Penyusunan Pedoman Praktikum Elektronika Telekomunikasi Analog

advertisement
BAB II
DASAR TEORI
2.1Amplitude Modulation and Demodulation
Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan
secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah tergantung pada
besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal
pemodulasi yang berupa sinyal informasi dan sinyal pembawa (carrier) dimana sinyal
informasi tersebut ditumpangkan oleh sinyal carrier.
Maka secara garis besar dapat disimpulkanbahwa modulasi merupakan suatu proses
dimana gelombang sinyal termodulasi ditransmisikan dari transmitter ke receiver. Pada
sisi receiver sinyal modulasi yang diterima dikonversikan kembali kebentuk asalnya,
proses ini disebut dengan demodulasi. Rangkaian yang digunakan untuk proses modulasi
disebut dengan modulator, sedangkan rangkaian yang digunakan untuk proses demodulasi
disebut demodulator.
Modulasi terbagi menjadi dua bagian yaitu modulasi sinyal analog dan modulasi
sinyal digital.
2.1.1 Modulasi Analog
Modulasi analog adalah proses pengiriman sinyal data yang masih berupa sinyal
analog atau berbentuk sinusoidal. Adapun yang termasuk kedalam modulasi
analog adalah sebagai berikut:
1. Amplitude Modulation (AM)
Amplitude Modulation adalah modulasi yang paling sederhana.Gelombang
pembawa (carrier wave) diubah amplitudonya sesuai dengan signal informasi yang
akan dikirimkan. Modulasi ini disebut juga modulasi linear, artinya bahwa pergeseran
frekuensinya bersifat linier mengikuti signal informasi yang akan ditransmisikan.
2. Frequency Modulation (FM)
Frequency Modulation adalah nilai frekuensi dari gelombang pembawa diubahubah menurut besarnya amplitude dari sinyal informasi. Karena noise pada umumnya
terjadi dalam bentuk perubahan amplitude, FM lebih tahan terhadap noise dibanding
dengan AM.
4
3. Phase Modulastion (PM)
Phase Modulastion adalah proses modulasi yang mengubah fasa sinyal pembawa
sesuai dengan sinyal pemodulasi. Sehingga dalam modulasi PM amplitude dan
frekuensi yang dimiliki sinyal pembawa tetap, tetapi fasa sinyal pembawa berubah
sesuai dengan informasi.
Gambar 2.1. Bentuk sinyal modulasi analog
2.1.2 Modulasi Digital
Modulasi digital adalah teknik pengkodean sinyal dari sinyal analog ke dalam
sinyal digital. Pada teknik ini, sinyal informasi digital yang akan dikirimkan dipakai
untuk mengubah frekuensi dari sinyal pembawa. Dalam komunikasi digital, sinyal
informasi dinyatakan dalam bentuk digital berupa biner ”1” dan ”0”, sedangkan
gelombang pembawa berbentuk sinusoidal yang termodulasi disebut juga modulasi
digital. Adapun yang termasuk kedalam modulasi digital adalah sebagai berikut:
1. Amplitude Shift Keying (ASK)
Amplitude Shift Keying adalahpengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran
amplitude.Sistem modulasi ini merupakan sistem modulasi yang menyatakan sinyal
digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan
yang bernilai 0 volt. Sehingga dapat diketahui bahwa didalam sistem modulasi ASK
kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada tidaknya sinyal
informasi digital.
5
2.
Frequency Shift Keying (FSK)
Frequency Shift Keying merupakan sejenis Frequency Modulation (FM), dimana
sinyal pemodulasinya (sinyal digital)menggeser outputnya antara dua frekuensi yang
telah ditentukan sebelumnya, yang biasa diistilahkan frekuensi mark dan space.
Modulasi digital dengan FSK juga menggeser frekuensi carrier menjadi beberapa
frekuensi yang berbeda didalam band-nya sesuai dengan keadaan digit yang
dilewatkannya. Jenis modulasi ini tidak mengubah amplitudo dari signal carrier yang
berubah hanya frekuensi.
3.
