PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DOA ROSARIO SEBAGAI SARANA PENGHAYATAN IMAN BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Ignatius Dwi Cahyo Jiwandono NIM: 111124021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Bunda Maria dan PutraNya Tuhan Yesus Kristus. Keluargaku yang selalu mendukung dan mendoakanku : Ibu, Mbak, Mas, Mbah, dan orang yang aku cintai. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan” (2Korintus 10: 18) v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Judul skripsi DOA ROSARIO SEBAGAI SARANA PENGHAYATAN IMAN BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA dipilih berdasarkan kenyataan bahwa penghayatan iman Bunda Maria mahasiswa PAK perlu ditingkatkan. Prodi PAK merupakan salah satu prodi yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan iman. Untuk itu prodi PAK mempunyai harapan besar pada mahasiswa PAK untuk menghayati imannya dalam menghadapi kesulitan yang ada. Namun kenyataannya masih banyak mahasiswa yang kurang menghayati imannya. Mahasiswa PAK mengikuti kegiatan doa rosario yang diadakan di kampus maupun di luar kampus hanya sekedar rutinitas belaka tanpa ada dampak positif yang ditimbulkan. Dan yang lebih memprihatinkan adalah jumlah mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan doa Rosario sangat sedikit dari jumlah mahasiswa yang ada. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah seberapa besar mahasiswa yang mengetahui indikator bahwa mahasiwa memiliki penghayatan yang mendalam terhadap doa Rosari dan seberapa besar mahasiswa PAK meneladani sikap iman Bunda Maria, sebagai sumber kekuatan mahasiswa dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang sangat akurat, oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan cara penyebaran kuesioner, penyebaran kuesioner dilaksanakan di kampus PAK yang diwakili oleh mahasiswa angkatan 2013, dan sudah terlaksana. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa mahasiswa angkatan 2013 hanya menghayati imannya pada saat menghadapi kesulitan dalam menghadapi kesulitan atau persoalan terkait dengan perkuliahan. Namun demikian, mahasiswa memiliki harapan besar demi menghayati imannya dalam mengatasi segala kesulitan dan persoalan yang dihadapinya. Maka dari itu, penulis dalam skripsi ini mengusulkan program pendalaman iman melalui katekese umat model SCP (Shared Christian Praxis). Diharapkan Shared Christian Praxis dapat menjawab kebutuhan dari mahasiswa PAK khususnya mahasiswa angkatan 2013, agar mereka dapat lebih mengenal sosok Bunda Maria, khususnya spiritualitas Bunda Maria sehingga dapat meneladani sikap iman Bunda Maria dalam menghadapi segala permasalahan yang ada. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Thesis title ROSARY PRAYER AS A MEANS OF APPRECIATION FOR THE FAITH OF THE MOTHER MARIAE FOR STUDENT OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION CLASS OF 2013 SANATA DHARMA UNIVERSITY IN YOGYAKARTA been based on the fact that the appreciation of the faith of Mary students PAK needs to be improved. Prodi PAK is one that has a great responsibility in developing faith. For that Prodi has great expectations on the PAK students to live their faith in the face of difficulties. But in reality there are still many students who lack living their faith. Students PAK following the activities of the rosary were held on campus and off-campus just a mere routine without any positive impact generated. And even more alarming is the number of students involved in the activities of the Rosary very few of the students there. A key issue for this paper is how much students know the indicators that students have a deep appreciation of the prayer of the Rosary and how much students PAK emulate the attitude of faith in the Virgin Mary, as a source of student power in the face of any problems that exist. To examine this issue needed highly accurate data, therefore the author doing research by distributing questionnaires, questionnaires conducted on campus PAK represented by student class of 2013, and has been implemented. Based on the research found that student class of 2013 just living their faith in the face of adversity in the face of difficulties or problems related to the lecture. However, students have great hope for the sake of living their faith in overcoming all difficulties and problems that it faces. Therefore, the authors in this paper propose a program of deepening of faith through catechesis people SCP models (Shared Christian Praxis). Shared Christian Praxis is expected to answer the needs of students, especially students PAK force in 2013, so that they can get to know the figure of the Virgin Mary, especially the spirituality of Mary so that it can emulate the attitude of faith in the Virgin Mary in the face of all the existing problems. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Kasih, Sang sumber hidup karena atas berkat, rahmat dan kasih-Nya telah membimbing, menuntun dan menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul DOA ROSARIO SEBAGAI SARANA PENGHAYATAN IMAN BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. Skripsi ini penulis susun sebagai kepedulian dan keprihatinan terhadap mahasiswa yang kurang memaknai doa rosario dengan sungguh-sungguh. Banyak diantara mereka masih banyak yang berdoa Rosario hanya sebatas mengucapkan kata-kata saja tanpa menghayati isinya sehingga dapat mengurangi makna dari doa Rosario tersebut Berkat dukungan, pendampingan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya penulisan skirpsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dengan penuh rasa syukur penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan mengucapkan banyak terimakasih melalui kesempatan ini kepada: 1. Dr. C. Putranto, SJ selaku dosen pembimbing utama dan pembimbing akademik yang telah memberikan kesempatan, memberikan waktu luang, rendah hati untuk membimbing, mengarahkan, memberikan masukan-masukan juga pengetahuannya yang membangun dan bermanfaat dari awal hingga akhir x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penulisan skripsi dengan penuh kesabaran dan murah hati sehingga selesainya penulisan skripsi ini. 2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen pembimbing penelitian dan penguji II yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, masukanmasukan yang bermanfaat bagi penulis ketika menghadapi hambatan maupun masalah dalam menyelesaikan skripsi dan selama proses kuliah di PAK. 3. YH. Bintang Nusantara SFK., M.Hum selaku dosen penguji III yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan saran, masukan yang berarti dan membangun dalam perkembangan skripsi dan hidup penulis. 4. Kaprodi PAK-USD Yogyakarta, Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed., yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini. 5. Para dosen Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang setia membagikan cinta kasih, pengetahuan serta pengorbanan selama penulis menjalani masa studi. 6. Staf dan karyawan Prodi PAK yang turut memberi perhatian dan dukungan bagi penulis. 7. Keluargaku : Ibu Theresia Partinah, Mbah Pujo, Mbak Veronika Kurnia Purwantari, Mas Kobi yang dengan penuh kasih dan cinta selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat, menegur, mengingatkan, membantu penulis dalam setiap perjalanan studi di PAK-USD Yogyakarta sehingga mendorong penulis untuk menyelesaikan studi ini dan membuat mereka bahagia. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT.......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………xviii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 3 C. Tujuan Penulisan................................................................................... 4 D. Manfaat Penulisan................................................................................. 4 E. Metode Penulisan.................................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 5 BAB II. PENGHAYATAN IMAN BUNDA MARIA MELALUI PERISTIWAPERISTIWA DOA ROSARIO ............................................................... 7 A. Penghayatan Iman ................................................................................. 8 1. Penghayatan Iman Sebuah Refleksi ................................................. 8 2. Pengertian Iman................................................................................ 9 a. Iman adalah Anugerah................................................................. 10 b. Iman adalah Keputusan .............................................................. 10 c. Iman adalah Keterlibatan …………………………………….... 11 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Pengertian Penghayatan Iman Bunda Maria......................................... 11 1. Bunda Maria .................................................................................... 11 2. Penghayatan Iman Bunda Maria ..................................................... 12 a. Maria Menyimpan Segala Perkara di dalam Hatinya .................. 12 b. Penyerahan Diri ........................................................................... 13 c. Pendoa ........................................................................................ 13 3. Keteladanan Maria melalui Peristiwa dalam doa Rosario .............. 14 a. Peristiwa Gembira …………………………………………….. 14 b. Peristiwa Terang ……………………………………………… 15 c. Peristiwa Sedih ……………………………………………….. 16 d. Peristiwa Mulia ……………………………………………….. 17 C. Doa Rosario ......................................................................................... 18 1. Pengertian Doa …………………………………………………… 18 2. Pengertian Doa Rosario ………………………………………….. 20 3. Asal-usul Doa Rosario …………………………………………… 23 4. Tujuan Doa Rosario ……………………………………………… 28 a. Menimba Inspirasi untuk Hidup ……………………………… 28 b. Iman Makin Kuat ……………………………………………... 31 c. Iman Makin Terwujud dalam Perbuatan ……………………... 33 d. Hidup Makin Terfokus Kepada Tuhan ……………………….. 34 5. Corak Doa Rosario ………………………………………………. 38 a. Doa Rosario adalah Doa Renungan ………………………….. 38 b. Doa Rosario adalah Ringkasan Injil ………………………….. 39 c. Doa Rosario adalah Doa Kristologis …………………………. 40 6. Unsur-Unsur Doa Rosario ……………………………………….. 41 a. Doa-doanya …………………………………………………… 41 1) Doa Bapa Kami ……………………………………………. 41 2) Doa Salam Maria ………………………………………….. 41 3) Kemuliaan …………………………………………………. 42 b. Peristiwa-Peristiwa …………………………………………… 43 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Cara Berdoa Rosario …………………………………………. 47 1) Pendarasan Salam Maria ………………………………… 47 2) Kontemplasi ……………………………………………... 48 BAB III. PRAKTEK DOA ROSARIO DI KALANGAN MAHASISWA PAK ANGKATAN 2013 ................................................................................ 50 A. Situasi Umum Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ........................................................................................... 50 1. Latar Belakang ................................................................................ 50 B. Persiapan Penelitian tentang Praktek Doa Rosario di Kalangan Mahasiswa PAK angkatan 2013 ............................................................................. 53 1. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 53 2. Rumusan Permasalahan Penelitian .................................................. 55 3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 55 4. Metode Penelitian ............................................................................ 56 a. Jenis Penelitian ………………………………………………... 56 b. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………… 56 c. Responden Penelitian …………………………………………. 57 d. Instrumen Penelitian ………………………………………….. 57 e. Teknik Analisis Data …………………………………………. 58 f. Variabel Penelitian …………………………………………… 59 g. Definisi Konseptual ………………………………………….. 59 h. Definisi Operasional …………………………………………. 60 i. Kisi-Kisi ……………………………………………………… 60 C. Laporan Hasil Penelitian....................................................................... 61 1. Identitas Responden ........................................................................ 62 2. Tingkat Pemahaman Akan Doa Rosari …………………………... 63 3. Tingkat Penghayatan Iman Bunda Maria ………………………… 65 4. Pelaksanaan Penghayatan Iman Bunda Maria …………………... xv 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Faktor Pendukung dan Penghambat Penghayatan Iman Bunda Maria……………………………………………………………… 68 6. Harapan Mahasiswa PAK untuk Mewujudkan Penghayatan Iman Bunda Maria ……………………………………………………… 70 D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………... 72 1. Identitas Responden ........................................................................ 72 2. Tingkat Pemahaman Akan Doa Rosario ………………………….. 73 3. Tingkat Penghayatan Iman Bunda Maria ………………………… 75 4. Pelaksanaan kegiatan di Kampus dalam rangka penghayatan iman Bunda Maria ……………………………………………………… 76 5. Faktor pendukung dan penghambat penghayatan iman Bunda Maria……………………………………………………………… 77 6. Harapan mahasiswa PAK untuk meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria …………………………………………………….... 79 E. Kesimpulan Hasil Penelitian ................................................................ 79 BAB IV.USULAN PROGRAM KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI MAHASISWA PAK ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA ……………………………... 81 A. Katekese dengan Model Shared Cristian Praxis ................................. 81 B. Usulan Program Katekese Umat bagi Mahasiswa PAK Angkatan 2013 dalam menghayati iman Bunda Maria melalui Peristiwa-peristiwa Doa Rosario .................................................................................................. 83 1. Tema dan Tujuan ………………………………………………… 84 2. Matriks Usulan Program Pendampingan Mahasiswa PAK ……… 85 3. Contoh Satuan Pendamping Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) ……………………………………………………... 87 a. Identitas ……………………………………………………….. 87 b. Pemikiran Dasar ………………………………………………. 88 c. Pengembangan Langkah-Langkah …………………………… 89 BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 99 A. Kesimpulan .......................................................................................... 99 B. Saran .................................................................................................... 101 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 103 LAMPIRAN........................................................................................................ 104 Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian........................................... (1) Lampiran 2: Kuisioner Penelitian ............................................................... (2) Lampiran 3: Lagu-lagu contoh SCP ........................................................... (8) xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja LG : Lumen Gentium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Gereja KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia KGK : Katekismus Gereja Katolik SJ : Serikat Jesus B. Singkatan Lain Art. : Artikel M : Masehi dst : dan seterusnya bdk : bandingkan IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik USD : Universitas Sanata Dharma HMPS : Himpunan Mahasiswa Program Studi HIMKA : Himpunan Mahasiswa BEMU : Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas BEMF : Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas No. : Nomor SCP : Shared Christian Praxis xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Doa Rosario sebagai suatu penghormatan kepada Bunda Allah. Sesungguhnya doa Rosario merupakan devosi yang dilahirkan pada Yesus Kristus sebagai pusat iman kita sehingga “bila si ibu dihormati, sang Putra pun dikenal, dikasihi dan dimuliakan dengan semestinya” (LG, a. 66). Dengan berdoa Rosario umat dihantarkan untuk sampai pada Kristus, sehingga umat tidak hanya sampai pada devosi saja tetapi dihantar untuk sampai pada pertobatan yang sejati.( LG, Art. 66 ). Dalam Rosarium Virginis Mariae, (art. 3) Paus Yohanes Paulus II memberikan perhatian terhadap doa Rosario dengan memaklumkan Tahun Rosario yang berlangsung dari Oktober 2002 sampai Oktober 2003. Ia menganjurkan untuk menggalangkan doa tersebut di seluruh kalangan umat Kristiani. Ada beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi hal itu, yakni pertama, adanya krisis Rosario di mana menurunnya nilai Rosario dan doa Rosario kurang dihayati maknanya, serta tidak lagi diajarkan kepada generasi muda jaman sekarang. Kedua, bahwa doa Rosario menjadi tersisih kedudukannya dalam liturgi. Ada kesan bahwa Rosario bertentangan dengan liturgi. Ketiga, dari sejumlah umat memiliki rasa takut bahwa doa Rosario kurang ekumenis karena memiliki sifat khas yaitu menonjolkan Maria. Padahal, seperti dijelaskan oleh Paus Yohanes Paulus II, doa Rosario sama sekali tidak bertentangan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 liturgi, bahkan doa Rosario itu menopang liturgi karena Rosario dapat menjadi pengantar dalam liturgi (RVM, Art. 4). Doa Rosario dapat membuat umat semakin berpartisipasi secara penuh lahir dan batin dalam liturgi dan darinya mereka dapat memetik buah-buah kehidupan. Sebagai seorang mahasiswa calon katekis kita juga harus bisa terlibat aktif dalam kegiatan doa Rosario baik itu di lingkungan kampus maupun di lingkungan kost tempat kita tinggal, oleh karena itu kita tidak hanya terlibat dalam kegiatan doa Rosario saja tetapi sebagai calon katekis kita harus siap saat diminta untuk memimpin doa Rosario. Agar apa yang kita dapatkan dari perkuliahan bisa kita wujud nyatakan dalam kehidupan kita. Berdasarkan pengalaman penulis mengikuti doa Rosario, timbul kesan bahwa mahasiswa kurang merefleksikan dan mengolah makna doa Rosario tersebut. Mereka kurang mengerti apa makna doa Rosario. Mereka menghayati doa Rosario sebagai suatu doa permohonan, artinya bahwa dengan doa Rosario permohonan mereka akan dikabulkan. Dengan kondisi seperti ini, doa Rosario menjadi menurun nilainya dan tergeser kedudukannya dalam liturgi. Doa Rosario menjadi kurang menarik karena dilaksanakan secara monoton dan doa ini identik dengan doa orang-orang tua. Banyak kaum muda yang tidak tertarik dengan doa Rosario ini karena ada kesan membosankan. Hal ini juga penulis temukan di lingkungan kampus khususnya mahasiswa prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam mengikutin doa Rosario, mahasiswa PAK kurang memaknai doa Rosario dengan sungguhsungguh. Mereka cenderung berdoa dengan cepat dan hanya sebatas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 mengucapkan kata-kata tersebut tanpa menghayati isinya sehingga dapat mengurangi makna dari doa tersebut. Selain itu, yang sangat memprihatinkan bahwa kehadiran mahasiswa PAK dalam doa Rosario yang diadakan di kampus PAK sangat kurang. Kenyataannya yang hadir hanya pengurusnya saja dan beberapa mahasiswa (15-20 orang). Tentu hal ini sangat jauh dari apa yang diharapkan untuk menjadi seorang katekis yang beriman mendalam. Berkaitan dengan hal di atas, ada juga hal positif dari mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yakni mereka mempunyai kebiasaan untuk mendaraskan doa Rosario setiap bulan Mei dan Oktober di depan Gua Maria Della Strada untuk memberikan penghormatan terhadap Bunda Maria. Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang sangat bagus, mahasiswa itu mempunyai wadah kegiatan yang bisa mengembangkan iman mereka dan memperat persaudaraan antar angkatan. Oleh karena itu, untuk menemukan penghayatan doa Rosario yang sesungguhnya, penulis tergerak untuk menyusun skripsi dengan judul : “DOA ROSARIO SEBAGAI SARANA PENGHAYATAN IMAN BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apa indikator bahwa mahasiswa PAK memiliki penghayatan yang mendalam terhadap doa Rosario sebagai penghayatan iman Bunda Maria? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan membantu suasana penghayatan doa Rosario di kalangan mahasiswa PAK dan faktor-faktor apa yang menghambat suasana penghayatan doa Rosario tersebut? 3. Bagaimana cara supaya makna doa Rosario sungguh-sungguh dapat dihayati oleh mahasiswa PAK? