25 Vol 13 No. 03 FORUM MANAJEMEN PELAPORAN EKSTERN DENGAN METODE VARIABLE COSTING Oleh : Drs. I. Sujitno, Ak, MM*) INTISARI Dalam beberapa tahun belakangan ini suatu metode alternatif penentuan harga pokok yang disebut Metode Harga Pokok Langsung (Variable Costing) berkembang dengan pesat. Dalam variable costing hanya harga pokok pabrik variable saja yang dibebankan pada produk yang diproduksi. Kekhasan Variable Costing terutama terletak pada dibedakannya antara biaya tetap dan biaya variabel. Menurut dasar pemikiran Metode Variable Costing, harga pokok pabrik variabel merupakan satu – satunya biaya yang secara langsung terjadi di dalam pembuatan / produksi produk. Biaya tetap yang ada diperlukan sebagai biaya periodik. Metode ini biasanya ditujukan untuk (digunakan oleh) pihak intern perusahaan (manajemen). Kata Kunci : Variable Costing – Harga Pokok – Manajemen. intern saja. Di dalam akuntansi biaya, di mana perusahaan industri sebagai model utamanya, Membahas manfaat Variable Costing (VC) untuk kebutuhan intern (manajemen), terdapat dua metode perhitungan harga pokok. tulisan ini mencoba mengetengahkan bahwa Metode itu adalah absorbtion costing method metode VC juga sangat bermanfaat untuk dan variable costing method (Erwin, 1989). pelaporan bagi pihak ekstern. Dimulai dari awal Tujuan dan manfaat utama dari metode VC pembahasan mengenai perbedaan pokok konsep sampai saat ini adalah untuk pelaporan intern antara metode VC dengan full / Absorbtion / saja, sedangkan metode FC untuk pelaporan Conventional Costing (FC). Setelah itu ekstern. Perbedaan utama konsep yang diuraikan, mengapa laporan rugi-laba yang disusun dengan metode VC lebih mencerminkan melandasi metode VC dengan metode FC, kinerja manajemen, daripada jika disusun terpusat pada masalah perlakuan biaya overhead dengan metode FC. Untuk memperjelas pabrik tetap (BOPT). Ada dua alternatif yang pembahasan sebagai materi pengayaan disajikan tersedia, pertama, diakui dan dicatat sebagai elemen harga pokok produk, kedua dimasukkan juga suatu contoh kasus ringan. sebagai biaya periode. Biaya periode adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang 2. COSTING METHOD : VC versus FC Akuntansi sebagai suatu rekayasa dimaksudkan untuk mempertahankan kapasitas informasi (Sudibyo, 1987) berusaha merekam agar selalu siap produksi. Biaya ini sering juga semua transaksi keuangan perusahaan. Pada disebut biaya kapasitas. Para pendukung metode FC dasarnya data akuntansi baik yang direkam oleh akuntansi maupun akuntansi biaya, kedua- berpendapat bahwa semua biaya produksi, baik duanya sangat membantu manajemen dalam itu yang berupa biaya variabel ataupun biaya pengambilan keputusan ekonomi/bisnis. tetap, semuanya akan dimasukkan sebagai harga Akuntansi keuangan dengan standarnya – pokok produk. Di lain pihak para pembela prinsip akuntansi yang lazim (GAAP) sangat metode VC mengatakan bahwa harga pokok berorientasi pada kebutuhan informasi dari para produksi hanya biaya variabel saja. BOPT harus pemegang saham dan kreditur (FASB, 1978). diperlukan sebagai biaya periode saja, dalam Sedangkan akuntansi biaya seperti pada awal periode akuntansi terjadinya biaya tersebut. timbulnya, cenderung memuaskan kebutuhan Menunda biaya ini untuk periode mendatang, 1. PENDAHULUAN Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 25 FORUM MANAJEMEN tidak ada manfaatnya. Sejalan dengan berlalunya waktu, biaya tetap ini akan habis manfaatnya (expire) digantikan oleh sejumlah biaya tetap lainnya yang berguna agar perusahaan dapat melanjutkan produksinya pada periode berikutnya. 26 Vol 13 No. 03 aktivitas perusahaan. Biaya tetap ini merupakan fungsi dari waktu. Kelemahan konseptual lainnya dari metode FC ini adalah masalah prosedur alokasi BOPT dan jika terjadi biaya yang keluar karena ketidakefisienan atau adanya kapasitas yang menganggur (iddle capacity). Penggunaan persediaan sebagai 3. PELAPORAN LABA Tentunya para pembaca sudah dapat indikator prediktif dan sebagai input untuk menduga sebelumnya bahwa kedua metode itu model – model keputusan, akan terlihat bahwa akan menghasilkan perhitungan laba yang biaya variabel akan lebih tepat, karena lebih erat berbeda. Masalahnya sekarang mana yang lebih hubungannya dengan