Artikel Penelitian Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Marice Sihombing, Anna Maria Sirait Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Balitbangkes RI Abstrak: Kanker ovarium merupakan salah satu keganasan ginekologi yang paling sering ditemukan pada perempuan dan menempati urutan kedua setelah kanker serviks. Angka kematian akibat kanker ovarium di Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 1989-1992 sebesar 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi. Pada umumnya penderita datang sudah dalam stadium II-IV (42,5%) sehingga keberhasilan pengobatan sangat rendah. Parameter tingkat keberhasilan pengobatan kanker adalah Angka Ketahanan Hidup (AKH) 5 tahun (five year survival rate). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui AKH 5 tahun kanker ovarium dan faktor faktor yang mempengaruhinya yang dilakukan pada penderita yang dirawat di RSCM Jakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan kohort retrospektif. Data diambil dari catatan medik penderita yang dirawat di RSCM Jakarta selama tahun 1996 sampai 2001. Untuk mengetahui keadaan penderita pada saat ini, dilakukan kunjungan rumah bagi mereka yang berdomisili di Jakarta sedang yang di luar Jakarta dilakukan pengiriman formulir isian untuk diisi dan dikirim kembali atau dihubungi melalui telepon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah data penderita kanker ovarium yang dapat dianalisis sebanyak 218 orang dan diperoleh rata-rata AKH 5 tahun sebesar 41,25%. Pada stadium I (68 penderita) AKH 5 tahun sebesar 76,3%, stadium II (9 penderita) 66,6%, stadium III (105 penderita) 24.6% dan stadium IV ( 36 penderita) 8,1%. Dari hasil analisis juga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi AKH 5 tahun kanker ovarium di RSCM Jakarta adalah stadium klinik dan jenis pengobatan. Kata kunci: kanker ovarium, angka ketahanan hidup, stadium 346 Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007 Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium Survival Rate of Ovarium Cancer Dr. Ciptomangunkusumo Hospital, Jakarta Marice Sihombing, Anna Maria Sirait Puslitbang Biomedis dan farmasi, Balitbangkes RI Abstract: Ovarian cancer has been one of the most frequent gynecologic malignancy found in women, and come in second after cervix cancer. Mortality rate due to ovarian cancer in the Department of Obstetrics and Gynecology Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) during 1989-92 was 22.6% of 327 deaths due to gynecologic malignancy. Generally the patients were admitted to the hospital at stage II-IV (42.5%) of the disease, rendering low succesful therapy rate. This study aimed to reveal five-year survival rate of ovarian cancer and its risk factors in patients being treated in Dr.Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. This was a cohort retrospective study. The data were taken from medical records of patients being treated in RSCM from 19962001. To elucidate the patients’ present conditions, home visits were performed to patients living in Jakarta. Questionnaires were being mailed or phoned-interviewed to patients living outside of Jakarta. Study results showed that the number of data that could be included in the study was 218 with means of five-year survival rate 41.25%. In stage I (68 subjects) the five-year survival rate was 76.3%, stage II (9 subjects) 66.6%, stage III (105 subjects) 24.6% and stage IV (36 subjects) 8.1%. The analysis showed that clinical staging and the type of therapy were the most influencing factors to five-year survival rate. Keywords: ovarian cancer, survival rate, staging Pendahuluan Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, mempunyai kemampuan untuk menginvasi dan bermetastasi.1 Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab kematian di banyak negara semakin mengkhawatirkan. Diperkirakan kematian akibat kanker mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara berkembang. Penderita baru diperkirakan 5,9 juta per tahun dan 3,0 juta ditemukan di negara berkembang.2 Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) kematian akibat kanker dari tahun 1992 ada 4,8%, tahun 1995 meningkat menjadi 5.0% dan tahun 2001 meningkat lagi menjadi 6,0%. Penyakit kanker menempati urutan kelima sebagai penyebab kematian di Indonesia.3 Kanker ovarium merupakan salah satu keganasan yang paling sering ditemukan pada alat genitalia perempuan dan menempati urutan kedua setelah kanker serviks. Dari tahun 1989-1992 terdapat 1726 kasus kanker ginekologik di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM, Jakarta dan Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007 13,6% adalah kanker ovarium. Pada umumnya penderita datang sudah dalam stadium II – IV (42,5%). Diketahui juga angka kematian akibat kanker ovarium sebanyak 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi.4 Dari seluruh kanker keganasan ginekologi pada wanita ternyata kanker ovarium mempunyai permasalahan yang paling besar dan angka kematiannya hampir separuh dari angka kematian seluruh keganasan ginekologik.5 Hal ini disebabkan kanker ovarium tidak mempunyai gejala klinis yang khas sehingga penderita kanker ovarium datang berobat sudah dalam stadium lanjut.6 Diperkirakan 70-80% kanker ovarium baru ditemukan setelah menyebar luas atau telah bermetastasis jauh sehingga hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan.7 Parameter tingkat keberhasilan pengobatan kanker termasuk kanker ovarium adalah angka ketahanan hidup 5 tahun (five-year survival rate) setelah pengobatan. Sampai saat ini permasalahan kanker ovarium di Indonesia masih demikian komplek. Salah satunya adalah masih rendahnya daya tahan hidup penderita. Diketahui bahwa Angka Ketahanan Hidup (AKH) 5 tahun kanker ovarium 347 Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium menurun sejalan dengan meningkatnya stadium penyakit. Angka ketahanan hidup pada stadium I sebesar 72,8%, stadium II 46,3%, stadium III 17,2% dan stadium IV hanya 4,8%.8 Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa AKH 5 tahun kanker ovarium pada stadium Ia sebesar 65% dan pada stadium IV hanya 3%.9 Di Indonesia khususnya RSCM Jakarta AKH 5 tahun penderita kanker ovarium masih belum didapatkan. Oleh karena itu tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui AKH 5 tahun kanker ovarium di RSCM Jakarta dan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. variabel independen secara bersama-sama dengan mengontrol pengaruh variabel yang diduga sebagai confounding. Variabel kandidat yang diikutkan dalam analisis Regresi Cox adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25. Dari variabel kandidat tersebut diperiksa apakah antar variabel terjadi interaksi dengan cara multiplikasi masing-masing variabel. Jika tidak ditemukan interaksi, dilanjutkan dengan pemeriksaan konfonding. Dengan demikian diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi ketahanan hidup lima tahun kanker ovarium. Batasan Operasional Metode Rancangan dan Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan kohort retrospektif (follow up study). Sampel adalah semua penderita kanker yang dirawat di RSCM Jakarta dari 1 Januari 1996 sampai 31 Desember 2001 (diperkirakan 200 orang). Data diperoleh dari catatan medik rawat inap dan rawat jalan penderita kanker ovarium yang berobat ke RSCM Jakarta. Dari catatan medik tersebut diperoleh variabel yang diperlukan dan variabel tersebut dipindahkan ke formulir kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Variabel yang diperlukan antara lain umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, umur pertama kali hamil, jumlah kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi stadium klinik, tanggal mulai diberi pengobatan, jenis pengobatan, kepatuhan, tanggal keluar/terakhir