EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol.1, No.1, Januari 2016 e-ISSN 2502-4787 ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA KONSEP ASAM-BASA MENGGUNAKAN TES BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI Euis Nursa’adah1, Devi Kurniawati2, Yunita2 1 2 Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA, UIN Sunan Gunung Djati Bandung *E-mail: [email protected] **E-mail: [email protected] Abstract: Concept of acid-base is one concept that has characteristics abstract concept with concrete example. To understanding of these concepts requires knowledge of factual, conceptual, procedural, and Meta-cognitive dimension and also cognitive processes with applying, analyzing, evaluating and creating. Through a descriptive study to analyze the cognitive ability of students to determine how student can solve chemical problems used test based on Bloom's taxonomy revision. This study aims to analyze the cognitive abilities of students on the dimensions of knowledge and processes about acid-base concept. Subjects were 39 students of chemistry education UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Based on the results show that students abilities of conceptual knowledge reaches the highest percentage of 80% conceptual, 63% procedural, and Meta-cognitive 70%. While the cognitive processes 85% applying, 79% analyzing, 77% evaluating, and 34% creating. Keywords: Cognitive skill, Acid-Base, Bloom's Taxonomy Revision Abstrak: Konsep asam basa merupakan salah satu konsep kimia yang memiliki karakteristik abstrak contoh konkret. Pemahaman konsep tersebut membutuhkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dengan dimensi proses kognitif mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Melalui penelitian deskriptif dilakukan analisis kemampuan kognitif mahasiswa untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah kimia berdasarkan konsep dasar yang dimilikinya dengan menggunakan perangkat tes berdasarkan taksonomi Bloom revisi pada konsep asam-basa. Penelitian ini melibatkan mahasiswa semester II pendidikan kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berjumlah 39 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah tes uraian yang sebelumnya divalidasi dan diuji reabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan kognitif mahasiswa pada dimensi pengetahuan konseptual mencapai presentase tertinggi sebesar 80%, prosedural 63%, dan metakognitif 70%. Sedangkan proses kognitif mengaplikaskan mencapai presentase tertinggi sebesar 85%, menganalisis 79%, mengevaluasi 77% dan mencipta 34%. Kata kunci: Kemampuan kognitif mahasiswa, Asam-basa, Taksonomi Bloom Revisi 25 Nursa’adah, Kurniawati, dan Yunita 26 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 PENDAHULUAN konsep Kimia adalah salah satu cabang ilmu kurang tergali daripada kemampuan menghitung. Asam basa sains yang pada awalnya diperoleh dan merupakan salah satu berdasarkan percobaan, konsep kimia yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya konsep lainnya seperti konsep hidrolisis kimia juga diperoleh dan dikembangkan garam, larutan penyangga dan hasil kali berdasarkan teori yang menekankan pada kelarutan (Ksp), selain hal itu mengingat kemampuan kognitif. konsep dikembangkan namun pada (Depdiknas, 2006: asam basa dibutuhkan untuk 177). Kajian kimia mempelajari struktur, mengkaitkan konsep kimia pada pelajaran komposisi, perubahan, dan energi yang selanjutnya seperti kimia analitik, kimia menyertai perubahan dari