SINDROMA DISPEPSIA Apa itu Sindroma Dispepsia?? Dispepsia merupakan suatu kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak nyaman/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan, yang sering dirasakan seperti perasaan penuh setelah makan atau rasa cepat kenyang atau rasa terbakar di perut. Sindroma dispepsia ini biasanya diderita sudah beberapa minggu atau bulan, yang sifatnya hilang timbul atau terus-menerus. Karena banyaknya penyebab yang menimbulkan kumpulan gejala tersebut, maka sindroma dispepsia dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Dispepsia Organik Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, sering pada usia lebih dari 40 tahun. Istilah dispepsia organik baru dapat dipakai bila penyebabnya sudah jelas. Yang dapat digolongkan dispepsia organik adalah: Dispepsia tukak Keluhan penderita yang sering diajukan ialah rasa nyeri di ulu hati. Berkurang atau bertambahnya rasa nyeri ada hubungannya dengan makanan, pada tengah sering terbangun karena nyeri atau pedih di ulu hati. Hanya dengan pemeriksaan endoskopi dan radiologi dapat menentukan adanya tukak di lambung atau di duodenom. Info sehat bulan Oktober 2013 Page 1 Dispepsia bukan tukak Mempunyai keluhan yang mirip dengan dispepsia tukak. Biasa ditemukan pada gastritis, duodenitis, tetapi pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan tanda-tanda tukak. Refluks gastroesofageal Gejala yang klasik dari refluks gastroesofageal, yaitu rasa panas di dada dan regurgitasi masam, terutama setelah makan. Penyakit saluran empedu Rasa nyeri dimulai dari perut kanan atas atau di ulu hati yang menjalar ke punggung dan bahu kanan. Karsinoma Karsinoma lambung, kolon, dan pankreas sering menimbulkan keluhan sindroma dispepsia. Keluhan sering berupa rasa nyeri di perut, keluhan bertambah berkaitan dengan makanan, anoreksia, berat badan menurun. Pankreatitis Rasa nyeri timbulnya mendadak, menjalar ke punggung. Perut dirasa makin tegang dan kembung. Di samping itu, keluhan lain dari sindroma dispepsia juga ada. Dispepsia pada sindroma malabsorbsi Pada penderita ini di samping mempunyai keluhan nyeri perut, mual, muntah, kembung, keluhan utama lainnya yang mencolok ialah timbulnya diare profus yang berlendir. Dispepsia akibat obat-obatan Obat yang dapat menimbulkan dispepsia adalah golongan NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs), teofilin, digitalis, antibiotik oral (terutama ampisilin dan eritromisin), dan lain-lain. Penyakit metabolisme Diabetes mellitus dengan neuropati sering timbul komplikasi pengosongan lambung yang lambat, sehingga timbul keluhan mual, muntah, dan perasaan lekas kenyang. Info sehat bulan Oktober 2013 Page 2 Hipertiroid mungkin menimbulkan keluhan rasa nyeri di perut dan muntah, sedangkan hipotiroidi menyebabkan timbulnya hipomotilitas lambung, Hiperparatiroidi mungkin disertai rasa nyeri di perut, mual, muntah, dan anoreksia. Penyakit lain Penyakit jantung iskemik sering memberikan keluhan perut kembung dan perasaan lekas kenyang. Penderita infark miokard dinding inferior juga sering memberikan keluhan rasa perut di atas, mual, muntah, dan kembung. Kadang-kadang penderita angina mempunyai keluhan menyerupai refluks gastroesofaeal. Penyakit vaskular kolagen, terutama pada skleroderma di lambung atau usus halus akan sering memberikan keluhan sindroma dispepsia. Rasa nyeri perut sering ditemukan pada penderita SLE terutama yang banyak makan kortikosteroid. 2. Dispepsia Fungsional Dispepsia fungsional atau dispepsia non-organik merupakan dispepsia yang tidak ada keluhan kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran cerna. Dispepsia fungsional dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Dispepsia mirip ulkus (luka/ tukak). Gejala utamanya adalah nyeri pada ulu hati. b. Dispepsia mirip dismotilitas. Gejala utamanya adalah kembung, mual, dan cepat sekali merasa kenyang. c. Dispepsia non spesifik, gejala utamanya tidak jelas masuk ke dalam kelompok pertama dan kedua. Sampai sekarang terjadinya dyspepsia belum diketahui jelas. Ada berbagai pendapat mengenai penyebab dyspepsia. Berbagai hal yang dianggap sebagai penyebab dyspepsia misalnya adalah : - asam lambung - keradangan - gangguan motilitas - alkohol - rokok Info sehat bulan Oktober 2013 Page 3 - obat yang merangsang - makanan yang pedas - kecemasan atau depresi Proses Terjadinya Dispepsia Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau jika produksi asam lambung berlebih karena terangsang sehingga jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah zat yang dicerna akan menyebabkan luka pada permukaan lambung. Gejala Dispepsia Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Info sehat bulan Oktober 2013 Page 4 Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung). Perlukaan yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung sehingga menyebabkan lambung menjadi bolong dan akhirnya terjadi perdarahan dan kanker lambung. Pencegahan 1. Makan dengan porsi kecil tapi sering contoh: biscuit, roti 2. Menghindari alkohol dan kopi 3. Menghindari makanan yang merangsang lambung contoh : cabe, cuka, sambal, ketan danlain-lain. 4. Hindari Rokok 5. Makan teratur sesuai dan tepat waktu 6. Istirahat cukup 7. Menghindari stress 8. Minum obat bila maag kambuh, bila harus minum obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung. Info sehat bulan Oktober 2013 Page 5 Penatalaksanaan Medik Penatalaksanaan non farmakologis 1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung 2. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obatobatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres 3. Atur pola makan Penatalaksanaan farmakologis yaitu: Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo. Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah) Test Diagnostik Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain. a. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal. b. Radiologis Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda. c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi) Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik. Info sehat bulan Oktober 2013 Page 6 d. USG (ultrasonografi) Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan e. Waktu Pengosongan Lambung Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus. Info sehat bulan Oktober 2013 Page 7