THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DARI KOMBINASI IKAN GABUS (Channa striata) DAN EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI KARAGINAN Muhtadi1) dan Lita Windy Ariyati Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Surakarta 57102 1) Email : [email protected] Abstrak Inflamasi merupakan respon ketahanan tubuh terhadap kerusakan jaringan dan infeksi. Penggunaan obat antiinflamasi baik golongan steroid maupun nonsteroid memiliki efek samping yang cukup signifikan, seperti tukak lambung, anemia, atropi otot, dan menurunkan imunitas terhadap infeksi. Pengembangan dan pemanfaatan bahan obat alami untuk pengobatan inflamasi sangat menarik untuk diteliti, seperti ikan gabus dan buah Pare. Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan air tawar yang mengandung albumin, asam amino glisin, dan poli asam lemak tak jenuh yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Pare (Momordica charantia L) merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, saponin dan polifenol yang mempunyai aktivitas antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi kombinasi ekstrak ikan gabus dan buah Pare pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan karaginan 2%. Pada penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan, kelompok I sebagai kontrol negatif, kelompok II sebagai kontrol positif, kelompok III diberi perlakuan ekstrak tunggal ikan gabus 150 mg/kgBB, kelompok IV perlakuan dengan ekstrak tunggal etanol buah pare 150 mg/kgBB, dan kelompok V diberi perlakuan dengan kombinasi ekstrak (1:1). Perlakuan kontrol negatif, kontrol positif dan ekstrak diberikan secara per-oral 30 menit sebelum induksi karaginan 2% dengan volume 0,2 mL. Pengukuran volume udem telapak kaki tikus dilakukan setiap jam selama 6 jam setelah induksi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak ikan Gabus-Pare memiliki persen daya antiinflamasi sebesar 43,17±7,09 %. Efek antiiinflamasi kombinasi ekstrak ikan Gabus-Pare lebih kuat dibandingkan ekstrak tunggal ikan Gabus, Pare dan kontrol positif, dengan nilai %DAI masing-masing sebesar 43,17±7,09; 34,21± 8,28; 39,68±7,06 dan 38,95±6,37%. Kata kunci: Kombinasi ekstrak, Channa striata, Momordica charantia L, antiinflamasi, karaginan. THE 5TH URECOL PROCEEDING 50 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING PENDAHULUAN Inflamasi merupakan wujud mekanisme dari pertahanan tubuh terhadap kerusakan jaringan, adanya infeksi karena kerusakan jaringan, serta proses promosi penyembuhan. Inflamasi dapat disebabkan oleh mikroorganisme, zat kimia, trauma mekanik, dan pengaruh fisika (Corwin, 2008). Inflamasi ditandai dengan pembengkakan, nyeri, panas, kemerahan, serta hilangnya fungsi tubuh. Contoh penyakit yang berkaitan dengan inflamasi seperti alergi, asma, rhinitis, osteoarthritis, dan sebagainya (McCance & Huether, 2006). Obat antiinflamasi yang umum digunakan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu antiinflamasi golongan steroid dan antiinflamasi golongan nonsteroid (NSAID). Kedua golongan obat ini mempunyai berbagai efek samping antara lain dapat menyebabkan anemia, tukak lambung, serta gangguan fungsi ginjal (Dugowson and Gnanashanmugam, 2006). Saat ini penggunaan bahan alam sebagai pengobatan alternatif kian meningkat, masyarakat lebih suka menggunakan pengobatan tradisional dengan bahan-bahan alam karena bahan mudah diperoleh, lebih aman, memilik efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat sintetik (Djunarko et.al, 2016). Terdapat beberapa obat-obatan yang berasal dari bahan alam baik dari tumbuhan (nabati) maupun hewan (hewani) yang telah dimanfaatkan untuk pengobatan inflamasi. Pare (Momordica charantia