Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Pemetaan Gempa Bumi Berdasarkan Tingkat Keaktifan Gempa Di Provinsi Bengkulu Periode 1971-2011 Arif Ismul Hadi, Suhendra, dan Osindo Oktavia Manik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Bengkulu E-mail: [email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta sebaran gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan gempa di Provinsi Bengkulu selama periode 1971-2011. Data yang digunakan berasal dari BMKG Kepahiang Provinsi Bengkulu dengan skala magnitudo ≥ 5,0 SR pada kedalaman gempa dangkal dan gempa menengah pada koordinat 20LS-50LS dan 1000 BT-1040 BT. Data yang sudah disortir kemudian diolah untuk menghasilkan peta kejadian gempa bumi dengan perangkat lunak Arc View GIS 3.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kejadian gempa bumi dengan magnitudo berskala 5,0 – 6,0 SR sangat sering terjadi di Provinsi Bengkulu, sedangkan gempa yang berskala 6,0 SR ke atas jarang terjadi. Peta sebaran gempa bumi dibagi dalam region lintang dan bujur (10×10). Berdasarkan peta sebaran gempa bumi di Provinsi Bengkulu selama kurun waktu tahun 1971-2011 yang sering terjadi berturut-turut adalah: gempa dangkal region 9,6,5,2,3,11,4,1,8 dan gempa menengah region 9,11,8,4,5,6,7,1,10. Kata Kunci: Gempa bumi, tingkat keaktifan gempa, Provinsi Bengkulu, gempa dangkal, dan gempa menengah. PENDAHULUAN Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah di Pulau Sumatera yang terletak memanjang di pesisir pantai yang dilalui oleh jalur lintas lempeng tektonik IndoAustralia dan Eurasia. Karena letak posisi tersebut menyebabkan Provinsi Bengkulu sering mengalami gempa bumi. Menurut [1], berdasarkan data tahun 1900 s.d. 2010, sekitar 95% sumber gempa bumi tektonik berada di bawah Samudra Hindia yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bengkulu. Selain itu, Provinsi Bengkulu juga memiliki sumber gempa tektonik di daratan yakni patahan (sesar) semangko. Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat diduga kapan dan dimana akan terjadinya. Akibat dari gempa bumi, di Provinsi Bengkulu banyak bangunan-bangunan yang runtuh karena besarnya magnitudo yang dilepaskan oleh gempa bumi. Sebab, bangunan-bangunan tersebut kurang memiliki standar bangunan yang sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa bumi untuk gedung yang telah ditetapkan oleh pemeritah [2]. Gempa bumi mempunyai sifat merusak dalam waktu singkat dan dapat menghancurkan serta menimbulkan banyak korban harta benda dan jiwa. Untuk itu perlu adanya pemahaman mengenai karakteristik gempa bumi di suatu wilayah, khususnya untuk daerah aktif gempa [3]. Hal ini diperlukan agar dapat memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk struktur bangunan yang kuat. Pengetahuan mengenai karakteristik gempa bumi dapat dipelajari melalui analisis pemetaan gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan gempa. Penelitian ini bertujuan mengetahui peta sebaran gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan gempa di Provinsi Bengkulu selama periode 1971-2011. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Maret s.d. Mei 2012. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika Semirata 2013 FMIPA Unila |269 Arif Ismul Hadi, dkk: Pemetaan Gempa Bumi Berdasarkan Tingkat Keaktifan Gempa Di Provinsi Bengkulu Periode 1971-2011 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set komputer dengan perangkat lunaknya antara lain: software Microsoft Excel 2007 dan software Arc View GIS 3.3. Microsoft Excel 2007 digunakan untuk menghitung nilai keaktifan gempa bumi dan Arc View GIS 3.3. digunakan untuk membuat peta daerah yang rawan gempa bumi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis gempa bumi yang bersumber dari BMKG periode 1971-2011 mencakup Provinsi Bengkulu dengan ketentuan magnitudo gempa ≥ 5,0 SR, karena gempa yang merusak adalah magnitudo besar dan kedalaman dangkal dan menengah. Seluruh data yang ada dengan parameter gempa berupa lintang dan bujur episenter, magnitude, dan kedalaman gempa dari rekaman seismik data gempa yang tercatat di stasiun Geofisika Kepahiang. Data gempa yang diperoleh disusun berdasarkan parameter gempa bumi berupa: lintang, bujur episenter, magnitudo dan kedalaman gempa. Kemudian data tersebut disortir untuk memilih data gempa dangkal dan gempa menegah yang mempunyai magnitudo ≥ 5,0 SR. Data yang sudah disusun kemudian diolah dengan mengubah magnitudo badan (mb) ke magnitudo permukaan (ms) menggunakan persamaan [4]: ms = 1,59 mb – 3,97 HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh sebanyak 3.209 kejadian gempa dan data yang dipakai hanya magnitudo gempa ≥ 5,0 SR yang terletak pada posisi 20 LS–50 LS dan 1000 BT–1040 BT. Data yang telah disortir sesuai dengan ketentuan kejadian gempa dangkal dan menengah sebanyak 498 kejadian gempa. Setelah dilakukan pembagian region berdasarkan lintang dan bujur dengan spasi 1×1 derajat dan data gempa tahun 1971-2011 untuk daerah Provinsi Bengkulu maka diperoleh jumlah kejadian gempa pada masing-masing region tersebut (tabel 1). Peta sebaran gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan gempa dengan magnitudo ≥ 5,0 SR untuk gempa dangkal dan gempa menengah di wilayah Provinsi Bengkulu dengan pembagian region berdasarkan lintang dan bujur dengan spasi 1×1 derajat dan data gempa tahun 1971-2011 ditampilkan pada gambar 1, gambar 2, dan gambar 3. (12) Wilayah penelitian ini terletak pada posisi 20 LS - 50 LS dan 1000 BT - 1040 BT dan dibagi menjadi beberapa region. Pembagian region ini dilakukan untuk mengetahui keadaan aktivitas seismik di Provinsi Bengkulu. Semakin banyak pembagian region-nya akan semakin baik dalam menganalisis keadaan aktivitas seismik di Provinsi Bengkulu, karena setiap daerah mampunyai tingkat tektonik yang berbeda - beda. Pembagian region ini 270| Semirata 2013 FMIPA Unila didasarkan menurut lintang dan bujur, menggunakan spasi 1×1 derajat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis berupa bentuk peta sebaran gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan gempa bumi di Provinsi Bengkulu selama periode tahun 1971-2011. Gambar 32. Peta sebaran gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan untuk gempa dangkal dan gempa menengah di Provinsi Bengkulu periode 1971-2011. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Gambar 2. Peta sebaran gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan untuk gempa dangkal periode 1971-2011. Gambar 3. Peta sebaran gempa bumi berdasarkan tingkat keaktifan untuk gempa menengah periode 1971-2011. Tabel 1. Pembagian region Provinsi Bengkulu berdasarkan lintang dan bujur serta jumlah kejadian gempanya Jumlah Region Bujur Lintang Lokasi Gempa Gempa dangkal menenga (kali) h (kali) 1 20LS - 30LS 1000BT – 1010BT Laut Muko-Muko 18 4 2 30LS - 40LS 1000BT – 1010BT Laut Bengkulu Utara 