1. Virus - DocShare.tips

advertisement
1. Virus
a. definisi
Virus adalah agen infeksi yang sangat kecil,tidak dapat dilihat dengan mikroskop
cahaya,tidan mengalami metabolisme dan hanya mampu bereplikasi dalam sel hospes yang
hidup.
b. Morfologi virus
Gambar 1
Gambar 4
Virus telanjang
virus berselubung
c. Struktur virus
-
Virus kompleks
1. Kapsid
Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk
helik(batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus
adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling
kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali
dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi bakteri Escherichia coli, ketujuh
faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3 (T3) dan seterusnya sesuai dengan
urutan ditemukannya.
2. Kapsomer
Kapsomer adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya
sedikit, kapsomer akan bergabung membentuk kapsid, misalnya virus mozaik
tembakau yang memiliki kapsid heliks (batang) yang kaku dan tersusun dari seribu
kapsomer, namun dari satu jenis protein saja.
3. Struktur tambahan lainnya
Struktur tambahan lainnya, yaitu selubung virus yang menyelubungi kapsid dan
berfungsi untuk menginfeksi inangnya. Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan
protein sel inang serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri.
Tidak semua virus memliki struktur tambahan ini, ada beberapa yang memilikinya,
misalnya virus influenza. Secara kebetulan faga tipe genap yang diketemukan (T2, T4
dan T6) memiliki kemiripan dalam struktur, yaitu kapsidnya memiliki kepala
iksohedral memanjang yang menyelubungi DNA dan struktur tambahan lainnya, yaitu
pada kepala iksohedral tersebut melekat ekor protein dengan serabut-serabut ekor
yang digunakan untuk menempel pada suatu bakteri.
d. Cara Transmisi Virus
Terdapat beberapa mekanisme untuk transmisi virus dari satu pejamu ke pejamu
berikutnya. Virus dapat ditransmisikan dengan cara sebagai berikut:
1. Transmisi langsung dari orang ke orang melalui kontak

dapat melalui droplet atau infeksi aerosol
misal: influenza, campak, cacar

melalui jalur fekal-oral
misal: enterovirus, rotavirus, hepatitis A infeksius

melalui kontak seksual
misal: herpes simpleks tipe 2, hepatitis B, virus imunodefisiensi manusia

melalui kontak tangan-mulut, tangan-mata, atau mulut-mulut
misal: herpes simpleks, rinovirus, virus Eipstein-Barr

dengan pertukaran darah yang terkotaminasi
misal: hepatitis B, virus imunodefisiensi manusia
2. Transmisi dari hewan ke hewan denga manusia merupakan pejamu yang tidak tetap.
Penyebaran dapat melalui gigitan (rabies) atau infeksi droplet atau aerosol dari tempat
tinggal yang terkontaminasi hewan pengerat.
Misal: arenavirus dan hantavirus.
3. Transmisi melalui vector artopoda
misal: arbovirus yang digolongkan sebagai togavirus, flavivirus, dan bunyavirus.
Terdapat 3 pola transmisi berbeda pada virus yang dibawa artropoda, yaitu:

Siklus manusia-artropoda. Contoh: demam kuning perkotaan (urban yellow
fever), dengue.
Artropoda
Manusia
Manusia
Artropoda

Siklus artropoda-vertebrata tingkat rendah dengan infeksi tangensial pada
manusia. Contoh: demam kuning hutan, ensefalitis St. Louis.
Artropoda
Vertebrata tingkat rendah
Artropoda