Phase Shift Keying (PSK)
Phase Shift Keying merupakan modulasi yang menyatakan pengiriman sinyal
digital berdasarkan pergeseran fasa. Biner 0 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal
dengan fasa yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan biner 1
diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa berlawanan dengan sinyal
dengan sinyal yang dikirim sebelumnya. Dalam proses modulasi ini, fasa dari frekuensi
gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi
digital.
2.1.3 Persen Modulasi
Gambar 2.2. Sinyal pembawa, sinyal informasi dan sinyal hasil modulasi
Sinyal pembawa berbentuk gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:
ec = Ec sin ωc t
( 2-1 )
Sinyal pemodulasi diasumsikan sebagai sinyal gelombang sinusoida juga dengan
persamaan
6
em = Em sin ωm t
( 2-2 )
Dimana
𝑒𝑐 = sinyal pembawa
π‘’π‘š = sinyal pemodulasi
𝐸𝑐 = amplitude maksimum sinyal pembawa
ω𝑐 = 2 π fc dengan fc adalah sinyal pembawa
πΈπ‘š = amplitudo maksimum sinyalinformasi
ωπ’Ž = 2 π fm dengan fm adalah sinyal informasi
Sinyal hasil proses modulasi (𝑒𝑠 ) amplitude diturunkan dari
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 + π‘’π‘š sin ω𝑐 𝑑
( 2-3 )
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 1 + π‘š 𝑠𝑖𝑛 π‘€π‘š 𝑑 sin 𝑀𝑐 𝑑
( 2-4 )
Menjadi
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 𝑠𝑖𝑛𝑀𝑐 𝑑 +
π‘š 𝐸𝑐
2
π‘π‘œπ‘  𝑀𝑐 − π‘€π‘š −
π‘š 𝐸𝑐
2
π‘π‘œπ‘  𝑀𝑐 + π‘€π‘š 𝑑
( 2-5 )
Sehingga indeks modulasi (m)
π‘š=
πΈπ‘š
𝐸𝑐
=
πΈπ‘šπ‘Žπ‘₯ −πΈπ‘šπ‘–π‘›
πΈπ‘šπ‘Žπ‘₯ +πΈπ‘šπ‘–π‘›
( 2-6 )
Indeks modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi
memodulasi siyal pembawa. Apabila indeks modulasi terlalu besar maka hasil sinyal
termodulasi AM akan cacat dan apabila indeksterlalu rendah maka sinyal termodulasi
tidak maksimal. Untuk menghindari keadaan over modulasi atau gelombang pembawa
lebih dari 100% maka harus dapat diatasi dengan membatasi nilai indeks modulasi (m).
7
Gambar 2.3. Pengaruh indeksmodulasi
Kondisi indeks modulasi 1 adalah kondisi ideal dimana proses modulasi
amplitude menghasilkan output terbesar di penerima tanpa distorsi.
2.2DSB-SC Modulation and Demodulation
Double-sideband suppressed-carrier(DSB-SC) adalah transmisi dimana frekuensi
yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo hanya terdiri dari dua sideband simetris dan tidak
ada pita pembawa. Dalam modulasi AM, amplitude dari sinyal carrier divariasikan oleh
sinyal lain ( sinyal informasi). Sinyal carrier tidak tergantung dari sinyal informasi.
2.2.1 Modulasi dengan MC 1496
Gambar 2.4. Contoh rangkaian dengan MC1496sebagai modulator
8
Rangkaian yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah DSB-SC yang
digunakan sebagai modulator amplitude.Modulator dapat dimodifikasi untuk operasi
AM dengan mengubah dua nilai resistor dalam rangkaian.
2.3 PWM Generation and Reconstruction
2.3.1 IC 555
NE555
merupakan
komponen
elektronika
yang
cukup
terkenal
dan
sederhana.Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer dengan
operasi rangkaian monostable dan pulse generator (pembangkit pulsa) dengan operasi
rangkaian astable. Secara keseluruhan IC 555 tersusun dari 2 komparator tegangan, 1
flip-flop bistable, 1 transistor penghubung dan 3 resistor pembagi tegangan.
Fungsi masing-masing kaki pin IC NE555
Gambar 2.5. IC 555
Pin (ground) : merupakan kaki yang dihubungkan dengan ground dan merupakan titik
0 V.
Pin 2 (trigger): merupakan salah satu input komparator bagian bawah yang akan
dibandingkan dengan input lain pada komparator tersebut yang telah didefinisikan
nilainya sebesar 1/3 tegangan supply.