periksa ulang dan keadaan penderita saat keluar dari rumah sakit (meninggal atau hidup). Bila penderita tidak melakukan pemeriksaan ulang setelah pulang dari rumah sakit, sehingga tidak diketahui apakah penderita masih hidup setelah pengobatan lima tahun akan dilakukan kunjungan rumah atau dihubungi melalui telepon. Bagi penderita yang bertempat tinggal di luar kota Jakarta akan dihubungi melalui telepon atau dilakukan pengiriman formulir daftar isian ke alamat penderita atau keluarganya melalui pos untuk diisi dan dikirim kembali. Bila alamat penderita tidak ditemukan karena kurang lengkap atau mungkin penderita telah pindah rumah dengan alamat yang tidak jelas maka penderita tersebut dikategorikan hilang dari pengamatan (sensor) dan tanggal hilangnya sesuai dengan tanggal terakhir keluar dari rumah sakit atau tanggal terakhir periksa ulang ke rumah sakit bagi penderita yang melakukan pemeriksaan ulang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis Univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi, besarnya proporsi dari masing masing variabel yang akan disajikan secara deskriptif. Untuk mengetahui besarnya angka ketahanan hidup lima tahun dilakukan Uji Kaplan Meyer sedangkan untuk melihat kemaknaannya digunakan Tes Logrank. Selanjutnya dilakukan analisis Regresi Cox untuk mengetahui hubungan variabel dependen dengan 348 1. 2. 3. 4. 5. Penderita kanker ovarium adalah penderita yang telah didiagnosis oleh dokter berdasarkan hasil patologi anatomi. Ketahanan hidup lima tahun merupakan angka ketahanan hidup selama lima tahun setelah mendapat pengobatan. Sensor adalah sampai penelitian berakhir penderita masih hidup, ( hilang dari pengamatan atau penelitian berakhir). Jenis pengobatan yang diberikan kepada penderita adalah operasi; radiasi; kemoterapi; operasi + radiasi; operasi + radiasi + kemoterapi; radiasi + kemoterapi dan operasi + kemoterapi. Stadium klinik diklasifikasikan sesuai dengan FIGO ( The International Federation of Gynecology and Obstetrics). Hasil Data penderita kanker ovarium di RSCM, Jakarta selama tahun 1996-2001 yang masuk dalam kriteria inklusi penelitian adalah 218 orang. Dari 218 orang penderita ini diketahui yang meninggal sebanyak 36,7%, hidup 21,1% dan sisanya 42,2% hilang (tidak diketahui keberadaannya). Selanjutnya dilakukan analisis terhadap data penderita seperti dibawah ini. Analisis Deskriptif Analisis ini dilakukan terhadap data karakteristik penderita, status kebidanan dan keadaan penyakit. Karakteristik Penderita Karakteristik penderita yang diperoleh dari status adalah umur, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan. Dari 218 orang penderita, diperoleh umur termuda 11 tahun dan tertua 73 tahun. Rata-rata umur adalah 39,64 tahun dengan standard deviasi (SD) 13,57 tahun. Secara umum tingkat pendidikan penderita rendah dengan yang terbanyak adalah sekolah dasar yaitu 34,9% dan hanya sebagian kecil di perguruan tinggi yaitu 7,8%. Pada umumnya penderita adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu 87%, disusul pegawai (negeri dan swasta) 16,1%, dan yang masih berstatus sekolah 9,6%. Lebih dari separuh penderita (67,9%) berstatus kawin sedang yang belum kawin sebesar 22,9%. Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007 Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium Status Kebidanan Status kebidanan penderita seperti jumlah kehamilan, umur mulai hamil dan pemakaian alat kontrasepsi sering tidak tercantum dalam status pasien. Namun ini akan ditanyakan pada saat kunjungan rumah atau pada formulir isian yang dikirim ke alamat penderita/keluarga. 1. Jumlah kehamilan Pertanyaan yang diajukan adalah berapa jumlah anak dan apakah pernah mengalami abortus. Apabila yang menjawab kuesioner bukan penderita sendiri sehingga tidak diketahui apakah penderita pernah mengalami abortus, maka jumlah anak yang pernah dilahirkan dianggap sebagai jumlah kehamilan. Penderita yang pernah hamil 2 kali atau kurang 28% sedang penderita yang telah kawin namun belum pernah hamil 12,4%. 