L) merupakan sayuran yang umum di Asia yang dilaporkan mempunyai aktivitas antiinflamasi. Menurut Chao dkk. (2014), Pare dapat mengurangi indikator atau penanda peradangan biokimia dan proinflamasi sitokin dalam tubuh, sehingga meningkatkan respon inflamasi pada tikus dengan sepsis. Berdasarkan penelitian Agarwal dan Kamal (2007), buah Pare mengandung senyawa luteolin, kaemferol, dan kuersetin. Kaemferol dalam buah Pare mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan menghambat produksi TNF-α, sedangkan kuersetin dapat menghambat COX-2 dan 5LOX (Rathee et al., 2009). Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang dapat ditemukan di perairan Indonesia. THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta Ikan gabus juga dilaporkan mempunyai aktivitas antiinflamasi. Menurut Mustafa dkk. (2012), kandungan terbesar dalam ikan gabus yaitu albumin. Menurut Shafri dan Manan (2012), ekstrak Channa striata memiliki efek antiinflamasi pada peradangan akut dan kronis. Ekstrak Channa striata dapat mengobati penyakit dengan komponen inflamasi dari osteoarthritis. Pemberian ekstrak ikan gabus dapat menjadi agen antiinflamasi pada tikus osteoarthritis yaitu melalui penghambatan prostaglandin (PGE2) (Al-Saffar et al. 2011). Ekstrak buah pare dan ikan gabus memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mekanisme yang berbeda. Buah pare mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan cara menghambat TNF-α, 5-LOX, COX-2 sedangkan ikan gabus dapat menghambat PGE2 dan NF-kβ. Kombinasi ekstrak etanol buah pare dan serbuk ikan gabus diharapkan dapat meningkatkan efek antiinflamasi dalam penurunan volume udem dibandingkan ekstrak tunggal karena mempunyai mekanisme yang berbeda. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu pletismometer, spuit injeksi, jarum suntik oral, timbangan analitik, timbangan hewan uji, alat-alat gelas, rotary evaporator, waterbath, bejana maserasi. Dan bahan yang digunakan yaitu serbuk ikan gabus (Channa striata) produksi CV. Jadied Herbal Solo, Simplisia buah pare (Momordica charantia L), etanol 70%, tablet natrium diklofenak produksi PT. First Medifarma, CMC 0,5%, karagenan 2% (Sigma Chemical Co.), NaCl 0,9% (Otsuka) dan akuades. Pembuatan Ekstrak Etano Buah Pare Pembuatan ekstrak etanol buah pare dilakukan dengan metode maserasi. Dimana buah pare yang sudah kering sejumlah 1 kg digiling. Serbuk buah pare di maserasi dengan pelarut etanol 70% sebanyak 7,5 L selama 24 jam dan sesekali diaduk kemudian disaring dengan kain saring dan dimaserasi kembali dengan pelarut etanol 70% sebanyak 2,5 L sampai diperoleh maserat yang jernih. Filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator. 51 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 Selanjutnya ekstrak kental etanol buah pare dikeringkan diatas penangas air dengan suhu 600C sampai solven tidak tersisa. 2. Diukur volume awal telapak kaki dengan pletismometer. 3. Masing-masing kelompok perlakuan diberikan perlakuan sebagai berikut: a. Kelompok I : Kelompok kontrol negatif diberi larutan CMC. b. Kelompok II : Kelompok kontrol positif diberi suspensi natrium diklofenak 4,5 mg/kgBB dalam larutan CMC 0,5%. c. Kelompok III : Kelompok pembanding diberi serbuk ikan gabus dengan dosis 150 mg/KgBB d. Kelompok IV : Kelompok pembanding diberi ekstrak etanol buah pare sebanyak 150 mg/KgBB e. Kelompok V : Kelompok uji diberi kombinasi ekstrak dengan perbandingan 1:1 4. Setelah beberapa menit (sesuai waktu pada hasil uji pendahuluan), telapak kaki tikus diinduksi suspensi karagenan 2% secara subplantar. 5. Diukur volume telapak kaki tikus dengan pletismometer pada jam ke0,1,2,3,4,5,dan 6 setelah diinduksi suspensi karagenan 2%. 