RESPON PESERTA ACARA TERHADAP PESAN YANG DISAMPAIKAN DALAM SPECIAL EVENT PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) OLEH PT ROCHE INDONESIA DI BALAIKOTA Tiara Tri Hapsari, Marta Sanjaya S.IP., M.si PT Roche Indonesia Gedung Artha Graha 21-22/Fl Sudirman Central Business District 25 Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta, 12190 Telp: 021-30413000 [email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to determine the responses of participants to the delivered message in Periksa Payudara Sendiri (SADARI) special event. The research method is quantitative analysis, whis is obtained by spreading questionnare to the participants in Periksa Payudara Sendiri (SADARI) special event on April 3, 2014. Studies using univariate analysis and crosstabulation as development. The research result show that participants have knowledge of breast cancer can be detected early, have emotionally involved to the message about breast cancer and willing to spread the message about breast cancer and early detection to the nearest and implement Periksa Payudara Sendiri (SADARI) once a month after attending Periksa Payudara Sendiri (SADARI) event, there is a relationship between affective response in the event participants with age. From the analysis result, it is discovered that participants respond to the message in cognitive, affective, conative in the amount of 83,26% and in some stage of attitude there is no relationship between the response and age. Keywords : Response, message, special event ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon peserta acara terhadap pesan yang disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, data yang diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada peserta acara special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada tanggal 3 April 2014. Analisis penelitian menggunakan univariat dan crosstabulation sebagai pengembangan. Hasil yang dicapai peserta acara memiliki pengetahuan mengenai kanker payudara dapat dideteksi sejak dini, peserta acara lebih cenderung terlibat secara emosional terhadap pesan mengenai kanker payudara, peserta acara bersedia untuk menyebarkan kembali pesan mengenai kanker payudara dan cara deteksi dini kepada kerabat terdekat dan menerapkan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) secara rutin yaitu sebulan sekali, terdapat hubungan antara respon peserta acara secara afektif dengan usia. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah peserta acara merespon pesan yang disampaikan secara kognitif, afektif dan konatif sebesar 83,26% dan dalam beberapa tingkatan sikap tidak terdapat perbedaan antara respon dengan usia. Kata Kunci : Respon, pesan, special event PENDAHULUAN Pada tahun-tahun sebelumnya, perusahaan maupun organisasi mencoba melakukan kampanye berupa event mengenai kanker payudara dan periksa payudara sendiri (SADARI), seperti pada tahun 2007 hingga 2013 Reebok bersama Sport Station mengadakan acara “Reebok Pink Ribbon Fun Walk” yang diadakan disekitar jalan Sudirman-Thamrin dengan tujuan melakukan kampanye kanker payudara dengan cara mendorong gaya hidup sehat masyarakat Indonesia dengan olahraga. (m.bisnis.com, 2013). Berikutnya pada tahun 2012, RS Pondok Indah Group melakukan kampanye DELAPAN (Deteksi Berkala Payudara Anda). Melalui gerakan ini, perempuan diingatkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulannya. (www.rspondokindah.co.id, 2012). Mal Ciputra Jakarta turut serta menggelar kampanye peduli kanker payudara yang bernama “Happiness is Me (Pink Ribbon Campaign)” pada tanggal 21 Maret 2014. Bentuk kegiatannya sendiri antara lain menyediakan informasi secara update dalam bentuk kampanye tentang pencegahan sejak dini kanker payudara, mendukung pelaksanaan pemeriksaan gratis kanker payudara bagi masyarakat tidak mampu, serta membantu pengobatan bagi penderita kanker payudara yang tidak mampu (www.beritasatu.com, 2014). Dari beberapa kampanye yang telah dilakukan dan informasi yang sudah