suatu materi organik, (Liliasari, 1996). Struktur dan komposisi analitik zat menggambarkan partikel atom, ion, mempelajari tentang teori asam basa, sifat dan mikro asam basa, pH suatu ukuran keasaman, membentuk kekuatan asam basa, konstanta ionisasi molekul bergabung yang satu berukuran sama lain kimia anorganik instrumen. suatu zat yang berukuran makro. Zat asam dengan kesetimbangan ion, komposisi tertentu digambarkan dalam bentuk simbol-simbol kimia yang basa, reaksi dan kimia Konsep ini asam basa, serta oksida asam, basa dan amfoter. dapat Hasil dinyatakan pada tiga level representasi diketahui yaitu mengandung pengetahuan faktual karena disepakati. Fenomena level kimia representasi makroskopik, analisis bahwa yang konsep asam basa submikroskopik, dan simbolik, kemudian mempelajari dikenal mempelajari teori dan struktur serta reaksi sebagai multiple representasi kimia (Johnstone dalam Treagust, et al. kesetimbangan 2003). melibatkan Mengingat kompleksnya ilmu simbol-simbol, dilakukan asam basa, pengetahuan konseptual prosedural keterampilan kimia, maka Chang (2004) menyatakan, dalam bidang tertentu serta algoritma, dan bahwa lebih metakognitif berhubungan dengan strategi sulit daripada sebagian besar pelajaran pemecahan masalah. Jika materi asam basa lainnya, karena terdapat banyak istilah dan memuat pengetahuan faktual, konseptual, bahasa kimia yang berbeda dari ilmu yang prosedural, lainnya, selain itu kemampuan pemahaman penilaian pun hendaknya mengacu pada mahasiswa keempat kimia umumnya dianggap seperti mendeskripsikan dan dan metakognitif, pengetahuan Suprananto, maka tersebut (Kusaeri 2012). Salah satu e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Kognitif Mahasiswa 27 instrumen yang dapat digunakan untuk menerapkannya mengukur masalah kimia dalam kehidupan sehari- dimensi dimensi proses dikemukakan pengetahuan kognitif yaitu dan yang sudah instrumen yang dalam memecahkan hari (Kadir, 2012). Berdasarkan pemaparan tersebut, mengacu pada taksonomi Bloom revisi. penilaian hasil belajar pada kemampuan Taksonomi Bloom Revisi dapat mengukur dimensi pengetahuan serta proses kognitif untuk pengetahuan mahasiswa pendidikan kimia mengidentifikasikan perlu kemampuan siswa proses kognitif di analisis dan dengan perangkat tinggi, taksonomi Bloom revisi taksonomi Bloom revisi. Tujuannya agar memiliki dua dimensi yaitu empat jenis diketahui sampai sejauhmana kemampuan pengetahuan kognitif mahasiswa dalam menyelesaikan dan enam jenis proses yang menggunakan mulai dari tingkat rendah sampai tingkat karena tes dimensi mengacu kognitif (Anderson dan Krathwohl, 2010: masalah-masalah 6). konsep dasar yang dimilikinya, serta dapat Hasil studi mahasiswa pendahuluan semester dua pada Pendidikan diketahui kimia pada kelemahannya Selain menunjukkan bahwa nilai praktikum kimia pembelajaran yang dasar rata-rata 74, sedangkan nilai Ujian kemampuan kognitif Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir mencetak Semester (UAS) rata-rata 64. Nilai yang profesional. kemampuan kognitif masih sedini mungkin agar dalam memperbaikinya tidak sulit. Kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung menekankan berdasarkan itu dapat calon Berdasarkan disusun dapat meningkatkan mahasiswa guru-guru uraian kimia untuk yang di atas maka, sangat rendah dan sangat kurang baik bagi penulis mahasiswa calon guru. kemampuan berdampak tidak baik bagi mahasiswa konsep asam-basa menggunakan perangkat calon guru, karena guru harus paham tes berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. mengenai konsep yang nanti akan dibahas Tujuan dalam menganalisis Hal ini akan pembelajaran. Mahasiswa tertarik strategi untuk kognitif penelitian menganalisis mahasiswa ini adalah kemampuan kognitif mahasiswa kimia menggunakan tes berdasarkan taksonomi memiliki kemampuan menerapkan konsep-konsep dasar kimia, memiliki sikap pengembangan ilmiah yang e-ISSN 2502-4787 dan prospek lebih lanjut untuk bloom revisi. konsep untuk pendidikan kimia diharapkan menjadi guru yang pada pada asam-basa Nursa’adah, Kurniawati, dan Yunita 28 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 METODE terhadap sembilan orang mahasiswa yaitu Metode yang digunakan dalam mahasiswa yang mendapatkan nilai tinggi, penelitian ini adalah metode deskriptif. sedang, Digunakan pada sesuai penelitian dengan deskriptif tujuan menganalisis dan kemampuan kognitif karena penelitian untuk mendeskripsikan mahasiswa pada konsep asam-basa dengan menggunakan dan rendah yang dilaksanakan waktu Pertanyaan dengan lain setelah yang diajukan kasus berdasarkan tes unik hasil tertulis. disesuaikan yang analisis muncul jawaban mahasiswa pada lembar tes tertulis. Pengolahan tes berdasarkan taksonomi bloom revisi. data kuantitatif dan penelitian adalah mahasiswa penentuan nilai yang diperoleh dari hasil pendidikan kimia semester dua Universitas tes tertulis mahasiswa diklasifikasikan ke Islam dalam Subjek Negeri Sunan Gunung Djati tiga kategori, yaitu ke dalam kategori mampu, mampu sebagian, dan Bandung sebanyak 39 orang. Instrumen penelitian yang digunakan tidak mampu pada masing-masing jenis adalah butir soal yang disusun berupa soal dimensi pengetahuan tes uraian terbatas kognitif. yang lebih aplikatif dan level proses dalam kehidupan sehari-hari tetapi dibatasi dari level mengaplikasikan (C3), HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mengenai penilaian hasil mencipta (C6). Hal ini dilakukan karena belajar pada dimensi proses kognitif dan kemampuan dimensi siswa di level mengetahui pengetahuan kimia pada telah dilakukan bidang (C1) dan memahami (C2) dianggap sudah pendidikan oleh dikuasai dengan baik. Sevimet et.al dalam Tikkanen dan Aksela diketahui (2012) yaitu menganalisis soal ujian kimia kualitasnya sehingga dilakukan beberapa SMA Turki berdasarkan taksonomi Bloom uji revisi. Hasil penelitian menunjukkan 96% Soal yang di disusun antaranya perlu uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal dari dan analisis daya beda soal (Arikunto, pemahaman dan aplikasi, serta hanya 4% 2010). pada level analisis, evalusi dan mencipta. Data jawaban diperoleh tes yang melalui telah diisi lembar oleh soal ujian kimia pada level Selain itu, Haraswati (2013) melaporkan hasil analisis kemampuan siswa mahasiswa dalam waktu 3 x 50 menit. berdasarkan Taksonomi Bloom revisi pada Data konsep kesetimbangan kimia menunjukkan diperkuat dengan wawancara e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Kognitif Mahasiswa 29 bahwa pengetahuan konseptual mayoritas berada pada proses mengaplikasikan dengan kognitif persentase jumlah siswa terbesar, sedangkan terendah adalah mencipta. Analisis Kemampuan Dimensi Pengetahuan Analisis dimensi Kognitif Pada kemampuan pengetahuan kognitif pada diantaranya pada pengetahuan konseptual, metakognitif proses dapat prosedural dan berada kognitif pada Keterangan: M : mampu, M S : mampu sebagian, dan TM : tidak mampu level mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta Gambar 1. Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Kategori Jawaban pada Dimensi Pengetahuan yang memiliki lebih dari satu indikator, maka secara persentase yang keseluruhan rata-rata memiliki setiap jumlah disajikan mahasiswa pengetahuan dari 1 menunjukkan persentase jumlah mahasiswa yang mencapai kategori mampu pada dimensi pengetahuan konseptual mencapai presentase terendah yaitu sekitar hanya 8%, sedangkan presentase tertinggi pada kategori mampu adalah pengetahuan metakognitif yaitu sekitar 25%. Pengetahuan prosedural pada kategori mampu mencapai 18% tetapi mendapatkan presentase jumlah mahasiswa terbanyak pada kategori tidak mampu diantara pengetahuan yang lain yaitu 39%. e-ISSN 2502-4787 Analisis dimensi keseluruhan indikator. Gambar Analisis Kemampuan Kognitif pada Dimensi Proses Kognitif kemampuan proses kognitif kognitif mengaplikasikan, pada diantaranya menganalisis, mengevaluasi dan mencipta yang memiliki lebih dari satu indikator dapat berupa pengetahuan konseptual, metakognitif, disajikan maka persentase prosedural dan secara keseluruhan rata-rata jumlah mahasiswa yang mencapai setiap level dari keseluruhan indikator dan setiap dimensi pengetahuan yang di jelaskan lebih rinci pada Gambar 2. Nursa’adah, Kurniawati, dan Yunita 30 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 jawaban salah yang diungkapkan hampir seragam. Kasus-kasus tersebut ditemukan pada indikator pengetahuan MetakognitifMenganalisis Menganalisis (soal (soal Prosedural-Mencipta meminta pendapat 1a), 3a Konseptual- dan (Soal 3b) 8b) dan serta mahasiswa mengenai kemampuan mereka dalam memecahkan soal perhitungan atau konsep yang lebih teorits. Hasil penelitian ini sejalan dengan Keterangan: pernyataan M : mampu, M S : mampu sebagian, dan TM : tidak kemampuan mampu Chang (2004) pemahaman seperti mendeskripsikan Gambar 2. Persentase Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Kategori Jawaban pada Dimensi Proses Kognitif tergali sebagai waktu untuk mahasiswa konsep konsekuensi mendapatkan menghitung. bahwa kurang dipakainya kemampuan Umumnya mahasiswa kesulitan mendeskripsikan hasil hitungan. Gambar 2 menunjukkan bahwa pada dimensi proses mengaplikaskan kognitif mencapai level persentase tertinggi pada kategori mampu dengan jumlah mahasiswa sebesar kategori mampu sebagian tertinggi yaitu sebesar 75%, sebaliknya pada kategori tidak mampu tertinggi adalah pada level mencipta yaitu sebesar 66%. dipertegas besar mahasiswa menganggap persamaan menggambarkan matematika proses yang tidak dapat diamati secara makroskopik. Soal 3a dan 3b memiliki persentase terendah pada kategori mampu artinya tidak ada mahasiswa yang mencapai indikator tersebut. Kesalahan mahasiswa yang sering terjadi pada soal 3a tidak dapat menganalisis wacana dengan baik dan soal 3b umumnya mahasiswa tidak memiliki Analisis terhadap jawaban mahasiswa menghasilkan bahwa 48%, sedangkan level menganalisis mahasiswa mencapai Sebagian beberapa hal yang perlu melalui wawancara yang muncul berupa tidak adanya mahasiswa yang dapat menjawab soal tertentu atau pengetahuan konseptual dari prinsip reaksi kesetimbangan asam basa sehingga tidak dapat menuliskan reaksi yang terjadi pada air kolam renang dan tidak dapat menentukan senyawa yang terbentuk dan e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Kognitif Mahasiswa 31 terurai dari reaksi yang terjadi serta tidak menyebabkan dapat untuk unsur atau senyawa lain tidak. menganalisis dengan baik unit-unit keadaan disajikan dari dalam wacana soal, setiap yang mata Jawaban pedih, mahasiswa sedangkan pada kategori seharusnya tidak mampu memiliki presentase tertinggi mahasiswa lebih jeli pada setiap kalimat. pada soal nomor 8b dengan dimensi proses Selain itu dari hasil wawancara diketahui kognitif mencipta bahwa dengan dimensi umumnya menjelaskan mahasiswa dapat terkait yang ketika diminta memiliki berkaitan kategori konsep ditanyakan, hanya menjelaskan saja konteks tertentu mengaplikasikan berbanding terbalik proses kognitif pada soal presentase jawaban nomor tertinggi mampu. 