BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1

advertisement
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran
merupakan
suatu
kegiatan
perusahaan
dalam
menyalurkan produk dan jasanya guna mendapatkan keuntungan. Menurut
ahli ekonomi pemasaran adalah dalam menciptakan waktu dan tempat
dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk
tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep
pemasaran). 1 Kasmir menyatakan bahwa pemasaran bank adalah suatu
proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank
yang di tujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah
dengan cara memberikan kepuasan.2
Menurut W.Y Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi
seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan
menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun
potensial.3
Titik Wijayanti mengemukakan Pemasaran atau marketing adalah
suatu sistem kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang yang dapat
1
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, Malang : Erlangga. 2012, hal. 33.
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010, Hal. 15.
3
Agus Hermawan, Komunikasi., hal. 33.
2
16
memuaskan keinginan dan mencapai target pasar dan sesuai dengan tujuan
bisnis perusahaan.4
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui pemasaran merupakan
suatu proses menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen lalu produsen merencanakan dan menentukan kapan akan
dipromosikan dan di distribusikan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan orang-orang yang menjadi sasaran atau target (pasar) dan
perusahaan memperoleh keuntungan.
2. Konsep Pemasaran Islam
Dalam konsep islam syariah marketing adalah sebuah ilmu disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholder nya, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah
(bisnis) dalam islam.5
Pemasaran merupakan bentuk pemasaran yang dibolehkan dalam
islam, selama proses transaksinya tidak melanggar dari ketentuan syariah.
Terdapat 4 karakteristik syariah marketing yang dijadikan panduan bagi
bagi para pemasar yaitu sebagai berikut:6
a. Teistis (Rabbaniyyah)
Salah satu dari ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki
oleh pemasaran konvensional adalah sifatnya yang religius (diniyyah).
4
Arief Rakhman Kurniawan, Total marketing, Yogyakarta : KOBIS. 2014, Hal. 104
H.Kartajaya Dan Muhammad S Sula, Syariah Marketing, Bandung : Mizan Pustaka. 2006,
Hal. 26
6
Ibid., Hal. 28
5
17
Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari
kesadaran akan nilai-nilai religius yang dipandang penting dan
mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan
yang dapat merugikan orang lain. Seperti yang tertera dalam QS. AlZalzalah (99) : 7-8 :
َ
)8( ُِ‫ش ًّسا ي ََّس‬
‫) َٔ َي ٍْ يَّ ْع ًَمْ ِي ْثقَا َل َذ َّز ٍة‬7( ُِ‫فَ ًَ ٍْ يَّ ْع ًَمْ ِي ْثقَا َل َذ َّز ٍة َخ ْيسًا يَّ َس‬
Allah Swt. Berfirman,”Barang siapa yang melakukan suatu kebaikan
sebesar biji atom sekalipun, maka dia akan melihatnya. Dan barang
siapa yang melakukan suatu kejahatan sebesar atom sekalipun, maka
dia akan melihatnya pula”.
b. Etis (Akhlaqiyyah)
Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena
teistis (rabbaniyyah), juga karena ia sangat mengedepankan masalah
akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya, oleh sebab itu
syariah
marketing
merupakan
konsep
dari
pemasaran
yang
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak memperhatikan
apapun agamanya karena nilai-nilai moral dan etika merupakan nilai
yang bersifat universal.
c. Realistis (Al-Waqi‟iyyah)
Syariah marketing merupakan konsep pemasaran yang bersifat
fleksibel, seperti keluasan dan keluwesan syariah islamiyah yang
melandasinya. Syariah Marketing sangat memahami bahwa dalam
situasi pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen, dengan beragam
suku, agama, dan ras, ada ajaran yang diberikan oleh Allah Swt. Dan
18
dicontohkan oleh Nabi untuk bisa bersikap lebih bersahabat, santun dan
simpatik terhadap saudara-saudaranya dari umat lain. Fleksibilitas atau
kelonggaran (al-„afw) sengaja di berikan oleh Allah Swt. agar
penerapan syariah senantiasa realistis (al-waqi‟iyyah) dan dapat
mengikuti perkembangan zaman.
d. Humanistis (Al-Insaniyyah)
Keistimewaan
syariah
lainnya
yaitu
sifat-sifatnya
yang
humanistis universal. Humanistis (al-insaniyyah) merupakan syariah
yang diciptakan utnuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
kemanusiaanya terjaga dan terpelihara, dan sifat-sifat kehewanannya
dapat terkekang dengan panduan syariah. Dengan memiliki nilai
humanistis, manusia menjadi terkontrol dan seimbang, tidak serakah
dengan menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang besar.
Syariah humanistis (insaniyyah) diciptakan untuk manusia tanpa
menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Syariah
humanistis memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis
universal.