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui penghayatan iman Bunda Maria bagi mahasiswa melalui doa Rosario. 2. Menemukan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penghayatan doa Rosario dalam rangka mengembangkan iman mahasiswa. 3. Menemukan cara dalam usaha memaknai doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman mahasiswa. D. Manfaat Penulisan 1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa PAK untuk mengembangkan penghayatan imannya melalui doa Rosario. 2. Supaya Mahasiswa semakin mengenal, menghargai, dan mencintai doa Rosario. 3. Membantu mahasiswa untuk memaknai doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman Bunda Maria. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 E. Metode Penulisan Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analitis yang bertujuan untuk memaparkan makna doa Rosario secara umum yang diangkat melalui studi pustaka. Penulis juga akan mengungkapkan faktor-faktor pendukung dan penghambat penghayatan doa Rosario dalam mengembangkan iman. Untuk mengetahuinya, maka penulis akan melaksanakan penelitian terhadap mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Melalui data yang diperoleh tersebut, penulis mencoba menganalisis dan merumuskan sumbangan berupa refleksi kateketis yang dapat membantu mahasiswa PAK untuk semakin memaknai doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria. F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab. Bab I berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II menguraikan kajian pustaka dan hipotesis. Bagian pertama meliputi penghayatan iman dan pengertian iman. Bagian kedua meliputi pengertian penghayatan iman Bunda Maria. Bagian ketiga berisi tentang doa Rosario. Bab III terdiri dari 6 bagian yaitu: situasi umum, persiapan penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan penelitian. Bab IV penulis memaparkan usulan program katekese umat yang sesuai dengan situasi mahasiswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Bab V berisikan Kesimpulan dan Saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 BAB II PENGHAYATAN IMAN BUNDA MARIA MELALUI PERISTIWA - PERISTIWA DOA ROSARIO Pada bab II ini, penulis akan menguraikan mengenai penghayatan iman Bunda Maria melalui peristiwa doa Rosario. Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam bab II ini menyangkut indikator yang menunjukan bahwa mahasiswa/i memiliki penghayatan yang mendalam terhadap doa rosario sebagai penghayatan iman Bunda Maria. Pada bab II ini membagi menjadi tiga pokok bahasan, yakni pada pokok bahasan pertama menjelaskan tentang penghayatan iman. Pokok bahasan kedua menjelaskan tentang penghayatan iman Bunda Maria, dan ketiga doa Rosario. Pokok bahasan pertama berisi penjelasan mengenai penghayan iman dan pengertian. Pokok bahasan kedua, penulis akan menjelaskan mengenai Bunda Maria, penghayatan iman Bunda Maria. Dan ketiga menguraikan tentang pengertian doa, pengertian doa Rosario, asal-usul doa Rosario, tujuan doa Rosario, corak doa Rosario, unsur-unsur doa Rosario PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 A. Penghayatan Iman 1. Penghayatan Iman (Sebuah refleksi) Para Mahasiswa yang didampingi, adalah pribadi yang beriman pada Yesus Kristus, yang dalam hidupnya mengharapkan keselamatan. Kepenuhan keselamatan itu akan dialami bila pewahyuan pribadi Yesus Kristus ditanggapi oleh manusia. Tanggapan atas pewahyuan Allah dalam Yesus Kristus inilah yang disebut iman Kristiani. Secara nyata iman yang dimengerti sebagai tanggapan atas pewahyuan itu nampak dalam bentuk perbuatan-perbuatan nyata. Jika seorang menyatakan dirinya beriman kepada Allah dalam Yesus Kristus, dia harus menghayati hal ini dalam hidupnya. Jadi orang yang beriman sebetulnya adalah orang yang berbuat sesuatu (Yak 2:17). Penghayatan iman merupakan tindakan nyata ini menyangkut dua bentuk, yaitu: a. Yang meliputi kekhususan sesuai agamanya dan diketahui oleh kelompok orang yang menganut agama yang bersangkutan. Bentuk perbuatan yang menampakkan orang sebagai orang Kristiani mengungkapkan iman Kristen yang dihayati oleh orang yang bersangkutan. Bentuk-bentuk pengungkapan iman Kristiani tersbut misalnya: Perayaan Ekaristi di paroki tempat tinggal atau atau kost mahasiswa-mahasiswi, ibadat sabda, pendalaman iman, dan doa-doa yang biasa dilakukan sebelum dan sesudah makan. b. Bentuk penghayatan iman dalam seluruh tindakan manusia, dalam hidup dan kuliah sehari-hari yang dilakukan dengan tanggungjawab dan demi perjuangan hidup manusia, disebut perwujudan iman. Dalam perwujudan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 iman. Tidak lagi dapat dilihat apakah orang tersebut beriman Kristen atau tidak. Pada umumnya perbuatan morallah yang menjadi perwujudan iman, misalnya mengikuti perkuliahan dengan baik, mendengarkan dosen ketika dosen sedang menerangkan materi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Berbagai bentuk ini dapat disebut sebagai perwujudan iman, sejauh mahasiswa dan mahasiswi melakukannya dengan penuh tanggung jawab. Penghayatan iman Kristiani yang sejati tentu saja menempatkan dua bentuk tersebut sebagai hal yang penting dan harus dilaksanakan secara seimbang. Pengungkapan iman tanpa perwujudan dalam hidup tidaklah nyata dan perwujudan iman tanpa dilengkapi dengan pengungkapan iman akan kehilangan kejelasannya dan ada bahaya hanya akan menjadi kepentingan manusia belaka. 2. Pengertian Iman Iman adalah penyerahan diri secara total kepada Allah yang menyatakan diri tidak karena terpaksa, melainkan “sukarela” (KWI, 1996: 128). Iman juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan. Untuk mencapai taraf iman orang harus terlebih dahulu percaya. Orang dapat percaya akan sesuatu hanya jika ia mengetahuinya, oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mengetahui apa yang kita imani. Iman dalam diri seseorang sangatlah pentingnya karena iman merupakan suatu aspek yang esensial dari konversi. Bersama dengan pertobatan, keduanya merupakan keharusan dalam keselamatan. Dengan beriman dapat mengantarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 kita pada suatu keselamatan karena iman adalah sarana yang dengannya kita diselamatkan (Roma 10:9), dan jalan menuju pengharapan yang pasti (Ibr 11:1). Sampai saat kebangkitan, kita dijaga oleh kuasa Allah melalui iman (I Ptr 1:5). Berikut ini akan diuraikan pokok-pokok iman menurut KWI (1996: 127130) dalam buku “Iman Katolik” sebagai berikut: a. Iman adalah Anugerah Tuhan yang diimani jauh mengatasi yang mengimani-Nya. Tuhan adalah Mahatinggi dan tak terjangkau oleh manusia. Dengan kekuatan sendiri tidak mungkin manusia mengenal dan berhubungan dengan Tuhan. Demi melengkapi kekurangan dan demi kebaikan manusia, Tuhan memperkenalkan sabda-Nya, kehendak-Nya, perintah-Nya dan diri-Nya. Melalui iman Tuhan memberikan Sabda-Nya, kehendak-Nya, perintah-Nya dan manusia menjawabnya. Iman merupakan jawaban dan tanggapan manusia terhadap Tuhan yang memperkenalkan Sabda, kehendak, perintah dan diri-Nya (KWI, 1996: 129). b. Iman adalah Keputusan Dalam iman manusia mengenal Tuhan sebagai yang paling diandalkan dan mendatangkan kebaikan padanya (KWI, 1996: 129). Oleh karena itu, untuk beriman dari pihak manusia harus ada keputusan. Manusia harus menentukan apakah berhadapan dengan Tuhan yang dapat diandalkan dan mendatangkan kebaikanNya itu manusia berani dan mau memutuskan untuk menyerahkan diri kepadaNya. Iman berarti memilih, sehingga iman bukan hal yang otomatis apalagi kebetulan terjadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 c. Iman adalah Keterlibatan Iman berasal dari inisiatif Tuhan dan merupakan anugerahNya, dan merupakan hasil jawaban manusia yang diambil dalam keputusan bebas (KWI, 1996: 128). Iman membawa akibat pada hidup orang yang beriman. Orang beriman sejati menyerahkan diri kepada Tuhan, membiarkan dirinya berada di bawah bimbingan Tuhan dan di bawah kepenuhan hidup dan masa depan yang mampu dibuatNya. Iman yang menuntut keterlibatan, membawa kesetiaan dalam segala hal dan sepanjang hidup terikat pada Tuhan dan kehendakNya. Oleh karena itu iman tidak hanya menyangkut budi, tetapi seluruh diri manusia; cipta, rasa, karsa dan karya (Hardjana, 1993: 57-58). B. Pengertian Penghayatan Iman Bunda Maria 1. Bunda Maria Bunda Maria adalah seorang perawan yang tinggal di Nazaret, Galilea. Maria adalah anak dari anak Yoakim dan Anna. Sebagai seorang Yahudi tentu saja Maria mengharapkan kedatangan seorang Mesias, Juru selamat dunia. Ketika Allah hendak melaksanakan karya penyelamatan dan penebusan dunia, Allah memilih Maria yang adalah seorang perempuan yang taat pada hukum Taurat” (Gal 4:4-5) untuk mengandung Sang Juru Selamat. Dalam kehidupan umat Kristiani Bunda Maria dapat dijadikan teladan atau spirit dalam menjalani hidup sehari-hari. Banyak yang bisa kita teladani dari kisah hidup seorang Maria itu sendiri. Dalam Lumen Gentium art 57 dan 58 ketaatannya kepada Allah yang digambarkan ketika Maria menerima kabar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 gembira dari Malaikat Gabriel. Maria dengan ketaatannya menerima kehendak Allah tersebut. Selain itu dengan ketaatannya pula Maria dengan setia mempertahankan persatuannya dengan Putra-Nya hingga wafat di Salib. Ia mau menanggung penderitaan yang dahsyat bersama Putra-Nya yang tunggal, dengan hati keibuan-Nya Ia menggabungkan diri dengan korban-Nya, dan penuh kasih menyetujui persembahan korban yang dilahirkan-Nya. Dan akhirnya oleh Yesus Kristus itu juga, menjelang wafat-Nya di Kayu Salib, Ia dikaruniakan kepada murid menjadi Bundanya dengan kata-kata ini: “ Ibu, inilah, anakmu!” (Yoh 19: 27). 2. Penghayatan Iman Bunda Maria a. Maria Menyimpan Segala Perkara di dalam Hatinya “Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19), ketika Maria mendengar sesuatu yang kurang jelas, Maria tidak langsung mengungkapkan atau banyak bertanya tetapi menempatkannya menjadi bahan doa atau permenungan, seperti halnya Yesus berumur 12 tahun. Maria dan Yosef mencari-cari Yesus yang ketika itu tinggal di Bait Allah dan ketika bertemu dengan Yesus berkatalah Yesus : “ Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?” (Luk 2:49). Ketika seorang ibu bertanya dan mendapatkan jawaban seperti itu dari anaknya kiranya sang ibu akan marah-marah kepada anaknya, tetapi sama sekali Maria menyimpan segala perkara di dalam hatinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 b. Penyerahan Diri “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Sabda Tuhan itulah yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Bunda Maria terlibat di dalam rencana keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria yang tidak mengandalkan diri pada kekuatannya sendiri tetapi kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan menyertai dengan berbagai rahmat yang lain. c. Pendoa Doa Bunda Maria dengan hati semakin lama semakin membuahkan keakraban dengan Yesus yang lebih mendalam, yaitu tidak hanya bertindak sebagai ibu jasmani bagi Yesus, melainkan menjadi rekan sekerja dengan Yesus (Yoh 2:4). Doa hati inilah yang menjadikan Bunda Maria mengerti segala sesuatu yang terjadi atas dirinya dalam menyambut Allah. Dengan berdoa seperti itu, yaitu menyimpan dan merenungkan dalam hati, Bunda Maria mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap benar dan berdoa benar kepada Allah. Semakin dekat dengan Tuhan, orang semakin merasa dirinya kecil, lemah dan tak pantas. Kita diajak untuk berdoa dengan seluruh hati, dengan segala kerendahan hati dan dengan segala penyerahan diri. Doa Maria sungguh doa seorang hamba, yang kenal betul akan Tuhannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 3. Keteladanan Maria melalui Peristiwa-peristiwa dalam Doa Rosario Menurut Rosarium Virginis Mariae (art. 20-23) dalam berdoa Rosario terdapat 4 peristiwa yaitu Peristiwa Gembira, Peristiwa Terang, Peristiwa Sedih, dan Peristiwa Mulia. Berikut ini akan dijabarkan secara lebih rinci keteladanan Maria berdasarkan peristiwa-peristiwa dalam doa Rosario: a. Peristiwa Gembira Peristiwa Gembira yang pertama “Maria Menerima Kabar Gembira dari Malikat Gabriel” (Luk 1:26-38). Salam dari Malaikat Gabriel kepada gadis Nazaret dikaitkan dengan undangan mesianis, “Bersukacitalah, Maria”. Seluruh sejarah keselamatan, dalam arti tertentu seluruh sejarah dunia, telah dituntun kepada salam ini adalah rencana Bapa untuk menyatukan segala sesuatu dalam Kristus. (Ef 1:6). Maka seluruh alam dengan cara tertentu disentuh dengan penuh kasih oleh perkenan ilahi; dengan perkenan ini Bapa menaruh hati pada Maria dan mengangkatnya menjadi Bunda Putra-Nya. Karena hal ini, seluruh umat manusia menyatakan bahwa Maria dengan tulus ikhlas menyetujui kehendak Allah (RVM art. 20). Sikap iman Maria yang sikap tulus ikhlas menerima undangan Allah untuk mengandung Putra Allah mengartikan bahwa Maria meyerahkan dirinya secara total pada kehendak Allah. Ungkapannya “Terjadilah padaku menurut kehendakMu” inilah merupakan sikap iman yang penyerahan total atas rencana Allah pada dirinya. Inilah dan teladan Gereja yang ulung (LG, art. 53). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Selain itu, pada Peristiwa Gembira yang ke lima “Yesus diketemukan dalam Bait Allah” (Luk 2:41-52) nampak juga sikap iman Maria yakni dengan menyimpan segala perkara dalam hatinya. Maria tidak segera memarahi Yesus ketika ia menemukan-Nya di Bait Allah tetapi Maria justru menyimpannya dalam hati. Menyimpan dalam hati segala perkara di sini bukan berarti Maria tidak mau tahu dengan apa yang dilakukan Yesus tetapi mengandung arti sebenarnya bahwa ia merenungkan dalam hatinya dan dibawanya dalam doa. Sikap dan keteladanan Maria yang selalu membawa setiap perkara dalam hatinya dan dibawa dalam doa merupakan suatu sikap yang patut diteladani. b. Peristiwa Terang Peristiwa Terang yang ke dua “Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana” (Yoh 2:11) merupakan pewahyuan yang dinyatakan sendiri oleh Bapa pada pembaptisan Yesus di Sungai Yordan dan digemakan oleh Yohanes Pembaptis, serta diucapkan oleh Maria di Kana, “Lakukan apa yang Ia katakan” (Yoh 2:5). Amanat ini menjadi amanat bundawi terbesar yang disampaikan Maria kepada Gereja di setiap zaman. Amanat ini merupakan pengantar yang tepat untuk kata-kata dan tanda-tanda yang dibuat Yesus dalam pelayanan di hadapan umum, dan ini menjadi dasar keyakinan bahwa sungguh terlibat dalam semua “Peristiwa Terang” (RVM art. 21). Dalam peristiwa di kana ini tidak banyak menceritakan tetang Maria tetapi pada akhir dari kisah ini pemimpin pesta bertanya pada mempelai laki-laki mengapa anggur yang baik tidak dikeluarkan lebih dahulu. Para pelayan yang tahu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 asal-usul anggur tidak memberitahu pemimpin pesta apa yang sesungguhnya telah terjadi, begitu pula dengan Maria. Di sini terlihat suatu sikap kerendahan hati Maria yang tidak ingin menonjolkan diri akan setiap pengalaman hebat yang ia alami apalagi peristiwa ini melibatkan putranya yakni Yesus. Hal ini bisa saja membuat Maria menjadi bangga dan sombong ketika melihat Putranya mengubah air menjadi anggur tetapi sebaliknya Maria tetap rendah hati. Inilah sikap iman yang perlu diteladani dari Maria. c. Peristiwa Sedih Dalam peristiwa sedih ini, hampir semua bagian dari peristiwa ini menceritakan Maria yang selalu setia dan penuh ketabahan hati menyaksikan PutranyaYesus disiksa dan wafat di salib. “Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena...” (Yoh.19: 2527). Kutipan ini menujukan bahwa ada sebuah relasi yang dekat dengan Yesus. Maria selalu hadir dan menyaksikan penderitaan Putra-Nya, bahkan sampai wafat di kayu salib. Paus Yohanes Paulus II menyebutkan bahwa penderitaan Bunda Maria di kaki salib ini merupakan pengosongan “Kenosis” iman yang terdalam yang pernah terjadi dalam sejarah manusia. Di kaki salib itulah dipenuhinya nubuat Simeon, “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri” (Luk 2:35). Di sinilah keagungan dan kesempurnaan Maria yaitu mengutamakan kehendak Allah, walupun harus menempuh jalan penderitaan. Maria menghadapi semua itu dengan penuh ketabahan hati. Selain itu, dalam diri Maria dapat pula ditemukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 keteladanan kesetiaan total sebagai hamba Allah dalam menanggapi dan melaksanakan Sabda-Nya. Keteladanan hidupnya inilah yang patut mejadi contoh teladan hidup umat beriman dalam meniti panggilannya sebagai umat Allah. d. Peristiwa Mulia Peristiwa Mulia ke empat yakni “Maria diangkat ke Surga” merupakan puncak dari semua keteladanan dan ketaatan serta ketulusan Bunda Maria dan juga puncak dari keikutsertaan Maria ambil bagian dalam karya keselamatan Allah bagi semua orang. Dari seluruh keutamaan Maria membuahkan Kemuliaan bagi-Nya. Berdasarkan pengalaman Maria tersebut membuahkan pengharapan bagi orang beriman untuk bisa mengalami kemuliaan, bersama Kristus yang telah dimuliakan. “Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatanganNya”. (1 Kor 15:23). Ketabahan, kesetiaan, dan sikap rendah hati Bunda maria sungguh mengagumkan. Keterlibatannya dalam karya penebusan Yesus, Puteranya, membuatnya menerima anugerah istimewa, dan kemudian Ia diangkat ke surga, jiwa dan raganya. Keseluruhan sikap dan tindakan iman Maria inilah yang dapat menjadi teladan bagi semua orang dalam menjalani hidup sehingga pada akhirnya dapat memperoleh kehidupan kekal di surga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 C. Doa Rosario 1. Pengertian Doa Dalam KGK 2558; berdoa merupakan getaran hati suara nurani yang menyapa Allah, itulah sebuah pemahaman tentang arti doa dari ajaran Gereja Katolik. Maka doa juga merupakan suatu permohonan dan syukur kepada Allah. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa berdoa merupakan suatu bagian penting bagi orang beriman. Tanpa doa iman kita akan lemah tanpa daya, kering dan tidak berbobot, tapi dengan berdoa iman kita dikuatkan, diteguhkan, ditopang hingga kokoh kuat tak tergoyahkan. Maka kebiasaan berdoa bagi kita umat Katolik sangatlah penting, baik itu dari anak-anak hingga orang tua dan kakek nenek tak terkecuali semuanya wajib berdoa. Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik (KWI, 1996: 194). Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? “Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan” (Luk 18:9-14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis atau hamba. (KGK 2559). Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak terpisahkan antara doa dan iman. Hubungan itu terletak pada iman yang dikuatkan, diteguhkankan, dan ditopang hingga kokoh kuat tak tergoyahkan. Iman itu sudah ada dalam hati kita, tetapi dengan doa iman itu semakin kuat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Menurut Xavier Leon – Dufour (1990: 87) dalam bukunya Ensiklopedi Perjanjian Baru. Doa yaitu memperjelas hubungan dari orang perseorangan atau bangsa, yang ingin tetap bersama Allah. Doa merupakan bagian integral (utuh) dari ibadat bangsa Israel. Baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri doa menonjolkan kehadiran bangsa Yahudi. Dalam bahasa Yunani mempunyai beberapa arti di antaranya adalah aiteo yang berarti meminta. Deomai (dengan menegaskan kebutuhan konkret), erotao: menghimbau” (dengan menegaskan kebebasan si pemberi). Kata-kata ini dipakai baik di bidang-bidang profan maupun keagamaan, yang mengandung arti meminta dengan sangat, berdoa dan mengemis. Sedangkan menurut J.G.S.S Thomson dalam artikelnya di Ensiklopedia Aklkitab Masa Kini jilid I A-L (1992: 249) menuliskan bahwa doa merupakan kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Orang Kristiani berbakti kepada Allah jika ia memuja, mengakui, memuji dan mengajukan permohonan kepada-Nya dalam doa. Doa sebagai perbuatan tertinggi yang dapat dilakukan oleh roh manusia, dapat juga dipandang sebagai persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan kepada prakasa ilahi. Seseorang berdoa karena Allah telah menyentuh rohnya. “Dalam buku Iman Katolik dikatakan “doa merupakan pernyataan kepercayaan akan kasih sayang Allah. Maka hanyalah “doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang” (Yak 5:15). Doa adalah ungkapan kehidupan iman, dan tidak dapat dilepaskan dari ungkapan serta perwujudan iman yang lain. “bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Rm. 12:12). Semua itu satu dan sebetulnya sama. Doa adalah salah satu unsur kehidupan orang beriman, tetapi mempunyai tempat yang sentral. Namun doa bukan yang pokok. Yang pokok adalah iman, pengharapan dan kasih (1 Kor 13:13). Doa mengungkapkan apa yang hidup dalam hati orang beriman. Maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 untuk seluruh umat beriman, Paulus berdoa: “Semoga Allah memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan” (Rm 15:13). Hidup orang Kristiani dirumuskan dalam tiga sikap dasar: “Berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengaharapan keselamatan” (1 Tes 5:8). Dan sikap dasar itu, sebagai tanggapan manusia terhadap kasih-karunia Allah, merupakan sumber doa. “Sebab bagi orang yang ada di dalam Kristus Yesus yang punya arti, hanyalah iman yang bekerja oleh kasih” (Gal 5:6). Maka ketekunan dalam doa pertama-tama berarti “bertekun dalam iman dan kasih” (1 Tim 2:1; 2 Tim 1:13). Bukan hanya dalam iman, tetapi juga dalam kasih, sebab doa, juga doa pribadi, tidak pernah bersifat “sendirian”. Orang selalu berdoa dalam Gereja, bahkan dalam kesatuan dengan semua orang lain” (KWI, 1996 :195). 