FULL-Proteksi Radiasi Dalam Radiologi - HFI DIY

advertisement
Chrisantus Aristo Wirawan Dwipayana / Proteksi Radiasi Dalam Radiologi Diagnostik Bagi
Wanita Usia Subur dan Wanita Hamil
133
Proteksi Radiasi Dalam Radiologi Diagnostik Bagi Wanita Usia Subur
dan Wanita Hamil
Chrisantus Aristo Wirawan Dwipayana
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Jalan Gajah Mada No. 8 Jakarta Pusat 10120
[email protected]
Abstrak – Pemanfaatan radiasi pada berbagai bidang kesehatan harus selalu memperhatikan standar prosedur proteksi
dan keselamatan radiasi. Pengetahuan yang tidak memadai mengenai proteksi dan keselamatan radiasi memberikan
kontribusi terhadap kegagalan keselamatan pasien wanita usia subur dan wanita hamil yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya kelainan pada kehamilan, bahkan keguguran. Makalah ini bertujuan untuk menyediakan
panduan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat dalam meningkatkan proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien
wanita usia subur dan wanita hamil dalam radiologi diagnostik. Panduan proteksi radiasi dan keselamatan radiasi ini
didasarkan pada penerapan tiga azas proteksi radiasi yaitu justifikasi, limitasi dan optimisasi.
Kata kunci: proteksi, radiasi, wanita, hamil
Abstract – The use of radiation in various fields especially in health should always pay attention to radiation protection
and safety procedures standards. Inadequate knowledge about radiation protection and safety contributes to patient
safety failures of childbearing age women and pregnant women, that can increase the probability of disorders in
pregnancy and even miscarriage. This paper aims to provide a guidance to health workers and public in improving
radiation protection and safety for childbearing age women and pregnant women in diagnostic radiology. The guidance
of radiation protection and safety is based on the application of the three principles of radiation protection: justification,
limitations and optimization.
Key words: protection, radiation, women, pregnant
I. PENDAHULUAN
Radiasi pengion, yang selanjutnya disebut radiasi,
tidak dapat dilihat, dirasa atau diketahui keberadaannya
oleh tubuh. Paparan radiasi yang berlebih dapat
menimbulakan efek yang merugikan. Pemanfaatan
berbagai sumber radiasi harus dilakukan secara cermat
dan mematuhi ketentuan tekhnik kerja dengan
menggunakan sumber radiasi untuk menghindari
terjadinya paparan yang tidak diinginkan.
Pemanfaatan radiasi pada berbagai bidang terutama
dalam bidang kesehatan harus selalu memperhatikan
prosedur standar proteksi dan keselamatan radiasi.
Prosedur proteksi bertujuan untuk mencegah terjadinya
efek
deterministik
pada
individu
dengan
mempertahankan dosis di bawah ambang dan untuk
memperkecil resiko terjadinya efek stokastik pada
populasi di masa kini dan masa mendatang.
Ribuan pasien hamil terpapar radiasi tiap tahunnya.
Kurangnya pengetahuan bertanggung jawab atas
kemungkinan terjadinya kelainan pada kehamilan,
bahkan keguguran. Untuk sebagian pasien, paparan
radiasi sudah tepat, tetapi untuk pasien yang lainnya
paparan mungkin tidak tepat, karena dapat menyebabkan
bayi yang belum lahir memiliki peningkatan resiko yang
tidak terjustifikasi. Materi dalam makalah ini
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dasar
tentang efek radiasi terhadap wanita hamil dan proteksi
radiasi terutama dalam radiologi diagnostik [1].
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Efek Biologi Radiasi pada Tubuh Manusia
Interaksi radiasi dengan materi biologi diawali dengan
terjadinya interaksi fisik yaitu terjadinya proses eksistasi
dan atau ionisasi, yang terjadi lama waktu 10-15 detik
setelah paparan radiasi. Semua efek kerusakan biologis
dimulai dengan rangkaian interaksi radiasi dengan atom
yang membentuk sel. Inti sel merupakan struktur dalam
sel yang paling sensitif terhadap radiasi karena kerusakan
yang dapat terjadi pada DNA. Radiasi pengion dapat
memutuskan ikatan dalam molekul DNA yang
mengakibatkan mutasi, kematian sel atau karsinogenesis
[2].