lebih mudah untuk diakses mengenai kanker payudara, sebagian besar perempuan cenderung mengabaikannya. Hal tersebut diperkuat oleh data FKUI bahwa pada tahun 2012, jumlah penderita kanker payudara mencapai 13% dengan perbandingan 100 kasus dari sekitar 100.000 penduduk (m.bisnis.com, 2013). Melihat bahwa tingkat kasus penyakit kanker payudara dan kampanye-kampanye sebelumnya tetap mengkhawatirkan, PT Roche Indonesia yang bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia cabang DKI Jakarta dan bantuan dari event organizer PT Detak Kreasi Gemilang untuk mengadakan kampanye deteksi dini kanker payudara periksa payudara sendiri (SADARI) dengan tujuan mencegah kematian akibat kanker payudara dan dengan menambah tujuan yaitu untuk menyebarkan kembali informasi yang diterima oleh para peserta undangan kepada wanita-wanita lainnya dengan harapan dapat meningkatkan respon perempuan terhadap informasi mengenai kanker payudara dan metode deteksi dini periksa payudara sendiri (SADARI). Dalam penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu dan teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Penelitian terdahulu pertama berjudul Persepsi Wanita Berisiko Kanker Payudara Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Di Kota Semarang, Jawa Tengah (Desanti, Ophi. Dkk, 2010). Objek penelitian ini adalah wanita dengan resiko kanker payudara di desa kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi wanita dengan resiko kanker payudara mengenai pemeriksaan payudara sendiri dan mengidentifikasi hubungan antara persepsi dan perilaku pemeriksaan payudara sendiri. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif melalui kuesioner. Jenis penelitian ini adalah analitik. Metode dalam pengembangan penelitian bersifat cross sectional. Sampel terdiri dari 384 perempuan dengan risiko kanker payudara pada 10 desa dari Kota Semarang diambil dengan metode multistage random sampling. Analisis data yang digunakan chi-square dan regresi logistik. Dari penelitian ini didapatkan hasil hanya 52,3% responden yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Sebanyak 25,2% memiliki persepsi positif tentang manfaat melakukan pemeriksaan payudara sendiri; dan 70,1% memiliki persepsi negatif tentang kendala pemeriksaan payudara sendiri. Variabel persepsi tentang manfaat (p = 0,022) dan tentang kendala (p = 0,015) memiliki hubungan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang signifikan yang dapat membingungkan variabel, yaitu tingkat pengetahuan (p = 0,037), pendidikan (p = 0,009) dan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (p = 0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Variabel yang berhubungan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri yang dapat membingungkan variabel, yaitu tingkat pengetahuan, pendidikan, dan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah objek penelitian dan alat analisis. Objek penelitian sebelumnya adalah masyarakat kota Semarang, sedangkan objek penelitian saat ini adalah peserta acara yang hadir dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Penelitian sebelumnya menggunakan tiga alat analisis, sedangkan penelitian saat ini hanya menggunakan satu alat analisis yaitu univariat. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah menggunakan metode penlitian kuantitatif dan analisis univariat, serta membahas mengenai kanker payudara dan SADARI. Penelitian terdahulu yang kedua berjudul Pengetahuan Remaja Putri Tentang Cara Melakukan Sadari (Handayani, Sri. Dkk, 2012). Objek penelitian Objek penelitian ini adalah remaja putri berusia 12-22 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan remaja putri di Desa Bakalan tentang cara melakukan SADARI (prosedur, waktu dan hasil SADARI). Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan metode deskriptif survei. Metode pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling yang melibatkan 202 responden remaja putri berusia 12-22 tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan prosentase dari karakteristik dan pengetahuan responden. Hasil analisis didapatkan bahwa sebanyak 133 responden (65,8%) memiliki pengetahuan kurang tentang cara melakukan SADARI, 92 responden (45,5%) memiliki pengetahuan kurang tentang prosedur SADARI, 95 responden (47%) memiliki pengetahuan kurang tentang waktu SADARI, dan 94 responden (46,5%) memiliki pengetahuan kurang tentang hasil SADARI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan sadari sebagian besar sudah berada di atas 50% sehingga perlu ditingkatkan lagi pengetahuannya melalui program-program sadari lainnya. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah objek penelitian. Objek penelitian sebelumnya adalah remaja putri berusia 12-22 tahun. Sedangkan objek penlitian saat ini adalah peserta yang hadir dalam event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah memiliki tema deteksi dini Periksa Payudara Sendiri (SADARI), metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, menggunakan alat analisis univarat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi teori umum dan teori khusus. Teori umum yang digunakan adalah komunikasi, komunikasi interpersonal, public relations. Sedangkan untuk teori khusus yang digunakan adalah event, special event, perilaku, stimulus response, individual differences, periksa payudara sendiri (SADARI). Dari latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada pemasalahan apakah ada respon peserta acara terhadap pesan yang disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) oleh PT Roche Indonesia di Balaikota secara keseluruhan dan apakah ada perbedaan antara respon peserta acara dari usia yang berbeda? Sehingga penelitian ini memiliki tujuan . Untuk mengetahui respon peserta acara terhadap pesan yang disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) oleh PT Roche Indonesia di Balaikota secara keseluruhan dan ntuk mengetahui adakah perbedaan antara respon peserta acara dari usia yang berbeda. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kuantitatif. Kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2007: 57). Dalam pelaksanaannya metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner, yaitu penelitian dilakukan pada suatu populasi dengan menganalisis data yang diperoleh dari populasi itu sendiri (Durianto, dkk, 2004:19). Tipe jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. jenis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain. (Siregar, 2013: 7). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 April 2014, pada penyelenggaraan special event periksa payudara sendiri (SADARI) yang bertempat di Balaikota Jakarta. Metode pengumpulan data diperoleh dari data primer yaitu kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2006: 158) dan melalui observasi yang merupakan proses pencatatan pola perilaku subjek, obyek atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Sangadji & Sopiah, 2010:172). Data primer yang didapat dari penyebaran kuesioner kepada peserta acara yang hadir dalam special event periksa payudara sendiri (SADARI). Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnaljurnal, skripsi terdahulu, internet, data dari narasumber, dan perusahaan yang menjadi event organizer dalam pelaksanaan special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) ini yaitu PT Detak Kreasi Gemilang. Menurut Karlinger yang dikutip dari buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2006:42), variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Terdapat dua jenis variable, yaitu variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain dan variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Dan di dalam penelitian ini, hanya terdapat satu variable yaitu respon peserta acara. Populasi dalam penelitian ini diambil berdasarkan jumlah peserta yang hadir dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada tanggal 3 April 2014, yaitu 300 peserta. Sampel dari penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik non probability