6. Data volume udem yang diperoleh dianalisis secara statistik dan dihitung harga AUC dan %DAI Uji Pendahuluan Volume Karagenan 2% Dilakukan untuk menentukan volume karagenan yang menghasilkan volume udem paling maksimal yang menggunakan 3 kelompok perlakuan dengan tiap kelompok perlakuan menggunakan 3 ekor tikus. Masing-masing kelompok perlakuan diberikan suspensi karagenan 2% dengan volume sebanyak 0,2; 0,3; 0,4 mL secara subplantar. Uji Orientasi Dosis Serbuk Ikan Gabus dan Ekstrak Pare Uji dilakukan untuk mengetahui dosis tunggal dari serbuk ikan gabus, ekstrak pare dengan 8 kelompok perlakuan dengan masing-masing kelompok 3 ekor tikus. Kelompok I diberikan kontrol negatif CMC 0,5%, kelompok II diberi natrium diklofenak, kelompok III sampai V diberi serbuk ikan gabus dosis 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Kelompok VI, VII, VIII diberikan ekstrak etanol buah pare dosis 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Uji Waktu Pemberian Kombinasi Ikan Gabus dan Ekstrak Pare Uji dilakukan dengan 5 kelompok dengan kelompok I diberikan kontrol negatif, kelompok II diberi kontrol positif, kelompok III sampai V diberi kombinasi ekstrak dengan waktu pemberian 30 menit, 60 menit, dan 90 menit sebelum diinduksi suspensi karagenan 2%. Uji Antiinflamasi Uji antiinflamasi yang digunakan yaitu metode induksi karaginan. Aktivitas antiinflamasi dari ekstrak yang diuji dilihat dari penurunan volume udem pada telapak kaki tikus yang sebelumnya telah diinduksi karagenan 2%. Prosedur uji aktivitas antiinflamasi: 1. Ditimbang berat badan setiap hewan uji, ditandai pada ekor tikus, dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan dengan tiap kelompok berjumlah 4 ekor tikus. THE 5TH URECOL PROCEEDING UAD, Yogyakarta Analisis Data Rumus Volume Udem: Vu= Vt-Vo Vu = Volume udem kaki tikus setiap waktu Vt = Volume kaki tikus setelah diinduksi karagenan 2% pada waktu t Vo = Volume awal kaki tikus sebelum diinduksi dengan karagenan 2% Rumus AUC: ππ§ πππππ§−π ππ π§−π + ππ π§ = (π π§ − π π§−π ) π 52 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING Vtn-1 = Rata-rata volume udem pada tn-1 Vtn = Rata-rata volume udem pada tn Rumus Penghambatan Volume Udem: %πππ = ππππ€ −ππππ© ππππ€ π± πππ% AUCk = AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kontrol negatif AUCp = AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kelompok perlakuan pada tiap individu Data AUC dan persen daya antiinflamasi yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 21. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Shapiro Wilk test, sedangkan uji homogenitas data menggunakan Levene test. Selanjutnya dilakukan uji parametrik one-way Anova dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dan apabila hasil ujinya berbeda signifikan maka dilanjutkan dengan uji LSD dengan nilai α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Bahan Ekstrak etanol buah pare diperoleh dengan metode maserasi. Buah pare yang sudah dikeringkan sebanyak 1 kg direndam dalam bejana maserasi dengan pelarut etanol 70%. Volume pelarut yang digunakan untuk maserasi yaitu 5 liter. Pada penelitian ini dilakukan satu kali remaserasi dengan pelarut etanol 70% sebanyak 2,5 liter. Dari ekstraksi yang dilakukan diperoleh ekstrak kental 155,94 gram dengan rendemen sebesar 15,59%. THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta Serbuk ikan gabus yang digunakan diperoleh dari CV. Jadiid Herbal Solo yang dibuat dengan proses pengukusan dengan perbandingan pelarut akuades dan ikan gabus 1:1. Ikan gabus dikukus pada suhu 700C dengan menggunakan api sedang selama 50 menit. Setelah dikukus ikan gabus kemudian dikeringkan dengan freeze drying, kemudian