BOKS 3 Progress Report Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Provinsi Bengkulu Tahun 2012 Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dilatarbelakangi oleh semangat untuk melakukan trasnformasi ekonomi agar Indonisia dapat menghadapi tantangan pembangunan dengan memanfaatkan berbagai keunggulan dan potensi yang dimiliki. MP3EI ditujukan sebagai langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun secara berkelanjutan. Gambar 1. Kerangka Desai MP3EI Visi Indonesia • Mewujudkan masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, adil dan makmur 2025 Inisiatif Strategis • Mendorong realisasi investasi skala besar di 22 kegiatan ekoomi utama • Sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil • Pengembangan center of excellence di setiap koridor ekonomi MP3EI Strategi Utama • Pengembangan potensi ekonomi melalui Koridor Ekonomi (KE) • Penguatan Konektivitas Nasional • Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK NAsional Mp3EI Dalam MP3EI, wilayah Indonesia dibagi menjadi enam (6) koridor ekonomi yang masing-masing menonjolkan potensi serta keunggulan wilayah. Koridor Ekonomi (KE) tersebut yaitu : KE Sumatera, KE Jawa, KE Kalimantan, KE Sulawesi-Maluku Utara, KE Bali-Nusa Tenggara, dan KE Papua-Maluku. KE Sumatera dikembangkan dan difungsikan sebagai sentra produksi dan pengolaan hasil bumi dan lumbung energi nasional dengan nilai investasi sebesar Rp714 triliun. KE Sumatera terdiri dari tujuh (7) hub yaitu Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Serang, dan Jakarta. Proyek besar di KE Sumatera antara lain yaitu : pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung, pengembangan dan rehabilitasi kawasan peruntukkan industri Sei Mangke, pengembangan pelabuhan Dumai, pemantapan pelabuhan Batam, pengembangan dan rehabilitasi kawasan peruntukkan pertambangan minyak dan gas bumi, serta pengembangan jaringan bebas hambatan antar kota dan jembatan Selat Sunda. Sektor dan fokus strategi bagi KE Sumatera yaitu : 1. Minyak Kelapa Sawit/CPO: Fokus pada industri hulu melalui peningkatan panen dan konversi mature plantation. 2. Karet : Meningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir 3. Batubara : Meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api. Provinsi Bengkulu perlu memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan KE Sumatera untuk mengakselerasi pertumbuhan daerah. Beberapa tahapan MP3EI yang telah dilaksanakan Provinsi Bengkulu : 1. Agenda Kerja Bappeda Provinsi Bengkulu Dalam Mendukung Program MP3EI yaitu : a. Pembentukan Tim Pengarah Dan Kelompok Kerja MP3EI Provinsi Bengkulu, Keputusan Gubernur Bengkulu No. G.176.XXVII Tahun 2011 Tanggal 22 November 2011 a. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pembahasan Program MP3EI, Hotel Putri Gading, 24 November 2011 b. Pelaksanaan Rapat Evaluasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi, Hotel Santika, 21 Desember 2011 2. Tahapan RAKORGUB Se-wilayah Sumatera: Teluk Gelam, Kabupaten OKI tanggal 31 Mei s/d 2 Juni 2012 yang menghasilkan kesepakatan agenda percepatan pelaksanaan MP3EI KE Sumatera : Meningkatkan kapasitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Balai Latihan Kerja (BLK) dalam rangka penyediaan kebutuhan tenaga kerja terampil; Masing-masing provinsi melakukan inovasi teknologi khususnya terhadap produksi unggulan; Meminta ketegasan Pemerintah dalam regulasi MP3EI, terkait ekspor bahan baku dan aktivitas investasi asing Meminta konsistensi dan komitmen Pemerintah terhadap deregulasi yang menjadi debottlenecking implementasi MP3EI di daerah. Masing-masing provinsi mengusulkan kegiatan yang masuk dalam MP3EI (revisi Perpres 32 Tahun 2011) yang akan disampaikan melalui surat bersama. Provinsi Bengkulu bersama Provinsi Sumatera Barat yang berada di wilayah barat memiliki keterbatasan aksesbilitas sehingga terjadi kesenjangan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah timur pulau sumatera. Oleh karena itu diperlukan rencana aksi pembangunan ekonomi sub koridor Provinsi Bengkulu yang terintegrasi dengan MP3EI agar Provinsi Bengkulu dapat meminimalisir keterbatasan yang ada. Adapun usulan program pembangunan tersebut yaitu : 1. Pembangunan dan Peningkatan Jalan Akses Utama arteri primer untuk meningkatkan akses kawasan andalan Bengkulu Interkoneksi Sistem Jaringan Jalan Nasional. 2. Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau Baai Sebagai Pelabuhan Utama di Wilayah Barat Sumatera (Pelabuhan Internasional) dan Pemetaan Pembangunan Pelabuhan Pusat Pendaratan Kapal Evakuasi kondisi terakhir Pelabuhan Pulau Baai 10 MLWS. 3. Percepatan Pengembangan dan Perpanjangan Landasan Pacu Bandara Fatmawati Soekarno pengembangan Fasilitas Bandara dari (Run Way) 2250 m menjadi 3000 m serta Fatmawati Soekarno menjadi Bandara International dan Bandara Evakuasi. 4. Pembangunan Rel Kereta Api Pulau Baai-Kota Padang Rejang dan Kereta Khusus Batubara Linau-Tanjung Enim (Koneksi Sumatera Rail Way) telah dimasukkan dalam RT/RWN dan RT/RW Provinsi Bengkulu dan masuk dalam Program Hasil Review Program Sumatera rail Way 2011. 5. Program Mitigasi dan Evakuasi Bencana. Sumber : Bappeda Provinsi Bengkulu