titrasi

advertisement
Analisis Kimia
Tim Dosen Kimia Dasar FTP UB
Analisis kimia
• Analisis kualitatif  mengidentifikasi
komponen baik unsur maupun gugus dalam
suatu zat
Analisis kuantitatif  menghitung /
menentukan perbandingan banyaknya
masing-masing komponen yang terkandung
dalam suatu zat yang dianalisis.
Metode Analisis
• Konvensional
Gravimetri
Volumetri
• Instrumental  menggunakan instrumen /
peralatan
Cara Elektrokimia
Cara Spektrofotometri
Cara Kromatografik
Gravimetri
• Analisis gravimetri  analisis kuantitatif
dengan menimbang, yaitu proses pemisahan
dan penimbangan suatu komponen (unsur
atau radikal) dalam suatu zat yang
banyaknya tertentu dalam keadaan semurni
mungkin.
• Banyaknya komponen yang dianalisis
dihitung dari hubungan massa atom, massa
molekul dan berat senyawa yang ditimbang
Persyaratan pd analisa gravimetri
1. Zat yg ditentukan hrs dpt diendapkan
secara terhitung (99%)
2. Endapan yg terbentuk hrs cukup murni dan
dapat diperoleh dlm bentuk yg cocok untuk
pengolahan selanjutnya.
Metode Gravimetri
Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan
metode :
• Pengendapan
• Penguapan
• Elektrolisis
Pengendapan
• Komponen dari suatu zat yang dianalisis
diendapkan dari larutan dengan suatu
pereaksi menjadi suatu endapan.
• Contoh pereaksi anorganik yang dapat
digunakan :
HCl encer untuk mengendapkan ion Ag+,
Hg2+, dan ion Pb2+
Buffer ammonia untuk mengendapkan ion
Al3+, Cr3+, dan Fe3+.
Penguapan
• Digunakan untuk menetapkan komponen
suatu senyawa yang relatif mudah menguap.
• Penguapan dapat dilakukan dengan :
Pemanasan dalam udara atau gas tertentu
Penambahan pereaksi tertentu sehingga
komponennya sangat mudah menguap
Penguapan
• Metode penguapan ini dapat digunakan
untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam
suatu senyawa atau kadar air dalam suatu
sampel basah.
• Perhitungan  menimbang berat sampel
sebelum dan sesudah penguapan
• Contoh : pada penentuan NH3 dalam garam
amonium, penentuan kadar N dalam protein
Elektrolisis
• Dengan metode ini unsur suatu senyawa
ionik akan ditentukan dengan diendapkan
atau dibebaskan secara elektrolisis pada
elektroda yang sesuai
• Hukum dasar elektrolisis :
• Hukum Faraday
• Hukum Ohm
Elektrolisis
• Metode elektrolisis dilakukan dengan cara
mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi
endapan logam.
• Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan
besar tertentu dalam waktu tertentu maka
akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam
dengan bilangan oksidasi 0.
Elektrolisis
• Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat
ditentukan berdasarkan beratnya
• misalnya mengendapkan tembaga terlarut
dalam suatu sampel cair dengan cara
mereduksi.
• Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada
sampel yang diduga mengandung kadar
logam terlarut cukup besar seperti air
limbah.
Keuntungan metode gravimetri
• sederhana
• Akurat (accurate)
• Kesalahan 0,1 – 0,3%
• Analisis makro, diperlukan endapan 10 mg
atau lebih
Kerugian metode gravimetri
• Memakan waktu lama (time consuming),
sekitar ½ hari
Langkah-langkah metode gravimetri
• Pengeringan dan penimbangan sampel
• Pelarutan sampel
• Pengendapan dg cara penambahan pereaksi
(berlebih) yang sesuai
• Pemisahan/penyaringan endapan
• Pencucian endapan
• Pengeringan atau pemijaran endapan ----->
stabil dan diket komposisinya
• Penimbangan bobot konstan endapan
Penambahan Pereaksi Pengendap
• Sebagai pereaksi pengendap dapat
digunakan senyawa anorganik atau senyawa
organik tetapi dipilih yang spesifik dan
mudah menguap.
• Mengapa harus dipilih yang mudah
menguap?
