AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DARI KOMBINASI IKAN

advertisement
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DARI KOMBINASI IKAN GABUS (Channa
striata) DAN EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.)
TERHADAP TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI KARAGINAN
Muhtadi1) dan Lita Windy Ariyati
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Surakarta 57102
1)
Email : [email protected]
Abstrak
Inflamasi merupakan respon ketahanan tubuh terhadap kerusakan jaringan dan infeksi.
Penggunaan obat antiinflamasi baik golongan steroid maupun nonsteroid memiliki efek samping
yang cukup signifikan, seperti tukak lambung, anemia, atropi otot, dan menurunkan imunitas
terhadap infeksi. Pengembangan dan pemanfaatan bahan obat alami untuk pengobatan inflamasi
sangat menarik untuk diteliti, seperti ikan gabus dan buah Pare. Ikan gabus (Channa striata)
merupakan ikan air tawar yang mengandung albumin, asam amino glisin, dan poli asam lemak tak
jenuh yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Pare (Momordica charantia L)
merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, saponin dan polifenol yang
mempunyai aktivitas antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi
kombinasi ekstrak ikan gabus dan buah Pare pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan
karaginan 2%. Pada penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan, kelompok I sebagai kontrol
negatif, kelompok II sebagai kontrol positif, kelompok III diberi perlakuan ekstrak tunggal ikan
gabus 150 mg/kgBB, kelompok IV perlakuan dengan ekstrak tunggal etanol buah pare 150
mg/kgBB, dan kelompok V diberi perlakuan dengan kombinasi ekstrak (1:1). Perlakuan kontrol
negatif, kontrol positif dan ekstrak diberikan secara per-oral 30 menit sebelum induksi karaginan
2% dengan volume 0,2 mL. Pengukuran volume udem telapak kaki tikus dilakukan setiap jam
selama 6 jam setelah induksi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak ikan Gabus-Pare
memiliki persen daya antiinflamasi sebesar 43,17±7,09 %. Efek antiiinflamasi kombinasi ekstrak
ikan Gabus-Pare lebih kuat dibandingkan ekstrak tunggal ikan Gabus, Pare dan kontrol positif,
dengan nilai %DAI masing-masing sebesar 43,17±7,09; 34,21± 8,28; 39,68±7,06 dan 38,95±6,37%.
Kata kunci:
Kombinasi ekstrak, Channa striata, Momordica charantia L, antiinflamasi,
karaginan.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
50
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan wujud mekanisme
dari pertahanan tubuh terhadap kerusakan
jaringan, adanya infeksi karena kerusakan
jaringan, serta proses promosi penyembuhan.
Inflamasi
dapat
disebabkan
oleh
mikroorganisme, zat kimia, trauma mekanik,
dan pengaruh fisika (Corwin, 2008).
Inflamasi ditandai dengan pembengkakan,
nyeri, panas, kemerahan, serta hilangnya
fungsi tubuh. Contoh penyakit yang
berkaitan dengan inflamasi seperti alergi,
asma, rhinitis, osteoarthritis, dan sebagainya
(McCance & Huether, 2006). Obat
antiinflamasi yang umum digunakan dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu
antiinflamasi
golongan
steroid
dan
antiinflamasi golongan nonsteroid (NSAID).
Kedua golongan obat ini mempunyai
berbagai efek samping antara lain dapat
menyebabkan anemia, tukak lambung, serta
gangguan fungsi ginjal (Dugowson and
Gnanashanmugam, 2006).
Saat ini penggunaan bahan alam sebagai
pengobatan alternatif kian meningkat,
masyarakat lebih suka menggunakan
pengobatan tradisional dengan bahan-bahan
alam karena bahan mudah diperoleh, lebih
aman, memilik efek samping yang lebih kecil
dibandingkan obat sintetik (Djunarko et.al,
2016). Terdapat beberapa obat-obatan yang
berasal dari bahan alam baik dari tumbuhan
(nabati) maupun hewan (hewani) yang telah
dimanfaatkan untuk pengobatan inflamasi.