Secara alamiah sel mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan DNA
dalam batas normal. Perbaikan dapat berlangsung tanpa
kesalahan sehingga struktur DNA kembali seperti semula
dan tidak menimbulkan perubahan fungsi pada sel. Tetapi
bila kerusakan yang terjadi terlalu banyak melebihi
kapasitas kemampuan proses perbaikan, maka perbaikan
tidak dapat berlangsung secara tepat dan sempurna
sehingga menghasilkan DNA dengan struktur yang
berbeda, yang dikenal dengan mutasi.
Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel
akan menyebabkan sel tetap hidup atau mati yang sangat
bergantung pada proses perbaikan yang terjadi secara
enzimatis. Bila proses perbaikan berlangsung dengan
baik dan sempurna dan juga tingkat kerusakan yang
dialami sel tidak terlalu parah, maka sel bisa kembali
normal seperti keadaan sebelum terpapar radiasi. Bila
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
134
Chrisantus Aristo Wirawan Dwipayana / Proteksi Radiasi Dalam Radiologi Diagnostik Bagi
Wanita Usia Subur dan Wanita Hamil
proses perbaikan berlangsung tetapi tidak tepat maka
akan dihasilkan sel yang tetap dapat hidup tetapi
mengalami perubahan. Artinya sel tersebut tidak lagi
seperti sel semula, tetapi sudah menjadi sel yang baru
atau abnormal yang hidup. Selain itu bila tingkat
kerusakan yang dialami sel sangat parah atau bila proses
perbaikan tidak berlangsung dengan baik maka sel akan
mati.
B. Efek Radiasi pada Organ Reproduksi Wanita
Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad
adalah sterilitas atau kemandulan. Pengaruh radiasi pada
sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia,
semakin sensitif terhadap radiasi. Selain sterilitas, radiasi
dapat menyebabkan menopause dini sebagai akibat dari
gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis terendah
yang diketahui dapat menyebabkan sterilisitas sementara
adalah 0,65 Gy. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60
adalah 2,5-6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20an)
sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi
yaitu 12-15 Gy. Tetapi pada usia 40an dibutuhkan dosis
5-7 Gy [1].
Efek stokastik pada sel germinal lebih dikenal dengan
efek pewarisan yang terjadi karena mutasi pada gen atau
kromosom sel pembawa keturunan (sel sperma dan sel
telur). Perubahan kode genetik yang terjadi akibat
paparan radiasi akan diwariskan pada keturunan individu
yang terpapar. Penelitian pada hewan dan tumbuhan
menunjukkan bahwa efek yang terjadi bervariasi, dari
ringan hingga kehilangan fungsi, atau kelainan anatomi
yang parah dan bahkan kematian prematur.
C. Efek Radiasi pada Janin
Efek paparan radiasi pada janin dalam kandungan
sangat tergantung pada usia kehamilan pada saat terpapar
radiasi. Dosis ambang yang dapat menimbulkan efek
pada janin adalah 0.05 Gy. Perkembangan janin dalam
kandungan dapat dibagi atas tiga tahap. Berikut
penjelasan efek radiasi pada masing-masing tahap:
Tahap satu yaitu pre implantasi dan implantasi yang
dimulai dari proses pembuahan sampai menempelnya
zigot pada dinding rahim yang terjadi sampai usia
kehamilan 2 minggu. Pengaruh radiasi pada tahan ini
menyebabkan kematian janin.
Tahap kedua adalah organogenesis pada masa
kehamilan 2-7 minggu. Efek yang mungkin timbul
berupa mal formasi tubuh dan kematian neonatal.
Tahap ketiga adalah tahap fetus pada usia kehamilan
8-40 minggu dengan pengaruh radiasi berupa
retardasi pertumbuhan dan retardasi mental. Janin
juga beresiko terhadap efek stokastik dan yang paling
besar adalah resiko terjadinya leukemia pada masa
anak-anak.
