INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT DI DUSUN KACA LENGKUAS DAN DUSUN SIBAWEK DESA GARU PROVINSI KALIMANTAN BARAT (MEDICINAL PLANTS INVENTORY ON KACA LENGKUAS AND SIBAWEK HAMLETS OF GARU VILLAGE OF KALIMANTAN BARAT PROVINCE) Ratna Paramita, Ruqiah Ganda Putri Panjaitan, dan Eka Ariyati Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email: [email protected] ABSTRACT The study aim is to inventorying medicinal plants on Kaca Lengkuas and Sibawek hamlets of Landak regency. The design of the study was descriptive by using survey and interview methods. Based on the interview and observation on Kaca Lengkuas and Sibawek hamlets, 80 medicinal plants have been obtained. From 80 types of medicinal plants, 6 of them were from Euphorbiaceae, Asteraceae, and Rubiaceae families. Then, there were 5 types of medicinal plants come from Lamiaceae family and 4 types of medicinal plants were from Zingiberaceae family. For the other 35 families have 3, 2, and 1 types of medicinal plants. It can be concluded that medicinal plants on Kaca Lengkuas and Sebawek hamlets were dominated by Euphorbiaceae, Asteraceae, and Rubiaceae families Keywords: Inventory, Medicinal Plants, Kaca Lengkuas and Sibawek Hamlets ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tumbuhan obat di Dusun Kaca Lengkuas dan Dusun Sibawek Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Bentuk penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode survei dan wawancara. Dari hasil wawancara dan pengamatan di Dusun Kaca Lengkuas dan Dusun Sibawek diperoleh informasi tumbuhan berkhasiat obat sebanyak 80 jenis. Dari 80 jenis tumbuhan tersebut, 6 jenis di antaranya masing-masing merupakan famili Euphorbiaceae, Asteraceae, dan Rubiaceae. Famili Lamiaceae ada 5 jenis dan famili Zingiberaceae 4 jenis. Untuk 35 famili lainnya masingmasing berjumlah 3 jenis, 2 jenis, dan 1 jenis. Dapat disimpulkan bahwa tumbuhan obat di Dusun Kaca Lengkuas dan Dusun Sibawek didominasi oleh famili Euphorbiaceae, Asteraceae, dan Rubiaceae. Kata kunci: Inventarisasi, Tumbuhan Obat, Dusun Kaca Lengkuas Dan Dusun Sibawek 1 PENDAHULUAN Hutan Kalimantan memiliki kekayaan flora dan fauna yang sangat tinggi, baik dari jumlah maupun keragaman jenisnya (Abdulhadi dan Kardono, 2005). Haeruman (1980) dalam Indriyanto (2006) menyatakan bahwa hutan Kalimantan termasuk hutan hujan tropis yang mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan. Salah satu kekayaan flora yang terdapat di hutan hujan tropis Kalimantan adalah tumbuhan obat. Tumbuhan obat merupakan bagian dari plasma nutfah hayati, yang memiliki nilai penting sebagai obyek pendataan dan penelitian dalam menunjang kegiatan pendidikan dan kehidupan masyarakat di sekitar kawasan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa masyarakat Kalimantan memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan tumbuhan sebagai obat. Menurut hasil penelitian Meliki et.al. (2013) diketahui terdapat 38 famili dari 65 spesies tumbuhan yang digunakan oleh Suku Dayak Iban Desa Tanjung Sari sebagai obat tadisional. Dalam penelitian sebelumnya, Siagian (1993) menjelaskan ada 16 jenis tumbuhan dimanfaatkan oleh suku Kutai dan suku Dayak Tunjung sebagai bahan obat tradisional. Selain itu, Dharmono (2007) menyatakan bahwa jelukap (Centella asiatica L.) digunakan sebagai obat batuk darah dan luka kulit oleh suku Dayak. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional merupakan tumbuhan yang diketahui dan dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat (Zuhud, 1994) cit. (Yuniati, 2010). Menurut Siswanto (1997) tumbuhan obat adalah setiap jenis tumbuhan (flora) yang bagian tubuh (organ)nya dapat digunakan atau memiliki khasiat sebagai obat atau bahan baku obat. Sementara itu menurut Supriadi (2001) pengenalan jenis tumbuhan, bagian yang digunakan, dan khasiat pengobatannya merupakan pengetahuan yang diperoleh dari isyarat alam atau perilaku binatang. Sebagai contoh, helai daun yang berbentuk hati mempunyai petunjuk dapat menyembuhkan penyakit hati, bagian tanaman yang berwarna kuning mempunyai petunjuk dapat menyembuhkan penyakit kuning, dan bila binatang sakit memakan jenis tumbuhan tertentu mempunyai petunjuk bahwa tumbuhan tersebut berkhasiat obat. Saat ini ada kecenderungan masyarakat untuk menggunakan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan sekitar (back to nature). Yuniati (2010) menyatakan adanya kepercayaan akan keamanan penggunaan obat tradisional dan hematnya biaya yang dikeluarkan, menyebabkan masyarakat lebih memilih tumbuhan untuk dijadikan sebagai obat. Sejauh ini diketahui bahwa penggunaan obat dari tumbuhan telah lama dikenal oleh masyarakat pedesaan, terutama di daerah yang jauh dari jangkauan transportasi. Demikian pula dengan keterbatasan sarana transportasi seperti yang dialami oleh masyarakat Dusun Sibawek dan Dusun Kaca Lengkuas Desa Garu. Kondisi ini yang menyebabkan masyarakat tersebut lebih memilih tumbuhan untuk dijadikan sebagai obat. Berdasarkan hasil wawancara dengan peramu obat tradisional di Dusun Sibawek dan Dusun Kaca Lengkuas Desa Garu diketahui bahwa pengetahuan dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai obat merupakan ilmu yang diwarisi dari leluhur dan pengalaman berobat dengan dukun kampung di daerah lain. Data dan informasi tentang pengetahuan tersebut merupakan warisan turun temurun yang tidak tertulis. Agar pengetahuan tersebut tidak hilang dan tidak hanya diketahui oleh masyarakat setempat, maka perlu dilakukan inventarisasi tumbuhan obat di Dusun Sibawek dan Dusun Kaca Lengkuas Desa Garu Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis tumbuhan obat di Dusun Kaca Lengkuas dan Dusun Sibawek Desa Garu Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat. 2 METODE Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Subana (2005) metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya. Penelitian ini mendeskripsikan fakta, keadaan, dan fenomena masyarakat Dusun Sibawek dan Dusun Kaca Lengkuas dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Untuk mendapatkan informasi tentang jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaat oleh masyarakat Dusun Sibawek dan Dusun Kaca lengkuas yaitu dengan cara: a. Wawancara Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara terbuka atau tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2009) wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara lengkap dan sistematis untuk pengumpulan datanya. Sehingga akan didapatkan informasi tentang jenis-jenis dan cara memanfaatkan tumbuhan sebagai obat secara lengkap. Wawancara dilakukan secara langsung dengan masyarakat Dusun Sibawek dan Dusun Kaca Lengkuas. Teknik penentuan responden menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009) metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi respoden dipilih dengan pertimbangan mengetahui, membudidayakan dan menggunakan tumbuhan sebagai obat. Responden yang dipilih sebanyak 20 orang, meliputi 2 orang dukun kampung, 1 orang dukun patah tulang, dan 17 warga yang menggunakan serta membudidayakan tumbuhan obat. b. Observasi Dengan berdasar informasi hasil wawancara tentang tumbuhan obat kemudian disurvei keberadaannya di lapangan. Setiap jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dicatat nama lokal, habitus, tempat tumbuh, bagian yang digunakan, dan kegunaanya serta cara pengolahanya. Jenis tumbuhan obat yang didokumentasikan yaitu tumbuhan yang sudah biasa dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Sibawek dan Dusun Kaca Lengkuas sebagai obat tradisional dan terdapat di wilayah dua Dusun tersebut. Jenis tumbuhan yang belum diketahui dengan pasti nama ilmiahnya diambil contoh tumbuhannya dan dibuat herbarium untuk keperluan identifikasi di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UNTAN dan Herbarium Bogoriense. c. Identifikasi Identifikasi dilakukan dengan melihat karakter morfologi tumbuhan obat yang meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Pencatatan nama dan jenis-jenis tumbuhan obat dibuat berdasarkan nama daerah dengan bantuan informan kunci atau masyarakat setempat dan kemudian ditentukan nama ilmiahnya. Identifikasi sampel yang belum diketahui nama umum dan nama ilmiahnya dilakukan di Herbarium Bogoriense (2320/IPH.1.02/If.8/IX/2012). Sampel tumbuhan obat yang telah diketahui nama umum diidentifikasi menggunakan buku Flora (Van Steenis, 2008) dan buku Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne, 1987). Identifikasi dilakukan sampai tingkat genus. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Dusun Sibawek dan Dusun Kaca Lengkuas serta pengamatan di lapangan, diketahui ada 80 jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat (Tabel 1.). Tabel 1. Jenis-jenis Tumbuhan Obat di Dusun Kaca Lengkuas dan Dusun Sibawek No Nama Famili Nama Spesies 1 Acanthaceae Justicia gendarussa Nama Daerah Tubalonyenk Berguna Sebagai Obat 2 Acanthaceae Agavaceae Empedu tanah Renjuang Merah Kencing manis, malaria 3 Andrographis paniculata Cordyline fruticosa A. Chev. 4 Annonaceae Annona muricata Sirsak Sakit kepala 5 Apiaceae Centella asiatica (L.) Urban Pugaga Cacar api, panas dalam, penyembuhan setelah melahirkan 6 Araceae Colocasia esculenta Keladi Luka 7 Arecaceae Arecaceae Kelapa Gading Kelapa Hijau Maag 8 Cocos nucifera Var. Eburnea Cocos nucifera L. Daun tua yang berwarna hijau Akar Garumut/krumut Air Buah 9 Arecaceae Areca catechu L. Pinang Sakit gigi Buah yang muda 10 Asteraceae Ageratum conyzoides Popok Lujah Masuk angin 11 Asteraceae Elephantopus scaber L. Santeo Cacar api, mual-mual, gatal-gatal, diare Seluruh organ tubuh tumbuhan Akar, Daun tua yang berwarna hijau Patah tulang Pelancar menstruasi Organ Tumbuhan yang digunakan Daun tua yang berwarna hijau Seluruh organ tubuh tumbuhan Daun tua Daun tua yang berwarna hijau Seluruh organ tubuh tumbuhan 12 Asteraceae Blumea balsamifera (L.) DC. Kalimabo Pelancar menstruasi Seluruh organ tubuh tumbuhan 13 Asteraceae Erechtites hieracifolius (L.) Raf. ex DC Tikala Papuk Seluruh organ tubuh tumbuhan 14 Asteraceae Sodagar 15 Asteraceae Struchium sparganophorum (L.) Kuntze Eclipta