2. Pengertian Doa Rosario Setiap umat katolik pasti sudah mengenal doa rosario. Setiap bulan Mei dan Oktober setiap hari umat katolik berdoa rosario bersama baik itu di lingkungan, di gereja, di kampus, bahkan di lingkup keluarga. Rosario itu sendiri artinya karangan bunga mawar, boleh putih atau merah, kuning; warna itu mempunyai arti simbolik (C. Groenen. 1988:175). Bapa Paus sangat menganjurkan seluruh umat Katolik untuk berdoa rosario terutama pada bulan Mei dan Oktober dikhususkan untuk doa rosario. Bapa Paus Yohanes Paulus II dalam Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae tahun 2002 menyatakan bahwa “doa Rosario adalah doa sederhana tetapi sangat mendalam. Doa Rosario berciri khas Maria, tetapi pada intinya rosario adalah doa yang Kristosentris” (RVM art. 1). Berdoa Rosario berarti juga menyerahkan beban-beban hidup kita kepada Kristus dan BundaNya yang murah hati. Dengan doa Rosario orang Kristiani berguru di sekolah Maria : mereka dilatih untuk menatap keindahan wajah Kristus dan mengalami kedalaman kasihNya. Berkat doa Rosario kaum beriman menerima berkat berlimpah lewat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 tangan Bunda Penebus sendiri. Mendaras doa Rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria (RVM art. 3). Bapa Suci Yohanes Paulus II mendaraskan bahwa “doa Rosario itu sendiri merupakan sarana yang paling efektif untuk mengembangkan di kalangan kaum beriman komitmen untuk berkontemplasi pada misteri kristiani. Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi kristiani yang terbaik dan paling berharga. Rosario juga merupakan doa meditatif yang khas. (RVM art. 5). Bapa Suci Yohanes Paulus II menegaskan bahwa di antara semua devosi, yang paling mampu menguduskan dan menyerasikan jiwa dengan Tuhan kita adalah devosi kepada Maria, ibuNya, dan semakin dikonsekrasikan kepada Maria, semakin ia dikonsekrasikan kepada Yesus Kristus. Hanya dalam doa Rosariolah kehidupan Yesus dan kehidupan Maria tampak begitu terpadu (RVM art. 16). Namun, sesungguhya, doa Rosario hanyalah suatu metode kontemplasi. Sebagai metode, doa Rosario merupakan sarana mencapai suatu tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bapa Suci mengingatkan bila pemahaman tersebut diabaikan ada bahaya doa Rosario akan gagal membuahkan dampak rohani yang merupakan tujuan doa ini; bahkan, lebih dari itu, ada bahaya bahwa biji-biji Rosario, yang menjadi sarana pendarasan, dilihat sebagai semacam jimat atau benda magis, dan karenanya sama sekali menyimpang dari makna serta fungsinya (RVM art. 28). Menurut Bapa Suci Yohanes Paulus II tiap renungan dimulai dengan memaklumkan peristiwa, yang bahkan bisa diragakan dengan ikon (patung/gambar) yang serasi. Pemakluman peristiwa ibarat penayangan skenario untuk memusatkan perhatian para pendoa. Rumusan peristiwa menuntun pikiran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 dan perenungan ke episode atau saat tertentu dalam kehidupan Yesus. Penghormatan ikon dan devosi-devosi memanfaatkan panca indera, seperti misalnya metode doa yang menggunakan unsur-unsur visual dan imajinatif (compositio loci). Metode tersebut dinilai sangat membantu memusatkan perhatian pada misteri tertentu (RVM art. 29). Bapa Suci Yohanes Paulus II menegaskan bahwa metode tersebut adalah suatu metodologi, yang serasi dengan logika batin mengenai inkarnasi: dalam Yesus, Allah ingin mengenakan sosok insani. Lewat realita ragawi inilah kita dituntun untuk berkontak dengan misteri ilahiNya. Hal-hal yang konkret sunguhsungguh diperlukan dalam Rosario. Pemakluman peristiwa-peristiwa dalam doa Rosario tidak menggantikan Injil, dan tidak juga menyerap seluruh isinya. Maka dari itu, doa Rosario bukanlah pengganti bacaan Kitab Suci, sebaliknya doa Rosario menuntut lectio divina dan mengembangkannya. Peristiwa-peristiwa yang direnungkan dalam doa Rosario, juga dengan tambahan peristiwa terang, hanyalah kerangka yang menampilakan unsur-unsur fundamental dalam kehidupan Yesus (RVM art. 29). Menurut Bapa Suci Yohanes Paulus II doa Rosario pada hakikatnya adalah doa untuk perdamaian, karena inti doa ini adalah kontemplasi akan Kristus, pangeran perdamaian. Dia yang adalah “damai kita”. Ia mempelajari rahasia damai dan membuat damai menjadi proyek hidupnya. Berkat ciri meditatifnya, dengan alur Salam Maria yang tenang, doa Rosario dapat menciptakan damai dalam hati mereka yang mendaraskannya. Doa Rosario dapat membuka hati si pendoa untuk menerima damai sejati yang adalah anugerah khusus dari Tuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 yang bangkit, mengalaminya dalam lubuk hati yang terdalam, dan menyebarkannya (RVM art. 40). Berdasarkan uraian mengenai doa Rosario di atas maka dapat dirumuskan bahwa doa Rosario adalah sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang berciri khas Maria tetapi pada intinya mengarah pada Kristosentris, di mana orang dapat menyerahkan beban-bebannya kepada Kristus dan Bundanya yang murah hati. 3. Asal-usul Doa Rosario Buku yang bejudul Doa Rosario: Menatap Untuk Menjadi Serupa karangan Georges Madore, SMM menceritakan tentang sejarah Rosario, bahwa Doa Rosario merupakan hasil suatu proses panjang yang ditimbulkan oleh bermacam-macam bentuk devosi Maria pada abad pertengahan. Berikut ini garis besar terjadinya bentuk Rosario sebagaimana kita mengenalnya dewasa ini. Pada abad ke 9, kaum awam yang “bertobat” kepada hidup religuis (para “convers”) menjadi anggota komunitas monastik. Namun karena buta huruf mereka tidak bisa ikut dalam ibadat hariannya yang terdiri dari pendarasan 150 mazmur. Mereka dianjurkan untuk mendasarkan 150 kami sebagai penggantinya, sambil menghitung jumlahnya dengan batu-batu kecil dalam sebuah kantong atau dengan menggunakan simpul-simpul pada sebuah tali. Abad ke 11, Santo Petrus Damianus memprakarsai kebiasaan mendaraskan 150 Salam Maria sebagai ganti Bapa Kami. Saat itu, mereka punya kebiasaan membuat suatu gerakan badan pada setiap Salam Maria (bungkuk atau berlutut). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Kemudian pada Abad ke 12, muncul berbagai rumusan doa atau pengulangan Salam Maria yang dikaitkan dengan perayaan berbagai “peristiwa” (misteri): 15 Salam Maria untuk 15 kegembiraan Maria; 7 Salam Maria untuk ketujuh kedukaan atau ketujuh kegembiraan Maria; 33 Salam Maria untuk ke 33 tahun kehidupan Yesus; 63 Salam Maria untuk ke 63 tahun kehidupan Maria. Pada abad ke 13, beberapa teolog yang ingin mengungkapkan arti Kristiani mazmur-mazmur Perjanjian Lama, menyusun “Kitab Mazmur Tuhan kita Yesus Kristus”, suatu seri 150 pujian untuk menghormati Yesus Kristus, berdasarkan penafsiran Kristiani Kitab Mazmur. Tidak lama kemudian muncul “Kitab Mazmur Perawan Maria” disusun menurut pola yang sama. Maka, selama beberapa tahun umat Kristiani dapat memilih antara berbagai jenis “Rosario” : a. 150 Bapa Kami b. 150 Salam Maria c. 150 pujian kepada Kristus d. 150 pujian kepada Maria. Pada abad ke 14, seorang biarawan asal daerah sungai Rhein, Hendrik dari Kalkar, meluncurkan gagasan untuk membagikan 150 Salam Maria dalam puluhan yang dipisahkan oleh sebuah Bapa Kami. Kemudian abad ke 15, menjelang tahun 1410, seorang biarawan Kratusia asal Jerman, Dominicus Prutenus, menyusun seri 50 seruan pendek untuk disisip dalam setiap Salam Maria untuk mendukung permenungan peristiwa-peristiwa. Pada tahun 1470, seorang Dominikan asal Bretanye, Alan de la Roche mendirikan perserikatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Rosario pertama. Gerakan ini akan menyebar ke seluruh Eropa dan memberikan sumbangan besar dalam menyebarluaskan kebiasaan berdoa Rosario. Pada abad ke 16, setelah penemuan percetakan ada kemungkinan menyertakan gambar pada setiap 150 peristiwa Kitab Mazmur Santa Perawan. Namun, untuk menghemat tempat, mereka hanya sampai menyertakan gambar pada gagasan ke 15 Bapa Kami. Dari situlah lahir ke 15 peristiwa yang masih kita pakai sampai hari ini. Sekitar zaman yang sama bagian kedua Salam Maria mulai tersebar di tengah masyarakat. Maka, Rosario dapat didaraskan di luar kepala dan dalam kelompok yang sahut-bersahutan. Doa Rosario sebagai salah satu sarana latihan kekudusan yang terbaik dan berharga berkembang dalam sejarah kehidupan orang kudus. Sehubungan dengan hal tersebut, Bapa Suci Paulus II mengenang kembali peranan para tokoh Gereja pada masa itu yang telah menemukan jalan lurus untuk menjadi kudus dalam doa Rosario. Bapa Suci menyebut St.Louis Marie Grignion de Montfort yang menulis karya ulung mengenai Rosario. Dan secara khusus, Bapa Suci menampilkan seorang tokoh pecinta Rosario yang disebut sebagai rasul sejati doa Rosario, yakni Beato Bartolo Longo. (RVM art.8) Bapa Suci Yohanes Paulus II menyatakan bahwa Beato Bartolo Longo memiliki kharisma khusus. Langkahnya menuju kesucian bertumpu pada bisikan nurani yang selalu mengiang dalam lubuk hatinya, “siapa saja yang menyebarkan doa Rosario akan selamat”. Akibatnya, ia merasa terpanggil untuk membangun sebuah gereja yang didedikasikan kepada Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci di Pompei, di depan puing-puing kota lama, yang nyaris tidak mendengar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 pemakluman tentang Kristus sebelum tertimbun pada 79 M karena letusan Gunung Vesusius. Baru berabad-abad kemudian kota ini muncul dari lahar sebagai suatu kesaksian mengenai terang dan bayang-bayang peradaban klasik. Lewat seluruh karya sepanjang hayatanya, dan utamanya lewat praktik doa “15 sabtu”, Bartolo Longo memajukan hakikat Kristosentris dan kontemplatif dari doa Rosario. Dan dia mendapat dorongan serta dukungan kuat dari Paus Leo XIII, yang dijuluki “Paus Rosario”. (RVM art. 8) Pada awal mula, Rosario disebut “Kumpulan Mazmur Bunda Maria dan Yesus Kristus”, sebab terdiri dari 150 Salam Maria dan 150 “misteri” (peristiwa) menurut jumlah Mazmur. Istilah ini bisa ditemukan sampai akhir abad ke 17. Istilah “Rosario” untuk pertama kalinya ditemukan dalam tulisan pada tahun 1327. Bunga mawar (bhs. latin: “rosa”) mempunyai makna simbolis yang kuat pada abad pertengahan. Karena keindahan dan khasiat penyembuhan yang diduga dimilikinya (orang sakit dinasihati menggunakan tutup kepala terbuat dari bunga mawar untuk bisa sembuh), bunga mawar diberi tempat penting dalam sastra (antara lain dalam roman Misteri Bunga Mawar, La Divina Comedia, karya Dante, dst.). Dengan sendirinya simbolisme ini ditetapkan kepada Santa Perawan Maria: dialah bunga mawar “yang mengusir musim dingin”, yang “tumbuh di tengah duri-duri”, ”yang menyembuhkan segala rasa sakit di dalam hati”. Demikian misalnya puisi berikut dari abad ke 14 : (RVM art. 9 ) Salam Santa Maria Mawar yang amat indah, Keperawananmu terjaga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Salam kepada Yang Ilahi Yang beristirahat dalam dirimu. Antara Surga dan bumi Engkaulah yang paling manis. Salam Santa Maria, Ratu yang mulia, Kegembiraan segala wanita, Dan mahkotanya yang perawan Mintalah kepada Putramu Agar Ia, bagaikan gunung yang menunduk, Menjadi obat bagi kesalahanku. Salam Santa Maria. Pada zaman yang sama kata ‘Rosarium’ juga berarti bunga rampai, kumpulan teks-teks yang indah, khususnya berisi pujian-pujian kepada Yesus atau Maria. Maka, tidak mengherankan nama tersebut diberikan kepada kumpulan 150 pujian, kemudian kepada kumpulan 150 peristiwa yang sampai saat itu mengisi “Kitab Mazmur Bunda Maria”. Umat berbagai bangsa Eropa juga menggunakan istilah ‘mahkota mawar’ (chapele,’rozenhoedje’,’korona’) untuk sepertiga dari doa Rosario, yang terdiri dari 50 (kemudian hanya 5) peristiwa. Asal mula kata ini memang sebuah rangkaian bunga mawar sebagai tutup kepala. “Memberikan mahkota mawar kepada seorang gadis” merupakan suatu ungkapan kuno yang berarti: mengawini seorang gadis. Para pengkhotbah abad pertengahan mengundang umat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 mengucapkan sejumlah Salam Maria bagaikan rangkaian bunga mawar yang membentuk sebuah mahkota bagi perawan Maria. Berbagai legenda bercerita bagaimana bunga mawar bermunculan pada wajah atau keluar dari mulut orangorang suci setiap kali mereka mengucapkan sebuah Salam Maria. (Georges Madore, SMM 2002: 32,33). 4. Tujuan Doa Rosario a. Menimba Inspirasi untuk Hidup Inspirasi itu penting bagi orang untuk menjadi sesuatu yang menguatkan iman, untuk mengambil keputusan. Namun bagaimana inspirasi itu bisa diambil dari doa Rosario yang hanya mendaraskan berulang-ulang. Inspirasi yang diambil dalam doa Rosario ada pada peristiwa-peristiwa yang direnungkan di dalamnya. Sumber inspirasi ini adalah Yesus dan Maria ibunya. Doa Rosario sebagai salah satu doa kerakyatan bertujuan untuk umat Kristiani menjalin kontak dengan Maria yang terus-menerus ingat akan Sang Putra dan menatap wajah-Nya dalam kontemplasi. Maria terus-menerus membeberkan “misteri-misteri” Putranya di hadapan kaum beriman dengan dambaan agar kontemplasi pada misteri-misteri itu dapat menjadi saluran turunnya semua kuasa yang menyelamatkan. Maka, dengan mendaraskan Rosario umat Kristiani menjalin kontak dengan Maria yang terus-menerus ingat akan Sang Putra dan menatap wajah-Nya dalam kontemplasi (RVM art. 11). Sedari hakekatnya, pendasaran Rosario dapat membangun irama yang tenang dan tetap. Maka dari situ, melalui dan dengan berdoa rosario umat akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 terbantu dalam merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus sebagaimana dilakukan oleh Maria yang memiliki hubungan paling dekat dengan Tuhan. Melalui doa Rosario kekayaan tak terperikan dari misteri-misteri doa Rosario yang akan dicurahkan kepada umat-Nya (RVM art. 12). Kristus merupakan guru yang paling ulung, Sang Pewahyu dan sekaligus Sang Terwahyu. Dalam hal ini, adakah guru yang lebih baik daripada Maria? Dari sudut pandang ilahi, Roh Kuduslah guru batin yang menuntun kita kepada kebenaran penuh tentang Kristus (Yoh 14:26; 15:26; 16:13). Dengan kita berdoa Rosario, kita sebagai umat Allah berproses diri mulai dari Maria untuk belajar mengenal Kristus. Bagi kita, Kristus merupakan guru yang paling utama. Yang terpenting kita bukan hanya belajar mengetahui apa yang Ia ajarkan, tetapi “belajar mengenal Dia” Dalam proses pengenalan tersebut, umat Allah harus belajar pada Bunda Maria. Bapa Suci Yohanes Paulus II menegaskan bahwa Maria adalah guru yang paling baik. Bersama Bunda Maria, umat Allah belajar mengenal Kristus. Bapa Suci memberikan contoh tanda pertama yang dibuat oleh Yesus adalah mengubah air menjadi anggur dalam pesta perkawinan di Kana (RVM art. 14). Maka, jelaslah bahwa misteri-misteri kehidupan Kristus menjadi sumber inspirasi. Supaya bisa merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus, orang harus belajar mengenal Kristus. Melalui Maria kita bisa belajar tentang Kristus. Maria menjadi inspirasi bagaimana merenungkan misteri-misteri Kristus dan bagaimana mengenal Kristus secara lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Dalam perkawinan di Kana sangat jelas menampilkan Maria dalam sosok seorang guru, yakni waktu ia mendesak para pelayan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Yesus (Yoh 2:5). Maria pasti melakukan hal yang sama untuk para murid sesudah kenaikan Yesus, saat ia bergabung dengan mereka menantikan Roh Kudus dan membesarkan hati mereka dalam mengamalkan perutusan perdana. Maka, merenungkan peristiwa-peristiwa Rosario bersama Maria berarti belajar dari dia “mengenal” Kristus, menemukan rahasia-rahasiaNya, dan memahami amanat-Nya. Maka dalam menimba inspirasi belajar berguru pada Bunda Maria merupakan cara belajar yang paling efektif karena ia mengajar dengan memperoleh bagi kita karunia-karunia Roh Kudus secara berlimpah, khususnya ketika ia memberikan contoh yang tak tertandingi, yakni “ziarah iman”-nya sendiri (RVM art. 14). Bapa Suci Yohanes II menandaskan bahwa doa Rosario itu ibarat ziarah batin yang didaraskan pada kontemplasi terus-menerus atas wajah Kristus, bersama Maria. Dalam ziarah batin ini ideal untuk menjadi serupa dengan Kristus diupayakan lewat ikatan “persahabatan”. Dengan demikian, kita dapat masuk secara alami dalam kehidupan Kristus, dan ikut merasakan gejolak-gejolak hatiNya yang terdalam. Dalam kaitan ini, B. Bartolo Longo telah menulis : “persis seperti dua orang sahabat, makin sering bertemu satu sama lain, mereka cenderung makin serupa dalam perilaku, demikian juga, dengan bergaul akrab dengan Yesus dan Maria, dengan merenungkan peristiwa-peristiwa Rosario, dan dengan mengahayati kehidupan yang sama dalam komuni kudus, sesuai dengan keterbukaan hati kita, dapat menjadi serupa dengan mereka; dari guru-guru yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 unggul ini kita dapat belajar hidup dalam kesederhanaan, kemiskinan, kerendahan hati, kesabaran, dan kesempurnaan. (RVM art. 15). Proses untuk menjadi serupa dengan Kristus, dalam doa Rosario kita mempercayakan diri secara khusus kepada kasih Bundawi Maria. Dia adalah Bunda Kristus dan anggota Gereja, anggota yang “ulung dan istimewa”; sekaligus ia adalah “Bunda Gereja”. Sebagai ibu, ia terus-menerus melahirkan anak untuk Tubuh mistik Putranya. Hal ini dilakukannya lewat doa-doa, di mana ia memohon bagi mereka pencurahan Roh Kudus yang tak kunjung habis. Maria adalah gambar sempurna dari kebundaan Gereja (RVM art. 15). b. Iman Makin Kuat Hidup devosional atau hidup bakti berlandaskan kepada suatu hubungan yang sifatnya kurang lebih personal. Hubungan personal tersebut mempunyai nilai tinggi dalam hidup bakti (Darminta, 2001: 83). Hidup bakti terwujud baik dalam hidup moral maupun dalam hidup peribadatan. Hidup bakti berarti suatu intensitas hubungan personal (Darminta, 2001: 68). Dari segi bentuk dan cara maupun sasaran hidup devosi, kehidupan devosional itu bermula dari cara yang sederhana dan berkembang semakin menjadi rumit dan sedemikian kaya. Bentuk doa juga mengalami perkembangan. Begitu juga dengan sasaran devosi (Darminta, 2001: 71). Ada pengaruh timbal balik antara praksis devosi dengan penghayatan devosi, dan sebaliknya pemahaman devosi juga melahirkan penghayatan devosi secara baru sekurang-kurangnya isi baru dari pengahayatan devosi itu. Jadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 devosi, mempunyai arti pembaktian dan penghormatan. Dan pada intinya, devosional berarti hidup takwa kepada Allah (Darminta, 2001: 71). Devosi berarti persembahan hidup kepada Allah dengan kebesaran dan kerelaan hati. Devosi juga berarti pemupukkan sikap batin untuk hidup sesuai dengan iman dan tujuan hidup di dunia yaitu berbakti kepada Allah. Oleh karena itu, memupuk hidup devosional berarti mempertahankan sikap jiwa agar tetap hidup pada semangat pengabdian kepada Tuhan. (Darminta, 2001: 72). Yang menjadi dasar hidup devosi adalah iman, dan sumbernya adalah cinta kasih. Dan syarat untuk menghayati ialah ketaatan mutlak terhadap Allah dan perintah-perintah-Nya. Tanpa devosi, cinta bakti dan takwa kepada Allah dianggap tidak berguna. Devosi merupakan kualitas hubungan antar Allah dengan manusia. Devosi merupakan kualitas iman, cinta, dan harapan. (Darminta, 2001: 72). Oleh karena itu, dengan berdoa Rosario hidup kita yang dibaktikan kepada Allah merupakan kualitas iman, cinta, dan harapan. Dengan demikian devosi kepada Maria menunjukan kualitas iman. St. Thomas Aquino mengajarkan devosi pada intinya merupakan gerak kemauan untuk memberikan diri seutuhnya untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Devosi itu merupakan sikap ciptaan kepada Pencipta. Dalam kehidupan keagamaan devosi menunjukan hormat serta bakti, yang menjadi keharusan manusia di hadirat Allah. Jadi, devosi itu merupakan sikap manusia di hadapan Allah, ciptaan di hadapan Pencipta. Devosi merupakan dorongan yang hidup dalam hati dan kehendak manusia untuk meluhurkan dan menghormati yang ilahi. Devosi merupakan keutamaan keagamaan dan merupakan manifestasi iman yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 terdalam (Darminta, 2001: 83). Berlandaskan pemahaman tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan doa Rosario iman kita semakin kuat dan mendalam. Kehidupan devosional mempunyai makna dan nilai. Kehidupan devosional baru bermakna dan bernilai bila bentuk devosi tersebut mampu menumbuhkan dan menyuburkan hidup rohani seseorang. Maka, doa Rosario sebagai sarana menjalin relasi personal dengan Allah, mampu menumbuhkan dan menyuburkan hidup rohani seseorang. Unsur hakiki dari kegiatan devosional adalah mampu menyederhanakan berbagai unsur serta bentuk hidup rohani, dan dengan mudah dapat dihayati oleh banyak orang untuk jangka waktu yang cukup lama dan panjang (Darminta, 2001: 83). Maka, dengan berdoa Rosario, kita akan mengalami proses pertumbuhan dan penyuburan hidup rohani. Doa Rosario tetaplah bukan jaminan seseorang untuk dapat menghayati dan memaknai hidup Yesus dan Maria. Terkadang makna yang hendak dicari terlalu tinggi, tidak terlihat sederhana dan terasa jauh dari umat, dengan demikian diperlukan penyederhanaan makna sehingga dapat dimengerti oleh banyak orang dan dapat dihayati. c. Iman Makin Terwujud dalam Perbuatan Devosi merupakan sikap iman yang dinamis dalam budaya manusia. Karena itu devosi memerlukan penerapan atau perwujudan konkret dari aspirasi rohani entah itu cara pembatinan maupun cara penghayatan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Hidup devosional berarti perluya konkretisasi hidup rohani, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 yang secara sadar dapat dirasa, disentuh, dipandang serta diresapkan (Darminta, 2001: 82). Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Paulus yaitu pada hakekatnya iman tanpa perbuatan adalah mati. Jika doa Rosario itu berpengaruh pada iman, memperkuat iman dan meneguhkannya seharusnya orang beriman yang berdoa Rosario semakin mewujudkan imannya dalam tindakan-tindakan nyata. Unsur terpenting dalam devosi ialah pergerakan hati atau kehidupan afektif, bahkan kadang kala emosi diikutsertakan secara intensif pula. Hal tersebut pula ada demi mewujudkan dan merasakan cinta kepada Dia yang dijadikan sasaran penghormatan serta kebaktian, seperti nampak dengan adanya hiburan rohani yang diperoleh, dorongan-dorongan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, niat-niat hidup serta cita-cita hidup dan lain sebagainya. Dengan menyatakan rasa hormat dan bakti kepada Allah melalui doa Rosario, umat beriman semakin mampu memupuk transformasi manusia ke dalam Kristus, yaitu semakin menghayati rasa-perasaan Yesus tidak hanya seabagai sikap batin atau keutamaan tetapi juga dalam tindakan dan pengabdian (Darminta, 2001: 83). d. Hidup Makin Terfokus Kepada Tuhan Ketika seseorang melakukan secara terus-menerus suatu kegiatan pikirannya akan juga diarahkan pada kegiatan itu. Demikian pula dengan doa Rosario orang akan memikirkan berdoa Rosario jika berdoa Rosario adalah kebiasaan yang dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Spiritualitas Kristiani secara jelas terlihat dalam komitmen seorang murid untuk menjadi makin “serupa” dengan gurunya (Rm8:29; Flp3:10.12). Pencerahan Roh Kudus dalam pembaptisan mencangkokkan orang beriman pada Kristus ibarat ranting pada pokok anggur (bdk. 1 Kor 12:12; Rm 12:5). Tetapi, kesatuan awal ini mengundang orang baeriman untuk bertumbuh makin serupa dengan Kristus, yang akan secara bertahap membentuk perilaku murid menjadi selaras dengan “pikiran” Kristus: ”Hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp 2:5). Rasul Paulus mengatakan, kita dipanggil “untuk mengenakan Tuhan Yesus Kristus” (bdk.Rm 13:14; Gal 3:27). Dengan berdoa Rosario yang didaraskan pada kontemplasi terus-menerus atas wajah Kristus, Bersama Maria umat beriman Kristiani diantar untuk menjadi serupa dengan Kristus yang diupayakan lewat ikatan “Persahabatan”. Dengan demikian, kita dapat masuk secara alami dalam kehidupan Kristus, dan ikut merasakan gejolak-gejolak hatiNya yang terdalam. Dalam kutipan ini, B. Bartolo Longo telah menulis: ”Persis seperti dua orang sahabat, makin sering bertemu satu sama lain, mereka cenderung makin serupa dalam perilaku, demikian juga, dengan bergaul akrab dengan Yesus dan Maria, dengan merenungkan peristiwaperistiwa rosario, dan dengan menghayati kehidupan yang sama dalam komuni kudus, kita-sesuai dengan keterbukaan hati kita, dapat menjadi serupa dengan mereka; dari guru-guru yang unggul ini kita dapat belajar hidup dalam kesederhanaan, kemiskinan, kerendahan hati, kesabaran, dan kesempurnaan.”(Bapa Suci Yohanes Paulus II, 2002,art.15). Doa Rosario secara mistik mengantar kita ke sisi Maria yang sedang sibuk memperhatikan pertumbuhan insani Kristus dalm keluarga Nazaret. Ini memberikan dia kesempatan untuk melatih kita dan membentuk kita dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 perhatian yang sama, sampai “Kristus sepenuhnya terbentuk” dalam diri kita (Gal 4:19). Panggilan untuk menjadi serupa dengan Kristus mewajibkan yang terpanggil untuk memusatkan perhatiannya kepada Kristus. Dalam hal ini cara memperhatikan Kristus, mengenalnya dan merenungkannya dilakukan dengan cara berdoa Rosario. Bapa suci Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa peristiwa-peristiwa Rosario membangkitkan dalam hati kerinduan untuk mengenal Kristus yang terusmenerus dipupuk oleh sumber murni Injil. Setiap peristiwa dalam kehidupan Yesus, sebagaimana dituturkan oleh para penginjil, tampak cemerlang berkat Misteri yang mengatasi segala pengertian (Ef 3:19), yakni Misteri Sabda menjadi manusia; di dalamnya “segala kepenuhan Allah diam secara ragawi” (Kol 2:9) (a. 24). Karena alasan ini, Bapa Suci menegaskan bahwa Ketekismus Gereja Katolik sangat menonjolkan misteri-misteri Kristus, sambil menunjukkan bahwa “segala sesuatu dalam kehidupan Yesus adalah tanda misteriNya.”Pengalaman amanat “duc in altum” yang diemban Gereja pada milenium ketiga akan ditentukan oleh kemampuan orang-orang Kristiani masuk ke dalam “pengenalan sempurna akan misteri Allah, yakni pengenalan akan Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” (Kol 2: 2-3). Surat kepada Jemaat di Efesus membuat Rosario menjadi doa yang menyentuh hati bagi semua orang yang telah dibaptis: “Semoga oleh iman Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasarkan di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu [...] dapat mengenal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi dengan segala kepenuhan Allah.” (Ef 3:17-19). Oleh karena itu doa Rosario menampilkan “rahasia” yang dengan mudah mengantar ke pengenalan yang mendalam tentang Kristus. Doa Rosario biasa disebut sebagai Jalan Maria. Inilah contoh yang diberikan Perawan Maria, seorang perempuan yang sungguh beriman, yang suka akan keheningan, seorang pendengar yang penuh perhatian. Ini juga jalan devosi Maria yang diilhami oleh pengenalan tentang ikatan yang tak terpisahkan antara Kristus dan bundaNya yang kudus: misteri Kristus dalam arti tertentu juga misteri ibuNya, juga kalau Maria tidak dilibatkan langsung, karena Maria hidup dari Kristus dan lewat Kristus. Kita membuat kata-kata Malaikat Gabriel dan kata-kata Elisabet yang tercakup dalam Salam Maria menjadi kata-kata kita sendiri. Dengan demikian, kita merasakan diri kita terus-menerus ditarik untuk sekali lagi menemukan dalam diri Maria, dalam rengkuhannya dan dalam hatinya: “buah rahimnya yang terpuji.” [Luk. 1:42] (RVM art. 24). Bapa Suci Yohanes Paulus II menunjukkan prinsip unggul yang diungkapkan dalam Konsili Vatikan II yang pengaruhnya amat kuat dalam hidupnya, dan telah mendasari motto episkopalnya, yakni Totus tuus. Bagi Bapa Suci, motto tersebut diilhami oleh ajaran St. Louis Marie Grignion de Monfort, yang menjelaskan peran Maria dalam upaya umat Allah menjadi serupa dengan Kristus, dikatakan. Seluruh kesempurnaan kita terwujud karena kita dibangun, disatukan dengan, dan dikonsekrasikan kepada Yesus Kristus. Maka, yang paling sempurna dari semua devosi pastilah yang dapat menyerasikan dan memadukan kita dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Yesus Kristus, dan mengkonsekrasikan kita secara paling sempurna kepadaNya. Di antara semua makhluk, Maria adalah yang paling serupa dengan Yesus Kristus. Maka diantara semua devosi, yang aling mampu menguduskan dan menyerasikan jiwa dengan Tuhan kita adalah devosi kepada Maria, ibuNya dan semakin jiwa dikonsekrasikan kepada Maria, semakin ia dikonsekrasikan kepada Yesus Kristus. (RVM art. 15). Pandangan Yohanes Paulus di atas menampakkan keberanian untuk menjalani dan memaknai doa Rosario. Panggilan untuk bertolak ke tempat yang dalam merupakan panggilan untuk berani mengambil keputusan untuk mengenal Kristus secara lebih mendalam. Perjalanan Maria yang digunakan untuk mengenal Kristus mengandung banyak makna yang dapat ditimba. 5. Corak Doa Rosario a. Doa Rosario Adalah Doa Renungan Sambil mendaras doa Salam Maria berulang-ulang para pendoa merenungkan salah satu misteri yang dirangkai dalam Rosario. Pemahaman dan praktek ini sangat ditekankan oleh sejumlah dokumen dan pernyataan pimpinan Gereja: 1) Doa Rosario adalah salah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga. Rosario adalah doa renungan yang khas. 2) Doa Rosario adalah sarana yang paling efektif untuk mengembangkan diri di kalangan kaum beriman, suatu komitmen untuk merenungkan misteri Kristiani; ini sudah diusulkan dalam surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai "latihan kekudusan" yang sejati. Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 dalam seni berdoa. 3) Doa Rosario adalah doa renungan yang sangat indah. Tanpa unsur renungan, doa Rosario akan kehilangan maknanya. Tanpa renungan, doa Rosario menjadi ibarat tubuh tanpa jiwa, dan ada bahaya bahwa pendarasannya akan menjadi pengulangan kata-kata secara mekanis. Ini bertentangan dengan anjuran Yesus: "dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Mat 6:7). Sedari hakikatnya, pendarasan Rosario membangun irama yang tenang dan tetap. Ini akan membantu orang untuk merenungkan misteri-misteri kehidupan Kristus. (Apostolik Marialis Cultus, 2 Februari 1974, 156; RPM no. 12) Kutipan di atas tentu tidak banyak diperhatikan. Sejalan dengan panggilan untuk mengenal Kristus, penjelasan di atas sangat penting karena banyak dari praktik berdoa Rosario, orang hanya mengulang-ulang kata demi kata dalam doa Rosario itu. Padahal doa Rosario adalah doa kontemplasi dan renungan untuk semakin mengenal Kristus. Dengan demikian dalam mendaraskannya orang harus melakukannya sambil merenungkannya. Hal ini dapat dibantu dengan kutipankutipan Kitab Suci sebelum setiap masing-masing peristiwa. b. Doa Rosario Adalah Ringkasan Injil Sebagaimana Injil merupakan refleksi tentang hidup Yesus Kristus, demikian pula halnya dengan Rosario. Dalam Injil, kita dapat melihat kisah tentang Yesus meliputi kelahiran, mukjizat, kebangkitan dan penebusan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 membahagiakan. Ada pula kisah sengsara yang memilukan, kisah tentang keagungan Yesus yang luar biasa. Doa Rosario adalah "ringkasan Injil", karena di dalamnya dirangkai dan direnungkan sejarah keselamatan yang dipaparkan dalam Injil; mulai kisah-kisah sekitar inkarnasi sampai dengan kebangkitan dan kenaikan Tuhan. Dengan ditambahkannya satu rangkaian peristiwa baru, yakni peristiwa terang, doa Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh. Kini renungan Rosario mencakup: peristiwa-peristiwa sekitar inkarnasi dan masa kecil Yesus (peristiwaperistiwa gembira), peristiwa-peristiwa amat penting dalam pelayanan Yesus di hadapan umum (peristiwa-peristiwa terang), peristiwa-peristiwa sekitar sengsaraNya (peristiwa-peristiwa sedih), dan kenangan akan kebangkitan-Nya (peristiwaperistiwa mulia). c. Doa Rosario Adalah Doa Kristologis Doa Rosario adalah salah satu doa Kristiani yang sangat Injili, yang intinya adalah renungan tentang Kristus. Sebagai doa Injil, Rosario dipusatkan pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan, dan memiliki orientasi Kristologis yang gamblang. Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan doa Salam Maria secara berantai. Tetapi puncak dari Salam Maria sendiri adalah nama Yesus. Nama ini menjadi puncak baik dari kabar atau salam malaikat, "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu," maupun dari salam ibu Yohanes Pembaptis, "Diberkatilah buah rahimmu" (Lukas 1:42). Pendarasan Salam Maria secara berantai itu menjadi bingkai, di mana dirajut renungan atau kontemplasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 atas misteri-misteri yang ditampilkan lewat Rosario. (Paus Paulus VI, Anjuran Apostolik Marialis Cultus, 2 Februari 1974, 46). 6. Unsur-unsur Doa Rosario a. Doa-doanya 1) Doa Bapa Kami Sesudah perintaan, “Tuhan, ajarilah kami berdoa? Yesus menjawab, “Bila kamu berdoa, katakanlah: Bapa Kami......” (Luk 11:1-4). Sudah banyak tafsiran yang bagus mengenai doa ini. Kami hanya ingin mencatat di sini bahwa doa Bapa Kami menempatkan kita dalam keadaan kita yang sebenarnya dalam hubungan dengan Allah. Dalam doa ini pertama-tama Allah diperkenalkan baik sebagai Dia yang mendekatkan diri: ‘Bapa’ dan sebagai Dia yang melampaui kita: ‘yang ada di surga’. Di hadapan Allah kita seperti anak-anak yang bebas dan dikasihi. Kerinduan terbesar kita, permintaan kita yang pertama bukanlah agar Allah mau melayani rencana-rencana kita, melainkan agar kita mau masuk dalam rencana Allah yang besar, ‘datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu’, suatu rencana yang jauh lebih murah hati daripada rencana kita sendiri (Georges Madore, SMM 2002: 21). 2) Doa Salam Maria Pada bagian pertama doa Salam Maria berasal dari Injil Lukas: dua ucapan salam yang disampaikan kepada Maria. Yang pertama oleh Malaikat Gabriel (Luk 1:28) dan yang kedua oleh sepupunya Elisabet (Luk 1:42). Hingga menjelang tahun 600, kedua ayat ini sudah digabungkan dalam misa Minggu Adven ke-4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Namun, baru pada abad ke-12 doa ini menjadi sangat populer. Menjelang abad ke14 nama Yesus ditambah pada ujungnya. Hal ini berarti bahwa selama hampir 500 tahun (dari abad ke-12 sampai abad ke-16) umat mengucapkan doa Salam Maria sebagai berikut : Salam Maria Penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita Dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Bagian kedua doa Salam Maria mula-mula hanya merupakan suatu seruan sebagaimana ditemukan dalam litani para orang kudus : Santa Maria, Bunda Allah, Doakanlah kami. Amin Pada doa Salam Maria ini sedikit demi sedikit menjadi lebih panjang, karena doa ini ditambah dengan permohonan untuk dilindungi pada saat kematian. Pada abad petengahan, manusia itu hidup dalam ketakutan akan maut dan akan pengadilan terakhir. Dokumen tertulis yang mencantumkan bagian kedua doa Salam Maria bermunculan sejak 1483. Kebiasaan ini rupanya tersebar cukup cepat di negara-negara Eropa, sebab pada 1568 Paus Pius V mencantumkannya secara resmi dalam brevir Romawi. (Georges Madore, SMM 2002: 22). 3) Kemuliaan Di dalam Perjanjian Baru kita temukan beberapa rumusan triniter (Mat 28:19; 2 Kor 13:13). Rumusan kemuliaan Kepada Bapa yang dipakai sekarang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 ditetapkan oleh Konsili Vaison pada tahun 529. Namun, baru sejak tahun 1800 rumus Kemuliaan ini muncul dalam doa Rosario. Dalam bukunya tentang Rosario yang hendak dilengkapinya, Montfort rupanya menyebutnya sebagai suatu hal baru yang menggembirakan (Georges Madore, SMM 2002: 23). b. Peristiwa-peristiwa Dari abad ke 11 sampai abad ke 16 ada berbagai bentuk Rosario. Kita bisa membagikannya dalam dua kategori : 1) Sederetan 150 Salam Maria atau 150 Bapa Kami yang saling diulung terusmenerus; 2) Sederetan 150 seruan yang meringkas kehidupan Yesus dan Maria. Pada saat kedua bentuk tersebut digabungkan (pada abad ke 15), Rosario kita dalam bentuk yang sekarang telah lahir! Suatu tahap lain dimulai pada abad ke 16, ketika jumlah peristiwa untuk direnungkan dibatasi dari 150 (satu peristiwa untuk setiap Salam Maria dalam Rosario) menjadi 15 (satu peristiwa untuk setiap puluhan dari Rosario) (Georges Madore, SMM 2002: 23). Dalam berbagai bahasa Eropa peristiwa-peristiwa Rosario disebut “misteri”. Pada abad pertengahan pementasan drama-drama yang dinamakan “misteri” (dari latin: ministerium, tugas, penampilan seseorang “minister”/pelayan) sangat populer. Berbagai adegan Perjanjian Lama dan Baru dipanggungkan. Makanya tidak aneh bila nama yang sama dipakai untuk menunjukkan sederetan adegan Injili yang ditampilkan dalam pendarasan Rosario (Georges Madore, SMM 2002: 24). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 Sudah dikatakan di atas bahwa peristiwa-peristiwa Injil yang disediakan sebagai bahan renungan lama sekali berjumlah 150 (sama seperti 150 Mazmur) dan bahwa kemudian dikurangi menjadi 15, antara lain supaya umat sederhana dapat menghafalnya. Berapa pun jumlahnya, sudah dari dahulu ada berbagai cara untuk menyebutkan peristiwa dalam pendarasan Rosario. Di daerah-daerah tertentu beberapa segi peristiwa itu disebutkan sebelum setiap Salam Maria. Metode ini ditemukan dalam buku yang diterbitkan di Italia pada tahun 1521, kemudian diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Berikut ini suatu contoh yang diambil dari buku tersebut yang memberi bahan untuk merenungkan peristiwa sedih yang kelima, Yesus wafat: Sebutan peristiwa sebelum Bapa Kami Yesus disalibkan untuk kita. Marilah kita merenungkan sengsara dan kematian Yesus, penyelamat kita yang terberkati. Bapa Kami... 1) Dengaan menderita kesakitan besar, Yesus dipaku pada salib. Salam Maria... 2) Yesus di atas salib ditinggikan dan ditempatkan di antara dua penyamun. Salam Maria... 3) Yesus berdoa bagi para algojoNya dan dengan demikian memberi teladan kepada kita. Salam Maria... 4) Yesus menjanjikan Firdaus kepada penjahat yang disalibkan di sebelah kananNya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Salam Maria... 5) Yesus mempercayakan IbuNya kepada Yohanes Pengarang Injil. Salam Maria... 6) Yesus bergantung di kayu salib selama tiga jam; matahari menjadi gelap. Salam Maria... 7) Yesus yang tersalib menderita kehausan, Ia diberi minum empedu dan anngur asam. Salam Maria... 8) Yesus menyatakan bahwa tulisan Kitab Suci yang berbicara tentang Dia telah terpenuhi. Salam Maria... 9) Yesus menghembuskan nafas terakhir; lambungNya ditikam dengan tombak. Salam Maria... 