Vertebrata tingkat rendah
Manusia
Siklus artropoda-artropoda dengan infeksi manusia dan vertebrata tingkat
rendah yang kadang terjadi. Contoh: demam sengkenit Colorado, ensefalitis
LaCrosse.
Artropoda
Manusia
Vertebrata tingkat rendah
Artropoda
2. KLASIFIKASI VIRUS
A. Virus DNA
1. Parvovirus
Menginfeksi mamalia dan burung. Menyebabkan krisis aplastik, eritema infeksiosa,
hidrops fetalis, aborsi spontan dan kematian janin. Replikasi virus ini terjadi di dalam
sel-sel yang aktif membelah.
2. Poliomavirus
Menginduksi tumor pada hewan percobaan : dua virus yaitu virus BK dan virus JC.
Menginfeksi manusia, meliputi virus simian 40 (sV40), menginfeksi mamalia lainnya.
3. Papilomavirus
Dikenal dengan virus “Kondiloma” (kutil), terutama tersebar di bagian telapak tangan
dan meupakan agen penyebab kanker genital pada manusia. Menyebabkan bentuk
epidermodisplasia, verusiformis, penyakit Bowen, dan neoplasia intraepitelium.
4. Adenovirus
Menyebabkan penyakit pernapasan akut, konjungtivitis dan gastroenteritis. Beberapa
adenovirus manusia dapat menimbulkan tumor pada hamster yang baru lahir.
Replikasi terjadi didalam nucleus.
5. Hepadnavirus
Menyebabkan hepatitis akut dna kronik, infeksi persisten berisiko tinggi
menimbulkan kanker hati. Tiga jenis virus diketahui menginfeksi mamalia (manusia,
woodchucks dan tupai tanah) dan lainnya yang
menginfeksi bebek.
6. Herpesvirus
Herpesvirus manusia : herpes simpleks jenis 1 dan 2 (lesioral dan genital). Virus
varisela-zoster (cacar air dan herpes zoster), sitomegalovirus, virus Epstein-Barr
(mononucleosis infeksiosa dan menyebabkan neoplasma pada manusia), herpesvirus
manusia 6 dan 7 (imfotropik T) dan herpesvirus manusia 8 dapat menyebabkan
sarcoma kaporsi. Herpesvirus lain terdapat pada banyak hewan.
7. Poxvirus
Replikasi seluruhnya terjadi di sitoplasma, menimbulkan lesi pada kulit dan beberapa
dapat juga bersifat patogenik terhadap manusia (cacar, vaksinia, moluskum
kontragiosum). Beberapa yang patogenik bagi hewan dapat menginfeksi manusia
(cacar sapi, cacar monyet).
B. Virus RNA
Famili
Bentuk Diameter selubung
(nm)
dimensi
Simetri
Kapsid
Jumlah
Kapsomer
(ikosahedral)
Tempat
replikasi
Morfogenesis
Picornaviridea
Sferis
20-30
-
ikosahedral
60(?)
Sitoplasma
Sitoplasma
Flaviviridae
Sferis
40-60
+
ikosahedral
?
Sitoplasma
Budding di
membran sel
Togaviridae
Sferis
60-70
+
ikosahedral
?
Sitoplasma
Budding di
membran sel
Bunyaviridae
Sferis
90-100
+
heliks
-
Sitoplasma
Budding di
membran golgi
Arenaviridae
Sferis
85-120
+
heliks
-
Sitoplasma
Budding di
membran plasma
Coronaviridae
Sferis
80-120
+
heliks
-
Sitoplasma
Budding di
intrasitoplasma
Retroviridae
Sferis
100-120
+
heliks
-
Sitoplasma
Budding di
membran plasma
Orthomyxoviridae
Sferis
80-120
+
heliks
-
Sitoplasma
Budding di
membran plasma
Paramyxoviridae
Sferis
100-200
+
heliks
-
Sitoplasma
Budding di
membran plasma
Rhobdoviridae
Seperti
peluru
70-80
+
heliks
-
Sitoplasma
Membran plasma
atau membran
intrasitoplasma
reoviridae
Sferis
50-80
-
ikosahedral
?
Sitoplasma
sitoplasma
C. Prion
Partikel infeksius hanya terdiri dari protein tanpa asam nukleat yang dapat dideteksi.
Sangat resisten terhadap inaktivasi oleh panas, formaldehid dan sinar ultraviolet yang
menginaktifkan virus. Disandikan oleh hen selular tunggal. Penyakit prion disebut
“ensefalopati spongiformis yang dapat disebarkan”, termasuk scrapie pada domba,
penyakit sapi gila, dan penyakit kuru serta Creutzfeldt-Jacob pada manusia. Prion
tidak tampat speerti virus.
3. Reproduksi dan Siklus Hidup virus