alba Hassk. Cacar api, cacar Air, penyembuhan setelah melahirkan Angin sutan 16 Cannabaceae Trema cannabina Lour. Bangkire Membersihkan darah setelah melahirkan Diare, batuk 17 Clusiaceae Garcinia parvifolia Miq. Asam Kandis Gondok, gatal-gatal Seluruh organ tubuh tumbuhan Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau 18 Combretaceae Terminalia catappa L. Ketapang Darah tinggi 19 Convolvulaceae Convolvulaceae Kangkung Merah Kalimibit Gondok 20 21 Convolvulaceae Ipomoea aquatica Forsk Merremia umbellata (L.) Hallier f. Ipomoea batatas Poir Tela Rambat Gondok, sakit tenggorokkan 22 Crassulaceae Kalanchoe pinata Padingin Bisul 23 Cucurbitaceae Momordica charantia L. Perya Tipes, asma, gatal-gatal 24 Cyperaceae Rumput Gajah Awet muda Daun muda (pucuk daun) 25 Dilleniaceae Simpur Gondok, sakit tenggorokkan Daun muda (pucuk daun) 26 Euphorbiaceae Scleria pupurascens Steud. Dillenia suffruticosa (Griff.) Martelli Macaranga sp. Balik Angin Batuk darah Akar 27 Euphorbiaceae Ricinus communis Korongan Patah tulang, penyembuhan setelah melahirkan, cacingan Daun tua, Biji yang telah kering 28 Euphorbiaceae Jatropha curcas Jarak Luka bakar 29 Euphorbiaceae Macaranga pruinosa (Miq.) Müll. Arg. Mahang Diare Daun tua yang berwarna hijau Kulit Batang 30 Euphorbiaceae Euphorbia hirta Linn. Udu Batu Luka bakar 31 Euphorbiaceae Manihot esculenta Manggala Diare 32 Fabaceae Pithecollobium jiringa Jengkol Angin sutan** 33 Fabaceae Flacourtiaceae Kalibambang Merah Mahengkeng Batuk darah 34 Bauhinia sembifida Roxb. Rhyparosa cf.caesia Blume Masuk angin Daun tua berwarna hijau 35 Gnetaceae Gnetum leptostachyum Blume Malinjo Utan Sakit tenggorokkan Daun tua berwarna hijau 36 Lamiaceae Oscimum basilicum L Selasih Asma, masuk angin, kuning Daun tua yang berwarna hijau 37 Lamiaceae Orthosiphon stamineus Benth Kumis Kucing Pelancar kencing Seluruh organ tubuh tumbuhan 38 Lamiaceae Vitex pinnata L. Leban Bau badan 39 Lamiaceae Vitex negundo L. Leban Tongsyan Kurang darah, penyembuhan setelah melahirkan Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau Rengat Luka Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau Seluruh organ tubuh tumbuhan Daun tua yang berwarna hijau Daun muda (pucuk daun) Akar 40 Lamiaceae Callicarpa longifolia Lam. Tamar Besi Kencing manis, malaria, penyembuhan setelah melahirkan Daun tua yang berwarna hijau 41 Lauraceae Litsea elliptica Blume Madang Masuk angin 42 Malvaceae Malvaceae 44 Malvaceae Sida acuta Burm.f. 45 Melastomataceae 46 Moraceae Melastoma malabathricum L. Artocarpus communis Forst Kembang sepatu Ampulut Babi Panyapu Sobat Cengkodok Sakit kepala 43 Hibiscus rosa-sinensis L. Urena lobata Daun tua yang berwarna hijau Bunga 47 Myrtaceae 48 Sukun Cacar api, cacar air, diare Cacar air, patah tulang, mata berkunang-kunang Mata berkunangkunang, sawan api* Darah tinggi Seluruh organ tubuh tumbuhan Seluruh organ tubuh tumbuhan Seluruh organ tubuh tumbuhan Daun tua yang berwarna hijau Psidium guajava L. Jambu Biji Diare Myrtaceae Syzygium jambos (L.) Alston Jambu Mawar Kencing manis Daun muda (pucuk daun) Daun tua yang berwarna hijau 49 Oleaceae Jasminum sambac (L.) Ait. Melati Sawan api* Bunga 50 Onagraceae Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell Dadoyok Cacar api, cacar air Seluruh organ tubuh tumbuhan 51 Oxalidaceae Averhoa bilimbi Belimbing Buluh Buah 52 Pandanaceae Pandanus