BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Styrofoam adalah material dari polytrene yang ditemukan oleh Dr. Stasky dan Dr. Gaeth tahun 1980 di German dan telah dipatenkan oleh BASF dengan nama styropor merupakan sebuah monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polystyrene biasanya bersifat padat dan dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini memungkinan penggunaaan styrofoam dalam berbagai keperluan sesuai dengan karakteristik bahan styrofoam yang ringan, mudah dibentuk, lentur, dan relatif murah harganya hampir seluruh barang – barang elektronik diberi pelapis styrofoam sebelum dikemas di dalam dus. Tujuannya adalah untuk mencegah benturan langsung antara barang elektronik dan benda keras yang bisa merusak berbagai komponen di dalamnya. Bukan itu saja, hampir semua bidang kehidupan diwarnai dengan styrofoam. Ada bahan bangunan terbuat dari bahan styrofoam, mesin tetas telur, bahkan dunia fotografi dan pembuat film pun banyak penggunakan lembaran styrofoam sebagai pemantul cahaya. Karena alasan harga yang jauh lebih murah dibanding lampu studio buatan luar negeri. Kemudian dunia seni pun tak luput dari pengunaan plastik putih susu ini, materialnya yang mudah dibentuk dan dikreasikan menjadi beragam barang seni yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Melesatnya zaman menuju ke arah globalisasi kian tanpa batas. Banyak restoran sudah tak lagi menggunakan piring dan gelas dari bahan yang mudah pecah. Mereka lebih suka menggunakan piring dan gelas yang terbuat dari bahan plastik 1 2 atau styrofoam. Begitu banyak keunggulan pada styrofoam yang akan menguntungkan bagi para penjual makanan dengan karakteristik yang dimilikinya seperti tidak mudah bocor dan praktis sudah pasti disukai sebagai pembungkus makanan mereka. Melihat kondisi seperti ini tentunya permintaan terhadap styrofoam semakin meningkat karena keunggulan dari styrofoam ini yang multi fungsi. Namun, terdapat bahan kimia negatif dari styrofoam ini yang membahayakan makhluk hidup dan lingkungan karena butuh waktu lama penguraiannya sekitar 1000 tahun . Keadaan seperti ini menjadikan perusahaan produsen styrofoam dituntut untuk sigap menghadapi masalah dan perubahaan serta mengambil tindakan opportunities dalam mempertahankan eksistensi perusahaan tersebut. Dapat dilihat melalui grafik penjualan dibawah ini, dimana permintaan produk styrofoam yang mengalami naik – turun pada tahun 2012. Sumber : Data Penjualan PT. Taraguna Foamindo Gambar 1.1 Penjualan PT. Taraguna Foamindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi, pengelolahan dan pengadaan styrofoam / styrophore / gabus. Bahan – bahan mentah di proses di pabrik yang PT. Taraguna Foamindo memiliki itu sendiri di daerah tanggerang hingga siap pakai. Kemudian proses transaksi penjualan dan pemasaran dilakukan di kantor yang terletak di Jl, Daan Mogot. Sebagai perusahaan styrofoam yang dapat dibilang dewasa ini tentunya memiliki tujuan, sasaran, visi, 3 dan misi yang ingin dicapai untuk mempertahankan eksistensi perusahaan tersebut. Salah satunya dengan melakukan berbagai kegiatan produksi seperti menciptakan barang yang memenuhi standar. Selera dan keinginan konsumen terhadap suatu barang itu berubah – ubah. Memenuhi keinginan ini, perusahaan harus berusaha mewujudkan barang sesuai permintaan dan memiliki mutu kualitas tinggi. Namun pada nyatanya, hal tersebut belum mampu dilaksanakan dengan maksimal melihat perkembangan teknologi dan industri di bidang styrofoam yang sangat pesat mendorong perubahan yang mengarah pada terciptanya suasana kompetisi. Memproduksi produk yang itu – itu saja membuat konsumen dilanda kebosanan dan dampaknya bisa saja konsumen beralih ke produk pesaing. Belum lagi permintaan konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam menghasilkan suatu produk. Hal ini menjadi sangat penting ketika inovasi diperkenalkan ke pasar sebagai tuntutan respon perubahaan – perubahan pada lingkungan industri styrofoam. Dengan kata lain perusahaan harus mampu menawarkan produk baru yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan para pesaing. Kusumo (2006) mendefinisikan inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran – pemikiran baru, gagasan – gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan. Sehingga dampaknya perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya maupun eksistensinya di lingkungan industri tersebut melalui produk yang ditawarkan. Tuntutan masyarakat dan konsumen terhadap peningkatan kualitas produk styrofoam sesuai standar semakin ketat. Melihat minat konsumen terhadap produk ini tidak sedikit, hal ini disebabkan oleh karakteristik styrofoam itu sendiri yang 4 memiliki daya tahan kuat, praktis dan multi fungsi. Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006) Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.Selain itu, tidak mudahnya konsumen beralih ke produk pengganti membuat perusahaan harus mampu meningkatkan kualitas produknya demi memenuhi permintaan – permintaan pasar. Sebab konsumen memiliki peran besar dalam memberi penilaian terhadap kualitas produk yang akan mereka konsumsi. Menurut Kotler (2008), kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Produk yang dihasilkan oleh PT. Taraguna foamindo itu sendiri memiliki kualitas rata rata sedang. Hal ini tentu akan berdampak pada beralihnya pelanggan ke produk pesaing apabila produk yang ditawarkan pesaing tentu memiliki kualitas yang lebih menjanjikan. Persaingan semakin komplek pada era sekang ini dirasakan dari para pesaing yang berlomba – lomba untuk memenangkan hati masyarakat. Berbagai aktivitas dilakukan para pesaing