Pare
(Momordica
charantia
L)
merupakan sayuran yang umum di Asia yang
dilaporkan
mempunyai
aktivitas
antiinflamasi. Menurut Chao dkk. (2014),
Pare dapat mengurangi indikator atau
penanda peradangan biokimia dan proinflamasi sitokin dalam tubuh, sehingga
meningkatkan respon inflamasi pada tikus
dengan sepsis. Berdasarkan penelitian
Agarwal dan Kamal (2007), buah Pare
mengandung senyawa luteolin, kaemferol,
dan kuersetin. Kaemferol dalam buah Pare
mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan
menghambat produksi TNF-α, sedangkan
kuersetin dapat menghambat COX-2 dan 5LOX (Rathee et al., 2009).
Ikan gabus merupakan ikan air tawar
yang dapat ditemukan di perairan Indonesia.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Ikan gabus juga dilaporkan mempunyai
aktivitas antiinflamasi. Menurut Mustafa
dkk. (2012), kandungan terbesar dalam ikan
gabus yaitu albumin. Menurut Shafri dan
Manan (2012), ekstrak Channa striata
memiliki efek antiinflamasi pada peradangan
akut dan kronis. Ekstrak Channa striata
dapat mengobati penyakit dengan komponen
inflamasi dari osteoarthritis. Pemberian
ekstrak ikan gabus dapat menjadi agen
antiinflamasi pada tikus osteoarthritis yaitu
melalui penghambatan prostaglandin (PGE2)
(Al-Saffar et al. 2011).
Ekstrak buah pare dan ikan gabus
memiliki aktivitas antiinflamasi dengan
mekanisme yang berbeda. Buah pare
mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan
cara menghambat TNF-α, 5-LOX, COX-2
sedangkan ikan gabus dapat menghambat
PGE2 dan NF-kβ. Kombinasi ekstrak etanol
buah pare dan serbuk ikan gabus diharapkan
dapat meningkatkan efek antiinflamasi
dalam
penurunan
volume
udem
dibandingkan ekstrak tunggal karena
mempunyai mekanisme yang berbeda.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini
yaitu pletismometer, spuit injeksi, jarum
suntik oral, timbangan analitik, timbangan
hewan uji, alat-alat gelas, rotary evaporator,
waterbath, bejana maserasi. Dan bahan yang
digunakan yaitu serbuk ikan gabus (Channa
striata) produksi CV. Jadied Herbal Solo,
Simplisia buah pare (Momordica charantia
L), etanol 70%, tablet natrium diklofenak
produksi PT. First Medifarma, CMC 0,5%,
karagenan 2% (Sigma Chemical Co.), NaCl
0,9% (Otsuka) dan akuades.
Pembuatan Ekstrak Etano Buah Pare
Pembuatan ekstrak etanol buah pare
dilakukan dengan metode maserasi. Dimana
buah pare yang sudah kering sejumlah 1 kg
digiling. Serbuk buah pare di maserasi
dengan pelarut etanol 70% sebanyak 7,5 L
selama 24 jam dan sesekali diaduk kemudian
disaring dengan kain saring dan dimaserasi
kembali dengan pelarut etanol 70% sebanyak
2,5 L sampai diperoleh maserat yang jernih.
Filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator.
51
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
Selanjutnya ekstrak kental etanol buah pare
dikeringkan diatas penangas air dengan suhu
600C sampai solven tidak tersisa.
2. Diukur volume awal telapak kaki
dengan pletismometer.
3. Masing-masing
kelompok
perlakuan diberikan perlakuan
sebagai berikut:
a. Kelompok I : Kelompok kontrol
negatif diberi larutan CMC.
b. Kelompok II
:
Kelompok kontrol positif diberi
suspensi natrium diklofenak 4,5
mg/kgBB dalam larutan CMC
0,5%.
c. Kelompok III
:
Kelompok pembanding diberi
serbuk ikan gabus dengan dosis
150 mg/KgBB
d. Kelompok IV
:
Kelompok pembanding diberi
ekstrak etanol buah pare
sebanyak 150 mg/KgBB
e. Kelompok V
:
Kelompok uji diberi kombinasi
ekstrak dengan perbandingan
1:1
4. Setelah beberapa menit (sesuai
waktu pada hasil uji pendahuluan),
telapak kaki tikus diinduksi suspensi
karagenan 2% secara subplantar.