Kemunduran mental diduga terjadi karena malformasi
sel-sel saraf di otak yang menyebabkan penurunan nilai
IQ. Dosis ambang diperkirakan 0,1 Gy untuk usia
kehamilan 8-15 minggu dan sekitar 0,4-0,6 Gy untuk usia
kehamilan 16-25 minggu. Pekerja wanita yang hamil
tetap dapat bekerja selama dosis radiasi yang mungkin
diterimanya harus selalu dikontrol secara tepat. ICRP
merekomendasikan pembatas dosis yang diterima
permukaan perut wanita hamil tidak lebih dari 1 mSv [1].
III. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan studi pustaka dan analisa
terhadap referensi terkait. Analisa dilakukan berdasarkan
sudut pandang ilmiah kemudian dikaitkan dengan sudut
pandang peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
Dokumen utama yang menjadi bahan analisa adalah
Pregnancy and Medical Radiation ICRP Publication 84
[1], Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2008 tentang
Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber
Radioaktif [3], dan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor
8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam
Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional [4].
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Proteksi Radiasi
Menurut Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007
tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan
Sumber Radioaktif, yang dimaksud keselamatan radiasi
adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi
pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari
bahaya radiasi. Sedangkan proteksi radiasi adalah
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh
radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.
Proteksi radiasi dapat dilakukan dengan menerapkan
tiga azas yaitu justifikasi, limitasi dan optimisasi. Ketiga
azas ini saling berkaitan dan berurutan, berikut penjelasan
masing masing azas tersebut:
1. Justifikasi
Setiap penggunaan radiasi pengion, harus dinilai
terlebih dahulu manfaat dan resikonya. Penggunaan
radiasi pengion hanya dibolehkan jika maanfaat yang
diperoleh dari penggunaan tersebut lebih besar daripada
resikonya. Jika ada teknologi lain yang memiliki resiko
lebih rendah namun memiliki kehandalan yang hampir
sama dengan teknologi penggunaan radiasi pengion,
maka penggunaan teknologi lain tersebut sangat
dianjurkan.
2. Limitasi
Setelah penggunaan radiasi pengion untuk tujuan
tertentu terjustifikasi, maka penerapan pembatasan dosis
radiasi yang diterima manusia harus dibatasi. Menurut
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang
Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber
Radioaktif, pembatasn ini dapat dilakukan dengan cara,
antara lain:
melakukan pemantauan paparan radiasi dengan
surveymeter;
melakukan pemantauan dosis yang diterima pekerja;
dan
menyediakan perlengkapan proteksi radiasi.
Peralatan proteksi radiasi antara lain berupa tanda
radiasi seperti ditunjukkan dalam Gambar 1 dan
pelindung paparan (apron) seperti dalam Gambar 3.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Chrisantus Aristo Wirawan Dwipayana / Proteksi Radiasi Dalam Radiologi Diagnostik Bagi
Wanita Usia Subur dan Wanita Hamil
Tanda radiasi berguna untuk memberikan peringatan
bahwa pada daerah tersebut terdapat bahaya radiasi.
Atau
135
Pemasangan Tanda Peringatan. Dalam batang tubuh
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Nomor 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi
Dalam Penggunaan Pesawat Sinar X Radiologi
Diagnostik dan Intervensional, belum mengatur
tentang cara mengurangi resiko bahaya radiasi
terhadap kehamilan. Namun pada bagian lampiran,
terdapat klausul “Poster peringatan bahaya Radiasi
harus dipasang di dalam ruangan pesawat sinar-X,
yang memuat tulisan ”WANITA HAMIL ATAU
DIDUGA HAMIL HARUS MEMBERITAHU
DOKTER ATAU RADIOGRAFER” [4]. Gambar 2
merupakan contoh salah satu tanda peringatan di
rumah sakit swasta di Jakarta.