Pin 3 (output) :output pada IC
Pin 4 (reset)
: digunakan untuk membuat output IC dalam kondisi low (reset)
untuk semua kondisi input. Reset akan terjadi saat pin ini diberikan tegangan sebesar ≤
0,7 V.
Pin 5 (control): digunakan untuk mengatur tegangan ambang sebesar 2/3 tegangan
supply. Saat tidak digunakan pin ini dihubungkan pada titik ground melalui sebuah
kapasitor 0,01 uF yang berguna untuk mengurangi noise.
9
Pin 6 (threshold): saat tegangan di pin ini berubah dari low ke high dan besarnya lebih
dari 2/3 tegangan supply,
maka komparator bagian atas akan me-resetflip-flop
sehingga akan menghasilkan output IC dalam kondisi low.
Pin 7 (discharge): merupakan jalur pembuangan arus yang berasal dari kaki kolektor
transistor NPN yang terdapat pada IC.
Pin 8 (VCC)
: sebagai input sumber tegangan DC
Dalam aplikasi rangkaian, IC 555 mempunyai 3 mode operasi dasar yaitu:
1.
Monostable
Output rangkaian monostable hanya berupa satu pulsa high, yaitu saat input sinyal
yang diumpankan pada pin trigger berubah dari kondisi high ke low. Rangkaian ini
juga biasa disebut rangkaian one-shoot.
2.
Astable
Output rangkaian astable berupa gelombang kotak yang berosilasi pada frekuensi
dan periode tertentu, tergantung dari komponen RC yang digunakan.
3.
Bistable
Output rangkaian bistable mempunyai 2 kondisi output yang dipengaruhi oleh
input pada pin trigger dan reset. Atau dapat dikatakan output rangkaian bistable serupa
dengan output rangkaian astable tanpa menggunakan komponen RC.
Cara Kerja
Gambar 2.6.IC555.
Pada gambar diatas, internal IC 555 terdiri dari 2 buah komparator, 3 buah
resistor sebagai pembagi tegangan, 1 buah flip-flop SR dan 1 buah transistor. Secara
10
umum cara kerja internal IC ini dapat dijelaskan bahwa ketika pin 4 sebagai reset
diberi tegangan 0V atau logika low (0), maka ouput pada pin 3 pasti akan berlogika low
juga. Hanya ketika pin 4 (reset) yang diberi sinyal atau logika high (1), maka output
NE555 ini akan berubah sesuai dengan tegangan threshold (pin 6) dan tegangan trigger
(pin 2) yang diberikan. Ketika tegangan threshold pada pin 6 melebihi 2/3 dari supply
voltage (Vcc) dan logika output pada pin 3 berlogika high (1), maka transistor internal
(Tr) akan turn-on sehingga akan menurunkan tegangan threshold menjadi kurang dari
1/3 dari supply voltage. Selama interval waktu ini, output pada pin 3 akan berlogika
low (0). Setelah itu ketika sinyal input atau trigger pada pin 2 yang berlogika low (0)
mulai berubah dan mencapai 1/3 dari Vcc, maka transistor internal (Tr) akan turnoff.Switching transistor yang turn-off ini akan menaikkan tegangan threshod sehingga
output IC NE555 ini yang semula berlogika low (0) akan kembali berlogika high (1).
2.3.2 PWM
Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi
duty cycle untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Beberapa contoh
aplikasi PWM adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau
tegangan yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan penguatan, serta
aplikasi-aplikasi lainnya.
Konsep dasar PWM
Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap,
namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi.Lebar pulsa PWM berbanding lurus
dengan amplitude sinyal asli yang belum termodulasi.Artinya, sinyal PWM memiliki
frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi antara 0% hingga 100%.
Gambar 2.7. Output sinyal PWM
11
π‘‡π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ = 𝑇1 + 𝑇2
𝐷𝑒𝑑𝑦 =
π‘‰π‘œπ‘’π‘‘ =
( 2-7 )
𝑇1
( 2-8 )
π‘‡π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
𝑇1
π‘‡π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
( 2-9 )
π‘₯ 𝑉𝑖𝑛
Dari persamaan diatas, diketahui bahwa perubahan duty cycleakan merubah tegangan
output.
