Pengembangan Model Indeks Monsun (Monsoon) Indonesia (IMI

advertisement
1
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Monsun memainkan peranan yang
sangat penting terhadap iklim di Indonesia.
Mekanisme pembentukan dan pengaruhnya
sangat menarik untuk dikaji lebih dalam
terutama di kawasan ekuator. Karena
kawasan ekuator mengindikasikan sebagai
dinamo atmosfer global.
Secara global terdapat tiga kawasan
penting dunia sebagai tempat perubahan
iklim global, salah satunya adalah Negara
Indonesia. Dua diantaranya merupakan
daratan sekitar kawasan hutan hujan di
Congo di ekuator Afrika dan kawasan
Amazon di Amerika Selatan. Hal ini
disebabkan Indonesia dikelilingi oleh lautan
sehingga menyebabkan pada kawasan ini
diduga sebagai penyimpanan panas terbesar
baik yang sensible maupun yang laten
(tersembunyi) bagi pembentukan awan-awan
Cumulus,
seperti
Cumulunimbus
(Hermawan 2002).
Wilayah Indonesia yang merupakan
sebuah Negara kepulauan terbesar di dunia
yang mempunyai garis pantai 80.791 km dan
terdiri dari 17.508 pulau baik besar maupun
kecil. Selain itu, wilayah Indonesia terdapat
dipersilangan samudra dan benua. Bagian
timur laut terdapat Samudra Pasifik dan
bagian barat daya terdapat Samudra Hindia.
Sedangkan dibagian barat laut terdapat
benua Asia dan dibagian tenggara terdapat
benua Australia.
Indonesia yang masuk pada daerah
lintang 100 Utara dan 100 Selatan atau
daerah yang dibatasi oleh vortisitas bumi 2,5
x 10-5 s-1. Sehingga jelas bahwa Benua
Maritim Indonesia termasuk dalam daerah
ekuatorial. Pada daerah ekuatorial terdapat
surplus energi untuk segala musim dan
jumlah curah hujannya maksimum.
Letak Indonesia yang berada pada
daerah equator dan berada di persimpangan
benua dan samudra menyebabkan Indonesia
dipengaruhi
oleh
fenomena
global.
Fenomena global tersebut seperti dipole
mode, ENSO, MJO, Asia Monsoon dan
Australia Monsoon. Fenomena global yang
mempengaruhi Indonesia tersebut memiliki
siklus bervariatif dari 30-45 harian hingga 3
tahunan. Namun, fenomena yang dominan
mempengaruhi Indonesia yaitu Monsun
dengan osilasi sekitar 12 bulan.
Sejatinya, sistem iklim Monsun tidak
berbeda dengan sistem pada pergerakan
angin darat dan angin laut. Namun, iklim
Monsun ini melingkupi benua dan samudra.
Sehingga masuk pada skala global. Sistem
ini terbentuk karena adanya perbedaan
tekanan antara daratan dan lautan dalam
skala yang luas. Sehingga menyebabkan
perubahan arah angin dengan osilasi antara
6-12 bulan. Di dunia ini terdapat beberapa
jenis Monsun, tapi di Asia Tenggara
pengaruh Monsun lebih tegas (Tjasjono
1999).
Sehingga dibutuhkan indeks Monsun
yang sesuai untuk kawasan Indonesia. Pada
penelitian ini digunakan data WPR (Wind
Profiling Radar) dari tiga kota yaitu,
Pontianak, Manado, dan Biak. Pemanfaatan
data WPR diharapkan
mampu untuk
mengkaji atau menganalisis indeks Monsun
Indonesia. Sehingga dapat memudahkan
berbagai bidang untuk memanfaatkan
informasi terkait indeks Monsun Indonesia.
Level angin yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angin zonal, yaitu pada
ketinggian sekitar 1.5 Km atau pada tekanan
sekitar 850 mb.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peran data indeks Monsun
global terhadap perilaku data angin
Zonal di atas Pontianak, Manado, dan
Biak.
2. Mengetahui atau
mengkaji diantara
ketiga indeks Monsun global yang relatif
dominan terhadap data angin Zonal di
atas Pontianak, Manado, dan Biak.
3. Mendapatkan satu model regresi linier
berganda untuk kawasan Pontianak,
Manado, dan Biak.
II.
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Monsun
Dalam
buku
Glossary
of
Meteorology. American Meteorological
Society – 1980 menyatakan bahwa monsoon
adalah semula digunakan untuk menamakan
angin di laut Arab yang dalam setahun
bertiup berganti arah, enam bulan dari arah
timur laut dan enam bulan lainnya dari arah
tenggara. Bergantiannya arah tiupan ini
diakibatkan olah perbedaan tekanan baik di
darat maupun di laut, ketika terjadi musim
panas atau musim dingin. Namun, dalam
kalangan meteorologi, kata Monsun (dalam
bahasa
Inggris
ditulis
“monsoon”)
digunakan untuk istilah nama angin dan
fenomena-fenomena terkait yang setengah
tahun berganti. Pada tahun 1686, Edmund
Download