10) Yesus diturunkan dari salib dan dibaringkan di dalam kubur. Salam Maria... Metode lain yang luas tersebar dan yang dipakai selama hampir tiga abad ialah menyisipkan suatu seruan singkat pada akhir bagian pertama Salam Maria; sisipan yang menyusul nama Yesus sebagai penutup bagian ini, dapat berubah atau pada tiap-tiap Salam Maria (sehingga menjadi 150 peristiwa), atau pada setiap puluhan (sehingga menjadi 15 peristiwa). (Georges Madore, SMM 2002: 27). Berikut ini suatu seri sisipan yang diambil dari sebuah doa Rosario yang terdiri dari 63 Salam Maria (untuk menghormati 63 tahun usia Perawan Maria). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Metode ini yang berasal dari sekitar tahun 1600 masih dipakai dalam salah satu desa di pegunungan Alpen : Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita Dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. 1) Yang dibaptis oleh Yohanes 2) Yang di atasNya Roh Kudus turun. 3) Yang oleh Allah Bapa dinyatakan sebagai PutraNya. 4) Yang berpuasa dan berdoa selama 40 hari dan 40 malam. 5) Yang sampai tiga kali digodai setan 6) Yang memilih rasul-rasul dan murid-murid. 7) Yang menerima para pendosa penuh kerahiman. 8) Yang mengerjakan mukjizat-mukjizat besar. 9) Yang menunjuk ke masa depan. 10) Yang sebelum sengsaraNya memasuki Yerusalem secara meriah. Penggunaan sisipan menghilang dalam peredaran waktu. Selanjutnya peristiwa-peristiwa hanya disebutkan sebelum doa Bapa Kami yang bersambung dengan 10 Salam Maria. Inilah metode yang paling luas tersebar sekarang. Namun sejumlah pengarang akhir-akhir ini menganjurkan supaya kembali menggunakan sisipan-sisipan untuk mendukung renungan. Mereka mencari inspirasi antara lain pada Louis-Marie de Montfort, yang menawarkan lima metode untuk berdoa Rosario (Georges Madore, SMM 2002: 28). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 c. Cara Berdoa Rosario Doa Rosario berlandaskan pada dua bagian. Yang pertama adalah kegiatan lahiriah (badani): pendarasan sejumlah Salam Maria. Yang kedua adalah kegiatan batin (rohani): kontemplasi peristiwa-peristiwa hidup Yesus dan Maria. Marilah kita mengamati kedua unsur tersebut lebih dekat. 1) Pendarasan Salam Maria : Berkata-kata untuk menjadi hening dengan lebih baik! Doa Rosario sering dituduh sebagai otomatis, sekedar rutinitas, dan malah sebagai sesuatu yang mendekati takhayul! Juga dikatakan bahwa pengulangan hanyalah menghalangi kontemplasi! Hal tersebut mungkin benar bagi orang-orang tertentu. Rosario hanya merupakan sebuah sarana dan bukan tujuan berdoa. Namun, jauh lebih sering pengulangan membantu kontemplasi. Sebetulnya bila dibiarkan sendiri, roh kita tidak bisa lama berkonsentrasi, tetapi mulai melayanglayang: segala macam gagasan, gambaran dan emosi mulai menyerang. Pengulangan Salam Maria justru mengalangi batin kita berkeliaran. Pengulangan membuat tubuhku melanyani rohku yang ingin bertahan dalam kehadiran Allah: mulutku yang mengeja semua Salam Maria, jari-jariku yang menggilir manikmanik Rosario mengantarkanku untuk selalu kembali mengkontemplasi Tuhan. Itulah sebabnya secara paradoksal bisa dikaitkan bahwa berdoa Rosario senyatanya adalah berkata-kata untuk dapat menjadi hening dengan lebih baik, artinya mengucapkan Salam Maria berulang-ulang supaya dengan lebih baik bisa menghentikan pikiran yang melayang-layang. (Georges Madore, SMM 2002: 30). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 2) Kontemplasi: peristiwa-peristiwa sebagai jendela yang terbuka terhadap Allah! Sesuatu yang indah dengan doa Rosario adalah bahwa suatu kegiatan begitu agung seperti kontemplasi dan hubungan dengan yang Ilahi, suatu aktifitas yang sekilas pandang kelihatan menuntut suatu derajat tinggi kekudusan, tersedia dalam jangkauan orang-orang kecil, orang-orang yang paling miskin, baik secara rohani maupun secara intektual. Seluruh tujuan Rosario, peranan dan penyusunan berbagai unsur lain adalah seperti dikatakan oleh Paus Paulus VI, untuk membantu kita “mengkontemplasikan Kristus melalui pandangan Maria”. Jadi, bukan tujuannya, sambil menggilir manik-manik Rosario kita menganalisa suatu teks Kitab Suci, mencoba memahami isi suatu khotbah atau membuat inventaris segala kebutuhan jasmani atau rohani kita. Tujuannya sangat sederhana: hadir dihadapan Allah, dalam keheningan dan kemiskinan, untuk menerima semuannya dari Dia. Tujuanya ialah membiarkan diri diresapi dengan segala apa yang ada pada Dia, dan khususnya, dengan menggunakan istilah sekolah spiritualitas Berulle, “untuk mempersatukan diri dengan keadaan dan misteri-misteri Kristus” yang direnungkan selama rangkaian Rosario tertentu. Dengan demikian setiap tindakan Kristus yang kita renungkan menjadi semacam jendela yang terbuka kepada Allah. Sebenarnya, sebagaimana sudah dibahas di atas, Yesus di dunia tetap sama dengan Dia yang sudah ada sebelum menjelma menjadi manusia dan tetap sama dengan Dia yang ada sesudah kebangkitanNya. Dengan kata lain, perbuatan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 perkataan Kristus bagaikan jendela-jendela yang terbuka ke arah misteri kekal Allah, ke arah hakikatNya yang terdalam. (Georges Madore, SMM 2002: 30,31). Pada abad yang sama kata ‘Rosarium’ juga berarti bunga rampai, sekumpulan teks-teks yang indah, khususnya berisi pujian-pujian kepada Yesus atau Maria. Maka, tidak mengherankan nama tersebut diberikan kepada kumpulan 150 pujian, kemudian kepada kumpulan 150 peristiwa yang sampai saat itu mengisi “Kitab Mazmur Bunda Maria”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 BAB III PRAKTEK DOA ROSARIO DI KALANGAN MAHASISWA PAK ANGKATAN 2013 Bab III dalam skripsi ini menguraikan beberapa hal berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di Program Studi Pendidikan Agama Katolk Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian dilakukan untuk mencari jawaban dari pertanyaan dan permasalahan dalam skripsi. Secara garis besar, bab III terdiri dari 5 bagian yaitu: situasi umum, persiapan penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan penelitian. Masing-masing bagian akan diuraikan sebagai berikut: A. Situasi Umum Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 1. Latar Belakang Visi Prodi PAK adalah “Prodi PAK sebagai lembaga pendidikan mendidik calon sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat” (https://ippakusd.wordpress.com/profil/, diunduh tanggal 23 Januari 2016, Pukul 11.00 WIB). Rumusan visi di atas mengandung arti bahwa para mahasiswa PAK yang lulus dengan gelar sarjana Pendidikan Agama Katolik sungguh-sungguh memiliki kedalaman hidup rohani dan dapat menghayati panggilannya sebagai katekis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Untuk itu para mahasiswa perlu betul-betul menghayati aspek-aspek keimanannya sebagai seorang Katolik sejati. Adapun misi yang merupakan gambaran menyeluruh agenda yang harus dirumuskan untuk menjadi langkah dalam terwujudnya visi. Misi Prodi PAK sebagai berikut: 1) Mendidik kaum muda menjadi sarjana Pendidikan Agama Katolik yang dapat berprofesi sebagai guru agama Katolik, katekis, dan pengembang karya katekese dalam konteks Gereja Indonesia. 2) Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat. (https://ippakusd.wordpress.com/profil/, diunduh tanggal 23 Januari 2016, Pukul 11.00 WIB). Para mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma adalah mahasiswa yang secara khusus belajar tentang pendidikan Agama Katolik yang dididik untuk menjadi katekis atau guru agama. Para mahasiswa PAK perlu memahami, mengerti, menyadari visi dan misi dari lembaga kekhususan tersebut. Selama belajar di Prodi PAK para mahasiswa mendapatkan pendampingan dari lembaga ini yang meliputi pendampingan akademik, spiritualitas, dan juga kepribadian. Pendampingan ini dimaksudkan untuk membentuk karakter masing-masing mahasiswa agar mampu menemukan jati diri dan menyadari panggilannya sebagai katekis. Selama menjalani proses belajar di Prodi PAK ada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa, di antaranya permasalahan dalam proses perkuliahan, motivasi dalam mengikuti perkuliahan dari semester I hingga semester VIII, yang sering membuat para mahasiswa menjadi jenuh, stress dan pada akhirnya memilih keluar dari prodi PAK karena tidak sanggup. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Permasalahan itu berasal dari berbagai aspek terutama dari aspek lingkungan tempat tinggal, keluarga, maupun ekonomi baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Namun, bagi mahasiswa yang sukses menyelesaikan perkuliahannya sampai mendapatkan gelar sarjana adalah mahasiswa yang mampu memecahkan berbagai permasalahan dengan mencari solusi yang dibutuhkan. Adapun permasalahan lain yaitu hubungan relasi dengan pacar atau teman dekat, dosen serta karyawan, masalah ekonomi keluarga, hingga proses menyelesaikan tugas akhir. Tak jarang ada mahasiswa PAK yang memilih kuliah di prodi ini karena terpaksa dan bukan berdasarkan dengan pilihan sejatinya. Biasanya bagi mereka yang terpaksa karena tuntutan kongregasi, orang tua atau tidak diterima di program studi yang diinginkan dan prodi PAK dijadikan sebagai pelarian. Namun, banyak juga mahasiswa PAK yang benar-benar berminat kuliah di Prodi PAK berdasarkan pilihan hatinya. Para mahasiswa PAK dalam menanggapi panggilan Allah sebagai calon katekis tentu membutuhkan sebuah proses. Tak jarang para mahasiswa PAK masih ragu apakah pilihannya sudah benar atau tidak menjadi seorang katekis. Hal ini sangat dirasakan oleh para mahasiswa yang sudah mengalami secara langsung kehidupan Gereja dan keadaan katekis yang didapatkan selama mengikuti Karya Bakti Paroki (KBP), maupun dari pengetahuan dan pengalaman lain. Hal tersebut juga mempengaruhi mahasiswa menanggapi panggilan sebagai calon katekis. Para mahasiswa PAK sungguh menyadari bahwa panggilan ini berasal dari Allah sendiri. Selama menjalani panggilan tersebut mahasiswa diajak untuk mengenal Kristus, karena sebagai katekis nantinya sudah menjadi tugas untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 mewartakan Kristus di tengah masyarakat. Dan oleh karena prodi PAK merupakan salah satu prodi yang dengan kekhususannya mempelajari ilmu pendidikan agama Katolik, maka sudah selayaknya para mahasiswa juga harus mempelajari, memahami, dan menghayati segala hal yang berkaitan dengan iman Katolik. Salah satunya adalah doa Rosario yang dapat membantu para mahasiswa PAK untuk semakin menghayati imanya seturut teladan iman Bunda Maria sebagai calon katekis. Dengan demikian panggilan menjadi katekis bagi para mahasiswa PAK semakin diteguhkan. B. Persiapan Penelitian Tentang Praktek Doa Rosario di Kalangan Mahasiswa PAK angkatan 2013 1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan pengamatan penulis selama kuliah di prodi PAK, bahwa kegiatan doa Rosario diadakan oleh kampus pada bulan Mei dan Oktober. Kegiatan ini diadakan demi membantu mahasiswa memaknai doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman kepada Bunda Maria dengan demikian iman mereka dapat tumbuh dan berkembang dan dapat menjadi pribadi yang beriman mendalam. Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya iman mereka, para mahasiswa semakin dimampukan mengatasi berbagai kesulitan terutama dalam proses perkuliahan di PAK seperti semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang diberikan para dosen, semakin termotivasi mengikuti kuliah, dan tumbuhnya semangat belajar. Maka dari itu mahasiswa PAK dituntut untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 memaknai doa Rosario tersebut secara lebih mendalam dan bukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban untuk berdoa Rosario. Tumbuh dan berkembangnya iman para mahasiswa PAK tentu tidak sekali jadi, namun perlu proses. Dan terkadang di dalam proses itulah berbagai faktor pendukung dan penghambat pun ditemui. Maka, sebagai seorang mahasiswa PAK yang juga ikut berproses dalam perkuliahan, penulis ingin membantu para mahasiswa PAK untuk menemukan faktor-faktor tersebut melalui penelitian. Apakah tingkat pemahaman para mahasiswa mengenai penghayatan iman Bunda Maria masih sangat kurang ataukah ada faktor-faktor lainnya yang ikut mempengaruhi sehingga nantinya para mahasiswa terbantu untuk memilah dan memilih faktor-faktor mana yang perlu dikembangkan dan faktor-faktor mana yang perlu ditinggalkan atau diperbaiki. Penelitian ini berusaha untuk memperoleh data-data tersebut. Kemudian dari hasil penelitian tersebut penulis mencoba menjawab persoalan-persoalan yang dialami berkaitan dengan harapan para mahasiswa PAK untuk semakin menghayati imannya kepada Bunda Maria. Dengan demikian, mahasiswa PAK semakin mampu memaknai doa Rosario tersebut sebagai sarana pengahayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria, khususnya sebagai seorang calon katekis yang sedang dalam proses studi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 2. Rumusan Masalah Penelitian Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimana pemahaman para mahasiswa PAK mengenai keteladanan iman Bunda Maria? b. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat yang dialami para mahasiswa PAK dalam menghayati keteladanan Bunda Maria? c. Gambaran apa saja yang diharapkan mahasiswa PAK mengenai devosi kepada Bunda Maria demi penghayatan imannya? 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diangkat di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui sejauh mana pemahaman para mahasiswa PAK mengenai keteladanan iman Bunda Maria. b. Menemukan faktor pendukung dan penghambat yang dialami para mahasiswa PAK dalam menghayati iman keteladanan Bunda Maria. c. Mendapat gambaran harapan para mahasiswa PAK mengenai devosi kepada Bunda Maria demi pengahayatan imannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 4. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif yang didukung oleh data-data kuantitatif. Sebab ini bukan data statistik atau sebagainya tetapi dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan gambaran data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2007: 6), yang benar-benar terjadi dan dialami oleh para mahasiswa PAK. Dari hasil penelitian nantinya akan didapat data berupa angka yang dipaparkan dalam bentuk persentase, tetapi ini bukan berarti jenis penelitian kuantitatif. Moleong (1991: 22) mengemukakan bahwa “pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersama apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan paradigma lainya hanya sebagai pelengkap saja”. Berdasarkan uraian di atas maka tidak ada salahnya hasil penelitian nantinya menggunakan data berupa angka dalam bentuk persentase. b. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada awal bulan Februari hingga awal bulan Maret 2016 di Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Jalan Ahmad Jazuli 2, Tromol pos 75, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 c. Responden Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan dan pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2004: 90). Teknik purposive sampling ini ditujukan untuk para mahasiswa PAK. Responden dalam penelitian ini adalah para mahasiswa PAK angkatan 2013 yang berjumlah 37 orang. Penelitian ini mengambil responden sebanyak 20 orang. Pemilihan responden ini dipandang dapat mewakili sekaligus menjadi sumber data karena mereka adalah orang-orang yang sudah mengalami proses studi di PAK dan dianggap mengetahui tentang pengahayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria serta faktor pendukung dan penghambatnya. d. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data. Kuesioner digunakan dengan tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa harus merasa khawatir bila memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan. Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Riduwan, 2004: 71). Berdasakan cara menjawab kuesioner dibedakan menjadi kuesioner terbuka, tertutup dan semi terbuka (Dapiyanta, 2011: 23). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Bentuk kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua bentuk. Bentuk yang pertama tertutup dengan daftar pertanyaannya diajukan kepada responden dalam bentuk pilihan ganda. Kemudian bentuk kedua semi terbuka yakni daftar isiannya atau jawaban sebagian sudah disediakan dan sebagian lagi diserahkan kepada responden. Alasan menggunakan kedua kuesioner ini adalah untuk membatasi persoalan serta mengarahkan pandangan dan kenyakinan responden ke arah persoalan yang dikehendaki peneliti. e. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil kuesioner. Data penelitian diolah penulis dengan cara membuat tabel distribusi frekwensi relatif dengan maksud menghitung jumlah jawaban yang dipilih responden dibagi jumlah total responden yang diteliti, dan dikalikan seratus (Sutrisno Hadi, 1986: 229). Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner semi terbuka dan tertutup adalah: f N f X 100% = Frekwensi atau banyaknya responden yang memilih alternatif jawaban tertentu pada setiap item. N = Jumlah Responden 100 = Bilangan Konstanta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 f. Variabel Penelitian Variabel merupakan segala sesuatu atau faktor-faktor yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya terhadap peristiwa atau gejala yang menjadi sasaran penelitian (Sutrisno Hadi, 1982: 224). Variabel yang akan diungkapan dalam penelitian ini adalah: 1) Identitas responden 2) Tingkat pemahaman akan doa Rosario 3) Pemahaman penghayatan iman Bunda Maria 4) Pelaksanaan kegiatan di kampus dalam rangka penghayatan iman Bunda Maria 5) Faktor pendukung dan penghambat dalam devosi kepada Bunda Maria 6) Harapan mahasiswa PAK mengenai devosi kepada Bunda Maria demi penghayatan imannya. g. Definisi Konseptual 1) Doa Rosario adalah sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang berciri khas Maria tetapi pada intinya mengarah pada Kristosentris, di mana orang dapat menyerahkan beban-bebannya kepada Kristus dan Bundanya yang murah hati. 2) Penghayatan iman Bunda Maria melalui devosi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 h. Definisi Operasional 1) Devosi kepada Bunda Maria sebagai sarana penghayatan iman. 2) Doa Rosario sebagai salah satu bentuk devosi yang meliputi rangkaian doa (Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan) dengan dilengkapi permenungan peristiwa-peristiwa yang menggambarkan dinamika penyelamatan Allah. i. Kisi-kisi Kisi-kisi dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1. Kisi-kisi No Variabel No item Jumlah 1 s/d 2 2 1. Identitas responden 2. Tingkat Rosario doa 3 s/d 6 4 3. Tingkat penghayatan iman Bunda Maria 7 dan 8 2 4. Pelaksanaan kegiatan di kampus dalam rangka penghayatan iman Bunda Maria Faktor pendukung dan penghambat penghayatan iman Bunda Maria 9 s/d 13 5 14 s/d 18 5 19 dan 20 2 5. 6. pemahaman akan Harapan mahasiswa IPPAK untuk meningkatan penghayatan iman Bunda Maria. Jumlah 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 C. Laporan Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya berkaitan dengan Makna Doa Rosario sebagai sarana pnghayatan iman seturut teladan Iman Bunda Maria bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berdasarkan data-data yang diperoleh melalui kuesioner. Data penelitian diolah penulis dengan cara membuat tabel distribusi frekwensi relatif dengan maksud menghitung jumlah jawaban yang dipilih responden dibagi jumlah total responden yang diteliti, dan dikalikan seratus (Sutrisno Hadi, 1986: 229). Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner semi terbuka dan tertutup adalah: f N f= X 100% Frekwensi atau banyaknya responden yang memilih alternatif jawaban tertentu pada setiap item. N= Jumlah Responden 100 = Bilangan Konstanta Berikut ini penulis akan menyajikan data frekwensi jawaban yang diberikan para responden terhadap setiap pertanyaan yang ada pada kuesioner. Dari tabel data yang ada, penulis mencoba menafsirkan dalam bentuk deskripsi untuk mengungkapkan fakta yang diperoleh di lapangan. Namun terlebih dahulu penulis ingin menyampaikan beberapa hal, khususnya pada kuesioner nomor 19 dan 20. Pada item nomer-nomer tersebut, setiap responden boleh memilih lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 dari satu jawaban yang disediakan dalam kuesioner. Sedangkan untuk nomer 1-18 memilih salah satu jawaban yang udah ada. Hasil penelitian dari 20 responden mahasiswa PAK angkatan 2013, seperti pada tabel berikut ini : 1. Identitas Responden Tabel 2. Identitas Responden (N=20) No.Item 1. 