5. Diukur volume telapak kaki tikus
dengan pletismometer pada jam ke0,1,2,3,4,5,dan 6 setelah diinduksi
suspensi karagenan 2%.
6. Data volume udem yang diperoleh
dianalisis secara statistik dan
dihitung harga AUC dan %DAI
Uji Pendahuluan Volume Karagenan 2%
Dilakukan untuk menentukan volume
karagenan yang menghasilkan volume udem
paling maksimal yang menggunakan 3
kelompok perlakuan dengan tiap kelompok
perlakuan menggunakan 3 ekor tikus.
Masing-masing
kelompok
perlakuan
diberikan suspensi karagenan 2% dengan
volume sebanyak 0,2; 0,3; 0,4 mL secara
subplantar.
Uji Orientasi Dosis Serbuk Ikan Gabus
dan Ekstrak Pare
Uji dilakukan untuk mengetahui dosis
tunggal dari serbuk ikan gabus, ekstrak pare
dengan 8 kelompok perlakuan dengan
masing-masing kelompok 3 ekor tikus.
Kelompok I diberikan kontrol negatif CMC
0,5%, kelompok II diberi natrium
diklofenak, kelompok III sampai V diberi
serbuk ikan gabus dosis 150 mg/kgBB, 300
mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Kelompok VI,
VII, VIII diberikan ekstrak etanol buah pare
dosis 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 600
mg/kgBB.
Uji Waktu Pemberian Kombinasi Ikan
Gabus dan Ekstrak Pare
Uji dilakukan dengan 5 kelompok dengan
kelompok I diberikan kontrol negatif,
kelompok II diberi kontrol positif, kelompok
III sampai V diberi kombinasi ekstrak
dengan waktu pemberian 30 menit, 60
menit, dan 90 menit sebelum diinduksi
suspensi karagenan 2%.
Uji Antiinflamasi
Uji antiinflamasi yang digunakan yaitu
metode induksi karaginan. Aktivitas
antiinflamasi dari ekstrak yang diuji dilihat
dari penurunan volume udem pada telapak
kaki tikus yang sebelumnya telah diinduksi
karagenan 2%.
Prosedur uji aktivitas antiinflamasi:
1. Ditimbang berat badan setiap hewan
uji, ditandai pada ekor tikus,
dikelompokkan
menjadi
5
kelompok perlakuan dengan tiap
kelompok berjumlah 4 ekor tikus.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
Analisis Data
Rumus Volume Udem:
Vu= Vt-Vo
Vu = Volume udem kaki tikus setiap waktu
Vt = Volume kaki tikus setelah diinduksi
karagenan 2% pada waktu t
Vo = Volume awal kaki tikus sebelum
diinduksi dengan karagenan 2%
Rumus AUC:
𝐭𝐧
𝐀𝐔𝐂𝐭𝐧−𝟏
𝐕𝐭 𝐧−𝟏 + 𝐕𝐭 𝐧
=
(𝐭 𝐧 − 𝐭 𝐧−𝟏 )
𝟐
52
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Vtn-1 = Rata-rata volume udem pada
tn-1
Vtn = Rata-rata volume udem
pada tn
Rumus Penghambatan Volume Udem:
%πƒπ€πˆ =
𝐀𝐔𝐂𝐀 −𝐀𝐔𝐂𝐩
𝐀𝐔𝐂𝐀
𝐱 𝟏𝟎𝟎%
AUCk = AUC kurva volume udem rata-rata
terhadap waktu untuk kontrol negatif
AUCp = AUC kurva volume udem rata-rata
terhadap waktu untuk kelompok perlakuan
pada tiap individu
Data AUC dan persen daya antiinflamasi
yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi
21. Uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan Shapiro Wilk test, sedangkan
uji homogenitas data menggunakan Levene
test. Selanjutnya dilakukan uji parametrik
one-way Anova dengan taraf kepercayaan
95% (α = 0,05) dan apabila hasil ujinya
berbeda signifikan maka dilanjutkan dengan
uji LSD dengan nilai α = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi Bahan
Ekstrak etanol buah pare diperoleh
dengan metode maserasi. Buah pare yang
sudah dikeringkan sebanyak 1 kg direndam
dalam bejana maserasi dengan pelarut etanol
70%. Volume pelarut yang digunakan untuk
maserasi yaitu 5 liter. Pada penelitian ini
dilakukan satu kali remaserasi dengan
pelarut etanol 70% sebanyak 2,5 liter. Dari
ekstraksi yang dilakukan diperoleh ekstrak
kental 155,94 gram dengan rendemen
sebesar 15,59%.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Serbuk ikan gabus yang digunakan
diperoleh dari CV. Jadiid Herbal Solo yang
dibuat dengan proses pengukusan dengan
perbandingan pelarut akuades dan ikan
gabus 1:1. Ikan gabus dikukus pada suhu
700C dengan menggunakan api sedang
selama 50 menit. Setelah dikukus ikan gabus
kemudian dikeringkan dengan freeze drying,
kemudian dilakukan penepungan dan
diserbuk.
