7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Inkuiri 2.1.1 Pengertian pembelajaran inkuiri Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Peran siswa dalam pembekajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar (Sudrajat, 2011:1). Menurut Witarsa (2011:2) Inkuiri merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak belajar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran ini, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. Hamalik (1991) Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Dahar (1991) menyatakan pembelajaran inkuiri sebagai pembelajaran dimana guru dan anak 7 8 mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini mahasiswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan dosen. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain. 2.1.2 Ciri-ciri pembelajaran inkuiri Menurut Sudrajat (2011:1) Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu: 1. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. 2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satusatunya sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan 9 motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. 3. Tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. 2.1.3 Prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri Menurut Sudrajat (2011:1) Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini: 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. 2. Prinsip interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 10 3. Prinsip bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya. 4. Prinsip belajar untuk berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 5. Prinsip keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. 2.1.4 Langkah-langkah pembelajaran inkuiri Suyadi (2013:123-125) menyatakan bahwa proses pembelajaran inkuiri adalah mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Orientasi Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru atau pendidik mengkondisikan 11 peserta didik agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah: a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan. c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. 2) Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada satu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk berpikir memecahkan teka-teki tertentu. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki dengan jawaban pasti. 3) Merumuskan hipotesis Dalam konteks ini, hipotesis yang dimaksud adalah ketika guru mengajukan pertanyaan kepada peseta didik yang mendorongnya untuk merumuskan jawaban sementara, atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu masalah yang sedang dibahas, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat rasional dan logis. 4) Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. 12 5) Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Adapun yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan. 6) Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan langkah penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat, sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta didik data yang relevan. 2.2 Tingkat Kemampuan Inkuiri Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa (Sanjaya, 2006:194). Pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam kehidupan mereka, belajar memecahkan masalah yang tidak memiliki solusi yang jelas, dan menjadikan hasil penemuan mereka sebagai solusi saat ini dan masa yang akan datang. Menurut Berliana (2013:36) berdasarkan penelitian yang dilakukan di sekolah menengah pertama, pembelajaran inkuiri dapat menggali kemampuan-kemampuan 13 seperti kemampuan mengamati, kemampuan membuat hipotesis, kemampuan mengklasifikasi, kemampuan merencanakan percobaan, dan kemampuan dalam berkomunikasi. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan inkuiri siswa. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada tingkat kemampuan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Menurut Olson dan Horsley (2000:19) terdapat delapan aspek kemampuan inkuiri yang harus dikembangkan pada diri siswa, yaitu; (1) Identify questions that can be answered through scientific investigations, (2) Design and conduct a scientific investigation, (3) Use appropriate tools and techniques to gather, analyze, and interpret data, (4) Develop descriptions, explanations, predictions, and models using evidence, (5) think critically and logically to make the relationships between evidence and explanations, (6) Use mathematics in all aspects of scientific inquiry, (7) Recognize and analyze alternative explanations and predictions, (8) Communicate scientific procedures and explanations. Pengertian Olson dan Horsley (2000:19) dalam bahasa Indonesia, kurang lebih adalah sebagai berikut : (1) kegiatan merumuskan masalah dan menyusun hipotesis, (2) kegiatan merencanakan dan melaksanakan penyelidikan sederhana, (3) kegiatan menggunakan peralatan dan cara-cara yang tepat untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data, (4) kegiatan mengembangkan deskripsi, penjelasan, prediksi, dan model-model dengan menggunakan fakta-fakta yang ada, (5) kegiatan berpikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta-fakta dengan penjelasan, (6) kegiatan menggunakan matematik pada setiap aspek 14 penyelidikan, (7) kegiatan menganalisis dan meninjau kembali penjelasan-penjelasan yang akan dibuat, (8) kegiatan mengkomunikasikan langkah-langkah dan hasil penyelidikan. 