2. Umur Mulai Hamil Bila yang menjawab pertanyaan tidak mengetahui umur penderita mulai hamil maka ditanya umur anak pertama. Selanjutnya peneliti akan mengurangi umur ibu dengan umur anak. Diperoleh umur mulai hamil kurang dari 19 tahun sebanyak 17,0% dan penderita yang mulai hamil antara 20-29 tahun 17,4%. 3. Pemakaian Alat Kontrasepsi Pemakaian alat kontrasepsi dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu tidak pernah memakai alat kontrasepsi, memakai kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi non-hormonal. Penderita yang tidak pernah memakai alat kontrasepsi sebesar 44%, menggunakan kontrasepsi hormonal 13,3% dan non hormonal 10,1%. Keadaan Penyakit Keadaan penyakit meliputi stadium klinik, jenis pengobatan, kepatuhan berobat dan asites. Diketahui penderita datang berobat kebanyakan dalam stadium lanjut yaitu pada stadium III sebesar 48.2%, sedang stadium I ada 31.2%. Secara umum jenis pengobatan yang diterima penderita adalah operasi yang dikombinasi dengan kemoterapi yaitu 56% disusul yang hanya mendapat operasi saja ada 34.4%. Kepatuhan penderita sangat rendah ada sekitar 56.6% yang tidak meneruskan pengobatannya. Alasan yang diperoleh dari kuesioner adalah mencari pengobatan alternatif disamping tidak ada biaya. Penderita yang mengalami asites sebanyak 53.1% sedang yang tidak asites 46.9%. Hasil analisis deskriptif penderita kanker ovarium secara lengkap disajikan dalam Tabel 1. Analisis Antara AKH 5 Tahun dengan Variabel Independen Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah Kaplan Meyer dan untuk mengetahui hubungan antara dua Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Variabel Independen Variabel n % Meninggal Karakteristik Penderita Umur (tahun) n=218 ≤19 22 10.1 8 20-29 28 12.8 9 30-39 54 24.8 17 40-49 82 28.4 22 50-59 33 15.1 12 ≥60 19 8.7 10 Pendidikan (tahun) n=175 0-6 76 34.9 30 7-9 34 15.6 15 10-12 48 22.0 19 ≥12 17 7.8 9 Pekerjaan n=218 Pegawai 36 16.1 18 Wiraswasta 5 2.3 4 Buruh 11 5.0 2 IRT 146 87.0 48 Sekolah 21 9.6 8 Status Perkawinan n=218 Belum kawin 50 22.9 19 Kawin 148 67.9 51 Cerai hidup 10 4.6 4 Cerai mati 10 4.6 6 Status Kebidanan Jumlah kehamilan n=159 Tidak pernah 27 12.4 11 ≤2 kali 61 28.0 19 ≤4 kali 33 15.1 15 ≥5 kali 38 17.4 14 Umur mulai hamil n=137 Tidak pernah 27 11.9 10 ≤19 37 17.0 13 20-24 38 17.4 12 25-29 27 12.4 11 30-34 4 1.8 0 ≥ 35 4 1.8 1 Pemakaian alat kontrasepsi n=147 Tidak KB 96 44.0 36 Hormonal 29 13.3 9 Non hormonal 2 2 10.1 10 Keadaan Penyakit Stadium klinik n=218 Stadium I 68 31.2 10 Stadium II 9 4.1 2 Stadium III 105 48.2 48 Stadium IV 36 16.5 20 Jenis pengobatan n=217 Operasi 75 34.4 22 Operasi + 1 5.0 1 radiasi Operasi + 122 56 44 kemoterapi Operasi + 6 28 5 kemoterapi + radiasi Paliatif 13 6.0 8 Patuh berobat n=198 Ya 86 43.4 30 Tidak 112 56.6 38 Asites n=213 Ya 113 53.1 50 Tidak 100 46.9 28 Hidup Hilang 7 7 12 13 5 4 7 12 25 27 16 5 16 7 15 4 30 12 14 4 9 0 7 24 6 8 1 2 74 7 17 27 1 1 14 70 5 3 5 9 5 7 11 33 13 17 5 5 11 4 2 3 11 19 15 12 2 0 20 5 2 40 15 10 30 4 11 1 28 3 46 15 15 0 38 - 30 48 1 - 0 5 25 19 31 55 21 23 42 49 349 Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium variabel digunakan Tes Logrank dengan batas kemaknaan a= 0,05. Dari 218 penderita diperoleh nilai rata-rata AKH 5 tahun setelah mendapat pengobatan adalah 41,25 % dengan median hidup 1294 hari. Hasil analisis Kaplan Meyer penderita kanker ovarium tertera dalam Tabel 2. Perolehan beberapa variabel yang setelah diuji dengan Tes Logrank mempunyai nilai p≤0,05 yaitu stadium klinik, jenis pengobatan dan asites. Stadium Klinik Angka ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker ovarium pada stadium I sebesar 76,39%, stadium II 66,67%, stadium III 24,64% dan stadium IV 8,13%. Tes Logrank memperlihatkan ada hubungan yang bermakna (p=0.0000) antara stadium klinik dengan AKH 5 tahun penderita kanker ovarium di mana semakin kecil stadium penyakit semakin tinggi AKH (Gambar 1) 1.0 .8 Std I Survival Std II .6 .4 Std III .2 Std IV 0.0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 hari Gambar 1. Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium Menurut Stadium Klinik Jenis Pengobatan Angka ketahanan hidup 5 tahun penderita yang memperoleh pengobatan melalui operasi adalah 46.52%, yang memperoleh pengobatan kombinasi operasi + kemoterapi 44.11% dan pengobatan melalui kombinasi operasi + kemoterapi dan radiasi adalah 16.67%. AKH 5 tahun pada penderita yang hanya mendapat paliatif adalah 0% yang berarti tidak adanya penderita yang bertahan hidup sampai 5 tahun setelah mendapat pengobatan pa;iatif. Hasil analisis dengan Tes Logrank memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis pengobatan dengan AKH 5 tahun kanker ovarium dengan p=0.000. Asites Angka ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker ovarium yang mengalami asites 33,5% lebih rendah dibanding yang tidak asites yaitu 52,07%. Setelah dilakukan Tes Logrank 350 Tabel 2. Angka Ketahanan Hidup menurut Variabel Independen Variabel AKH 5 tahun Umur (tahun) ≤19 0.5048 20-29 0.4927 30-39 0.4548 40-49 0.4602 50-59 0.4139 ≥ 60 0 Pendidikan 0-6 0.4106 7-9 0.3376 10-12 0.4915 ≥12 0.3047 Pekerjaan Pegawai 0.3474 Wiraswasta 0 Buruh 0.7778 IRT 0.4136 Sekolah 0.4293 Status Perkawinan Belum kawin 0.4942 Kawin 0.4011 Cerai hidup 0.3704 Cerai mati 0.2286 Jumlah kehamilan Tidak pernah 0.3692 ≤2 kali 0.4398 ≤4 kali 0.2700 ≥5 kali 0.3746 Umur mulai hamil Tidak pernah 0.3855 ≤14 0 15-19 0.4161 20-24 0.5846 25-29 0.1717 30-34 0 ≥35 0.2500 Pemakaian alat KB Tidak KB 0.4027 Hormon 0.4976 Non-hormonal 0.1806 Stadium klinik Stadium I 0.7639 Stadium II 0.6667 Stadium III 0.2464 Stadium IV 0.0813 Jenis pengobatan Operasi 0.4652 Operasi+radiasi 0 Operasi+kemo- 0.4411 terapi Operasi+kemo- 0.1667 terapi + radiasi Paliatif 0 Patuh berobat Ya 0.5181 Tidak 0.4042 Asites Ya 0.3350 Tidak 0.5207 Median (hari) Logrank p 0 1248 1825 1549 543 652 5.74 0.3321 1164 1549 1595 445 0.39 0.9420 755 619 0 1549 1248 9.42 0.0514 1248 1249 1164 558 1.01 0.7990 1183 1825 717 1549 1.56 0.6680 1183 126 1114 0 1825 652 755 5.36 0.4990 1595 1825 704 2.00 0.3679 0 0 755 452 41.81 0.0000 30.39 0.0000 1549 1.24 0.2647 1183 0 4.17 0.0412 1825 717 1595 589 83 Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007 Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium diperoleh ada hubungan antara asites dengan AKH 5 tahun penderita kanker ovarium dengan p ≤0.0412. Faktor Faktor yang Mempengaruhi AKH 5 Tahun Dari hasil analisis regresi Cox dan mengontrol variabel confounding serta dilakukan interaksi dengan cara multiplikasi masing-masing variabel diketahui bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi AKH 5 tahun kanker ovarium di RSCM adalah stadium klinik dan jenis pengobatan seperti yang terdapat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil akhir analisis Multivariat dengan Regresi Cox Variabel Stadium Klinik I II III IV Jenis pengobatan Operasi Op + radiasi Op + kemo Op + kemo + rad Paliatif RR 1 1.667 4.607 8.626 1 0.668 0.691 1.122 2.830 p 0.0000 - 95% CI 0.051 – 0.262 - 0.51 0.00 0.00 0.011 0.702 0.114 0.820 0.018 0.364 – 7.694 2.308 – 9.196 3.811 – 19.552 0.084 – 5.286 0.411 – 1.162 0.419 – 3.006 1.198 – 6.685 Diskusi Hasil analisis data penderita kanker ovarium (218 penderita) di RSCM Jakarta diperoleh nilai rata-rata AKH 5 tahun sebesar 41.25% dengan median hidup 1294 hari ( 3.54 tahun). AKH 5 tahun ini lebih baik dari hasil penelitian yang dilaporkan peneliti Piver yaitu 39% dan Maria yaitu 23.73%.11,12 Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh jumlah sampel, kelengkapan data dan faktor lain pada masing-masing studi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tidak