Gambar 1. Pilihan tanda radiasi berdasarkan Peraturan
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8
Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam
Penggunaan Pesawat Sinar X Radiologi
Diagnostik dan Intervensional
3. Optimisasi
Walaupun paparan radiasi sudah dibatasi dengan azas
limitasi, namun agar proteksi radiasi dapat berjalan
dengan baik perlu dilakukan optimisasi. Optimisasi harus
diupayakan agar pekerja dan anggota masyarakat
menerima paparan radiasi serendah mungkin yang dapat
dicapai. Penerapan optimisasi harus mempertimbangkan
faktor teknologi, ekonomi, dan sosial [3].
B. Proteksi Radiasi Bagi Wanita Usia Subur dan Wanita
Hamil.
Dalam menetapkan pemeriksaan sinar-X pada wanita
hamil, terutama pada bagian panggul, pertimbangan
menyeluruh mengenai akibat paparan terhadap janin
harus dilakukan. Hal ini dikarenakan radiasi pada bagian
panggul yang mengenai janin dapat mempengaruhi
perkembangan janin.
Paparan radiasi terhadap janin dapat meningkatkan
risiko efek somatik pada dirinya sendiri dan juga
meningkatkan risiko efek genetik hingga ke keturunan
yang berikutnya. Oleh karena itu, setiap upaya harus
dilakukan untuk menghindari paparan yang tidak perlu
terhadap wanita hamil. Hal ini penting selama tahap
kehamilan dini karena saat tersebut adalah potensi paling
besar radiasi merusak dengan cepat jaringan yang sedang
membelah. Untuk mengurangi resiko akibat paparan
radiasi saat pemeriksaan radiologi diagnostik, proteksi
radiasi dapat dilakukan dengan berbagai cara:
Memastikan wanita tidak dalam kondisi hamil.
Sebelum pemeriksaan radiologi diagnostik perlu
dipastikan pasien tidak dalam kondisi hamil atau
mungkin hamil. Dokter, perawat, radiografer dan staf
terkait harus memastikan hal ini.
Gambar 2. Contoh tanda peringatan bagi wanita hamil di
salah satu rumah sakit swasta di Jakarta.
Bagi dokter yang menginstruksikan pemeriksaan
radiologi diagnostik dan juga radiografer yang
melaksanakan tindakan radiologi diagnostik harus
memperhatikan hal-hal tambahan sebagai berikut:
o Pemeriksaan radiologi pada bagian panggul ibu
hamil yang tidak menambah hasil pemeriksaan
klinis harus dihindarkan.
o Wanita hamil tidak boleh diperiksa dengan
fotofluorografi paru.
o Apabila radiografi daerah panggul harus
dilakukan, maka paparan harus diusahakan sampai
serendah mungkin. Selain itu, penahan radiasi
gonad serta perlengkapan penahan radiasi lain
harus digunakan.
o Radiografi tidak boleh digunakan untuk
menentukan keberadan janin yang tidak normal
atau untuk mengetahui lokasi plasenta. Teknik
pemeriksaan lain seperti, ultrasonongrafi lebih
tepat untuk tujuan pemeriksaan ini.
Radiografi dengan alasan klinis yang tepat untuk
anggota tubuh (kaki dan tangan) dan bagian tubuh
wanita hamil lainya, hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan kolimasi berkas sinar-X yang baik dan
menggunakan penahan radiasi yang tepat pada daerah
sekitar panggul. Dokter spesialis radiologi dan
radiografer harus memberi perhatian khusus terhadap
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
136
Chrisantus Aristo Wirawan Dwipayana / Proteksi Radiasi Dalam Radiologi Diagnostik Bagi
Wanita Usia Subur dan Wanita Hamil
faktor penting untuk mengurangi dosis organ pasien,
yaitu:
o Kolimasi berkas sinar-X yang benar. Tidak cukup
semata-mata membatasi berkas ukuran penerima
citra. Kehati-hatian harus dilakukan untuk
membatasi dosis radiasi baik pada bagian yang
akan diperiksa maupun bagian yang tidak
diperiksa.
o Penahan radiasi organ reproduksi. Penahan radiasi
yang memadai pada daerah sekitar organ
reproduksi harus digunakan jika berkas utama
sinar-X dekat dengan organ reproduksi atau
sekitar organ reproduksi. Gambar 3 merupakan
contoh penahan radiasi organ reproduksi
o Pemilihan faktor teknik yang sesuai. Pemilihan
tegangan tabung, arus dan filtrasi harus tepat
prosedur diagnostik organ reproduksi atau sekitar
reproduksi [5].
