2 - e

advertisement
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pembelajaran Inkuiri
2.1.1 Pengertian pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Peran siswa dalam
pembekajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar
(Sudrajat, 2011:1).
Menurut
Witarsa
(2011:2)
Inkuiri
merupakan
pembelajaran
yang
menitikberatkan pada aktifitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung
pada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak belajar bagi
perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran ini, siswa
mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang
dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak.
Hamalik (1991) Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang
berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu
persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu
prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Dahar (1991)
menyatakan pembelajaran inkuiri sebagai pembelajaran dimana guru dan anak
7
8
mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa
para ilmuwan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini mahasiswa terlibat
secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan
dosen. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains,
yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
2.1.2 Ciri-ciri pembelajaran inkuiri
Menurut Sudrajat (2011:1) Pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri,
yaitu:
1.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri.
2.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satusatunya sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan
9
motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan
inkuiri.
3.
Tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir
secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
2.1.3 Prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri
Menurut Sudrajat (2011:1) Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip
berikut ini:
1.
Berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran
inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian,
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
2.
Prinsip interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,
baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
10
3.
Prinsip bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari
proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap
langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga
perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan
mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4.
Prinsip belajar untuk berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta,
akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan
potensi
seluruh
otak.
Pembelajaran
berpikir
adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5.
Prinsip keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
2.1.4 Langkah-langkah pembelajaran inkuiri
Suyadi (2013:123-125) menyatakan bahwa proses pembelajaran inkuiri
adalah mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Orientasi
merupakan
langkah
untuk
membina
suasana
atau
iklim
pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru atau pendidik mengkondisikan
11
peserta didik agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk
mencapai tujuan.
c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
2) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada satu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang peserta didik untuk berpikir memecahkan teka-teki tertentu. Masalah
yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki dengan jawaban pasti.
3) Merumuskan hipotesis
Dalam konteks ini, hipotesis yang dimaksud adalah ketika guru mengajukan
pertanyaan kepada peseta didik yang mendorongnya untuk merumuskan jawaban
sementara, atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu masalah yang sedang dibahas, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat
rasional dan logis.
4) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas mencari informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual.
12
5) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Adapun yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan
peserta didik atas jawaban yang diberikan.
6) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan
langkah penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat, sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta didik
data yang relevan.
2.2 Tingkat Kemampuan Inkuiri
Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa (Sanjaya,
2006:194). Pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam kehidupan mereka, belajar
memecahkan masalah yang tidak memiliki solusi yang jelas, dan menjadikan hasil
penemuan mereka sebagai solusi saat ini dan masa yang akan datang.
Menurut Berliana (2013:36) berdasarkan penelitian yang dilakukan di sekolah
menengah pertama, pembelajaran inkuiri dapat menggali kemampuan-kemampuan
13
seperti kemampuan mengamati, kemampuan membuat hipotesis, kemampuan
mengklasifikasi, kemampuan merencanakan percobaan, dan kemampuan dalam
berkomunikasi. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan
kemampuan inkuiri siswa. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi
pada hasil belajar juga berorientasi pada tingkat kemampuan siswa dalam proses
kegiatan pembelajaran.
Menurut Olson dan Horsley (2000:19) terdapat delapan aspek kemampuan
inkuiri yang harus dikembangkan pada diri siswa, yaitu; (1) Identify questions that
can be answered through scientific investigations, (2) Design and conduct a scientific
investigation, (3) Use appropriate tools and techniques to gather, analyze, and
interpret data, (4) Develop descriptions, explanations, predictions, and models using
evidence, (5) think critically and logically to make the relationships between evidence
and explanations, (6) Use mathematics in all aspects of scientific inquiry, (7)
Recognize and analyze alternative explanations and predictions, (8) Communicate
scientific procedures and explanations.