2.3.3 PWM dengan IC 555
Salah satu cara untuk mengirimkan informasi analog adalah dengan
menggunakan pulsa-pulsa tegangan atau pulsa-pulsa arus. Dengan modulasi pulsa,
sinyal informasi diubah menjadi pulsa-pulsa persegi dengan frekuensi dan amplitude
tetap, tapi dengan lebar pulsa sebanding dengan amplitude sinyal informasi.Salah satu
teknik modulasi pulsa yang digunakan adalah teknik modulasi durasi atau lebar dari
waktu tunda positif ataupun waktu tunda negatif pulsa-pulsa persegi tersebut. Metode
tersebut dikenal dengan namaPulse Width Modulation (PWM).
2.4PPM Generation and Reconstruction
PPM merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah-ubah posisi pulsa dari
posisi tidak termodulasi sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi.Pulse
posisition modulation juga kadang-kadang dikenal sebagai modulasi pulsa-fase. Modulasi
posisi pulsa memiliki kelebihan dari pulsa amplitudo modulation (PAM) dan durasi pulsa
modulasi (PDM) dalam hal memiliki kekebalan dari kebisingan karena semua penerima
mendeteksi adanya pulsa pada waktu yang tepat.
Modulasi posisi pulsa adalahteknik modulasi sinyal yang memungkinkan komputer
untuk berbagi data dengan mengukur waktu setiap paket data yang dibutuhkan untuk
mencapai komputer. Hal ini sering digunakan dalam komunikasi optik, seperti serat optik,
di mana ada sedikit gangguanjalur.
Modulasi posisi pulsa bekerja dengan mengirimkan pulsa listrik, elektromagnetik,
atau optik untuk berkomunikasi. Selain itu, bentuk lain dari modulasi posisi pulsa dikenal
sebagai modulasi posisi pulsa diferensial, memungkinkan semua sinyal untuk dikodekan
berdasarkan selisih antara waktu pengiriman. Ini berarti bahwa perangkat penerima hanya
harus mengamati perbedaan waktu kedatangan antara data yang dikirimkan.
12
Modulasi posisi pulsa memiliki berbagai tujuan, terutama di RF (Radio Frekuensi)
komunikasi. Sebagai contoh, pulsa modulasi posisi digunakan dalam pesawat terbang,
remote, mobil, kapal, dan kendaraan lainnya dan bertanggung jawab untuk menyampaikan
kontrol pemancar untuk receiver. Setiap posisi pulsa dapat menggambarkan arah fisik
controller analog.
2.4.1 PPM dengan Transmisi Data Analog
Encoding sinyal analog di PPM digambarkan dengan gelombang gigi gergaji
dibandingkan dengan sinyal analog. Setiap kali bentuk gelombang gigi gergaji
memiliki amplitudo yang sama dengan sinyal analog, amplitudo gigi gergaji menjadi 0
dan pulsa ditransmisikan. Berikut ini sebuah contoh:
Gambar 2.8. Sinyal output PPM
Decoding dari sinyal biasanya dilakukan secara tidak langsung. Lebih mudah
untuk mengubah PPM menjadi PWM dan kemudian melalui filter low-pass
mengubahnya kembali ke analog, bukan mengubah sinyal PPM langsung ke analog.
2.5 Frequency Division Multiplexing
Frequency Division Multiplexing (FDM) adalah teknik menggabungkan banyak
saluran input menjadi sebuah saluran output berdasarkan frekuensi. Jadi total bandwith dari
keseluruhan saluran dibagi menjadi sub-sub saluran frekuensi. Tiap sinyal modulasi
memerlukan bandwidth center tertentu disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai
suatu saluran (channel). Sinyal input baik analog maupun digital akan ditransmisikan
melalui medium dengan sinyal analog.