Pencucian endapan
• Tujuan: menghilangkan sisa pereaksi, hasil
samping, impurities ------> endapan murni
• Syarat cairan pencuci :
 Tidak melarutan endapan tetapi melarutkan
pengotor (imputities)
 Tidak menyebabkan dispersi endapan
 Tidak membentuk hasil yang atsiri ataupun tak
dapat larut dengan endapan
 Mudah menguap pada pengeringan
 Tidak mengganggu penelitian lebih lanjut
Pencucian endapan
• Pencucian endapan Fe(OH)3 menggunakan larutan
elektrolit asam-nitrat, harus bebas ion Cl-,
dipijarkan pada suhu 600oC
• Pencucian endapan BaSO4 harus bebas ion sulfat,
tidak dipijarkan untuk menghindari reduksi
endapan oleh karbon menjadi BaS
• Pencucian endapan Cu(OH)2 harus bebas ion sulfat
• Endapan Ni-DMG disaring dalam kaca masir, tidak
dipijarkan karena mengandung zat organik
Pengeringan
• Tujuan: menghilangkan sisa pelarut,
mendapatkan senyawa stabil dengan
komposisi tertentu/diketahui
• Pengeringan suhu rendah (1050 C) untuk
senyawa yang termolabil, misalnya AgCl
• Pemijaran untuk senyawa yang termo stabil,
mis BaSO4 atau untuk mendapatkan
endapan stabil, misalnya Mg2P2O7.
Analisis gravimetri
Zat yang
dianalisis
Fe
Al
Endapan
Fe(OH)3
Al(OH)3
Al(OX)3
Zat yang
ditimbang
Fe2O3
Al2O=
Al(OX)3
Contoh
pemgganggu
Al, Ti, Cr
Fe, Ti, Cr
Banyak, kecuali Mg
Ba
SO42Cl-
BaCrO4
BaSO4
AgCl
BaCrO4
BaSO4
AgCl
Pb
NO3-,PO43-,ClO3Br-,I-,SCN-,CN-
Ag
PO43-
AgCl
MgNH4PO4
AgCl
Mg2P2O7
Hg(I)
C2O42-, K+
Penentuan kadar besi
• Besi diendapkan sebagai besi (III) hidroksida,
kemudian di pijarkan pada suhu tinggi menjadi
Fe2O3.
• Contoh untuk analisis batuan dimana besi
dipisahkan dahulu dari unsur-unsur yang
mengganggu.
• Bijih besi biasanya dilarutkan dalam asam klorida,
dan asam nitrat digunakan untuk mengoksidasi
besi ke keadaan oksidasi +3.
• Jadi larutan yang mengandung besi (III)
ditambahkan larutan amonia yang sedikit berlebih
untuk mengendapkan Fe(OH)3 (sebenarnya
disebut oksida berair, Fe2O3.XH2O).
Fe3++ 3NH3 + 3H2O  Fe(OH)3+ 3NH4+
• Endapan mirip gelatin yang sangat tidak larut
dalam air. Endapan dicuci dengan air yang
mengandung sedikit amonium nitrat untuk
mencegah peptisasi.
• Penyaringan dilakukan dengan menggunakan
kertas saring, kemudian kertas dan endapan
dibakar pada suhu yang cukup tinggi.
Prosedur kerja:
1. Panaskan cawan krus sampai pijar,
kemudian dinginkan dalam desikator
selanjutnya timbang. Ulangi pekerjaan ini
sampai diperoleh berat cawan krus yang
konstan (selisih penimbangan tidak lebih
dari 3,10-4gram)
2. Timbang dengan teliti kira-kira 0,8 gram
amonium besi (II) sulfat pro analisis;
(NH4)2Fe(SO4)2.6H2O ke dalam gelas kimia
400 mL.
3. Larutkan zat dalam 50 mL air dan 10 mL HCl encer
(1:1)
4. Tambahkan 1-2 mL asam nitrat pekat dan didihkan
perlahan-lahan sampai warnanya kuning jernih,
selanjutnya ujilah larutan untuk mengetahui
apakah oksidasi besi telah sempurna atau belum
dengan larutan kalium heksasianoferat (II)
5. Encerkan larutan menjadi 200 mL, panaskan
sampai mendidih kemudian tambahkan larutan
amonia (1:1) sedikit demi sedikit sampai semua
besi mengendap.
6. Didihkan campuran selama 1 menit lalu
saring.
7. Cuci endapan dengan amonium nitrat 1%
sampai bebas klorida
8. Pijarkan, dinginkan dalam desikator
kemudian timbang. Pekerjaan no 8 ini
diulangi sampai beratnya konstan.