Pengertian Olson dan Horsley (2000:19) dalam bahasa Indonesia, kurang lebih
adalah sebagai berikut : (1) kegiatan merumuskan masalah dan menyusun hipotesis,
(2) kegiatan merencanakan dan melaksanakan penyelidikan sederhana, (3) kegiatan
menggunakan
peralatan
dan
cara-cara
yang
tepat
untuk
mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data, (4) kegiatan mengembangkan deskripsi,
penjelasan, prediksi, dan model-model dengan menggunakan fakta-fakta yang ada,
(5) kegiatan berpikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta-fakta
dengan penjelasan, (6) kegiatan menggunakan matematik pada setiap aspek
14
penyelidikan, (7) kegiatan menganalisis dan meninjau kembali penjelasan-penjelasan
yang akan dibuat, (8) kegiatan mengkomunikasikan langkah-langkah dan hasil
penyelidikan.
2.3
Praktikum Biologi
2.3.1 Pengertian praktikum
Praktikum merupakan salah bentuk kegiatan pembelajaran dimana siswa
melakukan percobaan ataupun pengamatan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu teori yang telah dipelajari. Menurut Djamarah dan Zain (2010:81) dalam
pembelajaran biologi, praktikum merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
yang dapat mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada proses penemuan sekaligus
pemberian pengalaman langsung kepada siswa, untuk melatih dan mengembangkan
kemampuannya dalam memecahkan persoalan biologi melalui pendekatan observasi
maupun eksperimen.
Hamalik (2002:130) menyatakan bahwa melalui kegiatan praktikum maka
siswa akan melakukan kerja ilmiah seperti mengembangkan kemampuan menemukan
masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, membuat hipotesis, merancang
penelitian
atau
percobaan,
mengontrol
variabel,
melakukan
pengukuran,
mengorganisasi dan memaknai data, membuat kesimpulan, mengkomunikasikan hasil
penelitian atau percobaan baik secara lisan maupun tertulis. Rangkaian kegiatan
praktikum tersebut selaras dengan bentuk kegiatan pembelajaran inkuiri.
15
2.3.2 Bentuk kegiatan praktikum
Menurut Hidayah (2011:22) ditinjau dari metode penyelenggaraannya, kegiatan
praktikum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu demonstrasi dan percobaan
(eksperimen). Demonstrasi adalah proses menunjukkan sesuatu (proses atau kegiatan)
kepada orang lain. Dalam metode demonstrasi, proses kegiatan praktikum biasanya
dilakukan di depan kelas oleh guru (dapat dibantu oleh beberapa siswa) atau
sekelompok siswa, sedangkan siswa yang lain hanya memperhatikan tanpa terlibat
langsung dengan kegiatan itu. Percobaan atau eksperimen adalah proses memecahkan
masalah melalui kegiatan manipulasi variabel pengamatan dan pengukuran. Dalam
percobaan, proses kegiatan dilakukan oleh semua siswa. Percobaan biasanya
dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari beberapa siswa bergantung pada jenis
percobaannya seperti mengukur dan mengamati bentuk sel, melihat pigmen plastida
pada tumbuhan dan dapat menggunakan alat-alat laboratorium yang tersedia di
sekolah.
Kegiatan praktikum baik dalam bentuk demonstrasi maupun percobaan
(eksperimen), dapat dikategorikan menjadi kegiatan yang bersifat verifikasi atau
deduktif dan kegiatan inkuiri atau induktif. Kegiatan verifikasi adalah rangkaian
kegiatan pengamatan atau pengukuran, pengolahan data, dan penarikan kesimpulan
yang bertujuan untuk membuktikan konsep yang sudah dipelajari atau pemberitahuan
terlebih. Kegiatan verifikasi dilakukan untuk menguji teori yang telah ada seperti
kegiatan praktikum osmosis dan difusi. Kegiatan inkuiri dipersiapkan untuk
memfasilitasi agar proses pembelajaran berpusat pada siswa dan untuk memberikan
bimbingan secukupnya dalam rangka menjamin keberhasilan siswa dalam proses
16
penemuan konsep ilmiah. Kegiatan inkuiri dilakukan karena melihat masalah yang
ditemukan sehingga melakukan penelitian dan akhirnya mendapatkan teori (Wiyanto,
2008:30-31).
2.3.3 Tujuan praktikum
Berdasarkan ranah keterampilan yang harus dikuasai siswa, maka tujuan
praktikum menurut Anonim (2008:7) dijabarkan sebagai berikut:
1.
Aspek kognitif: melatih kemampuan siswa untuk berfikir secara kritis dalam
menemukan atau memaknai suatu pengetahuan yang dipelajarinya.
2.