2.3 Praktikum Biologi 2.3.1 Pengertian praktikum Praktikum merupakan salah bentuk kegiatan pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan ataupun pengamatan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu teori yang telah dipelajari. Menurut Djamarah dan Zain (2010:81) dalam pembelajaran biologi, praktikum merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada proses penemuan sekaligus pemberian pengalaman langsung kepada siswa, untuk melatih dan mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan persoalan biologi melalui pendekatan observasi maupun eksperimen. Hamalik (2002:130) menyatakan bahwa melalui kegiatan praktikum maka siswa akan melakukan kerja ilmiah seperti mengembangkan kemampuan menemukan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, membuat hipotesis, merancang penelitian atau percobaan, mengontrol variabel, melakukan pengukuran, mengorganisasi dan memaknai data, membuat kesimpulan, mengkomunikasikan hasil penelitian atau percobaan baik secara lisan maupun tertulis. Rangkaian kegiatan praktikum tersebut selaras dengan bentuk kegiatan pembelajaran inkuiri. 15 2.3.2 Bentuk kegiatan praktikum Menurut Hidayah (2011:22) ditinjau dari metode penyelenggaraannya, kegiatan praktikum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu demonstrasi dan percobaan (eksperimen). Demonstrasi adalah proses menunjukkan sesuatu (proses atau kegiatan) kepada orang lain. Dalam metode demonstrasi, proses kegiatan praktikum biasanya dilakukan di depan kelas oleh guru (dapat dibantu oleh beberapa siswa) atau sekelompok siswa, sedangkan siswa yang lain hanya memperhatikan tanpa terlibat langsung dengan kegiatan itu. Percobaan atau eksperimen adalah proses memecahkan masalah melalui kegiatan manipulasi variabel pengamatan dan pengukuran. Dalam percobaan, proses kegiatan dilakukan oleh semua siswa. Percobaan biasanya dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari beberapa siswa bergantung pada jenis percobaannya seperti mengukur dan mengamati bentuk sel, melihat pigmen plastida pada tumbuhan dan dapat menggunakan alat-alat laboratorium yang tersedia di sekolah. Kegiatan praktikum baik dalam bentuk demonstrasi maupun percobaan (eksperimen), dapat dikategorikan menjadi kegiatan yang bersifat verifikasi atau deduktif dan kegiatan inkuiri atau induktif. Kegiatan verifikasi adalah rangkaian kegiatan pengamatan atau pengukuran, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan yang bertujuan untuk membuktikan konsep yang sudah dipelajari atau pemberitahuan terlebih. Kegiatan verifikasi dilakukan untuk menguji teori yang telah ada seperti kegiatan praktikum osmosis dan difusi. Kegiatan inkuiri dipersiapkan untuk memfasilitasi agar proses pembelajaran berpusat pada siswa dan untuk memberikan bimbingan secukupnya dalam rangka menjamin keberhasilan siswa dalam proses 16 penemuan konsep ilmiah. Kegiatan inkuiri dilakukan karena melihat masalah yang ditemukan sehingga melakukan penelitian dan akhirnya mendapatkan teori (Wiyanto, 2008:30-31). 2.3.3 Tujuan praktikum Berdasarkan ranah keterampilan yang harus dikuasai siswa, maka tujuan praktikum menurut Anonim (2008:7) dijabarkan sebagai berikut: 1. Aspek kognitif: melatih kemampuan siswa untuk berfikir secara kritis dalam menemukan atau memaknai suatu pengetahuan yang dipelajarinya. 2. Aspek afektif: melatih siswa untuk belajar merencanakan kegiatan praktikum secara mandiri atau kelompok, belajar bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu dan belajar mengkomunikasikan hasil kegiatan praktikum yang diperoleh. 3. Aspek psikomotor: melatih siswa untuk terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, melatih siswa untuk mampu melakukan pengamatan, melakukan pengukuran mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. 2.3.4 Kelebihan dan kekurangan praktikum 1) Kelebihan Praktikum Adapun kelebihan dari praktikum dalam kegiatan pembelajaran siswa di sekolah menurut Djamarah dan Zain (2010:84) adalah sebagai berikut: 1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan hasil kegiatan praktikum yang didapatnya. 17 2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Dapat mengarahkan aktifitas belajar siswa dalam memecahkan berbagai bentuk permasalahan biologi dengan menggunakan pendekatan observasi maupun ekspiremen di dalam kegiatan praktikum. 2) Kekurangan Praktikum Adapun kekurangan dari praktikum dalam kegiatan pembelajaran siswa di sekolah menurut Djamarah dan Zain (2010:84) adalah sebagai berikut: 1. Tidak berlaku untuk semua bidang studi pelajaran, atau lebih cenderung pada bidang studi sains. 2. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal. 3. Menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. 4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan. 2.4 Sistem Koordinasi Semua sistem organ dalam tubuh manusia bekerja secara teratur dan selaras, kecuali jika ada gangguan atau kelainan. Hal ini disebabkan karena ada sistem yang mengatur kerja berbagai sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem koordinasi. Sistem koordinasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem hormon (endokrin) (Campbell dan Reece, 2008:236). 