Uji Pendahuluan
Pada uji pendahuluan untuk mengetahui
volume karagenan digunakan untuk
mengetahui volume karagenan yang dapat
menghasilkan udem paling maksimal, dapat
dilihat pada Tabel 1. Karagenan volume 0,2
mL mempunyai nilai AUC yang hampir
sama dengan volume 0,4 mL. Nilai AUC
karagenan volume 0,2 mL yaitu 3,65 ± 0,15
mL.jam dan nilai AUC karagenan volume
0,4 mL sebesar 3,94± 0,40 mL.jam.
Semakin besar nilai AUC maka volume
udem yang dihasilkan semakin besar pula,
begitupun sebaliknya. Pada penelitian ini
pengukuran volume udem dilakukan sampai
jam ke-6 dikarenakan menurut penelitian
Rosa (1972) karagenan menghasilkan
berbagai mediator inflamasi melalui tiga
fase yang dimana fase ketiga melepaskan
mediator inflamasi sampe jam ke-6.
Berdasarkan uji statistik menunjukkan
bahwa volume karagenan 2% 0,2 mL tidak
signifikan (p>0,05) dengan volume 0,3 mL
dan 0,4 mL. Sehingga volume yang dipilih
untuk diinduksikan secara subplantar pada
telapak kaki tikus yaitu 0,2 mL karena
dengan volume yang kecil dapat
menghasilkan volume udem paling besar.
53
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Perlakuan
Karagenan
2% 0,2 mL
Karagenan
2% 0,3 mL
Karagenan
2% 0,4 mL
18 February 2017
Tabel 1.Data hasil uji pendahuluan volume udem (n=3)
Nilai AUC
Rata-rata volume udem (mL) jam ke- (±SEM)
(mL.jam)
0
1
2
3
4
5
6
Mean±SEM
0,20
0,26
0,58
0,73
0,78
0,80
0,77
±
±
±
±
±
±
±
3,65 ± 0,15
0,03
0,02
0,04
0,02
0,03
0,05
0,06
0,22
0,43
0,57
0,60
0,67
0,63
0,58
±
±
±
±
±
±
±
3,30 ± 0,06
0,02
0,02
0,02
0,03
0,02
0,03
0,02
0,32
0,52
0,68
0,72
0,75
0,75
0,73
±
±
±
±
±
±
±
3,94± 0,40
0,02
0,07
0,09
0,06
0,08
0,08
0,07
Uji untuk mengetahui dosis serbuk ikan
gabus dan ekstrak etanol buah pare bertujuan
untuk mengetahui dosis yang mempunyai
efek antiinflamasi paling optimal. Hasil uji
orientasi dosis ikan gabus dan orientasi dosis
pare dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil
menunjukkan bahwa ketiga dosis serbuk ikan
gabus memiliki efek untuk menurunkan
udem telapak kaki tikus yang diinduksi
karagenan dibandingkan dengan kontrol
negatif. Serbuk ikan gabus dengan dosis 150
mg/kgBB mempunyai %DAI yang lebih
besar dibandingkan dosis 300 mg/kgBB dan
600 mg/kgBB yaitu sebesar 44,94±5,38%.