ditemukan penderita pada stadium 0. Lebih dari separuh penderita datang berobat sudah dalam stadium lanjut yaitu stadium III dan IV (64.7%). Hal ini disebabkan perjalanan penyakit kanker ovarium berlangsung secara tersembunyi, tidak mempunyai gejala klinis yang khas sehingga pada saat diagnosis ditegakkan keadaan penyakit sudah dalam stadium lanjut.7 Pada umumnya masyarakat di Indonesia tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Ini berhubungan dengan keadaan ekonomi masyarakat yang sebagian besar termasuk golongan menengah ke bawah dan juga pengetahuan yang kurang mengenai penyakit khususnya kanker ovarium. Angka ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker ovarium di RSCM Jakarta dalam kurun waktu 1996 - 2001 menurut stadium adalah stadium I sebesar 76.3%, stadium II 66.6%, stadium III 24.6% dan stadium IV 8.1%. Dari beberapa hasil penelitian diketahui AKH 5 tahun berdasarkan stadium sangat bervariasi. Hasil penelitian ini lebih rendah dari yang Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007 dilaporkan oleh Hoscheneider dan Berek yaitu AKH 5 tahun pada stadium I, II, III dan IV berturut-turut adalah 93%, 70%, 37% dan 25%.13 Kemungkinan besar hal ini terjadi disebabkan ketajaman diagnostik dan fasilitas pengobatan yang lebih baik. Disamping itu keadaan ekonomi yamg lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang dan juga kesadaran penderita untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (check-up) berperan besar. Namun, hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dari hasil penelitian Hogberg dkk yaitu stadium I sebesar 80.8% stadium II 63%, stadium III 17.5% dan stadium IV 17.1%.14 Pada penelitian ini diperoleh bahwa lebih dari separuh penderita mendapat pengobatan kemoterapi setelah operasi yaitu 56% disusul penderita yang mendapat operasi saja 34.4%. AKH 5 tahun penderita yang operasi adalah 46.5% dan AKH penderita yang mendapat pengobatan kombinasi operasi + kemoterapi adalah 44.1%. Pada penelitian ini sulit dianalisis AKH 5 tahun penderita kanker ovarium yang mendapat pengobatan berdasarkan stadium klinik. Hal ini disebabkan data yang kurang memadai untuk analisis. Penderita kanker ovarium yang tidak patuh meneruskan pengobatan sesuai anjuran dokter yang merawatnya lebih besar jumlahnya (56.6%) dibanding dengan penderita yang patuh (43.4%). Hal ini berhubungan dengan keadaan ekonomi keluarga penderita yang berasal dari keluarga kurang mampu sehingga keluarga lebih memilih pengobatan alternatif. Penderita yang patuh berobat memiliki AKH 5 tahun lebih baik yaitu 51.8% sedang yang tidak patuh AKH 5 tahun adalah 40.42%. Penderita yang mengalami asites ada sebesar 53.1%. Asites merupakan petunjuk kuat adanya keganasan sehingga AKH 5 tahun yang mengalami asites 33.5% jauh lebih rendah dari yang tidak asites yaitu 52.07%. Penderita yang memakai alat kontrasepsi hormonal, AKH 5 tahun lebih tinggi (49.76%) dibanding dengan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (40.27%) dan yang memakai kontrasepsi non hormonal (18.06%). Dari literatur diketahui ada dugaan keterkaitan pemakaian alat kontrasepsi dapat menurunkan angka kejadian kanker ovarium namun, belum ada penjelasan yang memuaskan.15 Dari hasil analisis Regresi Cox diperoleh bahwa kandidat variabel yang dapat dilanjutkan ke analisis multivariat adalah pekerjaan, stadium klinik, jenis pengobatan dan asites. Setelah dilakukan pengendalian confounding dengan cara mengeluarkan satu per satu variabel yang tidak signifikan kemudian dilakukan pemeriksaan interaksi antar variabel. Interaksi yang dilakukan adalah multiplikatif dan terbatas hanya pada dua variabel. Hasil akhir analisis diperoleh bahwa faktor faktor yang mempengaruhi AKH 5 tahun kanker ovarium yaitu stadium klinik dan jenis pengobatan (Tabel 3). Interpretasi Tabel 3 adalah dengan semakin meningkatnya stadium kanker maka risiko