dilakukan penepungan dan diserbuk. Uji Pendahuluan Pada uji pendahuluan untuk mengetahui volume karagenan digunakan untuk mengetahui volume karagenan yang dapat menghasilkan udem paling maksimal, dapat dilihat pada Tabel 1. Karagenan volume 0,2 mL mempunyai nilai AUC yang hampir sama dengan volume 0,4 mL. Nilai AUC karagenan volume 0,2 mL yaitu 3,65 ± 0,15 mL.jam dan nilai AUC karagenan volume 0,4 mL sebesar 3,94± 0,40 mL.jam. Semakin besar nilai AUC maka volume udem yang dihasilkan semakin besar pula, begitupun sebaliknya. Pada penelitian ini pengukuran volume udem dilakukan sampai jam ke-6 dikarenakan menurut penelitian Rosa (1972) karagenan menghasilkan berbagai mediator inflamasi melalui tiga fase yang dimana fase ketiga melepaskan mediator inflamasi sampe jam ke-6. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa volume karagenan 2% 0,2 mL tidak signifikan (p>0,05) dengan volume 0,3 mL dan 0,4 mL. Sehingga volume yang dipilih untuk diinduksikan secara subplantar pada telapak kaki tikus yaitu 0,2 mL karena dengan volume yang kecil dapat menghasilkan volume udem paling besar. 53 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING Perlakuan Karagenan 2% 0,2 mL Karagenan 2% 0,3 mL Karagenan 2% 0,4 mL 18 February 2017 Tabel 1.Data hasil uji pendahuluan volume udem (n=3) Nilai AUC Rata-rata volume udem (mL) jam ke- (±SEM) (mL.jam) 0 1 2 3 4 5 6 Mean±SEM 0,20 0,26 0,58 0,73 0,78 0,80 0,77 ± ± ± ± ± ± ± 3,65 ± 0,15 0,03 0,02 0,04 0,02 0,03 0,05 0,06 0,22 0,43 0,57 0,60 0,67 0,63 0,58 ± ± ± ± ± ± ± 3,30 ± 0,06 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,03 0,02 0,32 0,52 0,68 0,72 0,75 0,75 0,73 ± ± ± ± ± ± ± 3,94± 0,40 0,02 0,07 0,09 0,06 0,08 0,08 0,07 Uji untuk mengetahui dosis serbuk ikan gabus dan ekstrak etanol buah pare bertujuan untuk mengetahui dosis yang mempunyai efek antiinflamasi paling optimal. Hasil uji orientasi dosis ikan gabus dan orientasi dosis pare dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil menunjukkan bahwa ketiga dosis serbuk ikan gabus memiliki efek untuk menurunkan udem telapak kaki tikus yang diinduksi karagenan dibandingkan dengan kontrol negatif. Serbuk ikan gabus dengan dosis 150 mg/kgBB mempunyai %DAI yang lebih besar dibandingkan dosis 300 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB yaitu sebesar 44,94±5,38%. Analisis statistik nilai AUC pada orientasi dosis ikan gabus menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis memiliki efektivitas yang sama dengan kontrol positif (p > 0,05), sehingga dipilih dosis terendah yaitu 150 mg/kgBB untuk dikombinasikan dengan ekstrak buah pare. Kontrol positif Serbuk ikan gabus 150 mg/kgBB Serbuk ikan gabus 300 mg/kgBB Serbuk ikan gabus 600 mg/kgBB Ekstrak buah pare 150 mg/kgBB Ekstrak buah pare 300 mg/kgBB Tabel 2. Data AUC dan %DAI pada uji orientasi dosis serbuk ikan gabus, orientasi dosis ekstrak buah pare, dan uji waktu pemberian kombinasi ekstrak (n=3) Perlakuan Kontrol negatif UAD, Yogyakarta Nilai AUC (mL.jam) Mean±SEM Ekstrak buah pare 600 mg/kgBB %DAI Mean±SEM 2,37±0,30 THE 5TH URECOL PROCEEDING Kombinasi serbuk ikan 54 1,54±0,23 35,16±9,53 1,31±0,13 44,94±5,38 1,35±0,19 42,97±8,00 1,89±0,13 20,39±5,39 1,38±0,03 41,98±1,10 1,09±0,12 53,87±5,14 1,72±0,13 27,29±5,39 1,51±0,25 36,15±10,55 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING Kombinasi serbuk ikan gabusekstrak pare 90 menit UAD, Yogyakarta nilai AUC menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna ketiga waktu pemberian (p > 0,05). Waktu yang dipilih untuk pemberian kombinasi ekstrak adalah 30 menit sebelum induksi untuk digunakan pada uji selanjutnya. gabusekstrak pare 30 menit Kombinasi serbuk ikan gabusekstrak pare 60 menit 