Analisis statistik nilai AUC pada orientasi
dosis ikan gabus menunjukkan bahwa ketiga
peringkat dosis memiliki efektivitas yang
sama dengan kontrol positif (p > 0,05),
sehingga dipilih dosis terendah yaitu 150
mg/kgBB untuk dikombinasikan dengan
ekstrak buah pare.
Kontrol
positif
Serbuk
ikan gabus
150
mg/kgBB
Serbuk
ikan gabus
300
mg/kgBB
Serbuk
ikan gabus
600
mg/kgBB
Ekstrak
buah pare
150
mg/kgBB
Ekstrak
buah pare
300
mg/kgBB
Tabel 2. Data AUC dan %DAI pada uji
orientasi dosis serbuk ikan gabus,
orientasi dosis ekstrak buah pare, dan uji
waktu pemberian kombinasi ekstrak
(n=3)
Perlakuan
Kontrol
negatif
UAD, Yogyakarta
Nilai AUC
(mL.jam)
Mean±SEM
Ekstrak
buah pare
600
mg/kgBB
%DAI
Mean±SEM
2,37±0,30
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Kombinasi
serbuk
ikan
54
1,54±0,23
35,16±9,53
1,31±0,13
44,94±5,38
1,35±0,19
42,97±8,00
1,89±0,13
20,39±5,39
1,38±0,03
41,98±1,10
1,09±0,12
53,87±5,14
1,72±0,13
27,29±5,39
1,51±0,25
36,15±10,55
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Kombinasi
serbuk
ikan
gabusekstrak
pare 90
menit
UAD, Yogyakarta
nilai AUC menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang bermakna ketiga waktu
pemberian (p > 0,05). Waktu yang dipilih
untuk pemberian kombinasi ekstrak adalah
30 menit sebelum induksi untuk digunakan
pada uji selanjutnya.
gabusekstrak
pare 30
menit
Kombinasi
serbuk
ikan
gabusekstrak
pare 60
menit
18 February 2017
Uji Antiinflamasi
2,06±0,11
13,29±4,45
1,68±0,27
29,18±11,56
Hasil orientasi dosis ekstrak buah pare
dapat dilihat pada Tabel 2. Dilihat dari %DAI
dosis 300 mg/kgBB menghasilkan %DAI
yang paling besar yaitu sebesar 53,87 ±
5,14%. Ekstrak buah pare dosis 150
mg/kgBB menghasilkan %DAI sebesar
41,98 ± 1,10%, dan ekstrak buah pare dosis
600 mg/kgBB menghasilkan %DAI yang
paling kecil yaitu 27,29 ± 5,39%. Hasil uji
statistik tidak terdapat perbedaan bermakna
antara ketiga peringkat dosis (p > 0,05),
sehingga dipilih dosis terendah yaitu 150
mg/kgBB untuk dikombinasikan dengan
serbuk ikan gabus. Berdasarkan hasil
orientasi dosis tunggal serbuk ikan gabus dan
ekstrak buah pare perbandingan dosis yang
digunakan untuk uji kombinasi serbuk ikan
gabus dan ekstrak buah pare yaitu 1:1 (150 :
150 mg/kgBB).
Uji waktu pemberian yang digunakan
untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
zat aktif dalam ekstrak mencapai sirkulasi
darah sehingga dapat memberikan efek
antiinflamasi yang optimal. Hasil uji untuk
penentuan waktu pemberian kombinasi
ekstrak sebelum induksi karagenan tersedia
pada Tabel 2. Hasil %DAI dari ketiga waktu
kombinasi yang paling besar pada waktu
pemberian kombinasi ekstrak 30 menit yaitu
sebesar 36,15 ± 10,55%. Hasil uji statistik
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Uji antiinflamasi dilakukan dengan
perlakuan kontrol negatif, kontrol positif,
dan perlakuan dengan ekstrak yang diberikan
30 menit sebelum induksi karagenan 2%
dengan volume 0,2 mL. Pada penelitian ini
menggunakan parameter AUC (Area Under
Curve) yaitu luas rata-rata area di bawah
kurva yang menunjukkan hubungan volume
udem rata-rata tiap satuan waktu. Semakin
besar daerah dibawah kurva maka bahan uji
minimal dalam menghambat volume udem,
dan sebaliknya semakin kecil daerah
dibawah kurva maka bahan uji tersebut
maksimal dalam menghambat volume udem.