dalam memerangi perubahan – perubahaan yang terjadi dalam industri dengan tujuan agar perusahaan dapat exist dan memiliki nilai lebih dibanding kompetitor lainnya. Nilai terhadap perusahaan itu sendiri muncul melalui persepsi masyarakat mengenai perusahaan tersebut. Persepsi masyarakat tersebut merupakan dampak munculnya suatu citra terhadap perusahaan itu sendiri. Suatu perusahaan itu dianggap sebagai manusia yang memiliki hati, pikiran, dan tubuh . Jika perusahaan itu memiliki kepribadian yang buruk layaknya seorang manusia 5 yang jahat, maka perusahaan itu akan dijauhi oleh para konsumen dan para investor layaknya manusia. Dilihat dari kondisi perusahaan yang mengalami perkembangan dan meluasnya kegiatan perusahaan sangat dibutuhkan sebuah citra sedangkan PT. Taraguna Foamindo ini belum memiliki citra perusahaan yang dibentuk dan dipelihara secara profesional kerena sebuah perusahaan yang baik mempunyai kekuatan besar untuk mempengaruhi persepsi masyarakat tentang citra mereka. Lawrence L.Steinmetz yang dikutip Sutojo (2004) mengatakan bagi perusahaan, citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Lawrence mengemukakan persepsi seseorang terhadap perusahaaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Isu mengenai zat kimia yang terdapat dari bahan dalam pembuatan styrofoam ini memberi pengaruh negatif pada citra baik dari perusahaan ini. Dimana hal ini, PT Taraguna Foamindo bukan lagi perusahaan kecil yang memproduksi styrofoam. Sebab, pengalaman dan manfaat yang baik dari konsumen atas kualitas dan kuantitas produk yang cukup realistis dan mengesankan akan mengarah kepada citra positif pada perusahaan di mata masyarakat. Kemudian citra baik muncul dari aspek yang menanpilkan keseriusannya dalam tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih peduli pada kelestarian makhluk dan lingkungan hidup, menggunakan teknologi ramah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lainnya. Citra yang baik merupakan perangkat yang kuat bukan hanya untuk menarik konsumen untuk memilih produk atau jasa perusahaan, melainkan juga memperbaiki kepuasan konsumen terhadap perusahaan atau organisasi (Sutojo, 2004). Tidak dapat disangkal bahwasannya citra perusahaan diyakinin sebagai faktor penting yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Walaupun 6 citra merupakan sesuatu yang abstrak namun wujudnya dapat dirasakan melalui produk nyata dan mutu kualitas dari produk yang perusahaan ciptakan. Maka, tujuan dari menciptakan citra positif di mata publik semata – mata bukan didasarkan pada perhitungan keuntungan perusahaan, melainkan demi kemajuan dan kesejahteraan publiknya, baik eksternal maupun internal. Sehingga dampaknya itu sendiri akan dirasakan oleh internal perusahaan maupun eksternal Maka dapat disimpulkan atas alasan tersebut dalam menyusun skripsi ini penulis tertarik untuk memilih judul : “PENGARUH INOVASI PRODUK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PADA PT TARAGUNA FOAMINDO ” 1.2 Identifikasi Masalah • Bagaimana pengaruh secara signifikan Inovasi Produk terhadap Citra Perusahaan pada PT. Taraguna Foamindo. • Bagaimana pengaruh secara signifikan Kualitas Produk terhadap Citra Perusahaan pada PT. Taraguna Foamindo. • Bagaimana pengaruh secara signifikan Inovasi Produk dan Kualitas Produk terhadap Citra Perusahaan pada PT. Taraguna Foamindo. 1.3 Tujuan Penelitian • Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan Inovasi Produk terhadap Citra Perusahaan PT. Taraguna Foamindo. • Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan Kualitas Produk tehadap Citra Perusahaan pada PT. Taraguna Foamindo. 7 • Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan Inovasi Produk dan Kualitas Produk terhadap Citra Perusahaan pada PT. Taraguna Foamindo. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Perusahaan • Memberikan informasi dan pemahaman mengenai inovasi suatu produk dan kualitas dari suatu produk dalam membentuk citra perusahaan. • Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan saran untuk perusahaan, sehingga perusahaan dapat merencanakan pengembangan dan melakukan penerapan inovasi produk dan meningkatkan kualitas produknya terhadap citra perusahaan. Bagi Penulis • Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai inovasi suatu produk, kualitas produk dan citra perusahaan. • Merupakan salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan program sarjana S1 di Universitas Bina Nusantara. Bagi Pembaca • Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai inovasi suatu produk, kualitas produk terhadap citra perusahaan. • Dapat membantu para pembaca untuk melakukan penelitian dalam hal ini. 8 1.5 Sistematika Penelitian Penulisan skripsi ini akan mengikuti sistematika berikut ini : BAB I : Pendahuluan Di dalam bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini. Meliputi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian. BAB II : Landasan Teori Merupakan penjelasan tentang teori – teori pendukung yang terkait dengan masalah yang dirumuskan dalam permasalahan penelitian ini dan kajian penelitian terdahulu. BAB III : Metodologi Penelitian Menjelaskan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian yang dilakukan, jenis data dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV : Pembahasan Menjelaskan mengenai teknik analisa dan pembahsan yang meliputi gambaran umum perusahaan, deskriptif penelitian dan hasil analisa rumusan masalah serta pembahasannya. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Kesimpulan diperoleh dari analisis dan pembahasan hasil penelitian. Saran merupakan tindakan korektif yang dapat dilakukan oleh perusahaan.