42 0 3 40LS - 50LS 1000BT – 1010BT 26 0 4 20LS - 30LS 1010BT – 1020BT Kab.Muko-Muko 20 11 Laut Bengkulu Selatan 5 3 LS - 4 LS 101 BT – 102 BT Kab. Bengkulu Utara 42 9 6 40LS - 50LS 1010BT – 1020BT Pulau Enggano 87 5 7 20LS - 30LS 1020BT – 1030BT Kab. Lebong 0 4 8 30LS - 40LS 1020BT – 1030BT Bengkulu 12 13 9 40LS - 50LS 1020BT – 1030BT Laut Kab.Seluma 91 57 10 11 0 0 0 0 0 0 103 BT – 104 BT Kab.Rejang Lebong 0 3 0 0 103 BT – 104 BT Laut Kab.Kaur 21 33 359 139 3 LS - 4 LS 4 LS - 5 LS 0 0 0 0 Total kejadian gempa (kali) Distribusi frekuensi kejadian gempa bumi di setiap region bahwa semakin kecil magnitudo gempanya, maka kejadian gempanya akan semakin banyak karena magnitudo yang berskala kecil itu lebih sering terjadi dibandingkan magnitudo yang skalanya di atas 5,0 SR. Apabila dilihat gambar 1 s.d. 3, gempa bumi yang sering Semirata 2013 FMIPA Unila |271 Arif Ismul Hadi, dkk: Pemetaan Gempa Bumi Berdasarkan Tingkat Keaktifan Gempa Di Provinsi Bengkulu Periode 1971-2011 terjadi selama periode tahun 1971-2011 adalah gempa bumi dengan magnitudo 5,0 SR – 6,0 SR, sedangkan gempa yang berskala 6,0 SR ke atas sangat jarang terjadi. Di Provinsi Bengkulu, semakin kecil magnitudo gempa, semakin besar aktifitas gempa buminya. Jumlah kejadian gempa bumi untuk gempa dangkal adalah 359 kejadian dan jumlah kejadian gempa bumi untuk gempa menengah adalah 139 kejadian. Berdasarkan peta sebaran gempa bumi dari tingkat keaktifan gempa selama periode 1971-2011, daerah yang paling banyak mengalami kejadian gempa bumi baik gempa dangkal maupun gempa menengah terjadi di laut Kabupaten Seluma. Adapun secara berturut-turut daerah yang sering terjadi gempa bumi di Provinsi Bengkulu untuk gempa dangkal adalah region 9,6,5,2,3,11,4,1,8 dan gempa menengah adalah region 9,11,8,4,5,6,7,1,10. Provinsi Bengkulu dapat dikatakan sebagai wilayah dengan tingkat seismisitas yang tinggi, dimana jarang terjadi gempa-gempa besar, akan tetapi gempa yang berskala kecil sering terjadi di daerah ini. 9,6,5,2,3,11,4,1,8 dan gempa menengah region 9,11,8,4,5,6,7,1,10. KESIMPULAN [2] Badan Standardisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. SNI 03-1726-2002. Selama periode tahun 1971-2011, frekuensi kejadian gempa bumi dengan magnitudo berskala 5,0 SR sampai ≤ 6,0 SR sangat sering terjadi di Provinsi Bengkulu, sedangkan gempa yang berskala 6,0 SR ke atas jarang terjadi. Peta sebaran gempa bumi di Provinsi Bengkulu selama kurun waktu tahun 19712011 yang sering terjadi berturut-turut adalah: gempa dangkal region 272| Semirata 2013 FMIPA Unila SARAN Perlu dilakukan pemetaan tiga dimensi sehingga dapat dilihat kedalaman gempa dan letak episenter dari segala sisi. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam pada daerah yang tingkat aktifitas gempanya tinggi khususnya tentang tingkat resiko yang ditimbulkan akibat kejadian gempa bumi di Provinsi Bengkulu. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih setulusnya kepada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kepahyang, Provinsi Bengkulu atas data historis yang telah digunakan untuk penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] BMKG. (2010). Sejarah Gempa Bumi Bengkulu dari tahun 1900. [3] Budiman. (2004). Tingkat Keaktifaan Gempa Bumi di Daerah Jawa Barat dan Sekitarnya (Tahun 1990-2004). Jurnal Akademik Meteorology dan Geofisika. Universitas Taruna, Magetan. [4] USGS. (2002). Savage Animations. www.usgs.gov. Earth