13
Ada dua teknik multiplexing dasar yaitu:
1 Frequency Division Multiplexing (FDM)
2 Time Division Multiplexing (TDM)
Prinsip pembagian frekuensi multiplexing adalah bahwa beberapa pesan masukan
individual memodulasisubcarrier setelah melewati LPF untuk membatasi bandwidth
pesan.Sinyal
yang
termodulasi
kemudian
dibangkitkan
untuk
menghasilkan
basebandsinyal, sebutan baseband yang digunakan di sini untuk menunjukkan bahwa
modulasi pembawa belum terjadi.
2.6 Phase Locked Loop
PLL telah muncul sebagai salah satu blok bangunan fundamental dalam teknologi
elektronik.Hal ini digunakan untukperkalian frekuensi, detektor FM stereo, demodulator
FM, pergeseran frekuensi keying decoder, lokalosilator di TV dan FM tuner.PLLterdiri
dari detektor fasa, LPF dan osilator tegangan yang dikendalikan(VCO) yang terhubung
bersama-sama dalam bentuk sistem umpan balik.VCO adalah generator yangfrekuensi
ditentukan oleh tegangan dari sumber eksternal.Akibatnya, setiap frekuensimodulator
dapat berfungsi sebagai VCO.
Detektor fasa membandingkan frekuensi input fin dengan frekuensi umpan balik
fout . Output dari detektor fasa sebanding dengan perbedaan fasa antara fin dan fout .
Tegangan keluaran dari detektor fasa adalah tegangan DC.Frekuensi output dari VCO
berbanding lurus dengan input tingkat DC.Frekuensi VCOdibandingkan dengan frekuensi
masukan dan disesuaikan sampai sama dengan frekuensi masukan.
2.6.1 LM 565
Gambar 2.9. LM565
14
Frekuensi
VCO
diatur
dengan
resistor
eksternal
dan
kapasitor.PhaseLockedLoop(PLL)
merupakansistemtertutupmembentukfeedbacknegatifdengansinyal
feedbackdigunakanuntukmengunci(lock)frekuensidanphasakeluaranterhadapfrekuensi
danphasa
sinyal
input.PLLdigunakanuntukfiltering,penggeserfrekuensi(frequencysinthesis),kontrolkece
patan
motor,frequencymodulation,demodulation,signal
detection,danaplikasi
lainnya.Beberapa parameter dalam PLLantara lain:
1. Free-running frequency adalahfrekuensikeluaranVCOpadakondisitidakada sinyal
masukan.
𝑓=
2.4 𝑉𝑐𝑐 − 𝑉𝑐
(2-10)
𝑅8 𝐢9 𝑉𝑐𝑐
Dimana
R8 = nilai resistor pada pin 8
C9 = nilai kapasitor pada pin 9
Vc = tegangan pada pin 7
2.
Locked-rangeadalah kawasanatau daerah frekuensi dimana lingkar dapat
bertahanterkunci.Daerah
maksimum.Frekuensi
inidibatasioleh
frekuensioperasi
operasimaksimumadalahfrekuensitertinggi
minimumdan
sinyal
masukan
dimanalingkar(loop) masihdapatterkunci.Caramencarinyadenganmengubah frekuensi
sinyalmasukan darikondisiPLL tidak terkunci (dari frekuensi tinggi sehingga
PLLtidakterkunci),perlahan-lahanfrekuensiditurunkansehinggapada
hargafrekuensi
tertentu PLL akanterkuncipada frekuensi tersebut.Frekuensi operasi minimumadalah
frekuensi terendah sinyal masukandimanalingkar-lup masih dapat menguncinya. Cara
mencarinyayaitu dalam keadaan PLL tidak terkuncisinyalmasukandinaikandari
frekuensipalingrendah(sehinggaPLLtidak
terkunci)dinaikanperlahan-lahansehingga
PLL mulaiterkunci. Pertengahannya padafree-runningfrequency
2.6.2Modulator Sensitivity
Frekuensi deviasi yang dihasilkan VCO berbanding lurus dengan amplitude sinyal
informasi. Jumlah penyimpangan dapat dicari dengan persamaan
𝛿 = π‘‰π‘šπΎπ‘œ
Dimana
Ko = modulator sensitivity
15
( 2-11 )
𝛿= deviasi
Vm = amplitude sinyal informasi
πΎπ‘œ =
−2.4
𝑅8𝐢9𝑉𝑐𝑐
(𝐻𝑧/𝑉)
( 2-12 )
2.7 Pengujian Pedoman Praktikum
Pedoman praktikum akan diujikan kepada mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Dan
Komputer. Kriteria mahasiswa yang akan dijadikan responden untuk menguji pedoman
praktikum yaitu mahasiswa yang telah atau sedang mengambil mata kuliah Elektronika
Telekomunikasi atau mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Siskom atau UM 1
tetapi belum mengambil mata kuliah Elektronika Telekomunikasi.
