Pertemuan ke-4 Fonetik: Tahapan Komunikasi, Proses Pembentukan, dan Tanskripsi Fonetis UBD-HASTARI 2009 1 TAHAPAN KOMUNIKASI Tahap Linguistik-Tahap Fisiologis Tahap Akustis Tahap Fisiologis-Tahap Linguistik UBD-HASTARI 2009 2 Kegiatan berkomunikasi lisan dimulai dari otak pembicara. Dengan memanfaatkan fungsi kreativitas otak, pembicara (O1) menemukan atau mempunyai gagasa (ide) yang akan disampaikan kepada pendengar (O2). O1 memilih kata, frase, atau ungkapan yang dapat mewakili gagasan tersebut. Lalu menyusunnya dalam bentuk kalimat yang sesuai dengan sistem bahasa yang dipakainya. Tahap pemilihan unsur kebahasaan yang sesuai dengan ide tersebut disebut tahap linguistik. UBD-HASTARI 2009 3 Setelah gagasan tersusun dalam otak, kemudian otak, mengaktifkan saraf motoris dan mengirimkan perintah dalam bentuk rangsangan-rangsangan ke otot-otot alat ucap. Atas perintah ini, alat ucap mengadakan kegiatan sehingga memunculkan perubahan tekanan udara disekelilingnya yang berpotensi menimbulkan fonasi. Fungsi transmisi otak ini berada pada tahap fisiologis. UBD-HASTARI 2009 4 Perubahan tekanan udara yang diakibatkan oleh gerakan alat ucap tadi, menimbulkan gelombang bunyi yang merambat keluar dari alat ucap O1 oleh hantaran udara menuju ke alat pendengar O2. Posisi gelombang bunyi yang berada antara alat ucap O1 dan alat dengar O2 ini disebut tahap akustis. UBD-HASTARI 2009 5 Gelombang bunyi yang berjalan melalui udara tersebut masuk ke dalam alat dengar O2 sehingga merangsang saraf sensori yang dikendalikan otak dan diserapnya sebagai bunyi. Tahap pengaktifan fungsi dengar yang dikendalikan oleh otak ini disebut tahap fisiologis. UBD-HASTARI 2009 6 Serangkaian bunyi yang didengar O2 kemudian dicocokan dengan pengetahuan sistem bunyi bahasa sehingga O2 mengerti atas gagasan dalam kalimat yang dikomunikasikan O1. Proses pengolahan gejala bunyi menjadi realitas bahasa yang bisa dimengerti ini dilakukan oleh otak O2 dalam kapsitasnya sebagai fungsi kreativitas. Tahap ini disebut tahap linguistik. UBD-HASTARI 2009 7 Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya bisa diketahui bahwa yang menjadi cakupan fonetik adalah tahap fisiologis (yaitu ketika O1 memproduksi bunyi), tahap akustis (yaitu ketika gelombang bunyi bergerak dari alat ucap O1 menuju ke alat dengar O2), dan tahap fisiologis (yaitu ketika gelombang bunyi didengar oleh alat dengar O2 sebagai bunyi). UBD-HASTARI 2009 8 Dari ketiga jenis fonetik tersebut, yang dibahas dalam fonologi-linguistik terutama fonetik artikulatoris. Sebab, kita sebagai manusia normal mempunyai organ tubuh yang dapat difungsikan untuk memproduksi bunyi bahasa, juga pragmatis karena kita bisa langsung menggunakannya dalam praktik berbahasa sehingga tidak memerlukan laboratorium khusus. UBD-HASTARI 2009 9 PROSES PEMBENTUKAN BUNYI Sumber energi utama dalam proses pembentuk bunyi bahasa adalah arus udara dari/ke paru-paru. Sarana utama yang berperan dalam proses pembentukan bunyi bahasa: Arus udara Pita suara Alat ucap UBD-HASTARI 2009 10 Arus udara Egresif (menuju ke luar dari paru-paru) Ingresif (menuju paru-paru) Pita suara Pita suara bergetar atau digetarkan arus udara yang keluar masuk paru-paru. Pita suara bergetar dengan cara membuka dan menutup Lubang membukanya pita suara disebut glotis Pita suara terletak di kerongkongan (larynx/laring) dalam posisi mendapar dari muka (anterior) ke belakang (posterior) Alat ucap Komponen Supraglotal Komponen Laring Komponen Subglotal UBD-HASTARI 2009 11 TRANSKRIPSI FONETIS Transkripsi Fonetis adalah perekaman bunyi dalamm bentuk lambang tulisan. Contoh Lambang Fonetis : Lambang Fonetis Alfabet Latin Contoh [i] Sama dengan huruf i [bi+sa] ‘bisa’ [p] Sama dengan huruf p [pa+pan] ‘papan’ [b] Sama dengan huruf b [Ka+bar] ‘kabar’ [e] Sama dengan huruf e [Sa+te] ‘sate’ UBD-HASTARI 2009 12