3. Sifat Pemasaran Islam
Sesuai dengan ajaran syariah, maka sifat pemasaran islam adalah
sebagai berikut:7
a. Shiddiq (benar dan jujur)
7
Ibid., hal. 120
19
Shiddiq adalah sifat Nabi Muhammad Saw. Artinya benar dan
jujur. Dalam pemasaran, sifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh
perilakunya dalam melakukan pemasaran, harus jujur baik kepada
company (pemegang saham), customer (nasabah), competitor (pesaing),
maupun kepada people (karyawan) sehingga bisnis ini benar-benar
dijalankan dengan prinsip-prinsip kebenaran dan kejujuran. Seperti
yang tertera dalam QS. At-Taubah (9) : 119
)ٔٔ9( ٍَْ ‫قِي‬
‫يَآاَ يَُّٓا انَّ ِر ي ٍَْ اَ َيُُ ْٕا اتَّقُٕا هللاَ َٔ ُك ْٕ َُ ْٕا َي َع ْانصَّا ِد‬
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.
b. Amanah (terpercaya, kredibel)
Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab dan
kredibel. Sifat amanah memainkan peranan yang fundamental dalam
ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawab
kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur. Konsekuensi amanah
adalah mengembalikan setiap hak kepada pemiliknya, baik sedikit
maupun banyak, tidak mengambil lebih banyak daripada yang ia miliki
dan tidak mengurangi hak orang lain, baik itu berupa hasil penjualan,
fee, jasa atau upah buruh. Dalam hal ini tercantum dalam QS.An-Nisa
(4) : 58
ْ ‫اِ ٌَّ هللا يَأْ ُي ُس ُك ْى اَ ٌْ تُ َإ ُّد‬
ٌْ َ‫اس ا‬
َ ‫ت اِنَٗ اَ ْْهَِٓا َٔاِ َذ‬
ِ َُ‫ٔااْلَ َي‬
ِ َُّ‫اح َك ًْتُ ْى بَي ٍَْ ان‬
‫و‬
)88( ‫ص ْيسًا‬
َ ‫تَحْ ُك ًُ ْٕابِ ْان َع ْد ِل اِ ٌَّ هللاَ َِ ِع ًَّايَ ِعظُ ُك ْى بِ ِّ اِ ٌَّ هللاَ َك‬
ِ َ‫اٌ َس ًِ ْيعًا ب‬
20
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”
c. Fathanah (cerdas)
Fathanah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan. Dalam Al-quran orang yang senantiasa mengoptimalkan
potensi pikirnya biasa disebut ulu-albab yaitu orang yang iman dan
ilmunya berinteraksi secara seimbang. Seperti dalam QS. Yunus (10) :
100
ٍَْ ‫س َعهَٗ انَّ ِري‬
َ ‫َٔ َيا َك‬
َ ْ‫س اَ ٌْ تُ ْإ ِي ٍَ اِ َّْلبِا ِ ْذ ٌِ هللاِ َٔيَجْ َع ُم انسِّ ج‬
ٍ ‫اٌ نَُِ ْف‬
)ٔٓٓ(
ٌَ ْٕ ُ‫َْليَ ْعقِه‬
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah;
dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak
mempergunakan akalnya”.
d. Tabligh (komunikatif)
Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang
memiliki sifat tabligh akan menyampaikan dengan benar (berbobot) dan
dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah). Dalam hal ini tertera dalam
QS.Al-Ahzab (33) : 70
)7ٓ( ‫س ِد ْيدًا‬
َ ‫اتَّقُٕاهللاَ َٔقُ ْٕنُ ْٕاقَ ْٕ ًْل‬
‫يَآاَيَُّٓاانَّ ِري ٍَْ اَ َيُُ ْٕا‬
21
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar”
4. Bauran Pemasaran Jasa
Perusahaan harus mampu merencanakan bauran pemasaran
(marketing mix) yang akan memaksimalkan penjualan dan keuntungan.
Menurut Kotler Marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran. 8 Marketing mix untuk produk barang mencakup empat elemen
perencanaan pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), promosi
(promotion), dan tempat (place).9
Sedangkan
untuk
jasa
keempat
hal
tersebut
dalam
perkembangannya masih dirasa kurang cukup sehingga para ahli
pemasaran menambahkan tiga variabel lagi yaitu orang (people), proses
(process), dan bukti fisik (customer service).
10
Bersamaan dengan
pengembangan bauran pemasaran yang semakin meluas Yazid juga
mengemukakan bahwa ada penambahan dari 4P menjadi 7P dengan
penambahan orang (people), proses (process) dan buki fisik (physical
evidence). 11
Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil 4 variabel yaitu
Produk (product), Harga (price), Promosi (promotion), dan Proses
(process).
8
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung : ALFABETA. 2010,
hal.48
9
M. Manullang, Pengantar Bisnis, Jakarta : PT Indeks. 2013, hal. 201
10
R. Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa:Teori dan Praktik. Edisi Pertama, Jakarta:
Salemba Empat. 2001, Hal. 58.