sampling. Non probability sampling adalah setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui (Siregar, 2013 : 33). Ukuran sampel, tidak ada ukuran pasti dari banyak peneliti. Ada yang menganggap pecahan sampling 10% atau 20% dari total populasi sudah dianggap memadai. Namun apabila populasinya cukup banyak, agar mempermudah dapat pula dengan 50%, 25% atau minimal 10% dari seluruh populasi (Kriyantono, 2007: 159). Maka dari itu, peneliti menyiapkan 100 kuesioner untuk mendapatkan pecahan sampling 25% yang disebarkan kepada 300 peserta acara yang hadir dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Skala yang digunakan untuk insturmen kuesioner dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang mengenai suatu objek yang menjadi penelitian (Sugiyono, 2006: 104). Dalam penelitian ini skor yang digunakan adalah 5 untuk Sangat Setuju (SS), 4 untuk Setuju (S), 3 untuk Ragu-Ragu (RR), 2 untuk Tidak Setuju (TS), 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS). Terdapat satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis univariat yang kemudian diperkaya dengan uji cross tabulation. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian saat ini adalah analisis univarat. Alat analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini menggunakan statistik deskriptif. Hasil penghitungan statistik deskriptif ini nantinya merupakan dasar bagi penghitungan analisis berikutnya, misalnya untuk menghitung hubungan antarvariabel. (Kriyantono, 2007:164). Analisis Univariat dilakukan menggunakan metode analisis distribusi frekuensi yang dilakukan terhadap satu variabel yaitu respon peserta acara dengan tiga dimensi yang terkait yaitu kognitif, afektif dan konatif. Untuk uji cross tabulation diperlukan hipotesis yaitu: H0 : Tidak ada perbedaan antara respon peserta acara pada usia yang berbeda H1 : ada perbedaan antara respon peserta acara pada usia yang berbeda Penentuan kriteria pengujian berdasarkan dua hal: (Siregar, 2013: 137) Jika Chi-Square hitung < Chi-Square tabel maka terima H0 Jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel maka tolak H0 Untuk melihat sejauh mana keabsahan suatu data maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabiitas. Uji validitas adalah bukti bahwa instrumen teknik atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur sebuah konsep yang dimaksudkan. (Sekaran, 2006:248). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kaizer-Meyer-Olkin (KMO). Uji KMO akan dikatakan layak untuk dilakukan bilamana KMO > 0,5 (Lukman & Pangaribuan, 2013 : 11). Uji reliabilitas Reliabilitas adalah mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula (Siregar, 2013:55). Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach yang kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6 (Siregar, 2013:58). HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan website resmi di www.roche.co.id, PT Roche Indonesia adalah afiliasi dari Roche Group, perusahaan pelayanan kesehatan terkemuka di dunia yang berkantor pusat di Basel, Swiss dan berdiri pada tahun 1896. Perusahaan ini telah masuk kedalam daftar lima besar perusahaan farmasi terbesar karena memiliki cabang di 150 negara di seluruh benua. Misi dari PT Roche adalah menciptakan nilai tambah dalam bidang perawatan kesehatan dengan fokus pada bidang yang menjadi keahliannya yaitu diagnostik dan farmasi. Fokus perawatan kesehatannya menjadi pelopor dalam penyediaan produk dan pelayanan untuk deteksi dini, pencegahan, diagnosa dan pengobatan beragam penyakit khususnya kanker dan transpalantasi serta berperan aktif di berbagai bidang terapi lainnya yang memiliki kebutuhan medis tinggi seperti: penyakit-penyakit otoimun (sistem kekebalan tubuh), penyakit-penyakit inflamasi (peradangan), virologi (diakibatkan oleh virus), gangguan sistem metabolisme dan penyakit-penyakit pada sistem saraf pusat. PT Roche Indonesia memiliki program dan layanan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Program dan layanan yang