B. Saran
Mengingat
pengetahuan
masyarakat
tentang
keselamatan dan proteksi radiasi bagi wanita subur dan
wanita hamil sangat kurang, perlu dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut dapat berupa
seminar, penyuluhan, dan penyebaran informasi.
Penyebaran informasi dapat dilakukan melalui poster
informasi di berbagai lokasi terutama di sekitar rumah
sakit.
PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
ICRP, Pregnancy and Medical Radiation, ICRP
Publication 84, Pergamon, Oxford. 2000.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Materi Diklat Inspektur
Pratama Tingkat Satu, Jakarta, 2011.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Peraturan Pemerintah
No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion
dan Keamanan Sumber Radioaktif, Jakarta, 2007.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Peraturan Kepala
Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011
tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan
Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik dan
Intervensional, Jakarta. 2011,
NCRP, Medical Radiation Exposure of Pregnant and
Potentially Pregnant Women, NCRP Report No. 54,
National Council on Radiation Protection and
Measurements, Washington,1977.
TANYA JAWAB
F. Tolino, USD
? Apakah efek untuk ibu hamil berbeda dengan efek
untuk wanita subur ?
Chrisantus, BAPETEN
@ Efek pada ibu hamil, yang jadi perhatian selain organ
reproduksinya juga efek terhadap janinnya. Sedangkan
pada wanita usia subur yang diperhatikan adalah organ
reproduksinya.
Gambar 3. Contoh Penahan Radiasi Organ Reproduksi
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemeriksaan radiologi terhadap wanita hamil dan
wanita usia subur harus benar-benar memperhatikan
keselamatan dan proteksi radiasi, terutama pada bagian
panggul. Dokter, radiografer, perawat dan staf terkait
memiliki peran yang sangat penting dalam terlaksananya
proteksi radiasi bagi wanita usia subur dan wnita hamil
dalam radiologi diagnostik. Selain itu, saat ini
pengetahuan masyarakat terkait keselamatan dan proteksi
radiasi terhadap kehamilan dan wanita usia subur
mungkin masih sangat kurang.
Pada peraturan belum ada peraturan yang dengan jelas
dan tuntas mengatur proteksi radiasi terhadap wanita usia
subur dan wanita hamil. Peraturan yang baru memuat
klausul “Poster peringatan bahaya Radiasi harus dipasang
di dalam ruangan pesawat sinar-X, yang memuat tulisan
”WANITA HAMIL ATAU DIDUGA HAMIL HARUS
MEMBERITAHU DOKTER ATAU RADIOGRAFER”
dan klausul ini hanya terdapat pada bagian lampiran.
Bambang Murdaka, UGM
? Radiasi yang berpengaruh itu jenis apa ? α,β, ataukah γ?
Chrisantus, BAPETEN
@ Yang biasa digunakan untuk radiologi diagnostik
adalah x-ray sehingga yang berpengaruh dan yang perlu
diperhatikan adalah x-ray.
Kusminarto, UGM
? BAPETEN sebagai badan pengawas apakah memiliki
program kegiatan audit terhadap pengguna radiasi?
Chrisantus, BAPETEN
@ Pengawasan penggunaan sumber radiasi pengion yang
oleh BAPETEN dilakukan dengan kegiatan yang telah
dituangkan dalam Peraturan, Perizinan, Inspeksi.
Kegiatan Inspeksi dilakukan untuk memastikan
pemenuhan persyaratan keselamatan dan proteksi radiasi.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015
ISSN : 0853-0823
Download