11/21/2014 Dinamika Imunitas adaptif - Berhasilnya patogen masuk ke dalam tubuh - Ketidak berhasilan respon imun innate untuk menghadapi patogen dan keberhasilan patogen untuk memperbanyak diri atau membentuk sejumlah toxin - Respon imun adaptif untuk mengatasi patogen 1 11/21/2014 • Sitokin yang dihasilkan selama infeksi menentukan diferensiasi sel CD4 • Induksi sel fibroblast, sel epitel, sel keratinosit untuk ekspresikan IL6, chemokin CXCL8 CXCL2, G-SF, GM-CSF • Amplifier respon inflamasi • Diferensiasi sel T CD4 dipengaruhi sitokin yang terbentuk akibat patogen berbeda 2 11/21/2014 Pengaturan silang diferensiasi sel T • T reg berperan dalam toleransi dan membatasi imunopatologi • TH17 mengamplifikasi inflamasi akut di daerah terinfeksi • TH1 imunitas selular • TH2 respon alergi dan perlindungan terhadap parasit • Sel T efektor bergerak ke tempat infeksi akibat adanya kemokin dan molekul adhesi yang baru diekspresikan 3 11/21/2014 • Diferensiasi sel T efektor tidak statik ( tidak hanya di jaringan limfosit sekunder ) • Diferensiasi sel T efektor diteruskan di daerah jaringan yang terinfeksi – Sel TH 17 di tempat terinfeksi memerlukan IL23 – Sel TH1 di tempat terinfeksi memerlukan IL12 • • • • Respon primer sel T CD8 dapat terjadi tanpa bantuan sel T CD4 Beberapa patogen : bakteri Gram + Listeria monocytogenes dan Gram Negatif Burkholderia pseudomallei induksi langsung sel CD8 naïve tanpa bantuan sel T CD4 “bystander” effect Sel T CD8 produksi IFN-γ TFH di organ limfoid sekunder bantu mengarahkan switching Ig memory 4 11/21/2014 Mekanisme efektor untuk hadapi patogen defense mechanisms used to clear a primary infection Protective immunity • Patogen membawa berbagai epitop yang menentukan respon imun spesifik yang diinduksi • respon imun adaptif terhadap suatu patogen memugkinkan dibentuknya imunitas protektif • Imunitas protektif terdiri atas reaktan imunitas (AB atau sel T efektor) yang terbentuk akibat infeksi pertama/vaksinasi dan imunologis memoris berumur panjang 5 11/21/2014 Memori imunologi • Kemampuan sistem imun untuk memberi respon secara cepat dan efektif terhadap patogen spesifik yang sudah dikenali sebelumnya . • Karakteristik sel B memori berbeda dari sel B naïve 6 11/21/2014 • Imunisasi yang diulang menyebabkan terjadinya peningkatan afinitas dan konsentrasi antibodi terhadap patogen tertentu • Peningkatan afinitas antibody akibat imunisasi berulang terjadi hipermutasi somatik dan seleksi antigen di pusat germinal • Sel T memori terhadap suatu antigen meningkat dengan adanya imunisasi dan kemudian menurun, akan tetapi konsentrasinya masih 100-1000 kali lebih tinggi dari konsentrasi awal • Memori sel T disertai dengan adanya perubahan karakter sel permukaan 7 11/21/2014 • Perubahan karakteristik sel T memori • Sel T naïve memerlukan kontak dengan self peptida-self MHC, dan sitokin untuk survive • Sel T memori memerlukan interaksi kompleks self peptidaself MHC untuk berproliferasi 8 11/21/2014 • Heterogenous sel T memori • Dua macam sel memori: – Sel memori pusat/sentral ekspresi CCR7 & di jaringan limfoid sekunder – Sel memori efektor • mengalami proses pematangan yang cepat jika terjadi stimulasi ulang • Ekspresi IFN-γ, IL-4 dan IL-5 • Tidak ekspresi CCR7 • Aktivasi Sel T CD4 T-cell diperlukan untuk sel T CD8 memori • Diperlukan keterlibatan CD40 dan IL-2 9 11/21/2014 Memori limfosit direaktivasi dengan adanya epitop dari infektan yang pertama kali didedahkan 10