11
Yazid, Pemasaran Jasa Konsep Dan Implementasi Edisi Kedua, Yogyakarta: EKONISIA
Kampus Fakultas Ekonomi UII. 2003, hal. 18
22
a. Product (produk)
Produk menurut Kotler merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan. 12 Sedangkan berdasarkan teori
Pride & Ferrell mengemukakan produk merupakan serangkaian atribut
tangible dan intangible termasuk manfaat atau utilitas fungsional,
sosial, dan psikologis.13
Menurut Lupiyoadi produk adalah keseluruhan dari konsep
objek atau proses yang memberikan nilai kepada para konsumen. Hal
yang perlu diperhatikan pada sebuah produk yaitu konsumen tidak
hanya membeli fisik dari produk tersebut akan tetapi juga membeli
manfaat dan nilai dari produk yang disebut “the offer”. Terutama pada
produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan
dari penyedia jasa kepada konsumen yang dimaksud dalam pembahasan
produk jasa disini adalah total produk yang terdiri dari:14
1) Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk
2) Produk yang diharapkan (expected product)
3) Produk tambahan (augmented product)
4) Produk potensial (potential product)
Tiga unsur selain core product merupakan unsur yang potensial
untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut
12
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran.,hal. 50
Fandy Tjiptjono, Pemasaran Jasa, Yogyakarta: Bayumedia. 2011, Hal. 114
14
Rambat Lupiyoadi dan A hamdani, Manajemen Pemasaran Edisi Ke 2, Jakarta: Salemba
Empat. 2006, Hal. 70
13
23
berbeda denga produk lain. Pemasar harus dapat mengembangkan nilai
tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat
dibedakan dan bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki
citra tersendiri.
Dalam
konsep
perbankan,
variabel
produk
mencakup
keanekaragaman produk, kualitas, desain, bentuk, merk, kemasan,
ukuran, pelayanan serta jaminan15. Produk yang dihasilkan bank syariah
bukan berupa barang melainkan berupa jasa dengan ciri khas yang
mengacu pada nilai-nilai syariat atau diperbolehkan dalam Al-Quran.16
b. Price (harga)
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh swastha dan irawan
harga
adalah
jumlah
uang
(ditambah
beberapa
produk
jika
memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya.17 Menurut muhamad dalam
konsep perbankan variabel harga mencakup daftar harga, potongan,
jangka waktu, margin, keuntungan, bagi hasil dan syarat/kredit
pembiayaan.18
Strategi penentuan harga (pricing) merupakan hal yang paling
penting dalam pemberian nilai kepada konsumen dan memengaruhi
citra pada produk, dan keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan
harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut memengaruhi
15
Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2002, Hal. 200
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat. 2013,
Hal.54
17
Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: Liberty Offset. 2008,
Hal. 241
18
Muhamad, Manajemen Bank Syariah., hal. 200
16
24
penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah
keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dengan strategi
pemasaran secara keseluruhan.19
Prinsip-prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan
dalam penetapan harga jasa. Prinsip-prinsip penetapan harga yang
diusulkan oleh Kotler dikutip dari Zeithal dan Bitner yaitu sebagai
berikut:20
1) Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam
menetapkan harganya, yang mencakup: tujuan penetapan harga,
menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga
yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan
metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2) Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit maksimum
melalui penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah
mencakup
survival,
memaksimumkan
memaksimumkan
pertumbuhan
penerimaan
penjualan,
sekarang,
memaksimumkan
penguasaan (skimming) pasar, dan kepemimpinan produk dan
kualitas.
3) Para pemasar harusnya memahami seberapa responsif permintaan
terhadap perubahan pada harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas
pada harga, pemasar bisa memperhitungkan elastisitas permintaan.
4) Jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan suatu harga,
termasuk biaya langsung, biaya tidak langsung, biaya tetap dan biaya
19
R. Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Edisi II., Hal. 72
Yazid, Pemasaran Jasa., Hal. 215
20
25
variabel, biaya tidak langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya
yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua
biaya dan mencakup mark up nya.
5) Harga-harga yang ditetapkan para pesaing akan mempengaruhi
tingkat permintaan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan dan
karenanya harus dipertimbangkan secara tepat dalam proses
penetapan harga.
6) Berbagai cara penetapan mencakup mark-up, sasaran yang
diperoleh, nilai yang diterima, going-rate, sealed-bid, dan harga
psikologis.