Parameter yang kedua yaitu %DAI yaitu
kemampuan bahan uji dalam penghambatan
volume udem. Semakin besar nilainya maka
semakin besar kemampuannya dalam
menghambat volume udem dan sebaliknya.
Tabel 3. Data hasil uji antiinflamasi
kombinasi serbuk ikan gabus dan
ekstrak etanol buah pare (n=4)
Perlakuan
Kontrol negatif
(CMC 0,5%)
55
Nilai
AUC
(mL.jam)
Mean±SE
M
%DAI
Mean±SE
M
2,54 ±
0,27
Kontrol positif
(Natrium
Diklofenak)
1,58 ±
0,16
37,99 ±
6,47
Serbuk Ikan
Gabus
150 mg/kgBB
1,70 ±
0,21
33,17 ±
8,41
Ekstrak Buah
Pare
150 mg/kgBB
1,56 ±
0,18
38,73 ±
7,17
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Kombinasi
Serbuk Ikan
Gabus-Ekstrak
Etanol Buah
Pare
(150:150mg/kg
BB)
1,47±
0,18
18 February 2017
42,27 ±
7,20
Hasil uji aktivitas antiinflamasi dapat
dilihat pada Tabel 3. Hasil menunjukkan
bahwa kelompok perlakuan II, III, IV, dan V
memiliki nilai AUC yang lebih kecil dari
kontrol negatif, sehingga ekstrak dapat
dikatakan
mempunyai
efek
untuk
menurunkan volume udem. Uji statistik nilai
AUC (volume udem tiap satuan waktu)
menunjukkan bahwa kontrol positif, serbuk
ikan gabus, ekstrak buah pare, dan kombinasi
ekstrak menunjukkan hasil berbeda
bermakna (p < 0,05) terhadap kontrol negatif,
artinya bahwa terdapat perbedaan antara
kontrol negatif dengan keempat kelompok
perlakuan. Keempat kelompok perlakuan
dapat menurunkan volume udem secara
signifikan.
Hasil %DAI menunjukkan kombinasi
serbuk ikan gabus dan pare memiliki %DAI
yang lebih besar daripada %DAI ekstrak
tunggal pare, serbuk tunggal ikan gabus, dan
kontrol positif yaitu sebesar 42,27 ± 7,20%.
Hal ini berarti kemampuan kombinasi serbuk
ikan gabus dan ekstrak buah pare dalam
menghambat inflamasi lebih besar. Analisis
statistik %DAI menunjukkan kombinasi
serbuk ikan gabus dan ekstrak buah pare
tidak berbeda bermakna (p > 0,05) dengan
ekstrak buah pare tunggal, serbuk ikan gabus
dan kontrol positif, dapat dikatakan efek
yang dihasilkan kombinasi serbuk ikan gabus
dan ekstrak buah pare sama dengan kontrol
positif dan sediaan tunggalnya. Dilihat dari
harga AUC dan persen daya antiinflamasi
kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak
etanol buah pare memiliki persen daya
antiinflamasi lebih besar dibandingkan
serbuk ikan gabus dosis 150 mg/kgBB dan
ekstrak tunggal pare dosis 150 mg/kgBB.
Kombinasi tersebut juga mempunyai harga
AUC (ml.jam) yang lebih kecil. Kemampuan
kombinasi serbuk ikan gabus dan ekstrak
buah pare dalam menghambat inflamasi
lebih besar dibandingkan dengan sediaan
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
tunggal dilihat dari nilai AUC yang paling
kecil dan %daya antiinflamasi yang paling
besar. Persen daya antiinflamasi dan nilai
AUC (ml.jam) dari kombinasi ekstrak
sebesar 42,27 ± 7,20% dan 1,47± 0,18
mL.jam. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena mekanisme kerja antara ikan gabus
dan pare sebagai antiinflamasi.