9. Hitung kadar besi dalam cuplikan
Hal-hal yang harus diperhatikan
• Unsur atau senyawa yang ditentukan harus
terendapkan secara sempurna.
• Bentuk endapan yang ditimbang harus
diketahui dengan pasti rumus molekulnya.
• Endapan yang diperoleh harus murni dan
mudah ditimbang.
Perhitungan
• Dari berat endapan yang ditimbang, maka
• presentase analit A adalah:
berat A
%A 
x100%
berat sampel
• Dengan faktor gravimetri :
Ar atau Mr yang dicari
faktor gravimetri=
Mr endapan yang ditimbang
berat A = berat P x faktor gravimetri
berat P x faktor gravimetri
%A 
x100%
berat sampel
• P = endapan
Contoh soal 1:
• 0,6025 gram sampel garam klorida
dilarutkan dalam air dan kloridanya
diendapkan dengan menambahkan perak
nitrat berlebih. Endapan perak klorida
disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang.
Ternyata beratnya 0,7134 gram. Hitunglah
persentase klorida dalam sampel.
(Ar Cl=35,5 ; Ar Ag=108)
reaksi : Ag  Cl  AgCl(p)
A r Cl
35, 5
35, 5


 0, 25
Mr AgCl (107, 9  35, 5) 143, 4
berat Cl x faktor gravimetri
%Cl 
x100%
berat sampel
0, 7134gx0, 25
=
x100%  29, 60%
0, 6025g
Soal 1
• Dalam suatu sampel batuan fosfat seberat
0,5428 gram, fosfor diendapkan sebagai
MgNH4PO4.6H2O dan dibakar menjadi
Mg2P2O7. Jika berat endapan setelah
pembakaran adalah 0,2234gram, hitunglah
persentase P2O5 dalam sampel !
Contoh soal 2
Gravimetri dengan pemanasan/penguapan
Berapa % garam Glauber (Na2SO4.10 H2O)
kehilangan berat maksimum kalau garam tersebut
dipanaskan pada suhu 1050 C selama 1 jam?
Reaksi : Na2SO4.10H2O  Na2SO4 + 10 H2O
Dari reaksi tersebut setiap mol garam Glauber
melepaskan (kehilangan) 10 mol H2O yang
menguap kalau dipanaskan.
Berat 1 mol garam Glauber =(2x23+32+4x16)
+ 10(2+16) = 46+32+64+180 = 322 gram
Setelah dipanaskan kehilangan berat 10 mol
air yang beratnya = 180 gram
Jadi besarnya kehilangan berat maksimum
(semua air hidrat/kristal menguap) =
(180/322) x 100%
= 55,90 %
Soal 2
• Dengan cara yang sama dapat dihitung
berapa persen kehilangan berat kalau garam
hidrat, misalnya CuSO4.5H2O (Prusi) atau
MgSO4.7H2O (garam Inggris) dipanaskan
pada suhu sekitar 1000 C selama 1 jam atau
lebih.
Analisis Volumetri
Analisis volumetri
• Analisis volumetri : analisis kuantitatif yang
pada umumnya dilakukan dengan mengukur
banyaknya volume larutan standar yang
dapat bereaksi kualitatif dengan larutan zat
yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan
diketahui
Larutan standar
• Larutan standar : larutan yang
konsentrasinya telah diketahui
• Konsentrasi dapat dinyatakan dalam molar
(mol/L) atau normal (gram ekuivalen/L)
• Larutan standar ada 2 :
Larutan standar primer
Larutan standar sekunder
Larutan standar
• Larutan standar primer merupakan larutan yang telah
diketahui konsentrasinya (molaritas atau normalitas)
secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan
standar primer berfungsi untuk menstandarisasi /
membakukan atau untuk memastikan konsentrasi
larutan tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya
belum diketahui secara pasti (larutan standar
sekunder).
• Larutan standar sekunder (titran) biasanya
ditempatkan pada buret yang kemudian ditambahkan
ke dalam larutan zat yang telah diketahui
konsentrasinya secara standar primer).