7) Setelah
menetapkan
struktur
harga
kemudian
perusahaan
menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga geografis,
harga diskon, harga promosi, dan harga diskriminasi.
c. Promotion (promosi)
Berdasarkan
teori
kasmir
promosi
bank
adalah
menginformasikan segala jenis produk-produk yang ditawarkan dan
berusaha menarik calon nasabah baru. Dan promosi berfungsi
mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut memengaruhi
nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan
citra bank di mata nasabahnya.21
Dalam pemasaran efektivitas sebuah iklan sering digunakan
untuk menanamkan “citra merek (brand image)”, ketika konsep citra
21
Kasmir, Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana. 2008, Hal. 135
26
merek sudah tertanam di benak masyarakat maka penjualan dalam
sebuah produk maupun jasa akan jauh lebih mudah.22 Variabel promosi
dalam konsep perbankan mencakup promosi penjualan, iklan, humas,
pemasaran langsung dan publishing.23
Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan
bauran promosi (promotion mix):24
1) Penjualan Tatap Muka
Merupakan komunikasi tatap muka antara penjual dan calon
pembeli untuk memperkenalkan dan memberi pehaman tentang
suatu produk milik perusahaan kepada calon pembeli agar mereka
tertarik untuk menggunakan dan membelinya.
2) Periklanan dan Publisitas
Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu
waktu. Metode ini tidak sefleksibel penjualan langsung namun
alternatif ini lebih murah untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak yang jumlahnya cukup banyak dan tersebar luas.
a) Periklanan adalah segala bentuk komunikasi impersonal yang
digunakan oleh perusahaan, baik barang atau jasa untuk
membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan
dengan tujuan mendorong mereka untuk membeli. Iklan biasanya
22
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen., Hal. 55
Muhamad, Manajemen Bank Syariah., Hal. 200
24
F.Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi II, Yogyakarta: Andi. 1997, Hal. 222
23
27
menjelaskan sifat-sifat dari produk, daya tarik hasil penjualan
dengan pengurangan harga atau discount. 25
b) Publisitas merupakan bentuk dari penyebaran ide, barang dan jasa
secara non personal kemudian orang atau organisasi yang
diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas mengandung
nilai-nilai berita yang terdapat dalam suatu produk untuk
membentuk citra produk.
3) Promosi Penjualan
Tujuan setiap usaha promosi penjualan adalah menarik
pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba
produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak,
menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan pembelian
tanpa rencana sebelumnya, meningkatkan penjualan dan penciptaan
kesadaran akan sesuatu produk.
4) Hubungan Masyarakat
Merupakan
komunikasi
secara
keseluruhan
dari
suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, keyakinan dan sikap dari
berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud
dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat,
mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
5) Direct marketing
25
R lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Edisi I., Hal. 108
28
Merupakan
pemasaran
yang
bersifar
interaktif,
yang
memanfaatkan satu atau lebih media iklan untuk memunculkan
respon yang terukur dan transaksi disembarang lokasi.26
d. Process (proses)
Menurut zeithaml dan bitner dikutip oleh yazid proses yaitu
semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas dengan mana
jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.27
Proses merupakan prosedur dan serangkaian aktivitas, serta mekanisme
yang digunakan dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen.28
Pada perbankan syariah proses merupakan bagaimana proses
atau mekanisme mulai dari melakukan penawaran produk hingga proses
menangani keluhan pelanggan perbankan syariah yang efektif dan
efisien perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Proses akan menjadi
salah satu bagian yang penting dalam perkembangan perbankan syariah,
selain itu proses tentu bisa diterima oleh nasabah perbankan syariah.29
5. Keputusan Penggunaan
Menurut Kotler ada lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses
penetapan keputusan untuk membeli atau menggunakan suatu jasa atau
produk.30
a. Pengenalan Masalah
26
F. Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi ke II., Hal. 225
Yazid, Pemasaran Jasa., Hal. 20
28
R. Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Edisi ke II., Hal. 76
29
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen., Hal. 56
30
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan
Pengendalian Edisi 8, Terj. Ancella Anitawati Hermawan. Jakarta: Salemba empat. 1995, Hal.228
27
29
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah
atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan
dia yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat
dipicu oleh stimuli intern dan ekstern.
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha untuk mencari
lebih banyak informasi. Keadaan pencarian informasi dibagi dua,
pertama pencarian informasi yang lebih ringan hanya bersikap
menerima terhadap informasi yang diberikan, kedua pencarian
informasi aktif dimana orang akan mencari bahan bacaan, menelepon
teman,
dan
mengunjungi
langsung
sebuah
perusahaan
yang
menghasilkan produk tersebut, informasi tersebut bisa bersumber dari
pribadi, sumber komersial, dan sumber umum.
c. Evaluasi Alternatif
Dalam memproses informasi mengenai merk dan membuat
pertimbangan akhir, tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang
digunakan oleh semua konsumen atau bahkan oleh seorang konsumen
dalam semua situasi pembelian. Konsumen akan berusaha memuaskan
suatu kebutuhan dengan mencari manfaat tertentu dari produk,
konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari
dan memuaskan kebutuhan.
d. Keputusan Pembelian
30
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi diantara
merk-merk dalam kelompok pilihan. Konsumen juga membentuk suatu
maksud pembelian untuk membeli merk yang paling disukai. Maksud
pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor situasi yang tidak
diantisipasi.