2. Pertanyaan Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Usia Sekarang a. Di bawah 25 tahun b. Di atas 25 tahun Jumlah Presentase 7 13 35% 60% 15 5 75% 25% Item 1 adalah jenis kelamin responden. Melihat dari tabel tersebut jumlah responden laki-laki 35 % memiliki selisih angka yang tidak menyolok dengan responden perempuan 60 %. Berdasarkan data yang terungkap, penulis berpendapat bahwa perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan tidak begitu besar. Item 2 adalah usia responden. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden 75 % di bawah 25 tahun. Sedangkan yang lain 25 % itu yang berusia di atas 25 tahun. Melihat data di atas, penulis berpendapat bahwa perbedaan usia mereka sangat menyolok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 2. Tingkat Pemahaman akan Doa Rosario Tabel 4. Tingkat Pemahaman akan Doa Rosario No.Item Pertanyaan Jumlah Persentase (%) 3. 4. 5. 6. Doa Rosario adalah sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang bercorak devosi Maria tetapi pada intinya mengarah pada Kristus. a. Sangat setuju b.Setuju c. Kurang setuju d.Tidak setuju 14 5 1 0 70 % 25 % 5% 0% Tujuan doa Rosario adalah menimba inspirasi untuk hidup, iman makin kuat, iman makin terwujud dalam perbuatan dan hidup makin terfokus pada Tuhan. a. Sangat setuju b.Setuju c. Kurang setuju d.Tidak setuju 11 9 0 0 55 % 45 % 0% 0% Corak doa Rosario meliputi doa renungan, kisah-kisah dari injil dan doa Kristologis. a. Sangat setuju b.Setuju c. Kurang setuju d.Tidak setuju 2 16 2 0 10 % 80 % 10 % 0% Dalam doa Rosario memuat unsurunsur : doa-doanya, peristiwaperistiwanya dan cara berdoa Rosario. a. Sangat setuju b.Setuju c. Kurang setuju d.Tidak setuju 8 12 0 0 40 % 60 % 0% 0% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Pada item 3 ini dibicarakan tentang arti doa Rosario yang dipahami oleh Mahasiswa PAK. Berdasarkan tabel tersebut menyangkut pernyataan bahwa pengertian doa Rosario itu sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang bercorak devosi kepada Maria tetapi pada intinya mengarah pada Kristus, 70 % responden menjawab sangat setuju, 25 % responden menjawab setuju. Sedangkan sisanya 5 % kurang setuju dengan pengertian doa Rosario tersebut. Item 4 mengungkapkan tentang tujuan doa Rosario. tanggapan responden menunjukkan bahwa 55 % responden sangat setuju mengenai bahwa tujuan doa Rosario tersebut ialah menimba inspirasi untuk hidup, iman makin kuat, iman makin terwujud dalam perbuatan dan hidup makin terfokus pada Tuhan. Sedangkan sisanya 45 % responden setuju. Item 5 berbicara tentang corak doa Rosario meliputi doa renungan, kisahkisah dari injil dan doa Kristologis. Dari tabel di atas menunjukan bahwa 10 % responden sangat setuju, 80 % responden setuju dan sisanya 10 % kurang setuju. Pada item 6 mengungkapkan tentang unsur-unsur doa Rosario yang meliputi : doa-doanya, peristiwa-peristiwanya dan cara berdoa Rosario. Tabel di atas menunjukan bahwa 40 % responden sangat setuju. Sedangkan sisanya 60 % responden setuju. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 3. Tingkat Penghayatan Iman Bunda Maria Tabel 5. Tingkat Penghayatan Iman Bunda Maria No. Item Pertanyaan Jumlah Presentase (%) 7. 8. Penghayatan iman Bunda Maria berarti kesetiaan meneladani sikap dan tindakan Bunda Maria setiap hari. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 9 9 2 0 45 % 45 % 10 % 0% Dengan menghayati secara sungguhsungguh iman Bunda Maria mampu menjadikan hidup kita semakin terarah pada Yesus. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 11 9 0 0 55 % 45 % 0% 0% Item 7 berbicara mengenai penghayatan iman Bunda Maria berarti kesetiaan meneladani sikap dan tindakan Bunda Maria setiap hari. Hasil penelitian menunjukan 45 % responden sangat setuju, 45 % responden setuju. Sedangkan 10 % kurang setuju. Item 8 membicarakan tentang dengan menghayati secara sungguh-sungguh iman Bunda Maria mampu menjadikan hidup kita semakin terarah pada Yesus. Hasil penelitian menunjukkan 55% responden sangat setuju. Kemudian 45% sisanya responden menjawab setuju. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 4. Pelaksanaan Penghayatan Iman Bunda Maria Tabel 6. Pelaksanaan Penghayatan Iman Bunda Maria No. Iteam Pertanyaan Jumlah Persentase (%) 9. 10. 11. 12. 13. Apakah anda terlibat dalam kegiatan doa Rosario yang diadakan di kampus? a. Selalu terlibat 1 b. Kadang-kadang terlibat 17 c. Tidak pernah terlibat 2 5% 85 % 10 % Apakah anda mempraktekkan sikap dan tindakan kesetiaan Bunda Maria dalam menghadapi persoalan-persoalan perkuliahan? a. Selalu 2 b. Kadang-kadang 18 c. Tidak selalu 0 10 % 90 % 0% Apakah anda setuju bahwa doa Rosario sangat berpengaruh dalam hidup anda? a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 7 12 1 0 35 % 60 % 5% 0% Apakah anda setuju bahwa dengan berdoa Rosario dapat membantu penghayatan iman? a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 9 10 1 0 45 % 50 % 5% 0% Saya meneladan Bunda Maria dengan menyimpan dan merenungkan dalam hati, masalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 yang terjadi di perkuliahan saya. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju dalam masa 3 14 2 1 15 % 70 % 10 % 5% Item ke 9 mengungkapkan mengenai keterlibatan dalam kegiatan doa Rosario di Kampus. Data yang diperoleh 5 % responden memilih selalu terlibat di dalam kegiatan doa Rosario. 80 % responden memilih kadang-kadang telibat dalam kegiatan doa Rosario. Dan sisanya 10 % responden yang tidak pernah terlibat atau ikut dalam kegiatan doa Rosario yang diadakan di kampus. Item 10 berbicara tentang praktek sikap dan tindakan kesetiaan Bunda Maria dalam menghadapi persoalan-persoalan perkuliahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 % responden memilih untuk selalu. Sedangkan sisanya 90 % responden memilih untuk kadang-kadang saja. Item 11 berbicara tentang setuju kah bahwa doa Rosario sangat berpengaruh dalam hidup anda. Dari data yang diperoleh 35 % responden memilih untuk sangat setuju 60 % responden memilih setuju. Sedangkan sisanya 5 % kurang setuju. Item 12 membicarakan tentang setuju kah bahwa dengan berdoa Rosario dapat membantu penghayatan iman. Tabel di atas menunjukan bahwa 45 % responden sangat setuju, 50 % setuju dan hanya 5 % yang tidak setuju. Item 13 berbicara mengenai teladan Bunda Maria dengan menyimpan dan merenungkan dalam hati, masalah yang terjadi di dalam masa perkuliahan. Hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 penelitian menunjukkan bahwa 15 % responden memilih sangat setuju, 70 % responden memilih setuju, 10 % responden memilih kurang setuju dan sisanya 5 % responden memilih tidak setuju. 5. Faktor Pendukung dan Penghambat Penghayatan Iman Bunda Maria Tabel 7. Faktor Pendukung dan Penghambat Penghayatan iman Bunda Maria No. Item Pertanyaan Jumlah Persentase (%) 14. 15. 16. 17. Niat, semangat, dan pemahaman akan doa Rosario dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 8 11 1 0 40 % 55 % 5% 0% Tempat yang cocok dan suasana yang tenang dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 5 12 3 0 25 % 60 % 15 % 0% Jadwal pelaksanaan doa Rosario dan variasi dalam berdoa Rosario dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 7 9 4 0 35 % 45 % 20 % 0% Rendahnya minat ingin berdoa Rosario dapat menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 18. penghambat. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 6 6 7 1 30 % 30 % 35 % 5% Kesibuk kegiatan perkuliahan dan permasalahan dengan orang lain dapat menghambat pemahaman iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 3 9 5 3 15 % 45 % 25 % 15 % Item 14 mengungkapkan faktor yang mendukung penghayatan iman Bunda Maria. Tabel di atas menunjukkan 40 % responden sangat setuju bahwa niat, semangat, dan pemahaman akan doa Rosario dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria. Sedangkan sisanya sebanyak 55 % responden memilih setuju dan sisanya 5 % responden memilih kurang setuju. Item 15 membicarakan tentang tempat yang cocok dan suasana yang tenang. Dari hasil penelitian terungkap 25 % responden sangat setuju, 60 % responden juga setuju. Sisanya 15 % responden kurang setuju Item 16 berkaitan dengan jadwal pelaksanaan doa Rosario dan variasi dalam berdoa Rosario. Hasil penelitian menunjukkan 35 % responden memilih setuju, 45 % responden memilih setuju dan sisanya 20 % kurang setuju Item 17 mengungkapkan faktor penghambat penghayatan iman. Hasil penelitian menunjukkan 30 % responden sangat setuju bahwa rendahnya minat ingin berdoa Rosario dapat menjadi penghambat. 30 % responden setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Sedangkan 35 % responden kurang setuju bahkan 5 % responden ada yang tidak setuju. Item 18 berbicara mengenai kesibukan kegiatan perkuliahan dan permasalahan dengan orang lain dapat menghambat pemahaman iman Bunda Maria. Dari data yang diperoleh 15 % responden sangat setuju. 45 % responden setuju, sedangkan 25 % responden kurang setuju, sedangkan sisanya 15 % responden tidak setuju 6. Harapan Mahasiswa PAK untuk Mewujudkan Penghayatan Iman Bunda Maria. Tabel 8. Harapan Mahasiswa PAK untuk Mewujudkan Penghayatan Iman Bunda Maria. No. Item Pertanyaan Jumlah Persentase (%) 19. 20. Selain berdoa Rosario, kegiatan dalam bentuk apa yang dapat meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria? a. Ziarah ke Goa Maria b. Novena c. Angelus d. …………….. : - Setia mengikuti perayaan ekaristi - Adorasi - Membantu sesama dan bersyukur - Doa secara pribadi Apa harapan anda agar dapat meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria? 5 8 1 25 % 40 % 5% 1 3 1 5% 15 % 5% 1 5% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 a. Pelaksanaan doa Rosario tidak hanya pada bulan Mei dan Oktober saja. b. Adanya variasi dalam berdoa Rosario seperti adanya bacaan Kitab Suci serta renungan c. Adanya kesungguhan hati para mahasiswa IPPAK dalam berdoa Rosario d. ....................................... : - Supaya saya semakin dekat dengan Bunda Maria - Doa Rosario dapat menggunakan renungan singkat sesuai peristiwa yang di doakan dan memiliki niat untuk berdoa setiap hari - Adanya keterlibatan dalam mengikuti doa Rosario dan merenungkan fiat Maria - Adanya keterlibatan dalam pendalaman lingkungan 3 15 % 7 35 % 5 25 % 1 5% 1 5% 2 10 % 1 5% Item 19 adalah harapan mahasiswa PAK untuk meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria. Hasil penelitian mengungkapkan 25 % responden menyarankan untuk ziarah ke Goa Maria, kemudian 40 % responden menyarankan untuk novena bersama. Kemudian 5 % responden meyarankan untuk berdoa Angelus yang biasa dilakukan di kampus. Selain itu juga ada 5 % responden menyarankan untuk setia mengikuti perayaan ekaristis, 15 % responden menyarankan untuk adorasi bersama di kampus, 5 % responden menyarankan untuk membantu sesama dan bersykur, ada juga 5 % responden menyarankan untuk berdoa secara pribadi. Item 20 adalah harapan untuk meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria. Hasil penelitian mengungkapkan 15 % responden menyarankan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 pelaksanaan doa Rosario tidak hanya dilakukan pada bulan mei dan oktober saja, 35 % responden menyarankan bahwa adanya variasi dalam berdoa Rosario seperti adanya bacaan Kitab Suci serta renungan. 25 % responden menyarankan untuk adanya kesungguhan hati para mahasiswa PAK dalam berdoa Rosario, kemudian ada juga mahasiswa yang berpendapat bahwa 5 % menyarankan supaya saya semakin dekat dengan Bunda Maria. 5 % Ada juga yang berpendapat bahwa doa Rosario dapat menggunakan renungan singkat sesuai peristiwa yang didoakan dan memiliki niat untuk berdoa setia hari. 10 % responden menyarankan perlu adanya keterlibatan dalam mengikuti doa Rosario dan merenungkan Fiat Maria. Selain itu juga 5 % responden menyarankan adanya keterlibatan dalam pendalaman lingkungan. D. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini dipaparkan pembahasan mengenai makna doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman Bunda Maria bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 1. Identitas Responden Responden penelitian jenis kelamin terdiri dari 7 laki-laki dan 13 perempuan. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki, namun tidak terlalu besar perbedaan jumlahnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Sebagian besar mereka berusia di bawah 25 tahun yaitu sebanyak 15 orang dan yang berusia di atas 25 tahun sebanyak 5 orang. Melihat tingkat usia yang ada, dapat dikatakan usia mahasiswa angkatan 2013 tergolong usia muda. Sedangkan lainya tergolong usia produktif. Dari data di atas menunjukkan bahwa responden yang usia yang di bawah 25 tahun lebih banyak daripada usia yang di atas 25 tahun. 2. Tingkat Pemahaman Akan doa Rosario Hasil penelitian terhadap tingkat pemahaman akan doa Rosario menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 14 (70%) menyatakan sangat setuju bahwa pengertian doa Rosario tersebut adalah sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang bercorak devosi Maria tetapi pada intinya mengarah pada Kristus. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar mahasiswa PAK angkatan 2013 menyadari dan memahami bahwa doa Rosario itu sangat perlu bagi perkembangan iman kita sebagai calon katekis. Sebanyak 11 (55 %), lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa tujuan doa Rosario itu adalah menimba insprirasi untuk hidup, iman makin kuat, iman makin terwujud dalam perbuatan dan hidup makin terfokus pada Tuhan. Dalam hal ini, mahasiswa angkatan 2013 juga cukup menyadari dan memahami bahwa dengan kita berdoa Rosario maka hidup kita akan terfokus pada Tuhan sehingga kitapun semakin mantab menjadi calon katekis yang handal. Hampir seluruh responden 16 (80%) menyetujui bahwa corak doa Rosario meliputi doa renungan, kisah-kisah dari injil dan doa Krostologis. Hal tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 menunjukkan bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 memahami bahwa dengan berdoa Rosario kita harus juga dapat merenungkan kisah-kisah dari injil tersebut sehingga kita dapat lebih ambil bagian dalam meneladani sikap Bunda Maria. Sebagian besar responden 12 (60 %) menyatakan setuju bahwa dalam doa Rosario itu memuat unsur-unsur : doa-doanya, peristiwa-peristiwanya dan cara berdoa Rosario. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar mahasiswa PAK angkatan 2013 yang cukup menyadari bahwa dengan kita menyebutkan doadoanya, peristiwanya dan cara kita berdoa Rosario itu sendiri sudah termasuk dalam unsur-unsur tersebut. Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang tingkat pemahaman akan doa Rosario. Pada pokok pembahasan mengenai tingkat pemahaman akan arti doa Rosario menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa PAK angkatan 2013 memahami tentang arti doa Rosario itu sendiri. Mereka setuju dan mengerti bahwa inspirasi untuk hidup, iman makin kuat, iman makin terwujud dalam perbuatan dan hidup makin terfokus pada Tuhan itu merupakan tujuan dari Rosario. Mereka memahami bahwa doa renungan, kisah-kisah dari injil dan doa Kristologis merupakan corak dari doa Rosario. Mereka juga setuju bahwa di dalam doa Rosario memiliki unsur-unsur seperti doa-doanya, peristiwaperistiwanya dan cara berdoa Rosario. Meskipun begitu masih ada beberapa yang menyatakan kurang setuju. Mereka yang menyatakan setuju berarti mereka cukup mengerti dan memahami tingkat pemahaman akan doa Rosario. Bagi mereka yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 menyatakan kurang setuju berarti mereka belum memahami dan mengerti tentang tingkat pemahaman akan doa Rosario 3. Tingkat Penghayatan iman Bunda Maria Hasil penelitian tentang tingkat penghayatan iman Bunda Maria menunjukkan sebanyak 9 (45%) menyatakan sangat setuju demikian juga 9 (45%) menyatakan setuju bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 bahwa penghayatan iman Bunda Maria berarti kesetiaan meneladani sikap dan tindakan Bunda Maria setiap hari. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa PAK 2013 benar-benar menghayati sikap teladan dan keteladanan iman Bunda Maria sehingga mereka juga setia terhadap sikap dan tindakan Bunda Maria setiap hari. Namun juga ada mahasiswa yang kurang setuju bahwa penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria berarti kesetiaan meneladani sikap dan tindakan Bunda Maria setiap hari. Lebih dari separuh responden 11 (55%) memilih sangat setuju apabila dengan menghayati secara sungguh-sungguh iman seturut teladan iman Bunda maria mampu menjadikan hidup kita semakin terarah pada Yesus. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa angkatan 2013 ini mampu mengahayati imannya secara sungguh-sungguh sehingga hidup mereka dapat terarah pada Yesus. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 memahami dan menghayati iman Bunda Maria dengan sungguhsungguh. Selain itu masih ada mahasiswa yang belum sungguh-sungguh menghayati imannya dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 4. Pelaksanaan kegiatan di kampus dalam rangka penghayatan iman Bunda Maria Penelitian terhadap pelaksanaan penghayatan iman Bunda Maria menunjukkan sebanyak 17 (85 %) atau lebih dari separuh responden menyatakan hanya kadang-kadang saja terlibat dalam kegiatan yang diadakan di kampus. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa PAK angakatan 2013 kurang aktif dalam mengikuti kegiatan doa Rosario yang diadakan di kampus. Dalam hal mempraktekkan sikap dan tindakan kesetiaan Bunda Maria dalam menghadapi persoalan-persoalan perkuliah. Hampir seluruh responden 18 (90%) menyatakan hanya kadang-kadang saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 hampir seluruhnya belum menghayati keteladan sikap dan tindakan kesetian Bunda Maria. Namun sebanyak 12 (60 %), lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa doa Rosario itu sangat berpengaruh dalam hidup mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka mengerti dan memahami bahwa doa Rosario itu sangat berpengaruh dalam hidup mereka. Sejumlah 10 (50 %) responden menyatakan setuju bahwa dengan berdoa Rosario dapat membantu pengahyatan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa salah satu untuk membantu penghayatan iman mereka dengan cara berdoa Rosario. Sebanyak 14 (70%) atau lebih dari separuh responden memilih setuju bahwa mahasiswa IPPAK angkatan 2013 meneladani Bunda Maria dengan menyimpan dan merenungkan dalam hati, masalah yang terjadi di dalam masa perkuliahan mereka. Hal tersebut boleh dikatakan bahwa mereka meneladani sikap Bunda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Maria serta mampu merenungkan dalam hati mereka sendiri tentang apa yang terjadi dalam perkuliahan mereka. Dari pernyataan-pernyataan yang diajukan, secara garis besar mahasiswa PAK angkatan 2013 menanggapi hanya kadang-kadang saja terlibat dalam kegiatan doa Rosario yang diadakan di kampus dan diantara mereka banyak juga mahasiswa PAK angkatan 2013 ini yang hanya kadang-kadang saja dalam mempraktekkan sikap dan tindakan kesetiaan Bunda Maria dalam menghadapi persoalan-persoalan perkuliahan. Namun mahasiswa angkatan 2013 ini cukup memahami dan mengerti bahwa doa Rosario itu sangat berpengaruh dalam hidup mereka. Mereka juga mengerti bahwa berdoa Rosario itu sangat membantu penghayatan iman mereka. Mahasiswa PAK angkatan 2013 juga meneladani Bunda Maria dengan menyimpan dan merenungkan dalam hati, masalah yang terjadi di dalam masa perkuliahan mereka.. Meskipun begitu, ada beberapa mahasiswa yang sama sekali belum ambil bagian dalam kegiatan doa Rosario di kampus dan masih ada juga mahasiswa yang belum memahami dan mengerti bahwa dengan berdoa Rosario itu sangat berpengaruh dalam hidupnya. 