Ekstrak etanol buah pare (Momordica
charantia L) 2% terbukti mengandung
senyawa flavonoid, saponin dan polifenol
(Yuda et al., 2013). Flavonoid diketahui
berperan dalam aktivitas antiinflamasi
dengan cara menghambat biosintesis
prostaglandin (PGE) dan lipooksigenase
(LOX) (Nijveldt et al., 2001). Senyawa
flavonoid yang terkandung dalam buah pare
yaitu golongan luteolin, quersetin, dan
kamferol. Senyawa luteolin, kuersetin, dan
kaemferol
berperan
penting
dalam
antiinflamasi melalui mekanisme yang
berbeda.
Kuersetin
diketahui
dapat
menghambat COX-2 dan 5-LOX yang
terlibat dalam produksi eikosanoid dari asam
arakidonat. Kandungan kuersetin dalam buah
pare juga dapat menghambat produksi nitric
oxide dan ekspresi protein iNOS. Luteolin
dalam buah pare dapat menghambat aktivasi
NF-kβ,
sedangkan
kaemferol
dapat
menghambat produksi TNF-α (Rathee et al.,
2009). Ekstrak buah pare juga terbukti
mengandung senyawa saponin yang
mempunyai aktivitas antiinflamasi melalui
penghambatan migrasi sel – sel netrofil ke
dalam jaringan sehingga makrofag dalam
jaringan tidak teraktivasi dan inflamasi dapat
dihambat (Maliya, 2006).
Menurut Mustafa et al. (2012),
kandungan terbesar dalam ikan gabus yaitu
albumin yang dapat mempercepat proses
penyembuhan luka. Asam amino dan asam
lemak dalam ikan gabus terlibat dalam proses
penyembuhan luka. Glisin merupakan asam
amino yang paling tinggi yang terkandung
dalam ikan gabus. Glisin dapat mempercepat
proses penyembuhan dengan cara memicu
sintesis kolagen dan re-epitalisasi di jaringan
yang rusak (Haniffa, Sheela, Kavitha, & Jais,
2014). Kandungan asam lemak yang paling
tinggi dalam ekstrak ikan gabus yaitu asam
palmitat (Daud, Jais, Ahmad, Akim, &
Adam, 2010). Asam palmitat dapat
mengurangi produksi sitokin proinflamasi
56
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
(TNF-α, IL-6), ekspresi COX-2, dan ekspresi
iNOS (Lee, Lee, Jeong, & Jung, 2010).
PENUTUP
Kombinasi serbuk ikan gabus dan
ekstrak etanol buah pare memiliki aktivitas
antiinflamasi dengan nilai persen daya
antiinflamasi sebesar 42,27 ± 7,20% dan nilai
AUC 1,47± 0,18 ml.jam. Kombinasi ekstrak
etanol buah pare (Momordica charantia L)
dan serbuk ikan gabus (Channa striata)
mempunyai efek antiinflamasi yang setara
dengan sediaan tunggal dalam menurunkan
volume udem.
REFERENSI
Agarwal, M., & Kamal, R. (2007). Studies
on Flavonoid Production Using In
Vitro Cultures of Momordica charantia
L. Indian Journal of Biotechnology, 6,
277–279.
Al-Saffar, F., Ganabadi, S., & Fakuraz., S.
(2011). Response of Channa striatus
Extract
Against
Monosodium
Iodoacetate Induced Osteorthsitist of
Rast. Journal of Animal and Veterinary
Advances,
10(4),
460–460.
http://doi.org/10.3923/javaa.2011.460.
469
Chao, C. Y., Sung, P. J., Wang, W. H., &
Kuo, Y. H. (2014). Antiinflammatory
Effect of Momordica charantia in
Sepsis Mice. Molecules, 19(8), 12777–
12788.
http://doi.org/10.3390/molecules1908
12777
Corwin, E. J. (2008). Handbook of
Pathophysiology 3th ed. Philadelphia:
Lippincort Williams & Wilkins.