meninggal semakin tinggi pula. Risiko meninggal untuk penderita stadium III sebesar 4,6 kali (p=0,00; 95% CI 2,308-9,196) lebih besar dan stadium IV 351 Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Ovarium sampai 8,6 kali (p=0,00; 95% CI 3,811-19,552) dibanding stadium I. Hal ini disebabkan karena perjalanan penyakit kanker ovarium berlangsung secara tersembunyi, tidak mempunyai gejala klinis yang khas sehingga saat diagnosis ditegakkan sudah dalam stadium lanjut.6,7 Hal yang sama juga dinyatakan Tingulstad bahwa lebih dari 60% kanker ovarium pada saat di diagnosis telah menunjukkan stadium lanjut dan prognosisnya buruk dengan perkiraan AKH 5 tahun berkisar hanya 10-20%. 10 Hanya penderita yang mendapat pengobatan paliatif mempunyai risiko meninggal 2,8 kali lebih besar (p=0,018; 95% CI 1,198-6,685) dibanding dengan yang mendapat pengobatan operasi saja. Pengobatan paliatif hanya ditujukan pada penderita kanker dengan stadium lanjut yang hanya dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita bukan untuk penyembuhan. Kesimpulan Kesadaran rakyat Indonesia (dalam hal ini perempuan) akan kesehatan masih rendah, terbukti dari banyaknya jumlah pasien kanker yang datang pada stadium lanjut, bahkan terminal. Kondisi ini menyebabkan angka kematian akibat kanker menjadi tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup lima tahun penderita kanker ovarium adalah stadium klinik serta jenis pengobatan yang diterima pasien, karena kedua faktor tersebut berkaitan langsung dengan tingkat keparahan penyakit Ucapan Terima Kasih Kepada Yayasan Kanker Indonesia Pusat atas bantuan dana yang diberikan, Ketua Kolitbang Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM Jakarta yang telah memberi izin untuk menggunakan data penderita Kanker ovarium yang dirawat di RSCM Jakarta, para staf Rekam Medik Onkologi Ginekologi FKUI/RSCM atas bantuannya mencarikan status penderita kanker ovarium, semua penderita kanker ovarium dan 352 keluarganya atas informasi yang telah diberikan. Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper (terj) ed 24. Jakarta: EGC; 1997.p.798-800. Parkin DM, Laara E, Muir CS. Estimates of worldwide frequency of sixteen major cancers in 1980. Int J Cancer 1988;4:184-197. Survei Kesehatan Rumah Tangga. Laporan studi mortalitas 2001: Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2002. Aziz MF. Current management and trend of ovarian cancer.In Saifuddin AB, Affandi B and Wiknjosastro GH. Womens Health. The proceeding of the XVth. Asian and Oceania Congress of Obstetrics and Gynecology. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. S. Prawihardjo,1995.p.321-334. Syamsudin S. Manajemen Pembedahan pada kanker ovarium. Maj Kedok Indon 1992;42:731-735. Wisaksono B dan Adiyono W. Terapi pembedahan yang adekuat pada penderita kanker ovarium. Maj Obstet Ginekol Indonesia 1996;20:112-116. Nuranna L. Kanker Ovarium. Jakarta: Sub Bagian Onkologi Kebidanan dan Kandungan FKUI/RSCM; 1992. Patterson F. Annual report on the result of treatment in gynecological cancer 1988, FIGO Stockholm. Johnson RJ. Non-invasive Technique in Staging Ovarian Carcinoma. In: Management of Ovarian Cancer, Blackledge, Chan KK (eds). First edition, Butterworths; 1986.p.33-44. Tingulstad S SF, Halvorsen TB, Hagen B. Survival and Prognostic Factors in Patients With Ovarian Cancer. The American College of Obstetrician and Gynecologists 2003;101:885-91. Piver MS, Lele SB, Bakashi S. Five and ten year estimated survival and disease-free rates after intraperitoneal chromic phosphate: Stage I ovarian adenocarcinoma. Am J Clin Oncol 1988;11:515. Sirait AM. Kanker ovarium di Rumah sakit Kanker Dharmais Jakarta. J Epid Ind 2006;8:16-24. Chamim. Simplikasi diagnosis neoplasma ovarium curiga ganas prabedah. Jakarta: Bagian Obstetri dan Ginekologi RSCM/FKUI; 2002 HQ Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 10, Oktober 2007