6 pada Kesalahan dengan konsep tersebut mereka kesulitan jawaban mahasiswa pada kategori mampu menjelaskannya. sebagian Pemisahan kimia sehari-hari dari membuat soal nomor 6 mengenai kehidupan pengetahuan keterampilan alogaritma yang mahasiswa terjadi umumnya karena melewati langkah mengembangkan dua sistem pengetahuan pengubahan yang tidak sejalan (memecahkan masalah dengan sains di kampus, dan kehidupan sehari- logaritma negatif (Chang, 2005), selain itu hari). Perbedaan tersebut sebetulnya dapat tidak dijembatani dengan membangun hubungan dengan tepat dan teliti sehingga hasil pH antara pengalaman (situasi air hujan setelah pengenceran yang didapat nyata, aspek dengan tidak sesuai dengan jawaban yang tepat. di kampus (aspek Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa submikroskopik dan pengalaman makroskopik) belajar makroskopis, simbolik), sehari-hari kedalam mengkonversikan dapat konsentrasi pH menghitung kedalam pengenceran ceroboh dalam melakukan perhitungan. memberikan Soal nomor 5b jawaban mahasiswa kesempatan bagi pembelajar untuk melihat rata-rata hanya menjelaskan porsedur uji kimia dan hubungannya dengan kehidupan pH (Wu, sedangkan et sehingga pH al. 2000; Johnstone dalam Treagust, 2002; Robinson, 2003). Berdasarkan dengan metode pH prosedur meter dengan saja, metode indikator kol ungu dan soda kue dengan hasil wawancara pada asam cuka tidak dijelaskan selain itu tidak soal 3a dan 3b ternyata faktornya adalah dapat menjelaskan alasan jawaban metode mahasiswa yang tidak dapat menganalisis lebih wacana dengan baik, bahwa hanya klorin Seharusnya atau meter gas klor e-ISSN 2502-4787 saja yang dapat lebih akurat dengan mahasiswa akurat lengkap. menjawab karena pH merupakan Nursa’adah, Kurniawati, dan Yunita 32 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 indikator asam menunjukan larutan basa derajat dengan yang dapat telah keasaman suatu Krathwohl menampilkan nilai pH diungkapkan oleh Anderson dan (2010). Kemampuan pemahaman mahasiswa dalam secara langsung dengan ketelitian tinggi mendeskripsikan konsep tergali (Mc Murry dan Fay, 2012). karena lebih banyak memecahkan soal kurang Kategori tidak mampu pada soal 8b perhitungan, hal tersebut diperkuat dengan disebabkan banyak mahasiswa yang telah wawancara dari beberapa mahasiswa yang mengosongkan menyatakan bahwa mereka lebih mudah jawabannya sehingga dianggap tidak mampu dan mendapatkan dalam skor 0. Kesalahan daripada konsep karena soal perhitungan yang terjadi sehingga berada pada kategori mampu sebagian karena mahasiswa tidak menggunakan mengerjakan soal perhitungan isinya sudah pasti. Soal pada jenis pengetahuan prosedur yang tepat. Jawaban mahasiswa metakognitif rata-rata berada pada kategori dalam tidak jawaban mampu sebagian kecuali pada menggunakan alat yang lebih tepat untuk nomor 4a mayoritas pada kategori mampu menguji sifat asam basa dari senyawa dengan kompleks serta sebagian mahasiswa justru mengaplikasikan. menguji larutan NaOH dan HCl padahal mahasiswa yang