Daud, C. K. D., Jais, A. M. M., Ahmad, Z.,
Akim, A. M., & Adam, A. (2010).
Amino And Fatty Acid Compositions
In Haruan Traditional Extract (HTE).
Boletin Latinoamericano Y Del Caribe
de Plantas Medicinales Y Aromaticas,
9(5),
414–429.
http://doi.org/10.1111/j.14401681.2007.04572.x
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Djunarko, I., Manurung, D. Y. S., & Sagala,
N. (2016). Efek Antiinflamasi Infusa
Bunga Telang (Clitoria ternatea L .)
Dan Kombinasi Dengan Infusa Daun
Iler (Coleus atropurpureus L . Benth)
Dosis 140 mg/kgBB Pada Udem
Telapak
Kaki
Mencit
Betina
Terinduksi Karagenin. Prosiding
Pakernas Dan Pertemuan Ilmiah
Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia,
6–15.
Dugowson E.C. and Gnanashanmugam P.
(2006).
Nonsteroidal
AntiInflammatory
Drugs.
Physical
Medicine and Rehabilitation, 17(1),
347–354.
http://doi.org/10.1016/j.pmr.2005.12.0
12
Haniffa, M. A. K., Sheela, P. A. J., Kavitha,
K., & Jais, A. M. M. (2014). Salutary
value of haruan, the striped snakehead
Channa striatus - a review. Asian
Pacific
Journal
of
Tropical
Biomedicine, 4(Suppl 1), S8–S15.
http://doi.org/10.12980/APJTB.4.2014
C1015
Lee, J.-Y., Lee, H.-J., Jeong, J.-A., & Jung,
J.-W. (2010). Palmitic Acid Inhibits
Inflammatory
Responses
in
Lipopolysaccharide-Stimulated Mouse
Peritoneal Macrophages. Oriental
Pharmacy and Experimental Medicine,
10(1),
37–43.
http://doi.org/10.3742/OPEM.2010.10
.1.037
Maliya A. (2006). Perbedaan Profil Lipid
Serum Dan Perkembangan Lesi
Aterosklerotik Aorta Abdominalis
Antara Kelompok Yang Diberi
Perasan Pare (Momordica charantia)
Dan Kontrol. Tesis. Universitas
Diponegoro.
McCance, K. L., & Huether, S. E. (2006).
Pathophysiology The Biological Basic
for Disease in Adult and Children 5th
ed. Missouri: St.Louis Elsevier Mosby.
Mustafa, A., Widodo, M. A., & Kristianto,
Y. (2012). Albumin And Zinc Content
of Snakehead Fish (Channa striata)
Extract And Its Role In Health.
57
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
International Journal of Science and
Technology, 1(2), 1–8.
Nijveldt, R. J., Nood, E. van, Hoorn, D. E.
van, Boelens, P. G., Norren, K. van, &
Leeuwen, P. A. van. (2001).
Flavonoidsβ€―: A Review of Probable
Mechanism of Action and Potential
Applications. The American Journal of
Clinical Nutrition, 74(4), 418–425.
Rathee, P., Chaudhary, H., Rathee, S.,
Rathee, D., Kumar, V., & Kohli, K.
(2009). Mechanism of Action of
Flavonoids as Anti-inflammatory
Agents. Inflammation & Allergy Drug
Targets,
8(3),
229–235.
http://doi.org/10.2174/1871528097886
81029
Rosa, M. D. I. (1972). Biological Properties
of Carrageenan. Review J.Pharm.
Pharmac, (1945), 89–102.
Shafri, M., & Manan, A. (2012). Therapeutic
Potential of the Haruan (Channa
striatus) From Food to Medicinal Uses.
Malaysian Journal of Nutrition, 18(1),
125–136.
Yuda, I. K. A., Anthara, M. S., &
Dharmayudha, A. A. G. O. (2013).
Identifikasi Golongan Senyawa Kimia
Estrak Etanol Buah Pare (Momordica
charantia) dan Pengaruhnya Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus
Putih Jantan (Rattus novergicus) yang
Diinduksi Aloksan. Buletin Veteriner
Udayana, 5(2), 87–95.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
58
ISBN 978-979-3812-42-7
Download