18 2.4.1 Sistem saraf Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon berfungsi untuk mengatur dan memelihara fungsi tubuh, misalnya mengatur kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam, dan sekresi berbagai kelenjar dalam tubuh. 1. Organisasi Sistem Saraf Sistem saraf berperan penting untuk merasakan perubahan-perubahan yang terjadi di luar atau di dalam tubuh, menafsirkannya, dan memberi respon (menjawab) dalam bentuk kontraksi otot atau dapat berupa sekresi kelenjar. Fungsi sistem saraf pada manusia adalah sebagai berikut. 1) Menerima informasi atau rangsangan berupa perubahan yang terjadi di dalam lingkungan melalui reseptor. 2) Mengatur dan memproses informasi atau rangsangan yang diterima. 3) Mengatur dan memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan dalam bentuk gerak atau sekresi kelenjar. a. Sel Saraf (Neuron) Sel saraf atau neuron merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil dari sistem saraf. Sel-sel ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi, sehingga bila mengalami kerusakan tidak dapat diperbaiki. 19 Gambar 2.1 bagian-bagian sel saraf (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008) Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Bagian-bagian sel saraf adalah sebagai berikut. 1) Badan sel, di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel yang terbungkus oleh selaput plasma. Fungsi badan sel saraf adalah menerima dan meneruskan impuls dari dendrit ke neurit atau akson. 2) Dendrit, merupakan juluran dan bercabang-cabang yang keluar dari badan sel, berfungsi menerima dan membawa rangsang ke badan sel. 3) Neurit atau akson merupakan juluran badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang dari badan sel ke sel saraf lainnya. Daerah pertemuan ujung-ujung neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di tempat inilah rangsangan diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain. Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi sel saraf sensorik, motorik, dan perantara. 1) Sel saraf sensorik, berfungsi untuk menerima rangsang dari reseptor (indera) dan meneruskan ke otak atau sumsum tulang belakang. 20 2) Sel saraf motorik, berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum tulang belakang menuju reseptor (otot/kelenjar tubuh). 3) Sel saraf perantara/asosiasi (interneuron), sebagai perantara neuron sensorik dengan neuron motorik. Mekanisme kerja sistem saraf adalah sebagai berikut. Rangsangan yang diterima reseptor diteruskan menuju susunan saraf pusat. Dendrit membawa rangsang ke badan sel dan diteruskan menuju neurit. Rangsang diteruskan ke dendrit sel saraf yang lain melalui sinapsis. Pada sinapsis terdapat cairan neurotransmitter berupa asetilkolin. Asetilkolin dihasilkan oleh ujung neurit yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari neurit ke dendrit sel saraf lain. Kerja asetilkolin dapat terganggu oleh obat-obatan tertentu. Apabila kerja asetilkolin terganggu, sinapsis tidak akan mampu menghantarkan impuls saraf. Akibatnya akan terjadi gangguan pada koordinasi tubuh. b. Susunan Saraf pada Manusia Susunan saraf manusia terdiri dari susunan saraf sadar dan saraf tak sadar (otonom). Sistem saraf sadar terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi. Sedangkan sistem saraf tak sadar terdiri dari saraf simpatik dan parasimpatetik. 1) Sistem Saraf Sadar Sistem saraf sadar terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi. 21 a) Sistem Saraf Pusat Gambar 2.2 bagian-bagian otak (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008) Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak manusia dapat dibedakan menjadi otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak besar mencakup 80% berat otak, permukaan luarnya disebut korteks yang berwarna kelabu (disebut substansi grisea). Bagian ini tersusun dari enam lapisan sel yang berfungsi sebagai penerima, menganalisis, dan menyimpan informasi. Oleh karena itu bagian otak besar memegang peranan penting dalam aktivitas intelektual. Di bawah korteks terdapat bagian medula yang berwarna putih (disebut substabsi alba). Medula terdiri dari akson-akson yang bermielin dan banyak serabut saraf. Otak besar terbagi menjadi dua belahan yang mengendalikan kegiatan tubuh yang berbeda. Belahan kiri mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kanan dan sebaliknya belahan kanan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri (Campbell dan Reece, 2008:241). 22 Fungsi otak besar yaitu untuk menyimpan memori, tempat berpikir, pusat kesadaran dan kemauan, tempat menerjemahkan rangsangan yang masuk baik melalui pendengaran maupun penglihatan, dan mengoordinasikan gerak serta mengendalikan semua kegiatan yang disadari. Otak kecil berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di belakang otak besar. Otak kecil terdiri dari dua belahan kanan dan kiri. Ada bagian yang berbentuk bulat (disebut vermis) dan seperti sayap (disebut hemisfer). Fungsi otak kecil adalah mengatur gerak tak sadar dari otot-otot rangka, bekerja sama dengan telinga dalam untuk mengatur keseimbangan tubuh, dan mempertahankan postur tubuh. Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otak kecil dan sumsum tulang belakang. Terletak di bawah otak besar dan di depan otak kecil. Sumsum lanjutan tersusun dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna putih di sebelah luar, sedangkan lapisan berwarna abu-abu di sebelah dalam. Fungsinya adalah untuk mengatur kegiatan tubuh yang tidak disadari, misalnya pengaturan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan. Sumsum tulang belakang berbentuk silinder agak gepeng. Letaknya memanjang di antara ruas-ruas tulang belakang dimulai dari ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang kedua. Susunan sumsum tulang belakang sama dengan sumsum lanjutan. Lapisan luar berwarna putih (substansi alba), terdiri dari dendrit dan neurit. Lapisan dalam berwarna abu-abu (substansi grisea) yang banyak mengandung sel saraf. Kalau kamu perhatikan, susunan ini berkebalikan dengan susunannya pada otak. Pada bagian dalam sumsum tulang belakang terdapat bagian yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Sayap ini ada yang mengarah ke 23 depan dan ada yang ke belakang. Bagian sayap yang mengarah ke depan disebut akar ventral yang banyak mengandung sel saraf motorik. Sedangkan sayap yang mengarah ke belakang disebut akar dorsal yang banyak mengandung sel saraf sensorik. Kedua sel saraf ini dihubungkandengan saraf konektor (saraf penghubung). Fungsi sumsum tulang belakang yaitu sebagai pusat gerak refleks, pengantar rangsangan sensorik dari indera ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke alat tubuh. b) Sistem Saraf Tepi Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. Terdiri dari serabut-serabut saraf yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang, yaitu 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf sumsum tulangbelakang. Serabut saraf yang keluar dari otak disebut sistem saraf kranial, arahnya menuju ke alat tubuh atau otot tertentu. Serabut saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang disebut sistem saraf spinal, arahnya menuju alat-alat tubuh misalnya kaki dan tangan (Campbell dan Reece, 2008:240). 2) Sistem Saraf Tak Sadar Sistem saraf tak sadar/saraf otonom bekerja di luar pengaruh sistem saraf sadar. Sistem saraf tak sadar terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik. Kedua saraf itu bekerja pada efektor (alat/organ tubuh) yang sama, tetapi sifat kerjanya sering berkebalikan (Campbell dan Reece, 2008:241). 1) Sistem Saraf Simpatetik. Terdiri dari 25 pasang simpul saraf/ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang sebelah depan, dimulai dari ruas tulang leher sampai tulang ekor. Masing-masing simpul saraf dihubungkan 24 dengan sistem saraf spinal yang keluar menuju organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, pembuluh darah, dan pencernaan. 2) Sistem Saraf Parasimpatetik Susunan saraf parasimpatetik ini berkaitan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sarafparasimpatetik menuju organ yang dikendalikan oleh saraf simpatetik, sehingga bekerja pada efektor yang sama. Fungsi sistem saraf parasimpatetik disajikan pada Tabel. 3) Gerak Sadar dan Gerak Refleks Aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat merupakan gerak sadar, artinya gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otakmu memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan gerakan tersebut.Jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut. impuls dari reseptor → neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor → neuron motorik → efektor (gerak anggota tubuh) Selain gerak sadar, kamu juga dapat melakukan gerakan spontan tanpa disadari yang disebut gerak refleks. Contohnya bila tanganmu menyentuh benda panas tanpa sengaja, maka secara spontan kamu akan menarik tangan menjauhi benda panas itu. Perhatikan jalannya impuls pada gerak refleks berikut ini. impuls dari reseptor→neuron sensorik → sumsum tulang belakang respon efektor → neuron motorik → efektor Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf sistem eferen somatik dan suatu jalur rangsangan pendek yang disebut lengkung refleks. Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks kranial dan refleks spinal. Pada refleks kranial (yang terjadi di kepala, misalnya bersin), jalur ini 25 hanya melibatkan sebagian kecil dari otak. Namun pada refleks spinal (yang terjadi di bagian tubuh lainnya), hanya sumsum tulang belakang yang terlibat secara aktif, sedangkan otak tidak terlibat. Jalan impuls pada gerak refleks di atas melibatkan lengkung refleks spinal. 2.4.2 Indera Indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai penerima rangsangan yaitu: 1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor). 2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indra keseimbangan (statoreseptor). 3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor). 4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor). 5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu (temperatur). 1. Mata Gambar 2.3 bagian-bagian mata (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008) 26 Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa cahaya, karena di dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor. Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh tulang - tulang tengkorak. Selain itu mata juga dilindungi oleh: 1) Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu atau sentuhan benda. 2) Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan. 3) Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan. 4) Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan mata dan membersihkan mata dari debu dan bakteri. Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah kurang lebih 2,5 sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu: a. Lapisan Sklera atau Selaput Putih Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan ini berwarna putih sehingga sering disebut lapisan putih mata. Di bagian depan lapisan ini membentuk kornea yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata. Kornea ini selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. b. Lapisan Koroid atau Selaput Hitam Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini banyak mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian depan mata, koroid membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai penentu warna mata. Di bagian tengah iris terdapat pupil yang 27 merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk mata. Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung di kedua sisi yang diikat oleh ligamen suspensori. Mencembung atau memipihnya lensa menyebabkan mata berakomodasi. c. Retina atau Selaput Pelangi Retina adalah lapisan mata paling dalam. Pada lapisan ini terdapat bagian yang paling peka terhadap cahaya yaitu bintik kuning (fovea). Selain itu pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun kurang lebih 125 juta sel - sel batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada retina juga terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyak terdapat pada bagian bintik kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda dengan jelas, maka bayangan harus jatuh di bagian ini. Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak mengandung sel batang ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah ini, kita tidak bisa melihat apa - apa. Suatu benda dapat di lihat oleh mata, bila benda tersebut memantulkan cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik pada retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan seperti gambar yang kita lihat. 28 2. Telinga Gambar 2.4 bagian-bagian telinga(Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008) Telinga merupakan tempat beradanya indra pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. a. Telinga Luar Telinga luar terdiri atas: 1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang bunyi. 2) Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5 sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang masuk. 29 3) Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran. b. Telinga Tengah Telinga bagian tengah terdiri atas: 1) Tulang - tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar berhubungan dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah tulang landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput pada tingkap jorong. 2) Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini terbuka saat kita mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran ini adalah untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh. c. Telinga Dalam Telinga bagian dalam terdiri atas: 1) Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan membran yang terdapat pada pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap jorong merupakan membran berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi. Sedangkan tingkap bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat. Tingkap 30 berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat sebagai penyeimbang getaran. 2) Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang berisi ribuan "sel rambut" yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke otak. 3) Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°. Pada ujung setiap saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan bergabung dengan utrikulus dan sakulus. 3. Hidung Gambar 2.5 bagian-bagian hidung (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008) Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya reseptor pembau (khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama benda tanpa harus melihatnya. Sel - sel reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan zat kimia 31 berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas. Daerah ini memiliki ukuran sekitar 250 mm2. Sel - sel reseptor ini mempunyai rambut - rambut halus (silia) di ujungnya dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel - sel reseptor ini rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di otak. Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel - sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut. 4. Lidah Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zat - zat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna merah jambu. Gambar 2.6 bagian-bagian pengecap pada lidah (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008) 32 Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah kalian di cermin, maka akan tampak tonjolan - tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu: 1) Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V. 2) Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah. 3) Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila inilebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap. 5. Kulit Gambar 2.7 bagian-bagian kulit (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008) Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa dan peraba. Reseptor - reseptor yang terdapat pada kulit adalah: 33 1) Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar tidak merata di permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba. 2) Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di bawah lapisan dermis. 3) Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan dermis. 4) Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di lapisan dermis. 5) Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri. Letaknya di lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. Jika terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan adanya gerak refleks. 2.4.3 Sistem Hormon Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu (karena tidak memiliki saluran) apabila ada rangsangan yang seuai dan berfungsi untuk mengatur metabolism, pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit. Kemudian hormon diangkut oleh darah menuju ke sel, jaringan, atau organ target. Pada organ target, hormon mempengaruhi aktivitas enzim khusus, sehingga dapat mengatur berbagai aktivitas tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon berfungsi : 1) Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh. 34 2) Memacu reproduksi. 3) Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis. 4) Mengatur tingkah laku. Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 1) Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar-kelenjar pencernaan. 2) Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll. Kelenjar endokrin pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar kelamin, dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans). Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh besar. Pada hakekatnya hormone dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan kegiatan-kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya. a. Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh (mastergland). Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu: 1) Hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya 35 2) Hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu hormone pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus Hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Hormon-hormon yang Dihasilkan Kelenjar Hipofisis Hormon Fungsi Hormone pertumbuhan Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju pembentukan protein di dalam sel. Laktotropik hormone (LTH) Merangsang produksi air susu Thyroid stimulating hormone (TSH) Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid Adrenocorticotropic hormone (ACTH) Mengontrol sekresi hormone oleh korteks adrenal Follicle stimulating hormone (FSH) 1. Pada wanita, merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen 2. Pada pria, memicu testis untuk menghasilkan sperma Luiteinizing hormone (LH) 1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi progesterone 2. Pada pria, menstimulasi sel interstisial untuk menghasilkan testosteron Lobus Intermediat Melanosit stimulating hormone (MSH) Mempengaruhi pigmentasi kulit Lobus posterior Hormon antidiuretik (ADH) atau Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air vasopresin dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah Oksitosin Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan dan kelenjar susu agar mengeluarkan air susu. b. Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin. Tabel 3.1 Hormon-hormon yang Dihasilkan oleh Kelanjar Tiroid Hormon Fungsi Tiroksin Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh) 36 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan kalsium dalam usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam ginjal. c. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok) Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid (parathormon). Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang. d. Kelenjar Adrenal / kelenjar anak ginjal (suprarenalis) Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari: 1. Bagian luar Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari: a. Mineralokortikoid, berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin b. Glukokortikoid, berfungsi membantu metabolism karbohidrat. Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah. 2. Bagian dalam. Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin), yang memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam darah). 37 e. Kelenjar Pulau-Pulau Langerhans Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa (Campbell dan Reece, 2008:148). Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas(Campbell dan Reece, 2008:148). F. Kelenjar Kelamin Kelenjar kelamin terdiri atas: 1. Testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria) Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis. 2. Ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita). 38 Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi. G. Kelenjar Timus Kelenjar timus erletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit. H. Kelenjar Pineal Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata, misalnya 39 pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.