Konsumen
membentuk
suatu
maksud
pembelian
berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan,
harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian produk konsumen akan mengalami suatu tingkat
kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen dengan suatu produk akan memengaruhi perilaku senjutnya,
jika konsumen merasa puas, dia akan menunjukkan probabilitas yang
lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi dan membicarakan tentang
produk tersebut kepada orang lain secara menguntungkan atau
merugikan. Hal ini menganjurkan bahwa penjua harus membuat klaim
produk yang secara jujur mencerminkan daya guna produk yang
mungkin pembeli akan merasa puas.
6. Produk Perbankan Syariah
Bank sebagai lembaga keuangan memiliki 2 kegiatan utama yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kembali kepada
masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan modal dan pembiayaan, bank
syariah memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan bank
konvensional.
a. Produk Penghimpunan Dana
31
Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi tabungan,
giro, dan deposito. Prinsip yang diterapkan adalah:31
1) Prinsip Wadiah
Merupakan akad titipan atau simpanan dimana barang dititipkan
dapat diambil sewaktu-waktu dan tidak dapat menghasilkan
keuntungan, produk yang diterapkan untuk prinsip ini adalah giro
dan tabungan. Wadiah adalah transaksi penitipan dana atau barang
dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban
bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang
titipan sewaktu-waktu.
32
Menurut Abdul Ghofur wadiah dapat
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik
individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan
kapan saja sipenitip menghendaki.33
a) Landasan Syariah
Ketentuan hukum mengenai wadiah dapat ditemukan pada
QS.an-Nisa : 58
ْ ‫اِ ٌَّ هللا يَأْ ُي ُس ُك ْى اَ ٌْ تُ َإ ُّد‬
ٌْ َ‫اس ا‬
َ ‫ت اِنَٗ اَ ْْهَِٓا َٔاِ َذ‬
ِ َُ‫ٔااْلَ َي‬
ِ َُّ‫اح َك ًْتُ ْى بَي ٍَْ ان‬
‫و‬
)88(‫ص ْيسًا‬
َ ‫تَحْ ُك ًُ ْٕابِ ْان َع ْد ِل اِ ٌَّ هللاَ َِ ِع ًَّايَ ِعظُ ُك ْى بِ ِّ اِ ٌَّ هللاَ َك‬
ِ َ‫اٌ َس ًِ ْيعًا ب‬
“Sesungguhnya allah menyuruh kamu untuk menyampaikan
amanat (titipan), kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
31
Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen., Hal. 113
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers. 2014, Hal. 35
33
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 2007, Hal. 81.
32
32
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”
Dapat diliat juga pada QS.Al-Baqarah : 283
)ٕ8ٖ( َُّّ‫زب‬
ْ ٖ‫ض ُك ْى بَ ْعضًافَ ْهي َُإدِّانَّ ِر‬
ُ ‫فَا ِ ٌْ اَ ِي ٍَ بَ ْع‬
َ‫ق هللا‬
ِ َّ‫اؤتُ ًِ ٍَ اَ َيَُتَُّ َٔ ْنيَت‬
“...jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada allah tuhannya...”
b) Landasan Hukum Positif
Pengaturan dalam fatwa DSN No.2/DSN-MUI/IV/2000
tanggal 12 mei 2000 menyatakan bahwa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan
dalam menyimpan kekayaan, memerlukan jasa perbankan. Salah
satu produk perbankan dibidang penghimpunan dana dari
masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang telah disepakati. Berdasarkan fatwa DSN-MUI
tabungan yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan
akad wadiah dan mudharabah, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Bersifat simpanan
(2) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan
kesepakatan
(3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk
pemberian (athaya‟) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
33
c) Macam-macam wadiah
Dalam islam mengenai titipan atau wadiah ini dapat di
bedakan menjadi dua macam, yaitu:34
(1) Wadiah yad amanah merupakan titipan (wadiah) dimana
barang yang dititipkan sama sekali tidak boleh digunakan
oleh pihak yang menerima titipan. Sehingga dengan demikian
pihak yang menerima titipan tidak bertanggung jawab
terhadap risiko yang menimpa barang yang dititipkan.
Penerima titipan hanya memiiki kewajiban mengembalikan
barang yang dititipkan pada saat diminta oleh pihak yang
menitipkan secara apa adanya.
(2) Wadiah yad dhamanah merupakan titipan (wadiah) yang
mana terhadap barang yang dititipan tersebut dapat
digunakan atau dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sehingga
pihak penerima titipan bertanggung jawab terhadap risiko
yang menimpa barang sebagai akibat dari penggunaan atas
suatu barang, seperti risiko kerusakan dan sebagainya. Tentu
saja ia juga wajib mengembalikan barang yang dititipkan
pada saat diminta oleh pihak yang menitipkan.
d) Fitur dan Mekanisme
Tabungan atas dasar akad wadiah:35
(1) Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah
bertindak sebagai penitip dana;
34
Ibid., hal. 83
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah., hal. 36.