Aspek afektif: melatih siswa untuk belajar merencanakan kegiatan praktikum
secara mandiri atau kelompok, belajar bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu
dan belajar mengkomunikasikan hasil kegiatan praktikum yang diperoleh.
3.
Aspek psikomotor: melatih siswa untuk terampil dalam menggunakan alat dan
bahan praktikum sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, melatih siswa untuk
mampu melakukan pengamatan, melakukan pengukuran mengumpulkan dan
mengolah data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan berdasarkan data
yang diperoleh.
2.3.4 Kelebihan dan kekurangan praktikum
1) Kelebihan Praktikum
Adapun kelebihan dari praktikum dalam kegiatan pembelajaran siswa di
sekolah menurut Djamarah dan Zain (2010:84) adalah sebagai berikut:
1.
Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan hasil
kegiatan praktikum yang didapatnya.
17
2.
Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.
Dapat mengarahkan aktifitas belajar siswa dalam memecahkan berbagai bentuk
permasalahan biologi dengan menggunakan pendekatan observasi maupun
ekspiremen di dalam kegiatan praktikum.
2) Kekurangan Praktikum
Adapun kekurangan dari praktikum dalam kegiatan pembelajaran siswa di
sekolah menurut Djamarah dan Zain (2010:84) adalah sebagai berikut:
1.
Tidak berlaku untuk semua bidang studi pelajaran, atau lebih cenderung pada
bidang studi sains.
2.
Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan mahal.
3.
Menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4.
Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
2.4 Sistem Koordinasi
Semua sistem organ dalam tubuh manusia bekerja secara teratur dan selaras,
kecuali jika ada gangguan atau kelainan. Hal ini disebabkan karena ada sistem yang
mengatur kerja berbagai sistem organ. Sistem organ ini disebut sistem koordinasi.
Sistem koordinasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sistem indera, dan sistem
hormon (endokrin) (Campbell dan Reece, 2008:236).
18
2.4.1 Sistem saraf
Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon berfungsi untuk mengatur
dan memelihara fungsi tubuh, misalnya mengatur kontraksi otot, perubahan alat-alat
tubuh bagian dalam, dan sekresi berbagai kelenjar dalam tubuh.
1. Organisasi Sistem Saraf
Sistem saraf berperan penting untuk merasakan perubahan-perubahan yang
terjadi di luar atau di dalam tubuh, menafsirkannya, dan memberi respon (menjawab)
dalam bentuk kontraksi otot atau dapat berupa sekresi kelenjar. Fungsi sistem saraf
pada manusia adalah sebagai berikut.
1) Menerima informasi atau rangsangan berupa perubahan yang terjadi di dalam
lingkungan melalui reseptor.
2) Mengatur dan memproses informasi atau rangsangan yang diterima.
3) Mengatur dan memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan dalam bentuk
gerak atau sekresi kelenjar.
a. Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf atau neuron merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil
dari sistem saraf. Sel-sel ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi, sehingga bila
mengalami kerusakan tidak dapat diperbaiki.
19
Gambar 2.1 bagian-bagian sel saraf (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008)
Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Bagian-bagian sel saraf
adalah sebagai berikut.
1) Badan sel, di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel yang terbungkus oleh
selaput plasma. Fungsi badan sel saraf adalah menerima dan meneruskan impuls
dari dendrit ke neurit atau akson.
2) Dendrit, merupakan juluran dan bercabang-cabang yang keluar dari badan sel,
berfungsi menerima dan membawa rangsang ke badan sel.
3) Neurit atau akson merupakan juluran badan sel yang berfungsi untuk
menghantarkan rangsang dari badan sel ke sel saraf lainnya.
Daerah pertemuan ujung-ujung neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di
tempat inilah rangsangan diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi sel saraf sensorik, motorik,
dan perantara.
1) Sel saraf sensorik, berfungsi untuk menerima rangsang dari reseptor (indera) dan
meneruskan ke otak atau sumsum tulang belakang.
20
2) Sel saraf motorik, berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum
tulang belakang menuju reseptor (otot/kelenjar tubuh).
3) Sel saraf perantara/asosiasi (interneuron), sebagai perantara neuron sensorik
dengan neuron motorik.