salah pada nomor soal 4a jelas bahwa pada soal telah tercantum karena memilih solusi dengan menaburkan kalimat senyawa padatan Na2 CO3 atau menaburkan padatan kompleks yang harus diuji. Berdasarkan NaOH, padahal dalam pertanyaan telah wawancara dari mahasiswa bahwa mereka tertulis sebelumnya tidak pernah menguji asam menuangkan basa dengan indikator alam seperti kol menaburkan ungu dan kunyit selain itu ada mahasiswa mampu pada soal ini memiliki presentase yang tidak sempat mengisi soal karena tertinggi, soal dibandingkan soal lainnya. merancang percobaan mengenai 8b nomor logam terakhir dan waktu pengisian telah habis. tekhnik prosedurnya pada subjenis metode menentukan kapan dengan Soal Mahasiswa tidak dapat menggunakan pengetahuan dimensi dan harus kriteria proses kognitif Umumnya jawaban jelas adalah pekat bukan NaOH NaOH pekat. Kategori karena soal ini lebih mudah nomor 1a menunjukkan presentase pada kategori mampu sebagian yang signifikan. Soal untuk subjenis pengetahuan menggunakan kategori membedakan prosedur yang tepat sebagaimana yang pilihannya ini merupkan strategi yaitu pada mahasiswa harus membedakan bagian gambar yang e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Kognitif Mahasiswa 33 relevan dan yang tidak relevan, bagian sangat yang penting dari yang tidak penting untuk pengetahuan memilih dalam asam paling kuat dan paling kurang, tetapi sub keterampilan memecahkan jenis alogaritma soal bentuk lemah dari gambar ketiga larutan asam perhitungan tergolong baik karena hampir yang dari setengah jumlah mahasiswa mampu disimbolkan HX, HY dan HZ (Anderson dan Krathwohl, 2010). Kesalahan yang terjadi menyelesaikannya umumnya Sedangkan dengan pengetahuan sempurna. metakognitif mahasiswa tidak dapat menentukan asam mahasiswa dalam strategi berpikir tergo paling kuat dengan gambar yang sesuai, olong cukup, karena rata-rata mahasiswa mereka terkecoh mampu gambar yang padahal dengan mengandug ionisasinya representasi H3 O+ ion mahasiswa hampir semua mahasiswa serempak dalam sempurna. terkecoh soal seperti itu. dan bingung Mahasiswa soal rata-rata Berdasarkan hasil mendapatkan nilai penelitian dan memilih analisis data memberikan infomasi bahwa gambar lebih penting dan relevan dalam kemampuan kognitif pada dimensi proses menentukan asam paling kuat dan paling kognitif lemah yaitu apakah lebih dipengaruhi oleh jumlah mahasiswa terbesar pada kategori banyaknya ion H3 O + yang dihasilkan atau mampu dan dengan jumlah mahasiswa ionisasi setiap senyawa dalam larutan. paling sedikit pada kategori tidak mampu, Kemampuan dalam beberapa dengan jawaban sebagian dan sebagian sempurna, menjawab tidak menyelesaikan kognitif pada level mengaplikasikan dengan kemudian pada level yang lebih tinggi dari pengetahuan konseptual berdasarkan hasil mengaplikasikan penelitian dan analisis data yang dimiliki mengevaluasi oleh mahasiswa tergolong pada kategori rata-rata berada pada kategori mampu kurang, karena mendapatkan presentase sebagian jumlah mahasiswa mahasiswa pada kategori kognitif yang mampu. mahasiswa pengetahuan paling prosedural rendah Kemampuan yang pada yaitu menunjukkan artinya kognitif menganalisis soal dan mahasiswa kemampuan dalam mengevaluasi menganalisis masih dan tergolong memiliki kurang. Sedangkan proses kognitif dengan subjenis tingkat yang paling tinggi dan kompleks pengetahuan tentang teknik dan metode yaitu yang berhubungan dengan suatu bidang mahasiswa terbesar pada kategori tidak tertentu dan sub-jenis pengetahuan tentang mampu