5. Faktor pendukung dan penghambat penghayatan iman Bunda Maria Hasil penelitian terhadap faktor pendukung dan penghambat penghayatan iman Bunda Maria menunjukkan bahwa : 11 (55%) responden setuju bahwa Niat, semangat, dan pemahaman akan doa Rosario dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 memahami dan menyadari bahwa Niat, semangat, dan pemahaman akan doa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Rosario dapat mendukung penghayatan iman mereka. Sebanyak 12 (60%) responden setuju bahwa tempat yang cocok dan suasana yang tenang dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria tersebut. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 menyadari bahwa tempat yang cocok dan suasana yang tenang dapat mendukung penghayatan iman mereka. Sejumlah 9 (45%) responden menyatakan setuju bahwa jadwal pelaksanaan doa Rosario dan variasi dalam berdoa Rosario dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 memahami dan menyadari bahwa dengan adanya jadwal pelaksanaan doa Rosario dan variasi dalam Rosario dapat mendukung penghayatan iman mereka. Rendahnya minat ingin berdoa Rosario dapat menjadi penghambat dalam menghayati iman, 6 (30%) responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2013 PAK menyadari rendahnya minat ingin berdoa Rosario dapat menjadi penghambat penghayatan iman mereka. Sebanyak 9 (45%) responden setuju bahwa kesibukan kegiatan perkuliahan dan permasalahan dengan orang lain dapat menghambat pemahaman iman seturut teladan iman Bunda Maria. Hal ini dapat dikatakan bahwa mahasiswa PAK angkatan 2013 menyadari bahwa kesibukan kegiatan perkuliahan dan permasalahan dengan orang lain dapat menghambat penghayatan iman mereka. Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel tentang faktor pendukung dan penghambat penghayatan iman Bunda Maria. Dari pernyataan-pernyataan yang diajukan, secara garis besar mahasiswa PAK angkatan 2013 menyadari dan memahami bahwa faktor pendukung dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 penghambat berpengaruh dalam penghayatan iman Bunda Maria. Meskipun begitu masih ada beberapa mahasiswa yang belum memahami dan menyadari bahwa faktor pendukung dan penghambat berpengaruh dalam menghayati iman mereka. 6. Harapan mahasiswa PAK untuk meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria Selain berdoa Rosario, kegiatan yang mendukung penghayatan iman Bunda Maria yang menjadi harapan mahasiswa PAK angkatan 2013 adalah : kegiatan novena sebanyak 8 (40%) responden, ziarah ke Goa Maria sebanyak 5 (25%) responden dan adorasi 3 (15%) responden. Sedangkan yang lainnya menjawab : doa angelus, setia mengikuti perayaan ekaristi, membantu sesama dan bersyukur dan doa secara pribadi. Adapun harapan mahasiswa agar dapat meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria adalah : pelaksanaan doa Rosario lebih ditingkatkan dan tidak hanya pada bulan Mei dan Oktober saja 3 (15%) responden, diadakan variasi dalam berdoa Rosario yang lengkapi dengan bacaan Kitab Suci serta renungan 7 (35%) responden, ditingkatkan kesungguhan hati mahasiswa PAK dalam berdoa Rosario 5 (25%) responden. Harapan yang lainnya yaitu: supaya semakin dekat dengan Bunda Maria, memiliki niat untuk berdoa setiap hari dan adanya keterlibatan dalam mengikuti Rosario. E. Kesimpulan Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian. Pertama, tingkat pemahaman doa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Rosario mahaiswa PAK angkatan 2013 sudah baik, hanya saja masih ada beberapa mahasiswa yang kurang memahami dan mengerti akan doa Rosario. Kedua, mahasiswa PAK angkatan 2013 dapat memahami iman Bunda Maria. Meskipun masih ada mahasiswa yang belum sungguh-sungguh memahami bagaimana meneladan iman bunda Maria. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang spiritualitas Bunda Maria. Ketiga, mahasiswa PAK angkatan 2013, kadang-kadang saja dalam menghayati iman Bunda Maria. Seperti mengikuti kegiatan Rosario, kesetiaan dan ketekunan saat menghadapi persoalan terkait dengan perkuliahan. Keempat, secara keseluruhan mahasiswa PAK angkatan 2013 memahami bahwa faktor pendukung dan penghambat sangat mempengaruhi penghayatan iman Bunda Maria. Kelima, mahasiswa PAK angkatan 2013 memiliki harapan untuk meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria : yaitu novena, ziarah ke goa Maria, doa Rosario secara bervariasi dan pelaksanaannya tidak hanya pada bulan Mei dan Oktober saja, adanya niat dan kesungguhan mahasiswa dalam doa Rosario, serta terlibat aktif dalam mengikuti doa Rosario. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS BAGI MAHASISWA PAK ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA Dalam bab IV ini, penulis membuat usulan program pendalaman iman bagi mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Seiring dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa, belum seluruh mahasiswa PAK khususnya angkatan 2013 mengenal dan meneladani Bunda Maria. Maka, peneliti membuat usulan program dalam bentuk Shared Christian Praxis. A. Katekese dengan Model Shared Christian Praxis Katekese dengan model SCP prosesnya bersifat dialogal dan partisipatif, maksudnya adalah mendorong peserta berdasarkan konfrontasi antara “tradisi” dan “visi” hidup mereka dengan “Tradisi” dan “Visi Kristiani agar baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan mengambil keputusan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah lewat kehidupan manusia yang terlibat dalam dunia. Katekese ini diawali dengan pengalaman hidup peserta yang direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi Kristiani agar muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi demI keterlibatan selanjutnya. Model ini lebih mengarah kepada tindakan peserta untuk menindak lanjuti hari berikutnya (Sumarno, 2011 :14). Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di mana pemahaman doa Rosario mahaiswa PAK angkatan 2013 sudah baik, hanya saja masih ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 beberapa mahasiswa yang kurang memhami dan mengerti akan doa Rosario. Mahasiswa PAK angkatan 2013 dapat memahami iman Bunda Maria. Meskipun masih ada mahasiswa yang belum sungguh-sungguh memahami bagaimana meneladan iman bunda Maria. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang spiritualitas Bunda Maria. Mahasiswa PAK angkatan 2013, kadang-kadang saja dalam menghayati iman seturut teladan iman Bunda Maria. Seperti mengikuti kegiatan Rosario, kesetiaan dan ketekunan saat menghadapi persoalan terkait dengan perkuliahan. Secara keseluruhan mahasiswa PAK angkatan 2013 memahami bahwa faktor pendukung dan penghambat sangat mempengaruhi penghayatan iman Bunda Maria. Mahasiswa PAK angkatan 2013 memiliki harapan untuk meningkatkan penghayatan iman Bunda Maria: yaitu novena, ziarah ke goa Maria, doa Rosario secara bervariasi dan pelaksanaannya tidak hanya pada bulan Mei dan Oktober saja, adanya niat dan kesungguhan mahasiswa dalam doa Rosario, serta terlibat aktif dalam mengikuti doa Rosario. Berdasarkan hasil penelitian di atas, program SCP sangat tepat untuk menjawab permasalahan dan harapan mahasiswa PAK sebagai calon katekis dalam menghayati iman Bunda Maria. Oleh karena itu penulis mengusulkan program Katekese dengan model SCP. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 B. Usulan Program Katekese Umat bagi Mahasiswa PAK Angkatan 2013 dalam menghayati iman Bunda Maria Melalui Peristiwa-Peristiwa Doa Rosario Program katekese ini merupakan satu usulan bagi pelaksanaan katekese umat, dalam upaya meningkatkan semangat mahasiswa PAK berdasarkan Bunda Maria sebagai teladan Iman umat Kristiani, Jika kita ingin mengubah dunia melalui kebaikan, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu menjadi baik adanya dengan cara membina, mengasah suara hati yang merupakan tempat di mana Allah menyapa di kedalaman hidup kita. Allah sebagai pilar, pondasi, dasar, dan pegangan hidup mahasiswa PAK dalam menghayati dan menjalankan tugasnya sebagai calon katekis, dan Bunda Maria sebagai teladan hidup dalam ketajaman menggunakan hati nurani dan mendengarkan kehendak Allah. Kita semua tanpa terkecuali diajak untuk senantiasa mewartakan Injil dalam setiap detik kehidupan kita. Cinta kasih, kebaikan, dan spiritualitas Maria, hendaknya menjadi bagian dalam kehidupan mahasiswa PAK sebagai seorang yang mempersiapkan dirinya sebagai pewarta. Dengan demikian mahasiswa PAK dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik meskipun banyak tantangan yang melemahkan semangatnya. Sebagai calon katekis hendaknya mahasiswa PAK mampu memberi contoh kepada orang muda di sekitarnya yaitu bagaimana dia senantiasa berusaha menghayati doa Rosario melalui peristiwa-peristiwa doa Rosario dan bersikap sebagai seorang Kristiani sejati. Semangat mahasiswa PAK adalah menghidupi setiap peristiwa-peristiwa dalam doa Rosario. Di dalamnya terdapat kisah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 perjalanan hidup Yesus serta kehidupan Bunda Maria yang kerendahan hati, ketaatan dan kepasrahan kepada Allah, hidup doa yang konstan dan mantap, bermati raga-puasa, kemurnian hati, pengorbanan, dan kepercayaan penuh hanya kepada Allah. 1. Tema dan Tujuan Tema umum yang diangkat dalam usulan program ini adalah “Menghayati peristiwa-peristiwa Rosario melalui doa Rosario”. Tujuannya adalah “membantu para mahasiswa PAK angkatan 2013 agar memahami, menghayati setiap peristiwa-peristiwa Rosario dan akhirnya mahasiswa mampu mewujud nyatakan peristiwa-peristiwa Rosario dalam kehidupan sehari-hari”. Tema dalam program ini dibagi dalam 2 kali pertemuan : Tema 1 : Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Kalvari Tujuan : Agara mahasiswa PAK angkatan 2013 lebih menyadari tanggungnya jawabnya sebagai seorang calon katekis dalam memimpin doa Rosario Tema 2 : Yesus di persembahkan dala Bait Allah Tujuan : Agara mahasiswa PAK angkatan 2013 itu lebih percaya diri, semangat dalam memimpin doa Rosario serta menyadari karya Tuhan dalam diri kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 2. Matriks Usulan Program Pendampingan Mahasiswa PAK Tema umum : Menghayati peristiwa-peristiwa Rosario melalui doa Rosario. Tujuan umum : Membantu para mahasiswa PAK angkatan 2013 agar memahami, menghayati setiap peristiwa-peristiwa Rosario dan akhirnya mahasiswa mampu mewujud nyatakan peristiwa-peristiwa Rosario dalam kehidupan sehari-hari. . No 1 Tema Tujuan Tema Metode Sumber Uraian Bahan Materi Sarana Yesus memanggul salib- Agara mahasiswa PAK angkatan Informasi LCD, laptop, - Kitab Nya ke gunung Kalvari teks lagu, Yohanes 19: Yohanes tanggungnya jawabnya sebagai Tanya jawab teks Kitab 16b seorang Suci 2013 lebih calon menyadari Sharing katekis memimpin doa Rosario dalam Refleksi pribadi - Suci - Kitab Suci Madah Bakti - 19: 16b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Uraian No Tema Tujuan Tema Metode Sarana Bahan Materi 2 Yesus di persembahkan Agar mahasiswa PAK angkatan Informasi LCD, laptop, Kitab dala Bait Allah teks lagu, Lukas 2: 34- Lukas semangat dalam memimpi doa Tanya jawab teks Kitab 35 Rosario serta menyadari karya Refleksi Suci 2013 itu lebih percaya Tuhan dalam diri kita. diri, Sharing pribadi Suci- Kitab Suci Madah Bakti 34-35 Video “Tonny Mandes” 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 3. Contoh Satuan Pendamping Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) a. Identitas 1) Tema Pertemuan : Yesus di persembahkan dala Bait Allah 2) Tujuan : Agar mahasiswa PAK angkatan 2013 itu lebih percaya diri, semangat dalam memimpi doa Rosario serta menyadari karya Tuhan dalam diri kita. 3) Peserta : Mahasiswa PAK 4) Tempat : Kampus PAK 5) Waktu : 60-90 menit 6) Metode : Informasi, Sharing, Tanya Jawab, Refleksi 7) Model : SCP (Shared Christian Praxis) 8) Sarana : LCD, laptop, teks lagu, teks Kitab Suci, Video Klip “Tonny Mendes” 9) Sumber bahan : Kitab Suci (Lukas 2: 34-35) dan Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 b. Pemikiran Dasar Sebagai seorang mahasiswa calon katekis terkadang kita kurang menyadari akan karya dan campur tangan Tuhan di dalam hidup kita. Terlihat ketika kita diminta untuk memimpin sebuah doa, kita sering kali menolaknya karena malu, takut, dan bahkan menunjuk orang lain untuk menggantikan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita. Padahal sebagai seorang katekis kita memiliki kemampuan yang telah kita dapatkan selama perkuliahan. Tetapi karena tidak percaya diri itulah, yang menyebabkan kita melupakan kemampuan yang telah diberikan dengan cuma-cuma oleh Tuhan, melainkan menyimpan semua kemampuan kita sebagai alasan untuk menghindar dari tanggung jawab yang diberikan. Dalam Injil Lukas 2:34-35 menggambarkan situasi dimana Bunda Maria dan Yusuf mempersembahkan Yesus dalam Bait Allah. Di dalam Bait Allah Yesus dipersembahkan kepada Simeon, dan pada saat itu Simeon berkata bahwa Yesus telah ditentukan untuk menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang Israel serta kelak pedang akan menembus jiwamu sendiri. Kita diajak oleh Tuhan untuk bersedia mempersembahkan diri kita tanpa batas, apapun kesulitan yang kita alami, serta tidak khawatir dengan kemampuan yang kita miliki melainkan berani mempersembahkan apa yang telah menjadi tanggung jawab kita dan membagikannya kepada sesama sebagai karya keselamatan Allah yang di percayakan bagi kita. Dari pertemuan ini, diharapkan kita bisa lebih bersemangat dan percaya diri dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada kita sebagai seorang calon PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 katekis. Berani mengembangkan kemampuan yang dimiliki tanpa harus merasa malu ataupun takut salah dengan apa yang kita lakukan, karena setiap orang diberikan kemampuan untuk berkarya. Begitu pula dalam memimpin doa Rosario kita bisa menjadi lebih percaya diri, berani mengadalkan Tuhan dalam setiap perjalan hidup kita dan yakin bahwa dengan apa yang kita perbuat semuanya semata karena rencana dari Tuhan. c. Pengembangan Langkah-langkah 1) Pembukaan a) Kata pengantar Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada kesempatan ini kali ini, kita berkumpul bersama-sama untuk membahas tentang bagaimana kita selama ini menerima tanggung jawab yang diberikan kepada kita. Kebanyakan di sekeliling kita atau bahkan mungkin teman-teman yang ada disini pun pernah diminta untuk memimpin doa Rosario baik itu di lingkungan maupun di kamus. Tetapi tidak jarang kita menolaknya dan mengatakan saya tidak bisa memimpin doa Rosario karena saya tidak hapal urutannya, bahkan ada yang menunjuk teman lain yang lebih bisa. Tetapi disini kita juga akan mendengarkan sabda tuhan, dimana Yesus dipersembahkan oleh orang tuanya dalam Bait Allah, orang tua Yesus tidak tahu apa yang akan terjadi kelak pada Putra-Nya. Tetapi mereka percaya bahwa Allah memiliki rencana dalam diri anak-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya yaitu bangsa Israel. Dari semua ini Yesus mau mengajarkan kita agar kita mampu mempersembahkan semua kemampuan yang kita miliki pada penyelenggaraan Tuhan. Dengan terus berlatih untuk bisa tampil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 menjadi orang yang penuh semangat dan percaya diri dalam melaksanakan setiap tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita. b) Lagu pembukaan : Hari Ini Kurasa Bahagia c) Doa pembukaan Allah Bapa yang maha baik, kami bersyukur dan berterima kasih kepadaMu karena penyertaan-Mu kami semua dapat berkumpul di tempat ini untuk bersama-sama mendalami sabda-Mu. Berkatilah kami agar kami dapat membuka hati dan telinga kami untuk mendengarkan sabda-Mu. Kami seringkali mengeluh dan kurang percaya pada-Mu. Maka bukalah hati kami supaya kami mau meneladani sikap Putra-Mu yang tetap taat dan setia mendengarkan SabdaMu dalam mengembangkan diri kami menjadi pribadi yang mampu mengandalkan Engkau dalam setiap peristiwa hidup kami, agar kami semakin percaya diri dan semangat dalam mewartakan kasih-Mu bagi sesama kami. Bapa berkatilah kami hari ini, semoga apa yang kami lakukan dapat berjalan dengan lancar. Doa ini kami sampaikan kehadirat-Mu demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. 2) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta a) Pendamping mengajak peserta untuk melihat video klip “Thoni Mandes” b) Pendamping memberikan waktu kepada umat untuk melihat sekali lagi video yang telah diputarkan c) Pendamping meminta untuk salah satu peserta untuk menceritakan kembali isi dari video tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 d) Pendamping menyampaikan Intisari lagu: e) Pengungkapan Pengalaman : Thony mandes adalah seorang yang cacat sejak lahir ia tidak memiliki tangan. Tetapi tuhan memberikan ia sebuah talenta bagi dirinya, yaitu bermain musik. Dengan segala keterbatasan yang ia miliki, ia berusaha untuk tetap percaya diri dan berlatih dengan menggunakan kakinya ia mampu memainkan gitar. Percaya diri serta semangat yang ia miliki mampu memberikan inspirasi bagi banyak orang yang berada disekelilingnya, membuat mereka selalu ceria dengan lagu-lagu yang dibawaknya. Senyum kebahagiaan selalu terpancar dari wajahnya, ia percaya bahwa Tuhan memberikan semuanya dengan kasih sehingga ia biasa hidup dan berjuang tanpa kedua tangan. f) Peserta diajak untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya dengan tuntunan beberapa pertanyaan : 1. Apa yang Thony Mandes berikan kepada banyak orang dalam video tersebut? 2. Ceritakan apa yang teman-teman persembahkan bagi kampus dan lingkungan dimana teman-teman berada ? g) Arah Rangkuman Teman-teman yang terkasih, kita sudah mendengarkan pendapat dari teman-teman kita yang telah disharingkan pengalamannya. Dari video tersebut jelas bahwa Thony Mandes seorang yang cacat dan tidak mempunyai tangan tetapi ia mempunyai kepercayaan diri dan tidak malu untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 mengembangkan kemampuannya didepan banyak orang. Begitupun kita sebagai mahasiswa yang banyak mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dari yang telah kita pelajari, setidaknya kita sudah memiliki bekal yang bisa kita persembahkan bagi banyak orang sesuai dengan kempuan yang kita miliki. 3) Langkah II: Mendalami pengalaman hidup peserta a) Peserta diajak mereflleksikan sharing pengalaman hidup yang telah diungkapkan pada langkah I dengan panduan pertanyaan sebagai berikut: Apa yang teman-teman lakukan ketika diminta untuk memimpin doa Rosario? b) Pendamping memberikan arah rangkuman singkat atas jawaban-jawaban peserta yang telah diungkapkan, misalnya sebagai berikut: Teman-teman yang terkasih, kita telah mendengarkan jawaban dari teman-teman. Diantara kita terkadang ketika diminta untuk memimpin doa Rosario terdapat keraguan diri sehingga pada waktu memimpin doa Rosario kurang adanya rasa percaya diri. 4) Langkah III: Menggali pengalaman iman Kristiani a) Salah satu peserta dimohon membacakan teks Kitab Suci yang diambil dari Lukas 2: 34-35 b) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil (dapat disesuaikan dengan keadaan) guna keefektifan sharing. c) Peserta diberi waktu secara pribadi merenungkan dan menanggapi bacaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Kitab Suci dalam kelompok dengan bantuan beberapa pertanyaan, yaitu: Ayat-ayat mana yang paling berkesan untuk anda? Apa yang hendak Yesus pesankan kepada kita? Mengapa? d) Peserta diajak untuk sendiri-sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikop sehubungan dengan jawaban atas pertanyaan di atas e) Pendamping memberikan tafsiran dari Injil Lukas 2:34-35 dan menghubungkan dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan. Pada perikop ini perikop ini pesan pada ayat 34 “Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria : sesungguhnya anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan”. Pada ayat ini Tuhan memberikan sebuah tanda. Tanda bukanlah suatu hadiah penyelamatan yang diterima secara fisik, melainkan sesuatu yang harus ditanggapi dengan percaya, karena Allah mau menyelamatkan umat-Nya bukan untuk disembah. Sedangkan perbantahan dapat diungkapkan dengan kata “kontradiksi’’, dua sikap yang saling berlawanan, sikap anti akan menghasilkan kejatuhan manusia, sedangkan sikap pro akan menghasilkan kekuatan baru dan damai. Pada ayat ini mau mengatakan kepada kita bahwa kita adalah suatu tanda yang menjadi perpanjangan tangan Tuhan dan kita harus menanggapi dengan penuh kepercayaan kepada Allah dengan begitu kita akan mendapatkan kekuatan baru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Pada ayat 35 “dikatakan bahwa dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang”. Pada ayat ini pedang diartikan sebagai perpecahan bangsa Israel dalam menghadapi Yesus. Dan Maria akan kena akibatnya, sebab ia bersatu dengan putra-Nya. Ia menderita, sebab menyaksikan perpecahan Israel iman Maria bukan tanpa perjuangan. Pada ayat ini mau mengatakan kepada kita bahwa seberapa besar apapun tantangan yang kita hadapi, kita harus melaluinya dengan terus berjuang tanpa batas sehingga perjuanganan kita tidak akan sia-sia melaikan mebuahkan hasil yang maksimal. 