18 February 2017 Uji Antiinflamasi 2,06±0,11 13,29±4,45 1,68±0,27 29,18±11,56 Hasil orientasi dosis ekstrak buah pare dapat dilihat pada Tabel 2. Dilihat dari %DAI dosis 300 mg/kgBB menghasilkan %DAI yang paling besar yaitu sebesar 53,87 ± 5,14%. Ekstrak buah pare dosis 150 mg/kgBB menghasilkan %DAI sebesar 41,98 ± 1,10%, dan ekstrak buah pare dosis 600 mg/kgBB menghasilkan %DAI yang paling kecil yaitu 27,29 ± 5,39%. Hasil uji statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara ketiga peringkat dosis (p > 0,05), sehingga dipilih dosis terendah yaitu 150 mg/kgBB untuk dikombinasikan dengan serbuk ikan gabus. Berdasarkan hasil orientasi dosis tunggal serbuk ikan gabus dan ekstrak buah pare perbandingan dosis yang digunakan untuk uji kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak buah pare yaitu 1:1 (150 : 150 mg/kgBB). Uji waktu pemberian yang digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan zat aktif dalam ekstrak mencapai sirkulasi darah sehingga dapat memberikan efek antiinflamasi yang optimal. Hasil uji untuk penentuan waktu pemberian kombinasi ekstrak sebelum induksi karagenan tersedia pada Tabel 2. Hasil %DAI dari ketiga waktu kombinasi yang paling besar pada waktu pemberian kombinasi ekstrak 30 menit yaitu sebesar 36,15 ± 10,55%. Hasil uji statistik THE 5TH URECOL PROCEEDING Uji antiinflamasi dilakukan dengan perlakuan kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan dengan ekstrak yang diberikan 30 menit sebelum induksi karagenan 2% dengan volume 0,2 mL. Pada penelitian ini menggunakan parameter AUC (Area Under Curve) yaitu luas rata-rata area di bawah kurva yang menunjukkan hubungan volume udem rata-rata tiap satuan waktu. Semakin besar daerah dibawah kurva maka bahan uji minimal dalam menghambat volume udem, dan sebaliknya semakin kecil daerah dibawah kurva maka bahan uji tersebut maksimal dalam menghambat volume udem. Parameter yang kedua yaitu %DAI yaitu kemampuan bahan uji dalam penghambatan volume udem. Semakin besar nilainya maka semakin besar kemampuannya dalam menghambat volume udem dan sebaliknya. Tabel 3. Data hasil uji antiinflamasi kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak etanol buah pare (n=4) Perlakuan Kontrol negatif (CMC 0,5%) 55 Nilai AUC (mL.jam) Mean±SE M %DAI Mean±SE M 2,54 ± 0,27 Kontrol positif (Natrium Diklofenak) 1,58 ± 0,16 37,99 ± 6,47 Serbuk Ikan Gabus 150 mg/kgBB 1,70 ± 0,21 33,17 ± 8,41 Ekstrak Buah Pare 150 mg/kgBB 1,56 ± 0,18 38,73 ± 7,17 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING Kombinasi Serbuk Ikan Gabus-Ekstrak Etanol Buah Pare (150:150mg/kg BB) 1,47± 0,18 18 February 2017 42,27 ± 7,20 Hasil uji aktivitas antiinflamasi dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil menunjukkan bahwa kelompok perlakuan II, III, IV, dan V memiliki nilai AUC yang lebih kecil dari kontrol negatif, sehingga ekstrak dapat dikatakan mempunyai efek untuk menurunkan volume udem. Uji statistik nilai AUC (volume udem tiap satuan waktu) menunjukkan bahwa kontrol positif, serbuk ikan gabus, ekstrak buah pare, dan kombinasi ekstrak menunjukkan hasil berbeda bermakna (p < 0,05) terhadap kontrol negatif, artinya bahwa terdapat perbedaan antara kontrol negatif dengan keempat kelompok perlakuan. Keempat kelompok perlakuan dapat menurunkan volume udem secara signifikan. Hasil %DAI menunjukkan kombinasi serbuk ikan gabus dan pare memiliki %DAI yang lebih besar daripada %DAI ekstrak tunggal pare, serbuk tunggal ikan gabus, dan kontrol positif yaitu sebesar 42,27 ± 7,20%. Hal ini berarti kemampuan kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak buah pare dalam menghambat inflamasi lebih besar. Analisis statistik %DAI menunjukkan kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak buah pare tidak berbeda bermakna (p > 0,05) dengan ekstrak buah pare tunggal, serbuk ikan gabus dan kontrol positif, dapat dikatakan efek yang dihasilkan kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak buah pare sama dengan kontrol positif dan sediaan tunggalnya. Dilihat dari harga AUC dan persen daya antiinflamasi kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak etanol buah pare memiliki persen daya antiinflamasi lebih besar dibandingkan serbuk ikan gabus dosis 150 mg/kgBB dan ekstrak tunggal pare dosis 150 mg/kgBB. Kombinasi tersebut juga mempunyai harga AUC (ml.jam) yang lebih kecil. Kemampuan kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak buah pare dalam menghambat inflamasi lebih besar dibandingkan dengan sediaan THE 5TH URECOL PROCEEDING UAD, Yogyakarta tunggal dilihat dari nilai AUC yang paling kecil dan %daya antiinflamasi yang paling besar. Persen daya antiinflamasi dan nilai AUC (ml.jam) dari kombinasi ekstrak sebesar 42,27 ± 7,20% dan 1,47± 0,18 mL.jam. Hal ini kemungkinan disebabkan karena mekanisme kerja antara ikan gabus dan pare sebagai antiinflamasi. Ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L) 2% terbukti mengandung senyawa flavonoid, saponin dan polifenol (Yuda et al., 2013). Flavonoid diketahui berperan dalam aktivitas antiinflamasi dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin (PGE) dan lipooksigenase (LOX) (Nijveldt et al., 2001). Senyawa flavonoid yang terkandung dalam buah pare yaitu golongan luteolin, quersetin, dan kamferol. Senyawa luteolin, kuersetin, dan kaemferol berperan penting dalam antiinflamasi melalui mekanisme yang berbeda. Kuersetin diketahui dapat menghambat COX-2 dan 5-LOX yang terlibat dalam produksi eikosanoid dari asam arakidonat. Kandungan kuersetin dalam buah pare juga dapat menghambat produksi nitric oxide dan ekspresi protein iNOS. Luteolin dalam buah pare dapat menghambat aktivasi NF-kβ, sedangkan kaemferol dapat menghambat produksi TNF-α (Rathee et al., 2009). Ekstrak buah pare juga terbukti mengandung senyawa saponin yang mempunyai aktivitas antiinflamasi melalui penghambatan migrasi sel – sel netrofil ke dalam jaringan sehingga makrofag dalam jaringan tidak teraktivasi dan inflamasi dapat dihambat (Maliya, 2006). Menurut Mustafa et al. (2012), kandungan terbesar dalam ikan gabus yaitu albumin yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Asam amino dan asam lemak dalam ikan gabus terlibat dalam proses penyembuhan luka. Glisin merupakan asam amino yang paling tinggi yang terkandung dalam ikan gabus. Glisin dapat mempercepat proses penyembuhan dengan cara memicu sintesis kolagen dan re-epitalisasi di jaringan yang rusak (Haniffa, Sheela, Kavitha, & Jais, 2014). Kandungan asam lemak yang paling tinggi dalam ekstrak ikan gabus yaitu asam palmitat (Daud, Jais, Ahmad, Akim, & Adam, 2010). Asam palmitat dapat mengurangi produksi sitokin proinflamasi 56 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING (TNF-α, IL-6), ekspresi COX-2, dan ekspresi iNOS (Lee, Lee, Jeong, & Jung, 2010). PENUTUP Kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak etanol buah pare memiliki aktivitas antiinflamasi dengan nilai persen daya antiinflamasi sebesar 42,27 ± 7,20% dan nilai AUC 1,47± 0,18 ml.jam. Kombinasi ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L) dan serbuk ikan gabus (Channa striata) mempunyai efek antiinflamasi yang setara dengan sediaan tunggal dalam menurunkan volume udem. REFERENSI Agarwal, M., & Kamal, R. (2007). Studies on Flavonoid Production Using In Vitro Cultures of Momordica charantia L. Indian Journal of Biotechnology, 6, 277–279. Al-Saffar, F., Ganabadi, S., & Fakuraz., S. (2011). Response of Channa striatus Extract Against Monosodium Iodoacetate Induced Osteorthsitist of Rast. Journal of Animal and Veterinary Advances, 10(4), 460–460. http://doi.org/10.3923/javaa.2011.460. 