sp. Pandan Kencing manis, gatalgatal, penyembuhan setelah melahirkan Bau badan 53 Phyllanthaceae Baccaurea motleyana Rambai 54 Phyllanthaceae Breynia cernua (Poir.) Mull.Arg. Katuk Hutan 55 Phyllanthaceae Phyllanthus sp. Rumput Pacar Kencing manis Kulit Batang 56 Piperaceae Piper nigrum L. Lada kuning Biji 57 Piperaceae Piper betle L. Sirih angin sutan** 58 Poaceae Poaceae Alangalang/lalang Serai batuk 59 mual-mual Batang 60 Poaceae Tebu Gawar pelancar kencing Batang 61 Rhizophoraceae Imperata cylindrica (L.) Beauv. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf Saccharum officinarum L Anisophyllea sp. Daun tua yang berwarna hijau Akar Sumbilang Nyilu tulang kering, penyembuhan setelah melahirkan Seluruh organ tubuh tumbuhan 62 Rosaceae Rubus moluccanus L. 63 Rubiaceae Uncaria gambir (Hunter) Roxb. Tampu Rengat Bangkahilant Penyembuhan setelah melahirkan Diare Seluruh organ tubuh tumbuhan Daun tua yang berwarna hijau 64 Rubiaceae Coffea arabica L. Kopi Lokal Pelancar kencing Daun tua yang berwarna hijau 65 Rubiaceae Morinda citrifolia L. Mengkudu Daun tua yang berwarna hijau 66 Rubiaceae Mussaenda frondosa L. Tatampak Pelancar menstruasi, nyilu tulang kering, Patah tulang Sariawan 67 Rubiaceae Psychotria viridiflora Reinw ex Blume Teba'ang Angin sutan* Cacar air, masuk angin, mata berkunang-kunang Maag Daun tua yang berwarna hijau Seluruh organ tubuh tumbuhan Seluruh organ tubuh tumbuhan Daun muda (pucuk daun) Daun tua yang berwarna hijau 68 Rubiaceae 69 Tengkadah Bulan Cacar api, cacar air, batuk darah Seluruh organ tubuh tumbuhan Rutaceae Spermacoce latifolia Aubl. Syn. Borreria latifolia (Aubl) K. Schum Citrus maxima Merr Limau Bulan Pelancar menstruasi Kulit batang 70 Rutaceae Citrus aurantiifolia Limau Kris Batuk, sawan api* Buah 71 Rutaceae Citrus hystrix Dc Limau Purut Angin sutan** Buah 72 Solanaceae Physalis angulata L. Tipes 73 Solanaceae Solanum torvum Swartz Gaguntur Letub Terong Pipit Seluruh organ tubuh tumbuhan Akar 74 Sterculiaceae Sterculia macrophylla Vent. Kasiak/bulu Diare Daun muda (pucuk daun) 75 Verbenaceae Lantana camara L. Singkir Gondong 76 Vitaceae Leea indica (Burm.f.) Merr. Mamali Patah tulang Daun tua yang berwarna hijau Daun tua yang berwarna hijau 77 Zingiberaceae Zingiber officinale Roscoe Lahiak Merah Kuning, patah tulang Rimpang 78 Zingiberaceae Kaempferia galanga L Cakur Patah tulang Rimpang 79 Zingiberaceae Curcuma domestica val. Kunyit Malaria, kuning Rimpang 80 Zingiberaceae Costus speciosus Tabu Legoh Ambeien Rimpang * ** pelancar kencing : penyakit masuk angin yang telah parah : penyakit cacar api 3.2. Pembahasan Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan di lokasi penelitian, diketahui ada 80 jenis tumbuhan berkhasiat obat (Tabel 1.). Dari 80 jenis tumbuhan tersebut, 6 jenis diantaranya masing-masing merupakan famili Euphorbiaceae, Asteraceae, dan Rubiaceae. Ada 5 jenis dari famili Lamiaceae dan 4 jenis dari famili Zingiberaceae. Untuk 35 famili lainnya masing-masing berjumlah 3 jenis, 2 jenis, dan 1 jenis. Secara umum, tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat Dusun Kaca Lengkuas dan Dusun Sibawek tumbuh di pekarangan rumah, terutama famili Euphobiaceae, Rubiaceae, Asteraceae, dan Zingiberaceae. Tumbuhan tersebut umumnya sengaja dibudidayakan ataupun tumbuh liar di pekarangan rumah. Tumbuhan obat dari famili Euphorbiceae yang sengaja