Mekanisme kerja sistem saraf adalah sebagai berikut. Rangsangan yang
diterima reseptor diteruskan menuju susunan saraf pusat. Dendrit membawa rangsang
ke badan sel dan diteruskan menuju neurit. Rangsang diteruskan ke dendrit sel saraf
yang lain melalui sinapsis. Pada sinapsis terdapat cairan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Asetilkolin dihasilkan oleh ujung neurit yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari neurit ke dendrit sel saraf lain. Kerja asetilkolin dapat
terganggu
oleh
obat-obatan tertentu.
Apabila
kerja
asetilkolin
terganggu,
sinapsis tidak akan mampu menghantarkan impuls saraf. Akibatnya akan terjadi
gangguan pada koordinasi tubuh.
b. Susunan Saraf pada Manusia
Susunan saraf manusia terdiri dari susunan saraf sadar dan saraf tak sadar
(otonom). Sistem saraf sadar terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi. Sedangkan sistem
saraf tak sadar terdiri dari saraf simpatik dan parasimpatetik.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan sistem saraf tepi.
21
a) Sistem Saraf Pusat
Gambar 2.2 bagian-bagian otak (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008)
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak
manusia dapat dibedakan menjadi otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan
sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak besar mencakup 80% berat otak,
permukaan luarnya disebut korteks yang berwarna kelabu (disebut substansi grisea).
Bagian ini tersusun dari enam lapisan sel yang berfungsi sebagai penerima,
menganalisis, dan menyimpan informasi. Oleh karena itu bagian otak besar
memegang peranan penting dalam aktivitas intelektual. Di bawah korteks terdapat
bagian medula yang berwarna putih (disebut substabsi alba). Medula terdiri dari
akson-akson yang bermielin dan banyak serabut saraf. Otak besar terbagi menjadi dua
belahan
yang
mengendalikan
kegiatan
tubuh yang
berbeda.
Belahan
kiri
mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kanan dan sebaliknya belahan kanan
mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri (Campbell dan Reece, 2008:241).
22
Fungsi otak besar yaitu untuk menyimpan memori, tempat berpikir, pusat
kesadaran dan kemauan, tempat menerjemahkan rangsangan yang masuk baik
melalui pendengaran maupun penglihatan, dan mengoordinasikan gerak serta
mengendalikan semua kegiatan yang disadari.
Otak kecil berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di belakang otak besar.
Otak kecil terdiri dari dua belahan kanan dan kiri. Ada bagian yang berbentuk bulat
(disebut vermis) dan seperti sayap (disebut hemisfer). Fungsi otak kecil adalah
mengatur gerak tak sadar dari otot-otot rangka, bekerja sama dengan telinga dalam
untuk mengatur keseimbangan tubuh, dan mempertahankan postur tubuh.
Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otak kecil dan sumsum
tulang belakang. Terletak di bawah otak besar dan di depan otak kecil. Sumsum
lanjutan tersusun dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna putih di sebelah luar,
sedangkan lapisan berwarna abu-abu di sebelah dalam. Fungsinya adalah untuk
mengatur kegiatan tubuh yang tidak disadari, misalnya pengaturan suhu tubuh,
denyut jantung, dan pernapasan.
Sumsum tulang belakang berbentuk silinder agak gepeng. Letaknya
memanjang di antara ruas-ruas tulang belakang dimulai dari ruas tulang leher sampai
dengan tulang pinggang kedua. Susunan sumsum tulang belakang sama dengan
sumsum lanjutan. Lapisan luar berwarna putih (substansi alba), terdiri dari dendrit
dan
neurit.
Lapisan dalam
berwarna
abu-abu
(substansi
grisea)
yang
banyak mengandung sel saraf. Kalau kamu perhatikan, susunan ini berkebalikan
dengan susunannya pada otak. Pada bagian dalam sumsum tulang belakang terdapat
bagian yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Sayap ini ada yang mengarah ke
23
depan dan ada yang ke belakang. Bagian sayap yang mengarah ke depan disebut akar
ventral yang banyak mengandung sel saraf motorik. Sedangkan sayap yang mengarah
ke belakang disebut akar dorsal yang banyak mengandung sel saraf sensorik. Kedua
sel saraf ini dihubungkandengan saraf konektor (saraf penghubung). Fungsi sumsum
tulang belakang yaitu sebagai pusat gerak refleks, pengantar rangsangan sensorik dari
indera ke otak, dan
membawa impuls motorik dari otak ke alat tubuh.
b) Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat
dengan organ-organ tubuh. Terdiri dari serabut-serabut saraf yang keluar dari otak
dan sumsum tulang belakang, yaitu 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang
serabut saraf sumsum tulangbelakang. Serabut saraf yang keluar dari otak disebut
sistem saraf kranial, arahnya menuju ke alat tubuh atau otot tertentu. Serabut saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang disebut sistem saraf spinal, arahnya menuju
alat-alat tubuh misalnya kaki dan tangan (Campbell dan Reece, 2008:240).