35
34
(2) Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan
atau bonus kepada nasabah;
(3) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya
pengelolaan rekening antar lain biaya materai, cetak laporan
transaksi dan saldo rekeninh pembukaan dan penutupan
rekening;
(4) Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah; dan
(5) Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.
Produk bank berupa tabungan wadiah menggunakan akad
wadiah yad dhamanah sehingga bank selaku pihak yang
menerima titipan dana diperbolehkan memproduktifkannya.
Nasabah yang memilih tabungan wadiah akan mendapatkan
bonus, besarnya bonus tidak boleh ditentukan diawal akad
melainkan sepenuhnya diserahkan pada kebijaksanaan bank
syariah. Nasabah dalam hal ini tidak menggung risiko kerugian
dan uangnya bisa diambil kapan saja secara utuh setelah
dikurangi biaya administrasi yang ditentukan oleh bank.
2) Prinsip Mudharabah
Merupakan akad dua pihak dimana salah satunya memberikan
modal (shahibul maal) dan pihak lainnya memberikan keahlian
(mudharib). Produk yang diterapkan untuk prinsip ini adalah
tabungan dan deposito. Simpanan dalam tabungan dan deposito
35
hanya bisa diambil setelah jangka waktu tertentu. Nisbah bagi hasil
disepakati diawal ketika pembukaan tabungan dan deposito.
b. Produk Penyaluran Dana
Penyaluran dana bank syariah terdiri atas jual beli (bai‟ almurabahah), bagi hasil (al-mudharabah dan al-musyarakah), sewa
menyewa (ijarah), piutang (qardh)36.
1) Prinsip Bagi Hasil
a) Pembiayaan Mudharabah
Merupakan transaksi penanaman dana dari pemilik dana
(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan
pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
b) Pembiayaan Musyarakah
Merupakan transaksi penanaman dana dari dua atau lebih
pemilik dana dan/atau barang untuk menjalankan usaha tertentu
sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, dan pembagian
kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing.
2) Prinsip Jual Beli
a) Pembiayaan Murabahah
Merupakan transaksi jual beli suatu barang sebesar harga
perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh
36
Ibid., Hal. 40
36
para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu
harga perolehan kepada pembeli.
b) Pembiayaan Salam
Merupakan transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan
dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih
dahulu secara penuh.
c) Pembiayaan Istishna
Merupakan transaksi jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan.
d) Pembiayaan Ijarah
Merupakan transaksi sewa menyewa atas suatu barang
dan/atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan
hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan
imbalan atas objek sewa yang disewakan.
e) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik
Merupakan transaksi sewa menyewa antara pemilik objek
sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek
sewa.
f) Pembiayaan Qardh
Merupakan transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan
dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok
37
pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu
tertentu.
7. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Dalam UU No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
dijelaskan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
a. Kegiatan Usaha
Adapun kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sesuai
dengan UU No.21 Tahun 2008 Pasal 21 meliputi :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
a) Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi‟ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
b) Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
a) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad Mudharabah atau
Musyarakah.
b) Pembiayaan
berdasarkan
Akad
Murabahah,
Istishna’
c) Pembiayaan berdasarkan Akad Qardh.
Salam,
atau
38
d) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan Akad Ijarah atau sewa beli dalam
bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik.
e) Pengambilalihan utang berdasarkan Akad Hawalah
3) Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan Akad Wadi‟ah atau Investasi berdasarkan Akad
Mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah.
4) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum
Konvensional, dan UUS.
5) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah
lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia.
b. Larangan Usaha
Di samping itu juga terdapat larangan kegiatan bagi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah sesuai yang tercantum dalam UU No.21
tahun 2008 pasal 25, yaitu:
1) Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip
Syariah.
2) Menerima Simpanan berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
39
3) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran
uang asing dengan izin Bank Indonesia.
4) Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi syariah.
5) Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk
untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
6) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21.
c. Perbedaan antara Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan Bank
Umum Syariah
Adapun perbedaan BPRS dengan BUS terutama terletak pada
kegiatan usahanya, di antaranya adalah sebagai berikut37:
1) BUS adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan BPRS adalah bank
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
2) BUS dapat menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa
giro,tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad Wadiah dan atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Sedangkan BPRS tidak
menghimpun dana dalam bentuk giro.
37
www.bi.go.id
40
3) BUS dapat melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip
syariah sedangkan BPRS tidak mempunyai kewenangan tersebut.
4) BUS dapat membeli usaha kartu debit dan/atau kertu pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah sedangkan BPRS tidak.
5) BUS dapat membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah
yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia
sedangkan BPRS tidak mempunyai kewenangan tersebut.
6) BUS dapat memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi
sedangkan BPRS tidak mempunyai kewenangan tersebut.