dibudidayakan antara lain Manihot esculenta, Ricinus communis, dan Jatropha curcas. Adapun Euphorbia hirta, Macaranga pruinosa (Miq.)Müll.Arg., dan Macaranga sp. Merupakan tumbuhan yang tumbuh liar. Tumbuhan dari famili Rubiaceae hampir seluruhnya merupakan tumbuhan yang dibudidayakan karena nilai ekonominya, namun beberapa ada yang tumbuh liar, seperti Psychotria viridiflora Reinw ex Blume. dan Spermacoce latifolia Aubl. Tumbuhan obat dari famili Asteraceae hampir seluruhnya dapat tumbuh liar di pekarangan, hal ini yang menyebabkan tumbuhan dari famili ini dianggap sebagai gulma terutama Ageratum conyzoides. Namun, selain menjadi gulma, Ageratum conyzoides juga memiliki khasiat sebagai obat masuk angin. Menurut Meliki et.al. (2013), Ageratum conyzoides memiliki khasiat sebagai obat demam. Tumbuhan obat dari famili Zingiberaceae mudah ditemukan karena telah banyak dibudidayakan di pekarangan rumah. Masyarakat membudidayakannya karena selain mudah tumbuh di tempat lembab juga dapat digunakan sebagai tumbuhan penyerap air sisa buangan. Menurut Heyne (1987), famili Zingiberaceae dibudidayakan di semua negara tropis dan subtropis, karena menyukai iklim yang lembab, banyak cahaya matahari, dan tanah yang gembur, serta dapat dibudidayakan sampai ke daerah pegunungan. Sementara itu menurut Meliki et.al. (2013) tumbuhan obat dari famili Zingiberaceae banyak ditemukan karena telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat di pekarangan rumah. Beberapa jenis tumbuhan (Rhyparosa cf.caesia Blume, Struchium sparganophorum (L.) Kuntze., Psychotria viridiflora Reinw ex Blume., Spermacoce latifolia Aubl. Syn. Borreria latifolia (Aubl) K. Schum), belum pernah dilaporkan pemanfaatannya sebagai obat. Jenis-jenis tumbuhan tersebut memang tumbuh liar di hutan maupun bekas ladang berpindah dan hanya segelintir orang yang mengetahui manfaatnya sebagai obat. 4 KESIMPULAN Tumbuhan obat di Dusun Kaca Lengkuas dan Dusun Sibawek ditemukan sebanyak 80 jenis, yang didominasi oleh famili Euphorbiaceae, Rubiaceae, Asteraceae, Lamiacea, dan Zingiberaceae. 5 RUJUKAN [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Abdulhadi R., dan L. B. S. Kardono. (2005). Potensi Sumber Daya Hayati Indonesia dalam Pengembangan Riset Bioprospecting. Yogyakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Indriyanto. (2005). Ekologi Hutan. Bandar Lampung: Bumi Aksara. Meliki, Riza Linda, dan Irwan Lovadi. (2013). Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Suku Dayak Iban Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang. Jurnal Protobiont. Vol 2(3): 129-136. Dharmono. (2007). Kajian Etnobotani Tumbuhan Jelukap (Centella asiatica L.) di Suku Dayak Bukit Desa Haratai 1 Loksado. Bioscientiae. Vol. 4 (2) : halaman 7178. Yuniati Eny, dan Muhammad Alwi. (2010). Etnobotani Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Tradisional dari Hutan di Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Biocelebes. Vol. 4 (1) : halaman 69-75 Siswanto W.Y. (1997). Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Ungaran : Trubus Agriwidya Supriadi, dkk. (2001). Tumbuhan Obat Indonesia Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Subana, M dan Sudrajat. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. [9] [10] Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Heyne, K. (1987).Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.