Penempelan (Attachment)
Penempelan virion pada membran sel berlandaskan mekanisme elektrostatik dan
d’permudah oleh ion logam terutama Mg⁺⁺ serta terjadi setelah adanya tumbukan antar sel
dan virion pada reseftor spesifik

Penyusupan (penetrasi)
Virion atau asam nukleat virus menyusup ke sitoplasma sel.Pada bakteriofaga hanya asam
nukleat yg menyusup ke sitoplasma,sementara kapsidnya berada di luar.sedangkan
penyusupan virus berselubung dpt terjadi dgn cara fusi.Selubung virus ke membran plasma di
ikuti oleh masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.

Pelepasan pembungkus luar (uncoating)
pada enterovirus pelepasan asam nukleatinfektif di membran sel,sedangkan foxvirus terjadi
di dalam sel dan reovirus mungkin tdk perna mengalami proses uncoanting lengkap.

Replikasi
Asam nukleat dan sintesis komponen virus.Setelah proses pelepasan selubung luar,proses
selanjutnya berbeda antara virus” DNA dan virus” RNA.
Replikasi Virus DNA
Inti sel
8
10
9
3
4
2
6 5
7
Keterangan:
1.Adsorbsi
6.Transkripsi akhir
2.Penetrasi
7.Translasi akhir
3.Uncoating
8.Perakitan(Morfogenesis)
4.Transkripsi awal
9.Sel lisis
5.Translasi awal
10.Virus baru (anak)
Replikasi Virus RNA
progeni genom
genom
-
genom +
translasi
morfogenesis
Inti sel
Protein virus
diferensiasi
polimerase; protein struktural
A. Pembebasan
Pada virus-virus yang telanjang/ tidak memiliki envelope, seperti adenovirus,
reovirus, papovavirus,parvovirus, picornavirus, pelepasan virus pada akhir proses
reproduksi terjadi secara lisis. Prosesnya diawali dengan pelepasan virus yang baru &
polipeptida kapsid bergabung membentuk virus-virus progeny. Kapsid ikosahedral
dapat memadat pada keadaan tanpa asam nukleat sedangkan nukleokapsid virus
dengan simetri heliks tidak dapat terbentuk tanpa RNA virus. Tidak ada mekanisme
khusus untuk pelepasan virus-virus tak berselubung; sel-sel yang terinfeksi akhirnya
mengalami lisis dan melepaskan partikel virus.
Pada virus-virus berselubung mengalami pematangan melalui proses budding.
Glikoprotein selubung spesifik virus dimasukkan ke dalam membrane sel.
Nukleokapsid virus kemudian bertunas melalui membran pada tempat yang
dimodifikasi ini sehingga mendapat selubung. Proses ini sering terjadi pada membran
plasma tetapi dapat mengenai membran sel lain. Virus-virus berselubung tidak
infeksius sampai mendapat selubungnya. Oleh karena itu, virion pirogeni yang
infeksius secara khas tidak berkumpul di dalam sel yang terinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Medical Microbiology, Jawetz
Mikrobiologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Buku ilmu penyakit dalam
Mayo foundation for medical education and research
Sacher.R,McPherson,R. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11.
2004. EGC : Jakarta.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. 2006. FK UI : Jakarta.
Baratawidjaja, Karnen Garna. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Edisi
7.2006.
http://www.virology.net/BigVirology/BVHomePage.html
http://www.itd.unair.ac.id
http://www.anakku.net
http://www.drarief.com
Download