2) Sistem Saraf Tak Sadar
Sistem saraf tak sadar/saraf otonom bekerja di luar pengaruh sistem saraf
sadar. Sistem saraf tak sadar terdiri dari sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
Kedua saraf itu bekerja pada efektor (alat/organ tubuh) yang sama, tetapi
sifat kerjanya sering berkebalikan (Campbell dan Reece, 2008:241).
1) Sistem Saraf Simpatetik. Terdiri dari 25 pasang simpul saraf/ganglion
yang terletak di sepanjang tulang belakang sebelah depan, dimulai dari ruas
tulang leher sampai tulang ekor. Masing-masing simpul saraf dihubungkan
24
dengan sistem saraf spinal yang keluar menuju organ-organ tubuh seperti jantung,
paru-paru, ginjal, pembuluh darah, dan pencernaan.
2) Sistem Saraf Parasimpatetik Susunan saraf
parasimpatetik ini berkaitan
dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sarafparasimpatetik menuju
organ yang dikendalikan oleh saraf simpatetik, sehingga bekerja pada efektor
yang sama. Fungsi sistem saraf parasimpatetik disajikan pada Tabel.
3) Gerak Sadar dan Gerak Refleks
Aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat merupakan gerak
sadar, artinya gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otakmu
memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan gerakan tersebut.Jalannya
impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut.
impuls dari reseptor → neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor
→ neuron motorik → efektor (gerak anggota tubuh)
Selain gerak sadar, kamu juga dapat melakukan gerakan spontan tanpa
disadari yang disebut gerak refleks. Contohnya bila tanganmu menyentuh benda
panas tanpa sengaja, maka secara spontan kamu akan menarik tangan menjauhi
benda panas itu. Perhatikan jalannya impuls pada gerak refleks berikut ini.
impuls dari reseptor→neuron sensorik → sumsum tulang belakang respon
efektor → neuron motorik → efektor
Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf sistem
eferen somatik dan suatu jalur rangsangan pendek yang disebut lengkung
refleks. Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks kranial dan refleks spinal.
Pada refleks kranial (yang terjadi di kepala, misalnya bersin), jalur ini
25
hanya melibatkan sebagian kecil dari otak. Namun pada refleks spinal (yang terjadi di
bagian tubuh lainnya), hanya sumsum tulang belakang yang terlibat secara aktif,
sedangkan otak tidak terlibat. Jalan impuls pada gerak refleks di atas melibatkan
lengkung refleks spinal.
2.4.2 Indera
Indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penerima rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan yaitu:
1. Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor).
2. Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat
beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
3. Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor).
4. Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor).
5. Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor) dan suhu (temperatur).
1. Mata
Gambar 2.3 bagian-bagian mata (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008)
26
Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa cahaya, karena di dalamnya
terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut fotoreseptor. Mata terletak di dalam
rongga mata yang dilindungi oleh tulang - tulang tengkorak. Selain itu mata juga
dilindungi oleh:
1) Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari
debu atau sentuhan benda.
2) Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.
3) Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat dan air hujan.
4) Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan
mata dan membersihkan mata dari debu dan bakteri.
Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis tengah kurang lebih 2,5
sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu:
a. Lapisan Sklera atau Selaput Putih
Merupakan lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan ini berwarna putih
sehingga sering disebut lapisan putih mata. Di bagian depan lapisan ini membentuk
kornea yang bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata. Kornea ini selalu
basah oleh air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata.
b. Lapisan Koroid atau Selaput Hitam
Merupakan lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini
banyak mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk menghentikan
refleksi cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian depan mata, koroid
membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga
dapat sebagai penentu warna mata. Di bagian tengah iris terdapat pupil yang
27
merupakan celah (bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk mata. Di
belakang iris terdapat lensa mata berbentuk cembung di kedua sisi yang diikat oleh
ligamen suspensori. Mencembung atau memipihnya lensa menyebabkan mata
berakomodasi.