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
strategi bauran pemasaran oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan
adalah mengadakan eksplorasi terhadap penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Detha Alfrian Fajri, Zainul Arifin, dan
wilopo (2013) dalam jurnal administrasi bisnis (JAB) Vol.6.No.2,
Desember yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap
Keputusan Menabung (Survei Pada Bank Muamalat Cabang Malang)”.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan sebagai berikut:
a. Variabel bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk,
harga,promosi, proses, orang, bukti fisik dan lokasi berpengaruh positif
secara simultan terhadap keputusan nasabah menabung di bank
muamalat cabang malang dengan nilai Fhitung sebesar 8,705 dan nilai
sig.F 0,000 lebih kecil dari α (0,05).
41
b. Nilai analisis regresi diketahui bahwa nilai R adjusted = 0,357. Angka
ini menunjukkan bahwa variasi nilai variabel Proses Keputusan
Menabung yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh
sebesar 35,7 % sedangkan sisanya yaitu 64,3% dijelaskan oleh variabel
lain di luar persamaan model.
c. Sampel penelitian sebanyak 98 orang dengan metode probability
sample. Hasil analisis dari penelitian ini variabel produk berpengaruh
secara parsial dengan nilai thitung sebesar 2,493. Nilai ini lebih besar dari
t tabel (2,493 > 1,987) atau nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,015 <
0,05), proses berpengaruh secara parsial dengan nilai thitung sebesar
2,203. Nilai ini lebih besar dari t tabel (2,203 > 1,987) atau nilai
signifikansi lebih kecil dari α (0,030 < 0,05)
d. Produk paling berpengaruh dominan terhadap keputusan menabung
dengan nilai Koefisien Beta (standardized) sebesar 0,274. Kualitas
tabungan yang baik dan dirasakan kebermanfaatannya oleh nasabah
membuat nasabah lebih tertarik untuk menabung.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Firman Yulianto K, Agung Yuniarinto dan
Surachman (2010) dalam Jurnal ISSN: 1411-0199 WACANA Vol.13
No.4, Oktober 2010 yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Bauran
Pemasaran Terhadap Pertimbangan Nasabah Dalam Memilih Bank
Syariah Di Kota Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bauran pemasaran terhadap
pertimbangan nasabah dalam memilih bank syariah. Faktor
produk
(product) merupakan faktor yang paling dipertimbangkan nasabah dalam
42
memilih bank syariah di kota Medan. Hal ini disebabkan karena produk
yang ditawarkan bank syariah cukup inovatif sehingga mampu menarik
perhatian masyarakat untuk mau menjadi nasabah bank syariah. Dimana
inovasi dari produk ini dapat dilihat dari nama atau istilah produk, yang
menggunakan istilah Islam, sehingga mampu memberi daya tarik
tersendiri bagi suatu lingkup masyarakat yang didasarai oleh keyakinan
agama Islam. Keunggulan produk perbankan syariah apabila dibandingkan
dengan produk bank konvensional pada umumnya adalah prinsip yang
diterapkan pada tiap-tiap produk bank syariah menggunakan prinsip dan
syariah Islam.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Wundi Lilis Kustiningsih (2014)
dalam Jurnal ISSN: 2355-5408 Ilmu Administrasi Bisnis Vol.2.No.2 :201214 yang berjudul “Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Keputusan
Menjadi Nasabah Tabungan Faedah Bank BRI Syariah Cabang
Samarinda” Hasil penelitian tersebut menyebutkan sebagai berikut:
a. Sampel penelitian ini adalah 100 responden nasabah Tabungan Faedah
BRI Syariah Cab. Samarinda. Berdasarkan nilai koefisien korelasi (R)
sebesar 0,788 / 78,8% yang berarti tingkat hubungan antar variabel
produk, harga, tempat, promosi, karyawan, proses, dan wujud fisik
terhadap keputusan menjadi nasabah Tabungan Faedah BRI Syariah,
dan tingkat nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
sebesar 59,2% sisanya yaitu 40,8% di pengaruhi oleh variabel di luar
penelitian.
43
b. Produk berpengaruh positif terhadap keputusan menjadi nasabah
Tabungan Faedah BRI Syariah Cab. Samarinda. Hal ini dibuktikan
dengan nilai thitung 4,271 > ttabel 1,985 dengan tingkat signifikasi 0,000
lebih kecil dari α = 0,05.
c. Harga berpengaruh positif terhadap keputusan menjadi nasabah
Tabungan Faedah BRI Syariah Cab. Samarinda. Hal ini dibuktikan
dengan nilai thitung 6,535 > ttabel 1,985 dengan tingkat signifikasi 0,000
lebih kecil dari α = 0,05.
d. Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan menjadi nasabah
Tabungan Faedah BRI Syariah Cab. Samarinda. Hal ini dibuktikan
dengan nilai thitung 2,603 > ttabel 1,985 dengan tingkat signifikasi 0,011
lebih kecil dari α = 0,05.