dimiliki PT Roche Indonesia beberapa diantaranya adalah Roche Patient Assistance Program (RPAP), Roche Children’s Walk, Jakarta RACE (Race Against Cancer Everyone). Sedangkan kampanye kesehatan yang dimiliki PT Roche Indonesia beberapa diantaranya adalah: Kampanye Siaga 140 for diabetes, Kampanye Ignoring the Gut Feeling for colorectal cancer, Kampanye Breast Friends for breast cancer, Kampanye Bye Bye Big for obesity. Pada tanggal 3 April 2014, PT Roche Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia cabang DKI Jakarta mengadakan kampanye kesehatan deteksi dini kanker payudara atau periksan payudara sendiri (SADARI) untuk mencegah kematian akibat kanker payudara. Special event ini dapat terlaksana atas bantuan dari jasa event organizer yaitu PT. Detak Kreasi Gemilang untuk menyusun tata cara dan acara sehingga dapat terlaksana sesuai dengan tujuan. Special event periksa payudara sendiri (SADARI) diadakan di Balaikota pada tanggal 3 April 2014 yang dihadiri oleh dari pelajar, mahasiswa, pegawai, hingga ibu rumah tangga. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa pihak penting terkait yaitu : 1. Wakil Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja. 2. Kepala Komunikasi dan Kebijakan Publik, Roche Indonesia, Lucia Erniawati. 3. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati. 4. Kepala Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Dr. Lily Sriwahyuni, MM 5. Ketua Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta, Veronica Basuki T. Purnama, ST. 6. Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia DKI Jakarta, Carmen Jahja. 7. Kepala Instalasi Deteksi Dini dan Onkologi Sosial, Rumah Sakit Kanker Dharmais, Dr. Walta Gautama, Sp.B (K) Onk. Susunan acara dari special event ini berawal dari sambutan dari para pihak penting terkait, pengguntingan pita dan pelepasan balon sebagai peresmian program SADARI, fun quiz seputar SADARI dan kanker payudara, sesi edukasi beserta tanya jawab mengenai kanker payudara dan SADARI yang disampaikan oleh Dr. Walta Gautama, Sp.B (K) Onk, senam SADARI yang dipandu oleh MC dan Wakil Ketua YKI DKI Jakarta, dan pemeriksaan kesehetan yang terdiri dari pemeriksaan lemak tubuh, konsultasi gizi, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kolesterol, pemeriksaan tekanan darah yang tersedia di booth-booth. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 responden dengan hasil 79 kuesioner yang dapat diolah menjadi data, 10 dari kuesioner tidak dapat diolah dan 11 kuesioner tidak kembali kepada peneliti. Hasil penyebaran kuesioner pada special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dari 79 orang responden, terdapat 33 responden yang berusia diantara 17-26 tahun (41,8%), 25 responden yang berusia diantara 27-36 tahun (31,6%), 13 responden yang berusia diantara 37-46 tahun (16,5%), dan 8 responden yang berusia di atas 46 tahun (10,1%). Berdasarkan profesi dari 79 orang responden, terdapat 18 responden yang berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa (22,8%), 41 responden yang berprofesi sebagai karyawan (51,9%), 7 responden yang berprofesi sebagai wirausaha (8,9%), dan 13 responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga (16,5%). Berdasarkan pengeluaran dari 79 orang responden, terdapat 9 responden yang memiliki pengeluaran di bawah Rp. 1.000.000,- (11,4%), 35 responden yang memiliki pengeluaran di antara Rp 1.000.001,- dan Rp. 5.000.000,- (44,3%), 27 responden yang memiliki pengeluaran di antara Rp. 5.000.001,- dan Rp. 10.000.000,- (34,2%), dan 8 responden yang memiliki pengeluaran di atas Rp. 10.000.000,- (10,1%). Hasil Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Dimensi Kognitif No 1 2 3 4 5 Pernyataan Saya mengetahui penyebab kanker payudara Saya mengetahui bahaya kanker payudara Saya mengetahui bahwa kanker payudara dapat dicegah sejak dini Saya mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Saya mengetahui bagian-bagian yang SS 18 22,8% 33 41,8% 37 46,8% 14 17,7% S 42 53,2% 45 57,0% 40 50,6% 