keterampilan khusus e-ISSN 2502-4787 masih tergolong mencipta mendapatkan sebaliknya hanya jumlah sedikit Nursa’adah, Kurniawati, dan Yunita 34 EduChemia,Vol.1, No.1, Januari 2016 mahasiswa yang mampu menjawab soal mengaplikaskan (85%) mencapai level mencipta tersebut. persentase tertinggi, menganalisis (79%), mengevaluasi (77%) level mencipta (34%) KESIMPULAN mendapatkan persentase terendah. Berdasarkan hasil analisis data dan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan bahwa kemampuan kognitif pembahasan dan kesimpulan yang telah mahasiswa dikemukakan, semester dua jurusan maka disarankan pendidikan kimia Universitas Islam Negeri pengetahuan prosedural dan metakognitif Sunan mahasiswa Gunung Djati Bandung yang hendaknya memiliki dimensi pengetahuan konseptual Dimensi (80%) mengevaluasi dan mencipta yang berkaitan mencapai persentase tertinggi, pengetahuan prosedural (63%), dan pengetahuan metakognitif (70%) yang merupakan kognitif diperdalam pada pembelajaran latihan agar kognitif mahasiswa pada dalam kognitif level terjadi dengan konsep kimia. proses soal mahasiswa paling dimensi menganalisis, dengan kehidupan sehari-hari hendaknya pengetahuan Kemampuan abstrak. proses diperdalam. menghubungkan saat terbiasa fenomena yang DAFTAR RUJUKAN Anderson, L.W dan Krathwohl, D. 2010. Kerangka Landasan Pembelajaran, Asesmen. Pengajaran, Terjemahan Prihartoro. Untuk oleh Yogyakarta: dan Agung Pustaka Pelajar. Arikunto, Pendidikan Dasar Jakarta: Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Pendidikan (Ed. Revisi). Bandung: PT Bumi Aksara. Inti, Terjemahan Jilid oleh Farida, Ida. (2013). Penilaian Proses dan Jakarta: Erlangga. Haraswati, Dimensi Kognitif S. Bloom Ahmadi. IPA-Kimia. Bandung: Tidak diterbitkan. 1 (Ed. Ketiga). S. Menengah. Pendidikan. A. Kemampuan Chang, R. 2004. Kimia Dasar: Konsep- dan Badan Standar Nasional Hasil Belajar Evaluasi konsep Depdiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan N. 2013. Kognitif Pengetahuan Siswa Dan Berdasarkan Revisi Kesetimbangan Analisis Pada Proses Taksonomi Pada Konsep Kimia. skripsi. Bandung: Tidak diterbitkan. e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Kognitif Mahasiswa 35 Kadir, A. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kusaeri Sukardi. 2008. PT Bumi Aksara. dan Suprananto. 2012. Tikkanen, G. dan Aksela, M. (2012). Analysis (Ed. Matriculation Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu. of Finnish Examination Chemistry Questions According to Cognitive Complexity. Liliasari. 1996. Beberapa Pola Berpikir Pembentukkan Pengetahuan Journals of uio, 8, (3), 258-286. Treagust, David F et all. 2003. Constrain oleh Pembelajar SMA. Sebuah Studi to the development tentang university Berpikir Konsep. Disertasi. PPS IKIP Bandung. models McMurry dan Fay. 2012. Chemistry (Sixth Ed.). New York: Pearson. Ghalia Indonesia. W. R. of student’ chemical mental phenomena. Teaching and Learning Forum 2002: Wu, H.K. 2002. “Linking the microscopic view of chemistry to real life Chemistry experiences: intertextuality in a high- macro, school science class room”. Journal micro, and process aspects. Journal of Chemical Education, (87), 868-891. problem-solving: 2003. chemistry of first year Focusing on the Student. Nazir. 2003. Metode penelitian. Jakart: Robinson, Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. dalam Evaluasi symbol, Chemical Education. 80 (9), 978. Sugiyono. 2009. Metode kuantitatif kualitatif dan Bandung: Alfabeta. e-ISSN 2502-4787 penelitian R & D.