2.7.1 Kuisioner
Kuisioner adalah sebuah media yang digunakan untuk memperoleh data dalam
sebuah penelitian. Kuisioner ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
responden, dalam hal ini adalah mahasiswa. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh
mana pedoman praktikum yang dibuat dapat membantu mahasiswa untuk memahami
materi yang diajarkan dalam perkuliahan, kesesuaian pedoman praktikumdengan
materi dalam perkuliahan, kesesuaian pedoman terhadap tugas-tugas yang diberikan,
dan sejauh mana pedoman praktikum yang telah disusun dapat dipahami oleh
mahasiswa.
Kuisioner ini menggunakan skala Likert, yaitu suatu sistem penskalaan untuk
menghitung respon dari suatu responden. Sistem ini biasanya diskalakan dengan 5
pilihan, yaitu : sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Namun bisa juga diskalakan menjadi 4 pilihan saja, yaitu : sangat setuju, setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Kuisioner ini akan dibuat akan dengan menggunakan
skala Likert yang diskalakan menjadi 4 pilihan.Berikut ini adalah tabel yang berisi
pernyataan-pernyataan kuisioner.
16
Tabel 2.1.Pernyataan kuisioner.
NO
PERTANYAAN
1
Materi di dalam pedoman praktikum sudah sesuai dengan tujuan
praktikum
Dasar teori dalam pedoman praktikum dapat membantu memahami
materi di perkuliahan
Contoh-contoh di dalam pedoman praktikum dapat membantu dalam
dasar teori dalam pedoman praktikum dapat membantu dalam
memahami topik praktikum
Dasar teori dalam pedoman praktikum dapat membantu membuat analisa
praktikum
Dasar teori dalam pedoman praktikum dapat membantu dalam
mengerjakan tugas praktikum yang diberikan
Praktikum yang diberikan sesuai dengan dasar teori
Langkah – langkah praktikum mudah dimengerti
Ttugas yang diberikan dapat selesai sesuai dengan alokasi jam yang
ditentukan
Format pedoman praktikum keseluruhan dapat membantu mahasiswa
memahami materi di perkuliahan
Format penulisan pedoman praktikum dapat membantu dalam membuat
aplikasi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tiap responden akan dilakukan analisa hasil pengujian dengan menghitung skor
rata-rata tiap responden, skor rata-rata tiap butir kuisioner dari seluruh responden dan
skor rata-rata total kuisioner dari seorang responden. Mahasiswa dinilai memahami
pedoman yang diberikan jika hasil dari kedua rata-rata yang dicari ini didapatkan
hasilnya sebesar ≥ 3. Skor rata-rata tiap responden dapat dicari dengan menggunakan
rumus :
𝑄=
𝐿
π‘˜=1 π‘„π‘˜
𝐿
( 2-13 )
Dengan :
𝑄 = skor rata-rata dari seorang responden.
π‘„π‘˜ = butir kuisioner ke- k.
L = jumlah total kuisioner.
Skor rata-rata tiap butir kuisioner dari seluruh responden dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
17
𝐴=
𝑀
𝑗 =1 𝐴 𝑗
𝑀
( 2-14 )
Dengan :
𝐴 = rata-rata dari skor butir kuisioner kuisioner.
𝐴𝑗 = skor dari responden ke- j.
M = jumlah responden total.
Sedangkan skor rata-rata total kuisioner dari seluruh responden dapat dicari
dengan menggunakan rumus :
π‘₯=
Dengan :
π‘₯ = rata-rata dari total skor kuisioner.
π‘₯𝑖 = skor ke- i.
𝑁 = jumlah responden total.
18
𝑁
𝑖=1 π‘₯ 𝑖
𝑁
( 2-15 )
Download