43 54,4% RR 16 20,3% 1 1,3% 2 2,5% 19 24,1% TS 3 3,8% - STS - - - 3 3,8% - 14 52 11 2 - - 6 harus diperiksa Saya memahami tahapan-tahapan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan baik 17,7% 11 13,9% 65,8% 42 53,2% 13,9% 21 26,6% 2,5% 5 6,3% - Dilihat dari table di atas, rata-rata respon peserta acara secara kognitif dengan pesan yang disampaikan, yaitu tidak setuju sebesar 2,73%, ragu-ragu sebesar 14,78% setuju sebesar 55,7%, sangat setuju sebesar 26,78%. Seperti pada tujuan event yang pertama yaitu pengenalan, berdasarkan data dia atas tujuan event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) telah terpenuhi karena peserta dapat mengetahui penyebab kanker payudara dan SADARI setelah menghadiri special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Pada tahap pengetahuan (cognitive) dalam teori perilaku, respon peserta memasuki tingkat tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application) dari 6 tingkatan pengatahuan (cognitive). Dan berdasarkan content dalam konsep dasar event telah tersusun dengan baik sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dimensi Afektif No 1 2 3 4 5 6 Pernyataan Saya senang mendengarkan informasi mengenai kanker payudara Saya puas dengan informasi yang diberikan mengenai kanker payudara Saya tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai kanker payudara Saya senang mendengarkan informasi mengenai Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Saya puas dengan informasi yang diberikan mengenai Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Saya tertarik untuk mempelajari kembali Periksa Payudara Sendiri (SADARI) SS 28 35,4% 31 39,2% 25 31,6% 28 35,4% S 45 57,0% 42 53,2% 38 48,1% 40 50,6% RR 6 7,6% 6 7,6% 16 20,3% 11 13,9% TS - STS - - - - - - - 28 35,4% 39 49,4% 12 15,2% - - 22 27,8% 44 55,7% 13 16,5% - - Berdasarkan table di atas, rata-rata respon peserta acara secara afektif dengan pesan yang disampaikan, yaitu ragu-ragu sebesar 13,52%, setuju sebesar 52,33%, sangat setuju sebesar 34,13%. Seperti pada tujuan komunikasi to establish acceptance yang pertama yaitu pembinaan pesan yang diterima dan dimengerti, telah terpenuhi pada tahap ini dan to motivate action yaitu memotivasi komunikan untuk melakukan suatu kegiatan, karena peserta telah membina pesan sehingga menimbulkan emosional selama menghadiri special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan terlihat bahwa respon sebesar 76,46% berada pada ranah positif sehingga dalam teori stimulusresponse telah terbentuk perilaku tertutup (covert behavior). Dan berdasarkan content dalam konsep dasar event, content special event detail sehingga menimbulkan rasa senang dan puas. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Dimensi Konatif No 1 2 Pernyataan Saya bersedia untuk mengikuti lagi seminar serupa mengenai kanker payudara Saya bersedia mengikuti seminar serupa SS 27 34,2% S 37 46,8% RR 14 17,7% TS 1 1,3% STS - 27 32 17 2 1 3 4 5 6 mengenai kanker payudara Saya bersedia berbagi informasi mengenai kanker payudara kepada kerabat Saya bersedia melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) 1 bulan sekali Saya bersedia berbagi informasi mengenai Periksa Payudara Sendiri (SADARI) kepada kerabat saya Saya bersedia mengajak kerabat saya untuk melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) 34,2% 33 41,8% 40,5% 33 41,8% 21,5% 9 11,4% 2,5% 3 3,8% 1,3% 1 1,3% 16 20,3% 45 57,0% 18 22,8% - - 18 22,8% 45 57,0% 16 20,3% - - 19 24,1% 48 60,8% 11 13,9% 1 1,3% - Berdasarkan tabel di atas, Rata-rata respon peserta acara secara konatif dengan pesan yang disampaikan, yaitu sangat tidak setuju sebesar 0,43%, tidak setuju sebesar 1,48%, ragu-ragu sebesar 17,3%, setuju sebesar 50,02%, sangat setuju sebesar 30,83%. Sehingga sebesar 80,85% respon peserta acara secara konatif berada pada ranah positif sehingga tujuan komunikasi dan teori komunikasi interpersonal, bahwa komunikasi ini ada untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang telah terpenuhi. Hal