C. Kerangka Pemikiran
Berikut gambar kerangka Pemikiran dalam penelitian ini:
Produk (X1)
H1
H2
Harga (X2)
Keputusan
Nasabah (Y)
H3
Promosi (X3)
H4
Proses (X4)
H5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
44
D. Hipotesis Penelitian
1. Hubungan antara produk dan keputusan nasabah menggunakan produk
Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana Sejahtera.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen
untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Produk berupa benda fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat,
organisasi, dan ide. 38 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Detha (2013)
yang berjudul pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan
menabung (survei pada bank muamalat cabang malang) menyebutkan
bahwa variabel produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi
nasabah.
Persepsi yang baik akan diberikan oleh konsumen ketika kualitas
produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, produk yang
menarik dan inovatif akan menjadi nilai tambah bagi produk sehingga akan
mempengaruhi keputusan nasabah.
H1: Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah
menggunakan produk Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana
Sejahtera.
2. Hubungan antara harga dan keputusan nasabah menggunakan produk
Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana Sejahtera.
38
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran.,hal. 50
45
Harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.39 Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Eka Wundi Lilis Kustiningsih (2014) dengan judul variabelvariabel yang mempengaruhi keputusan menjadi nasabah tabungan faedah
bank BRI Syariah Cabang Samarinda menyebutkan bahwa variabel harga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah.
Setoran awal yang ringan, tidak adanya biaya administrasi, bonus
yang
menguntungkan
akan
mempengaruhi
keputusan
nasabah
keputusan
nasabah
menggunakan produk bank syariah.
H2:
Harga
berpengaruh
signifikan
terhadap
menggunakan produk Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana
Sejahtera
3. Hubungan antara promosi dan keputusan nasabah menggunakan produk
Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana Sejahtera.
Promosi adalah menginformasikan segala jenis produk-produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. 40 Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Eka Wundi Lilis Kustiningsih (2014) dengan judul
variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan menjadi nasabah tabungan
faedah bank BRI Syariah Cabang Samarinda menyebutkan bahwa variabel
promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilih produk bank
syariah.
39
40
Swastha & Irawan, Manajemen Pemasaran., hal. 241.
Kasmir, Pemasaran Bank., hal. 135.
46
Diketahui semakin banyak informasi mengenai produk baik melalui
media cetak maupun informasi dan promosi yang menarik akan
mempengaruhi keputusan nasabah menggunakan produk bank syariah.
H3: Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah
menggunakan produk Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana
Sejahtera.
4. Hubungan antara proses dan keputusan nasabah menggunakan produk
Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana Sejahtera.
Proses merupakan semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran
aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian
atau operasi jasa. 41 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Detha Alfrian
Fajri, Zainul Arifin, dan wilopo yang berjudul pengaruh bauran pemasaran
jasa terhadap keputusan menabung (survei pada bank muamalat cabang
malang) menyebutkan bahwa proses berpengaruh signifikan terhadap
keputusan nasabah.
Maka dapat diketahui bahwa proses yang mudah dan cepat dalam
setiap
proses
transaksi
dapat
mempengaruhi
keputusan
nasabah
menggunakan produk bank syariah.
H4: Proses berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah
menggunakan produk Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah Dana
Sejahtera
41
Yazid, Pemasaran Jasa., Hal. 20.
47
5. Hubungan antara produk, harga, promosi dan proses terhadap keputusan
nasabah menggunakan produk Tabungan IB Titipan BDS di BPRS Barokah
Dana Sejahtera.
Produk yang memiliki kualitas dan mutu yang baik serta produk yang
sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat akan berpengaruh dalam
keputusan nasabah menggunakan produk. Selain produk yang berkualitas
harga juga berpengaruh dalam penjualan produk, bank yang menawarkan
bonus yang menguntungkan, setoran awal yang murah dan biaya
administrasi bulanan ringan akan mempengaruhi keputusan nasabah
menggunakan produk. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
bank untuk mempengaruhi nasabah yaitu promosi yang menjadi salah satu
hal penting dalam menarik nasabah, dengan melakukan promosi atas
produk yang ditawarkan akan memberi informasi dan pengetahuan yang
luas kepada nasabah. Dengan demikian nasabah akan mengetahui banyak
informasi sehingga dapat memutuskan menggunakan produk yang sesuai
dengan kebutuhannya. Hal penting lain yang perlu diperhatikan oleh bank
yaitu proses. Proses merupakan prosedur, mekanisme dan aliran aktivitas
yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Nasabah akan lebih senang
menggunakan produk yang prosestransaksinya mudah dan cepat, pihak
bank yang dalam proses transaksi tidak menyulitkan para calon nasabah
akan mempengaruhi keputusan nasabah menggunakan produk.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Detha Alfrian Fajri, Zainul Arifin, dan wilopo yang berjudul pengaruh
bauran pemasaran jasa terhadap keputusan menabung (survei pada bank
48
muamalat cabang malang) menyebutkan bahwa variabel produk, harga,
promosi dan proses secara simutan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan nasabah.
H5: Produk, harga, promosi dan proses secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah menggunakan produk Tabungan IB
Titipan BDS di BPRS Barokah Dana Sejahtera
Download