Syarat-syarat larutan standar primer
• Harus mudah didapat dan dalam keadaan murni
• Tidak higroskopis, tidak ter oksidasi, tidak
menyerap udara dan selama penyimpanan tidak
boleh berubah (stabil)
• Mengandung kotoran (zat lain) tidak melebihi
0,01%
• Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi
• Mudah larut dalam pelarut yang sesuai
• Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus
menerus
Larutan standar primer
• Untuk asam-basa : Na2CO3 , Na2B4O7 , K
biftalat , as benzoat, KIO3, H2C2O4.2H2O
• Reaksi redoks : K2Cr2O7 , KBrO3 , KIO3 , as
oksalat, As2O3, I2, As2O3, Na2C2O4, KH(IO3)2
• Titrasi pegendapan : NaCl , KCl dan KBr,
AgNO3
• Reaksi Pembentukan kompleks : Zn , Mg , Cu
, Na2EDTA , NaCl, AgNO3, NaCl, KCl
Titrasi
• Proses penambahan larutan standar ke
dalam larutan yang akan ditentukan sampai
terjadi reaksi sempurna disebut titrasi.
Sedang saat dimana reaksi sempurna
dimaksud tercapai disebut titik ekivalen atau
titik akhir titrasi.
Persyaratan Titrasi
• Reaksi yang dapat digunakan dalam metode
volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai
dengan persyaratan sebagai berikut:
 Reaksi harus berlangsung cepat
 Tidak terdapat reaksi samping
 Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui
dengan pasti reaktan dan produk serta
perbandingan mol / koefisien reaksinya
 Terdapat zat yang dapat digunakan untuk
mengetahui saat titrasi harus dihentikan (titik
akhir titrasi) yang disebut zat indikator
Level volume titran
Klem
aA + tT  produk
sejumlah a molekul analit A bereaksi dengan
t molekul reagensia T (titran). Penambahan
titran dilakukan sedikit demi sedikit melalui
buret.
buret
Stopcock
erlenmeyer
Larutan
analit
Pengaduk
magnet
Titik ekuivalen
Titik dimana jumlah titran yang
ditambahkan ekuivalen dengan
jumlah analit secara stoikhiometri
Penentuan titik akhir titrasi
Perhatikan
perubahan
warna
Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi
• Titik ekuivalen diketahui dari adanya perubahan
dalam larutan yang disebabkan karena
penambahan indikator yang dapat
menyebabkan perubahan warna setelah titik
ekuivalen tercapai
• Titik ekivalen (ttk akhir teoritis titrasi) adalah
titik (saat) dimana jumlah ekivalen zat penitrasi
sama dengan jumlah ekivalen zat yang dititrasi
• Titik akhir titrasi adalah saat timbul perubahan
warna indikator
Titik akhir titrasi
• Perubahan warna indikator
• Terjadinya kekeruhan yang disebabkan
oleh terbentuk atau melarutnya endapan
• Perubahan DHL larutan
• Perubahan arus listrik dalam larutan
Indikator
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Nama Indikator Warna asam Warna basa Trayek pH
Alizarin kuning - kuning ungu 10,1 - 12,0
Fenolftalein tak berwarna - merah 8,0 - 9,6
Timolftalein tak berwarna - biru 9,3 - 10,6
Fenol merah kuning - merah 6,8 - 8,4
Bromtimol blue kuning - biru 6,0- 7,6
Metil merah merah - kuning 4,2 - 6,2
Metil jingga merah - kuning 3,1 - 4,4
Para nitrofenol tak berwarna - kuning 5,0 - 7,0
Timol blue kuning - biru 8,0 - 9,6
Tropeolin OO merah - kuning 1,3 - 3,0
Perubahan warna pada fenolftalien
• Perubahan warna terjadi pada pH 8,3 - 10
Perubahan warna pada biru bromtimol
• Perubahan warna terjadi pada pH 6 - 7,6
Perubahan warna pada merah metil
• Perubahan warna terjadi pada pH 4,2 - 6,3
Satuan Konsentrasi
a. Persen berat (% w/w)
g zat terlar ut
% berat 
x 100
g zat terlar ut  g pelarut
b. Persen volume (%v/v)
mL zat terlar ut
% berat 
x 100
mL zat terlar ut  mL pelarut
c.