tersebut menyatakan bahwa dalam teori stimulus-response telah terbentuk perilaku terbuka (overt behavior). Uji Cross Tabulation Tabel 4 Chi-Square Test Respon Pada Usia Berbeda No. 1 2 3 Dimensi Kognitif Afektif Konatif Chi Square Hitung 8,231 24,244 6,265 Chi Square Tabel 12,592 12,592 12,592 Pada data Cross Tab pertama, dapat dilihat bahwa Chi Square hitung < Chi-Square tabel (8,231 < 12,592) maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan respon pesertaacara secara kognitif dengan usia. Pada data Cross tab kedua, dapat dilihat bahwa Chi Square hitung > Chi-Square tabel (24,244 > 12,592) maka dapat disimpulan terdapat perbedaan respon peserta acara secara afektif dengan usia, hal tesebut dikarenakan pada jenjang usia 27-36 tahun cenderung merespon pada ranah rendah dan jenjang usia > 46 tahun secara sempurna merespon pada ranah sedang dibandingkan dengan jenjang usia lain yang masih cenderung merespon pada ranah sedang. Dan pada data Cross Tab ketiga, dapat dilihat bahwa Chi Square hitung < Chi-Square tabel (6,265 < 12,592) maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan respon peserta acara secara konatif dengan usia. Dari hasil data tersebut jika dikaitkan dengan teori individual differences maka dapat terlihat bahwa setiap individu dengan kondisi usia yang berbeda, memiliki cara penerimaan pesan yang berbeda sehingga dapat menimbulkan pembentukan sikap yang berbeda. Uji Validitas Tabel 5 Hasil Uji Validitas No. 1 2 3 4 5 6 Dimensi Kognitif Afektif Konatif Sub Dimensi Kanker Payudara SADARI Kanker Payudara SADARI Kanker Payudara SADARI Nilai KMO 0,616 0,658 0,686 0,691 0,691 0,647 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai KMO yang diperoleh untuk sub-dimensi kanker payudara dan SADARI dalam kognitif, afektif dan konatif adalah nilai KMO > 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh indikator dalam kuesioner memenuhi syarat valid. Uji Reliabilitas Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas No. 1 2 3 4 5 6 Dimensi Kognitif Afektif Konatif Sub Dimensi Kanker Payudara SADARI Kanker Payudara SADARI Kanker Payudara SADARI Nilai KMO 0,613 0,837 0,774 0,863 0,877 0,785 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach yang diperoleh untuk sub-dimensi kanker payudara dan SADARI dalam kognitif, afektif, konatif adalah > 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner memenuhi syarat reliable. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Respon peserta acara secara kognitif, afektif dan konatif terhadap pesan yang disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) mencapai 83,26% pada ranah positif, 15,76% pada titik tengah, dan 1,55% pada ranah negatif. 2. Terdapat perbedaan respon peserta acara dari usia yang berbeda pada tingkat afektif. Di tingkat afektif terdapat perbedaan respon peserta acara dari usia 27-36 tahun, yaitu 48% dari 25 peserta cenderung merespon secara rendah dan semua peserta acara pada usia > 46 tahun secara sempurna yaitu 100% dari 8 peserta berada pada ranah sedang dan pada tingkat kognitif maupun konatif tidak terdapat perbedaan respon peserta acara dengan usia dikarenakan pada semua jenjang usia cenderung berada pada ranah sedang. Dari kesimpuan hasil penelitian yang di dapat, sehingga menghasilkan saran yang dibagi menjadi tiga yaitu akademis, praktis, umum. Saran akademis dari penelitian ini adalah hasil penelitian dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan indikator-indikator lain yang belum termasuk kedalam dimensi kognitif, afektif maupun konatif penelitian ini. Saran praktis dari penelitian ini terdapat dua, yaitu: 1. Pada hasil analisis univariat terdapat hasil score terendah yaitu 290 namun masih berada di ranah setuju yaitu 237-316 untuk mengikuti lagi seminar serupa mengenai kanker payudara. Berdasarkan hal tersebut, PT Roche Indonesia disarankan untuk membuat acara serupa dengan tujuan me-recall pesan yang telah disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Berdasarkan hal tersebut, PT Roche Indonesia disarankan untuk membuat acara serupa dengan tujuan me-recall pesan yang telah disampaikan dalam special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan ruangan yang kedap suara sehingga noise dari luar ruangan tidak mengganggu proses komunikasi, alat-alat penunjang seperti LCD, backdrop, sound system yang memiliki kualitas terbaik sebagai penunjang proses komunikasi dan tentunya narasumber yang paham dengan materi acara. 