arus kas dan dapat baik secara konseptual dan lebih mencerminkan menghindarkan digunakannya alokasi secara arbitrary dalam metode Full Costing kinerja manajemen. Dengan memperlakukan BOPT (Hendriksen, 1982). Metode FC mengalokasikan sebagai elemen harga pokok produk pada BOPT ke periode - periode akuntansi atas dasar metode FC, akan membawa konsekuensi waktu atau yang lainnya. Alokasi BOPT seperti dimasukkannya biaya tetap itu ke dalam depresiasi ditentukan secara arbitrary, yang rekening persediaan akhir, apabila pada periode ditinjau dari sudut konseptual, kurang valid, itu kuantitas penjualan lebih kecil daripada yang pada gilirannya proses penandingan kuantitas produksi. Dengan demikian BOPT (matching) antara cost dengan revenue juga seperti, depresiasi gedung pabrik akan menjadi diragukan kevalidalitasannya. Hal yang sama “aktiva” dalam bentuk rekening persediaan pada juga akan terjadi, apabila ada pengeluaran biaya yang disebabkan kapasitas menganggur atau neraca. Definisi aktiva yang paling diterima ketidakefisienan. Biaya ini harus dibebankan umum adalah definisi yang menekankan bahwa pada periode terjadinya, bukannya ditangguhkan yang dinamakan aktiva itu adalah cost yang ke periode yang akan datang untuk ditandingkan memiliki manfaat ekonomis atau jasa potensial dengan revenue saat itu. Itulah kira – kira kelemahan metode atau mampu menghindarkan perusahaan dari pengeluaran biaya yang sejenis di masa yang FC yang juga sekaligus menjadi keunggulan akan datang FASB, 1980; PAI, 1984; Horngren, metode VC. Keunggulan metode VC yang 1967). Bila perusahaan memupuk persediaan lainnya akan dipaparkan melalui suatu contoh dengan tujuan untuk mengantisipasi permintaan kasus (disadur dari George, 1979). Contoh kasus yang tinggi di masa yang akan datang, di mana ini dapat dilihat pada gambar 1, 2, 3, pembaca kapasitas produksi terbatas dalam jangka waktu dipersilakan menyimaknya dengan teliti. Laba yang telah dicapai dalam tahun pendek, maka persediaan sebagai aktiva memang memiliki manfaat di masa yang akan ke-2 dan 3, sejalan dengan meningkatnya datang. Akan tetapi dengan memperhitungkan tingkat penjualan. Sementara itu tingkat BOPT (metode FC) ke dalam persediaan – produksi dalam tahun ke-2 juga naik, akan tetapi menunda pembebanan BOPT ke periode periode tahun ke-3 justru turun (manajer akuntansi berikutnya sampai produk itu terjual – mengatur tingkat produksi). Hasil kerja manajer tidak dapat menghindarkan pengeluaran biaya ini yang tersajikan dalam gambar 1 (metode yang sejenis (BOPT) di masa yang akan datang. FC), mohon dibandingkan dengan laporan rugigambar 2). BOPT seperti depresiasi gedung pabrik akan laba dengan metode VC (lihat Dalam gambar 2a terlihat dengan jelas terus terjadi dalam periode akuntansi berikutnya tanpa dipengaruhi oleh besarnya tingkat bahwa sebenarnya laba baru dapat dicapai hanya dalam periode tahun ke-3 saja, dan seharusnya manajer baru dapat menikmati bonusnya dalam 26 Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 27 Vol 13 No. 03 FORUM MANAJEMEN akhir periode tahun ke-3 ! Mengapa laba per tahun yang dilaporkan menurut metode FC berbeda jauh dengan hasil metode VC? Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan perlakuan BOPT (lihat gambar 2b). Hal yang patut digarisbawahi tentang kedua metode ini dikaitkan dengan pelaporan laba ialah bahwa laba yang dilaporkan berdasarkan metode FC sangat dipengaruhi oleh perubahan tingkat produksi. Berbeda dengan metode VC, laba yang dihitung sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan (lihat gambar 3). Besarnya tingkat penjualan adalah indikator yang baik, untuk menilai kinerja manajer perusahaan, karena dunia bisnis sekarang sudah benar – benar kompetitif. Dengan demikian wajarlah apabila para pemegang saham dan kreditur menerima laporan laba yang didasarkan atas kemampuan manajer menjual produk, bukannya didasarkan atas kemampuan manajer “mempermainkan” tingkat produksi. Terlepas dari kenyataan sekarang metode VC untuk tujuan pelaporan ekstern belum diterima umum, sangatlah bijaksana apabila para pemegang saham, kreditur juga meminta manajemen untuk membuat laporan rugi – laba yang disusun dengan metode VC. Apakah laporan rugi – laba yang baru itu sebagai pengganti atau pelengkap laporan konvensional, penulis kembalikan kepada pemakai laporan keuangan. Yang jelas para pemegang saham, kreditur jangan sampai keliru dalam pengambilan keputusan, hanya karena membaca laporan rugi – laba yang menyesatkan. 