Persen berat/volume (%w/v)
g zat terlar ut
% w/v 
x 100
mL larutan
d. Parts Per Million dan Parts Per Billion
1 ppm (bag. per sejuta) = 1mg zat/L larutan
1 ppb (bag. per milliard) = 1g/L larutan
a. Kemolaran (M)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
b. Kenormalan (N)
ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
Berat satu ekivalen disebut berat ekivalen (BE)
 Reaksi asam-basa
1 ekivalen  1 mol H+ atau 1 mol OH Reaksi pengendapan dan pembentukan
kompleks
BE = BM/ muatan ion
 Reaksi redoks
1 ek  1 mol elektron
Jenis - jenis titrasi
• Titrasi netralisasi /asam-basa
• titrasi redoks
• titrasi pengendapan
• titrasi pembentukkan kompleks
Titrasi Netralisasi
– TITRASI ASIDIMETRI
• Titrasi terhadap basa bebas atau lar garam yang
berasal dari asam lemah, dengan lar STANDAR
ASAM.
• Contoh : NaOH dititrasi dengan HCl
• Reaksi : NaOH + HCl  NaCl + H2O
• Reaksi sebenarnya : OH- + H+  H2O
Titrasi netralisasi
– TITRASI ALKALIMETRI
• Titrasi terhadap asam bebas atau garam yang
berasal dari basa lemah, dengan larutan
STANDAR BASA.
• Contoh : CH3COOH dititrasi dengan NaOH
• Reaksi :
CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O
• Reaksi sebenarnya : H+ + OH-  H2O
Titrasi pengendapan
• Titrasi yang mengakibatkan terjadinya endapan
• Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar
AgNO3
• Cl-(aq) + Ag+(aq)  AgCl(s)  (=reaksi kombinasi
ion)
Titrasi pembentukan kompleks
• Semua jenis titrasi yang mengakibatkan
terjadinya senyawa kompleks
• Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar
Hg(NO3)2
• 2Cl-(aq) + Hg2+(aq)  HgCl2 (kompleks)
Titrasi redoks
• Titrasi yg menyangkut reaksi redoks / reaksi
perpindahan elektron antara zat yg dititrasi dan zat
pentitrasi atau sebaliknya
• Larutan standar = Oksidator
• Larutan sampel = Reduktor
• Contoh : Titrasi Cerimetri
• Garam Fero (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi
dengan garam seri (Ce(SO4)2) sebagai oksidator
• Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+
• Fe2+
 Fe3+ + e
• Ce4+ + e  Ce3+
Titrasi Asam - Basa
• Titran merupakan asam atau basa kuat
–
–
–
–
titrasi asam kuat - basa kuat
titrasi basa kuat - asam kuat
titrasi asam lemah - basa kuat
titrasi basa lemah - asam kuat
Kurva Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
pH
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Fenolftalein
Titik ekuivalen
Biru bromtimol
Merah metil
10
20
30
40
50
60
70
ml NaOH
Kurva Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
pH
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Titik ekuivalen
10
20
30
40
50
60
70
ml NaOH
Cara menghitung pH titrasi
untuk titrasi asam lemah - basa kuat
Spesi yang
terdapat pada
larutan
HA
T=0
asam
terionisasi
T<1
HA dan Abuffer
T=1
AGaram
terhidrolisis
T>1
OH-
HA + OH - =
Persamaan
HA + H2O = H3
O++
A-
Ka =
[HA]
Ka =
[H3O+][A-]
[HA]
[H3O+] = [A-]
[H3O+] =  Ka.[HA]
[H3O+][A-]
A- + H2O
[A-]
pH = pKa + log
[HA]
[HA][OH -]
A- + H2O = HA + OH -
Kb =
[OH-] =  Kb.[A-]
[HA] = [OH -]
[OH-] = kelebihan titran
[A-]
Cara menghitung pH titrasi
untuk titrasi basa lemah - asam kuat
Spesi yang
terdapat pada
larutan
T=0
T<1
B
Basa
terionisasi
T=1
HB+
Garam
terhidrolisis
T>1
B + H2O =
[OH-]
B dan HB+
buffer
H3O+
B + H3O+ = HB+ + H2O
Persamaan
Kb =
=
HB+ +
OH
-
Kb.[A-]
[HB+][OH -]
[B]
Kb =
[HB+][OH -]
[B]
[HB] = [OH -]
pOH = pKb + log
HB+ + H2O = H3O++ B
[H3O+] =  Ka.[HB+]
[H3O+] = kelebihan titran
Ka =
[H3O+][B]
[HB+]
[H3O+] = [B]
[HB+]
[B]
Soal
Dua cuplikan terdiri dari NaOH, Na2CO3 dan zat
inert dan mengandung 30% berat NaOH dilarutkan
dalam air sehingga larutan mempunyai volume 100
ml. 25 ml larutan kemudian dititrasi dengan larutan
HCl encer mula-mula dengan indikator pp
kemudian dengan indikator mo. Apabila banyaknya
volume HCl pada titrasi pp = 25 ml, dan volume HCl
pada titrasi mo = 10 ml.
a. Hitung konsentrasi larutan HCl
b. Berapa % berat garam Na2CO3 dalam cuplikan?