469 Chao, C. Y., Sung, P. J., Wang, W. H., & Kuo, Y. H. (2014). Antiinflammatory Effect of Momordica charantia in Sepsis Mice. Molecules, 19(8), 12777– 12788. http://doi.org/10.3390/molecules1908 12777 Corwin, E. J. (2008). Handbook of Pathophysiology 3th ed. Philadelphia: Lippincort Williams & Wilkins. Daud, C. K. D., Jais, A. M. M., Ahmad, Z., Akim, A. M., & Adam, A. (2010). Amino And Fatty Acid Compositions In Haruan Traditional Extract (HTE). Boletin Latinoamericano Y Del Caribe de Plantas Medicinales Y Aromaticas, 9(5), 414–429. http://doi.org/10.1111/j.14401681.2007.04572.x THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta Djunarko, I., Manurung, D. Y. S., & Sagala, N. (2016). Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria ternatea L .) Dan Kombinasi Dengan Infusa Daun Iler (Coleus atropurpureus L . Benth) Dosis 140 mg/kgBB Pada Udem Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin. Prosiding Pakernas Dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia, 6–15. Dugowson E.C. and Gnanashanmugam P. (2006). Nonsteroidal AntiInflammatory Drugs. Physical Medicine and Rehabilitation, 17(1), 347–354. http://doi.org/10.1016/j.pmr.2005.12.0 12 Haniffa, M. A. K., Sheela, P. A. J., Kavitha, K., & Jais, A. M. M. (2014). Salutary value of haruan, the striped snakehead Channa striatus - a review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 4(Suppl 1), S8–S15. http://doi.org/10.12980/APJTB.4.2014 C1015 Lee, J.-Y., Lee, H.-J., Jeong, J.-A., & Jung, J.-W. (2010). Palmitic Acid Inhibits Inflammatory Responses in Lipopolysaccharide-Stimulated Mouse Peritoneal Macrophages. Oriental Pharmacy and Experimental Medicine, 10(1), 37–43. http://doi.org/10.3742/OPEM.2010.10 .1.037 Maliya A. (2006). Perbedaan Profil Lipid Serum Dan Perkembangan Lesi Aterosklerotik Aorta Abdominalis Antara Kelompok Yang Diberi Perasan Pare (Momordica charantia) Dan Kontrol. Tesis. Universitas Diponegoro. McCance, K. L., & Huether, S. E. (2006). Pathophysiology The Biological Basic for Disease in Adult and Children 5th ed. Missouri: St.Louis Elsevier Mosby. Mustafa, A., Widodo, M. A., & Kristianto, Y. (2012). Albumin And Zinc Content of Snakehead Fish (Channa striata) Extract And Its Role In Health. 57 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta International Journal of Science and Technology, 1(2), 1–8. Nijveldt, R. J., Nood, E. van, Hoorn, D. E. van, Boelens, P. G., Norren, K. van, & Leeuwen, P. A. van. (2001). Flavonoidsβ―: A Review of Probable Mechanism of Action and Potential Applications. The American Journal of Clinical Nutrition, 74(4), 418–425. Rathee, P., Chaudhary, H., Rathee, S., Rathee, D., Kumar, V., & Kohli, K. (2009). Mechanism of Action of Flavonoids as Anti-inflammatory Agents. Inflammation & Allergy Drug Targets, 8(3), 229–235. http://doi.org/10.2174/1871528097886 81029 Rosa, M. D. I. (1972). Biological Properties of Carrageenan. Review J.Pharm. Pharmac, (1945), 89–102. Shafri, M., & Manan, A. (2012). Therapeutic Potential of the Haruan (Channa striatus) From Food to Medicinal Uses. Malaysian Journal of Nutrition, 18(1), 125–136. Yuda, I. K. A., Anthara, M. S., & Dharmayudha, A. A. G. O. (2013). Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Estrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia) dan Pengaruhnya Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) yang Diinduksi Aloksan. Buletin Veteriner Udayana, 5(2), 87–95. THE 5TH URECOL PROCEEDING 58 ISBN 978-979-3812-42-7