4. PENUTUP Dari hasil pembahasan dapat diungkapan simpulan dan saran sebagai berikut, 1. Perbedaan pokok metode FC dengan metode VC terpusat pada bagaimana perlakuan atas BOPT. 2. Metode VC terbukti tidak hanya bermanfaat bagi kebutuhan intern saja. Setidak – tidaknya ada tiga alasan mengapa untuk pelaporan ekstern dengan metode VC lebih unggul daripada metode FC : a. BOPT seperti depresiasi, biaya karena adanya kapasitas yang menganggur dan ketidakefisienan tidak mempunyai manfaat ekonomis atau jasa potensial di masa yang akan datang. Biaya – biaya seperti ini oleh metode VC langsung dibebankan ada periode akuntansi terjadinya. b. Persediaan akan lebih bermakna dalam pengambilan keputusan, apabila persediaan itu dihitung atas dasar biaya variabel. c. Metode VC mencegah kemungkinan manajemen membuat laporan rugi – laba yang menyesatkan. Manajemen tidak dapat mempermainkan angka laba bersih melalui kebijakan produksi. 3. Bagi perusahaan yang manajemennya telah menggunakan metode VC untuk kebutuhan intern, sebaiknya para pemegang saham atau kreditur meminta juga laporan rugi – laba yang disusun dengan metode VC. Gambar 1 Contoh Kasus = Pelaporan Laba Tiga tahun yang lalu, PT Mekar Jaya berada dalam kesulitan. Tingkat produksinya di bawah kapasitas normal. Perusahaan ini telah menyewa seorang manajer yang cukup terkenal dan bersedia untuk mengambil alih kendali perusahaan. Dia seorang yang cukup bermurah hati. Ia mau dibayar dengan gaji yang relatif sangat rendah. Akan tetapi ia menuntut bonus 10 % per tahun dari laba bersih. Berikut adalah laporan rugi laba perusahaan selama ia pimpin (3 tahun). Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 27 28 Vol 13 No. 03 FORUM MANAJEMEN PT Mekar Jaya – Laporan RugiLaba untuk tahun ke 1, 2, 3 Dalam Milyaran Rupiah, (Metode Full Costing) Penjualan * ( - ) Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Harga Pokok Produksi Persediaan Akhir Hpp Laba Kotor ( - ) Biaya Pemasaran & Laba (Rugi) Bersih Th Ke-1 34,0 Th Ke-2 50,0 Th Ke-3 60,0 Th 1-3 144,0 25,4 25,4 38,4 (6,4) 32,0 6,4 33,4 39,8 97,2 97,2 8,6 9,1 18,0 16,6 20,2 19,1 46,8 44,8 (0,5) 1,4 1,1 2,0 B. Penjelasan Perbedaan Laba Metode FC dengan Metode VC. Tahun Tahun Tahun (0,5) (0,5) 0 Ke-2 1,4 0 1,4 Ke-3 1,1 2,5 1,4 0 0,28 0 5 0,28 1,4 5 0,28 1,4 Ke-1 Laba Bersih (Metode FC) Laba Bersih (Metode VC) Perbedaan Perubahan Jumlah Persediaan dalam Unit (Metode VC) Dikalikan Tarip BOP Tetap * * Tarip ini dihitung dari total BOP tetap (= Rp 8,4 milyar) dibagi dengan kapasitas normal dalam unit (30 milyar unit). * Harga Jual = Rp. 2.000,00 Per unit DAFTAR PUSTAKA A. PT Mekar Jaya – Laporan Rugi-Laba Untuk Tahun ke-1, 2, 3 Dalam Milyaran Rupiah, (Metode Variabel Costing). Penjualan ( - ) HPP Variabel Persediaan Awal H. Pokok Produksi Var Persediaan Akhir Hpp Variabel Biaya Pemasaran & Adm. Var. Marjin Kontribusi ( - ) BOP Tetap Biaya Pem & Adm Tetap Laba Bersih Th Ke-1 34,0 Th Ke-2 50,0 Th Ke-3 60,0 Th 1-3 144,0 17,0 17,0 8,5 30,0 (5,0) 25,0 12,5 5,0 25,0 30,0 15,0 72,0 72,0 36,0 8,5 8,4 0,6 9,0 (0,5) 12,5 8,4 4,1 12,5 Nihi l 15,0 8,4 4,1 12,5 2,5 36,0 25,2 8,8 34,0 2,0 Bambang Sudibyo, “Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia,” AKUNTANSI, (Juni, 1987). Hendriksen, S Eldon, Accounting Theory, Homewood III: Richard D Irwin, 1982. George, Geoff, “Variabel Costing; A Superior Concept of Profit, “The Australian Accountant, (Agustus 1979). Horngren, CharlesT dan George H Sorter, “Direct Costing for External Reporting, “The Accounting Review (Januari, 1961). RA. Supriyono, Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Yogyakarta: BPFE, 1987. “Elements of Financial Stattements of Business Enterprise, “Statement of Financial Accounting Concepts No. 3 Stamford, Conn : FASB, 1980. *) Drs. I. Sujitno, Ak, MM, adalah pejabat fungsional dosen Akamigas Cepu. Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 28 FORUM MANAJEMEN 29 Vol 13 No. 03 LAMPIRAN GAMBAR : Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas 29