS adalah seperti tertera Tabel 23.3 tentang garis-garis besar strategi pengelolaan DAS. 9 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 TABLE 23.3 Beberapa hal yang harus dilakukan dan yang jangan dilakukan dalam strategi pengelolaan wilayah DAS. Harus dilakukan Tekankan hal yang bersifat positiv ajukan program yang saling menguntungkan bantu partisipan agar mampu meningkatkan keberhasilannya secara terus menerus bahkan juga dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan politik adobsi pola pendekatan yang bersifat menyeluruh dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berkaitan dengan hal yang berkaitan dengan faktor biofisik dan persoalan sosialekonomi yakinkan dalam melakukan komunikasi dua arah yakinkan keberlanjutan jangka panjang tingkatkan sistem pemasaran hidupkan atau tingkatkan penghasilan non pertanian perkuat dukungan institusional turutsertakan penduduk yang beraktivitas diluar bidang pertanian Jangan dilakukan pola yang bersifat pengurangan dan bersifat hanya disipliner tertentu saja dalam mengatasi suatu persoalan yang kompleks. jangan berikan insentif berupa uang untuk suatu maksud tertentu yang tersembunyi atau sesuatu kehendak lainnya jangan pernah menyepelekan sesuatu yang memang benar-benar relevan bagi kebutuhan real petani tersebut hindarkan penggunaan alat yang berlebihan begitu juga kegiatan analisis air, tanah, dan dan biota yang ada jika itu hanya untuk tujuan analaisis data saja. Walaupun pengelolaan DAS yang berassosiasi pada pola pendekatan partisipatori hanya berhasil secara terbatas, namun adalah penting untuk belajar dari pengalaman tersebut daripada menyerah. Mengadopsi pendekatan positiv yang merupakan garis-garis besar dari setiap aksi yang 10 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 berhasil pada masa lalu dan selalu mengutamakan pengusulan suatu skenario saling menguntungkan adalah akan dapat melambung menjadi keberhasilan. Namun demikian, penggunaan peralatan yang berlebihan ( Gambar 23.10), analisis detail dari faktor tanah dan air jika hanya untuk tujuan itu sendiri, sudah sangat sering hanya akan menjadi suatu kegiatan yang tidak membangun malah menjadi terbuang begitu saja sebagai suatu data yang sangat terbatas. DAFTAR PUSTAKA Barrow, C.J. 1991. Land Degradation. Cambridge University Press. Great Britain. Crosson, P. 1997. The on-farm economic costs of erosion, in R. Lal, W.H. Blum, C. Valentine, and B.A. Stewart, Eds., Methods for Assessment of Soil Degradation, CRC Press, Boca Raton, FL, 495-511. Dregne, H.E. 1990. Erosion and soil productivity in Africa, J. Soil Water Conserv., 45: 431-737. Dregne, H.E. 1992. Erosion and soil productivity in Asia, J. Soil Water Conserv., 47: 8-13. Dregne, H.E. 1995. Erosion and soil productivity in Asia and New Zealand, Land Degrad. Rehab., 6: 71-78. Lal, R. 1995. Erosion-crop productivity relationships for soils of Africa, Soil Sci. Soc. Am. J., 59: 661-667. Lal, R. 1998. Soil erosion impact on agronomic productivity and enviroment quality, Crit. Rev. Plant Sci., 17: 319-464. Lal, R. ----. Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C. Larson, W.E., F.J. Pierce, and R.H. Dowdy. 1983. The threat of soil erosion to long-term crop production in the USA, Science, 219: 458465 Lumbanraja, P. 2007. DEGRADASI LAHAN, persepsi dan keperdulian terhadapnya. Seminar Reguler. Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen. Medan, Kamis, 25 Oktober 2007. Pimentel, D., C. Harvey, P. Resosudarmo, K. Sinclair, D. Kurz, M. McNair, S. Crist, L. Shpritz, L. Fitton, R. Saffouri, and R. Blair. 1995. 11 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 Environmental and economic costs of soil erosion and conservation benefits, Science, 267: 1117-1123. 12 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 13 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 14 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 15 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 16 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 17 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 18 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 19 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 20 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 21 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014 22 PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI UNTUK KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN : TANTANGAN ABAD 21. (Judul Asli Paper Utama: Managing Watershed for Food Security and Environmental Quality: Challenges for the 21st Century, Lal, R. ----. in R. Lal. 2000. Integrated Watershed Management in the Global Ecosystem. CRC Press. Boca Raton London New York Washington, D.C.); Tugas Paper Alih Bahasa dan Pengkayaan pada Matakuliah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; Dosen: Ir. Rahmawaty, M.Hut., Ph.D; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; NIM: 138104002; Program S-3 Pertanian; SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA; MEDAN; 2014