Titrasi pengendapan
• Titrasi argentometri : larutan standarnya
garam AgNO3
• Indikator : larutan garam K2CrO4, larutan
garam Fe3+, larutan fluoresein atau eosin
Argentometri dengan indikator
K2CrO4
• Larutan garam LiCl 0,1 M dititrasi dengan larutan
standar 0,1 N AgNO3 dengan indikator K2Cr2O7.
Apabila banyaknya larutan K2CrO4 5% b/v yang
digunakan sebagai indikator adalah 5 tetes (0,05
ml) setiap 100 ml larutan, hitunglah berapa molar
besarnya konsentrasi ion Cl- dalam larutan pada
saat terjadi endapan merah dari garam Ag2CrO4.
• Ksp AgCl = 1,2 x 10-10
• Ksp Ag2CrO4 = 1,7 x 10-12
• Dalam 100 ml larutan K2CrO4 5% b/v terkandung
5/194 mol zat terlarut
• Konsentrasi K2CrO4 = 10 x (5/194) = 50/194 M
• 0,05 ml K2CrO4  1 liter larutan banyaknya K2CrO4
= 0,5 ml, berarti ion CrO42- dalam larutan :
[CrO4

2
[Ag ] 
0, 5
50
]
x
 1, 289x104 M
1000 194
Ksp
1, 7x1012
4


1
,
148
x
10
M
2
4
[CrO4 ]
1, 289x10
1, 2x1010
6
Konsentrasi ion Cl dalam larutan =

1
,
045
x
10
M
4
1, 148x10
-
Titrasi redoks
• Titrasi redoks : titrasi yang mengakibatkan
terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi
• Titrasi redoks ada beberapa jenis :
Titrasi permanganometri
Titrasi bikromatometri
Titrasi bromatometri
Titrasi iodometri
Titrasi permanganometri
• Titrasi permanganometri : titrasi redoks yang
menggunakan larutan standar KMnO4.
• Dalam suasana asam, ion permanganat
(MnO4-) tereduksi menjadi garam mangan
(Mn2+)  mgrek = 1
• Dalam suasana basa, ion MnO4- tereduksi
menjadi mangan dioksida (MnO2) sehingga
mgrek = 1/3
Titrasi bikromatometri
• Titrasi bikromatometri : titrasi redoks yang
larutan standarnya K2Cr2O7
• K2Cr2O7  Cr3+
• Mgrek = 1/6
Titrasi bromatometri
• Titrasi bromatometri : titrasi redoks yang
larutan standarnya berupa kalium bromat
(KBrO3).
• BrO3- + 6H+ + 6e-  Br- + 3H2O
• 1 grek = 1/6 mol
Titrasi Iodo-iodimetri
• Titrasi iodo-iodimetri : titrasi antara larutan
iodium (I2) dengan larutan standar garam
natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan indikator
amilum.
• 2S2O32- + I2  S4O62- + 2I-
Derajat Kemurnian Bahan Kimia
• COMERCIAL GRADE = TECHNICAL GRADE =
TEKNIS
– mengandung beberapa pengotor
– untuk industri
– tidak untuk pereaksi/zat standar primer dalam
analisis kimia
Derajat Kemurnian Bahan Kimia
• CHEMICALY PURE (CP)
– Kemurnian lebih tinggi dari teknis
– Untuk reagensia/pereaksi
– Tidak untuk baku primer
• REAGENT/ANALYZED GRADE, PRO ANALYSIS
(P.A.) GUARANTED REAGENT (G.R.)
– Ada batas kadar maksimum zat-zat pengotor
– Untuk reagensia dan baku primer dalam
volumetri
Derajat Kemurnian Bahan Kimia
• PRIMARY STANDARD GRADE
– Kemurnian  100%
– Lebih murni dari pro analisis
– Mikroanalisis (analisis dengan ketelitian tinggi,
dengan alat-alat yang peka)
• SUPRA PURE
– Kemurnian paling tinggi
– Penelitian dengan alat-alat canggih, misal HPLC
Download