2. Pada hasil analisis crosstab terdapat perbedaan respon secara afektif pada usia 27-36 tahun yaitu 48% pada ranah rendah. Sehingga jika PT Roche Indonesia membuat suatu acara dikemudian hari, desain dan rancanglah pesan yang disampaikan agar dapat menyentuh secara emosional untuk semua jenjang usia. Hal tersebut bisa dimulai dari narasumber yang dapat menyesuaikan tata bahasa, nada bicara dan humor yang berkaitan dengan materi yang dapat diterima oleh semua jenjang usia. Kemudian pembawa acara yang dapat membangkitkan suasana dengan humor yang berkaitan dengan materi, memiliki pengalaman pribadi berkaitan dengan materi sehingga peserta akan merasa lebih percaya bahwa pembawa acara dapat menuntun acara dengan fokus dari awal hingga akhir. Dan materi yang disampaikan bisa disisipkan video presentasi atau gambar ilustrasi sehingga peserta acara dapat merasakan pesan tersebut lebih nyata. Dan saran umum dari penelitian ini adalah respon peserta acara yang diberikan setelah menghadiri special event Periksa Payudara Sendiri (SADARI) yang diadakan oleh PT Roche Indonesia cukup baik. Sehingga diharapkan peserta acara maupun masyarakat dapat memahami dan menyebarkan kembali informasi serta melakukan metode deteksi secara rutin untuk mencegah kasus kanker payudara pada stadium lanjut. REFERENSI Buku Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak. (2004). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Sangadji, E.M & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Siregar,S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitiatif dan R & D. Edisi Pertama. Bandung : Alfabeta. Jurnal Ariyanty, F.W, Fitriani Mediastuti, Kusminatun. (2012). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Sadari Terhadap Sikap Sadari Pada Remaja Puteri Kelas XI Di SMA Negeri 1 Pajangan Bantul. Jurnal Kebidanan ARIMBI. 5 (4), 29. Handayani, S & Sari Sudarmiati. (2012). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Melakukan Sadari. Jurnal Keperawatan Diponegoro. 1(1), 93-100. Lukman, R & Tigor Pangaribuan. Analisis Pengaruh Peran Strategis Bagian Sumber Daya Manusia Terhadap Persepsi Investasi Pengembangan Pegawai (Studi Kasus PT. X). Journal of Business and Entrepreneurship. 1(3), 11. Internet Herman. (2014). Mal Ciputra Jakarta Gelar Kampanye Peduli Kanker Payudara. Diakses pada 4 Juli http://www.beritasatu.com/kesehatan/172005-mal-ciputra-jakarta-gelar2014, dari kampanye-peduli-kanker-payudara.html. Linda Gumelar Kembali Kampanye Kanker Payudara. (2011). Diakses pada 4 Juli 2014, dari http://www.suarapembaruan.com/home/linda-gumelar-kembali-kampanye-kankerpayudara/12968 Rumah Sakit Pondok Indah. (2012). Kampanye Delapan Tingkatan Kesadaran Kanker Payudara, RS Pondok Indah Group Dukung Gerakan SADARI Sebagai Tindakan Deteksi Dini Kanker Payudara. Diakses pada 4 Juli 2014, dari http://www.rspondokindah.co.id/id/news/detail/10/kampanye-delapan-tingkatkan-kesadarankanker-payudara,-rs-pondok-indah-group-dukung-gerakan-sadari-sebagai-tindakan-deteksidini-kanker-payudara. Zuhri, Sepudin. (2013). PlanetSport & Reebok Gelar Kampanye Kanker Payudara. Diakses pada 4 Juli 2014, dari http://m.bisnis.com/lifestyle/read/20131003/220/166875/planetsport-reebokgelar-kam. RIWAYANG PENULIS Tiara Tri Hapsari lahir di kota Jakarta pada 19 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Marketing Communication pada 2014. Saat ini bekerja sebagai freelancer di Tixperience dan atnomaden. Penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa STAMANARA (Seni Tari Mahasiswa Bina Nusantara) sebagai anggota.