c. Retina atau Selaput Pelangi
Retina adalah lapisan mata paling dalam. Pada lapisan ini terdapat bagian
yang paling peka terhadap cahaya yaitu bintik kuning (fovea). Selain itu pada retina
juga terdapat bintik buta, yaitu tempat keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun
kurang lebih 125 juta sel - sel batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang
cahaya tidak berwarna dan untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel
batang, pada retina juga terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang
berfungsi menerima rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyak
terdapat pada bagian bintik kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu
benda dengan jelas, maka bayangan harus jatuh di bagian ini.
Di retina juga dijumpai daerah yang sama sekali tidak mengandung sel batang
ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah ini,
kita tidak bisa melihat apa - apa. Suatu benda dapat di lihat oleh mata, bila benda
tersebut memantulkan cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata
melalui kornea dan diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut
dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik
pada retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan seperti gambar yang kita
lihat.
28
2. Telinga
Gambar 2.4 bagian-bagian telinga(Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008)
Telinga merupakan tempat beradanya indra pendengaran dan keseimbangan.
Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas:
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau mengumpulkan gelombang
bunyi.
2) Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang
bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5
sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar
minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang
masuk.
29
3) Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang membatasi telinga luar
dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran.
b. Telinga Tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas:
1) Tulang - tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa tiga tulang kecil yang
bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga dalam. Ketiga tulang
tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya paling luar
berhubungan dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah tulang
landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling
dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah
siput pada tingkap jorong.
2) Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah
dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini terbuka saat kita
mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran ini adalah
untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan udara di
kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh.
c. Telinga Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas:
1) Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan membran yang terdapat pada
pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap jorong merupakan membran
berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang sanggurdi. Sedangkan
tingkap bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat. Tingkap
30
berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat
sebagai penyeimbang getaran.
2) Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai
rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat organ corti, yang
berisi ribuan "sel rambut" yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di
dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf auditori ke otak.
3) Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah
saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90°.
Pada ujung setiap saluran terdapat penebalan (menggelembung) yang disebut
ampulla dan bergabung dengan utrikulus dan sakulus.
3. Hidung
Gambar 2.5 bagian-bagian hidung (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008)
Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya reseptor pembau
(khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui berbagai macam bau.
Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama benda tanpa harus
melihatnya. Sel - sel reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsangan zat kimia
31
berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas. Daerah ini memiliki ukuran sekitar
250 mm2. Sel - sel reseptor ini mempunyai rambut - rambut halus (silia) di ujungnya
dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel - sel reseptor ini
rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju pusat pembau di otak.
Kita dapat membau suatu zat karena zat yang berupa uap tersebut masuk ke
rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan dilarutkan pada selaput
lendir dan merangsang sel - sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak
sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.
4. Lidah
Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap (khemoreseptor). Zat yang
dapat dikecap adalah zat - zat kimia berupa larutan. Pada saat kita mengecap
makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan antara rasa dan bau. Oleh
karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh
jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir yang selalu basah dan berwarna merah
jambu.
Gambar 2.6 bagian-bagian pengecap pada lidah (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008)
32
Di dalam mulut, permukaan lidah terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan
lidah kalian di cermin, maka akan tampak tonjolan - tonjolan kecil di permukaan
lidah. Tonjolan kecil itu disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan
lidah yaitu:
1) Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah,
berjajar membentuk huruf V.
2) Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di
permukaan ujung dan sisi lidah.
3) Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila
terbanyak. Papila inilebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada
pengecap.
5.
Kulit
Gambar 2.7 bagian-bagian kulit (Sumber: Pustekom Depdiknas, 2008)
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai indra perasa dan
peraba. Reseptor - reseptor yang terdapat pada kulit adalah:
33
1) Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk
menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar tidak merata di
permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.
2) Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di bawah
lapisan dermis.
3) Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di lapisan
dermis.
4) Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di lapisan
dermis.
5) Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri. Letaknya di
lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh. Jika terjadi
sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara lain dengan
adanya gerak refleks.