5) Langkah IV: Menemukan Kesadaran Sikap Baru yang mau dijalankan a) Pendamping memulai langkah ini dengan mengajak peserta menerapkan pesan inti Kitab Suci dalam pengalaman, kebutuhan, dan situasi hidup sesuai dengan tema dan tujuan pertemuan, misalnya sebagai berikut: Teman-teman yang terkasih, kita sebagai calon katekis tentu memiliki semangat yang terdapat di dalam diri kita. Sebagai seorang mahasiwa calon katekis kita secara tidak langsung mendapat banyak bekal dari proses perkuliahan yang bisa kita terapkan dalam menanggapi kegiatan yang akan kita lakukan baik itu di lingkugan masyarakat maupun di lingkuan kampus. Dengan bekal yang sudah ada seorang calon katekis tentu mampu mempersembahakan apa yang mereka miliki kepada sesama baik itu dalam memimpin ibadat, doa Rosario. Tentu semua itu membutuhkan proses dan latihan secara terus-menerus dan tidak langsung jadi, membangun semangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 dan percaya diri dalam mempersembahkan apa yang menjadi tanggung jawab sebagai seorang katekis. Sebagai pemula dalam memimpin doa Rosario tentu kita akan merasa takut salah dan grogi tetapi semua itu harus terus kita lakukan sehingga kita menjadi terbiasa dengan tugas yang diberikan kepada kita. Dengan begitu kita tidak lagi menghindar atau melamparkan tanggung jawab kita kepada orang lain agar kita mendapat ketenagan atau kenyamanan karena tidak memimpin doa Rosario. b) Sebagai bahan refleksi untuk semakin menyadari sikap kita dalam usaha kita untuk mendengarkan sabda Yesus dalam mempersembahkan diri kita kepada Tuhan dan dalam suasana yang hening peserta diajak merenungkan hasil renungan langkah I-III dengan panduan pertanyaan berikut: Dalam menjalanin hidup kita yang penuh tantangan terutama di kampus, persembahan apa yang patut kita hidupi dan kita wujudkan supaya dapat menjadi pewarta yang bersemangat dan memiliki percaya diri yang tinggi dalam pelayanan? c) Peserta diberi kesemptan merenungkan pertanyaan tersebut dengan diiringi musik instrumental dari laptop. Setelah itu peserta diberi kesempatan mengungkapkan hasil renungan pribadi. Pada langkah ke IV, pendamping dapat memberikan arahan rangkuman singkat sesuai dengan hasil-hasil renungan pribadi peserta, misalnya: Teman-teman yang terkasih, tadi kita sudah bersama-sama mendengarkan jawaban apa saja sikap yang akan kita ambil dan lakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 dalam mempersembahkan diri kita kepada Tuhan. Dengan kita selalu berdoa kepada Tuhan serta meminta kekuatan ketika sedang dihadapkan pada suatu tantangan dan semua itu perlu proses agar bisa mengatasi setiap pergulatan hidup kita dalam mewartakan karya keselamatan. Teman-teman juga diharapkan dapat mewujudkan sikap yang sudah teman-teman katakan tadi. Saat tanggungjawab diberikan kepada kita semoga kita langsung dapat mengambil sikap seperti yang telah teman-teman katakana tadi. Dengan kita bersabar, berdoa meminta kekuatan dan jalan keluar pada Tuhan, agar pewartaan kita semakin berisi dan bermanfaat bagi banyak orang yang ini berdoa bersama dengan perantaraan Bunda Maria dalam doa Rosario. 6) Langkah V: Mengambil Keputusan Aksi Konkret a) Pengantar Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita telah bersama- sama mendengar, bersharing, serta menggali pengalaman-pengalaman kita mulai dari kita menonton video yang mengisahkan tentang seorang tony mandes yang cacat namun mampu memainkan sebuah gitar dengan menggunakan kakinya dan mampu menginspirasi banyak orang. Kemudian kita juga sudah mendengarkan sabda Tuhan yang mengatakan kepada kita untuk dapat mempersembahkan diri serta kemampuan kita kepada Tuhan dalam sebuah pelayanan kita kepada sesama. Kita tidak perlu merasa minder dan tidak percaya diri akan kemampuan yang kita miliki, karena Tuhan pasti punya jalan untuk mengatasi segala kekuwatiran yang kita hadapi dalam menanggapi tanggung jawab yang nantinya dipercayakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 kepada kita. Tak lupa tadi teman-teman juga sudah mengungkapkan persembahanpersembahan apa saja yang teman-teman hidupi dan lakukan bagi kampus dan lingkungan di mana teman-teman berada. Sekarang marilah kita ungkapkan niat apa saja yang akan kita lakukan untuk mempertanggung jawabkan persembahan yang akan kita lakukan serta menghadapinya di kemudian hari. b) Peserta diajak untuk merefleksikan dan memikirkan niat-niat apa saja yang hendak dilakukan lewat pertanyaan sebagai berikut: Niat apa yang hendak kita lakukan sebagai mahasiswa PAK, khususnya dalam memimpin doa Rosario ? c) Setelah mempuyai jawaban masing-masing, niat-niat pribadi yang sudah ada diungkapkan oleh masing-masing peserta. d) Setelah peserta menyampaikan niat-niatnya tersebut, pendamping mengajak peserta untuk mendiskusikan bersama agar mereka dapat segera mewujudkan niat-niatnya dan memperbaharui sikap dalam menghadapi atau menjalani hidup selama berkuliah di PAK. 7) Penutup a) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, pendamping mengajak peserta untuk membawa segala permohonan peserta ke dalam doa umat b) Kemudian pendamping mengakhiri doa umat tersebut dengan doa Bapa Kami secara bersama. Lalu ditutup dengan doa penutup yang dihubungkan dengan tema dan tujuan pertemuan. c) Doa penutup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyanyang puji dan syukur kami ucapkan karena kami boleh mendengar sabda-Mu dan kami juga sudah mendengarkan pengalaman-pengalaman kami dalam mempertanggung jawabkan tugas yang dipercayakan sebagai seorang calon katekis. Kami sering mengeluh bahkan kami sering lari dari-Mu. Tuhan, Engkaulah sumber teladan bagi kami sehingga Engkau telah memberi kepercayaan diri yang kuat kepada kami. Ajarilah kami agar kami bisa seperti diri-Mu yang selalu dapat bertanggung jawab dan percaya diri dalam menjalankan tugas. Bapa yang baik berkatilah setiap langkah hidup kami dan berkati pula agar kami dapat melaksanakan niat-niat yang telah kami buat, sehingga kami semakin diteguhkan dalam menjalini panggilan kami sebagai calon katekis. Demi Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin d) Sesudah doa penutup, pertemuan diakhiri dengan lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 BAB V PENUTUP Pada bagian akhir dari karya tulis ini yang berjudul “Doa Rosario Sebagai Sarana Penghayataan Iman Bunda Maria Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Katolik Angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” penulis mencoba melihat secara keseluruhan berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan ini, dengan dikuatkan oleh hasil penelitian. Kemudian pada bagian berikutnya berisi saran bagi semua pihak yang terkait dengan penulisan karya tulis ini. A. Kesimpulan Indikator bahwa mahasiswa PAK memiliki penghayatan yang mendalam terhadap doa Rosario sebagai penghayatan iman Bunda Maria, hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap mahasiswa dalam meladan iman Bunda Maria yaitu sebagai pribadi yang mampu menyimpan segala perkara di dalam hatinya, mampu menyerahkan diri pada kehendak Tuhan dan sebagai pendoa. Sebagai mahasiswa PAK mereka mampu menyerahkan diri seutuhnya pada kehendak Tuhan dan tidak hanya mengandalkan diri pada kekuatannya sendiri. Seperti perkataan Bunda Maria “Jadilah padaku menurut perkataamu itu” (Luk 1: 38). Dalam penyerahan diri tersebut mahasiswa diarahkan untuk menjadi pendoa yang baik. Dengan berdoa mahasiswa semakin dekat dengan Tuhan, semakin dirinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 kecil, lemah dan tak pantas dihadapan Tuhan dan menyerahkan dirinya pada kehendak Tuhan. Faktor pendukung dan penghambat penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria menunjukkan bahwa mahasiswa PAK setuju bahwa Niat, semangat, dan pemahaman, tempat yang cocok, suasana yang tenang, jadwal pelaksanaan doa Rosario dan variasi akan doa Rosario dapat mendukung penghayatan iman Bunda Maria. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kalangan mahasiswa PAK dapat mendukung penghayatan iman mereka. Sedangkan rendahnya minat ingin berdoa Rosario, kesibukan kegiatan perkuliahan dan permasalahan dengan orang lain dapat menjadi penghambat dalam menghayati iman. Hal ini menunjukkan bahwa kalangan mahasiswa PAK menyadari rendahnya minat ingin berdoa Rosario dapat menjadi penghambat penghayatan iman mereka. Sehingga cara supaya makna doa Rosario sungguh-sungguh dapat dihayati oleh mahasiswa PAK adalah meningkatkan pemahaman doa Rosario meskipun masih ada beberapa mahasiswa yang kurang memahami dan mengerti akan doa Rosario. Seperti mengikuti kegiatan Rosario, novena, ziarah ke goa Maria, doa Rosario secara bervariasi dan pelaksanaannya tidak hanya pada bulan Mei dan Oktober saja, adanya niat dan kesungguhan mahasiswa dalam doa Rosario, serta terlibat aktif dalam mengikuti doa Rosario dan ketekunan saat menghadapi persoalan terkait dengan perkuliahan. Keseluruhan permasalahan di atas perlu ditanggapi dalam bentuk kegiatan pendalaman iman bagi mahasiswa PAK, maka penulis menawarkan usulan program SCP dengan tema “Menghayati peristiwa-peristiwa Rosario PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 melalui doa Rosario”. Tujuannya adalah “Membantu para mahasiswa PAK angkatan 2013 agar memahami, menghayati setiap peristiwa-peristiwa Rosario dan akhirnya mahasiswa mampu mewujud nyatakan peristiwa-peristiwa Rosario dalam kehidupan sehari-hari”. B. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran sebagai hasil refleksi selama ini dan diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait terkhusus untuk para mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma. Pihak kampus harus menindaklanjuti program yang telah penulis usulkan yaitu katekese model Shared Christian Praxis (SCP). Model Shared Christian Praxis (SCP) dapat memotivasi semangat mahasiswa PAK, agar semakin setia dan kuat dalam menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi terutama selama masa perkuliahan. Sehingga, perlu adanya kerjasama antara pembimbing dengan peserta supaya tercipta komunikasi dengan baik demi memperlancar suasana. Bagi mahasiswa PAK dibantu untuk mampu meneladani sikap teladan Bunda Maria yang tiada henti-hentinya, mau belajar dari teman-temannya, dan mengikuti pendalaman iman atau kegiatan rohani yang berkaitan dengan Bunda Maria baik di kampus maupun gereja. Bagi para pengurus HIMKA untuk membuat jadwal kegiatan doa Rosario dengan berbagai variasi agar mahasiswa PAK sendiri tidak mudah bosen. Selain itu bagi para pemimpin pendalaman iman diharapkan mampu menyiapkan pendalaman iman bagi para mahasiswa PAK yang menarik, sederhana dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 terkesan, sehingga mencapai sasaran demi meningkatkan kekuatan mahasiswa PAK lewat teladan Bunda Maria. Bagi para dosen PAK diharapkan untuk terlibat dalam kegiatan doa Rosario bersama mahasiswa yang diadakan di kampus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 DAFTAR PUSTAKA Asossiasi Teologi Indonesia (2002). Dinamika Hidup Beriman. Yogyakarta: Kanisius. Bapa Suci Yohanes Paulus II, Paus (2011). Rosarium Virginis Mariae (Rosario Perawan Maria). (Ernes Mariyanto, penerjemah). Jakarta: Departemen dokumentasi dan penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. ---------------------------------------, Paus (2008). Marialis Cultus. (R.P Piet Go, O.Carm, penerjemah). Jakarta: Departemen dokumentasi dan penerangan Konferensi Waligereja Indonesia. Daia, Willem Pr (2000). Rosario Sejarah dan Materi Kuasanya. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Darminta, J (1995). Mistik, Devosi, dan Hidup Rohani : seri Spiritualitas Kristen. Yogyakarta : Kanisisus. Darminta, J. (2001). Dinamika Dasar Hidup Rohani. Pengantar Kerohanian dan Kebatinan Kristiani. Pusat Spiritualita Girisonta (Diktat Kuliah). Eddy Kristiyanto, A, OFM (1987). Maria dalam Gereja. Yogyakarta: Kanisius Groenen.C. (1988). Mariologi Teologi dan Devosi. Yogyakarta: Kanisius Hardjana, A.M. (1993). Penghayatan Agama: yang otentik dan tidak otentik. Yogyakarta: Kanisius. J.G.S.S Thomson. Ensiklopedia Aklkitab Masa Kini jilid I A-L 1992. KWI. (1996). Iman Katolik. Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Labu Norbert, Pr (2011). Maria Penuh Rahmat, Renungan Ibadat Rosario Suci, Yogyakarta: LiPuGra. Madore Georges, SMM (2002). Doa Rosario: Menatap untuk menjadi Serupa. Jakarta. Obor Moleong (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. ____________. (2007). Dasar Penelitian Kualitatif. Perbedaan Antara Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Seri Pastoral no 393), Yogyakarta: Puspas. Rex Pai, A, SJ (2003). Harta Karun Dalam Doa. Yogyakarta: Kanisius Riduwan, Dr. MBA. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Staaf Dosen (2010). Panduan Program Studi IPPAK. Yogyakarta Sumarno Ds, M, Drs., MA., SJ. (2014). “Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki”. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki bagi semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Xavier Leon – Dufour (1990). Ensiklopedi Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran no.1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran no.2 Pengantar Salam damai Kristus, Teman-teman mahasiswa IPPAK yang terkasih dalam Kristus, pada kesempatan ini perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengalaman anda. Keterbukaan dan kejujuran anda sangat penting dan sungguh diharapkan dan dijamin kerahasiaan kuesioner ini. Atas kerjasama anda, saya ucapkan terimakasih. Tuhan memberkati. Petunjuk pengisian kuesioner: 1. 2. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal di bawah ini. Untuk nomor 1-18 silakan pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan dan apa yang anda alami dengan memberi tanda silang ( X ) pada jawaban tersebut. Contoh: 2. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan 3. Untuk nomor 19 dan 20, anda dapat memilih lebih dari satu jawaban ( bisa 2, 3, atau semuanya ). Dan seandainya jawaban yang anda inginkan tidak terdapat dalam alternatif jawaban yang telah tersedia, silahkan anda mengisi sendiri pada alternatif jawaban yang ada titik-titiknya. Contoh: 3. Selain berdoa Rosario, kegiatan dalam bentuk apa yang dapat meningkatkan penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria? a. Ziarah ke Goa Maria b. Novena c. Angelus d. ................................... (jawaban ditulis di sini) ===============Selamat Mengerjakan================= (2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INSTRUMEN PENELITIAN DOA ROSARIO SEBAGAI SARANA PENGHAYATAN IMAN BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Identitas Responden 1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia sekarang a. Di bawah 25 tahun b. Di atas 25 tahun Tingkat Pemahaman Akan doa Rosario 3. Doa Rosario adalah sebuah sarana doa yang sederhana dan sangat mendalam yang bercorak devosi Maria tetapi pada intinya mengarah pada Kristus. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 4. Tujuan doa Rosario adalah menimba inspirasi untuk hidup, iman makin kuat, iman makin terwujud dalam perbuatan dan hidup makin terfokus pada Tuhan. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju (3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Corak doa Rosario meliputi doa renungan, kisah-kisah dari injil dan doa Kristologis. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 6. Dalam doa Rosario memuat unsur-unsur : doa-doanya, peristiwa-peristiwanya dan cara berdoa Rosario. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju Tingkat penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria 7. Penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria berarti kesetiaan meneladani sikap dan tindakan Bunda Maria setiap hari. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 8. Dengan menghayati secara sungguh-sungguh iman seturut teladan iman Bunda Maria mampu menjadikan hidup kita semakin terarah pada Yesus. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju (4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pelaksanaan penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria 9. Apakah anda terlibat dalam kegiatan doa Rosario yang diadakan di kampus? a. Selalu terlibat b. Kadang-kadang terlibat c. Tidak pernah terlibat 10. Apakah anda mempraktekkan sikap dan tindakan kesetiaan Bunda Maria dalam menghadapi persoalan-persoalan perkuliahan? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak selalu 11. Apakah anda setuju bahwa doa Rosario sangat berpengaruh dalam hidup anda? a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 12. Apakah anda setuju bahwa dengan berdoa Rosario dapat membantu penghayatan iman? a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 13. Saya meneladan Bunda Maria dengan menyimpan dan merenungkan dalam hati, masalah yang terjadi di dalam masa perkuliahan saya. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju (5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Faktor pendukung dan penghambat penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria. 14. Niat, semangat, dan pemahaman akan doa Rosario dapat mendukung penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 15. Tempat yang cocok dan suasana yang tenang dapat mendukung penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 16. Jadwal pelaksanaan doa Rosario dan variasi dalam berdoa Rosario dapat mendukung penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 17. Rendahnya minat ingin berdoa Rosario dapat menjadi penghambat. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju 18. Kesibuk kegiatan perkuliahan dan permasalahan dengan orang lain dapat menghambat pemahaman iman seturut teladan iman Bunda Maria. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju (6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Harapan mahasiswa IPPAK untuk meningkatkan penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria. 19. Selain berdoa Rosario, kegiatan dalam bentuk apa yang dapat meningkatkan penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria? a. Ziarah ke Goa Maria b. Novena c. Angelus d. ...................................... 20. Apa harapan anda agar dapat meningkatkan penghayatan iman seturut teladan iman Bunda Maria? a. Pelaksanaan doa Rosario tidak hanya pada bulan Mei dan Oktober saja. b. Adanya variasi dalam berdoa Rosario seperti adanya bacaan Kitab Suci serta renungan c. Adanya kesungguhan hati para mahasiswa IPPAK dalam berdoa Rosario d. .............................................................................................. (7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran no.3 HARI INI KU RASA BAHAGIA Hari ini kurasa bahagia berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita Tanpa memandang diantara kita Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau sahabatku, kau saudaraku Tiada yang dapat memisahkan kita 2x DALAM YESUS KITA BERSAUDARA (Kalimat “kita bersaudara” boleh diganti dengan kata “ada cinta kasih, saling melayani”) Dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara Sekarang dan selamanya Dalam Yesus kita bersaudara (8)