2.4.3 Sistem Hormon
Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon
dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu (karena tidak memiliki saluran)
apabila ada rangsangan yang seuai dan berfungsi untuk mengatur metabolism,
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormon diproduksi
dalam jumlah yang sangat sedikit. Kemudian hormon diangkut oleh darah menuju ke
sel, jaringan, atau organ target. Pada organ target, hormon mempengaruhi aktivitas
enzim khusus, sehingga dapat mengatur berbagai aktivitas tubuh seperti metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon berfungsi :
1) Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
34
2) Memacu reproduksi.
3) Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
4) Mengatur tingkah laku.
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1) Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam
penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar-kelenjar pencernaan.
2) Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam
penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Ex : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Kelenjar endokrin pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenal, kelenjar kelamin, dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).
Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh
besar. Pada hakekatnya hormone dan saraf memiliki persamaan tugas dalam
pengaturan kegiatan-kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya,
banyaknya organ tubuh yang dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya.
a. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis.
Meskipun ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem
koordinasi tubuh. Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang
mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh (mastergland). Hipotalamus menyekresikan
dua buah hormone, yaitu:
1) Hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk
menyekresikan hormon-hormonnya
35
2) Hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis
berhenti menyekresikan hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar
hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu hormone pembebas dan penghambat
yang dihasilkan oleh hipotalamus
Hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.1 Hormon-hormon yang Dihasilkan Kelenjar Hipofisis
Hormon
Fungsi
Hormone pertumbuhan
Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju
pembentukan protein di dalam sel.
Laktotropik hormone (LTH)
Merangsang produksi air susu
Thyroid stimulating hormone (TSH)
Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid
Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
Mengontrol sekresi hormone oleh korteks adrenal
Follicle stimulating hormone (FSH)
1. Pada wanita, merangsang perkembangan folikel
pada ovarium dan sekresi estrogen
2. Pada pria, memicu testis untuk menghasilkan
sperma
Luiteinizing hormone (LH)
1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi
progesterone
2. Pada pria, menstimulasi sel interstisial untuk
menghasilkan testosteron
Lobus Intermediat
Melanosit stimulating hormone (MSH)
Mempengaruhi pigmentasi kulit
Lobus posterior
Hormon antidiuretik (ADH) atau
Menurunkan volume urin dengan cara menyerap air
vasopresin
dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
Oksitosin
Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan
dan kelenjar susu agar mengeluarkan air susu.
b. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. Kelenjar
tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin.
Tabel 3.1 Hormon-hormon yang Dihasilkan oleh Kelanjar Tiroid
Hormon
Fungsi
Tiroksin
Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh,
sehingga meningkatkan metabolisme tubuh)
36
Kalsitonin
Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan penimbunan kalsium
pada tulang keras, mengurangi pengambilan kalsium dalam usus, atau mengurangi
pengambilan kalsium dalam ginjal.
c. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon
paratiroid (parathormon). Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran
fosfor oleh ginjal dan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang.
d. Kelenjar Adrenal / kelenjar anak ginjal (suprarenalis)
Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga
disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari:
1. Bagian luar
Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari:
a. Mineralokortikoid, berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
b. Glukokortikoid, berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
2. Bagian dalam.
Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin), yang
memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan
tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin
berpengaruh terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula
dalam darah).
37
e. Kelenjar Pulau-Pulau Langerhans
Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di
dalam kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon.
Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam
darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa
diubah menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun,
glukagon disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa (Campbell
dan Reece, 2008:148).
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus
(kencing manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah.
Kelebihan glukosa akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus
yaitu sering mengeluarkan urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar,
serta badan terasa lemas(Campbell dan Reece, 2008:148).
F. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas:
1. Testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria)
Testis,
menghasilkan
hormon
testosteron
yang
berfungsi
merangsang
pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin
sekunder pada pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan
membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang
dihasilkan oleh hipofisis.
2. Ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita).
38
Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur
oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk
menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita,
misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron
berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang
sudah dibuahi.
G. Kelenjar Timus
Kelenjar timus erletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian
atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini
merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan
setelah dewasa tidak berfungsi lagi. Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk
merangsang limfosit.
H. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung
jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh.
Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian
tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini bertanggung jawab
menghasilkan sebuah hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk
mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls
dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf
simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu diproduksinya
melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata, misalnya
39
pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan
kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
Download